BUKU 1: PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU 1: PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA"

Transkripsi

1 BADAN PUSAT STATISTIK BUKU : PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 5 (VIMK5-TAHUNAN)

2 BADAN PUSAT STATISTIK BUKU : PEDOMAN TEKNIS PIMPINAN BPS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 5 (VIMK5-TAHUNAN)

3 [halaan sengaja dikosongkan]

4 KATA PENGANTAR Buku ini erupakan pedoan bagi Pipinan BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota untuk elaksanakan kegiatan Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan Tahun 25 (VIMK5) Buku ini berisi bagaiana tata cara penggelolaan kegiatan lapangan VIMK5 Disusunnya buku ini diaksudkan agar para Pejabat dan Petugas eiliki keseragaan persepsi dan peahaan tentang proses bisnis dan etodologi dala VIMK5 Tahunan Mengingat pentingnya buku pedoan ini, Saya inta agar seua pihak yang terkait untuk ebaca dan eahai serta enggunakan buku pedoan ini secara sungguh-sungguh dala elaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang aksial sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan Akhirnya saya ucapkan teria kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran BPS RI dan BPS Daerah atas kontribusinya dala pelaksanaan Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan Tahun 25 Selaat Bekerja Jakarta, Maret 25 Direktur Statistik Industri Ir Eil Azan Sulthani, MBA Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan iii

5 [ halaan sengaja dikosongkan ] iv Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v BAB I PENDAHULUAN I Uu I2 Landasan Huku 2 I3 Tujuan 3 I4 Lingkup dan Cakupan 3 I5 Data dan keterangan yang dikupulkan 3 I6 Jadual Kegiatan & Pelaksanaan VIMK5 Tahunan 4 I7 Jenis Dokuen yang digunakan 5 I8 Alur dokuen Pelaksanaan VIMK5 Tahunan 6 I9 Pebiayaan VIMK5 Tahunan 6 I Statistik Yang Dihasilkan 6 BAB II METODOLOGI 9 II Kerangka Sapel 9 II2 Stratifikasi Blok Sensus 9 II3 Prosedur Penarikan Sapel 5 II4 Julah Sapel 6 II5 Alokasi Sapel Usaha IMK per Kabupaten/Kota di suatu Provinsi 6 II6 Alokasi Sapel Industri Mikro per Blok Sensus di suatu Kabupaten/Kota 8 II7 Pengabilan Sapel Usaha Industri Kecil di Blok Sensus 23 II8 Pengabilan Sapel Usaha Industri Mikro di Blok Sensus 24 II9 Pengisian Daftar VIMK5-DS2 27 II Contoh Penarikan Sapel 28 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan v

7 BAB III ORGANISASI LAPANGAN 3 III Organisasi Lapangan 3 III2 Tugas dan Tanggung Jawab 32 III3 Syarat petugas 36 BAB IV TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN 39 IV Pengirian Dokuen dari BPS-RI ke BPS Provinsi 39 IV2 Pengirian Dokuen dari BPS Kabupaten/Kota ke BPS Provinsi 39 IV3 Pengirian File Hasil EntrI dan Tabel Evaluasi dari BPS Provinsi ke BPS RI 4 LAMPIRAN 4 Lapiran : Distribusi Sapel IMK Tahunan 25 Menurut Provinsi 42 Lapiran 2: Contoh Rekapitulasi Sapel Berdasarkan Kabupaten/Kota Survei IMK Tahunan Lapiran 3: Contoh Daftar Sapel Blok Sensus (DSBS) Survei IMK Tahunan Lapiran 4: Contoh Penarikan Sapel Survei IMK Tahunan vi Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

8 BAB I PENDAHULUAN I Uu Peran sektor industri asih cukup penting di Indonesia Dala penghitungan produk doestik bruto, sektor Industri asih eberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertubuhan ekonoi nasional Pada tahun 24, kontribusi sektor industri sebesar 2,2 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 23 sebesar 2,98 persen Sektor industri tidak saja eberikan kontribusi dala pertubuhan ekonoi elalui peningkatan nilai tabah produksi tetapi juga berkontribusi dala penyerapan tenaga kerja Tahun 23, sektor industri enyerap tenaga kerja sebesar 4 juta orang, hapir 7-an persen tenaga kerja terletak di industri ikro dan kecil Berdasarkan data Direktorat Statistik Industri Badan Pusat Statistik, sektor industri di Indonesia asih terkonsetrasi di pulau jawa Hapir 6-an persen lebih sektor industri asih berada di pulau Jawa, seentara sisanya di luar pulau jawa Ketipangan pertubuhan Industri endorong peerintah pada tahun 24 enerbitkan UU No 3 tahun 24 tentang perindustrian Dala UU tersebut, peerintah diaanatkan untuk engabil peran dan dukungan terhadap peerataan dan penyebaran industri dengan enyusun Rencana Pebangunan Industri Provinsi dan Kabupaten/Kota yang engacu kepada Rencana Induk Pebangunan Industri Nasional dan Kebijakan Industri Nasional Keenterian perindustrian sebagai regulator dibidang industri enindaklanjuti UU perindustrian dengan encanangkan pebangunan 4 Kawasan Industri dan 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) di luar pulau Jawa Selain pengebangan kawasan, selaa tahun peerintah Berita Resi Statistik, No 7/2/ThXVIII, 5 Februari 25 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

9 enargetkan pertubuhan Industri di luar pulau Jawa sebesar 9 untuk Industri Besar dan Sedang yang 5-an persen harus berada di luar Pulau Jawa Seentara industri kecil ditargetkan tubuh sebesar 2 ribu unit Selain sebarannya, sektor industri asih eiliki kendala terkait daya saing dan produktivitas Menurut Indek Revealed Coparative Advantages (RCA) daya saing produk industri Indonesia pada 25 dan 22, berada di posisi kelia di bawah negara ASEAN lainnya, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietna 2 Terkait daya saing dan produktivitas, sektor industri ikro dan kecil sangat rentan engingat peberlakukan asyarakat ekonoi ASEAN ulai berlaku pada akhir tahun 25 ini Dala pengabilan kebijakan disektor industri pengolahan, peerintah tentunya eerlukan sebuah data dan inforasi yang akurat Terkait dengan penyediaan data industri pengolahan ikro dan kecil, Badan Pusat Statistik enyelenggarakan Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan tahun 25 (VIMK5) VIMK5 diharapkan dapat eberikan profil dan data sektor industri ikro dan kecil baik secara nasional atau enurut provinsi Buku pedoan ini dibuat sebagai pedoan teknis untuk Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota, agar eiliki persepsi dan peahaan yang saa khususnya hal teknis yang berkaitan dengan pelaksanaan VIMK Tahunan Tahun 25 I2 Landasan Huku Landasan huku pelaksanaan VIMK5 Tahunan : a Undang-Undang No 6 Tahun 997 tentang Statistik b Peraturan Peerintah RI No 5 Tahun 999 tentang Penyelenggaraan Statistik 2 Daya Saing Produk Indonesia di Urutan Ke-5 ASEAN Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

10 c Peraturan Presiden RI No 86 Tahun 27 tentang Badan Pusat Statistik I3 Tujuan Secara uu VIMK5 Tahunan bertujuan untuk engetahui profil Industri Mikro dan Kecil (IMK) daerah potensi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonoi secara akro VIMK5 akan engupulkan dan enyajikan data tentang kegiatan perusahaan/usaha berskala ikro dan kecil yang rinci dan utakhir enurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) pada tingkat nasional dan provinsi I4 Lingkup dan Cakupan VIMK5 Tahunan ini dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota daerah potensi seluruh provinsi di Indonesia dengan julah blok sensus terpilih sebanyak 7988 blok sensus Target sapel sebesar 6 perusahaan/usaha Sasaran pencacahan eliputi perusahaan/usaha industri ikro dengan banyaknya tenaga kerja sd 4 orang dan industri kecil dengan banyaknya tenaga kerja 5 sd 9 orang terasuk pengusaha/peilik I5 Data yang Dikupulkan Data dan keterangan yang dikupulkan perusahaan/usaha ikro dan kecil dala VIMK5 Tahunan yaitu : a Keterangan perusahaan eliputi kegiatan utaa perusahaan/usaha, keterangan pengusaha (naa, jenis kelain, uur, dan pendidikan),bentuk badan huku/badan usaha/perijinan, tahun ulai beroperasi/berproduksi secara koersial; b Pekerja, Hari Kerja, Ja Kerja perusahaan/usaha dan Balas Jasa Pekerja; c Biaya/pengeluaran selaa satu bulan (bulan Mei 25/terakhir berproduksi); d Pendapatan selaa satu bulan (bulan Mei 25/terakhir berproduksi); Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 3

