Simulasi Karakteristik Transien Motor Induksi Tiga Fase Menggunakan Aplikasi MOTORSIM Dan Simulink

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Simulasi Karakteristik Transien Motor Induksi Tiga Fase Menggunakan Aplikasi MOTORSIM Dan Simulink"

Transkripsi

1 Semina Nasional Peanan Ipteks Menuju Industi Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 217 ISBN: Simulasi Kaakteistik Tansien Moto Induksi Tiga Fase Menggunakan Aplikasi MOTORSIM Dan Simulink Muchlas Univesitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas Nomo 9, Yogyakata, Indonesia *Coespondence should be addessed to Abstak Kaakteistik tansien mesin listik telah banyak disimulasikan menggunakan bebagai teknik, namun sebagian besa dai teknik-teknik tesebut masih belum dilengkapi dengan antamuka yang membeikan kemudahan bagi penggunanya. Penelitian ini ditujukan untuk menghasilkan simulato MOTORSIM yang mudah diopeasikan dan dapat digunakan untuk menampilkan kaakteistik tansien moto induksi tiga fase. Posedu pengembangan MOTORSIM pada penelitian ini meliputi: analisis kebutuhan, eksploasi efeensi, penentuan model pesamaan difeensial moto induksi, penetapan spesifikasi, peancangan antamuka dan komputasi, seta pengujian aplikasi. Validitas hasil simulasi dilakukan dengan membandingkan paamete kaakteistik hasil simulasi MOTORSIM dengan hasil simulasi menggunakan SIMULINK. Fungsionalitas dai panel-panel simulato diuji menggunakan black box testing oleh tiga oang yang dipandang independen dan memiliki kompetensi dalam bidang teknik elekto dan ekayasa peangkat lunak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulato MOTORSIM yang dikembangkan dapat menampilkan kaakteistik moto induksi tiga fase sesuai dengan hasil simulasi SIMULINK, dan semua panel yang tesedia dapat befungsi dengan baik. Kata kunci: simulasi, kakteistik tansien, moto induksi tiga fase, aplkasi MOTORSIM 1. Pendahuluan Moto induksi atau disebut juga moto AC meupakan salah satu mesin listik yang saat ini banyak digunakan oleh kalangan industi. Penggunaannya semakin luas kaena untuk daya yang setaa dengan moto DC, mesin ini memiliki keunggulan selain haganya lebih muah, juga kuat konstuksinya [1], sehingga disebut sebagai kuda penaik (wokhose) dalam bidang industi [2]. Dalam bidang pendidikan, paktik matei moto induksi di dalam laboatoium umumnya ditujukan untuk membeikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kaakteistik dan unjuk keja mesin tesebut seta caa pengendaliannya dalam bebagai aplikasi industi. Kegiatan paktik moto induksi ini sangat penting bagi mahasiswa teknik, mengingat aktivitas ini dapat membeikan penguatan pada aspek psikomotoik. Namun, kegiatan paktik moto induksi menggunakan laboatoium eal banyak menemui kesulitan teutama jika dihadapkan pada tujuan paktik yang tekait dengan kaakteisasi dan unjuk keja moto induksi dengan daya tinggi. Untuk menyelenggaakan paktik dengan tujuan tesebut, haus disediakan moto induksi dengan daya besa dan instumen-instumen pendukungnya sepeti digital stoage oscilloscope yang tentu memelukan biaya besa dalam pengadaannya. Selain itu, opeasi moto induksi dengan daya besa juga menimbulkan efek kedip, yakni menuunnya tegangan jaingan listik saat moto induksi melakukan stat up, sehingga dapat mengganggu opeasi-opeasi pealatan listik yang menggunakan jaingan powe line yang sama. Pada sisi lain, paktik dengan pecobaan diect-online-supplied tesebut juga dapat membahayakan moto itu sendii kaena saat stat up moto akan menaik aus sebesa enam sampai dengan delapan kali aus nominal, sehingga dapat meusak kumpaan moto jika seing diopeasikan dengan mode sepeti ini. Untuk itu pelu diancang suatu simulato yang dapat menggantikan paktik eal dengan simulasi. Saat ini memang telah tesedia pianti yang dapat digunakan untuk melayani simulasi kaaktesitik moto induksi yakni SIMULINK yang dibuat oleh peusahaan The MathWoks, Inc. Namun, pianti tesebut hanya menyediakan Gaphical Use Inteface (GUI) standa yang belum sesuai dengan kebutuhan spesifik dai suatu poses pembelajaan paktik moto induksi yang memadai. Telebih lagi untuk matei pembelajaan aplikasi-aplikasi 217 ITP Pess. All ights eseved. DOI /PIMIMD

2 Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 185 pengendalian sepeti soft-state dengan bebagai paamete stating time, pianti tesebut belum menyediakannya. Memang, selain SIMULINK, saat ini telah dikembangkan pula pianti simulasi kaaktesitik moto induksi sepeti dilakukan oleh Renukadevi & Rajambal [3], Aabaci & Bilgin [4], Shah, Rashid & Bhatti [5], Booa, Agawal & Sandhu [6], Nithin, Jos & Rafeek [7], Kamal & Gii [8], Leedy [9], dan Rafeek, et al [1], namun GUI yang disediakan pada penelitian-penelitian tesebut masih belum besifat use fiendly, sehingga dapat mengakibatkan dosen dan mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan simulasi. Atas dasa kenyataan-kenyataan yang telah dikemukakan di atas, pelu dilakukan pengembangan simulato yang dapat digunakan sebagai saana altenatif pembelajaan paktik secaa simulatif dengan topik kaaktesitik moto induksi tiga fase. 2. Landasan Teoi Untuk membangun simulato moto induksi tiga fase, penelitian ini menggunakan dua hal pokok yang melandasinya, yakni model mesin dan teknik komputasi simulasi. A. Model Dinamis Moto Indusi Tiga fase Penuunan fomula kaakteistik dinamis moto induksi tiga fase dapat dilakukan dengan menggunakan bebagai model yang telah dikembangkan oleh paa peneliti sebelumnya. Model yang banyak digunakan untuk menganalisis kaakteistik dinamis dai mesin fase banyak adalah model keangka efeensi dq (diect-quadatue). Meujuk pada Leedy [9], angkaian ekivalen moto induksi 3-fase dalam model dq ditunjukkan pada gamba 1. Keteangan untuk gamba 1 di atas adalah d adalah menunjukkan diect axis (sumbu-d), q dinamakan quadatue axis (sumbu-q), v ds tegangan stato sumbu-d, v qs tegangan stato sumbu-q, v d tegangan oto sumbu-d, v q tegangan oto sumbu-q, i ds aus stato sumbud, i qs aus stato sumbu-q, i d aus oto sumbud, i q aus oto sumbu-q, ω e kecepatan angule keangka efeensi, ω kecepatan angule oto, dan λ ds, λ ds, λ ds, dan λ ds adalah fluks belitan pada moto. Keteangan lainnya R s, dan L ls menunjukkan esistansi dan induktansi linkage pada belitan stato, sedangkan R, dan L l meepesentasikan esistansi dan induktansi linkage pada belitan oto. Notasi L m digunakan untuk menunjukkan induktansi mutual antaa belitan stato dan oto. Kajian ini akan menggunakan model yang disaankan oleh Chattopadhyay & Rao [11] dengan menggunakan angkaian ekivalen model dq sepeti pada gamba 1. Dalam model ini moto induksi dicatu melalui angkaian thyisto yang disusun dalam konfiguasi backto-back pada setiap fase tegangan stato sepeti ditunjukkan pada gamba 2 (a), dan angkaian ekivalen sakla sepeti diilustasikan pada gamba 2 (b). Notasi pada gamba tesebut V a, V b, V c beuutan menunjukkan tegangan fase-a, fase-b dan fase-c tehadap titik netal dai supply. V a V b V c Rangkaian Pemicu Thy sisto (a) MOTOR INDUKSI 3-FASE V a V b V c S 1 S 2 S 3 (b) MOTOR INDUKSI 3-FASE Gamba 2. Pengendali tegangan moto induksi 3-fase: (a) konfiguasi back to back thyisto, (b) angkaian ekivalen sakla Selanjutnya, jika semua sakla pada angkaian ekivalen tetutup (ON), maka opeasi moto sama sepeti dibei catu langsung (diect-online-supplied), sehingga belaku pesamaan difeensial pada pesamaan (1). Gamba 1. Model d-q moto induksi 3-fase

3 186 p 1 i v 1 R i ω b (1) Pada pesamaan (1), p menyatakan opeato difeensial (d/dt), b kecepatan angule basis yang digunakan untuk menentukan paametepaamete moto dalam satuan pu (pe unit). Selanjutnya, matiks inves dibeikan oleh pesamaan (2), yakni, - m m (2) - s - 2 m m s - m s dengan s, eaktansi induktif dii stato dan oto, ls, l adalah eaktansi induktif leakage stato dan oto, sedangkan m eaktansi induktif mutual. Hubungan antaa eaktansi induktif dii, eaktansi induktif leakage dan eaktansi induktif mutual dinyatakan dalam pesamaan (3), yakni, s m dan ls m l. (3) Matiks tegangan stato ditunjukkan oleh pesamaan (4), yakni, v (V V V a 2 b 2 c 1 ( V V ) 3 b c ) (4) dengan V a, V b, dan V c masing-masing meupakan tegangan setiap fase dai supply dan bebentuk sinusoidal yang dinyatakan dalam pesamaan (5) sepeti beikut ini, V a V m Sin t 2π (5) V b V m Sin( t ) 3 2π V c V m Sin( t ). 3 Konstuksi matiks R ditunjukkan oleh pesamaan (6), yakni, Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang R 1 - s R s 2 m ω ω m b ω - ω m b R ω ω b ω ω b R (6) dan vekto aus disajikan melalui pesamaan (7), yakni, i i i i i. (7) qs ds q d Untuk menghitung tosi elektomagnetik digunakan pesamaan (8), T e m (i qs i d i ds i q ) (8) dan kecepatan moto dihitung dengan pesamaan (9), ω T e F T p L ω b 2H (9) dengan Te menunjukkan tosi elektomagnetik yang dibangkitkan, H adalah konstanta inesia dai moto dalam detik, F fiction facto dan TL meupakan tosi beban. B. Teknik Simulasi Moto Iduksi Tiga Fase Bedasakan pesamaan-pesamaan yang dituunkan dengan menggunakan model dinamis sumbu dq di atas, dapat dilakukan simulasi untuk menghasilkan gambaan tentang kaakteistik dinamis moto induksi tiga fase. Pinsip dai simulasi ini adalah menyelesaikan pesamaan difeensial yang mengekspesikan vaiabel-vaiabel aus stato dan oto, tosi elektomagnetik seta kecepatan puta moto dalam domain waktu. Oleh kaena simulasi akan dilakukan dengan menggunakan pemogaman MATLAB, maka posedunya juga mengikuti kaidah-kaidah pemogaman bebasis matiks ini. MATLAB singkatan dai matix laboatoy adalah salah satu bahasa pemogaman geneasi keempat yang diciptakan untuk mendukung komputasi masalah-masalah keteknikan bebasis matiks. Bahasa pemogaman ini mengintegasikan komputasi, visualisasi dan pemogaman ke dalam suatu easy-to-use envionment, di mana

4 Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 187 masalah-masalah beikut solusinya diekspesikan ke dalam bentuk notasi matematik yang familia. Dalam simulasi ini pesamaan-pesamaan yang akan diselesaikan dalam domain waktu adalah pesamaan (1), pesamaan (8) dan pesamaan (9) dengan dukungan pesamaan (2), (3), (4), (5), (6), dan (7). Untuk menyelesaikan pesamaan-pesamaan tesebut akan digunakan metode komputasi penyelesaian odinay diffeential equations ode tinggi dan dalam pemogaman Matlab fungsinya dinamakan ode45. Salah satu posedu yang dapat digunakan adalah dengan membagi pogam menjadi tiga bagian, yakni pogam utama, definisi masalah, dan himpunan data atau paamete yang akan disimulasikan. Ketiga bagian tesebut tesimpan dalam tiga file dengan ekstensi m yang tepisah. Posedu komputasi ditunjukkan pada gamba 3 dan gamba 4. Sedangkan gamba (4) menjelaskan flow chat komputasi. Poses komputasi ini akan menghasilkan penyelesaian pesamaan difeensial bebentuk fungsi aus stato, tosi elektomagnetik dan kecepatan puta moto dalam domain waktu, yakni I s(t), T e(t), dan (t) yang tehimpun dalam vekto sepanjang jumlah inteval waktu simulasi yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan plot tehadap fungsi tesebut untuk mempemudah pembacaan data hasil analisis. Hasil plot dai fungsi-fungsi tesebut menceminkan kaakteistik dinamis moto induksi tiga fase. Gamba 3. Mekanisme keja solve ODE45 Gamba (3) menjelaskan bahwa komputasi memelukan tiga file Matlab untuk menghimpun scipt pogam utama dan definisi masalah seta data paamete mesin yang dianalisis. Dalam menyelesaikan pesamaan difeensial ode tinggi, fungsi solve ODE45 akan membaca data pada file paametes.m dan definisi masalah yang beisi himpunan fomula pesamaan difeensial yang akan diselesaikan. Gamba 4. Flow chat komputasi 3. Metode Studi yang dilakukan ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan. A. Posedu Pengembangan Posedu pengembangan yang dijalankan mengikuti uut-uutan sebagai beikut. Analisis kebutuhan tehadap simulato pada kegiatan paktik Kaakteistik Moto

5 188 Induksi Tiga Fase yang dibei catu secaa diect online supplied dan moto induksi yang dicatu dengan tegangan amp-up. Eksploasi efeensi dan penentuan model komputasi yang sesuai untuk menyelesaikan pesamaan difeensial yang meepesentasikan kaakteistik moto induksi tiga fase. Penentuan spesifikasi simulato yang akan dikembangkan bedasakan analisis kebutuhan. Peancangan GUI untuk input, poses dan output sesuai spesifikasi yang telah ditentukan dengan mengusahakan aga antamuka tesebut memiliki sifat use fiendly dan mudah diopeasikan. Peancangan komputasi bebasis solve ODE45 bedasakan hasil eksploasi efeensi penelitian tedahulu. Implementasi ancangan GUI semua bagian dan teknik komputasi yang telah dipilih dengan menggunakan pemogaman Matlab. Evaluasi kineja simulato dengan membandingkan hasil simulasi dai simulato yang dikembangkan dengan hasil simulasi menggunakan SIMULINK dai Matlab. Pengujian black box untuk menguji fungsionalitas dai GUI yang digunakan pada simulato. B. Sampel Uji Coba Untuk menguji validitas dan ketepatan spesifikasi yang telah ditentukan, hasil simulasi dai simulato yang dikembangkan dibandingkan tehadap hasil simulasi menggunakan SIMULINK. Sampel yang digunakan untuk ujicoba ini tedii atas 7 buah moto induksi tiga fase dai jenis/name plate sebagai beikut, Name plate: 215HP,4V, 5Hz, 1487pm Paamete dalam satuan SI: R s=,1379 ohm; R =,7728 ohm; L ls=,152 H; L l=,152 H; L m=,769 H; J=2,9 kg.m 2 ; P=2; F=,5658 N.m.s; T L=4 N.m Name Plate: 15HP, 4V, 5Hz, 1487pm Paamete dalam satuan pu: R s=,1481 pu; R =,8464 pu; L ls=,4881 pu; L l=,4881 pu; L m= 2,241 pu; H=,258 s; P=2; F=,1216 pu; T L=,5 pu Name plate: 1HP, 575V, 6Hz, 178pm Paamete dalam satuan SI: Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang R s=,5963 ohm; R =,3281 ohm; L ls=,633 H; L l=,633 H; L m=,2742 H; J=1,3 kg.m 2 ; P=2; F=,396 N.m.s; T L=2,16 N.m Name Plate: 5HP, 575V, 6Hz, 1775pm Paamete dalam satuan pu: R s=,1114 pu; R =,122 pu; L ls=,5295 pu; L l=,5295 pu; L m= 2,6 pu; H=,195 s; P=2; F=,2363 pu; T L=,5 pu Name plate: 2HP, 46V, 6Hz, 176pm Paamete dalam satuan SI: R s=,2761 ohm; R =,1645 ohm; L ls=,2191 H; L l=,2191 H; L m=,7614 H; J=,1 kg.m 2 ; P=2; F=,1771 N.m.s; T L=5 N.m Name Plate: 1HP, 46V, 6Hz, 176pm Paamete dalam satuan pu: R s=,241 pu; R =,159 pu; L ls=,5518 pu; L l=,5518 pu; L m= 1,975 pu; H=,1191 s; P=2; F=,3877 pu; T L=,5 pu Name plate: 5HP, 46V, 6Hz, 175pm Paamete dalam satuan SI: R s=1,115 ohm; R =1,83 ohm; L ls=,5974 H; L l=,5974 H; L m=,237 H; J=,2 kg.m 2 ; P=2; F=,5752 N.m.s; T L=1,1768 N.m C. Pengumpulan Data Data-data dipeoleh secaa simulatif menggunakan simulato yang dikembangkan dan SIMULINK. Rangkaian yang digunakan untuk menghasilkan data-data kaakteistik moto pembanding menggunakan SIMULINK ditunjukkan pada gamba 5 beikut ini. Gamba 5. Rangkaian untuk simulasi pembanding menggunakan SIMULINK D. Analisis Data Data-data yang telah dipeoleh tesebut, selanjutnya disajikan dalam bentuk gafik fungsi tehadap waktu dai vaiabel aus stato, tosi elektomagnetik dan kecepatan angule oto, yang menceminkan kaakteistik moto induksi tiga fase. Melalui teknik sepeti ini dipeoleh kaaktesitik moto induksi tiga fase

6 Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 189 dai kedua simulato. Hasil simulasi menggunakan SIMULINK digunakan sebagai pembanding, kaena kelengkapan MATLAB ini dipandang sebagai tool yang lazim dipakai di lingkungan pofesi keteknikan, sehingga memiliki tingkat ketepatan yang tinggi dalam meniukan kaakteistik moto induksi. Selain membandingkan hasilnya dengan SIMULINK, evaluasi kineja simulato yang dikembangkan juga dilakukan dengan menguji fungsionalitas panel-panel yang tesedia melalui black box testing. Menuut Williams [12], black box testing disebut juga dengan istilah functional testing yakni suatu pengujian peangkat lunak yang mengabaikan mekanisme intenal dai komponen atau sistem yang dikembangkan dan hanya bepusat pada pengamatan output dalam meespons inputinput yang dibeikan selama eksekusi sistem dijalankan, dan pengujiannya dilakukan oleh pihak-pihak yang dipandang independen. Pinsip uji fungsionalitas dengan desain black box testing adalah teste membeikan input tetentu pada sistem yang dikembangkan, selanjutnya dilakukan pengamatan tehadap output yang ditampilkan. Uji ini diakhii dengan pembeian pandangan oleh teste tehadap kesesuaian antaa output aktual yang ditampilkan oleh peangkat lunak tehadap output yang dihaapkan oleh pengembang, untuk input tetentu. Pandangan teste tehadap kesesuaian ini dinyatakan dalam dua kategoi yakni sesuai dan tidak sesuai. Subjek ujicoba/teste dalam uji ini adalah tiga oang dosen dengan kualifikasi magiste (1 oang) dan dokto (2 oang) dalam bidang teknik elekto/infomatika. Jenis data yang dipeoleh dai uji ini besifat kuantitatif beupa jumlah pandangan teste antaa hasil pengamatan tehadap hasil yang dihaapkan. Data-data pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik pesentase. Oleh kaena taget penelitian ini menginginkan aga semua panel yang tesedia dapat befungsi dengan baik, maka kiteia yang digunakan dalam menentukan fungsionalitas simulato yang dikembangkan besifat diskit. Simulato yang dikembangkan dinyatakan lolos uji ini jika teste membeikan pandangan bahwa 1% dai seluuh output aktual yang diamati sesuai dengan output yang dihaapkan pengembang. Sebaliknya, jika tedapat satu saja (kuang dai 1%) aspek output yang tidak sesuai, maka peangkat lunak yang dikembangkan ini haus dievisi dan diuji kembali fungsionalitasnya. Dengan demikian, uji ini akan memastikan simulato moto induksi tiga fase yang dikembangkan dapat befungsi dengan baik. 4. Hasil Penelitian Penelitian ini telah menghasilkan sebuah simulato yang dapat digunakan untuk simulasi kaakteistok moto induksi tiga, dan selanjutnya poduk penelitian ini disebut dengan MOTORSIM. Simulato ini beupa peangkat lunak yang bejalan di bawah aplikasi MATLAB. Antamuka MOTORSIM ditunjukkan pada gamba 6. Gamba 6. Antamuka MOTORSIM saat petama kali dijalankan Sedangkan tampilannya saat komputasi dilakukan ditunjukkan pada gamba 7. Gamba 7. Antamuka MOTORSIM saat komputasi dilakukan Setelah komputasi selesai dilakukan, MOTORSIM akan membeikan tampilan sesuai jenis output yang dipilih. Untuk jenis output Voltage Souce yang dipilih, tampilannya ditunjukkan gamba 8,

7 19 Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Gamba 8. Tampilan MOTORSIM untuk jenis output Voltage Souce sedangkan untuk output Stato Cuent, Electomagnetic Toque dan Roto Speed, tampilan MOTORSIM ditunjukkan pada gamba 9 beikut ini., (c) Gamba 9. Tampilan output MOTORSIM untuk: (a) Stato Cuent, (b) Electomagnetic Toque, dan (c) Roto Speed Validasi MOTORSIM dilakukan dengan membandingkan hasil simulasinya tehadap hasil simulasi menggunakan SIMULINK. Hasil-hasil beikut ini adalah pebandingan simulasi menggunakan salah satu moto induksi tiga fase dai 7 sampel moto yang digunakan pada penelitian ini. Hasil simulasi untuk aus stato dengan mode diect-online supplied, ditunjukkan pada gamba 1. (a) (a) Gafik aus stato (pu) vesus waktu (s) dengan MOTORSIM diect-online supplied (b) (b) Gafik aus stato (pu) vesus waktu (s) dengan SIMULINK diect-online supplied Gamba 1. Hasil simulasi aus stato untuk moto 15 HP, 4 V, 5 Hz, 1487 pm Untuk tosi elektomagnetik, hasil simulasinya ditunjukkan pada gamba 11.

8 Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 191 Gamba 12. Hasil simulasi kecepatan oto untuk moto 15HP,4V, 5 Hz, 1487 pm (a) Gafik tosi (pu) vesus waktu (s) dengan MOTORSIM diect-online supplied (b) Gafik tosi (pu) vesus waktu (s) dengan SIMULINK diect-online supplied Gamba 11. Hasil simulasi tosi untuk moto 15 HP, 4 V, 5 Hz, 1487 pm Sedangkan untuk kecepatan oto, hasil simulasinya ditunjukkan pada gamba 12. (a)gafik kecepatan oto (pu) vesus waktu (s) dengan MOTORSIM diect-online supplied (b)gafik kecepatan oto (pu) vesus waktu (s) dengan SIMULINK diect-online supplied Bedasakan pebandingan hasil menggunakan moto 15 HP, telihat bahwa untuk mode diect-online supplied, MOTORSIM membeikan hasil yang elatif sama dengan hasil simulasi SIMULINK. Untuk enam buah moto lainnya yang diujicobakan, juga telah membeikan kemiipan hasil antaa MOTORSIM dan SIMULINK. Untuk opeasi moto dengan catu langsung, pebedaan hanya tejadi pada amplitudo dan waktu tosi mencapai nilai maksimum dengan pesentase pebedaan sepeti pada tabel 1. Tabel 1. Pesentase pebedaan hasil MOTORSIM dan SIMULINK untuk diectonline supplied Jenis Moto Tem (%) ttem (%) 215HP, 15HP, 1HP, 5HP, 2HP 3,7 1HP 2,56 5HP 7,32 Tabel 1 menggambakan bahwa hanya pada moto-moto yang bedaya endah saja (2HP, 1HP, dn 5HP), tejadi pebedaan hingga mencapai 7,32% antaa hasil menggunakan MOTORSIM dan SIMULINK, untuk aspek amplitudo tosi maksimum (Tem) dan waktu mencapinya (ttem). Hal itu beati hasil simulasi kaakteistik moto induksi menggunakan MOTORSIM dapat dipandang sama dengan hasil simulasi SIMULINK untuk moto-moto bedaya tinggi di atas 2HP, yang diopeasikan dengan menggunakan diectonline supplied. Selain dengan mode diect-online supplied, uji coba MOTORSIM juga dilakukan dengan mode amp-up supplied. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa untuk mode amp-up supplied, semua jenis moto membeikan hasil simulasi yang elatif sama antaa MOTORSIM dan SIMULINK, kecuali hanya pada aspek tetentu saja yang bebeda sepeti ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Pesentase pebedaan hasil MOTORSIM dan SIMULINK untuk amp-up supplied

9 192 Jenis Moto Tem (%) ttem (%) 215HP 2,5 2,99 15HP 2,44 1,45 1HP, 2,27 5HP 2,44, 2HP 1,92 1,67 1HP 2,63, 5HP,, Bedasakan tabel 2 dapat dinyatakan bahwa untuk semua jenis moto tidak tejadi pebedaan hasil simulasi yang signifikan antaa penggunaan MOTORSIM dan SIMULINK. Hal itu menunjukkan bahwa untuk semua jenis moto yang diopeasikan dengan mode ampup supplied, MOTORSIM dapat melakukan simulasi dengan hasil yang elatif sama dengan simulasi menggunakan SIMULINK Hasil uji fungsionalitas panel yang tesedia pada MOTORSIM oleh tiga subjek teste ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Hasil uji fungsionalitas panel pada MOTORSIM Nomo Teste % Pandangan Teste Fungsionalitas Panel 1 1% Sesuai Befungsi baik 2 1% Sesuai Befungsi baik 3 1% Sesuai Befungsi baik Tabel 3 menunjukkan bahwa dai 21 item pengujian yang dibeikan, ketiga teste menyatakan bahwa panel yang tesedia telah dapat membeikan kesesuaian output tehadap input yang dibeikan sebesa 1%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semua panel pada MOTORSIM telah dapat befungsi dengan baik. 5. Kesimpulan Melalui penelitian ini telah dihasilkan sebuah simulato MOTORSIM dalam bentuk peangkat lunak bebasis pemogaman Matlab yang dapat digunakan secaa valid untuk simulasi kaaktesitik moto induksi tiga fase. Pada opeasi dengan diect-online supplied, MOTORSIM dapat membeikan hasil simulasi yang valid untuk jenis moto bedaya tinggi di atas 2HP, sedangkan pada opeasi menggunakan amp-up supplied, simulato ini dapat membeikan hasil simulasi valid untuk semua jenis moto. Semua panel pada MOTORSIM telah dapat befungsi secaa baik. Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Ucapan Teimakasih Penulis mengucapkan teimakasih kepada kolega dosen di Univesitas Ahmad Dahlan, yakni Rusydi Uma, Ph. D. dan Sunadi, Ph.D., yang telah menjadi teman diskusi intensif tentang pengembangan aplikasi MOTORSIM. Refeences [1] M. F. Rahman, D. Patteson, A. Cheok, and R. Betz, Moto dives, in Powe electonics handbook, 3d ed., M. H. Rashid, Ed. Bulington,MA: Elsevie Inc., 211, pp [2] C. Vesèle, O. Deblecke, and J. Loby, Implementation of induction moto dive contol schemes in matlab/simulink/dspace envionment fo educational pupose, in MATLAB fo Enginees - Applications in Contol, Electical Engineeing, IT and Robotics, K. Peutka, Ed. Rijeka, Coatia, 211, pp [3] G. Renukadevi and K. Rajambal, Genealized d-q model of n-phase induction moto, Int. J. Elect. Comput. Electon. Commun. Eng., vol. 6, no. 9, pp , 212. [4] H. Aabaci and O. Bilgin, Squiel cage of induction motos simulation via simulink, Int. J. Model. Optim., vol. 2, no. 3, pp , 212. [5] S. Shah, A. Rashid, and M. K. L. Bhatti, Diect quadate (d-q) modeling of 3- phase induction moto using matlab/simulink, Can. J. Elect. Electon. Eng., vol. 3, no. 5, pp , 212. [6] S. Booa, S. K. Agawal, and K. S. Sandhu, Dynamic dq axis modeling of thee-phase asynchonous machine using matlab, Int. J. Adv. Res. Elect. Electon. Instum. Eng., vol. 2, no. 8, pp , 213. [7] K. S. Nithin, B. M. Jos, and M. Rafeek, An impoved method fo stating of induction moto with educed tansient toque pulsations, Int. J. Adv. Res. Elect. Electon. Instum. Eng., vol. 2, no. 1, pp , 213. [8] A. Kamal and V. K. Gii, Mathematical modelling of dynamic induction moto and pefomance analysis with beaing fault, Int. J. Innov. Technol. Res., vol. 1, no. 4, pp , 213.

10 Posiding Semina Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 193 [9] A. W. Leedy, Simulink/matlab dynamic induction moto model fo use as a teaching and eseach tool, Int. J. Soft Comput. Eng., vol. 3, no. 4, pp , 213. [1] M. Rafeek, B. M. Jose, K. S. Nithin, and B. Paul, A novel soft state fo thee-phase induction motos with educed stating cuent and minimized toque pulsations, Int. J. Eng. Innov. Technol., vol. 2, no. 8, pp , 213. [11] A. K. Chattopadhyay and T. J. Rao, Genealized method of compute simulation fo induction motos with stato cuent discontinuities and its application to a cycloconvete-fed dive, IEEE Tans. Ind. Appl., vol. IA- 16, no. 2, pp , 198. [12] L. Williams, A (patial) intoduction to softwae engineeing pactices and methods. Raleigh, NC: Noth Caolina State Univesity, 21.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa 27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI

IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI Junal ELTEK, Vol 12 No 01, Apil 2014 ISSN 1693-4024 IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI Haij Mukti K 1 Penelitian ini membahas mengenai implementasi Diect Toque

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1).Novizon ) Uyung Gatot S Dinata. Fakultas Teknik Univesitas

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Phasa Tanpa Sensor Kecepatan Melalui Vektor Kontrol Dengan Teknik Artificial Intelegent

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Phasa Tanpa Sensor Kecepatan Melalui Vektor Kontrol Dengan Teknik Artificial Intelegent Pengatuan Kecepatan Moto Induksi 3 Phasa Tanpa Senso Kecepatan Melalui Vekto Kontol Dengan Teknik Atificial Intelegent Gigih Pabowo ¹, Renny Rakhmawati ², Meidy Ivianto 3 1 Dosen Juusan Teknik Elekto Industi

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INVERTER FUZZY LOGIC CONTROL UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK MOBIL LISTRIK DENGAN METODA VECTOR KONTROL

PENGEMBANGAN INVERTER FUZZY LOGIC CONTROL UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK MOBIL LISTRIK DENGAN METODA VECTOR KONTROL MAKARA, TEKNOLOG, VOLUME 1, NO. 1, APRL 008: 1-6 PENGEMBANGAN NVERTER FUZZY LOGC CONTROL UNTUK PENGENDALAN MOTOR NDUKS SEBAGA PENGGERAK MOBL LSTRK DENGAN METODA VECTOR KONTROL Ea Puwanto, M. Ashay, Subagio,

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC

BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC 3.1 Pendahuluan Pada penelitian sebelumnya[7] telah dibuktikan bahwa sinyal efeensi optimum yang dapat menghasilkan iak aus keluaan yang minimum pada invete

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM STUDI

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM STUDI Kode/Nama Rumpun Ilmu : 451/Teknik Elektro LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN SIMULATOR BERBASIS MATLAB UNTUK PEMBELAJARAN PRAKTIK KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASE Disusun

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERANAN IPTEK MENUJU INDUSTRI MASA DEPAN (PIMIMD) 2017

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERANAN IPTEK MENUJU INDUSTRI MASA DEPAN (PIMIMD) 2017 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERANAN IPTEK MENUJU INDUSTRI MASA DEPAN (PIMIMD) 217 PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN TECHNOPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA Padang, 27 Juli 217 ITP Press PROSIDING

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

Analisis Unjuk Kerja Motor Induksi Dengan Pengendali Thyristor Anti-Paralel

Analisis Unjuk Kerja Motor Induksi Dengan Pengendali Thyristor Anti-Paralel Analisis Unjuk Keja Moto Induksi Dengan Pengendali Thyisto Anti-Paalel Suai 1, Bamang Sutoo 1 Juusan Teknik Elekto, Univesitas Semaang, Semaang Juusan Teknik Elekto, Univesitas Gadjah Mada, Yogyakata Astak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Semina Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industi 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebuai 2017 PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Chistian Mahadhika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA

PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 Desain Sistem Kontol Menggunakan Fuzzy Gain Scheduling Untuk Unit Boile-Tubine Nonlinea Daiska Kukuh Wahyudianto, Tihastuti Agustinah Teknik Elekto, Fakultas

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB. Oleh : Dody Wahjudi. Abstract

SIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB. Oleh : Dody Wahjudi. Abstract SIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB Oleh : Dody Wahjudi Abstact Automation contol has significant ole in human life, specifically fo science and industy.

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING Ealiea Puti Dwianita, Siyanto Pogam Studi Teknik Industi, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo Jl. Pof.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAHANA GERAK MANDIRI YANG ADAPTIF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN HIERARCHICAL EXTENDED KOHONEN MAP (HEKM) Inda Hatato Tambunan, 13203178 Pogam Studi Teknik Elekto, Sekolah

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUAT SENDIRI DENGAN MENGGUNAKAN KONVERTER AC-DC-AC PADA SIFAT BEBAN YANG BERBEDA

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUAT SENDIRI DENGAN MENGGUNAKAN KONVERTER AC-DC-AC PADA SIFAT BEBAN YANG BERBEDA UNIVERSITAS INDONESIA ANAISIS DAN SIMUASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUAT SENDIRI DENGAN MENGGUNAKAN KONVERTER AC-DC-AC PADA SIFAT BEBAN YANG BERBEDA SKRIPSI AFIAT DIRGHANTARA 0606073713

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAA Susi Hendatie STMIK Palangkaaya Jalan G.Obos No. Palangkaaya Email : sesyalang@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR)

Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR) Peancangan Butle matix 4x4 pada Fekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Apetue Rada (SAR) Nu Kamila 1, Bambang Setia Nugoho 2, Budi Syihabuddin 3 Fakultas Teknik Elekto,Univesitas Telkom Bandung Nukamila25@gmail.com

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015 98 Junal Fisika Edukasi (JFE) Vol. No. Oktobe 015 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA DASAR (STUDI KASUS MAHASISWA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci