NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SASTRA DI SMA"

Transkripsi

1 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Tias Pornawasari Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata menceritakan persahabatan ketiga tokohnya, Ikal, Arai, dan Jimbron yang bermimpi bersekolah ke luar negeri. Mimpi bersekolah ke luar negeri mereka capai dengan kerja keras dan kemandirian. Kerja keras mereka cerminkan lewat bekerja sambil sekolah bahkan sampai di bangku kuliah. Kekuatan mimpi akhirnya membuat Ikal dan Arai mampu bersekolah ke luar negeri, di Universitas Sorbonne, Paris, Perancis. Fokus penelitian ini meliputi (1) nilainilai pendidikan yang terkadung dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata karya Andrea Hirata yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA, (2) relevansi novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra yang baik di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA, dan (2) mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, diterbitkan oleh Penerbit Bentang Pustaka, April tahun 2012, cetakan ketiga. Teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Menggunakan metode analisis isi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) novel Sang Pemimpikarya Andrea Hirata dapat dijadikan bahan ajar sastra yang baik karena terkadung nilai-nilai pendidikan karakter, (3) novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra yang baik di SMA berdasarkan aspek relevansi meliputi: bahasa, psikologi, rasa ingin tahu, dan mengembangkan imajinasi. Berdasarkan hasil penelitian, novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra di SMA. Diharapkan hasil analisis ini dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran apresiasi sastra di SMA. Kata kunci: bahan ajar, pendidikan karakter, dan novel Sang Pemimpi PENDAHULUAN Aspek penting dari kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah karakter. kualitas karakter bangsa ikut menentukan kamajuan sebuah bangsa. Karakter adalah titian ilmu NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 187

2 pengetahuan dan keterampilan. Ilmu pengetahuan tanpa didasari karakter yang benar akan menyesatkan, sedangkan keterampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan. Oleh karena itu karakter menjadi prasyarat dasar. Nilai-nilai pendidikan karakter pada dasarnya adalah nilai-nilai yang di miliki oleh warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolahan mata pelajaran, pengelolahan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, dan etos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Menurut Kemdiknas (2010) menyebutkan nilai pendidikan karakter tediri dari delapan belas butir, yaitu (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial dan (18) bertanggung jawab. Sedangkan menurut Indonesia Heritage Foundation (IHF), sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang character building (pendidikan karakter) yang di prakarsai oleh Ratna Mengawangi dan Sofyan A. Djalil melakukan pengkajian dan pengembangan pendidikan dengan menerapkan sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur dan universal, yaitu: (1) cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; (2) tanggung jawab, kedisplinan, dan kemandirian; (3) kejujuran; (4) hormat dan santun; (5) kasih sayang, kepedulian, kerja keras; (6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah; (7) keadilan dan kepemimpinan; (8) baik dan rendah hati; (9) toleransi, cinta damai dan persatuan. Kesembilan pilar karakter inilah yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia, khususnya generasi muda dalam menghadapi tantangan di masa depan. Menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat dilakukan guru dengan memberi bahan ajar yang bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter yang dikaitan dengan materi pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru dan sekolah. Dengan nilai-nilai pendidikan karakter peserta didik akan menjadi manusia yang lebih bermartabat. Salah satu pembelajaran yang dapat dikaitkan dengan nilai-nilai pendidikan karakter adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Nilai karakter harus berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan pasti apabila berpijak pada nilainilai dasar karakter tersebut. Pada penyelenggara pendidikan di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan lingkungan sekolah sendiri. Oleh karena itu, dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter peranan guru sangat penting. NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 188

3 Guru harus memengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Agar guru dapat membentuk watak peserta didik, harus ada keteladanan dari guru. Keteladanan itu berupa perilaku yang berkarakter, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, cara guru bertoleransi, dan berbagai hal yang terkait lainnya. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan. Mata pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah mencakupi dua bagian pembelajaran, yaitu pembelajaran sastra dan pembelajaran bahasa. Kedua pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tersebut tidak dapat dipisahkan bahkan saling melengkapi. Pembelajaran sastra lebih pada nilai-nilai keindahan (estetis) dan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra (etis), sedangkan pembelajaran bahasa yang lebih fokus pada aspek kebahasaan (linguistik). Bahan ajar yang dapat dipilih guru dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah novel yang bermuatan nilainilai pendidikan karakter. Akan tetapi, tidak semua novel dapat dijadikan bahan pembelajaran di sekolah. Novel yang mengandung nilai negatif tentu saja tidak pantas digunakan. Novel yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan tentu saja tidak dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar. Pemilihan novel sebagai alternatif bahan ajar memang membutuhkan keseriusan, ketekunan untuk menentukan pilihan mana novel yang tepat dan berpengaruh baik serta bermanfaat sebagai bahan ajar terhadap siswa. Pemerintah dan tenaga kependidikan seharusnya memiliki kontribusi yang nyata guna pemilihan novel sebagai alternatif bahan ajar agar novel ini benar-benar pantas dan tepat disampaikan sebagai bahan ajar kepada siswa. Keselektifan pemilihan novel harus ditingkatkan. Kita tidak mau siswa mengapresiasi novel yang berujung pada hal negatif, sehingga dapat merusak kepribadian siswa tersebut. Novel, sebagai salah satu bentuk karya sastra pada dasarnya merupakan hasil imajinasi dan kreativitas pengarang yang bersumber dari pengalaman, baik pengalaman lahir maupun pengalaman batin. Pengalaman ini disusun secara kreatif, imajinatif, sistematis, dan estetis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya sehingga mampu menyajikan jalinan cerita yang indah serta mampu memberikan wawasan yang merupakan hasil renungan tentang beraneka ragam pengalaman kehidupannya. Karya sastra yang dipilih sebagai bahan ajar harus memenuhi syaratsyarat tertentu. Baik dari segi kebutuhan siswa maupun dari segi karya sastra itu sendiri. agar peserta didik memiliki kemampuan menikmati, memanfaatkan dan mengapresiasi karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan berbahasa. Menurut Suharianto (2009:9) ada tiga hal yang harus diperhatikan guru dalam membelajarkan sastra yaitu: (1) materi atau bahan ajar, (2) metode, dan (3) manusia. Bahan ajar adalah bahanbahan atau materi yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 189

4 keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Manusia yang melaksanakan pembelajaran dalam hal ini adalah guru. Guru memang menjadi ujung tombak pembelajaran di sekolah. Guru dituntut untuk mampu menyampaikan pembelajaran dengan baik dan benar. Menyampaikan pembelajaran bukan hal yang mudah. Bukan hanya dari segi penguasaan materi saja yang diukur, tetapi juga moral dan sikap guru dalam pembelajaran sangat disorot. Tugas guru selanjutnya adalah memilih bahan ajar yang baik. Pemilihan bahan ajar yang baik dimaksudkan mampu menarik minat siswa untuk belajar. Guru menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan novel mana yang tepat untuk diajarkan kepada siswa. Hendaknya guru memilih novel yang isinya ringan saja dan berkaitan dengan pembelajaran disekolah. Yang terpenting novel tersebut dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih baik lagi kepada orangtua, keluarga, guru, dan lingkungan. Agar novel yang digunakan sebagai alternatif bahan ajar dapat bermanfaat untuk siswa tersebut. Pembelajaran sastra tidak dapat terlepas dari karya sastra. Karya sastra merupakan hasil pemikiran pengarang mengenai permasalahan kemasyarakatan. Karya sastra sebagai cerminan kehidupan bermasyarakat yang dapat memberi siswa sebuah gambaran baru yang mungkin belum mereka kenali. Siswa akan mampu mengapresiasi karya sastra melalui pembelajaran ini. Lebih lagi, dengan mengapresiasi karya sastra siswa dapat menerapkan hikmah yang terkandung di dalamnya pada kehidupan nyata. Konkretnya, dengan mengapresiasi karya sastra siswa mampu memilah dan memilih segi positif maupun negatif yang terkandung di dalam karya sastra sehingga siswa mempunyai kunci tersendiri dalam memecahkan permasalahan yang mungkin akan dihadapi dalam bermasyarakat. Berdasarkan uraian di atas, dilakukan kajian awal terhadap novel yang akan dijadikan bahan ajar apresiasi sastra. Apresiasi sastra merupakan hal yang penting dimiliki oleh setiap manusia khususnya siswa sebagai generasi muda, apresiasi sastra ialah proses (kegiatan) pengindahan, penikmatan, penjiwaan, dan penghayatan karya sastra secara individual dan momentan, subjektif dan eksistensial, rohaniah dan budiah, khusuk dan kafah, dan intensif dan total supaya memperoleh sesuatu daripadanya sehingga tumbuh, berkembang, dan terpiara kepedulian, kepekaan, ketajaman, kecintaan, dan keterlibatan terhadap karya sastra. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata diyakini cocok dijadikan bahan ajar apresiasi sastra di sekolah. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata merupakan buku kedua yang merupakan bagian dari tetralogi Laskar Pelangi. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata diterbitkan oleh Penerbit Bentang Pustaka, April tahun 2012, 248 halaman cetakan ketiga. Kehadiran Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini sangat tepat dipilih karena diangkat dari kisah kehidupannya sendiri saat remaja, yang bertokoh menjadi Ikal. Novel yang ditulis Andrea Hirata ini merupakan pengalaman empiris, fakta pada waktu Andrea Hirata duduk di bangku SMA. NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 190

5 Lewat ketiga tokoh yang ada di dalamnya, Andrea Hirata mengajarkan kepada pembaca bagaimana percaya terhadap kekuatan cinta, percaya terhadap pengorbanan, dan yang paling mengagumkan, mereka memiliki kepercayaan terhadap kekuatan mimpi. Kepercayaan yang di zaman sekarang dianggap hal biasa, malah terkesan sepele, dalam novel ini dapat dikisahkan oleh Andrea Hirata menjadi hal yang dapat menginspirasi pembaca. Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang mengisahkan tentang anak-anak Melayu yang berada di bawah garis kemiskinan ternyata dapat menggapai cita-cita yang tinggi. Citacita mereka wujudkan dengan bersungguh-sungguh dalam bersekolah. Jika hal ini dibandingkan dengan kenyataan hidup anak-anak zaman sekarang, maka sangatlah berbeda. Banyak sekali anak-anak zaman sekarang yang menganggap pendidikan merupakan hal yang sepele. Pendidikan mereka anggap lebih banyak menyita waktu dan tidak menghasilkan uang. Mereka lebih memilih untuk bekerja dan meninggalkan bangku sekolah. Namun, di dalam novel ini, Andrea Hirata mengajarkan kepada pembaca bahwa pendidikan sangatlah penting. Pentingya pendidikan dikisahkan oleh Andrea Hirata lewat ketiga tokohnya, yakni Ikal, Arai, dan Jimbron yang tetap bersekolah walaupun mereka juga harus bekerja. Juga hal itu mereka lakukan sampai di bangku perkuliahan. Tidak berhenti menuntut ilmu walaupun waktu, tenaga, dan pikiran mereka harus terbagi dengan pekerjaan. Sebuah novel yang sangat menginspirasi bagi anak-anak muda untuk terus bersemangat mereguk ilmu sebanyak-banyaknya. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membahasnya dalam tesis dengan judul novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter sebagai Alternatif Bahan Ajar Sastra di SMA. Penelitian tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata ini diharapkan bermanfaat bagi dunia sastra dan pengajaran sastra. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan penggemar sastra terhadap novel, khususnya dalam pengajaran sastra untuk meningkatkan minat membaca siswa terhadap sastra. Di samping itu, penelitian ini dapat membuktikan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter dapat disampaikan melalui media sastra, antara lain melalui novel seperti Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. METODE PENELITIAN Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu lebih menitiberatkan pada nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif analisis. Deskripsi analisis ini bercorak bibiliografis yang pencarian berupa data, fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan Munzair (dalam Sudjati, 2013). Peneliti deskriptif analisis lebih sesuai untuk penelitian yang bersangkut paut dengan masalah kultur dan nilai sastra Semi, (dalam Sudjati, 2013). NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 191

6 Peneliti mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai data yang dikumpulkan berupa rangkaian kata atau kalimat dan bukan urutan angka. Penelitian deskriptif menyangkut peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi, yang berhubungan dengan kondisi masa kini. Di dalamnya terdapat upaya deskriptif pencatatan, analisis, dan mingenterpretasi kondisi-kondisi yang sekarang ada atau terjadi. Sebagai rancangan deskriptif, penelitian ini mempunyai ciri-ciri: (1) memusatkan pada masalah yang diteliti, (2) data yang dikumpulkan disusun secara sistematis, kemudian dijelaskan dan dianalisis, (3) menjelaskan mengenai dasar-dasar metodeloginya maupun mengenai detail teknis secara khusus, (4) menjelaskan prosedur pengumpulan data dan pengawasan serta pilihan terhadap data, dan (5) memberi alasan yang kuat mengenai penggunaan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya. Tujuan utama penelitian deskriptif analisis adalah melukiskan realitas yang kompleks, sedemikian rupa sehingga relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dapat tercapai dengan baik dan sesuai dengan tujuan rumusan yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian deskriptif menjawab semua pertanyaanpertanyaan melalui analisis terhadap hubungan antara variabel, faktor-faktor secara sistematis berhubungan dengan kejadian, kondisi, atau bentuk-bentuk tingkah laku tertentu Faisal, (dalam Sudjati, 20). Isi laporan penelitian ini adalah berupa rangkaian kata atau kalimat dari Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap karya sastra memerlukan metode yang sesuai dengan sifat dan strukturnya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin memperoleh gambaran objektif tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. prosedur dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis setelah dilakukan analisis pemikiran/isi dari suatu teks caranya yaitu dengan menganalisis isi dan mengidentifikikasi data secara sistematik dan objektif dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata agar mudah dipahami dan diinterpretasi dengan baik. Objek penelitian adalah sasaran yang akan diteliti tentu saja tidak terlepas dari masalah penelitian. Objek penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter dan relevansi novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA Data merupakan bahan yang sesuai untuk memberi jawaban terhadap masalah yang dikaji (Subroto dalam Al-Ma ruf, 2009). Data penelitian sastra adalah unsur-unsur sastra yang terdapat dalam teks sastra yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian. Data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, paragraf dan dialog dalam teks yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter, unsurunsur pembangun prosa fiksi novel, serta aspek lain yang mendukung kevalidan dan kesesuaian novel Sang Pemimpi sebagai bahan ajar sastra di SMA. Penelitian yang dilaksanakan ini adalah penelitian kualitatif. kegiatannya adalah menganalisis teks NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 192

7 novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Kegiatan analisisnya meliputi analisis isi tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Sebagai sumber data, novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini menyuguhkan suatu cerita yang mengisahkan tentang anak-anak Melayu yang berada di bawah garis kemiskinan ternyata dapat menggapai cita-cita yang tinggi. Cita- cita mereka wujudkan dengan bersungguh-sungguh dalam bersekolah. Jika hal ini dibandingkan dengan kenyataan hidup anak-anak zaman sekarang, maka sangatlah berbeda. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini adalah novel yang kisannya nyata dialami oleh penulis ini sendiri yang tak lain Andrea Hirata. Andrea Hirata berusaha mengajarkan pembaca bahwa pendidikan sangatlah penting. Pentingnya pendidikan dikisahkan oleh Andrea Hirata lewat tiga tokohnya, yakni Ikal, Arai, dan Jimbron yang tetap bersekolah walaupun mereka juga harus bekerja. hal itu melakukan sampai di bangku perkulihan. Demikian uraian pendidikan karakter dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Penerbit Bentang Pustaka bulan Juni tahun Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dirinya sendiri sebagai instrument kunci utama dalam mengumpulkan data. Penulis mengumpulkan dari sumber data dengan membaca novel secara seksama dan memilah satu persatu kondisi yang tergambar yang sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan didalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata untuk memudahkan menganalisis data tersebut. Menurut Moleong, (2013), penelitian yang menggunakan human instrument berarti peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata Secara cermat, terarah, dan teliti. Pada saat melakukan pembacaan tersebut, peneliti melakukan pendokumentasian dengan cara mencatat data-data bagian teks yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter, kesesuaian sebagai alternatif bahan ajar sastra serta aspek lain yang mendukung kevalidan data. Data yang dicatat itu disertakan kode sumber datanya untuk mengecek ulang terhadap sumber data ketika diperlukan dalam rangka analisis data dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Untuk menjaring data sebagaimana dipaparkan diatas, ditetapkan instrument pemandu penjaringan data yang memuat kriteria masing-masing data yang diperlukan. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan ketumpang tindihan antara data tentang nilai-nilai pendidikan karakter. Kriteria yang digunakan ditetapkan untuk masing-masing aspek nilai-nilai pendidikan karakter. Setelah didapat sejumlah data berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan selanjutnya data-data tersebut dimasukan kedalam tabel korpus data. Penyusunan data dalam tabel korpus data dilkarifikasikan atas deskripsi data tentang nilai pendidikan karakter. Pemaparan dalam tabel NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 193

8 korpus data diurutkan berdasarkan klarifikasi yang dimulai dari data tentang nilai-nilai pendidikan karakter. Selanjutnya, setelah semua data ditabelkan diadakan pengecekan untuk melihat keabsahan data tersebut. Data dianggap absah apabila semua data diambil dari sumber data bukan sumber data yang lain. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil, dukumentasi data dengan mencatat dan memberi tanda pada novel yang mendukung kevalidan data, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain Bogdan (dalam Sugiyono, 2015:224). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis mengalir, yang meliputi tiga komponen, yaitu (1) reduksi data; (2) panyajian data; dan (3) penarikan simpulan. Analisis metode mengalir mempunyai tiga komponen yang saling terjalin dengan baik, yaitu sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data. Penjelasannya sebagai berikut ini: (1) Reduksi datapada langkah ini data yang diperoleh dicatat dalam uraian yang terperinci. Dari data-data yang sudah dicatat tersebut, kemudian dilakukan penyederhanaan data. Datadata yang dipilih hanya data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis, dalam hal ini tentang unsurunsur pembangun prosa fiksi, nilainilai pendidikan karakter, dan kesesuaian sebagai bahan ajar sastra di SMA yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi. Informasi-informasi yang mengacu pada permasalahan itulah yang menjadi data dalam penelitian ini. Sajian datapada langkah ini, datadata yang sudah ditetapkan kemudian disusun secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Data-data tersebut kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi sesuai dengan rumusan masalah. Penarikan simpulan pada tahap ini, dibuat kesimpulan tentang hasil dari data yang diperoleh sejak awal penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukankan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan ini masih memerlukan adanya penarikan kesimpulan sehingga hasil yang diperoleh benar-benar valid. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Penetapan teknik analisis data ditentukan pula oleh tujuan yang hendak dijangkau. Penelitian sastra yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang terkadung dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan relevansi sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA, teknik analisis data yang sesuai adalah analisis isi. Untuk penelitian sastra yang bertujuan memperoleh deskripsi tentang latar belakang penciptaan sastra dan nilai-nilai yang ada dalam sastra, teknik analisis data yang NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 194

9 digunakan keobjektivitasan dan menafsirkan deskripsi data sesuai dengan kondisi teksnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Membaca secara keseluruhan teks novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata secara berulangulang. (2) Nilai-nilai pendidikan karakter, serta aspek lain yang mendukung kevalidan dan relevansi novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai alternatif bahan ajar sastra. (3) Menyimpulkan apakah novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra sesuai dengan kriteria bahan ajar sastra yang baik. (4) Melaporkan hasil analisis dalam bentuk tulisan. Hasil analisis ini direfleksikan dengan pengalaman dan pengetahuan peneliti. Teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil secara objektif. Implementasi teknik ini, yaitu menganalisis deskripsi data dengan landasan nilai-nilai pendidikan karakter. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan sebagai tahapan terakhir dalam proses penelitian. Pengecekan keabsahan temuan atau data bertujuan agar penafsiran dan analisis data dapat dipertanggungjawabkan dan memeriksa apakah data yang dikelolah sesuai dengan rumusan masalah dantujuan masalah. Untuk mengecek keabsahan temuan maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ini: (1) ketetekunan pengamatan untuk memperdalam pemahaman dengan membaca, meneliti, mencermati dan mengevaluasi kembali hasil data yang diperoleh dan dilakukan secara berulang-ulang, (2) pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yakni dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi dalam penelitian ini di lakukan dengan pendiskusian dengan ahli (Dosen Pembimbing) dengan tujuan agar mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data, kemuadian melakukan diskusi dengan teman sejawat yang peneliti anggap tahu akan masalah yang diangkat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil paparan data dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dipaparkan (1) wujud nilainilai pendidikan karakter dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA. Wujud nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel ini, antara lain religius, displin, mandiri, bekerja keras, tanggung jawab, toleransi, kreatif, menghargai prestasi, peduli sosial, bersahabat/komunikatif. (2) bentuk nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sang Pemimpikarya Andrea Hirata dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra yang baik di SMA. Bentuk nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel ini, antara lain sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan. Wujud Nilai Karakter a) Cinta Tuhan/Religius Cinta Tuhan/religius adalah sikap menaati aturan agama yang dianut oleh seseorang serta menjaga pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan. Karakter Cinta Tuhan/religius ini dapat tercermin pada sikap seperti selalu NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 195

10 menggunakan ungkapan Islami; rajin beribadah; rajin melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran; sikap dan landasi nilai keagamaan/islami; melakukan kegiatan didasari semangat dan Ridho Tuhan; ikhlas melaksanakan ibadah, amanah, tugas, pekerjaan, tanpa mengeluh. Sikap Cinta Tuhan/religius ini tercermin rajin melantukan ayatayat suci Al-Quran dan sikap dilandasi nilai keagamaan /Islami ini ditujukan oleh tokoh-tokoh dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Paparan datanya sebagai berikut: 1) Kesedihan hanya tampak padanya ketika dia mengaji Al-Quran. Di hadapan kitab suci itu, dia seperti orang mengadu, seperti orang takluk, seperti orang yang lelah berjuang melawan rasa kehilangan pada seluruh orang yang dicintainya. Setiap habis magrib, Arai melantunkan ayatayat suci Al-Quran di bawah temaram lampu minyak. Seisi rumah kami terdiam. Suaranya sekering ranggas yang menusuknusuk malam. Setiap lekukan tajwid yang dilantunkan hati muda itu adalah jeritan kerinduan yang tak tertanggungkan kepada ayah-ibunya. (hal ) (Kontek: Ketika ia mengaji Al- Quran) Data pertama (01/SP/26-27) menunjukan nilai religius ketika dia mengaji Al-Quran, dia seperti orang yang mengadu, seperti orang takluk, seperti orang yang lelah berjuang. Setiap habis mahgrib dia melantunkan ayat- ayat suci Al-Quran. Setiap lekukan tajwid yang dilantunkan adalah jeritan kerinduan yang tak tertanggungkan kepada ayah-ibunya. Merasa bahwa ia benar-benar menemukan sandaran tentang segala kesusahan hidup yang mendera. Melalui kisah di atas, mampu memberi contoh bahwa kesusahan hidup tak seharusnya disesali dan digerutu, namun kesusahan hidup sepatutnya diserahkan kepada Tuhan. Hal yang sangat jarang dilakukan orang zaman sekarang yang malah menjadi frustasi dan stres akibat kesusahan hidup. Sebuah nilai religius yang menjadi pengingat sekaligus membangun bagi pembaca. 2) Kuingatkan diriku sendiri bahwa aku berijazah Sekolah Dasar Laskar Pelangi Muhammadiyah, kawah candradimuka pendadaran Islam yang tangguh. Kututup kembali jemariku, tapi jari-jari itu kembali melawan tuannya. Aku malu dan merasa bersalah kepada Buya Kiai Haji Achmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. (hal. 88) (Kontek: Pendadaran Islam yang tangguh) Data kedua (02/SP/88) menunjukan nilai religius bahwa aku berijazah Sekolah Dasar Laskar Pelangi Muhamamadiyah, kawah candradimuka pendadaran Islam yang tangguh. Aku malu dan merasa bersalah kepada Buya Kiai Haji Achmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Melalui penggalan novel di atas, perkataannya didasari nilai Islami bahwa ia bangga pernah bersekolah dan berijazah Sekolah Dasar Laskar Pelangi Muhammadiyah yang memiliki pendadaran Islam yang tangguh/tempat pelatihan islam yang tangguh, namun ia juga mengakui perkataannya yang salah kepada Buya Kiai Haji Achmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. Sikap ini didasari nilai keagamaan/islami dengan berani NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 196

11 mengaku kesalahan yang di perbuat. Meskipun Kiai Buya tak mengetahui kesalahan Ikal, namun ia mengakuinya sendiri. Sebuah sikap yang patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, agar kita menjaga sikap dan tindakan kita serta segala perkataan kita terhadap orang lain. 3) Tak jauh dari sana, berbaris rumah perahu, suku orang bersarung. Kaum itu, jatuh hati pada laut. Wanita-wanitanya keras tapi cantik, dan lihai melantunkan ayat-ayat suci Al- Quran. Pria-pria- nya santun. Selalu merayu dengan kata manisku. (hal 243) (Kontek: Suku orang bersarung, priaprianya santun. Wanitawanitanya keras tapi cantik, dan lihai melantunkan ayat- ayat suci Al-Quran) Data ketiga (03/SP/243) menunjukan nilai religius suku orang bersarung, pria-prianya santun. Wanita-wanitanya keras tapi cantik, dan lihai melantunkan ayat- ayat suci Al-Quran. Sikap religius dilandasi nilai keagamaan Islami oleh nelayannelayan dan istri-istrinya yang bekerja menangkap ikan di sungai Manggar. Namun disisi lain ada hal yang menakjubkan tak peduli mereka sedang berada diatas kapal, mereka tetap menjalankan sholat yang merupakan kewajiban setiap umat Islam. Istri mereka pun setiap malam melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Sungguh sikap dan tindakan yang baik dan patut untuk diteladani oleh setiap umat manusia agar selalu taat kepada ibadah dan agamanya dimanapun ia berada untuk tidak meninggalkan kewajibannya. b) Displin Disiplin adalah sikap yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Karakter displin dapat tercermin pada sikap sangat menghargai waktu; konsisten dalam menjalankan tugas; taat pada tata tertib; taat pada berbagai ketentuan; dan tertib menjalankan ibadah. Sikap karakter yang tercermin adalah konsisten dalam menjalankan tugas yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini ditujukkan oleh tokoh Pak Balia dan Ikal. 4) Tak pernah mau kelihatan lelah dan jemu menghadapi murid. Jika lelah, dia mohon diri sebentar untuk membasuh mukanya, mengelapnya dengan handuk putih kecil bersulamkan nama istri dan putrid-putrinya, yang selalu di bawanya kemana-mana. Lalu, dibasahinya rambutnya dan disisirnya kembali rapi-rapi bergaya James Dean. Sejenak kemudian, beliau menjelma lagi di depam kelas sebagai pangeran tampan ilmu pengetahuan. (hal. 60) (Kontek: Tak pernah mau kelihatan lelah dan jemu menghadapi murid) Data keempat (04/SP/60) menunjukan nilai displin konsisten dalam menjalankan tugas. Ia tak pernah mau lelah dan jemu menghadapi murid. Jika lelah, dia mohon diri sebentar untuk membasuh mukanya. Lalu, dibasahinya rambutnya dan disisirnya kembali rapi-rapi bergaya James Dean. Sikap yang ditunjukan tidak pernah lelah dan bersemangat dalam menjalankan tugas mengajar kepada peserta didiknya. Sikap Pak Balia ini mengisyaratkan kepada para murid agar mereka lebih NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 197

12 fokus dan tidak boleh belajar seenaknya. Hal ini terlihat semua peserta didik yang menyukai pelajarannya. 5) Aku juga sibuk megejar ketinggalan pelajaranku. Pulang sekolah, aku rajin mengunjungi Pak Balia dan Pak Mustar untuk mendapat pelajaran tambahan karena ujian akhir SMA kian dekat. (hal. 181) (Kontek: Aku juga sibuk mengejar ketinggalan pelajaranku) Data kelima (05/SP/181) menunjukan nilai displin tokoh Ikal aku sibuk mengejar ketinggalan pelajaranku. Pulang sekolah aku rajin mengunjungi Pak Balia dan Pak Mustar untuk mendapatkan pelajaran tambahan. Tekad, tekun dan semangat belajar sangat tinggi demi mewujudkan cita-citanya untuk lulus dengan nilai terbaik. Sikap yang harus diteladani oleh generasi muda agar tidak bermain-main dengan pelajaran di sekolah. 6) Tapi, KAWANKU, dengarlah ini, sekali pun aku tak pernah bolos kuliah. (hal. 234) (Kontek: Dengarlah ini, sekalipun aku tak pernah bolos kuliah) Data keenam (06/SP/234) menunjukan nilai displin yang diperlihatkan tokoh Ikal dengarlah ini, sekali pun aku tak pernah bolos kuliah. Penggalan novel tersebut menunjukan bersungguh-sungguh dalam sekolah meskipun sambil bekerja tidak mengurangi rasa semangat yang tinggi dalam menggapai mimpi-mimpinya. c) Mandiri Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain. Karakter mandiri tercermin pada sikap tidak pernah mengeluh; tidak mudah dipengaruhi oleh pihak luar; pantang menyerah; dapat menyelesaikan pekerjaannya sendiri; tidak selalu bergantung pada orang lain. Sikap karakter yang tercermin dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata adalah tidak selalu bergantung pada orang lain dan pantang menyerah. Sikap ini ditunjukan oleh tokoh Arai. 7) Aku melirik benda itu dan makin pedih membayangkan dia membuat mainan itu sendiri, memainkannya juga sendiri di tengah-tengah ladang tebu. (hal. 21) (Kontek: Dia membuat mainan itu sendiri, memainkanya juga sendiri di tengah-tengah lading tebu) Data ketujuh (07/SP/21) menunjukan nilai mandiri yang diperlihatkan tokoh Arai dia membuat mainan itu sendiri, memainkannya juga sendiri di tengah-tengah ladang tebu. Sikap tidak bergantung pada orang lain. Aria menunjukan kemandiriannya sejak kecil, kepahitan hidup yang membuatnya mandiri dan melakukan semua hal sendiri. Sejak orangtuanya meninggal ia menjadi anak yang kuat dalam segala cobaan hidup yang menderanya. Ia berjuang dengan gigih untuk kehidupannya yang lebih baik. Meskipun kedua orangtuanya telah tiada ia ingin membanggakan keduanya orangtuanya dengan prestasi yang akan dicapainya. 8) Karena di kampung kami tidak ada SMA, setelah tamat SMP, aku, Arai, dan Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah di SMA negeri. (hal. 55) (Kontek: Setelah tamat SMP aku, Arai, dan NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 198

13 Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Negeri) Data kedelapan (08/SP/55) menunjukan nilai mandiri pantang menyerah, karena di kampung tidak ada SMA, setelah tamat SMP kami merantau ke Magai untuk sekolah di SMA negeri. Sikap tidak bergantung pada orang tua dan berusaha sendiri demi sekolah dan cita-cita. Ikal, Arai dan Jimbron melangkahkan kaki jauh dari rumah untuk bekerja dan menuntut ilimu, tak ingin menyusahkan orangtua mereka berusaha sendiri untuk membiayai hidup dan sekolah. Mereka sadar jauh dari keluarga tidaklah mudah, namun mereka telah bertekad melanjutkan sekolah dan mengapai mimpi-mimpi mereka. Pulang ke kampong halaman dengan membawa kebanggaan untu dirinya dan orangtua itu impian mereka. 9) Merantau, kita harus merantau! Berapa pun tabungan kita, kita harus berlayar ke Jakarta, Arai meyakinkanku. (hal. 201) (Kontek: Berapa pun tabungan kita, kita harus berlayar ke Jakarta) Data kesembilan (9/SP/ ) menunjukan nilai mandiri Merantau, kita harus merantau berapa pun tabungan kita, kita harus berlayar ke Jakarta. Sikap kemandirian kembali ditunjukan penulis dalam novel ini. Mereka memutuskan kembali merantau ke Pulau Jawa, perantauan kali ini kuliah walaupun prioritas pertama mereka adalah mencari pekerjaan. Kemandirian mereka kembali diuji oleh keras dan susahnya kehidupan yang mereka jalani saat berada jauh dengan orangtua saat di perantauan. Namun mereka tidak pernah menyerah dan putus asa, berjuang melawan kehidupan demi menggapai mimpi mereka. 10)Kami akan berangkat ke Pulau Jawa untuk mengadu nasib. Sementara keinginan kuliah, volumenya dikecilkan dulu. Tanpa keluarga dan sahabat yang dituju di Pulau Jawa, kami perkirakan uang tabungan hanya cukup untuk hidup enam bulan. (hal. 202) (Kontek: Tanpa keluarga dan sahabat yang dituju di Pulau Jawa, perkirakan uang tabungan hanya cukup untuk hidup enam bulan) Data kesepuluh (10/SP/202) menunjukan nilai mandiri berangkat ke Pulau Jawa untuk mengadu nasib. Tanpa keluarga dan sahabat kami perkirakan uang tabungan hanya cukup untuk hidup enam bulan. Sikap gigih dalam menghadapi susahnya kehidupan di alami saat jauh berada dari keluarga. Namun, itu semua tak jadi penghalang untuk selalu berusaha dan bekerja demi kehidupan mereka yang lebih baik. d) Bekerja Keras Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan. Sikap yang tercermin dari kerja keras adalah memiliki semangat kerja yang tinggi; pantang menyerah; tidak menolak untuk bekerja; tidak mengalah pada keadaan yang sulit; dan optimis dalam bekerja. sikap memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mengalah pada keadaan yang sulit digambarkan olah Andrea Hirata melalui tokoh-tokohnya. Seperti Ikal, Arai, dan Jimbron yang menggambarkan betapa mereka harus bekerja keras demi sekolah. Mereka NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 199

14 harus rela bekerja mencari uang demi kelangsungan sekolahnya. 11)Anak-anak yang kuat tenaganya menjadi pendulang timah. Seharian berendam di dalam lumpur, mengaduk- aduk alluvial, dan meraba-raba urat timah di bawah tanah, mempertaruhkan kelangsungan hidup pada kemampuan menduga-duga. (hal. 55) (Kontek: Seharian berendam di dalam lumpur, mengadukaduk alluvial) Data kesebelas (11/SP/55) menunjukan nilai bekerja keras anakanak yang kuat tenanganya menjadi pendulang timah. Seharian berendam di dalam lumpur, mengaduk-aduk alluvial, demi mempertaruhkan kelangsungan hidup pada kemampuan menduga-duga. Ikal juga termasuk dari keluarga yang tidak mampu, ayahnya bekerja sebagai penyekop timah di Belitong dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Ikal dan Aria pun membantu orangtuanya dalam kehidupan mereka. Di dalam kehidupannya mereka tidak kenal lelah. Sikap memiliki semangat tinggi berkerja keras, tak perduli berapa upah yang didapat. Mereka harus rela bekerja, setelah menjalani beberapa pekerjaan yang memang masih memungkinkan untuk tetap sekolah mencari uang demi kelangsungan hidup dan sekolahnya. 12)Aku, Arai, dan Jimbron, memilih sebuah pekerjaan yang sangat bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Profesi yang sangat elite ini disebut kuli ngambat. (hal. 56) (Kontek: Memilih sebuah pekerjaan yang sangat bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga) Data kedua belas (12/SP/56) menunjukan nilai bekerja keras memilih sebuah pekerjaan sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Semangat kerja yang tinggi mereka lakukan demi biaya hidup mereka di perantauan. Ikal, Arai, dan Jimbron tak mengenal lelah meskipun harus menjalani beberapa pekerjaan yang berbeda. Pekerjaan apapun mereka jalani yang penting halal, berapa pun upah yang mereka peroleh sangat berharga bagi mereka, tak perlu makan yang enak cukup nasi dan ikan saja agar untuk hari esok uang mereka cukup untuk makan. Setiap hari mereka sibuk dengan beberapa pekerjaan yang mereka jalani, tak ada waktu untuk bermain-main semua di kerjakan dengan sungguh-sungguh. 13)Sebelum menjadi kuli ngambat, kami pernah punya pekerjaan lain yang juga memungkinkan untuk tetap sekolah, yaitu sebagai penyelam padang golf. (hal. 57) (Kontek: kami pernah punya pekerjaan lain yang juga memungkinkan untuk tetap sekolah, yaitu sebagai penyelam padang golf) Data ketiga belas (13/SP/57) menunjukan nilai berkerja keras sebelum menjadi kuli ngambat atau tukang pikul ikan di dermaga, kami pernah bekerja sebagai penyelam padang golf. Sikap semangat kerja yang tinggi, tidak perduli betapa susahnya pekerjaan mereka dan terkandang nyawa menjadi taruhan ketika harus menyelam di danau yang tempat bersaranngnya buaya. Pekerjaan yang berbahaya dijalani juga oleh Ikal, Arai, dan Jimbron yang bermodalan nekad. Untuk orang zaman NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 200

15 sekarang yang mungkin tak akan menjalani pekerjaan seperti itu. 14)Mereka yang masih ber-semangat sekolah, bekerja diwarung mie rebus milik warga Tionghoa. Grup ini mencuci piring dan setiap malam pulang kerja harus menggerus tangan tujuh kali dengan tanah karena terkena minyak babi. Atau, mereka menjadi buruh pabrik kepiting. Anak-anak pabrik itu berdiri sepanjang malam me- nyiangi kepiting untuk dipaketkan ke Jakarta dengan resiko dijepiti hewan nakal itu. Ada pula yang memutuskan bekerja di pabrik cincau, Laksmi, misalnya. (hal. 56) (Kontek: Grup ini mencuci piring dan setiap malam pulang kerja harus menggerus tangan tujuh kali dengan tanah karena terkena minyak babi) Data keempat belas (14/SP/56) menunjukan nilai bekerja keras mereka yang masih bersemangat sekolah, grup ini bekerja di warung mie mencuci piring, setiap malam pulang kerja harus menggerus tangan tujuh kali dengan tanah karena terkena minyak babi. Semangat kerja yang tinggi dan tidak mengalah pada keadaan yang sulit mereka jalani. Bertaruh hidup diperantauan dengan segala pekerjaan yang sulit namun mereka tetap menjalankannya dengan ikhlas, sabar dan tanpa megeluh. Bekerja sambil sekolah memeng tidak mudah untuk dijalani secara bersama, untuk orang zaman sekarang mungkin masih banyak mengeluh dengan kehidupan merekayang sekarang, belajarlah dari tokoh-tokoh anak Melayu dalam novel Sang Pemimpi yang gigih dalam menjalani kehidupan. e) Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Nilai karakter tanggung jawab adalah sikap seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dia lakukan. Sikap tanggung jawab yang tercermin dalam novel ini adalah berani menerima kesalahan yang diperbuat. 15)Kuingatkan diriku sendiri bahwa aku berijazah Sekolah Dasar Laskar Pelangi Muhammadiyah, kawah candra dimuka pendadaran Islam yang tangguh. Kututup kembali jemariku, tapi jari-jari itu kembali melawan tuannya. Aku malu dan merasa bersalah kepada Buya Kiai Haji Achmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. (hal. 88) (Kontek: Aku malu dan merasa bersalah kepada Buya Kiai Haji Achmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah) Data kelima belas (15/SP/88) menunjukan nilai tanggung jawab aku malu dan merasa bersalah kepada Buya Kiai Haji Achmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Sikap berani mengakui kesalahan yang di perbuat kepada orang lain. Tidak lari dari kesalahan yang diperbuat termasuk orang yang memikili sikap tanggung jawab yang baik dan patut di teladani. untuk anak-anak zaman sekarang belajarlah menjadi orang yang bertanggung jawab setidaknya untuk dirimu sendiri agar dapat menjaga amanah yang diberikan. NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 201

16 f) Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sikap toleransi ini dicontohkan oleh orang tua asuh Jimbron dan Laksmi. Orang tua asuh Jimbron merupakan seorang pendeta, bernama Pendeta Geo. Pendeta Geo tidak pernah sekali pun bermaksud mengubah keyakinan agama Jimbron. Malahan, Pendeta Geo selalu mengantar Jimbron pergi ke masjid untuk mengaji, tidak pernah terlambat. Sebuah sikap toleransi antar umat beragama yang patut ditiru. 16)Ayah ibu Jimbron telah meninggal. Rupanya, Pendeta Geo, panggilan kami untuk Pendeta Geovanny, mengangkatnya menjadi anak asuh. Namun, pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud mengubah keyakinan Jimbron. Dia malah tak pernah telat jika mengantar mengaji ke masjid. (hal. 49) Data keenam belas (16/SP/49) menunjukan nilai toleransi Pendeta Geovanny, mengangkatnya menjadi anak asuh tak sedikit pun bermaksud mengubah keyakinan Jimbron, ia malah tak pernah telat mengantar Jimbron mengaji ke masjid. Sikap Pendeta Geovanny sungguh mulia, ia sangat menghargai keyakinan agama Jimbron dan kebiasaannya mengaji ke masjid. Perbedaan agama tak menjadi penghalang Pendeta Geovanny untuk membantu orang lain, nilai toleransi yang di miliki Pendeta sangat tinggi walaupun ia berbeda agama dengan Jimbron. Sikap seperti ini patut di teladani oleh setiap manusia dengan menanamkan nilai toleransi yang tinggi, maka tidak akan terjadi permasalahan yang berkaitan dengan agama. Penting menjadi orang yang mempunyai toleransi tinggi terhadap agama, suku, dan ras orang lain. 17)Laksmi dipungut seorang Tionghoa Thong San, pemilik pabrik cincau dan dia bekerja di situ.seperti Jimbron dengan Pendeta Geo, Bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan Laksmi menjadi muslimah yang taat. (hal. 68) (Kontek: Seperti Jimbron dengan Pendeta Geo, Bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan Laksmi menjadi muslimah yang taat) Data ketujuh belas (17/SP/68) menunjukan nilai toleransi Laksmi di pungut seorang Tionghoa Thong San, pemilik pabrik cincau dan dia bekerja di situ. Bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan Laksmi menjadi muslimah yang taat. Orangtua asuh Laksmi memiliki sikap nilai toleransi yang tinggi dengan menghargai agama anak asuhnya dan tidak membatasi Laksmi dalam menekuni ibadahnya. Sikap Bapak asuh Laksmi patut ditiru untuk menjaga kerukunan umat beragama. g) Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Mempunyai ide-ide baru untuk melakukan sesuatu. Pak Balian dan Arai adalah tokoh yang sangat penuh dengan ide kreatif. Salah satu ide kreatif Arai adalah pandai menulis pantun. Menulis pentun merupakan tanda bagi seseorang memiliki ide kreatif. Arai menulis pantun tidak lain NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 202

17 dimaksudkan untuk meluluhkan hati Zakiah Nurmala. Seperti pantun dalam penggalan novel di bawah ini. 18)Sejak pertama kali melihatnya,waktu hari pendaftaran SMA, Arai langsung jatuh hati kepada Nurmala. Istilah klasiknya: cinta pada pandangan pertama. Sejak itu, dia telah mengirimi kembang SMA itu berates-ratus kali salam. Tak satu pun ditanggapi. Dia juga telah mengirimkan puisi, bahkan pantun yang memikat: (hal ) (Kontek: Dia juga telah mengirimkan puisi, bahkan pantun yang memikat) Jangan samakan lada dan pala Berbeda rupa tak padan rasa Rela Kanda menginjak bara Demi cinta Dinda Nurmala Data kedelapan belas (18/SP/ ) menunjukan nilai kreatif dia juga telah mengirimkan puisi, bahkan pantun yang memikat. Arai menulis pantun tidak lain dimaksudkan untuk meluluhkan hati Zakiah Nurmala. Dengan menulis pantun, Arai berharap Zakiah Nurmala akan menerima cintanya. Menulis pantun merupakan tanda bagi seseorang memiliki ide kreatif dan dapat dikembangkan. h) Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakuinya, serta menghormati keberhasilan orang lain. Menghargai prestasi ditunjukkan Ikal dengan mau kembali belajar setelah peringkat garda depan merosot tajam. Ikal dengan sadar menghargai kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Pak Mustar kepada dirinya dengan tindakan mengunjungi Pak Balia dan Pak Mustar setelah pulang sekolah untuk kembali menjadi siswa berprestasi. Ikal berani berjanji untuk memperbaiki prestasinya. 19)Hasil ujian akhirku amat baik sehingga aku berhasil mendudukkan kembali ayahku di garda depan.(hal. 201) (Kontek: Aku berhasil mendudukkan kembali ayahku di garda depan) Data sembilan belas (19/SP/201) menunjukan nilai menghargai prestasi menghormati keberhasilan yang telah di capai hasil ujian akhirku amat baik, aku berhasil mendududkan ayahku di garda depan. Aria berhasil memberikan prestasi yang membanggakan untuk orangtuannya. 20)Pak Balia mengakhiri session sore dengan menyentak semangat kami. Bangkitlah, wahai para pelopor! Pekikkan padaku katakata yang menerangi gelap gulita dadamu! Kata-kata yang memberimu inpirasi! Kaum muda Yang kita, butuhkan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan siapa pun! John F. Kennedy, Presiden Amerika paling masyhur! (hal. 62) (Kontek: Bangkitlah, wahai para pelopor! Pekikkan padaku katakata yang menerangi gelap gulita dadamu! Kata-kata yang memberimu inpirasi! ) Data kedua puluh (20/SP/62) menunjukan nilai menghargai prestasi sikap dan tindakan dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Pak Balia mengakhiri session dengan menyentak semangat kami. Bangkitlah wahai para pelopor! Kaum muda yang kita NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 203

18 butuhkan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan siapapun!. Sikap dan tindakan Pak Balia membangkitkan semangat siswa untuk menggapai mimpi. Pak Balia adalah guru yang di sukai oleh semua siswanya, karena ia mampu menjadi penyemangat untuk siswanya. i) Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Ikal dan Arai memberi contoh tentang hal ini saat membantu Mak Cik Maryamah. Mak Cik Maryamah yang merupakan orang miskin dan beranak banyak dan semuanya hanya perempuan adalah orang yang sangat miskin. Mak Cik yang tidak punya pekerjaan dan bahan makanan membuat hati Ikal dan Arai bergejolak. Ikal dan Arai akhirnya membantu Mak Cik dengan membeli bahan membuat kue agar dapat dimanfaatkan. Cerita kemiskinan ini dijabarkan Andrea Hirata dengan sangat menyentuh perasaan pembaca. Di sore hari, datanglah Mak Cik untuk meminjam beras pada ibu Ikal. Tanpa keraguan sedikit pun, ibu Ikal memberikan beras yang diminta Mak Cik Setelah Mak Cik pulang ke rumah. 21)Ibuku menghampiri mereka. Sudah tiga kali Minggu ini, Mak Cik datang meminjam beras. Keluarga kami memang miskin, tapi Mak Cik lebih tak beruntung. (hal. 31) (Kontek: Ibuku menghampiri mereka) Data dua puluh satu (21/SP/31) menunjukan nilai peduli sosial Ibuku menghampiri mereka, sudah tiga kali minggu ini Mak Cik datang meminjam beras. Keluarga Ikal memang orang tak mampu, tetapi Mak Cik lebih tidak mampu lagi. Ibu Ikal tidak pernah memintanya saat ia meminjam beras, ia mengerti Mak Cik dan anak-anaknya lebih kesulitan dibanding keluarga kami. Ibuku ikhlas dalam membantu Mak Cik tanpa mengharapkan imbalan 22)Ibuku memberi isyarat dan Arai melesat ke gudang peregasan. Dia memasukkan beberapa takar beras ke dalam karung, kembali ke pekarangan, lalu memberikan karung beras itu kepada ibuku yang kemudian melungsurkan nya kepada Mak Cik. (hal. 32) (Kontek: Ibuku memberi isyarat dan Arai melesat ke gudang peregasan. Dia memasukkan beberapa takar beras ke dalam karung) Data dua puluh dua (22/SP/32) menunjukan nilai peduli sosial Ibuku memberi isyarat, aku melesat ke gudang perengasan memasukan beberapa takar beras lalu memberikan karung beras kepada Ibuku kemudian melungsurkan kepada Mak Cik. Perengasan adalah peti penyimpan beras, beras yang disimpan sebenarnya sudah tak layak dimakan, namun keluarga Ikal tetap memasaknya untuk dimakan bersama keluarganya. Sikap peduli sosial itu sangat penting ditanamkan disekitar lingkungan rumah kita. Kita harus membantu orang-orang disekitar rumah kita yang mengalami kesulitan. 23)Ibuku tersenyum memandang Nurmi. Jangan sekali-kali kau pisahkan Nurmi dari biolanya, Maryamah. Kalau berasmu habis, datang lagi kesini. (hal. 33) (Kontek:. Jangan sekali-kali kau pisahkan Nurmi dari NOSI Volume 5, Nomor 2, Februari 2017 Halaman 204

BAB I PENDAHULUAN. sudah terlanjur dewasa. Kebanggaan kita terhadap anak-anak tidak hanya sebatas

BAB I PENDAHULUAN. sudah terlanjur dewasa. Kebanggaan kita terhadap anak-anak tidak hanya sebatas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak merupakan sebuah dunia yang penuh keceriaan, sebuah surga dunia yang sulit diperoleh kembali, bahkan tidak akan pernah oleh mereka yang sudah terlanjur

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Novel Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang dikarang oleh

Novel Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang dikarang oleh Christian 1 Jacqueline Christian Yuda Putri Bahasa Indonesia 4 Desember 2010 Statement of Intent Novel Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang dikarang oleh Andrea Hirata. Penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan media komunikasi yang menyajikan keindahan dan memberikan makna terhadap kehidupan dan pemberian pelepasan ke dunia imajinasi (Budianta, 2006:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel.

I. PENDAHULUAN. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel. Novel memiliki dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan baik dalam segala hal (Maulana dkk, 2008: 363). Optimis juga berarti memiliki pengharapan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 225 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bab V ini berisikan simpulan, implikasi, dan saran. Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang: simpulan, implikasi, dan saran penelitian. A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra mampu membuka pintu hati pembacanya untuk menjadi manusia berbudaya. Manusia berbudaya memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31, mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

1. Identitas Buku. Judul : Sang Pemimpi. Penulis : Andrea Hirata. Judul Resensi:3 Sahabat Mengejar Mimpi. Tahun Terbit:2009

1. Identitas Buku. Judul : Sang Pemimpi. Penulis : Andrea Hirata. Judul Resensi:3 Sahabat Mengejar Mimpi. Tahun Terbit:2009 1. Identitas Buku Judul : Sang Pemimpi Penulis : Andrea Hirata Judul Resensi:3 Sahabat Mengejar Mimpi Tahun Terbit:2009 Penerbit : PT Bentang Pustaka Cetakan:II Halaman :292 Halaman Tebal:7cm Warna:Ungu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. 1. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. 1. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov, BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan pengungkapan dari pragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang) dan terjadi konflik-konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu pula dengan agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang memberi pesan untuk menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra menampilkan potret kehidupan manusia. Sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya satra merupakan sebuah karya seni yang diciptakan seorang sastrawan yang mengandung unsur keindahan untuk dinikmati masyarakat, bukan hanya sekedar dibaca akan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah karya sastra itu diciptakan pengarang untuk dibaca, dinikmati, ataupun dimaknai. Dalam memaknai karya sastra, di samping diperlukan analisis unsur

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan penelitian, yaitu: 1. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

NILAI KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA

NILAI KARAKTER DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemerosotan karakter yang baik pada diri setiap individu, terlebih remaja, serta pentingnya penanaman

Lebih terperinci

Film yang mengupas proses pelestarian lingkungan. Film yang menceritakan pengabdian seorang pelestari bumi. Cara melestarikan lingkungan yang baik

Film yang mengupas proses pelestarian lingkungan. Film yang menceritakan pengabdian seorang pelestari bumi. Cara melestarikan lingkungan yang baik 1. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 7. TEKS ULASANLatihan Soal 7.3 Cermatilah teks berikut. Dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia, sederet film asing mengenai lingkungan hidup diputar. Film-film

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra pada era modern sekarang ini sudah memiliki banyak definisi dan berbagai penafsiran dari masyarakat. Sastra selalu dikaitkan dengan seni dan keindahan sehingga

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala. Kaitan tersebut dilakukan oleh peneliti berdasarkan observasinya.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala. Kaitan tersebut dilakukan oleh peneliti berdasarkan observasinya. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Untuk membahas sebuah karya sastra ada dua macam pendekatan, yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik bertolak

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP

NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP NILAI PENDIDIKAN NOVEL SANG PEMIMPI DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP Oleh: Riska Anggraeni, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, rizka_rasta@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis deskripsi kualitatif dengan tujuan pengkajian dan pendeskripsian permasalahan yang diteliti. Metode ini digunakan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang terhadap realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bidang sastra tidak terlepas dengan kajian-kajian serta peroses terbentuknya suatu karya sastra. Karya sastra yang dikaji biasanya berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)

Lebih terperinci

Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding

Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding Senin, 27 Juni 2016 05:00 Oleh : Dahlan Iskan http://www.jawapos.com/read/2016/06/27/36436/setelah-istri-membawa-rezeki-scaffolding/ Jawa Pos Photo Dahlan Iskan

Lebih terperinci

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik BAB II RINGKSAN CERITA Ketika Ikal kelas tiga SD, pada saat itu keluarga mereka menerima surat dari mandor timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik pangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada sesuai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dalam pembahasan terhadap novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 200 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Analisis unsur intrinsik novel Sepatu Dahlan Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. Novel ini menceritakan tentang tiga orang anak yang tinggal jauh di

BAB II RINGKASAN CERITA. Novel ini menceritakan tentang tiga orang anak yang tinggal jauh di BAB II RINGKASAN CERITA Novel ini menceritakan tentang tiga orang anak yang tinggal jauh di pedalaman pulau Belitong. Tiga orang anak tersebut tinggal di sebuah kampung Melayu, mereka bermimpi untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Moral dalam Sastra Moral dari segi etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berasal dari suku kata Mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e) BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I Pendahuluan ini, akan di bahas tentang: a) Latar Belakang Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e) Penegasan Istilah A. Latar belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan seni cipta antara perpaduan imajinasi pengarang dan pengalaman kehidupan yang ada disekitarnya, mungkin pernah ia alami sendiri. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Novi Asriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan tokoh-tokoh pada novel tersebut, dapat ditemukan beberapa nilai pendidikan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Anang Famuji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 203 BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan analisis struktur faktual dalam pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, novel Mimpi-mimpi Lintang Maryamah Karpov

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Lili Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat 181 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra menghasilkan beberapa temuan penting yang dapat

Lebih terperinci