BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR Pengelompokan Kegiatan dan Jenis Kegiatan. Komunitas Paroki, Kelompok Kegiatan Umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR Pengelompokan Kegiatan dan Jenis Kegiatan. Komunitas Paroki, Kelompok Kegiatan Umum"

Transkripsi

1 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisis Pendekatan Arsitektur Studi Aktivitas Pengelompokan Kegiatan dan Jenis Kegiatan Kegiatan yang terdapat pada Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini dikelompokkan menjadi 4 kriteria yakni ; Kelompok Kegiatan Pelayanan Liturgi, Kelompok Kegiatan Pelayanan Pastoral, Kelompok Kegiatan Pastor, dan Kelompok Kegiatan Komunitas Paroki, Kelompok Kegiatan Umum KELOMPOK KEGIATAN Kegiatan Pelayanan Liturgi KETERANGAN KEGIATAN Kegiatan yang berhubungan dengan Perayaan Ekaristi atau Liturgi Misa. Kegiatan yang berkaitan dengan Kegiatan Pelayanan Pastoral Administrasi Gereja dan Pelayanan Pastoral kebutuhan umat. Kegiatan Pastor Kegiatan Komunitas Paroki Kegiatan Umum Kegiatan Keseharian Pastor yang bertempat didalam Pastoran. Kegiatan Komunitas yang berada dalam Paroki. Kegiatan untuk mewadahi kegiatan Masyarakat umum. Tabel 5. Pengelompokan Kegiatan berdasarkan Jenis Kegiatan Sumber : Analisis Pribadi 57

2 Menurut Informasi dari Pengurus ke 4 Wilayah yaitu Wilayah Ngaliyan, Wilayah Kedungpane, Wilayah Mijen dan Wilayah Boja jenis Kegiatan Pelayanan Liturgi yang berupa perayaan ekaristi yang akan di akomodasi oleh Kompleks Gereja Paroki Mijen yakni sesuai dengan Ritus Misa Novus Ordo yang dapat mengadopsi 2 budaya yaitu budaya jawa dapat diambil dari bahasa daerah yang akan digunakan yaitu bahasa jawa dan budaya indonesia dalam hal ini akan di adopsi bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. yaitu : Misa Harian, Misa Jumat Pertama, Misa Mingguan, Misa Tahunan (misa-misa Hari Raya). Perayaan Ekaristi Bahasa yang Diadopsi Waktu Pelaksanaan Misa Harian Bahasa Indonesia Setiap hari pukul Misa Jumat Pertama Bahasa Indonesia Jumat pukul Misa Mingguan (minggu pertama) Misa Mingguan (minggu kedua) Misa Mingguan (minggu ketiga) Misa Mingguan (minggu keempat) Misa Mingguan (minggu kelima) Bahasa Jawa Sabtu pukul Bahasa Indonesia Minggu pukul Bahasa Indonesia Sabtu pukul Bahasa Indonesia Minggu pukul Bahasa Jawa Sabtu pukul Bahasa Indonesia Minggu pukul Bahasa Indonesia Sabtu pukul Bahasa Indonesia Minggu pukul Bahasa Jawa Sabtu pukul Bahasa Indonesia Minggu pukul

3 Misa Minggu Palma Bahasa Indonesia Sabtu pukul Bahasa Indonesia Minggu pukul Misa Kamis Putih Bahasa Indonesia Pukul Misa Jumat Agung Bahasa Indonesia Pukul Misa Sabtu Paskah Bahasa Indonesia Pukul Misa Minggu Paskah Bahasa Indonesia Pukul Misa Natal Malam (24 Desember) Bahasa Indonesia Pukul Misa Natal (25 Desember) Bahasa Indonesia Pukul Tabel 6. Perayaan Ekaristi yang Akan Dilaksanakan Sumber : wawancara oleh Pengurus Stasi Petrus Krisologus Pelaku Aktivitas Pelaku Kegiatan Pelayanan Liturgi Pelaku Kegiatan Pelayanan Liturgi ini yang beraktifitas selama Perayaan Liturgi yang diolah berdasarkan sumber pada Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) serta analisis pribadi sesuai dalam perayaan Misa pada Gereja Katholik pada umumnya. a. Misa Harian PELAKU JUMLAH PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran 1 1 (jika terdapat Pastor Selebran) Uskup Agung Pastor Tamu - Diakon 2 (jika terdapat Diakon) 59

4 Prodiakon 1 Lektor 1 (bertugas sebagai pemazmur juga) Pemazmur - 1 (dirigen sebagai Paduan Suara pemimpin lagu selama Misa) Misdinar 2 Koster 2 Pembaca pengumuman - Tata Tertib (bertugas sebagai petugas Kolekte - dan Penyambut Umat) Pengantar Persembahan - Tabel 7. Pelaku Misa Harian Sumber diolah dari : PUMR, analisis Pribadi b. Misa Jumat Pertama, Misa Mingguan, dan Misa Rabu Abu PELAKU JUMLAH PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran 1 1 (jika terdapat Pastor Selebran) Uskup Agung Pastor Tamu - Diakon 2 (jika terdapat Diakon) 60

5 Prodiakon ±15 prodiakon (tergantung jumlah umat) Lektor 2 Pemazmur 1 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 8-12 orang Koster 2 Pembaca pengumuman 1 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas Kolekte dan Penyambut Umat) 15 orang (tergantung jumlah umat) Pengantar Persembahan 2-5 orang (pembawa roti anggur, lilin, buah) Tabel 8. Pelaku Misa Jumat Pertama, Misa Mingguan, dan Misa Rabu abu Sumber diolah dari : PUMR, analisis Pribadi c. Misa Natal Malam (24 Desember) PELAKU JUMLAH PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran 1 1 (jika terdapat Pastor Selebran) Uskup Agung - Pastor Tamu 2 Pastor Tamu Diakon 2 (jika terdapat Diakon) 61

6 Prodiakon ±20 prodiakon (tergantung jumlah umat) Lektor 3 2 ( 1 Mazmur antar Bacaan, Pemazmur 1 pembaca Maklumat Kelahiran Yesus) 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 8-12 orang Peraga Kelahiran Yesus 20 Koster 2 Pembaca pengumuman 1 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas Kolekte dan Penyambut Umat) 25 orang (tergantung jumlah umat) Pengantar Persembahan 2-5 orang (pembawa roti anggur, lilin, buah) Tabel 9. Pelaku Misa Natal Malam (24 Desember) Sumber diolah dari : PUMR, Analisis Pribadi d. Misa Natal Anak (25 Desember Pagi) PELAKU JUMLAH PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran 1 1 (jika terdapat Pastor Selebran) Uskup Agung - 62

7 Pastor Tamu 2 Pastor Tamu Diakon 2 (jika terdapat Diakon) Prodiakon ±20 prodiakon (tergantung jumlah umat) Lektor 3 2 ( 1 Mazmur antar Bacaan, Pemazmur 1 pembaca Maklumat Kelahiran Yesus) 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 8-12 orang Peraga Kelahiran Yesus 20 Koster 2 Pembaca pengumuman 1 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas Kolekte dan Penyambut Umat) 25 orang (tergantung jumlah umat) Pengantar Persembahan 2-5 orang (pembawa roti anggur, lilin, buah) Tabel 10. Pelaku Misa Natal Anak (25 Desember Pagi) Sumber diolah dari : PUMR, analisis Pribadi e. Misa Minggu Palma PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran JUMLAH PELAKU 1 63

8 1 (jika terdapat Pastor Uskup Agung Pastor Tamu Selebran) - Diakon 2 (jika terdapat Diakon) Prodiakon ±20 prodiakon (tergantung jumlah umat) Lektor 5 (pembaca Kisah Sengsara Yesus) Pemazmur 1 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 8-12 orang Koster 2 Pembaca pengumuman 1 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas Kolekte dan Penyambut Umat) 25 orang (tergantung jumlah umat) Pengantar Persembahan 2-5 orang (pembawa roti anggur, lilin, buah) Tabel 11. Pelaku Misa Minggu Palma Sumber diolah dari : (PUMR, Analisis Pribadi) 64

9 f. Ibadat Penghormatan Salib ( Jumat Agung) PELAKU JUMLAH PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran 1 1 (jika terdapat Pastor Selebran) Uskup Agung Pastor Tamu - Diakon 2 (jika terdapat Diakon) Prodiakon ±20 prodiakon (tergantung jumlah umat) Lektor 8 (pembaca Kisah Sengsara Yesus) Pemazmur 1 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 8-12 orang Koster 2 Pembaca pengumuman 1 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas Kolekte dan Penyambut Umat) 25 orang (tergantung jumlah umat) Pengantar Persembahan - Tabel 12. Pelaku Ibadat Penghormatan Salib (Jumat Agung) Sumber diolah dari : PUMR, analisis pribadi 65

10 g. Misa Kamis Putih PELAKU JUMLAH PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran 1 1 (jika terdapat Pastor Selebran) Uskup Agung Pastor Tamu - Diakon 2 (jika terdapat Diakon) Prodiakon ±20 prodiakon (tergantung jumlah umat) Lektor 3 Pemazmur 1 Pemeran 12 Rasul 12 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 8-12 orang Koster 2 Pembaca pengumuman 1 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas Kolekte dan Penyambut Umat) 25 orang (tergantung jumlah umat) Pengantar Persembahan 5 Tabel 13. Pelaku Misa Kamis Putih Sumber diolah dari : PUMR, analisis pribadi 66

11 h. Misa Sabtu Paskah PELAKU JUMLAH PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran 1 1 (jika terdapat Pastor Selebran) Uskup Agung Pastor Tamu - Diakon 2 (jika terdapat Diakon) ±20 prodiakon Prodiakon (tergantung jumlah umat) Lektor 5 Pemazmur 1 Calon Baptisan Baru Jika ada Wali Baptis Jika ada 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 8-12 orang Koster 2 Pembaca pengumuman 1 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas 25 orang (tergantung Kolekte dan Penyambut Umat) jumlah umat) Pengantar Persembahan 5 Tabel 14. Pelaku Misa Sabtu Paskah Sumber diolah dari :, PUMR, analisis Pribadi 67

12 i. Misa Minggu Paskah PELAKU JUMLAH PELAKU Pastor Selebran Utama Pastor Selebran 1 1 (jika terdapat Pastor Selebran) Uskup Agung Pastor Tamu - Diakon 2 (jika terdapat Diakon) Prodiakon ±20 prodiakon (tergantung jumlah umat) Lektor 5 Pemazmur 1 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 8-12 orang Koster 2 Pembaca pengumuman 1 Tata Tertib (bertugas sebagai petugas Kolekte dan Penyambut Umat) 25 orang (tergantung jumlah umat) Pengantar Persembahan 5 Tabel 15. Pelaku Misa Minggu Paskah Sumber diolah dari : PUMR, Analisis Pribadi 68

13 j. Pemberkatan Perkawinan PELAKU Pastor Selebran Utama JUMLAH PELAKU 1 Pastor Selebran Uskup Agung Pastor Tamu - Diakon - Prodiakon - Lektor 1 Mempelai berdua 2 Orang tua mempelai 4 Wakil keluarga 2 Saksi 2 Pemazmur - 1 dirigen Paduan Suara 1 organis ± 40 penyanyi Misdinar 2 orang Koster 2 Pengantar Persembahan 5 Tabel 16. Pelaku Pemberkatan Perkawinan Sumber diolah dari : PUMR, Analisis Pribadi Dengan mengambil jumlah terbanyak petugas Liturgi, maka pelaku dalam kegiatan Liturgi sebanyak 154 orang yang terlibat dalam Kegiatan Pelayanan Liturgi 69

