AKTIVITAS PIGMEN PEMANEN CAHAYA PADA TANAMAN KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKTIVITAS PIGMEN PEMANEN CAHAYA PADA TANAMAN KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN 1)"

Transkripsi

1 1 AKTIVITAS PIGMEN PEMANEN CAHAYA PADA TANAMAN KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN 1) (Light harvesting pigment activity in soybean plants tolerant to shade) Nerty Soverda 2), Evita 2) dan Gusniwati 2) Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat. Abstract One way that can be done to improve the productivity of soybean plants grown as intercrop in the stand area is to develop soybean varieties that are tolerant to shade. This experiment aimed to discover the physiological characteristics of photosynthesis through light-harvesting pigment activity in soybean varieties that are tolerant to shade. The results showed that a significant physiological characteristics determined the level of tolerance of soybean to shade are chlorophyll and carotenoid contents. The increasing of chlorophyll a and chlorophyll b was higher in the tolerant varieties than the those of sensitive varieties. Shade treatments affected seed weight. The yield on the 50% shade decreased by 23:11% in the tolerant varieties and 27.63% in sensitive varieties. The decrease results was lower in tolerant varieties compared to the sensitive varieties. This result was supported by the low reduction in empty pods. Mechanism of tolerance to shade on soybean plants are characterized by increased of chlorophyll a, chlorophyll b and carotenoid content. In addition, higher yields on tolerant varieties supported by high pods contain and low empty pods. Key words: Soybean, pigmens and shading PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu tanaman penting yang menunjang kebutuhan pangan dan merupakan bahan makanan pokok sebagian besar bangsa Indonesia. Dilain pihak, perubahan penggunaan lahan sawah beririgasi menjadi lahan non-pertanian merupakan salah satu masalah dalam pengembangan tanaman kedelai. Untuk menunjang usaha pemenuhan kebutuhan pangan ini, pengembangan tanaman kedelai dapat merupakan salah satu alternatif. 1) Bagian dari hasil penelitian atas biaya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, ) Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jalan Raya Mendalo Darat. Jambi

2 2 Lahan kering yang cukup luas di Indonesia berpotensi bagi pengembangan tanaman kedelai. Luas lahan perkebunan yaitu sekitar 14.4 juta hektar (BPS, 1998). Menurut Wibawa dan Rosyid (1995), pada perkebunan karet terdapat perluasan sekitar 1,2 juta hektar per tahun yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan, termasuk kedelai. Lahan-lahan perkebunan ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif, diantaranya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kedelai sebagai tanaman sela. Namun demikian, beberapa masalah yang berkaitan dengan agroekosistem tumpang sari harus diatasi, salah satunya adalah naungan. Dalam hal ini intensitas cahaya yang rendah merupakan kendala terbesar untuk produksi pertanaman kedelai pada sistem tumpangsari. Bagaimana karakter pigmen pada kedelai yang dapat memanfaatkan dan mengolah cahaya dengan efisien merupakan masalah utama. Pendekatan fisiologi yang digunakan untuk pemecahan masalah tersebut yaitu studi fisiologi fotosintesik seperti kandungan klorofil a, klorofil b dan karotenoid yang efisien dalam mengolah cahaya. Disamping itu, rendahnya intensitas yang diakibatkan oleh naungan juga akan menyebabkan berkurangnya energi ATP yang terbentuk. Dalam memenuhi harapan untuk meningkatkan produksi kedelai yang ditanam sebagai tanaman sela, diperlukan perhatian ke arah pengembangan varietas kedelai yang toleran terhadap naungan dan berproduksi tinggi. Untuk pembentukan varietas tersebut diperlukan informasi tentang mekanisme toleransinya. Akan tetapi informasi dimaksud

3 3 belum banyak diketahui, terutama informasi mengenai karakter fisiologi fotosintetik tertentu yang mungkin menentukan sifat toleransi pada tanaman yang toleran tersebut. METODE PENELITIAN Percobaan ini merupakan hasil penelitian pada tahun kedua dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakter fisiologi fotosintetik yang berkaitan erat dengan toleransi terhadap naungan. Dari percobaan ini diperoleh karakter fisiologi fotosintetik penciri toleransi terhadap naungan. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unja. Untuk analisis laboratorium dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Unja. Benih kedelai yang digunakan adalah benih yang berasal dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (split plot) dengan 3 ulangan. Faktor pertama sebagai petak utama adalah 2 tingkat naungan yaitu 0% dan 50%. Faktor kedua sebagai anak petak terdiri dari 7 varietas kedelai. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan diuji pada taraf 5%. Koefisien korelasi Pearson digunakan untuk menguji keterkaitan karakter fisiologi fotosintetik dengan toleransi terhadap naungan. Peubah fotosintetik yang diamati pada percobaan ini adalah kandungan klorofil a dan b, karotenoid. Komponen hasil yang diamati adalah jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil berupa bobot biji per tanaman. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 4 Perlakuan naungan 50% menyebabkan perubahan pada kandungan klorofil a dan b, nisbah klorofil a/b, karotenoid, sebagai respon adaptasi tanaman kedelai terhadap naungan. Perubahan karakter tersebut antara varietas toleran dengan peka tidak sama. Klorofil. Pada naungan 50% klorofil a, klorofil b dan nisbah klorofil a/b pada varietas toleran mengalami peningkatan yang lebih tingi dari pada varietas yang peka (Tabel 1, 2 dan 3). Untuk klorofil a varietas toleran meningkat sebesar 79.9 % (Ringgit) dan Petek meningkat sebesar 77.3 %, sedangkan yang peka hanya meningkat sebesar 5.2% (Seulawah) dan 12.6 % (Jayawijaya). Tabel 1. Perubahan Klorofil a Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50% No Varietas Klorofil a Perubahan NR Naungan 0% Naungan 50% (%) 1. Ringgit (T) a a Petek (T) a a Kawi (M) a b Cikurai (M) a a Tanggamus (M) a a Seulawah (P) a a Jayawijaya (P) a a Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Klorofil b pada varietas toleran meningkat sebesar % (Ringgit) dan % (Petek), sementara yang peka hanya meningkat sebesar 19.71% (Seulawah) dan 41.84% (Jayawijaya). Hal ini berarti bahwa pada naungan 50% varietas toleran memiliki klorofil a dan b yang lebih tinggi dari pada varietas yang peka (Tabel 2). Tabel 2. Perubahan Klorofil b Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50% Klorofil b Perubaha No Varietas NR n Naungan 0% Naungan 50% (%) 1. Ringgit (T) a e Petek (T) a a

5 5 3. Kawi (M) a f Cikurai (M) a d Tanggamus (M) a c Seulawah (P) a b Jayawijaya (P) a a Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Kandungan klorofil yang lebih besar pada tanaman toleran akan memungkinkan lebih banyak energi cahaya yang dapat diolah menjadi energi kimia dalam bentuk elektron tereksitasi. Lebih besarnya peningkatan klorofil pada varietas toleran ini diduga merupakan salah satu mekanisme adaptasi toleransi kedelai terhadap naungan Tabel 3. Nisbah Klorofil a/b Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50% No Varietas Nisbah Klorofil a/b Perubahan NR Naungan 0% Naungan 50% (%) 1. Ringgit (T) Petek (T) Kawi (M) Cikurai (M) Tanggamus (M) Seulawah (P) Jayawijaya (P) Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Menurut Hidema et. al (1992) penurunan intensitas cahaya akibat naungan akan menurunkan nisbah klorofil a/b, akibat meningkatnya jumlah relatif klorofil b. Keadaan ini berkaitan dengan peningkatan protein pada LHC II (light harvesting complex II). Karotenoid. Pemberian naungan 50% meningkatkan kandungan karotenoid daun pada varietas toleran dan juga yang peka (Tabel 4). Kalau dilihat dari persentase peningkatan dari naungan 0% ke 50% maka terlihat bahwa peningkatan yang lebih tinggi pada varietas toleran dibandingkan dengan varietas yang peka. Varietas toleran (Ringgit dan Petek) mengalami kenaikan sebesar 42.6 % dan 51.6% terhadap kontrol,

