ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRACT"

Transkripsi

1 PERAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Meiflowerina 1,Yeasy Darmayanti 1, Popi Fauziati 2 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta 2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta meiflowerina27@yahoo.co.id ABSTRACT In Indonesia, the level of compliance with mandatory disclosure in the State-Owned Enterprises still low. The low level of compliance of mandatory disclosure convergence of IFRS would indicate a lack of application of the principles of corporate governance in State- Owned Enterprises in Indonesia. Thus this study aims to examine how the role of corporate governance on the level of compliance with mandatory disclosure convergence of IFRS on State-Owned Enterprises in Indonesia. Measuring the level of convergence of IFRS mandatory disclosure compliance in this study using the Deloitte IFRS Presentation and Disclosure Checklist. By using purposive sampling technique, the sample used 6 that State-Owned Enterprises listed on the Indonesia Stock Exchange in The average level of mandatory disclosure compliance at 70,6%. The results indicate that the number of commissioners and the number of audit committee members have effect on the level of compliance with mandatory disclosure of IFRS convergence, while the proportion of independent commissioner, education background of president commissioner and the proportion of women commissioners are not effect on the level of compliance with mandatory disclosure convergence of IFRS. Key words: Corporate Governance, the Level of Compliance, Mandatory Disclosure, Convergence of International Reporting Standards, Board Commissioner, Audit Committee 1. Pendahuluan Mandatory disclosure atau pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peraturan tentang standar pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum untuk perusahaan publik yaitu, Peraturan No. VIII.G.7/1995 tentang Pedoman Penyajian dari Laporan Keuangan dan Peraturan No. VIII.G.2/1995 tentang Laporan Tahunan. Peraturan ini, diperkuat dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep- 17/PM/1995 setelah itu diganti dengan keputusan Ketua Bapepam No. Kep- 38/PM/1996 yang berlaku untuk seluruh perusahaan yang telah melakukan penawaran secara umum (Sudrajat, 2013). 1

2 Dalam melindungi kepentingan pemegang saham dalam suatu perusahaan, diperlukan peraturan tentang mandatory disclosure (pengungkapan wajib). Dengan tanpa peraturan ini, perusahaan tersebut bisa suatu saat menyembunyikan informasi yang paling penting yang seharusnya mereka ungkapkan. Di Indonesia, tingkat kepatuhan mandatory disclosure di perusahaan BUMN masih rendah. Rendahnya tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS akan menunjukkan kurangnya penerapan dari prinsip-prinsip corporate governance oleh BUMN di Indonesia (Nafisah, 2011). Mengingat perusahaan BUMN merupakan pemegang peranan yang penting dan berpengaruh terhadap kinerja perekonomian nasional, maka BUMN perlu dikelola secara efektif melalui prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Pada saat ini, prinsip dari Good Corporate Governance belum diterapkan seluruhnya di perusahaan BUMN. Pemerintah, dalam hal ini menteri BUMN, cukup responsif dalam menghadapi permasalahan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan ditetapkannya Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep- 117/M-MBU/2002 Tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada BUMN. Selain itu, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No.5 tahun 2004 yang menganjurkan agar BUMN mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang baik (Effendi, 2009). Bagi keberhasilan implementasi Good Corporate Governance maka diperlukan struktur dari Corporate Governance yang diantaranya adalah jumlah anggota dewan komisaris (Prawinandi, 2012), proporsi komisaris independen (Nabila dan Daljono, 2013), latar belakang pendidikan komisaris utama (Suhardjanto.et.al, 2012), proporsi komisaris wanita (Kaczmarek.et.al, 2012), dan jumlah anggota komite audit (Permatasari, 2009). Dengan adanya stuktur dari corporate governance diharapkan tata kelola perusahaan akan lebih baik sehingga tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari peran corporate governance yang terdiri dari jumlah anggota dewan komisaris, proporsi komisaris independen, latar belakang pendidikan komisaris utama, proporsi komisaris wanita serta jumlah anggota komite audit terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS pada BUMN yang terdaftar di BEI. 2

3 Teori Agensi Teori keagenan didasarkan pada konsep pemisahan antara pemilik dan manajemen perusahaan, baik pemilik ataupun manajemen berusaha memaksimalkan kepentingannya sendiri (LKDI, 2008). Hal ini menekankan pentingnya pemilik perusahaan yang menyerahkan pengelolaan suatu perusahaan kepada tenaga profesional yang lebih paham tentang bisnis. Teori agensi muncul setelah fenomena terpisahnya kepemilikan perusahaan dan pengelolaan khususnya untuk perusahaan yang modern. Mandatory Disclosure Konvergensi IFRS Menurut Anggrahini (2009), ada 2 jenis pengungkapan yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku (Suwardjono, 2005). Menurut Suwardjono (2005), secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan, sedangkan secara teknis pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Peraturan tentang pengungkapan wajib (mandatory disclosure) telah diungkapkan dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep- 134/Bl/2006 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik serta Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No: Kep- 346/BL/2011, tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik. Secara umum, tujuan pengungkapan wajib adalah menyajikan informasi yang di pandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda (Suhardjanto & Yulianingtyas, 2011). Didalam standar akuntansi internasional IFRS terdapat peraturan mengenai pengungkapan wajib (mandatory disclosure). IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global, dengan tahap adopsi dari tahun meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur serta evaluasi. Serta tahap implementasi pada tahun 2012 yang berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi 3

4 terhadap dampak penerapan PSAK secara komprehensif (Martha, 2012). Corporate Governance Menurut Sutedi (2011), Corporate Governance dapat didefenisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris / Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan UU dan nilai-nilai etika. Sistem dari Corporate Governance yang baik dapat memberikan perlindungan yang efektif kepada para pemegang saham stakeholder dan dapat mengelola bisnis secara efisien agar mencapai suatu keberhasilan dalam suatu perusahaan serta menciptakan pola manajemen yang bersih (Effendi, 2009). Oleh karena itu, cakupan dari corporate governance yang digunakan adalah: Jumlah Anggota Dewan Komisaris Peran dewan komisaris sangat penting dan menentukan keberhasilan dari implementasi corporate governance dan diperlukannya komitmen penuh dari dewan komisaris agar implementasi GCG dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan (Effendi, 2009). Penelitian Kharis dan Soeharjanto (2012), Prawinandi (2012) tidak berpengaruh dengan pengungkapan wajib (Mandatory Diclosure). Sedangkan menurut penelitian Nafisah (2011), jumlah anggota dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kepatuhan mandatory disclosure. Berdasarkan temuan para peneliti di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis mengenai hubungan kedua variabel dengan rumusan sebagai berikut: H1: Jumlah anggota dewan komisaris berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) kovergensi IFRS. Proporsi Komisaris Independen Sebagian kita ketahui bahwa masalah dari independensi dan kapabilitas komisaris merupakan suatu yang sifatnya mendasar (fundamental). Lemahnya dari kompetensi dan integritas komisaris independen terjadi karena pengangkatan komisaris biasanya hanya didasarkan penghargaan, hubungan keluarga atau hubungan dekat lainnnya (Nepotisme) (Effendi, 2009). Berdasarkan penelitian Kharis dan Soeharjanto (2012), Utami (2012), proporsi komisaris independen tidak berpengaruh dengan pengungkapan wajib (Mandatory Diclosure), sedangkan 4

5 penelitian Prawinandi (2012), menyatakan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan wajib. Maka diajukan hipotesis sebagai berikut : H2: Proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan wajib (Mandatory Diclosure) Konvergensi IFRS. Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama Suhardjanto dan Afni (2009) dalam Prawinandi (2012) menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan komisaris utama akan mempengaruhi keputusan dan masukan yang diberikan kepada dewan direksi. Salah satu keputusan yang dibuat oleh dewan direksi adalah keputusan tentang mandatory disclosure yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian Prawinandi (2012), latar belakang pendidikan komisaris utama tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib sedangkan pada penelitian Kharis dan Soeharjanto (2011), latar belakang pendidikan komisaris utama berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib. Dari uraian diatas maka dapat diturunkan hipotesis: H3: Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) konvergensi IFRS. Proporsi Komisaris Wanita Penelitian akademis menunjukkan bahwa menunjuk komisaris wanita dengan harapan dapat mendatangkan perubahan dalam keragaman bukan hanya dari segi jumlah tetapi juga karena direktur perempuan lebih mungkin untuk memiliki latar belakang di luar area bisnis, memiliki level derajat pendidikan, dan untuk lebih cepat menjadi anggota dewan lainnya dibandingkan dengan komisaris pria (Hillman et al, 2007). Pada penelitian Prawinandi (2012), berkesimpulan bahwa proporsi komisaris wanita tidak berpengaruh terhadap tingkat mandatory disclosure. Sedangkan menurut penelitian dari Kaczmarek.et,al (2012), pentingnya kesetaraan jender akan mendatangkan perubahan dalam keragaman bukan hanya dari segi jumlah tetapi juga karena memiliki latar belakang di luar area bisnis. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak komisaris wanita, maka semakin tinggi kinerja perusahaan sehingga dalam tata kelola perusahaan diperlukan. Dari penjelasan di atas maka, hipotesis yang diajukan adalah: H4: Proporsi Komisaris Wanita berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib 5

