BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, yaitu cara pengambilan lokasi dengan sengaja karena alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat dari lokasi tersebut. Dalam penelitian ini dipilih Sumatera Utara karena konsumsi bawang merah di Sumatera Utara terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder (time series) yakni data bulanan selama 5 tahun yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun Penentuan waktu tersebut berdasarkan keterbatasan ketersediaan data yang diperoleh. Data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini antara lain data penawaran bawang merah, luas areal panen bawang merah, luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, dan harga pupuk TSP di Sumatera Utara. Data-data tersebut dapat diperoleh dari instansi yang terkait yaitu Dinas Pertanian Sumatera Utara dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan bentuk model autoregressive, karena didalam penelitian ini, variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas pada waktu t, serta dipengaruhi juga oleh variabel terikat itu sendiri pada waktu t-1. Oleh karena itu

2 35 digunakan metode analisis model penyesuaian parsial Nerlove yang berupa persamaan regresi linier berganda dengan teknik estimasi Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pengelompokan data-data yang sudah diperoleh, dilakukan input data dan perhitungan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan selanjutnya diolah dengan menggunakan software Eviews Model Penawaran Bawang Merah Model penawaran bawang merah adalah modifikasi dari model Nerlove, seperti yang digunakan oleh Larry J. Wipf and James P. Houck, 1967 pada penelitian yang berjudul Milk Supply Response in The United States An Aggregate Analysis. Larry J. Wipf mengestimasi model penawaran susu di Amerika Serikat dengan persamaan : Qt = δ a + δ bmt-1 + δ cgt + δ dct + (1 - δ) Qt-1 dimana Qt = jumlah penawaran susu, Mt-1 = harga susu grosiran pada tahun sebelumnya, Gt Rt = indeks harga yang diterima petani untuk biji padi-padian (untuk makanan), = bagian yang kasar dari makanan untuk hewan, seperti jagung untuk makanan ternak, gandum untuk makanan ternak, Ct Qt-1 = harga lembu sembelihan, = jumlah penawaran susu pada tahun sebelumnya. Pada model penawaran bawang merah, penawaran bawang merah yang diinginkan merupakan fungsi dari luas areal panen bawang merah, luas areal

3 36 tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih dan harga pupuk TSP. Secara matematis, dapat ditulis dengan persamaan: Y*t = f (LPt, LTt, HBMt, HBPt, HTSPt) Y*t = b0 + b1lpt + b2ltt + b3hbmt+ b4hbpt +b4 HTSPt... (3.1) Penawaran bawang merah pada periode tertentu dipengaruhi oleh penawaran bawang merah yang diinginkan dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya. Secara matematis, dapat ditulis dengan mensubstitusikan persamaan (3.1) yaitu : Yt = δ Y*t + (1-δ) Yt-1, sehingga akan diperoleh hasil: Yt = δ Y*t + (1-δ) Yt-1, dimana: Y*t = b0 + b1 LPt + b2 LTt + b3 HBMt + b4 HBPt + b5 HTSPt, maka: Yt = δ (b0 + b1 LPt + b2 LTt + b3 HBMt + b4 HBPt + b5 HTSPt) + (1- δ) Yt-1 Yt = δb0 + δ b1 LPt + b2 LTt + b3 HBMt + b4 HBPt + b5 HTSPt + (1- δ) Yt-1 Yt = a0 + a1 LPt + a2 LPt + a3 HBMt+ a4 HBPt + a4 HTSPt + a5 Yt-1... (3.2) Keterangan: Yt LPt LTt HBMt HBPt HTSPt Yt-1 a0 a1,, a5 = Penawaran bawang merah pada saat periode ke-t (ton) = Luas areal panen bawang merah pada periode ke-t (ha) = Luas areal tanam bawang merah pada periode ke-t (ha) = Harga bawang merah pada saat periode ke-t (Rp/Kg) = Harga bawang putih pada saat periode ke-t (Rp/Kg) = Harga pupuk TSP pada saat periode ke-t (Rp/Kg) = Penawaran bawang merah pada saat periode sebelumnya (ton) = intercept / konstanta = koefisien regresi a0 = δb0 ; a1 = δb1 ; a2 = δb2 ; a3 = δb3 ; a4 = δb4 ; a5 = 1- δ

4 Elastisitas Penawaran Bawang Merah Di dalam penelitian ini, elastisitas penawaran digunakan untuk mengukur ketanggapan (responsiveness) jumlah bawang merah yang ditawarkan terhadap perubahan harga bawang merah itu sendiri. Terdapatnya lag dan penggunaan data time series menyebabkan elastisitas penawaran bawang merah pada jangka pendek dan elastisitas jangka panjang dapat dihitung. Dalam bentuk linear, dengan menggunakan persamaan (3.2) yaitu: Yt = a0 + a1 LPt + a2 LPt + a3 HBMt + a4 HBPt + a5 HTSPt + a6 Yt-1 maka elastisitas penawaran bawang merah terhadap harga bawang merah itu sendiri, dapat dirumuskan sebagai berikut: ESR = a3... (3.3) ELR = =... (3.4) dimana: ESR = Elastisitas jangka pendek ELR = Elastisitas jangka panjang HBMt = Rata-rata harga bawang merah Yt = Rata-rata jumlah penawaran bawang merah a3 = Koefisien regresi dari variabel harga bawang merah a6 = Koefisien regresi dari variabel penawaran pada periode sebelumnya δ = Koefisien penyesuaian parsial, dimana 0 < δ < Evaluasi Model Pengujian Stasioneritas Uji stasioneritas dapat dilakukan sebagai berikut :