11 e Harta dan Modal Perusahaan (per 3 Mei 24); f Alat/Mesin dan Sarana Pengolahan Utaa Perusahaan/Usaha g Kesulitan, keitraan, layanan dan bibingan usaha h Distribusi dan alokasi peasaran usaha I6 Jadual Kegiatan dan Pelaksanaan VIMK5 Tahunan Manajeen waktu sangat penting dala sebuah kegiatan Untuk itu jadual kegiatan dan pelaksanaan VIMK5 Tahunan yang dilaksanakan pada tahun 25 disusun sebagaiana tabel di bawah ini Tabel : Jadual Pelaksanaan VIMK5 Tahunan No Kegiatan Waktu Pelaksanaan () (2) (3) Persiapan Pebahasan Metodologi dan Instruennya Feb - Mar 25 2 Pengirian VIMK5 DSBS Tahunan terpilih ke Provinsi 2 Apr 25 3 Pengecekan DSBS di BPSProvinsi/Kabupaten/Kota 2 Apr - Mei 25 4 Penetapan DSBS terpilih oleh BPS RI 2 Mei 25 5 Peutakhiran DSBS (listing) 27 Jun 25 6 Penentuan Alokasi Sapel di Provinsi 29 Jun 25 7 Pengirian Alokasi Sapel ke Kab/Kota 3 Jun 25 8 Pengabilan Sapel oleh BPS Kab/Kota - 2 Jul 25 9 Pencacahan Saple (Daftar-S) 3 Jul Ags 25 Peeriksaan 5 Jul 5 Ags 25 Editing & Coding 5 Jul 5 Ags 25 2 Pengolahan Data Entri 7 Jul - 3 Ags 25 3 Pengirian data hasil pengolahan data entry ke BPS RI - 3 Ags 25 4 Kopilasi & Pengecekan data hasil Tabulasi dari Daerah Ags - 5 Sep 25 5 Finalisasi Tabulasi Hasil di Pusat 6 3 Sep 25 6 Penulisan Naskah Publikasi di Pusat - 3 Okt 25 7 Pencetakan Publikasi di Pusat Nov 25 8 Penyebaran/Disiinasi Publikasi (ARC) 27 Nov 25 4 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

12 I7 Jenis Dokuen yang Digunakan Jenis daftar (kuesioner) dan buku pedoan yang digunakan untuk survei Industri Mikro dan Kecil 25 Tahunan serta kegunaannya dari asing-asing daftar dan buku pedoan seperti tabel di bawah ini : Tabel 2: Jenis dokuen VIMK5 Tahunan No Naa dokuen Kegunaan Pengguna () (2) (3) (4) Peta Hasil Scanning Mengetahui batas-batas blok sensus Pengawas/ Pencacah terpilih 2 Daftar VIMK5-DSBS (Daftar Sapel Blok Sensus) 3 Daftar VIMK5-L2 (Listing) 4 Daftar VIMK5-DS2 (Daftar Sapel) 5 Daftar VIMK5-S2 (Sapel) 6 VIMK5-RB2 (Rekap Blok Sensus) Mengetahui identitas blok sensus Pengawas/ Pencacah terpilih Pendaftaran perusahaan /usaha Pengawas/ Pencacah dala blok sensus terpilih Pengisian daftar sapel usaha/ Pengawas/ Pencacah perusahaan terpilih yang keudian akan dicacah setiap triwulan Pada pencacahan sapel usaha/ Pencacah/ Pengawas perusahaan pada terpilih Pebuatan rekap Pengawas usaha/perusahaan hasil listing Blok Sensus 7 Buku Pedoan Pedoan Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota Provinsi/ Kabupaten / Kota 8 Buku Pedoan 2 Pedoan Pencacah Pengawas/ Pencacah 9 Buku Pedoan 3 Pedoan Peeriksa /Pengawas Pencacah / Pengawas Buku Pedoan 4 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Industri Manufaktur Buku Pedoan 5 Pedoan Pengolahan Kasie Integrasi Pengolahan Data dan Kasie Industri Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 5

13 I8 Alur Dokuen Pelaksanaan VIMK5 Tahunan Distribusi dokuen VIMK5 Tahunan ulai dari BPS RI hingga ke petugas seperti pada gabar di bawah ini: I9 Pebiayaan VIMK5 Tahunan Biaya kegiatan VIMK5 dibebankan pada anggaran BPS-RI Rincian biaya BPS RI terdapat dala POK Sub Direktorat Statistik Industri Kecil dan Ruah Tangga, Direktorat Statistik Industri Rincian biaya VIMK5 daerah terdapat dala DIPA BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota I Statistik yang dihasilkan Statistik yang dihasilkan dari kegiatan VIMK5 Tahunan berupa profil IMK antara lain terdiri dari: a) Julah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil b) Julah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Mikro dan Kecil 6 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

14 c) d) e) f) Nilai Input Industri Mikro dan Kecil Nilai Output Industri Mikro dan Kecil Nilai Tabah Industri Mikro dan Kecil Pengeluaran Tenaga Kerja Industri Mikro dan Kecil Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 7

15 8 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

16 BAB II METODOLOGI II Kerangka Sapel Kerangka sapel yang digunakan ada dua jenis, yaitu kerangka sapel untuk peilihan blok sensus dan kerangka sapel untuk peilihan usaha Kerangka sapel blok sensus yang digunakan adalah daftar blok sensus yang dilengkapi dengan inforasi julah usaha industri ikro dan kecil hasil pencacahan Sensus Ekonoi 26 (SE6) Kerangka sapel usaha yang digunakan adalah daftar usaha hasil pendaftaran perusahaan/usaha industri ikro dan kecil dengan Daftar VIMK5-L2 Kerangka sapel usaha ini dibedakan enurut usaha industri kecil dan usaha industri ikro II2 Stratifikasi Blok Sensus Stratifikasi blok sensus yang diterapkan pada kerangka sapel Survei IMK 25 saa dengan stratifikasi yang dibentuk pada hasil SE6 Stratifikasi blok sensus dilakukan dengan engelopokkan blok sensus berdasarkan julah relatif usaha industri ikro dan kecil (IMK) enurut jenis golongan pokok Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI 2 digit) Untuk setiap jenis KBLI, strata konsentrasi yang bersesuaian dengan jenis usaha adalah sekelopok blok sensus dengan koposisi jenis usaha yang doinan Stratifikasi blok sensus dilakukan pada level provinsi Notasi Dasar Untuk eudahkan peahaan terhadap proses stratifikasi blok sensus Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 9

17 yang akan dilakukan, berikut ini disajikan notasi-notasi yang digunakan: h : enyatakan blok sensus (h =, 2,, k) i : enyatakan jenis usaha sesuai KBLI (i =, 2, 3,, 24) : Industri Makanan, 2 : Industri Minuan, 3 : Industri Pengolahan Tebakau, 4 : Industri Tekstil, 5 : Industri Pakaian Jadi, 6 : Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki, 7 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak terasuk furnitur), dan Barang-Barang Anyaan dari Rotan, Babu, dan Sejenisnya, 8 : Industri Kertas, Barang dari Kertas, 9 : Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaan, : Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bui, : Industri Bahan Kiia dan Barang-Barang dari Bahan Kiia, 2 : Industri Farasi, Produk Obat Kiia, dan Obat Tradisional, 3 : Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik, 4 : Industri Barang Galian Bukan Loga, 5 : Industri Loga Dasar, 6 : Industri Barang dari Loga, bukan Mesin dan Peralatannya, 7 : Industri Koputer, Barang Elektronik dan Optik, 8 : Industri Peralatan Listrik, 9 : Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL, 2 : Industri Kendaraan Berotor, Trailer dan Sei Trailer, 2 : Industri Alat Angkutan lainnya, 22 : Industri Furnitur, 23 : Industri Pengolahan Lainnya, 24 : Jasa Reparasi dan Peasangan Mesin dan Peralatannya Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

