BAB III GAMBARAN DATA
|
|
- Hendri Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 37 BAB III GAMBARAN DATA A. Surat Pemberitahuan (SPT) 1. Dasar Hukum Untuk lebih memahami gambaran tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemeberitahuan (SPT) kita dapat melihat secara jelas dari peraturan yang mengatur tentang tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) tersebut, yaitu: a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketnetuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tantang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009; c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 185/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengelohan Surat Pemberitahuan; d. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-29/PJ/2014 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengelohan Surat Pemberitahuan Tahunan;
2 38 e. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-43/PJ/2014 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengelohan Surat Pemberitahuan Tahunan. 2. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh orang pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identifikasi diri, harta, kewajiban/utang, penghasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun. 3. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh orang pribadi adalah sebagai sarana wajib pajak untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang terutang, dengan cara : a. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya; b. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak; c. Melaporkan pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain dalam satu tahun pajak; d. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak; e. Melaporkan harta dan kewajiban.
3 39 4. Kewajiban Wajib Pajak Terkait Dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan a. Sesuai dengan sistem self assement, Wajib Pajak mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau mengunduh dari situs b. Setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab. Satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Yang dimaksud dengan mengisi Surat Pemberitahuan adalah mengisi fomulir Surat Pemberitahuan, dalam betuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik, dengan benar, lenkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisisna yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oelh Direktorat Jenderal Pajak. d. Surat Pemberitahuan dapat disampaikan secara langsung, dikirimkan melalui pos atau disampaikan secara elektronik.
4 40 5. Jenis Surat Pemberitahuan Ada dua jenis Surat Pemberitahuan : a. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 tahun kalender kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 tahun pajak. b. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu. Masa pajak sama dengan 1 bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan peraturan Menteri Keuangan paling lama 3 bulan kalender. Surat Pemberitahuan Masa ini dipakai oleh pemotong atau pemungut pajak untuk melaporkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan dalam setiap masa. 6. Jenis Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Terdapat dalam Pasal 3 Ayat (6) Undang-Undang KUP Tahun 2009, SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi terdiri dari : a. Formulir SPT Tahunan 1770 diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas. b. Formulir SPT Tahunan 1770S diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu pemberi kerja (sebagai karyawan) atau
5 41 lebih dan/atau penghasilan lainnya yang bukan dari usaha atau pekerjaan bebas. c. Formulir SPT Tahunan 1770SS diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan hanya dari satu pemberi kerja yang jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi Rp ,- dan tidak mempunyai penhasilan lainnya kecuali dari bunga bank dn bunga koperasi. 7. Yang Wajib Menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi. Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh orang Pribadi adalah wajib pajak dalam negeri dan warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. a. Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas. b. Wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari modal dan lain-lain. c. Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain dari luar penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dari satu pemberi kerja. d. Kuasa warisan yang belum dibagi. e. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota ABRI dan pegawai BUMN/BUMD sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1996.
6 42 f. Warga Indonesia yang bekerja pada perwakilan Negara asing dan perwakilan organisasi internasional. g. Orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia. h. Masing-masing suami istri yang dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) secara terpisah dalam hal suami istri telah hidup berpisah. i. Dikehendaki secara tertulis oleh suami/istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. Dengan demikian suami maupun istri wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sendiri dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh adalah wajib pajak orang pribadi yang belum memiliki NPWP, yang penghasilan nettonya tidak melebihi jumlah penghasilan tidak kena pajak. 8. Pengecualian Dari Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pada prinsipnya setiap Wajib Pajak Penghasilan diwajibkan menyampaikan Surat Pemberitahuan. Dengan pertimbangan efisiensi atau pertimbangan lainnya, Menteri Keuangan dapat menetapkan Wajib Pajak Penghasilan yang dikecualiakn dari kewaiaban menyampaikan Surat Pemberitahuan, mislanya Wajib Pajak Orang Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), tetapi Karena kepentingan tertenti diwajibkan memiliki NPWP. Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiaban tersebut adalah :
7 43 a. Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu tahun menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dikecualikan karena kewajiban menyampaikan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 dan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal Ketentuan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam hal penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: a. Secara manual Penyampaian SPT secara manual oleh Wajib Pajak dapat dilakukan: 1. Secara langsung datang ke KPP/KP2KP atau tempat lain yang ditentuan (Drop Box, Pojok Pajak, Mobil Pajak Keliling); 2. Melalui pos dengan pengiriman surat atau; 3. Dengan cara lain, yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filling melalui penyedia jasa atau ASP (Application Service Provider). b. Secara Elektronik (e-spt) Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-filling) melalui perusahaan ASP (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak
8 44 yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e- Filling), wajib menyampaikan induk Surat Pemberitahuan yang memuat tanda tangan basah dan surat setoran pajak (bila ada) serta bukti penerimaan secara elektronik kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar melalui kantor pos secara tercatat atau disampaikan langsung, paling lama 14 hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 jam dan 7 hari seminggu. Surat Pemberitahuan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu. 10. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Menurut Pasal 3 Ayat (3) Undang-Undang KUP No 28 Tahun 2007, batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) adalah : a. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak. b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak. c. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak.
9 Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penymapaian Surat PemberitahuanTahunan Pajak Penghasilan paling lama 2 bulan dengan cara menyampiakan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur dengan/berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi atau badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan dalam jangak waktu yang telah ditetapkan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan keuangan, atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang ditentukan, Wajib Pajak dapat memperpanjang penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain misalnya dengan pemberitahuan secara elektronik kepada Direktur Jenderal Pajak. Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau perpanjangan waktu pembayaran pajak yang terutang dalam 1 tahun pajak yang harus dibayar sebelum batas waktu pemyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, maka ada sanksi adminsitrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Selain itu, Wajib Pajak harus menyampaikan pemberitahuan sementara dengan menyebutkan besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan perhitungan sementara pajak yang
10 46 terutang dalam 1 tahun pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan, sebagai lampiran pemberitahuan perpanjangan jangka waktu penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan. 12. Sanksi Administrasi Apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Tidak Disampaikan Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan, maka Wajib Pajak akan dikenai sanksi administarsi berupa denda. Maksud pengenaan sanksi administarsi berupa denda ini adalah untuk kepentingan tertib administrasi perpajakan dan meningkatkan kepatuahan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan. Besarnya denda apabila SPT tidak disampaikan tepat waktu tampak pada tabel berikut ini. Tabel 3.1 Besarnya Denda SPT Surat Pemberitahuan Besarnya Denda Jika SPT Disampaikan Tidak Tepat Waktu SPT Masa Pajak Rp Pertambahan Nilai SPT Masa Lainnya Rp SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Rp Orang Pribadi SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Rp Badan 13. Sanksi Atas Surat Pemberitahuan Yang Tidak Benar Atau Tidak Lengkap Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaiakan Surat Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya
11 47 tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak kenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yang kurang bayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Keteapan Pajak Kurang Bayar. Pengenaan sanksi pidana merupakan upaya terakhir untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Namun, bagi Wajib Pajak yang melanggar pertama kali tidak dikenai sanksi pidana, tetapi dikenai sanksi administrasi. Terkait dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar akibat Surat Pemberitahuan yang tidak benar ini, Wajib Pajak tidak dapat mengajukan : a. Keberatan; b. Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi; c. Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang tidak benar. B. Electronic Filing System (E-Filing) 1. Pengertian e-filing E-filing adalah layanan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang berfungsi agar Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak beserta lampirannya secara online dan real time dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik ini dilakukan melalui perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditentukan oleh Dirjen Pajak.
12 48 Sebelum teknologi e-filing ini diberlakukan setiap Wajib Pajak harus datang secara langsung ke kantor pajak pada hari kerja untuk melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan pajaknya. Tetapi setelah adanya teknologi e-filing maka Wajib Pajak dapat melaporkan Surat Pemberitahuan pajak selama 24 jam penuh setiap harinya. Karena perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak selalu beroperasi setiap saat. 2. Dasar Hukum e-filing Secara umum, penyampaian Surat Pemberitahuan atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara elektronik melalui e-filing diatur melalui Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengelohan Surat Pemberitahuan Tahunan. Secara khusus, penyampaian Surat Pemberitahuan atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara elektronik melalui e-filing pada situs Direktorat Jenderal Pajak diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak ( tanggal 23 Desember 2011 serta Peraturan Direktorat Jenderal Pajak terbaru, Nomor PER-1/PJ/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS
13 49 secara e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak ( Saat ini aplikasi e-filing melalui situs Direktorat Jenderal Pajak baru dapat memfasilitasi pelaporan formulir 1770S dan 1770SS, sedangkan formulir lainnya dapat dilaporkan melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider-ASP). Untuk menggunakan aplikasi e-filing melalui situs Direktorat Jenderal Pajak silahkan klik efiling.pajak.go.id. Aplikasi e-filing yang disediakan melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider-ASP) yang telah ditunjuk oleh Dirketorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut : a. b. c Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) merupakan suatu perusahaan yang menyediakan sarana dan prasarana bagi Wajib Pajak yang ingin menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik. Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Kep-05/PJ/2005 dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa: Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) adalah perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan Secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak.
14 50 Selain sebagai pihak yang menyediakan sarana dalam penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik, ASP juga berfungsi sebagai lembaga mediasi atau perantara yang menghubungkan antara Wajib Pajak dengan Aparat Pajak. Selain itu ASP juga dapat memberikan berbagai informasi perpajakan yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak melalui website yang telah disediakan. Salah satu ASP yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak dalam menyediakan fasilitas penyampaian SPT secara e-filing adalah website ini merupakan ASP pertama yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak. Selain itu terdapat beberapa ASP yang dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak dalam hal pelaporan Surat Pemberitahuan, yaitu: i. ii. iii. iv v. vi. vii. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05/PJ/2005 dalam Pasal 7 (6) menyatakan bahwa : Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) wajib memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa Surat Pemberitahuan beserta lampirannya yang disampaikan secara elektronik dijamin kerahasiaannya, diterima di Direktorat Jenderal Pajak secara lengkap
15 51 dan real time serta diakui oleh pihak Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak. Artinya pada saat Wajib Pajak melaporkan Surat Pemberitahuan melalui salah satu ASP yang telah disediakan maka informasi perpajakan dan identitas Wajib Pajak akan tersimpan dalam sistem ASP yang digunakan. Oleh karena itu pihak ASP wajib memberi jaminan akan kerahasiaan informasi Wajib Pajak tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4. Ketentuan Tarif E-Filing Adapun ketentuan tarif jasa e-filing yang dikenakan kepada Wajib Pajak adalah : a. Tarif jasa e-filing untuk setiap Wajib Pajak adalah sama dan tidak tergantung besar utang pajaknya. b. Tarif yang dikenakan untuk jasa e-filing tersebut adalah : a. Biaya registrasi atau pendaftaran (1 x selamanya) dikenakan tarif sebesar Rp b. Biaya keanggotaan sebesar Rp pertahun. c. Biaya pengiriman data (submission) sebesar Rp untuk semua pasal setiap pengiriman tidak termasuk pembetulan. Tarif e-filing yang dikenakan merupakan biaya kepatuhan Wajib Pajak yang harus dipenuhi dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Biaya kepatuhan pajak tersebut merupakan biaya tetap (fixed cost) karena tarif yang dikenakan adalah sama untuk setiap Wajib Pajak tanpa memperhitungkan besarnya jumlah utang pajak.
