BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahwa pada era globalisasi seperti sekarang ini kita dituntut untuk mampu menghadapinya,terutama globalisasi dibidang pendidikan,ilmu pengetahuan dan teknologi. Guna menghadapi hal tersebut bangsa Indonesia telah banyak melakukan perubahanperubahan serta pengembangan untuk kemajuan bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, baik pada jenjang maupun pada jenis pendidikan tertentu. Perubahanperubahan tersebut diantaranya ada pada sektor sarana prasarana, kebikakan dan anggaran pendidikan serta sistem pengajarannya. Proses kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik jika unsur-unsur pengajaran berjalan sesuai dengan peran dan fungsinya. Sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsurunsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik,2002 :10) Sesuai dengan rumusan tersebut diatas, masing-masing unsure saling mendukung untuk melengkapinya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran wajib disemua jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya meletakkan IPA sebagai pengetahuan dasar bagi setiap siswa di Indonesia. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah pada siswa serta mencintai dan mengagumi kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Sumber bahan IPA adalah bahan-bahan yang menyangkut pada kegiatan laboratorium, demonstrasi, studi lapangan (studi tour). Bahan ini tidak dapat dipisahkan dari ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Bahan pada ranah Psikomotorik memperkuat pemahaman dan penghayatan tentang Sains. Untuk memperoleh jawaban dan hasil dari suatu pertanyaan tentang IPA/ Sains yang dapat membenarkan dan memuaskan, hanya diperoleh melalui percobaan-percobaan dan fenomena-fenomena alam, dan hal ini adalah merupakan bagian dari Sains yang terletak didalam ranah psikomotor, kognitif dan afektif. 1

2 2 Rendahnya prestasi belajar IPA yang dicapai oleh siswa disuatu sekolah, menunjukkan bahwa cara pembelajaran disekolah tersebut belum mengarah pada pendekaan mengajar yang sesuai dengan harapan siswa. Pada umumnya guru-guru disekolah saat ini, masih menganut sistem pembelajaran tradisional yang menempatkan guru dalam posisi sentral dan serba tahu. Guru sebagai pemberi ilmu pengetahuan sedang siswa sebagai penerima ilmu pengetahuan yang pasif. Dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa yang optimal dalam mata pelajaran IPA, para praktisi pendidikan telah banyak menerapkan dan memperkenalkan berbagai metode dan pendekatan mengajar yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA. Pada pembelajaran IPA diharapkan pengetahuan yang dimiliki siswa dibangun sendiri oleh siswa. Sehingga mampu menggunakan dan memanfaatkan alam lingkungan. Seringkali guru dihadapkan pada satu kenyataan, bahwa siswanya mengalami kebosanan dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang bosan akan melakukan tindakan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Kondisi SD 2 Peganjaran dilihat dari sarana dan prasarana termasuk memadai, akan tetapi pemanfaatannya yang kurang optimal, termasuk pemanfaatan buku-buku perpustakaan dan pemanfaatan alam lingkungan, sehingga prestasi siswa kurang baik. Orang tua/ wali siswa sebagian besar berpendidikan rendah, dari 10 siswa, hanya 1 orang siswa yang statusnya PNS. Rata-rata pekerjaan orang tua siswa sebagai buruh pabrik dan buruh tani. Mereka berangkat kerja sebelum anak-anaknya berangkat kesekolah dan pulang pada sore hari. Keadaan ekonominya dibawah garis rata-rata. Perhatianorangtua/wali siswa untuk pencapaian prestasi kurang mendukung. Kepeduliannya terhadap kebutuhan sekolah juga rendah. Hal ini terbukti sebagian peralatan siswa sekolah tidak lengkap. Dari sekian banyak masalah yang telah penulis sampaikan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, penulis hanya dapat menangani masalah rendahnya prestasi belajar siswa dan kesalahan strategi pembelajaran dapat penulis temukan melalui tes formatif pada mata pelajaran IPA. SD 2 Peganjaran, kecamatan Bae Kabupaten Kudus menunjukan adanya indikasi rendahnya tingkat ketuntasan dan penguasaan siswa yang masih berada dibawahkkm.

3 3 KKM IPA ditetapkan 70. Hasil yang diperoleh siswa saat ulangan formatif nilai rata-rata kelas hanya 50. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 TABEL 1 Hasil belajar IPA pra siklus siswa kelas IV SD 2 Pegajaran Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester I Tahun 2012/2013. No No.Absen L/P Nilai Tuntas Belum Tuntas L P L L L P P P P L 60 Rata-rata 57 Skor maksimal 80 Skor minimal 30 Dari data tabel 1 penelitiingin mengatasi agar siswa dapat mencapai nilai KKM sepertiyang diharapkan yaitu melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK pada pelajaran IPA. Tentang stuktur tumbuhan dan fungsinya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. 1.2 Permasalahan Penelitian Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran penulis menyadari banyak kesalahan dalam strategi pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Penulis kurang mempersiapkan diri dalam KBM, penulis kurang memperhatikan

4 4 ketrampilan tiap-tiap siswa, penulis menganggap bahwa mendiskripsikan daun pada tumbuhan itu mudah sehingga siswa kurang mendapat informasi yang dibutuhkan. Setelah penulis melakukan diskusi dengan teman sejawat sebagai pengamat dan pembimbing dalam pembelajaran, dapat ditemukan beberapa penyebab timbulnya masalah pada mata pelajaran IPA antara lain: 1. Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena materi yang di bahas / di sampaikan guru dapat dibaca sendiri dari buku. 2. Penulis kurang mempersiapkan peraga dalam mengdiskripsikan daun pada tumbuhan. 3. Siswa kurang motivasi dalam mengikuti pembelajaran karena guru menggunakan metode ceramah. 4. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. 5. Penulis kurang tepat dalam menggunakan metode dan model pembelajaran. 1.3 Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan peneliti, maka peneliti akan melakukan perbaikan dengan tindakan-tindakan sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat-alat untuk pembelajaran materi tentang struktur daun tumbuhan dan fungsinya. 2. Membentuk kelompok siswa secara hiterogen masing-masing antara 4 dan 5 siswa. 3. Memberi lembar kerja kelompok kepada siswa untuk membantu pemahaman materi tentang struktur daun tumbuhan dan fungsinya. 4. Memberi bimbingan kepada siswa dalam pembelajaran. 5. Memberi test formatif untuk mengukur keberhasilan siswa. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian cara pemecahan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD 2 Peganjaran Bae Kudus Semester 1 tahun 2012/2013?

5 5 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuihasil belajar siswa kelasiv, dengan modelpembelajaran kooperatif pada pembelajaran IPA pada SD2 Peganjaran Semester I Tahun 2012/ Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : a. Manfaat bagi siswa Membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar kelas V SD 2 Peganjaran Bae Kudus Tahun 2012 dalam materi mendiskripsikan struktur daun dan fungsinya. b. Manfaat bagi guru 1) Dapat mempengaruhi pola pikir,sikap dan pengalaman sebagai guru SD yang sebelumnya tidak terpikirkan ketika proses penelitian berlangsung. 2) Dapat membantu guru memilih metode pembelajaran yang tepat. 3) Guru merasa termotivasi untuk meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas. 4) Membantu guru dalam memperbaiki pembelajaran di kelas. c. Manfaat bagi sekolah 1) Memberi sumbangan positif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dalam berbagai lomba, misalnya lomba SAINS. 2) Mempermudah tercapainya visi dan misi sekolah. d. Manfaat bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan peneliti sejenis pada masa yang akan datang.

6 6