KUESIONER UNTUK EKSPERIMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KUESIONER UNTUK EKSPERIMEN"

Transkripsi

1 L A M P I R A N

2 KUESIONER UNTUK EKSPERIMEN Pada eksperimen ini, peneliti ingin meneliti tentang keputusan manajer dalam menentukan investasi perusahaan. Manajer akan menganalisa investasi dengan menggunakan balanced scorecard. Responden dalam eksperimen ini bertindak sebagai manajer tersebut. Tahapan yang dilakukan untuk mengambil keputusan investasi dalam ekperimen adalah: 1. Responden yang bertindak sebagai manajer akan diberi informasi tentang pengertian balanced scorecard dan diharapkan responden memahaminya. 2. Setelah responden memahami pengertian balanced scorecard, responden diminta untuk menganalisis investasi dengan menggunakan kartu skor yang telah disediakan. 3. Responden akan menilai investasi mana yang memenuhi target perusahaan pada tiap perspektifnya. 4. Responden akan memutuskan jumlah dana yang akan dikeluarkan untuk tiap investasi tersebut. Pengertian Balanced Scorecard Terkadang bisnis profesional harus membuat keputusan investasi, seperti, apakah akan membangun pabrik baru di kota yang baru atau apakah akan menambah fasilitas produksi yang ada. Terdapat banyak cara untuk mengevaluasi peluang investasi tersebut. Salah satu metode yang digunakan oleh banyak perusahaan adalah balanced scorecard (BSC). BSC memberikan pengukuran yang akan digunakan manajer untuk membuat investasi dan keputusan lainnya. Pengukuran ini memberikan evaluasi karakteristik investasi yang berhubungan dengan tujuan stategis perusahaan.pengukuran diklasifikasikan dalam berbagai perspektif bisnis. Misalnya perspektif pelanggan, berisi pengukuran yang berhubungan dengan kinerja pelayanan pelanggan perusahaan.tujuan utama dari BSC adalah untuk membantu manajer membuat keputusan investasi yang sesuai dengan tujuan utama bisnis perusahaan.

3 Jawablah pertanyaan berikut agar kami bisa yakin bahwa Anda memahami penjelasan di atas dari balanced scorecard: Pilihlah jawaban dengan memberi tanda centang ( ) pada kolom jawaban. Keterangan Benar Salah Balanced Scorecard dapat digunakan mengevaluasi peluang investasi Balanced Scorecard menyediakan pengukuran, namun pengukuran ini tidak membantu mencapai tujuan bisnis. Salah satu tujuan utama menggunakan Balanced Scorecard adalah untuk membuat keputusan investasi yang sesuai dengan tujuan utama bisnis perusahaan. Balanced Scorecard adalah salah satu cara yang digunakan manajer untuk dapat mengevaluasi peluang investasi. Perusahaan dapat menggunakan Balanced Scorecard untuk membantu manajer membuat keputusan sesuai dengan tujuan perusahaan. Anda adalah seorang manajer perusahaan ABC.Perusahaan ABC memiliki tujuan bisnis strategis yaitu untuk mencapai kesuksesan finansial bagi para pemegang saham sekaligus melakukan bisnis yang menunjukkan tanggung jawab utama untuk pengelolaan lingkungan. Perusahaan ABC telah membuatperencanaan dan pengembangan produk baru, dan akan melakukan ekspansi besar di dua fasilitas produksi yang digunakan untuk melaksanakan proses produksi. Setiap ekspansi merupakan peluang investasi yang terpisah, dimana kedua fasilitas produksi tersebut akan digunakan oleh perusahaan.anda diminta untuk menganalisis dua peluang investasi potensial ini menggunakan balanced scorecard. Anda akan menilai investasi mana yang memenuhi target yang ditentukan perusahaan pada tiap perspektifnya. Perusahaan Anda memiliki Rp (dua ratus milyar rupiah) dalam anggaran investasi perusahaan, dan Anda dapat mengalokasikan jumlah ini dengan cara apapun untuk dua investasi yang ditawarkan. Anda diminta untuk