14 Pelaku Kegiatan Pelayanan Pastoral Pelaku Kegiatan Pelayanan Pastoral berdasarkan pada Data Pengurus Dewan Paroki Gereja Paroki Mijen. Berdasarkan informasi dari Bapak Y. Sunardi yang telah dipilih untuk menjadi Dewan Stasi Mijen, susunan pengurus Dewan Paroki pada umumnya sama dengan Paroki Paroki yang ada atau telah menyusun kepengurusan Dewan Paroki. Struktur Dewan Paroki yang dibutuhkan dalam pelayanan Pastoral adalah : 1) Pastor Kepala Paroki sebagai Ketua Umum Dewan Paroki (1orang) 2) Pastor Rekan sebagai Wakil Ketua Dewan Paroki (1 orang) 3) Dewan Paroki : a) Dewan Paroki Harian, terdiri dari : - Ketua Umum ( Pastor Kepala) (1 orang) - Wakil Ketua I (Pastor Rekan) (1 orang) - Wakil Ketua II (1 orang) - Sekretaris I, II, (2 orang) - Bendahara I, II, III, IV (4 orang) - Koordinator Ketua Wilayah (1 orang) - Ketua Wilayah (5 orang) - Koordinator Bidang Liturgi dan Peribadatan (1 orang) - Koordinator Bidang Pewartaan (1 orang) - Koordinator Bidang Sarana Prasarana (1 orang) - Koordinator Bidang Pelayanan Kemasyarakatan 70

15 - Koordinator Bidang Keamanan (1 orang) Total Dewan Paroki Harian 20 orang b) Tim Kerja - Tim Kerja Bidang Liturgi dan Peribadatan ( 21 orang) - Tim Kerja Bidang Pewartaan (32 orang) - Tim Kerja Bidang Pelayanan Kemasyarakatan (12 orang) - Tim Kerja Bidang Paguyuban dan Organisasi (3 orang) - Tim Kerja Bidang Sarana Prasarana (13 orang) - Tim Kerja Bidang Penelitian dan Pengembangan Gereja (5 orang) - Tim Kerja Bidang Keamanan (5 orang) Total Tim Kerja : 91 orang Pelaku Kegiatan Pastor Pelaku Kegiatan Pastor yang bertugas di Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini berdasarkan analisis pribadi dan pengamatan. 2. Pastor Kepala Paroki : terdapat 1 pastor Kepala Paroki 3. Pastor Rekan : diasumsikan terdapat 2 Pastor Rekan 4. Pastor Tamu : diasumsikan 3 orang Pastur Tamu yang bertugas 5. Juru Masak : diasumsikan 3 orang petugas 6. Kebersihan : diasumsikan 4 orang petugas 7. Tenaga Keamanan : diasumsikan 4 tenaga Keamanan 8. Hewan Peliharaan : diasumsikan Memelihara 3 ekor anjing 71

16 JUMLAH PELAKU :17 orang, dengan 3 ekor anjing peliharaan Pelaku Kegiatan Komunitas Paroki Terdapat beberapa Komunitas paroki, hal ini didukung dengan jumlah Tim Kerja Dewan Paroki yang bertugas. Dan terdapat pula Kegiatan Doa Devosi yaitu kepada Sakramen Mahakudus yang dapat diakses 24 jam dan Devosi Jalan Salib. Pelaku Kegiatan Umum Kegiatan Umum yang akan ditunjang dalam Kompleks Gereja paroki ini yaitu : Kegiatan Poliklinik a. Dokter, 1 orang b. Perawat, 2 orang c. Pasien, 3 orang d. Apoteker, 3 orang e. Resepsionis 1 orang TOTAL : 10 orang Kegiatan Pijat refleksi Kegiatan Pijat Refleksi ini merupakan keahlian dari beberapa umat di wilayah Ngaliyan, wilayah Kedungpane, dan wilayah Mijen yang membentuk sebuah kelompok. a. Pemijat, 5 orang b. Pasien, 5 orang c. Resepsionis, 1 orang 72

17 TOTAL : 11 orang Kegiatan Masyarakat sekitar Kegiatan yang mencakup Masyarakat sekitar ini diolah berdasarkan Konsep Gereja Katholik yang terbuka dan dapat menyatu dengan lingkungan sekitar. Kegiatan yang mencakup masyarakat umum yaitu : - Latihan Gamelan : mendukung kebudayaan dan Lokalitas setempat yang budaya Jawa. Yang berjumlah 20 orang dan terdiri dari alat musik Kendang, Bonang, bonang penerus, Demung, Saron, pekik, kenong, kethuk, slenthem, gender, gong, gambang, rebab, siter, suling, kempul. Kegiatan Olahraga : kegiatan olah raga yang terdapat adalah Badminton, dan tennis meja, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat sekitar. Berjumlah 8 orang 73

18 Pola Aktivitas Pola Aktivitas Pelaku Kegiatan Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini mencakup pola aktivitas kegiatan pelayanan liturgi, kegiatan pastoral, Kegiatan Pastor, dan Kelompok Kegiatan komunitas Paroki, Kelompok Kegiatan Umum. 1. Pelayanan Liturgi Pastor yang bertugas pelayanan Liturgi DATANG MEMPERSIAPKAN PERAYAAN LITURGI KEGIATAN PASTORAL MEMIMPIN PERAYAAN LITURGI PULANG RAMAH TAMAH DENGAN UMAT Skema 2. Pola Aktivitas Pastor dalam Pelayanan Liturgi Sumber : analisis Pribadi 74

19 Diakon DATANG MEMPERSIAPKAN PERAYAAN LITURGI KEGIATAN PASTORAL MEMBANTU DALAM PERAYAAN LITURGI PULANG RAMAH TAMAH DENGAN UMAT Skema 3. Pola Aktifitas Diakon dalam Pelayanan Liturgi Sumber : Analisis Pribadi Prodiakon / Lektor / Misdinar DATANG MEMPERSIAPKAN PERAYAAN LITURGI DEVOSI PRIBADI / KELOMPOK MEMBANTU DALAM PERAYAAN LITURGI PULANG Skema 4. Pola Aktifitas Prodiakon / Lektor / Misdinar dalam Pelayanan Liturgi Sumber : Analisis Pribadi 75

20 Paduan Suara / Pemazmur DATANG MEMPERSIAPKAN PERAYAAN LITURGI DEVOSI PRIBADI / KELOMPOK MELAKSANAKAN TUGAS DALAM PERAYAAN LITURGI PULANG Skema 5. Pola Aktifitas Paduan Suara / Pemazmur dalam pelayanan Gereja Sumber : Analisis Pribadi Koster DATANG MEMBERSIHKAN GEREJA MEMBUNYIKAN LONCENG MEMPERSIAPKAN PERAYAAN LITURGI MENGIKUTI PERAYAAN LITURGI PULANG Skema 6. Pola Aktifitas Koster dalam Pelayanan Liturgi Sumber : analisa pribadi 76

21 Petugas Tata Tertib DATANG MEMPERSIAPKAN PERAYAAN LITURGI DEVOSI PRIBADI / KELOMPOK MELAKSANAKAN TUGAS DALAM PERAYAAN LITURGI PULANG Skema 7. Pola Aktifitas Petugas Tata tertib dalam Pelayanan Liturgi Sumber : Analisis Pribadi Umat DATANG MENGIKUTI PERAYAAN LITURGI DEVOSI PRIBADI / KELOMPOK RAMAH TAMAH DENGAN PASTOR DAN UMAT LAIN PULANG Skema 8. Pola Aktifitas Umat dalam Pelayanan Liturgi Sumber : Analisis Pribadi 77

22 2. Pelayanan Pastoral Pola Aktivitas Pelayanan Pastoral ini merupakan pelaku yang ada dalam pelayanan pastoral. Untuk tugas dari Dewan Paroki sendiri dalam kesehariannya dibantu oleh kesekretariatan paroki. Dewan Paroki DATANG RAPAT PULANG Skema 9 Pola Aktifitas Dewan Paroki dalam Pelayanan Pastoral Sumber : Analisis Pribadi Petugas Kesekretariatan DATANG BEKERJA BEKERJA ISTIRAHAT PULANG Skema 10. Pola Aktifitas Petugas Kesekretariatan dalam Pelayanan Pastoral Sumber : Analisis Pribadi 78

23 Umat DATANG PERTEMUAN, KATAKESE, RAPAT, LATIHAN PULANG Skema 11. Pola Aktifitas Umat dalam Pelayanan Pastoral Sumber : Analisis Pribadi 3. Kegiatan Pastoran Pastor yang bertugas di Paroki / Pastor Tamu DOA PRIBADI MCK KEGIATAN PASTORAL MEMIMPIN PELAYANAN LITURGI PULANG Skema 12. Pola Aktifitas Pastor yang bertugas di Paroki dalam Kegiatan Pastor Sumber : Analisis Pribadi Juru Masak / Kebersihan / Tenaga Keamanan DATANG BEKERJA BEKERJA ISTIRAHAT PULANG Skema 13. Pola Aktifitas Juru Masak / Kebersihan / Tenaga Keamanan dalam Kegiatan Pastor Sumber : Analisis Pribadi 79

24 4. Komunitas Paroki Terdapat beberapa Komunitas Paroki Mijen yang mendukung aktifitas Pelayanan terhadap gereja dan umat. Beberapa Komunitas Paroki ini adalah : Pendampingan Iman Anak (PIA PAROKI) Pendampingan Iman Remaja (PIR PAROKI) Orang Muda Katholik (OMK PAROKI) Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) Legio Marie Paduan Suara Gereja Misdinar Gereja DATANG PERTEMUAN PULANG Skema 14. Pola Aktifitas Komunitas Paroki dalam Kegiatan Komunitas Paroki Sumber : Analisis Pribadi 5. Kegiatan Umum DATANG BEROBAT, PIJAT REFLEKSI, LATIHAN GAMELAN, BEROLAHRAGA PULAN Skema 15. Pola Aktifitas Kegiatan Umum Sumber : Analisis Pribadi 80

25 3.1.2 Studi Fasilitas Pendekatan Kebutuhan Ruang Kebutuhan ruang dibutuhkan berdasarkan analisis pelaku dan pola kegiatan pelaku adalah : 81

26 Jenis Kegiatan Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Kegiatan Pelayanan Liturgi Pastor Diakon Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Imam Bangunan Gereja Privat indoor Perayaan Liturgi Panti Imam Semi publik indoor Ramah Tamah Entrance Publik indoor Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Umum Bangunan Gereja Semi publik indoor Perayaan Liturgi Sedilia Semi publik indoor Ramah Tamah Entrance Publik Indoor Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor 82

27 BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Umum Semi Publik Indoor Prodiakon Perayaan Liturgi Sedilia Semi Pubilik indoor Devosi Pribadi Gua Maria Bangunan Gereja Publik Outdoor Indoor Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor Ramah Tamah Entrance Publik Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Lektor Parkir Area parkir Publik outdoor Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Umum Bangunan Semi Publik Indoor Bertugas dalam Perayaan Liturgi Mimbar Gereja Semi Publik Indoor 83

28 Devosi Pribadi Gua Maria Publik Outdoor Indoor Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat indoor Ramah Tamah Entrance Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Mempersiapkan Perayaan Liturgi R. Sakristi Umum Semi Publik Indoor Misdinar Perayaan Liturgi Sedilia Semi Publik Indoor Devosi Pribadi Gua Maria Bangunan Gereja Publik Outdoor Indoor Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor Ramah Tamah Entrance Publik Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor 84

29 Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Mempersiapkan Perayaan Liturgi Tempat koor Semi Publik Indoor Bertugas Dalam Perayaan Liturgi Tempat koor Semi Publik Indoor Paduan Suara Devosi Pribadi Gua Maria Bangunan Gereja Publik Outdoor Indoor Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor Ramah Tamah Entrance Publik Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Pemazmur Mempersiapkan Perayaan Liturgi Tempat koor Bangunan Gereja Semi Publik Indoor Bertugas Dalam Perayaan Liturgi Mimbar Semi Publik Indoor Devosi Pribadi Gua Maria Publik Outdoor Indoor 85

30 Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor Ramah Tamah Entrance Publik Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Membersihkan Gereja Janitor / Gudang Semi Publik Indoor Mempersiapkan Pakaian Liturgi R. Sakristi Imam, Privat Indoor Koster Pastor R. Sakristi Umum Bangunan Gereja Semi Publik Mempersiapkan Alat-Alat Liturgi Panti Imam Semi Publik indoor Mempersiapkan Sound System R. Sound Kontrol Gereja Privat Indoor Perayaan Liturgi Panti Umat Publik indoor Membunyikan Lonceng Menara Lonceng Semi Publik outdoor Ramah Tamah Entrance Publik Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor 86

31 Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Mempersiapkan Perayaan Liturgi Panti Umat Publik Indoor Petugas Tata Tertib Bertugas Dalam Perayaan Liturgi Panti Umat Publik indoor Devosi Pribadi Gua Maria Bangunan Gereja Publik Outdoor Indoor Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat Indoor Ramah Tamah Entrance Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Umat Drop Off Entrance Bangunan Gereja Publik indoor Parkir Area parkir Publik outdoor Perayaan Liturgi Panti Umat Publik indoor Devosi Pribadi Panti Umat Publik indoor 87

32 Devosi Kepada Bunda Maria Gua Maria Publik Outdoor Indoor Pengakuan Dosa R. Pengakuan Dosa Privat indoor Jalan Salib Rute Jalan Salib Publik Outdoor Indoor Devosi Berupa Adorasi R. Adorasi Publik indoor Ramah Tamah Entrance Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik indoor Datang Way in Gapura Publik indoor Pastoral Kegiatan Pelayanan Dewan Paroki Parkir Area parkir Publik Indoor Rapat R. Rapat Semi Publik Indoor Kegiatan Pelayanan Pastoral R. Tamu (Menerima Tamu) Area Pastoral Publik Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik Indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor 88

33 Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Kesekretariatan Bekerja R. sekretariat Area Privat indoor Menyimpan Arsip R. arsip Pastoral Privat Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Publik outdoor Umat Pertemuan (Latihan, Rapat, Katakese) R. Rapat R. Pertemuan Area Pastoral Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Doa Pribadi R. Doa Pribadi Privat indoor Pastor Kegiatan Pastor MCK Kamar Mandi Privat indoor Persiapan Pelayanan Liturgi Kamar Tidur Privat indoor Makan / Minum Ruang Makan Privat Pastoran Bangunan 89

34 Kegiatan Pastoral R. Kerja Privat indoor Siesta Kamar Tidur Privat indoor Menonton Tv R. Rekreasi Privat indoor Membaca R. Baca Privat indoor Bermain Musik R. Rekreasi Privat indoor Olahraga (Badminton, Tennis Meja) Aula Publik indoor Berkebun Taman Publik outdoor Menerima Tamu R. Tamu Publik indoor Tidur Kamar Tidur Privat indoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Privat outdoor Juru Masak Menyiapkan Makan Dan Minum Pastor Dapur Pastoran Bangunan Privat indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Privat indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor 90

35 Tenaga Kebersihan Parkir Area parkir Privat outdoor Merawat Menjaga Kebersihan Dan Janitor / gudang Kerapian Bangunan Pastoran Semi Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Privat indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area parkir Privat outdoor Tenaga Menjaga Ketertiban Dan Keamanan Pos Jaga Semi publik Outdoor Keamanan Bangunan, Lingkungan Security Area Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Komunitas Kegiatan PIA Paroki Drop Off Entrance Area Publik outdoor Indoor Katakese (Pertemuan) R. PIA, Aula Pastoral Publik indoor Outdoor Katakese (Permainan) Taman Publik outdoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor 91

36 Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor PIR Paroki Indoor Katakese (Pertemuan) R. PIR, Aula Area Publik indoor Outdoor Katakese (Permainan) Taman Pastoral Publik outdoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor OMK Paroki Indoor Katakese (Pertemuan) R. OMK, Aula Area Pastoral Publik indoor Outdoor Katakese (Permainan) Taman Publik outdoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor KEP Paroki Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor 92

37 Indoor Katakese (Pertemuan) R. KEP, Aula Bangunan Pastoral Publik indoor Outdoor Katakese (Permainan) Taman Publik outdoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor Legio Maria Devosi Kepada Bunda Maria Gua Maria Publik Outdoor Indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Paduan Suara Paroki Parkir Area Parkir Publik outdoor Latihan R. Paduan suara Area Publik indoor Aula Pastoral BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor 93

38 Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor Misdinar Indoor Katakese (Pertemuan) R. Misdinar, Aula Area Pastoral Publik indoor Outdoor Katekese (Permainan) Taman Publik outdoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor Kegiatan Umum Dokter Bekerja R. Kerja Poliklinik Privat indoor Poliklinik Memeriksa Pasien R. Praktek Privat indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Pasien Parkir Area Parkir Publik outdoor Memeriksakan Diri r. Praktek Poliklinik Privat indoor 94

39 Membeli Obat R. Farmasi Ptivat indoor Mengurus Administrasi R. Administrasi Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor Apoteker Menjual Obat R. Farmasi Poliklinik Privat indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Pemijat Refleksi Parkir Area Parkir Publik outdoor Praktek R. Praktek Pijat Poliklinik Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Pasien Pijat Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor 95

40 Pijat R. praktek Pijat Poliklinik Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Datang Way in Gapura Publik outdoor Parkir Area Parkir Publik outdoor Latihan Gamelan R. Gamelan Pendopo Publik indoor Pengunjung Umum Olahraga (Badminton, Tennis Meja) Aula Area Pastoral Publik indoor Pijat Refleksi R. Praktek Pijat Poliklinik Publik indoor Periksa Kesehatan Poliklinik Area Pastoral Publik indoor BAB / BAK Toilet / Lavatory Service Area Publik indoor Pulang Way Out Gapura Publik outdoor Tabel 17. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Analisis Pelaku dan Pola Kegiatan Pelaku Sumber diolah dari : PUMR dan Analisis Pribadi 96

41 Jadi, ruang yang dibutuhkan berdasarkan analisis pelaku dan aktivitas antara lain : Bangunan Gereja 1. Panti Imam 7. Janitor 2. R. Sakristi Imam 8. Hall Entrance / exit 3. R. Sakristi Umum 9. Selasar 4. R. Koor 10. R. Kontrol Audio 5. Panti Umat 11. R. Devosi Bunda Maria 6. R. Pengakuan Dosa Tabel 18. Kebutuhan Ruang dalam Bangunan Gereja Sumber diolah dari : PUMR dan Analisis Pribadi Bangunan Pastoran 1. Kamar Tidur Pastor 7. Dapur 2. Kamar Mandi / WC 8. Janitor 3. R. Doa Pribadi 9. Gudang 4. R. Kerja Pribadi 10. Garasi 5. R. Makan 11. R. Baca 6. R. Rekreasi 12. R. Tamu 13. Pantry Tabel 19. Kebutuhan Ruang dalam Bangunan Pastoran Sumber diolah dari : Analisis Pribadi 97

42 Area Pastoral 1 R. Kesekretariatan 11. Aula 2. R. Arsip 12. Toilet / Lavatory 3. R. rapat 13. Hall Entrance 4. R. Tamu 14. R. Gamelan 5. R. PIA Paroki 15. Gua Maria 6. R. PIR Paroki 16. R. Paduan Suara 7. R. OMK Paroki 17. R. Misdinar 8. R. KEP Paroki 18. Janitor 9. Gudang Umum 19. Gudang Peti Mati Tabel 20. Kebutuhan Ruang dalam Areal Pastoral Sumber : Analisis Pribadi Poliklinik 1. R. Praktek 5. R. Praktek Pijat Refleksi 2. R. Kerja Poliklinik 6. R. tunggu 3. R. Administrasi 7. Toilet / Lavatory 4 R. Farmasi 8. Janitor Tabel 21. Kebutuhan Ruang dalam Poliklinik Sumber : Analisis Pribadi R. Genset Kapel Adorasi 98

43

44 Persyaratan Ruang Berdasarkan kebutuhan Ruang yang telah ditentukan, maka kriteria ruang yang akan direncanakan memiliki persyaratan sebagai berikut : ASPEK Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan No. NAMA RUANG Stabil Tenang Alami Buatan Alami Buatan Kebakaran Sekuritas 1. Way in / Entrance Gate 2. Way out / Exit Gate 3. Area parkir 4. Hall Entrance / Exit 5. Janitor 6. Toilet / Lavatory / Kamar Mandi / WC 7. Pantry 8. Dapur 9. Panti Imam 10. R. Sakristi Umum 11. R. Sakristi Imam 12. R. Koor (Paduan Suara) 13. Panti Umat 14. R. Pengakuan Dosa 15. R. Kontrol Audio 16. R. Devosi Bunda Maria 17. Kamar Tidur Pastor 18. R. Doa Pribadi 19. R. Kerja Pribadi 20. R. Makan 100

45 21. R. Rekreasi 22. Garasi Pastoran 23. Gudang 24. R. Baca 25. R. Tamu 26. R. Kesekretariatan 27. R. Arsip 28. R. PIA Paroki 29. R. PIR Paroki 30. R. OMK Paroki 31. R. KEP Paroki 32. R. Aula 33. R. Gamelan 34. Gua Maria 35. R. Paduan Suara 36. R. Misdinar 37. Gudang Peti Mati 38. R. Praktek 39. R. Kerja Poliklinik 40. R. Administrasi 41. R. Farmasi 42. R. Praktek Pijat Refleksi 43. R. Tunggu 44. R. Genset 45. R. AHU Tabel 22. Persyaratan Ruang Sumber : Analisis Pribadi 101

46 Pendekatan Jumlah Pelaku Pendekatan jumlah pelaku dalam bangunan Gereja dibedakan berdasarkan perayaan Misa yang akan diadakan di Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini dan diperhitungkan pula di 10 tahun mendatang (2026) : a. Jumlah Umat Wilayah Ngaliyan, wilayah Kedungpane, wilayah Mijen, dan Wilayah Boja. Jumlah total umat katholik di wilayah Ngaliyan, wilayah Kedungpane, Wilayah Mijen dan Wilayah Boja menurut data sensus umat Katholik data pengurus 4 wilayah adalah umat. Sedangkan untuk persentase kenaikan umat per tahun untuk Wilayah Ngaliyan 5%, wilayah Mijen 10%, wilayah Kedungpane 8%, dan wilayah Boja 5%. Maka rata rata persentase kenaikan umat per tahun dari wilayah tersebut 7%. Sehingga perhitungan jumlah umat untuk 10 tahun mendatang (2026) adalah : Jumlah umat 10 tahun mendatang : Pt = Po (1+r) t = (1 + 7%) 10 = (1.07) 10 = x 1,97 = umat Berdasarkan informasi dari Pastor Kepala Paroki Bongsari, wilayah Boja yang memiliki Gereja, setelah Paroki Mijen ini terbentuk, wilayah Boja akan dinaikan statusnya menjadi Stasi Boja yang merupakan bagian dari Paroki Mijen. Berdasarkan hal 102