5 Uji Akar Unit (Unit Root Test) Dalam menerapkan uji deret waktu (time series) disyaratkan stasioneritas dari series yang digunakan. Untuk itu, sebelum melakukan analisis lebih lanjut, perlu dilakukan uji stasioneritas terlebih dahulu terhadap data yang digunakan. Tujuan dari uji ini adalah untuk mendapatkan nilai rata-rata yang stabil dan random error sama dengan nol, sehingga model regresi yang diperoleh memiliki kemampuan prediksi yang handal dan menghindari timbulnya regresi lancing (spurious regression). Sebab untuk data yang tidak stasioner metode inferensia klasik seperti OLS tidak dapat diterapkan (Gujarati, 2004). Secara operasional suatu data series dikatakan stasioner apabila data tersebut tidak mengandung unsur trend. Di samping itu, syarat yang harus dipenuhi suatu data series sehingga dapat dikatakan stasioner apabila mempunyai kondisi sebagai berikut: 1. Rata-rata tetap (constant) tidak terpengaruh oleh jalannya waktu (invariant with respect to time). 2. Variasi data tetap (variance to be constant) untuk seluruh series data. 3. Covariance antar nilai dari waktu yang berbeda tergantung dari jarak nilai (time lag) bukan pada posisi waktu dimana covariance tersebut dihitung. Secara statistik, ketiga kondisi series yang stasioner di atas dapat dinyatakan sebagai berikut : Rata-rata : E (Yt) = µ Variance : Var(Yt) = E( Yt µ) 2 = σ 2 Covariance : cov(yt,yt+p) E= [(Yt µ)( Yt+p µ)] = Yp dimana :

6 39 Y adalah data observasi, µ adalah rata-rata konstan dari variabel Y, σ merupakan varians konstan dari variabel Y, t menunjukkan waktu, dan p menunjukkan jarak nilai (time lag). Untuk mendeteksi apakah suatu series data stasioner atau tidak secara visual dapat dilihat plot/grafik data observasi terhadap waktu. Apabila kecenderungan fluktuasinya di sekitar nilai rata-rata dengan amplitudo yang relatif tetap atau tidak terlihat adanya kecenderungan (trend) naik atau turun maka dapat dikatakan stasioner. Namun penggunaan grafik sangat tergantung pada kejelian dan pengalaman peneliti, untuk itu secara formal dilakukan uji statistik guna lebih meyakinkan peneliti. Uji stasioneritas yang akhir-akhir ini banyak digunakan adalah uji akarakar unit (unit roots test). Dalam penelitian ini, uji akar unit yang digunakan adalah uji akar unit dengan metode Phillips-Perron Fisher Unit Root Test. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan kriteria: Apabila nilai probabilitas tiap variabel > α = 0,05, maka data memiliki akar unit atau tidak stasioner. Apabila nilai probabilitas tiap variabel < α = 0,05, maka data tidak memiliki akar unit atau stasioner (Ajija et all, 2011) Uji Derajat Integrasi Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit (unit roottest), apabila setelah dilakukan pengujian akar unit ternyata data belum stasioner, maka dilakukan pengujian ulang dan menggunakan data nilai perbedaan

7 40 pertamanya (first difference). Apabila dengan data first difference belum juga stasioner maka selanjutnya dilakukan pengujian dengan data dari perbedaan kedua (second difference) dan seterusnya hingga data stasioner (Gujarati, 2004). Dalam penelitian ini, uji derajat integrasi menggunakan metode Phillips- Perron Fisher Unit Root Test. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan kriteria: Apabila nilai probabilitas tiap variabel > α = 0,05, maka data memiliki akar unit atau tidak stasioner Apabila nilai probabilitas tiap variabel < α = 0,05, maka data tidak memiliki akar unit atau stasioner (Ajija et all, 2011) Uji Kointegrasi Uji kointegrasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana variabel-variabel independen mempengaruhi variabel dependennya pada jangka panjang. Yang dimaksud dengan jangka panjang dalam pendekatan kointegrasi adalah jangka waktu dimana pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependennya tidak bersifat seketika, melainkan membutuhkan selang waktu, dan merupakan suatu kondisi dimana masing-masing variabel memungkinkan untuk mengadakan penyesuaian secara penuh terhadap perubahan-perubahan yang timbul (atau tidak ada kecenderungan untuk naik atau turun, dan variabel tersebut dalam kondisi optimumnya). Salah satu catatan penting mengenai kointegrasi adalah variabel harus terintegrasi pada orde yang sama. Dalam penelitian ini digunakan uji kointegrasi Engle-Granger (EG). Untuk melakukan uji EG ini terlebih dahulu dilakukan estimasi tiap parameter dari persamaan regresi yang diteliti dengan menggunakan Ordinary Least

8 41 Square(OLS) untuk memperoleh nilai residualnya. Kemudian nilai residual tersebut diuji stasionernya dengan menggunakan metode Phillips-Perron Unit Root Test. Jika residualnya stasioner pada orde level maka dapat dikatakan variabel saling terkointegrasi. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria: Jika nilai probabilitas residual > α = 0,05, maka variabel-variabel tidak terkointegrasi Jika nilai probabilitas residual < α = 0,05, maka variabel-variabel terkointegrasi. Dalam ekonometrika, variabel yang saling terkointegrasi dikatakan memiliki hubungan jangka panjang (Ajija et all, 2011) Pengujian Asumsi Klasik Model regresi linear memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Dalam melakukan estimasi persamaan linear dengan menggunakan metode OLS, asumsi-asumsi OLS harus dipenuhi. Jika asumsi OLS tidak dipenuhi, maka tidak akan menghasilkan nilai parameter yang BLUE. Berikut adalah asumsi-asumsi BLUE tersebut: 1. Model regresi adalah linear dalam parameter 2. Error term (μ) memiliki distribusi normal. Implikasinya, Y dan distribusi sampling koefisien regresi memiliki distribusi normal. Dengan demikian, nilai harapan dan rata- rata kesalahan adalah nol. 3. Variansnya tetap (homoscedasticity) 4. Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan error term

9 42 5. Tidak ada korelasi serial (no-autocorrelation) atau autokorelasi di antara error term 6. Pada regresi linear berganda, hubungan antar variabel bebas (multicollinearity) tidak terjadi (Ajija et all, 2011). Beberapa uji asumsi klasik tersebut, antara lain: Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara harga-harga prediksi dengan harga residual. Pengujian linearitas dapat dilakukan dengan Ramsey RESET Test. Untuk menerapkan uji ini, harus dibuat asumsi atau keyakinan bahwa fungsi yang benar adalah fungsi linear. Hipotesis yang digunakan pada uji linearitas adalah : H0: fungsi linear H1: fungsi tidak linear Dengan kriteria uji adalah: Apabila nilai Probability F-Statistic < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya fungsi tidak linear Apabila nilai Probability F-Statistic > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya fungsi linear (Caraka, 2011) Autokorelasi Autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya.

10 43 Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, dapat diketahui dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Hipotesis yang digunakan pada uji autokorelasi adalah: H0 : τ = 0, maka tidak terjadi autokorelasi H1 : τ 0, maka terjadi autokorelasi Dengan kriteria uji adalah: Apabila nilai Probability Obs*R-squared < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terjadi autokorelasi dalam model Apabila nilai Probability Obs*R-squared > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terjadi autokorelasi dalam model (Winarno, 2009) Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity Test. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian heteroskedastisitas adalah: H0 : δ = 0, maka varian residual homogen (tidak terjadi heteroskedastisitas) H1 : δ 0, maka varian residual tidak homogen (terjadi heteroskedastisitas) Dengan kriteria uji adalah: Apabila nilai Probability Obs*R-squared < α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya varian residual tidak homogen atau terjadi heteroskedastisitas dalam model Apabila nilai Probability Obs*R-squared > α = 0,05, maka H0 diterima dan

11 44 H1 ditolak, artinya varian residual homogen atau tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model (Caraka, 2011) Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Salah satu cara mendeteksi keberadaan multikolinieritas di dalam suatu model adalah dengan melihat jika nilai R 2 yang dihasilkan dari suatu estimasi model empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen (Caraka, 2011). Menguji ada tidaknya multikolinieritas pada suatu model dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya R 2 (koefisien determinasi) dan R 2 (koefisien determinasi parsial antara dua variabel bebas) atau bisa juga disebut dengan uji Klein. Menurut L.R. Klein dalam Koutsoyiannis (2001), sebuah multikolinier tidak menjadi suatu masalah apabila korelasi antara sesama variabel bebas tidak lebih tinggi dibandingkan derajat koefisien berganda antara semua variabel secara simultan. Multikolinieritas dikatakan merugikan apabila: r2 xi, xj R 2 x1, x2,, xn dimana r2 xi, xj adalah multikolinieritas antara dua variabel bebas (xi dan xj) dan R 2 x1, x2,, xn adalah koefisien korelasi berganda antara semua variabel secara simultan. Nilai maupun bias dapat langsung didapatkan dari hasil analisis data dengan bantuan program komputer Pengujian Statistik Beberapa pengujian statistik antara lain:

12 Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R 2 ) dilakukan dengan maksud untuk melihat seberapa besar pengaruh perubahan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel tidak bebasnya. Besarnya koefisien determinasi (R 2 ) adalah 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen Uji F- Statistik Uji F dilakukan untuk menjelaskan kemampuan variabel bebas secara bersama-sama/ serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan level of significance 5 persen, hipotesis yang digunakan adalah: H0 = b1= b2 =... = bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. H1 b1 b2... bi 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Untuk i = 1,2,3,,dst. Hasil pengujian akan menunjukkan: Apabila nilai probabilitas F-statistik < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara bersama-sama variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

13 46 Apabila nilai probabilitas F-statistik > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya secara bersama-sama variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat Uji t- Statistik Uji parsial (uji-t) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdapat dalam model secara individu atau satu persatu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : bi = 0 (perubahan satu variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan variabel terikat). H1 : bi 0 (perubahan satu variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap perubahan variabel terikat). Hasil pengujian akan menunjukkan: Apabila nilai probabilitas dari variabel bebas < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara parsial variabel bebas yang terdapat dalam model berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Apabila nilai probabilitas dari variabel bebas > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya secara parsial variabel bebas yang terdapat dalam model tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. (Ajija et all, 2011).

14 Defenisi Dan Batasan Operasional Definisi 1. Jumlah penawaran bawang merah (Yt) adalah jumlah produksi bawang merah yang dihasilkan dari usahatani bawang merah di Sumatera Utara yang ditawarkan pada tahun bersangkutan, dinyatakan dalam satuan Ton. 2. Harga bawang merah (HBMt) adalah harga bawang merah yang berlaku di Sumatera Utara, dinyatakan dengan satuan Rp/kg. 3. Harga pupuk TSP (HTSPt) adalah harga pupuk TSP yang berlaku di Sumatera Utara, dinyatakan dengan satuan Rp/kg. 4. Penawaran bawang merah pada periode sebelumnya (Yt-1) adalah jumlah produksi bawang merah yang dihasilkan dari usahatani bawang merah dan ditawarkan di Sumatera Utara pada periode sebelumnya, dinyatakan dalam satuan Ton. 5. Harga bawang putih (HBPt) adalah harga bawang putih yang berlaku di Sumatera Utara, dinyatakan dengan satuan Rp/kg. 6. Luas areal panen bawang merah tahun t (LP) yaitu jumlah luas panen bawang merah di Sumatera Utara, dinyatakan dalam satuan hektar. 7. Luas areal tanam bawang merah tahun t (LT) yaitu jumlah luas tanam bawang merah di Sumatera Utara, dinyatakan dalam satuan hektar. 8. Elastisitas penawaran adalah perubahan besarnya penawaran bawang merah di Sumatera Utara yang diakibatkan perubahan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.

15 48 9. Elastisitas penawaran jangka pendek adalah perubahan besarnya penawaran bawang merah yang diakibatkan perubahan variabel bebas dalam jangka pendek. 10. Elastisitas penawaran jangka panjang adalah perubahan besarnya penawaran bawang merah yang diakibatkan perubahan variabel bebas yang diakibatkan oleh koefisien penyesuaian Batasan Operasional 1. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni s/d September Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah penawaran bawang merah, luas areal panen bawang merah, luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, harga pupuk TSP, dan jumlah penawaran bawang merah pada periode sebelumnya di Sumatera Utara. 3. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rangkaian waktu (time series), yakni data bulanan selama 5 tahun yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun Data-data tersebut diperoleh dari publikasi statistik pertanian bawang merah Sumatera Utara, publikasi harga produsen sektor pertanian di Sumatera Utara dan publikasi Indeks harga konsumen (IHK) di Provinsi Sumatera Utara oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

16 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian Penawaran Bawang Merah Penawaran bawang merah adalah jumlah bawang merah yang dihasilkan dari total luas areal panen bawang merah pada periode bulan yang bersangkutan atau yang sedang berjalan. Penawaran bawang merah dinyatakan dalam satuan ton. Berikut adalah grafik perkembangan penawaran bawang merah di Sumatera Utara tahun (data bulanan) menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Penawaran (Ton) Gambar 4. Perkembangan Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2014 Dari gambar 4, terlihat bahwa penawaran bawang merah di Sumatera Utara dari tahun berfluktuasi. Penawaran bawang merah di Sumatera

17 50 Utara yang tertinggi terjadi pada bulan Juli tahun 2012 yaitu sebesar ton, sedangkan penawaran bawang merah yang terendah terjadi pada bulan September tahun 2014 yaitu sebesar 442 ton (data dapat dilihat pada lampiran 1) Luas Areal Panen Bawang Merah Luas areal panen adalah jumlah luas areal panen yang ditanami dan menghasilkan bawang merah pada periode bulan yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam satuan hektar (Ha). Berikut adalah grafik perkembangan luas areal panen bawang merah di Sumatera Utara dari tahun (data bulanan) menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Luas Panen (Ha) Gambar 5. Perkembangan Luas Areal Panen Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2014 Dari Gambar 5, terlihat bahwa luas areal panen bawang merah di Sumatera Utara dari tahun berfluktuasi. Luas areal panen bawang merah di Sumatera Utara yang tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2013 yaitu

18 51 sebesar 166 ha, sedangkan luas areal panen bawang merah yang terendah terjadi pada bulan Februari tahun 2014 yaitu sebesar 55 ha (data dapat dilihat pada lampiran 2) Luas Areal Tanam Bawang Merah Luas areal tanam adalah jumlah luas areal tanah yang digunakan menanam bawang merah pada periode bulan yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam satuan hektar (Ha). Berikut adalah grafik perkembangan luas areal tanam bawang merah di Sumatera Utara dari tahun (data bulanan) menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Luas Tanam (Ha) Gambar 6. Perkembangan Luas Areal Panen Bawang Merah di SumateraUtara Tahun Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2014 Dari Gambar 6, terlihat bahwa luas areal tanam bawang merah di Sumatera Utara dari tahun berfluktuasi. Luas areal tanam bawang merah di Sumatera Utara yang tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2012 yaitu

19 52 sebesar 203 ha, sedangkan luas areal tanam bawang merah yang terendah terjadi pada bulan Desember tahun 2010 yaitu sebesar 39 ha (data dapat dilihat pada lampiran 3) Harga Bawang Merah Harga Nominal (harga berlaku) adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Sedangkan harga riil (harga konstan) adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013). Data harga yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga riil (harga konstan). Berikut adalah grafik perkembangan harga bawang merah di Sumatera Utara dari tahun (data bulanan). Harga (Rp/Kg) Gambar 7. Perkembangan Harga Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2014

20 53 Dari Gambar 7, terlihat bahwa harga bawang merah di Sumatera Utara dari tahun berfluktuasi. Harga bawang merah di Sumatera Utara yang tertinggi terjadi pada bulan April tahun 2013 yaitu sebesar Rp ,-/Kg, sedangkan harga bawang merah di Sumatera Utara yang terendah terjadi pada bulan Maret tahun 2010 yaitu sebesar Rp 8.741,-/Kg (data dapat dilihat pada lampiran 4) Harga Bawang Putih Barang bersaing (competitive product) adalah apabila barang tersebut dapat dihasilkan dengan menggunakan faktor produksi yang sama. Dalam penelitian ini, barang bersaing dari bawang merah adalah komoditi bawang putih. Hal ini karena tanaman bawang merah dan bawang putih merupakan dua jenis tanaman yang syarat tumbuhnya relatif sama. Berikut adalah grafik perkembangan harga bawang putih di Sumatera Utara pada tahun (data bulanan). Harga (Rp/Kg) Gambar 8. Perkembangan Harga Bawang Putih di Sumatera Utara Tahun

21 54 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2014 Dari gambar 8, terlihat bahwa harga bawang putih di Sumatera Utara dari tahun berfluktuasi. Harga bawang putih di Sumatera Utara yang tertinggi terjadi pada bulan April tahun 2013 yaitu sebesar Rp ,-/Kg, sedangkan harga bawang putih di Sumatera Utara yang terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2010 yaitu sebesar Rp 8.133,-/Kg (data dapat dilihat pada lampiran 5) Harga Pupuk TSP Pupuk yang cocok digunakan untuk tanaman bawang merah adalah pupuk TSP dengan dosis kg/ha. Berikut adalah grafik perkembangan harga riil pupuk TSP di Sumatera Utara pada tahun (data bulanan) Harga (Rp/Kg) Gambar 9. Perkembangan Harga Pupuk TSP di Sumatera Utara Tahun Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2014

22 55 Dari gambar 9, terlihat bahwa harga pupuk TSP di Sumatera Utara dari tahun berfluktuasi. Harga pupuk TSP di Sumatera Utara yang tertinggi terjadi pada bulan Januari tahun 2014 yaitu sebesar Rp 7.433,-/Kg, sedangkan harga riil pupuk TSP yang terendah terjadi pada bulan November tahun 2010 yaitu sebesar Rp 5.913,-/Kg (data dapat dilihat pada lampiran 6) Penawaran Bawang Merah pada Periode Sebelumnya Penawaran bawang merah pada periode sebelumya adalah jumlah bawang merah yang dihasilkan dari total luas areal panen bawang merah pada periode bulan sebelumnya. Berikut adalah grafik perkembangan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya di Sumatera Utara dari tahun (data bulanan) Penawaran (Ton) Gambar 10. Perkembangan Penawaran Bawang Merah pada tahun sebelumnya di Sumatera Utara Tahun Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2014

23 56 Dari gambar 10, terlihat bahwa penawaran bawang merah pada periode sebelumnya di Sumatera Utara dari tahun berfluktuasi. Penawaran bawang merah pada periode sebelumnya di Sumatera Utara yang tertinggi terjadi pada bulan Agustus tahun 2012 yaitu sebesar ton, sedangkan penawaran bawang merah yang terendah terjadi pada bulan Oktober tahun 2014 yaitu sebesar 442 ton (data dapat dilihat pada lampiran 7) Hasil Estimasi Fungsi Penawaran Bawang Merah Berikut ini akan di uraikan hasil estimasi fungsi penawaran bawang merah di Sumatera Utara dalam bentuk linear, dengan persamaan berikut: Yt = a0 + a1 LP + a2 LT + a3 HBMt + a4 HBPt + a5 HTSPt + a6 Yt Uji Stationeritas Uji Akar Unit (Unit Root Test) Uji akar unit adalah salah satu cara untuk menguji kestasioneran suatu data runtun waktu. Apabila dalam suatu data runtun waktu ada data yang tidak stasioner, maka hasil regresi akan menyebabkan regresi palsu (spurious regression). Ciri-ciri spurious regression adalah memiliki R-squared tinggi, dan memiliki nilai D/W (Durbin-watson) rendah (Mariani et al,2011). Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji akar unit dapat dilakukan dengan metode Phillips Ferron Fisher Unit Root Test. Uji akar unit (unit root test) dilakukan pada satu persatu atau setiap variabel yang akan dianalisis baik variabel dependen maupun independen. Dari pengolahan data yang menggunakan bantuan program Eviews 6, diperoleh hasil uji akar unit pada

24 57 model penawaran bawang merah pada tingkat level, seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Akar Unit (unit root test) pada tingkat level No Notasi Variabel Probability Keterangan 1 Yt Penawaran Bawang Merah Stasioner 2 LP Luas Areal Panen Bawang Merah 3 LT Luas Areal Tanam Bawang Merah Stasioner Stasioner 4 HBMt Harga Bawang Merah Tidak Stasioner 5 HBPt Harga Bawang Putih Stasioner 6 HTSPt Harga Pupuk TSP Tidak Stasioner 7 Yt-1 Penawaran Bawang Merah pada Sumber : Lampiran 9 periode sebelumnya Stasioner Dari Tabel 6, diperoleh bahwa terdapat lima variabel yang stasioner pada tingkat level, yakni variabel penawaran bawang merah (Yt), luas areal panen bawang merah (LP), luas areal tanam bawang merah (LT), harga bawang putih (HBPt) dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya (Yt-1). Dan terdapat dua variabel yang yang tidak stasioner pada tingkat level yaitu variabel harga bawang merah (HBMt) dan harga pupuk TSP (HTSPt) Uji Derajat Integrasi Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit, apabila setelah dilakukan pengujian akar unit ternyata data belum stasioner, maka dilakukan pengujian ulang dan menggunakan data nilai perbedaan pertamanya

25 58 (first difference). Apabila dengan data first difference belum juga stasioner, maka selanjutnya dilakukan pengujian data dari perbedaan kedua (second difference) dan seterusnya hingga data stationer. Berdasarkan hasil uji akar unit dengan metode Phillips Perron Fisher Unit Root Test pada tingkat level, diketahui bahwa terdapat dua variabel yang tidak stasioner pada tingkat level, maka perlu dilanjutkan dengan uji Phillips Perron Fisher Unit Root Test pada tingkat first difference, seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Akar Unit (unit root test) pada tingkat First Difference No Notasi Variabel Probability Keterangan 1 D(Yt) Penawaran Bawang Merah Stasioner 2 D(LP) Luas Areal Panen Bawang Merah Stasioner 3 D(LT) Luas Areal Tanam Bawang Stasioner Merah 4 D(HBMt) Harga Bawang Merah Stasioner 5 D(HBPt) Harga Bawang Putih Stasioner 6 D(HTSPt) Harga Pupuk TSP Stasioner 7 D(Yt-1) Penawaran Bawang Merah pada Stasioner periode sebelumnya Sumber : Lampiran 10 Dari Tabel 7, diperoleh bahwa semua variabel, yakni variabel penawaran bawang merah (D(Yt), luas areal panen bawang merah (D(LP), luas areal tanam bawang merah (D(LT), harga bawang merah (D(HBMt), harga bawang putih (D(HBPt), harga pupuk TSP (D(HTSPt) dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya (D(Yt-1), sudah stasioner pada tingkat first difference. Oleh

26 59 karena itu dapat dikatakan bahwa semua variabel yang digunakan pada penelitian ini terintegrasi atau sudah stasioner pada derajat satu (first difference) Uji Kointegrasi Uji Kointegrasi Engle-Granger (EG) digunakan untuk mengestimasi hubungan jangka panjang antara variabel-variabel bebasnya, yakni luas areal panen bawang merah (D(LP), luas areal tanam bawang merah (D(LT), harga bawang merah (D(HBMt), harga bawang putih (D(HBPt), harga pupuk TSP (D(TSPt) dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya (D(Yt-1) dengan variabel terikatnya yaitu variabel penawaran bawang merah D(Yt). Uji kointegrasi dilakukan dengan terlebih dahulu memastikan bahwa semua variabel yang digunakan dalam model memiliki derajat integrasi yang sama. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini memiliki derajat integrasi yang sama, yaitu terintegrasi pada derajat satu (first difference). Oleh karena itu uji kointegrasi dapat dilakukan. Tahap awal dari uji kointegrasi Engle-Granger adalah dengan meregresi persamaan OLS antara variabel dependent dan variabel independent. Persamaan regresi adalah sebagai berikut: D(Yt) = a0 + a1d(lp) + a2d(lp) + a3d(hbmt ) + a4d(hbpt) + a5d(htspt) +a6d(yt-1) + ét Setelah meregresi persamaan OLS tersebut, didapatkan residual dari persamaan tersebut. Kemudian nilai residual (ét) tersebut diuji stasionernya dengan menggunakan metode Phillips-Perron Unit Root Test. Diperoleh hasil uji akar unit nilai residual (ét) pada tingkat level, dapat dilihat pada Tabel 8.

27 60 Tabel 8. Hasil Uji Kointegrasi (Uji Stasioneritas Nilai Residual) pada Tingkat Level Notasi Variabel Probability Keterangan RESID01 Residual 0,0000 Stasioner Sumber: Lampiran 11 Dari Tabel 8, dapat diperoleh bahwa nilai residual sudah stasioner pada tingkat level. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa semua variabel yang digunakan dalam model regresi di penelitian ini adalah regresi yang terkointegrasi atau variabel-variabel bebas dalam model persamaan regresi ini memiliki hubungan jangka panjang dengan variabel terikatnya Uji Asumsi Klasik Setelah memperoleh hasil estimasi penawaran bawang merah di Sumatera Utara, maka dilakukan pengujian secara ekonometrik untuk mengetahui apakah parameter yang diestimasi melakukan pelanggaran atau tidak terhadap asumsi klasik OLS, maka dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji Asumsi Klasik Fungsi Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara No Notasi Variabel Koefisien Probability 1 F-statistic Linearitas Obs*Rsquared Autokorelasi 11, Obs*R- Squared Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 13, Lampiran 14 dan Lampiran 15

28 Linearitas Untuk pengujian linearitas dapat dilakukan dengan menggunakan Ramsey RESET Test. Dari hasil uji tersebut, diperoleh bahwa nilai F-statistic sebesar 3, dengan probabilitas sebesar 0,0714 (dapat dilihat pada lampiran 13). Oleh karena nilai probability F-statistic lebih besar dari nilai α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi model penawaran bawang merah di Sumatera Utara adalah fungsi yang linear Autokorelasi Untuk menguji masalah autokorelasi, dapat dilakukan dengan uji Breusch- Godfrey Serial Correlatian LM Test. Dari hasil uji tersebut, diperoleh nilai Obs*R-Squared sebesar 11,2713, dengan probabilitas sebesar 0,0036 (dapat dilihat pada lampiran 14). Oleh karena nilai probability Obs*R-squared lebih kecil dari nilai α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi pada model penawaran bawang merah di Sumatera Utara Heteroskedastisitas Pengujian terhadap masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji White Heteroskedasticity Test. Dari uji ini dapat dilihat bahwa nilai Obs*R- Squared sebesar 34,7444 dengan probabilitas sebesar 0,1455 (dapat dilihat pada lampiran 15). Oleh karena nilai probability Obs*R-Squared lebih besar dari nilai α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa varian residual adalah homogen atau tidak terjadi heteroskedastisitas pada model penawaran bawang merah di Sumatera Utara Multikolinieritas

29 62 Pengujian terhadap masalah multikolinieritas dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel independen dengan menggunakan correlation matrix. Dari hasil uji tersebut, diperoleh bahwa antara variabel bebas memiliki koefisien yang kecil (dapat dilihat pada Lampiran 16). Hal ini berarti bahwa pada model hubungan antara variabel-variabel bebas memiliki nilai <, yang berarti bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada model penawaran bawang merah di Sumatera Utara Uji Statistik Hasil estimasi fungsi penawaran bawang merah di Sumatera Utara pada persamaan linear, dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Estimasi Fungsi Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara No Notasi Variabel Koefisien Probability 1 D(LP) Luas Areal Panen Bawang Merah 2 D(LT) Luas Areal Tanam Bawang Merah D(HBMt) Harga Bawang Merah D(HBPt) Harga Bawang Putih D(HTSPt) Harga Pupuk TSP D(Yt-1) Penawaran Bawang Merah periode sebelumnya C Konstanta R 2 ( R-squared) Koefisien determinasi Prob(Fstatistic) Sumber : Lampiran 12 Uji F

30 Koefisien Determinasi Dari Tabel 10, dapat diketahui bahwa model penawaran bawang merah di Sumatera Utara mempunyai koefisien determinasi (R-Squared) sebesar 0, Hal ini berarti bahwa 48,654% perubahan variable variabel bebas yaitu, luas areal panen bawang merah, luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, harga pupuk TSP dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikatnya yaitu penawaran bawang merah. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 51,256% dapat dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model Uji F-statistik Uji F-statistik digunakan untuk melihat apakah variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara nyata / signifikan terhadap variabel terikat. Dari Tabel 10, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F-statistiknya adalah 0, Oleh karena nilai F-statistik < = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima atau dengan kata lain bahwa variabel variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model (yaitu luas areal panen bawang merah, luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, harga pupuk TSP, dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya) secara bersama-sama berpengaruh secara nyata / signifikan terhadap variabel terikatnya, yakni variabel penawaran bawang merah Uji t-statistik Uji parsial (uji t-statistik) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdapat dalam model secara individu atau parsial berpengaruh nyata.

31 64 Dari Tabel 10, dapat diketahui bahwa variabel bebas luas areal panen bawang merah (D(LP), memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α = 0,05. Artinya variabel luas areal panen bawang merah yang digunakan pada penelitian berpengaruh nyata / signifikan, sedangkan variabel luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, harga pupuk TSP, dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya memiliki nilai probabilitas lebih besar dari nilai α = 0,05 artinya luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, harga pupuk TSP, dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya yang digunakan pada penelitian tidak berpengaruh nyata / tidak signifikan terhadap variabel terikatnya, yaitu penawaran bawang merah (D(Yt) Pembahasan Dari Tabel 10, dapat diketahui variabel luas areal panen bawang merah yang digunakan pada penelitian berpengaruh nyata / signifikan, sedangkan variabel luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, harga pupuk TSP, dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya memiliki nilai probabilitas lebih besar dari nilai α = 0,05 Artinya luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, harga pupuk TSP, dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya yang digunakan pada penelitian tidak berpengaruh nyata / tidak signifikan terhadap variabel terikatnya, yaitu penawaran bawang merah (D(Yt). Fungsi penawaran bawang merah di Sumatera Utara pada persamaan linear dapat ditulis dengan persamaan:

32 65 D(Yt) = -5, ,2974 D(LP) + 1,3121 D(LT) 0,0104 D(HBMt) + 0,0063 D(HBP) + 0,3557 D(HTSPt) 0,1131 D(Yt-1) Penjelasan mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penawaran bawang merah di Sumatera Utara dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Luas Areal Panen Bawang Merah Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa variabel luas areal panen bawang merah mempunyai nilai koefisien sebesar 7,2974 dan signifikansi pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel luas areal panen bawang merah berpengaruh positif terhadap penawaran bawang merah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan luas areal panen sebesar 10 hektar maka penawaran bawang merah akan meningkat sebesar 72,974 ton, dan sebaliknya apabila terjadi penurunan luas areal panen sebesar 10 hektar maka penawaran bawang merah akan menurun sebesar 72,974 ton. Luas areal panen berhubungan dengan jumlah penawaran, apabila variabel yang lain dianggap konstan (ceteris paribus) maka peningkatan luas areal panen akan meningkatkan jumlah penawaran. Oleh sebab itu, salah satu upaya petani untuk meningkatkan jumlah penawaran bawang merah yaitu dengan cara meningkatkan luas areal yang ditanami tanaman bawang merah. Dengan meningkatkan luas areal tanam maka diharapkan dapat meningkatkan pula luas areal panen serta jumlah produksi bawang merah yang dihasilkan, sehingga jumlah penawaran bawang merah juga akan mengalami peningkatan.

33 66 2. Luas Areal Tanam Bawang Merah Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa variabel harga bawang merah mempunyai nilai koefisien sebesar 1,3121 dan signifikansi α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel luas areal tanam bawang merah berpengaruh positif terhadap penawaran bawang merah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan luas areal panen sebesar 10 hektar maka penawaran bawang merah akan meningkat sebesar 13,121 ton, dan sebaliknya apabila terjadi penurunan luas areal panen sebesar 10 hektar maka penawaran bawang merah akan menurun sebesar 13,121 ton. 3. Harga Bawang Merah Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa variabel luas areal tanam bawang merah mempunyai nilai koefisien sebesar -0,0104 dan signifikansi α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel harga bawang merah berpengaruh negatif terhadap penawaran bawang merah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan harga bawang merah sebesar Rp 10/kg, maka penawaran bawang merah akan menurun sebesar 0,104 ton dan sebaliknya apabila terjadi penurunan harga bawang merah sebesar Rp 10/kg, maka penawaran bawang merah akan meningkat sebesar 0,104 ton. 4. Harga Bawang Putih Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa variabel harga bawang putih mempunyai nilai koefisien sebesar 0,0063 dan signifikansi α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel harga bawang putih berpengaruh positif terhadap penawaran bawang merah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan harga

34 67 bawang putih sebesar Rp 10/kg, maka penawaran bawang merah akan meningkat sebesar 0,063 ton dan sebaliknya apabila terjadi penurunan harga bawang putih sebesar Rp 10/kg, maka penawaran bawang merah akan menurun sebesar 0,063 ton. 5. Harga Pupuk TSP Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa variabel harga pupuk TSP mempunyai nilai koefisien sebesar 0,3557 dan signifikansi α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel harga pupuk TSP berpengaruh positif terhadap penawaran bawang merah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan harga pupuk TSP sebesar Rp 10/kg, maka penawaran bawang merah akan meningkat sebesar 3,557 ton dan sebaliknya apabila terjadi penurunan harga pupuk TSP sebesar Rp 10/kg, maka penawaran bawang merah akan menurun sebesar 3,557 ton. 6. Penawaran Bawang Merah pada Periode Sebelumnya Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa variabel Penawaran Bawang Merah pada Periode Sebelumnya mempunyai nilai koefisien sebesar -0,1131 dan signifikansi pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel penawaran bawang merah pada periode sebelumnya berpengaruh negatif terhadap penawaran bawang merah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan Penawaran Bawang Merah pada Periode Sebelumnya sebesar 10 ton maka penawaran bawang merah akan menurun sebesar 1,131 ton, dan sebaliknya apabila terjadi penurunan Penawaran Bawang Merah pada Periode Sebelumnya sebesar 10 ton maka penawaran bawang merah akan meningkat sebesar 1,131 ton.

35 Elastisitas Penawaran Bawang Merah Elastisitas penawaran adalah perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap persentase perubahan harga barang itu sendiri, dengan pengertian dan anggapan bahwa faktor faktor lain tetap (ceteris paribus). Di dalam menganalisis pengaruh waktu terhadap elastisitas penawaran dibedakan dua jenis yaitu jangka pendek (short run) dan jangka panjang (long run). Pada persamaan linear, cara menghitung elastisitas penawaran bawang merah terhadap harga bawang merah itu sendiri, pada jangka pendek dan jangka panjang dapat digunakan rumus sebagai berikut: dimana: = = Elastisitas jangka pendek = Elastisitas jangka panjang HBMt = Rata-rata harga bawang merah Yt α3 α6 δ dan = δ = Rata-rata jumlah penawaran bawang merah = Koefisien regresi dari variabel harga bawang merah = Koefisien regresi dari variabel penawaran bawang merah pada periode sebelumnya = Koefisien penyesuaian parsial, dimana 0 <δ<1 Nilai elastisitas penawaran bawang merah terhadap harga bawang merah itu sendiri, pada jangka pendek dan jangka panjang dapat dilihat pada Tabel 11.

36 69 Tabel 11. Elastisitas Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara pada Jangka Pendek dan Jangka Panjang Notasi Variabel α3 α6 HB Mt D(HB Mt) Harga bawang merah - 0, , Yt! ᵟ= 1- α6 "! =! 897-0,1738 1,1131-1,5356 ᵟ Dari Tabel 11, dapat dilihat bahwa nilai elastisitas penawaran bawang merah terhadap harga bawang merah itu sendiri di Sumatera Utara bersifat inelastis baik pada jangka pendek dan jangka panjang. Nilai elastisitas penawaran bawang merah terhadap harga bawang merah itu sendiri pada jangka pendek adalah sebesar -0,1738 dan pada jangka panjang sebesar -1,5356. Artinya, jika terjadi peningkatan atau penurunan harga bawang merah sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan atau penurunan penawaran bawang merah sebesar 0,1738 % pada jangka pendek, dan terjadi peningkatan atau penurunan penawaran bawang merah sebesar 1,5356 % pada jangka panjang. Pada jangka pendek maupun jangka panjang, elastisitas penawaran bawang merah bersifat inelastis, yang berarti persentase perubahan penawaran bawang merah lebih kecil daripada persentase perubahan harga bawang merah itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada jangka pendek, prediksi harga yang dilakukan oleh petani pada saat pembudidayaan seringkali berbeda dengan harga pada saat musim panen tiba. Jika pada saat musim panen tiba, harga bawang merah tinggi, maka tidak dapat segera diikuti dengan perubahan penawaran bawang merah. Oleh sebab itu pada jangka pendek, petani tidak dapat melakukan pengaturan dan penyesuaian faktor faktor produksinya.

37 70 Pada jangka panjang, petani dapat melakukan pengaturan dan penyesuaian faktor faktor produksi yang dimilikinya. Namun, pada jangka panjang elastisitas penawaran bawang merah bersifat inelastis disebabkan karena harga bawang merah yang terjadi merupakan harga yang diciptakan oleh pasar (pedagang dan pembeli), sehingga petani tidak dapat mengendalikan harga berapapun jumlah produksi bawang merah yang dihasilkan.

38 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Variabel luas areal panen bawang merah yang digunakan pada penelitian berpengaruh nyata / signifikan, sedangkan variabel luas areal tanam bawang merah, harga bawang merah, harga bawang putih, harga pupuk TSP, dan penawaran bawang merah pada periode sebelumnya yang digunakan pada penelitian tidak berpengaruh nyata / tidak signifikan terhadap variabel terikatnya, yaitu penawaran bawang merah di Sumatera Utara. 2. Elastisitas penawaran bawang merah terhadap harga bawang merah di Sumatera Utara bersifat inelastis baik jangka pendek dan jangka panjang Saran 1. Para petani dapat melakukan perluasan dan optimalisasi areal panen agar jumlah produksi bawang merah yang dihasilkan dapat meningkat, dan memanfaatkan serta mengembangkan daerah daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan budidaya tanaman bawang merah dalam rangka meningkatkan penawaran bawang merah di Sumatera Utara. 2. Perlu diadakan upaya untuk tetap menjaga kestabilan ataupun meningkatkan jumlah penawaran bawang merah di Sumatera Utara pada setiap periodenya. Yaitu melalui penggunaan benih varietas unggul, ketersediaan sarana produksi harus memadai, pengembangan cara tanam, penggunaan pupuk organik dan penerapan teknologi budidaya bawang merah.

39 72 3. Perlu diadakan upaya untuk meningkatkan harga bawang merah yaitu melalui upaya peningkatan nilai tambah (value added) dan daya saing bawang merah, yakni dengan cara pengembangan agroindustri produk olahan berbahan baku bawang merah yaitu harus memiliki bentuk yang menarik, rasa dan kemasan yang dapat menarik selera konsumen, serta penguatan industri pedesaan skala kecil maupun industri besar yang bermitra dengan produsen bawang merah. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan harga bawang merah dan dapat memotivasi para petani untuk membudidayakan tanaman bawang merah sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan peningkatan penawaran bawang merah di Sumatera Utara.

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari 76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian mengenai Luas panen, Jumlah Penduduk dan Harga terhadap produksi padi di Kabupaten Gunungkidul periode tahun 1982-2015.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis III. METODE PENELITIAN A.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, reformasi pengawasan perpajakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mengambang seperti uang beredar, suku bunga Indonesia(BI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat 49 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data publikasi Bank Indonesia berupa Statistik Ekonomi Moneter, Laporan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian 28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual Report) pada periode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang terdiri dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang bergerak dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pemilihan lokasi ini berdasarkan secara purposive sampling (sengaja).

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pemilihan lokasi ini berdasarkan secara purposive sampling (sengaja). 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun dasar pemilihan lokasi ini berdasarkan secara purposive sampling (sengaja). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit Indonesia, harga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) dilakukan dengan mempelajari berupa catatan yaitu melakukan pencatatan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh pengaruh Desentralisasi Fiskal, Jumlah Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit, dan Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel

Lebih terperinci

f. Luas lahan panen padi (X 5 ) merupakan seluruh areal produktif atau panen tanaman padi di Indonesia dinyatakan dalam satuan ribu Ha.

f. Luas lahan panen padi (X 5 ) merupakan seluruh areal produktif atau panen tanaman padi di Indonesia dinyatakan dalam satuan ribu Ha. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 1980-2013 yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan data series bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Persamaan Regresi Linear Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Analisis regresi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas kakao dunia tidak ditentukan. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Sampel, Sumber Data dan Pengumpulan Data Penelitian kali ini akan mempergunakan pendekatan teori dan penelitian secara empiris. Teori-teori yang dipergunakan diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Magetan dengan alasan baik Pemerintah maupun dari penelitian terdahulu belum pernah melakukan penelitian tentang pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik, berdasarkan data time series yang berhubungan dengan inflasi,suku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun 27 III.METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun waktu) yang merupakan data sekunder. Data tingkat inflasi, inflasi mitra dagang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran penelitian (Sugiyono,2002).

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar 87 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar internasional berupa data time series periode 1988-007. Dalam penelitian ini variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series) 41 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series) periode Januari 2001- Desember 2008 yang diperoleh dari publikasi resmi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS 44 III. METODE PENELITIAN A.Deskripsi Data Input Dalam penelitian ini variabel terikat (dependen variabel) yang digunakan adalah harga saham perbankan. Sedangkan variabel bebasnya (independent variabel)

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari www.bps.go.id dan www.bi.go.id. Data yang

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci