- PDF Download Gratis

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DIAGRAM PERENCANAAN DAN TEST UJI TERHADAP UNIT SISTEM AC 4.1. WaktudanTempatPenelitian Penelitianinidilakukanmulaitanggal 15 Januari 2014 sampai 8 Maret 2014 denganmengambiltempat di The Papandayan Hotel Bandung JenisPenelitian Metodepenelitian yang digunakandalampenelitianiniadalahexplorasidanstudiliterlaturdandilakukank onservasi energy.konservasi energy adalahpeningkatanefisiensi energy yang digunakanatau proses penghematan energy. Dalamprrosesinimeliputiadanya audit enrgiyaitusuatumetodeuntukmenghitungtingkatkonsumsienergisuatugedunga taubangunan. Yang manahasilnyanantiakandibandingkandenganstandar yang adauntukkemudiandicarisolusipenghematankonsumsi energy jikatingkatkonsumsienerginyamelebihistandarbaku yang ada Variable Penelitian Variable penelitian meliputi jumlah pemakaian energy berdasarkan audit energy awal dan audit energy rinci serta peluang penghematan berdasarkan kondisi dilapangan. Pada audit energy awal akan dihitung besarnya IntensitasKonsumsi Energi (IKE) setiap satuan luas yang dikondisikan (net area) sesuai pemakaian berdasrkan data historis hotel. Pada audit energy rinci akan 81

2 dihitung IKE berdasarkan observasi penggunaan energy listrik secara detail.dengan berbagai peralatan yang mengkonsumsi energy listrik dan waktu penggunaanya Alat dan Bahan Alat yangdigunakan untuk menghitungpemakaian energy di The Papandayan Hotel Bandung. Adalah digital clam meter, digital thermometer, Pressure guage, KWH meter. Sedangkan untuk mengetahui kondisis system pengkondisian udara menggunakan alat ukur anemometer, tachometer, hygrometer, digital clam meter, volt meter, bahan yang digunakan adalah axson 10 yaitu chemical yang berfungsi untuk membersihkan kotoran pada kisis-kisi evaporator. ator Jalannya Penelitian Sebagaimana yang disarankan departemen Puslitbang Pemukiman dan Perumahan dan Badan Pusat Statistik energy, audit energy pada bangunan gedung pada intinya terdiri dari dua bagian yaitu : audit energy awal dan audit rinci. Pelaksanaan anaan audit awal dan audit rinci adalah sebagai berikut : 82

3 83

4 Audit Energi Rinci Audit energy rinci dilakukan apabila nilai IKE bangunan lebih besar dari target nilaki IKE standar Rekomendasi yang disampaikan oleh Tim Hemat Energi (THE) yang dibentuk oleh pemilik/pengelola bagunan gedung dilaksanakan sampai diperolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari target nilai IKE standar untuk perhotelan di Indonesia dan selalu diupayakan untuk dipertahankan atau diusahakanlebih rendah di masa mendatang. Dan kegiatan audit energy rinci ini meliputi : 1. Penelitian dan pengukuran konsumsi energy a. Penelitian energy 1) Audit energy rinci perlu dilakukan bila audit awal memberikan gambaran nilai IKE listrik lebih dari standar yang ditentukan. 2) Audit energy rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energy pada bangunan, sehingga dapat diketahui peralatan penggunaan energy apa saja yang pemakaian energinya cukup besar. 3) Contoh profil penggunaan energy pada bangunan hasil penelitian yang dilakukan oleh pemerintah ditunjukan pada table 3.1 untuk peralatan perkantoran, table 3.2 untuk hotel / apartemen dan table 3.3 untuk rumah sakit. 4) Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energy adalah mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dpat 84

5 mempengaruhi besarnya kebutuhan energy bangunan dan dari hasil penelitian dan pengukuran energy dibuat profil penggunaan energi Tabel. 4.1 Profil penggunaan energy untuk peralatan kantor Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%) Air Conditioning 66 Pencahayaan 17.4 Lift 3.0 Pompa Air 4.9 Lain-lain 8.7 TOTAL 100 Tabel. 4.2 Profil penggunaan energy untuk peralatan hotel/apartement Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%) Air Conditioning 48.5 Pencahayaan Lift 8.05 Cleaning Laundry 5.32 Utilitas Lain-lain 2.49 TOTAL

6 Tabel. 4.3 Profil penggunaan energy untuk peralatan hotel/apartement Jenis Peralatan Penggunaan Energi (%) Air Conditioning Pencahayaan Lift 3.46 Fasilitas Medis Utilitas 3.82 Lain-lain 5.51 TOTAL 100 b. Pengukuran energy Pengukuran yang dilakukan adalah dengan mengukur pemakaian energy tiap unit peralatan yang bekerja di The Papandayan Hotel Bandung. 2. Mengenai kemungkinan Peluang Hemat energy (PHE) Hasil pengukuran selanjutnya ditindak lanjuti dengan perhitungan besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan meyusun profil penggunaan energy bangunan. Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan dengan IKE standar atau target IKE. Apabila hasilnya ternyata sama atau kurang dari target IKE, maka kegiatan audit energy rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan dengan harapan dapat di peroleh IKE yang lebih rendah lagi. Namun sebaliknya jika hasilnya lebih besar dari target berarti ada peluang 86

7 untuk malanjutkan proses audit rinci berikutnya guna memperoleh penghematan energy. 3. Analisis Peluang Hemat Energi (PHE) Apabila peluang hemat enrgi ini telah dikenali sebelumnya. Maka perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energy. Yaitu dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energy dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energy yang direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni ataupun produktivitas di lingkungan kerja. Analisa peluang hemat energy dilakukan dengan usaha-usaha : a. Mengurangi sekecil mungkinpemakaian energy (mengurangi KW dan jam operasional) b. Memperbaiki kinerja peralatan c. Penggunaan sumber energy yang murah 2. Laporan dan rekomendasi a. Laporan Laporan audit energy terdiri dari bagian-bagian berikut : 1) Ringkasan Ringkasan ini berisi tentang a). uraian pekerjaan yang dilakukan b). langkah-langkah yang direkomendasikan yang telah diteliti dengan baik dari segi teknis maupun ekonomis. 87

8 c). langkah-langkahyang kelihatan menguntungkan tetapi perlu penelitian lebih lanjut d). Renaca rencana implementasi yang direkomendasikan 2) Latar belakang Bagian-bagian ini merupakan factor penting yang terkait dengan audit energy yang dikerjakan dan direkomendasikan yang diterapkan. 3) Management energy Pandangan umum tentang energy kaitannya dengan kegitan managemen dan tingkat kesadaran energy. 4) Pelaksanaan audit energy Mengindikasikan catatan-catatan penggunaan energy apa saja yang ada dan bagaimana kinerja peralatan energy dibangunan dan bagaimana program pemantauannya. 5) Pemanfaatan energy Mencakup performan penggunaan energy secara neraca energy dan biaya energy b). Rekomendasi Rekomendasi yang akan diajukan mencakup masalah-masalah sebagai berikut: (direktorat pengembangan energy) 1) Manajemen energy Yaitu yang didalamnya termasuk : a) Program managemen yang telah diperbaiki b) Implementasi audit yang lebih baik 88

9 c) Cara meningkatkan kesadaran penghematan energy 2) Pemanfaatan energy Yaitu didalamnya terdapat : a) Langkah-langkah perbaikan efisiensi penggunaan energy tanpa biaya. Misalnya merubah prosedur pengoperasian b) Langkah-langkah perbaikan dengan biaya yang rendah c) Langkah-langkah dengan investasi kecil d) Langkah-langkah dengan investasi besar Analisis Perencanaan Asbuild drawing system AC The Papandayan Hotel pengisian dari b ooster pump EXP. TANK L Ø25 GV AV GV DRAI N DRAI N AC DRAIN AC D RAIN AC CHWR Ø 200 C HWS Ø 200 PDV CHWS Ø 250 DARI RO OFTANK C WS Ø 250 TH GV GV GV GV FS FJ FS FJ TH FJ CV FJ FJ ST C HILLER - 2 KAP. 130 TR CHILLER - 1 KAP. 170 TR GV TH FJ COOLING TOWER KAP. 225 TR TH GV FJ FJ FJ FS TH TH FJ FS TH TH CWR Ø 250 CWR Ø 200 CHWR Ø 250 CV FJ FJ ST CWS Ø 200 Gambar. 4.1 Diagram Sistem AC The Papandayan Hotel Bandung 89

10 Plumbing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam system AC pembangunan The Papandayan Hotel Bandung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian dalam sirkulasi air dingin dalam system AC pada kontruksi gedung The Papandayan Hotel Bandung serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut. Pada jenis penggunaan sistem plambing ini sangat tergantung pada kebutuhan dari bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, dalam analisis asbuildrawing system ac dari data perencanaan dan perancangan sistem Plambing AC peneliti harus melakukan pengecekan apakah ada kesalahan dalam perancangan.sehingga angan.sehingga peneliti membatasi pada pendistribusian. Dalam analisis asbuild drawing secara system sirkulasi tidak ditemukan system yang terbalik namun tidak terpasangnya balancing system yang mana bertujuan untuk mengatur tekanan n air di setiap lantainya Analisis terhadap plumbing sirkulasi system AC Merujuk pada asbuild drawing sebagai dasar dalam melakukan penelusuran plumbing dikarenakan belum di lakukan penandaan atau marking semenjak serah terima dari pihak kontraktor. sehingga peniliti harus melakukan penandaan tersebut yang berdasar asbuild drawing apakah terjadi dalam kesalahan dalam system plumbing atau di sebabkan oleh system yang lainnya. Dalam penelitian ini pihak peneliti melakukan marking dengan memberikan anak panah sebagai petunjuk sirkulasi system ac untuk menentukan mana suplay dan 90

11 return. Dimulai dari ruang chiller sampai ke unit yang terpasang seperti ke, AHU dan COOLING TOWER Gambar 4.2 penandaan suplay dan return plumbing system ac sentral Gambar 4.3 penandaan suplay dan return sirkulasi ke pompa chwp dan cwp 91

12 Setelah melakukan Investigasi kondisi plumbing system AC tidak di marking anak panah sebagai tanda suplay dan return plumbing dalam system AC, dari hasil investigasi yang berdasarkan panduan diagram dari pihak perencana dan telah di lakukan penandaan tersebut secara keseluruhan tidak ada masalah di plumbing area Chiller sesuai diagram Perencana. Sehingga peneliti melanjutakan penandaan tersebut sampai keunit dan AHU Analisis terhadap unit Gambar. 4.4 Perencanaan Unit Dari segi perencanaan untuk system yang telah diberikan oleh pihak prencana dalam projek ac di The Papandayan Hotel yang mana secara keseluruhan tidak ada kesalahan dalam perencanaan sehingga pihak peneliti harus melakukan tindak lanjut sesuai merujuk penandaan dari chiller yang akan menuju ke unit yang terpasang di kamar hotel dan koridor hotel. 92

13 Gambar. 4.5 Penandaan anak panah pada jalur pipa ke unit Gambar. 4.6 Penandaan pipa Suplay dan Return Ke unit 93

14 Setelah peneliti melakukan penandaan terhadap plambing di ruang chiller dan cooling tower sehingga peneliti melanjutkan penandaan tersebut ke unit yang mana terpasang di setiap kamar. Sehinga penandaan tersebut telah di ketemukan dalam kondisi terbalik, banyak instrument system AC tidak terpsang seperti Themometer, Pressure Guage, Valve dan pipa by pass pada sambungan untuk dan AHU, apa bila kita merujuk pada asbuild drawing dimana yang terpasang Motorize valve sebagai pipa Return namun dari hasil investigasi yang terpasang motorize valve sebagai suplay sehingga peneliti melakukaan pengujian terhadap unit pada test ini kami melakukan pada tekanan air yang mengalir sehingga ga perlu dilakukan pemasangan Pressure guage pada unit. Yang mana dalam pekerjaan projek belum terpasang instrument system AC. Pipa Returnt Posisi Tekanan 4 Bar Pipa Suplay Posisi 3,2 Bar Gambar. 4.7 Pengujian tekanan air pada unit Setelah terpasangnya pressure guage pada unit telah diketemukan perbedaan Bar, apabila kita merujuk pada Asbuild drawing, dimana yang terpasang motorize valve sebagai pipa sirkulasi return namun dalam pengujian ini 94

15 sangat berbeda dimana pipa return bertekanan sekitar 4 bar dan sedangkan untuk pipa suplai bertekanan sekitar 3,2 bar sehingga kondisi motorize valve tidak bisa di fungsikan karena dari spek dan system kinerja control tersebut hanya sebatai tekan sekitar 2 3,5 bar. Sehingga peneliti harus melakukan pengujian terhadap control motorize valve dan pengecekan pada twoway valve apakh masih berfungsi atau sudah tidak berfungsi. Karet Motorize Valve dalam kondisi tidak terpasang Gambar MotorizeValve Contorol Dalam system motorize valve yang mana terkoneksi pada two way valve telah diketemukan dalam kondisi by pass, yang seharusnya dalam twoway valve terpasang karet pada tuas yang sebagaimana berfungsi untuk mengontrol laju sirkulasi airsistem ac. Denga tidak terpasang karet tersebut berarti kondisi aliran air adalah by pass sehingga kinerja Chiller 100 %, walaupun kondisi hotel sepi, dari semua penelitian bisa kita rangkum dalam hasil temuan-temuan diatas dalam kesimpulan diakhir. 95

16 4.4. Rekomendasi dari Hasil Analisis Sistem AC di The Papandayan Bandung Sehubungan dengan terjadinya permasalahan sistem tata udara khususnya sistem Air Conditioning (AC) di The Papandayan Hotel, sehingga perlu dilakukan anlisis di system AC dimana Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 15 Januari 2014 sampai 8 Maret 2014, untuk mengetahui sumber permasalahan yang sebenarnya sehingga bisa mengoptimalisasi konsumsi energy ada pun temuan-temuan dari analisis tersebut akan di sampaikan kepihak pengelola gedung agar dilakukan perbaikan. Dari hasil analisis sebagai berikut : 4.5. Pemeriksaan gambar Gambar gambar Air Conditioning pada as built drawing secara system telah memenuhi persyaratan, Namun dalam as built drawaing di dan AHU tidak terpasang system Balancing Valve sehingga pada lantai paling atas tekanan air akan lebih rendag. Karena pengaturab air tidak merata Indikator a. Pada pemeriksaan Chiller 1 merk York YFS 188SBB1346/50 kapasitas 130 Ton Refrigerant: i. Chilled water supply (CHWS) temperature : 7 derajat Celcius ii. Chilled water return (CHWR) temperature : 8 derajat Celcius b. Pada pemeriksaan Chiller 2 merk York YFS 205 SBD 46/50 kapasitas 170 Ton Refrigerant : i. Chilled water supply temperature : 6 derajat Celcius ii. Chilled water return temperature : 6 derajat Celcius iii. Hal ini menanadakan adanya suatu kelainan,karena seharusnya in operation ada perbedaan temperature CHWS dan CHWR sekitar 3-6 derajat Celcius tergantung pada beban. 96

17 4.7. Pemeriksaan On Site. a. Pada sambungan insulasi pipa CHWS dan CHWR terjadi condensasi yang cukup banyak bahkan dibeberapa tempat pada insulasi nya sendiri terjadi condensasi. b. Banyak insulasi yang mengarah dan berdekatan dengan Air Handling Unit (AHU) dan Fan Coil Unit () yang terbuka. c. Pada penelusuran pipa CHWS dan CHWR ternyata yang masuk ke AHU maupun d. pipanya terbalik yaitu CHWS masuk ke return AHU maupun, demikian pula CHWR keluar dari supply AHU maupun. e. Pemipaan CHWS dan CHWR dari mesin Chiller nya sendiri sudah di instalasi dengan benar. f. Beberapa instrument yang terdapat pada as built drawing tidak dipasang,seperti thermometer, pressure gauge dan valve- valve pada kelengkapan AHU maupun Pelaksanaan perbaikan system AC a. Koordinasikan dengan pihak pembangun (kontraktor) dimana dalam pemasangan terjadi kesalahan di plumbing pipa dan AHU. b. Merujuk Pada Undang-undang Struktur PP No. 36 tahun 2005 dimana untuk Elektrikal dan Plumbing masih tanggung jawab pihak kontraktor selama 10 tahun masa serah terima project. Apabila terjadi human error c. Perbaikan pipa CHWS masuk ke supply AHU maupun, demikian pula CHWR keluar dari Returnt, AHU maupun sesuai Asbuilt drawing. d. Pemasangan atau penggantian baru untuk beberapa instrumen, seperti thermometer, pressure gauge, Pipa Bypass dan valve- valve pada kelengkapan AHU maupun sesuai Ass Built Drawing. 97