47 tersebut, stasi Boja ini akan tetap mengadakan Perayaan Ekaristi sendiri setiap mingguan dan Hari Raya. Jumlah umat Boja 10 tahun mendatang : Pt = Po (1+r) t = 411 (1 + 5%) 10 = 411 (1.05) 10 = 411 x 1,62 = 666 umat Sehingga umat yang akan beribadat di Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen adalah : Jumlah umat total (10 tahun mendatang) Jumlah Umat Boja (10 tahun mendatang) = = umat b. Pendekatan analisis jumlah umat didalam Perayaan Misa Mingguan Umat di Paroki Mijen berasal dari beberapa wilayah yang terdapat didalam Paroki tersebut yaitu terdiri dari Wilayah Ngaliyan I, wilayah Ngaliyan II, wilayah Kedungpane, Wilayah Mijen, dan Wilayah Boja. Sehingga Analisis Perhitungan Jumlah Pelaku terlebih Umat didalam Bangunan Gereja adalah : 103

48 Perayaan Ekaristi Mingguan yang akan dilaksanakan Presentase Kehadiran Umat Berdasarkan Preseden Gereja paroki Bongsari Sabtu Sore 25 % Minggu Pagi 50 % Minggu Sore 25 % Tabel 23. Asumsi Presentase Kehadiran Umat dalam Perayaan Ekaristi Mingguan Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan pengamtan pada Gereja Paroki Bongsari Penghitungan Asumsi jumlah pelaku umat yang mengikuti Perayaan Ekaristi : Asumsi Jumlah Umat Mingguan terbanyak = presentase terbanyak x 2303 orang = 50 % x = umat c. Pendekatan analisis jumlah umat dalam Perayaan Misa Tahunan Pendekatan analisis Jumlah umat dalam Perayaan Misa Tahunan ini merupakan Perayaan Ekaristi tahunan yang rutin dilakukan oleh umat Katholik yaitu Perayaan Ekaristi Hari Raya Natal dan Paskah. Sehingga Analisis Jumlah umat dalam Perayaan Ekaristi Natal dan Paskah adalah : Perayaan Ekaristi Tahunan Presantase Kehadiran Umat Sabtu Paskah (malam) 60 % Minggu Paskah (pagi) 40 % Natal Malam (24 Desember) 60 % Natal Pagi (25 Desember) 40 % Tabel 24. Asumsi Presentase Kehadiran Umat dalam Perayaan Ekaristi Tahunan Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan Pengamatan pada Gereja Paroki Bongsari 104

49 Perhitungan Asumsi Jumlah pelaku umat yang mengikuti perayaan Ekaristi Hari Raya Natal dan Hari Raya Paskah : MALAM PASKAH dan MALAM NATAL Asumsi Jumlah Umat = Jumlah Umat x 60% = x 60% = orang PASKAH MALAM dan PASKAH PAGI Asumsi Jumlah Umat = Jumlah Umat x 40% = x 40% = orang d. Kesimpulan Jumlah Umat berhubungan dengan Kapasitas Gereja Berdasarkan Analisis diatas dapat diambil dengan jumlah umat terbanyak yaitu : Perayaan Ekaristi Mingguan Perayaan Ekaristi Tahunan umat 2808 umat Sehingga umat terbanyak yang akan diambil : umat Perhitungan Kuota Umat dalam gereja berdasarkan umat didalam satu perayaan misa dan asumsi umat diluar paroki adalah : Asumsi Umat diluar Paroki Mijen : 5% x = 140. Sehingga Kuota Panti Umat didalam bangunan Gereja Katholik paroki Mijen ini adalah : Kuota Panti Umat 105

50 = Asumsi umat paroki Mijen 1 kali Misa + Asumsi umat diluar Paroki = = UMAT Studi Ruang Khusus Bangunan Gereja Katholik Gereja sebagai tempat berkumpulnya umat dan gereja sebagai menjadi untuk tempat berkegiatan Liturgis, menjadikan gereja sebagai saran untuk mengembangkan keimanan umat dengan kegiatan ibadah untuk mengungkapkan bakt kepada Tuhan. Didalam Konsili Vatikan II merumuskan bahwa membangun gedung gereja harus dipertimbangkan dengan baik supaya cocok untuk perayaan liturgis dan umat dapat berpartisipasi dengan baik. Prinsip ruang pada bangunan Gereja Katholik tidak hanya ruang yang diperhatikan, tetapi meliputi perabot yang berada didalamnya. Prinsip ruang dan perabot dalam gereja Katolik ditentukan oleh kongregasi dalam Institutio Generalis Missalis Romawi pada abad V tahun 1969, prinsip tersebut yaitu : 1. Panti Imam Merupakan tempat imam memimpin perayaan liturgi, yaitu liturgi sabda dan liturgi Ekaristi. Didalam Panti Imam terdapat Altar, Mimbar, Kredens, Tabernakel, dan Sedillia. 106

51 Gambar 15. Layout Panti Imam Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan Survey (a) (b) Gambar 16. Dimensi Meja Altar (a), Dimensi Mimbar kecil dan besar (b), Dimensi Kredens (c) (c) Sumber : Neufert, hal 243 ; De Chiara, 2007, hal

52 2. Panti Umat Panti Umat adalah tempat beribadah umat, karena itu pada daerah Panti Umat disediakan banyak fasilitas tempat duduk, yang dilengkapi tempat umat untuk berlutut, supaya umat dapat mengikuti tata cara liturgi ibadah yang ditetapkan. Panti Umat juga disediakan pula fasilitas tempat duduk untuk lansia dan difabel atau disabilitas. Gambar 17. Dimensi Bangku Gereja Sumber : Neufert Gambar 18. Dimensi Bangku Gereja Sumber : De Chiara, 2007, hal

53 Gambar 19. Layout Panti Umat Sumber : Analisis Pribadi 3. Tempat Koor Tempat khusus bagi petugas yang membawakan lagu lagu selama perayaan liturgi. Tempat koor yang direncakan menjadi satu dengan panti umat dengan maksud lebih menggiatkan umat dalam bernyanyi. Gambar 20. Layout Tempat Koor Sumber : Ananlisis Pribadi berdasarkan Survey 4. Kamar Pengakuan Kamar pengakuan merupakan ruang untuk menerimakan sakramen Tobat dalam Gereja Katholik. 109

54 Gambar 21. Layout Kamar Pengakuan Dosa Sumber : Analisis berdasarkan Survey 5. Ruang Devosi Bunda Maria Tempat didalam bangunan Gereja yang berguna bagi umat katholik untuk berdoa secara pribadi maupun kelompok kepada Bunda Maria. Gambar 22. Layout Ruang Devosi Bunda Maria Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan Survey 6. Sakristi Merupakan tempat persiapan bagi petugas perayaan liturgi sebelum memulai perayaan. Ruang sakristi petugas liturgi 110

55 seperti misdinar pembaca lektor prodiakon dan diakon sebaiknya terpisah dengan ruang sakristi Pastor. Gambar 23. Layout Sakristi Umum Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan Survey Gambar 24. Layout Sakristi Imam Sumber : Analisis Pribadi berdasarkan Survey 111

56 3.1.4 Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir Studi Luas Bangunan Besaran dan kapasitas ruang yang dibutuhkan pada proyek Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini berdasarkan standar dan analisis sebagai berikut : NAD TSS MH AH AS SRK : Neufert Architect Data : Time Saver Standard, Joseph D. Ciara : Metric Handbook Planning and Design Data : Architect Handbook : Asumsi berdasarkan studi analisis. : Studi ruang khusus. Sirkulasi pada perhitungan luas bangunan ditentukan berdasarkan pehitungan sirkulasi menurut Time Saver Standard oleh Joseph D. Ciara, sebagai berikut : 5% - 10 % : sirkulasi Minimum 20% : kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi 30% : kenyamanan fisik 40% : kenyamanan Psikologis 112

57 50% : sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan 70% - 100% : sirkulasi dengan banyak kegiatan Bangunan Gereja Nama Ruang Jumlah Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang Panti Imam 1 SRK Study Layout Ruang 70% 225 m 2 Ruang Sakristi Imam 1 SRK Study Layout Ruang 50% 87,48 m 2 113

58 Ruang Sakristi Umum 1 SRK 70% 190 m2 Ruang Koor 1 SRK Study Layout Ruang 94% 201,76 m 2 Panti Umat 1 SRK Bangku umat per 6 m 2 (491) : m 2 Study Layout Ruang 100% m 2 114

59 Ruang Pengakuan Dosa 4 SRK 2 Kursi pengakuan m 2 (2) : 0,6 m 2 Tempat berlutut 1,5 m 2 Sekat pembatas 5,5 m 2 Study Layout Ruang m 2 54,8 m 2 Janitor 1 AS 2 : 1,2m 2 100% 3,6 m 2 Hall Entrance 1 TSS ,09m 2 / orang 50% 274,7 m 2 / Exit Selasar 1 TSS ,09m 2 / orang 50% 274,7 m 2 Ruang Kontrol 1 AS 2 Meja kerja 6 m 2 100% 19,2 m 2 Audio m 2 (2) 0,4 m 2 Ruang Devosi Bunda Maria 1 SRK 28 Tempat 2 (2) 1,6 m 2 Patung Bunda Maria 0,7m 2 Tempat lilin 0,6 m 2 Umat duduk 2 (28) 1,6 m 2 100% 45 m 2 115

60 Tabel 25. Analisis besaran Ruang Gedung Gereja Sumber : Analisis Pribadi (Total luas area Gedung Gereja + sirkulasi antar ruang 10%) 3.732,24 m ,22 m 2 = 4.105,46 m 2 BANGUNAN PASTORAN Nama Ruang Jumlah Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang Kamar Tidur Pastor 6 AS 1 Tempat tidur (1) : 3 m 2 m 2 (dengan kamar mandi Lemari pakaian: 0,9 m 2 123,6 m 2 dalam) Rak buku (1) : 0,9 m 2 meja kecil m 2 : 0,4 m 2 meja (1) : 0,8 m 2 kursi : 0,3 m 2 kamar mandi : 4 m 2 Kamar mandi / WC 3 NAD 1 Toilet 1,5 m 2 : 1,5m 2 m 2 116

61 Wastafel 0,6 m 2 : 0,6 m 2 11,4 m 2 Ruang Doa Pribadi 1 SRK 6 Tempat 2 (2) 100% 14,2 m 2 1,6 m 2 Patung Bunda Maria 0,7m 2 Tempat lilin 0,6 m 2 Romo duduk 2 (6) : 4,2 m 2 Ruang Kerja Pribadi 6 NAD 2 Meja Kerja 0,98 m 2 Meja Komputer 0,35 m 2 m 2 30 m 2 (2) m 2 : 0,5 m 2 Lemari 0,61 m 2 Ruang Makan 1 AS 10 Meja makan m 2 : % 25 m 2 m 2 Kursi m 2 : 2,5 m 2 Ruang Rekreasi 1 AS 6 Meja m 2 : 8,3 m 2 100% 30,2 m 2 m 2 (6) : 0,72 m 2 Lemari (2) 0,61 m 2 : 1,2 m 2 Sofa m 2 : 4,8 m 2 Dapur 1 NAD ,2 m 2 Janitor 1 AS 2 : 1,2m 2 100% 2,4 m 2 Gudang 2 AS 1 4 m x 4 m : 16 m 2 50% 24 m 2 Garasi 1 AS : 30 m 2-38,8 m : 8,8 m 2 Ruang baca 1 AS 8 Rak 1,2 m 2 (3) : 3,6 m 2 100% 29,2 m 2 Meja 3,16 m 2 (3) : 9,5 m 2 m 2 (8) : 0,96 m 2 Ruang Tamu 1 AS 6 : 2,88 m 2 80% 5,58 m 2 Meja 1,2 m 2 Pantry 1 NAD 5 Kitchen set 1,62 m 2 100% 12,16 m 2 117

62 Bak cuci piring 0,9m 2 Microwave 0,08m 2 Meja bulat 1,2 m 2 m 2 (5) : 1,5 m 2 Lemari pendingin (2) : 0,5 m 2 Rak dispenser 0,3 m 2 Ruang cuci jemur 1 NAD m 2 Tabel 26. Analisis Besaran Ruang gedung Pastoran Sumber : Analisis Pribadi (Total luas gedung Pastoran + sirkulasi antar ruang 10%) 395,7 m ,57 m 2 = 435, 27 m 2 AREA PASTORAL Nama Ruang Jumlah Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang Ruang 1 NAD 3 Meja Kerja m 2 : 2,94 m 2 100% 13 m 2 Kesekretariatan Meja Komputer m 2 : 1,05 m 2 Kursi m 2 : 0,75 m 2 Lemari m 2 : 1,8 m 2 R. Arsip 1 AS 3 m 2 (8) : 4,8 m 2 100% 9,6 m 2 R.rapat 1 NAD 1 m 2 (10) : 7,42 m 2 100% 34,8 m 2 m 2 (20) : 10,08 m 2 R. Tamu 1 AS 1 : 2,88 m 2 80% 5,58 m 2 R. Komunitas Paroki 6 NAD 7 Meja Kerja 0,98 m 2 4,4 m 2 118

63 80% 31 m 2 Meja Komputer 0,35 m 2 26,4 m 2 Kursi 0,25 m 2 Lemari 0,61 m 2 Janitor + gudang 1 AS 5 : 1,2m 2 Gudang : 4 x 4 : 16 m 2 Aula 1 AS 100 Kursi m 2 (1000) : 460 m 2 100% 920 m 2 Stage : 40 m 2 Toilet / Lavatory 2 NAD 15 m 2 (8) : 12m 2 2 (pria) m 2 (8) : 7,68 m 2 79,6 m 2 m 2 (4) : 2,4 m 2 Toilet / Lavatory 2 NAD 15 m 2 (10) : 15m 2 m 2 (wanita) m 2 (6) : 3,6 m 2 67 m 2 Toilet / Lavatory 4 MH 4 (2 pria dan 2 Toilet area : 2 m x 1,5 m = 3 m 2 m 2 (dissabilities) wanita) 24 m 2 Hall (Entrance / exit ) 1 TSS 150 0,09m 2 / orang 100% 27 m 2 Ruang Gamelan 1 AS 25 8 m x 4 m : 32 m 2 100% 64 m 2 Gua Maria 1 SRK 28 Tempat 2 (2) 1,6 m 2 100% 45 m 2 Patung Bunda Maria 0,7m 2 Tempat lilin 0,6 m 2 Umat duduk 2 (28) 19,6 m 2 119

64 Gudang Peti Mati 1 AS 1 1,2 m 2 x 10 : 12 m 2 60% 19,2 m 2 Kapel Adorasi 1 SRK 50 Tempat 2 (2) 1,6 m 2 Tempat Sakramen Mahakudus 0,7m 2 Tempat lilin 0,6 m 2 Umat duduk 2 (50) 35 m 2 80 % 68,22 Tabel 27. Analisis besaran areal Pastoral Sumber : analisis Pribadi (Total luas area pastoral + sirkulasi antar ruang 10%) 1.434,4 m ,44 m 2 = 1.577, 84 m 2 120

65 UNIT FASILITAS PENUNJANG Nama Ruang Jumlah Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang Poliklinik 1 AS 1 R.praktek : 3m x 4 m : 12m 2 100% 106 m 2 R.kerja Poliklinik : 2m x 2m : 4m 2 R.administrasi : 3m 2 R. Farmasi : 3m x 4m : 12 m 2 R.praktek pijat refleksi : 3m x 4m : 12m 2 R. tunggu : 2 : 5m 2 Toilet : 2m x 1,5m : 3 m 2 Janitor: 2m x 1m : 2m 2 Ruang Genset 1 AS 3 Genset 29,3 m 2 100% 58,6 m 2 Tabel 28. Analisis Besaran area Fasilitas Umum Sumber : analisis Pribadi (Total luas area fasilitas umum + sirkulasi antar ruang 10%) 164,6 m ,46 m 2 = 181,06 m 2 121

66 Luas Bangunan (LB) = ( Luas bangunan Gereja + bangunan Pastoran + Area Pastoral + Area Fasilitas Umum) + Sirkulasi 30% LB = 6.299,63 m ,9 m 2 LB = 8.189,53 m Studi Luas Lahan Parkir Pengunjung Jumlah pengunjung Mobil (40%) Motor (50%) Kendaraan umum (10%) : 2950 orang : 1180 orang ( 5 orang) 236 mobil : 1475 orang (2 orang) 737 motor : 295 orang Total Kebutuhan Parkir Kendaraan Mobil (NAD) (236 x 10 m 2 ) : 2360 m 2 Motor (NAD) (737 x 2.2 m 2 ) : 1621,4 m 2 Total Luas Lahan Parkir 3.981,4 m 2 + sirkulasi 100% = 7.962,8 m 2 122

67 3.1.5 Studi Citra Arsitektural Pencitraan arsitektural pada bangunan ini harus dapat menunjukkan fungsi dan kegunaannya sebagai tempat ibadat yang mendukung lokalitas kecamatan Mijen, Semarang. Pencitraan secara arsitektural dapat dilihat dari citra fungsi utama maupun citra wujud fisik visual tersebut. Citra fungsi utama pada bangunan ini adalah memberikan pelayanan pastoral bagi umat di wilayah ngaliya, wilayah kedungpane, wilayah Mijen dan wilayah Boja. Sedangkan citra wujud fisik bangunan harus menunjukkan fungsi kompleks Gereja Katholik Paroki yang mendasarkan pada citra kelokalitasan setempat, maka diharapkan tercipta arsitektur yang sesuai dengan tujuan utama proyek ini. Beberapa contoh studi yang dapat dipertimbangkan sebagai dasar penetapan citra arsitektural pada Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini antara lain : Pencahayaan yang sesuai. Tatanan ruang dalam bangunan gereja hubungan ruang yang sesuai dengan Konsili Vatikan II dan Pedoman Umum Misale Romawi. Suasana interior yang ingin diciptakan. Sirkulasi yang cukup. Bukaan dan penghawaan yang memenuhi kebutuhan. Siasat akustik yang tepat. Landscaping pada area terbuka. Style / langgam bangunan yang ingin disampaikan. Tema bangunan yang ingin diciptakan. Detail dan estetika bangunan yang dibutuhkan. 123

68 Dengan memperhatikan hal mendasar tersebut, bangunan dapat menunjukkan citra yang ingin disampaikan oleh arsitek. 3.2 Analisis Pendekatan Sistem Bangunan Studi Sistem Struktur dan Enclosure Studi Sistem Struktur Sistem struktur yang digunakan pada Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini dibagi menjadi dua jenis yakni : a. Sub Structure (Struktur Bawah) Struktur ini digunakan untuk menahan seluruh beban struktur yang berada di atasnya. Struktur bawah ini menyalurkan beban struktur menuju ke tanah secara vertikal maupun horisontal. Contoh : pondasi, retaining wall. b. Upper Structure (Struktur Atas) Struktur ini digunakan untuk menahan beban struktur penutup atap dan beban lateral pada rangka secara mandiri. Pada Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen ini pada bangunan Gedung Gereja memakai bentang lebar karena adanya tuntutan fungsi ruang. Terdapat beberapa alternatif jenis struktur bentang lebar, pemilihan sistem struktur atap pada bangunan gereja memiliki kriteria pada tampilan dan bentukan setiap struktur dan menyesuaikan dengan tema desain yang akan diterapkan. Sedangkan pada bangunan pastoran, areal pastoral dan fasilitas umum menggunakan sistem struktur atap rangka biasa Pada sistem struktur bangunan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai kriteria pemilihan struktur yakni : 124

69 Pertimbangan aspek ability, durability, safety, strength, stability. Sistem struktur yang digunakan berjenis low rise building. Memperhatikan kondisi lingkungan seperti zigma tanah, pergerakan tanah, dan jenis tanah. Struktur yang memperhitungkan bencana tak terduga seperti gempa bumi, maupun kebakaran. Pondasi Bored Pile Gambar 25. Pondasi Bored Pile Sumber diunduh dari : belajarsipil.blogspot.co.id (September, 2016) Pondasi Bored Pile memiliki sistem Kelebihan Memiliki karakteristik pondasi dalam dan dapat mencapai tanah keras yang dalam. Memiliki volume beton yang sedikit Relative lebih murah Kekurangan Memerlukan peraltan bor Pemasangannya relatif agak susah Memerlukan ketelitian yang tinggi sehingga dapat menimbulkan kerja menerima beban vertikal yaitu dibanding pondasi pondasi keropos jika dengan mengebor tanah berdiameter sesuai dengan hasil perhitungan struktur, setelah itu di masukkan tulangan yang kemudian di cor beton. Pondasi ini tergolong pondasi dalam dan dapat digunakan pada bangunan medium rise building dan high rise building. dalam yang lain unsur semen larut oleh tanah. 125

70 Pondasi Batu Kali Pelaksanaan Pondasi tidak di pembuatan pondasi anjurkan untuk mudah Memiliki waktu rumah bertingkat 2 atau lebih. pengerjaan yang Hanya dapat lebih cepat diterapkan pada Gambar 26. Pondasi Batu Kali Sumber diunduh dari : google.com (September 2016) Pondasi batu kali merupakan Biaya lebih murah jika menggunaka material batu kali lahan dengan kontur landai Sub Structure pondasi yang sering digunakan untuk bangunan rumah tinggal dan diperuntukkan untuk bangunan low rise building. Pondasi ini merupakan jenis pondasi dangkal. Memiliki material utama batu kali, padatan Material lebih Mudah didapat jika proyek berada di daerah pulau Jawa dan aanstamping. Pondasi footplate Memiliki biaya yang Lebih lama murah. Memiliki galian tanah yang sedikit karena pekerjaannya karena harus mempersiapkan hanya berada di titik yang terdapat kolom bekisting cetakan atau untuk Gambar 27. Pondasi Footplate struktur pondasi ini. Sumber diunduh dari : google.com (september, 2016) Merupakan jenis pondasi yang digunakan untuk bangunan 2 Untuk bangunan bertingkat lebih aman Diperlukan pengerjaan lama yang karena 126

71 lantai, dan menggunakan menggunakan menunggu beton konstruksi beton bertulang pondasi footplat. kering sesuai dengan umur beton Diperlukan pemahaman terhadap lebih ilmu struktur. Tidak semua tukang dapat mengerjakan struktur pondasi ini. Struktur Rangka Kekuatan struktur dapat diolah dengan merubah kualitas beton cor dan Memerlukan tenaga ahli struktur untuk menentukan dimensi tulangan besi Aman terhadap api. Mudah dikerjakan, dan kekuatan dimensi rangka. dan struktur Upper Structure Gambar 28. Struktur Rangka pada Bangunan Sumber diunduh dari : google.com (September, 2016) Merupakan jenis perkuatan struktur ruang yang material utamanya secara umum merupakan beton cor bertulang, banyak pekerja yang sudah paham. Maintenence sangat ekonomis pembiayaannya Diperlukan lapisan khusu untuk perlindungan terhadap iklim dan segala perubahannya berfungsi sebagai pertahanan gaya lateral, struktur rangka ini meliputi kolom, balok, dan plat 127

72 lantai. Dimensi kolom dan balok pada level lantai semakin kecil menuju ke atas (pembagian gaya) Rangka Baja Konvensional Memiliki waktu Beban konstruksi pengerjaan sangat cepat. yang pada pondasi dan kolom berat Gambar 29. Rangka Baja Konvensional Sumber diunduh dari : google.com (September 2016) Rangka baja Ringan merupakan Memiliki yang terjamin kekuatan Memerlukan biaya yang tidak terlalu mahal daripada konstruksi atap yang banyak struktur bentang dipergunakan pada bangunan lebar yang lain. berbentang lebar. Baja konvensional ini biasanya menggunakan profil yang cukup tebal. Profil yang tersedia yaitu profil C, profil I, profil H dan profil siku, dan berbentuk lain (persegi dan pipa). Struktur Space Frame Memiliki beban yang ringan. Memiliki bentuk yang Pabrikasi mahal Masih sedikit tenaga ahlinya. fleksibel sehingga Tidak tahan Gambar 30. Struktur Space Frame memudahkan untuk terhadap api. Sumber diunduh dari : google.com (September, 2016) Struktur Space Frame maintenence merupakan jenis perkuatan 128

73 struktur atap yang memiliki material yaitu pipa, konektor dan mero atau ball joint. Struktur ini biasa dipakai pada bentuk bentuk atap yang memeliki lengkung yang cukup rumit Struktur Folded Plate Dapat mengurangi Memerlukan biaya konstruksi karena folded plate berfungsi banyak daripada material struktur sebagai pengaku atap biasa, karena Gambar 31. Struktur Folded Plate Sumber : Kumpulan Bahan Kuliah PTSB VI FAD Unika Soegijapranata Struktur Folded Plate merupakan struktur sehingga mengurangi rangka pada dalam dan luar bangunan menggunakan lipatan lipatan Mudah terjadi kerusakan bagian salah satu jenis struktur Memiliki daya tahan lipatan karena perkuatan atap yang memiliki material utama adalah beton bertulang. Penyaluran gaya terjadi secara langsung menuju baik terhadap api dan korosi, karena terbuat dari beton. Dapat di eksplorasi dan terkena air hujan pada bidang lipatannya. ekspose karena Sehingga diperlukan kolom struktur ini dapat pula sebagai pendukung struktur merangkap sebagai, atap, dan dinding Tabel 29. Analisis Sistem Struktur Bangunan Sumber : dokumen pribadi 129

74 Studi Sistem Enclosure Sistem Enclosure pada Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen menggunakan pelingkup yang mendukung dengan citra arsitektural yang mendukung dengan tema desain yang akan diangkat yaitu lokalitas yang menyatu dengan alam yakni seperti dinding batu alam, batu bata ekspose dan beton ekspose sehingga senada dengan tema desain yang akan diterapkan Studi Sistem Utilitas Perancangan Penangkal Petir pada bangunan Indonesia terletaak disekitar garis lintang, hal ini berpengaruh dengan 2 musim yang dijumpai di Indonesia, yakni musim kemarau dan hujan, setiap hujan badai pasti terjadi petir dan guntur. Menurut buku Neufert Architect Data halaman 125 hujan petir dan guntur yang terjadi di Indonesia kurang lebih 60 petir bumi dan petir awan. Hal ini berpengaruh pula terhadap bangunan. Kerusakan gedung yang terjadi karena petir terjadi karena berkembangya panas petir didalam bumi. Terdapat 2 jenis penangkal petir yang dapat diterapkan dalam bangunan yaitu penangkal petir konvensional dan penangkal petir elektrostatis. Berikut ini perbedaan penangkal petir tersebut : 130

75 PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL Diperlukan banyak kabel Daerah perlindungan terbatas, hanaya sebatas air terminal pada bangunan PENANGKAL PETIR ELEKTROSTATIS Tidak banyak membutuhkan komponen maupun kabel Area perlindungan luas yaitu m Memerlukan banyak arde. Biaya lebih murah Membutuhkan banyak air terminal dalam atap Perawatan dan pemasangan lebih mudah Memiliki kecenderungan Tidak mengganggu estetika mengganggu estetika bangunan bangunan Bertindak sebagai pencegah Ujung terminal berbentuk runcing dalam jumlah banyak interferensi komunikasi perangkat berbahaya bagi petugas maintenence Aman bagi petugas maintenence pada bangunan. Tabel 30. Perbedaan Penangkal Petir Konvensional dan Penangkal Petir elektrostatis Sumber diolah dari : rchitectureinhand.blogspot.co.id Fire Fighting System Berdasarkan penggunaannya, penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dibedakan menjadi dua yakni : a. Penanggulangan pasif 131

76 Pada sistem penanggulangan bahaya kebakaran pasif, bangunan merespon secara pasif dengan penggunaan material dan struktur tahan api. Selain itu juga terdapat beberapa teknik pemadaman yang bekerja secara pasif. Beberapa contoh penanggulangan pasif diantaranya : Tangga Darurat Digunakan sebagai tangga sirkulasi biasa maupun tangga untuk mengevakuasi diri dari bahaya kebakaran. Material dinding biasanya merupakan core bangunan maupun terbuat dari batu bata sehingga memiliki resistensi tinggi terhadap api. Pintu Darurat Pintu darurat berbeda dengan pintu sirkulasi pengunjung, pintu ini ditempatkan pada area publik yang memiliki keramaian pada kegiatannya seperti ruang teater. Pintu darurat memiliki fungsi untuk membuka sirkulasi keramaian dari dalam bangunan menuju ke luar bangunan. Sehingga pada kasus ini, pintu darurat harus berujung pada area luar bangunan. Smoke detector dan Sprinkler Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap yang ada di dalam ruangan. Sedangkan sprinkler berfungsi sebagai pemancar air pada plafon sebagai pemadam kebakaran pada kasus api yang tidak terlalu besar. Biasanya kedua alat ini merupakan kombinasi dalam satu perangkat dan 132

77 saling bekerja sama. Ketika alat ini mulai mendeteksi asap, secara otomatis akan mengirimkan perintah kepada sprinkler untuk menyalakan pemindaian pemadaman kebakaran. Selain itu alat ini juga dapat dimodifikasi dengan perangkat alarm untuk memberikan notifikasi kepada pengguna bangunan. b. Penanggulangan aktif Sistem penganggulangan aktif berarti sistem yang membutuhkan pengguna bangunan dalam perannya memadamkan kebakaran yang terjadi. Alat pemadam kebakaran dengan sistem ini biasanya dipersiapkan di dalam maupun di sekitar bangunan. Beberapa contoh alat pemadam kebakaran tersebut antara lain : APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Merupakan alat pemadam kebakaran yang berisi gas NO2 / Nitrogen sebagai gas yang anti terhadap api. APAR memiliki bentuk tabung vakum dengan warna merah dan biasanya diletakkan di dekat ruangan servis dan ruangan yang berpotensi terjadi kebakaran. Hydrant Hydrant pada bangunan publik dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan zona peletakannya yakni : - Hydrant bangunan Hydrant bangunan biasa diletakkan di dalam bangunan publik. Agar efisien, ruang publik harus memiliki luas ± 800 m 2 karena panjang selang yang sangat panjang 133

78 yakni 30 meter. Peletakan hydrant ini sebaiknya diletakkan pada jarak 30 meter antara satu dengan yang lain untuk menghemat pengadaan hydrant. - Hydrant pekarangan Pada umumnya, hydrant pekarangan terletak pada pekarangan bangunan untuk mengantisipasi adanya tanaman yang terbakar. Kebakaran Smoke Detector Alarm Sprinkler Petugas pemadam kebakaran, APAR, Hydrant Skema 16. Skema Pemadaman Kebakaran 3.3 Analisis Konteks Lingkungan Analisis Pemilihan Lokasi Berdasarkan Lokasi yang akan digunakan untuk perencanaan kompleks Gereja Paroki ini berada di kota Semarang, Jawa Tengah. Di ambil lokasi di kecamatan Mijen karena lokasi berada di kawasan umat 4 wilayah yang mencakup wilayah Ngaliyan, wilayah Mijen, wilayah Kedungpane dan wilayah Boja. Batas Administratif kota Semarang sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 Km, sebelah Selatan dengan Kabupaten Semarang, Sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, Sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal. Kota Semarang memiliki posisi Geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa dan merupakan koridor pembangunan Provinsi jawa Tengah. Secara Topografis kota Semarang 134

79 terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah, dan daerah pantai, dengan kemiringan dan tonjolan. Kota Semarang memiliki sepuluh Bagian Wilayah Kota (BWK) dengan kecamatan Mijen masuk ke dalam Bagian Wilayah Kota IX kota Semarang. Secara Adminitrasi Kecamatan Mijen terdiri dari 14 Kelurahan yaitu : Kedungpane, Jatibarang, Pesantren, Cangkiran, Tambangan, Mijen, Ngadirjo,Jatisari, Polaman, Wolopo, Purwosari, Bubakan, Wonoplumbon, dan Karangmalang. Merupakan kecamatan terluas di kota Semarang dan terletak pada Ketinggian 253,00 mdpl sehingga penggunaan lahan yang terdapat di kecamatan Mijen bercirikan pedesaan yang tersebar di seluruh wilayah, sedangkan yang bercirikan perkotaan berada di wilayah pusat aktifitas yaitu kelurahan wonolopo, Mijen dan Cangkiran yang menunjukkan perkembangan kawasan terbangun yang signifikan. Kecamatan Mijen merupakan salah satu Kecamatan dari 16 kecamatan yang berada di Kota Semarang. Kota Semarang memiliki luas wilayah 373,70 Km² dengan kecamatan Mijen merupakan salah satu wilayah terluas dengan luas wilayah 57,55 Km² dan Kecamatan Gunungpati dengan luas wilayah 54,11 Km². Kota Semarang terletak dalam posisi astronomis diantara garis 6º50-7º10 LS dan garis 109º35-110º50 BT. Batas-batas Kabupaten Kecamatan Mijen : Sebelah Timur : Kecamatan Gunungpati Sebelah selatan : Kabupaten Semarang Sebelah barat : Kabupaten Kendal 135

80 Sebelah utara : Kecamatan Ngalian Iklim di daerah Kecamatan Mijen, Semarang : Kondisi iklim kecamatan Mijen secara klimatologi seperti kondisi umum di Indonesia yaitu mempunyai iklim tropik basah. Pada bulan September Mei 21,1ºC 24,6 ºC Kelembapan udara relatif minimum 61% pada bulan September Kelembapan udara relatif maksimum 83% pada bulan Januari Curah hujan rata-rata mm Kecamatan Mijen (BWK IX) Potensi Kecamatan Mijen : Keterangan : 1. Kelurahan Cangkiran 2. Kelurahan Bubakan 3. Kelurahan Karangmalang 4. Kelurahan Polaman 5. Kelurahan Purwosari 6. Kelurahan Tambangan 7. Kelurahan Wonolopo 8. Kelurahan Mijen 9. Kelurahan Jatibarang 10. Kelurahan Kedungpane 11. Kelurahan Ngadirgo 12. Kelurahan Wonoplumbon 13. Kelurahan Jatisari 14. Kelurahan Pesantren Banyak terdapat pertanian dan perkebunan (area hijau). Memiliki aksesibilitas yang mudah dan memadai sebagai wilayah suburban berupa jalan arteri primer dan arteri sekunder. Tingkat kemacetan, polusi udara, dan kebisingan yang tidak terlalu tinggi. 136

81 Merupakan daerah lereng I (kemiringan 0%-2%), mempermudah aksesibilitas urban seperti sepeda dan pejalan kaki. Kendala Kecamatan Mijen : Sangat jauh dari pusat kota yang memiliki fasilitas utama untuk perdagangan dan jasa, sehingga tidak strategis. Infrastruktur dan jaringan utilitas yang memadai masih belum merata. Kelurahan Wonolopo Memiliki luas 403,815 ha Jumlah penduduk ± dengan kepadatan ± 16 jiwa/ha Luas fungsi wisata/rekreasi 1,025 ha Jumlah permukiman penduduk : Jumlah sekolah dasar (SD) : 3 Jumlah transportasi : - Motor : Mobil : 64 - Taxi : 0 - Bus : 3 - Angkot : 0 Kelurahan Mijen Memiliki luas 804,708 ha Jumlah penduduk ± dengan kepadatan ± 6 jiwa/ha Luas fungsi wisata/rekreasi 0,725 ha 137

82 Jumlah permukiman penduduk : Jumlah sekolah dasar (SD) : 0 Jumlah transportasi : - Motor : Mobil : Taxi : 0 - Bus : 0 - Angkot : 0 Kelurahan Jatibarang Memiliki luas 226,787 ha Jumlah penduduk ± dengan kepadatan ± 22 jiwa/ha Luas fungsi wisata/rekreasi 0,75 ha Jumlah permukiman penduduk : 719 Jumlah sekolah dasar (SD) : 3 Jumlah transportasi : - Motor : Mobil : 28 - Taxi : 0 - Bus : 0 - Angkot : 0 138

83 3.3.2 Analisis Pemilihan Tapak Studi Luas Tapak Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang 14 Tahun 2011 Tentang Rencana tata ruang wilayah Kota Semarang BWK IX tahun : a. Bangunan Fasilitas Umum Peribadatan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 40% b. Koefisien Lantai Bangunan untuk Fasilitas Peribadatan maksimal 2 lantai dan KLB 0,8 Garis Sempadan Bangunan dan Pagar terhadap Jalan, untuk Fasilitas Umum yaitu Peribadatan adalah : Ruas Jalan Arteri Primer, GSB yang ditetapkan adalah 32 meter Ruas Jalan Arteri Sekunder, GSB yang ditetapkan adalah 29 meter Ruas Jalan Kolektor Primer, GSB yang ditetapkan adalah 26 meter Ruas Jalan Kolektor Sekunder, GSB yang ditetapkan adalah 23 meter Ruas Jalan Lokal Sekunder, GSB yang ditetapkan adalah 17 meter. 139

84 Perhitungan Luas Lahan dan Bangunan Program Besaran Luas Bangunan Total Luasan KDB 40 % KLB 0,8 Luas Lahan Luas Lantai Dasar Luas Open Space Jumlah Lantai = Luas Total Bangunan : KLB = 8.189,53 m 2 : 0,8 = Luas Lahan x KDB = , 9 m 2 x 40% = Luas Lahan Luas lantai dasar = , 9 m ,8 m 2 = Luas Total Bangunan : Luas Lantai Dasar = 8.189,53 m 2 : 4.094,8 m , 9 m ,8 m ,1 m 2 2 lantai Luas Kebutuhan Tapak = Luas Lantai Dasar + open space + Area Parkir ,7 m 2 = 4.094,8 m ,1 m ,8 m 2 Tabel 31. Perhitungan Luas Lahan dan Bangunan Sumber : Analisis Pribadi 140

85 Alternatif Tapak Pemilihani tapak ditinjau dari kelayakan beberapa faktor yaitu : Tapak berada di tengah tengah 4 wilayah umat Kompleks Gereja Katholik Paroki Mijen Tapak berada pada bagian yang merupakan subkota yaitu dapat didirikan fasilitas peribadatan Tapak mudah dijangkau secara aksesbilitasnya yang dilewati kendaraan umum (bus, angkutan umum). Tapak Kompleks Bangunan Gereja Katholik Paroki Mijen ini diijinkan oleh warga sekitar untuk pembangunan sebuah gedung gereja Katholik PERMUKIMAN BARU PERMUKIMAN LAMA GEREJA Skema 17. Lokasi Kelayakan Site Sumber : Analisis Pribadi,

86 Alternatif Tapak A Lokasi : Jl. Langensari, Kelurahan Wonolopo Gambar 32. Peta Udara tapak A Sumber diunduh dari : Google earth (Agustus 2016) Gambar 33. Peta Teknik Tapak A Sumber : Dokumen Pribadi 142

87 ASPEK KEKUATAN ALAMI Iklim Beriklim tropis lembab dengan suhu rata-rata berkisar antara 25 C 34 C. Topografi memiliki kemiringan 0% - 2% Vegetasi Potensi Sumber Air Arah Angin Keadaan Lingkungan Memiliki potensi untuk ditanami tanaman tahunan dan tanaman hortikultura. Sumber air bersih berasal dari PDAM, dan sumur buatan Dominan arah Tenggara Barat laut Tapak merupakan dekat dengan permukiman warga dan terdapat kapel yang warga setempat mendukung direncanakannya Kompleks Gereja Paroki. Hal ini didapat ketika wawancara dengan warga sekitar, jika kapel terdapat acara ibadat keagamaan, ta mir masjid dekat lokasi ikut mendukung acara dengan cara menjaga keamanan tapak ASPEK KEKUATAN BUATAN Peraturan Pemerintah Regulasi Fungsi dan Hirarki Peraturan daerah kota Semarang nomor 14 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Semarang tahun dan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) nomor 8 tahun 2004 tentang BWK IX (Kecamatan Mijen) tahun KDB : max. 40% KLB : 0,8 GSB Jl. Langensari : 17 meter Persyaratan Kompleks sebuah gereja Paroki memiliki lahan minimal 5000 m 2 Sub pusat pelayanan kota ; perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, peribadatan, pelayanan umum ASPEK AMENITAS ALAMI View View from site ; view yang terlihat dari tapak berupa persawahan, perkebunan milik swasta, dan permukiman warga. Topografi Relatif datar dengan kemiringan lahan 0 2 %. Air Jaringan Kota / Kawasan Citra Arsitektural Curah hujan sebesar 126 m 3 per tahun dan tingkat kelembaban 50% hingga 70%. Dengan periode bulan basah bulan November hingga bulan April. ASPEK AMENITAS BUATAN Akses jalan utama melalui Jl. RM. Hadisoebeno Mijen yang dapat dicapai melalui permukiman Bukit Semarang Baru Terapat jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan drainase tertutup, dan sampah. Permukiman penduduk disekitar dukuh Langenasari memiliki langgam Arsitektur Jawa Tabel 32. Analisis Tapak A Sumber : Dokumen Pribadi 143

88 Potensi Alternatif Tapak A : warga mendukung untuk perencanaan sebuah Kompleks Gereja Katholik Paroki Memiliki daya dukung dan kestabilan tanah yang baik. Memiliki vegetasi lingkungan yang memadai. Memiliki kekayaan budaya khas oleh warga setempat yang dapat mendukung tema Desain yang diterapkan Suasana hening dan nyaman, sangat cocok untuk tempat beribadah Kendala Alternatif Tapak A : Lahan Eksisting sawah milik swasta (bukan pemerintah) Di sisi Timur dan Barat masih banyak tedapat perkampungan warga. Akses Jalan Langensari tidak cocok sebagai akses masuk dan keluar ke tapak karena lebar yang hanya 5m. 144

89 Alternatif Tapak B Lokasi : Jl. Rm. Hadi Soebeno raya Gambar 34. Peta Udara tapak B Sumber diunduh dari: google earth (agustus 2016) Gambar 35. Peta Teknik Tapak B Sumber : Dokumen Pribadi 145

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA LAKSANA DI GEREJA

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA LAKSANA DI GEREJA TUJUAN TATA LAKSANA Petugas Tata Laksana diperlukan dalam perayaan Misa di Gereja dengan tujuan sebagai berikut: Perayaan Misa dan Ekaristi dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Umat dapat beribadah

Lebih terperinci

1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis

1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis RUANG SAKRA Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti Dasar Biblis 1 Kitab Nabi Yehezkiel 40:48 47:12 Bait Suci yang Baru Yesus Menyucikan Bait Allah RumahKu adalah Rumah Doa

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR. Paroki Mijen ini adalah bangunan tmpat ibadat yang memiliki karakter

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR. Paroki Mijen ini adalah bangunan tmpat ibadat yang memiliki karakter BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR 4.1 Konsep Program 4.1.1 Aspek Citra / Performance Arsitektural Citra yang ingin dibangun pada proyek Kompleks gereja Katholik Paroki Mijen ini adalah bangunan tmpat ibadat yang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS PRINGGOLAYAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS PRINGGOLAYAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS PRINGGOLAYAN 6.. Konsep Perancangan Programatik Pada perencanaan Gereja Katolik Santo Paulus Pringgolayan, pengunjung utamanya ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat menghargai adanya perbedaan, bukan hanya perbedaan pada suku, ras atau kebangsaan melainkan perbedaan dalam

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

TATA GERAK LEKTOR SAAT BERTUGAS

TATA GERAK LEKTOR SAAT BERTUGAS TATA GERAK LEKTOR SAAT BERTUGAS 1. 30 Menit sebelum misa mulai sudah siap di Sakristi, hal yang perlu diperhatikan adalah : - Memakai pakaian lektor - Untuk yang bertugas Prolog, memeriksa kebenaran nama

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM. Redesain Kompleks Gereja Kristus Raja Semesta Alam di Kelurahan Tegalrejo, Salatiga

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM. Redesain Kompleks Gereja Kristus Raja Semesta Alam di Kelurahan Tegalrejo, Salatiga PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVII, Semester Genap, Tahun 2014/2015 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM Redesain Kompleks Gereja Kristus Raja Semesta Alam di Kelurahan Tegalrejo, Salatiga Tema Desain ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Teritorial paroki Bongsari yang terbentang luas masuk wilayah kota Semarang, Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal mengakibatkan kurangnya

Lebih terperinci

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

PERABOT ANAK. Sumber : _ html LAMPIRAN 200 ANAK Sumber : http://renopia.en.ec21.com/toy_piano_digital_piano_musical-- 3691712_4713603.html Pink : Origin : Korea, Brand : Spendid Junior Coklat : Origin : China, Brand : December Dimensi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXIV, Semester Gasal, Tahun 2013/2014 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM Perencanaan Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Krisologos Mijen Tema Desain Arsitektur Kontemporer Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Panti Wredha St. Theresia Dharma Bhakti Kasih

BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Panti Wredha St. Theresia Dharma Bhakti Kasih BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Panti Wredha St. Theresia Dharma Bhakti Kasih 1. Lokasi Kp. Bayan Rt 07/27 Kadipiro, Banjarsari. Telp (0271) 7650467. 2. Sistem Operasional Berdasarkan dengan jam kerja : Hari

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tugas Tata Tertib Liturgi:

Petunjuk Pelaksanaan Tugas Tata Tertib Liturgi: Petunjuk Pelaksanaan Tugas Tata Tertib Liturgi: Secara Garis besar sbb: Tugas Utama: 1. Melakukan Kontrol pelaksanaan Tatib Lingkungan yang bertugas 2. Memberitahukan Ketua Lingkungan bila ada yang salah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

EKARISTI DAN PERAN SERTA UMAT PAROKI

EKARISTI DAN PERAN SERTA UMAT PAROKI 1 EKARISTI DAN PERAN SERTA UMAT PAROKI Pengantar : Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Dalam perjamuan terakhir, pada malam ketika akan diserahkan, Juruselamat kita mengadakan kurban Ekaristi Tubuh dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

PEKAN SUCI Laporan Kegiatan Seksi Tata Laksana

PEKAN SUCI Laporan Kegiatan Seksi Tata Laksana PEKAN SUCI 2014 Laporan Kegiatan Seksi Tata Laksana Perayaan Evaluasi Pelaksanaan Saran & Rekomendasi Susunan kursi belum dibuat sesuai denah perayaan tri hari suci paskah Susunan kursi sebaiknya sdh dibuat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Gedung Sinepleks di Kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas hiburan dan rekreasi

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Gereja merupakan fasilitas pendukung kebutuhan manusia dalam mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan. Gereja menjadi komunitas, wadah, dan sarana yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. Analisis Pendekatan Arsitektur 3.1.1. Studi Aktivitas 3.1.1.1. Pengelompokkan Kegiatan Pengelompokkan kegiatan pada Rumah Sakit Jiwa ini dikelompokkan

Lebih terperinci

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik, kegiatan terpenting

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR DIAGRAM... x

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR DIAGRAM... x ABSTRAK ABSTRAK Biara Katolik SSCC di Yogyakarta merupakan salah satu fasilitas sosial religius yang ditujukan untuk tempat tinggal dan pelatihan para calon imam. Biara ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016) BAB V PROGRAM PERENCANAAN N PERANCANGAN SMK GRAFIKA 1.1. Program Dasar Perencanaan 1.1.1. Program Ruang Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan Grafika di

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR Museum kereta api merupakan bangunan yang mewadahi aktivitas memajang / memamerkan lokomotif, dan menampung pengunjung museum dan aktivitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 135. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular

TUGAS AKHIR 135. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular TUGAS AKHIR 135 Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Pengembangan Kawasan Peziarahan Gua Bunda Maria Ratu Besokor, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal Dengan Penekanan Desain Arsitektur

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang cepat seperti pada saat sekarang ini, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi BAB IV PROGRAMING 4.1 Analisa Existing 4.1.1 Asumsi Lokasi Dalam sebuah perancangan interior, pemilihan lokasi sangatlah penting. Karena dengan pemilihan lokasi yang tepat maka orang akan lebih mudah dalam

Lebih terperinci

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu. TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN SEKSI dan SUB SEKSI - TAHUN 2014 PAROKI ST. THOMAS RASUL

JADWAL KEGIATAN SEKSI dan SUB SEKSI - TAHUN 2014 PAROKI ST. THOMAS RASUL JANUARI 2014 1 Januari menyesuaikan Konseling pendampingan keluarga ruang GKP SKK 2 05 Januari 2014 Minggu Perayaan Natal untuk misdinar Gereja Sub Sie Misdinar 3 8 Januari 2014 Rabu HUT Rm Riki GKP lantai

Lebih terperinci

GEREJA KATOLIK IBU TERESA DI LIPPO CIKARANG

GEREJA KATOLIK IBU TERESA DI LIPPO CIKARANG GEREJA KATOLIK IBU TERESA DI LIPPO CIKARANG Lydia Utami, Fermanto Lianto, Mieke Choandi Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Email : angelina_lydia@live.com; fermantol@ft.untar.ac.id

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang

PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang BIDANG KESAKSIAN 1. Kegiatan Umum PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL - 2017 Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang MAR. - NOV. minggu ke III Menyamakan persepsi dalam pelaksanaan program yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL

GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN a. Property Size Bangunan Karst Research Center memiliki property size sebagaimana tertulis pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Property Size Karst Research Center Semi- Basement Ground Floor 1st Floor

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam buku Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati bersama Mgr Ignatius Suharyo, editor E. Martasudjita menuliskan, Perjanjian Baru selalu berbicara

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

PEMBEKALAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI ST. YAKOBUS. Jakarta, Agustus-September 2010

PEMBEKALAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI ST. YAKOBUS. Jakarta, Agustus-September 2010 PEMBEKALAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI ST. YAKOBUS KELAPA GADING Jakarta, Agustus-September 2010 AGENDA Renungan Sabda Tuhan dan Pengarahan Pastor Moderator Arah Pastoral Keuangan Lingkungan Tanya Jawab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental

Lebih terperinci

KELOMPOK RUANG KEGIATAN PUBLIK Kegiatan Publik 1. Plaza - Taman 2,16 m 2 /orang m 2

KELOMPOK RUANG KEGIATAN PUBLIK Kegiatan Publik 1. Plaza - Taman 2,16 m 2 /orang m 2 BAB V HASIL 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Pendekatan kebutuhan dan data mengenai standar besaran ruang didapat dari hasil perhitungan berdasarkan standar sebagai berikut : 1. Metric

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. TABEL DATA STATISTIK UMAT WILAYAH NGALIYAN, WILAYAH KEDUNGPANE, WILAYAH MIJEN, WILAYAH BOJA. Sumber : Dokumen Pengurus 4 wilayah

LAMPIRAN. Lampiran 1. TABEL DATA STATISTIK UMAT WILAYAH NGALIYAN, WILAYAH KEDUNGPANE, WILAYAH MIJEN, WILAYAH BOJA. Sumber : Dokumen Pengurus 4 wilayah LAMPIRAN Lampiran 1. TABEL DATA STATISTIK UMAT WILAYAH NGALIYAN, WILAYAH KEDUNGPANE, WILAYAH MIJEN, WILAYAH BOJA Sumber : Dokumen Pengurus 4 wilayah 185 LAMPIRAN 2. BEBERAPA PERSYARATAN LITURGIS TERKAIT

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 4.1 Konsep Program 4.1.2 Aspek Citra Aspek pencitraan yang yang akan ditampilkan pada proyek Panti Asuhan Terpadu di Kota Semarang adalah

Lebih terperinci

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan BAB V KONSEP PERANCANGAN Setelah melakukan pengamatan dan analisa pada bab sebelumnya, maka bangunan gereja St. Monika BSD memerlukan suatu peremajaan pada bagian interior berupa pengembangan komposisi

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL 2017 BIDANG LITURGI

RENCANA ANGGARAN PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL 2017 BIDANG LITURGI SEKSI PERIBADATAN DAN PELAYANAN ZIARAH RENCANA ANGGARAN PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL 2017 BIDANG LITURGI BULAN TANGGAL KEGIATAN TINDAKAN & TUJUAN Januari - April 4 bln sekali (minggu 1 dlm bulan) Menyusun

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI Penelitian sistem prefabrikasi ini berawal dari terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, yang terjangkau dan

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri) PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN Funfsi Hunian No. Identitas Ruang Aktivitas Perabot Pemakai Ruang Standard Ruang Luas 1. R. Tidur (dengan double bed) Tidur Merias diri Berganti pakaian Double bed Side

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Temu paguyuban organis Gereja Keuskupan Agung Jakarta Rawamangun, 20 Juli 2013 AJARAN GEREJA TENTANG MUSIK

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

Tahap terminasi: penghentian pelayanan dan rehabilitasi setelah residen di pandang mampu mandiri secara sosial ekonomi.

Tahap terminasi: penghentian pelayanan dan rehabilitasi setelah residen di pandang mampu mandiri secara sosial ekonomi. Tahap terminasi: penghentian pelayanan dan rehabilitasi setelah residen di pandang mampu mandiri secara sosial ekonomi. 2.5.2 Kondisi Bangunan keseluruhan PRSPP teratai Pada keseluruhan bangunan PRSPP

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

TA Sekolah Alam Gunungpati

TA Sekolah Alam Gunungpati BAB 5 PROGRAM RUANG DAN KONSEP PERANCANGAN 5.1. Program Ruang Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan besaran ruang adalah melalui jenis dan fungsi ruang, jumlah pengguna, jenis aktivitas, fasilitas

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP. Tabel 6.1 Kebutuhan Ruang dan Dimensi Ruang pada Gereja Katolik. Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Dimensi Ruang. = 14,5 m².

BAB VI KONSEP. Tabel 6.1 Kebutuhan Ruang dan Dimensi Ruang pada Gereja Katolik. Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Dimensi Ruang. = 14,5 m². BAB VI KONSEP VI.1. Konsep Programatik Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka didapat konsep program ruang sebagai berikut: 1. Perbandingan antara jumlah misa dengan jumlah umat yang datang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN GEREJA SANTO PETRUS SAMBIROTO SEMARANG

LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN GEREJA SANTO PETRUS SAMBIROTO SEMARANG LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN GEREJA SANTO PETRUS SAMBIROTO SEMARANG Lokasi : Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Semarang PENEKANAN DESAIN POST MODERN Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan kompleks Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran di Kabupaten Bantul, DIY adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Cafe and Chocolate Factory di Semarang dibagi menjadi 2 bagian yaitu program ruang dan tapak terpilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Keseimbangan hidup manusia adalah adanya keseimbangan segi jasmani dan rohani. Kehidupan jasmani terpenuhi dengan segala hal yang bersifat duniawi sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Bandung Concert Hall - Song in Architecture

Laporan Tugas Akhir Bandung Concert Hall - Song in Architecture ME room accoustic deck reparat ion and control janit or lobby toilet service room function room funtion room functi on room funct ion room lobby auditorium changing scenery room f unction room function

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

Gambar 4.1: Gedung Penginapan Wisma Syalom (Dokumen Pribadi)

Gambar 4.1: Gedung Penginapan Wisma Syalom (Dokumen Pribadi) BAB IV TINJAUAN STUDI BANDING Untuk mendapatkan informasi pengelolaan Rumah Retret dilakukan studi banding dengan tempat retret yang telah. Dalam hal ini dipilih dua jenis rumah retret yang memiliki jenis

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG Hibah Pengabdian bagi Pembangunan Masyarakat PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG Disusun Oleh: Tim Pengabdi Prodi Arsitektur Anastasia Maurina, ST., MT. Ariani Mandala, ST.,

Lebih terperinci

GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando

GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR. Pelaku terbagi menjadi 3, yaitu Pengunjung, Penyaji, dan Pengelola.

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR. Pelaku terbagi menjadi 3, yaitu Pengunjung, Penyaji, dan Pengelola. BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Pelaku terbagi menjadi 3, yaitu Pengunjung, Penyaji, dan Pengelola. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Sekolah Alam di Kabupaten Gunungkidul memiliki karakter yang kuat dan khas, yang mencirikan alam di wilayah pengunungan batuan karst

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang BAB III ANALISA 3.1 Analisa Pengguna Munculnya Kegiatan Pengguna tak dapat lepas dari ragam kegiatan yang akan diwadahi serta pengaruh dai pelaku kegiatan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut nantinya

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci