BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Perbandingan Sistem Kerja Mesin Berdasarkan survey di Desa Ngargomulyo di Kabupaten Magelang terdapat mesin penggiling kopi. Sistem dari mesin tersebut menggunakan saringan dan rol pengupas sebagai pengupas. Hasil pengupasan dari mesin tersebut ada beberapa biji kopi yang hancur sehingga kualitas kopi menurun. Untuk proses pengupasan kulit kopi dengan biji kopi tersebut dilakukan 3 kali proses penggilingan. Gambar 4.1 Mesin Penggiling Kopi Di Magelang Proses 1 Proses ke-2 Proses ke-3 Gambar 4.2 Hasil pengupasan untuk mesin yang ada di Magelang 59

2 60 Untuk mesin yang sudah dipatenkan oleh Hiram Twiss dan Bernhard Nordin, mesin penggiling kopi dapat digunakan untuk kopi yang sudah dalam keadaan kering dan masing-masing masih menggunakan penggerak manual. Sistem kerja dari mesin yang dibuat oleh Hiram Twiss berbeda dengan mesin yang dibuat oleh Bernhard Nordin, yang membedakan dari kedua mesin tersebut yaitu pada sistem pemisahnya. Untuk mesin yang dibuat oleh Bernhard Nordin sudah menggunakan pemisah berupa baling-baling. Berdasarkan kedua sistem tersebut yang dirasa masih kurang efisien dalam penggunaannya, maka dilakukan pembuatan mesin pengupas dan pemisah kulit kopi yang lebih efisien. Dengan merubah sistem penggerak dan sistem pengupasan menggunakan motor listrik dan blower dirasa sudah efisien. Untuk mendapatkan hasil pemisahan antara kulit buah kopi dengan biji kopi yang lebih bersih maka pada mesin yang akan dibuat terdapat sebuah saringan berupa tabung yang berlubang Desain Mesin Tahap Klarifikasi Tujuan Tahapan ini merupakan tahapan dimana peneliti menangkap harapan-harapan yang diungkapkan oleh calon pemakai produk dalam bentuk bagan pohon. Harapan pemakai dari mesin yang baru adalah murah, mudah dioperasikan, nyaman dan aman.

3 61 Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Biji Kopi Performensi Baik Nyaman Murah Aman Perawatan Mudah dilakukan Pergantian komponen mudah. a b Menggunakan Motor Listrik sebagai penggerak utamanya Menggunakan Blower dan tabung yang berlubang Sebagai pemisah kulit kopi dengan biji kopi Dibuat dengan ergonomi Menggunakan Rol pengupas Tipe Gerigi. a Terbuat dari bahan yang ada di pasaran Menggunakan Penggerak Motor Listrik Diagram 4.1 Objective Tree Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (1)

4 62 b Sistem transmisi berpenutup Kulit biji kopi ada tempat khusus. Diagram 4.1 Objective Tree Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (2) Tahap Penetapan Fungsi Pada tahapan ini, peneliti harus dapat menetapkan fungsi dari alat yang akan dibuat. Tahapan ini dapat dimaknai sebagai jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu fungsi dari alat adalah untuk mengupas dan memisahkan kulit buah kopi dari bijinya. INPUT BLACK BOX OUTPUT Gambar 4.3 Black Box Sub Fungsi Sub Fungsi Sub Fungsi Sub Fungsi Gambar 4.4 Transparent Box

5 63 INPUT BLACK BOX OUTPUT 1. Tenaga Kerja 2. Peralatan & Perlengkapan Kerja - Tang - Kunci ring & pas - Palu - Obeng - Meteran - Spidol - Kawat las - Batu gerinda 3. Bahan - Motor listrik - Blower keong - Profil UNP - Profil Siku - Plat ST - Baut dan mur - Puli - Van belt - Bearing - Push button - Pipa - Plat perforated - Kabel - Cat 4. Mesin - Travo las - Gerinda Tangan - Mesin pemotong - Mesin press - Mesin bor - Mesin Bubut - Mesin frais 5. Modal 6. Informasi 1. Pembuatan Rangka Mesin - Pengukuran - pemotongan - Pengelasan - Penghalusan - Pengecatan 2. Pembuatan Rol Pengupas - Pembuatan pola - Pengukuran - Pemotongan - Pengelasan - Penghalusan 3. Pembuatan Poros - Pengukuran - Pembubutan - pengefrisan 4. Pembuatan Hopper - Pembuatan pola - Pengukuran - Pemotongan - Pengeboran - Pembautan 5. Pembuatan Bodi Mesin - Pembuatan pola - Pengukuran - Pemotongan - Pengelasan - Penghalusan - Pengeboran - Pembautan Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering a Diagram 4.2 Diagram Black Box Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi (1)

6 64 a b 6. Pembuatan outlet Kulit kopi dan biji kopi - Pembuatan pola - Pengukuran - Pemotongan - Pengelasan - Penghalusan 7. Perakitan Rangka Mesin Pemisah - Pembuatan pola - Pengukuran - Pemotongan - Pengelasan - Penghalusan 8. Pembuatan Poros Pemisah - Pengukuran - Pembubutan - pengefraisan 9. Pembuatan Roller - Pengukuran - Pembubutan - Pemasangan bearing - Pemasangan snap ring 10. Pembuatan saringan - Pengukuran - Pemotongan - Pengerolan - Pengelasan - Penghalusan 11. Perakitan Mesin - Perakitan rangka mesin pengupas - Pemasangan bodi mesin ke rangka - Perakitan rol pengupas ke poros - Perakitan bearing ke poros dan rangka - Perakitan hopper - Pemasangan sistem transmisi - Perakitan rangka mesin pemisah - Pemasangan roller dan poros - Menghubungkan roller ke sistem transmisi - Pemasangan saringan ke rangka mesin pemisah - Pemasangan roller untuk mengunci saringan b Diagram 4.2 Diagram Black Box Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi (2)

7 65 INPUT Alat Pengupas Alat Pemisah Rol Pengupas Plat Penggilas Blower Tabung Berlubang Alat Penyokong Alat Penggerak Rangka Mesin Motor Listrik Puli dan Belt Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering Diagram 4.3 Blok Diagram Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering INPUT Rangka Rol Pengupas Poros Hopper Bodi Outlet Pengukuran Pengukuran Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pemotongan Pembubutan Pengukuran Pengukuran Pengelasan Pengefraisan Pemotongan Pemotongan a b c d e f Diagram 4.4 Sistem Pembatas Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (1)

8 66 a b c d e f Penghalusan Poros Pengelasan Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pengukuran hopper Pengukuran Pemotongan Pengeboran Pemotongan Pengelasan Pengeboran Penekukan Pembautan Bodi Penghalusan Pengelasan Rol Pengupas outlet Pengecatan Rangka Perakitan Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Biji Kopi Diagram 4.4 Sistem Pembatas Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (2)

9 Penetapan Spesifikasi Tahapan ini menetapkan spesifikasi dari produk yang akan dibuat, termasuk bahan yang akan dipakai dan cara kerja dari mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering tersebut. Berikut tabel tuntutan perancangan: Tabel 4.1 Spesifikasi Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (1) No. Tuntutan Perencanaan Persyaratan 1. Energi a. Menggunakan tenaga motor b. Dapat diganti dengan penggerak lain 2. Kinematika a. Mekanismenya mudah beroperasi b. Menggunakan transmisi untuk mendapatkan keuntungan mekanis 3. Material a. Mudah didapat dan murah harganya b. Baik mutunya c. Sesuai dengan standar umum d. Memiliki umur pakai yang panjang e. Mempunyai sifat mekanis yang baik Tingkat Kebutuhan D W D D D W D D D

10 68 Tabel 4.1 Spesifikasi Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (2) No. Tuntutan Perencanaan Persyaratan 4. Dimensi a. Panjang area kerja ± 1000 mm b. Lebar ± 820 mm c. Tinggi ± 900 mm d. Dimensi dapat diperbesar / diperkecil 5. Ergonomi a. Sesuai dengan kebutuhan b. Mudah dipindahkan c. Tidak bising d. Mudah dioperasikan 6. Sinyal a. Petunjuk pengoperasian mudah dimengerti dalam bahasa Indonesia b. Petunjuk pengoperasian mudah dipahami 7. Keselamatan a. Konstruksi harus kokoh b. Bagian yang berbahaya ditutup c. Tidak menimbulkan polusi 8. Produksi a. Dapat diproduksi bengkel kecil b. Suku cadang murah dan mudah didapat c. Biaya produksi relatif murah d. Dapat dikembangkan lagi Tingkat Kebutuhan D D D W D D D D D D D D D D D D W

11 69 Tabel 4.1 Spesifikasi Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (3) No. Tuntutan Perencanaan Persyaratan 9. Perawatan a. Biaya perawatan murah b. Perawatan mudah dilakukan c. Perawatan secara berkala 10. Transportasi a. Mudah dipindahkan b. Perlu alat khusus untuk memindah Keterangan : Tingkat Kebutuhan D D W D W 1. Keharusan ( Demands) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus dimiliki mesin bila tidak terpenuhi maka mesin tidak diterima. 2. Keinginan ( Wishes) disingkat W, yaitu syarat yang masih bisa dipertimbangkan keberadaannya agar jika mungkin dapat dimiliki oleh mesin yang dimaksud Evaluasi Desain Pada bagian ini berfungsi untuk mengetahui desain mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering yang terbaik yang nantinya akan dilakukan perwujudan desain menjadi sebuah produk jadi. Berdasarkan objective Tree, maka dapat ditentukan pemeringkatan kriteria yang berfungsi untuk mengetahui urutan tingkat kepentingan relatifnya. Berikut tabel pemeringkatan kriteria berdasarkan objective Tree.

12 70 Tabel 4.2 Matriks pemeringkatan kriteria Performensi Baik Nyaman Murah Aman Total Peringkat Performensi Baik Nyaman Murah Aman Tabel 4.3 Matriks pemeringkatan kriteria dan penentuan bobot kriteria Kriteria jumlah peringkat Bobot Nyaman 3 1 0,444 Performansi Baik 2 2 0,321 Aman 1 3 0,211 Murah 0 4 0, ,000 Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Biji Kopi 1,000 1,000 Performensi Baik Nyaman Murah Aman 0,3 0,3 0,4 0,4 0,1 0,1 0,2 0,2 a b c d Diagram 4.4 Pengambilan Keputusan untuk Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (1)

13 71 a b Perawatan Mudah dilakukan Pergantian komponen mudah. 0, ,4 0, Menggunakan Motor Listrik sebagai penggerak utamanya 0,2 0, Menggunakan Blower dan Tabung berlubang sebagai pemisah kulit kopi dengan biji kopi 0,2 0,08 Dibuat dengan ergonomi 5 c 0,4 0,16 Menggunakan Rol pengupas Tipe Gerigi. 0,2 0,08 Terbuat dari bahan yang ada di pasaran 6 0,7 0, Menggunakan Penggerak Motor Listrik 0,3 0,03 Diagram 4.5 Pengambilan Keputusan untuk Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (2)

14 72 d Sistem transmisi berpenutup Kulit buah kopi ada tempat khusus. 0,5 0,1 0,5 0, ,18 0,12 0,08 0,08 0,16 0,08 0,07 0,03 0,1 0,1 1,000 Diagram 4.5 Pengambilan Keputusan untuk Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering (3)

15 Teknik Perancangan Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering Teknik perancangan adalah langkah dasar yang sangat penting dilakukan dalam perancangan mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering ini. Tujuan dari teknik perancangan ini adalah untuk mendapatkan data-data konstruksi yang dibutuhkan dalam membuat mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering. Untuk memudahkan dalam perkiraan maka analisis dan perkiraan komponen dilakukan satu per satu, hal ini juga memudahkan untuk memperkirakan bahan yang akan dipakai dalam pembuatan mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering tersebut. Berikut adalah diagram dalam proses analisis dan perkiraan untuk mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering : Analisis dan Perkiraan Hopper Poros Bantalan Sabuk Kapasitas Mesin Rangka Utama Pasak Sistem Transmisi Motor Blower Diagram 4.6 Proses Analisis dan Perkiraan untuk Mesin Pengupas dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering

16 Hopper Hopper dan outlet kulit buah kopi beserta outlet biji kopi mesin pengupas kulit buah kopi kering ini terbuat dari carbon steel dengan ketebalan 1,2 mm. Hopper yang mempunyai bentuk seperti corong ini berguna untuk menampung kopi sebelum dilakukan proses pengupasan. Sedangkan outlet berfungsi untuk saluran keluar biji kopi dan kulit buah kopi setelah selesai proses pengupasan. Dalam konstruksi penyambungan di sambung dengan las dengan tujuan agar hopper ini kuat dan mudah dalam pengerjaannya, sedangkan pada outlet pengerjaannya dilakukan dengan penekukan plat dan las. Dalam konstruksi penyatuannya dengan rangka disambung menggunakan mur. Pemilihan sambungan mur ini bertujuan agar mudah untuk dibongkar pasang. Gambar 4.5 Hopper tampak samping dan tampak depan a) Volume hopper Hopper berbentuk limas segiempat yang terpotong dibagian tengahnya dan ada penambahan volume yang berbentuk limas segiempat, rumus volume limas adalah 0,3 P x L x T sedangkan rumus volume prisma siku-siku adalah P x L x T. berikut dimensi limas berserta perhitungan volume limas.

17 75 Gambar 4.6 Limas dan prisma siku-siku pada hopper tampak depan V hopper = ( V limas1 V limas2 ) + V prisma siku-siku = {(0,3.P.L.T) (0,3.P.L.T)} + (P.L.T) = {(0,3.300 mm.205 mm.286mm) (0,3.188 mm.90mm.136 mm) + (300 mm.205mm.100mm) = mm mm mm 3 = mm 3 b) Gaya yang diterima oleh hopper Gaya-gaya yang diterima oleh hopper akibat tekanan dari buah kopi dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4.7 Gaya-gaya pada hopper

18 Rangka Utama Sistem rangka mesin adalah sebuah struktur yang menjadi bentuk dasar yang menopang dan membentuk mesin. Sistem rangka pada mesin pengupas kulit buah kopi terbentuk dari susunan batang rangka yang disambungkan dengan sambungan pengelasan. Pengelasan adalah menyambungkan dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu leburnya, baik menggunakan bahan tambah maupun tidak menggunakan bahan tambah. Pengelasan yang dilakukan menggunakan bahan tambah dan jenis sambungan pengelasan tipe pengelasan sudut. Pengelasan tipe sudut dipilih karena pengelasan tipe sudut dirasa mudah untuk dilakukan dan mempunyai kekuatan yang cukup baik untuk menopang sambungan antar bagian dalam rangka mesin. Selain faktor kemudahan dalam pelaksanaannya pengelasan tipe sudut dipilih karena juga memiliki nilai estetika yang dirasakan cukup baik. a) Rangka pada mesin pengupas Beban yang diterima rangka mesin pengupas kulit buah kopi terdiri dari bebanbeban berat komponen-komponen dari mesin pengupas kulit biji kopi. Beban-beban tersebut antara lain adalah beban dari hopper (±3.5 kg), motor listrik (±5 kg), puli dan belt(±2,5 kg), poros dan rol pengupas (±5kg), bantalan (±1kg), oulet kulit dan biji kopi (±4 kg), dan beban maksimal dari kopi (30 kg). Bahan batang rangka yang digunakan pada mesin pengupas kulit kopi ini terdiri dari bahan rangka yang berupa carbon steel profil siku 40 mm x 40 mm x 4 mm dan profil U 40 mm x 50 mm x 4 mm.

19 77 Gambar 4.8 Rangka utama tampak depan Gambar 4.9 Gaya-gaya pada rangka utama Moment Lentur pada A dan C, untuk searah jarum jam ( + ) C = 0 RA.400 mm 13.5 kg. 200 mm = RA mm 2700 kg.mm = 0 RA = 6,75 kg RA + RC = RB 6,75 kg + RC = 13,5 kg RC = 13,5 kg - 6,75 kg = 6,75 kg Bending moment pada rangka pengupas F y = 0-6,75 kg V 1 = 0 V 1 = - 6,75 kg

20 78 M 1 = 0 (6,75 kg) (0) + M 1 = 0 M 1 = 0 F y = 0-6,75 kg V 2 = 0 V 2 = - 6,75 kg M 2 = 0 -(6,75 kg) (200) + M 2 = 0 M 2 = 1350 kg.mm F y = 0-6,75 kg kg V 3 = 0 V 3 = 6,75 kg M 3 = 0 -(6,75 kg) (200) - (13,5 kg) (0)+ M 3 = 0 M 3 = 1350 kg.mm F y = 0-6,75 kg +13,5 kg V 4 = 0 V 4 = 6,75 kg M 4 = 0 -(6,75kg) ( 200 mm) + (13,5 kg)(200 mm) + M 4 = kg.mm kg.mm + M 4 = 0 M 4 = 0

21 79 Gambar 4.10 Shear Diagram dan Bending Diagram pada rangka pengupas b) Rangka pada mesin pemisah Beban yang diterima rangka mesin pemisah kulit dengan biji kopi terdiri dari beban-beban berat komponen-komponen dari mesin pemisah kulit dengan biji kopi. Beban-beban tersebut antara lain adalah beban dari tabung pemisah (±10 kg), poros pada roda tabung (±0,5 kg), bearing (±0,2 kg), roda tabung (±0,5kg). Bahan batang rangka yang digunakan pada mesin pemisah kulit dengan kopi ini terdiri dari bahan rangka yang berupa carbon steel profil U 40 mm x 50 mm x 4 mm. Gambar 4.11 Rangka utama tampak depan

22 80 Gambar 4.12 Gaya-gaya pada rangka utama Moment Lentur pada A dan C, untuk searah jarum jam ( + ) C = 0 RA.376 mm 3,1 kg. 0 mm = RA mm 0 kg.mm = 0 RA = 0 kg RA + RC = RB 0 kg + RC = 3,1 kg RC = 3,1 kg Bending moment pada rangka pemisah F y = 0-3,1 kg V 1 = 0 V 1 = -3,1 kg M 1 = 0 (3,1 kg) (0) + M 1 = 0 M 1 = 0 F y = 0-3,1 kg V 2 = 0 V 2 = -3,1 kg M 2 = 0 -(3,1 kg) (0) + M 2 = 0 M 1 = 0

23 Poros START a 1. Daya putaran yang ditransmisikan P (kw) Putaran poros n 1 (rpm) 10. tegangan lentur yang diizinkan 2. Faktor Koreksi f c 11. Faktor koreksi lenturan Faktor koreksi puntiran 3. Daya rencana P d (kw) 4. Torsi T (kg.mm) 12. Diameter Poros 5. Keadaan Beban (digambarkan) STOP 6. perhitungan beban horizontal END Perhitungan beban vertikal 7. Gambar bidang momen lentur 8. momen lentur gabungan M R (kg.mm) 9. bahan poros Perlakuan panas Kekuatan tarik Faktor keamanan a Gambar 4.13 Diagram alir perhitungan poros dengan beban puntir dan lentur

24 82 Bahan poros pada mesin pengupas kulit kopi ini menggunakan ST 41 dengan kekuatan tarik (σ) = 41 kg/mm 2. Dalam perencanaan sebuah poros harus diperhatikan tentang pengaruh-pengaruh yang akan dihadapi oleh poros tersebut. Adapun pengaruh tersebut diantaranya adalah faktor pemakaian dan faktor keamanan. Besarnya tegangan yang diijinkan (σ t ) dapat dihitung dengan : σ t = σ σ t = σ t = 10,25 kg/mm 2 a) Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada poros pengupas Tabel 4.5 faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan 1) Daya motor P n poros = 0,375 kw = 900 rpm 2) Faktor koreksi yang digunakan (fc) = 1 3) Daya rencana Pd = fc x P = 1 x 0,375 = 0,375 kw

25 83 4) Momen puntir rencana T = 9,74 x 10 5 T = 9,74 x 10 5 = 405,833 kg.mm 5) Pembebanan pada poros pengupas Beban rol pengupas Berat puli Gaya tarik van-belt ( T 1 T 2 ) = 5 kg = 1 kg = 2T / D = 2.405,833 kg. mm/ 127 mm = 6,39 kg Maka F total = 1 kg + 6,39 kg = 7,39 kg 6) Gaya tangensial poros MH = cos 30 0 x 7,39kg = 0,866 x 7,39 kg = 6,4 kg 7) Momen dan Gaya Bidang Vertikal Gambar 4.14 Beban vertikal yang diterima pada poros

