PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 426 Penyelenggaraan program pendidikan... (Rosida Dwi F) 426 PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF EDUCATION AND TRAINING PROGRAM SATPAM IN GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA Oleh : rosida dwi fitriani, universitas negeri yogyakarta, rosidafitriani23@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan SATPAM di BUJP Garda Total Security Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengambilan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) implementasi pendidikan dan pelatihan (diklat) satuan pengamanan, (2) output pendidikan dan pelatihan dapat dilihat dari perubahan sikap, pengetahuan serta ketrampilan dalam bidang pengamanan, (3) upaya yang dilakukan garda total security dalam menyalurkan lulusan ke lapangan kerja dapat dilihat dari banyaknya mitra yang sudah bekerja sama dengan GTS, serta jumlah lulusan yang sudah bekerja setelah menempuh pendidikan dan pelatihan SATPAM, (4) faktor pendukung yaitu: dukungan dari karyawan, instruktur, polres setempat, peserta pendidikan dan pelatihan serta sarana dan prasarana yang ada. Faktor penghambat yaitu: kurangnya koordinasi yang baik sehingga terjadinya salah paham. Kata kunci: pendidikan dan pelatihan (diklat), SATPAM, Garda Total Security. Abstract This study aims to determine the implementation of Security education and training programs at BUJP Garda Total Security Yogyakarta. This research is descriptive research with qualitative approach. Methods of data retrieval are observation, interview, and documentation. The result of the research shows that (1) the implementation of education and training (training) of security unit, (2) the output of education and training can be seen from the change of attitude, knowledge and skill in the field of security, (3) the effort made by the total security guard in graduating to Employment can be seen from some partners who have worked with GTS, and the number of graduates who have worked after taking education and training SATPAM, (4) supporting factors are: support from employees, instructors, local police, education and training participants and facilities and Existing infrastructure. Inhibiting factors are: lack of good coordination resulting in misunderstanding. Keywords: Education and training (training), Security, Garda Total Security

2 427 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 4.Tahun 2017 PENDAHULUAN Rasa aman merupakan dambaan setiap makluk hidup yang berada di dunia, Indonesia adalah negara yang sudah merdeka sejak 71 tahun yang lalu, indonesia sudah mengalami 3 generasi sejak kemerdekaan. Namun berbagai kondisi yang dialami masyarakat dari zaman ke zaman adalah kebutuhan akan rasa aman. Penduduk merasa tidak aman tinggal di negara sendiri, bahkan mulai merasa tidak aman oleh penduduknya sendiri, mulai dari pencurian, pembunuhan, dan kekerasan yang terjadi di Indonesia. Keamanan merupakan kebutuhan dasar manusia, status seseorang dalam keadaan aman yaitu terlindunginya kondisi fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan dan Kecelakaan. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang mempunyai tujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatannya. Hal tersebut tentunya membutuhkan tenaga pengaman yang memiliki kompetensi dalam bidang pengamanan. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan Sumber daya manusia (SDM) yang memiliki ketrampilan di bidang pengamanan. Tidak sedikit yang sudah mulai melirik jasa pengamanan mulai dari lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, perusahaan, mall, bahkan sudah merambah sampai perumahan hingga lingkungan persekolahan. Berdasarkan hal tersebut pendiidkan dan pelatihan satpam sangatlah diperlukan untuk dapat mengimbangi permintaan akan kebutuhan rasa aman. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 13 ayat (1) memaparkan bahwa Jalur Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Sumber daya manusia yang unggul tentunya tidak hanya unggul dibidang akademik saja namun juga harus memiliki ketrampilan yang dapat dijadikan sebagai keunggulan dalam dirinya. Pendidikan Luar Sekolah merupakan salah satu jalur pendidikan yang masuk dalam jalur pendidikan Nonformal. Pendidikan dan pelatihan merupakan proses yang disengaja atau direncanakan, bukan kegiatan yang bersifat kebetulan atau spontan, serta termasuk dari bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar yang dilaksanakan di luar sistem sekolah, memerlukan waktu yang relatif singkat, dan lebih menekankan praktik (Mustofa,2010:10). Lembaga pendidikan dan pelatihan satpam memiliki andil yang sangat penting untuk mencetak calon Tenaga pengaman yang profesional dan memiliki ketrampilan dalam bidang pengamanan. Oleh karenanya lembaga pendidikan dan pelatihan SATPAM sangat dibutuhkan di era sekarang ini. Peranan Satuan Pengamanan (Security sangat membantu terciptanya situasi dan lingkungan yang aman, nyaman dan