6 6 sedangkan varietas peka (Seulawah dan Jayawijaya) hanya mengalami kenaikan sebesar 21.5% dan 26.3%. Tabel 4. Perubahan Karotenoid Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50% No Varietas Karotenoid Perubahan NR Naungan 0% Naungan 50% (%) 1. Ringgit (T) a a Petek (T) a a Kawi (M) a b Cikurai (M) a a Tanggamus (M) a a Seulawah (P) a a Jayawijaya (P) a a Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Ada suatu fenomena menarik disini bahwa ternyata satu varietas yang bersifat moderat (Cikurai) mengalami kenaikan karotenoid yang cukup besar dibandingkan dengan control yaitu sebesar 63.3%. Demikian juga pada kandungan klorofilnya varietas ini cenderung mencapai kenaikan yang cukup besar yaitu 74.8% untuk klorofil a dan % untuk klorofil b. Pada tabel 5 terlihat bahwa pada pemberian naungan 50% rata-rata penurunan hasil yang lebih besar terjadi pada varietas yang peka. Persentase penurunan hasil yang lebih rendah pada varietas toleran dalam kondisi naungan 50%, diduga karena pendistribusian hasil kebiji lebih besar dibandingkan dengan varietas peka. Tabel 5. Perubahan Berat Biji per Tanaman Varietas Kedelai pada Naungan 50% No Varietas Berat Biji per Tanaman Perubahan NR Naungan 0% Naungan 50% (%) 1. Ringgit (T) a a Petek (T) a a

7 7 3. Kawi (M) a a Cikurai (M) a a Tanggamus (M) b a Seulawah (P) bc a Jayawijaya (P) bc bc Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Penurunan hasil pada naungan 50% disebabkan oleh berkurangnya intensitas cahaya yang diterima tanaman. Hasil penelitian Haris (1998) menunjukkan bahwa ratarata intensitas cahaya pada naungan 50% adalah sebesar kalori/cm 2 /hari, sedangkan untuk menunjang pertumbuhan dibutuhkan intensitas cahaya matahari minimum sebesar 256 kalori /cm 2 / hari (Las, 1983). Jumlah Polong per tanaman pada Naungan 50% menunjukkan peningkatan pada semua Varietas Kedelai yang dicoba. Perubahan tertinggi terlihat pada varietas Ringgit yaitu mengalami kenaikan sebesar 75.80%. Tabel 6. Perubahan Jumlah Polong per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50% No Varietas Jumlah Polong Perubahan NR Naungan 0% Naungan 50% (%) 1. Ringgit (T) a a Petek (T) e a Kawi (M) b a Cikurai (M) c a Tanggamus (M) d a Seulawah (P) a a Jayawijaya (P) a a Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Penurunan hasil yang lebih tinggi pada varietas peka diduga berkaitan dengan penurunan persentase jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman.

8 8 Disamping itu, penurunan hasil yang rendah pada varietas toleran didukung oleh berat 100 biji yang lebih rendah pada varietas yang peka. Tabel 7. Perubahan Jumlah Polong Berisi per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50% No Varietas Jumlah Polong Berisi Perubahan NR Naungan 0% Naungan 50% (%) 1. Ringgit (T) a a Petek (T) d b Kawi (M) b a Cikurai (M) e c Tanggamus (M) c a Seulawah (P) a a Jayawijaya (P) a a Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Tabel 8. Perubahan Berat 100 Biji per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50% No Varietas Berat 100 Biji Perubahan NR Naungan 0% Naungan 50% (%) 1. Ringgit (T) a b Petek (T) a c Kawi (M) a a Cikurai (M) a a Tanggamus (M) a e Seulawah (P) a d Jayawijaya (P) a e Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter fotosintetik mempengaruhi toleransi tanaman kedelai terhadap naungan. Kemampuan adaptasi genotipe kedelai yang toleran terhadap intensitas cahaya rendah antara lain ditentukan oleh kandungan

9 9 klorofil daunnya. Varietas toleran naungan memiliki kandungan klorofil a, klorofil b, dan nisbah klorofil a/b yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang peka. Keadaan yang sama terlihat pada kandungan karotenoid (Tabel 4), varietas toleran memiliki karotenoid yang lebih tinggi dari pada yang peka pada naungan 50%. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Barbara dan Adams (1996) yang menyatakan bahwa persentase total karotenoid merupakan suatu fungsi dari nisbah klorofil a/b pada keadaan cekaman cahaya. B-karoten meningkat sejalan dengan meningkatnya nisbah klorofil a/b, kecenderungan peningkatan klorofil a/b sejalan dengan peningkatan persentase cahaya yang diabsorpsi yang dapat digunakan pada fotokimia fotosistem II (PSII). Peningkatan penangkapan cahaya per unit area fotosintetik dilakukan dengan mengurangi cahaya yang di refleksikan dan di transmisikan melalui peningkatan kandungan kloroplas dan kandungan pigmen per kloroplas. Perubahan karakter tersebut diduga sebagai bentuk mekanisme adaptasi genotipe toleran terhadap cekaman naungan. Adaptasi tanaman terhadap kondisi naungan ditentukan oleh kemampuannya untuk dapat melakukan proses fotosintesis pada intensitas cahaya yang rendah secara normal, yang dapat dilakukan melalui cara penghindaran (avoidance) maupun toleransi. Peningkatan klorofil yang lebih tinggi pada genotipe toleran adalah merupakan salah satu cara adaptasi tanaman melalui usaha penghindaran. Menurut Levitt (1980), salah satu cara penghindaran dilakukan dengan mengurangi cahaya yang direfleksikan dan ditransmisikan melalui peningkatan kandungan pigmen per kloroplas. Tanaman mentolerir keadaan cahaya yang rendah dengan menurunkan laju respirasi di bawah titik kompensasi cahaya yang dilakukan dengan menghindari

10 10 kerusakan enzim dan menghindari kerusakan pigmen. Penelitian ini menunjukkan bahwa karakter fotosintetik yaitu kandungan klorofil a dan klorofil b, dan kandungan karotenoid dapat dijadikan sebagai penciri sifat toleransi tanaman terhadap intensitas cahaya yang rendah. Karakter-karakter penciri toleransi ini dapat dipertimbangkan untuk evaluasi plasma nutfah kedelai yang toleran terhadap naungan. Varietas kedelai yang ditumbuhkan pada naungan 50% mempengaruhi produksi dan komponen produksi kedelai. Hasil relatif (% kontrol) menunjukkan bahwa hasil relatif dipengaruhi oleh komponen produksi seperti jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman. Produksi kedelai untuk varietas toleran dan peka pada naungan 50% menurun. Persentase penurunan produksi pada varietas toleran lebih rendah dibandingkan dengan yang peka. Keadaan ini diduga karena pendistribusian hasil kebulir pada varietas toleran lebih besar dibandingkan dengan genotipe peka. Selain itu penurunan produksi yang lebih tinggi pada varietas peka diduga berkaitan dengan peningkatan persentase polong berisi. Disamping itu, penurunan produksi yang rendah pada genotipe toleran didukung oleh jumlah polong per tanaman dan berat 100 biji yang relative lebih tinggi pada varietas yang toleran. Kemampuan varietas toleran menghasilkan jumlah biji per tanaman yang lebih tinggi dari pada yang peka diduga karena kemampuannya dalam membentuk jumlah polong berisi yang lebih banyak dan kemampuannya mengefisienkan memanfaatkan energi dari intensitas cahaya yang rendah. Dugaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa lebih tingginya kandungan klorofil a dan b serta tingginya kandungan karotenoid dan lebih sempitnya luas daun. Di samping itu, keadaan ini ditunjang pula oleh hasil

11 11 penelitian Lautt et al., 2000 dan Juhaeti et al., 2000, yaitu penelitian pada tanaman padi yang ditanam pada naungan 50% dimana aktivitas enzim sukrosa fosfat sintetase (SPS) dan aktivitas Rubisco yang lebih tinggi pada genotipe toleran dari pada genotipe yang peka pada naungan 50% tersebut. Toleransi tanaman terhadap naungan ditentukan oleh kemampuannya melaksanakan proses fotosintesis pada naungan secara normal. Hasil diatas sejalan dengan hasil penelitian Sahardi et al. (1999) bahwa genotipe toleran naungan memliki kandungan klorofil yang lebih tinggi dan sel-sel mesofil yang lebih tipis. Ketebalan lapisan palisade dan mesofil dapat berubah sesuai dengan kondisi cahaya yang menyebabkan tanaman menjadi efisien dalam menyimpan energi radiasi untuk perkembangannya. Daun yang lebih luas dan lebih tipis pada keadaan ternaung disebabkan penipisan lapisan palisade dan sel-sel mesofil yang menyebabkan tanaman menjadi lebih efisien dalam menyimpan energi untuk perkembangannya (Mohr dan Schoopfer, 1995). Perubahan karakter anatomi, morfologi dan fisiologi diduga merupakan bentuk mekanisme adaptasi tanaman terhadap naungan. Mekanisme adaptasi terhadap naungan menurut Levitt (1980) dapat dilakukan dengan cara menghindar (avoidance) dan toleransi. Penghindaran dilakukan dengan meningkatkan luas daun, menurunkan tebal daun, mengurangi transmisi dan refleksi radiasi, dan meningkatkan komposisi kloroplas, sedangkan toleransi dilakukan antara lain dengan menurunkan laju respirasi melalui mengurangi kerusakan pigmen dan menghindari terjadinya penurunan aktivitas enzim.

12 12 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mekanisme toleransi terhadap naungan pada tanaman kedelai ditunjukkan dengan cara adaptasi melalui penghindaran (avoidance) dan toleransi yaitu dengan meningkatkan klorofil dan meningkatkan karotenoid, menekan peningkatan persentase polong hampa atau meningkatkan jumlah polong berisi, yang pada akhirnya menghasilkan produksi relatif yang lebih tinggi. Pemuliaan kedelai yang toleran terhadap naungan adalah merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan varietas-varietas yang dapat toleran dan berdaya hasil tinggi. Untuk itu, penyaringan adalah merupakan bagian yang sangat penting pada pemuliaan tanaman. Penyaringan dapat dilakukan dengan naungan alami dan juga dapat dilakukan dengan naungan buatan (Murty dan Sahu, 1987). Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Karakter fisiologi fotosintetik seperti klorofil a, klorofil b, kandungan karotenoid berkorelasi erat dengan toleransi terhadap naungan pada tanaman kedelai. Adaptasi tanaman terhadap kekurangan cahaya dilakukan dengan mempertahankan rasio klorofil a/b yang tinggi, dan meningkatkan kandungan klorofil a dan b. Saran Pewarisan sifat toleran terhadap naungan pada tanaman kedelai dapat dilakukan berdasarkan karakter-karakter fisiologi fotosintetik seperti kandungan klorofil a dan b serta kandungan karotenoidnya yang merupakan penciri toleransi tanaman kedelai terhadap naungan. Disamping itu, untuk toleransi terhadap naungan perlu menggabungkan gen-gen pengendali sifat toleransi terhadap naungan.

13 13 UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional melalui Penelitian Hibah Kompetitif Penelitian sesuai Prioritas Nasional Nomor Kontrak 166/SP2H/PP/DP2M/III/2010 yang telah membiayai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik Indonesia dalam Angka. Jakarta. Chozin, M,A., D. Sopandie, S. Sastrosumarjo, Suwarno Physiology and Genetic of Upland Rice Adaptability to Shade. Annual Report. URGE Project. Batch III. IPB Bogor. Hidema, J., A. Makino, Y. Kurita, T. Mae and K. Ojima Changes in the Level of Chlorophyl and Light-harvesting chlorophyl a/b Protein of PS II in Rice Leaves agent under Different Irradinces from full Expantion through senescen. JSPP. Plant Cell Physiol. 33 (8) : Juhaeti,T., D. Sopandie, M.A, Chozin dan Chairul Perubahan Biokimiawi pada Padi Gogo yang Toleran dan Peka Naungan : Karakterisasi Enzim Rubisco. Seminar PPs, IPB. Bogor. Kinney, M.G Absorbsion of Light by Chlorophyll Solution. J. Biol. Chem., 140: Las, I Efisiensi Radiasi Surya dan Pengaruh Naungan terhadap Padi Gogo. Penelitian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor. 3 (1) : Lautt, B. S, M.A. Chozin, D. Sopandie, Latifah K. Darusman Perimbangan Pati- Sukrosa dan Aktivitas Enzim Sukrosa Fosfat Sintetase (SPS) pada Padi Gogo yang Toleran dan Peka terhadap Naungan. Hayati Jurnal Biosains. Vol. 7 (2) : Levitt, J Response of Plants to Environmental Stress. Academic Press. New York. McMorrow, E.M., and J. William Bradbeer Separation, Purification, and Comparative Properties of Chloroplast and Cytoplasmic Phosphoglycerate Kinase from Barley Leaves. Plant Physiol. 93: McMorrow, E.M., and J. William Bradbeer Separation, Purification, and Comparative Properties of Chloroplast and Cytoplasmic Phosphoglycerate Kinase from Barley Leaves. Plant Physiol. 93:

14 14 Mohr, H. and P. Shoopfer Plant Physiology. Translator Gudrun and David W. Lawlor. Springer-Verlag. New York. Sahardi, M.A. Chozin, S. Sastrosumarjo, E. D. Sopandie, Sukisman, dan Suwarno Studi Karakteristik Anatomi dan Morfologi serta Pewarisan Sifat Toleransi terhadap Naungan pada Padi Gogo. Seminar Hasil Penelitian PPs IPB. Bogor. Wibawa, G dan M.J. Rosyid Peningkatan Produktivitas Padi sebagai Tanaman Sela Karet Muda. Warta Pusat Penelitian Karet. Assosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. 14(1):40-46.

15 LAMPIRAN 15

16 16 LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA PENELITI l. Personal Data 1. Nama Lengkap : Dr. Ir. Nerty Soverda, MS 2. Umur/Jenis Kelamin : 50 tahun/perempuan 3. Pekerjaan : Staf Pengajar Prodi Agronomi Fakultas pertanian Universitas Jambi 4. Golongan/Pangkat/NIP : III D/Lektor Kepala/ Alamat Rumah : Perumahan Purimayang, cluster Bougenville Blok E No. 08 Jambi, Telp nsoverda@yahoo.com 6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak Universitas jambi Jalan Raya Jambi Ma.Bulian, km 15 Mendalo Jambi. Telp Bidang Keahlian : Ekofisiologi 2. Pendidikan No. Universitas/Institut Tempat Tahun selesai Bidang studi 1. S1 - UNJA Jambi 1985 Agronomi 2. S2 - UNPAD Bandung 1991 Ekofisiologi 3. S3 - IPB Bogor 2002 EkoFisiologi

17 17 1. Daftar publikasi yang relevan dengan proposal penelitian yang diajukan 1. Soverda, N Pola Pewarisan sifat Toleran terhadap cekaman Naungan pada Padi Gogo. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 6, No 1, Januari Juni Soverda, N Karakteristik Fisiologi Fotosintetik Padi Gogo Toleran terhadap Cekaman Naungan. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 6, No 2, Juli Des Soverda, N Aktivias Enzin Fosfogliserat Kinase Dan Kandungan Kolrofil pada Padi Gogo Toleran terhadap Naungan. Makalah disampaikan pada Seminar Hasil Penelitian Bidang Pertanian yang dilaksanakan dalam Rangka Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, 28 Juli Soverda, N Adaptasi Tanaman Padi Gogo terhadap Cekaman Naungan. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 8, No 2, Juli Desember Soverda, N, Mapegau dan Feni, D Respon Tanaman Kedelai terhadap Aplikasi Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada keadaan cekaman air. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 11, no 2, Juli Desember Jambi, November 2009 Yang Menyatakan, Dr. Ir. Nerty Soverda, MS NIP

18 18 LAMPIRAN 2. BIODATA ANGGOTA PENELITI 1. Nama Lengkap : Dra. Evita, MS 2. Umur / Jenis Kelamin : 51 tahun / Perempuan 3. Pekerjaan : Staf Pengajar Prodi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jambi 4. Golongan/ Pangkat/ NIP : IV a / Pembina / Alamat Rumah : Komplek Bumi Mendalo Asri Blok F No 8 RT 22 Mendalo Darat Jambi 6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak Universitas Jambi Jl. Raya Jambi Ma. Bulian, Km. 15 Mendalo Jambi. Telp Bidang Keahlian : Ekofisiologi 8. Pendidikan Pendidikan Gelar Tahun selesai Bidang Studi Sarjana Dra 1984 Biologi Pasca Sarjana MS 1992 Ekofiologi 9. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman professional serta kedudukan saat ini.

19 19 Institusi Jabatan Periode Kerja 1. Aplikasi Triakontanol pada Tanaman terhadap Hasil, sifat kimia dan Fisika Tomat. 2. Pengaruh Pemberian Pupuk K dan cekaman Air pada Berbagai Fase Pertumbuhan Terhadap pertumbuhan dan Hasil tanaman Kedelai 3. Tanggap Tanaman Tomat terhadap Berbagai Intensitas Cahaya 4. Pengaruh Pemberian Berbagai konsentrasi IBA dan NAA terhadap Pertumbuhan Setek Lada 5. Peranan Jumlah Nodus dan Pengeratan Entres pada Sambung Pucuk Duku 6. Respaon Tanaman Kedelai terhadap Aplikasi Mikoriza Vesikular arbuskular (MVA) pada keadaan Cekaman Air Anggota Anggota Ketua Ketua Ketua Daftar publikasi yang relevan dengan proposal penelitian yang diajukan E. kartika, Evita dan Yusmairidal Pengaruh pemberian pupuk K dan cekaman air pada berbagai fase pertumbuhan terhadap hasil kedelai (Glycine max (L) Merr). Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 1 No. 2. Edisi januari maret. E. Kartika, Yusmairidal dan Evita Pengaruh aplikasi triakontanol terhadap hasil, sifat kimia dan sifat fisika tomat. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 1 No. 3. Edisi April Juni. Neliyati dan Evita Efek stimulasi asam naftalenanasetat dan benzilamino purin terhadap pertunasan jahe (Zingeber officinale) in vitro. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 2 No.2. Edisi Juli Desember. Yusmairidal dan Evita Karakteristik buah nenas Tangkit Baru pada berbagai umur petik dan umur simpan. Jurnal Agronomi Universitas Universitas jambi Vol. 3 No. 1. Edisi Januari Juni. Evita Tanggap tanaman tomat terhadap berbagai intensitas cahaya. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 4 No. 1. Edisi Januari Juni.

20 20 Jasminarni, Evita dan T. Novita Upaya peningkatan produksi dan kualitas kentang dengan pengadaan bibit sendiri di desa Kebun Baru Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 35. LPM UNJA. Novita, T, Evita dan Jasminarni Pemanfaatan trichokompos dalam pengembangan polikultur sayuran bebas pestisida di desa Talang Lindung Kabupaten Kerinci. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 37. LPM UNJA. Evita Pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang diberi perlakuan kompos sampah kota. Pemberitaan Ilmiah IKBUJ Bandung Edisi Agustus. Jambi, November 2009 Yang Menyatakan, Dra. Evita, MS NIP LAMPIRAN 3. BIODATA ANGGOTA PENELITI 1. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Gusniwati, MP 2. Umur/Jenis Kelamin : 47 tahun/perempuan. 3.Golongan, Pangkat dan N : IV/a, Pembina, NIP Jabatan Fungsional : Lektor Kepala. 5. Pekerjaan : Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak, Mendalo, Jambi Riwayat Pendidikan : Tingkat pendidikan Tempat Tahun tamat Bidang studi Sarjana (S1) Universitas Jambi 1986 Agronomi Pasca Sarjana (S2) KPK UNAND-IPB 1995 Ekofisiologi I. HASIL PENELITIAN / KARYA ILMIAH No Judul Penelitian / Karya Ilmiah Tahun Penerbit / Majalah Ilmiah Keterangan

21 21 1 Ketahanan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap pemberian ekstrak rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) 2 Pengaruh ekstrak rimpang jahe terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai 3 Pengujian kualitas kompos alang-alang dan pengaruhnya terhadap hasil cabe pada ultisol 4 Kajian pemberian beberapa tingkat tingkat pemupukan dengan penambahan rhizoplus terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glysine max L.) pada ultisol 5 Pengaruh dosis abu janjang kelapa sawit dan dosis pupuk fosfor terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman kedelai pada tanah ultisol 6 Pemamfaatan abu janjang kelapa sawait pada lahan kering dan pengaruhnya terhadap pembentukan Nodula akar, pertumbuhan dan hasil kedelai 1996 Buletin Agronomi Universitas Jambi Vol.2 no Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol.2 no Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di UNSRI. Palembang 2001 Prisiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di Unila. Mandiri Mandiri Kelompok, Ketua Kelompok, Anggota Bandar Lampung 1998 Tidak dipublikasi Kelompok anggota 2001 Tidak dipublikasi Kelompok Anggota Jambi, November 2009 Hormat Saya Ir. Gusniwati. MP NIP

22 B. DRAF ARTIKEL ILMIAH 22

23 C. SINOPSIS PENELITIAN LANJUTAN 23

24 24 Lampiran 4. BIODATA KETUA PENELITI m. Personal Data 4. Nama Lengkap : Dr. Ir. Nerty Soverda, MS 5. Umur/Jenis Kelamin : 49 tahun/perempuan 6. Pekerjaan : Staf Pengajar Prodi Agronomi Fakultas pertanian Universitas Jambi 4. Golongan/Pangkat/NIP : III D/Lektor Kepala/ Alamat Rumah : Perumahan Purimayang, cluster Bougenville Blok E No. 08 Jambi, Telp nsoverda@yahoo.com 6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak Universitas jambi 7. Bidang Keahlian : Ekofisiologi Jalan Raya Jambi Ma.Bulian, km 15 Mendalo Jambi. Telp Pendidikan

25 25 No. Universitas/Institut Tempat Tahun selesai Bidang studi 1. S1 - UNJA Jambi 1985 Agronomi 2. S2 - UNPAD Bandung 1991 Ekofisiologi 3. S3 - IPB Bogor 2002 Fisiologi 2. Daftar publikasi yang relevan dengan proposal penelitian yang diajukan 6. Soverda, N Pola Pewarisan sifat Toleran terhadap cekaman Naungan pada Padi Gogo. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 6, No 1, Januari Juni Soverda, N Karakteristik Fisiologi Fotosintetik Padi Gogo Toleran terhadap Cekaman Naungan. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 6, No 2, Juli Des Soverda, N Aktivias Enzin Fosfogliserat Kinase Dan Kandungan Kolrofil pada Padi Gogo Toleran terhadap Naungan. Makalah disampaikan pada Seminar Hasil Penelitian Bidang Pertanian yang dilaksanakan dalam Rangka Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, 28 Juli Soverda, N Adaptasi Tanaman Padi Gogo terhadap Cekaman Naungan. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 8, No 2, Juli Desember Soverda, N, Mapegau dan Feni, D Respon Tanaman Kedelai terhadap Aplikasi Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada keadaan cekaman air. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 11, no 2, Juli Desember Jambi, April 2009 Yang Menyatakan, Dr. Ir. Nerty Soverda, MS

26 26 Lampiran 5. BIODATA ANGGOTA PENELITI 10. Nama Lengkap : Dra. Evita, MS 11. Umur / Jenis Kelamin : 49 tahun / Perempuan 12. Pekerjaan : Staf Pengajar Prodi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jambi 13. Golongan/ Pangkat/ NIP : IV a / Pembina / Alamat Rumah : Komplek Bumi Mendalo Asri Blok F No 8 RT 22 Mendalo Darat Jambi 15. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak Universitas Jambi

27 27 Jl. Raya Jambi Ma. Bulian, Km. 15 Mendalo Jambi. Telp Bidang Keahlian : Ekofisiologi 17. Pendidikan Pendidikan Gelar Tahun selesai Bidang Studi Sarjana Dra 1984 Biologi Pasca Sarjana MS 1992 Ekofiologi 18. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman professional serta kedudukan saat ini. Institusi Jabatan Periode Kerja 7. Aplikasi Triakontanol pada Tanaman terhadap Hasil, sifat kimia dan Fisika Tomat. 8. Pengaruh Pemberian Pupuk K dan cekaman Air pada Berbagai Fase Pertumbuhan Terhadap pertumbuhan dan Hasil tanaman Kedelai 9. Tanggap Tanaman Tomat terhadap Berbagai Intensitas Cahaya 10. Pengaruh Pemberian Berbagai konsentrasi IBA dan NAA terhadap Pertumbuhan Setek Lada 11. Peranan Jumlah Nodus dan Pengeratan Entres pada Sambung Pucuk Duku 12. Respaon Tanaman Kedelai terhadap Aplikasi Mikoriza Vesikular arbuskular (MVA) pada keadaan Cekaman Air Anggota Anggota Ketua Ketua Ketua Daftar publikasi yang relevan dengan proposal penelitian yang diajukan E. kartika, Evita dan Yusmairidal Pengaruh pemberian pupuk K dan cekaman air pada berbagai fase pertumbuhan terhadap hasil kedelai (Glycine max (L) Merr). Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 1 No. 2. Edisi januari maret.

28 28 E. Kartika, Yusmairidal dan Evita Pengaruh aplikasi triakontanol terhadap hasil, sifat kimia dan sifat fisika tomat. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 1 No. 3. Edisi April Juni. Neliyati dan Evita Efek stimulasi asam naftalenanasetat dan benzilamino purin terhadap pertunasan jahe (Zingeber officinale) in vitro. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 2 No.2. Edisi Juli Desember. Yusmairidal dan Evita Karakteristik buah nenas Tangkit Baru pada berbagai umur petik dan umur simpan. Jurnal Agronomi Universitas Universitas jambi Vol. 3 No. 1. Edisi Januari Juni. Evita Tanggap tanaman tomat terhadap berbagai intensitas cahaya. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 4 No. 1. Edisi Januari Juni. Jasminarni, Evita dan T. Novita Upaya peningkatan produksi dan kualitas kentang dengan pengadaan bibit sendiri di desa Kebun Baru Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 35. LPM UNJA. Novita, T, Evita dan Jasminarni Pemanfaatan trichokompos dalam pengembangan polikultur sayuran bebas pestisida di desa Talang Lindung Kabupaten Kerinci. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 37. LPM UNJA. Evita Pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang diberi perlakuan kompos sampah kota. Pemberitaan Ilmiah IKBUJ Bandung Edisi Agustus. Jambi, April 2009 Yang Menyatakan, Dra. Evita, MS Lampiran 6. BIODATA ANGGOTA PENELITI

29 29 1. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Gusniwati,MP 2. Umur/Jenis Kelamin : 47 tahun/perempuan. 3. Golongan, Pangkat dan NIP : IV/a, Pembina, NIP Jabatan Fungsional : Lektor Kepala. 5. Pekerjaan : Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak, Mendalo, Jambi Riwayat Pendidikan : Tingkat pendidikan Tempat Tahun tamat Bidang studi Sarjana (S1) Universitas Jambi 1986 Agronomi Pasca Sarjana (S2) KPK UNAND-IPB 1995 Ekofisiologi II. HASIL PENELITIAN / KARYA ILMIAH No Judul Penelitian / Karya Ilmiah Tahun Penerbit / Majalah Ilmiah Keterangan 1 Ketahanan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap pemberian ekstrak rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) 2 Pengaruh ekstrak rimpang jahe terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai 3 Pengujian kualitas kompos alangalang dan pengaruhnya terhadap hasil cabe pada ultisol 1996 Buletin Agronomi Universitas Jambi Vol.2 no Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol.2 no Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di UNSRI. Palembang Mandiri Mandiri Kelompok, Ketua

30 30 4 Kajian pemberian beberapa tingkat tingkat pemupukan dengan penambahan rhizoplus terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glysine max L.) pada ultisol 2001 Prisiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di Unila. Bandar Lampung Kelompok, Anggota 5 Pengaruh dosis abu janjang kelapa sawit dan dosis pupuk fosfor terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman kedelai pada tanah ultisol 6 Pemamfaatan abu janjang kelapa sawait pada lahan kering dan pengaruhnya terhadap pembentukan Nodula akar,pertumbuhan dan hasil kedelai 1998 Tidak dipublikasi Kelompok anggota 2001 Tidak dipublikasi Kelompok Anggota Jambi, April 2009 Hormat Saya Ir. Gusniwati. MP NIP

31 31 LAMPIRAN 7. Prosedur Kerja Penentuan Jumlah Stomata Bahan : Safranin, Gliserin, Aquades dan Kutex bening.

32 32 Alat : Object glass, Cover glass, Jarum preparat, Hand counter, Pinset, Silet, Mikroscop olympus CH40. Prosedur Kerja : 1. Bagian atas daun dikerik untuk mendapatkan epidermis bagian bawah, 2. Kemudian epidermis diwarnai dengan safrafin dan dicuci dengan air atau aquades. 3. Object glass ditetesi dengan glyserin, lalu ambil epidermis yang telah dicuci, tempelkan pada kertas saring dan letakkan diatas object glass, 4. Object galss ditutup dengan cover glass. 5. Disekeliling cover glass ditutup dengan kutek bening agar tidak masuk udara, 6. Kemudian dilihat di mikroskop dan dihitung jumlah stomata dengan hand counter.

33 33 LAMPIRAN 8. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan Klorofil Daun Pereaksi : Aseton 80%. Alat : Lumpang dan alu, labu ukur, kertas saring Whatman no. 42 dan spektrofotometer. Prosedur Kerja: 1. Potong 2 gram daun segar menjadi potongan-potongan kecil dan dimasukkan ke dalam lumpang lalu dihancur-kan sampai halus, 2. Tambahkan aseton secukupnya, 3. Aduk dan pindahkan ekstraknya melalui kertas saring ke dalam labu ukur 100 ml, 4. Tambahkan aseton 80% ke dalam labu ukur sampai mencapai volume 100 ml, 5. Ambil 5 ml larutan tersebut dan pindahkan ke dalam labu ukur 50 ml lalu encerkan sampai volume 50 ml, dan (6) Ukur absorban ekstrak tersebut pada 663 nm dan 645 nm. Dengan persamaan dibawah ini diperoleh: Kl.a = x D x D645 Kl.b = x D x D663 Kltotal = D (g/l)

34 34 LAMPIRAN 9. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan Karotenoid. Pereaksi : Metanol 70% Alat : Lumpang dan alu, labu ukur, kertas saring Whatman no. 42 dan spektrofotometer, column sepax C18. Prosedur Kerja: 1. Potong 2 gram daun segar menjadi potongan-potongan kecil dan dimasukkan ke dalam lumpang lalu dihancur-kan sampai halus, 2. Tambahkan 10 ml metanol 70% 3. Aduk dan pindahkan ekstraknya melalui kertas saring ke dalam labu ukur 4. Pemurnian dengan column sepax C18 5. Kemudian saring kembali dengan milipore 6. Ditempatkan ke tabung reaksi dan siap untuk diinjek ke HPLC

35 35 LAMPIRAN 10. Prosedur Kerja Penentuan Aktivitas Enzim Fosfogliserat Kinase (PGK) Pereaksi : EDTA, Sorbitol, Mercaptoethanol, PVP, Sephadex G 75, MgCl2, EDTA, ATP, PGA, glyceraldehide phosphate dehydrogenase, NADH dan Tris (ph 7.8) Alat : Lumpang, alu, Column, Spektrofotometer, Prosedur Kerja: (1). 3 gram daun segar dihancurkan sampai halus dan diekstrak dengan buffer Naphosphat ph 6.9 (5mM EDTA+5mM Sorbitol+2mM Mercaptoethanol+3 g PVP). (2). Disentrifuse pada g selama 15 menit. (3). Masukkan ke gel filtrasi dengan kolom Sephadex G 75. (4) Ukur absorbansi pada Spektrofotometer UV 280 nm. (5). Direaksikan dengan substrat selama satu menit pada 300C dan dibaca absorbansinya pada 344 nm. 1 ml campuran assay mengandung : 10 mm MgCl2, 4.8 mm EDTA, 3 mm ATP, 5 mm PGA dengan 2.7 unit glyceraldehide phosphate dehydrogenase dan 0.14 mm NADH dan 50 mm Tris (ph 7.8)

36 36 LAMPIRAN 11. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan Karbohidrat Pereaksi : etanol 80% Alat : Lumpang, alu, kertas saring, soxlet, kolom C18, milipore, HPLC Aminex HPX-42. Prosedur Kerja: 1. Gula larut diekstrak selama 5 jam dalam etanol 80% yang mendidih pada alat Soxhlet. 2. Setelah alkoholnya menguap ekstrak yang tersisa dilalukan pada kolom C18- Prep Sep Columns (Bio Rad). 3. Setelah itu, dilalukan pada millipore 0.2 um. Kandungan sukrosa, glukosa dan fruktosa dipisahkan dengan HPLC Aminex HPX-42 Columns (Bio Rad) dan dibaca menggunakan Refractive index detector (RID). 4. Konsentrasi sukrosa, glukosa dan fruktosa dinyatakan dalam mg/g berat basah.

37 37 LAMPIRAN 12. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan Nitrogen Pereaksi : H2SO4 99%, H2SO4 0,05 N, H3BO3, NaOH 30%, Indikator Conway (0,100 gram merah methil + 0,150 gram hijau bromokresol dengan 200 ml etanol 96%), dan katalis campuran (Na2SO4, CuSO4 dan Selenium dengan perbandingan 96,9 : 1,55 : 1.55). Alat : Timbangan analitik, labu ukur, labu penyuling Prosedur Kerja: (1) Timbang 0,2 gram sampel tanaman dan masukkan ke dalam labu Kjedahl, (2) Tambahkan 1 gram katalis campuran, (3) Tambahkan 4 ml H2SO4 99%, (4) Destruksi pada suhu 300o sampai jernih, (5) Setelah sempurna dinginkan dan encerkan kira-kira dengan 50 ml air murni. (6) Hasil destruksi di encerkan menjadi lebih kurang 100 ml. (7) Pindahkan ke dalam labu penyuling dan tambahkan 20 ml NaOH 30% lalu disulingkan segera.

38 38 (8) Sulingan ditampung dengan H3BO3 1% sebanyak 10 ml tambah 4 tetes petunjuk Conway sampai warna penampung menjadi hijau dan volumenya menjadi 50 ml. (9) Titer sampai titik akhir dengan H2SO N. Perhitungan dilakukan menurut formula sebagai berikut: Vc - Vb x N x 14 x fk Nitrogen = x 100% mg contoh dimana: Vc, Vb = ml peniter contoh dan blanco N = kenormalan H2SO4 14 = bst. nitrogen fk = faktor koreksi

39 39 LAMPIRAN 13. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan N terlarut Pereaksi : Tris HCl 0.1M. ph 7.0 Alat : Lumpang, alu, pipet, sentrifuse, spektrofotometer Prosedur Kerja : (1) potong 1 gram daun segar menjadi potongan-potongan kecil dan dimasukkan ke dalam lumpang lalu dihancurkan sampai halus, (2) ekstrak dengan Tris HCl 0.1M. ph 7.0. (3) Aduk dan sentrifuse pada rpm. (4) Pipet sebanyak 500 ul dan ditambahkan 2 ml Bradford dan inkubasi selama 2 menit dan ukur pada panjang gelombang 595.

Study of Physiology Photosintetic Characteristics of soybean plants tolerant to shade

Study of Physiology Photosintetic Characteristics of soybean plants tolerant to shade Marheni, Hasanuddin, Pinde dan Wirda Suziani: Uji patogenesis Jamur Metarhizium anisopliae dan Jamur Cordyceps militaris Terhadap Larva Penggerek Pucuk Kelapa Sawit Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik

Lebih terperinci

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP KANDUNGAN NITROGEN DAN PROTEIN DAUN SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (The Effect of Shading to Nitrogen and Protein Contents, The Growth and Yield of Soybean Plants)

Lebih terperinci

Evaluasi dan Seleksi Varietas Tanaman Kedelai Terhadap Naungan dan Intensitas Cahaya Rendah 1)

Evaluasi dan Seleksi Varietas Tanaman Kedelai Terhadap Naungan dan Intensitas Cahaya Rendah 1) Evaluasi dan Seleksi Varietas Tanaman Kedelai Terhadap Naungan dan Intensitas Cahaya Rendah 1) (Selection and Evaluation of Soybean to Shade and Low Intensity of Light) Nerty Soverda 2, Evita 2 dan Gusniwati

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI DAN TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI PADA NAUNGAN BUATAN 1 (THE ADAPTATION OF SOYBEAN TO SHADE) Sari

UJI ADAPTASI DAN TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI PADA NAUNGAN BUATAN 1 (THE ADAPTATION OF SOYBEAN TO SHADE) Sari UJI ADAPTASI DAN TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI PADA NAUNGAN BUATAN 1 (THE ADAPTATION OF SOYBEAN TO SHADE) Nerty Soverda 2, Evita 2 dan Gusniwati 2 ABSTRACT The objectives of this research

Lebih terperinci

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN: PENGRUH NUNGN TERHDP KNDUNGN KLOROFIL DUN DN HSIL DU VRIETS TNMN KEDELI (Glycine max L. Merill) (The Effect of Shade on Chlorophyll Content and the Yield of Two Soybean Varietes (Glycine max L. Merill))

Lebih terperinci

Karakter Morfofisiologi Daun dan Hasil Kedelai ( Glycine max L. Merill) Varietas Petek dan Varietas Jayawijaya pada Naungan

Karakter Morfofisiologi Daun dan Hasil Kedelai ( Glycine max L. Merill) Varietas Petek dan Varietas Jayawijaya pada Naungan Karakter Morfofisiologi Daun dan Hasil Kedelai ( Glycine max L. Merill) Varietas Petek dan Varietas Jayawijaya pada Naungan Leaves Morphophysiological Characters and Yield of Soybean (Glycine max L. Merrill)

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2010 TEMA : KETAHANAN PANGAN

LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2010 TEMA : KETAHANAN PANGAN 1 PERTANIAN LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2010 TEMA : KETAHANAN PANGAN KAJIAN DAN IMPLEMENTASI KARAKTER FISIOLOGI FOTOSINTETIK TANAMAN KEDELAI

Lebih terperinci

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP NISBAH KLOROFIL-a/b SERTA HASIL DUA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP NISBAH KLOROFIL-a/b SERTA HASIL DUA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) PENGRUH NUNGN TERHDP NISH KLOROFIL-a/b SERT HSIL DU VRIETS TNMN KEDELI (Glycine max (L.) Merill) (Effect of Shade on Chlorophyll-a/b Ratio of Soybean Varieties (Glycine max (L.) Merill) Megi Darma, Nerty

Lebih terperinci

Toleransi Padi Gogo terhadap Naungan. Shading Tolerance in Upland Rice

Toleransi Padi Gogo terhadap Naungan. Shading Tolerance in Upland Rice Hayari. Juni 2003, hlrn. 7 1-75 ISSN 0854-8587 Vol. 10. No. 2 Toleransi Padi Gogo terhadap Naungan Shading Tolerance in Upland Rice DIDY SOPANDIE 1 *, MUHAMMAD AHMAD CHOZIN', SARSIDI SASTROSUMARJO', TIT1

Lebih terperinci

yang dapat ditangkap lebih tinggi karena selain bidang tangkapan lebih besar, jumlah cahaya yang direfleksikan juga sedikit. Peningkatan luas daun

yang dapat ditangkap lebih tinggi karena selain bidang tangkapan lebih besar, jumlah cahaya yang direfleksikan juga sedikit. Peningkatan luas daun PEMBAHASAN UMUM Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill) termasuk kelompok tanaman C-3 yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan cahaya penuh (McNellis dan Deng 1995). Namun dalam pertanian

Lebih terperinci

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN: PENGARUH NAUNGAN TEHADAP KERAPATAN STOMATA DAN TRIKOMA DAUN SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril) (Effect of Shade on Stomatas and Trichomes Density and Growth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah

Lebih terperinci

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merrill) merupakan sumber protein terpenting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%, persentase tertinggi dari seluruh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik di Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Maret sampai

Lebih terperinci

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN: PENGRUH NUNGN TERHDP KRKTER MORFOLOGI DUN SERT HSIL DU VRIETS TNMN KEDELI (Glycine max L. Merill) (Effect of Shading to Leaf Morphology Characters on Soybean Varieties (Glycine max L. Merill)) gung udi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merrill) adalah salah satu tanaman sumber pangan penting di Indonesia. Beberapa makanan populer di Indonesia seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap

Lebih terperinci

KARAKTER MORFOLOGI DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine Max (L.) Merill) PADA LINGKUNGAN TERNAUNGI

KARAKTER MORFOLOGI DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine Max (L.) Merill) PADA LINGKUNGAN TERNAUNGI KARAKTER MORFOLOGI DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine Max (L.) Merill) PADA LINGKUNGAN TERNAUNGI Morphological characters and result of some soybean genotypes (Glycine Max (L.) Merill in the

Lebih terperinci

ADAPTASI TANAMAN PADI GOGO TERHADAP NAUNGAN [THE ADAPTATION OF UPLAND RICE TO SHADING] Nerty Soverda 1

ADAPTASI TANAMAN PADI GOGO TERHADAP NAUNGAN [THE ADAPTATION OF UPLAND RICE TO SHADING] Nerty Soverda 1 ISSN 1410-1939 ADAPTASI TANAMAN PADI GOGO TERHADAP NAUNGAN [THE ADAPTATION OF UPLAND RICE TO SHADING] Nerty Soverda 1 Abstract This research was aimed at identifying shading-tolerant rice lines and investigating

Lebih terperinci

Pengamatan Pertumbuhan dan Produksi Tinggi Tajuk dan Panjang Akar Analisis Askorbat peroksidase (APX) Bobot Tajuk dan Bobot Akar

Pengamatan Pertumbuhan dan Produksi Tinggi Tajuk dan Panjang Akar Analisis Askorbat peroksidase (APX) Bobot Tajuk dan Bobot Akar 3 kemudian dilakukan hidrasi selama 24 jam di botol kecil. Setelah 24 jam dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot jenuh (BJ. Untuk mengetahui bobot kering (BK maka potongan daun tersebut dikeringkan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG Nerty Soverda, Rinaldy, Irmia Susanti Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyediaan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional masih merupakan problema yang perlu diatasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : pertambahan

Lebih terperinci

Nature of The Inherintance of The Photosynthetic Physiological Characters of Soybean Tolerant to Shade

Nature of The Inherintance of The Photosynthetic Physiological Characters of Soybean Tolerant to Shade Ameilia Zuliyanti Siregar, Maryani Cyccu Tobing, dan Lumongga: Pengendalian Sitophilus oryzae dan Tribolium castaneum Pewarisan Sifat Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril) Toleran Terhadap Naungan Melalui

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel

Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel LAMPIRAN Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel Lampiran 2. Deskripsi Caisim varietas Tosakan Nama : Caisim (Bangkok) Umur tanaman : 30 hari Bentuk tanaman : Besar,

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI KADAR AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI YANG DIBERI MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR

PENGARUH BERBAGAI KADAR AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI YANG DIBERI MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR ISSN 1410-1939 PENGARUH BERBAGAI KADAR AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI YANG DIBERI MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR [THE EFFECT OF SOIL WATER CONTENT ON THE GROWTH AND PRODUCTION

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr) J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 22 Jurnal Agrotek Tropika 4(1): 22-28, 2016 Vol. 4, No. 1: 22 28, Januari 2016 PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA. B.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Metode BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Babakan Sawah pada bulan Juni - September 2009. Untuk analisis kandungan flavonoid dan pigmen dilakukan di laboratorium RGCI, Institut

Lebih terperinci

ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB

ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB 1 LINGKUP BAHASAN DAN TUJUAN Lingkup bahasan Dipelajari konsep energi dalam pertanian, ekologi produksi, biomassa, keefisienan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lay out penelitian I

Lampiran 1 Lay out penelitian I LAMPIRAN 65 Lampiran 1 Lay out penelitian I 66 Lampiran 2 B. humidicola tanpa N (A), B. humidicola dengann (B), P. notatum tanpa N (C), P. notatum dengan N (D), A. compressus tanpa N (E), A.compressus

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini

Lebih terperinci

David Simamora, Ainin Niswati, Sri Yusnaini & Muhajir Utomo

David Simamora, Ainin Niswati, Sri Yusnaini & Muhajir Utomo J. Agrotek Tropika. ISSN 233-4993 60 Jurnal Agrotek Tropika 3():60-64, 205 Vol. 3, No. : 60 64, Januari 205 PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Morfologi tanaman kedelai ditentukan oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk eksperimen karena telah dilakukan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Deskripsi varietas Grobogan Nama Varietas : Grobogan SK : 238/Kpts/SR.120/3/2008 Tahun : 2008 Tetua : Pemurnian populasi Lokal Malabar Grobogan Rataan Hasil : 3,40 ton/ha Potensi Hasil : 2,77

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara

Lebih terperinci

Tahun ke-1 dari rencana 4 tahun

Tahun ke-1 dari rencana 4 tahun LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI STUDI DAN PERBAIKAN SUMBER DAYA GENETIK UNTUK PERAKITAN VARIETAS KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN: OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN TEGAKAN DI PROVINSI

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT EKOFISIOLOGI TIGA JENIS GULMA DI BAWAH NAUNGAN STUDY OF ECOPHYSIOLOGICAL CHARACTERISTICS ON THREE SPECIES OF WEED UNDER SHADE

KAJIAN SIFAT EKOFISIOLOGI TIGA JENIS GULMA DI BAWAH NAUNGAN STUDY OF ECOPHYSIOLOGICAL CHARACTERISTICS ON THREE SPECIES OF WEED UNDER SHADE KAJIAN SIFAT EKOFISIOLOGI TIGA JENIS GULMA DI BAWAH NAUNGAN STUDY OF ECOPHYSIOLOGICAL CHARACTERISTICS ON THREE SPECIES OF WEED UNDER SHADE Oleh: Mahfudz Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.) KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.) THE STUDY OF INTERCROPPING UPLAND PADDY (Oryza sativa L.) WITH SWEET CORN (Zea mays saccharata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini melibatkan satu faktor dengan 6 taraf sebagai perlakuan, sehingga rancangan

Lebih terperinci

klorofil b. Lautt et al. ( 2000) menyatakan bahwa genotipe padi yang toleran

klorofil b. Lautt et al. ( 2000) menyatakan bahwa genotipe padi yang toleran Penanaman padi gogo sebagai tanarnan sela pada lahan perkebunan dapat memberikan beberapa manfaat yai tu: ( 1 ) meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, (2) tersedianya produksi padi secara "in situ",

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial, dengan faktor I varietas kedelai dan faktor II tingkat ketersediaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo Haploid Ganda Toleran Naungan dalam Sistem Tumpang sari

Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo Haploid Ganda Toleran Naungan dalam Sistem Tumpang sari Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo Haploid Ganda Toleran Naungan dalam Sistem Tumpang sari Growth and Production Evaluation of Shade Tolerant Doubled Haploid Lines of Upland Rice in an Intercropping

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia pada saat ini sedang menghadapi beberapa masalah dalam menjaga ketahanan pangan untuk masa yang akan datang. Seperti negara-negara lain di dunia, Indonesia sedang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balitkabi yang terletak di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengambilan sampel tanah untuk budidaya dilaksanakan di Desa Kemuning RT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v UCAPAN TERIMA KASIH vi ABSTRAK viii ABSTRACT. ix RINGKASAN..

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) Oleh : Surtinah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Program Studi Agroteknologi Jl. D.I.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Februari hingga Mei 2015. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009 di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air. Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air. Nitrogen - Distilasi dari 50 ml ke 25 ml - Tambahkan MnSO4 1 tetes - Tambahkan Clorox 0,5 ml - Tambahkan Phenat 0,6 ml - Diamkan ± 15 menit

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 FOTOSINTESIS Pokok Bahasan: Peran Tumbuhan dan Fotosintesis Tumbuhan sebagai produser Tempat terjadinya Fotosintesis Pemecahan air

Lebih terperinci

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL dan dihitung status air medianya (Lampiran 1). Pengukuran kadar air relatif dilakukan dengan mengambil 1 potongan melingkar dari daun yang telah berkembang penuh (daun ke-3 dari atas) dengan diameter 1

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN. Disusun oleh: Ni Luh Arpiwi, S.Si., M.Sc., Ph.D

PENUNTUN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN. Disusun oleh: Ni Luh Arpiwi, S.Si., M.Sc., Ph.D PENUNTUN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN Disusun oleh: Ni Luh Arpiwi, S.Si., M.Sc., Ph.D PRODI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 04 DAFTAR ISI. CEKAMAN GARAM TERHADAP PERTUMBUHAN KCANG

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 hingga Agustus 2007. Penangkapan polen dilakukan di kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan dan analisa

Lebih terperinci

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1 Formulir organoleptik LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat 25 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Juli 2011. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan restorasi resort Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Lebih terperinci

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat. SISTEM PERTANAMAN TUMPANGSARI ANTARA BEBERAPA GENOTIP KEDELAI(Glycine max (L) Merill) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays var.saccharatasturt) YANG DITANAM SECARA MULTI ROWS Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan

Lebih terperinci

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. Pendahuluan Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

UNGGULAN PERGURUAN TINGGI. Oleh DR. Ir. NERTY SOVERDA, M.S YULIA ALIA, SP, MS

UNGGULAN PERGURUAN TINGGI. Oleh DR. Ir. NERTY SOVERDA, M.S YULIA ALIA, SP, MS LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI POLA PEWARISAN SIFAT TANAMAN KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN MELALUI APLIKASI KARAKTER MORFOFISIOLOGI: OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN TEGAKAN DI PROVINSI JAMBI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah HCl 0,7 %, NaOH1 N, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, Akuades, Pereaksi Cu, Alkohol 70%. Sedangkan alat yang digunakan adalah

Lebih terperinci

RESPON FISIOLOGIS PADI GOGO LOKAL ASAL PULAU SUMBA TERHADAP BERBAGAI KONDISI NAUNGAN ARIE ARYANTO

RESPON FISIOLOGIS PADI GOGO LOKAL ASAL PULAU SUMBA TERHADAP BERBAGAI KONDISI NAUNGAN ARIE ARYANTO i RESPON FISIOLOGIS PADI GOGO LOKAL ASAL PULAU SUMBA TERHADAP BERBAGAI KONDISI NAUNGAN ARIE ARYANTO DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. 26 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. Sampel daun nenas diperoleh dari PT. Great Giant Pineapple,

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis peleitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskritif yaitu metode yang menjelaskan atau menggambarkan suatu keadaan berdasarkan fakta di lapangan dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA (Role The Number of Seeds/Pod to Yield Potential of F6 Phenotype Soybean

Lebih terperinci