BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 BAHAN BAKU PROESES Mengenal bahan yang digunakan yaitu: ABS ( Acrylonitrile Butadiene Stryrene) Gambar 3.1 Biji Plastic ABS Belum diolah Acrylonitrile Butadiene Strene termasuk kelompok thermoplstik tiga momomer pembentuk akrilonitri bersifat bahan tahan terhadap bahan kimia dan stabil terhadap panas. Butadiene memberi perbaikan terhadap sifat ketahanan pukul dan sifat liat (toughness) sedangkan stryne menjamain kekakuan (rigiditu) dan mudah diproses.

2 12 Ciri-ciri material: penyerapan udara air tinggi, warna kuning gading, permukaan mengkilap, temperature melt : C PP ( Polypropylene) Gambar 3.2 Biji Polypropylene yang murni PP Polypropylene termasuk kelompok termoplastik yang digunakan pada part yang tidak memerlukan lapisan cat. Ciri-ciri Material: ketahanan pukul rendah,ketahanan terhadap bahan kimia, memiliki sifat ulet yang berpenyerapan kadar air rendah temperatur material: -80/+1000C. Masterbath adalah warna yang dicampurkan pada bijih plastik ABS natural untuk mendapatkan suatu warna pada produk plastik terdapat tiga jenis warna yang dipakai: 1. Black JB 302 S: digunakan unuk material ABS yang dipakai untuk membuat produk yang tidak memerlukan produk pengecatan sehinga perbandingan yang dipakai 5%. 2. Black JB 302 S: digunakan unuk material ABS yang dipakai untuk membuat produk yang tidak memerlukan produk pengecatan sehinga perbandingan yang dipakai 1%.

3 13 3. Grey JB 30 S: digunakanuntuk material ABS yang dipakai untuk membuat produk yang memerlukan proses pengecatan, sehinga perbandingan dipakai 1%. 4. Black JP 112 S: digunakan untuk material PP yang dipakai untuk membuat produk yang tidak memerlukan proses pengecatan sehinga perbandingan yang dipakai 3%. Resin Master Beth Komposisi PP MB Black 112 3% ABS MB Grey MB Bkack 3028 MB Bkack 1% 5% 1% Gambar 3.3 Daftar tabel percampuran material Keteraggan: PP: Polypropylene ABS: Acrylonitrile Butadiene Stryrene MB: Master Bath

4 PROSES PADA MESIN INJEKSI PLASTIK Material Mixing Material Filling Injection Proses Unloading Spoilage Visual Inpection Finishing Marking Labeling Packing Finishing Good Gambar 3.3 Alur Proses Produksi Material Penjelasan Masing-Masing Proses Material Mixing lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam fasa yang berbeda. Dalam kimia, suatu pencampuran (mixing) adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang yang terjadi, sementara tidak ada perubahan fisik dalam suatu pencampuran, sifat kimia suatu campuran seperti titik lelehnya dapat menyimpang dari komponennya. Pencampurannya dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen atau heterogen.pencampuran (Mixing) adalah proses yang menyebabkan tercampurnya suatu bahan kebahan `

5 15 Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidaksamaan ketidakrataan dalam komposisi, temperatur atau sifat-sifat lain terdapat dalam suatu atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dan dampak tersebut merupakan tujuan akhir dari suatu proses percampuran Material Filling Injeksi Gambar 3.4 Percampuran dari biji material Gambar 3.5 Proses Injeksi Pada Mesin Cetakan

