Naskah Ulu Palembang
|
|
- Bambang Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Naskah Ulu Palembang Oleh: Titik Pudjiastuti 1. Pendahuluan Palembang, sebagai salah satu kota tertua di Indonesia mempunyai sejarah gemilang di masa lampau (Akib, 1978:vi). Salah satu bukti kegemilangan Palembang dapat dilihat pada prasasti batu Talang Tuwo yang terdapat di sebelah barat kota Palembang. Prasasti yang ditulis dengan huruf Palawa dalam bahasa Melayu kuna itu berangka tahun 606 Saka atau 684 Masehi. Isi prasasti memuat berita mengenai Dapunta Hyang Sri Jayanangara yang berkenan melaksanakan punya (amal kebajikan) yaitu dengan membuat Taman Sri Ksetra di tengah kota. Tujuan pembuatan taman tersebut adalah untuk keselamatan dan kesjahtreaan rakyat (Darmosugito, 1997: ). Selain prasasti, warisan budaya Palembang lainnya yang juga masih dapat kita saksikan keberadaanya dan bahkan kita petik manfaatnya adalah naskah kuna. Berdasarkan penelitian lapangan yang telah dilakukan pada bulan Januari dan Agustus 2003, dapat diketahui bahwa naskah-naskah kuna Palembang sebenarnya sangat banyak. Naskah-naskah tersebut sebagian tersimpan di museum dan sebagian besar lainnya tersebar di masyarakat, di tangan para pemilik naskah. Dari pengamatan atas data di lapangan dapat diketahui bahwa naskah-naskah Palembang mempunyai bahan, bentuk,, jenis, dan aksara yang bermacam-macam.
2 Ditilik dari bahan naskahnya, alas naskah Palembang tidak hanya kertas tetapi juga kulit pohon Halim dan bambu. Isi teksnya juga bermacam-macam, di antaranya ada yang tentang sejarah, mantra, cerita wayang, doa-doa, pelajaran agama Islam, dan sebagainya. Adapun aksara yang digunakan untuk menulis teksnya juga beberapa macam, yaitu aksara Jawi, Jawa, Arab, dan Ulu (Ka Ga NGa). Umumnya naskah ulu Palembang menggunakan bahan naskah dari kulit pohon Halim atau gelumpai Pada kesempatan ini saya akan meninjau naskah-naskah Ulu yang berhasil ditemukan selama penelitian naskah di Palembang. Namun, sebelum itu, akan saya kemukakan lebih dahulu apa yang dimaksud dengan kulit pohon Halim, bambu dan kertas yang digunakan sebagai bahan naskah Palembang Bahan Naskah Palembang 2.1 Kulit Pohon Halim Naskah Palembang yang bahannya dari kulit pohon Halim bentuknya semacam buku yang dilipat-lipat, seperti alat musik akordeon (lihat gambar) Kulit pohon Halim, 2 yang digunakan sebagai bahan naskah adalah kulit pohon Halim yang masih muda. karena seratnya lebar dan lentur sehingga dapat dilipat, berwarna putih mengkilat seperti perak, kuat, dan awet. 1 Kertas Eropa ditandai dengan adanya tanda cap kertas berupa gambar atau huruf dalam penampang kertasnya. Tanda cap kertas itu baru akan terlihat jika kertas tersebut dilihat dengan bantuan sinar matahari atau lampu 2 Pohon Halim di Lampung juga dikenal sebagai babak halim, sedangkan di Sumatra Utara disebut alim
3 Menurut Heyne (1987: 1469), pohon Halim yang bernama Latin Aquilaria Malaeceucis LAMK ini termasuk pohon kayu wangi seperti cendana atau gaharu. Mana lain pohon ini adalah: alim (Batak Toba), karas (Indonesia), kepang (Belitung), dan karéh (Minangkabau). Pohon ini termasuk pohon suku Thymelaeaceae, pohon yang yang tumbuh baik di tanah yang tinggi. Cirinya, pohonnya tidak terlalu besar, lingkar batang pohonnya hanya sampai 50 cm dan tingginya m. Kulit pohon umumnya lancap keputihputihan dan berdamar, kulit kayunya yang tidak berdamar berwarna putih, ringan dan lembut serta berbau harum, sedangkan yang berdamar kulit kayunya berwarna gelap, berat dan keras. Bahan baku naskah Palembang sama dengan Pustaha Batak, karena itu proses pembuatannya pun diperkirakan kurang lebih sama. Namun, karena sumber tertulis mengenai pembuatan buku lipat Palembang sejauh ini belum ditemukan, maka untuk mengetahui cara pembuatan buku lipat Palembang akan dijelaskan melalui cara pembuatan pustaha Batak seperti yang dituturkan oleh Heyne (1987;1469) dan Teygeler (1993: ). Heyne menuturkan pembuatan pustaha sebagai berikut: setelah pohon Halim dipotong, kulit dalamnya diambil lalu diketam rata. Setelah itu dilumuri dengan tajin, (air beras yang sedang dimasak) Adapun menurut Teygeler, cara pembuatan pustaha sebagai berikut: setelah batang pohon Halim di potong, kulit dalamnya diambil lalu dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki, lalu dijemur beberapa saat. Selanjutnya, seye;ah kulit kayu
4 mengering, permukaan kulitnya dihaluskan dengan amplas dari daun yang keras, dan terakhir dilumuri dengan tajin Bambu Bambu juga merupakan bahan naskah yang ditemukan di Palembang. Jenis pohon bambu yang digunakan sebagai bahan naskah adalah bambu betung (bambu besar) atau nama Latinnya Dendrocalamus Asper BACKER (Heyne. 1987: 343). Nama daerahnya antara lain: trieng betong (Aceh), pering betung )lampung), awi betung (Sunda), dan deling betung (Jawa). Bambu betung, menurut Heyne (1987: 343) termasuk pohon suku Giganthochloa Dendrocalamus, cirinya merupakan pohon bambu yang sangat tegak, kuat, merumpun, dan tingginya bisa mencapai 30 meter, batangnya tidak tumbuh berjejalan dan buku-bukunya sangat jelas. Menurut arifin (1992), bambu yang akan digunakan sebagai bahan naskah harus direndam dalam air lebih dahulu untuk waktu yang cukup lama, sehingga membuat bambu menjadi berwarna hitam. Setelah itu, dijemur baru siap untuk ditoreh atau ditulisi. Naskah bambu dikenal oleh masyarakat Palembang maupun Sumatra Selatan sebagai gelumpai. Bentuknya ada yang berupa satu ruas bambu bulat, ada juga yang terdiri atas sejumlah kepingan bilah bambu. 2.2 Kertas
5 Sebenarnya, bahan naskah kuna yang terbanyak ditemukan di Palembang adalah yang berupa kertas. Berdasarkan pengamatan, kertas yang digunakan sebagai bahan naskah juga bermacam-macam, diantaranya adalah kertas Eropa, 3 kertas polos dan kertas bergaris. 3. Naskah Ulu Palembang Dari data naskah yang berhasil dihimpun selama penelitian di lapangan, diketahui bahwa naskah Palembang yang ditulis dengan aksara Ulu (Ka Ga Nga) jumlahnya ada empat (4). Keempat naskah itu adalah, satu (1) naskah Ulu milik Suwandi, teksnya ditulis di atas bahan naskah kulit pohon Halim, dan tiga (3) naskah Ulu koleksi Museum Balaputra Dewa. Ketiga naskah Ulu koleksi Museum Balaputra Dewa ini terdiri atas dua (2) naskah dari bahan naskah bambu betung (gelumpai) dan satu (1) naskah dari bahan naskah kulit pohon Halim. Berikut adalah uraian mengenai keempat naskah Ulu tersebut. 3.1 PRIMBON Naskah ini merupakan salah satu naskah koleksi pribadi Bapak Surip Suwandi. Pada naskahnya tidak ditemukan judul teks, tetapi berdasarkan isinya dapat diperkirakan bahwa naskah ini adalah naskah primbon, karena di dalamnya penuh dengan teks mantra dan gambar-gambar rajah. Bahan naskah dari kulit kayu Halim yang dilipat-lipat menyerupai alat musik arkodeon. Ukuran penampang lipatan naskah panjang 13 cm dan lebar 10 cm dengan 3 Keterangan mengenai macam-macam bahan naskah dapat dibaca dalam tulisan Pudjiastuti (1998/1997: 64 66)
6 jumlah halaman keseluruhan 20 halam,an (bolak-balik), sedangkan jumlah baris per halaman rata-rata 9 baris. Teks prosa ini ditulis dengan tinta berwarna hitam dalam bahasa (mungkin) Palembang. Teks ditulis dengan dua macam aksara, yaitu aksara KA GA NGA atau Ulu dan Arab gundul. Teks beraksara Ulu ditulis di halaman 6, 7, dan 8, sedangkan teks yang ditulis dengan huruf Arab ditulis di halaman 12. Pada naskah tidak terdapat penomoran halaman asli. Selain berisi teks mantra, pada naskah ini juga terdapat gambar-gambar rajah yang dapat dilihat di halaman 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 11. Keadaan naskah masih sangat baik dan cukup terawat, hanya sampaul naskah kulitnya sudah mulai terkelupas (lihat f gambar naskah 1) 3.2 GELUMPAI Naskah ini merupakan salah satu naskah koleksi Musium Balaputra Dewa, Palembang. Nomor kode inventarisnya Naskah ini aslinya tidak berjudul, judul Gelumpai yang saya cantumkan berasal dari keterangan yang terdapat dalam katalog Koleksi Museum Negeri Propinsi Sumatra Selatan Balaputra Dewa (1994/1995, II: 45), Bahan naskah dari bambu bulat yang berukuran panjang 57 cm dan lingkar bambu 24 cm. Naskah gelumpai ini merupakan salah satu naskah kuna Palembang yang teksnya ditulis dengan aksara Ulu atau Ka Ga Nga. dalam bahasa Palembang dan berbentuk prosa. Jumlah baris teks yang tersusun dalam bilah bambu ini sebanyak 17 baris
7 Keadaan naskah masih baik, huruf-hurufnya masih jelas terbaca dan hanya kondisi bamboo sudah mulai retak. Bambu berwarna kecoklatan dan ujung atas dan bawahnya sudah berwarna kehitaman (lihat gambar naskah 2). Isi naskah berdasarkan keterangan yang termuat dalam buku koleksi Museum Negeri Propinsi Sumatrean selatan Balaputra Dewa adalah petunjuk-petunjuk dalam mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Di samping itu juga mengandung peringatan bagi umat manusia supaya tidak lupa diri. Berikut ini adalah cuplikan teks awal dan akhir beserta interpretasi terjemahannya Teks awal: ti ti a(k) ka ga li ke ge le gar nya di gu njung nya di se ma mba ke wa li a ko ke ma te a me ka pa de me ne a la ko me ncak ni se a ne a (k) a de m (e) ma ne we be ye u ku m(e) ge bu m(e0 pa ngku Dikatakan menjadi kapal gali balok panjangnya lantai menjadi runcing makin ke ujung menjadi hantu semambu untuk dibuat pisau kecil dari akar bekal menjadi mata hama kepada yang manalah (siapakah) kemarahan yang sangat keluarga keturuann Adam (anak amnusia) turun temurun takut pada suatu kekuasaan adat (hukum) yang membuat orang menderita seperti terbenam, dibelit ular Teks akhir: da ra ka bua gu ka par si tu te me t(e) se nta ne a ngko ja ngan a ngko me ncu be ni se a ne g (e) a de m(e) ma ne si ye perempuan turun ditelantarkan (dibiarkan) di sebuah danau (kuala) paling ujung andaikata menrupakan angka jangan merupakan penyebab makin ke ujung menjadi binasa seperti yang disayangkan umat manusia
8 3.3 UNTAIAN GELUMPAI Naskah ini aslinya tidak berjudul. Judul ini diberikan atas dasar bahan naskahnya. Naskah yang terdiri atas untaian empat belas (14) gelumpai ini tersimpan di Museum Balaputra Dewa, Palembang Menurut infromasi petugas koleksi ruang naskah Museum Balaputra Dewa, naskah gelumpai ini harusnya berjumlah 24 bilah bambu, tetapi yang ada hanya 14 bilah, karena delapan bilah lainnya telah hilang. Ukuran setiap bilah bambu atau gelumpainya, panjang 14 cm dan lebar 4 cm dengan setiap bilah gelumpai berisi 4 baris. Teksnya yang digoreskan pada bilah bambu disusun dalam prosa dengan tulisan Ulu atau Ka Ga Nga, bahasa Palembang Pada setiap gelumpai ditemukan nomor halaman asli ditulis dengan angka huruf ulu diguratkan pada hulu gelumpainya. Keadaan naskah ini masih sangat baik dan terawat. Keempat belas bilah gelumpai itu dikaitkan ujungnya m,enjadi satu dengan seutas tambang (lihat gambar 3). Isi teks menurut informasi pada katalog Museum Balaputra Dewa adalah suratsurat dayang Kuala (petuah Dayang Kuala). Di bawah ini adalah alih aksara dan interprestasi teks awal (bilah ke-1) dan akhir (bilah ke-14) naskah ini adalah sebagai berikut Teks pada bilah pertama bagian dalam adalah: ini pe ma ngka l (e) su re t(e) I ni bu wa ke pe ma ngka l(e) se re t(e) re a ra yan be ti ngin
9 Ini permualaan surat ini kalimat untuk permulaan tarik berhari-hari di lumpur laut Teks Bilah pertama bagian luar: da ri e man e man tu ju li ku u lu we rang sung ne nda k(e) ku i lir we rang wu ne ndung dari bersenang-senang tujuh liku (=lekuk pantai) hulu maju terus sampai tidak hendak ke hilir maju tersu hubungannya enggan seperti tidak ingin Teks bilah keempat belas: i bu ki tung I tu ke nge rar be mu ki tung I bu be mu e te g (e0 mu ri bin se pe du bu rung ri ncang mu te nyung mula cerita kosong itu membuat rasa keheranan bercerita tentang kosong puncak dari bercerita indah rasanya sama dengan indahnya untaian manik- manik berlapis. 3.4 KAKHAS Naskah ini tercatat sebagai salah satu naskah Koleksi Naskah Museum Balaputra Dewa dengan nomor Inv Judul dalam teksnya tidak diketahui, penamaan judul diperoleh dari keterangan yang terdapat dalam katalog naskah Museum Bala Putra Dewa (1994/1995, II: 44). Bahan naskah dari kulit pohon Halim dengan ukuran panjang 20 cm dan lebar 16 cm yang dilipat-lipat seperti alat musik arkodeon.
10 Tebal naskah 15 halaman (bolak-balik) dengan setiap helai berisi 15 baris teks. Teks disusun dalam prosa dalam bahasa Palembang, digurat dengan huruf Ulu atau Ka ga Nga dengan tinta berwarna hitam. Pada naskah tidak terdapat nomor halaman Lembaran yang berisi teks hanya delapan (8) halaman, sedangkan sisanya yang tujuh (7) halaman ditulis dengan pensil. Keadaan naskah tidak begitu baik, karena beberapa lembar halamannya telah terkelupas kulitnya dan tintanya sudah banyak yang memudar, sehingga hurufhurufnya tidak begitu jelas lagi (lihat gambar 4) Isi teks belum dapat diketahui karena belum diidentifikasi 4. Penutup Berdasarkan pengamatan selama penelitian naskah di Palembang, saya mendapat kesan bahwa naskah-naskah Palembang hingga kini masih banyak tersebar di kalangan masyarakat. Naskah-naskah tersebut tak pelak lagi akan segera mengalami kerusakan atau bahkan kehancurannya jika tidak segera diselamatkan. Hal ini terjadi karena masyarakat pemilik naskah tidak tahu dan tidak mengerti bagaimana cara yang benar dalam merawat naskah kuna yang berada dalam tangan mereka. Bahwa kebanyakan masyarakat Palembang sudah tidak lagi mengenal aksara daerah mereka sendiri, sehingga naskah-naskah kuna yang ditulis dengan huruf Ulu atau ka Ga Nga atau Jawi sudah hampir tidak ada lagi yang mampu membacanya. Jika usaha penyelamatan naskah-naskah kuna tersebut tidak segera dilakukan, maka sduah dapat diduga bahwa pengetahuan tentang kebesaran masa lalu Palembang
11 dari segi sosial budaya akan semakin samar dan kelak tiba pada gilirannya bahwa masyarakatnya sendiri tidak mengetahuinya lagi Kepustakaan Akib, R.H.M Sejarah Perjuangan Sri sultan Mahmoed Badaruddin II. Palembang. Arifin, Razi 1992 Upaya Perintisan ketatabahasaan Lampung Dalam rangka Pemantapan Kebudayaan Nasional (Suatu tinjauan tentang tingkat bahasa tingkat tutur Bahasa Lampung). Makalah dalam Seminar Aksara lampung. Teluk betung- Bandar Lampung. Darmosugoto, Astuti 1997 Indonesia Indah Aksara Jakarta: Yayasan Harapan Kita/BP 3 TMII Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Kebud. Museum Negeri Propinsi Sumatra Selatan Balaputra Dewa. 1994/`995 Koleksi Museum Negeri Propinsi Sumatra Selatan Balaputra Dewa. Palembang, jilid II, Heyne, K 1987 Tumbuhan Berguna Indonesia, terj. Badan Litbang Kehutanan Jakarta.
12 Pudjiastuti, Titik 1997 Aksara dan Naskah Kuna Lampung dalam Pandangan Masyarakat Lampung Kini. Jakarta: Depdikbud Teygeler, Rene 1993 Pustaha. A study into the production process of the Batak Book in BKI deel 149, 3e aflevering
PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,
PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG, Menimbang : a. bahwa Budaya masyarakat Adat Rejang merupakan kekayaan material
Lebih terperinciBAB 2 DESKRIPSI NASKAH
17 BAB 2 DESKRIPSI NASKAH Pendahuluan Dalam bab ini akan disajikan deskripsi dari naskah-naskah yang menjadi data utama. Ada empat naskah yang menjadi data utama dalam penelitian ini yaitu Ramayana, Parimbwan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Konservasi naskah..., Yeni Budi Rachman, FIB UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konservasi (conservation) bermakna pengawetan atau perlindungan. Feather (1991, p. 2) mendefinisikan konservasi sebagai upaya pencegahan atau perbaikan materi atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan
Lebih terperincimerupakan transpormasi dari naskah/kitab sastra, seeperti: kakawin, kidung dan sebagainya,
Proses Pembuatan Prasi I Oleh Drs. I Nyoman Wiwana, dosen PS Seni Rupa Murni Seni lukis prasi merupakan salah satu karya seni rupa tradisional Bali, termasuk warisan budaya nenek moyang yang memiliki nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah
Lebih terperinciSURAT ULU: TRADISI TULIS MASA LALU SUMATRA SELATAN. Oleh: Ahmad Rapanie Igama
SURAT ULU: TRADISI TULIS MASA LALU SUMATRA SELATAN Oleh: Ahmad Rapanie Igama Surat Ulu merupakan produk tradisi tulis di Sumatra Selatan yang menggunakan aksara Kaganga yang kini tidak dipergunakan lagi.
Lebih terperinciMENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???
MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? Peninggalan suatu kebudayaan yang berupa puing bangunan besar, semarak tapi belum cukup. Gambaran pikiran dan perasaan tersebut dapat dipahami lewat dokumen tertulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks sastra adalah teks artistik yang disusun dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra
Lebih terperinciMATERI KELAS 1. B. Indonesia
MATERI KELAS 1 TEMA 1 SUB TEMA 1 : Diriku : Aku dan Teman Baru B. Indonesia 1. Mengenal huruf a-z melalui lagu. a. Mengenal dan melafalkan huruf vokal : a, i, u, e, o b. Mengenal dan melafalkan huruf konsonan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinci.:::: Powered By Ludarubma ::::. G A H A R U
Page 1 of 5 Standar Nasional Indonesia SNI 01-5009.1-1999 G A H A R U 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan, syarat mutu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan obyek material filologi yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan hasil budaya bangsa pada masa lalu (Baried, 1985:54). Naskah yang dimaksud
Lebih terperinciPDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO
1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau
Lebih terperinciG A H A R U, SNI
G A H A R U, SNI 01-5009.1-1999 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat
Lebih terperinci.:::: Powered By Ludarubma ::::. KAYU CENDANA
Page 1 of 6 Standar Nasional Indonesia SNI 01-5008.6-1999/ Revisi SNI 01-2026-1990 KAYU CENDANA 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi acuan, definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang
Lebih terperinciBAB III AKSARA SUNDA
BAB III AKSARA SUNDA 3.1. Perihal Aksara Sunda Aksara Sunda atau yang disebut huruf Kaganga bukan milik sendiri maksudnya adalah aksara Sunda merupakan aksara hasil modifikasi dari aksara aksara daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,
Lebih terperinciDeskripsi karya Komposisi MARS VISI
Deskripsi karya Komposisi MARS VISI 75-100 Karya : Heni Kusumawati /heni_kusumawati@uny.ac.id NIP : 19671126 199203 2 001 A. Latar Belakang Penciptaan Salah satu kegiatan sebagai langkah awal dari pencanangan
Lebih terperinciKESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung
KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung Nama Melayu pertama kali dipakai sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batang hari. Peninggalan paling tua dari bahasa Melayu adalah
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI NASKAH
BAB II DESKRIPSI NASKAH A. Museum Mpu Tantular Sebagai Lokasi Penyimpanan Manuskrip Pada bab II ini dikemukakan tentang penjelasan secara detail mengenai manuskrip yang menjadi bahan kajian skripsi, diungkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di
11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah
Lebih terperincitumbuhan di sekitar pelajaran 8
pelajaran 8 tumbuhan di sekitar tuhan ciptakan aneka tumbuhan ada sayuran buah dan bunga semua berguna bagi manusia manusia wajib menjaga dan merawat tumbuhan yang tuhan beri sukakah kamu merawat tumbuhan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang:
Lebih terperinciFORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA
FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 DAFTAR ISI I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 2 1.1. Bahasa Penulisan...
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2011 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Laboratorium Peningkatan
Lebih terperinciGaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Standar Nasional Indonesia Gaharu ICS 65.020.99 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinciChurmatin Nasoichah. Naskah diterima: ; direvisi: ; disetujui:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERBEDAAN BENTUK AKSARA BATAK PADA PUSTAHA LAKLAK DAN NASKAH BAMBU DI MANDAILING NATAL Factors Affecting The Different Forms of Batak Letter on Pustaha Laklak and an Bamboo Manuscript
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan peserta didik khususnya kelas III SD Inpres Karya Indah, yang sampai saat ini masih banyak yang belum bisa membaca. Tentunya ini sangat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2014 di kebun
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2014 di kebun rakyat di Desa Way Laga Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Kebun yang diteliti
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2005 SERI D.22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2005 SERI D.22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperincid. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri),
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian subjek tunggal ini dikenal Treatment
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. provinsi di Indonesia. Sebagai bagian dari Indonesia, Lampung tak kalah
1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki ragam budaya dan nilai tradisi yang tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai macam peninggalan yang ditemukan dari berbagai provinsi
Lebih terperinciSERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)
SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinci2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah merupakan hasil medium tulis yang digunakan pada sastra klasik. Isi naskah tersebut dapat meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa yang bersangkutan
Lebih terperinci2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pernasakahan di Indonesia bisa dikatakan sangat kurang peminat, dalam hal ini penelitian yang dilakukan terhadap naskah. Sedikitnya penelitian terhadap
Lebih terperinciMengenai Pustaha: Buku Lipat dari Batak 1. Oleh. Muhammad Nida Fadlan 2
Mengenai Pustaha: Buku Lipat dari Batak 1 Oleh. Muhammad Nida Fadlan 2 Mengenal Pustaha: Sebuah Pengantar Istilah pustaha disebut sebagai buku ramalan masyarakat Batak yang telah dikenal di dunia Barat
Lebih terperinci2014 SAJARAH CIJULANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH
KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH Ariefa Primair Yani Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi Degradasi lahan adalah proses menurunnya kapasitas dan kualitas lahan untuk mendukung suatu kehidupan (FAO 1993). Degradasi lahan mengakibatkan hilang atau
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5
DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.
Lebih terperinciPEDOMAN FORMAT BRAILLE
PEDOMAN FORMAT BRAILLE Makalah Oleh Didi Tarsidi Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung Disajikan pada Seminar Nasional tentang Produksi
Lebih terperinciTATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1
TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR Fakultas Teknik Elektro 1 Kertas Jenis kertas : HVS A4 (210 mm x 297 mm) dan berat 80 g/m2 (HVS 80 GSM), khusus untuk gambar yang tdk memungkinkan dicetak di kertas A4 dapat
Lebih terperinciPeter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits
Peter Swanborn, The Netherlands, www.peterswanborn.nl Lima Portret Five Portraits Bukan seperti salam Semula, kata si laki-laki, adalah air di sini manis dan penuh hidup, kemudian manusia datang mereka
Lebih terperinciANGKA AGREGAT PER KECAMATAN. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1
ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1 SEKAPUR SIRIH SP2010 merupakan kegiatan besar yang terdiri dari rangkaian tahapan kegiatan yang diawali dengan
Lebih terperinciA a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z. A I U E O a i u e o
A a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z A I U E O a i u e o 1 Rumput Ketak Ke tak Tum buh nya di hu tan Ke tak Da un nya se per ti da un
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka miliki. Bahan media tulis yang pernah digunakan di berbagai belahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum manusia mengenal kertas sebagai media menulis, banyak media yang digunakan untuk mengungkapkan berbagai maksud atau gagasan yang mereka miliki. Bahan media
Lebih terperinciDAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW
Lampiran 1 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Non Akademik - UKSW DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW Waktu Penilaian : YANG DINILAI a. Nama b. NIP c. Pangkat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai peninggalan tulisan, naskah menyimpan berbagai informasi tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan pandangan hidup yang
Lebih terperinciNotasi Gamelan Berkahing Gusti Mijil Pelog Nem Mu - ji Gus - ti ing si - ang lan ra - tri
Berkahing Gusti Mijil Pelog Nem 6 6 1 2 2 2 2 21 2 3 Mu - ji Gus - ti ing si - ang lan ra - tri 1 6 1 1 12 2 Kan - thi trus - ing ba - tos 1 2 3 12 6 5 5 5 5 653 Mu - jud - a - ken pa - nu - wun yek -
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Kecicang PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn., M.Sn PAMERAN International Exhibition International Studio for Arts & Culture FSRD ALVA Indonesia of
Lebih terperinciE. Kunci Jawaban : A. Pembahasan Teks :
1. SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MENULIS TERBATASLatihan Soal 7.4 Bacalah ilustrasi tersebut! Tanggal 25 Desember 2012 warga Desa Puger menyemarakkan acara Petik Laut pukul 07.00. acara Petik Laut
Lebih terperinciHERBARIUM. Purwanti widhy H 2012
HERBARIUM Purwanti widhy H 2012 Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan tumbuhan menjadi alternative cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan Salah satu pengawetan tumbuhan
Lebih terperinciJob Sheet Praktikum Oleh Cica Yulia
JOB SHEET PRAKTIKUM GARNISH HIDANGAN DARI SAYURAN GARNISH DARI WORTEL BINTANG Iris-iris wortel secara melingkar setebal ±0,3 cm Dengan menggunakan cetakan kue kering bentuk bunga, tancapkan cetakan pada
Lebih terperinciMENTER!KEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALIN AN
MENTER!KEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALIN AN PERA TURA N ME N TER! KEUA NGA N REPUBLI K INDO NESIA NOMOR 127 /PMK.010/2016 TE NTA NG PE NGAMPU NA N PAJA K BERDASARKA N UNDA NG -UNDA NG NO MOR 11 TA HU N
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia termasuk oleh rakyat yang ada di Sumatera Utara. Secara umum mereka sudah mengetahui bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
1 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN
Lebih terperinciSNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA
SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03-3529 - 1994 UDC 691.024.15.035.3 MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN DAFTAR ISI Halaman 1. RUANG LINGKUP... 1 2. DEFiNISI... 1 3. ISTILAH... 1 4. KLASIFIKAS1...
Lebih terperinci136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah!
136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah! (Penyingkapan 11:15; 12:10) Capo fret 2 G C G A D A Ye - hu - wa, Kau s la - lu a - da Hing - I - blis se - ge - ra bi - na - sa; Di - Ma - lai - kat di sur -
Lebih terperinciPERSIAPAN BAHAN TANAM TEH
PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciMacam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan
Macam Kayu Menurut Susunannya Pengetahuan Bahan Bagian Melintang Permukaan Kayu KAYU MASAK Gambar ini menunjukkan pohon yang mempunyai kayu gubal dan kayu teras, dengan nama lain pohon kayu teras Perbedaan
Lebih terperinci3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN
BAB 3: TANAMAN POHON Dalam proses belajar menggambar, umumnya dapat dimulai dengan belajar menggambar alam benda yang ada di sekitar kita dan yang paling dekat dan sering di temui adalah tanaman pohon,
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal
JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal M. Bagus
Lebih terperinciBAB III CARA PENULISAN
BAB III CARA PENULISAN 3.1. Bahan yang digunakan: 1 Kertas yang digunakan untuk mengetik laporan adalah kertas HVS 80 gram ukuran A4 warna putih. 2 Untuk sampul luar ditetapkan sampul kertas karton manila
Lebih terperinciSD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA NON SATRALatihan soal 6.4
1. Paus Langka Muncul di Samudra Atlantik SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA NON SATRALatihan soal 6.4 Paus langka yang sering disebut Paus Right muncul kembali di sekitar Samudra Atlantik setelah
Lebih terperinciBP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat
BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN TEKNIK INOKULASI GAHARU oleh : Jafred E. Halawane Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado Jl. Adipura Kelurahan Kima
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN BAMBU LAMINA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KAYU
TEKNOLOGI PEMBUATAN BAMBU LAMINA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KAYU PENDAHULUAN Pasokan kayu sebagai bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada Bambu (multiguna, cepat tumbuh, tersebar di seluruh
Lebih terperinciANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI
ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciTATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR
TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR A. Bahan dan ukuran Bahan dan ukuran mencakup : naskah, sampul, warna sampul, tulisan pada sampul dan ukuran. 1. Naskah Naskah dibuat pada kertas A5 (8,27
Lebih terperinciPanduan Guru. Unit 1 : Modul Guru
Panduan Guru Guru disaran memperkenalkan asas membaca melalui kaedah bunyi suku kata. Kaedah bunyi suku kata memberi penekanan kepada bunyi suku kata yang mana guru memperkenalkan huruf vokal dan bunyi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6
DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
24 BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari beberapa uraian yaitu, (1) objek penelitian, (2) metode, (3) prosedur penelitian, (4) teknik pengumpulan data 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Menulis Suku Kata dan Kata. KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Membaca dan Menulis Kalimat
DAFTAR ISI KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Menulis Suku Kata dan Kata KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Membaca dan Menulis Kalimat KEGIATAN BELAJAR 3 Terampil Membaca dan Menulis Angka i Kata Sambutan Pelindung:
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku
BABII TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku laporan tugas akhir dan makalah seminar yang digunakan sebagai inspirasi untuk menyusun konsep penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM I. II. NOMOR PERCOBAAN NAMA PERCOBAAN : : I (Satu) Pengumpulan Contoh Tumbuhan dan Herbarium III. TUJUAN PERCOBAAN : IV. DASAR TEORI Mengumpulkan beberapa contoh tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang dimiliki yaitu kebudayaan.koentjaraningrat (1985) menyebutkan bahwa kebudayaan terdiri dari tujuh
Lebih terperinciCARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N
CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N Pendahuluan Ekosistem terumbu karang merupakan gantungan hidup bagi masyarakat Kelurahan Pulau Panggang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lebih terperinciSetelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.
Kegiatan Pembelajaran 9. Pengajiran Tanaman Sayuran. A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran pengajiran tanaman sayuran berisikan uraian pokok materi; Jenis & bahan ajir, pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN
TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN PENDAHULUAN Pasokan kayu sebagai bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada Bambu (multiguna, cepat tumbuh, tersebar
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT KULIT POHON WARU (Hibiscus Tiliaceus) PADA AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK
Pengaruh Waktu Perendaman Serat Kulit Pohon Waru... (A. Prasetyo, dkk) PENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT KULIT POHON WARU (Hibiscus Tiliaceus) PADA AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK Agung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciBagian Aksara Batak (dominan Toba)
Huruf-huruf yang terdapat pada font SamuderaPura.ttf Fitur-fitur dari Tuktuk Editor v.1.1 Pusat Bahasa-bahasa Nirbatas Huruf-huruf yang terdapat pada font SamuderaPura.ttf SamuderaPura.ttf memuat aksara
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Data penelitian perbaikan hasil pembelajaran ini, peneliti bertindak sebagai pelaku sedangkan yang sebagai observer dan pengamat adalah guru pamong serta
Lebih terperinciTEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH
TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum tentang Pinus 2.1.1. Habitat dan Penyebaran Pinus di Indonesia Menurut Martawijaya et al. (2005), pinus dapat tumbuh pada tanah jelek dan kurang subur, pada tanah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, dan dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) lokasi dan subjek,
Lebih terperinciSASTRA MELAYU HALAMAN SAMPUL SOAL MID SEMESTER JURUSAN SASTRA DAERAH/ MELAYU SEMESTER 2
SASTRA MELAYU HALAMAN SAMPUL SOAL MID SEMESTER JURUSAN SASTRA DAERAH/ MELAYU SEMESTER 2 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS LANCANG KUNING 2014 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciKAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK
KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK Oleh : Diana Prastika program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa diana_prastika@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Lebih terperinciMengamati Kehidupan Hewan
8 Mengamati Kehidupan Hewan Ketekunan adalah ciri seorang pembelajar. Berhubungan dengan hal ini, kamu akan mengamati benda melalui kegiatan menulis dan membaca. Belajar Apa di Pelajaran 8? Mengenal isi
Lebih terperinciE U C A L Y P T U S A.
E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi
Lebih terperinci