CADEL PADA ANAK: STRATEGI FONOLOGIS
|
|
- Ivan Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 CADEL PADA ANAK: STRATEGI FONOLOGIS Tadkiroatun Musfiroh Sejak terjadi perang pandangan antara kaum nativis yang diwakili oleh Chomsky dan kaum behavioris yang diwakili oleh B.F. Skinner pada tahun 1957, serta dialog antara tokoh nativistik (Chomsky) dan kognitif (Piaget) tahun 1975, penelitian mengenai pemerolehan bahasa anak berkembang sangat pesat, dan lahirlah psikolinguistik. Para psikolog dan linguis berusaha memadukan teknik dari bidangnya masing- masing untuk menelusuri apakah sistem yang digambarkan oleh para linguis itu terejawantahkan di dalam otak penutur bahasa (Purwo,1990). Penelitian mengenai pemerolehan bahasa anak hingga tahun an masih menitikberatkan bidang sintaksis. Barulah sesudah itu topik- topik penelitian lebih dikembangkan lagi, meliputi fonologi, morfologi, semantik, dan pragmatik. Bahkan peran lingkungan terhadap perkembangan pemerolehan bahasa juga mulai diteliti. Ingram dalam kajiannya mengenai strategi fonologis pada tuturan anak- anak dilakukan oleh Ingram dan memperoleh setidak- tidaknya kategori berikut: (1) pengulangan konsonan dan vokal pada kata multisilabel, (2) penghilangan silabe tak bertekanan, (3) penggantian frikatif dengan konsonan hambat, (4) menghilangkanan konsonan, (5) menghilangkan konsonan akhir, (6) menggantikan konsonan kluster menjadi konsonan tunggal (Berg, 1994: ). Penelitian tersebut dilakukan di Barat. Kajian mengenai pemerolehan bahasa telah dilakukan Halliday pada tahun 1989 terhadap anaknya yang bernama Nigel. Sebagian dari hasil penelitiannya itu dimuat dalam bukunya yang berjudul Language as Social Semiotic: The Social Interpretation of Language and Meaning. Halliday (1989) menyimpulkan bahwa anak tidak begitu saja memperoleh makna kata sebagaimana makna yang dimaksud oleh orang dewasa. Namun begitu, dalam penelitian tersebut tidak dibahas mengenai strategi fonologisnya. Penelitian tentang pemerolehan bahasa anak di Indonesia dilakukan oleh Samsunuwiyati Mar ad dengan disertasi yang berjudul Perkembangan dan Kemampuan Berbahasa dalam Masyarakat Dwi Bahasa, tahun 1982 dengan subjek 30 anak balita di kotamadya Bandung.Dari penelitian tersebut diketahui bahwa perkembangan bahasa
2 2 (anak- anak Indonesia) juga sejalan dengan tingkatan perkembangan bahasa seperti yang ditemukan ahli- ahli psikologi perkembangan di Barat, yakni periode pra- lingual (kalimat satu kata), lingual- awal (kalimat dua kata), dan periode diferensiasi (kalimat tiga kata). Sayangnya, penelitian tersebut kurang menyoroti masalah strategi fonologis yang diterapkan subjek penelitian. Kajian pemerolehan bahasa anak secara menyeluruh di Indonesia telah dilakukan oleh Soenjono Dardjowidjojo terhadap cucunya, Echa, sejak tahun Laporan penelitian itu dilaporkan secara berkala dalam Pellba 9 hingga Pellba 12, dan pada tahun 2000 diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Echa: Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. Mengenai pemerolehan bentuk kata diperoleh hasil bahwa Echa mengalami perkembangan pengucapan dari tahu ke tahun, namun hingga usia 5 tahun ia belum dapat melafalkan bunyi trill dengan sempurna. Penelitian itu memiliki generalisasi terbatas karena menggunakan subjek tunggal. Raja (1999) menulis Hubungan Semantik Ujaran Dua- Kata Anak Usia 20 Bulan Studi kasus tersebut meneliti subjek bernama Mara (laki- laki) usia 20 bulan. Dalam penelitian tersebut ditemukan antara lain hubungan semantik ujaran dua kata anak Indonesia kurang lebih sama dengan hubungan semantik ujaran dua- kata anak- anak yang berbahasa lain. Penelitian itu sama sekali tidak membicarakan masalah strategi fonologis yang diterapkan mara. Studi pemerolehan bahasa mengenai kata juga dilakukan oleh Tadjudin dkk. terhadap anak- anak TK di Bandung. Kajian yang menitikberatkan pemerolehan bahasa asing ini diberi judul Pemerolehan Bahasa Asing : Anak Bilingual Sunda- Indonesia di Kotamadya Bandung. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa pemerolehan kata dihasilkan melalui peniruan, pengulangan bersama, dan pengulangan satu persatu. Anak memperoleh makna kosakata sesudah melafalkan kata tersebut. Pada pemerolehan bahasa anak bilingual bahasa Indonesia- Sunda tersebut terjadi interferensi, terutama aspek bunyi (pelafalan). Agaknya, dalam hal ini, peneliti tidak membedakan pengertian pemerolehan dan pembelajaran. Studi tentang pemerolehan bahasa dilakukan oleh Musfiroh dalam tesisnya Pemerolehan Kata Anak Usia 18 hingga 36 Bulan. Dalam penelitian itu ditemukan
3 3 adanya strategi fonologis yang dapat dikategorikan ke dalam berbagai bentuk, yakni strategi mendekatinya dengan bunyi yang terdengar mirip atau dengan bunyi lain yang lebih mudah diucapkan. Bahkan pada kata- kata tertentu, bunyi- bunyi tersebut tidak diucapkan, dipertukarkan, dan diselipi dengan bunyi- bunyi tertentu untuk mempermudah pengucapan. Meskipun demikian, penelitian tersebut memiliki wilayah generalisasi yang terbatas karena hanya menggunakan subjek tunggal sebagaimana penelitian Dardjowidjojo terhadap cucunya Echa (2000). 2. Strategi Fonologis Anak- anak Pemerolehan bentuk kata melalui sebuah proses. Mula- mula anak tidak dapat mengucapkan kata- kata secara tepat dan utuh seperti ucapan orang dewasa. Anak hanya memperoleh bentuk kata satu suku, yakni suku terakhir dari kata (Mussen, 1988: 177). Dengan semakin berkembangnya kognitif dan kemampuan fisiologis anak, bentuk kata yang dihasilkannya pun berkembang. Kata dua suku berpola babling mulai dapat diucapkannya, yang kemudian mulai diperoleh bentuk kata dua suku pola standar hingga akhirnya anak dapat mengucapkan bentuk- bentuk bersuku tiga, empat, bahkan mungkin lima dengan baik. Penguasaan akan bunyi- bunyi bahasa pun memberikan andil yang cukup besar dalam proses pemerolehan bentuk kata. Penelitian- penelitian menunjukkan bahwa anak- anak memperoleh bunyi- bunyi tertentu sebelum bunyi yang lain. Ini berarti, terdapat bunyi- bunyi yang baru diperoleh kemudian. Menurut Hyman (1975 : 16-17), anak mengakuisisi bunyi [f] sebelum [θ], mengakuisisi bunyi- bunyi hambat tansuara sebelum bersuara, dan mengakuisisi konsonan depan sebelum konsonan belakang. Anak pun tidak akan mengakuisisi bunyi [b,d,g], sebelum mereka dapat menguasai bunyi [p,t,k]. Menurut teori kontras maksimal Jakobson (1971: 24), untuk memperoleh bentuk- bentuk kata dalam bahasa ibunya, anak memilih dua macam bunyi yang manifestasi artikulatorisnya sangat jauh berbeda. Antara konsonan [p, b] terjadi pengembangan menjadi nasal [m] dan oral [p,b]. Oral [p,b] berkembang menjadi bilabial
4 4 dan dental, sehingga diperoleh [p, b] dan [t, d]. Lebih lanjut Fikkert (1998: 166) menyatakan bahwa kompleksitas segmental meramalkan urutan pemerolehan. Oleh karenanya, bunyi [r] umumnya diperoleh belakangan. Dalam usahanya memperoleh bentuk kata, anak umumnya memulai dengan lafal- lafal sederhana. Beberapa bunyi yang sulit, didekati dengan bunyi- bunyi yang lebih sederhana. Pemerolehan bentuk kata tersebut agaknya berkaitan erat dengan hukum bunyi yang dinamakan laws of irreversible Solidarity (lebih lanjut lihat Simanjuntak, 1990; Dardjowidjojo, 2001: 23). Walaupun anak telah memperoleh banyak bunyi, tidak otomatis ia dapat menerapkan bunyi- bunyi tersebut dalam kata- kata secara konsisten. Menurut