18 Nhi : banyaknya usaha IMK dengan KBLI i dala blok sensus h Ai : julah blok sensus yang paling sedikit euat satu usaha IMK dengan KBLI i Ni : julah usaha IMK dengan KBLI i Proses Stratifikasi Proses stratifikasi blok sensus dilakukan dengan tahapan seperti berikut: Jika Nhi = untuk seua i, aka blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai strata non usaha 2 Hitung rata-rata banyaknya usaha IMK pada blok sensus usaha dengan ruus: B i i Ai 3 Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus dan jenis usaha IMK dengan ruus: Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan N N hi I hi Bi 4 Mebuat peringkat dari Ihi di antara seluruh Ihi (i =, 2,, 24) untuk seluruh blok sensus seperti berikut: Rhi = untuk nilai Ihi terbesar pertaa Rhi = 2 untuk nilai Ihi terbesar kedua dst Rhi = untuk seluruh i dengan Nhi = 5 Definisikan Rh = i (peringkat pertaa blok sensus h) bersesuaian dengan jenis usaha IMK dengan KBLI h untuk Rhi = dala blok sensus h, dan Rh = jika Nh =

19 6 Definisikan R2h = i (peringkat kedua blok sensus h) bersesuaian dengan jenis usaha IMK dengan KBLI untuk Rhi = 2 dala blok sensus h, dan R2h = jika Nh = 7 Definisikan strata berdasarkan kobinasi dari Rh dan R2h Untuk lebih jelasnya, proses pebentukan blok sensus konsentrasi enurut jenis IMK sesuai KBLI secara skeatis dapat dilihat pada Gabar Gabar Skea Pebentukan Blok Sensus Konsentrasi BS Julah Usaha (i=,2,, 24) Indeks Konsentrasi (Ihi) i 24 i 24 2 h Nh Nhi Nh24 Ih Ihi Ih24 K Rh R2h Strat a Ni N Ni N24 Ai A Ai A24 Bi B Bi B24 Contoh : Rh = dan R2h =, adalah kelopok blok sensus yang hanya engandung jenis usaha industri akanan Rh = dan R2h = 2, adalah kelopok blok sensus yang peringkat pertaa dari pada indeks konsentrasi terdapat pada jenis usaha industri akanan, sedangkan peringkat keduanya terdapat pada jenis usaha industri inuan 2 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

20 Evaluasi Proses stratifikasi yang telah dilakukan dengan prosedur yang tercantu pada butir (2b) akan enghasilkan stratifikasi blok sensus awal yang harus dievaluasi sehingga enghasilkan kelopok-kelopok blok sensus yang lebih asuk akal Prosedur evaluasi terhadap hasil stratifikasi awal adalah sebagai berikut: Untuk siplifikasi notasi dala evaluasi terhadap hasil awal stratifikasi aka dilakukan perubahan notasi k : blok sensus j : peringkat pertaa indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j (j =, 2,,24) j : peringkat kedua indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j (j =,, 2,,24) Untuk j = berarti blok sensus tersebut hanya euat jenis IMK dengan j k( j, j' ) KBLI j N : julah IMK dengan KBLI j dala substrata (j,j ) j N j : rata-rata banyaknya IMK dengan KBLI j dala strata j 2 Prosedur Evaluasi Untuk j = Bila N j j k( j, j') N j, aka j = 25, artinya blok sensus k digolongkan dala strata non konsentrasi usaha Untuk j Bila j N k ( j, j' ) N dan j j N j' k ( j, j') N j' j', aka j = j Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 3

21 Bila Bila j N k ( j, j' ) < j N k ( j, j' ) < N dan j j N dan j j N j' k ( j, j') j' k ( j, j') j' N, aka j = j j' j' N < N, aka j = 25 j' 3 Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya dikelaskan ke dala salah satu kelas, yaitu: () Industri Makanan (2) Industri Minuan (3) Industri Pengolahan Tebakau (4) Industri Tekstil (5) Industri Pakaian Jadi (6) Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki (7) Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak terasuk furnitur), dan Barang- Barang Anyaan dari Rotan, Babu, dan Sejenisnya (8) Industri Kertas, Barang dari Kertas (9) Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaan () Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bui () Industri Bahan Kiia dan Barang-Barang dari Bahan Kiia (2) Industri Farasi, Produk Obat Kiia, dan Obat Tradisional (3) Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik (4) Industri Barang Galian Bukan Loga (5) Industri Loga Dasar (6) Industri Barang dari Loga, bukan Mesin dan Peralatannya (7) Industri Koputer, Barang Elektronik dan Optik (8) Industri Peralatan Listrik (9) Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL (2) Industri Kendaraan Berotor, Trailer dan Sei Trailer (2) Industri Alat Angkutan lainnya (22) Industri Furnitur (23) Industri Pengolahan Lainnya (24) Jasa Reparasi dan Peasangan Mesin dan Peralatannya (25) Blok Sensus Non Konsentrasi Usaha 4 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

22 II3 Tahap Prosedur Penarikan Sapel Rancangan penarikan sapel yang digunakan adalah penarikan sapel dua tahap terstratifikasi (stratified two-stage sapling) Unit Sapling Tahap pertaa, dari kerangka sapel blok sensus dipilih sejulah blok sensus secara probability proportional to size (PPS) dengan size banyaknya usaha IMK hasil pendaftaran SE6 Penarikan sapel blok sensus antarstrata dilakukan secara independent Tahap kedua, dari kerangka sapel usaha IMK, dipilih sejulah usaha industri ikro secara sisteatik dan diabil seluruh (take all) industri kecil sebagai sapel Bila julah industri kecil dala suatu provinsi elebihi target sapel usaha IMK, aka harus dilakukan peilihan sapel Berdasarkan rancangan penarikan sapel di atas, skea sapling ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3: Prosedur Penarikan Sapel VIMK5 Tahunan Populasi Sapel Metode Probabilita Fraksi Sapling () (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2 dengan: Blok sensus Industri kecil Industri ikro Nh n h k k M hi M hi k M hi k hi M hi hi N h : Julah blok sensus pada strata h, pps size: usaha IMK M hi M n pada SE 26 M h h M take all (jika M target sapel k hi usaha IMK provinsi) sisteatik (jika target sapel M k hi usaha IMK provinsi) k M hi sisteatik n h : Julah blok sensus yang terpilih sapel pada strata h, hi h k hi M k hi hi M hi M hi Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 5

23 M hi : Julah usaha IMK hasil pencacahan SE6 pada strata h blok sensus i, M h : Julah seluruh usaha IMK hasil pencacahan SE6 pada strata h, hi : Julah sapel usaha industri ikro pada strata h blok sensus i k hi : Julah sapel usaha industri kecil pada strata h blok sensus i k k k hi akan saa dengan M hi apabila hi provinsi tidak elebihi target sapel IMK II4 Julah Sapel Julah sapel sebanyak 7988 blok sensus dan encakup 6 usaha/perusahaan II5 Alokasi Sapel Usaha IMK Per Kabupaten/Kota di Provinsi ) Alokasi sapel usaha industri ikro dan kecil (IMK) dilakukan oleh BPS Provinsi berdasarkan rekapitulasi julah usaha IMK hasil listing per kabupaten/kota 2) Alokasi sapel industri ikro per kabupaten/kota dilakukan setelah enentukan target sapel industri kecil Dengan deikian, target sapel industri ikro di suatu provinsi adalah target sapel usaha IMK provinsi dikurangi dengan julah populasi industri kecil untuk seluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut Penghitungan target sapel usaha industri ikro engikuti ruusan berikut: dengan: P, : Target sapel usaha industri ikro pada suatu provinsi, P P : Target sapel usaha IMK pada suatu provinsi, P k P 6 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

24 k : Julah sapel industri kecil pada suatu provinsi, P 3) Jika populasi usaha industri kecil hasil listing elebihi target sapel usaha IMK provinsi atau diketahui karakteristik industri kecil bersifat seraga (hoogen), aka usaha industri kecil tidak diabil seluruhnya sebagai sapel, tetapi dilakukan pengabilan sapel dengan terlebih dahulu enghitung target sapel industri kecil dala provinsi Hal ini dilakukan agar keterwakilan usaha dari populasi industri kecil dan ikro tetap terjaga Untuk kondisi di ana populasi usaha industri kecil hasil listing elebihi target sapel usaha IMK, aka alokasi sapel usaha IMK enurut industri kecil dan ikro di suatu provinsi dilakukan dengan cara: u p u M p P, M M IK p IM p dengan: u : kecil/ik, ikro/im : Target sapel usaha industri u di provinsi p, u p P : Target sapel usaha IMK di provinsi p, M : Populasi usaha industri u di provinsi p, u p IK M p : Populasi usaha industri kecil di provinsi p, IM M p : Populasi usaha industri ikro di provinsi p Untuk kondisi di ana karakteristik industri kecil bersifat seraga (hoogen), yaitu hoogenitas pada populasi usaha industri kecil dengan KBLI tertentu, aka alokasi sapel usaha industri kecil pada KBLI tersebut ditentukan sebesar 5% dari populasi usaha industri kecil dengan KBLI tertentu tersebut Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 7

25 4) Alokasi sapel usaha industri ikro per kabupaten/kota dilakukan dengan enerapkan power allocation (dengan α=,5), yaitu proporsional dari akar julah usaha industri ikro di asing-asing kabupaten/kota terhadap julah usaha industri ikro di provinsi Untuk provinsi yang eiliki target sapel industri kecil seperti kasus di atas, aka untuk IK IM setiap target sapel usaha IK dan IM dialokasikan ke setiap kabupaten/kota dengan ruus: u K K M p u K M u K u p, asing-asing dengan: u : kecil/ik, ikro/im u : Target sapel usaha industri u di kabupaten/kota K, K u p : Target sapel usaha industri u di provinsi p, M K : Populasi usaha industri di kabupaten/kota K 5) Melakukan pengecekan hasil alokasi sapel dengan target sapel Apabila terdapat ketidaksesuaian, aka dilakukan penyesuaian (adjustent) dengan engurangi atau enabah hasil alokasinya sehingga hasil alokasi sapel saa dengan target sapel 6) Hasil alokasi sapel usaha IMK per kabupaten/kota dikiri ke setiap kabupaten/kota untuk selanjutnya dilakukan alokasi sapel usaha industri ikro enurut KBLI untuk setiap blok sensus terpilih II6 Alokasi Sapel Usaha Industri Mikro Per Blok Sensus di Kabupaten/Kota Alokasi sapel usaha industri ikro enurut KBLI pada setiap blok p 8 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

26 sensus terpilih dilakukan dengan eperhatikan julah usaha IMK hasil listing Alokasi sapel industri ikro enurut KBLI per blok sensus dilakukan di BPS Kabupaten/Kota dengan tahapan berikut: Rekapitulasi julah usaha industri ikro dan industri kecil enurut KBLI Berdasarkan hasil listing usaha IMK dari seluruh blok sensus sapel dengan enggunakan Daftar VIMK5-L2, BPS Kabupaten/Kota ebuat rekapitulasi julah usaha industri ikro dan industri kecil enurut KBLI dengan enggunakan Daftar VIMK5-RB2 sehingga eenuhi ruus sebagai berikut: M M k M di ana: M k h M h k 24 h i M hi, dengan: M : Julah populasi usaha IMK pada suatu kabupaten/kota, k M : Julah populasi usaha industri kecil pada suatu kabupaten/kota, M : Julah populasi usaha industri ikro pada suatu kabupaten/kota, M i : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i (i =, 2, 3,, 24) pada suatu kabupaten/kota, M h : Julah populasi usaha industri ikro pada blok sensus h (h =, 2, 3,, k) suatu kabupaten/kota, M : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i pada hi blok sensus h suatu kabupaten/kota Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 9

27 Tabel 4 Rekapitulasi Julah Usaha/Perusahaan Industri Kecil dan Mikro Provinsi Menurut KBLI Per Blok Sensus di Kabupaten/Kota Dari Daftar VIMK5-RB2 (ditabahkan Kolo (3)) : Kabupaten/Kota : Kode Kec Desa Noor Blok Sensus Julah Industri Kecil Julah Industri Mikro Menurut KBLI 2 3 i 24 Julah IM () (2) (3) (4) (5) (6) (7) (28) (29) (3) 2 3 h k M k M k 2 M k 3 M k h M k k M M 2 M 3 M h M k M 2 M 22 M 32 M h2 M 2k M 3 M 23 M 33 M h3 M 3k M i M 2i M 3i M hi M ki M 24 M 24 M 24 M h24 M k24 M M 2 M 3 M h M k Julah M k M M 2 M 3 M i M 24 M M Catatan: M k : julah usaha industri kecil dala satu kabupaten/kota M : julah usaha industri ikro dala satu kabupaten/kota M i : julah usaha industri ikro KBLI i (i =, 2, 3,, 24) dala satu kabupaten/kota M h : julah usaha industri ikro dan kecil pada blok sensus h di kabupaten/kota Julah IMK M M 2 M 3 M h M k 2 Menentukan target sapel usaha industri ikro per KBLI di kabupaten/kota Target sapel usaha industri ikro dala kabupaten/kota ( ) dialokasikan ke setiap KBLI ( ) secara proporsional dari akar julah i populasi usaha industri ikro pada suatu KBLI i terhadap total akar julah usaha industri ikro dari seluruh KBLI, dengan ruus: 2 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

28 dengan: i 24 i M i M i, : Target sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada suatu i kabupaten/kota : Target sapel usaha industri ikro pada suatu kabupaten/kota M : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i pada i suatu kabupaten/kota, Julah sapel usaha industri ikro pada suatu KBLI ( ) aksiu saa dengan populasinya ( M ) Apabila ternyata alokasi elebihi i M i, aka kelebihannya dialokasikan ke usaha industri ikro KBLI lain Sebagai ringkasan, Tabel 2 enunjukkan hasil penghitungan ruus di atas i i Tabel 5 Rekapitulasi Julah Usaha/Perusahaan Industri Kecil dan Mikro Provinsi Menurut KBLI di Kabupaten/Kota Hasil Pendaftaran IMK : Kabupaten/Kota : Uraian Julah Industri Kecil Julah Populasi dan Sapel Industri Mikro Menurut KBLI 2 3 i 24 Julah Industr i Mikro () (2) (3) (4) (5) (26) (27) Populasi Sapel M k M k M M 2 2 M 3 3 M i i M M Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 2

29 3 Menentukan target sapel usaha industri ikro enurut KBLI per blok sensus Alokasi sapel usaha industri ikro per blok sensus untuk setiap KBLI ( ) dilakukan dengan secara proporsional akar julah usaha industri hi ikro dengan KBLI i hasil pendaftaran IMK (listing) pada suatu blok sensus h terhadap total akar julah usaha industri ikro dengan KBLI i dari seluruh blok sensus, dengan ruus: hi k h M hi M hi i, dengan: hi : Target sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus h, M hi : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus h, i : Target sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada kabupaten/kota 22 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

