BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk pembinaan, pendidikan juga merupakan usaha dasar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranan di masa yang akan datang. Pendidikan dapat berlangsung dalam masyarakat, keluarga dan sekolah. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Guru adalah salah salah satu tokoh yang berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, sehingga seorang guru di tuntut untuk memahami perkembangan siswanya. Perkembangan siswa dapat meliputi perkembangan fisik, perkembangan emosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan emosional mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual, untuk itu perkembangan tersebut sangat dibutuhkan untuk merangcang pembelajaran yang kondusif sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil belajar yang diinginkan. Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah (SMP, SMA), dan perguruan tinggi, oleh sebab itu matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern karena mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia (PERMEN 22 TH 2006-STANDAR ISI). Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia sangat memprihatinkan, karena masih rendahnya kemampuan anak Indonesia di bidang matematika, mereka beranggapan bahwa pembelajaran matematika itu sulit serta kurangnya pengajar yang mengikuti perkembangan matematika (Admin. 2011). Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa dalam situasi pendidikan, oleh karena itu guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka di samping kemampuan dalam situasi belajar yang lebih aktif. Demikian pula dari siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar. Sudah banyak guru-guru di Indonesia yang berusaha untuk menerapkan model-model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Di antara model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk mencapai harapan tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan yang dapat dipergunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa belajar

2 dalam kelompok kecil yang memilki tingkat kemampuan berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setiap anggota saling bakerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe, dua diantaranya adalah tipe Number Head Togther (NHT) dan tipe Student Team Achievment Division (STAD). Number Head Togther (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Togther (NHT) menghendaki siswa dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 siswa yang memiliki kemampuan akademisnya tinggi, sedang, rendah. Setiap siswa dalam kelompok memiliki tugas berbeda-beda dengan masing-masing anak dalam kelompok diberi penomoran. Student Team Achievment Division (STAD) juga merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan di bentuk kelompok kelompok 3-5 anak yang heterogen, baik prestasi akademik, jenis kelamin, ras ataupun etnis. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan prestasi verbal dan teks. Secara individual, setiap 2 kali pertemuan siswa diberiakan kuis. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah cara yang bagus untuk digunakan dalam pembelajaran. Sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses pembelajaran, dan hasil yang diperoleh adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tidak sedikit pula peneliti yang meneliti tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran dan hasilnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua tipe dari model pembelajaran kooperatif ini jika di terapkan sesuai dengan materi ajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian oleh Nasution (2013) yang meneliti tentang perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Kisar Tahun Ajaran 2012/2013, menunujukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Kisar Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian oleh Eviana (2011), senada 2

3 3 dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution yaitu meneliti tentang perbedaan hasil belajar siswa antara model pembelajaran NHT (Number Heads Together) dan STAD (Student Team Achievement Division) pada Konsep laju reaksi menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran NHT memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan model pembelajaran STAD terhadap hasil belajar kimia konsep laju reaksi. Berbeda dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Diah Yuzianah ( ) dengan judul efektivitas pembelajaraan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada prestasi belajar matematika ditinjau dari motivasi berprestasi. Hasil penelitian Diah Yuzianah menyimpulkan bahwa: prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sama dengan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, itu berarti tidak terdapat perbedaan. Dari uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan yang akan terjadi antara model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dengan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar matematika siswa. Untuk itu penelitian ini berjudul perbedaan hasil belajar matematika siswa yang di ajarkan dengan antara model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dengan Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. B. Batasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak melebar, maka penulis memberikan batasan-batasan: 1. Hanya menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dan Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). 2. Hanya membahas tentang hasil belajar siswa pada materi penjumalahan dan pengurangan bilangan pecahan 3. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VII A dan VII C SMP Kristen Satya Wacana C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang di ajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?

4 4 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang di ajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VII SMP Kristen Satya Wacana E. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini di bedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan dalam pengembangan model pembelajaran matematika dan dalam pengembangan prestasi belajar matematika siswa SMP. 2. Manfaat Praktis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat: a) Bagi siswa, membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar matematika, bahkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari matematika. b) Bagi guru, memberikan masukan dalam menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran matematika. c) Bagi penulis, melatih kemampuan serta menambah pengalaman sebagai bekal dalam melaksanakan tugas mendidik.

5 5