6 16 Setelah dipstikan mold dihimpit dengan tekanan tinggi. Maka unit ijeksi yang terdiri dari Nozzle, Barel, dan screw dan seterusnya. Bergerak mendekati mold hingga nozzle bersentuhan dengan mold, juga dengan tekanan tinnggi ( Hingga 100kg/cm2 ) proses injeksi pengisian, yaitu menyuntikkan plastik cair kedalam mold. Pada proses ini melibatkan beberapa parameter yang bisa kita atur sedemikian rupa mengikuti tingkat yang akan kita buat yaitu: 1. Tekanan pengisian (Fill Pressure). Mesin-mesin keluaran saat ini memiliki variasi tingkat tekanan pengisian lebih. 2. Tingkat dan juga diikuti dengan variasi posisi dari tiap-tiap membentuk produk membutuhkan besaran tekanan pengisian sekian nilainya, dan diposisi lain dengan masih produk yang sama membutuhkan besaran tekanan sekian dan seterusnya Drying (ABS Only) Gambar 3.6 Proses pengeringan percampuran biji plastik ABS ( Acrylonitrile Butadiene Stryrene) merupakan salah satu proses pengeringan anti uap/pin hole pembunuh masterbatch penyerapan kelembaban, secara gambaran umum dapat dijelaskan jika tidak menyingkirkan kelembaban dalam bahan baku dari plastik, itu

7 17 akan menyebabkan gelembung atau gelombang air pada permukaan produk jadi selama proses pemanasan. Trandisional kita menggunakan listrik kering mesin untuk mencapai itu, tetapi waktu yang lebih lama, limbah material, tinggi pemborosan listrik, oleh karena itu, biaya meningkat. Anti foaming master bathadalah baru dikembangkan melalui teknologi fungsi master bath dicina. Fungsi ini ekstrak kelembaban efektif dari fe/pp plastik selama proses molding. Dapat menjaga kualitas dan tingkat produk jadi, meningkatkan nilai produksi dan mengurangi pemborosan energi Proses Injeksi Gambar 3.7 Proses injeksi yang akan mencetak material Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper kemudian turun kedalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) dimana ia dilelehkan oleh pemanas yang terdapat dalam dinding barrel dan oleh gersekan akibat perputaran sekrup injeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh skrup injeksi (yang juga berfungsi sebagai plunger) melalui nozzle kedalam cetakan yang didinginkan oleh air. Produk yang sudah didinginkan dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidraulik yang tertanam dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia (operator mesin) atau mengunakan robot. Pada saat proses pendingin produk secara bersamaan didalam barrel terjadi proses pelelehan plastik sehingga begitu produk dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh langsung di injeksi.

8 Unloading Sistem unloading/moulding merupakan proses serbaguna untuk menciptakan berbagai jenis produk yang berbahan plastik. Proses ini merupkan proses pembentukan plastik dengan mengunakan suhu tinggi dan tekanan rendah yang mengunakan panas dan biaxial rotation ( rotasi pada dua sisi). Dengan memanfaatkan teknologi unloading dan bahan dasar polyethylene yang telah menjadi satu-satunya standar metode manufaktur dunia untuk pembuatan tangki air dan kimia sehinga mampu memproduksi lebih dari 1 (satu) juta unit pertahunnya. Proses ini memiliki kelebihan istimewa dalam proses produksi produk plastik berongga dengan berukuran besar seperti tangki air dan tangki bahan kimia, unloading juga lebih ekonomis dan praktis dengan pencetakan lainnya. Tahapan unloading/moulding: 1. Loading: bahan diletakan dalam moulding dengan takaran sesuai dengan kapasitas yang dikehendaki. 2. Heating: pemansan dilakukan pada kedua sumbu dengan suhu yang tepat sehingga bahan terbentuk sesuai cetakan. 3. Cooling: selama tahap pendingin, cetakan tahap diputar untuk menjaga agar suhu didalam cetakan tetap menjaga agar suhu didakam cetakan tetap terjaga dan merata. 4. Unloading/Demoulding: penutup cetakan yang telah terbentuk dapat dikeluarkan dari cetakan dari cetakan untuk dilanjutkan ketahap berikutnya Visual Inpection Teknik pengujian ini pada material tanpa merusak benda ujinya adalah pengujian non destructive atau sering didengar dengan NonDestructive Testing atau NDT, pengujian ini dilakukan untuk mnejamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan belum melewati batas toleransi kerusakan.

