PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA. Emai:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA. Emai:"

Transkripsi

1 Sri Khayatun, Azhari Husnan: Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Upaya M engatasi Kesulitan Belajar PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA Sri Khayatin 1, Azhari Husnan 2 1 Praktisi Bimbel Mulya Ilmu Ponorogo; srikhay58@yahoo.com 2. Dosen Prodi BP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darul Ulum Emai: azharihusnan@undar.com ABSTRAK Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah akan terasa sekali perlunya ada bidang sendiri yang menangani masalah bimbingan pribadi murid agar siswa dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam belajar. Oleh karenanya sekolah diharapkan menyelenggarakan program bimbingan dan konseling secara terencana sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap upaya mengatasi kesulitan belajar siswa MTs Negeri Ponorogo. Hipotesis yang diajukan dalam penelian ini adalah Ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap upaya mengatasi kesulitan belajar siswa MTs Negeri Ponorogo. Variabel penelitian ini ada dua yakni variabel bebas (x) yaitu layanan bimbingan belajar dan variabel terikat (y) kesulitan belajar. Adapun populasinya adalah kelas VIII yang berjumlah 160 siswa sedangkan sampelnya 48 siswa dengan teknik random sampling dengan 30% dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan angket. Dengan teknik analisa data korelasi product moment diperoleh dari hasil hitungan r = 0,98. Sedangkan r table taraf signifikan 5 %; N = 48 = 0,284. Ha diterima jika r hitung > r tabel, Ha ditolak jika r hitung < r tabel. Oleh karena r hitung = 0,98 > r tabel = 0,284 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak: Ada Pengaruh layanan Bimbingan dan Konseling terhadap upaya mengatasi kesulitan belajar di MTsN Ponorogo. Simpulan: berdasarkan hasil analisa data statistik product moment dan uji hipotesis penelitian disimpulkan bahwa Ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan dan konseling dengan prestasi belajar siswa, artinya: (1) semakin baik pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling maka semakin baik pula tingkat keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Semakin buruk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling maka semakin buruk pula tingkat keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan belajar dan (2) peran guru dan tenaga konselor di MTs Negeri Ponorogo dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar bagi siswa dan guru terutama dalam mencapai tujuan pendidikan. Saran: (1) petugas bimbingan hendaknya lebih meningkatkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling agar sis wa dapat mengaktualisasikan kemampuan dan potensi yang dimiliki sehingga mampu mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya, dan (2) diharapkan kepada semua guru dalam proses belajar mengajar hendaknya imbang antara mendidik dan mengajar. Kata Kunci: Layanan, Bimbingan Belajar, Kesulitan Belajar. PENDAHULUAN Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah akan terasa sekali perlunya ada bidang tersendiri yang membidangi masalah pembinaan pribadi murid, agar mereka dapat berhasil menempuh pendidikannya. Sebagaimana yang dikemukakan Djumhur dan Surya (1975:30) sebagai berikut: Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah untuk meningkatkan perkembangan yang optimal bagi setiap individu sesuai dengan kemampuannya, agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya Sehubungan dengan tujuan bimbingan dan konseling di atas, maka setiap sekolah diharapkan menyelenggarakan bimbingan dan konseling secara terencana sesuai dengan kondisi sekolah masing - masing. Ada beberapa alasan dalam rangka program pendidikan di sekolah perlu diselenggarakan program bimbingan. Alasan-alasan itu menurut Natawijaya (1976:25), adalah (1) ada beberapa masalah dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah yang tidak mungkin diselesaikan oleh guru sebagai seorang pengajar. (2) kadang-kadang guru sebagai pengajar terikat oleh ketentuan dan tugasnya, dan tugas itu bertentangan dengan kepentingan dan kehendak murid. (3) ada beberapa kegiatan dalam rangka mendidik murid yang harus dilakukan oleh petugas sekolah yang bukan guru. (4) kadang-kadang terjadi konflik antara murid dengan guru yang pemecahannya memerlukan bantuan pihak ke tiga. LP2M Undar edisi 3 Vol. 2/I-2016 ISSN , e-issn

2 Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah atau mengatasi masalah yang dihadapi siswa dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, dengan memperhatikan kemungkinan -kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka pencapaian perkembangan yang optimal sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang dimiliki agar dapat mengadaptasikan diri dengan lingkungannya. Hal inilah yang menjadi tujuan utama adanya pelayanan bimbingan di sekolah. Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan kegiatan yang inti atau utama. Melalui proses pembelajaran akan tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri pelajar, menjadi harapan semua pihak agar semua murid mendapat hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dalam kenyataannya, tidak setiap murid dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor dalam diri (intern) maupun faktor dari luar (ekstern). Hamalik (1983:112) membagi faktor-faktor itu menjadi empat kelompok, yaitu: (1) faktor-faktor yang bersumber dari diri sendiri, (2) faktor-faktor yang bersember dari lingkungan sekolah, (3) faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, dan (4) faktor-faktor yang bersumber dari masyarakat. Jika kita telusuri semakin jauh dan seksama maka permasalahan amatlah kompleks, banyak hambatan atau kesulitan selalu menanti di hadapan, yang mana hambatan -hambatan itu akan berakibat kurang baik bagi banyak murid ; mengalami kesulitan dalam belajar, dan hasil belajar yang kurang memuaskan. MTsN Ponorogo adalah salah satu sekolah negeri yang terpandang di kota Ponorogo, mempunyai siswa terbanyak di tingkatnya, sehingga dimungkinkan permasalahan pembelajaran dan pengajaran semakin kompleks. Untuk itu peneliti mencoba ingin mengetahui seberapa pengaruhkah layanan bimbingan belajar terhadap upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas 8 MTs Negeri Ponorogo. KAJIAN PUSTAKA Layanan Bimbingan Belajar Ahmadi (1977:6) mengatakan bahwa: Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi kesulitan dalam hidupnya agar individu tersebut mencapai kesejahteraan hidupnya. Lester D. Crow dan Alice Crow yang dikutip oleh Sukardi (1983:64) mengartikan bimbingan sebagai berikut Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh pribadi terdidik baik pria atau wanita yang terlatih kepada individu yang usianya tidak ditentukan untuk menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya, mengambil keputusannya sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Winkel (1985:7) menyebutkan, bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai berikut: Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan - pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, bantuan itu bersifat psikis (kejiwaan), bukan pertolongan finansial, medis dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini seseorang dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya sekarang dan menjadi lebih mampu untuk menghadapi masalah yang akan dihadapinya kelak di kemudian hari. Konseling Sukardi, 1983:67 mengatakan: Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada klien dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan dengan wawancara yang dilakukan secara face to face atau dengan cara yang sesuai dengan keahlian klien. Depdikbud (1979:24) adalah sebagai berikut Konseling adalah suatu proses pertemuan langsung antara anak dengan konselor, dimana konselor membantu anak dalam mengubah sikap dan tingkah lakunya. Winkel (1985:21) memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Konseling merupakan pertemuan dua pribadi yang hasilnya tidak ditentukan sebelumnya, yaitu pertemuan berhadapan muka antara konselor dengan klien dapat memusatkan seluruh perhatiannya pada persoalan yang sedang dihadapi. Djumhur dan Surya (1975:29) dalam buku Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang mengutip dari James F. Adams menjelaskan bahwa: Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu, di mana yang seorang (conselor) membantu yang lain (conselee), supaya ia dapat lebih baik LP2M Undar edisi 3 Vol. 2/I-2016 ISSN , e-issn

3 memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang. Hubungan Antara Bimbingan dan Konseling Jones yang dikutip oleh Walgito (1986:24) memandang konseling merupakan salah satu teknik dari bimbingan, sehingga dengan pandangan ini maka pengertian bimbingan adalah lebih luas bila dibandingkan konseling, dan konseling merupakan bagian dari bimbingan. Tetapi kalau diliha t dari apa yang dikemukakan oleh Leona E. Tayler yang dikutip oleh Andi Mapiere menyatakan bahwa konseling merupakan jantung hati dari bimbingan, konseling adalah pemberi gairah hidup bagi bimbingan. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip di sini adalah hal-hal yang dapat menjadi pegangan di dalam proses bimbingan dan konseling. Dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dikenal dua macam prinsip. Prinsip umum, yang berlaku sacara umum yang menjadi landasan gerak bagi semua orang yang terlibat dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Kedua, prinsip khusus, yaitu sebagai konselor dan klien. Adapun prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a. Bimbingan hendaklah berpusat pada diri individu yang dibimbing. b. Bimbingan harus berfungsi membantu siswa, agar siswa pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. c. Bantuan yang diberikan harus berdasarkan data dan informasi yang akurat sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-cita siswa. d. Perlu dikenal dan difahami bahwa setiap individu berbeda satu dengan yang lainnya terutama untuk memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan individu yang bersangkutan. e. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan masyarakat. f. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing. g. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah hendaklah diselesaikan pada orang atau lembaga yang lebih mampu dan berwenang untuk memecahkannya. Layanan-layanan Pokok dalam Bimbingan dan Konseling Di dalam buku Bimbingan dan Konseling Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa program bimbingan itu meliputi sekurang-kurangnya empat jenis pokok (Depdikbud, 1975:25) yaitu: (a) pengumpulan data tentang murid dan lingkungannya, (b) konseling, (c) pemberian informasi dan penempatan, dan (d) penilaian dan penelitian. Selanjutnya Depdikbud, 1975:34 mengelompokkan layanan-layanan bimbingan dan konseling dengan : (1) layanan orientasi, (2) layanan informasi, (3) layanan penempatan dan penyaluran, (4) layanan bimbingan belajar, (5) layanan konseling perorangan, (6) layanan bimbingan dan konseling kelompok dan (7) kegiatan penunjang. Kesulitan Belajar Kesulitan belajar banyak dikemukakan para ahli, di bawah ini akan dikemukakan pengertian kesulitan belajar oleh beberapa ahli diantaranya Alwan (1990:35) mengatakan bahwa Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan - hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang baik. Hambatan-hambatan tersebut mungkin disadari mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya dan hambatan tersebut dapat berupa psikologis, sosiologis maupun fisiologis dari keseluruhan proses belajar. Ahli lainnya Walgito (1980:17) juga menjelaskan bahwa kesulitan belajar adalah: Merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru bertanggungjawab terhadap proses belajar mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar dan pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar. Faktor-faktor kesulitan belajar banyak macamnya, dan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua obyek permasalahan yakni faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar terhadap Kesulitan Belajar Walgito (1975:26) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling dapat dijelaskan dengan tiga sifat, yaitu: (1) preventif, yaitu bimbingan dan konseling diberikan dengan tujuan untuk mencegah jangan LP2M Undar edisi 3 Vol. 2/I-2016 ISSN , e-issn

4 sampai timbul kesulitan-kesulitan yang menimpa diri individu atau anak, (2) korektif, yaitu memecahkan atau mengatasi kesulitan yang dihadapi individu, dan (3) reservatif, yaitu sifatnya pemeliharaan keadaan yang telah baik jangan sampai berubah menjadi keadaan-keadaan yang tidak baik. Usaha-usaha tersebut dimaksudkan agar bimbingan dan konseling itu dapat menjaga, mengatasi, memelihara keadaan termasuk diantaranya masalah belajar siswa. Bimbingan dari konseling harus selalu mengusahakan agar tercipta situasi yang memungkinkan murid-murid agar dapat belajar dengan baik agar perkembangannya dapat tumbuh sesuai dengan apa yang diinginkan dan menurut pola -pola kewajarannya sebagai siswa, semua itu nantinya dapat mengarahkan siswa secara optimal. Oleh sebab itu bimbingan sangat besar pengaruhnya terhadap situasi belajar, dengan kata lain prestasi belajar siswa akan cenderung lebih baik jika bimbingan dan konseling berjalan sesuai dengan fungsinya. Program bimbingan di sekolah terdiri dari beberapa layanan pokok yang kesemuanya berperan penting dalam mensukseskan program pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran. Layanan -layanan bimbingan juga memungkinkan siswa yang dibantu menjadi lebih maju dan berkembang. Di lain pihak bimbingan terdiri atas beberapa jenis bimbingan. Jenis -jenis bimbingan dapat dikelompokkan berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi individu. Dalam buku Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah oleh I. Djumhur dan Surya (1975:35) bimbingan dikelompokkan menjadi: (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan pendidikan, (3) bimbingan jabatan, (4) bimbingan sosial, (5) bimbingan dalam menggunakan waktu luang, dan (6) bimbingan dalam usaha pribadi. Keenam jenis bimbingan di atas orientasi dan realisasi kegiatannya diperuntukkan bagi para siswa, oleh sebab itu para petugas bimbingan yang lain (kepala sekolah, wali kelas dan guru bidang studi) harus ikut terlibat dalam pemberian bantuan atau bimbingan tersebut. METODE PENELITIAN Besar populasi/luas populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8 MTs Negeri Ponorogo dengan sifat populasi homogen dalam arti tingkat umur sama, tingkat kemampuan sama. besar sampel yang diambil dalam penelitian ini siswa yang dikategorikan mengalami kesulitan belajar, yaitu sekitar 30 % dari total populasi (Hadi, 1993:75). Dengan teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling. Metode yang peneliti gunakan adalah: Metode Angket (metode utama), Metode Dokumentasi (pelengkap), dan Metode Observasi (pelengkap). Instrumen yang mengenai layanan bimbingan dan konseling dan cara mengatasi kesulitan belajar siswa melalui angket. Angket ini berbentuk pertanyaan tertutup yang diambil dari siswa itu dalam bentuk multiple choice dengan empat pilihan ( option). Pertanyaan dalam angket yang menggali data tentang layanan bimbingan dan konseling dengan cara mengatas i kesulitan belajar yang dikembangkan menjadi lima item. Adapun variabel-variabel tentang layanan bimbingan dan konseling di s ekolah dikembangkan menjadi beberapa indikator antara lain: 1) Layanan pengumpulan data menjadi lima item 2) Informasi pendidikan/belajar menjadi lima item 3) Bimbingan kelompok belajar menjadi lima item Jadi variabel X tentang layanan bimbingan belajar menjadi 15 item. Sedangkan variabel Y tentang pengatasan kesulitan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Ponorogo dikembangkan menjadi beberapa indikator antara lain: 1) Hasil belajar di bawah rata-rata kelas menjadi lima item 2) Hasil belajar di bawah kemampuan yang dimiliki menjadi lima item Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi product moment, penelitian ini menunjukkan dua hubungan dua variabel yang bersifat interval, menunjukkan normalitas, jika: Diterima H0 Jika rh < rtabel Ditolak H0 jika rh > rtabel HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data ini digunakan untuk menguji korelasi antara layanan bimbingan dan kons eling dengan cara mengatasi kesulitan belajar siswa, adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Yang Dianalisis a. Layanan bimbingan dan konseling (variabel bebas) b. Cara mengatasi kesulitan belajar siswa (variabel terikat) LP2M Undar edisi 3 Vol. 2/I-2016 ISSN , e-issn

