BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Sanjaya (2012: 57) media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan. Trianto (2011: 234) menjelaskan bahwa : Media pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan (the carriers of message) dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan (the receiver of the message). Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana (arti sempit). Media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk sederhana seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjungan ke luar kelas (arti luas). Arsyad (2007: 4) mengatakan media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Hernawan dkk (2007: 5) mengatakan bahwa: Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. 9

2 10 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat yang dijadikan perantara untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi dari penyampai pesan ke penerima pesan. Sarana atau alat yang dimaksud dapat berupa foto, video, rekaman, slide dan lainnya. b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media dalam Pembelajaran Sanjaya (2012: 75-76) menyatakan bahwa terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada komunikasi pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut yaitu : 1) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa, bukan dipandang dari sudut kepentingan guru. 2) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujauan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 3) Media yang digunakan harus sesuai dengan pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pelajaran. Contohnya untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan

3 11 jumlah penduduk Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan penduduk. 4) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahaminpelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian pula sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan dengan visual. 5) Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat murah belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yang dirancang guru perlu memerhatikan efektivitas penggunaannya 6) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama mediamedia mutakhir seperti media komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya. Hernawan dkk (2007: 65) juga mengatakan bahwa ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media yaitu : 1) Kesesuaian dengan tujuan (instructional goals). Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis media apa

4 12 yang cocok guna mencapai tujuan tersebut. Selain itu analisis dapat diarahkan pada taksonomi tujuan dari Bloom dkk apakah tujuan itu bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. 2) Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut. 3) Kesesuaian dengan karakteristik pembelajar atau siswa. Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan. 4) Kesesuaian dengan teori. Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap paling disukai dan paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga teruji validitasnya. 5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.

5 13 6) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia. Bagaimana bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia maka kurang efektif. Penjelasan di atas mengenai prinsip-prinsip penggunaan media, dapat disimpulkan bahwa prinsip penggunaan media pada dasarnya adalah media yang digunakan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai. Oleh karena itu, maka media yang digunakan harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa agar siswa lebih mudah memahami, serta memperhatikan keefektifan dan keefisienan penggunaan media tersebut. c. Manfaat media pembelajaran Penggunaan media pembelajaran oleh guru tentu memiliki banyak manfaat yang memudahkan guru dalam proses pembelajaran. Trianto (2011: 234) menjelaskan bahwa : Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik, metode pembelajaran lebih bervariasi, siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas, pembelajaran lebih menarik dan mengatasi keterbatasan ruang. Secara lebih khusus Sanjaya (2012: 70-72) menjelaskan manfaat media pembelajaran yaitu :

6 14 1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. 2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. 3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar sisswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah menyajikan bahan-bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret ke dalam kelas sehingga siswa menjadi lebih memahami. Media pembelajaran juga bermanfaat dapat menjadikan siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran akan lebih bervariasi. 2. Adobe Flash Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang dengan pesat, telah banyak diciptakan teknologi-teknologi yang dibuat agar memudahkan

7 15 manusia dalam melakukan aktivitasnya. Salah satunya adalah perangkat lunak Adobe Flash yang dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran dengan tampilan yang lebih menarik. Adobe flash merupakan program pembuat animasi yang diproduksi oleh perusahaan peranti lunak dari Amerika Serikat yaitu Adobe System Incorporated. Sunyoto (2010: 1) mengatakan bahwa : Perangkat lunak Adobe Flash yang selanjutnya disebut Flash dahulunya bernama Macromedia Flash, merupakan software multimedia unggulan yang dahulunya dikembangkan oleh Macromedia, tetapi sekarang dikembangkan dan didistribusikan oleh Adobe System. Sejak tahun 1996, Flash menjadi metode populer untuk menambahkan animasi dan interaktif website. Flash biasanya digunakan untuk membuat animasi, hiburan, dan berbagai komponen web, diintegrasikan dengan video dalam halaman web sehingga dapat menjadi aplikasi multimedia yang kaya (Rich Multimedia Application). Adobe flash merupakan salah satu program untuk membuat desain animasi. Animasi merupakan objek bergerak yang dinamis dan memberikan interaksi yang lebih menarik dibandingkan dengan objek yang statis. Dengan animasi objek, sebuah tampilan yang interaktif dan menarik akan didapat (Rini W., 2010: 1). Keunggulan dari Flash adalah dapat digunakan untuk membuat aplikasi-aplikasi, diantaranya yaitu aplikasi web dan aplikasi desktop karena aplikasi flash selain dikompilasi menjadi format.swf, flash juga dapat dikompilasi menjadi format.exe. Flash dapat memanipulasi vektor dan citra raster, dan mendukung bidirectional streaming audio dan video. Bahasa skrip yang terdapat di dalam flash dinamakan ActionScript. Format file flash adalah SWF atau yang disebut ShockWave Flash movie. Flash