9 19 NDT biasanya dilakukan paling tidak dua kali pertama, selama dan akhir proses fabrikasi, hal ini berguna untuk menemukan suatu komponen dapat diterima setelah melalui tahaptahap fabrikasi. Hasil NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan persial sebelum melampaui damage tolerance nya. Visual inpection: biasanya metode ini langkah yang pertama kali diambil dalam NDT metode ini bertujuan untuk menemukan cacatyang retak permukaan dan korosi dengan bantuan visual optical, crack yang berada dipermukaan marerial dapat diketahui Spoilage Kerusakan (spoilage) adalah unit produksi baik yang telah selesai seluruhnya atau yang baru selesai bagian yang tidak memenuhi spesifikasi yang diminta oleh pelangan dan akan dibuang atau dijual dengan harga lebih rendah. Pengerjaan ulang (rework) adalah unit produksi yang tidak memenuhi spesifikasi yang diminta oleh pelangan tetapi kemudian akan diperbaiki dan dijual sebagai unit barang jadi. Barang rongsokan (scrap) adalah bahan residu yang berasal dari pembuatan suatu produk. Barang rongsokan memiliki total, nilai jual yang rendah dibanding dengan total nilai jual produk Jenis kerusakan yang berbeda Untuk kerusakan dimaksud kan guna menentukan besarnya biaya kerusakan dan menyebabkan antara biaya kerusakan normal dan kerusakan tidak normal, untuk mengolah, mengendalikan dan mengurangi baiaya kerusakan tidak normal, perusahaan harus menyoroti biaya tersebut, bukan menguburnya sebagai bagian yang tidak teridentifikasi dari biaya unit yang baik yang telah dibuat. 1. Kerusakan Normal Kerusakan normal ( normal spoilage) adalah kerusakan yang melekat pada proses produksi tertentu yang tetap saja terjadi meskipun operasi telah berlangsung efisien. Pemeriksaan memutuskan bahwa tingkat kerusakan yang dianggap normal bergantung

10 20 pada proses produksi. Tingkat kerusakan normal dihitung dengan membagi unit kerusakan normal dihitung dengan membagi unit kerusakan normal dengan total unit yang baik yang telah selesai, bukan total unit aktual yang dimulai dalam produksi. 2. Kerusakan Abnormal Kerusakan abnormal (abnormal spoilage) adalah kerusakan yang tidak melekat dalam proses produksi tertentu dan tidak akan terjadi pada kondisi operasi yang efesien. Kerusakan abnormal umumnya dianggap sebagai hal yang dapat dihindari dan dapat dikendalikan, pada umumnya, operator lini dab personil pabrik lainnya dapat mengurangi atau mengeliminasi kerusakan abnormal dengan menidentifikasi penyebab kemacetan mesin, kesalahan operator, dan yang lainnya, serta dengan menempuh langakah-langkah untuk mencegah hal tersebut terulang lagi Finishing Setelah pert diambil oleh operator, part akan diletakan tempatnya hingga akhirnya part akan dicek oleh operator dan dilakukan pemotongan runner Marking Marking ini merupakan penurunan bagian permukaan pada hasil ijection molding karena terjadinya penyusutan bentuk plastik (volume) dan pengurangan densitas, marking sangat dipengaruhi oleh desain plastik dan sering terjadi pada desain yang rumit Labeling Labeling adalah merupakan salah satu dari informasi yang bertuliskan standart untuk pemakain, contohnya seperti: standar volume ban dan kekuatan berat Packing Packing pada prosesnya pembungkusan part yang disesuaikan dengan os nya atau tipe yang sama simpan ditempatnya masing-masing.

11 Finish Good Finish good adalah barang-barang yang sudah selesai diproses yang sudah siap untuk ketahap selanjutnya. KOMPONEN PADA MESIN INJEKSI PLASTIK Injeksi plastik adalah suatu proses pembuatan benda plastik dengan menggunakan cetakan yang diisi dengan bahan plastik yang terlebih dahulu dipanaskan hingga mencapai titik lumer dengan mekanisme injeksi atau suntikan. Proses tersebut memerlukan beberapa bagian mesin yang bekerja secara sistematis agar terbentuk hasil produksi sesuai dengan bentuk yang dirancang pada cetakan. Proses Injeksi Plastik Proses injeksi plastik memiliki beberapa proses sebagai berikut: Persiapan bahan Pemanasan bahan hingga titik lumer Material yang telah dilumerkan dikirim keujung injektor untuk disuntikan ke dalam cetakan. Material masuk dalam cetakan Penahanan hingga plastik membeku Cetakan dibuka untuk melepaskan hasil produksi Pembersihan hasil produksi dari runner Untuk lebih jelasnya, tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada penjelasan mengenai komponen utama mesin injeksi plastik dibawah ini.

12 KOMPONEN MESIN INJEKSI Sebuah mesin injeksi plastik terdiri dari beberapa bagian utama dan bagian pendukung yang terlibat langsung dalam proses produksi barang plastik bagian tersebut adalah sebagai berikut: Komponen Utama Gambar 3.8 Proses pencetakan dari matrial Hopper Pada tahap persiapan, bahan plastik berupa biji plastik atau pelet dimasukan kedalam tempat penampungan plastik yang disebut dengan Hopper. Ditahap ini biji plastik akan dikeringkan agar benar-benar terbatas dari kandungan air atau lembab. Tahap tersebut mungkin dianggap sebagai tahap yang sederhana, namun hasil akhir dari produksi sebenarnya sangat tergantung pada tahap ini. Kandungan air dalam biji plastik dalam merusak penampilan dari hasil akhir jika tidak dikeringkan terlebih dahulu melalui proses ini. Umumnya hasil produksi akan menampilkan pola bintik-bintik putih jika material mengandung air Rotary Screw Bagian ini merupakan bagian terpenting dari sebuah mesin injeksi. Rotari Screw ini berperan dalam mengantarkan biji plastik dari proses awal pencairan hingga ke proses injeksi, seluruh bahan plastik akan dimasukan secara bertahap kedalam ruang pemanasan dengan bantuan bagian ini.

13 23 Setelah melalui bagian pemanas, biji plastik akan berbentuk cairan plastik yang didorong oleh bagian Rotari Screw ini menuju kebagian ujung injektor Motor Bagian ini terhubung dengan Rotari Screw yang berfungsi sebagai penggerak utama agar as rotari screw dapat berputar untuk mengerakan plastik didalam barel Injektor atau Nozzle Bagian tersebut berbentuk kerucut yang berfungsi sebagai bagian yang menginjeksi bahan plastik cair kedalam cetakan. Bagian tersebut berhubungan langsung dengan seluruh masuk plastik pada bagian cetakan yang sering disebut dengan runner Moulding atau cetakan Pada bagian ini cairan plaastik yang diinjeksikan dibentik menurut bentuk dan ukuran yang dirancang sebelumnya. Cetakan terdiri dari 2 bagian utama yakni yang bisa dibuka tutup, kedua bagian tersebut dihubungkan dengan menggunakan slinder agar dapat terbuka dan tertutup dengan sempurna. Umumnya cetakan besar memiliki saluran rongga yang berfungsi untuk mengalirnya cairan pendingin agar dapat berfungsi dengan sempurna. Seluruh saluran tersebut dirancang sesuai perhitungan kecepatan pendingin yang diperlukan atau bahkan untuk membantu mempertahankan suhu cetakan KOMPONEN PENDUKUNG MESIN INJEKSI Pada bagian ini terdapat sebuah panel control yang bertugas mengatur tekanan injeksi saat menginjeksi bahan plastik. Bagian tersebut berfungsi untuk: 1. Mengakomodasi tekanan yang diperlukan bedasarkan rancangan cetakan. Setiap cetakan yang dibuat memiliki sifat yang berbeda-beda. Karena itulah bagian ini

