BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan hubungan antara struktur modal dan nilai

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan manjadi salah satu isu penting yang dihadapi manajer keuangan. Struktur modal merupakan perimbangan antara jumlah utang jangka pendek, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa, sedangkan struktur keuangan merupakan perimbangan antara total utang dengan modal sendiri (Sartono, 2010). Beberapa teori struktur modal yang telah dikembangkan yaitu trade-off theory (Modigliani dan Miller, 1963), agency theory (Jensen dan Meckling, 1976), pecking order theory (Myers, 1984), dan signaling theory (Melvin, 2010). Namun terdapat dua teori yang mempunyai pemikiran yang berbeda yaitu pecking order theory dan trade off theory. Pecking order theory mengemukakan pemilihan sumber pendanaan perusahaan berdasarkan beberapa urutan. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi memiliki jumlah hutang yang sedikit atau rendah karena mereka dapat memenuhi pendanaan perusahaannya dari sumber internal sehingga perusahaan tidak memerlukan pendanaan eksternal dalam jumlah banyak. Dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai daripada modal sendiri karena pertimbangan biaya emisi hutang jangka panjang yang lebih murah dibandingkan dengan biaya emisi saham baru. Hal 1

2 ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. (Husnan, 2008). Trade off theory menyebutkan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru akan meningkatkan penggunaan hutangnya untuk mengurangi pajak dengan asumsinya yang menyeimbangkan antara manfaat dan pengorbanan yang timbul akibat penggunaan hutang sehingga perusahaan memiliki tingkat hutang yang optimal dalam struktur modalnya akibat keuntungan dan biaya dari penggunaan hutangnya. Suatu perusahaan jika dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pembiayaan dari dalam perusahaan akan mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang diperlukan kurang mencukupi. Oleh karena itu, para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost of capital perlu menentukan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri atau modal asing. Studi penelitian ini pada industri manufaktur karena melihat dewasa ini sektor industri pengolahan manufaktur merupakan penyumbang terbesar dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di tengah serbuan barang-barang impor, ternyata industri manufaktur besar, sedang, kecil maupun mikro mengalami kenaikan jumlah produksi (BPS). Indonesia makin diminati kalangan investor asing, seiring mulai pulihnya perdagangan internasional dan industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang paling diminati. Tingginya pangsa pasar di Indonesia terkait jumlah penduduk yang besar, jumlah tenaga kerja yang tersedia, serta kemungkinan peningkatan 2

3 produktivitas sektor tenaga kerja dan ketersediaan bahan baku merupakan nilai tambah bagi investasi asing yang masuk (Media Industri 2013). Pada tahun 2012, industri manufaktur nasional bertumbuh hingga 6,40% atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi (PDB) tahun 2012 yang sebesar 6,23%. Adapun sektor-sektor industri yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah sektor pupuk, kimia, dan bahan dari karet dengan 10,25%, sektor semen dan barang galian bukan logam dengan 7,85%, sektor makanan, minuman, dan tembakau yang 7,74%, serta sektor alat angkut, mesin, dan peralatan sebesar 6,94% (media industri 2013). Pertumbuhan industri manufaktur tahun 2013 dibidik mencapai 7,14%. Untuk mencapai target itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan, ekspor produk industri non migas tahun 2013 mencapai US$ 125 miliar, serta investasi di sektor manufaktur oleh modal asing mencapai US$ 12 miliar dan Rp 42 triliun oleh modal dalam negeri (Media Industri 2013). Tahun Tabel 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang ulanan (persen) 1 II (q-to-q) III IV I II (y-on-y) III IV Tahunan Sumber : Badan Pusat Statistik Tabel di atas menunjukkan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV-2013 (q-to-q) mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen 3

4 terhadap triwulan III-2013, triwulan III-2013 mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen terhadap triwulan II-2013, triwulan II-2013 mengalami kenaikan sebesar 1,31 persen terhadap triwulan I-2013, pada triwulan I-2013 mengalami penurunan sebesar 2,20 persen terhadap triwulan IV Menghadapi situasi dan kondisi yang demikian ketat maka setiap perusahaan dituntut untuk mampu membaca dan melihat situasi dan kondisi yang terjadi agar perusahaan dapat melakukan pengelolaan fungsi-fungsi manajemen. Modal merupakan salah satu unsur penting yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Dengan pengelolaan modal akan dapat dilihat seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk mengoperasikan usahanya. Keputusan struktur modal sangat berkaitan dengan seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha dan mengoperasikan perusahaan. Oleh karena itu, dalam menentukan perimbangan antara besarnya utang dan modal sendiri tercermin pada keputusan struktur modal perusahaan sehingga manajer keuangan perlu memperhatikan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi struktur modal. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian mengenai kebijakan struktur modal telah banyak dilakukan. Namun terdapat inkonsistensi dalam beberapa penelitian yang ditemukan oleh penulis. Penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005) dan Aurangzeb dan 4

5 Anwar (2012) menyimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap leverage. Sedangkan penelitian yang diakukan Melvin (2010), Fitriana (2010) dan Wardianto (2013) menyimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap leverage. Penelitian lainnya oleh Darminto (2008) dan Kartini dan Tulus (2008) menemukan hasil bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap leverage tetapi tidak signifikan secara statistik. Temuan yang menjelaskan variabel lainnya dilakukan oleh Wardianto (2013) dan Aurangzeb dan Anwar (2012) menyimpulkan bahwa struktur aktiva (tangibility) mempunyai pengaruh positif terhadap leverage, sedangkan Fitriana (2010) dan Kesuma (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif terhadap leverage. Yuliati (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa struktur aktiva tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap rasio leverage perusahaan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005) dan Nasruddin (2011) menyimpulkan bahwa risiko bisnis mempunyai pengaruh negatif terhadap leverage, sedangkan Fitriana (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan risiko bisnis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Variabel lainnya yaitu ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal ditunjukkan dalam penelitian Aurangzeb dan Anwar (2012), Darminto (2008), dan Melvin (2010), sedangkan Fitriana (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap leverage. 5

6 Hal tersebut menarik untuk diteliti kembali dengan melihat dari dua alternatif teori yaitu pecking order theory dan trade off theory dalam pengambilan keputusan pembiayaan serta faktor penentu struktur modal yang mendukung kedua teori tersebut. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka pertanyaan penelitian yang akan dibahas sebagai berikut. 1. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 2. Apakah terdapat pengaruh struktur aktiva terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 3. Apakah terdapat pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 4. Apakah terdapat pengaruh laba ditahan terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 5. Apakah terdapat pengaruh risiko terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 6. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 7. Apakah terdapat pengaruh likuiditas terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ? 6

7 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Untuk menguji pengaruh struktur aktiva terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Untuk menguji pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Untuk menguji pengaruh laba ditahan terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Untuk menguji pengaruh risiko terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Manfaat Penelitian berikut. Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai 7

8 1. Manfaat praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi manajer keuangan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan struktur modal perusahaan di Indonesia. 2. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan teoritis mengenai penerapan pecking order theory (POT) atau trade-off theory (TOT) dalam kebijakan struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1.6 Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi sampel perusahaan pada industri pengolahan atau manufaktur (sektor industri dasar dan kimia, sektor industri barang konsumsi, dan sektor aneka industri) yang terdaftar di Butsa Efek Indonesia periode penelitian Penelitian ini juga membatasi pada variabel-variabel yang mempengaruhi leverage yang akan diteliti antara lain: profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, laba ditahan, risiko, ukuran perusahaan, dan likuiditas. 1.7 Sistematika Penulisan Tesis ini menyajikan 5 bab yang saling berkaitan. Dalam bagian ini akan diterangkan secara singkat dari bab I sampai dengan bab V. Adapun masing-masing bab tersebut berisi hal-hal sebagai berikut. 8

9 Bab I. Pendahuluan Bab ini memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II. Tinjauan Pustaka Bab ini membahas beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dan teori mengenai struktur modal (trade-off theory dan pecking order theory) dan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal (leverage) yaitu profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, laba ditahan, risiko, ukuran perusahaan, dan likuiditas. Bab III. Metoda Penelitian Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang berisi tentang desain penelitian, definisi operasional variable, populasi dan sampel, instrument penelitian, pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV. Analisis dan Pembahasan Bab ini membahas hasil analisis mengenai penerapan trade-off theory dan pecking order theory dalam kebijakan struktur modal pada perusahaan manufaktur dan uji hipotesis. Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan dan implikasi serta saran untuk penelitian. 9