BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat tahun Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain (Sugiyono, 2010). 3.2 Lokasi dan Waktu Penlitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematang Siantar dan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan Januari 2017 sampai dengan selesai. 3.3 Informan Penelitian Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian (appropriateness) dan asas kecukupan (adequacy). Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuian adalah informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan topik penelitian. Pemilihan informan berdasarkan asas kecukupan adalah informan yang dapat menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian. 38

2 39 Para informan penelitian ini adalah: a. Kepala Puskesmas Parsoburan b. Dokter/Dokter Gigi c. Penanggung jawab bidang Promotif dan Preventif puskesmas Parsoburan d. Penanggung Jawab di Bidang Upaya Wajib (Esensial) Puskesmas, yaitu penanggung jawab bidang KIA/KB, penanggung jawab kesehatan lingkungan, penanggung jawab bidang gizi masyarakat, penanggung jawab bidang pemberantasan dan pencegahan penyakit. e. Pasien dan masyarakat a. Pasien adalah orang yang di dalam gedung /yang sedang berkunjung(berobat ke puskesmas) b. Masyarakat adalah orang yang mendapatkan kegiatan dari puskesmas minimalnya kepala lingkungan. 3.4 Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Studi dokumentasi yaitu telaah dokumentasi pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan. 3. Pengamatan (observasi) yaitu mengamati kegiatan, sarana dan prasarana kegiatan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan.

3 Jenis dan Sumber Data 1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baku terbuka dengan probing (pendalaman pertanyaan) dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Pedoman tersebut digunakan untuk memudahkan wawancara, penggalian data dan informasi (Moleong, 2005). 2. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah datadata yang diperoleh dari Profil Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematang Siantar. 3.6 Instrumen Penelitian Peneliti menggunakan instrumen wawancara mendalam (indepth interview) berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan dibicarakan, telaah dokumentasi, dan pengamatan secara langsung (observasi). Untuk memperjelas informasi yang akan diperoleh, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan alat perekam suara. 3.7 Definisi Operasional Untuk memudahkan penelitian, berikut beberapa defenisi operasionalyang harus diketahui antara lain adalah:

4 41 1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan program dan preventif, yang meliputi kebijakan, tenaga kesehatan, anggaran atau pendanaan, sarana, prasarana serta peralatan. a. Kebijakan adalah garis besar dan dasar rencana sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif b. Tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dibidang kesehatan formal yang melaksanakan promotif dan preventif c. Anggaran/pendanaan adalah biaya yang digunakan untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif d. Sarana, prasarana, dan peralatan adalah sesuatu yang digunakan yang dapat berupa tempat atau wadah yang mendukung terlaksananya pelayanan promotif dan preventif 2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan preventif melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan di puskesmas. a. Upaya kesehatan masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas yang berfokus kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. b. Upaya kesehatan perorangan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis ataupun paramedis di puskesmas yang berfokus

5 42 pada individu/perorangan untuk menyembuhkan penyakit. Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care); home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. 3. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pelaksanaan promotif dan preventif. Dari hasil tersebut diharapkan adanya suatu peningkatan mutu pelayanan kesehatan promotif dan preventif di puskesmas yaitu: a. Berapa kali kegiatan itu dilaksanakan adalah jumlah kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terkhusus kegiatan di luar gedung b. Berapa jumlah orang yang mengikuti kegiatan adalah jumlah keigatan yang dilakukan oleh puskesmas dan seberapa banyak yang mengikuti atau mendapatkan pelayanan terkhusus kegiatan di dalam gedung. 3.8 Triangulasi Untuk menjaga kualitas dan keakuratan data dilakukan triangulasi. Triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber, yaitu dengan memilih informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan (Moleong, 2005).

6 Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2010) analisa data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah dalam melihat data secara lebih sistematis. Data yang sudah terkumpul akan dibahas secara mendalam dalam bentuk naratif atau menjabarkan dalam unit-unit. Hal ini untuk menjelaskan mengenai implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat dilakukan secara kualitatif berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan oleh informan.

7 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Parsoburan Puskesmas Parsoburan terletak di kelurahan Sukamakmur Kecamatan Siantar Marihat. Batas wilayah kerja Puskesmas Parsoburan adalah: a. Sebelah Utara: Kecamatan Siantar Selatan, Kecamatan Siantar Timur dan Kabupaten simalungun b. Sebelah Selatan: Kecamatan Siantar Marimbun dan Kabupaten Simalungun c. Sebelah Barat: Kecamatan Siantar Marimbun, Kecamatan Siantar Selatan dan Kecamatan Siantar Timur d. Sebelah Timur: Kabupaten Simalungun Penyelenggaraan pembangunan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar di Kecamatan Siantar Marihat diselenggarakan oleh UPTD Pukesmas Parsoburan, UPTD Puskesmas Pardamean dan UPTD Puskesmas BP. Nauli, dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Parsoburan meliputi Kelurahan Sukamaju dan Kelurahan Sukamakmur. Tabel 4.1 Data Kelurahan, Luas Wilayah, Kependudukan, dan Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Puskesmas Parsoburan No Nama Kelurahan Luas Wilayah Jumlah Penduduk Jumlah Kepala Keluarga 1. Sukamakmur 36, Sukamaju 34, Jumlah 71, Sumber: Data Kelurahan Sukamaju dan Sukamakmur 44

8 45 Dari data tersebut, penduduk terbanyak adalah Kelurahan Sukamaju dengan jumlah penduduk sebanyak orang. Jumlah penduduk secara keseluruhan adalah orang, yang terbagi atas beberapa agama yaitu: islam, Kristen Protestan, Katolik. Dan dari Suku Toba, Suku Jawa, Suku Simalungun. Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Parsoburan Tahun 2015 No Jenis Tenaga Jumlah 1 Dokter Umum 2 2 Dokter Gigi 1 3 Perawat 9 4 Perawat Gigi - 5 Bidan 7 6 Apoteker 1 7 TenagaTeknisKefarmasian - 8 Gizi 1 9 Sanitarian 1 10 Kesehatan Masyarakat 1 11 Tenaga Kesehatan Lainnya 2 Total 25 Sumber: Tata Usaha Puskesmas Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan Puskesmas Parsoburan Tahun 2015 No Nama Sarana Jumlah 1 Posyandu Balita 9 2 Posyandu Lansia 3 3 Rumah Sakit Swasta 1 4 Dokter Praktek 1 5 Dokter Praktek Swasta (BPS) 1 Total 15 Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun 2015 Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Parsoburan Tahun 2015 No Fasilitas Gedung Jumlah 1 Jumlah bangunan Puskesmas 1 buah 2 Ruang kamar periksa/ruang 1 buah dokter 3 Ruang kepala Puskesmas 1 buah 4 Ruang obat dan apotek 1 buah

9 46 5 Ruang kartu 1 buah 6 Ruang tata usaha 1 buah 7 Ruang tunggu 1 buah 8 Ruang KIA/KB 1 buah 9 Ruang Laboratorium 1 buah 10 Ruang Promkes 1 buah 11 Ruang Administrasi 1 buah 12 Kamar mandi 1 buah Total 12 Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun Gambaran Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Parsoburan Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan (Pemenkes No.75, 2014). Tabel 4.5 Data Program Promotif dan Preventif dalam Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Parsoburan N o Kegiatan promotif Kegiatan Preventif Program Puskesmas Parsoburan Dalam gedung Luar gedung Dalam gedung Luar gedung 1 Promosi kesehatan konseling kesehatan kepada pasien yang datang ke puskesmas penyuluhan kepada masyarakat, kegiatan posyandu - Pembinaan masyarakat berperilaku hidup bersih sehat 2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak penempelan posterposter tentang asi eksklusif di dindingdinding puskesmas terutama di ruang tunggu penyuluhan kepada ibu-ibu di posyandu tentang inisiasi menyusui dini (IMD) dan tentang asi esklusif, penyuluhan tentang bagaimana manfaat posyandu, konseling - Pelayanan imunisasi kepada masyarakat, pemberian vitamin K, manajemen terpadu balita muda

10 47 perawatan bayi kepada ibu. Sweeping,kunjungan ibu hamil. kunjungan ibu nifas (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. 3 Pelayanan keluarga berencana (KB) Konseling tentang alat-alat KB kepada pasangan usia subur dan pemasangan alat-alat KB penyuluhan tentang jenis-jenis KB kepada masyarakat Pelayanan kesehatan lingkungan Pelayanan gizi masyarakat Pemberanta san penyakit menular - Promosi mengenai perilaku hidup bersih sehat Konseling tentang gizi keluarga a.penempelan poster tentang penyakit ISPA dan cara penanggulangannya, b.penempalan poster tentang penyakit TB paru c.penempelan poster Melakukan survey dan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi seimbang. a.promosi batuk etika b.penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit TB paru. c.penyuluhan kepada - Menyediakan jamban sehat, air bersih, dan meyediakan tempat pembuangan sampah, dan melakukan gotong-royong berkerja sama dengan masyarakat. - Pemberian vitamin A untuk bayi dan anak balita, pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dan ibu nifas di kegiatan posyandu. - - b.melakukan pengobatan melalui program DOTS - - c.melaksanaka

11 48 tentang penyakit demam berdarah dan cara penanggulangannya, d.penempelan poster-poster tentang penyakit HIV/AIDS. e.penempelan poster tentang penyakit polio f.penempelan poster penyakit rabies. masyarakat tentang cara berperilaku hidup bersih sehat d.penyuluhan kesehatan berupa penyuluhan HIV/AIDS. narkoba terhadap kelompok masyarakat, seperti penyuluhan terhadap anak didik sekolah tingkat lanjutan, kelas ibu hamil. - f.penyuluhan tentang penangan pasien tersangka rabies dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar n gerakan pemberantasan sarang nyamuk serta pemeriksaan jentik secara berkala,pendes tribusian abate ke masyarakat dan Fogging di daerah yang memenuhi kriteria untuk di fogging. - Melaksanakan imunisasi polio Pemberian VAR (Vaksin Anti Rabies)

12 49 7 Pemberanta san penyakit tidak menular a.konseling kesehatan kepada penderita penyakit rematik b.konseling kesehatan kepada penderita penyakit diabetes melitus a.konseling 8 Prolanis (program kesehatan bagi pengelolaan peserta prolanis penyakit kronis) Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun 2015 a.penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit rematik b.penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit diabetes melitus Pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan kolesterol - - senam olahraga atau 4.3 Karasteristik Informan Tabel 4.6 Karakteristik Informan No Informan Jenis Kelamin 1 Hanna J Simanullang Umur Pendidikan (tahun) perempuan 45 S1- Ilmu kesehatan Masyarakat Jabatan Kepala Puskesmas 2 dr. Olga perempuan 48 S1- Dokter Chintya Kedokteran 3 Riminta siburian perempuan 39 S1- Keperawatan Penanggung jawab bidang Promkes 4 Mira perempuan 35 D3-Kesehatan Lingkungan Penanggung jawab bidang kesehatan lingkungan 5 Risma perempuan 47 D1- Penanggung jawab bidang KIA Siregar Keperawatan 6 Elida perempuan 44 D3- Penanggung jawab bidang KB Tambunan Keperawatan 7 Lisna perempuan 47 D3- Gizi Penanggung jawab bidang Gizi Siahaan 8 Yetty perempuan 40 S1- Penanggung jawab bidang P2M Dameria Keperawatan 9 Monica perempuan 61 SMA Pasien Tambunan 10 Astri Perempuan 27 SMA Pasien 11 B.Tampubol on Laki-laki 50 SMA Masyarakat

13 50 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah dalam penelitian ini adalah sebanyak sepuluh imforman, yang terdiri dari 1 informan Kepala Puskesmas Parsoburan yang berusia 45 tahun dengan pendidikan S1 ilmu kesehatan masyarakat, 1 informan Dokter Umum yang berusia 48 tahun dengan pendidikan S1 Kedokteran, 6 informan dari setiap upaya wajib puskesmas yang terdiri dari 1 informan dari penanggung jawab promosi kesehatan yang berusia 39 tahun dengan pendidikan S1 keperawatan, 1 informan dari penanggung jawab kesehatan lingkungan yang berusia 35 tahun dengan pendidikan D3 Kesehatan Lingkungan, 1 informan penanggung jawab Kesehatan Ibu dan Anak yang berusia 47 tahun dengan pendidikan D1 keperawatan, 1 informan Penanggung jawab Keluarga Berencana berusia 47 tahun dengan pendidikan D3 Keperawatan, 1 informan penanggung jawab Gizi masyarakat berusia 47 tahun dengan pendidikan D3 Gizi, 1 informan penanggung jawab pencegahan dan pemberantasan penyakit menular berusia 40 tahun dengan pendidikan S1 keperawatan, 1 orang pasien dan 1 orang dari kalangan masyarakat. 4.4 Hasil Wawancara Implementasi Program Preventif dan Promotif di Puskesmas Parsoburan Tahun Pernyaatan informan tentang pelaksanaan program promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.7 Informan Informan 1 Matriks pernyataan informan tentang pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Pernyataan Menurut saya, Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas ini belum maksimal karena

14 51 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 dilihat dari kegiatannya misalnya penyuluhan kepada masyarakat, posyandu balita maupun lansia sebelumnya dilaksanakan telah ada rencana untuk kegiatan ini akan tetapi pelaksanaanya kadang terlambat dan persiapan pelaksanan nya juga masih kurang karena tidak sesuainya jabatan fungsional terutama dalam memegang program promosi dan preventif. Menurut saya dek, Penyusunan rencana kegiatan itu saya dilibatkan terutama untuk kegiatan penyuluhan. Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di puskesmas ini kalau dari segi rencana kegiatan masih belum maksimal karena ada yang tidak berjalan. Misalnya dek, kegiatan penyuluhan di posyandu itu udah ada rencana sebelumnya tapi tidak dilaksanakan karena tenaga kesehatan (bidan) sibuk melayani pasien yang berobat. Puskesmas Parsoburan punya kegiatan promotif dan preventif dan itu menyangkut kegiatan luar gedung dan dalam gedung, rencana untuk kegiatan ada dek tapi soal pelaksanaan belum sesuai dengan rencana dan belum maksimal karena untuk tenaga kesehatan belum ada pelatihan bagi kami terlebih untuk saya karena saya yang penanggung jawab kegiatan ini dek Kalau mengenai pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif itu ya dek sama aja seperti dulu. Cuma Puskesmas ini sekarang lebih banyak menangani masyarakat yang datang untuk berobat dibandingkan memberikan konseling tentang pencegahan penyakit kepada masyarakat dek. Penyuluhan di posyandu dilaksanakan tapi tidak maksimal dek, juga kalau dari segi kesehatan lingkungan kegiatan UKM nya dilaksanakan tidak sering paling sesekali lah,sekali sebulan itupun tidak rutin. Menurut saya dek, Rencana dan pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif terkhusus bidang KIA ada kegiatan yang direncanakan misalnya sweeping ibu hamil, kunjungan ibu hamil,kunjungan ibu nifas, dan lain-lainnya. tapi untuk pelaksanaan kegiatan tersebut masih kurang dek karena masyarakat banyak tidak ada dirumah atau masyarakat kadang lebih memilih ke bidan pribadi dek. Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di puskesmas terkhusus untuk kegiatan KB ada nya perencanaan nya dek tapi gimanalah untuk pelaksanaan masih terkendala dan belum maksimal

15 52 dek. Pelayanan promotif dan preventif di puskesmas ini Informan 7 menurut ibu pelaksanaanya yang belum terarah dek jadi belum maksimal. Misalnya, kegiatan untuk gizi pemberian vitamin A, pemberian makanan tambahan kepada masyarakat yang datang ke posyandu seperti ibu hamil, bayi dan balita. Kegiatan untuk hal ini juga jarang kami laksanakan contohnya penyuluhan gizi masyarakat. Kegiatan promotif dan preventif terutama P2M Informan 8 misalnya kegiatan penyuluhan, pemeriksaan jentik berkala itu semua ada rencananya tapi kadang-kadang dilaksanakan atau tidak dan kadang tenaga kesehatan yang bertugas kurang memerhatikan ketepatan waktu saat kunjungan. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskemas Parsoburan belum maksimal, hal tersebut dilihat dari ketidaksesuaian rencana dengan pelaksanaan kegiatan. Kegiatankegiatan promotif dan preventif juga masih belum berjalan maksimal dilihat dari tingkat pelaksanaan yang masih rendah, kegiatan-kegiatan penyuluhan juga masih kurang. Puskesmas Parsoburan ini masih berfokus pada pelayanan kuratif yaitu lebih banyak menangani masyarakat yang datang berobat dibandingkan memberikan konseling yang dapat bimbingan/arahan tentang mencegah terjadinya penyakit atau bimbingan agar tidak semakin parahnya penyakit yang diderita seseorang. Pelayanan promotif dan preventif merupakan fungsi utama puskesmas yang telah dilaksanakan sejak dahulu walaupun sebelum adanya JKN. Kegiatan promotf dan preventif disediakan kepada seluruh lapian masyarakat baik pemgang kartu jaminan kartu jaminan kesehatan maupun masyarakat umum. Adapun bentuk upaya promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh Puskesmas Parsoburan ialah penyuluhan kepada masyarakat/sekolah, kegiatan posyandu,

16 53 kunjungan ibu hamil, kunjungan rumah, pemberian imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit dan lainnya. Di era JKN ada program tambahan yang dibiayai oleh BPJS yaitu prolanis yang telah terdaftar sebagai peserta JKN. Perencanaan program di Puskesmas ada akan tetapi pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif masih belum sesuai dengan apa yang telah direncanakan Pernyataan informan tentang kebijakan mengenai program promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.8 Matriks pernyataan informan tentang kebijakan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Informan Pernyataan Informan 1 Mengenai kebijakan atau peraturan yang saya tahu tentang program promotif dan preventif itu ada di Permenkes No 75 Tahun 2014 mengenai puskesmas ada disinggung tentang hal itu. Kalau di era JKN ini dari BPJS mengeluarkan peraturan BPJS no 1 Tahun 2014 tentang pengelolaan dan pemanfaatan dana untuk promotif dan preventif. Informan 2 Soal kebijakan saya kurang tahu dek yang saya tahu ada di undang-undang yang bahas itu Informan 3 Kalau soal kebijakan saya tidak tahu dek, coba cari di geogle aja. Informan 4 Kebijakan saya tidak paham dek. Informan 5 Saya kurang tahu mengenai kebijakan-kebijakan dek Informan 6 Saya tidak tahu mengenai kebijakan-kebijakan dek. Kamu cari saja sendiri Saya kurang tahu mengenai kebijakan-kebijakan Informan 7 dek Saya tidak tahu dek tentang kebijakan-kebijakan. Informan 8 Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kebijakan ataupun peraturan mengenai pelayanan promotif dan preventif yang diketahui oleh informan walaupun hanya satu informan antara lain Peraturan Kementerian

17 54 Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya di wilayah kerjanya. BPJS (Badan Penyelenggara Jamninan Sosoal) juga menerbitkan Peraturan BPJS No 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Akan tetapi melihat Puskemas Parsoburan dengan adanya kebijakan atau peraturan yang telah dibuat pemerintah tersebut, tidak menjadikan Puskesmas Parsoburan ini berfokus pada kegiatan promotif dan preventif dengan melihat pernyataan beberapa penanggung jawab program kegiatan promotif dan preventif ini juga belum paham dengan kebijakan yang terkait dengan program tersebut Pernyataan Informan tentang persiapan pelaksanaan program promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.9 Matriks pernyataan informan tentang persiapan pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Pernyataan Informan 1 Informan Untuk jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Parsoburan ini masih kurang dan belum sesuai dengan jabatan fungsional, dan puskesmas juga belum memiliki penanggung jawab untuk promkes dari sarjana kesehatan masyarakat, puskesmas masih memberdayakan tenaga bidan dan perawat untuk kegiatan promotif dan preventif sehingga kecapaian program tidak maksimal karena terjadi tumpang tindihnya pekerjaan tenaga kesehatan. Kesiapan tenaga kesehatan juga masih kurang dalam segi pengetahuan karena tidak adanya pelatihan dari puskesmas sebulum melaksanakan kegiatan. Dari segi sarana dan prasarana puskesmas masih

18 55 memiliki keterbatasan. Informan 2 Jumlah tenaga kesehatan nya cukup, tapi kesiapan tenaga kesehatan masih kurang baik dari pengetahuan, juga peralatan masih kurang. Informan 3 Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas ini cukup tapi kesiapan kami yang kurang karena kami tidak ada pelatihan sebelum melaksanakan kegiatan dan tenaga SKM minim di puskesmas ini dan juga sarana dan prasarana nya kurang mendukung. Informan 4 Kalau jumlah sebenarnya udah cukup. Hanya saja skill nya yang perlu disesuaikan antara SDM dengan bidang yang dikerjakan sehingga hasilnya optimal. Sarana, prasarana, dan peralatan juga maunya dilengkapi. Informan 5 Jumlah tenaga kesehatan mencukupi tapi kesiapan kami kurang maksimal. Segi sarana dan prasarana masih belum mendukung jadi target kurang tercapai. Informan 6 Jumlah tenaga kesehatan cukup kami biasanya turun ke lapangan dua orang tapi kesiapan masih kurang itu biasanya pada saat penyuluhan alat peraga kami kurang mendukung. Informan 7 Jumlah tenaga kesehatan cukup, tapi kesiapan mereka ketika diberikan tugas ke lapangan itu masih belum maksimal. Tenaga kesehatan ditugaskan secara bergilir turun ke lapangan sesuai jadwal yang ditetapkan karena kualitas skill mereka masih kurang jadi berdampak sama hasil kegiatannya jadi maksimal dek, seperti masyarakat sedikit yang mau datang ke penyuluhan atau ikut gotong royong. Sarana, prasarana dan peralatan masih kurang. Dari segi transportasi juga terbatas. Informan 8 Menurut saya, jumlah tenaga kesehatan cukup tapi kalau dari segi kesiapan tenaga kesehatan masih kurang belum ada pelatihan bagi tenaga kesehatan dan juga transportasi terbatas. Dari pernyataan di atas dapat diketahui tenaga kesehatan di Puskesmas Parsoburan mengalami kendala dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif hal tersebut disebabkan karena kurangnya kemampuan, pengetahuan tenaga kesehatan. Kendala lainnya juga dijabatan

19 56 fungsional yang tidak sesuai dengan tupoksi masing-masing serta tidak adanya pelatihan kepada tenaga kesehatan di puskesmas sebelum melaksanakan tersebut. Hal tersebut berdampak pada kualitas kemampuan untuk kesiapan tenaga kesehatan sehingga kurang optimal ketika terjun langung ke masyarakat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan SKM juga di puskesmas ini masih kurang terutama penanggung jawab bidang promosi kesehatan bukan dari sarjana kesehatan masyarakat tetapi tenaga perawat. Di puskesmas juga adanya pekerjaan tumpang tindih/merangkap sehingga kegiatan berjalan kurang maksimal. Bila dilihat juga dari segi sarana,prasarana, dan peralatan juga masih kurang mendukung baik pada saat penyuluhan dan juga transportasi juga kurang ketika melaksanakan kegiatan promotif dan preventif Pernyataan informan tentang sistem pembiayaan program promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.10 Matriks pernyataan informan tentang pendanaan/sistem pembiayaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Informan Pernyataan Informan 1 Mengenai pembiayaan untuk kegiatan promotif dan preventif ini dari BOK dan JKN.dan juga di era JKN ini ada kegiatan promotif dan preventif yang dibiayai langsung oleh BPJS yaitu: kegiatan prolanis. Kalau dari anggaran dana yang ditetapkan mencukupi nya akan tetapi kendalanya itu dipenurunan dana kepada puskesmas. jadi terkadang biaya untuk kegiatan tersebut didahulukan oleh pihak-pihak tenaga kesehatan. Akibat penurunan dana yang terlambat jadi kadang-kadang terkendala dapat pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif. Padahal sudah direncanakan oleh pihak puskesmas BOK untuk

20 57 kegiatan luar gedung dan JKN untuk kegiatan baik dalam dan luar gedung. Dana yang ditetapkan itu kalau dari BOK adalah Rp ,- dan dana dari JKN adalah ,- tapi itu tadi penurunan dan tersebut ke pihak ke puskesmas itu terlambat Informan 2 Menurut saya, untuk pembiayaan kegiatan promotif dan preventif itu BOK dan JKN. Kalau soal prosesnya saya kurang paham dek. Informan 3 Kalau soalnya dana biasanya dari BOK, tapi ada juga dari JKN. Tapi soal anggaran saya tidak tahu pasti. Misalnya kegiatan untuk penyuluhan ini untuk pendanaannya tiga bulan ke depan baru tahu berapa dananya. Karena kadang kadang penurunan dana itu ada setelah kegiatan dilaksanakan. Itu kadang kendala nya dek bukan karena dana yang tidak cukup akan tetapi penurunan dana yang terlambat. Informan 4 Biasanya untuk kegiatan promotif dan preventif yang saya tahu itu dari BOK dek. Informan 5 Setahu saya untuk kegiatan promotif dan preventif itu dana nya dari BOK misalnya kegiatan sweeping. Terus kayak untuk visit home itu biasanya dari JKN. Tapi penurunan dana itu tidak sesuai dek. Karena yang dana dituliskan untuk satu kegiatan Rp ,- tapi yang disampaikan hanya Rp ,-.Sehingga kegiatan itu pun dek berjalan tapi kurang Informan 6 maksimal. Pendanaannya itu dari BOK selama ini yang saya tahu dek. Tapi itulah kadang-kadang penurunan biaya itu tidak sesuai. Dituliskan Rp ,- tapi Informan 7 yang sampai hanya Rp ,- Kalau soal dana saya kurang paham dek tapi setahu saya untuk kegiatan promotif dan preventif Informan 8 di puskesmas ini dari BOK dan JKN. Setahu saya untuk saat ini dari BOK dek, selain itu saya tidak tahu paling untuk transportasi(biaya ongkos) memakai uang sendiri. Dari pernyataan di atas pendanaan untuk kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan baik kegiatan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) berasal dari bantuan operasional kesehatan (BOK). Setalah era JKN juga diperoleh

21 58 dana untuk kegiatan promotif dan preventif. Dana yang diperoleh dari bantuan operasional kesehatan (BOK) adalah Rp ,- dan dari JKN adalah Rp ,-. Akan tetapi Puskesmas Parsoburan mengalami kendala di sistem penurunan dana yakni keterlambatan penurunan dana, dimana kegiatan sudah berlangsung akan tetapi dana belum diturunkan hal tersebutkan berdampak pada pelaksanaan kegiatan yakni hanya berjalan biasa-biasa saja. Kendala yang dialami juga sebagian informan menyatakan, misalnya untuk kegiatan pelayanan KIA seperti kegiatan imunisasi sudah ada ditetapkan ada sebesar Rp ,- tapi yang diturunkan ke penanggung jawab kegiatan hanya Rp ,- itu pun dikasih terlambat dan juga sebagian besar dari informan menyatakan bahwa mereka kurang paham tentang sistem pembiayaan baik sebelum era JKN dan sesudah era JKN terkhusus untuk kegiatan promotif dan preventif Pernyataan informan tentang kendala-kendala dalam pelaksanaan program promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.11 Informan Informan 1 Matriks pernyataan informan tentang kendala-kendala dalam pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Pernyataan Kendala yang dihadapi untuk pelaksanan kegiatan promotif dan preventif di puskesmas ini mengenai jabatan fungsional untuk promkes itu belum ada sehingga kurang maksimalnya pelaksanaan karena terjadi tugas merangkap antara tenaga kesehatan satu dengan tenaga kesehatan yang lain, kendala juga dari masyarakat yang kurang menerima. Contohnya kegiatan sosialisasi, mereka kurang partisipasi untuk kegiatan tersebut. Dan juga

22 59 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 tenaga kesehatan yang kurang pengetahuan untuk kegiatan tersebut. Kendala lainnya juga penurunan dana yang terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan kurang maksimal. Menurut saya kendala dalam pelaksanaan untuk kegiatan promotif dan preventif di tenaga kesehatan itu dek karena tenaga kesehatan di puskesmas ini kerjanya merangkap jadi pelaksanaan nya kurang maksimal lah, terutama tenaga kesehatan untuk SKM masih minim di puskesmas ini, sarana dan prasana juga terkendala misalnya untuk bahan-bahan kegiatan penyuluhan. dan tenaga tenaga kesehatan di puskesmas ini juga sering tidak bekerja sesuai tupoksi masingmasing. Yang jadi kendala yang biasanya dialami tenaga kesehatan puskesmas yang belum terlatih dan juga kurang partisipasi masyarakat. Kendala yang dialami itu tenaga kesehatan yang bertugas belum maksimal, selain itu peralatan dan transportasi masih kurang. dan juga kendalanya itu masyarakatlah, karena mereka gak mau aktif dan mau datang ketika kami berikan penyuluhan Kendala nya itu dek perilaku masyarakat yang masih belum menerima kegiatan dari puskesmas. Kendalanya itu dari segi sarana dan prasarana masih kurang, masyarakat masih kurang lebih suka alat tradisonal daripada dari pada puskesmas. Tenaga kesehatan yang masih kurang dalam sosialisasi kepada masyarakat, transportasi juga masih kurang dan juga partisipasi masyarakat yang masih kurang. Kendalanya masyarakat masih kurang aktif misalnya kegiatan promotif dan preventif dari puskesmas tapi masyarakat tidak semua hadir. Dari pernyataan di atas, dapat diketahu bahwa tantangan atau kendala yang dihadapi adalah kurangnya kemampuan atau skill tenaga kesehatan, penurunan dana yang tidak sesuai sehingga berdampak pada kuliatas pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif, kemampuan tenaga kesehatan yang masih minim sehingga berdampak pada pelaksanaan

23 60 tugas yang merangkap, selain itu dari sarana, prasarana dan transportasi yang masih kurang dan belum memadai. Kendala yang dihadapi oleh tenaga kesehatan di puskesmas berasal dari masyarakat dimana kurang berpartisipasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas menyangkut kegiatan promotif dan preventif. Masyarakat lebih mengunjungi puskesmas untuk berobat atau tindakan kuratif dibandingkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan penyuluhan Pernyataan informan tentang strategi yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala pelaksanaan program promotif dan preventif di puskemas Tabel 4.12 Informan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Matriks pernyataan informan tentang strategi yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Pernyataan Untuk mengatasi kendala-kendala seperti pendanaan yang terlambat kami mengupayakan keuangan sendiri dan melaksanakan sosialisasi lebih kepada mayarakat agar masyarakat memiliki tingkat kesadaran. Biasanya menggunakan peralatan pribadi terus menyiapkan media sendiri untuk penyuluhan, dan membagi tugas semaksimal mungkin. Mengatasinya tetap mengusahakan kegiatankegiatan berjalan walau dana belum turun. Soal kendala yang kami alami itu kami mengusahakan transportasi kami sendiri dan juga meningkatkan komunikasi dengan masyarakat. Melaksanakan pendekatan kepada mayarakat dan untuk kegiatan misalnya posyandu pihak puskesmas melakukan jemputan kepada masyarakat. Strategi yang kami lakukan pendekatan kepada masyarakat, memberikan dukungan-dukungan kepada masyarakat agar mau mengikuti kegiatan-

24 61 kegiatan promotif dan preventif. Informan 7 lebih pendekatan kepada masyarakat dan kerjasama dengan lintas-lintas sektoral Informan 8 Pendekatan kepada masyarakat aja dek dan juga meningkatkan pelayanan kesehatan. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi untuk mengatasi kendala- kendala yang dihadapi puskesmas adalah mengupayakan dana yang turun terlambat agar tetap dicukupkan, mengusahakan menyiapakan media sendiri yang belum disediakan oleh puskesmas, melakukan pendekatan kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan puskesmas terkhusus kegiatankegiatan prootif dan preventif. dan untuk transportasi lebih menggunakan uang sendiri untuk biaya ongkos Pernyataan informan tentang evaluasi pelaksanaan program promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.13 Matriks pernyataan informan tentang evaluasi pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Untuk evaluasi pelaksanaan program itu biasanya kami lakukan sekali sebulan dengan tenagatenaga kesehatan di puskesmas. Dan biasa nya dilaksanakan dalam bentuk minilokarya. Dan di puskesmas ini ada dua minilokarya yaitu minilokakarya program dan minilokarya lintas sektoral. Minilokarya program itu di puskesmas dengan sesama pihak tenaga kesehatan sedangkan minilokakarya lintas sektoral itu melibatkan pihak kelurahan dan pihak kecamatan baik dinas pendidikan, KB dan mereka berperan aktif walau belum maksimal. Untuk evaluasi pelaksanaan program promotif dan preventif saya tidak terlibat dek. Bagian dari evaluasi pelaksanaan program tersebut saya terlibat karena penanggung jawab

25 62 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 program itu saya sendiri dan biasanya dalam tiap bulan dalam bentuk minilokakarya dan melibatkan tenaga kesehatan puskesmas dan lintas sektoral baik tokoh masyarakat,tokoh agama, Babikabitnas, camat,lurah dan kadangkadang dari pihak Dinas Kesehatan. Evaluasi selalu dilakukan dan itu dalam bentuk minilokakarya. Evaluasi selalu dilakukan dan itu dalam bentuk minilokakarya Evaluasi itu ada sekali sebulan dan biasanya dalam bentuk minilokakarya. Ada dek dan itu dalam bentuk minilokakarya puskesmas Ada dan dalam bentuk minilokakarya dengan melibatkan lintas sektoral Dari pernyataan di atas, selain dalam hal merencanakan kegiatan Pukesmas Parsoburan juga mengadakan evaluasi program yang telah dilaksanakan. Dan evaluasi tersebut dalam bentuk minilokakarya puskesmas dengan melibatkan lintas-lintas sektoral yang dilaksanakan sekali dalam sebulan. Dalam hal tersebut pihak-pihak lintas sektoral berperan aktif walau belum maksimal Pernyataan informan tentang saran untuk peningkatan pelayanan promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.14 Informan Informan 1 Informan 2 Matriks pernyataan informan tentang saran untuk peningkatan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Pernyataan Lebih memperhatikan sistem pendanaan agar tidak mengalami keterlambatan dalam penurunan dana, Jabatan Fungsional sebaiknya lebih dioptimalkan. Sarannya agar pemegang program disesuaikan dengan kemampuan dan keahliannya, mengubah pardigma bahwa puskesmas itu lebih untuk prmotif dan preventif bukan kuratif. Bagi pemerintah agar

26 63 dana perjelas untuk program promotif dan preventif sehingga puskesmas bisa melaksanakan lebih banyak lagi program-program, turun ke lapangan juga jangan hanya kegaiatan posyandu. Informan 3 kalau dari saya dek meningkatkan pelayanan kesehatan dan bekerja bukan karena ada dana dari BOK tapi tanpa dana juga harus mengusahakan agar kegiatan promotif dan preventif berjalan. Informan 4 Saran dari saya dek, sebaiknya dari puskesmas mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kesehatan agar lebih mapan dalam pelaksanaan kegiatan. Misalnya pelatihan sebelum kegiatan penyuluhan kepada masyarakat. Informan 5 Saran dari saya dek menyediakan sarana,prasarana dan peralatan yang mendukung pelaksanaan program secara optimal. Informan 6 Fasilitas lebih dilengkapi lah dek, baik transportasi juga maunya disediakan oleh puskesmas. Informan 7 Sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dilengkapi. Informan 8 lebih memperhatikan apa-apa saja yang maih kurang di puskesmas terkait kegiatan kegiatan tersebut. Dari pernyataan di atas, tingkat-tingkat pusat lebih memperhatikan sistem pendanaan agar tidak mengalami keterlambatan karena dana adalah hal yang mendukung pelaksanaan program promotif dan preventif, jabatan-jabatan fungsional lebih dioptimalkan agar pelaksanaan program berjalan dengan maksimal dan tepat sasaran. Mengadakan kegiatan-kegiatan pelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan agar pengetahuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan semakin bertambah. Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan program promotif dan preventif di puskesmas.

27 Pernyataan informan tentang program promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.15 Matriks pernyataan informan tentang program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Informan Pernyataan Informan 9 Kurang tau dek, tapi pernah mereka kayak penyuluhan sama kami. Kalau lagi ada kegiatan posyandu. Informan 10 Gak tau soalnya gak pernah datang ke penyuluhan. Tapi kadang ada dari Puskesmas datang ke rumah. Ya paling saya datang itu ke posyandu imunisasikan cucu. Informan 11 Bapak kurang ngerti dek. Iya kalo pas berobat ke Puskesmas kadang selesai periksa,dokter nya itu kasih tau tentang makanan atau minuman yang gak boleh sering dikonsumsi. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien masih kurang mengetahui dan memahami secara jelas mengenai pelayanan promotif dan preventif. Pasien juga kurang memanfaatkan pelayanan tersebut di atas, melainkan lebih menggunakan pelayanan kuratif yang disediakan di Puskesmas. Ketika tenaga kesehatan memberikan pelayanan promotif seperti penyuluhan ke Desa, masyarakat masih belum bersedia hadir Pernyataan informan tentang Pplayanan promotif dan preventif berkaitan dengan anjuran yang diberikan oleh dokter di Puskesmas Tabel 4.16 Matriks pernyataan informan tentang pelayanan promotif dan preventif berkaitan dengan anjuran yang diberikan oleh dokter di Puskesmas Parsoburan Informan Informan 9 Informan 10 Pernyataan Ada dikasih anjuran biasanya dokter bilang kurangi makan kacang-kacangan, banyak makan buah, minum air putih, tapi kalau banyak pasien kadang-kadang dokter lupa menyampaikan Dikasih tahu misalnya rajin olahraga, teratur makan,tapi itulah kalau lagi banyak pasien dokter Cuma bilang rutin minum obat.

28 65 Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien setelah diperiksa dan diobati oleh dokter, kemudian dokter memberikan anjurananjuran dan edukasi agar penyakit yang diderita pasien tidak kambuh lagi. Namun ketika pasien yang datang berobat sangat banyak, dokter pun kurang memperhatikan pelayanan promotifnya seperti tidak memberikan konseling/bimbingan berupa arah-arahan untuk menjaga kesehatan secara maksimal Pernyataan informan (masyarakat) tentang saran untuk peningkatan pelaksanaan program promotif dan preventif di puskesmas Tabel 4.17 Informan Matriks pernyataan informan (masyarakat) tentang saran untuk peningkatan pelaksanan program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Pernyataan Informan 11 Agar puskesmas lebih banyak lagi melakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan di masyarakat, menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang sudah pernah dilaksanakan, serta lebih melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan sehingga masyarakat lebih merasakan pentingnya kegiatan-kegiatan tersebut bagi mereka, dan juga memberdayakan masyarakat dalam kegiatan tersebut. Dari penyataan di atas masyarakat mengharapkan agar pihak-pihak puskesmas lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan penyuluhan dan juga melibatkan masyarakat agar mau berperan aktif untuk kegiatan tersebut.

29 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Masukan Masukan-masukan di dalam Puskesmas Parsoburan dikategorikan ke dalam beberapa hal dalam implementasi program promotif dan preventif Kebijakan Kebijakan adalah konsep dan asas yang dirangkai menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pekerjaan, kepemimpinan, dan cara untuk bertindak yang dapat diterapkan bagi individu dan kelompok. Kebijakan erat kaitannya dengan pembangunan kesehatan, seperti yang ketahui pembangunan kesehatan saat ini lebih ditekankan pada peningkatan upaya promotif dan preventif terlebih di pukesmas. Selain itu juga, telah diadakan Jaminan Kesehatan Nasional guna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Akan tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan, saat ini puskesmas lebih cenderung menangani pelayanan kuratif atau tindakan pengobatan dibandingkan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif hal tersebut terlihat dari jumlah kunjungan pasien yang datang berobat ke puskesmas setiap harinya. Terkait dengan kebijakan ini juga, banyak diantara tenaga-tenaga kesehatan yang di puskesmas tidak mengetahui dasar-dasar dari kegiatan promotif dan preventif ini/undang-undang yang mengatur sebagi landasan untuk mendukung dan menjamin keberhasilan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif. 67

30 68 Dengan demikian pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, dimana puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja. Selain itu juga pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pelayanan kesehatan menyangkut Jaminan Kesehatan Nasioanal yang diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 71 Tahun 2013 dengan menjelaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif, dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Jaminan kesehatan dimana menjelaskan tentang manfaat pelayanan promotif dan preventif, yang meliputi pemberian pelayanan dari segi penyuluhan, kesehatan perorangan, imunisasi dasar, keluarga berencana, dan skrining kesehatan. Kebijakan-kebijakan tersebut menjelaskan bahwa puskesmas merupakan wadah berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif dan puskesmas dapat dikenal oleh masyarakat sebagai wadah pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif. Akan tetapi bila dilihat dari Puskesmas Parsoburan mengenai kebijakan ini masih kurang paham mengenai kebijakan apa yang melandasi program yang mereka laksanakan karena tidak adanya bentuk sosialisasi kebijakan terlebih untuk tenaga kesehatan. Nah, hal tersebut yang mengakibatkan mereka kurang paham bahwasanya Puskesmas adalah fasilitas pelayanan yang lebih mengutamakan kegiatan promotif dan preventif dan sasaran apa yang harus mereka capai. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Ainy (2012)

31 69 yang menyatakan bahwa kebijakan merupakan tahapan penting karena itu tanpa sosialisasi kebijakan yang baik dan menyeluruh besar peningkatan timbul masalah dalam pelaksanaan kegiatan yaitu seperti salah sasaran. Akibat dari pihak puskesmas kurang paham tentang kebijakan-kebijakan ini sehingga mereka juga lebih berfokus kepada pengobatan kepada masyarakat bukan lebih mengutamakan konseling kesehatan dan meningkatakan kualitas penyuluhan-penyuluhan Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan yang terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014). Puskesmas Parsoburan memiliki 2 dokter umum, 1 dokter gigi, 9 perawat, 7 bidan, 1 apoteker, 1 petugas gizi, 1 sanitarian, 1 tenaga kesehatan masyarakat, dan 2 tenaga kesehatan lainnya. Namun, hal yang tidak sesuai adalah seharusnya puskesmas minimal dua orang tenaga kesehatan masyarakat akan tetapi faktanya Puskesmas Parsoburan hanya memiliki satu tenaga kesehatan masyarakat. Beberapa pernyataan informan juga kualitas tenaga kesehatan Puskesmas Parsoburan masih kurang karena tidak adanya bentuk-bentuk pelatihan dari puskesmas. Keterbatasan kemampuan atau skill dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya promotif dan preventif melalui UKM dan UKP juga masih kurang. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Parsoburan juga didominasi oleh tenaga kesehatan medis sehingga lebih mengutamakan upaya kesehatan yang menekankan pada penyembuhan penyakit.

32 70 Pada kenyataannya dalam upaya promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan belum didukung oleh tenaga kesehatannya sendiri. Terlihat di lapangan bahwa tenaga kesehatannya belum berhasil untuk mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat,misalnya dalam kegiatan posyandu dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat akan tetapi pihak puskesmas tidak meminta respon balik dari masyarakat. Tenaga kesehatan juga melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan dalam bentuk kunjungan rumah, konseling kesehatan walaupun belum maksimal karena pelaksanaan nya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan Pendanaan Sistem pendanaan untuk kegiatan promotif dan preventif baik upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan di Puskesmas Parsoburan berasal dari Bantuan Opersional Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. Sebelum era JKN dana diapat dari BOK baik untuk kegiatan UKM dan UKP. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan upaya masyarakat dalam bentuk bantuan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam membantu pemerintahan daerah melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan. Setelah berlaku Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), maka terjadi perubahan pada sistem pembiayaan di Puskesmas Parsoburan. Melalui JKN, pemerintah hanya akan bertanggungjawab untuk pemenuhan pembiayaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), sementara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

33 71 bersumber dari dana kapitasi JKN. Dan salah satu program tambahan dari Puskesmas di dana kapitasi oleh BPJS yaitu kegiatan Prolanis, Dana dari bantuan operasional kesehatan (BOK) adalah Rp ,- dan Dana dari JKN adalah Rp ,-, akan tetapi pada kenyataanya dana di Puskesmas Parsoburan terkendala di sistem penurunan dana tersebut,yakni mengalami keterlambatan dan kendala lainnya dana yang ditetapkan untuk kegiatan tidak sesuai dengan yang diturunkan misalnya untuk kegiatan sweeping ditetapkan dana Rp ,- tapi dana yang diturunkan hanya Rp ,- sehingga berdampak pada pelaksanaan program atau dari segi maksimalnya. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Fadillah (2010) menyatakan bahwa dana merupakan faktor dasar apakah suatu program bisa berjalan baik atau tidak, tanpa adanya angggaran maka dipastikan suatu program tidak dapat dijalankan sesuai yang diharapkan, akibatnya mungkin sasaran dari tujuan program belum dapat mencapai target maksimal atau hanya sekedar berjalan saja Sarana, prasana dan peralatan Sarana, prasana dan peralatan di Puskesmas Parsoburan masih kurang memadai baik dari segi media, alat dan transportasi. Dari segi fasilitas gedung Puskesmas Parsoburan memiliki beberapa ruangan antara lain ruang Kepala Puskesmas, ruang periksa pasien/kamar dokter, ruang obat dan apotek, ruang KIA/KB, ruang laboratorium, ruang kartu, ruang tunggu pasien, ruang tata usaha,,ruang promkes, ruang administrasi, dan kamar mandi, dan beberapa fasilitas gedung yang belum disediakan oleh puskesmas.

34 72 Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari program-program yang dibuat oleh puskesmas. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Hermiyanty (2016) menyatakan adanya fasilitas atau sarana diposisikan sebagai faktor pendukung untuk keberhasilan suatu program Namun kenyataannya yang terjadi di Puskesmas Parsoburan perhatian pemerintah terhadap kelengkapan sarana, prasarana serta peralatan dalam melaksanakan upaya promotif dan preventif masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari keterbatasan pihak puskesmas dalam segi transportasi. Untuk pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif, seperti penyuluhan, tenaga kesehatan di Puskesmas Parsoburan menyiapkan media promosi kesehatan, seperti poster, leaflet, dan papan tulis atau kertas karton yang ditulisi materi penyuluhan walau kadang-kadang tidak disediakan. Media promosi kesehatan tersebut dirasakan belum begitu maksimal untuk digunakan dalam penyuluhan apalagi jika penyuluhan dilakukan di dalam gedung. Puskesmas Parsoburan belum memiliki alat proyektor atau in focus yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan penyuluhan di dalam gedung. 5.2 Proses (Process) Proses adalah serangkaian kegiatan program promotif dan preventif melalui upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan Perorangan (UKP) di puskesmas. Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan telah memiliki perencanaan setiap awal tahun. Di dalam POA ditentukan kegiatan promotif dan preventif yang akan dilakukan,target.

35 Program promotif di dalam gedung Program promotif di dalam yang telah dilakukan oleh Puskesmas Parsoburan adalah berupa konseling kesehatan kepada pasien yang datang ke puskemas,konseling-konseling alat KB kepada pasangan usia subur dan pemasangan alat-alat, penempelan-penempelan poster tentang asi eksklusif, penempelan poster tentang penyakit ISPA dan cara penanggulangannya, penempelan poster tentang penyakit TB paru, poster-poster tentang penyakit demam berdarah, poster penyakit HIV/AIDS, konseling-konseling tentang penyakit degeneratif (rematik, diabetes melitus). Poster-poster terebut di tempel di dinding daerah ruang tunggu pasien. Penempelan poster-poster tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, dan tahu bagaimana cara-cara mencegah masalah-masalah kesehatan. Bila dilihat dari kebutuhan pasien informasi yang terdapat pada poster-poster memenuhi kebuhan pasien, sedangkan dalam hal konseling masih kurang dilihat dari apabila banyak pasien yang berobat mereka lebih mengutamakan tindakan kuratif. Lokasi untuk penempelan poster-poster juga baik hal tersebut berdasarkan survei peneliti lokasi penempelan tepat, mudah dilihat dan tepat pada ruang tunggu pasien sehingga pasien mendapat informasi tentang kesehatan Program promotif di luar gedung Kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas penyuluhan kepada masyarakat yang hanya dilaksanakan dua kali, penyuluhan kepada ibu-ibu posyandu tentang IMD, penyuluhan tentang bagaimana manfaaf posyandu, penyuluhan tentang

PERENCANAAN KEGIATAN PUSKESMAS PARSOBURAN (POA) Pasien yang berobat 2 kali. Pasien yang berobat 8 kali. Pasien yang berobat 1 kali

PERENCANAAN KEGIATAN PUSKESMAS PARSOBURAN (POA) Pasien yang berobat 2 kali. Pasien yang berobat 8 kali. Pasien yang berobat 1 kali Lampiran 1 PERENCANAAN KEGIATAN PUSKESMAS PARSOBURAN (POA) N o Program Promotif Preventif rencana Hasil biaya rencana Hasil Biaya 1 2 3 4 5 6 Promosi kesehatan a Didala m b Di luar KIA/ KB a Didala m b

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan

Lebih terperinci

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN di Puskesmas Padang Pasir meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No. PUSKESMA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM Revisi Halaman 1. Pengertian Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran program adalah Kegiatan mencari, menemukan,

Lebih terperinci

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ( IN DEPTH INTERVIEW ) ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI DOTS PLUS PADA PROGRAM PENANGGULANGAN TB MDR DI PUSKESMAS TELADAN TAHUN 06 I. Daftar pertanyaan untuk Staf bidang

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016 A. Daftar Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas Teladan I. Data Umum 1. Nama : 2. Pendidikan

Lebih terperinci

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga LEMBAR FAKTA 1 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Apa itu Pendekatan Keluarga? Pendekatan Keluarga Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015 PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015 A. PERTANYAAN PUSKESMAS I. Identitas Puskesmas 1. Nama Puskesmas

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

BAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. BAB VII PENUTUP 7.1 Simpulan 7.1.1. Komponen Masukan Kesimpulan komponen masukan yaitu: a. SDM Puskesmas dalam pelaksanaan program JKN belum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 di Puskesmas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BULUPODDO. Alamat : JL. Bulu Rappa No.1 Desa L.Riattang Kec. Bulupoddo PENANGGUNG JAWAB UKM

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BULUPODDO. Alamat : JL. Bulu Rappa No.1 Desa L.Riattang Kec. Bulupoddo PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKM Nama : Sukasman, S.Kep NIP : 19680115 198903 1 010 Jabatan : Perawat 1. Menyusun rencana kegiatan unit program wajib berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan 2. Melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena dengan tubuh yang sehat atau fungsi tubuh manusia berjalan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DALAM PENCAPAIAN TARGET UCI DI PUSKESMAS BEROHOL, KECAMATAN BAJENIS, KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2015 A. Pedoman Wawancara dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi, dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM A. Pendahuluan Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan. Skenario Kepala Puskesmas Melati adalah sarjana Kesehatan Masyarakat, dan baru menjabat sebagai kepala Puskesmas sekitar 6 bulan. Ibu Ani, berumur 25 tahun, yang mempunyai anak perempuan balita, berumur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. bentuk usaha-usaha kegiatan pokok. Di Indonesia puskesmas merupakan tulang

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. bentuk usaha-usaha kegiatan pokok. Di Indonesia puskesmas merupakan tulang BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN

GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN 2017 Donni Hanni Andika Lomboan*, Franckie R. R. Maramis*, Chreisye K. F. Madagi*

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017

PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017 PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017 1. Kepala Puskesmas Data Responden Nama Umur Jenis Kelamin Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. KETENAGAAN Situasi ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III berubah dari tahun ke tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 Desember

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT 1. Pendahuluan Dalam rangka mengoptimalkan fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016 LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016 Nama : dr. Adinda Ferinawati Tanggal Orientasi : 16 Januari 2017-23 Januari 2017 Tempat Orientasi : Puskesmas Sidorejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi juga merupakan target sasaran

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT INFORMASI. Present By SIMKESMAS

SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT INFORMASI. Present By SIMKESMAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT Present By OVERVIEW Simkesmas (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Masyarakat) merupakan suatu sistem penunjang pelayanan kesehatan berbasis online yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu agenda yang tercantum di dalam Nawa Cita Pembangunan Nasional adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu meningkatkan status kesehatan dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 02 Urusan Wajib Pelayanan Dasar Kesehatan Organisasi :. 02.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. 4.2 Prioritas Masalah Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas masalah

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016 PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016 A. Daftar Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas II. Data Khusus 1. Apakah bapak ada

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3 BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3 ELEMEN PENILAIAN EP. 1 EP. 2 EP. 3 EP. 4 EP. 5 DOKUMEN TERKAIT Hasil identifikasi masalah, perubahan regulasi dsb Hasil

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perkembangan kesehatan masyarakat saat ini mengarah pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010-2014 mencantumkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu: 1) Menurunnya disparitas status kesehatan

Lebih terperinci

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan I. Latar Belakang Beberapa pertimbangan dikeluarkannya Permenkes ini diantaranya, bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Puskesmas Kedungmundu merupakan kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah mulai dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 lalu dan dilaksanakan secara bertahap hingga tercapainya universal health coverage

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. b. c. Mengingat :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS BERKUALITAS DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

M ENULAR DAN GIZI BU RU K P ROGRAM PUSKESMAS DALAM P ENANGGULANGAN PENYAKIT M ENULAR DAN GIZI BU RU K E1 SKENARIO 3 Dokter M. baru ditempatkan sebagai kepala Puskesmas di Puskesmas kecamatan T. Dari hasil evaluasi sementara yang

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas, pemegang program, dan orang orang yang menjalankan program

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA KENDARI

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA KENDARI WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Puskemas Kedungmundu Kota Semarang

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Puskemas Kedungmundu Kota Semarang BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Puskemas Kedungmundu Kota Semarang Puskesmas Kedungmundu merupakan kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1 menyatakan: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DASAR : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK Upt. Puskesmas Waru KERANGKA ACUAN No. Kode : PKM- STK-/V.2015 Terbitan : Mei 2015 No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 01/06/2015 Halaman : 1/15 Ditetapkan Oleh Kepala Upt. Puskesmas Sotek H.Sudarman,

Lebih terperinci

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009 A. VISI DAN MISI VISI Gambaran masyarakat Kota Padang yang ingin dicapai melalui Pembangunan Kesehatan adalah sebagai berikut: Padang Sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menyediakan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2015 merupakan salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara-negara lain. Berdasarkan laporan Human Development Report dari United Nations Development Programme

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pelayanan Kesehatan 1.1. Defenisi Pelayanan Kesehatan Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 1. Pelayanan kesehatan bayi muda - Transport sweeping imunisasi bayi 2. Pelayanan kesehatan balita - Posyandu - Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2013

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Puskesmas 1. Gambaran Umum Puskesmas Purwoyoso Puskesmas Purwoyoso adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung

Lebih terperinci