14 24 sangat membentuk ketika harus berhadapan dengan racangan cetakan yang membutuhkan tenaga yang berbeda-beda dalam memasukan material plastik. 2. Mengatur waktu injeksi material. Material yang akan dimasukan kedalam cetakan tidak bisa seragam untuk semua jenis cetakan. Pada bagian cetakan mungkin hanya memerlukan 2-3 detik untuk memasukan material, tetapi pada cetakan yang lain mungkin memerlukan 4-5 detik. 3. Mengatur lamanya waktu pembekuan. Setelah plastik dimasukan kedalam cetakan, plastik tidak langsung beku, diperlukan waktu tunggu beberapa detik untuk kembali membeku. Bagian panel juga bertugas untuk mengatur hal ini. Waktu penahanan inilah yang disebut dengan holding time pada proses costing nantinya. 4. Waktu pembukaan. Bagian ini juga dapat dipergunakan untuk mengatur waktu pembukaan cetakan terutama jika pengambilan hasil produksi sudah menggunakan ribot. Kontrol buka tutup cetakan dapat dirubah menjadi mode otomatis ataupun manual. Prinsip cara kerja mesin injeksi plastik ini hingga seluruh kontrol yang dilakukan ini nantinya akan dipergunakan untuk menghitung biaya yang dikenakan pada proses pembuatan komponen.

15 PROSES DETAIL MENUTUP CETAKAN Gambar 3.9 Proses menutup cetakan Detail gerakan menutup cetakan Gerakan 1 samapai dengan 3 dilakukan dengan tekanan rendah. Untuk kontruksi mesin hidrolik pada gambar 1a, adalah mesin tipe hidrolik langsung (Direct Hydrolic Type). Adapun prinsip kerjanya adalah: tekanan hidrolik bekerja pada 2 lubang aliran (part), yang pertama, bekerja pada sisi lubang untuk membuka katup sehinga terbuka bagi aliran oli hidrolik antara tangki oli (oli tank) dan ruang silinder klamp ( clamp cylinder) yaitu port-c dan yang 2 bekerja pada sisi lubang yangb mengalir keruang silinder boster (Booster cylinder) dengan tekanan yang bisa kita atur, yaitu port-a seperti diperlihat pada gambar. Dimisalkan tekanan pompa hidrolik maksimal 150kg/cm2 (tergantung spesifikasi pompa yang digunakan mesin), sehinga bila kita atur, yaitu 25% dari kemampuan maksimal pompa maka didapat tekanan sebesar 3.7 kg/cm2. untuk menari kebesaran gaya yang ditimbulkan, kita menggunakan rumus dasar F=P X A. F adalah force, P adalah tekanan hidrolik yang berasal dari pompa hidrolik, dan A adalah luas penampang ( untuk penampang bulat : (n x D2)/4) dimana n adalah 3,14 dan D adalah diameter. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut didapat gaya (F) sebesar 6,6 ton. Gaya

16 26 sebesar ini juga dimanfaatkan untuk menghisap Oli dari tangki Oli kedalam ruang Clamp Cylinder. Perihal keepatan juga tergantung spesifikasi pompa hidrolik. Berapa besar debit aliran (dalam liter permenit) yang bisa dihasilkan, pengaturan kecepatan kita atur bedasarkan posisi-posisi pada sensor (dilihat gambar). Posisi sensor 1 untuk kecepatan rendah, posisi sensor 2 untuk kecepatan tinggi, dan posisi sensor 3 untuk kecepatan rendah, dikarenakan volume ruang Booster Cylinder yang relative kecil untuk debit pompa yang relative kecil untuk debit pompa yang relative besar, maka pengaturan kecepatan tinggi dimungkinkan. Mold Clamp dengan tekanan tinggi dikomfirmasikan oleh sensor 4 yang telah kita atur selimit mungkin, terlebih dahulu tekanan hidrolik yang tadinya bekerja pada port-c dihilangkan sehingga katup kembali tertutup oleh tekanan per (Spring) sehingga oli yang sudah masuk keruang Clamp Cylinder terjebak. Kemudian tekanan hidrolik dialihkan ke port-a seperti dimisalkan pada gambar 1b. Kapasitas mold clamp mesin adalah 200 ton. Pengaturan yang kita buat adalah 95% dari maksimal kapasitas tekanan pompa hidrolik, sehingga dari hasil perhitungan didapat Mold Clamp sebesar 190 ton. Tidak hanya itu, kita pun bisa mengetahui Batang Klam (Clamp Bar), juga diameter Clamp Bar itu sendiri. Gambar 3.10 Proses pencetakan dengan tekanan tinggi

17 PROSES PERAWATAN MESIN INJEKSI MOULDING Salah satu dalam rangka meningkatkan efisiensi kerja, mesin dapat meningkatkan fungsi dari wkatu, hari yang mungkin dekat dengan 24 jam operasi, jika 25 bulan operasi untuk menghitung, akan diakumulasi untuk 600 per jam operasi bulan, sehingga satu tahun akan akan 7200 jam, dan perbandingan umum alat mesin akan 4 untuk 5 kali panjang waktu untuk beroperasi, sehingga dapat memperpanjang terbatas menggunakan mesin injeksi diperlukan untuk pemeliharaan mesin dari pada rata-rata industri lebih memperhatikan mesin. Pemeliharaan dan Inpeksi Sebelum Operasi Pemeriksaan 1. Dari volume inspeksi minyak hidrolik untuk menentukan apakah bahan bakar minyak memainkan skala kurang dari batas maksimum dan minimum batas. 2. Untuk membuka dan memeriksa suhu, tentukan pengering, feed tabung, bahwa pada alat pemanas listrik berada diurutan kerja. 3. Pintu keselamatan dan tombol darurat berhenti untuk mengaktifkan inspeksi. 4. Perangakat rendah tegangan untuk membuka inspeksi cetakan, tentukan pemeliharaan perangkat tekanan rendah cetakan terbuka adalah modal yang baik. 5. Pelumasan dan inspeksi perangkat, piala dayou minyak dan didalam minyak maupun tidak memadai, perangkat dayou begitu jelas apakah pipa. 6. Kegiatan pemeriksaan mekanis dari semua mesin pada kegiatan masing-masing mesin perlu pelumas yang tepat, dan bagian dari kegiatan kotoran, seperti debu, untuk mempertahankan kegiatan gesekan pada permukaan halus pembersih, tidak dapat ditempatkan pada alat kegiatan di situs. 7. Kegiatan sistem pipa air pendingin pmeriksaan untuk menentukan ada tidak kebocoran, dan kecukupan air utntuk menjaga efisiensi pendingin normal. 8. Pemeriksaan dari berbagai kondisi lain untuk mengatur suhu, tekanan, kecepatan, waktu, jarak dan seterusnya adalah benar.

18 28 9. Dan menekan cam limit swicth dan pengoperasian pemeriksaan inspeksi apakah atau tidak prioritas, dan menyesuaikan diperlukan untuk memberlakukan tetap, terutama ketika pergantian cetakan. 10. Untuk memeriksa operasi tembakan kosong tekanan yang lebih rendah, diopersikan seara manual beralih keotomatis, mulai berjalan kosong selama sekitar 10 untuk 30 menit dan terus menjadi salah satu syarat untuk stabilitas, Anda dapat beropersi resmi. 11. Memiliki nada yang berbeda dari operasi normal cacatan pemeriksaan suara dan hati-hati apakah atau tidak suara abnormal, suara pompa hidrolik, filter dapat mendekteksi memblokir hisap angin, internal anomali, seperti pakaian dan air mata, degung dari katup solenoid dan pembakaran, kotoran menunjukkan relay degungan dan debu yang ada diatara titik kontak, dan untuk berusaha untuk mencegah edera akan sangat membantu Ketika Shutdown inspeksi 1. Kliring gerbang feed hopper, atau hopper rendah dipanaskan tergantung pada panjang downtime. 2. Dan kemudian diselengarakan pada tanggal 2 berikutnya modus didikan. 3. Terbuka atau setengah pipa diharapakan dapat mengurangi listrik sebagai panjang downtime. 4. Dari ring pemgambilan untuk menangani karat dan cetakan, tergantung pada panjang downtime. 5. Untuk membuka air pendingin, memotong power supply dan pembersihan mesin.

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG Nama : Mokhammad Roiful Anis NPM : 24411599 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Doddi Yuniardi, ST., MT. Latar Belakang Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES Nama : Muhammad Bambang Wijanarko NPM : 24411785 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT Latar Belakang Leg Shield merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan isi uraian tentang jenis data, metode pengambilan data, metode pengolahan data, metode analisis data dan langkah langkah penelitian. 3.1 Diagram Alir

Lebih terperinci

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM : PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR Nama : Achmad Muttaqin NPM : 20410081 Jurusan : Teknik mesin ABTRAKSI Pada umumnya, di PT. Suzuki Indomobil Motor

Lebih terperinci

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA Proses Produksi I MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA by Asyari Daryus Universitas Darma Persada OBJECTIVES Mahasiswa dapat menerangkan sifat dan jenis bahan plastik Mahasiswa dapat menerangkan cara pengolahan

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian digunakan untuk mempersempit permasalahan yang diteliti, sehingga dapat membahas dan menjelaskan permasalahan secara tepat. Pada

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 65 Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Toto Rusianto, Ellyawan, S.A. & Arif Rahmanto Jurusan Teknik Mesin, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik,

Lebih terperinci

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Persiapan Sebelum melakukan penelitian ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya: 1. Studi pustaka mengenai mesin injeksi, metode DoE, material plastik,

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PENULISAN ILMIAH Nama : Dede Kurniadi NPM : 21410739 Program Studi : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Injection Molding 2.1.1. Pengertian Dasar Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan suatu benda atau produk dari material plastik dengan bentuk dan ukuran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK 30 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil rancang bangun mesin akan ditampilkan dalam Bab IV ini. Pada penelitian ini Prodak yang di buat adalah Mesin Cetak Pellet Plastik Plastik, Hasil

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04 PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : 23410668 KELAS : 4IC04 ABSTRAKSI Salah satu pembuatan produk botol oli di PT. Dynaplast ini adalah

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai keperluan seperti untuk medical, textiles,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Plastik sangat penting dalam kehidupan sehari hari, alasanya begitu luasnya penggunaan plastik secara industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Plastik sangat penting dalam kehidupan sehari hari, alasanya begitu luasnya penggunaan plastik secara industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik sangat penting dalam kehidupan sehari hari, alasanya begitu luasnya penggunaan plastik secara industri karena sifat sifatnya yang unggul dan mudah diolah. Plastik

Lebih terperinci

11.1 Pemrosesan Material Plastik

11.1 Pemrosesan Material Plastik 11.1 Pemrosesan Material Plastik Banyak proses yang digunakan untuk mengubah granula, pelet plastik menjadi bentuk produk seperti lembaran, batang, bagian terekstrusi, pipa atau bagian cetakan yang terselesaikan.

Lebih terperinci

Cindy Puspita Sari / 4ID01

Cindy Puspita Sari / 4ID01 Mempelajari Manajemen Perawatan Mesin Injeksi Plastik pada Produksi Kaca Spion Tipe KZRA di PT Astra Komponen Indonesia Cindy Puspita Sari 31413929 / 4ID01 Latar Belakang Permasalahan Solusi Penyelesaian

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI Outline: JUDUL LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PERANCANGAN METODOLOGI PERANCANGAN SPESIFIKASI PRODUK DAN SPESIFIKASI MESIN PERENCANAAN JUMLAH CAVITY DIMENSI SISTEM SALURAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE Muhammad Luqman Saiful fikri 1, Iman Kurnia Sentosa 2, Harini Sosiati 3, Cahyo Budiyantoro 4 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sumber daya energi sangatlah penting, kelangkaan sumber daya energi dan cadangan sumber daya yang semakin terbatas membuat hampir seluruh dunia menjadikan permasalahan

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53

INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53 INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53 Laboratorium Sains Program Studi Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2015 Instruksi Kerja Drying Oven BINDER ED-53 Laboratorium Sains Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari hasil perancangan cetakan injeksi yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Analisa akan meliputi waktu satu

Lebih terperinci

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes)

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes) 14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat. 14.1.1 Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes) Terdapat beberapa metode cetakan terbuka untuk membuat material komposit plastik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka Sugondo (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh ketebalan pada kualitas produk plastik dan mampu bentuk dengan menggunakan simulasi pada proses injeksi. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Cahyadi (2010) penelitian yang berjudul Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Molding untuk Pengendalian Cacat Produk meneliti

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : NAMA PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : 22410181 JURUSAN : TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metodologi penelitian secara umum adalah metode yang menjelaskan bagaimana urutan suatu penelitian yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan alat ukur dan lanngkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern.

