LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Model mesin yang ada di pasaran (1) No Keterangan Gambar Spesifikasi Tenaga Penggerak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Model mesin yang ada di pasaran (1) No Keterangan Gambar Spesifikasi Tenaga Penggerak"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produk Di Pasaran Berdasarkan data yang penulis dapatkan, terdapat beberapa jenis mesin pengupas buah kopi yang dijual dan digunakan, beberapa diantaranya dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Model mesin yang ada di pasaran (1) No Keterangan Gambar Spesifikasi Tenaga Penggerak Harga Jual 1 Merk: HORJA Honda GX Proses Kering Dimensi (PxLxT): 1110 x 690 x 1195 mm Kapasitas: +/- 228 kg/jam 2 Sumber: Sumber: Merk: HORJA Honda GX Proses basah Dimensi (PxLxT): 670 x 400 x 1310 mm Kapasitas: +/- 174 kg/jam

2 8 Tabel 2.1 Model mesin yang ada di pasaran (2) No Keterangan Gambar Spesifikasi Tenaga Harga Jual Penggerak 3 Mesin Huller Diesel: 8 PK Proses Kering Atau Dimensi: E.M 5,5 HP 900 x 900 x 1200 mm Kapasitas: +/- 300 kg/jam 4 Sumber: Proses Kering A. Mesin Diesel Diesel 8 HP Dimensi (P X L X T) : 100 X 75 X 125 Cm Kapasitas : Kg/Jam Sumber: ik.com Motor Bensin Dimensi (P X L X T) : 56 X 52 X 100 Cm Kapasitas : Kg/Jam Motor Bensin 5,5 PK 5 Proses Kering Dimensi (P X L X T): 800 X 500 X 1200mm Kapasitas : E.M 5,5 HP Sumber: 450Kg/Jam

3 9 Tabel 2.1 Model mesin yang ada di pasaran (3) No Keterangan Gambar Spesifikasi Tenaga Penggerak 6 Proses Kering Diesel 16 HP Harga Jual Dimensi (P X L X T): 1600 x 1200 x 1800 mm Kapasitas : +/-350Kg/Jam 7 Proses Basah Tenaga Manusia 2.2. Masalah-Masalah Pada Mesin Yang Ada di Pasaran Setelah mempelajari mesin-mesin pengupas buah kopi yang ada, penulis mendiskripsikan masih terdapat beberapa masalah yang membuat mesin tersebut tidak atau belum digunakan. Secara singkat beberapa masalah tersebut dijelaskan pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Kekurangan mesin yang ada di pasaran (1) No Keterangan Gambar Kekurangan 1 - Harga jual mesin termasuk tinggi untuk petani kecil - Mesin menggunakan bahan bakar bensin, sehingga memerlukan manajemen sumber bahan bakar yang baik

4 10 Tabel 2.2 Kekurangan mesin yang ada di pasaran (2) No Keterangan Gambar Kekurangan 2 - Harga jual mesin termasuk tinggi untuk petani kecil - Mesin menggunakan bahan bakar bensin, sehingga memerlukan manajemen sumber bahan bakar yang baik - Hanya mampu mengupas kulit buah kopi basah 3 - Harga jual mesin termasuk tinggi untuk petani kecil - Mesin menggunakan bahan bakar solar, sehingga memerlukan manajemen sumber bahan bakar yang baik, sedangkan yang menggunakan Elektro Motor dayanya 5,5 HP sehingga mengkonsumsi listrik sebesar 4,1 KW. Daya sebesar 4,1 KW sangat besar untuk daerah pertanian dan belum tentu tersedia. 4 - Harga jual mesin termasuk tinggi untuk petani kecil - Mesin menggunakan bahan bakar solar/ bensin, sehingga memerlukan manajemen sumber bahan bakar yang baik. - Mesin hanya berfungsi mengupas tetapi tidak memisahkan kulit dan biji kopi kering. 5 - Harga jual mesin termasuk tinggi untuk petani kecil - Mesin menggunakan Elektro Motor dengan daya 5,5 HP sehingga mengkonsumsi listrik sebesar 4,1 KW. Daya sebesar 4,1 KW sangat besar untuk daerah pertanian dan belum tentu tersedia. 6 - Mesin menggunakan bahan bakar solar sehingga memerlukan manajemen sumber bahan bakar yang baik. - Dimensi mesin besar - Perawatan mesin membutuhkan keahlian khusus - Sparepart mesin tidak dapat diperoleh dengan mudah 7 - Masih menggunakan tenaga manusia, sehingga kurang efektif untuk produksi dengan kapasitas yang besar. - Hanya mampu mengupas kulit buah kopi basah

5 Patent Review Sistem Pengupasan dan Pemisahan Kulit Buah Kopi Kering dengan Biji Kopi Prinsip kerja mesin pengupas kulit buah kopi kering adalah memisahkan kulit dengan biji kopi. Agar dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dirancang mata pisau yang sesuai. Sementara untuk memisahkan kulit dengan biji kopi, proses yang digunakan adalah dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis antara biji kopi dengan kulitnya yang telah dikupas Lingkup Penelitian Pada industri pengolahan pengupasan buah kopi kering terdapat beberapa jenis mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering. Umumnya perbedaannya adalah pada mata pisau dan juga teknologi pemisahan kulit dan biji kopi yang sudah dikupas. Berdasarkan hasil pencarian yang penulis lakukan, maka berikut ini adalah beberapa paten yang terdaftar untuk jenis mata pisau untuk mengupas kulit buah kopi kering dan teknologi pemisahan kulit yang dikupas dari biji kopi kering. a) Mill Of Grinding Coffee And Other Substances oleh Hiram Twiss Dipatenkan pada 19 Juni 1837, dengan nomor paten [5] Gambar 2.1 Mill Of Grinding Coffee And Other Substances Mesin ini hanya berfungsi untuk mengupas kulit kopi dan digerakkan secara manual dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.

6 12 b) Hulling Machine oleh Iram D & Andrew Crawford Dipatenkan pada 31 januari 1871, dengan nomor paten [6] Gambar 2.2 Hulling Machine Mesin ini menggunakan lebih dari satu mata pisau untuk mengupas kulit kopi menggunakan saringan yang digerakkan maju-mundur (shacking screen) untuk memisahkan antara kulit kopi dengan biji kopi. c) Coffee Cleaner oleh H.B. Stevens Dipatenkan pada 25 Januari 1876, dengan nomor paten [7] Gambar 2.3 Coffee Cleaner Mesin ini menggunakan mata pisau dengan bentuk ulir kiri dan kanan pada satu poros untuk mengupas kulit kopi, serta menggunakan sistem penyaring bertingkat untuk memisahkan kulit dengan biji kopi.

7 13 d) Coffee Huller oleh J.H Pendleton Dipatenkan pada tanggal 8 Mei 1877, dengan nomor paten [8] Gambar 2.4 Coffee Huller Mesin yang hanya berfungsi mengupas kulit buah kopi kering ini menggunakan bantalan karet yang dipasang di bagian dalam chasing untuk membantu kerja mata pisau utama. e) Coffee and Rice Huller oleh C.B. Brown Dipatenkan pada tanggal 21 Oktober 1879, dengan nomor paten [9] Gambar 2.5 Coffee and Rice Huller Mesin ini menggunakan permukaan elastis untuk membantu kerja mata pisau utama dalam mengupas kulit kopi. Permukaan ini dapat diatur jaraknya terhadap mata pisau utama.

8 14 f) Coffee Huller oleh J. Guardiola Dipatenkan pada 6 April 1886, dengan nomor paten [10] Gambar 2.6 Coffee Huller Mesin yang menggunakan transmisi gear ini memecahkan buah kopi kering dengan cara menekannya, sehingga biji kopi akan keluar dari kulitnya. g) Coffee Huller and Polisher oleh R. Okrassa Dipatenkan pada 13 Agustus 1912, dengan nomor paten [11] Gambar 2.7 Coffee Huller Sistem kerja mesin ini menggunakan screw yang berputar dan memaksa buah kopi kering bergesekan dengan dinding screw, sehingga kulit kopi kering akan terkelupas. Pada mesin ini sistem pembuangan kulit kopi menggunakan hembusan udara yang dialirkan melalui katub.

9 15 h) Chaff Separator For Coffee Mill oleh Bernhard Nordin Dipatenkan pada tanggal 11 Februari 1913 dengan nomor patent [12] Gambar 2.8 Chaff Separator For Coffee Mill Mesin yang digerakkan secara manual ini sudah memiliki teknologi untuk memisahkan kulit kopi dengan biji kopi, dengan cara menghembuskan angin Kajian Singkat Produk Mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering adalah mesin yang digunakan untuk membantu dalam proses pengolahan kopi kering. Kopi yang akan dibuat bubuk harus melalui pengolahan mesin ini. Mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering ini mempunyai sistem transmisi berupa puli dan sabuk-v. Gerak putar dari motor listrik ditransmisikan ke puli 1, kemudian puli 1 ditransmisikan ke puli 2 dan ke puli 3 dengan menggunakan sabuk-v. Ketika motor dihidupkan, maka motor akan berputar kemudian putaran ditransmisikan oleh sabuk-v untuk menggerakan poros pengupas dan poros pemisah. Jika poros pengupas telah berputar maka kopi siap untuk untuk dimasukan kedalam hopper dan buka pintu masuk kopi, maka buah kopi kering akan masuk kedalam ruang pengupas dan proses pengupasan kulit buah kopi akan berlangsung. Dengan menggunakan tuas pengatur yang dihubungkan dengan penggilas maka hasil dari pengupasan kulit biji kopi bisa disesuaikan kebutuhan. Pada mesin

10 16 pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering ini juga terdapat blower dan tabung berlubang yang berfungsi sebagai pemisah antara kulit buah kopi kering dengan biji kopi sehingga petani tidak perlu lagi memisahkan kulit kopi dengan biji kopi. 2.5.Tuntutan Mesin Dari Sisi Calon Pengguna Mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pengupas kulit buah kopi dalam proses pengolahan kopi. Mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering ini memiliki berbagai tuntutan mesin yang harus dapat dipenuhi sehingga nantinya mesin ini dapat diterima dan memenuhi segala kebutuhan pemakai. Berikut tuntutan-tuntutan dari mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering tersebut : 1. Tidak lagi menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga utama penggerak putarannya. 2. Mudah dalam penggunaan dan perawatannya. 3. Harga mesin yang lebih ekonomis dibanding dengan yang sudah ada di pasaran. 4. Dapat memberi kenyamanan lebih dari pada mesin yang sudah ada. 5. Mesin dapat dipindah tempatkan dengan mudah Analisis Morfologi Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering Analisis morfologi adalah suatu pendekatan yang sistematis dalam mencari sebuah alternatif penyelesaian dengan menggunakan matriks sederhana. Analisis morfologi suatu mesin dapat terselesaiakan dengan memahami karakteristik mesin dan mengerti akan berbagai fungsi komponen yang akan digunakan dalam mesin. Dengan segala sumber informasi tersebut selanjutnya dapat dikembangkan untuk memilih

11 17 komponen-komponen mesin yang paling ekonomis, segala perhitungan teknis dan penciptaan bentuk dari mesin yang menarik. Analisis morfologi sangat diperlukan dalam perancangan mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering untuk mendapatkan sebuah hasil yang maksimal. Berikut adalah gambaran tentang analisis morfologi mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering : Energi a Mekanisme b Material c Dimensi d Tuntutan Perencanaan Ergonomi e Keamanan f Produksi g Perawatan h Transportasi i Diagram 2.1 Tuntutan Perancangan Mesin Pengupas dan pemisah Kulit Buah Kopi Kering (1)

12 18 a Persyaratan Menggunakan tenaga motor Dapat diganti dengan penggerak lain Keinginan Mekanisme mudah beroperasi b Persyaratan Menggunakan sistem transmisi untuk mendapatkan keuntungan mekanis Mudah didapat dan harganya murah c Persyaratan Sesuai dengan standar umum Memiliki umur pakai yang panjang Mempunyai sifat mekanis yang baik Panjang Mesin ± 1000 mm d Persyaratan Lebar mesin ±820 mm Tinggi mesin ± 900 mm Dimensi dapat diperbesar atau diperkecil Keinginan Diagram 2.1 Tuntutan Perancangan Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (2)

13 19 Sesuai dengan kebutuhan e Persyaratan Mudah dipindahkan Tidak bising Mudah dioperasikan Konstruksi kokoh f Persyaratan Bagian yang berbahaya ditutup Tidak menimbulkan polusi Dapat diproduksi bengkel kecil g Persyaratan Biaya produksi relatif murah Dapat dikembangkan lagi Suku cadang murah dan mudah didapat Biaya perawatan murah h Persyaratan Perawatan mudah dilakukan Mudah dipindahkan i Persyaratan Perlu alat khusus untuk memindahkan Keinginan Diagram 2.1 Tuntutan Perancangan Mesin Pengupas dan pemisah Kulit Buah Kopi Kering (3)

14 Morfologis Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering Berdasarkan data di atas maka didapat gambaran komponen yang akan membentuk Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering yang sedang dirancang. Dengan demikian maka dapat disusun suatu skema klasifikasi yang disebut matriks morfologi, dan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 2.3 Matriks Morfologi Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (1) NO Sub Komponen Varian Yang Mungkin Profil Rangka Mesin Profil Siku + Profil UNP Profil Siku + Profil UNP 2 Rangka Motor Listrik Motor Bensin 3 Penggerak 4 Sistem Transmisi Tipe Keong Tipe Sentrifugal 5 Blower

15 21 Tabel 2.3 Matriks Morfologi Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering(2) No Sub Komponen Varian yang Mungkin Rol Pengupas 7 Hopper 8 Outlet Kulit Buah Kopi Kering Kelebihan dan Kelemahan Dari Masing-Masing Varian Berdasarkan matriks morfologi diatas maka terdapat dua varian mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering dengan komponen yang berbeda. Dari masingmasing varian tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian yang berbeda pula. Berikut keuntungan dan kerugian dari masing-masing varian : Tabel 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Varian 1 (1) No 1 Sub Komponen Profil rangka mesin Varian 1 Keuntungan Kerugian Menggunakan Profil Profil rangka siku rangka siku, sistem mempunyai dimensi pemasangannya yang sama antara terhadap suatu benda panjang dan lebar, juga tidak terlalu sehingga tidak bisa rumit, sehingga bisa meraih benda yang

16 22 Tabel 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Varian 1 (2) No Sub Komponen Keuntungan menggunakan las maupun baut. Varian 1 Kerugian yang ingin di prosesnya secara maksimal. 2 Penggerak 3 Sistem Transmisi 4 Blower Menggunakan penggerak Motor listrik, pemakaian daya yang dinginkan dapat di tentukan dari spesifikasi pada motor listriknya, energi yang di keluarkan pada motor listrik juga cukup maksimal sehingga dapat menghasilkan daya yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi Menggunakan sistem transmisi sabuk yang mampu menerima putaran cukup tinggi dan beban cukup besar, pemasangan untuk jarak sumbu relatif panjang, murah dan mudah dalam penanganan, dan dapat meredam kejutan juga tidak perlu sistem pelumas Menggunakan blower jenis keong karena blower jenis ini tidak makan tempat, Dengan menggunakan penggerak motor listrik membutuhkan Perawatan yang harus benar benar di perhatikan, jikalau tidak di perhatikan perawatannya, mudah terjadi kerusakan sehingga, mengurangi umur pada motor listrik tersebut, terutama pada rumah kopling motor listrik, dan juga pelumasan pada shaft motor listrik. Dengan menggunakan sistem transmisi sabuk maka akan mudah terjadi slip. Blower keong mempunyai kelemahan daya tiup kurang kuat dibandingkan dengan blower sentrifugal

17 23 Tabel 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Varian 1 (3) No 5 Sub Komponen hopper Varian 1 Keuntungan Menggunakan Hopper jenis limas segiempat, yang mempunyai kapasitas penampungan yang cukup banyak dibandingkan dengan jenis hopper kerucut. Kerugian Tabel 2.5 Kelebihan dan Kelemahan Varian 2 (1) No 1 Sub Komponen Profil rangka mesin 2 Penggerak 3 Sistem Transmisi varian 2 Keuntungan Kerugian Menggunakan profil Pada profil UNP sistem rangka UNP, profil pemasangannya jenis ini mempunyai terhadap suatu benda luas yg lebih terlalu rumit, karena dibandingkan dengan mempunyai berat yang pipa dan profil L, lebih di bandingkan untuk menggapai dengan profil L, suatu benda yang sehingga pendukung ingin di produksi. dari profil UNP harus lebih kuat lagi, dibandingkan dengan profil L. Pada varian ini Pada motor bensin ini menggunakan motor mengkonsumsi bahan bensin karena bakar yang cukup boros mempunyai daya yang dan pembuangan energi cukup besar dan yang cukup banyak mempunyai putaran sehingga menyebabkan yang cepat. polusi. Sistem tansmisi yang digunakan adalah rantai karena mampu meneruskan daya besar, tidak memerlukan tegangan awal, tidak terjadi slip dan mudah memasangnya Untuk sistem transmisi rantai mudah terjadi variasi kecepatan, terjadi suara dan getaran dan memerlukan sistem pelumasan.

18 24 Tabel 2.5 Lanjutan Kelebihan dan Kelemahan Varian 2 (2) No Sub Komponen 4 Blower 5 Hopper varian 2 Keuntungan Kerugian Menggunakan blower Blower sentrifugal Sentrifugal karena mempunyai dimensi daya tiup yang yang cukup besar dikeluarkan lebih kuat sehingga memakan dibandingkan dengan ruang yang cukup blower keong banyak. Menggunakan hopper Hopper tipe kerucut jenis kerucut karena mempunyai hopper tipe ini radius/diameter mempunyai kapasitas sehingga mengurangi penampungan yang luas area. cukup luas Pohon tujuan diagramatik mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering. Pohon tujuan perancangan adalah sebuah urutan yang membentuk diagram yang menunjukan hubungan yang hierarki antara tujuan dengan sub tujuan. Percabangan pada pohon tujuan menunjukan cara untuk mencapai tujuan tertentu.[13] Berdasarkan data tentang tuntutan perancangan dan matrik morfologi, maka dapat disusun suatu skema klasifikasi yang disebut diagram pohon tujuan perancangan mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering, dan lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini : Penggunaan Profil Rangka Profil Siku Desain Bentuk Hopper Bentuk Pengupas Limas Segi Empat Rol Bergerigi a Diagram 2.2 Pohon Tujuan Atribut Desain (1)

19 25 a Penggerak Motor Listrik Sistem Transmisi Puli dan sabuk-v Panjang 1000 mm Dimensi Lebar 820 mm Tinggi 900 mm Kaki Mesin Profil Siku Warna Hitam Diagram 2.2 Pohon Tujuan Atribut Desain (2) Rangka yang kuat Carbon Steel Bahan Hopper yang ringan dan kokoh Casing ruang blower yang ringan dan kokoh Carbon Steel Carbon Steel Outlet kulit kopi dan outlet biji kopi yang ringan dan kokoh Carbon Steel Diagram 2.3 Pohon Tujuan Atribut Bahan

20 26 Fungsi Mengupas kulit buah kopi yang sudah kering Diagram 2.4 Pohon Tujuan Atribut Fungsi 2.8. Identifikasi Analisis Teknik Yang Digunakan Dalam Perancangan Teori Desain Perancangan Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses pembuatan produk. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Sehingga sebelum produk dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang nantinya menghasilkan sebuah gambar skets atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat. Gambar skets yang telah dibuat kemudian digambar kembali dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut. Gambar hasil perancangan adalah hasil akhir dari proses perancangan.[13] Poros Poros adalah komponen alat mekanis yang mentransmisikan gerak berputar dan daya. Poros ini merupakan satu kesatuan dari sembarang sistem mekanis di mana daya yang ditransmisikan dari penggerak utama.[14] Poros dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan penerus dayanya yaitu : a. Poros Transmisi Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt, puli, sprocket, rantai, dll.[15]

21 27 Gambar 2.9 Poros Transmisi b. Poros Gandar Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana poros gandar ini tidak mendapat beban puntir dan hanya memperoleh beban lentur.[15] c. Poros Spindle Gambar 2.10 Poros Gandar Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.[15] Rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk merancang poros yang mengalami beban puntir dan beban lentur antara lain : a. Besar tegangan bahan yang diijinkan ( Sularso, Kiyokatsu Suga: 68)...(1)

22 28 Keterangan : = tegangan yang diijinkan σ S C b = kekuatan tarik = faktor keamanan = faktor pemakaian b. Menghitung daya rencana P d = f c.p(sularso, Kiyokatsu Suga: 7)..... (2) Keterangan : P d f c P = daya rencana = faktor koreksi = daya nominal c. Menghitung Torsi yang terjadi pada poros T = (Sularso, Kiyokatsu Suga: 7) (3) Keterangan : T n = Torsi = Putaran pada poros d. Menentukan diameter poros D = (Sularso, Kiyokatsu Suga: 18)...(4) Keterangan : D K m K t M T = diameter poros (mm) = faktor koreksi momen lentur = faktor koreksi momen puntir = momen lentur = torsi

23 Pasak Pasak adalah sebuah komponen pemesinan yang ditempatkan di antara poros dan naf elemen pemindah daya untuk maksud pemindahan torsi. Pasak dapat dilepas untuk pemasangan dan pelepasan sistem poros. Pasak dipasang pada alur aksial yang dibuat pada poros, disebut keyset.[15] Macam-macam pasak berdasarkan bentuknya terdiri dari : a) Pasak paralel empat persegi panjang dan bujur sangkar Jenis pasak yang paling umum untuk poros yang berdiameter sampai dengan 6,5 in atau 16,51 cm adalah pasak bujur sangkar. Untuk pasak tipe empat persegi panjang disarankan untuk poros yang lebihi besar dan digunakan untuk poros yang lebih kecil apabila ketinggian yang lebih rendah dan dapat diterima.[15] Gambar 2.11 Pasak paralel empat persegi panjang dan bujur sangkar b) Pasak tirus dan pasak berkepala Pasak tirus dirancang untuk diselipkan dari ujung poros setelah naf tepat pada posisinya bukan dengan dipasang lebih dahulu lantas memasukan naf di atas pasak sepertinya halnya pasak pararel. Ketirusan memanjang sekurang-kurangnya sama dengan panjang naf, dan ketinggian H, diukur pada ujung naf sama seperti pasak paralel. Ketirusan pasak biasanya 1/8 in atau 0,3175 cm.[15] Gambar 2.12 Pasak tirus dan pasak berkepala

24 30 c) Pasak jarum Pasak jarum adalah pena silindris yang diletakan dalam alur silindris pada poros dan naf, jika dibandingkan dengan pasak pararel dan pasak tirus, pasak jarum menghasilkan faktor konsentrasi tegangan yang lebih rendah. Diperlukan suaian rapat antara jarum dan alur untuk menjamin jarum tidak akan lepas dan tekanan merata sepanjang jarum.[15] d) Pasak tembereng Bila beban ringan dan diinginkan relatif mudah memasang dan melepasnya, pasak tembereng baik untuk dipertimbangkan. Alur melingkar pada poros menahan pasak dalam posisinya, sementara bagian pasangannya meluncur diatas pasak.[15] Gambar 2.13 Pasak tembereng Rumus yang digunakan dalam perhitungan perencanaan pasak antara lain : a. Tegangan geser maksimum yang ada pada pasak τ d = (Robert L.Mott:469)..(5) Keterangan : = Tegangan geser maksimum S y N = Tegangan luluh = Faktor rancangan

25 31 b. Menentukan panjang pasak yang dibutuhkan L = (Robert L.Mott:469)...(6) Keterangan : L T = Panjang pasak = Torsi = Tegangan geser maksimum =Diameter nominal poros = Lebar nominal pasak c. Tegangan tekan yang terjadi pada pasak σ = (Robert L.Mott:470).. (7) Keterangan : σ = Tegangan tekan, H = Tinggi nominal pasak T D L = Torsi = Diameter nominal poros = Panjang pasak Metode untuk mengikat elemen-elemen pada poros Pena Dengan elemen terpasang pada poros, sebuah lubang dapat dibor menembus naf dan poros, dan sebuah pena dapat dimasukan dalam lubang itu. Kadang-kadang pena dibuat kecil untuk memastikan bahwa pena akan patah jika mengalami beban lebih, tujuannya untuk melindungi bagian-bagian mekanis yang kritis.[15]

26 32 Gambar 2.14 Sambungan Pena silindris, Pena tirus dan Pena pegas Naf tanpa pasak untuk sambungan poros Penggunaan ring baja yang terpasang ketat disekeliling poros yang halus memungkinkan torsi dipindahkan antara naf elemen pemindah daya dan poros tanpa pasak. Sambungan ini dapat memindahkan gaya aksial dan torsi dengan roda gigi miring.[15] Keuntungan sambungan tanpa pasak adalah tidak adanya pasak, alur pasak, atau seplain, dan biaya pemesinan; suaian sesak dari elemen penggerak sekeliling poros; kemampuan memindahkan beban yang berubah-ubah atau secara dinamis; dan kemudahan memasang, melepas dan mengatur elemen.[15] Gambar 2.15 Sambungan Naf tanpa pasak untuk sambungan poros Naf polygon untuk sambungan poros Gambar 2.16 Menunjukan sambungan poros dengan naf yang menggunakan pasangan khusus bentuk polygon untuk memindahkan torsi tanpa pasak atau seplain. Sambungan ini dapat dibuat pada poros dengan ukuran 0,1884 in (76 mm) sampai 8,00 in (203 mm). Torsi dipindahkan dengan distribusi beban pada setiap sisi polygon, yang dapat menghapus aksi geseran yang ada pada pasak atau seplain.[15]

27 33 Gambar 2.16 Macam-macam sambungan naf polygon untuk sambungan poros Bus tirus belah Bus tirus belah menggunakan pasak untuk memindahkan torsi lokasi aksial pada poros diberikan oleh aksi penjepitan bus belah yang mempunyai ketirusan kecil pada permukaan luarnya. Bila bus ditarik ke dalam naf pasangannya dengan sejumlah sekrup, bus terbawa ke dalam kontak dengan poros untuk mencekam rakitan dalam posisi aksial yang sempurna.[15] Sekrup penetap Gambar 2.17 sambungan bus tirus belah Sekrup penetap adalah pengikat berulir yang digerakan secara radial menembus naf sampai menunjang permukaan luar poros. Ujung sekrup penetap dapat rasat, oval, berbentuk kerucut, melengkung atau bentuk lainnya.[15] Gambar 2.18 Sekrup penetap

28 Tirus dan sekrup Elemen pemindah daya yang dipasang pada ujung poros dapat dikunci dengan sekrup dan cincin penahan. Tirus memberikan konsentrisitas yang baik dan kapasitas pemindahan torsi sedang.[15] Suaian sesak Gambar 2.19 Tirus dan Sekrup Membuat diameter poros lebih besar daripada diameter lubang elemen pasangannya menghasilkan suaian sesak. Tekanan yang dihasilkan anatara poros dan naf memungkinkan pemindahan torsi besar, bergantung pada tingkat kesesakannya. Kadang-kadang suaian sesak dikombinasikan dengan pasak, dimana pasak memberikan penggerak positif (tanpa selip) dan suaian sesak menjamin konsentrisitas.[15] Pencetakan Roda gigi plastik dan roda gigi coran dapat dicetak secara langsung pada porosnya. Roda gigi sering digunakan pada lokasi yang dikartel, tujuannya untuk meningkatkan kemampuan memindahkan torsi. Modifikasi prosedur ini adalah dengan mengambil roda gigi yang terpisah dengan naf yang telah disiapkan, kemudian menempatkannya pada posisi yang tepat di poros, lantas menuang seng ke dalam ruang antara poros dan naf untuk menguncinya.[15]

29 Bantalan Bantalan merupakan elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.[16] Adapun jenis-jenis dari bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros. a. Bantalan luncur (Sliding Contact Bearing) b. Bantalan gelinding (Rolling Contact Bearing) 2) Atas dasar arah beban terhadap poros. a. Bantalan radial b. Bantalan aksial c. Bantalan khusus Pemasangan bantalan poros diantara poros dan dudukan bertujuan untuk memperlancar putaran poros, mengurangi gesekan dan mengurangi panas serta menambah ketahanan poros. Syarat bantalan poros harus presisi ukuran yang tinggi sehingga tidak koclak dalam bekerja.[16] Rumus yang digunakan dalam perhitungan perancangan bearing antara lain : 1. Beban eqivalen P = (X.V.R). (Y.T) (Robert L.Mott:576)..(8) Keterangan : P = beban eqivalen

30 36 X = faktor radial Y = faktor aksial R = beban radial T = beban aksial V = faktor putaran (seperti ditetapkan) 2. Umur nominal, L d L d = 10 6.( k (Robert L.Mott:573).(9) L d = (h)(rpm)(60min/h) (Robert L.Mott:573).....(10) Keterangan : L d = umur nominal C = beban nominal dinamis P = beban eqivalen Sabuk-V Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros mengakibatkan tidak memungkinkan menggunakan transmisi langsung dengan roda gigi. Sabuk-V merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan. Sabuk-V adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam penggunaannya sabuk-v dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar.[16] Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-v sangat mudah dalam penanganannya dan murah harganya. Selain itu sabuk-v juga memiliki keunggulan lain dimana sabuk-v akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang

31 37 relatif rendah serta jika dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-v bekerja lebih halus dan tidak bersuara. Gambar 2.20 Penampang sabuk-v Penampang sabuk-v dapat diperoleh atas dasar daya rencana dan putaran poros penggerak. Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang diteruskan dengan faktor koreksi. Transmisi sabuk-v hanya dapat menghubungkan poros-poros yang sejajar dengan arah putaran yang sama. Sabuk-V juga memiliki kekurangan dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain, sabuk-v dapat memungkinkan untuk terjadinya slip. Oleh karena itu, maka perencanaan sabuk-v perlu dilakukan untuk memperhitungkan jenis sabuk yang digunakan dan panjang sabuk yang akan digunakan. Rumus yang digunakan dalam perancangan pemilihan sabuk-v antara lain : a. Daya rencana (P d ) P d = f c. P (Sularso, Kiyokatsu Suga:7).....(11) Keterangan : P = daya (kw) P d = daya rencana (kw) b. Momen rencana (T 1, T 2 ) T 1 = 9, ( ) (kg.mm) (Sularso, Kiyokatsu Suga:7)... (12)

32 38 Keterangan : P d = daya rencana (kw) n 1 = putaran poros penggerak (rpm) c. Kecepatan sabuk (v) v = (Sularso, Kiyokatsu Suga:166)......(13) Keterangan : v = kecepatan puli (m/s) d p =diameter puli (mm) n 1 = putaran puli (rpm) d. Panjang keliling (L) L = 2C+ (Sularso, Kiyokatsu Suga: (14) e. Sudut kontak (θ) θ = (Sularso, Kiyokatsu Suga:173)...(15) Keterangan : L = panjang keliling θ = sudut kontak C = jarak sumbu poros (mm) D p = diameter puli besar (mm) d p = diameter puli kecil (mm)

33 Blower Definisi Blower Pengertian blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu juga sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu. Untuk keperluan gas, blower dipakai untuk mengeluarkan gas dari oven kokas, ini disebut dengan exhauster. Bila tekanan pada sisi hisap adalah diatas tekanan atmosfer (seperti yang kadang-kadang dipakai industri kimia dimana tinggi tekan yang cukup besar harus tersedia untuk dapat mensikurlasikan gas-gas melalui berbagai proses) blower ini dikenal dengan nama booster atau circulator.[16] Jenis-jenis Blower Sisi inlet kipas sentrifugal dapat didesain dengan dua inlet atau satu inlet saja. Hal ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan debit aliran fluida yang ingin dihasilkan. Dengan menggunakan sistem double inlet akan didapatkan debit aliran yang lebih besar dibandingkan dengan single inlet. [17] Gambar 2.21 Kipas Sentrifugal dengan Double Inlet Karakteristik performansi dari kipas sentrifugal tergantung pada jenis dari bentuk kipas yang digunakan. Secara umum bentuk kipas sentrifugal ada tiga tipe yakni :

34 40 1. Backward Curved Blades Dengan bentuk sudu ini, kipas sentrifugal akan memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut Efisiensi yang tinggi di atas 90% Beroperasi dengan sangat stabil Tidak berisik Ideal untuk digunakan pada kecepatan tinggi Tidak memiliki karakter daya overload 2. Straight Blade Tipe sudu ini memiliki kelebihan sebagai berikut Tahan terhadap abrasi Perawatan yang simpel Kapasitas yang luas 3. Radial Tip Blades Tipe ini sangat dianjurkan digunakan pada fluida-fluida gas yang sifatnya abrasive. Selain itu kipas sentrifugal tipe ini memiliki keuntungan lain seperti berikut: Tidak memiliki karakter daya overload Menghasilkan kapasitas besar Beroperasi dengan sangat stabil Kemampuan untuk membersihkan permukaan sudu dengan sendirinya.

35 Teori Dasar Tegangan Tegangan (stress) didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan oleh benda untuk kembali ke bentuk semula. Atau gaya (F) yang diberikan pada benda dibagi dengan luas penampang (A) tempat gaya tersebut bekerja. Tegangan dapat dirumuskan: Tegangan = Atau = Tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan N/m² atau Pascal (Pa). F adalah gaya (N), dan A adalah luas penampang (m 2 ). Selain itu, Tegangan menurut pembebanannya dapat dikelompokkan menjadi : 1. Tegangan Tarik Tegangan tarik adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika diregangkan atau ditarik sebelum bahan tersebut patah. Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan mencatat perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan-regangan disebut dengan kekuatan tarik maksimum (ultimate tesile strength). Nilainya tidak bergantung pada ukuran bahan melainkan karena faktor jenis bahan. Tegangan tarik dapat dirumuskan : t = = 2. Tegangan Tekan Tegangan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan auat struktur dalam menahan beban yang akan mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat diukur dengan memasukannnya ke dalam kurva tegangan-tegangan dari data yang didapatkan dari

36 42 mesin uji. Beberapa bahan akan patah pada batas tekan, beberapa mengalami deformasi yang tidak dapat dikembalikan. Tegangan tekan dapat dirumuskan : D = = 3. Tegangan geser Tegangan geser adalah gaya yang bekerja pada benda sejajar dengan penampang. Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan geser dapat dirumuskan : g = = 4. Tegangan Puntir Tegangan puntir merupakan tegangan yang diakibatkan oleh gaya putar. Tegangan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang batang torsi pada mobil, juga saat melakukan pengeboran. Jadi tegangan puntir, merupakan tegangan tangensial. Tegangan puntir dapat dirumuskan : t = 5. Tegangan Lengkung Tegangan lengkung adalah tegangan yang diakibatkan karena adanya gaya yang menumpu pada titik tengah suatu beban sehingga mengakibatkan benda tersebut seakanakan melengkung F = R A + R B dan b =

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Singkat Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi dibuat dengan tujuan untuk membantu proses pengupasan kulit buah kopi sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Baja Struktural. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI Baja Struktural. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Baja Struktural Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN MATA PISAU PADA PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN MATA PISAU PADA PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN MATA PISAU PADA PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Analisis Tegangan Poros Mesin Pada Perancangan Mesin Pengupas Dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 28 PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING Vinantius Kelik 1, Hengky 2, Daniel Kurniawan 3 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm. 7 BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Singkat Produk Mesin Pengaduk Reaktor Biogas merupakan alat tepat guna untuk memaksimalkan proses pembentukan biogas dalam reaktor skala rumah tangga. iharapakan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1. Desain Mesin 4.1.1. Tahap Klarifikasi Tujuan Pada Tahap ini diberikan penjelasan tujuan atas pertimbangan yang dilakukan dalam proses perancangan serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon. BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Produk Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pencacah daging. hasil daging yang sudah dicacah bisa dibuat menjadi bahan utama pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN 5.1 Pelaksanaan Pembuatan Mesin 1. Tahap awal dalam pembuatan mesin adalah pembuatan rangka mesin, bodi mesin, pembubutan poros pemegang mata pisau pengupas, pembuatan mata

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Perbandingan Sistem Kerja Mesin Berdasarkan survey di Desa Ngargomulyo di Kabupaten Magelang terdapat mesin penggiling kopi. Sistem dari mesin tersebut menggunakan

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-DasarPemilihanBahan Didalammerencanakansuatualatperlusekalimemperhitungkandanmemilihbahan -bahan yang akandigunakan, apakahbahantersebutsudahsesuaidengankebutuhanbaikitusecaradimensiukuranata

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 17 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 3.1. Penjabaran Tugas (Classification Of Task) Langkah pertama untuk bisa memulai suatu proses perancangan adalah dengan menyusun daftar kehendak. Dafar kehendak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar Materi PASAK TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah melalui penjelasan dan diskusi mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar 2. Setelah melalui penjelasan dan diskusi mahasiswa dapat menyebutkan 3 jenis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kayu Kayu adalah salah satu material konstruksi yang cukup lama dikenal dalam masyarakat dan merupakan material konstruksi yang dapat dirubah secara alami. Beberapa penyebab

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Singkat Tentang Produk 1. Singkong Singkong dikenal juga dengan nama Cassava, Ubi Kayu, Ketela Pohon, Telo Puhung atau Telo Jendal adalah pohon tahunan tropika

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM Ir.Soegitamo Rahardjo 1, Asep M. Tohir 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA BAB 3 MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA Kompetensi Dasar : Memahami Dasar dasar Mesin Indikator : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi

Lebih terperinci

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk 0/0/0 ELEMEN MESIN FLEKSIBEL RINI YULIANINGSIH Elemen mesin ini termasuk Belts, Rantai dan ali Perangkat ini hemat dan sering digunakan untuk mengganti gear, poros dan perangkat transmisi daya kaku. Elemen

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP Fredy Mananoma, Agung Sutrisno, Stenly Tangkuman Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado ABSTRAK Tujuan penulisan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang mesin pemasta coklat dengan hasil perancangan sesuai kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang mesin pemasta coklat dengan hasil perancangan sesuai kebutuhan. TUGAS AKHIR 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia lebih banyak mengekspor kakao dalam bentuk biji dari pada hasil olahannya. Padahal akan lebih baik jika produsen kakao Indonesia bisa mengekspor

Lebih terperinci

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 71 Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Lampiran 2. Presensi Proyek akhir 93 Lampiran 3. Kartu bimbingan proyek akhir 94 95 96 Lampiran

Lebih terperinci

BAB II LADASAN TEORI

BAB II LADASAN TEORI II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Definisi tanah lempung menurut para ahli: Bowles,1991 mendefinisikan tanah lempung sebagai deposit yang mempunyai partikel berukuran lebih kecil atau sama dengan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Struktur buah kelapa muda

Gambar 2.1. Struktur buah kelapa muda BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Kelapa Muda Kelapa muda (cocos nucifera), merupakan buah dari pohon kelapa yang sengaja dipetik lebih cepat (sebelum buah kelapa itu tua atau jatuh sendiri dari pohonnya) dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci