BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Objek. Salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan adalah area ruang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Objek Salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan adalah area ruang publik berupa taman, baik taman penghijauan maupun taman bermain. Di Indonesia keberadaan taman-taman bermain semakin berkurang, dikarenakan proses pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan keberadaan lingkungan sekitar. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa semakin lama beban kota bertambah berat, kualitas lingkungan perkotaan semakin rendah, dan area taman makin berkurang yang disebabkan karena adanya alih guna lahan area terbuka menjadi daerah terbangun. Sebagai contoh taman-taman di wilayah Jakarta hanya mencapai 9 persen dari yang seharusnya 20 persen. Surabaya pada tahun 2006 hanya 0,83 persen. Sekretariat Negara Republik Indonesia RTH Memiliki Fungsi Ekstrisik, (online), ( diakses 4 oktober 2010). Fenomena terjadinya krisis ketersediaan taman berikut dampaknya dirasakan pula oleh kota Malang. Lahan resapan air di Malang hanya tinggal 40 persen. Ini sudah di ambang batas dan menyalahi aturan pemerintah. Menurut Undang-Undang Penataan Ruang No.26 tahun 2007 menjelaskan proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiridari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% 1

2 terdiri dari ruang terbuka hijau privat. Data di Pemkot Malang, menunjukkan ruang terbuka hijau tercatat hanya tersisa seluas hektar atau 2,89 persen dari luas wilayah keseluruhan. RTH itu terinci taman atau hutan kota seluas 12 hektar, sempadan sungai 80 hektar, tanah pekarangan dan kebun 150 hektar, dan sawah hektar. Taman Senaputra merupakan salah satu ruang publik yang ada di Malang. Taman Wisata ini terletak di Jalan Kahuripan no.1 atau lebih dikenal Jalan Belakang RSU. Taman Senaputra difungsikan pula untuk menyuguhkan kesenian khas asli Jawa. Sejak awal dibangun dengan berbagai fasilitas pendukung pada sekitar Maret 1951, Taman Wisata Senaputra diarahkan untuk pelayanan wisatawan atau golongan ekonomi menengah ke bawah. Hal ini terlihat dari harga tiket masuk, yang jauh lebih murah untuk ukuran tempat wisata masa kini. Taman Wisata Senaputra terdesain dalam bentuk kawasan yang rindang atau berupa kawasan hijau pepohonan seluas meter persegi. Kondisi fisik kawasan Taman Senaputra sudah hampir tidak layak pakai, banyak fasilitas, seperti sanggar tari yang tersedia sudah mulai tidak terawat lagi. 2

3 Terdapat beberapa bangunan yang sudah tidak difungsikan lagi Salah satu fasilitas dari Taman Senaputra yang sudah rusak Kurang terjaganya kbersihan dan keindahannya Gambar1.1 kondisi eksisting Taman Senaputra Sumber: dokumentasi pribadi, 2011 Berdasarkan survey lapangan yang dilakukan tahun 2011 sebagaimana terdokumentasi seperti gambar diatas, menunujukkan kondisi dari Taman Senaputra yang sudah mulai tidak terawat lagi, beberapa fasilitas sudah mulai rusak, seperti sanggar tari dan toilet. Penurunan kualitas Taman Senaputra terlihat pula dari data pengunjung dari tahun 1998 samapai tahun 2008 yang semakin menurun, seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini: 3

4 Data Pengunjung Taman Senaputra g n ju u n g e n p n t a se r o s e p Th Th Th Th.2008 Y-Values Tabel 1.1 kondisi data pengunjung Taman Senaputra Sumber: Malang Post, 2008 Dari kondisi tersebut maka dipandang perlu adanya suatu perancangan kembali untuk mengembalikan kondisi Taman Senaputra. Perancangan Taman pintar merupakan salah satu solusi yang dianggap dapat mengatasi permasalahan-permasalahan terkait dengan ruang terbuka publik, khususnya area bermain anak di Malang. Dari fakta yang ada, Taman Pintar menyuguhkan suatu tempat dimana seorang anak selain mendapat suatu kesenangan juga dapat lebih mengasah kemampuan dalam bidang pendidikan. Dapat dicontohkan, yakni Taman Pintar yang ada di Yogyakarta. Taman ini memadukan konsep pendidikan dan permainan yang menghibur serta menerapkan tiga filosofi ajaran pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara, yakni Niteni (memahami/mengadopsi), Nirokake (menirukan/mengadaptasi), dan 4

5 Nambahi (mengembangkan). Ketiga konsep tersebut dituang ke berbagai media permainan yang mendidik guna meningkatkan apresiasi, kreativitas, dan kesadaran. Taman pintar tidak hanya menyediakan arena bermain anak, namun juga memberikan edukasi kepada anak. Mulai dari pengetahuan sains hingga yang bersifat teknologi. Di Taman Pintar inilah anak-anak dapat mengekspresikan diri mereka dan lebih menggali minat yang dimilki maupun pengetahuan yang semakin luas. Niteni Nambahi Gambar1.2 konsep niteni dan nambahi pada Tamn Pintar Sumber: dokumentasi pribadi, 2011 Dari pemaparan di atas maka perancangan Taman Pintar pada Taman Senaputra perlu untuk diadakan karena selain dapat mengatasi permasalahn yang ada di Taman senaputra juga dapat menjadi wadah dalam menuangkan aspirasi dan keinginan anak. Berbagai aktivitas yang terkait dengan pengembangan bakat dan minat anak akan diwadahi dalam ruang-ruang yang dirancang dengan khusus dalam Taman Pintar tersebut. 5

6 1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Pemilihan tema Arsitektur Perilaku ini berawal dari adanya suatu keterkaitan antara hubungan manusia dengan lingkungannya. Hubungan antara manusia dan lingkungan serta perilakunya adalah hubungan timbal balik, saling terkait, dan saling mempengaruhi. Manusia merupakan pusat lingkungan dan sekaligus menjadi bagian dari lingkungan. Seorang individu dipengaruhi dan juga mempengaruhi lingkungannya. Keunikan lingkungan juga mempengaruhi lingkungannya. Lingkungan bukan hanya menjadi wadah manusia beraktivitas, melainkan juga menjadi bagian integral dari pola perilaku manusia. Keterkaitan antara hubungan manusia dan lingkungannya tidak berlaku hanya kepada perilaku orang dewasa saja, namun juga kepada perilaku anak-anak. Dalam islam juga telah disebutkan, yakni sebuah Riwayat Bukhari dan Muslim yang berisi: كل مولود یولد على البخاري و مسلم) الفطرة وابواه یھودانھ وینصرانھ (رواه ویمجسانھ Artinya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah( tidak mempersekutukan Allah ) tetapi ayah dan ibulah yang menjadikan dia seorang yahudi, nasrani,atau majusi. (HR. Bukhari Muslim) Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap anak perlu mendapat tuntutan dari kedua orangtuanya dalam menentukan langkah hidupnya ke depan. Termasuk dalam pemilihan agama, Allah SWT juga 6

7 memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar memelihara keluarganya dari api neraka dengan mendidik dan memeliharanya agar menjadi orang yang melaksanakan perintah- perintah Allah dan menjauhi larangan- larangan-nya. Seperti yang dijelaskan dalam surat At-Tahrim ayat 6: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Ayat di atas menjelaskan anak merupakan salah satu anggota keluarga. Terpeliharanya dari api neraka merupakan hak anak yang wajib dilaksanakan oleh kedua orangtuanya. Dalam Islam telah diterangkan masalah perkembangan yang optimal bagi jiwa anak. Misalnya ketika membicarakan masalah hadhanah (menyangkut anak di bawah usia 3 tahun) dan radha'ah (penyapihan menyusui). Dalam masalah hadhanah anak diutamakan untuk berada dalam perawatan ibunya selanjutnya hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dari orang tuanya, seperti yang telah dijelaskan, dari Abu Rafi' r.a., telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW : Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, 7

8 mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.( HR Al Hakim ) Dalam perkembangannya, anak-anak dirasa perlu mendapat suatu bimbingan dalam mengasah bakat serta minat yang dimiliki oleh anak itu sendiri. Menurut Haditono, dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan, dikemukakan bahwa perkembangan anak dapat dilihat dari perilaku anak-anak setiap hari, seperti permainan dan gambaran anak. Penelitian mengenai permainan anak-anak membuktikan bahwa permainan dapat memajukan aspek-aspek perkembangan seperti : motorik, kreativitas, kecakapan- kecakapan sosial, kognitif dan juga perkembangan motivasional serta emosional. Dari uraian diatas, dapat diketahui akan pentingnya atas hak anak dalam memperoleh pendidikan yang layak. Demi tujuan untuk mengembangkan potensi anak, penulis dapat mengambil tema perilaku yang dikhususkan kepada perilaku anak. Tema ini dipilih karena dianggap dapat menjadi solusi atas permasalahan khususnya dalam lingkup ruang publik serta pengembangan bakat dan minat anak. Tema tersebut diwujudkan dalam setiap elemen dalam pembuatan Taman Pintar, dengan melakukan beberapa analisa dan lebih mendalami niliai- nilai yang terkandung dalam tema tersebut. Nilai- nilai yang terkandung diaplikasikan dalam bentuk desain dan penerapan tema yang diharapkan hasil rancangan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada secara arsitektural. 8

9 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana rancangan Taman Pintar dengan tema Arsitektur Perilaku untuk pengembangan bakat dan minat anak? 1.3 Tujuan Perancangan Untuk menghasilkan rancangan Taman Pintar dengan menerapkan tema arsitektur perilaku untuk pengembangan bakat dan minat anak. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Dapat menganalisa dan menerapkan teori-teori tentang perancangan Taman Pintar dengan tema perilaku. b. Dapat mengatasi permasalahan kemerosotan fungsi wahana rekreatif kota di Taman Senaputra secara arsitektural. 2. Bagi Pembaca a. Mengetahui akan pentingnya dan fungsi dari ruang publik yang tidak hanya sebagai taman, namun juga dapat mewadahi berbagai aktivitas didalamnya. b. Sebagai inspirasi untuk merancang area ruang luar yang dapat mewadahi berbagai aktivitas publik. 9

10 1.5 Batasan Adapun beberapa batasan yang dilakukan dalam perancangan Taman Pintar ini, diantaranya: 1. Lokasi tapak dibatasi pada area atau lokasi Taman Senaputra saat ini, yakni berada di Jalan Kahuripan kota Malang. 2. Penerapan tema perilaku dibatasi pada pengembangan perilaku anak mulai umur 4 sampai 12 tahun. 3. Area jangkauan dari Taman Pintar yang dirancang hanya dalam lingkup kota Malang. 4. Substansi fokus perancangan adalah perancangan Taman Pintar, yaitu sebuah wahana pendidikan yang dirancang dengan sengaja dan secara terperinci yang ditujukan kepada masyarakat luas khususnya anak-anak, yang merupakan salah satu cara untuk memunculkan kepintaran seseorang melalui media taman. 5. Perancangan Taman Pintar difokuskan ke dalam arena outdoor dan indoor. 6. Fungsi yang diwadahi meliputi bidang seni, sains, dan teknologi. 10