26 84 Moment Lentur pada A dan C, untuk searah jarum jam ( + ) - D = 0-7,39 kg. 410 mm + RB.321 mm 3,5 kg. 160,5 mm = kg. mm + RB.321mm - 561,75 kg.mm= 0 RB = kg - B = 0-7,39 kg. 89 mm + 3,5 kg. 160,5 mm - RD 321 mm = 0-657,71 kg.mm + 561,75 kg.mm - RD 321 mm = 0 RD = - 0,3 kg Gambar 4.15 Gaya vertikal yang bekerja pada poros Shear Diagram Bidang Vertikal Gambar 4.16 Shear Diagram Bidang Vertikal

27 85 Bagian analisis poros (searah jarum jam +) bidang vertikal Gambar 4.17 Analisis poros pengupas - F y = 0 -(-0,3 kg) + V 1 = 0 V 1 = - 0,3 kg M 1 = 0 - (-0,3 kg) (0) + M 1 = 0 M 1 = 0 - F y = 0 -(-0,3 kg) + V 2 = 0 V 2 = - 0,3 kg M 2 = 0 -(-0,3 kg) (160,5 mm) + M 2 = 0 M 2 = - 48,15 kg.mm

28 86 - F y = 0 -(-0,3 kg) + 3,5 kg - V 3 = 0 V 3 = 3,8 kg M 3 = 0 -(-0,3 kg) (160,5 mm) + (3,5 kg) (0)+ M 3 = 0 M 3 = - 48,15 kg.mm - F y = 0 -(-0,3 kg) + 3,5 kg - V 4 = 0 V 4 = 3,8 kg M 4 = 0 -(-0,3 kg) ( 321 mm) + (3,5 kg)(160,5 mm) - M 4 = 0 96,3 kg.mm + 561,75 kg.mm + M 4 = 0 M 4 = - 658,05 kg.mm - F y = 0 -(-0,3 kg) + 3,5 kg 11,19 kg + V 5 = 0 V 5 = -7,39 kg M 5 = 0 -(-0,3 kg) (321 mm) + (3,5 kg) (160,5 mm) + M 5 = 0 96,3 kg.mm + 561,75 kg.mm - (30,233 kg )(0) +M 5 = 0 M 5 = - 658,05 kg.mm - F y = 0 -(-0,3 kg) + 3,5 kg 11,19 kg + V 6 = 0 V 6 = -7,39 kg

29 87 M 6 = 0 -(-0,3 kg)(410 mm)+(3,5 kg)(249,5mm)-(11,19 kg)(89 mm)+ M 6 =0 123 kg.mm + 873,25 kg.mm 995,91 kg.mm+ M 6 = 0 M 6 = - 0 kg.mm Bending Moment bidang vertikal Gambar 4.18 Bending Diagram Bidang Vertikal Harga momen vertikal pada poros MvB = -7,39 kg. 89 mm = - 657,71 kg.mm MvC = - 0,3 kg. 160,5 mm = -48,15 kg.mm Harga momen horizontal pada poros pengupas Momen horizontal terjadi karena adanya tekanan yang diakibatkan oleh penggilas saat mengupas kulit buah kopi kering yaitu 62,5 N = 6,38 kg. Berikut gambaran tentang momen horizontal yang terjadi pada poros pemisah. Gambar 4.19 gaya horizontal pada poros pengupas

30 88 Moment Lentur pada B dan D, untuk searah jarum jam ( + ) - D = 0 0 kg. 410 mm - HB.321 mm + 6,38 kg. 160,5 mm = 0 0 kg. mm - HB.321 mm ,99 kg.mm = 0 HB = 3,19 kg - B = 0 0 kg. 89 mm - 6,38 kg. 160,5 mm + HD 321 mm = ,99 kg.mm + HD 321 mm = 0 HD = 3,19 kg Shear diagram bidang horisontal Gambar 4.20 Shear diagram bidang horizontal Bagian analisis poros (searah jarum jam +) bidang horizontal Gambar 4.21 gaya-gaya pada poros pengupas bidang horisontal

31 89 - F y = 0 3,19 kg + H 1 = 0 H 1 = 3,19 kg M 1 = 0 (3,19 kg) (0) + M 1 = 0 M 1 = 0 - F y = 0 3,19 kg + H 2 = 0 H 2 = 3,19 kg M 2 = 0 (3,19 kg) (160,5 mm) + M 2 = 0 M 2 = -511,995 kg.mm - F y = 0 3,19 kg - 6,38 kg + H 3 = 0 H 3 = - 3,19 kg M 3 = 0 (3,19 kg) (160,5 mm) - ( 6,38 kg) (0)+ M 3 = 0 M 3 = - 511,995 kg.mm - F y = 0 3,19 kg 6,38 kg - H 4 = 0 H 4 = - 3,19 kg M 4 = 0 (3,19 kg) (321 mm) - ( 6,38 kg) (160,5 mm)+ M 4 = ,99 kg.mm 1023,99 kg.mm + M 4 = 0, M 4 = 0 kg.mm

32 90 - F y = 0 3,19 kg 6,38 kg + 3,19 kg - H 5 = 0 H 5 = 0 kg M 5 = 0 (3,19 kg) (321 mm) - ( 6,38 kg) (160,5 mm)+ ( 3,19 kg) (0 mm) +M 5 = ,99 kg.mm 1023,99 kg.mm + M 5 = 0 M 5 = 0 kg.mm Bending diagram bidang horizontal Gambar 4.22 bending diagram bidang horisontal Harga momen horisontal pada poros MhB = 0 kg. 89 mm = 0 kg.mm MhC = -3,19 kg. 160,5 mm = - 511,995 kg.mm 8) Momen Gabungan MRB = = = 658,05 kg.mm MRC = = = kg.mm

33 rpm MvB =- -657,71 kg.mm MhB = 0 kg.mm MvB = -657,71 kg.mm MhB = 0 kg.mm MvC= - 48,15 kg.mm MhC = - 511,955 kg.mm T B-D = 405,833 kg.mm Gambar 4.23 Skema gaya yang bekerja pada poros pengupas 9) Diameter poros Perhitungan perkiraan Diameter Pada bagian Bearing 1 dan 2. Diketahui Bending Force (M y ) = - 685,05 kg.mm, dan Horizontal Force (M x ) = - 511,955 kg.mm Maka Resultant = = = 855,21 kg.mm K t =2.0 K t =1.6 Gambar 4.24 Stress Concentration factor (K t ) pada poros

34 92 Perhitungan D 1 dan D 3 dengan K t = 1,6 (penggunaan profile keyseat) D 1,3 = [ D 1,3 = [ D 1,3 = [ D 1,3 = [ D 1,3 = 10,14 mm Perhitungan D 2 dengan K t = 2.5 (penggunaan sharp fillet) D 2 = [ D 2 = [ D 2 = [ D 2 = [ D 2 = 10,3 mm 10) Spesifikasi nilai-nilai pada poros Tabel 4.6 Spesifikasi Diameter Poros Pengupas Diameter Diameter yang Pasangan Nomor diameter Minimum ditetapkan Bantalan dan Puli D 1 10,14 mm 25 mm Rol Pengupas D 2 10,30 mm 30 mm Bantalan D 3 10,14 mm 25 mm

35 93 b) Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada poros pemisah 1) Pembebanan pada poros pemisah Berat puli Berat roda dan beban dari tabung pemisah Gaya tarik van-belt ( T 1 T 2 ) = 1 kg = 3 kg = 2T / D = 2.405,833 kg.mm / 127 mm = 6,39 kg 2) Gaya tangensial poros Maka F total = 1 kg + 6,39 kg = 7,39 kg MH = cos 30 0 x 7,39 kg = 0,866 x 7,39 kg = 6,4 kg 3) Momen dan Gaya BidangVertikal Gambar 4.25 Beban vertikal yang diterima pada poros pemisah Moment Lentur pada B dan C, untuk searah jarum jam ( + ) - C = 0-7,39 kg. 313,5 mm + RB.223,5 mm + 3 kg. 90 mm = ,765 kg. mm + RB.223,5 mm kg.mm= 0 RB = 9,16 kg

36 94 - B = 0-7,39 kg. 90 mm RC 223,5 mm + 3 kg.313,5 mm = 0-665,1 kg.mm - RC 223,5 mm + 940,5 kg.mm = 0 RC = 1,23 kg Gambar 4.26 Gaya vertikal yang bekerja pada poros pemisah Shear Diagram Bidang Vertikal Gambar 4.27 Shear Diagram Bidang Vertikal Bagian analisis poros (searah jarum jam +) bidang vertikal Gambar 4.28 Analisis poros pengupas

37 95 - F y = 0 3 kg - V 1 = 0 V 1 = 3 kg M 1 = 0 3 kg (0) + M 1 = 0 M 1 = 0 - F y = 0 3 kg - V 2 = 0 V 2 = 3 kg M 2 = 0 (3 kg) (90 mm) + M 2 = 0 M 2 = kg.mm - F y = 0 3 kg 1,23 kg + V 3 = 0 V 3 = 1,77 kg M 3 = 0 (3 kg) (90) - (1,23 kg) (0)+ M 3 = 0 M 3 = kg.mm - F y = 0 3 kg 1,23 kg + V 4 = 0 V 4 = 7,772 kg

38 96 M 4 = 0 (3 kg) ( 313,5 mm) - (1,23 kg)(223,5 mm) +M 4 = 0 940,5 kg.mm 274,905 kg.mm + M 4 = 0 M 4 = -665,595 kg.mm - F y = 0 3 kg 1,23 kg 9,16 kg + V 5 = 0 V 5 = - 7,39 kg M 5 = 0 (3 kg) ( 313,5 mm) - (1,23 kg)(223,5 mm) + M 5 = 0 940,5 kg.mm 274,905 kg.mm - (9,16 kg )(0) + M 5 = 0 M 5 = -665,595 kg.mm - F y = 0 3 kg 1,23 kg 9,16 kg + V 6 = 0 V 6 = - 7,39 kg M 6 = 0 (3 kg)(403,5 mm)-(1,23 kg)(313,5mm)-(9,16 kg)(90 mm)+ M 6 =0 1210,5 kg.mm 385,605 kg.mm 824,4 kg.mm+ M 6 = 0 M 6 = 0 kg.mm Bending Moment bidang vertikal Gambar 4.29 Bending Diagram Bidang Vertikal

39 97 Harga momen vertikal pada poros MvA = - 7,39 kg. 90 mm = - 665,1 kg.mm MvB = 3 kg. 90 mm = 270 kg.mm 4) Harga momen horizontal pada poros Momen horizontal terjadi karena adanya gaya tarik motor listrik. Berikut gambaran tentang momen horizontal yang terjadi pada poros pemisah. Gambar 4.30 gaya horizontal pada poros pemisah Moment Lentur pada B dan C, untuk searah jarum jam ( + ) - C = 0 7,39 kg. 313,5 mm - HB.223,5 mm + 0 kg. 90 mm = ,756 kg. mm - HB.223,5 mm = 0 HB = 10,37 kg - B = 0 7,39 kg. 90 mm + HC 223,5 mm + 0 kg.313,5 mm = 0 665,1 kg.mm + HC 223,5 mm = 0 HC = - 2,98 kg Shear diagram bidang horisontal Gambar 4.31 Shear diagram bidang horizontal

40 98 Bagian analisis poros (searah jarum jam +) bidang horizontal Gambar 4.32 gaya-gaya pada poros bidang horisontal - F y = 0-0 kg + H 1 = 0 H 1 = 0 kg M 1 = 0 -(0 kg) (0) + M 1 = 0 M 1 = 0 - F y = 0 0 kg + H 2 = 0 H 2 = 0 kg M 2 = 0 -(0 kg) (90) + M 2 = 0 M 2 = 0 kg.mm

41 99 - F y = 0-0 kg + ( 2,98 kg) - H 3 = 0 H 3 = - 2,98 kg M 3 = 0 -(0 kg) (313,5) + ( 2,98 kg kg) (223,5)+ M 3 = 0 0 kg.mm 666,03 kg.mm + M 3 = 0 M 3 = 666,03 kg.mm - F y = 0-0 kg + ( 2,98 kg) + H 4 = 0 H 4 = - 2,98 kg M 4 = 0 (0 kg) ( 313,5 mm) + ( 2,98 kg kg) (223,5 mm) + M 4 = 0 0 kg.mm 666,03 kg.mm + M 4 = 0 M 4 = 666,03 kg.mm - F y = 0-0 kg + ( 2,98 kg) + 10,39 kg +H 5 = 0 H 5 = 7,41 kg M 5 = 0 (0 kg) ( 313,5 mm) + ( 2,98 kg kg) (313,5 mm) + M 5 = 0 0 kg.mm 934,23 kg.mm + M 5 = 0 M 5 = 934,23 kg.mm - F y = 0-0 kg + ( 2,98 kg) + 10,39 kg +H 6 = 0 H 6 = 7,41 kg

42 100 M 6 = 0 (0 kg)( 403,5 mm) + ( 2,98 kg kg)(313,5 mm) +(10,39 kg)(90mm)m 6 = 0 0 kg.mm 934,23 kg.mm + 935,1 kg.mm + M 6 = 0 M 6 = 0 kg.mm Bending diagram bidang horizontal Gambar 4.33 bending diagram bidang horisontal 5) Harga momen vertikal pada poros MhB = 7,41 kg. 90 mm = 666,9 kg.mm MhC = 0 kg. 90 mm = 0 kg.mm 6) Momen Gabungan MRb = = = 941,87 kg.mm MRc = = 207 kg.mm

43 rpm MvB =-665,1 kg.mm MhB = 666,9 kg.mm MvB =-665,1 kg.mm MhB = 666,9 kg.mm MvC = kg.mm MhC = 0 kg.mm T B-D = 405,833 kg.mm Gambar 4.34 Skema gaya yang bekerja pada poros pengupas 7) Diameter poros Perhitungan perkiraan Diameter Pada bagian Bearing 1 dan 2. Diketahui Bending Force (M y ) = - 665,95 kg.mm, dan Horizontal Force (M x ) = 666,9 kg.mm Maka Resultant = = = 942,47 kg.mm Perhitungan D 1 dan D 3 dengan K t = 1,6 (penggunaan profile keyseat) D 1,3 = [ D 1,3 = [

44 102 D 1,3 = [ D 1,3 = [ D 1, 3 = 10,3 mm Perhitungan D 1 dengan K t = 2.5 (penggunaan sharp fillet) D 2 = [ D 2 = [ D 2 = [ D 2 = [ D 2 = 10,6 mm 8) Spesifikasi nilai-nilai pada poros Tabel 4.7 Spesifikasi Diameter Poros Pasangan Nomor diameter Diameter Minimum Diameter yang ditetapkan Puli D 1 10,30 mm 18 mm Bantalan D 2 10,60 mm 20 mm Roda tabung pemisah D 3 10,30 mm 16 mm Pasak START 1. Gaya tangensial 2. Pasak : lebar b x tinggi h Kedalaman alur pasak poros t 1 Kedalaman alur pasak naf t 2 a b

45 103 a b c 3. bahan pasak. Kekuatan tarik σ (kg/mm 2 ) Faktor keamanan sfk 9. Ukuran pasak b x h Panjang pasak l k Bahan pasak 4. Tekanan permukaan pasak yang diijinkan p k m(kg/mm 2 ) Tegangan geser pasak yang diijinkan τ ka (kg/mm 2 ) STOP END 5. Panjang pasak, dari tegangan geser yang diijinkan l 1 I (mm) Panjang pasak, dari tekanan permukaan yang diijinkan l 2 (mm) 6. harga terbesar dari antara l 1 dan l 2 L (mm) 7. panjang pasak L k (mm) 8. b/d s : 0,25-0,35 L k /d s : 0,75-1,5 c Gambar 4.35 Diagram alir untuk merencanakan pasak dan alur pasak

46 104 Tabel 4.8 Hubungan ukuran pasak dengan diameter poros Berdasarkan tabel diatas untuk diameter untuk poros pengupas adalah 25 mm atau 0,98 dan diameter poros pemisah adalah 18 mm atau 0,71 maka pasak yang cocok untuk digunakan adalah pasak jenis bujur sangkar atau empat persegi panjang dengan lebar pasak (W) 5/16 atau 7,9375 mm dengan tinggi (H) untuk pasak persegi panjang (H) 5/16 atau 3,125 mm dan (H) 1/4 atau 6,35 mm. Maka panjang pasak yang dibutuhkan adalah a) Gaya tangensial pada permukaan poros (F) Didapatkan dari perhitungan poros, untuk : T = 405,833 kg.mm d s = 25 mm (diameter minimum poros pada puli) F = = = 16,233 kg

47 105 b) Pemilihan pasak adalah pasak persegi panjang dengan penampang pasak 7,9375 mm x 6,35 mm Kedalaman alur pasak pada pada poros t 1 = 3,47 mm Kedalaman alur pasak pada pada naf t 2 = 2,675 mm c) Bahan pasak yang akan digunakan adalah ST41 maka Tegangan geser yang diijinkan, τ = τ = τ = τ = 0,5 kg/mm 2 d) Tegangan geser max (τ d ) τ d = τ d = τ d = τ d = 0,043 kg/mm 2 e) Panjang pasak (L) L = L = L = L = 47, 43 mm

48 106 f) Tegangan Tekan (σ) σ = σ = σ = σ = 0,17 kg / mm 2 g) Karakteristik pasak Bahan pasak ST41 Lebar Tinggi Panjang = 5/16 atau 7,9375 mm = 1/4 atau 6,35 mm = 50 mm Bantalan START Putaran motor, diameter bantalan Beban yang diterima oleh bearing Jenis bearing Umur nominal bearing L h < L h > SELESAI Gambar 4.36 Diagram alir perhitungan bearing

49 107 Pembebanan yang terjadi pada bearing poros pengupas kulit buah kopi adalah beban pada saat poros pengupas kopi berputar menggiling kopi. Putaran poros pengupas adalah 900 rpm. Bearing 1 sama dengan bearing 2 yaitu d = 25 mm. Panjang jarak antara kedua bearing adalah 500 mm. Nomor bearing yang sementara dipilih adalah UCP205, dengan diameter dalam bearing (d) adalah 25 mm. Untuk merencanakan umur pemakaian bantalan berikut proses dalam perencanaan sebuah bantalan : Rencana umur bearing. Tabel 4.9 Umur desain bantalan yang disarankan untuk bantalan Tabel 4.10 Bearing Pillow Blocks Cast housing

50 108 Dengan membaca tabel untuk diameter poros 25 mm maka dapat dipilih jenis bantalan dengan nomor UCP205D1 dengan basic static load rating (Cor) 15,4 kn = 1570,36 kg dan basic dynamic load rating (Cr) 25,7 kn 2620,67 kg=, L 1 = umur L 10 pada beban C= putaran. a) Umur rancangan bantalan (L d ) L d = Umur rancangan untuk peralatan pertanian (L 10 ) x putaran poros x 60 menit/jam L d L d = 5000 jam x 900 rpm x 60 menit/jam = 2,7 x 10 8 putaran b) Tingkat beban dinamis dasar (C) Bantalan A C = C = C = putaran C = 14,33 kg Bantalan B C = C = C = kg x putaran C = 91,78 kg c) Umur bantalan (L 10 )

51 109 Bantalan A Umur bantalan L 10 = = ( = L 2 = L d = L 1 ( = ( = 6,1 x putaran t [menit] = t [menit] = t [menit] = = 1,1 x 10 8 jam Bantalan B Umur bantalan L 10 = = ( = L 2 = L d = L 1 ( = ( = 2,3 x putaran t [menit] = t [menit] = t [menit] = = 4,3x 10 5 jam

52 Sistem Transmisi Mesin pengupas kulit buah kopi kering ini memiliki sistem transmisi yang terdiri dari beberapa komponen yaitu puli, sabuk-v, poros dan motor listrik. Sistem transmisi yang akan memperlambat kecepatan motor listrik dari 1500 rpm menjadi 900 rpm. Mekanisme yang bekerja pada sistem transmisi ini berawal dari motor listrik ditransmisikan ke puli 1 dengan diameter 3 yang kemudian dengan menggunakan vanbelt akan di transmisikan lagi ke puli 2 dengan diameter 5 dan selanjutnya akan di distribusikan ke poros pengupas yang akan berputar untuk mengelupas kulit kopi didalam hopper. Gambar 4.37 Sistem Transmisi pada Mesin Pengupas Kulit Buah Kopi Kering Keterangan : 1. Bearing 5. Puli pada Rol Pengupas 2. Rol Pengupas 6. Poros 3. Penutup Rol Pengupas 7. Van Belt 4. Motor Listrik 8. Puli pada motor listrik

53 Van-Belt START Perhitungan perancangan poros Pemilihan Jenis Sabuk Diameter minimum puli Perhitungan panjang keliling sabuk (L) Jarak sumbu poros (C) Penampang sabuk Panjang keliling, L Jarak sumbu poros, C Sudut bungkus Belt, θ SELESAI Gambar 4.38 Diagram alir Perhitungan Van-belt Dengan melihat diagram alir tersebut maka dapat menghitung dan menetukan jenis van-belt yang akan dipakai. Pada pemilihan van-belt sendiri dapat mempertimbangkan beberapa hal antara lain : van-belt akan digunakan untuk menurunkan putaran dari putaran motor listrik sebesar 1500 rpm menjadi 900 rpm. Dengan variasi beban sedang dan diperkirakan waktu kerja mesin berkisar 12 jam dalam

54 112 sehari maka faktor koreksi yang diperoleh adalah 1. Puli yang digunakan masingmasing berdiameter 3 inch dan 5 inch dengan jarak antara pusat poros sebesar 600 mm. Grafik 4.1 Pemilihan Van-belt Dari spesifikasi mesin pengupas kulit buah kopi yang memiliki kecepatan motor 1500 rpm dan daya motor 0,5 Hp, maka jenis van-belt yang akan dipakai berdasarkan data grafik adalah jenis 3VX. Maka : 1) Rasio Kecepatan (R ratio ) = 1500 / 900 = 1,67 rpm 2) Jarak antar pusat Puli D 2 < C < 3 (D 2 + D 1 ) = 5 inch < C < 3 (3inch + 5 inch) = 5 inch < C < 24 inch Maka, C = 23 inch = 609,6 mm (untuk menjaga jarak) 3) Panjang Keliling Belt yang diperlukan

55 113 L = 2 (C ) ( D 2 + D 1 ) + L = 2 (23) (5 + 3) + = ,56 + 0,043 = 58,6 in = 1488,44 mm 4) Panjang belt adalah 59 in maka B = 4L- 6.28(D 2 + D 1 ) = (5 + 3) = ,24 = 185,76 in = 4718,3 mm C = = = = 15,22 in = 386,59 mm 5) Sudut bungkus belt pada puli kecil θ = sin -1 [ ] = sin -1 [ ] = sin -1 [ ] = sin -1 0,0657 = ,53 = 172,47 0

56 114 Grafik 4.2 Penentuan pembungkus faktor koreksi Grafik 4.3 Penentuan panjang faktor koreksi 6) Untuk θ = 172,47 0 untuk jenis 3VX, didapat dari tabel maka nilai C θ = 0.98, C L = 0,97, L = 59 in 7) Dimensi Puli Dan Belt Puli pada motor Puli pada rol penyosoh Gambar 4.39 skematik transmisi sabuk

57 115 8) Jumlah sabuk yang dibutuhkan adalah Daya terkoreksi C θ C L P = (0,98)(0,97)(0,5 hp) = 47,53 hp Jumlah sabuk yang dibutuhkan = daya layanan x daya motor / daya koreksi = 1,4 x 0,5 / 47,53 = 0,01 sabuk (1 sabuk) 9) Spesifikasi pemilihan sabuk Daya motor : 0,5 hp pada 1500 rpm Faktor layanan : 1,4 ( beroperasi 12 jam/hari) Daya rancangan : 0,7 hp Sabuk : 3V, panjang 59 in, 1 sabuk (A.no 54) Puli : - Penggerak : diameter puli 3 in, 2 alur, 3VX - Yang digerakan : diameter puli 5 in, 1 alur, 3VX Jarak sumbu poros : 600 mm Motor Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada mesin pengupas kulit buah kopi maka motor listrik yang digunakan dalam mesin pengupas kulit buah kopi kering adalan motor listrik yang memiliki daya 0,5 Hp. Spesifikasi motor listrik yang digunakan adalah : Jenis Model Daya : Electro Motor : Rongshi Y3 Series : 0,5 Hp, 1 Phase

58 116 Speed (r/menit) Berat : 1500 rpm : 5 kg Kapasitas Mesin Secara umum mesin pengupas kulit buah kopi kering mempunyai hopper dengan volume mm 3 dan putaran poros pengupas 900 rpm. Untuk buah kopi rata-rata mempunyai diameter 9 mm. Volume bola = = = 523,33 mm 3 Jumlah buah kopi dalam 1 hopper = = = biji Berdasarkan eksperimen yang dilakukan pada mesin pengupas dan pemisah kulit buah kopi kering dalam 1 menit mesin mampu mengupas dan memisahkan kulit buah kopi dengan biji kopi sebanyak 5 kg. 4.5 Gaya yang dibutuhkan untuk mengupas Kulit Buah Kopi Pengukuran berat jenis kopi a. Memasukkan buah kopi kering kedalam gelas ukur yang telah diketahui berat dan volumenya. b. Mengukur berat buah kopi kering

59 117 c. Melakukan pengukuran beberapa kali d. Menghitung berat jenisnya (kg/liter) Tabel 4.11 Hasil pengujian berat jenis kopi No Percobaan Berat (gram/180ml) Jumlah Menentukan gaya yang dibutuhkan untuk mengupas kulit kopi Berdasarkan hasil pengukuran berat jenis kopi maka didapatkan data-data tentang berat jenis kopi untuk masing-masing percobaan. Volume gelas ukur Berat gelas ukur = 180 ml = 147,4 gram Berat rata-rata kopi/180 ml = Berat jenis = = = 76 gram = = 0, Pengukuran jumlah buah kopi kering/liter Langkah pengukuran : a. Mengisi gelas ukur yang telah diketahui volumenya dengan buah kopi

60 118 b. Menghitung jumlah buah kopi kering yang tertampung dalam gelas ukur c. Mengulangi proses diatas beberapa kali d. Menghitung rata rata jumlah buah kopi tiap satuan volume Tabel 4.12 hasil perhitungan jumlah buah kopi kering No Percobaan Jumlah biji /180mL) Jumlah 961 Pengolahan data : Jumlah biji rata-rata = = = 192,2 biji = 192 biji = 192 biji/180 ml = 192 biji x = 192 biji x = 1066 biji/ L Berat rata rata kopi perbiji = = = 0,0004 kg/biji

61 119 Langkah untuk menentukan gaya pengupasan : 1) Menentukan berat dari berbagai beban yang akan digunakan 2) Menentukan ketinggian tempat beban akan dijatuhkan 3) Menjatuhkan beban pada buah kopi dan menganalisa pengaruhnya terhadap buah kopi 4) Mencari beban terkecil yang baik digunakan untuk pengupasan kulit kopi 5) Menghitung besarnya gaya pengupasan Tabel 4.13 hasil pengukuran gaya pengupasan kopi No Percobaan Beban (Gr) Tinggi (mm) Jarak Rol Pengupas Hasil Longgar Tidak Terkupas Standar Baik Kencang Baik Keterangan ; Rusak Baik : Biji kopi hancur karena beban yang diberikan : kulit kopi terkupas, dan bijinya tidak hancur Tidak terkupas : kulit kopi tidak terkupas Pengolahan data : Dari data diatas dapat diambil beban dengan berat 1000 gr dan jarak rol pengupas kencang adalah sebagai beban terbaik untuk melakukan pengupasan. Usaha yang dibutuhkan untuk mengupas kulit buah kopi tidak lain adalah energi potensial yang dihasilkan oleh massa yang dijatuhkan. Maka, W F.s = E = m. g. h

62 120 Gaya yang dibutuhkan untuk mengupas kulit buah kopi kering adalah F = F = F = 62,5 kg.m/s 2 F = 62,5 N 4.6 Hasil Pengujian Alat Pengujian dilakukan setelah melalui proses pembuatan dan perakitan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah alat dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada pengujian ini kami menggunakan jenis buah kopi yang sudah dalam keadaan kering sebelum dikupas. Alasan kami karena harga biji kopi kering yang relatif lebih mahal dari pada kopi yang masih dalam keadaan basah. Data hasil pengujian dengan menggunakan mesin ini dapat diketahui sebagai berikut : Uji coba mata pisau jenis 1 Gambar 4.40 Pisau Jenis 1 dan hasil Pengupasan dengan Pisau Jenis 1

63 121 Tabel 4.14 Hasil pengujian pengupasan memakai jenis pisau 1 No Bentuk Pisau Spesifikasi Pisau Hasil Pengupasan 1 - Plat yang polos - Belum sepenuhnya - Jarak antara plat terkupas untuk penggilas dengan rol pengupas standart kulit kopinya. - Kulit buah kopi kering terkelupas ± 25 % dari total buah kopi 1 kg. - Biji kopi tidak rusak Uji coba mata pisau jenis 2 Gambar 4.41 Pisau Jenis 2 dan hasil Pengupasan dengan Pisau Jenis 2

64 122 Tabel 4.15 Hasil pengujian pengupasan memakai jenis pisau 2 No Bentuk Pisau Spesifikasi Pisau Hasil Pengupasan 1 - Plat dengan - Belum sepenuhnya penambahan plat terkupas untuk dengan bentuk balok panjang. - Jarak antara plat penggilas dengan rol pengupas standart kulit kopinya. - Kulit buah kopi kering terkelupas ± 50 % dari total buah kopi 1 kg. - Biji kopi tidak rusak Uji coba mata pisau jenis 3 Gambar 4.42 Pisau Jenis 3 dan hasil Pengupsan dengan Pisau Jenis 3

65 123 Tabel 4.16 Hasil pengujian pengupasan memakai jenis pisau 3 No Bentuk Pisau Spesifikasi Pisau Hasil Pengupasan 1 - Plat yang - Belum sepenuhnya dibending terkupas untuk melingkar dengan diameter 115 mm - Jarak antara plat penggilas kulit kopinya. - Kulit buah kopi kering terkelupas ± 85 % dari total biji kopi 1 kg. dengan pengupas kencang. rol - Biji kopi tidak rusak. Tabel 4.17 Tabel data pengujian pengupasan dengan menggunakan jenis pisau 3 NO Berat Kopi Jarak Pengupasan Buah kopi kering (kg) yang terkupas (kg) 1 1 Longgar 0,6 Hasil Pengupasan 2 1 Standart 0, Kencang 0,85 Rata-Rata 0,733

66 124 Setelah data pengujian diperoleh, maka persentase kualitas pengupasan mesin ini dapat dihitung sebagai berikut: a. Kualitas kopi 1) Percobaan 1 = X 100% = X 100% = 60 % 2) Percobaan 2 = X 100% = X 100% = 75 % 3) Percobaan 3 = X 100% = X 100% = 85 % b. Waktu pengupasan Waktu pengupasan buah kopi kering, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengupas 1 kg buah kopi kering adalah 12 detik. Jadi waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengupas 5 kg buah kopi kering adalah 1 menit

67 125 c. Grafik pengujian mesin 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% longgar standar kencang Mata pisau jenis 3 Mata pisau jenis 2 Mata pisau jenis 1 Grafik 4.4 Hasil pengujian mata pisau

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1. Desain Mesin 4.1.1. Tahap Klarifikasi Tujuan Pada Tahap ini diberikan penjelasan tujuan atas pertimbangan yang dilakukan dalam proses perancangan serta

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN MATA PISAU PADA PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN MATA PISAU PADA PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN MATA PISAU PADA PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGUJIAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH. KULIT BUAH KOPI KERIabelNG

BAB V HASIL PENGUJIAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH. KULIT BUAH KOPI KERIabelNG BAB V HASIL PENGUJIAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERIabelNG 5.1. Pengujian Mata Pisau Pengujian dilakukan setelah melalui proses pembuatan dan perakitan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN 5.1 Pelaksanaan Pembuatan Mesin 1. Tahap awal dalam pembuatan mesin adalah pembuatan rangka mesin, bodi mesin, pembubutan poros pemegang mata pisau pengupas, pembuatan mata

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 28 PERANCANGAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERING Vinantius Kelik 1, Hengky 2, Daniel Kurniawan 3 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Analisis Tegangan Poros Mesin Pada Perancangan Mesin Pengupas Dan Pemisah Kulit Buah Kopi Kering Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA Gambar 3.1 Mesin Sentris (Sumber: Dokumentasi PT. Sinar Rejeki Mesindo) 3.1 Pengertian Mesin Pengering Sentris Mesin pengering sentris (Mesin Sentris) adalah mesin

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan 4.1.1. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN Penulisan ini didasarkan atas survey literatur, serta didukung dengan data perencanaan dengan berdasarkan pertimbangan effisiensi waktu pengerjaan dengan tahapan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

Proses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pemecah Cangkang Biji Kenari. Oleh : Bahrul Luthfi Nasution

Proses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pemecah Cangkang Biji Kenari. Oleh : Bahrul Luthfi Nasution Proses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pemecah Cangkang Biji Kenari Oleh : Bahrul Luthfi Nasution 21411385 Latar Belakang Peningkatan produksi biji kenari terkupas terbatas pada kemampuan petani

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada

Lebih terperinci

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR 31Skema dan Prinsip kerja Prinsip kerja mesin penggiling serbuk jamu ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke diskmill menggunakan dan pulley dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahan yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id 38 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses PembuatanTabung Peniris Luar dan tutup Tabung luar peniris dan tutup peniris (Gambar 4.1) terbuat dari plat stainless steel berlubang dengan

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-DasarPemilihanBahan Didalammerencanakansuatualatperlusekalimemperhitungkandanmemilihbahan -bahan yang akandigunakan, apakahbahantersebutsudahsesuaidengankebutuhanbaikitusecaradimensiukuranata

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum) BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum) Rumput Gajah atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon. BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Produk Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pencacah daging. hasil daging yang sudah dicacah bisa dibuat menjadi bahan utama pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 17 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 3.1. Penjabaran Tugas (Classification Of Task) Langkah pertama untuk bisa memulai suatu proses perancangan adalah dengan menyusun daftar kehendak. Dafar kehendak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK Nama : Hery Hermawanto NPM : 23411367 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT Latar Belakang Begitu banyak dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput Mesin ini merupakan mesin serbaguna untuk perajang hijauan, khususnya digunakan untuk merajang rumput pakan ternak. Pencacahan ini dimaksudkan

Lebih terperinci