- PDF Download Gratis

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Budi Kartawijaya
6 tahun lalu
Tontonan:

1 1 BeberapaCatatanatasatas RUU Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma danpersekutuan Komanditer (DR. A. Partomuan Pohan,SH,LL.M.).)

2 I. Ketentuan Umum 2 1. Di dalam ketentuan tentang definisi mungkin sebaiknya digunakan istilah yang mudah ditangkap oleh pembaca, misalnya istilah Badan Usaha di dalam definisi no. 4dan 5tidak akan segera dapat ditangkap maknanya oleh pembaca (oleh karena kata Badan Usaha di dalam pasal 1dipergunakan baik untuk Persekutuan Firma maupun Persekutuan Komanditer), oleh karena itu untuk definisi no. 4 dan 5lebih mudah ditangkap maknanya jikalau kata Badan Usaha diganti dengan Persekutuan Komanditer.

3 3 2. Penjelasan Pasal 2 tentang Persekutuan bukan Badan Hukum, adalah Persekutuan yang pertanggung-jawabannya tidak hanya dibebankan padapersekutuanmelainkanjugapadasekutunya. Nampaknya penjelasan ini tidak cocok bagi Persekutuan Perdata yang pada azasnya membebankan tanggung jawab atas perikatan yang dibuat hanya terhadap sekutu yang telah melakukan perikatantersebutsendiri(lihatpasal31ayat 1).

4 II. Pendaftaran 4 Sesuai ketentuan Pasal 5 nama Persekutuan Perdata yang telah didaftarkan terlebih dahulu, tidak dapat dipergunakan lagi oleh pihak lain. Dengan demikian perlulah pendaftaran tersebut dimuat dalam suatu Register Umum. Namun hal ini menjadi tidak jelas karena di dalam Pasal 11 disebutkan bahwa perubahan ketentuan akta Persekutuan Perdata (seharusnya: Akta Perjanjian Persekutuan Perdata ) didaftarkan pada organisasi profesi apakah sifat pendaftarannya bersifat terbuka untuk umum, masih dimungkinkan dalam suatu pendaftaran yang dilakukan oleh suatu organisasi profesi serta tidak ada penjelasan tentang organisasi profesi yang mana yang dimaksud dalam hal ini.

5 5 III. Sinkronisasi dengan peraturan per-uu lainnya Dalam Pasal 10 ayat 1(a) disebutkan tentang identitas diri Sekutu Perseorangan yang harus dicantumkan dalam Akta Persekutuan Perdata (seharusnya: Akta Perjanjian Persekutuan Perdata) yang ternyata tidak sesuai dengan rincian identitas orang perseorangan yang harus dicantumkan dalam akta Notaris sesuai UU tentang Jabatan Notaris No. 30 karena belum memuat data tentang tempat dan tanggal lahir serta pekerjaan. Demikian pula identitas sekutu Persekutuan berbentuk badan hukum, ternyata belum sesuai dengan identitas yang disyaratkan dalam UUPT No.: 40 Tahun 2007 (Pasal 8ayat 2(a)) karena tidak mencantumkan alamat lengkap serta tanggal dan nomor SK Menkum HAM tentang pengesahan Badan Hukum.

6 IV. Penyerahan KepemilikanBarang sebagai Setoran Modal 1. Perlu diluruskan apakah penyerahan kepemilikan atas barang sebagai setoran modal dari Sekutu Persekutuan Perdata dilakukan kepada : - segenap sekutu dalam ikatan Persekutuan Perdata; ataukah kepada : - Persekutuan Perdata dan dalam hal penyerahan kepemilikan kepada Persekutuan Perdata tersebut tidak dapat dilaksanakan, barulah didaftarkan atas nama para sekutu bersama-sama samadalam ikatan Persekutuan Perdata. (lihat pasal 12 ayat 5jo ayat 6) 6

7 7 2. Sebagai pembanding harap dilihat juga ketentuan Pasal 12 ayat 3(a), yang mengharuskan penyerahan kepemilikan atas barang kepada semua sekutu dalam ikatan Persekutan Perdata. 3. Pengaturan substansi yang sama perlu dipertimbangkan untuk dimasukkan bagi pengaturan Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer.

8 V. Sistimatika RUU Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer 1. Alangkah baiknya jikalau sistimatikan dan kerangka substansi dari aturan untuk ketiga bentuk Persekutuan yang tidak berbadan hukum tersebut dapat dibuat seragam; sehingga dapat ditangkap dengan jelas dan cepat perbedaan diantara ketiga bentuk persekutuan tersebut antara lain misalnya : a). Pengaturan tentang pendaftaran Akta Perjanjian Persekutuan Perdata masuk dalam bagian Pendirian. b). Di dalam Bab III, tentang Persekutuan Firma tidak ditemukan pengaturan tentang Pendaftaran, setelah Bab IV tentang Persekutuan Komanditer diatur kewajiban Pendaftaran untuk Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer. 8

9 8 2. Apakah tidak perlu diatur dalam Bab tersendiri tentang perubahan/ peningkatan status Badan Usaha. Misalnya: Dari Persekutuan Perdata menjadi Persekutuan Firma dan dari Persekutuan Komanditer menjadi Perseroan Terbatas. Demikian pula Bab tentang reorganisasi lainnya. Misalnya : Penggabungan diantara bentuk-bentuk Persekutuan tersebut.

10 10 Demikian yang dapat saya sampaikan. SemogaBermanfaat. Jakarta, 1 Nopember 2011

dokumen-dokumen yang mirip

Sosialisasi Rancangan Undang-undang Tentang Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer

Sosialisasi Rancangan Undang-undang Tentang Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer I. Pengantar Dalam perekonomian Indonesia, badan usaha terbanyak adalah badan usaha berbentuk