3 428 Penyelenggaraan program pendidikan... (Rosida Dwi F) 428 tenteram serta tertib). Satpam Resmi, selain mendapatkan sertifikat dari Polri sebagai pengemban fungsi kepolisian terbatas,tugasnya pun semakin penting yakni sebagai garda terdepan untuk pencitraan perusahaan atau instansi. PT Garda Total security (GTS) sebagai badan usaha jasa pengamanan (BUJP) yang berpusat di Yogyakarta menjadi salah satu lembaga penyedia jasa pendidikan dan pelatihan bagi satpam yang belum bersetifikat serta bagi mereka yang belum memiliki pengalaman dan belum pernah menjadi satpam sekalipun. Garda Total Security merupakan salah satu lembaga penyedia Jasa Keamanan yang sudah memiliki cabang di berbagai kota kecil seperti di Magelang, Purworejo dan Klaten. Upaya GTS dalam membuka cabang di daerah-daerah tersebut karena minimnya lembaga BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) di kota-kota kecil. Dengan membuka cabang tentunya mempermudah warga setempat untuk mendapatkan informasi serta pelatihan Satpam yang sudah memiliki legalitas. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pusat pendidikan dan pelatihan Jl Jogja-Solo KM 4 Jogonalan Klaten Jateng, kemudian pada pendidikan dan pelatihan pada angkatan selanjutnya dilaksanakan di Pusat pendidikan dan pelatihan cabang Purworejo, Jl brigjenkatamso no 86, Pangenrejo Purworejo. Sedangkan kantor pusat yang terdapat di Jl. Ringroad barat No.09 Demakijo, Gamping, Sleman, Yogyakarta hanya pada saat pengambilan data dalam bentuk arsip. Dilakukan pada bulan November April 2017 Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian yang bertindak memberikan informasi dalam penelitian ini antara lain: 1. Pimpinan garda total security yang diwakili oleh KADIV dengan inisial SR 2. Pengelola/karyawan garda total security dengan inisial VN, IH, HF, HY, TR, IW, DK 3. Peserta diklat dengan inisial WR 4. Instruktur diklat diwakili dengan inisial EP, EN 5. Alumni diklat diwakili dengan inisial YL Prosedur Jenis penelitian ini adalah kualitatif jenis deskriptif. Semua data diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.. Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang dipergunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi di pusat pendidikan dan pelatihan SATPAM gada Pratama. Selain

4 429 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 4.Tahun 2017 itu sumber data sekunder diperoleh melalui brosur, internet dan media masa. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman wawancara. Peneliti sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian memilih subyek penelitian sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data dan membuat kesimpulan atas beberapa temuan. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kompensional yang dilakukan dengan induksi meliputi 3 tahap, yaitu reduksi data (penyederhanaan), display data (disajikan), dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Keabsahan data yang digunakan adalah menggunakan teknik triangulasi sumber. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Implementasi Pendidikan dan Pelatihan SATPAM di Garda Total Security a. Perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan) 1) Kurikulum Kurikulum merupakan jantung dari pelaksanaan diklat SATPAM, selain itu merupakan proses sistematis dalam mempersiapkan pembelajaran sehingga pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dapat berjalan secara efektif. Kurikulum disusun dan dirancang berdasarkan Peraturan kepala kepolisian negara republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 paragraf 4 pasal 17 dan pasal 14 ayat (3) yang berbunyi, pelatihan Gada Pratama dilaksanakan dengan menggunakan minimal pola 232 (dua ratus tiga puluh dua) jam pelajaran, penambahan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan industrial security. BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) SATPAM (Satuan Pengamanan) dan salah satu anggota POLRES Purworejo menjelaskan bahwa mereka tidak merancang kurikulum sendiri, melainkan kurikulum tersebut sudah ditetapkan oleh pemerintah dan diturunkan kepada POLDA, kemudian dari pihak POLDA menunggu pengajuan Surat perintah (SPRINT) dari polres setempat sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan yang bersinergi dengan badan usaha jasa pengamanan yang mana disebut dengan BUJP Garda Total Security. Selanjutnya surat perintah diterima maka pihak POLRES dan pihak BUJP membuat perencanaan kegiatan (RENGIAT) untuk dapat menentukan dan atau menyusun jadwal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan). secara singkat tidak terdapat perencanaan mengenai kurikulum namun hanya terdapat perencanaan yang berupa jadwal