30 Tabel 6 Provinsi Kabupaten/Kota Alokasi Sapel Usaha/Perusahaan Industri Mikro per Blok Sensus Menurut KBLI di Kabupaten/Kota : : Kode Noor Julah Sapel Industri Mikro Menurut KBLI Blok Kec Desa Sensus 2 3 i 24 () (2) (3) (4) (5) (6) (27) Julah 2 3 h k 2 3 h k h 2 k h 3 k 3 3 i 2 i 3 i hi ki i h 24 k II7 Pengabilan Sapel Usaha Industri Kecil di Blok Sensus Dari hasil pendaftaran usaha IMK (listing) dengan Daftar VIMK5-L2, abil seluruh industri kecil yang eiliki julah tenaga kerja antara 5 9 orang, dengan langkah berikut: a Berikan tanda lingkaran pada tanda cek ( ) di Blok III Kolo (8) b Berikan pula lingkaran pada noor urut segen, bangunan fisik, bangunan sensus dan noor perusahaan/usaha di Blok III Kolo () sd Kolo (3) dan Kolo (2) Khusus untuk kabupaten/kota dengan populasi usaha industri kecil hasil listing elebihi target sapel usaha IMK dan telah dilakukan penghitungan alokasi sapel usaha industri kecil, aka pengabilan sapel usaha industri Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 23

31 kecil dilakukan secara sisteatik Ketentuan pengabilan sapel secara sisteatik dapat engikuti ketentuan pengabilan sapel usaha ikro II8 Pengabilan Sapel Usaha Industri Mikro di Blok Sensus Peilihan sapel usaha industri ikro dilakukan berdasarkan hasil pendaftaran usaha/perusahaan industri ikro (Daftar VIMK5-L2) di setiap blok sensus terpilih Tahap peilihan sapel usaha industri ikro adalah sebagai berikut: a Meberikan noor urut pada sebelah kanan tanda cek ( ) pada Daftar VIMK5-L2 Blok III untuk asing-asing Kolo (9) sd Kolo (42) Penooran diulai dari angka pada Kolo (9) halaan pertaa sapai dengan baris terakhir Kolo (9) halaan terakhir, dilanjutkan penooran dari angka kebali pada Kolo (2) halaan pertaa sapai dengan Kolo (2) halaan terakhir, begitu seterusnya untuk Kolo (2) sd Kolo (42) Contoh : Untuk Kolo (9) halaan pertaa hingga halaan terakhir, peberian noor diulai dari :, 2, 3, Keudian lanjutkan peberian noor pada Kolo (2) halaan pertaa hingga halaan terakhir diulai dengan noor, 2, 3, 7 Keudian lanjutkan untuk Kolo (2) halaan pertaa hingga halaan terakhir dengan noor, 2, 3, 4, 27 Selanjutnya peberian noor diulai dengan angka untuk setiap Kolo (22), Kolo (23), sapai dengan Kolo (42) Contoh peberian noor urut Daftar VIMK5-L2 Blok III Kolo (9) sd Kolo (42) halaan sd terakhir: 24 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

32 Halaan dari 5 halaan (9) (2) (2) (22) (23) (24) (25) (26) (42) 2 Halaan 2 dari 5 halaan (9) (2) (2) (22) (23) (24) (25) (26) (42) Halaan 5 dari 5 halaan (9) (2) (2) (22) (33) (24) (25) (26) (42) b Meeriksa terlebih dahulu apakah peberian noor urut di Blok III untuk setiap Kolo (9) sd Kolo (42) sudah benar Perbaiki kesalahan yang ada terlebih dahulu sebelu elakukan peilihan sapel Jika sudah benar, cek julah usaha industri ikro di setiap kolo (KBLI) pada Blok III dengan ringkasan rekap pada Blok II, yaitu dengan cara ebandingkan antara noor urut terakhir di setiap Kolo (9) sd Kolo (42) dengan banyaknya usaha industri ikro enurut KBLI pada Daftar VIMK5 L2 Blok II Rincian Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 25

33 2a Jika diteukan perbedaan, periksa kebali penooran pada Blok III Kolo (9) sd Kolo (42) c Menghitung interval (I) untuk setiap KBLI usaha industri ikro dengan cara: di ana: M I hi, hi hi I hi : Interval untuk pengabilan sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus h, M hi : Julah populasi usaha industri ikro dengan KBLI i hasil pendaftaran IMK pada blok sensus h, hi : Target sapel usaha industri ikro dengan KBLI i pada blok sensus h Pada Daftar VIMK5-L2 Blok IV notasi yang dicantukan I hi, M hi, dan hi d Menentukan unit sapel usaha industri ikro pertaa yang terpilih untuk tiap jenis KBLI (Rhi) Angka Rando (AR) peilihan sapel telah ditentukan dengan paket progra berdasarkan distribusi Unifor yang bernilai antara dan dan dicantukan pada Daftar VIMK5-DSBS untuk setiap blok sensus terpilih Penentuan sapel terpilih pertaa (Rhi), dilakukan dengan ruus: R hi AR I hi e Menentukan angka rando sapel berikutnya R2hi, R3hi, Rhi dengan ruus berikut: R2hi = Rhi + I hi 26 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

34 R3hi = R2hi + R4hi = R3hi + I hi I hi Rhi = R(-)hi + hi I, dengan hi Jika angka rando sapel terakhir yang terpilih elebihi julah usaha industri ikro dengan KBLI i di blok sensus terpilih (Rhi kebali hasil penghitungan M hi ), periksa f Meberikan tanda untuk sapel terpilih dengan elingkari noor urut tanda cek ( ) pada Daftar VIMK5-L2 Blok III di Kolo (9) sd Kolo (42) yang saa dengan angka rando terpilih (Rhi) g Meberikan pula tanda lingkaran pada Kolo (7), yang noor urut tanda cek ( )-nya pada Kolo (9) atau Kolo (2) sd Kolo (42) diberi lingkaran h Meberikan pula tanda lingkaran pada noor segen, bangunan fisik, dan bangunan sensus serta noor perusahaan/usaha pada Daftar VIMK5-L2 Blok III Kolo () sd Kolo (3) dan Kolo (2) yang noor urut tanda cek ( )-nya pada Kolo (9) atau Kolo (2) sd Kolo (42) diberi lingkaran II9 Pengisian Daftar VIMK5-DS2 Pengisian Daftar VIMK5-DS2 dilakukan setelah selesai seluruh tahapan peilihan sapel dan peberian tanda lingkaran pada usaha industri ikro aupun usaha industri kecil Tahapan peindahan inforasi usaha industri ikro dan kecil dari Daftar VIMK5-L2 ke Daftar VIMK5-DS2 dilakukan dengan cara berikut: Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 27

35 a Salin noor urut segen, bangunan fisik, dan bangunan sensus yang diberi lingkaran pada Daftar VIMK5-L2 Blok III Kolo () sd Kolo (3) ke Daftar VIMK5-DS2 Blok V Kolo (2) sd Kolo (4) ulai dari noor urut bangunan fisik terkecil b Salin naa perusahaan/usaha atau pengusaha/peilik yang noor urut bangunan fisik, bangunan sensus, dan noor urut tanda cek ( )-nya diberi lingkaran dari Daftar VIMK5-L2 Blok III Kolo (3) ke Daftar VIMK5-DS2 Blok V Kolo (6) c Salin alaat lengkap dan KBLI yang noor urut tanda cek ( )-nya diberi lingkaran dari VIMK5-L2 Blok III Kolo (4) dan Kolo (6) ke Daftar VIMK5-DS2 Blok V Kolo (7) dan Kolo (8) II Contoh Penarikan Sapel a Hasil pendaftaran dengan Daftar VIMK5-L2 di Blok Sensus 3B Desa Pringgodani Kecaatan Bantur Kabupaten Malang Provinsi Jawa Tiur sebagai berikut: Julah usaha industri kecil sebanyak 3 usaha (angka yang tercantu pada Daftar VIMK5-L2 Blok III Kolo (8) Rincian c halaan terakhir = 3) Julah usaha industri ikro sebanyak 72 usaha (penjulahan dari noor urut terakhir dari setiap KBLI pada setiap Daftar VIMK5-L2 Blok III Kolo (9) sd Kolo (42) = 72) Julah usaha industri ikro kode KBLI 5 (industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki) sebanyak 26 Angka rando peilihan sapel yang tercantu pada Daftar VIMK5-DSBS adalah,53 28 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

36 b Hasil penghitungan alokasi sapel dan interval sebagai berikut: Target sapel usaha industri ikro pada Blok Sensus 3B ini sebanyak 7 Target sapel usaha industri ikro KBLI 5 berjulah industri Interval untuk usaha industri ikro KBLI 5 adalah 26/ = 2,6 c Penentuan R, serta penghitungan R2 Rn R = AR I =,53 2,6 =,378 Setelah didapat R selanjutnya enghitung R2 hingga R dengan cara: R2 = R + I =, ,6 = 3,978 4 R3 = R2 + I = 3, ,6 = 6,578 7 R4 = R3 + I = 6, ,6 = 9,78 9 R5 = R4 + I = 9,78 + 2,6 =,778 2 R6 = R5 + I =, ,6 = 4,378 4 R7 = R6 + I = 4, ,6 = 6,978 7 R8 = R7 + I = 6, ,6 = 9,578 2 R9 = R8 + I = 9, ,6 = 22,78 22 R = R9 + I = 22,78 + 2,6 = 24, d Peilihan Sapel Usaha Industri Mikro Berikan lingkaran di kolo KBLI 5, yaitu Kolo (24) pada noornoor tanda cek yang sesuai dengan angka rando terpilih Keudian lingkari pula pada noor urut segen, bangunan fisik, bangunan sensus, dan noor urut perusahaan/usaha pada VIMK5- L2 Blok III Kolo () sd Kolo (3) dan Kolo (2), serta Kolo (7) yang bersesuaian dengan tanda cek yang dilingkari Dengan cara yang saa, lakukan penghitungan interval dan elingkari noor urut tanda cek untuk KBLI yang lain Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 29

37 BAB III ORGANISASI LAPANGAN III Organisasi Lapangan Dala prinsip anajeen odern, pebagian kerja utlak diperlukan Dala pelaksanaan kegiatan VIMK5 tahunan, struktur organisasi dan pebagian kerja lapangan adalah sebagai berikut: PENGARAH DEPUTI BIDANG STATISTIK PRODUKSI KEPALA BPS-RI DEPUTI BIDANG MIS ) PENANGGUNG JAWAB SURVEI DIREKTORAT STATISTIK INDUSTRI PENANGGUNG JAWAB METODOLOGI DIREKTORAT PMSS 2) SUB-DIREKTORAT PKS 4) SUB-DIREKTORAT PDSS 5) PENANGGUNG JAWAB PENGOLAHAN PENANGGUNG JAWAB TEKNIS SUB-DIREKTORAT STATISTIK IKR 7) DIREKTORAT SIS 3) SUB-DIREKTORAT IPD 6) Keterangan: ) MIS : METODOLOGI DAN INFORMASI STATISTI 2) PMSS : PENGEMBANGAN METODOLOGI SENSUS DAN SURVEI 3) SIS : SISTIM INFORMASI STATISTIK 4) PKS : PENGEMBANGAN KERANGKA SAMPEL 5) PDSS : PENGEMBANGAN DESAIN SENSUS DAN SURVEI 6) IPD : INTEGRASI PENGEMBANGAN DATA 7) IKR : INDUSTRI KECIL DAN RUMAH TANGGA PENGARAH TK DAERAH KEPALA BPS PROVINSI PENANGGUNG JAWAB TEKNIS TK DAERAH BIDANG STATISTIK PRODUKSI PENANGGUNG JAWAB PENGOLAHAN TK DAERAH PENANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI TK DAERAH SEKSI STATISTIK INDUSTRI BIDANG IPDS SEKSI IPD PENANGGUNG JAWAB SURVEI DAERAH KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA KOORDINATOR SURVEI SEKSI STATISTIK PRODUKSI KOORDINATOR PENGOLAHAN SEKSI IPDS PENGAWAS (PMS) STAF BPS KABUPATEN/KOTA PENCACAH (PCS) KOORDINATOR STATISTIK KECAMATAN STAF BPS KAB/KOTA MITRA BPS KAB/KOTA 3 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

38 III2 Tugas dan Tanggung Jawab Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung jawab pelaksanaan VIMK5 Tahunan di daerah baik teknis aupun adinistrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala BPS Kabupaten/Kota Dengan deikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota engatur segala hal ulai dari rekruiten petugas sapai dengan terkupulnya seluruh dokuen hasil survei Tugas dan tanggung jawab BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota, Pengawas (PMS), dan pencacah (PCS) adalah sebagai berikut : a BPS Provinsi Menetapkan petugas VIMK5 Tahunan yang berasal dari staf BPS Provinsi enurut kebutuhan 2 Mengkoordinasikan seua kegiatan yang berhubungan dengan pencacahan perusahaan/usaha, engecek Daftar Sapel Blok Sensus dan perusahaan/usaha terpilih yang lewat cacah 3 Mebuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan aturan yang telah ditentukan 4 Mengatur pengirian dokuen ke dan dari setiap BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan jadual yang telah ditentukan 5 Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban tugas baik yang enyangkut bidang teknis aupun adinistrasi 6 Mebuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan VIMK5 Tahunan, engenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur Statistik Industri) 7 Secara berkala engadakan perteuan dengan aparat pelaksana wilayahnya dala rangka koordinasi untuk engevaluasi perkebangan kegiatan dan Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 3

39 peecahan perasalahan yang tibul 8 Mebuat Siste Peringatan Dini (Early Warning Syste) untuk eantau pelaksanaan kegiatan VIMK5 Tahunan, baik kualitas data dan julah kuesioner yang telah didaftar oleh petugas aupun ketepatan waktu penyapaian dokuen b BPS Kabupaten/Kota Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh kepala BPS Kabupaten/Kota 2 Merekrut calon petugas PMS/PCS VIMK5 Tahunan yang berasal dari staf BPS Kabupaten/Kota 3 Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas elakukan pencacahan perusahaan/usaha, dan eeriksa secara sapel hasil pencacahan perusahaan/usaha tersebut 4 Peilihan sapel usaha dilakukan oleh PMS di setiap BPS Kabupaten/Kota dengan dikoordinir oleh kasie produksi 5 Perteuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan untuk engevaluasi pelaksanaan kegiatan dan peecahan asalah di lapangan 6 Pelaksanaan adinistrasi dan pengolahan keuangan di BPS Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan 7 Pengirian dokuen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan jadual yang telah ditentukan 32 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

40 c Pengawas Menyiapkan sketsa peta blok sensus hasil scanning SE26/SP2, Daftar VIMK5-L2, VIMK5-S2 untuk diteruskan kepada pencacah yang enjadi tanggung jawabnya, serta Daftar VIMK5-DSBS, VIMK5-DS2 dan VIMK5-RB2 2 Bersaa-saa PCS yang enjadi tanggung jawabnya, elakukan pengaatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilayah pencacahan dan engenali batas-batas blok sensus yang enjadi tanggung jawab setiap PCS, dengan berpedoan Daftar VIMK5-DSBS 3 Mendapingi dan ebibing PCS pada awal pencacahan, sehingga PCS apu elaksanakan pencacahan dengan benar 4 Meantau aktivitas PCS di lapangan, untuk enjain pekerjaan PCS dapat selesai tepat waktu dan ebantu eecahkan asalah jika PCS enghadapi kesulitan di lapangan 5 Melakukan perteuan dengan PCS yang enjadi tanggung jawabnya secara periodik, untuk engidentifikasi berbagai asalah yang ungkin dijupai di lapangan dan encari jalan keluar untuk engatasi perasalahan tersebut 6 Melakukan peeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar VIMK5-L2, dan enanyakan kepada PCS apabila diteui isian yang eragukan untuk dilakukan pebetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersaa-saa dengan PCS 7 Apabila setiap PCS telah selesai elakukan pendaftaran bangunan/ruah tangga, aka pengawas harus segera eeriksa tanda cek ( ) Daftar VIMK5- L2 Blok III untuk usaha industri ikro pada kolo (7) dan tanda cek ( ) pada salah satu kolo (9) sd kolo (42) sesuai jenis produksi utaa kode 2-digit kolo (6) Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 33

41 8 Selanjutnya PMS eeriksa Daftar VIMK5-L2 Blok III banyaknya usaha ke dala baris julah dari halaan sd halaan terakhir 9 Mengisi Daftar VIMK5-L2 Blok II Ringkasan Mengisi rekapitulasi julah Industri Mikro dan Kecil per Blok Sensus (VIMK5- RB2) dari VIMK5-L2 Blok II rincian 2 populasi industri, yaitu: 2a (industri ikro) dan 2b (industri kecil) Berdasarkan target sapel usaha dari BPS Kabupaten/Kota dan dikordinir kasie produksi selanjutnya PMS bertugas untuk elakukan peilihan sapel dengan enggunakan Daftar VIMK5-L2 Blok IV Keterangan Penarikan Sapel Utaa enurut asing-asing kategori lapangan usaha Apabila peilihan sapel dilakukan elalui koputer, aka hard copy dilapirkan di Daftar VIMK5-L2 atau salin ke VIMK5-L2 Blok IV PMS harus segera enyalin sapel usaha dari hasil listing ke dala Daftar VIMK5-DS2 di setiap blok sensus terpilih d Pencacah Mengaati wilayah kerjanya sebelu elakukan pencacahan dengan acuan sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning SE26/SP2 Hal ini diaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah 2 Meberitahukan dan inta ijin aparat desa/lurah, RW dan RT sebelu elakukan pencacahan pada wilayah tersebut 3 Melakukan pendaftaran setiap bangunan sensus dan ruah tangga dala blok sensus terpilih yang enjadi wilayah kerjanya dengan Daftar VIMK5-L2, dan enggabar bangunan pada sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning SE26/SP2 sesuai dengan letaknya, dan eberi noor urut bangunan fisik pada sibol bangunan tersebut sesuai dengan noor urut yang dicatat 34 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

42 pada Daftar VIMK5-L2 4 Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar VIMK5-S2 yang berpedoan pada Daftar VIMK5-DS2 (Daftar Sapel) 5 Mengikuti perteuan dengan pengawas untuk ebahas berbagai teuan/asalah yang diteukan di lapangan, dan cara engatasinya 6 Melakukan pencacahan ulang responden yang berasalah dengan disertai pengawas 7 Menyerahkan dokuen yang telah selesai kepada pengawas 8 Menepati jadual pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadual yang telah ditentukan III3 Syarat Petugas Petugas lapangan VIMK5 terdiri dari atas pengawas dan pencacah Pengawas (PMS): PMS diutaakan kasie/staf di BPS Kabupaten/Kota yang telah berpengalaan dala pelaksanaan survei-survei industri Bagi ereka yang ditunjuk sebagai PMS, aka selain persyaratan-persyaratan tersebut di atas perlu dipertibangkan persyaratan lain, berupa: a apu enjalin pendekatan dengan kepala desa atau ketua RT/RW setepat, serta ebuka jalan/einta izin agar pencacah dapat elakukan wawancara, b apu enyusun rencana kerja dan eipin 2 orang petugas pencacah untuk elaksanakan pencacahan, c apu eecahkan persoalan dan habatan yang diteui dala pelaksanaan lapangan, d siap untuk enggantikan tugas pencacah yang karena sesuatu hal tidak dapat elanjutkan pekerjaannya, dan Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 35

43 e bertanggung jawab terhadap kelengkapan hasil pencacahan seua petugas pencacah yang berada di bawah koordinasinya Pencacah (PCS): Secara uu, seluruh PCS harus eenuhi persyaratan sebagai berikut: a Berpendidikan inial taat SLTA/D3 b Dapat berbahasa Indonesia dengan baik c Mengenal wilayah tugasnya dengan baik d Mapu berkounikasi dan berkoordinasi dengan koordinator/pms e Diutaakan yang sudah berpengalaan sebagai petugas dala sensus atau survei yang diselenggarakan oleh BPS f Siap untuk bekerja dan entaati peraturan/kesepakatan yang telah ditentukan 36 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

44 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 37

45 38 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

46 BAB IV TATA CARA PENGIRIMAN DOKUMEN Untuk eudahkan pelaksanaan pencacahan di BPS Provinsi/Kabupaten/Kota serta kopilasi hasil entri dan tabel evaluasi di BPS, aka perlu diatur ekanise pengirian dokuen baik dari BPS RI ke BPS Provinsi, BPS Provinsi ke BPS Kabupaten/Kota Begitu sebaliknya BPS Kabupaten/Kota ke BPS Provinsi keudian dari BPS Provinsi ke BPS RI Adapun ekanisenya adalah sebagai berikut : IV Pengirian Dokuen dari BPS-RI ke BPS Provinsi a Seluruh dokuen survei IMK5 Tahunan akan dikiri elalui ekspedisi b Surat pengantar dilapiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikiri secara rinci c Surat pengantar pengirian dokuen dikiri pada box/koli pertaa pada setiap pengirian d Pada salah satu sisi box/koli dibagian kanan atas dicantukan noor box/koli dan banyaknya box/koli, contoh: Bila pada pengirian ada sebanyak 3 (tiga) box/koli dokuen yang dikirikan ke Daerah, aka cara penooran untuk asing-asing box/koli adalah: Box pertaa : [] [3] Box kedua : [2] [3] Box ketiga : [3] [3] IV2 Pengirian Dokuen dari BPS Kabupaten/Kota ke BPS Provinsi Adapun tata cara pengirian dokuen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi, sebagai berikut: a Pengeasan dokuen survei IMK tidak boleh dicapur dengan dokuen lain b Pengirian dokuen tidak perlu enunggu seluruh pencacahan selesai Pengirian inial satu blok sensus selesai Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 39

47 c Susunan dokuen harus diurut berdasarkan noor urut sapel dala satu blok sensus dan dibendel enjadi satu Keudian urutkan asing-asing blok sensus di setiap Desa/Kelurahan Dokuen yang akan dikiri ke BPS Provinsi harus diurutkan berdasarkan Desa/Kelurahan d Surat pengantar harus dilapiri daftar isi setiap box/koli yang dikiri secara rinci IV3 Pengirian File Hasil Entry dari BPS Provinsi ke BPS RI Hasil Entri yang sudah clean berupa file VIMK5_ppkr dikiri kepada: Subdirektorat Statistik Integrasi Pengolahan Data Direktorat Statistik Siste Inforasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS RI) via eail ipd@bpsgoid 4 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

48 Lapiran Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 4

49 Lapiran : Distribusi Sapel IMK Tahunan 25 Menurut Provinsi No Provinsi Julah Sapel IMK BS Usaha () (2) (3) (4) Aceh Suatera Utara Suatera Barat Riau 67 5 Jabi Suatera Selatan Bengkulu Lapung Bangka Belitung 6 58 Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Tiur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Tiur Kaliantan Barat Kaliantan Tengah Kaliantan Selatan Kaliantan Tiur Kaliantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo 95 3 Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua J u l a h Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

50 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 43 Lapiran 2 : Contoh Rekapitulasi Sapel Berdasarkan Kabupaten/Kota Survei IMK Tahunan 25 SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 25 REKAPITULASI SAMPEL BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA TAHUNAN PROPINSI : [5] JAMBI KABUPATEN/KOTA Total Julah Sapel Blok Sensus Strata [] KERINCI [2] MERANGIN [3] SOROLANGUN [4] BATANG HARI [5] MUARO JAMBI [6] TANJUNG JABUNG TIMUR [6] TANJUNG JABUNG TIMUR [8] TEBO [9] BUNGO [7] JAMBI [72] SUNGAI PENUH TOTAL

51 Lapiran 3: Contoh Daftar Sapel Blok Sensus (DSBS) Survei IMK Tahunan 25 SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 25 REKAPITULASI SAMPEL BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA VIMK5-DSBS TAHUNAN PROPINSI PROPINSI : [5] JAMBI : [] KERINCI Kode dan Naa Kecaatan/Desa/Kelurahan *) K/P NKS NBS **) Julah Usaha IMK Angka Rando Keterangan [4] DANAU KERINCI [9] KOTO PETAI B 6 89 [5] SITINJA LAUT [2] BUNGA TANJUNG B 28 9 [72] DEPATI VII [] TEBAT IJUK B 3 72 [8] SIULAK [7] SIULAK PANJANG 2 57 B 4 5 [26] KOTO LEBUH TINGGI B Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

52 Lapiran 4: Contoh Penarikan Sapel Survei IMK Tahunan 25 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 45

53 46 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

54 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan 47

55 48 Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK5 Tahunan

56 DATA MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA Jl Dr Sutoo No 6-8, Jakarta 7 Telepon : (2) , , , Fax : (2) , E-ail : bpshq@bpsgoid, Pedoan Teknis Pipinan Hoepage BPS Provinsi, Kabupaten/Kota : wwwbpsgoid VIMK5 Tahunan 49

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan tiap triwulan pada tahun 2014 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Januari 2013 Deputi Bidang Statistik Produksi. Dr. Adi Lumaksono, MA NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Januari 2013 Deputi Bidang Statistik Produksi. Dr. Adi Lumaksono, MA NIP BUKU 1 KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 0 1 5 (VIMK15 TAHUNAN) Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK15 Tahunan

Lebih terperinci

BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH

BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 1 5 (VIMK15-TAHUNAN) BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2: PEDOMAN PENCACAH SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN

Lebih terperinci

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan i ii Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK14 Triwulanan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Laporan ditulis pada: October 24, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 13/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 31/05/21/Th.VIII, 1 Mei 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 54/08/21/Th. VIII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 30 /05/52/Th.VII, 02 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2016 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 33/05/21/Th. IX, 2 Mei 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2014 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.58/08/21/Th. XII, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil II secara total naik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 8,83 PERSEN DAN IMK NAIK 8,93 PERSEN PADA TRIWULAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XIX, 1 Februari 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVII, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2014 PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2014 PROVINSI RIAU No. 9/02/14/Th. XVI, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2014 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 62/11/34/Th.XVIII, 1 November 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 28/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi Industri

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III Tahun 2017 Pertumbuhan produksi IBS dan IMK Triwulan III Tahun 2017

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 44/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 10/02/32/Th.XVII, 02 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW IV

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XIX, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 09/02/34/Th.XVIII, 1 Februari 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015

No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015 No. 05/05/81/Th.VI, 4 Mei 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar -1,40 persen, pertumbuhan kumulatif sampai dengan Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.51./11/31/Th. XVII, 02 November 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK 11,30 PERSEN DAN IMK NAIK 13,20 PERSEN PADA

Lebih terperinci

No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017

No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017 No. 05/08/81/Th.VII, 1 Agustus 2017 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2017 tumbuh negatif 8,83 persen, pertumbuhan kumulatif selama

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 30/05/52/Th.III, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 28/05/32/Th.XVII, 04 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW I TH 2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015 No. 63/11/32/Th.XVII, 02 November 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW III TH 2015 NAIK 2,77 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.57/08/21/Th. XII, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN II Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th.XIX, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi Industri

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 52 /08/52/Th.VII, 01 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016 1. Pertumbuhan

Lebih terperinci

No. 05/02/81/Th.VII, 1 Pebruari 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan IV kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 6,85 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

No. 05/11/81/Th.VII, 1 November 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Skala Mikro dan Kecil Triwulan III kuartalan (q-toq) di Maluku Tahun 2016 sebesar 6,33 persen, pertumbuhan kumulatif selama

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th XIV, 1 Agustus PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II TAHUN PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRIWULAN II TAHUN MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 8,60 PERSEN DIBANDING

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI RIAU No. 23/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan I

Lebih terperinci

No. 05/05/81/Th.VII, 2 Mei 2016

No. 05/05/81/Th.VII, 2 Mei 2016 No. 05/05/81/Th.VII, 2 Mei 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2016 sebesar 4,95 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN III TAHUN 2015 PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN III TAHUN 2015 PROVINSI RIAU No. 57/11/14/Th. XVI, 2 November 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN III TAHUN 2015 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 61/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW III

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 26/05/34/Th.XV, 2 Mei 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2014 Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XVII, 3 Agustus 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN

Lebih terperinci

No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015

No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015 No. 05/02/81/Th.VI, 2 Pebruari 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan IV kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2014 sebesar 10,98 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVI, 3 November 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVI, 4 Agustus 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG(IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2014 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Produksi IBS dan IMK Triwulan III 2017 Nomor : 64/11/34/Th. XIX, 1 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 51/08/52/Th.VII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III 2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No.91/11/21/Th. XI, 1 November PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat No. 61/11/32/Th. XIX, 1 November BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011 NO. 11/02/33 TH. VI, 1 FEBRUARI 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL TRW-IV TH 2011 NAIK 5,65 PERSEN DARI TRW-III TH

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 07/02/52/Th.VI, 2 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2014 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH NO. 12/02/33 TH. X, 1 FEBRUARI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun 2015

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 06/11/81/Th.VI, 2 November 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan III kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 3,68 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 24/05/Th.XVIII, 04 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2015 Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) di Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 24/05/32/Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW I TH 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 43/08/32/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS TRW II TH

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2014 NO. 11/02/33 TH. IX, 2 FEBRUARI 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN IV TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN IV TH 2014 NAIK 2,15 PERSEN

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 29/05/16 Th.XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 70/11/52/Th.IV, 1 Nov 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III TAHUN 2013 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 NO. 11/02/33 TH. XI, 1 FEBRUARI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 06/08/81/Th.VI, 3 Agustus 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan II kuartalan (q-to-q) di Maluku Tahun 2015 sebesar 9,83 persen, pertumbuhan kumulatif selama Tahun 2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 NO. 32/05/33 TH. X, 2 MEI 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2016 Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 NO. 32/05/33 TH. XI, 2 MEI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 Provinsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014 NO. 28/05/33 TH. VIII, 2 MEI 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN I TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN I TH 2014 TURUN 1,70 PERSEN DARI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015 NO. 34/05/33 TH. IX, 4 MEI 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TH 2015 NAIK 2,04 PERSEN

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR JAWA TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2012

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR JAWA TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 12/02/35/Th. XI, 1 Februari 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR JAWA TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2012 Secara umum, produksi industri manufaktur besar dan sedang di Jawa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum v BAB PENDAHULUAN. Umum Menjelang pasar bebas ASEAN atau penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) tahun 25 penting bagi kita Bangsa Indonesia untuk memperkuat sistem perekonomian.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012 NO. 62/11/33 TH. VI, 1 NOVEMBER 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI MIKRO DAN KECIL -III TH 2012 6,11 PERSEN DARI -II TH 2012 Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN IV TAHUN 2015 PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN IV TAHUN 2015 PROVINSI RIAU No. 09/02/14/Th. XVII, 1 Februari 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN IV TAHUN 2015 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 33/05/52/Th.VI, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2015 1. Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 64/11/34/Th.XVII, 2 November 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 NO. 76/11/33 TH. X, 1 NOVEMBER 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 NO. 55/08/33 TH. X, 1 AGUSTUS 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2016

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 NO. 55/08/33 TH. XI, 1 AGUSTUS 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 2 ini merupakan seri Buku Pedoman yang disusun dalam rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) tahun 2013. Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015 NO. 55/08/33 TH. IX, 3 AGUSTUS 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN II TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN II TH 2015 NAIK 4,02 PERSEN

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015 NO. 77/11/33 TH. IX, 2 NOVEMBER 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN III TAHUN 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN III TH 2015 TURUN 0,89 PERSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 10/02/16 Th.XIX, 1 Februari 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan IV Tahun

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan IV Tahun . 9/02/14/Th. XIV, 1 Februari 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2012 PROVINSI RIAU. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017 PROVINSI BENGKULU

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017 PROVINSI BENGKULU No. 48 /08/17/VIII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I TAHUN 2017 PROVINSI BENGKULU Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Bengkulu (q-to-q)

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BPS PROVINSI JAWA TIMUR BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.71/11/35/Th.XIV, 1 November 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN III TAHUN 2016 JAWA TIMUR Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Jawa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011 No. 08/02/34/Th.XIV, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN II TAHUN 2017 No. 36/08/Th.XX, 01 Agustus 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN II TAHUN 2017 Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No.09/05/53/Th. XVIII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I 2015 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 26/05/16 Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 PERTUMBUHAN

Lebih terperinci