Bab 4. Simpulan dan Saran. Melalui analisis yang telah dilakukan oleh penulis, berdasarkan teori psikoanalisis

Transkripsi

1 Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Melalui analisis yang telah dilakukan oleh penulis, berdasarkan teori psikoanalisis sosial Karen Horney, dapat dipahami kecemasan yang dialami oleh tokoh Aku. Kecemasan dasar berasal dari rasa takut akan adanya suatu bahaya dari perasaan tak berteman dan tak berdaya dalam dunia penuh ancaman. Kecemasan dasar selalu dibarengi oleh permusuhan dasar yang berasal dari perasaan marah. Secara bersamaan, kecemasan dan permusuhan membuat orang yakin bahwa dirinya harus dijaga untuk melindungi keamananya. Konflik interpersonal adalah pertentangan antar kekuatan yang berhadapan dalam fungsi manusia yang tidak dapat dihindari. Suatu ketika, harapan, minat atau pendirian seseorang bertabrakan dengan orang lain. Konflik dalam diri sendiri adalah bagian yang integral dari kehidupan manusia, misalnya dihadapkan pilihan dua keinginan yang arahnya berbeda. Sedangkan untuk kebutuhan neurotik, Horney membagi menjadi sepuluh kebutuhan neurotik yaitu (1) kebutuhan kasih sayang dan penerimaan, (2) kebutuhan partner yang bersedia mengambil alih kehidupannya, (3) kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit, (4) kebutuhan akan kekuasaan, (5) kebutuhan mengeksploitasi orang lain, (6) kebutuhan pengakuan sosial atau prestise, (7) kebutuhan menjadi pribadi yang

2 dikagumi, (8) kebutuhan ambisi dan prestasi pribadi, (9) kebutuhan mencukupi diri sendiri dan independensi, dan (10) kebutuhan kesempurnaan dan ketaktercelaan. Kebutuhan neurotik yang pertama adalah kebutuhan kasih sayang dan penerimaan. Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan sangat jelas terlihat dalam kehidupan tokoh Aku. Setelah tokoh Aku mengalami kecelakaan yang menyebabkan wajahnya hancur, ia kehilangan kasih sayang dari istri dan orang-orang terdekatnya, merekapun tidak menerima keadaan tokoh Aku apa adanya sehingga mereka melakukan berbagai penolakan terhadap tokoh Aku. Kebutuhan neurotik yang kedua adalah kebutuhan partner yang bersedia mengambil alih kehidupannya. Sejak kecelakaan itu, tokoh Aku bukan hanya kehilangan kasih sayang dari istrinya, akan tetapi ia merasa kehilangan istrinya karena perubahanperubahan yang dilakukan istrinya. Ketika didekati oleh topengpun istrinya tidak menolak kehadiran laki-laki bertopeng tersebut. Hal itu membuat tokoh Aku merasa kehilangan partner hidupnya yang lama kelamaan perasaan itu berubah menjadi perasaan sepi. Kebutuhan neurotik yang ketiga adalah kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit. Tokoh Aku sangat merasakan berbagai penolakan yang ditujukan kepada dirinya. Hal ini menyebabkan tokoh Aku membutuhkan suatu tempat persembunyian dimana ia dapat menyendiri dan mendapatkan ketenangan. Kebutuhan neurotik yang keempat adalah kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan neurotik yang kelima adalah kebutuhan mengeksploitasi orang lain. Mengeksploitasi orang lain bertujuan memanfaatkan daya guna orang lain secara besar-

3 besaran. Tokoh Aku mengeksploitasi istrinya, untuk dapat berhubungan suami-istri sebagaimana layaknya hubungan itu rutin dilakukan sebelum ia mengalami kecelakaan. Tokoh Aku ingin mengeksploitasi istrinya karena sejak kecelakaan itu, ia dan istrinya telah benar-benar berhenti melakukan hubungan suami istri. Kebutuhan neurotik yang keenam adalah kebutuhan pengakuan sosial. Sejak kecelakaan itu, tokoh Aku harus mengenakan perban ketika bepergian. Bepergian dengan wajah dibalut perban akan menimbulkan kesan jijik bagi siapa saja yang memandangnya, sehingga penolakanpun tidak dapat dihindari. Kemanapun tokoh Aku pergi, selalu ada ruang yang memisahkannya dengan orang lain. Kebutuhan pengakuan sosial disadari sebagai salah satu pemicu dalam menciptakan topeng. Kebutuhan neurotik yang ketujuh adalah kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi. Kebutuhan ini tidak terdapat dalam tokoh Aku. Kebutuhan neurotik yang kedelapan adalah kebutuhan ambisi dan prestasi. Kebutuhan ini tidak terdapat dalam tokoh Aku. Kebutuhan neurotik yang kesembilan adalah kebutuhan mencukupi diri sendiri dan independensi. Tokoh Aku cenderung memisahkan diri tidak mau terikat dengan orang lain dan menyendiri di suatu tempat. Ia memiliki keinginan yang kuat untuk jauh dari orang lain, karena penolakan yang dilakukan istri dan lingkungannya. Kebutuhan neurotik yang kesepuluh adalah kebutuhan ketaksempurnaan dan ketaktercelaan. Kebutuhan ini tidak terdapat dalam tokoh Aku.

4 4.1 Tabel Kebutuhan-Kebutuhan Neurotik yang Dialami Tokoh Aku Dalam novel Kebutuhan Neurotik Tanin no Kao (2002) 1. Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan V 2. Kebutuhan partner yang bersedia mengambil alih kehidupan V nya 4.2 Tabel Akibat Abnormalitas Tokoh Aku Dalam Novel Kebutuhan Neurotik Tanin no Kao (2002) 6. Kebutuhan pengakuan sosial V 7. Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi X (Alwisol, 2010: 136)

5 Dalam novel ini, penulis hanya mengambil satu tokoh yaitu tokoh Aku. Karena tokoh Aku adalah tokoh utama dalam novel ini. Tokoh Aku adalah tokoh utama protagonis. Dimana tokoh Aku adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel ini. Tokoh Aku merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Tokoh Aku mengalami berbagai penolakan baik dari istrinya maupun dari lingkungan dimana ia berada. Rasa penolakan dan kesepiannya, membuat tokoh Aku berusaha keras menciptakan sebuah topeng yang alami untuk melindungi dirinya dari penolakan dan penghinaan publik. Setelah berhasil membuat topeng, tokoh Aku mencoba mengatasi rasa kesepiannya dengan mendekati istrinya. Dan istrinya tidak menunjukkan penolakan atas laki-laki asing bertopeng tersebut. Aku lebih dari marah dan kecewa atas perselingkuhan yang istrinya lakukan. Namun ternyata di balik semua itu, sebenarnya istrinya telah mengetahui siapa di balik topeng itu. Tokoh Aku sangat terkejut dan semakin tidak mengerti atas sikap istrinya. 4.2 Saran Menurut penulis, tema dan cerita yang diangkat dalam novel ini cukup menarik untuk diteliti. Dari segi karakteristik, tokoh Aku memiliki karakteristik yang begitu kuat dan kental. Namun kiranya kita tidak terpengaruh terhadap perkembangan plot yang sedikit memutar dalam novel ini. Untuk penelitian selanjutnya, saran penulis adalah meneliti watak tokoh Aku menurut teori penokohan ataupun menurut sudut pandang orang ketiga.