TUGAS AKHIR. Rancang Bangun Simulator Sistem Distribusi Pengolahan Air Minum Berbasis PLC
|
|
- Hartanti Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TUGAS AKHIR Rancang Bangun Simulator Sistem Distribusi Pengolahan Air Minum Berbasis PLC Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Efendy NIM : Jurusan : Teknik Elektro Program Studi : Teknik Tenaga Listrik Pembimbing : Ir. Budi Yanto Husodo, MSc PROGRAM STUDI TEKNIK TENAGA LISTRIK FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2007
2 LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Efendy NIM : Jurusan : Teknik Elektro Program Studi : Teknik Tenaga Listrik Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Penulis, Efendy ii
3 LEMBAR PENGESAHAN Rancang Bangun Simulator Sistem Distribusi Pengolahan Air Minum Berbasis PLC Disusun oleh : Nama : Efendy NIM : Jurusan : Teknik Elektro Program Studi : Teknik Tenaga Listrik Pembimbing Menyetujui, Koordinator TA (Ir. Budi Yanto Husodo.MSc) (Ir. Yudhi Gunardi, MT) Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro (Ir. Budi Yanto Husodo.MSc) iii
4 ABSTRAKS Programmable Logic Control (PLC) merupakan suatu sistem peralatan yang digunakan untuk mengontrol suatu peralatan atau sistem lainnya dengan menggunakan suatu rangkaian logika yang dapat diprogram sesuai dengan kebutuhan. Salah satu pengaplikasian dari PLC ini adalah sebagai kontrol Pengolahan Air Minum yang merupakan salah satu contoh dasar yang banyak dipakai. Kelebihan dari PLC yaitu mampu menggantikan sistem konvensional dalam hal pengaturan dan pengontrolan pompa air, disamping itu PLC mudah dioperasikan karena PLC menggunakan sistem operasi yang mudah dipahami. Kelebihan dari PLC yang lainnya adalah dapat menghemat tempat, komponen, rangkaian dan waktu operasional. Oleh sebab itulah dipilih PLC sebagai kontrol dari proses pengolahan air minum. Dengan menggunakan PLC kita dapat memonitor kerja dari proses pengolahan air minum dengan melihat pada layar monitor Personal Komputer. Dan jika terjadi kesalahan atau kerusakan maka dengan cepat dapat diketahui dan dapat segera memperbaikinya dengan memprogram ulang atau memperbaiki bagian program yang rusak tersebut. iv
5 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis, serta dengan se izin-nya juga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana Starta Satu (S1) pada Fakultas Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Tenaga Listrik Universitas Mercu Buana dengan mengambil judul Rancang Bangun Simulator Sistem Distribusi Pengolahan Air Minum Berbasis PLC. Penulis menyadari bahwa materi maupun cara penyajian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati akan terbuka terhadap masukan-masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, saran serta doa kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pihak-pihak tersebut adalah : 1. Bapak Ir.Yenon Orsa,MT selaku Direktur PKSM Universitas Mercu Buana. 2. Bapak Ir.Budi Yanto Husodo,MSc selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta semangat pada penulis. 3. Bapak Ir.Yudhi Gunardi,MT selaku Koordinator Tugas Akhir. 4. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan banyak cinta dan kasih sayang yang tak terhingga, dan memberi banyak bantuan baik moril maupun materiil. v
6 5. Kepada yang tercinta dan yang selalu ada di hati penulis, Iin Shery Dalina yang senantiasa memberikan dukungan, bantuan, perhatian doa dan cinta serta selalu menyertai setiap langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Bersiap Ginting,ST (Dosen Politeknik Negeri Sriwijaya) yang telah memberi buku-buku referensi pendukung dalam pembuatan skripsi ini. 7. Bapak Ir.Setyawan Technical Engineer PT. Sinar Metrindo Perkasa yang telah membantu memberi pengarahan pada penulis. 8. Bapak B. Joko Mulyanto, Bapak Satiman, Bapak Saman yang membantu dalam pembuatan simulasi. 9. Seluruh staff dosen pengajar Jurusan Teknik Elektro Program Studi T. Tenaga Listrik PKSM Universitas Mercu Buana yang telah memberikan bantuan dan bimbingan. 10. Teman-teman PKSM angkatan 2005 antara lain Abdul Rojak, Suganda dan semua yang tidak dapat disebutkan namanya yang telah memberi support kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang membutuhkan, baik sebagai bahan perbandingan ataupun mengaplikasikannya sebagai dasar penelitian lebih lanjut. Jakarta, Februari 2007 Penulis vi
7 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstraks... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tujuan dan Manfaat Pembatasan Masalah... 3 Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Programmable Logic Control (PLC) Perbandingan Konsep Dasar Kontrol PLC dan Konvensional Bagian bagian PLC CPU (Central Processing Unit) Input dan Output Device Memori Dasar Perencanaan Sistem Berbasis PLC Identifikasi Masalah Penentuan Input dan Output dari Rangkaian Kontrol Rangkaian Relay Pembuatan Leader Diagram (Diagram Tangga) vii
8 2.5 Perintah-perintah Dasar Pemograman Instruksi-instruksi dalam Pemograman PLC Operasi-operasi Pemograman Kontaktor Relay Elektromekanik Time Switch Lampu Indikasi (Pilot Lamp) Saklar dan Sensor Transformator Bab III RANCANG BANGUN 3.1 Deskripsi Kerja Diagram Blok Diagram Sistem Distribusi Pengolahan Air Minum dan Rangkaian Kontrol Diagram Rangkaian Kontrol Konvensional Diagram Rangkaian pada PLC Komponen dan Bahan dalam Pembuatan Simulator Komponen Bahan Pembuatan Simulator Menghubungkan Personal Computer dengan CPU PLC Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Pengujian Analisa Sistem Kerja Rangkaian Bab V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran viii
9 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbandingan Konsep Dasar Kontrol PLC dan Konvensional... 7 Tabel 2.2 Spesifikasi Input Device... 9 Tabel 2.3 Spesifikasi Output Device... 9 Tabel 2.4 Hubungan antara Relay dengan PLC Tabel 2.5 Program AND Tabel 2.6 Program TIM Tabel 2.7 Fungsi Warna Pilot Lamp Tabel 4.1 Pengalamatan Input Tabel 4.2 Pengalamatan Output Tabel 4.3 Kode Mnemonic ix
10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Blok Prinsip Kerja PLC... 4 Gambar 2.2 Diagram Pengawatan Kontrol Konvensional (Elektromekanik)... 6 Gambar 2.3 Diagram Pengawatan Kontrol PLC... 6 Gambar 2.4 Sistem Hubungan I/O PLC... 8 Gambar 2.5 Diagram Tangga Dalam Dua Keadaan Gambar 2.6 Leader Diagram (Diagram Tangga) Gambar 2.7 Rangkaian TIM Gambar 2.8 Diagram waktu TIM Gambar 2.9 Diagram Tangga untuk LOAD dan LOAD NOT Gambar 2.10 Diagram Tangga untuk AND dan AND NOT Gambar 2.11 Diagram Tangga OR dan OR NOT Gambar 2.12 Instruksi Blok untuk AND LOAD Gambar 2.13 Instruksi Blok untuk OR LOAD Gambar 2.14 Instruksi Garis Bercabang Gambar 2.15 Rangkaian Diagram Penggunaan Temporary Relay (TR) Gambar 2.16 Memperpanjang Waktu ON timer dengan Counter Gambar 2.17 Rangkaian DIFU dan DIFD Gambar 2.18 Flow Chart Pengoperasian Pemograman PLC Gambar 2.19 Kontak-kontak Kontaktor Gambar 2.20 Kontaktor Gambar 2.21 Relay Elektromekanik Gambar 2.22 Time Switch Gambar 2.23 Lampu Indikasi (Pilot Lamp) Gambar 2.24 Tombol Tekan (Push Buttom) Gambar 2.25 Pressure Switch Gambar 2.26 Transformator x
11 Gambar 3.1. Gambar Perencanaan Sistem Distribusi Pengolahan Air minum Gambar 3.2 Gambar hubungan antara Komputer, PLC dan Simulator Gambar 3.3 Diagram Rangkaian Kontrol Konvensional Gambar 3.4 Diagram Rangkaian Kontrol pada PLC Gambar 3.5 Simulator Gambar 3.6 Hubungan Personal Computer ke CPU PLC Gambar 3.7 Tampilan untuk Memasuki Program Syswin Gambar 3.8 Tampilan Program Syswin Gambar 3.9 Tampilan Menu untuk Setting Type PLC Gambar 3.10 Tampilan Menu untuk mengatur komunikasi serial PLC Gambar 3.11 Tampilan Tombol pada saat PLC On-Line Gambar 3.12 Tampilan Mode dan Online Edit pada PLC Gambar 4.1 Ladder Diagram Gambar 4.2 CPU PLC CQM1 Omron Gambar 4.3 Hubungan Personal Komputer ke CPU PLC xi
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang meningkat dengan pesat, manusia telah berhasil mengembangkan teknologi untuk menciptakan berbagai alat guna mempermudah kegiatan manusia sehari-hari. Perkembangan teknologi ini banyak terjadi pada bidang elektronika khususnya dibidang semikonduktor yang membuka era baru dalam dunia industri. Dalam dunia mikroprosesor misalnya dikembangkan sistem komputer dan Programmable Logic Control (PLC) yang dapat bekerja sesuai dengan program computer. Komputer banyak digunakan dalam pengolahan data, sedang PLC banyak digunakan untuk suatu system pengontrolan dan pengaturan. PLC mampu menggantikan sistem konvensional dalam hal pengaturan dan pengontrolan, terutama pengontrolan electromotor, mesin atau suatu proses. Perangakat PLC mudah dioperasikan karena PLC menggunakan sistem operasi yang mudah dipahami. Suatu sistem pada sebuah industri yang menggunakan PLC dapat diatur tata urutan pekerjaannya dengan cepat, dengan merubah program sesuai dengan program apa yang dibutuhkan. Selain itu juga PLC juga dapat menghemat waktu pada saat suatu sistem yang sedang dalam perbaikan dimana cukup dengan memonitoring bagian mana yang mengalami kerusakan lalu segera memperbaikinya, selain itu juga PLC dapat menghemat tempat. Pada saat ini penggunaan perangkat PLC cenderung meningkat terutama diindustri yang berskala besar. Sedangkan pada industri berskala kecil, dalam hal ini pengolahan air minum cenderung menggunakan sistem control konvensional. Dengan alasan bahwa banyak kemudahan yang dapat dicapai seperti yang telah dijelaskan diatas, maka penyusun merancang dan merakit rangkaian kerja ari suatu operasi mesin dan diberi judul RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM DISTRIBUSI PENGOLAHAN AIR MINUM BERBASIS PLC. 1
13 2 1.2 Permasalahan Pokok permasalahan dari pembuatan tugas akhir ini antara lain : a. Bagaimana merancang rangkaian kontrol sistem distribusi pengolahan air minum yang berbasis PLC. b. Bagaimana cara kerja rangkaian kontrol sistem distribusi pengolahan air minum berbasis PLC. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan yang ingin dicapai penyusun dengan mengangkat PLC sebagai subjek tugas akhir untuk mengatur mesin pengolahan air minum adalah memberi penjelasan tentang PLC sekaligus memberikan contoh aplikasi dari PLC itu sendiri pada mesin pompa proses pengolahan air minum, dapat membandingkan keuntungan dalam hal menggunakan sistem pengontrolan PLC dengan sistem pengontrolan konvensional, memberikan informasi mengenai cara perancangan rangkaian kontrol konvensional untuk proses pengolahan air minum menjadi Leader Diagram untuk control menggunakan PLC, dan membantu serta mempermudah dalam pekerjaan manusia. Sedangkan manfaat yang akan dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah dapat mempermudah kita dalam pengawasan jalannya suatu sistem lewat komputer sehingga jika terjadi gangguan pada sistem tersebut bisa dengan cepat diketahui letak gangguannya dan dapat segera diperbaiki, meningkatkan effesiensi kerja dari mesin pengolahan air minum dan meningkatkan effesiensi melalui penekanan biaya.
14 3 1.4 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang muncul dalam penulisan tugas akhir ini, maka untuk mempermudah pemahaman agar didalam pembahasan tidak menjadi terlalu luas sehingga berakibat keluar dari pokok pembahasan. Sesuai dengan judul tugas akhir ini, maka penyusun hanya akan membahas mengenai perancangan Leader Diagram untuk kontrol sistem distribusi pengolahan air minum berdasarkan kontrol konvensional yang ada dengan menggunakan PLC OMRON Type CQM1 serta proses rancang bangun simulatornya.
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Programmable Logic Control (PLC) Programmable Logic Control atau PLC dapat diartikan sebagai pengontrolan terprogram. Pengontrolan dengan pemograman ini dimungkinkan karena PLC merupakan perangkat control dengan mikroprosessor sebagai komponen pengontrolannya. Pengertian lain PLC adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara digital, memiliki memori yang dapat diprogram, menyimpan perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logic, timing, counting dan aritmatik untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses melalui analog atau digital input/output module. Jadi PLC bekerja dengan cara menerima data masukan dan mengolahnya sehingga menghasilkan keluaran yang bersifat logika yang dimanfaatkan untuk mengontrol kerja suatu sistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini. INPUT CENTRAL PROCESSING UNIT OUTPUT Gambar 2.1 Diagram Blok Prinsip Kerja PLC Input dalam hal ini dapat berupa saklar seperti tombol tekan, limit switch, sensor dan sebagainya. Data yang masuk berupa sinyal-sinyal analog, kemudian module input sinyal yang masuk diubah menjadi sinyal digital. Sinyal digital tersebut akan diolah CPU yang ada didalam PLC sesuai dengan program-program yang telah ditetapkan didalam memorinya, CPU akan mengambil keputusankeputusan tersebut dan akan dipindahkan ke module output, dimana sinyalsinyalnya diubah kembali menjadi sinyal-sinyal analog yang nantinya akan menggerakkan peralatan output. Peralatan outputnya dapat berupa relay, 4
16 5 kontaktor, indicator, alarm dan sebagainya yang nantinya akan menggerakkan atau mengoperasikan suatu system yang akan dikontrol. Sistem kontol yang menggunakan PLC mampu mengontrol mesin-mesin dengan daya guna dan ketelitian yang tidak tertandingi oleh system control konvensional yang menggunakan relay elektromekanis. Hal ini disebabkan PLC memenuhi sepuluh persyaratan utama yaitu : 1. Perangkat keras pengendali (Controller) harus dengan mudah dan cepat diprogram ulang oleh pemakai dengan sedikit kemungkinan mengganggu jalannya proses. 2. Semua komponen dalam sistim harus mampu beroperasi di industri tanpa dukungan peralatan bantu atau memerlukan persyaratan lingkungan tertentu. 3. Sistem yang dipakai harus dengan mudah dirawat dan diperbaiki, beberapa indikator dan peralatan bantu harus tersedia sebagai bagian dari sistem sehingga memudahkan dalam melacak kerusakan dan perbaikan kerusakan. 4. Perangkat keras sistem kontrol harus memakan tempat dan daya yang lebih kecil daripada sistem kontrol relay elektromekanis. 5. PLC harus mampu berkomunikasi dengan sistem pusat pengumpul data untuk keperluan pemantauan operasional. 6. Sistem kontrol dapat menerima catu daya AC standar melalui push buttom dan limit switch yang ada pada sistem. 7. Sinyal output PLC mampu menjalankan motor starter dan selenoide valve yang bekerja dengan catu daya AC, setiap keluaran mampu memutuskan dan mengalirkan arus sebesar 2A. 8. Perangkat keras sistem kontrol memiliki konfigurasi yang dapat dikembangkan dengan sedikit memungkinkan perubahan pada sistem. 9. Struktur memori yang terdapat didalam PLC harus dapat dikembangkan. 10. PLC harus mampu bersaing dengan sistem kontrol relay elektromekanis dari segi harga dan biaya pemasangan.
17 6 2.2 Perbandingan Konsep Dasar Kontrol PLC dan Konvensional Konsep dasar kontrol PLC dibandingkan dengan kontrol secara konvensional mempunyai beberapa perbedaan seperti rangkaian sebagai berikut : L S0 S0 S1 S1 K N K K K Gambar 2.2 Diagram Pengawatan Kontrol Konvensional (Elektromekanik) a. Diagram Kontrol N L K N L COM CPU COM S0 S1 b. Diagram Pengawatan Gambar 2.3 Diagram Pengawatan Kontrol PLC
18 7 Sementara itu perbandingan antara konsep dasar kontrol PLC dan konvensional dapat juga dilihat pada table berikut : Tabel 2.1 Perbandingan Konsep Dasar Kontrol PLC dan Konvensional KONVENSIONAL PLC Peralatan yang dikontrol Tujuan Khusus Tujuan Umum Skala kontrol Kecil dan Sedang Sedang dan Besar Mengubah/penambahan Sukar Mudah Pada spesifikasi Perawatan Sukar Mudah Ketahanan uji Tergantung design dan Sangat tinggi Manufaktur Effesiensi dari segi ekonomi Keuntungan pada operasi skala kecil Keuntungan pada operasi skala kecil, sedang, besar 2.3 Bagian bagian PLC CPU (Central Processing Unit) Central Processing Unit (CPU) berfungsi untuk mengambil intruksi dari memori, mengkodekannya dan kemudian mengeksekusikan intruksi tersebut. CPU akan menghasilkan sinyal kontrol, memindahkan data ke I/O port atau sebaliknya, melakukan fungsi aritmatik dan logika dan juga mendeteksi sinyal dari luar CPU. CPU bertugas menghubungkan peralatan input dan output. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4. CPU pada umumnya terdiri dari 3 unsur utama, yaitu prosessor, sistem memori dan catu daya. Type CPU dapat berbeda untuk setiap merk, misalnya catu dayanya berada diluar CPU.
19 8 Peralatan Input : -Tombol -Saklar -Limit Switch Module Input CPU Module Output Peralatan Output: -Relay -Lampu -Kontaktor dengan Consule dengan Komputer Gambar 2.4 Sistem Hubungan I/O PLC Input dan Output Device Sistem Input atau output menyediakan suatu antarmuka antara komponenkomponen perangkat keras dalam area input atau output dengan CPU, dan melayani CPU sehingga dapat mengkomunikasikan sinyal-sinyal operasi melalui antar muka keluaran ke peralatan proses dibawah pengendaliannya. CPU mempunyai jalur perwakilan dan kendali yang dihubungkan dengan antar muka input dan output. Selama siklus waktu operasi, jalur-jalur ini menyediakan sinyal-sinyal yang mengendalikan transmisi informasi antara CPU / sistem memori dan sistem input atau output untuk setiap siklus waktu, sinyal-sinyal masukan diberikan register yang berhubungan akan diperbaharui. Selama perubahan ini berlangsung, perubahan isi register keluaran dipindahkan kerangkaian antar muka keluaran dibawah pengendalian dari jalur pewaktuan. Pada dasarnya sistem input output terdiri dari dua komponen, yaitu : - Rak input output - Module input output Pada hampir semua PLC, lokasi dari semua module yang disiapkan menyatakan alamat dari setiap peralatan yang terhubung. Sebuah modul biasanya terdiri dari delapan input output, dan sebuah rak yang harus menangani delapan modul oleh sebab itu standar jumlah titik dalam satu rak adalah 64.
20 9 a. Input Device Kehandalan dari system otomatis sangat tergantung pada kemampuan dari PLC untuk membaca dari variasi variasi tipe sensor otomatis dan input manual lainnya. Sensor otomatis dapat berupa Pressure Switch, Photoelectric Sensor dan lainnya. Sedangkan input manual dapat berupa push button, keypad, dan toggle switch. Tipe dari input sinyal dapat berupa ON / OFF logic ( input digital ) atau berupa input analog. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.2 Spesifikasi Input Device Tipe Input Item Spesifikasi Input Analog Input Voltage Input Impedance Input Current 24 VDC +10% / -15% : 2kΩ lainnya 4.7kΩ : 12 ma lainnya 5 ma Input Digital ON voltage OFF voltage Minimal 14.4 VDC Maximal 5.0 VDC ON delay Maximal 8 ms OFF delay Maximal 8 ms b. Output Device Output devices dapat berupa : motor, solenoid, relay, indicator, heater dan lain- lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Table 2.3 Spesifikasi Output Devices Item Spesifikasi Tipe Output Semua jenis sinyal keluaran Max. switching Capacity 2A, 250 VAC (cos ϕ = 1) 2A, 24 VDC ( 4 A / Common ) Min. switching Capacity 10 ma, 5 VDC ON delay Maximum 15 ms OFF delay Maximum 15 ms
21 Memori Penulisan adalah merupakan bagian penyimpanan data di lokasi memori oleh suatu proses, sedangkan pembacaan adalah merupakan pengambilan data memori. Jumlah total digit biner yang dapat disimpan dalam memori ini disebut dengan kapasitas memori. Dalam PLC sistem memori terdiri dari memori untuk program eksekutif dan memori untuk program aplikasi kendali. Karena kebutuhan tempat dan pemakaian kedua memori berbeda maka tidak disimpan dengan cara yang sama. Program aplikasi harus ditempatkan pada medium penyimpanan yang bersifat sementara, karena program ini memerlukan perubahan pada saat diperlukan. Sedangkan program eksekutif memerlukan memori yang bersifat menyimpan yang tetap atau permanen yang isinya tidak dapat diubah. Hal-hal yang perlu diketahui dari memori PLC adalah : a. Organisasi Memori Setiap pabrik PLC menggunakan metode yang berbeda-beda untuk mengoperasikan informasi yang tersimpan didalam memori. Meskipun semua PLC mempunyai kesamaan dalam struktur memori seperti chip ROM dan RAM, tetapi lokasi tempat informasi disimpan dan metode yang digunakan oleh CPU ketika membaca data dapat bermacam-macam. Pengorganisasian memori meliputi sejumlah cara dari PLC untuk membagi memori yang digunakan dalam beberapa bagian/seleksi. Karena ROM (Read Only Memory) berisi informasi yang tidak dapat diubah, maka memori jenis ini merupakan bagian yang tetap. Memori aplikasi biasanya cukup fleksibel, tergantung dari seberapa banyak byte informasi yang akan dialokasikan untuk fungsi-fungsi khusus. Secara garis besar, semua memori dari prosesor PLC dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu : - Tabel data - Program pemakaian - Area untuk menyimpan pesan
22 11 Bagian-bagian tersebut menyimpan informasi mengenai status peralatan masukan/keluaran, dan juga digunakan untuk menyimpan instruksi-instruksi program dan pesan. Setiap bagian ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan sejumlah informasi. b. Struktur Memori Bagian dari susunan / struktur memori adalah : - Memori bit, meliputi : 1. Bit sistem 2. Bit I/O 3. Bit internal - Memori word, meliputi : 1. Data aplikasi 2. Program aplikasi 3. Konstanta aplikasi 4. Manajemen tasking, yang mengaktifkan Master Task bila suatu program hendak dijalankan 2.4 Dasar Perencanaan Sistem Berbasis PLC Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan operasi sistem yang berbasis PLC adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah Permasalahan yang dipecahkan harus dirumuskan dengan jelas agar dalam penyelesaian sebenarnya nanti tidak terjadi kekeliruan yang menyebabkan rancang ulang. Identifikasi masalah juga termasuk bagaimana cara kerja, sistem yang akan dibuat dan jenis atau jumlah input output yang ada. Selain itu juga rancangan kontrol harus dibuat sesederhana mungkin agar lebih mudah dalam memprogram, mengontrol, mengatasi gangguan yang terjadi serta menghemat pemakaian memori dari PLC.
23 Penentuan Input dan Output dari Rangkaian Kontrol. Jumlah input dan output dari rancangan kontrol harus disesuaikan dengan jumlah terminal yang tersedia pada PLC. Jumlah terminal input dan output dari tiap-tiap tipe PLC adalah berbeda, sehingga harus diusahakan jumlah komponen input dan output harus disesuaikan dengan keadaan yang dimiliki oleh PLC, tanpa merubah cara kerja dari rangkaian tersebut Rangkaian Relay Pada dasarnya PLC adalah komponen elektronika yang menggantikan fungsi dari relay-relay dengan kemampuan yang lebih luas dibanding dengan relay itu sendiri. Dengan kemampuan yang luas itu PLC dikembangkan sehingga dapat melakukan operasi aritmatik (perhitungan), konversi (perubahan) analog digital dan sebaliknya, membandingkan data dan menyelesaikan fungsi yang komplek. Dengan demikian konsep yang digunakan pada rangkaian relay-relay digunakan pula pada PLC. Berikut adalah hubungan antara relay dengan PLC. Tabel 2.4 Hubungan antara Relay dengan PLC Relay Kontak Koil Relay Input Output Bit PLC Pembuatan Leader Diagram (Diagram Tangga) Diagram tangga merupakan rangkaian garis tunggal yang tersusun vertikal dengan menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menunjukkan bentuk dan fungsi rangkaian yang diinginkan. Seperti halnya rangkaian kontrol konvensional biasa, diagram tangga ini menunjukkan bentuk rangkaian yang diinginkan yang disusun menurut prinsip-prinsip logika dengan kriteria tertentu. Secara normal ada dua status yang berlaku dalam diagram tangga yaitu ON dan OFF. Status ON dicapai bila bit diberi sinyal tinggi dan status OFF dicapai
24 13 bila bit diberi sinyal rendah. Keadaaan sebaliknya akan terjadi bila kondisi NOT, artinya status akan ON bila diberi sinyal rendah dan OFF bila diberi sinyal tinggi. Kondisi Normal Kondisi NOT INSTRUKSI INSTRUKSI Instruksi On bila ON Instruksi On bila OFF Gambar 2.5 Diagram Tangga Dalam Dua Keadaan Saat menentukan peralatan yang dikontrol maka harus dipikirkan bagaimana hubungan rangkaian satu dengan yang lain. Berikut adalah contoh program pada rangkaian sederhana dengan dua input : Internal relay Output (External relay) Gambar 2.6 Leader Diagram (Diagram Tangga)
25 14 Sedangkan kode mnemonic nya adalah seperti terlihat pada tabel 2.5 Tabel 2.5 Program AND Alamat Instruksi Data 0000 LD OR AND NOT OUT LD OUT END (01) Keterangan Tabel 2.5 : Pertama program diawali dengan perintah LD, perintah ini adalah awalan logika dari busbar, serta OR dengan data program 2000 untuk mempertahankan internal relay tetap bekerja. Sedangkan kontak input yang dipakai pada perintah ini adalah kontak nomor dan Nomor kontak merupakan data program. Output koil 2000 on jika kontak input bekerja. Mala perintah berikutnya adalah AND NOT dengan data 0002, kemudian OUT Angka adalah nomor koil output dalam hal ini merupakan internal relay. Kemudian perintah LD dengan data untuk menjalankan OUT dengan data Terakhir adalah menutup program dengan perintah END (01).
26 Perintah-perintah Dasar Pemograman 1. LD dan OUT Perintah LD adalah awalan dari garis logika atau blok. Jika garis logika diawali dengan input NO (normally open), gunakan LD, sedangkan untuk output digunakan OUT. 2. AND Perintah AND digunakan untuk menghubungkan secara seri dua atau lebih input. 3. OR Perintah OR digunakan untuk menghubungkan secara paralel dua atau lebih input. 4. NOT NOT adalah kebalikan (invers) input, dengan kata lain digunakan pada kontak NC, inverse dari koil, kontak bantu koil, timer, dan counter. NOT dapat digunakan bersama-sama LD, OUT, And atau OR. 5. END END adalah menandakan program selesai. Jika akhir program tidak diberi perintah END (01), maka PC akan memberi tahu dengan pesan salah (error) NO END INST pada display. 6. Perintah Timer TM dan High Timer TIMH (15) TIM dan TIMH pada dasarnya sama yaitu berfungsi sebagai timer. Bedanya pada pengukuran waktu TIM mempunyai selang waktu yang panjang dibanding TIMH. TIM mempunyai pengukuran dalam unit 0,1 detik dengan pengesetan dari 000,0 sampai 999,9 detik. Sedangkan TIMH pengukuran waktunya pada unit 0,01 detik dengan pengesetan dalam batas 000,0 sampai 99,99 detik.
27 TIM #0250 TIM END(01) Gambar 2.7 Rangkaian TIM Tabel 2.6 Program TIM Alamat Instruksi Data 0000 LD TIM 00 # LD TIM OUT END (01) Dari program diatas bila input 0002 on, maka TIM 00 melaksanakan perhitungan waktu. Setelah mencapai nilai settingnya 0250 atau 25 detik maka kontak NO dari TIM 00 tersebut akan on dan mengaktifkan koil relay Jika input 0002 di off kan saat TIM melaksanakan perhitungan, maka TIM akan kembali ke setting awal. Pada saat kontak TIM sedang on input 0002 di off kan maka setting waktu TIM digunakan untuk ON delay atau OFF delay. Keadaan yang sama terjadi pada TIMH, perhatikan diagram waktu dari TIM. Input Output sec Gambar 2.8 Diagram waktu TIM
28 Instruksi-instruksi dalam Pemograman PLC 1. Instruksi Tangga Beberapa instruksi tangga adalah sebagai berikut : LOAD LOAD NOT INSTRUKSI INSTRUKSI Gambar 2.9 Diagram Tangga untuk LOAD dan LOAD NOT AND AND NOT INSTRUKSI Gambar 2.10 Diagram Tangga untuk AND dan AND NOT INSTRUKSI OR OR NOT Gambar 2.11 Diagram Tangga OR dan OR NOT
29 18 2. Instruksi Blok Instruksi blok ini ada dua macam yaitu AND LOAD dan OR LOAD. Instruksi dasar LD (load) adalah untuk memasukkan input yang dikehendaki sebagai awal dari diagram tangga. Sedangkan instruksi AND adalah untuk memasukkan input yang seri dengan input sebelumnya dan instruksi OR adalah memasukkan input yang paralel dengan input sebelumnya. Gabungan dari instruksi LD dengan AND serta OR akan menjadi suatu instruksi baru yaitu AND LD dan OR LD. AND LD dipergunakan untuk menghubungkan dua blok dalam rangkaian seri seperti terlihat pada gambar Instruksi OR LD digunakan untuk menghubungkan dua blok dalam rangkaian parallel seperti terlihat pada gambar INSTRUKSI Gambar 2.12 Instruksi Blok untuk AND LOAD INSTRUKSI Gambar 2.13 Instruksi Blok untuk OR LOAD
30 19 3. Instruksi Garis Bercabang Garis bercabang adalah sebuah garis terdiri dari dua instruksi atau lebih yang terletak setelah input. Contoh gambar dari instruksi garis bercabang dapat dilihat pada gambar titik cabang INSTRUKSI INSTRUKSI Diagram A titik cabang INSTRUKSI INSTRUKSI Diagram B Gambar 2.14 Instruksi Garis Bercabang Untuk titik percabangan pada diagram A dapat dilakukan langsung, tetapi untuk percabangan pada diagram B harus dilakukan dengan bantuan Temporary Relay (TR) yang merupakan relay bantu yang digunakan pada rangkaian yang mempunyai dua atau lebih percabangan dari relay output, timer dan counter. Diantara titik percabangan dengan relay output, timer atau counter terdapat kontak. Beberapa TR dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, akan tetapi tidak dapat melebihi dari jumlah yang ditetapkan pabrik. Dalam rangkaian, satu nomor TR hanya dapat digunakan sekali saja, sedangkan untuk nomor-nomor TR lainnya digunakan pada rangkaian lainnya secara berurutan.
31 TR INSTRUKSI INSTRUKSI Gambar 2.15 Rangkaian Diagram Penggunaan Temporary Relay (TR) 4. Instruksi Timer (TIM) Instruksi TIM dapat digunakan sebagai pewaktu delay ON juga sebagai rangkaian delay. Sebenarnya instruksi TIM adalah instruksi pengurangan dari pewaktu yang membutuhkan nomor dari timer (mulai dari 0 hingga nomor terakhir) yang ditentukan sesuai dengan tipe PLC dan nilai set (SV) yang berkisar dari 0000 sampai 9999 atau jika dikonversikan kedalam bentuk detik dibagi 10 sehingga dapat membentuk timer 0 sampai 999,9. 5. Instruksi Counter Instruksi counter adalah instruksi untuk menghitung pulsa yang masuk pada counter tersebut. Pada counter ada dua masukan yaitu masukan yang pertama untuk menghitung dan yang satu lagi untuk mereset counter untuk kembali ke posisi awal CNT 002 #0004 CNT 00 Gambar 2.16 Memperpanjang Waktu ON timer dengan Counter
32 21 6. Instruksi DIFU dan DIFD DIFU (13) singkatan dari Differentation Up dan DIFD (14) singkatan dari Differentation Down. Fungsi dari DIFU dan DIFD adalah untuk mengaktifkan suatu output dalam suatu scans time pada saat signal dimasukkan ataupun dilepas. DIFU dan DIFD sama dengan signal one shoot. Output DIFU akan ON satu scans time sinyal input ON, sedangkan DIFD akan ON dalam satu scans time sinyal input OFF DIFU(13) DIFD(14) Gambar 2.17 Rangkaian DIFU dan DIFD 2.7 Operasi-operasi Pemograman Operasi-operasi pemograman merupakan cara untuk memasukkan, menghapus dan menginsert serta seluruh kegiatan yang dilakukan oleh programmer untuk mengoperasikan PLC secara baik, benar dan sistematis. Dalam pembahasan ini, hanya dijelaskan mengenai pengertiannya saja. Adapun operasi-operasi pemograman tersebut sebagai berikut : 1. Menghapus data dan memori Sebelum memulai pemograman ke dalam PLC, maka PLC harus dalam keadaan kosong, sehingga seluruh data dan memori yang tersimpan di dalam PLC harus dihapus. Penghapusan semua data yang ada pada PLC hanya dapat dilakukan jika PLC pada mode program.
33 22 2. Penulisan alamat. Penulisan alamt dilakukan dalam empat digit desimal. Alamat-alamat ini biasanya akan muncul dan berubah secara otomatis apabila menekan step by step atau jika akan menulis tiap instruksi pada PLC. Penulisan alamat dapat dilakukan pada semua keadaan mode dari PLC. 3. Penulisan program Setelah semua data dan memori telah dihapus, langkah selanjutnya adalah memasukkan instruksi-instruksi ke dalam PLC. Hal ini hanya dapat dilakukan pada mode program. 4. Penyisipan dan penghapusan program Dalam memasukkan program ke dalam PLC, sering terjadi kesalahan, seperti halnya ada program yang tertinggal atau kesalahn pemasukan instruksi atau data. Bila hal ini terjadi, tidak perlu kita menghapus semua program yang ada dan mengulanginya kembali untuk memasukkannya dengan operasi insert atau delete. Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan dengan mode program. 5. Memonitor kondisi operasi Operasi hanya dapat dilakukan pada saat PLC dalam keadaan mode RUN atau MONITOR. Pada keadaan ini kita dapat melihat kondisi tiap program pada saat dihubungkan dengan sistem yang dikontrol. Kondisi-kondisi tiap instruksi akan dapat diketahui status ON atau OFF daripadanya. 6. Pembacaan program Untuk melihat semua data yang ada di dalam PLC yang telah dimasukkan, maka dapat dilihat satu persatu baik secara maju maupun mundur. Pembacaan program ini dapat dilakukan pada setiap kondisi mode dari PLC 7. Mengecek program Pengecekan program dimaksudkan untuk memeriksa kebenaran dan kesalahan dari program yang telah dimasukkan. Apabila terjadi kesalahan program, maka akan muncul instruksi yang menyatakan alamat data-data yang terrjadi kesalahan. Operasi ini dapat dilakukan hanya pada mode program.
34 23 8. Memonitor data Operasi dimaksudkan untuk mengetahui status dari lokasi input output, internal relay, holding relay, timer dan lain-lain. Operasi ini dapat dilakukan pada semua kondisi mode PLC. Bila diwujudkan dalam suatu flow chart, maka pendekatan sistematik dalam pengoperasian pemograman akan terlihat seperti pada gambar berikut : Memahami syarat Sistem Kontrol yang diinginkan Hubungkan semua peralatan input dan output ke PC Gambar sistem umum dari sistem kontrol Periksa semua sambungan inpu dan output Daftar semua point Input dan Output ke point I/O yang bersangkutan dari PLC Test program dijalankan Pengeditan software Terjemahkan Flowchart ke Diagram Ladder Apakah program OK?? Tidak Memprogram Diagram yang telah didesain kedalam PLC Simpan program Ya Mengubah program agar sesuai Simulasikan program dan periksa software Semua program didokumen secara sistematik Tidak Apakah program OK?? Ya END Gambar 2.18 Flow Chart Pengoperasian Pemograman PLC
35 Kontaktor Kontaktor adalah suatu alat yang dipergunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik yang bekerja berdasarkan gaya tarik yang ditimbulkan oleh kumparan magnet yang sebelumnya diberi input tegangan. Pada umumnya kontaktor terdiri dari 3 bagian, yaitu : a) Kontak utama b) Kontak Bantu c) Coil atau kumparan Kontak utama terdiri dari tiga buah kontak normal terbuka (Normally Open). Kontak ini digunakan untuk menghubungkan sumber tegangan dengan beban. Kontak Bantu terdiri dari kontak NO dan kontak NC. Kontak ini digunakan untuk mengontrol rangkaian lain atau sebagai rangkaian pengunci. Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.19 Kontak-kontak Kontaktor Jika ada arus yang mengalir melalui kontaktor, maka kumparan akan bekerja dan menarik kontak- kontaknya. Pada saat kumparan magnet bekerja, maka kontak NO akan menutup dan kontak NC akan membuka. Antara kontak NO dan NC dibedakan dengan suatu nomor kode tertentu. Ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemasangan maupun dalam pelacakan kesalahan apabila terjadi gangguan. Nomor kode tersebut dapat dibedakan sebagai berikut : a. 1,3,5 : kontak utama yang dihubungkan ke sumber. b. 2,4,6 : kontak utama yang dihubungkan ke beban. c. 53,54 : kontak Bantu jenis NO (Normally Open). d. 61,62 : kontak bantu jenis NC (Normally Close). e. A1, A2 : kontak coil.
36 25 Konstruksi sebuah kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.20 Kontaktor 2.9 Relay Elektromekanik Relay elektromekanik adalah relay magnet yang terdiri dari sebuah electromagnet dan sebuah tangkai bergerak yang disebut angker. Bilamana arus listrik mengalir dalam kumparan magnetnya, maka akan dibangkitkan suatu medan magnet yang lalu menarik tangkai angkernya yang dari besi ke teras magnet itu. Mata-mata kontaktor pada angker dan rangka relaynya kemudian menutup dan melengkapi sirkuit antara terminal- terminal A dan B. apabila magnet itu dimatikan pendayaannya, maka pegas baliknya mengembalikan angker ke posisi terbuka dan mata-mata kontaknya terbuka, sehingga terputuslah sirkuitnya antara terminal- terminal A dan B itu. Dalam gambar 2.21 hanya diperlihatkan suatu pasangan mata kontak, tetapi banyaknya pasangan mata kontak itu dapat saja dibuat lebih sesuai dengan kebutuhan sirkuitnya. Relay yang digambarkan disebelah kiri dapat disebut relay normal terbuka, karena kontaknya terbuka pada waktu tidak di beri tegangan. Relay yang disebelah kanan adalah relay normal tertutup, karena kontak- kontaknya tertutup bila mana relay tidak mendapat tegangan. Jika relay itu di beri tegangan, maka
37 26 angkernya tertarik ke magnet dan kontak- kontaknya membuka sehingga sirkuit antara terminal A dan B menjadi terputus. Gambar 2.21 Relay Elektromekanik 2.10 Time Switch Time switch adalah sejenis relay yang dirancang untuk beroperasi berdasarkan waktu yang dikehendaki. Relay ini mempunyai kontak Normally Close (NO) dan Normally Open (NO). Jumlah kontaknya tergantung dari jenis time switch itu sendiri. Berdasarkan prinsip kerjanya, time switch ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
38 27 a. Time switch operasi lambat Time switch ini mempunyai penundaan waktu pada saat dioperasikan. Pada saat belitannya dialiri arus listrik, maka time switch ini masih membutuhkan waktu beberapa saat sebelum kontak- kontaknya bekerja. b. Time switch lepas lambat Time Switch ini mempunyai penundaan waktu pada saat pelepasan. Apabila aliran arus yang menuju belitannya terputus, maka kontak- kontak pada Time switch ini masih akan bekerja beberapa saat kemudian dan setelah itu terputus. Gambar 2.22 Time Switch Penundaan pada relay ini dapat diatur, sesuai dengan kebutuhan sebatas rentang waktu penundaan yang dimiliki oleh relay itu sendiri. Rentang waktu yang umum digunakan adalah dalam orde detik, menit atau jam Lampu Indikasi (Pilot Lamp) Lampu indikasi atau pilot lamp digunakan pada peralatan kontrol untuk menandai bekerja atau tidaknya suatu peralatan atau rangkaian. Jika lampu indikasi di pergunakan untuk mengindikasikan suatu peralatan yang sedang bekerja, maka lampu tersebut dipasang seri dengan kontak NO, sedangkan apabila lampu tersebut digunakan unutk mengindikasikan tidak bekerjanya suatu peralatan, maka lampu tersebut dipasang paralel dengan kontak NC pada rangkaian yang mengontrol peralatan tersebut.
39 28 Untuk membedakan fungsi dari lampu indikasi tersebut maka dipergunakan warna-warna yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 2.7 Fungsi Warna Pilot Lamp Kondisi Peralatan ( Rangkaian ) Kondisi tidak normal ( beban lebih, bahaya dan sebagainya ) Hati- hati, perhatian Posisi siap mulai bekerja Peralatan berfungsi normal Warna Merah Kuning Hijau Putih Lampu indikasi tidak jauh berbeda dengan lampu penerangan biasa. Lampu ini mempunyai filamen dari wolfram, sebuah resistansi yang dipasang seri dengan wolfram tersebut. Lampu ini terdiri dari berbagai tegangan antara lain 48 volt, 220 volt dan 110 volt. Resistansi dipasang dengan tujuan untuk memperbesar thanan lampu itu sendiri. Lampu indikasi yang mempunyai tegangan 48 volt biasanya digunakan untuk rangkaian kontak dimana tegangan diturunkan dari 110 volt atau 220 volt menjadi 48 volt. Gambar 2.23 Lampu Indikasi (Pilot Lamp)
40 Saklar dan Sensor Saklar adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik. Dalam keadaan menutup mempunyai resistansi yang sangat kecil sehingga arus maksimum dapat mengalir menuju beban. Pada saat saklar terbuka maka resistansinya tak terhingga sehingga tidak ada arus yang mengalir menuju beban. Karakteristik saklar sangat diperlukan untuk melakukan pemilihan sesuai dengan kebutuhan agar dapat bekerja dengan baik. Beberapa faktor dalam pemilihan saklar antara lain : a. Kebutuhan mekanis b. Jenis saklar c. Tegangan maksimum d. Arus maksimum e. Resistansi saat terbuka dan saat tertutup Tombol Tekan (Push Buttom) Prinsip kerja dari tombol tekan ini hampir sama dengan saklar jenis togel yaitu penghubung tunggal, bedanya hanya jika saklar tekan jenis togel ditekan akan langsung mengunci sedangkan tombol tekan jika ditekan lalu dilepas maka posisinya akan kembali seperti semula, jadi hanya memberi impuls sesaat. Pada tombol tekan ini terdapat dua buah kontak yaitu kontak NO dan NC. Biasanya tombol tekan dikombinasikan dengan suatu relay atau kontaktor sehingga dapat memutuskan atau menghubungkan suatu rangkaian. Tombol tekan ini banyak sekali dipergunakan untuk mengontrol motor. Tombol yang normal direncanakan untuk berbagai type yang mempunyai kontak NO dan NC. Kontak NO akan menutup jika tombol ditekan dan kontak NC akan membuka bila ditekan. Tombol tekan ini banyak digunakan untuk start, stop dan membalik arah putaran motor dengan mengkombinasikannya dengan kontaktor.
41 30 Gambar 2.24 Tombol Tekan (Push Buttom) Pressure Switch Pressure switch adalah suatu saklar yang berkerja berdasarkan tekanan. Dalam perencanaan ini pressure switch dimanfaatkan untuk mendeteksi tekanan pada pipa distribusi, dengan kata lain pressure switch ini dimanfaatkan sebagai sensor bila tekanan dalam pipa bertambah maka kontak-kontaknya akan bekerja dan memberi sinyal terhadap pompa untuk bekerja. Input tekanan pada pressure switch ini dapat kita atur sesuai dengan kebutuhan. Gambar 2.25 Pressure Switch 2.13 Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik dari satu system ke system yang lain yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik melalui suatu gandengan magnet berupa inti besi. Konstruksi transformator terdiri dari beberapa bagian yaitu : - Inti, terbuat dari lempengan-lempengan plat besi lunak atau baja silikon yang diklem menjadi satu.
42 31 - Belitan, terbuat dari tembaga yang letaknya dibelitkan pada inti dan bentuknya konsentrik atau spiral. - Sistem pendingin. (Biasanya pada transformator yang berkapasitas besar) - Bushing, berfungsi untuk menghubungkan rangkaian dalam dari transformator ke rangkaian luar. (transformator daya). Gambar 2.26 Transformator Dari jenis letak belitannya terdiri dari : - Transformator jenis inti (core type), belitan mengelilingi dari inti. Transformator jenis ini banyak digunakan untuk trafo dengan daya dan tegangan yang tinggi. - Transformer jenis cangkang (shell tye), inti mengelilingi belitan. Transformator ini banyak digunakan untuk transformator yang mempunyai daya kecil dan tegangan renda. Pada system tenaga transformator dipakai : 1. Transformator penaik tegangan (Step up) atau disebut dengan transformator daya, yaitu untuk menaikkan tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi. 2. Transformator penurun tegangan (Step Down) dapat dikategorikan dengan nama transformator distribusi, untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.
43 32 3. Transformator pengukuran (Instrument Transformer) digunakan untuk mengukur arus yang besar menjadi kecil arus yang kecil untuk keperluan pengukuran yang disebut transformer ukur arus (Current Transformer) dan untuk mengukur tegangan yang besar menjadi tegangan yang kecil untuk keperluan pengukuran yang disebut transformator ukur tegangan (Voltage Transformer).
44 BAB III RANCANG BANGUN 3.1 Deskripsi Kerja Sistem distribusi pengolahan air minum ini adalah bagian dari system pengolahan air bersih. Dengan menggunkan PLC maka analisa kerja dari sistem pengolahan air minum ini adalah sebagai berikut : Dengan menekan Push button START sistem ini akan bekerja mulai dari Pompa 1 (P1) yang bekerja memompa air dari sumber (yang disimulasikan sebagai bak 1) menuju bak penyaring pasir (Sand Filter). Bak penyaring pasir ini disimulasikan sebagai bak 2. Setelah bak tersebut sudah mencapai level middle (dengan menggunakan sensor Water Level Control), maka Pompa 2 (P2) akan bekerja memompa air dari bak 2 menuju bak penampungan sementara yang berfungsi mengendapkan pasir yang berasal dari bak 2 tadi. Bak ini disimulasikan sebagai bak 3. Pada saat air pada bak 3 mencapai level middle (dengan menggunakan sensor Water Level Control), Pompa 3 (P3) akan bekerja memompa air dari bak 3 menuju ke bak penyaringan unsur karbon aktif (Carbon Active Filter). Bak ini disimulasikan sebagai bak 4. Pada kondisi tersebut Pompa 1, Pompa 2 dan Pompa 3 akan terus bekerja berurutan secara otomatis. Pada saat sensor water level control pada bak 4 mencapai level penuh, maka Pompa 3, Pompa 2 dan Pompa 1 akan berhenti beroperasi secara berurutan pula, dan berarti juga bahwa bak 3 dan bak 2 sudah mencapai level penuh. Pompa 4 (P4) baru akan bekerja bila tekanan pada pipa distribusi telah mencapai setting yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sensor Pressure Switch yang bekerja mendistribusikan air yang telah bersih dari bak 4 33
45 34 ke pemakai / konsumen. Dalam perancangan ini Pressure Switch disimulasikan dengan On / Off Switch. Pada saat Pompa 4 (P4) beroperasi, level air pada bak 3 pasti akan berkurang. Dengan mengoperasikan SW1 berarti mensimulasikan bahwa bak 4 dalam kondisi kosong dan memerintahkan Pompa 3 (P3) untuk bekerja mendistribusikan air dari bak 3 menuju ke bak 4. Selanjutnya untuk mengindikasikan bahwa bak 3, bak 2 dan bak 1 dalam kondisi kosong, disimulasikan dengan menekan SW2 untuk bak 3, SW3 untuk bak 2 dan SW4 untuk bak 1. Gambar 3.1. Gambar Perencanaan Sistem Distribusi Pengolahan Air minum
46 Diagram Blok Diagram blok merupakan diagram yang dimaksudkan untuk mengetahui dengan jelas proses dari pengoperasian suatu sistem. Adapun diagram blok hubungan antara komputer, PLC dan simulasi untuk perencanaan system distribusi pengolahan air minum adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini : CPU PLC SIMULATOR PERSONAL COMPUTER Gambar 3.2 Gambar hubungan antara Komputer, PLC dan Simulator 3.3 Diagram Sistem Distribusi Pengolahan Air minum dan Rangkaian Kontrol Diagram Rangkaian Kontrol Konvensional Adapun gambar rangkaian konvensional untuk perencanaan proses pengolahan air minum ini adalah sebagai berikut :
47 36 Gambar 3.3 Diagram Rangkaian Kontrol Konvensional Diagram Rangkaian pada PLC Diagram rangkaian dari pengaturan aplikasi PLC pada simulator proses pengolahan air ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.4 Diagram Rangkaian Kontrol pada PLC
48 Komponen dan Bahan dalam Pembuatan Simulator Komponen. Adapun komponen dalam pembuatan simulator ini adalah sebagai berikut : 1. Power Supply 24 dan 12VDC Power supply ini digunakan untuk power supply input / output pada simulator. 2. Push Button Push button ini digunakan sebagai simulasi dari sensor Water Level Control (SW1 SW3) dan PB Start. 3. On / Off Switch On / Off switch ini digunakan sebagai simulasi sensor Pressure Switch (PS) dan SW4. 4. Mini Fan Mini fan ini adalah simulasi dari pompa air yang diberi kode P1 s/d P4 (bila ON berarti pompa dalam keadaan ON). 5. Pilot Lamp. Pilot Lamp ini adalah sebagai indikasi kondisi bak dalam keadaan penuh yang diberi kode PL1 s/d PL4 (bila ON berarti bak dalam keadaan kosong). 6. Fuse Fuse ini berfungsi untuk mengamankan rangkaian, apabila pada saat pengujian terjadi short maka fuse akan bekerja mengamankan peralatan. 7. Terminal Block Terminal Block digunakan sebagai tempat penyambungan wiring antara simulator dengan CPU PLC. 8. Kabel Kabel yang digunakan adalah jenis serabut dengan ukuran 1 dan 1,5 mm. 9. Schoen Kabel 10. Kabel Spiral dan Kabel Ties
49 Bahan Adapun bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan simulator ini adalah sebagai berikut : 1. Box Ukuran 400x300x170 = 1 unit 2. Stiker untuk name plate = 1 lembar 3. Mesin Bor = 1 unit 4. Mur + baut = secukupnya 5. Solder Listrik + timah = 1 unit 6. Obeng dan Tang = 1 unit 7. CPU PLC OMRON CQM1 = 1 unit 8. Personal Computer = 1 unit 3.5 Pembuatan Simulator Adapun langkah-langkah dalam pembuatan simulator ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tata letak mini fan, pilot lamp, push button, on/off switch pada box kemudian di bor sesuai dengan ukuran komponen-komponen tersebut 2. Meletakkan komponen-komponen tersebut sesuai dengan tata letak yang sebelumnya telah dibor. 3. Merancang sistem instalasi pada box yaitu instalasi atau wiring mini fan, pilot lamp, push button, on/off switch dengan menggunakan kabel dan menyoldernya. 4. Agar dapat memudahkan dalam koneksi nanti ke terminal input dan output pada CPU PLC, instalasi / wiring dari mini fan, pilot lamp, push button, on/off switch tersebut dihubungkan ke terminal block. 5. Membuat name plate pada box agar dapat memudahkan dalam pengoperasian dan pengamatan pada saat pengujian.
50 39 6. Melakukan pengecekan terakhir pada sistem wiringnya apakah sudah sesuai dengan gambar perencanaan dan siap untuk dihubungkan dengan power supply Gambar 3.5 Simulator 3.6 Menghubungkan Personal Computer dengan CPU PLC Adapun peralatan yang dibutuhkan untuk menghubungkan Personal Computer dengan CPU PLC adalah dengan menggunakan kabel penghubung RS232 seperti terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar 3.6 Hubungan Personal Computer ke CPU PLC
51 40 Langkah awal yang harus dilakukan adalah untuk mengoperasikan simulasi ini dengan personal komputer adalah dengan memasuki program Syswin 3.4, caranya yaitu dengan memilih pernyataan-pernyataan seperti Start kemudian Program dan pilih Syswin 3.4. Apabila dilihat tampilannya pada personal komputer adalah sebagai berikut : Gambar 3.7 Tampilan untuk Memasuki Program Syswin 3.4 Pada saat memasuki program Syswin 3.4 maka akan tampil layar seperti gambar 3.8, dimana tampilan tersebut merupakan program Syswin 3.4 itu sendiri. Gambar 3.8 Tampilan Program Syswin 3.4
52 41 Setelah memasuki program ini maka langkah selanjutnya adalah memilih pernyataan File lalu pilih pernyataan New Project. Pada layar monitor akan ditampilkan text box lalu mulailah untuk setting type PLC yang akan kita gunakan. Seperti terlihat pada contoh setting gambar 3.9. Gambar 3.9 Tampilan Menu untuk Setting Type PLC Selanjutnya kita dapat melakukan pemograman sesuai dengan kontrol yang telah dibuat. Kemudian selanjutnya mengatur komunikasi serial antara Personal Komputer dengan PLC yaitu dengan memilih menu Project lalu pilih Communications. Maka akan tampil di layar monitor seperti gambar dibawah ini : Gambar 3.10 Tampilan Menu untuk mengatur komunikasi serial PLC
53 42 Setelah selesai membuat program yaitu berupa Ladder Diagram, selanjutnya kita melakukan koneksi dengan PLC dengan menggunakan perintah Online lalu pilih Connect. Setelah status PLC sudah terhubung dengan komputer (On-Line), tombol-tombol seperti terlihat pada gambar 3.11 dibawah ini akan aktif Gambar 3.11 Tampilan Tombol pada saat PLC On-Line Keterangan : 1. Communications Connect : untuk melakukan koneksi dengan PLC yang bersangkutan. 2. PLC Mode : untuk memilih mode kerja dari PLC yang bersangkutan, jika di klik akan muncul pilihan MONITOR, RUN, STOP/PRG 3. Monitoring : untuk melakukan monitoring kerja PLC melalui komputer, contoh tampilan terlihat pada gambar Online Edit : digunakan untuk penyuntingan ladder secara online Gambar 3.12 Tampilan Mode dan Online Edit pada PLC
54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Pengujian Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian alat ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan pengalamatan Input / Output 2. Menyiapkan rangkaian kontrol konvensional yang telah dibuat dan nantinya akan diprogram kedalam bentuk Diagram Ladder ke CPU PLC dengan Personal Komputer. 3. Menyiapkan CPU PLC untuk dimasukkan data yang berupa Diagram Ladder. 4. Menyiapkan personal komputer yang berbasis windows dan mempunyai program Syswin 3.4 dan menghubungkannya dengan CPU PLC 5. Melakukan dan pengamatan dari pengujian. 1. Menentukan Pengalamatan Input / Output (I/O) Pengalamatan I/O digunakan untuk menganalisa sistem kerja rangkaian perbagian dari Ladder Diagram. Pengalamatan ini juga berguna untuk mempermudah didalam pemograman sehingga untuk memperbaiki kesalahan dari pemograman lebih mudah. Disamping itu pengalamatan ini juga berguna untuk mengetahui input dan output dari sebuah program. Tabel 4.1 Pengalamatan Input No. Input Peralatan 0000 Push Button Start 0001 On/Off Switch (Simulasi Pompa 4 ON) 0002 SW1 (Simulasi Bak 4 Kosong) 0003 SW2 (Simulasi Bak 3 Kosong) 0004 SW3 (Simulasi Bak 2 Kosong) 0005 SW4 (Simulasi Bak 1 Kosong) 43
55 44 Tabel 4.2 Pengalamatan Output No. Output Peralatan Pompa 1 / P1 (mini fan) Pompa 2 / P2 (mini fan) Pompa 3 / P3 (mini fan) Pompa 4 / P4 (mini fan) Indikasi Bak 4 kosong (PL1) Indikasi Bak 3 kosong (PL2) Indikasi Bak 2 kosong (PL3) Indikasi Bak 1 kosong (PL4) 2. Diagram Ladder dan Kode Mnemonic Pemograman dilakukan dengan menggunkan dua cara yaitu dengan pemograman Diagram Ladder atau dengan Kode Mnemonic. Program untuk simulasi Proses Pengolahan Air Minum ini adalah sebagai berikut : TIM KONTROL POMPA 1 PB.START TS3 R11 R R R1 TIM R10 TIM 000 TS1 # bcd TS9 TIM011 TS12 TIM014 TS15 KE A Gambar 4.1 Ladder Diagram
56 45 DARI A TIM000 TIM KONTROL POMPA 2 TS1 TS4 R11 R R R2 TIM007 R8 TIM 001 TS2 # bcd TS8 TIM010 TS11 TIM001 TIM KONTROL POMPA 3 TS2 TS5 R11 R8 R R3 TIM006 TS KONTROL OFF POMPA 4,3,2 R R4 TIM R R1 R4 002 TS3 # bcd SENSOR BAK 2 PENUH R TIM 003 TS4 SENSOR BAK 3 PENUH R1 # bcd TIM KE B 004 TS5 # bcd SENSOR BAK 4 PENUH Gambar 4.1 Ladder Diagram (lanjutan)
57 46 DARI B SIMULASI POMPA 4 PRESSURE SWITCH R TIM SIMULASI BAK 4 KOSONG SW1 TS6 R R6 TIM 006 TS7 # bcd TIM 005 TS6 # bcd TIM 007 TS8 # bcd TIM 008 TS9 # bcd TIM SIMULASI BAK 3 KOSONG SW2 TS10 R R7 TIM 010 TS11 # bcd TIM 009 TS10 # bcd TIM 011 TS12 # bcd TIM R7 TS13 R8 KE C R8 TIM 012 TS13 # bcd Gambar 4.1 Ladder Diagram (lanjutan)
58 47 DARI C TIM SIMULASI BAK 2 KOSONG SW3 TS14 R R9 TIM 014 TS15 # bcd TIM 013 TS14 # bcd TIM R9 TS16 R R TIM 015 TS16 # bcd SIMULASI BAK 1 KOSONG SW4 R POMPA 1 R P POMPA 2 R P R P POMPA POMPA 4 R R R R R11 R PL PL PL PL4 P4 INDIKASI BAK 4 KOSONG INDIKASI BAK 3 KOSONG INDIKASI BAK 2 KOSONG INDIKASI BAK 1 KOSONG Gambar 4.1 Ladder Diagram
59 48 Tabel 4.3 Kode Mnemonic Alamat Instruksi Simbol LD PBSTART OR R OR R OR TIM008 TS OR TIM011 TS OR TIM014 TS AND NOT TIM002 TS AND NOT R OUT R AND NOT R TIM 000 #0030 TS1 # LD TIM000 TS OR R OR R OR TIM007 TS OR TIM010 TS AND NOT TIM003 TS AND NOT R OUT R AND NOT R TIM 001 #0030 TS2 # LD TIM001 TS OR R OR TIM006 TS AND NOT TIM004 TS AND NOT R AND NOT R OUT R3
60 49 Alamat Instruksi Simbol LD NOT R LD R AND R AND R OR LD OR OR LD R OR R OUT R TIM002 #0150 TS3# TIM003 #0130 TS4# TIM004 #0110 TS5# LD PS OUT R LD SW OR R OUT TR0 AND NOT TIM005 TR0 TS OUT R TIM005 #0100 TS6# LD TR0 TIM006 #0010 TR0 TS7# TIM007 #0030 TS8# TIM008 #0050 TS9#0050
61 50 Alamat Instruksi Simbol LD SW OR R OUT TR0 AND NOT TIM009 TR0 TS OUT R TIM009 #0100 TS10# LD TR0 TIM010 #0010 TR0 TS11# TIM011 #0030 TS12# LD R OR R AND NOT TIM012 TS OUT R TIM012 #0060 TS13# LD SW OR R OUT TR0 AND NOT TIM013 TR0 TS OUT R TIM013 #0130 TS14# LD TR0 TIM014 #0010 LD TR0 TS15# LD R OR R AND NOT TIM015 TS OUT R TIM015 #0040 TS16#0040
62 51 Alamat Instruksi Simbol LD SW OUT R LD R OUT P LD R OUT P LD R OUT P LD R AND NOT R OUT P LD R OUT PL LD R OUT PL LD R OUT PL LD R OUT PL END
63 52 3. CPU PLC CQM1 OMRON Adapun CPU PLC yang dipakai adalah CPU PLC type CQM1 merk Omron dengan 15 Input dan 9 Output. Seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 CPU PLC CQM1 Omron 4. Menghubungkan Personal Komputer dengan CPU PLC Adapun peralatan yang diperlukan dalam proses menghubungkan Personal Komputer dengan CPU PLC adalah kabel komunikasi RS-232. Pada gambar 4.3 menunjukkan cara menghubungkan Pesonal Komputer dengan CPU PLC. Gambar 4.3 Hubungan Personal Komputer ke CPU PLC
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori
Lebih terperinciAPLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri
Lebih terperincit o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP
t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003
Lebih terperinciBAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri
BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri
Lebih terperinciBAB IV BAHASA PROGRAM PLC
BAB IV BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC
Lebih terperinciSIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX
SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX 6.1 Darminto 1, M. Facta, ST, MT 2, Iwan Setiawan, ST, MT 3 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciPERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC
PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar pemrograman pada PLC 2. Mahasiswa mampu membuat dan menganalisa suatu program PLC 3. Mahasiswa memahami fungsi-fungsi
Lebih terperinciYudha Bhara P
Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik
Lebih terperinciPEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC
PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia
Lebih terperinciPROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Tujuan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu : Memahami fungsi PLC Mampu membuat program PLC Mampu menerapkan PLC untuk menyelesaikan permasalahan kontrol
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. AUTOMATIC SPRAY CONTROLLER UNTUK MESIN INJECTION PLASTIK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) PANASONIC NAiS FP0-C14RS
TUGAS AKHIR AUTOMATIC SPRAY CONTROLLER UNTUK MESIN INJECTION PLASTIK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) PANASONIC NAiS FP0-C14RS DISUSUN OLEH : MULYANA SASTRA BIDAYA 41409120025 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SIMULASI PENGONTROLAN PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC
TUGAS AKHIR SIMULASI PENGONTROLAN PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Endang
Lebih terperinciPROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk
Lebih terperinciINSTALASI MOTOR LISTRIK
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak
Lebih terperinciSOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak
Lebih terperinciBAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC
BAB III FUNGSI BAGIAN PLC Programming Devices Processor Modul Input Modul Output Catu Daya Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC Dari gambar diatas, bagian bagian tersebut mempunyai fungsi yang saling
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PERANCANGAN
BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan
Lebih terperinciSOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah
Lebih terperinciProgrammable Logic Controller (PLC) Pendahuluan
Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROTOTIPE
BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA
PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.
BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA
TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA Disusun Oleh : Nama : Adita Kusuma NIM : 41414110126 Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK PROGRAM
Lebih terperinciBab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi
Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Sasaran : Mahasiswa mampu : Menjelaskan prinsip kerja relay Mengetahui macam macam relay dan bagaimana simbolnya dalam rangkaian Mendesain relay logic ladder untuk mengendalikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0
TUGAS AKHIR Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E
RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 oleh : HAZA IRMA DWI J. HARAHAP MARDIANI
Lebih terperinciBAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN
BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN A. PERSIAPAN DASAR Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu sistem atau proses, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan persiapan dasar
Lebih terperinciBAB I SISTEM KONTROL TNA 1
BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L
RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L DESIGN AND IMPLEMENTATION OF DOMESTIC ELECTRICAL INSTALATION AND WATER PUMPING SIMULATOR USING PLC
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC
TUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Toni Yanuar Efendi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM ATS-AMF DAN CDC BERBASIS PLC DILENGKAPI SISTEM START-STOP GENSET VIA SMS GSM
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM ATS-AMF DAN CDC BERBASIS PLC DILENGKAPI SISTEM START-STOP GENSET VIA SMS GSM Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC )
LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC ) Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Matakuliah Proyek Akhir Oleh: Bayu Putra
Lebih terperinciPercobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciPERANCANGAN SIMULASI KENDALI PENGISIAN BARANG KE KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA TERPROGRAM (PLC) OMRON CPM 1A
PERANCANGAN SIMULASI KENDALI PENGISIAN BARANG KE KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI LOGIKA TERPROGRAM (PLC) OMRON CPM 1A LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A
PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama
Lebih terperinciBAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "
BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer
Lebih terperinciHilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK
RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciPengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT
Pengantar Programable Logic Control Dr. Fatchul Arifin, MT fatchul@uny.ac.id Definisi Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT
TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Ekstensi (PPSE) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciPERANCANGAN SIMULATOR TRAFFIC LIGHT BERBASIS ARDUINO
TUGAS AKHIR PERANCANGAN SIMULATOR TRAFFIC LIGHT BERBASIS ARDUINO Diajukan Oleh : EKO PAMBUDI 41406120110 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012 LEMBAR PERNYATAAN
Lebih terperinciMAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)
MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN
26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A
RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Lebih terperinciPerlengkapan Pengendali Mesin Listrik
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu
Lebih terperinciPERENCANAAN APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) OMRON CPM1A SEBAGAI PUSAT SISTEM PEMOMPAAN RPA I DAN RPA II DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU III
PERENCANAAN APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) OMRON CPM1A SEBAGAI PUSAT SISTEM PEMOMPAAN RPA I DAN RPA II DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU III PLAJU-SUNGAI GERONG LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciTI-3222: Otomasi Sistem Produksi
TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciSIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM
Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan
Lebih terperincisebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.
LADDER DIAGRAM Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional, yaitu sebagai perangkai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PRINSIP KERJA KENDALI PLC Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederatan relai yang dijumpai pada sistem kendali
Lebih terperinciBAB IV INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC
BAB IV INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC Instruksi instruksi Dasar PLC Semua instruksi(perintah program) yang ada di bawah ini merupakan instruksi paling dasar pada PLC Omron Sysmac C-series. Menurut aturan
Lebih terperinciPenggunaan PLC di industri dimaksudkan untuk menggantikan penggunaan rangkaian relay dan timer. Keuntungan penggunaan PLC antara lain :
Pengenalan PLC (Programmable Logic Controller ) PLC (Programmable Logic Controller) adalah suatu komputer industri yang digunakan untuk pengendalian suatu proses atau mesin. Prinsip kerja secara garis
Lebih terperinciSortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian
BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian objek sesuai dengan ukuran, berat, bentuk, warna, dan bahan dasar seperti yang diperlihatkan
Lebih terperinciSISTEM KENDALI LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN PLC TWIDO
SISTEM KENDALI LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN PLC TWIDO Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMateri. Siswa Mampu :
Pemrograman PLC Materi Siswa Mampu : Menjelaskan langkah langkah pengendalian sistem dengan proram di PLC Menjelaskan prinsip pemrograman PLC dengan Ladder Diagram Menjelaskan komponen komponen LD dan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012
TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONTROL MOTOR OPEN DAN CLOSE COOLING WATER TREATMENT PLANT MENGGUNAKAN PLC ABB MP200 DI WIRE ROD MILL PT.KRAKATAU STEEL(PERSERO).tbk Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam
Lebih terperinciBab 3 PLC s Hardware
Bab 3 PLC s Hardware Sasaran Mahasiswa mampu : o Memahami definisi PLC o Menyebutkan jenis jenis PLC o Menyebutkan bagian bagian hardware PLC o Menjelaskan prinsip kerja bagian bagian hardware PLC 3.1
Lebih terperinciBAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)
BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) A. Pengertian PLC Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGUNAKAN PLC DAN SCADA SOFTWARE OMRON
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGUNAKAN PLC DAN SCADA SOFTWARE OMRON Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciTI3105 Otomasi Sistem Produksi
TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin
Lebih terperinciSudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)
SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara
Lebih terperinciAPLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY
APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY C13 Nyayu Latifah Husni [1], Ade Silvia Handayani. [2], Rani Utami [3] Abstrak Teknologi yang semakin maju dan terus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver
Lebih terperinciTIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012
TIMER DAN COUNTER ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012 TIMER Ada beberapa jenis timer yang digunakan pada PLC, akan tetapi yang sering digunakan adalah Timer ON Delay dan Timer OFF Delay. Fungsi pewaktu dalam
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012
28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keberterimaan dari portable PLC trainer kit. Penelitian dimulai melalui tahap
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.
Lebih terperinciPENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2
PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat
29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3. Oleh: NIM : NIM :
LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGONTROLAN DAN PEMONITORAN LAMPU PENERANGAN, AIR CONDITIONER DAN PROYEKTOR RUANG LAB EK DAYA MENGGUNAKAN TOUCHSCREEN BERBASIS PLC Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciBAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan
Lebih terperinciGambar 4.2 Simbol LOAD. Gambar 4.3. Simbol LOAD NOT
No. LST/EKA/PTE013 evisi : 00 Tgl : 17-0-010 Hal 1 dari 1 Tujuan Setelah selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik instruksi dasar pemrograman PLC Kajian Teori Beberapa intruksi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG
24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi
Lebih terperinciMODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX
MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX Diajukan Guna Melengkapi Sebagian syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di susun oleh : NAMA
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
Lebih terperinciDIAGRAM LADDER. Dr. Fatchul Arifin, MT
DIAGRAM LADDER Dr. Fatchul Arifin, MT fatchul@uny.ac.id Simbol 1. Load / LD = Star pada normally open input Instruksi ini seperti relay yang NO 2. Load Not / LD NOT = Star pada normally close input Instruksi
Lebih terperinciImplementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/
18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada
Lebih terperinciOLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :
OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah PLC Sebelum PLC diciptakan, sistem kontrol yang digunakan untuk membantu kegiatan produksi di industri-industri pada masa itu masih berbasis
Lebih terperinciBAB III REALISASI DAN PERANCANGAN
BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan
Lebih terperinci