ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE JURNAL PUBLIKASI Disusun dalam rangka menulis skripsi Oleh: Nama : Rizqi Noor Fauziah NIM : Jurusan : Ilmu Ekonomi UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI 2016 i

2 ii

3 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Periode Rizqi Noor Fauziah Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui permintaan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dengan data masing-masing kabupaten yang diperoleh dari data PDAM Provinsi DIY, BPS DIY, dan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi. Dalam penelitian ini menulis menggunakan metode Panel Data. Pada penelitian ini diketahui bahwa harga air PDAM memiliki korelasi positif terhadap permintaan air pada PDAM, artinya ketika harga air naik maka permintaan air pada PDAM ikut meningkat. Kemudian PDRB perkapita DIY dan jumlah penduduk DIY berpegaruh positif terhadap permintaan air bersih pada PDAM, artinya ketika PDRB perkapita meningkat maka permintaan air bersih pada PDAM ikut meningkat, begitu pula dengan jumlah penduduk yang juga berpengaruh positif. Sedangkan jumlah rumah tangga dan jumlah industry di DIY tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih pada PDAM. Kata Kunci: Permintaan Air, PDAM, PDRB perkapita, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan industri iii

4 A. Pendahuluan Air merupakan kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, hingga manusia tidak bisa hidup tanpa air, sehingga permintaan air jumlahnya tidak terbatas. Air merupakan sumber daya alam yang tidak terbatas pula karena air merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui melalui suatu siklus yang disebut siklus hidrologi. Akan tetapi manusia tidak hanya membutuhkan air dari segi kuantitas atau jumlahnya saja,akan tetapi manusia juga membutuhkan air dari segi kualitasnya, sedangkan semakin lama kualitas air bersih semakin menurun akibat kurangnya kepedulian manusia terhadap lingkungan. Hal itulah yang menyebabkan persediaan air bersih kini jumlahnya semakin berkurang sehingga jumlah air bersih menjadi terbatas. Pada tahun 2003, Kementrian Pekerjaan Umum memperhitungkan kebutuhan air bersih untuk Pulau Jawa yang diperkirakan mencapai 38miliar meter kubik per tahun. Namun, ketersediaan air bersih hanya sekitar 25miliar meter kubik. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah permintaan air bersih lebih banyak dari jumlah persediaan air bersih itu sendiri. Masayarakat seharusnya dapat lebih bijak dalam merawat dan menggunakan air agar dapat dioptimalkan untuk kebutuhan bersama. Salah satu penyedia sumber air bersih di Indonesia yang menyediakan pelayanan pendistribusian air yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang berada di hampir seluruh daerah di Indonesia. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah penyelenggara utama pelayanan air milik pemerintah Kota/Kabupaten yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.sesuai dengan UU No 32 Tahun 2004 bahwa tanggung jawab perencanaan, konstruksi, dan operasi serta pemeliharaan prasarana dan sarana air minum berada ditangan pemerintah Kota/Kabupaten.Saat ini terdapat kurang lebih 360 PDAM yang telah melayani 39% penduduk perkotaan.perusahaan 1

5 Daerah Air Minum mempunyai fungsi pokok memberikan pelayanan umum kepada masyarakat, disamping harus dapat membiayai perusahaan itu sendiri serta mengembangkan tingkat pelayanan dan juga memberikan sumbangan pembangunan kepada pemerintah daerah. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di Indonesia, dimana sebagian besar suplay air bersihnya berasal dari PDAM. Provinsi DIY sendiri terdiri atas 5 (lima) kabupaten yang meliputi Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kabupaten Kota Yogyakarta sendiri. Dari 410 PDAM di Indonesia lima diantaranya yaitu berada di Provinsi DIY, yang tersebar di masing-masing lima kabupaten tersebut. Tabel 1.Perkembangan permintaan air pada rumah tangga di Kabupaten Sleman Tahun Jumlah Permintaan Air (m 3 ) ,688, ,003, ,184, ,221, ,270, ,491, ,705, ,505, ,872, ,872, ,688,455 Sumber: PDAM Kabupaten Sleman Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori permintaan dan factorfaktor yang memoengaruhi permintaan. Permintaan adalah keinginan konsumen dalam membeli suatu barang pada tingkat harga tertentu. Jika makin tinggi harga suatu barang, maka permintaan akan suatu barang tersebut semakin 2

6 berkurang. Namun sebaliknya, jika semakin rendah harga suatu barang maka permintaan akan suatu barang tersebut semakin meningkat. Ini menandakan hubungan yang negatif antara tingkat harga dengan barang yang diminta. Faktor yang mempengaruhi permintaan di antaranya adalah harga barang itu sendiri, harga barang barang lain, pendapatan per kapita/penghasilan konsumen, dan selera. Selain teori permintaan landasan teori pada penelitian ini menggunakan struktur pasar monopoli, monopoli air perusahaan daerah air minum, dampak perubahan harga terhadap permintaan air bersih, hubungan PDRB perkapita dengan permintaan air bersih, hubungan jumlah penduduk dengan permintaan air bersih, hubungan jumlah rumah tangga dengan permintaan air bersih, hubungan jumlah industri dengan permintaan air bersih, serta kebutuhan dan ketersediaan air bersih. B. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini berisi tentang berbagai hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti lain, baik itu peneliti pada umumnya maupun penelitian pada skripsi atau thesis. Berikut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain: Prastiyowati (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan air di Kabupaten Sleman adalah harga air, PDRB perkapita, jumlah penduduk, dan jumlah sumur terhadap permintaan air di PDAM Kabupaten Sleman. Didapatkan hasil sebagai berikut. Harga air, harga air tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah permintaan air, hal ini disebabkan karena air merupakan kebutuhan primer yang digunakan untuk hidup manusia sehingga harga air tidak mempengaruhi jumlah permintaan air. PDRB perkapita, ketika PDRB perkapita mengalami kenaikan maka jumlah permintaan air juga akan mengalami 3

7 kenaikan, atau sebaliknya, ketika PDRB per kapita mengalami penurunan maka jumlah permintaan air juga akan mengalami penurunan. Sehingga PDRB perkapita memiliki hubungan positif atau berbanding lurus dengan jumlah permintaan air. Jumlah penduduk, jumlah penduduk juga tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan air. Jumlah sumur, kepemilikan sumber air di luar PDAM tidak mengurangi tingkat permintaan air pada PDAM, hal itu dapat terjadi karena air sumur belum tentu memiliki kualitas yang baik. Sehingga jumlah sumur berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan jumlah permintaan air di PDAM. Jember (2008) meneliti tentang factor-faktor yang mempengaruhi permintaan air di PDAM Kota Denpasar, variabel utama yang digunakan adalah kuantitas air yang digunakan oleh rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar (m3/bulan), harga yang dibayar rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar (Rp/m3), jumlah anggota keluarga rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar (orang), pengeluaran total rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar (Rp/bulan), harga air non-pdam sebagai substitusi air dari PDAM (Rp/galon), dan penggunaan air untuk minum dan lain-lain dari rumah tangga pelanggan air PDAM Kota Denpasar. Didpatkan hasil sebagai berikut: Harga air, kenaikan harga air berpengaruh mengurangi penggunaan air oleh pelanggan air di PDAM. Sehingga ketika harga air mengalami kenaikan maka penggunaan air akan berkurang, begitu pula sebaliknya, ketika harga air mengalami penurunan maka penggunaan air akan meningkat. Sehingga harga air berpengaruh negative atau berbanding terbalik dengan penggunaan air oleh pelanggan air di PDAM. Pengeluaran total, ketika pengeluaran total mengalami peningkatan maka jumlah penggunaan air juga akan mengalami kenaikan dan juga sebaliknya jika pengeluaran total menurun maka jumlah penggunaan air di PDAM akan ikut turun. Sehingga dapat dikatakan pengeluaran total berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan jumlah penggunaan air di PDAM. Anggota 4

8 keluarga, ketika jumlah anggota keluarga semakin banyak atau meningkat maka jumlah penggunaan air di PDAM akan ikut meningkat, begitu pula sebaliknya ketika jumlah anggota keluarga sedikit maka jumlah penggunaan air di PDAM juga sedikit. Sehingga anggota keluarga juga memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan air oleh pelanggan air di PDAM. Kualitas air, kualitas air yang semakin baik juga berpengaruh menaikkan permintaan air. Begitu pula sebaliknya jika kualitas air buruk berpengaruh menurunkan permintaan air. Sehingga kualitas air berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan permintaan air oleh pelanggan air di PDAM. C. Metode Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan model regresi data panel dengan menggunakan Software Eviews 8. Sedangkan estimasi model yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan OLS (Ordinary Least Squares) dan evaluasi regresinya meliputi kebaikan garis regresi, uji kelayakan model, dan uji signifikansi variabel independen. Dengan variabel dependennya yaitu jumlah permintaan air di PDAM Tirtamarta, dan variabel dependennya yaitu harga air di PDAM Tirtamarta, PDRB perkapita, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan jumlah industri. Evaluasi kebaikan gari regresi yang dilihat dari R-square akan menunjukkan seberapa besar (dalam bentuk prosentase) variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Evaluasi kelayakan model akan menunjukkan apakah model tersebut signifikan dan layak. Sedangkan uji signifikansi variabel independen akan menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. 5

9 Persamaan model Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e Y = jumlah permintaan air di PDAM X 1 = harga air di PDAM X 2 = PDRB perkapita DIY X 3 = jumlah penduduk DIY X 4 = jumlah rumah tangga di DIY X 5 = jumlah industri di DIY Adapun tiga model pendekatan atau langkah-langkah dalam melakukan regresi adalah sebagai berikut : Commond Effects Models (CEM) Sistematika model commond effects adalah menggabungkan antara data time series dan data cross-section kedalam data panel (pool data). Dari data tersebut kemudian diregresi dengan metode OLS.Dengan melakukan regresi semacam ini maka hasilnya tidak dapat diketahui perbedaan baik antar individu maupun antar waktu disebabkan oleh pendekatan yang digunakan mengabaikan dimensi individu maupun waktu yang mungkin saja memiliki pengaruh. Regresi model commond effects ini berasumsi bahwa intersep dan slope adalah tetap sepanjang waktu dan individu, adanya perbedaan intersep dan slope diasumsikan akan dijelaskan oleh variabel gangguan (error atau residual). Dalam persamaan matematis asumsi tersebut dapat dituliskan β 0 (slope) dan β k (intersep) akan sama (konstan) untuk setiap data time series dan cross section. Persamaan matematis untuk model commond effects akan mengestimasi β 0 dan β k dengan model berikut: Y it = β 0 + β k X kit + ε it Dimana: i = banyaknya observasi (1,2,,n) t = banyaknya waktu (1,2,,t) n x t = banyaknya data panel ε = residual 6

10 Fixed Effects Models (FEM) Kondisi data-data ekonomi pada tiap obyek yang dianalisis sangat mungkin saling berbeda, bahkan satu obyek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi obyek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu hasil suatu regresi diperlukan model yang dapat menunjukkan perbedaan konstanta antar obyek, meskipun dengan koefisien regresi yang sama. Model ini dikenal dengan model regresi efek tetap (fixed effects). Efek tetap di sini maksudnya adalah bahwa satu obyek observasi memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya akan tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant). Persamaan matematis untuk model fixed effectsakan mengestimasi β 0 dan β k dengan model berikut: Y it = β 0i + β k X kit + ε it Dimana: i = banyaknya individu/unit observasi (1,2,,n) t = banyaknya waktu (1,2,,t) n = banyaknya variabel bebas n x t = banyaknya data panel ε = residual Random Effects Models (REM) Dalam menganalisis regresi data panel dapat juga dilakukan dengan efek random. Bahkan dapat dikatakan bahwa model random effects ini merupakan alternatif solusi jika fixed effects tidak tepat. Persamaan matematis untuk model random effectsakan mengestimasi β 0 dan β k dengan model berikut: Y it = β 0i + β ki X kit + ε it Dimana: m = banyaknya observasi (1,2,,m) t = banyaknya waktu (1,2,,t) n = banyaknya variabel bebas n x t = banyaknya data panel ε = residual 7

11 Pengujian Pemilihan Model Ada dua tahap untuk mendapatkan model yang terbaik. Pertama, uji dengan membandingkan antara metode fixed effects dengan commond effects yang biasa disebut uji signifikansi fixed effects. Kedua, uji dengan membandingkan antara metode fixed effects dengan random effects yang biasa disebut dengan uji Hausman. Secara umum terdapat dua pengujian yang sering digunakan untuk memilih model regresi data panel mana yang terbaik diantara model commond effects, model fixed effects, dan model random effects, yaitu uji F yang digunakan untuk memilih antara model commond effects atau model fixed effects, dan uji Hausman untuk memilih antara model fixed effects dan model random effects. Adapun penjelasan mengenai kedua pengujian tersebut yaitu sebagai berikut: (Sriyana,2014) D. Hasil dan Analisis Dari hasil estimasi didapatkan hasil besarnya R-squared yaitu 0, Artinya variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 99% sedangkan sisanya sebesar 1% dijelaskan variabel lain diluar model. Dari hasil estimasi juga didapatkan hasil Probabilitas (F-statistic) sebesar 0, Sehingga Probabilitas (F-statistic) lebih kecil dari alfa (0,00000 < 0,01) maka model signifikan 10% dan menolak Ho maka model layak sehingga variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk pengujian signifikansi variabel independen didapatkan hasil sebagai berikut: Besar probabilitas variabel X1 yaitu 0,0092. Sehingga probabilitas variabel X1 lebih kecil dari alfa (0,0092 < 0,01) maka variabel X1 signifikan 1% dan variabel X1 (harga air) berpengaruh terhadap Y (jumlah permintaan air). Besar probabilitas variabel X2 yaitu 0,0284. Sehingga probabilitas variabel X2 lebih kecil dari alfa (0,0284 < 0,05) maka variabel X2 signifikan 5% dan variabel X2 (PDRB perkapita) berpengaruh terhadap Y 8

12 (jumlah permintaan air). Besar probabilitas variabel X3 yaitu 0,0000. Sehingga probabilitas variabel X3 lebih kecil dari alfa (0,0000 < 0,01) maka variabel X3 signifikan 1% dan variabel X3 (jumlah penduduk) berpengaruh terhadap Y (jumlah permintaan air). Besar probabilitas variabel X4 yaitu 0,9750. Sehingga probabilitas variabel X4 lebih besar dari alfa (0,9750 > 0,10) maka variabel X4 tidak signifikan dan variabel X4 (jumlah rumah tangga) tidak berpengaruh terhadap Y (jumlah permintaan air). Dan besar probabilitas variabel X5 yaitu 0,6379. Sehingga probabilitas variabel X5 lebih besar dari alfa (0,6379 > 0,10) maka variabel X5 tidak signifikan dan variabel X5 (jumlah industri) tidak berpengaruh terhadap Y (jumlah permintaan air). Hasil intepretasi menunjukkan bahwa: Harga air berkorelasi positif, artinya ketika harga air naik Rp 1 maka jumlah permintaan air bersih di PDAM juga ikut meningkat 188m3. PDRB perkapita berpengaruh positif, artinya ketika PDRB naik Rp 1 maka jumlah permintaan air akan meningkat 0,117m3. Jumlah penduduk berpengaruh positif, artinya ketika jumlah penduduk naik 1 orang maka jumlah permintaan air naik 0,135 m3. Jumlah rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih di PDAM. Dan jumlah industri juga tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih di PDAM. Sedangkan berdasarkan hasil analisis perkabupaten diketahui bahwa permintaan air tertinggi yaitu permintaan air di Kota Yogyakarta sebesar m3. Kemudian permintaan tertinggi setelah Kota Yogyakarta yaitu Kabupaten Gunungkidul sebesar ,9. Kemudian Kabupaten Sleman dengan permintaan sebesar Lalu Kabupaten Kulonprogo sebesar Dan yang terendah permintaan air di Kabupaten Bantul yaitu sebesar

13 E. Simpulan dan Implikasi Berdasarkan hasil penelitian dari Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Air pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) periode , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.) Harga air yang di gambarkan oleh data harga air dalam satuan m3 (liter) dari tahun di PDAM masing-masing kabupaten di DIY memiliki korelasi positif terhadap permintaan air di PDAM. Hal tersebut menandakan bahwa harga air yang meningkat tidak menyebabkan permintaan air menurun tetapi justru meningkat sehingga dapat disimpulkan bahwa harga air tidak terlalu tinggi bagi masyarakat dan masyarakat masih mampu untuk membeli dengan harga yang sudah ditentukan. 2.) PDRB perkapita yang digambarkan oleh data PDRB perkapita dalam satuan rupiah pada masing-masing kabupaten di DIY memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap permintaan air di PDAM. Hal tersebut menandakan bahwa kenaikan pendapatan perkapita masyarakat menyebabkan kebutuhan akan air masyarakat juga ikut meningkat. 3.) Jumlah penduduk yang di gambarkan oleh data jumlah penduduk di DIY menurut jenis kelamin tahun memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap jumlah permintaan air. Hal tersebut menandakan setiap kenaikan jumlah penduduk tentu akan mengakibatkan jumlah permintaan air ikut meningkat. 4.) Jumlah rumah tangga yang digambarkan oleh data jumlah rumah tangga yang ada di masing-masing kabupaten di DIY tahun tidak signifikan mempengaruhi jumlah permintaan air di PDAM, hal itu karena jumlah permintaan air dipengaruhi oleh jumlah penduduk atau banyaknya penduduk tetapi bukan banyaknya rumah tangga. 10

14 5.) Jumlah industri yang digambarkan melalui data jumlah industri di masingmasing kabupaten di DIY tidak signifikan mempengaruhi jumlah permintaan air yang diminta. Hal itu karena sebagian besar industri yang ada di DIY merupakan industri rumah tangga yang sebagian besar tidak membutuhkan air bersih dari PDAM. 6.) Konstanta permintaan air tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu berada di Kota Yogyakarta, kemudian disusul Kabupaten Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo. Sedangkan yang terendah di Kabupaten Yogyakarta Implikasi yang dapat diambil yakni, jumlah permintaan air bersih di PDAM setiap tahunnya mengalami kenaikan bahkan ketika harga air di PDAM meningkat. Itu artinya masyarakat masih mampu membeli air dengan pendapatan yang mereka miliki meski harganya terus meningkat. Bagi pemerintah daerah peningkatan permintaan air karena adanya peningkatan PDRB perkapita sangat menguntungkan karena laba yang didapat juga semakin tinggi selain itu data yang menunjukkan peningkatan PDRB perkapita setiap tahunnya juga memberikan keuntungan pemerintah daerah karena itu artinya PDRB riil atau total output yang dihasil di masing-masing kabupaten di DIY terus meningkat. Akan tetapi pemerintah seharusnya berusaha memberikan sosialisasi atau pengetahuan bagi masyarakat bahwa pendapatan dari peningkatan output masyarakat tidak seharusnya tidak digunakan untuk menambah konsumsi air, tetapi digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Jumlah penduduk yang terus meningkat juga menyebabkan permintaan air bersih akan terus mengalami peningkatan sehingga saat ini sudah seharusnya pemerintah lebih berusaha keras dalam pengendalian pertumbuhan penduduk, karena tidak hanya di provinsi DIY saja yang terus mengalami peningkatan jumlah penduduk tetapi di Indonesia sendiri peningkatan jumlah penduduk masih sangat tinggi. 11

15 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS), Statistical Yearbook of DIY, beberapa edisi. Mandasari, Ita Hukum Permintaan dan Penawaran. Diakses pada tanggal 02 April 2015 dari situs: WARAN Jember, I Made Dampak Kualitas Air Terhadap Permintaan dan Biaya Sosial Pada Rumah Tangga Pelanggan PDAM Kota Denpasar. Diakses pada tanggal 02 April 2015 dari situs: Prastiyowati, Santi (2011). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Air Pada PDAM Kabupaten Sleman Periode Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Rumahorbo, Willy S. J Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih di Kecamatan Medan Timur. Diakses pada tanggal 30 September 2015 dari situs: Saleh, Dachron PDAM Tirtamarta Rayakan Hari Bhakti ke-39. Diakses pada tanggal 25 Mei 2015 dari situs: Siregar, Sa ari Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih PDAM Mual Na Tio di Kabupaten Tapanuli Utara. Diakses pada tanggal 30 September 2015 dari situs: Sriyana, Jaka Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Ekonisia. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Suyuti, Haryadi PDAM Tirtamarta Raih Penghargaan PDAM Kota Terbaik. Diakses pada tanggal 02 April 2015 dari situs: 12

16 PENGHARGAAN-PDAM-KOTA-TERBAIK Wardoyo, Hasto. Kebutuhan Air Bersih Untuk Masyarakat Kabupaten Kulonprogo. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 dari situs: Widarjono, Agus Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia. Fakultas Ekonomi Universita Islam Indonesia Wikipedia. Penduduk. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2015 dari situs: Wikipedia. Permintaan. Diakses pada tanggal 02 April 2015 dari situs: Wikipedia. Perusahaan Daerah Air Minum. Diakses pada tanggal 31 Maret 2015 dari situs: Wikipedia. Produk Domestik Regional Bruto. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2015 dari situs: 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Peneltian dan Definisi Operasional Untuk mempermudah analisis dan memperjelas variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini maka dilakukan variabel operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa hidup tanpa

Lebih terperinci

ANALISIS ALOKASI BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BANTEN

ANALISIS ALOKASI BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BANTEN ANALISIS ALOKASI BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BANTEN JURNAL Oleh: Nama : Moristha Alodia Nomor Mahasiswa : 12313164 Jurusan : Ilmu Ekonomi UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lokasi penelitian wilayah Provinsi Bali yang merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dimana peneliti mengambil di daerah tersebut karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelian yang digunakan pada penelian ini adalah seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari 4 kabupaten dan 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Daerah penelitian yang digunakan adalah seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari 1 Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam analisis perekonomian, ketersediaan data yang sesuai sangat mempengaruhi hasil analisis yang diperlukan. Data yang biasa digunakan dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian 1. Jenis Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Pemilihan lokasi di Kabupaten/Kota disebabkan karena berdasarkan hasil evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah seluruh pemerintah Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun 2011 2015,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian di Indonesia khususnya di Pulau Jawa dengan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang ditandai dengan diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam menyususn penelitian ini adalah di Indonesia, khusunya per Provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, ekspor dan jumlah penduduk terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data numerik atau angka-angka. Metode deskriptif yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dan sampel merupakan kumpulan dari seluruh elemen

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dan sampel merupakan kumpulan dari seluruh elemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dan sampel merupakan kumpulan dari seluruh elemen atau individu yang merupakan sumber informasi dalam sebuah penelitian. Sampel diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG 3.1. Kerangka Pikir Konseptual BAB III METODOLOGI Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG Fakta: Penggunaan listrik

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia sebagai negara berkembang yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya adalah

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan objek 9 kabupaten/kota yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan objek 9 kabupaten/kota yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi yang dipilih pada penelitian ini yaitu provinsi Jawa timur dengan menggunakan objek 9 kabupaten/kota yang meliputi Kota Surabaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ix HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA Febriana Nur Rahmawati 14313072 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada 70 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kaulitas Data 1. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi.

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan suatu negara diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator yang digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi terhadap Jumlah Penduduk Miskin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan secara sensus dengan data sekunder berbentuk time series dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015, dan yang berbentuk cross section

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu dengan objek penelitian yang difokuskan pada Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu  dengan objek penelitian yang difokuskan pada Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian untuk mendapatkan data dilakukan terhitung dari bulan Maret - Desember 2016. Tempat penelitian ini adalah di pojok bursa efek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia tahun 005-008, dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu pertumbuhan ekonomi, pengeluaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil Provinsi Jawa Timur sebagai lokasi penelitian untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) dan investasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan berdasarkan fakta dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan Obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu, Satu kota madya kota Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan syariah, dan data dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan syariah, dan data dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produk domestik regional bruto (PDRB), data total pembiayaan perbankan syariah, data total aset perbankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA Mita Pangestika 1 *Jurusan Statistika FIMIPA Universitas Islam Indonesia *mitapanges@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data panel, yaitu pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect yang merupakan ide pokok dari tugas

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus)

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus) Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus) ANALISIS PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN / KOTA PROVINSI JAWA TIMUR 2011-2014 Yhoga Bagus Adhikrisna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel

Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel Evi Kinasih Ikhwan dan Dwi Endah Kusrini Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Indonesia. Penelitian dalam pengambilan data dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan-perusahaan lembaga pembiayaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam sebuah penenelitian tentunya terdapat metodologi penelitian yang merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara maupun suatu daerah terdiri dari berbagai faktor-faktor yang saling berinteraksi antara lain, sumber daya manusia (SDM), sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Klasik. Pengujian ini hanya akan menguji dua uji asumsi klasik karena menggunakan metode data panel, yaitu uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan kedudukan variabel-variabel penelitian yang diteliti serta pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Variabel penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Variabel penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Variabel penelitian dan Definisi Operasional Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, diperlukan beberapa variabel yang perlu diteliti.variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi

BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi, baik energi primer dan energi sekunder menjadi salah satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi telah menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan gambaran dan analisis terkait dengan implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini juga menjelaskan pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya bergantung pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi, BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi, pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahan dengan menggunakan laporan keuangan tahunan (annual report) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada lokasi penelitian ini diambil pada Kabupaten/Kota yang terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota di Provinsi Jawa tengah dengan variabel penelitian pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelian Penelian ini mengunakan metode penelian asosiatif dengan pendekatan kuantatif. Penelian asosiatif merupakan penelian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional III. METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarhi prosiklikalitas sektor perbankan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama

Lebih terperinci