Ferguson dan Farwell (1975 via Simanjuntak, 1990: ), berdasarkan penelitiannya terhadap 7 anak, anak- anak kadang menukarkan bentuk- bentuk yang sudah tepat dengan bentuk- bentuk yang kurang tepat setelah pemerolehan bunyinya semakin berkembang. Berikut proses penggantian bunyi dalam salah satu strategi yang diterapkan anak. Titik/Cara Artikulasi (b) Hambat (tb) (b) Frikatif (tb) Bilabia l p b Labio dental f Dental/ Alveolar t d s z Prepalatal Palatal Velar Glota l ŧ c k? ɖ j g s x h Nasal m n ñ ŋ Lateral l ɬ Getar r R Semivokal w y (Sumber Musfiroh, 2001:45) Dari bagai tampak bahwa strategi penggantian bunyi tidak monolitik. Anak kadang menggantikan bunyi [n] dengan [ŋ], dan kadang sebaliknya. Demikian pula bunyi
5 5 yang menggantikan kadang tidak hanya satu, seperti bunyi /r/ yang kadang dilafalkan [l] kadang [R]. Kata /sukar/ kadang diucapkan [sukal], kadang [sukar], dan bahkan [sukay]. Strategi tersebut umumnya terjadi dari bunyi- bunyi sulit ke bunyi- bunyi mudah seperti trill /r/ ke lateral /l/ dan semivokal /y/. DAFTAR BACAAN Ballenger, John Jacob Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher. (alih bahasa Staf Ahli Bagian THT RSCM- FKUI). Jakarta : Binarupa Aksara. Dardjowidjojo, Soenjono Pemerolehan Fonologi dan Semantik pada Anak : Kaitannya dengan Penderita Afasia dalam Pellba 4 : Linguistik Neurologi. (hal.63-79). Yogyakarta : Kanisius Dardjowidjojo, Soenjono Echa : Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Fikkert Paula The Acquisition of Dutch Phonology dalam Gillis and De Houwer Hyman, Larry M. Phonology : Theory ang Analysis. Fort Worth : Holt, Rinehart and Winston, Inc. Jocobson, Roman Studies on Child Language and Aphasia. Mouton Publisher. Lambert, Wallace E Language, Psychology, and Culture. California : Stanford University, Press. Musfiroh Pemerolehan Kata Anak Usia 18 hingga 36 Bulan (Sebuah Studi Kasus). Yogyakarta : Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Tesis, tidak diterbitkan Pengantar Psikolinguistik. Diktat Kuliah. Yogyakarta : FBS UNY. Mussen, Paul Henry; Conger, John Janeway; Kagan, Jerome; Huston, Aletha Carol Perkembangan dan Kepribadian Anak. (terj. Meitasari Tjandrasa). Jakarta: Penerbit Erlangga. Purwo, Bambang Kaswanti Perkembangan bahasa Anak: dari Lahir sampai Masa Prasekolah dalam Pellba 3. Yogyakarta: Kanisius. Raja. Patuan Hubungan Semantik Ujaran Dua-Kata Anak Usia 20 Bulan. Makalah dalam Buku Panduan Kongres Linguistik Nasional IX Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia dan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Unika Atma Jaya. Simanjuntak, Mangantar Psikolinguistik Perkembangan: Teori- teori Perolehan Fonologi. Jakarta: Radar Jaya.
6 6
BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi manusia yang paling hebat dan paling menakjubkan. Itulah sebabnya masalah ini mendapat perhatian besar.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir semua anak yang dilahirkan. Kemampuan itu dapat diperoleh tanpa harus memberikan pengajaran khusus
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab V terbagi menjadi dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV sebelumnya. 5.1 Simpulan Tujuan utama penelitian
Lebih terperinciTUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI)
TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI) Debby Yuwanita Anggraeni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI peacoy@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai pendahuluan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan
Lebih terperinciKONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih
KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.
Lebih terperinciSUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas
SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA FON PENDAHULUAN Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas retno.hdyn@gmail.com Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi terasa mudah
Lebih terperinci2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 diuraikan bagian pendahuluan penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian,
Lebih terperinciBUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA
BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA 1. Nama Mata kuliah : Fonologi Bahasa Nusantara 2. Kode/SKS : BDN 120 1/2 SKS 3. Prasyarat : Pengantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gejala kelainan..., Dian Novrina, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem bunyi yang digunakan oleh sekelompok orang untuk berkomunikasi. Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh
Lebih terperinciTahap Pemrolehan Bahasa
Tahap Pemrolehan Bahasa Setelah Anda mempelajari KB 2 dengan materi teori pemerolehan bahasa, Anda dapat melanjutkan dan memahami materi KB 3 mengenai tahapan pemerolehan bahasa. Tahapan ini biasa disebut
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Malo, dkk. (1985:47) konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Dardjowidjojo (2005: 5) untuk berkomunikasi, seseorang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kesehariannya manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Menurut Dardjowidjojo (2005: 5) untuk berkomunikasi, seseorang tidak dapat secara langsung lancar menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I mengemukakan latar belakang dari dibuatnya penelitian ini. Bab ini juga
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I mengemukakan latar belakang dari dibuatnya penelitian ini. Bab ini juga membahas mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam
Lebih terperinciPengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa
Pengantar Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober 2014 Aspek Fisiologis Bahasa WUJUD FISIK BAHASA Ciri2 fisik bahasa yg dilisankan Aspek Fisik Bahasa Bgmn bunyi bahasa itu dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia ketika terlahir ke dunia. Baik melalui proses yang lama maupun singkat, seseorang akan mampu berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga
2.1 Kepustakaan yang Relevan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga penulis
Lebih terperincifonem, kata dan rangkaian kata, misalnya bunyi [0 dilafalkan [0], bunyi [oe]
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Mengingat bahasa yang dipelajari mahasiswa adalah bahasa Perancis yang mempunyai sistem bunyi yang sangat berbeda dengan bahasa yang telah mereka kuasai, yaitu bahasa
Lebih terperinciPEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK
PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) Oleh : Fitria Dwi Apriliawati pendidikan bahasa dan sastra jawa Fitria_Dwi97@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia baik berupa huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya mengalami stroke (Afasia
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal hal yang ada dalam penelitian. Konsep dipandang sebagai
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dijadikan sebagai dasar pengembangan penulisan selanjutnya untuk memahami hal hal yang ada dalam penelitian. Konsep dipandang sebagai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian yang dilakukan dengan membanding-bandingkan unsur. segmental BDN dan BI, serta BBK dan BInd sebagai bahasa pendukung, telah
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian yang dilakukan dengan membanding-bandingkan unsur segmental BDN dan BI, serta BBK dan BInd sebagai bahasa pendukung, telah membuktikan bahwa adanya persamaan dan
Lebih terperinciPRODUKSI FONOLOGIS ANAK DOWN SYNDROME USIA TAHUN BERDASARKAN TINGKAT KECERDASAN DAN MASA TERAPI
PRODUKSI FONOLOGIS ANAK DOWN SYNDROME USIA 10 12 TAHUN BERDASARKAN TINGKAT KECERDASAN DAN MASA TERAPI Elva Febriana Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Daerah Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)
1 Syamsudduha 2 Mahmudah / Penggunaan Segmental Melalui Penerapan Teknik 515 PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa merupakan pengalaman universal yang dimiliki oleh manusia. Bahasa adalah sistem bunyi ujar. Bunyi bahasa yang tidak sesuai diucapkan oleh seorang pengguna
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DAN PEMEROLEHAN BAHASA (Tinjauan Pembelajaran Bahasa) Oleh, Sukirman *
HUBUNGAN ANTARA PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DAN PEMEROLEHAN BAHASA (Tinjauan Pembelajaran Bahasa) Oleh, Sukirman * Abstrak: Berdasarkan kajian dalam pembelajaran bahasa ditemukan beberapa teori yang menyatakan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI. Tadkiroatun Musfiroh
PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI Tadkiroatun Musfiroh Pengertian Perkembangan bahasa meliputi juga perkembangan kompetensi komunikasi, yakni kemampuan untuk menggunakan semua keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering didengar dan diketahui fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bahasa Mandarin sangat penting ketepatan pelafalan vokal dan konsonan. Hal ini disebabkan untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa merupakan periode seorang individu memperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerolehan bahasa merupakan periode seorang individu memperoleh bahasa atau kosakata baru. Periode tersebut terjadi sepanjang masa. Permulaan pemerolehan bahasa terjadi
Lebih terperinci1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal
1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi Alat ucap dan alat bicara yang dibicarakan dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a. Komponen subglotal
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti
Bab 5 Ringkasan Seperti kita ketahui bahwa di seluruh dunia terdapat berbagai bahasa yang berbedabeda baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti terdapat beberapa
Lebih terperinciMenurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak-anak merupakan masa perkembangan. Cara mendidik sangat menentukan perkembangan anak terutama pada perkembangan bahasa anak.pendidikan di Taman Kanak-kanak
Lebih terperinciDRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd
DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Bicara Pemerolehan Bahasa,kesiapan Bicara DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Pengertian Bicara suatu proses pengucapan bunyi-bunyi bahasa dengan alat ucap manusia. merupakan produksi suara secara
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Afasia broca adalah gangguan pengutaraan atau gangguan produksi berbahasa yang ada hubungannya dengan komunikasi. Gangguan berbahasa ini terjadi, umumnya pada orang
Lebih terperinciANIS SILVIA
ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Deteksi Dini Pola Gangguan Artikulasi Pada Anak Tunagrahita Di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini membuat instrumentasi untuk mendeteksi gangguan artikulasi dan pedoman terapi berbicara. Setelah menemukan instrumen yang tepat, penelitian ini juga menyajikan pola gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa asing, berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh pembelajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (2008:1) bahwa:
Lebih terperincioleh otak dalam proses berbahasa. Hingga bahasa memiliki ciri di antaranya yaitu terdapat bunyi dan makna. Bahasa memiliki makna apabila lambang-lamba
GANGGUAN FONOLOGI KELUARAN WICARA PADA PENDERITA AFASIA BROCA DAN AFASIA WERNICKE: SUATU KAJIAN NEUROLINGUISTIK Nur Arief Sanjaya Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bunyi-bunyi konsonan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode masa emas bagi perkembangan anak dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, morfologi, semantik, dan sintaksis terhadap anak-anak sebagai bahasa pertama. Pemerolehan fonologi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).
Lebih terperinciPEMEROLEHAN FONOLOGIS PADA ANAK USIA 0 2 TAHUN
PEMEROLEHAN FONOLOGIS PADA ANAK USIA 0 2 TAHUN Oleh: R. Hery Budhiono Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah Jl. Tingang Km 3,5, Palangkaraya, Kalimantan Tengah 73112 e-mail: budhi.lingua@gmail.com Abstract
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan pengertian sesuai dengan pijakan teori yang dianut dalam suatu penelitian. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan sesama manusia,.mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting bagi kehidupan manusia karena bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat untuk menuangkan pikiran, baik secara lisan, tulisan,
Lebih terperinciFONOLOGI GENERATIF OLEH MOH. FATAH YASIN. Pendahuluan
FONOLOGI GENERATIF OLEH MOH. FATAH YASIN Pendahuluan Pada tahun 1940 sampai dengan tahun 1950-an fonologi adalah cabang linguistik yang banya dibicarakan di antara cabang-cabang linguistik lainnya. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa asing sering tidak mampu berkomunikasi dengan fasih dalam bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengar anak-anak yang mampu berkomunikasi dalam dua bahasa atau lebih pada usia dini sering membuat orang terkejut sekaligus bertanya-tanya. Bagaimana seorang
Lebih terperinciMengapa Pengajaran Bahasa Kita Gagal?