5 430 Penyelenggaraan program pendidikan... (Rosida Dwi F) 430 pelaksanaan diklat.jadi setiap lembaga BUJP harus melaksanakan ketentuan pelaksanaan diklat sebanyak 232 jam pelajaran seperti yang telah tertera dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan SATPAM tingkat Gada Pratama. 2) Peserta Didik (Peserta Diklat) Perencanaan peserta didik merupakan bagian yang sengat penting dalam proses pelaksanaan diklat, karena setiap pelaksanaan BUJP memiliki target siswa. Jika dilihat dari keberagaman peserta didik, dan latar belakang yang berbeda maka kesadaran pihak instruktur dan pembina sangatlah diperlukan, supaya tidak terjadi kesalahan dalam berkoordinasi. BUJP Garda Total Security memiliki strategi untuk mendapatkan siswa.mulai dari pemberian reward kepada orang yang mendapatkan siswa, melakukan kerja sama terhadap instansi-instansi di daerah Jateng dan DIY. Serta pengelola harus mempersiapkan fasilitas yang diberikan untuk peserta didik yang berbeda statusnya. 3) Pendidik dan tenaga kependidikan Terdapat kriteria untuk penentuan instruktur, dikarenakan instruktur untuk proses pembelajaran sudah disediakan oleh POLRES setempat. BUJP hanya berperan sebagai pembina yang membantu persiapan dalam proses pembelajaran. Seperti yang dilihat oleh peneliti pada saat melakukan observasi, bahwasanya pembina dari team GTS hanya mempersiapkan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran. 4) Keuangan perencanaan keuangan, maka tentunya yang bertugas di bagian keuangan melakukan perencanaan perinciaan dana atau membuat RAB untuk keberlangsungan program, karena RAB tersebut harus diajukan kepada kepala divisi terlebih dahulu sebelum adanya realisasi berupa cek dari komisaris GTS. Sumber dana tidak hanya berasal dari peserta namun adanya kerja sama akan membantu. Untuk realisasi pengeluaran itu dari pembayaran siswa. 5) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang terdapat di tempat pendidikan dan pelatihan sudah memadai. Mulai dari keperluan memasak hingga keperluan pembelajaran, serta fasilitas barak dan MCK untuk siswa pendidikan dan pelatihan. Sarana yang belum dimiliki oleh pusdik dan penggunaannya hanya sementara biasanya pihak BUJP menyewa selama kegiatan diklat berlangsung. b. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan SATPAM (Satuan Pengamanan di Garda Total Security) 1) Kurikulum Kurikulum pada dasarnya sudah ada dan dibuat oleh pemerintah pusat kemudian diturunkan di POLDA, dari POLDA diturunkan ke POLRES

6 431 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 4.Tahun 2017 kemudian dari POLRES akan ditindak lanjuti dengan perancangan rengiat, supaya dapat melakukan penyusunan jadwal pelaksanaan, yang selanjutnya tinggal implementasikan dalam bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan. Pelaksanaan kurikulum sudah sesuai dengan ketentuan 232 JP yang tertera di perkap POLRI nomor 24 tahun Melalui jadwal kita dapat mengetahui materi untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Dalam pelaksanaannya narasumber tidak hanya berasal dari kepolisian namun ada yang berasal dari instansi yang sesuai dengan materi yang sudah terjadwal, diharapkan materinya dapat disampaikan dengan baik dan sesuai. Selain itu team GTS yang mana disebut dengan pembina dan pendamping akan melakukan persiapan sebelum proses pembelajaran dengan narasumber berlangsung. Misalnya dengan mengisi dengan berlatih yel-yel, mars satpam, dan pembekalan ringan untuk praktik kerja di lapangan. 2) Peserta Didik Peserta didik merupakan sumber daya manusia penunjang keberlangsungan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Dalam pelaksanaannya peserta didik harus mampu menguasai materi dan terdapat ketentuan berkenaan dengan kedisiplinan. Karena pada pelaksanaannya peserta didik dibimbing dengan semi militer. Supaya memiliki jiwa yang disiplin, serta dituntut memiliki jiwa korsa (kebersamaan). Selama pelaksanaan peserta didik atau biasanya disebut siswa tersebut harus mengikuti proses pendidikan dan pelatihan semi militer dan mematuhi segala kebijakan yang telah dibuat sebelumnya. Hal tersebut bertujuan untuk mempersiapkan para siswa dalam memasuki dunia kerja supaya terbiasa. 3) Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik dan tenaga kependidikan harus saling bersinergi, untuk itu komunikasi dan koordinasi sangatlah dipentingkan. Pengelola program bertugas mempersiapkan segala macam bentuk administrasi yang berupa berkas, pembina berperan dalam mempersiapkan pendidikan dan pelatihan sebelum instruktur datang. Sedangkan instruktur berperan dalam mengisi materi terhadap siswa dalam proses pendidikan dan pelatihan. Jadi antara instruktur pengelola program dan pembina memiliki fungsi yang berbedabeda. Mereka bekerja sesuai TUPOKSI yang sudah ada. Namun harus selalu berkoordinasi. 4) Keuangan Pelaksanaannya keuangan dikelola oleh bagian keuangan, namun dibantu oleh karyawan lain diantaranya adalah bagian FO pusat, induk 1, dan

7 432 Penyelenggaraan program pendidikan... (Rosida Dwi F) 432 cabang Klaten. Alur selanjutnya barulah diserahkan pada bagian keuangan. Untuk dapat melakukan pengeluaran bagian keuangan terlebih dahulu membuat perencanaan RAB yang kemudian diajukan kepada kepala divisi pendidikan dan pelatihan, setelah mendapatkan persetujuan dari kepala divisi selanjutnya diajukan kepada komisaris untuk dapat direalisasikan berupa cek. 5) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tidak hanya dilakukan di dalam pusat pendidikan dan pelatihan namun siswa juga diajak untuk keluar pusat pendidikan dan pelatihan. Dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana, dikelola oleh karyawan sendiri. 2. Output dari Pendidikan dan Pelatihan SATPAM di Garda Total Security a. Keluaran peserta didik BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) Garda Total Security (GTS) merupakan salah satu lembaga nonformal yang bergerak dibidang pengamanan yang berupaya menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi satpam yang belum sertifikasi atau memiliki ijasah Gada Pratama, serta bagi calon satpam Gada Pratama. Berdasarkan peraturan kepala kepolisian negara republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang sistem manajemen pengamanan organisasi, perusahaan dan / atau instansi/ lembaga Pamerintah. Bahwasanya melakukan pengamanan terbatas, satpam harus memiliki ijazah Gada Pratama yang legal. keluaran yang diharapkan oleh GTS, sudah terpenuhi, mulai dari sikap disiplin, jiwa korsa harus dimili oleh alumni diklat. Dilihat dari alumni yang sudah lulus, semua materi yang tertera dalam kurikulum dilakukan sesuai jadwal yang sudah disusun. Siswa dibekali dengan pengetahuan mengenai etika profesi, tupoksisatpam, kemampuan kepolisian terbatas, bela diri POLRI, pengenalan bahan peledak, barang berharga, pengenalan narkoba, penggunaan tongkat POLRI dan borgol, PBB. Dan masih banyak lagi. 3. Upaya GTS dalam menyalurkan lulusan ke lapangan pekerjaan Penempatan kerja pihak GTS melakukan penawaran, yang mana di dalamnyan terdapat perjanjian dan tawaran yang akan didapatkan oleh mitra kerja. Telah keduanya sepakat barulah melakukan MOU. Penempatan kerja selalu ditawarka kepada siswa, tentunya akan diberikan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan yang meminta, namun dengan catatan alumni

8 433 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 4.Tahun 2017 harus siap ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu GTS juga memfasilitasi bagi alumni yang sudah lama belum mendapatkan pekrjaan untuk dapat menitipkan berkas lamaran kerja ke kantor pusat atau kantor cabang. 4. Faktor Penghambat dan Pendukung a. Faktor Penghambat Kurangnya koordinasi saat pelaksanaan tentunya akan menghambat proses diklat mulai dari ketidakhadiran instruktur yang tanpa pemberitahuan sampai dengan memahami karakteristik setiap siswa. Latar belakang siswa yang beraneka ragam membuat pihak GTS harus mampu memahami. b. Faktor Pendukung Faktor pendukung sangat berpengaruh dalam terlaksananya pendiidkan dan pelatihan. Mulai dari siswa, infrastruktur yaitu sarana dan prasarana, pengelola, Team GTS, POLRES setempat, serta mitra kerja. Karena GTS merupakan BUJP yang baik dari segi pelayanan dan penyaluran kerja. 5. Upaya Yang Dilakukan Garda Total Security Dalam Meminimalisir Hambatan dan Mengoptimalkan Dukungan Sudah terdapat upaya upaya yang dilakukan untuk meminimalisir hambatan yang terjadi selama pelaksanaan program kegiatan, upaya tersebut berupa memperbanyak koordinasi dengan atasan, serta melakukan antisipasi untuk kemoloran kegiatan, serta antisipasi materi yang akan disampaikan kepada peserta didik jika instrukturnya berhalangan hadir. Pelaksanaan pendidikan juga tidak akan berjalan lancar apabila tidak adanya dukungan dari pihak internal ataupun eksternal. Banyak sekali dukungan yang mengalir pada tubuh GTS, selama pelaksanaan ataupun paskah pelaksanaan diklat.mulai dari partisipasi anggota POLRES yang selalu membantu kami dalam penjadwalan kegiatan, penurunan surat perintah, dan pendelegasian instruktur. Upaya yang dilkakukan oleh garda total security dalam mengotimalkan dukungannya adalah dengan menjalin hubungan baik kepada siapapun yang berperan dan perpartisipasi dalam pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Satuan Pengamanan (SATPAM) di BUJP Garda Total Security Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan implementasi, mulai dari perencanaan dan pelaksanaan sudah baik. Berdasarkan perencanaan, proses perencanaan secara

9 434 Penyelenggaraan program pendidikan... (Rosida Dwi F) 434 keseluruhan dilakukan oleh BUJP garda Total security dan berkolaborasi dengan kepolisian setempat sudah baik. Karena setiap unsur pendidikan mulai dari peserta didik, sarana dan prasarana, keuangan, dan hubungan lembaga dengan mitra, meskipun dalam perencanaan kurikulum BUJP garda total security tidak memiliki andil didalamnya, karena kurikulum sudah disiapkan dari pemerintah pusat. Sedangkan berdasarkan pelaksanaan, pelaksanaan setiap unsur pendidikan sudah sesuai dengan yang direncanakan, kecuali dalam pelaksanaan diklat khusus untuk program sertifikasi dilakukan pemadatan jadwal. Proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keseluruhan sudah sesuai dengan peraturan kepolisian nomor 24 tahun Dalam pelaksanaannnya Garda Total Security mampu mencetak SATPAM yang siap pakai. 2. Berdasarkan output dari pendidikan dan pelatihan SATPAM, Garda Total Security memiliki banyak siswa atau peserta didik yang beraneka ragam latar belakang dan karakternya, namun Garda Total Security mencoba untuk mendidik dan melatih peserta didik untuk menuju pada tujuan yang sama tanpa memandang latar belakang dan karakter. Karena diklat satpam dilakukan dengan semi militer, dimaksudkan supaya memiliki jiwa korsa, dan disiplin, dan memiliki ketrampilan dalam dunia SATPAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan lulusan GTS sebagian besar alumni sudah memiliki pekerjaan. 3. Berdasarkan upaya GTS dalam penyaluran lulusan ke dunia kerja, sebagian besar lulusan yang berminat mengikuti program penyaluran alumni ke dunia kerja, mereka sudah memiliki pekerjaan setelah lulus, bahkan belum lulus sudah mendapatkan panggilan. GTS berupaya menjalin relasi yang luas untuk dapat bekerja sama dalam penyeluran lulusan, salah satunya Universitas Sebelas Maret, AKT, PDAM Purworejo, dan masih banyak lagi yang lainnya. 4. Berdasarkan faktor pendukung, Garda Total Security merupakan lembaga swasta yang sudah legal dalam usaha jasa pengamanan. sebagai unsur yang menjalankan pendidikan dan pelatihan GTS berfungsi sebagai penyediaan tenaga pengamanan, latihan pengamanan, sehingga banyak lembaga dan instansi yang membutuhkan jasa pengamanan dan bersedia untuk bekerja sama. Selain itu kesolid-an antara GTS dengan

10 435 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 4.Tahun 2017 kepolisian setempat akan melancarkan proses pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan faktor penghambat, terdapat dua faktor yang menghambat penyelenggaraan diklat satpam. Pertama, kurangnya koordinasi antara personil yang berada di bagian lapangan dan pihak kantor. Kedua pembentukan jiwa korsa dan disiplin dalam diri peserta didik memerlukan waktu, karena berasal dari latar belakang dan karakter yang berbedabeda. 5. Berdasarkan upaya untuk meminimalisir hambatan, garda total security melakukan koordinasi sedini mungkin dalam mengambil keputusan antara pihak lapangan dan kantor pusat, meskipun terkadang masih terjadi salah paham. Berdasarkan upaya mengoptimalkan dukungan, garda total security berusaha untuk selalu menjalin hubungan baik dengan semua mitra yang bekerja sama. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran untuk BUJP Garda Total Security, Yogyakarta. 1. Mengatur, dan mendiskusikan kembali struktur organisasi, supaya dapat melakukan koordinasi dengan baik dan menghindari salah paham karena kurangnya koordinasi. Perlu adanya staf keuangan di kantor induk satu Purworejo. 2. Melakukan standarisasi sarana dan prasarana, serta jadwal pendidikan dan pelatihan supaya sesuai dengan peratutan kepala kepolisian negara republik Indonesia nomor 24 tahun Menambah fasilitas MCK untuk pendidikan dan pelatihan di cabang Purworejo, karena apabila dilihat dari banyaknya peserta sedangkan MCK hanya tersedia dua maka banyak peserta yang harus keluar lingkungan diklat untuk mencari MCK. DAFTAR PUSTAKA Joesoef Soelaiman Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Mustofa Kamil Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta Domi Matutina Manajemen Peersonalia. Jakarta: Rineka Cipta Perkap POLRI Nomor 24 Tahun 2007 tentang sistem manajemen pengamanan organisasi, perusahaan dan atau instansi lembaga pemerintah.

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA SKRIPSI

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA SKRIPSI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SATPAM (SATUAN PENGAMANAN) DI GARDA TOTAL SECURITY YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa untuk memperoleh tenaga Satuan Pengamanan

Menimbang : a. bahwa untuk memperoleh tenaga Satuan Pengamanan PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 18 TAHUN 2006 TENTANG PELATIHAN DAN KURIKULUM SATUAN PENGAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 18 TAHUN 2006 TENTANG PELATIHAN DAN KURIKULUM SATUAN PENGAMANAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 18 TAHUN 2006 TENTANG PELATIHAN DAN KURIKULUM SATUAN PENGAMANAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 18 TAHUN 2006 TENTANG PELATIHAN DAN KURIKULUM SATUAN PENGAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Visi & Misi Perusahaan

Visi & Misi Perusahaan Company Profile Tentang Kami G a r d a W i r a K a r y a.. S e b u a h P i l i h a n PT Garda Wira Karya terbentuk pada tanggal 25 Agustus 2010 melalui serangkaian diskusi, analisa dan berbagai pertimbangan

Lebih terperinci

Oleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah,

Oleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah, Dampak Pelaksanaan Program (Anggrita K) 170 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP MENJAHIT TERHADAP AKTIVITAS WIRAUSAHA WARGA BELAJAR DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) AR-RUM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL Pencapaian Standar Kualifikasi... (Septantya Budi Saputra) 53 PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL TEACHER QUALICATION STANDARD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Surat Rekomendasi. Surat Izin Operasional. Badan Usaha Jasa Pengamanan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Surat Rekomendasi. Surat Izin Operasional. Badan Usaha Jasa Pengamanan. No.479, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Surat Rekomendasi. Surat Izin Operasional. Badan Usaha Jasa Pengamanan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan 161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1380 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 OVERVIEW PROGRAM

BAB 1 OVERVIEW PROGRAM PROPOSAL GRADUATE TRAINEE PROGRAM 2017 A. Tujuan Umum BAB 1 OVERVIEW PROGRAM Tujuan umum dari Program Graduate Trainee adalah: Menciptakan Head Operation dan Site Officer yang berkompetensi tinggi, paham

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sekolah memiliki sifat yang kompleks dan unik, oleh karena itu sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Dan untuk mencapai keberhasilan, kepala

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 10 ayat (5) Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

POTENSI SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KEMITRAAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

POTENSI SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KEMITRAAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Potensi Sekolah dalam (Isnaniah Nur Utami) 1 POTENSI SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KEMITRAAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang pundamental dalam pembangunan suatu bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi siswa yang

Lebih terperinci

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS RELIGI(PKBR) BAGI MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

VISI MISI. Menjadi perusahaan yang memiliki Integritas, Profesional, Berkualitas dan Terpercaya dalam penyedia jasa keamanan.

VISI MISI. Menjadi perusahaan yang memiliki Integritas, Profesional, Berkualitas dan Terpercaya dalam penyedia jasa keamanan. COMPANY PROFILE CONTENT ABOUT US VISI DAN MISI LEGALITAS PERUSAHAAN SECURITY MANAGEMENT SYSTEM SECURITY RECRUITMENT SYSTEM KEGIATAN BASIC TRAINING DAN GADA PRATAMA PIAGAM BASIC TRAINING SERTIFIKASI GADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract UPAYA GURU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS RUMAH PADA SISWA KELAS V SDI DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Ambar Budi Suprihatin

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI BAGIAN KE TIGA JENIS PENDIDIKAN TINGGI 1. Pendidikan Akademik 2. Pendidikan Vokasi 3. Pendidikan Profesi Pendidikan Akademik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 10 ayat (5) Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MOVING CLASS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MOVING CLASS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MOVING CLASS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Oleh Tri Utami NIM 09101244013 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dinas Pemuda dan Olahraga (selanjutnya disingkat DINPORA) Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk menjamin kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROGRAM SISWA PENGGERAK DISIPLIN (SPD) DALAM MEMBANGUN BUDAYA DISIPLIN DI SDN PANDANWANGI 1 MALANG

MANAJEMEN PROGRAM SISWA PENGGERAK DISIPLIN (SPD) DALAM MEMBANGUN BUDAYA DISIPLIN DI SDN PANDANWANGI 1 MALANG MANAJEMEN PROGRAM SISWA PENGGERAK DISIPLIN (SPD) DALAM MEMBANGUN BUDAYA DISIPLIN DI SDN PANDANWANGI 1 MALANG Naimatul Ikfiana Djum Djum Noor Benty Achmad Supriyanto E-mail: naimatulikfi@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu profesi yang harus ditekuni untuk mewujudkan kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru merupakan faktor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.19, 2010. PENDIDIKAN. Kedinasan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5101) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas beberapa hal tentang metode penelitian meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan sumber data; (d) Prosedur

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh : WILDA NURAIDA

PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh : WILDA NURAIDA 1 PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh : WILDA NURAIDA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur atau jasa. Jika membicarakan mengenai sebuah bisnis maka ada

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur atau jasa. Jika membicarakan mengenai sebuah bisnis maka ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat mendorong berbagai sektor usaha untuk lebih maju dan berkembang. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan manusia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang optimal. Sekolah

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diterangkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB.I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Makalah... 6 BAB.II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah selaku lembaga pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan para peserta didik (siswa), untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

PP 73/1991, PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 73 TAHUN 1991 (73/1991)

PP 73/1991, PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 73 TAHUN 1991 (73/1991) PP 73/1991, PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 73 TAHUN 1991 (73/1991) Tanggal: 31 DESEMBER 1991 (JAKARTA) Sumber: LN 1991/95; TLN NO.

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Kepatihan Danurejan, Telepon : 512243, 562811 562814 YOGYAKARTA P E N G U M U M A N NOMOR : 814/718... TENTANG PENGADAAN PEGAWAI KONTRAK (NON PNS) PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Globalisasi adalah era yang sedang dihadapi oleh setiap bangsa pada saat ini dan merupakan era di mana dunia menjadi terbuka dan ini menuntut kesiapan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan fomal untuk menghasilkan SDM yang siap terjun ke dunia kerja baik usaha maupun

Lebih terperinci

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT DI TAMAN KANAK-KANAK SE- KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT DI TAMAN KANAK-KANAK SE- KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL Manajemen Hubungan Sekolah... (Sri Setiyowati) 1 MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT DI TAMAN KANAK-KANAK SE- KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

PROPOSAL MITRA GARDA AGANCY

PROPOSAL MITRA GARDA AGANCY PROPOSAL MITRA GARDA AGANCY I. LATAR BELAKANG Mitra Garda Agancy merupakan wadah biro jasa yang menciptakan sumberdaya manusia yang dinamis, cekatan dan berloyalitas tinggi dalam bidang pengamanan yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGEMBANGAN SDM SPMI - UBD

PROSEDUR PENGEMBANGAN SDM SPMI - UBD PROSEDUR PENGEMBANGAN SDM SPMI - UBD SPMI UBD Universitas Buddhi Dharma Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci, Tangerang Telp. (021) 5517853, Fax. (021) 5586820 Home page : http://buddhidharma.ac.id Disetujui

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,

Lebih terperinci

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 PERSYARATAN DAN PROSEDUR Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi,

Lebih terperinci

BAB I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. A. Visi Menghasilkan tenaga kesehatan profesional dan kompetitif

BAB I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. A. Visi Menghasilkan tenaga kesehatan profesional dan kompetitif 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I VISI,MISI, TUJUAN DAN SASARAN... 3 A. Visi... 3 B. Misi... 3 C. Tujuan... 3 D. Sasaran... 3 BAB II KEBIJAKAN,PROGRAM DAN KEGIATAN... 5 A. Kebijakan...

Lebih terperinci

PT. Rajawali Sakti Indonesia

PT. Rajawali Sakti Indonesia COMPANY PROFILE PT. Rajawali Sakti Indonesia OFFICE PENDAHULUAN Memberikan jasa pelayanan keamanan yang aman dan nyaman bagi lingkungan di zaman serba instan ini merupakan sebuah keharusan bagi dunia perindustrian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DIVERSI DAN PENANGANAN ANAK YANG BELUM BERUMUR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB) SMK Telkom Pariwasta Bandung (SMK TPB) didirikan di Bandung dengan alamat di Jalan Palasari No. 1 Bandung, dengan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN POLRI PUSAT PEMBINAAN PROFESI I. Pendahuluan 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI Pelayanan publik

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu BAB I PEND AHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, perorangan, kelompok dan komunitas.

Lebih terperinci

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus pada SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DIVERSI DAN PENANGANAN ANAK YANG BELUM BERUMUR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2015 PIDANA. Diversi. Anak. Belum Berumur 12 Tahun. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5732). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena permasalahan yang ada

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena permasalahan yang ada BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Analisis data yang digunakan peneliti adalah dengan melakukan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena permasalahan yang ada merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT The study was set out to compare analytically the pedagogical competence of the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan perorangan atau secara bersama-sama (beberapa orang) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena

Lebih terperinci

PROPOSAL PENDIDIKAN & PELATIHAN GADA PRATAMA PT. INVESTAMA KOMANDO SECURITY TAHUN 2016

PROPOSAL PENDIDIKAN & PELATIHAN GADA PRATAMA PT. INVESTAMA KOMANDO SECURITY TAHUN 2016 PROPOSAL PENDIDIKAN & PELATIHAN GADA PRATAMA PT. INVESTAMA KOMANDO SECURITY TAHUN 2016 A. PENDAHULUAN 1. Dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM pengamanan, khususnya untuk ditugaskan dalam jajaran klien PT.

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu menghasilkan output yang kompetitif dalam menghadapi persaingan serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana yang menjadi fokusnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.

Lebih terperinci

KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Kelayakan Sarana Prasarana (Diega Hirdiawan) 1 KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL FEASIBILITY OF INFRASTRUCTURE FACILITIES AND TEACHERS

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pengertian BAB II LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BAB III

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI KEPOLISIAN KHUSUS DAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL OLEH KEPOLISIAN NEGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air

Lebih terperinci

Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Ekstrakurikurikuler Polisi Cilik di SDN Landungsari 1 Malang

Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Ekstrakurikurikuler Polisi Cilik di SDN Landungsari 1 Malang Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Ekstrakurikurikuler Polisi Cilik di SDN Landungsari 1 Malang Dinda Davina Armin Juharyanto Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan nilai karakter

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR: 03/Pansel/JPT Pratama/11/2016

PENGUMUMAN NOMOR: 03/Pansel/JPT Pratama/11/2016 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN NOMOR: 03/Pansel/JPT Pratama/11/2016 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 Dalam

Lebih terperinci