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: A. Mesin Injeksi Gambar 3.1 Mesin Injection Molding

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 30 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.1 PENDAHULUAN Hasil rancang bangun mesin akan ditampilkan dalam Bab IV ini. Pada penelitian ini Prodak yang di buat adalah Mesin Ekstrusi Cetak Pellet

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke dalam sebuah cetakan (mold). Dengan teknik

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics Jurnal Integrasi Vol. 9 No. 1, April 2017, 48-52 e-issn: 2548-9828 Article History Received March, 2017 Accepted April, 2017 Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR 4.1 Standar Operasi Pembuatan Lampu Motor Untuk mengoptimalkan proses pada pembuatan Lampu Motor maka, maka PT.INDONESIA STANLEY ELECTRIC membuat suatu standar operasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari 27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Injection Molding Injection molding dapat membuat part yang memiliki bentuk yang kompleks dengan permukaan yang cukup baik. Variasi bentuk yang sangat banyak yang dapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik padat, didirikan pertama kali oleh Bapak Hardyanto

Lebih terperinci

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email: yunikaka@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami.

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Bahasa Indonesia Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Agar alat ini dapat berfungsi dengan baik, mohon baca dan simpan buku petunjuk penggunan ini dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK II.1 Prinsip Dasar Manufaktur Produk Dalam prinsip dasar proses manufaktur suatu produk saya akan mengklasifikasikan untuk manufaktur produk prototype dan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah penelitian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1 berikut: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian. 3.2 Waktu

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6 KOMPETENSI : Operasi peleburan KODE : M4.1A DURASI PEMELAJARAN : 100 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 1 2 3 1 2 1 KONDISI KINERJA Meliputi tunggal atau ganda, kokas, minyak, gas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah material plastik dengan suhu tinggi dimasukkan kedalam mold, kemudian material

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengujian termal plastik daur ulang dengan plastik original menggunakan metode DSC pada penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan. Pengujiannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENGERTIAN MOLD Mold (cetakan) adalah adalah rongga tempat material leleh (plastik atau logam) memperoleh bentuk. Mold terdiri dari dua bagian yaitu pelat bergerak (moveable

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dalam segala aspek kehidupan saat ini semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik 26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan bahan dasar produksi. Logam yang dahulu banyak digunakan dalam proses industri kini mulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK Arif Rahman Hakim Dosen Tetap Prodi Teknik Mesin Universitas Riau Kepulauan Batam Abstrak Pada penelitian ini

Lebih terperinci

PROSES MANUFACTURING

PROSES MANUFACTURING PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah material plastik berjenis polystyrene murni dan daur ulang. Sifat dari material plastik polystyrene yaitu

Lebih terperinci

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL SILINDER HEAD MOTOR DIESEL Oleh : Mahfud Ibadi NIM. 5201405015 Edy Setiawan NIM. 5201405031 Ali Muhtar NIM. 5201405514 Fery Dwi Harmoko NIM. 5201405541 Tujuan praktikum Mahasiswa dapat membongkar Mahasiswa

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra E-mail: amelia@petra.ac.id, ninukj@petra.ac.id T E K N O S I M

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN 79 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka tahap selanjutnya adalah analisa pembahasan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan terhadap Risk Priority Number

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK 3.1. Proses produksi mesin pellet biji plastic Proses kerja mesin pellet biji plastik ini adalah dengan cara menggiling plastik recycle yang masih berupa botolan

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data, untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci