PPUS : Program Pengembangan Usaha Swasta. : waktu yang dibutuhkan untuk mengurus status tanah (minggu) : persepsi tingkat kemudahan mendapatkan lahan
|
|
- Verawati Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 157 Lampiran 1 Daftar Istilah PMDN: Penanaman Modal DalamNegeri PMA : Penanaman Modal Asing TKED : Tata KelolaEkonomi Daerah IPPU : InteraksiPemdaDenganPelaku Usaha PPUS : Program Pengembangan Usaha Swasta TDP: Tanda Daftar Perusahaan Q30 Q32 Q33 Q34 Q35 Q36 : waktu yang dibutuhkan untuk mengurus status tanah (minggu) : persepsi tingkat kemudahan mendapatkan lahan : persepsi kemungkinan lokasi usaha akan digusur : persepsi frekuensi penggusuran lahan : persepsi frekuensi konflik kepemilikan lahan : persepsi hambatan ketersediaan lahan dan kepastian hukum terhadap kineja perusahaan Q38AR1 : perusahaan yang memiliki TDP Q40CR1 : persepsi kesulitan mengurus TDP Q40DR1 : waktu mengurus TDP (hari kerja) Q41DR1 : persepsi hambatan biaya kepengurusan TDP Q43R1 : persepsi proses perizinan usaha dijalankan dengan sistem kerja yang efisien Q43R2 : persepsi proses perizinan usaha bebas pungutan liar Q43R3 : persepsi proses perizinan usaha bebas KKN Q48 : keberadaan forum komunikasi Q49R1 : persepsi kepala daerah selalu memberikan pemecahan masalah yang nyata terhadap permasalahan pelaku usaha Q49R2 : persepsi pemecahan masalah yang diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan harapan kebanyakan perusahaan
2 158 Q49R3 : persepsi instansi pemda terkait selalu menindaklanjuti langkah-langkah pemecahan masalah yang telah ditentukan oleh kepala daerah Q50R1 : persepsi pemda memiliki pengertian akan kebutuhan usaha Q50R2 : persepsi pemda melakukan konsultasi publik dengan pelaku usaha apabila akan membuat kebijakan publik yang menyangkut kepentingan usaha Q50R3 : persepsi pemda mengadakan pertemuan dengan pelaku usaha di daerahnya untuk membicarakan masalah pelaku usaha Q50R4 : persepsi pemda tidak membentuk perusahaan daerah yang dapat merugikan kegiatan usaha swasta Q50R5 : persepsi pemda memberikan fasilitas yang dapat mendukung perkembangan dunia usaha Q51 Q52 : persepsi kebijakan pemda yang berorientasi mendorong iklim investasi melalui promosi investasi : persepsi kebijakan non-diskriminatif pemda Q53R1 : persepsi kebijakan pemda terkait dunia usaha tidak meningkatkan pengeluaran bisnis Q53R2 : Persepsi kebijakan pemda terkait dunia usaha tidak meningkatkan ketidakpastian berusaha Q55 Q57A Q57B : persepsi hambatan interaksi pemda dengan pelaku usaha terhadap kinerja perusahaan : tingkat pengetahuan keberadaan PPUS : tingkat partisipasi dalam PPUS Q58R1 : persepsi tingkat manfaat pelatihan manajemen bisnis Q58R2 : persepsi tingkat manfaat pelatihan peningkatan kualitas tenaga kerja Q58R3 : persepsi tingkat manfaat promosi produk lokal kepada investorpotensial Q58R4 : persepsi tingkat manfaat menghubungkan pelaku usaha kecil-sedangbesar Q58R5 : persepsi tingkat manfaat pelatihan pengajuan aplikasi kredit bagi UKM Q58R6 : persepsi tingkat manfaat program proses mempertemukan mitra bisnis Q58R7 : persepsi tingkat manfaat program pengembangan swasta lainnya
3 159 Q61R1 : persepsi kepala daerah memiliki pemahaman yang baik mengenai persoalan yang dihadapi pelaku usaha Q61R2 : persepsi pejabat di lingkunga birokrasi pemda terkait dunia usaha bisnis berdasarkan pengalaman kerja sesuai bidangnya Q61R3 : persepsi kepala daerah melakukan tindakan tegas terhadap setiap tindakan korupsi Q61R4 : persepsi kepala daerah melakukan korupsi Q61R5 : persepsi kepala daerah merupakan figur pemimpin yang kuat Q63 : persepsi hambatan kapasitas dan integritas kepala daerah terhadap kinerja perusahaan Q65CR1 : persepsi hambatan retribusi daerah terhadap aktifitas bisnis Q65CR2 : perespsi hambatan pajak resmi daerah terhadap aktivitas bisnis Q67AR1: total biaya pungutan dan retribusi yang harus dibayarkan oleh perusahaan untuk pendistribusian barang antarwilayah Q67CR1: persepsi hambatan biaya pungutan dan retribusi yang harus dibayarkan oleh perusahaan untuk pendistribusian barang antarwilayah Q70BR1: persepsi hambatan biaya tambahan untuk keamanan kepada polisi terhadap aktifitas bisnis Q71 : persepsi hambatan biaya transaksi terhadap kinerja perusahaan Q78AR1: persepsi kualitas infrastruktur jalan Q78AR2: persepsi kualitas infrastruktur lampu penerangan jalan Q78AR3: persepsi kualitas infrastruktur air PDAM Q78AR4: persepsi kualitas infrastruktur listrik Q78AR5: persepsi kualitas infrastruktur telepon Q78CR1: lama perbaikan infrastruktur jalan Q78CR2: lama perbaikan infrastruktur lampu penerangan jalan Q78CR3: lama perbaikan infrastruktur air PDAM Q78CR4: lama perbaikan infrastruktur listrik Q78CR5: lama perbaikan infrastruktur telepon
4 160 Q79 Q80 Q81 : persentase perusahaan yang tidak memakai genset : frekuensi pemadaman listrik (kali dalam seminggu) : persepsi hambatan infastruktur terhadap kinerja perusahaan Q83BR1: frekuensi pencurian pada tahun 2007 Q84R1 : persepsi polisi selalu bertindak tepat waktu dalam menangani kasus kriminal yang berhubungan dengan dunia usaha Q84R2 : persepsi solusi yang diberikan polisi ketika menangani kasus kriminal menguntungkan perusahaan Q84R3 : persepsi solusi yang diberikan polisi ketika menangani kasus kriminal meminimalisir kerugian dan biaya usaha Q86R1 : persepsi polisi selalu bertindak tepat waktu dalam menangani kasus demonstrasi buruh yang berhubungan dengan dunia usaha Q86R2 : persepsi solusi yang diberikan polisi ketika menangani kasus demostrasi buruh hanya menyebabkan dampak kehilangan yang kecil terhadap waktu produktif dan biaya operasional usaha Q88 : persepsi hambatan keamanan dan penyelesaian konflik terhadap kinerja perusahaan
5 161 Lampiran 2 Kabupaten/Kota dalam wilayah administrasi Provinsi Jawa Timur tahun 2010 Kabupaten/Kota Luas Area Jumlah Kelurahan/Desa (km 2 ) Kecamatan Perkotaan Perdesaan Jumlah Kabupaten : 1 Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota 71 Kediri Blitar Malang Probolinggo Pasuruan Mojokerto Madiun Surabaya Batu Jumlah ,400 6,106 8,506 Sumber: BPS, 2011 (diolah)
6 162 Lampiran 3 Jumlah Penduduk, Pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk Tahun 2010 Kabupaten Pertumbuhan kepadatan /Kota Penduduk 2010(%) Penduduk 2010/km2 Kabupaten PACITAN 539, , PONOROGO 854, , TRENGGALEK 672, , TULUNGAGUNG 985, , BLITAR 1,112,395 1,116, KEDIRI 1,491,969 1,499, MALANG 2,428,283 2,446, LUMAJANG 1,003,172 1,006, JEMBER 2,320,314 2,332, BANYUWANGI 1,550,663 1,556, BONDOWOSO 732, , SITUBONDO 643, , PROBOLINGGO 1,088,122 1,096, PASURUAN 1,499,255 1,512, ,017 SIDOARJO 1,904,110 1,941, ,700 MOJOKERTO 1,014,587 1,025, ,053 JOMBANG 1,195,940 1,202, ,079 NGANJUK 1,013,531 1,017, MADIUN 660, , MAGETAN 620, , NGAWI 817, , BOJONEGORO 1,206,506 1,209, TUBAN 1,112,815 1,118, LAMONGAN 1,180,007 1,179, GRESIK 1,160,718 1,177, BANGKALAN 897, , SAMPANG 865, , PAMEKASAN 785, , SUMENEP 1,037,595 1,042, Kota KEDIRI 266, , ,235 BLITAR 130, , ,052 MALANG 814, , ,453 PROBOLINGGO 214, , ,831 PASURUAN 184, , ,278 MOJOKERTO 119, , ,302 MADIUN 170, , ,145 SURABAYA 2,751,389 2,765, ,474 BATU 188, , ,050 JAWA TIMUR 37,236,149 37,476, Sumber: BPS, 2011 (diolah)
7 165 Lampiran 4 Uji beda berpasangan antara Indeks dari Sub Indikator TKED 2007 dan 2010 untuk provinsi Jawa Timur paired differences Sig SUB INDIKATOR Mean Std. Deviation Std Error t (2 tailed) AKSES LAHAN (AL) IZIN USAHA (IU) * INTERAKSI PEMDA & PELAKU USAHA (IPPU) PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA SWASTA (PPUS) KAPASITAS & INTEGRITAS BUPATI/ WALIKOTA (KIBW) * KEAMANAN & PENYELESAIAN SENGKETA (KPS) BIAYA TRANSAKSI (BT) ** INFRASTRUKTUR (INF) ** KUALITAS PERDA (PERDA) Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed). Mean 163
8 Lampiran 5 Hasil uji paired samples t-test untuk variabel penyusun sub indikator Akses Lahan paired differences Sig Mean Std. 95% confidence interval t df (2 Variabel Deviation Std Error of the difference tailed) Mean Lower Upper Waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan status tanah (Q30) ** Persepsi tentang kemudahan perolehan lahan (Q32) Persepsi kecilnya kemungkinan lokasi usaha akan digusur (Q33) ** Persepsi jarang terjadinya penggusuran lahan (Q34) Persepsi jarang terjadinya konflik (Q35) Persepsi keseluruhan permasalahan lahan usaha kecil hambatannya terhadap kinerja perusahaan (Q36) Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed)
9 167 Lampiran 6 Hasil uji paired samples t-test untuk variabel penyusun sub indikator Izin Usaha Mean paired differences 95% confidence Std. interval of the Deviation Std Error difference Mean Lower Upper t df Sig (2 tailed) Persentase Perusahaan Yang Memiliki TDP (Q38aR1) ** Persepsi kemudahan perolehan TDP (Q40cR1) Rata-rata waktu perolehan TDP (Q40dR1) Persepsi bahwa biaya tidak memberatkan usaha (Q41dR1) ** Persepsi bahwa pelayanan izin usaha efisien (Q43R1) ** Persepsi bahwa pelayanan izin usaha bebas pungli (Q43R2) Persepsi bahwa pelayanan izin usaha bebas KKN (Q43R3) Persentase pelaku usaha yang mengetahui keberadaan mekanisme pengaduan (Q45) Persepsi bahwa izin usaha, kecil hambatannya terhadap kinerja perusahaan (Q46) * Ket: **. Variabel signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed). 165
10 Lampiran 7 Hasil uji paired samples t-test untuk variabel penyusun sub indikator Interaksi Pemda dengan Pelaku Usaha Persentase pelaku usaha yang menyadari keberadaan forum komunikasi pemda dengan pelaku usaha (Q48) Mean Std. Deviation paired differences 95% confidence interval Std Error of the difference Mean Lower Upper Sig t df (2 tailed) Persepsi bahwakepala Daerah memberikan pemecahan masalah yang nyata pada pelaku usaha (Q49R1) Persepsi bahwa Pemecahan masalah oleh Pemda sesuai harapan pelaku usaha (Q49R2) Persepsi bahwa Instansi Pemda selalu menindaklanjuti langkah-langkah pemecahan masalah oleh Kepala Daerah (Q49R3) Persepsi bahwa Pemda memiliki pengertian akan kebutuhan dunia usaha (Q50R1) Persepsi bahwa Pemda melakukan konsultasi publik (Q50R2) Persepsi bahwa Pemda mengadakan pertemuan dengan pelaku usaha dlm membahas permasalahan dunia usaha (Q50R3) Persepsi bahwa Pemda tidak membentuk perusahaan daerah yang merugikan kegiatan usaha (Q50R4)
11 169 Persepsi bahwa Pemda memberikan fasilitas yang mendukung perkembangan dunia usaha (Q50R5) Persepsi bahwa kebijakan pemda berorientasi untuk mendorong iklim investasi (Q51) ** Persepsi bahwa kebijakan Pemda bersifat non-diskriminatif (Q52) Persepsi bahwa pengaruh kebijakan pemda tidak meningkatkan pengeluaran dunia usaha (Q53R1) Persepsi bahwa kebijakan Pemda menjamin kepastian hukum dari pelaku usaha (Q54) * Persepsi interaksi pemda dengan pelaku usaha kecil hambatannya terhadap kinerja perusahaan (Q55) Ket **. Variabel signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed) ** 167
12 Lampiran 8 Hasil uji paired samples t-test untuk variabel penyusun sub indikator Program Pengembangan Usaha Swasta paired differences Sig Mean Std. 95% confidence interval of t df (2 Variabel Deviation Std Error the difference tailed) Mean Lower Upper Tingkat pengetahuan akan keberadaan PPUS (Q57A) ** Tingkat partisipasi dalam PPUS (Q57B) Persepsi bahwa PPUS -pelatihan manajemen bisnis bermanfaat bagi dunia usaha (Q58R1) Persepsi bahwa PPUS -pelatihan peningkatan kualitas tenaga kerja bermanfaat bagi dunia usaha (Q58R2) Persepsi bahwa PPUS -promosi produk lokal kepada investor bermanfaat bagi dunia usaha (Q58R3) Persepsi bahwa PPUS - menghubungkan pelaku usaha kecilsedang-besar bermanfaat bagi dunia usaha (Q58R4) Persepsi bahwa PPUS -pelatihan pengajuan aplikasi kredit bagi UKM bermanfaat bagi dunia usaha (Q58R5) ** **
13 171 Persepsi bahwa PPUS -business matchmaking program bermanfaat bagi dunia usaha (Q58R6) Persepsi bahwa PPUS lainnya bermanfaat bagi dunia usaha (Q58R7) * Persepsi bahwa PPUS berdampak besar terhadap kinerja perusahaan (Q59) Ket: **. Variabel signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed) 169
14 Lampiran 9 Hasil uji paired samples t-test untuk variabel penyusun sub indikator Kapasitas dan Integritas Bupati/Walikota Persepsi bahwa kepala daerah memiliki pemahaman yang baik terhadap masalah dunia usaha (Q61R1) Persepsi bahwa penempatan birokrat sesuai pengalaman kerja dan professional (Q61R2) Persepsi bahwa kepala daerah bertindak tegas terhadap korupsi birokratnya (Q61R3) Persepsi pelaku usaha yang tidak setuju bahwa tindakan kepala daerah menguntungkan diri sendiri (Q61R4) Mean Std. Deviation paired differences 95% confidence interval of the Std Error difference Mean Lower Upper t df Sig (2 tailed) ** Persepsi bahwa kepala daerah merupakan figur pemimpin yang kuat (Q61R5) Persepsi bahwa kapasitas dan integritas kepala daerah kecil hambatannya terhadap dunia usaha. (Q63) Ket: **. Variabel signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed)
15 173 Lampiran 10 Hasil uji paired samples t-test untuk variabel penyusun sub indikator Keamanan dan Penyelesaian Sengketa Variabel Tingkat kejadian pencurian di tempat usaha (Q83BR1) Persepsi bahwa polisi selalu bertindak tepat waktu menangani kasus kriminal (Q84R1) Mean paired differences Std. 95% confidence Deviatio interval of the n Std Error difference Mean Lower Upper t df Sig (2 tailed) Persepsi bahwa Solusi yang diberikan polisi menguntungkan perusahaan (Q84R2) Persepsi bahwa solusi yang diberikan polisi meminimalisir dampak kerugian waktu dan biaya(q84r3) Persepsi bahwa Polisi selalu bertindak tepat waktu menangani demonstrasi buruh (Q86R1) Persepsi bahwa Solusi yang diberikan polisi hanya menyebabkan dampak kehilangan kecil pada waktu dan biaya (Q86R2) Tingkat hambatan keamanan dan penyelesaian masalah terhadap kinerja perusahaan (Q88) Ket: **. Variabel signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed) 171
16 Lampiran 11 Hasil uji paired samples t-test untuk variabel penyusun sub indikator Biaya Transaksi Persepsi bahwa retribusi daerah tidak memberatkan kinerja perusahaan (Q65cR1) Persepsi bahwa pajak daerah tidak memberatkan kinerja perusahaan (Q65cR2) Mean Std. Deviation paired differences 95% confidence interval of Std Error the difference Mean Lower Upper Sig t df (2 tailed) Tingkat pembayaran donasi terhadap Pemda (Q67a) ** Persepsi bahwa pajak dan retribusi daerah tidak memberatkan/menghambat kegiatan usaha (Q67cR1) Persepsi bahwa pembayaran biaya tambahan untuk polisi untuk keamananan tidak memberatkan pelaku usaha (Q70bR1) Persepsi bahwa biaya-biaya transaksi kecil hambatannya terhadap kinerja perusahaan (Q71) Ket:**. Variabel signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed) **
17 175 Lampiran 12 Hasil uji paired samples t-test untuk variabel penyusun sub indikator Infrastruktur Daerah Mean Std. Deviation paired differences 95% confidence interval of Std Error the difference Mean Lower Upper Sig t df (2 tailed) Persepsi kualitas infrastruktur jalan (Q78aR1) Persepsi kualitas infrastruktur lampu jalan (Q78aR2) ** Persepsi kualitas infrastruktur air PDAM (Q78aR3) Persepsi kualitas infrastruktur listrik (Q78aR4) Persepsi kualitas infrastruktur telepon (Q78aR5) Lama perbaikan jalan (Q78cR1) Lama perbaikan lampu jalan (Q78cR2) Lama perbaikan air PDAM (Q78cR3) Lama perbaikan listrik (Q78cR4) Lama perbaikan telepon (Q78cR5) Persentase pelaku usaha yang menggunakan genset(q79) ** Lama pemadaman listrik (Q80) ** Persepsi bahwa infrastruktur kecil hambatannya terhadap kinerja perusahaan (Q81) Ket: **. Variabel signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed) 173
18 Lampiran 13 Hasil uji Korelasi Spearman variabel penyusun sub indikator Akses Lahan terhadap PMDN dan PMA PMDN PMA Q32 Q33 Q34 Q35 Spearman's rho PMDN 1 Sig. (2-tailed). N 76 PMA Sig. (2-tailed) N Q Sig. (2-tailed) N Q Sig. (2-tailed) N Q Sig. (2-tailed) ** N Q Sig. (2-tailed) N Q Sig. (2-tailed) N Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed).
19 177 Lampiran 14 Hasil uji Korelasi Spearman variabel penyusun sub indikator Izin Usaha terhadap PMDN dan PMA PMDN PMA Q40CR1 Q41DR1 Q43R1 Q43R2 Q43R3 Q46 Spearman's rho PMDN 1 Sig. (2-tailed). PMA Sig. (2-tailed) Q40CR Sig. (2-tailed) Q41DR Sig. (2-tailed) Q43R Sig. (2-tailed) Q43R Sig. (2-tailed) * Q43R Sig. (2-tailed) 0.062** Q Sig. (2-tailed) **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed). 175
20 Lampiran 15 Hasil uji Korelasi Spearman variabel penyusun sub indikator Interaksi Pemda dengan Pelaku Usaha terhadap PMDN dan PMA Spear man's rho PM DN PM A Q48 Q49 R1 Q49 R2 Q49 R3 Q50 R1 Q50 R2 Q50 R3 Q50 R4 PMDN PMA Q48 Q49R1 Q49R2 Q49R3 Q50R 1 1 Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) E * * E E E E E- 07. Q50R E E E E -06. Q50R * E E E E E -10 Q50R Q50R 5 Q51 Q52 Q53R 1 Q53R 2 Q55
21 179 Q50 R5 Q51 Q52 Q53 R1 Q53 R2 Q55 Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) 0.000* * * E E E E E * * * * ** * * ** * ** Sig. (2-tailed) Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed) E
22 Lampiran 16 Hasil uji Korelasi Spearman variabel penyusun sub indikator Program Pengembangan Usaha Swasta terhadap PMDN dan PMA PMDN PMA Q58AR1 Q58AR2 Q58AR3 Q58AR4 Q58AR5 Q58AR6 Q58AR7 Q59 Spear man's rho PMDN PMA Q58AR1 Q58AR2 Q58AR3 Q58AR4 Q58AR5 Sig. (2-tailed). N Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) E-10. N Sig. (2-tailed) E-05. N Sig. (2-tailed) E N
23 181 Q58AR6 Q58AR7 Q59 Sig. (2-tailed) E E E-09. N Sig. (2-tailed) E E E E-06. N Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) ** N Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed). 179
24 Lampiran 17 Hasil uji Korelasi Spearman variabel penyusun sub indikator Kapasitas dan Integritas Bupati/Walikota terhadap PMDN dan PMA PMDN PMA Q61R1 Q61R2 Q61R3 Q61R4 Q61R5 Q63 Spearman's rho PMDN 1 Sig. (2-tailed). PMA Sig. (2-tailed) Q61R Sig. (2-tailed) Q61R Sig. (2-tailed) Q61R Sig. (2-tailed) ** ** Q61R Sig. (2-tailed) ** ** Q61R Sig. (2-tailed) Q Sig. (2-tailed) ** E Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed).
25 183 Lampiran 18 Hasil uji Korelasi Spearman variabel penyusun sub indikator Keamanan dan penyelesaian Sengketa terhadap PMDN dan PMA PMDN PMA Q84R1 Q84R2 Q84R3 Q86R1 Q86R2 Q88 Spearman's rho PMDN 1 Sig. (2-tailed). PMA Sig. (2-tailed) Q84R Sig. (2-tailed) ** **. Q84R Sig. (2-tailed) ** ** 6.35E-08. Q84R Sig. (2-tailed) ** E-13. Q86R Sig. (2-tailed) * 2.55E Q86R Sig. (2-tailed) ** E E E-07. Q Sig. (2-tailed) ** Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed). 181
26 Lampiran 19 Hasil uji Korelasi Spearman variabel penyusun sub indikator Biaya Transaksi terhadap PMDN dan PMA PMDN PMA Q65CR1 Q65CR2 Q67CR1 Q70BR1 Q71 Spearman's rho PMDN Sig. (2-tailed). N 76 PMA Sig. (2-tailed) N Q65CR1... Sig. (2-tailed)... N Q65CR Sig. (2-tailed) N Q67CR Sig. (2-tailed) N Q70BR Sig. (2-tailed) N Q Sig. (2-tailed) ** N Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed)
27 185 Lampiran 20 Hasil uji Korelasi variabel penyusun sub indikator Infrastruktur Daerah terhadap PMDN dan PMA LPMDN LPMA Q78CR1 Q78CR2 Q78CR3 Q78CR4 Q78CR5 Q79 Q80 LPMDN 1 Sig. (2-tailed) LPMA Sig. (2-tailed) Q78CR Sig. (2-tailed) Q78CR Sig. (2-tailed) Q78CR Sig. (2-tailed) * E-07 Q78CR Sig. (2-tailed) Q78CR Sig. (2-tailed) E E Q Sig. (2-tailed) Q Sig. (2-tailed) ** E-06 Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed) 183
28 Lampiran 21 Hasil uji Korelasi Spearman variabel penyusun sub indikator Infrastruktur Daerah terhadap PMDN dan PMA PMDN PMA Q78AR1 Q78AR2 Q78AR3 Q78AR4 Q78AR5 Q81 Spearman's rho PMDN Sig. (2-tailed) PMA Sig. (2-tailed) Q78AR Sig. (2-tailed) E Q78AR Sig. (2-tailed) E Q78AR Sig. (2-tailed) Q78AR Sig. (2-tailed) Q78AR Sig. (2-tailed) Q Sig. (2-tailed) Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed).
29 187 Lampiran 22 Hasil uji Korelasi variabel sub indikator TKED dan indeks agregat TKED terhadap PMDN dan PMA LPMDN LPMA AL IU IPPU PPUS KIBW KPS BT INF PERDA TKED LPMDN LPMA AL IU IPPU PPUS KIBW KPS Sig. (2-tailed) Sig. (2- tailed) Sig. (2- tailed) Sig. (2- tailed) Sig. (2- tailed) Sig. (2- tailed) Sig. (2- tailed) Sig. (2- tailed) ** ** E E E
30 BT Sig. (2- tailed) * E-05 INF Sig. (2- tailed) PERDA Sig. (2- tailed) TKED Sig. (2- tailed) E Ket: **. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed).
31 187 Lampiran 23 Realisasi PMA di Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun dan (dalam juta rupiah) No. Kabupaten/Kota No. Kabupaten/Kota Kab. TUBAN 13,089, Kab. PROBOLINGGO 9,026, Kab. PASURUAN 4,499, Kab. GRESIK 5,599, Kab. GRESIK 2,635, Kab. PASURUAN 5,445, Kota SURABAYA 2,537, Kab. SIDOARJO 1,846, Kab. SIDOARJO 1,996, Kota SURABAYA 1,620, Kab. JOMBANG 1,233, Kab. MOJOKERTO 965, Kota PASURUAN 711, Kab. TUBAN 554, Kab. MOJOKERTO 545, Kota PROBOLINGGO 376, Kab. PROBOLINGGO 330, Kab. JOMBANG 254, Kab. MALANG 78, Kab. LAMONGAN 244, Kab. SITUBONDO 24, Kota MALANG 164, Kab. LAMONGAN 17, Kab. MALANG 130, Kota PROBOLINGGO 17, Kota MADIUN 99, Kab. LUMAJANG 13, Kab. BANYUWANGI 47, Kab. JEMBER 8, Kab. PAMEKASAN 44, Kota KEDIRI 5, Kab. KEDIRI 27, Kota MOJOKERTO 3, Kota KEDIRI 12, Kab. KEDIRI 3, Kab. BONDOWOSO 10, Kota MALANG 2, Kab. BOJONEGORO 7, Kota MADIUN 2, Kota PASURUAN 4, Kab. BOJONEGORO Kab. LUMAJANG 2, Kab. BANGKALAN Kab. BANGKALAN Kab. BANYUWANGI Kab. JEMBER Kab. BONDOWOSO Kab. BLITAR Kab. BLITAR Kab. MADIUN Kab. MADIUN Kab. MAGETAN Kab. MAGETAN Kab. NGANJUK Kab. NGANJUK Kab. NGAWI Kab. NGAWI Kab. PACITAN Kab. PACITAN Kab. PONOROGO Kab. PAMEKASAN Kab. SAMPANG Kab. PONOROGO Kab. SITUBONDO Kab. SAMPANG Kab. SUMENEP Kab. SUMENEP Kab. TRENGGALEK Kab. TRENGGALEK Kab. TULUNGAGUNG Kab. TULUNGAGUNG Kota BATU Kota BATU Kota BLITAR Kota BLITAR Kota MOJOKERTO 0.00 Sumber: BKPM (2011), diolah.
32 188 Lampiran 24 Realisasi PMDN di Kabupaten/Kota Jawa Timur pada tahun dan (dalam juta rupiah) No. Kabupaten/Kota No. Kabupaten/Kota Kab. GRESIK 3,040, Kab. PASURUAN 3,764, Kota SURABAYA 1,373, Kab. MALANG 3,431, Kab. SIDOARJO 612, Kab. GRESIK 2,125, Kab. PASURUAN 585, Kab. SIDOARJO 1,877, Kab. TUBAN 199, Kab. TUBAN 1,387, Kab. MALANG 162, Kota SURABAYA 1,328, Kab. NGANJUK 141, Kab. BOJONEGORO 466, Kab. MOJOKERTO 107, Kab. MOJOKERTO 423, Kab. BANYUWANGI 43, Kota PASURUAN 173, Kab. KEDIRI 18, Kota KEDIRI 88, Kota MADIUN 7, Kota MALANG 24, Kab. BONDOWOSO 4, Kab. SUMENEP 16, Kota BATU 4, Kab. JOMBANG 15, Kota KEDIRI 1, Kab. JEMBER 12, Kab. BANGKALAN Kab. BANGKALAN 10, Kab. BOJONEGORO Kab. BANYUWANGI 7, Kab. JEMBER Kab. PROBOLINGGO 2, Kab. JOMBANG Kab. NGANJUK 1, Kab. BLITAR Kota MOJOKERTO Kab. MADIUN Kab. BONDOWOSO Kab. PROBOLINGGO Kab. BLITAR Kab. LAMONGAN Kab. KEDIRI Kab. LUMAJANG Kab. MADIUN Kab. MAGETAN Kab. LAMONGAN Kab. NGAWI Kab. LUMAJANG Kab. PACITAN Kab. MAGETAN Kab. PAMEKASAN Kab. NGAWI Kab. PONOROGO Kab. PACITAN Kab. SAMPANG Kab. PAMEKASAN Kab. SITUBONDO Kab. PONOROGO Kab. SUMENEP Kab. SAMPANG Kab. TRENGGALEK Kab. SITUBONDO Kab. TULUNGAGUNG Kab. TRENGGALEK Kota BLITAR Kab. TULUNGAGUNG Kota MALANG Kota BATU Kota MOJOKERTO Kota BLITAR Kota PASURUAN Kota MADIUN Kota PROBOLINGGO Kota PROBOLINGGO 0.00 Sumber: BKPM (2011), diolah
33 189 Lampiran 25. Standardized Residuals Model PMDN Standardized Residuals Lampiran 26. Histogram Normality Test Model PMDN Series: Standardized Residuals Sample Observations 76 Mean 8.95e-14 Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability
34 190 Lampiran 27. Korelasi antar Variabel Bebas Dalam Model PMDN LPMA LPUB GROWTHT Q38AR1 DQ58R3 LPMA LPUB GROWTHT Q38AR DQ58R Lampiran 28. Hasil Estimasi Model PMDN dengan Pooled Least Square Dependent Variable: LPMDN Method: Panel Least Squares Date: 07/18/12 Time: 16:58 Sample: Periods included: 2 Cross-sections included: 38 Total panel (balanced) observations: 76 Variable Std. Error t-statistic Prob. LPMA LPUB GROWTHT DQ58R Q38AR C R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic)
35 191 Lampiran 29. Hasil Estimasi Model PMDN dengan Fixed Effects Model Dependent Variable: LPMDN Method: Panel Least Squares Date: 07/18/12 Time: 17:00 Sample: Periods included: 2 Cross-sections included: 38 Total panel (balanced) observations: 76 Variable Std. Error t-statistic Prob. LPMA LPUB GROWTHT DQ58R Q38AR C Cross-section fixed (dummy variables) Effects Specification R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic)
36 192 Lampiran 30. Pengujian Model PMDN dengan Chow Test Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F (37,33) Cross-section Chi-square Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: LPMDN Method: Panel Least Squares Date: 07/18/12 Time: 17:01 Sample: Periods included: 2 Cross-sections included: 38 Total panel (balanced) observations: 76 Variable Std. Error t-statistic Prob. LPMA LPUB GROWTHT DQ58R Q38AR C R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic)
37 193 Lampiran 31Estimasi Model PMDN dengan Random Effects Model Dependent Variable: LPMDN Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/18/12 Time: 17:01 Sample: Periods included: 2 Cross-sections included: 38 Total panel (balanced) observations: 76 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Std. Error t-statistic Prob. LPMA LPUB GROWTHT DQ58R Q38AR C Effects Specification S.D. Rho Cross-section random Idiosyncratic random Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
38 194 Lampiran 32. Pengujian Model PMDN dengan Hausman Test terpilih Model Random Effects Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. LPMA LPUB GROWTHT DQ58R Q38AR Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: LPMDN Method: Panel Least Squares Date: 07/18/12 Time: 17:02 Sample: Periods included: 2 Cross-sections included: 38 Total panel (balanced) observations: 76 Variable Std. Error t-statistic Prob. C LPMA LPUB GROWTHT DQ58R Q38AR Cross-section fixed (dummy variables) Effects Specification R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic)
39 195 Lampiran 33. Standardized Residuals Model PMA Standardized Residuals Lampiran 34. Histogram Normality Test Model PMA Series: Standardized Residuals Sample Observations 76 Mean -1.29e-15 Median Maximum Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability
40 196 Lampiran 35. Korelasi antar Variabel Bebas Dalam Model PMA LPUB LPMDN GROWTHT DQ78AR1 DQ67CR1 DQ61R1 DQ86R2 LPUB LPMDN GROWTHT DQ78AR DQ67CR DQ61R DQ86R Lampiran 36. Hasil Estimasi Model PMA dengan Pooled Least Square Dependent Variable: LPMA Method: Panel Least Squares Date: 07/30/12 Time: 21:05 Sample: Periods included: 2 Cross-sections included: 38 Total panel (balanced) observations: 76 Variable Std. Error t-statistic Prob. LPUB LPMDN GROWTHT DQ78AR DQ67CR DQ61R DQ86R C R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic)
BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012, maka diperoleh kesimpulan yang
Lebih terperinciLampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling
Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.
Lebih terperinciBAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan Persepsi Pelaku Usaha tentang Tata Kelola Pemerintahan Daerah Menurut Hasil Survei TKED 2007 dan 2010
79 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Perbedaan Persepsi Pelaku Usaha tentang Tata Kelola Pemerintahan Daerah Menurut Hasil Survei TKED 27 dan 21 Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah kabupaten/kota
Lebih terperinciDaftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Kota/Kab Tahun PDRB INV LBR Bogor 2009 1273760 110108 111101 2010 1335090 1382859 268543 2011 1439103 23266318 268543 2012 1527428 23266318 268543 2013 1628110 23272174
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.
Lebih terperinciLampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun
72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah
Lebih terperinciLampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)
Lampiran 1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Kab. Asahan 18 13 20 69 9 Kab. Dairi 0 59 41 82-35 Kab. Deli Serdang 13 159 27 22 22 Kab.
Lebih terperinciLampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)
Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Kabupaten/Kota DAU 2010 PAD 2010 Belanja Daerah 2010 Kab Bangkalan 497.594.900
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Penelitian
Lampiran 1. Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Total industri food and beverage yang 16 terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012 2 Tidak mempublikasikan data mengenai 3
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penelitian
Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75
Lebih terperinciLAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel
LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151
Lebih terperinci1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.
LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian
Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk
Lebih terperinciPDRB per kapita: Produk Domestik Regional Bruto per kapita. PPUS : Program Pengembangan Usaha Swasta
146 Lampiran 1 Daftar Istilah PDRB per kapita: Produk Domestik Regional Bruto per kapita APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah IPM : Indeks Pembangunan Manusia PPUS : Program Pengembangan Usaha Swasta
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series
44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara statistik variabel dana pihak ketiga mempengaruhi
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi
LAMPIRAN 148 Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi Model: ln Y it = αln K it + β 1 ln BH it + β 2 ln DAU it + β 3 ln DAK it + γ 1 ln PD it + γ 2 ln RD it + γ
Lebih terperinciDANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan
Lampiran. Data Dana Perimbangan DANA PERIMBANGAN (Dalam Ribuan) No Daerah 2009 200 20 202 203 Kab. Bangkalan 628,028 64,037 738,324 870,077,004,255 2 Kab. Banyuwangi 897,07 908,07 954,894,70,038,299,958
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian
62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)
LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) Dependent Variable: BD? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/01/11 Time: 05:56 Sample: 2010 2013 Included observations:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
49 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan data gabungan antara cross section dan data time series. Adapun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.
BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Timur tahun 2002-2013, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder
4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan
Lebih terperinciLampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah)
Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah) Kabupaten/Kota Tahun 2010 2011 2012 2013 Kab. Asahan 669516 803227 837686 1038246 Kab. Dairi 445652
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
83 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tata Kelola Ekonomi Daerah Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah yang disurvei oleh Komite Pemantauan Pelaksanaan
Lebih terperinciLampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)
81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9
Lebih terperinciVariable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.
. LAMPIRAN 80 Lampiran 1 Hasil Estimasi Untuk Model usia SD Pooled least Square Dependent Variable: LOG(SKUL_SD01) Method: Panel Least Squares LOG(BOS_SD) 0.829950 0.065559 12.65954 0.0000 LOG(J_RIIL_DIKDAS)
Lebih terperinciPENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN
PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dihitung menggunakan data PDRB Provinsi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciLampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Data Regresi I obs X1 X2 X3 X4 Y 1 5.000000 1.000000 2.000000 18.00000 20.00000 2 4.000000 1.000000 2.000000 20.00000 20.00000 3 4.000000 2.000000 3.000000 20.00000 20.00000 4 3.000000 5.000000
Lebih terperinciLampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko
Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Mesir Afrika Selatan Turki 198 14751.87 6487.26 68232.337
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( 2010-2015 ) JURNAL Oleh : Nama : Faza Ibnu Redha No. Mahasiswa : 13313262 Program Studi : Ilmu
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada
Lebih terperinciHalaman ini sengaja dikosongkan
156 Halaman ini sengaja dikosongkan 157 Lampiran 1 Hasil pengujian antara fixed effect dengan random effect (Uji Hausman) untuk model peran pendidikan terhadap kemiskinan di Indonesia, tahun 2007-2010.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan BEI dan perusahaan Manufaktur Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda di mulai sejak tahun 1912 namun kemudian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
43 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bagian dari penelitian ini akan menguji permodelan dengan panel data, pengujian asumsinya, serta pembahasan analisis atas hasil dari regresi panel data tersebut. 4.1
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini
Lebih terperinci(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata
L A M P I R A N 95 96 Lampiran 1 (Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata TAHUN PAD Sektor Pariwisata Jumlah
Lebih terperinciVariable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.
LAMPIRAN 14 Lampiran 1 Hasil pendugaan model gabungan dengan Y sebagai peubah respon dan X1, X2, dan Method: Panel Least Squares Date: 07/20/11 Time: 07:10 C 5.286955 2.285536 2.313223 0.0231 X1-0.115117
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.
Lebih terperinciJumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota
Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. D. Nachrowi.(2006). Ekonometrika Analisis Ekonomi dan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
DAFTAR PUSTAKA A.A.Yogi Prasanjaya dan I Wayan Ramantha. (2013). Analisis Pengaruh Rasio Car, Bopo, Ldr Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di Bei. Ahmad Buyung Nusantara.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19 Cetakan V. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
106 DAFTAR PUSTAKA Abied Luthfi Safitri.2013. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added Terhadap Harga Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x
LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x3 1 1.12 8979000 3000000 4 2 1.15384 8979000 3500000 2 3 1.25 9000000 4000000 2 4 1.12 8900000 4000000 4 5 1.53846 10165900 7000000 3 6 1.875 10165900 9000000 2
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Indonesia, pengertian mengenai industri real estate tercantum
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Industri property & real estate dan konstruksi bangunan pada umumnya merupakan dua hal yang berbeda. Real estate merupakan tanah dan semua peningkatan permanen
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Papua Barat adalah variabel angka melek huruf (AMH), rata-rata
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciKredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara
No Kredit (Y) Pendapatan (x1) Modal Kerja (x2) Usia (x3) Jumlah Tanggungan (x4) 1 1000000 80000 80000 20 0 2 1000000 275000 500000 21 1 3 1500000 400000 550000 25 1 4 2000000 400000 1000000 25 1 5 2000000
Lebih terperinciPENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR
PENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR Satria Yuda Anggriawan PT. Mega Finance Dr. ArisSoelistyo, M.Si Dra. DwiSusilowati, M. M. Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapitatidak berpengaruh. secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2009-2013, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Produk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis
Lebih terperinciEVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN
EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2012-2015 THE ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL KALIMANTAN PERIOD 2012-2015 SKRIPSI
Lebih terperinciProduktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,
Lampiran 1. Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang, 2004-2010 Tahun Semester Produktivitas Padi (ton/ha) Luas Panen (ha) Produksi Padi (ton) 2004 1 4.585 40.187 184257.4
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciPengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 4 No. 3, Januari Maret 2017 ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online) Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI
DAFTAR PUSTAKA Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Hasibuan, Malayu. (2007). Dasar-dasar Perbankan. Cetakan Keenam. Jakarta : Bumi Aksara Husnan, Suad & Enny P. (2012).
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol
51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol Tabel dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas variabel-variabel yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun , dapat diperoleh
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2008-2012, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1)
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017
\ PERATURAN NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER
LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian No : KUISIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS PT. BRI MEDAN) Oleh:
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI JAWA TIMUR (STUDI KASUSU 38 KAB/KOTA DI JAWA TIMUR)
ANALISIS DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI JAWA TIMUR (STUDI KASUSU 38 KAB/KOTA DI JAWA TIMUR) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : MUHAMMAD NOOR SANDI HIDAYAT 115020107111051
Lebih terperinciPENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Oleh : Vebryna Permatasari Rantung Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia vebrynarantung@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciLampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun
69 Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 2004-2010 Periode sbdepo Inflasi depo Jan-04 6.27 0.57 426.424 Feb-04 5.99-0.02 409.204 Mar-04 5.86 0.36 401.686 Apr-04
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak berpengaruh
89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tidak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Mattjik AS &M. Sumertajaya, (2000). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor. Nataludin. (2001). Potensi
Lebih terperinciLampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun
113 Lampir 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun 2001 2008 2001 Daerah Pertambg Gas Bgun/Kon struksi & Jumlah Kab.Gorontalo 200,112.10 7,765.10 57,181.65 2,589.39 26,654.01 73,005.43 63,954.37 45,763.04
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek,
Lebih terperinciLampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari
76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078
Lebih terperinciHasil Regresi Data Panel
66 Lampiran 1 Hasil Regresi Data Panel 1. Model Common Effect/Pooled Least Square(PLS) Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 05/08/10 Time: 08:03 Linear estimation after one-step weighting
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif
50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan
Lebih terperinciGrafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciLampiran 1. Koesioner
Lampiran 1. Koesioner PENGENALAN TEMPAT DAN PROFIL PERUSAHAAN Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan Lokasi Klaster BDSP Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Nomor Badan Hukum Tanggal Penetapan Badan Hukum Alamat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data
1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut
Lebih terperinciDATA PANEL Pengertian Data Panel
Bahan Ajar Data Panel AGUS TRI BASUKI DATA PANEL 11.1 Pengertian Data Panel Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section. Menurut Agus Widarjono (2009)
Lebih terperinciHASIL REGRESSION MODEL GLS FIXED EFFECT MODEL (FEM) VARIABEL TERIKAT : BELANJA DAERAH (Y1)
Lampiran 1 HASIL REGRESSION MODEL GLS FIXED EFFECT MODEL (FEM) VARIABEL TERIKAT : BELANJA DAERAH (Y1) Dependent Variable: LBD? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 11/16/15 Time: 00:10 Sample:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Keadaan Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa dan merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa. Letaknya pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Data Pada bagian ini, peneliti menerapkan prosedur input data sesuai yang dijelaskan pada metodologi penelitian. Pada penerapan proses input data tersebut peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai
Lampiran 1. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai Lampiran 2. Laporan Proses Air Limbah PT. UNITEX Periode Agustus 2006 Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Mutu Limbah Cair PT. UNITEX Periode Juli 2005
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN DEFINITIF BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI (PASAL 25/29) DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL
Lebih terperinci