8 16 dijalankan dengan Adobe Flash Player yang dapat ditanam pada browser, telepon seluler atau software lain. 3. Pendekatan Saintifik Pelaksanaan pembelajaran dan implementasi kurikulum 2013 menekankan dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik (scientific approach). Pendekatan ilmiah termasuk dalam pendekatan yang menjadikan siswa sebagai subjek belajar. Kemendikbud (2014: 33) menjelaskan bahwa : Proses pembelajaran menggunaan pendekatan saintifik hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Warso (2013: 149) mengatakan bahwa pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Oleh karena itu, pembelajaran yang berlangsung diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar, berusaha sendiri menemukan pengetahuannya, serta berlatih berpikir kritis sehingga antara pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa seimbang. Berdasarkan Permendikbud No.81a Tahun 2013, proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

9 17 1) Mengamati Kegiatan mengamati dijelaskan dalam Permendikbud No.81a Tahun 2013 yaitu guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. 2) Menanya Kegiatan menanya dalam Permendikbud No.81a Tahun 2013 dijelaskan bahwa guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. 3) Mengumpulkan informasi Permendikbud No.81a Tahun 2013 menjelaskan bahwa tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena

10 18 atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. 4) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar Permendikbud No.81a Tahun 2013 menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan pada kegiatan sebelumnya dijadikan dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. 5) Mengomunikasikan Permendikbud No.81a Tahun 2013 menjelaskan bahwa kegiatan mengomunikasikan adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Penjelasan di atas mengenai pendekatan saintifik dapat disimpulkan bahwa konsep pendekatan saintifik (scientific approach) adalah menggali informasi dan memahami materi dengan cara ilmiah. Cara-cara ilmiah tersebut yaitu melakukan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik mendorong siswa untuk berpikir kritis, analistis, tepat dalam mengidentifikasi, memahami, dapat

11 19 memecahkan masalah serta mengaplikasikan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. 4. Pembelajaran Tematik Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dengan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Menurut Trianto (2013: 152) mengatakan bahwa : Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsepkonsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami. Majid (2013: 119) menyatakan pendidik lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus pada suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka, bukan ketepatan siswa dalam melakukan replikasi atas apa yang dilakukan. Dilek (2002: 1) mengatakan pembelajaran tematik adalah : Traditionally, in a thematic, integrated teaching approach based on Bruner s spiral curriculum concept, the task is practised concurrently by selecting appropriate content from the subject based curriculum Integration is generally used in a single class teacher system where usually the teacher teaches all curriculum subjects. It is thought that pupils' psychomotor, affective and cognitive skills can be improved through thematic teaching approach. Maksud dari penjelasan di atas adalah dalam pembelajaran tematik, pendekatan pembelajaran yang saling terintegrasi didasari oleh konsep kurikulum Brunner, tugas yang diberikan guru kepada siswa berasal dari hal yang paling dekat dengan siswa. Pengintegrasian tersebut pada umumnya

12 20 digunakan oleh guru kelas yang mengajarkan semua mata pelajaran pada kurikulum tertentu. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, menarik, sehingga keterampilan berpikir siswa dapat tergali. Aspek keterampilan psikomotor, afektif dan kognitif siswa dapat dimunculkan melalui pembelajaran menggunakan pendekatan tematik. Rusman (2013: 254) juga menjelaskan bahwa : Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model dalam pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran pada sebuah tema sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Siswa menggali sebuah konsep dengan cara mengalami langsung dan menghubungkan konsep tersebut dengan konsep lain yang telah dimiliki. Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang membedakannya dengan model pembelajaran yang lain. Kemendikbud (2014: 27) mengatakan terdapat beberapa ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu yaitu : 1. Berpusat pada anak 2. Memberikan pengalaman langsung pada anak 3. Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan)

13 21 4. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya) 5. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran) 6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya) Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Suryosubroto (2009: ) menyatakan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan dan juga kelemahan. Keunggulan yang dimaksud adalah : 1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa 2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. 3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna. 4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan yang ditimbulkannya, yaitu :

14 22 1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi. 2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran dalam sebuah tema, pembelajarannya student center serta bersifat fleksibel. Pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas memiliki keunggulan yaitu memudahkan siswa untuk belajar dengan mengalami secara langsung sehingga siswa mengorganisasikan sendiri pengalamannya, pembelajarannya lebih bermakna dan berkesan dihati siswa. Pembelajaran tematik juga memiliki kelemahan yaitu tidak semua guru mampu untuk mengintegrasikan mata pelajaran dengan tepat dan dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi untuk melaksanakannya. 5. Makanan Sehat dan Bergizi Makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh kita. Zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat. Berdasarkan asalnya, bahan makanan terdiri dari dua jenis, yaitu bahan makanan nabati dan bahan makanan hewani. Nadhiroh dan Farida (2009: 4-6) menjelaskan syarat-syarat makanan sehat, yaitu : a. Makanan bergizi seimbang b. Makanan diolah dengan benar

15 23 c. Makanan tersimpan dengan baik d. Makanan tidak tercampur bahan kimia beracun e. Makanan masih segar dan belum kadaluarsa Pembelajaran mengenai makanan yang sehat dan bergizi diberikan pada anak usia Sekolah Dasar (SD) agar anak dapat memahami dengan baik antara makanan yang sehat dengan makanan yang tidak sehat. Anak usia SD cenderung memilih makanan yang terlihat enak tanpa mengetahui apakah makanan tersebut mengandung bahan berbaya atau tidak seperti pengawet, pewarna, dan perasa. Pengetahuan tentang makanan sehat dan bergizi dapat membantu anak untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang masuk ke dalam tubuh mereka. 6. Research and Development (R & D) a. Pengertian R&D Menurut Sukmadinata (2007: 164) Research and Development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Sugiyono (2010: 407) menjelaskan bahwa : Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan uji keefektifan produk supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas. Penjelasan mengenai pengertian R&D di atas, dapat disimpulkan bahwa R&D adalah salah satu jenis metode penelitian yang menghasilkan produk baru yang merupakan pengembangan dari produk

16 24 sebelumnya. Produk yang telah dibuat berdasarkan pada analisis kebutuhan. Keefektifan produk tersebut harus diuji coba terlebih dahulu agar dapat digunakan oleh masyarakat. b. Langkah-langkah R&D Menurut Borg dan Gall (1983: 775) menyatakan bahwa terdapat beberapa langkah-langkah dalam R&D yaitu sebagai berikut: 1) Research and information collecting. Includes review of literature, classroom observations, and preparation of report of state of the art. 2) Planning. Includes defining skills, stating objectives determining, course sequence, and smale scale feasibility testing. 3) Develop preliminary form of product. Includes preparation of instruuctional materials, handbooks, and evaluation devices. 4) Preliminary field testing. Conducted in from 1 to 3 schools, using 6 to 12 subjects. Interview, observational and questionnare data collected and analyzed. 5) Main product revision. Revision of product as suggested by the preliminary field-test results. 6) Main field testing. Conducted in 5 to 15 schools with 30 to 100 subjects. Quantitative data on subjects precourse adn postcourse performance are collected. Results are evaluated with respect to course objectives adn are compared with control group data when appropriate. 7) Operational product revision. Revision of product as suggested by field-test results. 8) Operational field testing. Conducted in 10 to 30 schools involving 40 to 200 subjects. Intervie, observationaland questionnaire data collected and analyzed. 9) Final product revision. Revision of product as suggested by operational field-test results. 10) Dissemination and implementation. Report and product at professional meetings and in journal. Work with publisher who assumes commercial distribution. Monitor distribution to provide quality control. Sukmadinata (2007: 169) menjelaskan sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall sebagai berikut :

17 25 1) Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan- pertimbangan dari segi nilai. 2) Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas. 3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. 4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba pada lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. 5) Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. 6) Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.

18 26 7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational product revision). Menyempurnakan produk hasil uji lapangan. 8) Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan anlisis hasilnya, 9) Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan. 10) Diseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan professional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penelitian terdiri dari 10 tahap. Penelitian dimulai dari tahap mengumpulkan data dari lapangan, kemudian peneliti membuat rencana dari data yang ada untuk mengembangkan produk melalui uji coba yang dilanjutkan dengan revisi produk. Produk yang telah memenuhi kriteria kemudian disebarkan/diperbanyak untuk melengkapi produk yang ada. 7. Model Pengembangan Media Pembelajaran Mengembangkan sebuah produk media tentu terdapat langkahlangkah yang harus dilakukan sampai media siap produksi. Susilana

19 27 (2011: 28) menjelaskan model yang digunakan untuk pengembangan media yaitu sebagai berikut : Ya Perencanaan Pembuatan Media Tidak Gambar 2.1 Diagram Prosedur Pengembangan Media 1) Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa Perencanaan sebuah media pembelajaran harus didasarkan atas kebutuhan (need). Kebutuhan yang dimaksud adalah adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang diinginkan dengan kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang dimiliki oleh siswa. Kebutuhan inilah yang dijadikan dasar dalam membuat media pembelajaran sehingga media dapat berfungsi dengan baik. Media yang akan digunakan juga harus memperhatikan

20 28 karakteristik siswa yang sesuai dengan gaya belajar para siswa, dan didasarkan pada kurikulum yang berlaku. 2) Perumusan Tujuan Dalam pembelajaran tujuan merupakan faktor yang sangat penting karena tujuan tersebut dijadikan arah oleh siswa dalam melakukan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan tersebut. Perumusan tujuan harus memiliki ketentuan diantaranya adalah selalu berpatokan pada perilaku siswa (learned oriented), spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya, dan sesuai dengan formula teknik perumusan tujuan pembelajaran dari Baker (1971) yaitu ABCD (Audience, Behaviour, Conditioning dan Degree). 3) Perumusan Materi Sebuah program media didalamnya harus berisi materi yang harus dikuasai oleh siswa. Perumusan materi didasarkan pada perumusan tujuan. Materi yang disusun perlu memperhatikan kriteriakriteria tertentu yaitu materi dalam media pembelajaran harus sudah benar-benar teruji kebenarannya (sahih atau valid), tingkat kepentingan, kebermanfaatan media secara akademis (kemampuan) dan non akademi (lifeskill) siswa, kemudahan dalam mempelajari dan kesesuaiannya dengan kebutuhan setempat serta daya tarik media sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk mempelajarinya lebih lanjut.

21 29 4) Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan Untuk mengukur tujuan pembelajaran maka perlu dirumuskan alat pengukur keberhasilan belajar yang dapat berupa tes, penugasan, atau daftar cek perilaku. Alat pengukur keberhasilan dikembangkan berdasarkan tujuan dan materi yang telah disiapkan. Tiga kemampuan yang diukur adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 5) Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM) GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh para pengembang program media yang dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan dan materi. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh jika menggunakan GBPM yaitu terjadinya persamaan persepsi, efisien, efektif, motivasi dan kreatif. GBPM dapat juga digunakan untuk memprediksi (antisipasi) durasi program. 6) Perencanaan Pembuatan Media Untuk menggambarkan secara umum media yang akan dikembangkan maka diperlukan format perencanaan pembuatan media yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis dan audio yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan media, sesuai dengan tujuan dan kompetensi tertentu. Fungsinya format perencanaan pembuatan media ini adalah sebagai penuntun dalam memproduksi media, mengetahui unsur-unsur media (audio, teks dan visual) yang harus ditampilkan dalam media beserta urutannya dengan jelas tertera dalam naskah ini.

22 30 7) Tes/Uji Coba Tes atau uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validasi media yang dikembangkan, dengan menggunakan instrumen berupa angket. Media dinilai oleh validator yaitu pakar media dan pakar materi. 8) Revisi Revisi merupakan kegiatan perbaikan terhadap media yang sebelumnya sudah diujicobakan dan dinilai oleh validator perbaikan dilakukam sesuai dengan saran dari validator sehingga media menjadi lebih baik dari sebelumnya. 9) Media Siap Produksi Media yang telah tervalidasi dan telah telah direvisi kemudian diproduksi. B. Kerangka Berpikir Pendidikan, kurikulum, dan proses pembelajaran merupakan tiga hal yang tidak dapat terpisahkan dan saling berkaitan satu sama lain. Proses pembelajaran di sekolah dasar memiliki banyak faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah guru, siswa, kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran serta lingkungan. Tugas seorang guru adalah menjadi fasiltator bagi siswanya untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif serta menumbuhkan minat siswa agar belajar dengan baik dan penuh semangat. Oleh karena itu guru harus pandai dalam memilih metode dan media yang sesuai dengan karakteristik