16 52 5. Batas Waktu Penyampaian Atau Pelaporan Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05/PJ/2005 Pasal 6 dijelaskan bahwa : a. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat. b. Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu. Proses penyampaian Surat Pemberitahuan secara e-filing ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Selain itu ditegaskan juga bahwa dalam pelaporan Surat Pemberitahuan secara e-filing, batas waktu pelaporan tetap berlaku meskipun hari tersebut merupakan hari libur nasional. Hal ini berbeda dengan penyampaian Surat Pemberitahuan secara manual (non elektronik) dimana batas waktu pelaporan yang berlaku dimajukan satu hari sebelum hari libur nasional. C. Kepatuhan Wajib Pajak 1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007 bahwa Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang selanjutnya disebut dengan Wajib Pajak patuh adalah Wajib Pajak yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT);
17 53 b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak; c. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir. Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu kemauan dan kesadaran Wajib Pajak mengenai kewajibannya dalam bidang perpajakan. Kemauan dan kesadaran Wajib Pajak akan menjadi perubahan sikap Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban dan hak perpajakannya. Kepatuhan formal Wajib Pajak dapat memenuhi kepatuhannya dengan selalu menghitung, membayar, dan menyampaikan SPT. Wajib Pajak harus menghitung, membayarkan, dan menyampaikan SPT dengan jujur dan benar sesuai dengan yang terjadi dengan pendapatan yang sesungguhnya. Pelaporan SPT harus sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan dan menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu yang ditentukan. Kepatuhan dapat diwujudkan misalnya dengan penyuluhan, pelayanan, dan penegakan hukum yang dapat berupa pemeriksaan, penyidikan dan penagihan dengan menempatkan Wajib Pajak sebagai subyek yang dihargai hak-hak dan kewajibannya. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang dimaksud dalam hal ini adalah kepatuhan Wajib Pajak efektif dalam
18 54 pemenuhan kewajiban perpajakannya. Kadang Wajib Pajak memang sengaja menghindari kewajiban perpajakannya dengan tidak menyampaikan SPT kepada KPP bahkan masih banyak Wajib Pajak yang melalaikan pajaknya yaitu menolak membayar pajak yang telah ditetapkan dan menolak memenuhi formalitas yang harus dipenuhi olehnya. Ada juga Wajib Pajak yang memberikan ketidakjelasan alamat kepada KPP sehingga SPT yang dikirimkan tidak diterima oleh Wajib Pajak yang bersangkutan akibatnya Wajib Pajak merasa tidak mempunyai kewajiban menyampaikan SPT Tahunan karena tidak menerima SPT tersebut. 3. Jenis-jenis Kepatuhan Wajib Pajak Adapun jenis-jenis kepatuhan Wajib Pajak menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (eprints.uny.ac.id) adalah: a. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan. b. Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantif/hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan yaitu sesuai isi dan jiwa Undang-Undang Perpajakan. Kepatuhan material juga dapat meliputi kepatuhan formal. 4. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak a. Besar Penghasilan Besar penghasilan perorangan atau badan tidak sama antar satu dengan yang lain. Penghasilan akan ditentukan dari pekerjaan atau usaha,
19 55 pendidikan dan lingkungan. Semakin besar penghasilan yang diperoleh maka akan semakin besar pula pajak yang dibayarkan. b. Kemauan Membayar Pajak Kemauan membayar pajak merupakan suatu nilai seseorang untuk mau, rela, dan menukarkan sesuatu untuk memperoleh timbal balik barang atau jasa. Kemauan membayar pajak membuktikan bahwa seseorang telah mengetahui tentang pengetahuan mengenai pajak, khususnya untuk kelebihan dan kekurangan membayar pajak. c. Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran Wajib Pajak merupakan salah satu penunjang pembangunan negara. Penundaan pembayaran pajak ataupun pengurangan beban pembayaran pajak akan sangat merugikan negara tentu saja akan merugikan untuk diri kita sendiri. Ketika setiap Wajib Pajak sadar akan kewajibannya sebagai Wajib Pajak maka akan tercipta kepatuhan Wajib Pajak yang baik. d. Pemahaman terhadap Peraturan Perpajakan Pemahaman Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan adalah cara Wajib Pajak dalam memahami tentang peraturan perpajakan yang telah ada. Wajib Pajak yang tidak mengerti dan memahami peraturan perpajakan maka Wajib Pajak akan cenderung tidak taat dalam pajaknya. Semakin paham Wajib Pajak memahami perturan perpajak maka akan semakin sedikit Wajib Pajak untuk melalaikan dalam pembayaran pajaknya. Sehingga Wajib Pajak akan patuh untuk selalu membayar dan melaporkan pajaknya.
20 56 e. Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan Persepsi yang baik dari Wajib Pajak bahwa sistem perpajakan yang sudah ada sekarang lebih efektif dan tentunya lebih memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiaban perpajakan, maka akan semakin meningkat kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak. Kemudahan Wajib Pajak dalam efektivitas sistem perpajakan untuk sekarang ini antara lain yaitu e-spt, e-filling, dan e-registrasi. f. Layanan terhadap Wajib Pajak Pemberian pelayanan yang berkualitas harus mencakup keamanan, kelancaran, kenyamanan dan juga kepastian hukum. Seorang Wajib Pajak akan merasa puas dengan pelayanan dari petugas pajak yang memuaskan. Petugas pajak harus selalu ada ketika Wajib Pajak ingin atau membutuhkan jasanya. Wajib Pajak belum sepenuhnya paham akan peraturan perpajakan sehingga bantuan dari petugas sangat membantu Wajib Pajak. Sebaliknya petugas pajak harus siap tanggap dalam melayani Wajib Pajak. g. Penegakan hukum Penegakan hukum akan mendorong Wajib Pajak untuk berlaku patuh terhadap pajaknya. Wajib Pajak patuh karena berpikir adanya sanksi berat akibat tindakan ilegal dalam usaha untuk penyelundupan pajak.
21 57 D. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Pada KPP Pratama Medan Petisah Tabel 3.2 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun WP Terdaftar OP Non Karyawan OP Karyawan Jumlah Sumber : Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah Tabel 3.3 Jumlah Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi Secara Manual Tahun SPT Tahunan SPT Tahunan PPh OP SPT Tahunan PPh OP S SPT Tahunan PPh OP SS Jumlah Sumber : Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah Tabel 3.4 Data Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Secara e-filing Tahun SPT Tahunan Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi PPh OP PPh OP S PPh OP SS PPh Badan Jumlah , Sumber : Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah
22 58 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Mekanisme Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Secara E-Filing 1. Tata Cara Pengajuan E-FIN Dalam tata cara pengajuan e-fin, ada hal yang harus dilaksanakan terlebih dahulu yaitu : a. Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk memperoleh e-fin ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. b. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima permohonan Wajib Pajak dan meneliti alamat yang tercantum dalam surat permohonan dengan alamat yang terdapat dalam Master File Nasional (MFN) Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal alamat Wajib Pajak pada surat permohonan tidak sesuai dengan MFN, maka permohonan Wajib Pajak tidak disetujui dan dikembalikan ke Wajib Pajak. Apabila alamat Wajib Pajak pada surat permohonan sama dengan MFN, maka Petugas TPT merekam permohonan dan mencetak LPAD dan BPS. LPAD digabung dengan surat permohonan untuk diteruskan ke Pelaksana Seksi Pelayanan sedangkan BPS setelah ditandatangani Petugas TPT disampaikan ke Wajib Pajak.
23 59 c. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam permohonan Wajib Pajak pada aplikasi Pendaftaran e-fin yang terdapat di portal djp menu aplikasi sub menu aplikasi online dan mencetak e-fin serta menyerahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan. d. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menyetujui e-fin kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor. e. Kepala Kantor meneliti dan menandatangani e-fin untuk kemudian meneruskan kepada Seksi Pelayanan. f. Pelaksana Seksi Pelayanan mengadministrasikan e-fin yang telah ditandatangani Kepala Kantor kemudian menyerahkan kepada Wajib Pajak. g. Jangka Waktu Penyelesaian permohonan e-fin paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar.
24 60 Gambar 4.1 Tata Cara Permohonan e-fin 2. Proses Pengajuan E-FIN Syarat yang di perlukan dalam proses pengajuan e-fin : a. Melampirkan fotocopy KTP. b. Fotocopy kartu NPWP. c. Nama dan NPWP sesuai dengan master file Wajib Pajak. d. Surat kuasa dan fotocopy identitas Wajib Pajak bila di kuasakan. e. Isi formulir. Gambar 4.2 Surat Permohonan e-fin e-fin diberikan langsung kepada Wajib Pajak atau kuasanya 1 hari kerja.
25 61 Gambar 4.3 Contoh e-fin 3. Mendaftarkan Diri Sebagai Wajib Pajak E-Filing a. Akses situs sehingga muncul tampilan sebagai berikut : Gambar 4.4 Login link
26 62 b. Apabila belum terdaftar, klik Daftar, isi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tanpa tanda titik (.) dan dash (-), e-fin (yang didapat dari KPP), dank ode keamanan. Kemudian klik Verifikasi untuk memverifikasi kesesuaian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan nomor e-fin yang didapat dari KPP. Gambar 4.5 Pendaftaran Pengguna DJP Online Selanjutnya nama Wajib Pajak akan muncul secara otomatis. Selanjutnya isi , Nomor Handphone (diawali dengan kode Negara contoh ), Password, Konfirmasi Password, lalu klik Simpan. Pada proses verifikasi, bias saja mengalami kegagalan. Hal tersebut bisa disebabkan beberapa hal yaitu : 1. NPWP tidak valid, disebabkan Wajib Pajak salah memasukkan NPWP. Hal ini dilakukan dengan mengetik ulang NPWP dengan benar tanpa tanda titik (.) dan dash (-).
27 63 2. E-FIN belum aktif. Hal ini dilakukan Wajib Pajak untuk dating ke KPP terdekat untuk mengaktifkan e-fin. 3. NPWP sudah terdaftar sebagian besar disebabkan karena Wajib Pajak sudah pernah melakukan registrasi tapi lupa password untuk login. Hal ini dilakukan dengan mengakses ke situs Selanjutnya pada bagian Lupa ? Centang Ya, dan masukkan alamat Wajib Pajak. Masukkan NPWP, e-fin, , dan kode keamanan, lalu klik Submit. Kemudian cek , klik tautan yang diberikan dan buatlah password baru. Wajib Pajak dapat menggunakan password ini untuk login selanjutnya dan tidak harus mendaftar atau registrasi lagi. Jika registrasi berhasil maka akan muncul dialog box seperti di bawah ini. Klik OK dan silahkan cek . Gambar 4.6 Registrasi Berhasil c. Wajib Pajak setelah klik OK, cek pesan pada untuk melakukan aktivasi. Klik pada tautan yang diminta, seperti tampilan berikut ini :
28 64 Gambar 4.7 Aktivasi Pada Jika aktivasi BERHASIL maka akan muncul pemberitahuan seperti di bawah ini : Gambar 4.8 Aktifasi Akun Berhasil
29 65 4. Menyampaikan Surat Pemberitahunan (SPT) Tahunan Secara E- FILING a. Pada menu Login, silahkan masukkan NPWP dan password, selanjutnya klik Login. Gambar 4.9 Login e-filing b. Setelah login klik gambar e-filing, klik salah satu tulisan Buat SPT sehingga muncul tampilan berikut : Gambar 4.10 Klik Buat SPT
30 66 c. Jawab pertanyaan yang ada, misalnya tidak melakukan usaha atau pekerjaan bebas, tidak pisah harta, ya kurang dari Rp Kemudian klik SPT 1770 SS. Gambar 4.11 Menjawab Pertanyaan d. Isi data formulir, pilih tahun pajak yang akan dilaporkan, pilih status SPT, kemudian klik berikutnya. Gambar 4.12 Pengisian Data Formulir
31 67 Catatan : Jika Wajib Pajak belum pernah melaporkan SPT untuk tahun tersebut, pilih normal. Jika sudah pernah, dan sudah menerima tanda terima tetapi ingin membetulkan silahkan pilih pembetulan. e. Lengkapi semua isian bagian A. Sesuaikan dengan bukti potong A1/A2 yang anda miliki. Jika selesai, klik berikutnya. Gambar 4.13 Pengisian Data Pajak Penghasilan Isi bagian B jika memiliki penghasilan yang dikenai PPh Final dan PPh yang tidak termasuk objek pajak. Jika tidak ada, langsung klik berikutnya. Gambar 4.14 Pengisian Data Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final
32 68 Isi jumlah total harta dan kewajiban atau utang yang dimiliki pada bagian C. Isi sesuai keadaan sebenarnya. Angka dibawah ini hanya contoh. Setelah itu klik berikutnya. Gambar 4.15 Pengisian Data Daftar Harta Dan Kewajiban Baca pernyataan yang ada, setelah setuju silahkan klik atau centang pada tulisan setuju, lalu klik berikutnya. Gambar 4.16 Penyetujuan Informasi Yang Dimasukkan
33 69 f. Langkah berikutnya adalah mengirim SPT. Klik tulisan di sini lalu pilih . Gambar 4.17 Mengirim SPT g. Buka di tab atau browser lain, lalu copy/salin atau catat kode verifikasi yang masuk. Gambar 4.18 Kode Verifikasi Yang Masuk
34 70 h. Kembali ke DJP online, paste/temple atau tulis kode verifikasi anda di kolom yang sudah disediakan. Selanjutnya klik kirim. Gambar 4.19 Masukkan Kode Verifikasi Pada Kolom i. Jika berhasil maka akan otomatis dibawa menuju daftar SPT. Wajib Pajak juga bisa membuka untuk melihat atau mencetak tanda terima SPT Tahunan tersebut. Gambar 4.20 Penyampaian SPT Berhasil
35 71 Gambar 4.21 Bukti Penyampaian SPT B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Rasio kepatuhan merupakan alat ukur yang menunjukkan tingkat penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak dalam suatu tahun. Berikut ini mengenai tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dalam melaporkan atau menyampaikan SPT Tahunan dengan mengambil perbandingan data rasio kepatuhan Wajib Pajak secara manual dan secara elektronik (e-fiiling) pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Rasio Pencapaian Penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi Tahun Tahun Jumlah WP OP Yang Jumlah WP OP Terdaftar Rasio Kepatuhan Melapor Manual E-Filing ,88% ,26% ,22% Sumber : Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah
36 72 Dari tabel 4.1 diatas menjelaskan bahwa dari tahun 2014 sampai tahun 2016 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah mengalami peningkatan. Tetapi dilihat dari Wajib Pajak yang melapor sangat disayangkan karena dapat disimpulkan bahwa tidak sampai setengah yang melapor SPT Tahunan dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar, yaitu tahun 2014 dengan total Wajib Pajak, tahun 2015 dengan total Wajib Pajak, dan tahun 2016 dengan total Wajib Pajak dengan rasio kepatuhan pada tahun 2014 sebesar 26,88%, tahun 2015 sebesar 19,26%, dan tahun 2016 sebesar 23,22% dari total Wajib Pajak yang terdaftar. Beberapa faktor penyebab rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan, diantaranya sebagai berikut : 1. Kurangnya pemahaman dari masyarakat tentang pajak itu sendiri, sehingga mengakibatkan masih rendahnya kesadaran Wajib Pajak. 2. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. 3. Wajib Pajak masih sering terlambat untuk melaporkan SPT Tahunan dan tidak mengetahui batas dalam pelaporan SPT Tahunan. 4. Di Kantor Pelayanan Pajak harus bisa memberikan pelayanan yang baik kepada msyarakat, sehingga masyarakat bisa merasakan adanya pelayanan yang baik dari Kantor Pelayanan Pajak dan bisa membuat masyarakat itu sendiri menjadi lebih patuh dalam melaporkan SPT Tahunan. Dilihat dari tabel 4.1 diatas juga bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang lapor SPT Tahunan lebih banyak yang melakukan secara elektronik (e- Filing). Ini disebabkan dari banyak faktor yang didapat dari lapangan maupun dari Wajib Pajak langsung yang ingin melapor SPT Tahunan. Sehingga dapat
37 73 disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang melapor SPT Tahunan nya secara e-filing mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai tahun Dibawah ini perbandingan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam hal pelaporan atau penyampaian SPT Tahunan dengan rasio kepatuhan secara manual dan e-filing. Tabel 4.2 Perbandingan Rasio Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi secara manual dan e-filing Tahun Jumlah WP OP WP Melapor SPT Tahunan Rasio Kepatuhan Tahun (1) Terdaftar (2) Manual (3) e-filing (4) Manual (3:2) e-filing (4:2) ,15% 7,73% ,36% 18,90% ,87% 22,35% Sumber : Diolah Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah Dari tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melapor SPT Tahunan secara e-filing tahun 2014 masih rendah dibandingkan secara manual dengan selisih Wajib Pajak. Pada tahun 2015 sudah mengalami peningkatan dengan jumlah Wajib Pajak dari tahun 2014, dan tahun 2016 mengalami peningkatan dengan jumlah Wajib Pajak dari tahun Rasio kepatuhannya secara e-filing tahun 2014 sebesar 7,73%, tahun 2015 sebesar 18,90%, dan tahun 2016 sebesar 22,35%, sementara secara manual tahun 2014 sebesar 19,15%, tahun 2015 sebesar 0,36%, dan tahun 2016 sebesar 0,87% dari total Wajib Pajak yang terdaftar. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah disimpulkan bahwa pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-filing sudah mencapai target. Upaya yang
38 74 dilakukan untuk mencapai target yaitu dengan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan di kantor instansi pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah seperti, Kantor BUMN, Kantor Pengadilan, Kantor Kepolisian, Kantor Gubernur, Kantor Walikota, hingga ke tingkat Camat. Meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan atau menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing disebabkan karena beberapa hal seperti : 1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja (24x7) jam. 2. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT. 3. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem komputer. 4. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT juga dibantu dalam bentuk wizard. 5. Data yang disampaikan Wajib Pajak selalu lengkap karena ada validasi pengisian SPT. 6. Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas (paperless). 7. Dokumen pelengkap (fotokopi formulir 1721 A1 atau A2 atau bukti potong PPh, SSP lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus, perhitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau mempunyai NPWP sendiri, fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Account Representative (AR).
39 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian bab yang ada maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2. Pelaporan SPT Tahunan secara e-filing sangat menguntungkan bagi Wajib Pajak. Ini merupakan salah satu bentuk kemudahan yang diberikan oleh DJP kepada Wajib Pajak untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT Tahunannya. Sehingga Wajib Pajak dapat melaporkan SPT Tahunannya kapanpun dan dimanapun. Wajib Pajak cukup menggunakan internet dan mengisi SPT nya sesuai dengan Formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong. Wajib Pajak juga dapat menghemat waktunya dalam melaporkan SPT Tahunannya nya karena tidak perlu datang dan mengantri di Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan SPT Tahunan. 3. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing tahun 2014 sebesar 7,73%, tahun 2015 sebesar 18,90%, dan tahun 2016 sebesar 22,35% dari total Wajib Pajak yang terdaftar.
40 76 4. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan SPT Tahunan dengan tidak e-filing tahun 2014 sebesar 19,15%, tahun 2015 sebesar 0,36%, dan tahun 2016 sebesar 0,87% dari total Wajib Pajak yang terdaftar. 5. Dalam pelaksanaan e-filing juga masih terdapat beberapa kendala baik dari pihak internal Direktorat Jendral Pajak maupun dari Wajib Pajak. Namun kendala tersebut dapat ditangani bersama melalui komunikasi yang baik antara sesama petugas pemandu e-filing dan komunikasi dengan Wajib Pajak. B. Saran Berdasarkan permasalahan yang terjadi, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak a. Direktorat Jenderal Pajak lebih menanamkan kesadaran bayar pajak kepada masyarakat melalui sosialisasi atau kelas pajak serta mengenalkan fasilitas-fasilitas yang disediakan DJP untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. b. Perbaikan server pada system website DJP sehingga dapat menampung akses dalam jumlah yang lebih banyak ketika website dikunjungi oleh Wajib Pajak pada waktu yang bersamaan dan dalam jumlah yang banyak guna mendukung kelancaran pelaporan SPT Tahunan melalui e-filing. Serta meningkatkan keamanan website agar terhindar dari peretas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan aplikasi e-filing dalam melaporkan SPT Tahunannya.
41 77 2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah a. Terus menggali potensi perpajakan dari setiap wilayah yang di naunggi pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan. b. Agar pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan Wajib Pajak Orang Pribadi. Tujuannya adalah untuk menjamin agar Wajib Pajak tersebut memiliki motivasi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. c. Agar pegawai pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai dapat memberikan informasi yang lebih jelas lagi mengenai manfaat e- Filing kepada Wajib Pajak orang pribadi yang masih belum mengetahui serta memahami penggunaan fasilitas e-filing, agar persentase tingkat kepatuhan pelaporan dengan fasilitas e-filing dapat ditingkatkan di KPP Binjai. d. Memberikan sosialisasi kepada pemotong atau pemungut PPh mengenai peraturan terbaru Penghasilan Tidak Kena Pajak sehingga pengisian SPT Tahunan dilakukan dengan baik dan benar. 3. Bagi Wajib Pajak Wajib Pajak lebih aktif lagi dalam menggali informasi mengenai perpajakan dikarenakan saat ini sudah banyak kemudahan yang dapat diperoleh dalam melakukan prosedur perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran sebagai Wajib Pajak agar lebih patuh lagi, khususnya dalam melaporkan atau menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing.
PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN
PENDAHULUAN BAB I H. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang mencapai 85,6%, sehingga pajak memiliki peranan yang sangat besar dalam pemenuhan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Lebih terperinciDefinisi. SPT (Surat Pemberitahuan)
Definisi SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciMANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si.
MANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si. amanitanovi@uny.ac.id *Makalah disampaikan pada Program Pengabdian Pada Masyarakat Pelatihan tentang Implementasi
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)
Lebih terperinciSPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto
SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto Definisi adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITAN. pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
BAB III HASIL PENELITAN A.Pengertian a. NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN Pengertian Pajak Penghasilan
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pajak 3.1.1 Pengertian Pajak Menurut UU KUP Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Lebih terperinciKPP Pratama Bandung Cibeunying, Sosialisasi Pelaporan SPT PPh 1770 S dan 1770 SS via e-filing
KPP Pratama Bandung Cibeunying, 2014 Sosialisasi Pelaporan SPT PPh 1770 S dan 1770 SS via e-filing Definisi dan Dasar Hukum e-filing : suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat
BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat
Lebih terperinciUndang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPJ.091/KUP/S/006/
PJ.091/KUP/S/006/2018-00 Apa itu e-filing? Cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website DJP www.djponline.pajak.go.id atau ASP
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang dilakukan oleh Naranthaka (2010) menggunakan teknik analisis data dengan metode silogisme dan interpretasi. Teknik analisis data tersebut
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG
Lebih terperinciSUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum
Lebih terperinciSUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum
Lebih terperinciPELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL
PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPJ.091/KUP/S/001/
PJ.091/KUP/S/001/2017-00 Apa itu e-filing? Cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website DJP www.djponline.pajak.go.id atau ASP
Lebih terperinciCEPAT MUDAH AMAN. Pelaporan SPT melalui e-filing PJ.091/KUP/S/001/ Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2016
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2016 djponline.pajak.go.id Pelaporan SPT melalui e-filing CEPAT MUDAH AMAN PJ.091/KUP/S/001/2016-00 Cara penyampaian SPT Tahunan secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang
Lebih terperinciPELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU
ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, Februari 2015, h. 11-20 PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU
Lebih terperinciUndang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK
Judul Nama : Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi Nim : 1406043046 ABSTRAK e-spt adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani
II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang
Lebih terperinciPengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG
Pengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG 1 1 IKATAN AKUNTAN INDONESIA IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
Lebih terperinciBAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak
BAGIAN 1 Sebagaimana yang dipaparkan pada pertemuan sebelumnya bahwa salah satu inti pengertian pajak adalah dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik
Lebih terperinciSUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/2015-00 OUTLINE Dasar hukum Gambaran Umum SPT 1770 SS Dasar Hukum Peraturan Menteri
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. Subjek pajak dalam negeri adalah :
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Pajak Berdasarkan Undang-Undang KUP Nomor 16 Tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI
BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI 3.1 Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2014 TANGGAL 7 MARET 2014 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGGUNAKAN FORMULIR 1770S ATAU 1770SS SECARA
Lebih terperinciPERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA
PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka untuk
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.03/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI DAN PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN
Lebih terperinciPENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I
BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama (Tahun) 1. Avianto et al., 2016) 2. Sisilia Abdurrohm an et.al., (2015) Judul/Jurnal Analisa
Lebih terperinciSUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan : Pasal 1 1. Wajib Pajak adalah
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2014 TANGGAL 6 JANUARI 2014 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGGUNAKAN FORMULIR 1770S ATAU 1770SS SECARA
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING. (Untuk penghasilan bruto lebih dari 60 juta rupiah)
PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING (Untuk penghasilan bruto lebih dari 60 juta rupiah) I. Bagi Karyawan atau Dosen yang sudah pernah mendaftar e-fin dan telah registrasi online, langkah
Lebih terperinciTATA CARA PELAPORAN SPT PPh 21 SECARA ON LINE (E-FILING)
A. Pengantar TATA CARA PELAPORAN SPT PPh 21 SECARA ON LINE (E-FILING) Setiap warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki Nomor Peserta Wajib Pajak (NPWP), wajib membuat laporan Surat Pemberitahuan Tahunan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur e-filing dalam pengadministrasian perpajakan Sesuai dengan peraturan PER-146/PJ/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN dan Lampiran
Lebih terperinciBagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki Sertifikat Elektronik, perlu diperhatikan bahwa
Edisi No. 2, Februari 2017 SERTIFIKAT ELEKTRONIK PAJAK Tata Cara Pemberian Dan Pencabutan Sertifikat Elektronik Oleh: Tim Konsultan Pajak Russell Bedford SBR Bagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 47/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN DAN PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN
Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sektor terpenting bagi pemerintah karena pajak adalah sumber pemasukan Negara yang terbesar. Menurut Chandra Kepala Seksi Hubungan Eksternal
Lebih terperinciWajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?
Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak berlangsung?
Lebih terperinciII. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN I. UMUM 1. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat berdasarkan undang-undang dan ketentuan pelaksanaannya. Pajak merupakan salah satu penerimaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkenaan dengan pemenuhan wajib pajak dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: No Nama Peneliti 1 Komarawati dan Mukhtaruddin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat. memanfaatkan internet dalam melakukan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat termasuk juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat terselesaikan
Lebih terperinciSURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot
STIE Widya Praja Tanah Grogot Tanggal Penerbitan 25 April 2016 Pertemuan SURAT SETORAN PAJAK Wajib Pajak dapat membayar pajak yang terutang dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Dengan menggunakan Surat Setoran
Lebih terperinciTATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin
TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI www.pajak.go.id 1 MENGAJUKAN PERMOHONAN a MELALUI WEBSITE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (www.pajak.go.id) b MELALUI KANTOR PELAYANAN PAJAK TERDEKAT
Lebih terperinciLAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET
LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET Amin Isnanto Penerbit: CV. Gunung Perahu Banjarnegara 2014 *landscape lebih baik LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET Amin Isnanto Penerbit: CV. Gunung Perahu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang Nomor 28
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Dan Jenis Surat Pemberitahuan Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 angka 11, menyebutkan bahwa Surat Pemberitahuan
Lebih terperinciNPWP dan Pengukuhan PKP
NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan NPPKP Pengusaha Wajib Pajak Bukan Pengusaha NPWP dan NPPKP NPWP Siapakan yang Wajib Mendaftarkan diri untuk Memperoleh NPWP? Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Pekerjaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013 TENTANG BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA CARA PENGAMBILAN, PENGISIAN, PENANDATANGANAN, DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN Undang-Undang
Lebih terperinciPENDAHULUAN DJP ONLINE PERHATIAN OKE LANJUT: LOG IN
PENDAHULUAN DJP ONLINE Penyampaian SPT Tahunan untuk karyawan, pegawai, atau usahawan pekerjaan bebas. Pada awal bulan lalu, DJP me-release aplikasi pajak online terbaru bernama DJP ONLINE. Secara fungsi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.12, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengajuan. Penyelesaian Keberatan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan hal tersebut yang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok yaitu
BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini penulis akan membahas atau menganalisis hubungan antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh karena
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PELAPORAN USAHA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak; 2. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan; 3. KepalaXantor Pengolahan
Lebih terperinciPENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA
PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA 1 Menjelaskan Pengertian Pajak Menjelaskan Istilah Perpajakan Menjelaskan Peran dan Kewajiban Bendahara dalam Pemungutan/Pemotongan Pajak Menjelaskan Pendaftaran NPWP Bendahara
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING
PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING I. Bagi Karyawan atau Dosen yang sudah pernah mendaftar e-fin dan telah registrasi online, langkah pelaporannya adalah sebagai berikut: 1. Buka web
Lebih terperinci21/PJ/2009 TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN
21/PJ/2009 TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN Contributed by Administrator Monday, 02 March 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Untuk memaksimalkan pajak, negara melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat terutama
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 18 Januari 2016 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan
No.180, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. SPT. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 /PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Ads by Style%20Ball X i Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 243/PMK.03/2014, 24 Des 2014 PencarianPeraturan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil pengamatan ini penulis akan menyampaikan mengenai Prosedur penghapusan sanksi administrasi atas pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi sekarang ini ditandai oleh berbagai macam perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh yang sangat terlihat
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-01/PJ/2017 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-01/PJ/2017 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai penyampaian Surat Pemberitahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Untuk mengetahui dengan jelas pengertian pajak, berikut ini akandikemukakan definisi-definisi pajak yang diambil dari beberapa sumber.definisi pajak
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciI. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018
I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 Pada tanggal 23 Januari 2018 telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018 tentang Perubahan Atas
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, penulis ditempatkan di bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas Akhir Pajak memegang peranan penting terhadap penerimaan negara dan bertujuan untuk pembangunan nasional serta kemakmuran rakyat. Dengan adanya pajak
Lebih terperinciAnda galau dalam mengisi SPT Tahunan?
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan? Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus
Lebih terperinci