Mengapa Pengajaran Bahasa Kita Gagal? Contributed by Santi Hendrawati duniaguru.com Banyak orang langsung mencibirkan bibir ketika mendengar seseorang masuk jurusan bahasa, apalagi belajar tentang bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan
Lebih terperinciMOTTO. sosial. (Suhartono) selama masa perkembangan. (Suhartono) Sebagai orangtua dan guru hendaknya memberikan pengalaman sejak usia dini.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK A1DI TK KARTIKA III-38 KENTUNGAN,DEPOK, SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Pendidikan
Lebih terperinciKOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan
KOMPETENSI LULUSAN Berkomunikasi tertulis Berfikir Analitis Bekerja dalam Tim Ilmu Pengetahuan Teknologi Bekerja Mandiri Berfikir Logis Berkomunikasi Lisan Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BAHASA INDONESIA SD. Oleh: BAHAUDDIN AZMY UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012
PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Oleh: BAHAUDDIN AZMY BAHASA INDONESIA SD UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012 A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu: Menguasai
Lebih terperinciPENYISIPAN [ə] OLEH ANAK USIA 5 S.D. 6 TAHUN DALAM PENGUCAPAN KONSONAN RANGKAP PADA AWAL KATA (KAJIAN ANALISIS FONETIS)
PENYISIPAN [ə] OLEH ANAK USIA 5 S.D. 6 TAHUN DALAM PENGUCAPAN KONSONAN RANGKAP PADA AWAL KATA (KAJIAN ANALISIS FONETIS) Oleh Iwan Darmawan Sutarsa ABSTRAK Belum sempurnanya perkembangan anak, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antarsesama, berlandaskan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Keraf (1997:1) bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap
Lebih terperinciJournal Polingua Scientific Journal of Linguistic, Literature and Education
ISSN : 2252-4797 Volume 2 No. 2 - Tahun 2013 Journal Polingua Scientific Journal of Linguistic, Literature and Education Pemerolehan bahasa kanak-kanak akibat pengaruh film kartun (suatu tinjauan psikolinguistik)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
Lebih terperinciHarimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang
FONETIK Pengantar Linguistik Jepang Fonetik 10 Maret 2014 DEFINISI Definisi dari Para Linguis Harimurti Kridalaksana Kamus Linguistik Sheddy N. Tjandra Fonologi Jepang Harimurti Kridalaksana 1. Ilmu yang
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia
Assalamu alaikum Wr. Wb Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia
Lebih terperinciHAND OUT PSIKOLINGUISTIK
HAND OUT PSIKOLINGUISTIK 1. HAKIKAT BAHASA 1. Bahasa adalah sebuah system; 2. Bahasa berwujud lambang; 3. Bahasa berwujud bunyi; 4. Bahasa bersifat arbitrer; 5. Bahasa bermakna; 6. Bahasa bersifat konfensional;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipelajari secara sosial oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipelajari secara sosial oleh manusia untuk menyampaikan pendapat dan maksud yang tersimpan di dalam pikiran ketika berada dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. 1. Variasi kedaerahan bahasa Jawa yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. akal budi untuk memahami hal-hal tersebut. Sebuah konsep yang kita tulis harus
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kridalaksana (1984:106), konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan
Lebih terperinciTAHAPAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAPAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA Aspek-aspek perkembangan PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET Perkembangan Moral Jean Piaget yang terkait perkembangan kognitif Tahap realisme moral (0-12 thn) Tahap
Lebih terperinciNama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi
Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : 1402408261 4. Tataran Linguistik (1) : fonologi Ketika kita mendengar orang berbicara, tentang berpidato atau bercakapcakap, maka kita akan runtunan bunyi bahasa yang berubah-ubah.
Lebih terperinciBAB II HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA INDONESIA BAB II HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA Drs. Azhar Umar, M.Pd KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciFONOLOGI BAHASA KANAUMANA KOLANA
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No. 1 April 2017, 145-158 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret FONOLOGI BAHASA KANAUMANA KOLANA Lodia Amelia Banik Universitas Warmadewa
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip
ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip tiani.riris@gmail.com Abstrak Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dapat diketahui struktur fonologi, morfologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan, maupun lisan. Bahasa sangat penting dalam perkembangan peradaban
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK MENURUT TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK. Suci Rani Fatmawati 1. Abstract
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK MENURUT TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK Suci Rani Fatmawati 1 Abstract Language Acquisition of children is a long procces started from zero ability to complete fluency in a language.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa, metode dan media. Unsur ini diperlukan baik dalam pembelajaran bahasa daerah,
Lebih terperinciKonsep Dasar Artikulasi
Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat serta pengetahuan yang baik. memadukan kalimat-kalimat yang kita tulis dan ucapkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa yang baik dalam penulisan latar belakang skripsi sangat penting, disamping menunjukkan kepribadian sang penulis, juga lebih menunjukkan bahwa seseorang
Lebih terperinciHAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA. Errifa Susilo, S.Pd,M.Pd
HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA Errifa Susilo, S.Pd,M.Pd 1 PERKEMBANGAN Suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi, seperti : biologis, kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan oleh setiap anggota masyarakat. Bahasa berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa
Lebih terperinciHUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani
HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418 ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Undip ABSTRACT Dari pemaparan dalam bagian pembahasan di atas, dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2009:1). Bahasa lisan atau ujaran yang dikirimkan secara lisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi verbal manusia berwujud ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau tulisan sebagai representasi ujaran tersebut (Wijana,
Lebih terperinciKOMPETENSI FONOLOGIS ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME DI SLB C NEGERI 1 YOGYAKARTA
KOMPETENSI FONOLOGIS ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME DI SLB C NEGERI 1 YOGYAKARTA PHONOLOGICAL COMPETENCE OF CHILDREN WITH DOWN SYNDROME AT SLB C NEGERI 1 YOGYAKARTA M. Luthfi Baihaqi Balai Bahasa Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakanng Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan psikologi menusia tersebut. Kita dapat melihat hal tersebut pada pertumbuhan seorang anak dari
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA ANAK: KAJIAN ASPEK FONOLOGI PADA ANAK USIA 2-2,5 TAHUN
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK: KAJIAN ASPEK FONOLOGI PADA ANAK USIA 2-2,5 TAHUN Prima Gusti Yanti pgustiyanti@yahoo.com FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta Jl. Tanah Merdeka, Kp. Rambutan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Mereka memerlukan banyak adaptasi atau penyesuaian untuk hidup bersama dengan manusia lain. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian, batasan masalah, dan rumusan masalah. Selanjutnya, dipaparkan pula tujuan dan manfaat penelitian. Pada bagian berikutnya
Lebih terperinciDimensi Pemerolehan Bahasa
Dimensi Pemerolehan Bahasa Dalam penjelasan Tarigan (1988:164) terdapat enam dimensi pemerolehan bahasa, yaitu propensity (kecenderungan), language faculty (kemampuan berbahasa), acces (jalan masuk), sructure
Lebih terperinciStudi Kasus Pemerolehan Bahasa Anak Usia 2 Tahun Hasil Pernikahan Pasangan Beda Daerah: Kajian Fonologi (Fonetik Artikulatoris)
JLT Jurnal Linguistik Terapan Volume 5, Nomor 2, November 2015 Politeknik Negeri Malang ISSN: 2088-2025 Studi Kasus Pemerolehan Bahasa Anak Usia 2 Tahun Hasil Pernikahan Pasangan Beda Daerah: Kajian Fonologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk berhubungan dengan sesamanya.
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1), dalam
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Fonetik dan Fonologi Fonetik dan fonologi sangat berkaitan dan keduanya berhubungan dengan satuan terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1),
Lebih terperinciPEMEROLEHAN FONOLOGI ANAK DI TIGA PAUD KECAMATAN BANJARMASIN UTARA (PHONOLOGY ACQUISITION OF CHILDRENS OF THREE PAUD IN NORTH BANJARMASIN SUBDISTRICT)
PEMEROLEHAN FONOLOGI ANAK DI TIGA PAUD KECAMATAN BANJARMASIN UTARA (PHONOLOGY ACQUISITION OF CHILDRENS OF THREE PAUD IN NORTH BANJARMASIN SUBDISTRICT) M. Rafiek dan Rusma Noortyani Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan reseptif (decode) merupakan proses yang berlangsung pada pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA TIGA TAHUN
266 Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia Tiga Tahun PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA TIGA TAHUN Hilda Hilaliyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan bicara anak dapat ditingkatkan dengan menggunakan gambar karya anak. Adapun pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam melakukan sebuah penelitian, tentu harus ada acuan atau teori-teori yang digunakan oleh peneliti. Begitu pula dalam penelitian ini. Penelitian tentang gejala kelainan pelafalan
Lebih terperinciFONOLOGI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M.
FONOLOGI MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M. Pd oleh: Konsentrasi Bahasa Indonesia Semester 7 Kelompok
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Ciri akustik penutur asli BK dan penutur asli BI, serta perbedaan ciri akustik pada penutur asli BK dan penutur asli BK adalah sebagai berikut. 1. Nada tertinggi penutur
Lebih terperinciBAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM
BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM A. PENGANTAR Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi secara Etimologi berasal dari kata fon, yang artinya bunyi dan logi yang berarti ilmu. Fonologi
Lebih terperinciKata Kunci: prokem, masyarakat Desa Giri, sosiolinguistik.
ABSTRAK Penelitian yang berjudul Pembentukan Prokem dalam Komunikasi Masyarakat Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik: Kajian Sosiolonguistik bertujuan untuk mendeskripsikan pola pembentukan prokem
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA SEBAGAI DASAR PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA (Kajian Psikolinguistik)
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA SEBAGAI DASAR PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA (Kajian Psikolinguistik) Alam Budi Kusuma Keahlian Pendidikan Bahasa Arab Dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAIMS Yogyakarta
Lebih terperinci