23 31 para siswanya sehingga pembelajaran yang berlangsung akan lebih bermakna. Media merupakan segala alat peraga dan bahan yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi mengenai materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut siswa untuk lebih berpikir kritis, dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran siswa melakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah mengamati, menanya, mencoba, mengomunikasikan, dan mengkonfirmasi sehingga guru dituntut untuk lebih banyak berupaya. Namun pembelajaran yang telah dilaksanakan masih belum bermakna karena siswa masih belum sepenuhnya memahami apa yang sedang dipelajarinya, hal ini dikarenakan metode dan media yang digunakan masih sangat terbatas. Media yang digunakan masih terbatas hanya pada gambar-gambar yang ada di buku siswa atau LKS, sedangkan untuk media yang berbasis teknologi juga masih sangat kurang variasinya. Pembelajaran yang dilakukan masih dominan dengan metode ceramah dari guru, sehingga siswa cepat merasa bosan, mengantuk dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran berkurang. Penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan siswa akan menjadi lebih fokus dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan

24 32 media pembelajaran berbasis flash. Melalui pengembangan media pembelajaran berbasis flash ini diharapkan guru mampu meningkatkan pemahaman siswa dan membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar. C. Hipotesis Penelitian Adanya keefektifan penggunaan media pembelajaran berbasis flash pada materi tema makananku sehat dan bergizi sub tema makananku sehat dan bergizi pembelajaran ke-2 terhadap prestasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar. D. Produk yang dihasilkan Hasil penelitian pengembangan ini yaitu sebuah produk yang berupa media pembelajaran berbasis flash materi tema makananku sehat dan bergizi sub tema makananku sehat dan bergizi pembelajaran ke-2 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Media pembelajaran ini merupakan media berbasis teknologi yang apabila digunakan untuk mengajar di kelas memerlukan beberapa alat penunjang yaitu LCD proyektor, laptop/komputer dan speaker. Media pembelajaran berbasis flash materi tema makananku sehat dan bergizi sub tema makananku sehat dan bergizi pembelajaran ke-2 terdiri dari lima komponen yaitu gambar dan animasi, penjelasan materi, video, suara dan soal latihan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 1 Karanganyar, dan SMA Negeri 2 Karanganyar. Waktu penelitian dilaksanakan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research 42 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulam data, prosedur penelitian dan pengembangan serta analisis instrumen. 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Gall and Borg (2003;569) mendefinisikan

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. Bab metode pengembangan ini, akan diuraikan beberapa subbab, yang meliputi

III. METODE PENGEMBANGAN. Bab metode pengembangan ini, akan diuraikan beberapa subbab, yang meliputi III. METODE PENGEMBANGAN Bab metode pengembangan ini, akan diuraikan beberapa subbab, yang meliputi pendekatan pengembangan, tempat dan waktu pengembangan, langkah-langkah pengembangan, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU AJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA KELAS X SEMESTER 1 DI SMK NEGERI 1 GROGOL SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU AJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA KELAS X SEMESTER 1 DI SMK NEGERI 1 GROGOL SKRIPSI PENGEMBANGAN BUKU AJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA KELAS X SEMESTER 1 DI SMK NEGERI 1 GROGOL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pendekatan pengembangan, tempat dan waktu pengembangan, langkah-langkah

METODE PENELITIAN. pendekatan pengembangan, tempat dan waktu pengembangan, langkah-langkah III. METODE PENELITIAN Dalam metode pengembangan ini, akan diuraikan beberapa sub bab, yaitu pendekatan pengembangan, tempat dan waktu pengembangan, langkah-langkah pengembangan, metode pengembangan tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Media Pembelajaran. menambahkan keterampilan pada setiap orang yang

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Media Pembelajaran. menambahkan keterampilan pada setiap orang yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Sanjaya (2012: 61), media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 3.1 METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran berbasis komik ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and 28 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and development), karena penelitian bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk bukan penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1979: 624), yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (01: 407) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development 21 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan Brog dan Gall (1983 : 772) yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Kecerdasan Jamak ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau Educational Research and Development ( R & D ). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan model Borg and Gall melalui sepuluh tahapan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meninjau pertimbangan dari kesesuaian tujuan penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau Research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif 116 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif berbasis komputer yang nantinya digunakan pada pembelajaran PAI. Adapun pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek penelitian studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi mobile learning berbasis WAP. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Menurut Sugiyono, metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu merupakan jenis penelitian pengembangan (Research & Development). Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada pada bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D), yaitu sebuah strategi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest. 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian, populasi dan sampel Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bandung, dan kota Bandung. Untuk kota Bandung peneliti memilih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek studi lapangan adalah 6 guru kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cihampelas Jln. Raya Sayuran Desa Mekarmukti Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat 40562. Dipilihnya lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah (1) lokasi dan subyek penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) diagram alir penelitan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Lembar Kerja Siswa

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Lembar Kerja Siswa 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja Siswa a. Pengertian Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) dijadikan pegangan siswa dalam proses pembelajaran. LKS mampu membantu guru dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and 37 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development atau penelitian pengembangan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, diagram alir penelitian, instrumen penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (RnD). Pengembangan atau RnD merupakan perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan terutama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal

TINJAUAN PUSTAKA. pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC Norma Dewi Shalikhah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan scientific pada materi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Dan Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem informasi manajemen sekolah. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kurikulum. Terkait dengan kurikulum, saat ini pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kurikulum. Terkait dengan kurikulum, saat ini pendidikan Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dewasa ini berlangsung sangat pesat. Kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan ini tidak terlepas dari perkembangan pendidikan di

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam bab 1, penelitian ini secara umum bertujuan mengembangkan software untuk tes kemampuan membaca pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development atau penelitian dan pengembangan. Pengertian penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) karena dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS SMAW DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS SMAW DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN Pengembangan Media Pembelajaran (Iswara Yudha Pratama) 463 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS SMAW DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA USING ADOBE

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA MATA KULIAH FISIKA 1 UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS BELAJAR MAHASISWA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA MATA KULIAH FISIKA 1 UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS BELAJAR MAHASISWA Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Learning PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA MATA KULIAH FISIKA 1 UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS BELAJAR MAHASISWA Elfira Taufida Pelupessy

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 1, APRIL 2016 1 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN Oleh: Rofiqul Fuadi Sholihin, Yoto dan Sunomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dan kemajuan pesat telah terjadi di berbagai daerah dengan bidang-bidang khusus. Salah satu bidang yang mengalami kemajuan sangat pesat

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI 38 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-5 Tahun 2016 PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI MEDIA DEVELOPMENT OF SCIENCE CARTOON IN SUBJECT

Lebih terperinci

Novita Uswatun Khasanah, Widjianto, dan Nuril Munfaridah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Novita Uswatun Khasanah, Widjianto, dan Nuril Munfaridah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) BERBANTUAN CAMTASIA STUDIO PADA POKOK BAHASAN HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK UNTUK KELAS

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45454545 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini mengkaji courseware multimedia pembelajaran interaktif pada sub materi pengaruh suhu terhadap laju reaksi yang dikembangkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada mata pelajaran bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu mulai persiapan hingga akhir penelitian serta instrumen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI SMK

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI SMK UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 3, November 2017 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI SMK Nur Ani Lestari dan Istiqomah 1,2,3 Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bergantian dan saling membantu, yaitu pendekatan kualitatif (qualitative

BAB III METODE PENELITIAN. bergantian dan saling membantu, yaitu pendekatan kualitatif (qualitative 116 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan secara bersama, bergantian dan saling membantu, yaitu pendekatan kualitatif (qualitative approach) dan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates No.8 Boyolali, SMAN N 3 Boyolali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu, instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pembuatan media pembelajaran. Media yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbentuk komik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau penelitian dan pengembangan. Pendekatan ini merujuk kepada teori Borg & Gall dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN Pada bab III ini, peneliti akan menguraikan tentang model pengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba produk. Dalam butir uji coba produk terdapat desain uji coba, jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bukan hanya kegiatan guru dalam menyampaikan materi dan tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, siswa dan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau 59 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research & Development (R&D). Produk yang dikembangkan berupa metode bermain dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat evaluasi keterampilan menyimak apresiatif novel.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci

Penelitian dan Pengembangan R&D

Penelitian dan Pengembangan R&D Penelitian dan Pengembangan R&D Content Definisi R & D Konsep Dasar R & D Tujuan R & D Karakteristik R & D R & D dalam penelitian Metode R & D Langkah-Langkah Penelitian R & D Contoh Penelitian R & D Sistematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam persoalan yang ada di dunia pendidikan khususnya di Indonesia ini menjadikan landasan yang mendasari pada penelitian ini. Dalam bab pendahuluan ini akan dipaparkan latar

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA A. Definisi Belajar dan Pembelajaran Menurut Arsyad (2007: 1) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang 53 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang pendidikan kesehatan reproduksi bagi siswa pada jenjang sekolah menengah. Metode dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan LKS berbasis representasi kimia yang meliputi representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Pengembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Generik Sains Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan pengetahuan sains

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG Pengembangan Media Pembelajaran... (Drajat Nugroho) 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG MEDIA

Lebih terperinci