4 mengalokasikan jumlah dana investasi pada tiap-tiap investasi. Jumlah dana yang Anda investasikan harus menunjukkan tingkat di mana Anda yakin investasi ini akan memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan strategis bisnis perusahaan. Sebelum Anda melihat kartu skor, silakan jawab pertanyaan berikut: (Beri tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban di bawah ini) 1. Berapa banyak perspektif yang terkandung dalam Balance Scorecard? a. 1 perspektif b. 2 perspektif c. 3 perspektif d. 4 perspektif 2. Berapa dana dari dana yang disediakan perusahaan sebesar Rp yang akan Anda alokasikan untuk dua investasi? a. Dialokasikan semua b. Dialokasikan semua secara bertahap c. Tidak dialokasikan semua Data Responden NIM :

5 Kartu Skor Penilaian Kinerja dengan SBSC (Lima Perspektif) (Kartu skor ini diberikan pada responden yang melakuan treatment dengan menggunakan SBSC. Untuk responden yang melakuan treatment dengan menggunakan BSC, pada kartu skor tidak ada perspektif lingkungan) Pada bagian ini, Anda akan melihat kartu skor penilaian kinerja pada tiaptiap investasi. Anda diminta untuk menganalisis kinerja investasi berdasarkan Balanced Scorecard dengan lima perspektif di dalamnya. Perspektif Keuangan Pengembalian atas investasi Peningkatan Arus Kas Tahunan Pertumbuhan Penjualan Jangka Waktu Pengembalian Target yang Ditentukan Perusahaan ABC Investasi A Investasi B 17% 15% - 20% 16% - 22% Rp Rp Rp Rp Rp % 22% - 27% 18% - 23% 3 tahun 5 tahun 3 tahun Perspektif Pelanggan Target yang Ditentukan Perusahaan ABC Investasi A Investasi B Tingkat kepuasan pelanggan 8.2 dari dari dari 10 Persentase penjualan untuk pelanggan baru 19% 14% - 18% 17% - 20% Referensi pelanggan Penawaran produk baru kepada pelanggan Perspektif Proses Internal Bisnis Target yang Ditentukan Perusahaan ABC Investasi A Investasi B

6 Lamanya waktu untuk memproses permintaan pelanggan Jumlah ketidaktersediaan untuk sebuah permintaan per tahun Ketepatan waktu pengiriman dalam presentase Jumlah waktu untuk meluncurkan produk waktu ke pasar 2 hari 1-4 hari 3-6 hari % 88-92% 92-96% 3 bulan 4-6 bulan 2-5 bulan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Target yang Ditentukan Perusahaan ABC Investasi A Investasi B Pergantian karyawan 12% 14-18% 10-14% Jumlah sertifikasi pelatihan karyawan Kepuasan karyawan 86% 85-88% 80-84% Jumlah kecelakaan kerja 1 karyawan per tahun

7 Perspektif Lingkungan Penghematan biaya energi Jumlah pengaduan masyarakat tentang emisi polusi perusahaan Emisi nitrogen dioksida per tahun (dalam ton) Jumlah jam pelatihan per karyawan pabrik untuk tanggap darurat lingkungan Target yang Ditentukan Perusahaan ABC Rp Investasi A Rp Rp Investasi B Rp Rp Setelah menganalisis kartu skor dengan menggunakan balanced scorecard, Anda diminta untuk menjawab pertanyaan berikut: Berapa banyak biaya dari Rp (dua ratus milyar rupiah) yang akan anda habiskan untuk: Investasi A? Rp Investasi B? Rp Jumlah Rp (Total jawaban Anda harus sama dengan Rp ) Perhatikan bagaimana balanced scorecard dibagi ke dalam berbagai bagian yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (dan lingkungan). Silahkan memperkirakan (dalam persentase) berapa banyak penekanan yang ditempatkan perspektif berikut yang digunakan dalam balanced scorecard. Tidak ada jawaban yang benar atau salah,peneliti hanya ingin melihat apa yang Anda rasa penting dalam membuat keputusan Anda. Total jawaban Anda harus sama dengan 100%.

8 Keuangan % Pelanggan % Proses Internal Bisnis % Pembelajaran dan Pertumbuhan % Lingkungan % Total % Data Responden NIM : Jenis kelamin : Umur :

9 DATA HASIL EKSPERIMEN

10 DATA HASIL EKPERIMEN PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN BSC No NIM Jenis Kelamin Umur (Thn) Jml Perspektif Investasi A Investasi B Jumlah Keuangan Pelanggan Proses Internal Bisnis Pembelajaran & Pertumbuhan Jumlah P 20 2 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 25% 20% 25% 100% P 20 2 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% P 20 2 Rp 20,000,000,000 Rp 180,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% L 21 4 Rp 70,000,000,000 Rp 130,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 30% 20% 20% 100% P 21 2 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% P 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 30% 35% 15% 100% P 21 2 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 20% 20% 100% P 20 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 50% 20% 10% 20% 100% L 21 3 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 35% 35% 20% 10% 100% P 20 2 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 45% 10% 25% 100% P 19 4 Rp 120,000,000,000 Rp 80,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 30% 30% 100% P 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 30% 20% 20% 100% P 20 2 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 30% 20% 20% 100% P 21 2 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 20% 30% 20% 100% P 21 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% P 21 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% P 21 2 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 30% 20% 20% 100% P 19 2 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 30% 10% 100% P 20 2 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 30% 10% 100% P 20 2 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 45% 15% 10% 100% L 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 40% 15% 15% 100% P 20 2 Rp 70,000,000,000 Rp 130,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 20% 35% 20% 100% P 21 2 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 45% 20% 10% 25% 100% P 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 20% 25% 25% 100% P 19 2 Rp 70,000,000,000 Rp 130,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% P 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 25% 25% 20% 100% P 20 2 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 25% 25% 20% 100%

11 P 20 2 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 20% 20% 100% P 20 2 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 10% 25% 25% 40% 100% P 20 2 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 10% 25% 25% 40% 100% P 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 30% 30% 100% P 20 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% P 19 2 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 30% 10% 100% P 20 2 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 20% 20% 100% P 24 2 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% P 24 2 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% P 24 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 18% 35% 35% 12% 100% P 25 5 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 15% 20% 35% 100% L 21 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 30% 35% 15% 100% G P 22 4 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 30% 20% 20% 100% P 21 4 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 30% 20% 20% 100% P 21 3 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 30% 25% 25% 100% P 25 2 Rp 85,000,000,000 Rp 115,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 25% 25% 100% L 22 4 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 30% 20% 20% 100% P 20 2 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 20% 20% 100% L 21 4 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 42% 18% 100% P 21 4 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 30% 20% 25% 100% P 21 4 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 15% 50% 15% 100% P 20 4 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 50% 15% 20% 15% 100% P 23 4 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 50% 15% 25% 10% 100% L 20 4 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 30% 20% 10% 100% P 19 4 Rp 120,000,000,000 Rp 80,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 20% 25% 25% 100% Jumlah Rp 4,530,000,000,000 Rp 5,870,000,000, % 1315% 1262% 1095% Rata-Rata Rp 87,115,384,615 Rp 112,884,615, % 25.3% 24.3% 21.1%

12 DATA HASIL EKPERIMEN PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN SBSC No NIM Jenis Kelamin Umur (Thn) Jml Perspektif Investasi A Investasi B Jumlah Keuangan Pelanggan Proses Internal Bisnis Pembelajaran & Pertumbuhan Lingkungan L 20 3 Rp 110,000,000,000 Rp 90,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% P 21 2 Rp 130,000,000,000 Rp 70,000,000,000 Rp 200,000,000,000 15% 15% 20% 20% 30% 100% P 19 2 Rp 60,000,000,000 Rp 140,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 20% 20% 10% 20% 100% L 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 40% 0% 20% 10% 100% L 20 2 Rp 115,000,000,000 Rp 85,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 20% 15% 15% 25% 100% L 19 3 Rp 125,000,000,000 Rp 75,000,000,000 Rp 200,000,000,000 27% 25% 13% 10% 25% 100% L 21 3 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 15% 15% 15% 25% 100% P 20 2 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 35% 8% 7% 15% 35% 100% L 20 2 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 0% 0% 30% 30% 100% P 20 2 Rp 125,000,000,000 Rp 75,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 15% 15% 30% 100% P 21 2 Rp 92,000,000,000 Rp 108,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 20% 10% 10% 100% P 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 20% 15% 10% 15% 100% P 20 2 Rp 140,000,000,000 Rp 60,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 30% 20% 20% 10% 100% L 20 3 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 15% 20% 15% 20% 100% P 21 2 Rp 125,000,000,000 Rp 75,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 30% 15% 10% 20% 100% P 21 2 Rp 140,000,000,000 Rp 60,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 30% 15% 15% 15% 100% P 20 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 20% 20% 15% 20% 100% P 20 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 15% 15% 20% 100% P 20 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 15% 30% 15% 15% 25% 100% P 20 2 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% L 20 2 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 15% 20% 20% 20% 25% 100% P 20 2 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 20% 20% 15% 20% 100% P 19 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 35% 13% 15% 12% 100% P 20 2 Rp 40,000,000,000 Rp 160,000,000,000 Rp 200,000,000,000 23% 15% 25% 22% 15% 100% P 20 2 Rp 70,000,000,000 Rp 130,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 30% 20% 15% 15% 100% P 22 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% P 19 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% Jumlah

13 L 20 2 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 10% 20% 30% 100% L 20 2 Rp 50,000,000,000 Rp 150,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 10% 20% 25% 25% 100% P 20 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% P 20 2 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% P 20 4 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 15% 10% 25% 25% 100% L 20 2 Rp 120,000,000,000 Rp 80,000,000,000 Rp 200,000,000,000 35% 20% 15% 10% 20% 100% P 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 30% 15% 15% 10% 100% P 20 2 Rp 120,000,000,000 Rp 80,000,000,000 Rp 200,000,000,000 15% 15% 30% 30% 10% 100% P 19 4 Rp 100,000,000,000 Rp 100,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% P 20 2 Rp 130,000,000,000 Rp 70,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% P 24 2 Rp 125,000,000,000 Rp 75,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 20% 15% 15% 25% 100% P 25 3 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% L 23 4 Rp 145,000,000,000 Rp 55,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 20% 20% 15% 20% 100% P 21 5 Rp 90,000,000,000 Rp 110,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 15% 20% 20% 25% 100% P 21 5 Rp 150,000,000,000 Rp 50,000,000,000 Rp 200,000,000,000 10% 35% 10% 25% 20% 100% L 20 4 Rp 60,000,000,000 Rp 140,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 40% 15% 5% 10% 100% P 20 2 Rp 75,000,000,000 Rp 125,000,000,000 Rp 200,000,000,000 45% 25% 15% 5% 10% 100% P 20 5 Rp 120,000,000,000 Rp 80,000,000,000 Rp 200,000,000,000 40% 15% 15% 10% 20% 100% P 21 4 Rp 135,000,000,000 Rp 65,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 10% 30% 10% 30% 100% G P 21 5 Rp 125,000,000,000 Rp 75,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 20% 20% 5% 30% 100% P 21 3 Rp 115,000,000,000 Rp 85,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 15% 15% 20% 100% P 24 2 Rp 120,000,000,000 Rp 80,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 25% 15% 15% 20% 100% P 23 2 Rp 105,000,000,000 Rp 95,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% P 24 2 Rp 145,000,000,000 Rp 55,000,000,000 Rp 200,000,000,000 25% 20% 20% 15% 20% 100% P 24 2 Rp 125,000,000,000 Rp 75,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% P 23 4 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 20% 20% 20% 20% 20% 100% L 20 4 Rp 80,000,000,000 Rp 120,000,000,000 Rp 200,000,000,000 30% 10% 20% 15% 25% 100% Jumlah Rp 5,637,000,000,000 Rp 5,163,000,000, % 1133% 928% 897% 1107% Rata-Rata Rp 104,388,888,889 Rp 95,611,111, % 21.0% 17.2% 16.6% 20.5%

Lampiran 1. Bobot Score Perspektif Kinerja Balanced Scorecard

Lampiran 1. Bobot Score Perspektif Kinerja Balanced Scorecard Lampiran 1 Bobot Score Perspektif Kinerja Balanced Scorecard 54 Lampiran 2: Kuesioner Pelanggan Nomor: KUISONER PELANGGAN Kuisoner ini terdiri dari 3 (tiga) bagian. Bagian pertama merupakan isian mengenai

Lebih terperinci

Nama : Rindy Agustin NPM : Kelas : 3 EB 21

Nama : Rindy Agustin NPM : Kelas : 3 EB 21 PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PT. MATAHARI PUTRA PRIMA. TBK Nama : Rindy Agustin NPM : 25210987 Kelas : 3 EB 21 PENDAHULUAN Persaingan antar pelaku

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara, bergerak di bidang jasa komunikasi pos dan giro yang melayani seluruh lapisan masyarakat. Untuk dapat mencapai keberhasilan jangka panjangnya,

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang kompetitif, perusahaan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan agar tetap bertahan di tengah-tengah persaingan yang sedang terjadi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja PT Pos Indosesia (Persero) Bandung 40000 dengan pendekatan perspektif Balanced Scorecard yang telah dilakukan, maka dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI III. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian... 40

DAFTAR ISI III. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian... 40 DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN...1 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Permasalahan...6 1.2.1. Identifikasi Masalah... 6 1.2.2. Rumusan Masalah...8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...9 1.3.1. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perekonomian dunia dalam era pasar bebas, menjadikan persaingan bisnis semakin ketat termasuk persaingan bisnis di indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak Negara maju. Perusahaan-perusahaan nasional maupun internasional berusaha menjadi yang terdepan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

SIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. finansial, dan modal fisik yang berhubungan atau tidak dengan kinerja

SIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. finansial, dan modal fisik yang berhubungan atau tidak dengan kinerja BAB V SIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI BAB V SIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI A. Simpulan Penelitian ini menguji tentang hubungan modal intelektual, modal finansial, dan modal fisik

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1.

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1. KUESIONER IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu Nama Responden = Jenis Kelamin* = Laki-laki Perempuan Usia* = < 30 tahun 31 40 tahun

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Tujuan sistem pengukuran Iktisar Pengukuran Kinerja Asesmen operasional

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Beberapa perusahaan yang sedang berkembang mulai berfikir untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja, yang dahulunya menggunakan sistem pengukuran kinerja tradisional sekarang mulai berfikir untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategik yang merupakan inovasi yang luar biasa. Balanced Scorecard dapat menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam empat perspektif

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

KUESIONER KEPUASAN NASABAH DALAM PELAYANAN MENABUNG PADA BPR BKK KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK

KUESIONER KEPUASAN NASABAH DALAM PELAYANAN MENABUNG PADA BPR BKK KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK 129 KUESIONER KEPUASAN NASABAH DALAM PELAYANAN MENABUNG PADA BPR BKK KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada program strata-1fakultas Ekonomi Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci

Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja Usaha Jasa Restoran. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja Usaha Jasa Restoran. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja Usaha Jasa Restoran Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M., Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, diamanatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Hal ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini agar tetap hidup dan berkembang. Semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penerapan Kriteria Optimalisasi Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja hanya dari perspektif keuangan saja. Hal tersebut tidak tepat diterapkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pertanyaan Kuesioner

Lampiran 1. Pertanyaan Kuesioner Lampiran. Pertanyaan Kuesioner DAFTAR KUESIONER Petunjuk Pengisian Pertanyaan terdiri atas bagian, yaitu bagian A merupakan pertanyaan umum, bagian B merupakan pertanyaan mengenai tipe penugasan, bagian

Lebih terperinci

DJONI TANOPRUWITO DAN HERMANTO SIREGAR

DJONI TANOPRUWITO DAN HERMANTO SIREGAR RINGKASAN EKSEKUTIF FIRMASNYAH HASSAN, 2004. Analisis Kinerja PT Bank Mega, Tbk Dengan Pendekatan Balanced Scoredcard. Dibawah bimbingan DJONI TANOPRUWITO DAN HERMANTO SIREGAR Persaingan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pengukuran kinerja yang diterapkan oleh PT Tera Data Indonusa selama ini hanya berdasarkan hasil analisis pengukuran profitabilitas, dan hasil pengukuran ini

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada masyarakat belum memiliki indikator kinerja memadai, sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA. Apa yang penting, diukur STRATEGI. Apa yang diselesaikan, diberi imbalan

UKURAN KINERJA. Apa yang penting, diukur STRATEGI. Apa yang diselesaikan, diberi imbalan 1 UKURAN KINERJA Laporan kinerja keuangan meskipun penting tetapi hanya merupakan salah satu aspek dari kinerja suatu organisasi. Ada aspek-aspek lain yang juga merupakan ukuran kinerja suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam di RSUD Pasar Rebo dengan menggunakan pendekatan balanced

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

Direktur. Bagian Personalia

Direktur. Bagian Personalia Lampiran Direktur Bagian Akuntansi Bagian Pembelian Bagian Personalia Bagian Pabrik Bagian Pemasaran Sub. Bag. Akuntansi Umum Sub. Bag. Produksi Sub. Bag. Adm. Penjualan Sub. Bag. Biaya Sub. Bag. Gudang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh PT BANK LAMPUNG KCU saat ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh PT BANK LAMPUNG KCU saat ini BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan dan Implikasi 5.1.1 Simpulan Sistem pengukuran yang diterapkan oleh PT BANK LAMPUNG KCU saat ini hanya menterjemahkan strategi perusahaan ke dalam tindakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Instruksi. Deskripsi Kasus

Instruksi. Deskripsi Kasus NIM : Jenis Kelamin : Laki laki / Perempuan Umur : Semester : Instruksi Dalam kasus yang diuraikan di bawah ini anda diminta untuk berperan dalam posisi manajer perusahaan yang bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi mendorong kompetisi yang ketat dalam persaingan yang semakin berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang berbagai strategi

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN 1 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Kinerja lingkungan dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahan. Hal ini juga menunjukkan perlunya informasi biaya lingkungan yang memadai. Bagi

Lebih terperinci

Mengenal Balanced Scorecard

Mengenal Balanced Scorecard Mengenal Balanced Scorecard Dewasa ini balanced scorecard secara luas telah digunakan dalam industri, bisnis dan organisasi publik untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Kreo Tangerang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Kreo Tangerang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama bulan Mei sampai dengan Agustus 2013, tempat penelitian di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Kreo Tangerang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN :

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN : ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk NAMA NPM JURUSAN : HERU HERMAWAN : 23210282 : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Di era sekarang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap manajer baik itu dari level yang tinggi atau level yang lebih rendah. Dalam hal

Lebih terperinci

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan 135 Bab V Penutup V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan proses pengolahan data dan analisis terhadap hasil penelitian pada Divisi TI dan beberapa Divisi/Fungsional lain di PT. Pos Indonesia, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan. Kinerja dalam suatu periode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan PT Bukit Asam (Persero) Tbk telah mengimplementasikan BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja secara efektif, dimulai dari perencanaan, penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan dimasa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam pasar yang semakin kompetitif, organisasi yang tidak melaksanakan perbaikan akan kehilangan daya saingnya. Oleh karena itu suatu perusahaan harus memiliki keunggulan dibanding para pesaingnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja PDAM Kota Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di tengah semakin tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas. kesehatan, bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Di tengah semakin tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas. kesehatan, bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dari tahun ke I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah semakin tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas kesehatan, bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dari tahun ke tahun semakin meningkat. AMDK merupakan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bias meningkatkan kesejahteraan mereka. berbeda. Artinya terjadi kesenjangan harapan (expectation gap) yang bias

BAB I PENDAHULUAN. yang bias meningkatkan kesejahteraan mereka. berbeda. Artinya terjadi kesenjangan harapan (expectation gap) yang bias 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya, menunjukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 183-189 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sistem agar mengetahui sejauh mana sistem itu bekerja, dalam sistem itu sendiri banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka pembangunan di berbagai bidang pun semakin giat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis pun semakin meningkat. Dan untuk menghadapi persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis pun semakin meningkat. Dan untuk menghadapi persaingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat perkembangan persaingan bisnis pun semakin meningkat. Dan untuk menghadapi persaingan tersebut, para usahawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Analisis Industri Analisis SWOT - Perpektif Finansial - Perspektif Pelanggan - Perspektif Proses Bisnis Internal - Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI. Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI. Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA L 1 LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA Parameter: Keterlibatan Pengguna 1. Berapa sering

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP)

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP) BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP) SAGITA DWI SUGESTI 26212780 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA BAB 1: Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Balanced scorecard memberikan informasi yang lebih komprehensif, akurat dan tepat bagi pelaksanaan visi dan misi badan usaha melalui strategi yang dipilihnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang When you can measure what you are speking about, and express it in numbers, you know somethig aboutit; but when you cannot measure it, when you cannot express it in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat berkembang secara pesat. Khususnya yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat, oleh karena itu

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : FENNY LAYARIYANTI SURANA 0634010224 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara NERACA KONSOLIDASI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA KETERANGAN 2006 2007 2008 AKTIVA AKTIVA TETAP (NETTO) 2,482,713,066,583 2,518,816,537,493 2,492,265,069,386 Aktiva Tetap (Bruto) 3,348,544,604,735

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan kebutuhan mereka. Negara kita adalah salah satu dari Negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan kebutuhan mereka. Negara kita adalah salah satu dari Negara-negara di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi atau perdagangan bebas sekarang ini transaksi kegiatan eksport import merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang penting bagi suatu Negara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas, persaingan bisnis yang terjadi di antara perusahaan semakin ketat, termasuk pula pada bisnis di sektor perbankan. Untuk itu, perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xix Xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Semakin baik kondisi perbankan suatu negara, semakin baik pula kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi

Lebih terperinci

Pertanyaan Quesioner Kepuasan Karyawan Tanggapan Kepuasan Karyawan (Dalam Aries Fariztian, 2005) No Daftar Pertanyaan Motivasi untuk

Pertanyaan Quesioner Kepuasan Karyawan Tanggapan Kepuasan Karyawan (Dalam Aries Fariztian, 2005) No Daftar Pertanyaan Motivasi untuk Pertanyaan Quesioner Kepuasan Karyawan Tanggapan Kepuasan Karyawan (Dalam Aries Fariztian, 2005) No Daftar Pertanyaan 1 2 3 4 5 Motivasi untuk bekerja 1 Bagaimana kepuasan anda mengenai pengahargaan prestasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN -33- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah. Pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan atau langkah studi yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PAMINDO TIGA T DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PAMINDO TIGA T DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PAMINDO TIGA T DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD Hesthi Prakoso - 0700687545 Fadil Ade Winata - 0700686063 ABSTRAK Penilaian kinerja merupakan hal yang esensial bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus, adalah jenis penelitian yang merinci

Lebih terperinci

Proses Riset Pemasaran

Proses Riset Pemasaran Presented by : M Anang Firmansyah Proses Riset Pemasaran Riset pemasaran yang efektif mengikuti enam langkah yang dilihatkan dibawah ini Mendefinisikan masalah dan tujuan riset Mengembangkan rencana riset

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengumpulan data dari para nara sumber serta analisis hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya maka selanjutnya ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor yang penting yang harus diperhartikan oleh perusahaan. Oleh

Lebih terperinci

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Pendahuluan Dwi Sulisworo 1 dan Sari Nurmaningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) BAB I PENDAHULUAN Peran rumah sakit/rs dalam membangun kesejahteraan masyarakat sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) memiliki tanggung jawab untuk melayani pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci