Luar biasa! Membaca karya Sabil Ananda seperti membuktikan kapasitas menulisnya yang semakin cemerlang. Ringan namun sarat makna.

Transkripsi

1 Kata Mereka Tentang Celoteh Pelangi "Membaca buku ini seperti menjejaki kehidupan sehari-hari yang mungkin pernah dilewati oleh banyak orang..ceritanya mengalir, ringan dan penuh makna...semoga bisa menginspirasi setiap pembacanya dan menjadi amal sholeh bagi penulisnya...selamat membaca" (Emma Indirawati, Psikolog) "Mengalir dan Menyentuh. Dua kata yang bisa kuungkapkan setelah membaca kumpulan cerpen Sabil Ananda ini. Alur cerita yang tidak dibuat-buat dan memberikan nilai tersendiri dari sudut pandang yang berbeda-beda". (Rahmah-Amma O'Chem. Dosen, Blogger, Penulis dan Penikmat Sastra) Di balik pelangi ada banyak warna. Di balik setiap warna tersimpan banyak kisah yang mengandung sejuta rasa. Membaca kisah-kisah di dalamnya selalu merasakan sensasi yang berbeda-beda, seperti masuk di dalam kisah yang tertulis. (Isva Ginanda Putra. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) Luar biasa! Membaca karya Sabil Ananda seperti membuktikan kapasitas menulisnya yang semakin cemerlang. Ringan namun sarat makna. Ada pesan

2 membangun di setiap cerpen yang disajikan. Seperti suatu pelajaran hidup namun tanpa ada unsur menggurui. Good Job, Sahabatku! (Petra Shandi, Penulis Cattelya) Sungguh, kumpulan cerpen yang amat menarik dengan diksi yang indah. Cerita-cerita di dalamnya penuh makna, mengangkat realita kehidupan kita. Di sini kita bisa menemukan semangat keyakinan dan solusi dalam menyikapi berbagai kenyataan hidup. Sukses selalu Sabil Ananda. (Miranda Seftiana, Penulis dan Penyair) Membaca cerpen-cerpen Sabil Ananda tak ubahnya seperti menyaksikan beberapa cuplikan kejadian sehari-hari. Ada yang melodrama, ada yang konyol juga. Membaca buku ini tak akan membuat anda mengernyitkan dahi, karena penulis menyajikan dengan apa adanya. (Gea Harovansi, Mahasiswa Universitas Negeri Padang dan Penikmat Sastra)

3 PROLOG Kehidupan itu bagaikan roda yang terus berputar, ada kalanya manusia berada di atas, namun ada kalanya manusia berada pada titik nadir yang melenakan. Tinggal bagaimana kita menjalani kehidupan kita yang berbeda satu dengan yang lain, seperti warna pelangi yang beraneka warna. Pelangi, kata ini identik dengan sesuatu hal yang indah, yang muncul setelah kesusahan. Pelangi selalu hadir setelah hujan gerimis maupun deras. Begitu juga seperti kehidupan, awalnya memang sulit dijalani namun setelah itu aka n ada kemudahan yang ditemui. Celoteh Pelangi menghadirkan kisah-kisah beraneka rasa, sedih, senang, bahagia, amarah, emosi, jatuh cinta dan kecewa. Penulis berusaha memberikan sesuatu yang bisa dibagikan untuk para pembacanya dalam untaian kaliamat. Mereka yang

4 pernah merasakan pahit-getir kehidupan akan merasakan betul bagaimana rasa saat menjalaninya. Celoteh Pelangi ini saya hadirkan sebagai sepercik warna dari sebagian kisah hidup yang pernah dialami oleh sebagian orang. Celoteh Pelangi ini seperti celotehan seorang sahabat yang kemudian saya tuangkan dalam beberapa kisah, semoga kisahkisah di dalamnya dapat memberikan warna di hati para pembacanya. Selamat menikmati makanan pembuka dari kumpulan cerpen Celoteh Pelangi, bacalah dengan hati terbuka. Tidak ada maksud untuk menyinggung siapapun, karena kehidupan selalu banyak rasa. Sabil Ananda,

5 CINTA TAK BUTUH AIR MATA Air mata hadir tidak hanya ketika hatimu sedih, terluka dan kecewa. Ia hadir untuk melepaskan segalanya yang ada di dalam hati. Cihuy! Patah hati, Cuy! jerit gw girang. Riska dengan tampang begonya megang jidat gw yang agak-agak panas, Angy, gak salah lo? Patah hati malah seneng. ujarnya sembari geleng-geleng ngeliat tingkah gw kayak monyet dapat pisang. Ah, cupu lo! Masa patah hati gw musti nangis bombay? samber gw cuek. Diary ungu butut gw keluarin, sebuah daftar panjang yang berlipat-lipat gw buka dan menuliskan sebuah nama PUTRA. Apaan tuh? tanya Riska penuh selidik. Ah, ada deh.. sembari meninggalkan Riska yang masih gak ngerti sama sikap cuek bebek temennya yang satu ini. Alay plus-plus. Gw emang udah lama pacaran sama Putra, cowok baik hati, tidak sombong, suka menabung alias hematnya bukan main dan pendiamnya luarrrr biasa. Semua kejadian ajib bin gokil udah gw lewatin

6 bareng doi, tapi bukan berarti kita bakal selamanya, saling mengerti dan takkan berpisah. Non-sense. Buat gw cinta emang perlu diperjuangin, ibarat menempuh ujian akhir semester apapun musti kita lakuin demi ujian, mulai dari buat catatan sekecilkecilnya umat, bahan ujian difotokopi diperkecil sampe ngafalin komat-kamit hingga tengah malam. Percuma dong kalau udah usaha tapi hasilnya nihil. Nah, gitu juga dengan cinta, buat gw simpel, gak neko-neko dan santai. Meski di luar gw terlihat cuek, santai dan gak ada beban tapi di dalam hati gw teriris-iris, dibagi tujuh kayak jembatan sirathol-mustaqim. Daftar nama panjang itu bagian dari cara gw mengobati luka yang teriris akibat putus. Eits, bukan karena gw playgirl cap gomeh namun daftar lelaki yang pernah mengajari gw banyak hal. Terutama tentang kehidupan, perasaan juga logika. Cinta pertama gw itu cinta monyet, tapi berkesannya sampe sekarang, sebab doi ngajarin gw gimana cara menghargai diri gw sendiri. Doi gak pernah nyentuh