5 2. Hipotesis Kerja (Ha) Hipotesis kerja (Ha) yang diajukan adalah: Ada korelasi antara layanan bimbingan dan konseling dengan cara mengatasi kesulitan belajar siswa. 3. Hipotesis Nihil (h0) Hipotesis Nihil (h0) yang diajukan adalah: Tidak ada hubungan antara layanan bimbingan dan konseling dengan cara mengatasi kesulitan belajar siswa. 4. Teknik Analisis data yang digunakan dalam mengolah data yang sudah terkumpul adalah analisis statistic korelasi product moment dengan rumus: 5. Kinerja Uji Hipotesis a. Diterima H0 jika rh < rtabel b. Ditolak H0 jika rh > rtabel 6. Analisis Data Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung= 0,98 sedang nilai rtabel= 0,284 taraf signifikan 5 %,subyek (N) = 48, ini berarti bahwa rhitung lebih besar dari pada rtabel. Berarti ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap upaya mengatasi kesulitan belajar di MTs Negeri Ponorogo. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil simpulan analisa data dapat diketahui bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling berkorelasi positif dengan upaya mengatasi kesulitan belajar siswa. Hal ini menandakan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah menduduki peranan penting dalam turut serta membantu siswa dalam melancarkan kegiatan pembelajaran. Peran bimbingan dan konseling di sekolah berusaha melibatkan diri secara maksimal sesuai dengan programnya membantu proses pembelajaran dengan jalan mencegah dan menanggulangi kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Menurut Lubis (1992:23) bimbingan dilakukan untuk membantu siswa dalam membuat rencana dan mengambil keputusan sendiri. Kegiatan bimbingan di sekolah berpusat pada pencegahan dan penanggulangan kesulitan siswa dalam rangka situasi dan proses pembelajaran di kelas. Hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa rhitung (0,98) mempunyai harga yang lebih besar dari rtabel (0,284). Hal ini membuktikan bahwa bimbingan dan konseling memberikan dampak yang positif terhadap upaya mengatasi kesulitan belajar siswa, maka interpretasinya adalah jika layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat direalisasikan dengan baik maka kesulitan belajar siswa semakin berkurang, sebaliknya jika semakin kurang terealisasinya dengan baik layanan bimbingan dan konseling di sekolah maka kesulitan belajar siswa akan semakin tinggi. Lebih lanjut ditandaskan bahwa berhasilnya layanan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari profesionalisme petugas bimbingan dalam menerapkan fungsi-fungsi bimbingan, baik fungsi menyalurkan, fungsi mengadaptasikan maupun fungsi penempatan. Ketiga fungsi tersebut secara implicit tersirat suatu makna bahwa bimbingan dan konseling berusaha semaksimal mungkin membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dan penyesuaian agar siswa yang dibantu dapat mencapai hasil yang maksimal. Sebagaimana pendapat Lubis (1992:7) bahwa: (a) fungsi menyeluruh, yakni membntu siswa untuk memilih jurusan siswa sekolah lebih lanjut. Lapangan kerja, sesuai dengan cita-cita, minat, bakat dan ciri-ciri keperibadian lainnya, (b) mengadaptasikan, yakni membantu petugas di sekolah khususnya guru untuk mengadaptasi program pengajaran terhadap minat, kemampuan dan kebutuhan siswa, dan (c) funghsi mengdaftasikan. Yakni membantu siswa untuk memperdalam perkembangan secara optimal. Di lain pihak fungsi bimbingan membantu para guru mengadaptasikan program-program pengajarannya kepada minat dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan siswa, karena gurulah yang paling bertanggung jawab mensukseskan program belajar mengajar. Semakin baik proses belajar mengajar semakin tinggi keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya. Siswa di sekolah dihadapkan pada banyak hambatan, baik secara internal maupun eksternal. Bimbingan dan konseling di sekolah terlibat memberikan bantuan kepada siswa, terutama dalam memberikan bantuan kepada siswa, terutama dalam hubungannya dengan penanggulangan masalah yang mereka hadapi, tetapi dalam taraf-taraf tertentu siswa akan sampai kepada pemecahan masalah yang dihadapinya tanpa bantuan petugas bimbingan, sebab tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah membantu siswa belajar bagaimana menanggulangi masalah yang mereka hadapi dengan cara yang lebih baik. Prayitno (2005:19) berpendapat bahwa bimbingan di sekolah juga berusaha melengkapi dan menyempurnakan pendidikan dengan jalan: (1) dipergunakan jenis -jenis pendekatan yang tidak mungkin LP2M Undar edisi 3 Vol. 2/I-2016 ISSN , e-issn

6 dilakukan oleh seorang pendidik, karena waktu dan tanggungjawab pekerjaan yang dilakukan guru tidak mungkin karena kesibukannya sendiri sebagai pengajar.(2) dicarinya bagian-bagian yang lemah atau terabaikan dalam proses pendidikan untuk dilengkapi. dan (3) digunakan metode-metode mendidik, membimbing yang lebih lincah dari yang dipakai dalam pendidikan konvensional. Karena eratnya jalinan bimbingan dan pendidik, juga adanya kenyataan bahwa kegiatan bimbingan pada akhirnya mempunyai tujuan, maka kerjasama dan kegiatan tersebut adalah mutlak. Menurut Hayuni (1985:28) bahwa petugas-petugas dari kedua bidang pelayanan itu harus mendengarkan keluhan siswa, memenuhi kebutuhan siswa, membimbing dan mengarahkan, sehingga mereka harus bekerja sama dalam melaksanakan tugas demi kelancaran pendidikan serta layanan bimbingan dan konseling, sebab ada keyakinan pada pembimbing mengharuskan kedua pihak untuk atau mengambil tanggungjawab dalam proses pertolongan dan juga keyakinan bahwa anak memiliki potensi yang memerlukan bantuan atau bimbingan untuk dapat berkembang dengan baik. Uji Hipotesis Dari hasil hitungan r = 0,98. Sedangkan r table taraf signifikan 5 %; N = 48 = 0,284. Ha diterima jika r hitung > r tabel Ha ditolak jika r hitung < r tabel Oleh karena r hitung = 0,98 > r tabel = 0,284 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak: Ada Pengaruh layanan Bimbingan dan Konseling terhadap kesulitan belajar di MTsN Ponorogo. Artinya: semakin baik pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka semakin baik pula tingkat keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Sebaliknya semakin rendah pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah maka semakin rendah pula tingkat keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Banyak faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar oleh karea itu anak yang mengalami kesulitan belajar mungkin disadari atau mungkin tidak disadari. Sebagaimana pendapat Alwan (1990:35), bahwa kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam proses belajar yang di tandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar yang baik. Hambatan-hambatan tersebut mungkin disadari mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya dan hambatan -hambatan dapat berupa psikologis, sosiologis maupun fisiologis dari keseluruhan proses belajar. Penyebab kesulitan belajar ada beberapa faktor yakni lingkungan sekolah, situasi keluarga dan lingkungsan sosial. Sebagaimana pendapat Azis (2000:38), bahwa (1) faktor lingkungan sekolah yang kurang menunjang proses belajar seperti: cara mengajar, sikap guru, kurikulum/materi pelajaran, waktu belajar, situasi belajar dan sebagainya. (2) situasi dalam keluarga yang kurang menunjang dalam proses belajar seperti: broken home, kurang perhatian orang tua, kurangnya kemampuan orang tua dan sebagainya. (3) lingkungan social yang kurang memadai seperti pengaruh negativ e dari pergaulan, situasi masyarakat yang kacau, gangguan kebudayaan seperti film dan sebagainya. Faktor-faktor kesulitan belajar tidak hanya berasal dari individu sendiri melainkan banyak faktor yang menyebabkannya. Untuk itulah maka upaya yang sinergis dari berbagai pihak sangat diperlukan dalam menangani kesulitan belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran di MTs Negeri Ponorogo sangat ditentukan dengan adanya kerjasama antara guru pembimbing dan guru bidang studi dalam layanan bimbingan belajar dan proses pembelajaran di kelas. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan dan konseling dengan prestasi belajar siswa, dengan artian: (1) semakin baik pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling maka semakin baik pula tingkat keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Semakin buruk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka semakin buruk pula tingkat keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan belajar dan (2) peran serta guru dan tenaga konselor sekolah di MTs Negeri Ponorogo dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar bagi siswa dan guru terutama dalam mencapai tujuan pendidikan. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Abu Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Semarang: CV. Toha Putra Aiwan, Moh Bimbingan dan Penyuluhan II. Jombang: Universitas Darul Ulum Jombang Arikunto,Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara Depdikbud Bimbingan dan Penyuluhan Untuk PPSP. Jakarta: BP3 LP2M Undar edisi 3 Vol. 2/I-2016 ISSN , e-issn

7 Hadi, Sutrisno Metodologi Research I, II dan III. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Hamalik,Umar Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Jakarta: Gramedia Lubis, Halim Diktat Mata Kuliah Orientasi Profesi. Jombang: Universitas Darul Ulum Jombang Machfudz Psikologi Pendidikan. Jombang: CV. Saudara Natawijaya, Rahman Bimbingan dan Penyuluhan, Di dalam Majalah Pendidikan Agama, No. 66, Th.VIII Prayetno Pelayanan Bimbingan di Sekolah. Bandung: Angkasa Offset Prayitno. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Suyanto, Agus Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Depdikbud IKIP Sukardi, Ketut, Dewa Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Usaha Nasional Suryabrata, Sumadi Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press Sutamto Psikologi I. Jombang: Fakultas Psikologi Undar Surachmad,Winarno Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito Walgito, Bimo Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Winkel,W.S Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum, III C. Jakarta: Balai Pustaka Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Direktur Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Pengajaran Remidial. Jakarta: Direktur Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. 1983/1984. Pelaksanaan Tugas Guru Agama pada SMTP. Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Sekolah Umum Negeri LP2M Undar edisi 3 Vol. 2/I-2016 ISSN , e-issn

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960 dan baru mulai 1975 secara resmi memasuki sekolah-sekolah

Lebih terperinci

ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Pagu Kab. Kediri

ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Pagu Kab. Kediri KORELASI ANTARA KEMAMPUAN PENDIDIK PAUD DALAM MEMANFAATKAN MEDIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK DIDIK DI PAUD AISYIYAH DESA KAMBINGAN KECAMATAN PAGU KABUPATEN KEDIRI ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec.

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN PENGGUNAAN WAKTU LUANG UNTUK BELAJAR ANTARA PRIA DENGAN WANITA Vitalis Djarot Sumarwoto

PENGARUH KEDISIPLINAN PENGGUNAAN WAKTU LUANG UNTUK BELAJAR ANTARA PRIA DENGAN WANITA Vitalis Djarot Sumarwoto PENGARUH KEDISIPLINAN PENGGUNAAN WAKTU LUANG UNTUK BELAJAR ANTARA PRIA DENGAN WANITA Vitalis Djarot Sumarwoto Abstrak Tujuan penelitian ini hakikatnya ingin mengetahui perbedaan kedisiplinan menggunakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah* Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 8-13 8 MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah* ABSTRAK Pokok persoalan dalam penelitian adalah 1) Apa

Lebih terperinci

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut SARI SUHARJONO, NIM : 1401901108, Kontribusi Tata Tertib Sekolah dan Sikap Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Pangudi LuhurAmbarawa Semester I Tahun Pelajaran 200412005. Jurusan

Lebih terperinci

Oleh RACHMAD SOLEH. Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN. Pada

Oleh RACHMAD SOLEH. Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN. Pada HUBUNGAN SIKAP TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PARTISIPASI DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH PADA GURU BIDANG STUDI DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2008/2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip BAB III METODE PENELITIAN Metode yaitu suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

Kata kunci: Pemanfaat media oleh pendidik PAUD, prestasi belajar.

Kata kunci: Pemanfaat media oleh pendidik PAUD, prestasi belajar. PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA OLEH PENDIDIK PAUD TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK DIDIK DI PAUD DARMA WANITA DESA KWADUNGAN KECAMATAN GAMPENGREJO KABUPATEN KEDIRI ACH. CHOLIK UPTD Pendidikan TK dan SD Kec.

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Haris Safrudin (10220038-ST) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Dalam menjalani proses belajar

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA M.Ts. PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENGARUH KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA M.Ts. PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA M.Ts. PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Vitalis Djarot Sumarwoto* Abstrak Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang bersifat ilmiah melalui prosedur yang telah ditentukan. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan minat siswa putra

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan minat siswa putra BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan minat siswa putra kelas atas SD Negeri dan MI di Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan tanggapan guru penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-7 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR Mistio Mesa Fernanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH: HUBUNGAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DENGAN UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan belajar di rumah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan belajar di rumah BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI DI SMP NEGERI 8 MATARAM

KORELASI ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI DI SMP NEGERI 8 MATARAM KORELASI ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI DI SMP NEGERI 8 MATARAM ABSTRAK MADE PILIANI IKIP Mataram Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda dengan keluarga

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan 47 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Arif Furchan adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang ada di dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa kelas IX di SMP N 6 Yogyakarta. Dari hasil analisis menunjukkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa kelas IX di SMP N 6 Yogyakarta. Dari hasil analisis menunjukkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa papan bimbingan dapat mempengaruhi pemahaman materi bimbingan belajar pada siswa kelas IX di SMP N 6 Yogyakarta.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PADA SISWA KELAS XI SMKN 1 BANDUNG KOTA TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PADA SISWA KELAS XI SMKN 1 BANDUNG KOTA TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PADA SISWA KELAS XI SMKN 1 BANDUNG KOTA TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedewasaan, dalam proses dewasa itulah muncul sebuah interaksi antara individu

BAB 1 PENDAHULUAN. kedewasaan, dalam proses dewasa itulah muncul sebuah interaksi antara individu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya pendidikan itu adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan, dalam proses dewasa

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis, sedangkan penelitian adalah usaha karya ilmiah yang mempunyai tujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Denny Ramadhany Effendy Samsul Hadi. Pendidikan Teknik Mesin, FKIP UST Yogyakarta ABSTRAK

Denny Ramadhany Effendy Samsul Hadi. Pendidikan Teknik Mesin, FKIP UST Yogyakarta ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR OTOMOTIF TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA SMK MUHAMMADIYAH BAMBANGLIPURO YOGYAKARTA Denny Ramadhany Effendy Samsul Hadi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang kemandirian belajar yang layak sebagai media layanan bimbingan bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang kemandirian belajar yang layak sebagai media layanan bimbingan bagi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji lapangan awal, uji coba terbatas, uji coba produk akhir, dan hasil pengembangan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015 ANALISIS KEBUTUHAN MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH TERHADAP PELAYANAN KONSELING Oleh: Fadila, M.Pd. Hartini, M.Pd., Kons. (Dosen Program Studi Bimbingan Konseling Islam STAIN Curup) Abstrak Mahasiswa dipandang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan yang sudah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan yang sudah BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan yang sudah diolah serta diuraikan pada Bab IV maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Jenis-jenis masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Kata layanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara melayani atau sesuatu

Lebih terperinci

Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) e-issn X Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) e-issn X Volume 2 Nomor 1 Januari 2018 PERANAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE TERHADAP PERESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DEGAN MATERI POKOK UANG PADA PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG NATAL TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Ali Nurdin

Lebih terperinci

Hubungan antara Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Hasil Belajar

Hubungan antara Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Hasil Belajar Konselor Volume 1 Number 1 March 2012 ISSN: 1412-9760 Received January 12, 2012; Revised February 12, 2012; Accepted March 30, 2012 Hubungan antara Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Hasil Belajar Mistio

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara mengajar dosen dengan

BAB V PENUTUP. ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara mengajar dosen dengan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian ini dapat dipertanggung

BAB III METODE PENELITIAN. dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian ini dapat dipertanggung BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan. Karenanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAH LAKU SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 JEPON, KECAMATAN JEPON, KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAH LAKU SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 JEPON, KECAMATAN JEPON, KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAH LAKU SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 JEPON, KECAMATAN JEPON, KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM. ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.EAID209030 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar di kelas VIII MTs Negeri 1 Pangandaran, hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif uji korelasi. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. 52

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. 52 56 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan jenis penelitian yang akan digunakan memang sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan jenis penelitian yang akan digunakan memang sangat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dan jenis penelitian yang akan digunakan memang sangat penting bagi seorang peneliti, karena dengan adanya pendekatan dan jenis

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh: LENI MARLINA EA1D209032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII B

BAB V PENUTUP. hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII B BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan masalah penelitian serta pembahasan dan interpretasi data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII B pada SMP Swasta Diakui Adhyaksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat dimiliki seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya pemerintah dalam rangka menunjang lajunya pembangunan nasional adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional, yakni menitikberatkan pada masalah atau peristiwa yang berlangsung dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif, Menurut Saifuddin Azwar pendekatan kuantitatif yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 59 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, penulis menggunakan pendekatan ini karena penelitian ini hendak mengukur

Lebih terperinci

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Umiyatun (0614052) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Bimbingan belajar kelompok siswa kelas VIII SMP PGRI Kasihan tahun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Bimbingan belajar kelompok siswa kelas VIII SMP PGRI Kasihan tahun BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bimbingan belajar kelompok siswa kelas VIII SMP

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan 95 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpul bahwa: 1. Ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan layanan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNNES

FAKULTAS EKONOMI UNNES FAKULTAS EKONOMI UNNES PENGARUH KOMPETENSI GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS DAN FASILITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Andaru Werdayanti 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporan

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP N I Sine Tahun Ajaran 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP N I Sine Tahun Ajaran 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP N I Sine Tahun Ajaran 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: KUSNUL KHOTIMAH A 210 080 137 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari metode-metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari metode-metode 43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari metode-metode dalam penelitian.sedangkan metode penelitian menurut Arif furchan adalah strategi umum yang di anut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar (PBM)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan yang melingkupi prosedur dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 18 BANDA ACEH. Zainidar Aslianda, Israwati, Nurhaidah

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 18 BANDA ACEH. Zainidar Aslianda, Israwati, Nurhaidah HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 18 BANDA ACEH Zainidar Aslianda, Israwati, Nurhaidah Universitas Syiah Kuala zaslianda@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK Oleh : Moh. Aniq, Khairul Mar ati UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 60 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 Metode penelitian adalah cara-cara kerja

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI OLEH: TRYSNA INDAH UTAMA A1A112019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS

Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Suyanti (09130037-ST) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Masalah penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa Moh. Mega Nirwana (07220676) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IX DEFINISI, LANDASAN, DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING. bimbingan dan konseling, landasan-landasan bimbingan dan konseling, serta

BAB IX DEFINISI, LANDASAN, DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING. bimbingan dan konseling, landasan-landasan bimbingan dan konseling, serta Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IX DEFINISI, LANDASAN, DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami definisi bimbingan dan konseling,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM 1 HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Arifin, Ratnasari, Hubungan minat melanjutkan... Volume 1 Nomor 1 Februari 2017. Hal 77-82 77 p-issn: 2549-1857; e-issn: 2549-4279 (Diterima: Desember-2016; di revisi: Januari-2017; dipublikasikan: Februari-2017)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: bimbingan karir, motivasi, prestasi belajar

ABSTRAK. Kata kunci: bimbingan karir, motivasi, prestasi belajar 319 Hubungan Antara Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Smk Al Munawwarah Kesugihan Cilacap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini menggunakan analisis statistik yang menitik beratkan pengujian hipotesis.

Lebih terperinci

JURNAL PTM VOLUME 9, NO. 1, JUNI

JURNAL PTM VOLUME 9, NO. 1, JUNI PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK TEXMACO PEMALANG Aditya Indra Putra Prodi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif, Menurut Saifuddin Azwar pendekatan kuantitatif yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Intan Purnama Sari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG 1 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG Fredy Amryansyah 1), Sumadi 2), Dedy Miswar 3) Abstract: This study aims

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu : Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar siswa pada

Lebih terperinci

*Hp: /

*Hp: / PERSEPSI SISWA TENTANG PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA 3 SMA N 2 UJUNGBATU KAB. ROKAN HULU Sudur Nurhidayah* ), Silvia Rita 1), Ika Daruwati 2) 1&2) Program Studi

Lebih terperinci

serta ilmu-ilmu sosial lainnya, hlm.33 2 Abdurrahmat Fathoni, Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm.

serta ilmu-ilmu sosial lainnya, hlm.33 2 Abdurrahmat Fathoni, Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm. BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif lapangan dimana penelitian ini membutuhkan data tentang keadaan Madrasah Tsanawiyah NU 01 Banyuputih. Penggunaan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PERBANKAN DITINJAU DARI SARANA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan mencapai tujuannya. Seperti, pada fase kanak-kanak orang harus

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan mencapai tujuannya. Seperti, pada fase kanak-kanak orang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan berhubungan dengan manusia lain dalam proses bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

Lebih terperinci

DINA FITMILINA A1A110053

DINA FITMILINA A1A110053 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang ditempuh. oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang ditempuh. oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Untuk melakukan penelitian ilmiah haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip metode ilmiah. Oleh karenanya, diperlukan adanya metodologi atau rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan konsep diri dengan prestasi belajar IPA terpadu siswa kelas VIII MTs. Riyadlotul

Lebih terperinci

DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI ANAK MELALUI OLAHRAGA SEPAK BOLA DI SSB KUDA MAS KARANGGAYAM KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI ANAK MELALUI OLAHRAGA SEPAK BOLA DI SSB KUDA MAS KARANGGAYAM KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI ANAK MELALUI OLAHRAGA SEPAK BOLA DI SSB KUDA MAS KARANGGAYAM KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Sedangkan penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)

Lebih terperinci