6 (mandatory disclosure) kovergensi IFRS. Jumlah Anggota Komite Audit Komite audit adalah komite yang bekerja secara kolektif yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Komite audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada dewan komisaris mengenai laporan atau hal-hal lain yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris (Effendi, 2009). Pada penelitian Kharis dan Soeharjanto (2011), jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan wajib. dan pada penelitian Prawinandi (2012), variabel jumlah anggota komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H5:Jumlah Anggota Komite Audit berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib (mandatorydisclosure) kovergensi IFRS. 2. Metodologi Penelitian Populasi dan sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan 2012 yaitu sebanyak 21 perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus bedasarkan pertimbangan apabila cara pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa dengan kriteria tertentu (purposive sampling), yaitu Perusahaan tergolong sebagai perusahaan BUMN yang menyampaikan laporan tahunannya ke BEI, laporan keuangan tahunannya telah diaudit serta laporan keuangan tahunan perusahaannya berisi tentang informasi mengenai Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Latar Belakang Pendidikan Komisaris utama, Komisaris Wanita dan Komite Audit. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan (Annual Report) BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode Laporan tahunan (Annual Report) tersebut diperoleh dari website BEI ( Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen Dalam penelitian ini variabel dependen menggunakan tingkat kepatuhan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) konvergensi IFRS pada laporan keuangan tahunan yang diterbitkan 6

7 oleh suatu perusahaan. Untuk item pengungkapan wajib ini dapat menggunakan Deloitte IFRS. Dalam item dari checklist ini, di lihat dari PSAK yang berlaku di Indonesia pada periode 2008 dan Tingkat pengungkapan wajib (mandatory disclosure) IFRS dapat diukur dengan menggunakan teknik scoring, jika item tersebut diungkapkan dalam annual report maka diberikan skor 1 dan skor 0 diberikan jika item tersebut tidak diungkapkan dalam annual report. Untuk metode pengukuran menggunakan indeks pengungkapan yaitu dengan cara membagi jumlah skor pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dengan total item pengungkapan yang diwajibkan secara keseluruhan. Total item pengungkapan yang diwajibkan secara keseluruhan berjumlah 78 item yang telah dicocokan dengan Cheklist Deloitte IFRS. Pengukuran penelitian ini, mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Prawinandhi (2012). Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Variabel independen Jumlah Anggota Dewan Komisaris Jumlah anggota dewan komisaris adalah jumlah keseluruhan anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan (independen) (Nafisah, 2011). Untuk variabel jumlah anggota dewan komisaris dapat diukur berdasarkan penelitian Dewayanto (2010), Nafisah (2011), Prawinandi (2012), Kharis & Suhardjanto (2012) yaitu: JDK = Komisaris Internal + KomisarisEksternal Proporsi Komisaris Independen Proporsi Komisaris Independen adalah perbandingan dari antara anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dengan seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan (Suhardjanto. et.al, 2012). Untuk variabel proporsi komisaris independen dapat diukur berdasarkan penelitian Wulandari (2006), Sahabinu (2011), Suhardjanto.et.al (2012), Prawinandi (2012), Kharis & Suhardjanto (2012), Utami (2012), Nabila & Daljono (2013) yaitu sebagai berikut: PKI = Komisaris Independen Dewan Komisaris x 100% Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama adalah lulusan pendidikan komisaris utama yang berasal dari ekonomi atau diluar ekonomi seperti hukum, Teknik Mesin, dan lain-lain. Indikator penelitian yang digunakan adalah sesuai dengan penelitian Suhardjanto & 7

8 Permatasari (2010), Kharis & Suhardjanto (2012), Prawinandi (2012). Untuk variabel latar belakang pendidikan komisaris utama dapat diukur dengan menggunakan cara dummy, melihat apakah latar belakang komisaris utama berasal dari ekonomi maka diberi point 1, selain lulusan ekonomi diberi point 0 (Kusumastuti et al, 2007). Proporsi Komisaris Wanita Proporsi komisaris wanita adalah perbandingan jumlah anggota komisaris anggota komisaris wanita dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris (Prawinandi, 2012). Untuk variabel proporsi komisaris wanita dapat diukur berdasarkan penelitian Kaczmarek (2012), Prawinandi (2012), Suhardjanto.et,al (2012) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PKW = Komisaris Wanita Dewan komisaris x 100% Jumlah Anggota Komite Audit Jumlah komite audit adalah seberapa banyak jumlah anggota komite audit yang ada dalam suatu perusahaan. Untuk variabel jumlah anggota komite audit dapat diukur berdasarkan penelitian Permatasari (2009), Prawinandi (2012), Elyanto dan Syafruddin (2013) yaitu dengan menghitung jumlah dari anggota komite audit dalam perusahaan tersebut. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Persamaan regresi berganda untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: MD = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e Keterangan: MD = Tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS β0 = Konstanta β1- β5 = Koefesien Regresi X1 = Jumlah Anggota Dewan Komisaris X2 = Proporsi Komisaris Independen X3 = Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama X4 = Proporsi Komisaris Wanita X5 = Jumlah Anggota Komite Audit e = Error 3. Hasil dan Pembahasan Statistik Deskriptif Sebelum menjelaskan regresi, maka terlebih dahulu akan disajikan statistik deskriptif yang terlihat pada tabel berikut ini: 8

9 Tabel 1: Statistik Deskriptif Var N Min Max Mean Std Dev. Y 30 0,58 0,76 0,706 0,051 X1 30 2,00 8,00 5,300 1,317 X2 30 0,33 0,66 0,474 0,101 X3 30 0,00 1,00 0,667 0,479 X4 30 0,10 1,00 0,257 0,225 X5 30 2,00 8,00 4,133 1,382 Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif dari penelitian ini, bahwa pada variabel mandatory disclosure (Y) rata-rata tingkat kepatuhan mandatory disclosure sebesar 70,6%, dengan nilai minimum 58,0%, serta nilai maksimum sebesar 76,0%. Rata rata tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS ini, masih dikatakan rendah apabila dibandingkan menurut BAPEPAM, pengungkapan wajib harus diungkapkan 100%. Jika dibandingkan menurut penelitian Prawinandhi (2012), rata-rata tingkat kepatuhan mandatory disclosure sebesar 69,9%, sedangkan penelitian Nafisah (2011), rata-rata tingkat pengungkapan wajib sebesar 54,1%. Hal ini berarti tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS pada BUMN dari tahun sedikit meningkat. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Menurut Ghozali (2011) pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui pola dari keragaman variance yang mendukung masing-masing variabel penelitian. Dalam proses pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan One-sample Kolmogrov- Smirnov. Pengujian normalitas yang dilakukan ini dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikannya diatas 0,05. Setelah dilakukannya pengujian, dapat disimpulkan bahwa dari kelima variabel tersebut berdistribusi secara normal kecuali variabel yang menggunakan variabel dummy. Menurut Ghozali, untuk menentukan adanya multikolinearitas dilihat dari nilai VIF lebih kecil dari 10 atau memiliki angka tolerance diatas 0,10. Hasil dari pengujian ini disimpulkan bahwa pengujian tersebut tidak terdapat multikolinearitas yang hasilnya menunjukkan tidak adanya hubu- ngan antar variabel bebas (independen). Untuk uji autokorelasi, dapat menggunakan uji Durbin-watson dengan mengambil kriteria dari pengambilan keputusan apabila angka D-W berada diantara -2 sampai +2 yang berarti tidak adanya autokorelasi (Ghozali, 2011). Dari hasil pengujian nilai dari Durbin-Watson sebesar dan dapat disimpulkan model regresi ini bebas dari autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi 9

10 heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas, dilakukan dengan uji glejser (Ghozali, 2011). Hal ini terlihat pada probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 0,05. Dengan begitu dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas. Hasil Uji Hipotesis Tabel 2 : Hasil Uji Regresi Berganda Variabel Koefesien t-test Sig Regresi Konstanta -0,776-5,622 0,000 X1 0,040 2,827 0,009 LnX2-0,125-1,396 0,175 X3-0,040-1,791 0,086 LnX4 0,024 0,936 0,358 LnX5 0,126 2,085 0,048 R²=0,464 F hitung =6,017 F sig =0,001 Sig=0,05 Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS Dari tabel 2 diatas, diperoleh hasil uji R² sebesar 0,464 dilihat dari hasil Adjusted R Square yang berarti variabel independen hanya dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 0,464 atau 46,4%. Dan sisanya sebesar 53,6% yang dijelaskan oleh variabel lain yang akan diteliti dalam penelitian ini. Dan hasil dari pengujian secara simultan bahwa nilai F hitung bernilai 6,017 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yaitu lebih kecil dari α 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh antara variabel independen dan dependen secara simultan. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Pada tabel 2, menjelaskan variabel X1 (jumlah anggota dewan komisaris) yang diketahui bernilai β (0,040) memiliki pengaruh positif dan signifikan dimana nilai signifikansi 0,009 lebih kecil dari α 0,05. Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H 1 ) diterima atau adanya pengaruh dari banyaknya jumlah anggota dari dewan komisaris. Adanya pengaruh yang signifikan dari jumlah anggota dari dewan komisaris terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS kemungkinan diduga semakin banyak jumlah anggota dari dewan komisaris dalam suatu perusahaan tersebut semakin efektif kinerjanya dalam mengembangkan suatu perusahaan sehingga corporate governance semakin meningkat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nafisah (2011), yang menyimpulkan bahwa jumlah dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS. Hal ini dikarenakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris sebuah perusahaan akan memberikan pengawasan yang lebih optimal terhadap proses pelaksanaan corporate governance sehingga perusahaan 10

11 akan melakukan pengungkapan wajib dengan lebih baik, lengkap, dan informatif. direksi dalam menjalankan tugasnya (Effendi, 2009). Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan tabel 2, menjelaskan bahwa variabel LnX2 (proporsi komisaris independen) diketahui bahwa nilai signifikansi 0,175 lebih besar dari α 0,05 dan nilai β (-0,125). Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H 2 ) ditolak atau tidak adanya pengaruh dari proporsi komisaris independen terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS. Tidak adanya pengaruh dari proporsi komisaris independen terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS, mungkin diduga komisaris independen dianggap hanya sebagai kekuatan penyeimbang (conterveiling power) saja dan tidak berkuasa penuh dalam pengambilan keputusan dibanding dewan komisaris yang berasal dari dalam perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Kharis & Suhardjanto (2012) dan Utami (2012), hal ini dikarenakan meskipun peran komisaris independen sangat penting namun dalam praktik selama ini yang terjadi di Indonesia, terdapat kecenderungan bahwa mereka seringkali melakukan intervensi terhadap Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga Berdasarkan pengujian hipotesis, menjelaskan variabel X3 (latar belakang pendidikan komisaris utama) yang diketahui dimana nilai signifikansi 0,086 lebih besar dari α 0,05 dan nilai β (-0,040). Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpul- kan bahwa hipotesis ketiga (H 3 ) ditolak atau tidak adanya pengaruh dari latar belakang pendidikan komisaris utama terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS. Tidak adanya pengaruh signifikan dari latar belakang pendidikan komisaris utama terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS, diduga karena karena adanya kemungkinan latar belakang pendidikan komisaris utama pada perusahaan BUMN hanya ditujukan untuk komisaris yang berlatar belakang pendidikan ekonomi sehingga mereka tidak bisa mengelola perusahaannya sesuai dengan bidang dan tamatannya masingmasing. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Prawinandhi (2012), yang mengemukakan secara statistik bahwa latar belakang pendidikan komisaris utama tidak berpengaruh signifikan 11

12 terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS. Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan yang digunakan dalam perusahaan ini hanya ekonomi dan bisnis padahal jika mereka berlatar belakang sesuai bidang industrinya itu lebih baik lagi. Menurut Kusumastuti, et al (2007), dewan komisaris yang memiliki latar pendidikan bisnis dan/atau ekonomi akan memiliki pengetahuan lebih banyak di bidang bisnis dan ekonomi sehingga memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengelola bisnis dan mengambil keputusan bisnis perusahaan. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat Berdasarkan tabel 2, hasil pengujian hipotesis keempat menjelaskan variabel LnX4 (proporsi komisaris wanita) yang diketahui nilai signifikannya 0,358 lebih besar dari α 0,05 dan nilai β (0,024). Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H 4 ) ditolak atau tidak adanya pengaruh dari proporsi komisaris wanita terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS. Tidak adanya pengaruh dari proporsi komisaris wanita terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS, mungkin dikarenakan selama ini wanita dianggap lemah dan tidak bisa memimpin serta mengendalikan suatu perusahaan atau organisasi, sedangkan pria dianggap lebih layak dan efektif dalam memimpin suatu perusahaan atau organisasi tersebut. Pada hasil statistik deskriptif dapat disimpulkan bahwa jumlah komisaris wanita pada perusahaan BUMN umumnya hanya memiliki satu komisaris wanita saja sehingga jumlah tersebut dikatakan rendah dilihat dari setiap perusahaan tersebut serta dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam pengungkapan wajib. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Prawinandhi (2012) yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antara proporsi komisaris wanita terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS, disebabkan karena pria dianggap berkemampuan tinggi dalam hal kecerdasan, sedangkan wanita dianggap lebih karena disebabkan hanya faktor keberuntungan saja (Crawford, 2006). Hasil Pengujian Hipotesis Kelima Berdasarkan tabel dari hasil uji regresi, menunjukkan variabel LnX5 (jumlah anggota komite audit) diketahui nilai signifikannya 0,048 lebih kecil dari α 0,05 dan nilai β (0,126). Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H 5 ) diterima atau adanya pengaruh dari jumlah 12

13 anggota komite audit terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS. Hasil pengujian dari koefesien regresi menyimpulkan bahwa adanya pengaruh jumlah dari komite audit terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS, hal ini diduga karena pada perusahaan BUMN ini kebanyakan memiliki 3 orang komite audit. Semakin sedikit jumlah anggota yang dimiliki komite audit akan menjamin bahwa komite audit mampu bekerja secara efektif dan efesien. Selain itu, jika terlalu banyak jumlah komite tersebut, mereka dapat kehilangan fokus serta kurang berkontribusi dalam melaksanakan tugasnya. Kurangnya kontribusi serta fokus yang dimiliki oleh anggota komite audit dapat menyebabkan komite audit bekerja secara tidak efektif sehingga dapat menyebabkan perusahaan mengalami financial distress (Elyanto & Syafruddin, 2013). 4. Kesimpulan dan saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan, bahwa peran corporate governance dalam jumlah anggota dewan komisaris dan jumlah anggota komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib konvergensi IFRS, sedangkan proporsi komisaris independen, latar belakang pendidikan komisaris utama dan proporsi komisaris wanita tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib konvergensi IFRS. Selain itu Rata-rata tingkat kepatuhan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) konvergensi IFRS pada BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 70,6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) konvergensi IFRS masih rendah dikarenakan masih kurangnya prinsip penerapan corporate governance di perusahaan BUMN di Indonesia. Keterbatasan Meskipun penelitian ini sudah dikembangkan berdasarkan penelitian terdahulu, tetapi masih adanya terdapat beberapa keterbatasan untuk penelitian ini. Keterbatasan tersebut antara lain: Untuk mengukur tingkat kepatuhan mandatory disclosure sudah di analisis berdasarkan item pengungkapan wajib namun masih belum di golongkan yang mana termasuk properti investasi, persediaan, aset tetap, sewa dan biaya pinjaman. Dan ada keterbatasan dalam hal jumlah pengambilan sampel yang digunakan yaitu hanya 30 perusahaan. Serta cakupan corporate governance dari variabel independen yang digunakan masih sedikit. 13

14 Saran Berdasarkan keterbatasan yang dimiliki, maka untuk penelitian yang akan datang diharapkan penelitian berikutnya untuk mengukur tingkat kepatuhan mandatory disclosure sudah berdasarkan item pengungkapan wajib dan sudah digolongkan berdasarkan kelompok itemnya. Dan diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak selain perusahaan BUMN tetapi juga menggunakan perusahaan lainnya misalnya non BUMN, perusahaan swasta dan lainlain. Serta diharapkan menggunakan cakupan corporate governance dari variabel independen yang digunakan lebih banyak, karena masih banyak variabel yang dapat diteliti tentang corporate governance tersebut misalnya jumlah rapat komite audit dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Anggrahini,Erny. gspot.com/2011_12_01_archive.h tml. Bursa Efek Indonesia http// Dewayanto, Totok Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan Nasional. Fokus Ekonomi Vol. 5 No. 2 Desember, Halaman : Effendi, Arief.M The Power of Good Corporate Governance: Teori dan implementasi. Jakarta :Penerbit Salemba Empat. Elyanto & Syafruddin Analisis Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Financial Distress. Journal accounting Volume 2, Nomor 2,: Halaman 1. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hillman, A. J., Christine S., & Cannella, A Organizational Predictors of Women on Corporate Boards. Journal of Management Volume 50, Nomor 4:Halaman Kaczmarek, S.M., Kimino, S.T., & Pye, A.N Antecedents of Board Composition:The Role of Nomination Committees. Journal Corporate Governance:An International Review, 20(5): Keputusan Menteri BUMN No. Kep- 117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) /catatan- menteri/manufacturing-hope-30- garuda-yang-kalahkan-mas-danbatantek-yang-mengasia/). Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No: Kep- 346/BL/2011, tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik. Kharis, Abdul & Suhardjanto, Djoko (2012). Corporate Governance dan Ketaatan Pengungkapan Wajib Pada Badan Usaha Milik Negara. Jurnal Keuangan Dan Perbankan. Jurnal Keuangan dan Perbankan,Vol.16, No.1 Januari, 14

15 hlm Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Kusumastuti et al Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 9, no. 2, nopember 2007: Universitas Kristen Petra. LKDI Good Corporate Governance Konsep, Prinsip dan Praktik. Martha, K.S Analisis Kualitas Implementasi PSAK 1 (Revisi 2009) di Indonesia. Nabila, Afifa & Daljono Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2, Nomor 1,, Halaman Semarang. Nafisah, Umi Peran Corporate Governance Dalam Kepatuhan Pengungkapan Wajib: Studi Empiris Badan Usaha Milik Negara. Skripsi: Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Permatasari, Dian. (2009). Pengaruh Corporate Governance,Etnis dan Latar Belakang Pendidikan Enviromental Disclosure. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Prawinandhi, Wardani. (2012). Peran corporate governace dalam tingkat kepatuhan mandatory diclosure korvegensi IFRS. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sahabinnu, Andi. (2011). Pengaruh Reputasi Auditor, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Leverage Terhadap Manajemen Laba. Sudrajat, Agus Pengungkapan Informasi (Disclosure). http;// www. pengungkapan-informasidisclosure. Suhardjanto, Djoko & Yulianingtyas, Renarukmita Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Kepatuhan Pengungkapan Wajib Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 1/November 2011: Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Suhardjanto et.al Peran Corporate Governance Dalam Praktik Risk Disclosure pada Perbankan Indonesia. Universitas Negeri Sebelas Maret. Suhardjanto & Permatasari, Novita Dian Pengaruh Corporate Governance, Etnis, dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Environmental Disclosure. Jurnal Bisnis dan Ekonomi 14 (2): Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sutedi, Adrian Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika. Suwardjono Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Utami, Wulan.D Investigasi Dalam Konvergensi IFRS Di Indonesia: Tingkat Kepatuhan Pengungkapan Wajib Dan Kaitannya Dengan Mekanisme Corporate Governance.Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 15

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan tahunan

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan tahunan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 2015 dipilih karena merupakan data terbaru. menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel yang dipilih tidak

BAB III METODE PENELITIAN. dan 2015 dipilih karena merupakan data terbaru. menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel yang dipilih tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014 dan 2015. Periode 2014 dan 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini yaitu laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bursa Efek Malaysia (BEM) tahun 2013-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014, menerbitkan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia (KLSE) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Malaysia (Kuala Lumpur Stock Exchange) tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN sampai tahun 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 120 perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN sampai tahun 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 120 perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013 sampai

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNACE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE

PENGARUH STRUKTUR DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNACE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE PENGARUH STRUKTUR DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNACE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI yang Tergabung pada LQ45 Periode 2011-2015)

Lebih terperinci

Barbara Gunawan*, Eka Riana Hendrawati. 1. Pendahuluan

Barbara Gunawan*, Eka Riana Hendrawati. 1. Pendahuluan 71 Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1 (2016): 71-83 PERAN STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DALAM TINGKAT KEPATUHAN PENGUNGKAPAN WAJIB PERIODE SETELAH KONVERGENSI IFRS (Studi pada Perusahaan Manufaktur

Lebih terperinci

Kata kunci : Compliance Reporting, Mekanisme Good Corporate Governance, Nilai Perusahaan, Tobin s Q

Kata kunci : Compliance Reporting, Mekanisme Good Corporate Governance, Nilai Perusahaan, Tobin s Q ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh compliance reporting, mekanisme Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan. Mekanisme corporate governance dihitung

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. corporate governance pada tingkat mandatory disclosure konvergensi IFRS.

BAB 5 PENUTUP. corporate governance pada tingkat mandatory disclosure konvergensi IFRS. 76 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur dan mekanisme corporate governance pada tingkat mandatory disclosure konvergensi IFRS. Sampel yang diambil menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Perusahaan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting digilib.uns.ac.id 29 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel terikat (Dependen) Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

Lebih terperinci

Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM

Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM PENGARUH INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARTS, KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT, DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada para pelaku ekonomi dengan didasarkan kepada data-data akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. pada para pelaku ekonomi dengan didasarkan kepada data-data akuntansi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan kebijakan suatu perusahaan merupakan hal biasa yang terjadi pada para pelaku ekonomi dengan didasarkan kepada data-data akuntansi, sehingga konvergensi IFRS

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan III.METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Analisis Hasil Penelitian 1.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan dijadikan sampel

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2013) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengungkapkan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan memperoleh data sekunder yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (www.idx.com). 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu kesatuan atau gabungan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail suatu permasalahan. Desain penelitan merupakan rencana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2013-2015. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data 29 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Sumber Data Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data tersebut adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2008

Lebih terperinci

PERAN STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE

PERAN STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE PERAN STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DALAM TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS INDONESIA ( Studi Empiris pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014 ) Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan salah satu standar

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan salah satu standar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan harus disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Prosedur, prinsip, dan standar akuntansi yang berbeda oleh setiap negara diakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi penelitian ini menunjukkan pada keseluruhan elemen atau obyek yang menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian kausal,yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan dan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014. B. Jenis Data Jenis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendefinisikan enterprise risk management adalah sebuah proses yang dipengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. mendefinisikan enterprise risk management adalah sebuah proses yang dipengaruhi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian 3.1.1 Enterprise Risk Management Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Comissio (COSO) mendefinisikan enterprise risk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Independen Variabel independen adalah tipe variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyisihan Penghapusan aktiva produktif yang untuk selanjutnya disebut PPAP adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode tahun 2012-2015. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian dilakukan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2012-2014, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah di Indonesia dan Malaysia. Unit analisis yang digunakan adalah annual report bank umum syariah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. statistik serta pengujian hipotesis yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. statistik serta pengujian hipotesis yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga ini menjelaskan mengenai desain penelitian, jenis data dan alat uji statistik serta pengujian hipotesis yang dilakukan. A. Desain Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Sampel menggunakan metode purposive

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek / Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2015. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2015. Pemilihan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar didalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar didalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar didalam Indeks Likuiditas Bursa Efek Indonesia (Indeks LQ45) periode 2014. Metode

Lebih terperinci

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor. perusahaan akan mendapatkan ketidakpastian akan hasil auditnya. Jika perusahaan mengalami lag cukup lama pada periode sebelumnya maka auditor akan mendapatkan audit fee yang lebih kecil karena auditor

Lebih terperinci

ABSTRACT. influenced by the proportion of independent board and audit committee size.

ABSTRACT. influenced by the proportion of independent board and audit committee size. ABSTRACT The role of the board of commissioners to give effect to earnings management in overseeing the management of balancing interests so that no earnings management. The audit committee also has a

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI berturut-turut tahun 2010, 2011 dan 2013, 2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah analisis mengenai pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1. Penjelasan Deskriptif Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan berkapitalisasi terbesar di BEI yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE IinWulandari 1 Kartika Hendra TS 2 Yuli Chomsatu 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Batik Surakarta Iin.wulan59@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Malaysia (BEM) pada tahun Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Malaysia (BEM) pada tahun Sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian atau populasi penelitian ini menggunakan data Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Malaysia (BEM) pada tahun 2014-2015. Sampel dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. guna untuk menggambarkan kondisi saat ini pada suatu perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN. guna untuk menggambarkan kondisi saat ini pada suatu perusahaan. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi dan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN Amanda Azaria (B200110002) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Kausal, peneliti bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen) terhadap variabel lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to the entire group of people, events, or things of interest that the researcher

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun yang terdiri dari 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun yang terdiri dari 11 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun 2011-2015 yang terdiri dari 11 bank syariah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 3.1.2 Sampel Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website  Data diperoleh 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website www.idx.co.id. Data diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. corporate governance dan budaya perusahaan terhadap corporate risk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. corporate governance dan budaya perusahaan terhadap corporate risk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance dan budaya perusahaan terhadap corporate

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalahn perusahaan-perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) pada tahun 2013-2014. B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektif bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektif bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Januari 2015. Waktu tersebut dipilih karena merupakan waktu yang paling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di bidang industri

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di bidang industri 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di bidang industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan keragaman data untuk penelitian yang akurat. Pemilihan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan keragaman data untuk penelitian yang akurat. Pemilihan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014-2016. Dipilih perusahaan manufaktur karena

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2012-2015. Sektor industri manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dewan komisaris dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dewan komisaris dan digilib.uns.ac.id 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dewan komisaris dan komite audit terhadap luas pengungkapan CSR pada perbankan konvensional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. OBYEK PENELITIAN Obyek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang diambil dari database

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian asosiatif yang akan membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent variable)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan objek yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR INFRASTRUKTUR, UTILITAS, DAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BEI Nama : Dhony

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti (Mustofa, 2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel dalam penelitian ini mencakup semua perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang BAB III METODE PENELITIAN A. OBJEK/SUBJEK PENELITIAN Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. laporan tahunan (annual report) perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. laporan tahunan (annual report) perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) peserta PROPER

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Berikut ini disajikan seleksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau idx.com dan website masing-masing perusahaan. Objek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan pada bab sebelumnya dan memaparkan hasil hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan pada bab sebelumnya dan memaparkan hasil hipotesis. 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, membuktikan hipotesis yang telah dikembangkan pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. OBYEK PENELITIAN Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur peserta PROPER yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Alasannya adalah, Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber ekonomi menjadi barang dan jasa agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris

BAB III METODA PENELITIAN. kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris 1 BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penlitian Penelitian ini membahas mengenai pengaruh variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan sub sektornya antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berikut ini disajikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berikut ini disajikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN A. Deskriptif Data Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 2016. Berikut ini disajikan seleksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subjek Penelitian Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Praktik pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki peranan penting bagi perusahaan. CSR merupakan salah satu bentuk akuntabilitas perusahaan kepada publik untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Intellectual

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Intellectual BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek/Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Intellectual Capital (IC) intensive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA. keakuratan data dan penyimpangan pada data tersebut. Untuk variabel dummy (KAP. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA. keakuratan data dan penyimpangan pada data tersebut. Untuk variabel dummy (KAP. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 4.1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menguji seberapa besar nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi sehingga diketahui seberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Sektor perbankan dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility dan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure pada

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure pada perusahaan manufaktur

Lebih terperinci