BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan dengan seseorang. Yakni berbagi informasi, ide atau sikap.

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi berasal dari bahasa latin Common yang berarti umum atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan dengan seseorang. Yakni berbagi informasi, ide atau sikap. Jika merujuk pada pengertian diatas, penulis menarik suatu kesimpulan awal dengan menarik suatu benang merah antara pengertian di atas dengan apa yang menjadi fokus pada skripsi ini mengenai Corporate Communications dengan sub bagiannya yakni Corporate Identity. Bahwa di dalam Corporate Communications, Apabila perusahaan berkomunikasi, itu berarti Perusahaan sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan dengan seseorang dalam hal Ini setiap konstituen Perusahaan. Yakni berbagi Informasi, ide atau sikap. Corporate Communications adalah pesan yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan, badan atau lembaga kepada publik, baik dari internal yaitu karyawan, dan pemegang saham maupun eksternal seperti, media, pemerintah, badan industri dan institusi-institusi lain serta masyarakat umum. Suatu Organisasi harus mengkomunikasikan pesan yang sama ke semua konstituen nya, Untuk mengirimkan pesan yang selaras dan konsisten. Corporate Communications membantu organisasi menjelaskan misi mereka, menggabungkan banyak visi dan nilai-nilai menjadi sebuah pesan terpadu kepada stakeholder. 1 Kepentingan Komunikasi pada hakikatnya menjadi nyata bagi di abad 21. Paul A. Argenti mengatakan informasi datang kepada khalayak dalam kemasan- 1

2 2 kemasan yang lebih indah dari sebelumnya. Kini masyarakat berharap untuk melihat laporan-laporan tahunan yang cemerlang dari perusahaan-perusahaan besar. Publik tidak ingin berjalan ke toko yang kelihatan dekil walaupun ada diskon. Pom bensin sekarang terlihat modern yang mana merupakan suatu bentuk nyata dari Komunikasi yang semakin penting. Corporate Communications mempunyai bagian yang cukup banyak pula, di dalamnya terdapat bagian-bagian seperti Hubungan Media, Hubungan Internal, Hubungan Investor, Hubungan Pemerintah dan Komunikasi Krisis. Selain itu di dalam suatu Corporate Communications juga terdapat suatu bagian yang paling fundamental dalam Departemen Corporate Communications yakni Corporate Identity. Paul A. Argenti dalam bukunya Corporate Communications memasukkan Corporate Identity dalam satu bagian dengan Citra dan Reputasi Perusahaan. Suatu Perusahaan harus mempunyai suatu Identitas Perusahaan yang merupakan suatu manifestasi aktual dari realita yang terjadi di dalam suatu perusahaan. Identitas ini yang kemudian menjadi ciri dan pembeda Perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya. Dimana di dalam skripsi ini penulis mengutamakan Corporate Identity dalam aspek Corporate Visual Identity Corporate Identity bukan hanya sekedar Logo dan Nama. Corporate Identity adalah hal yang unik dari suatu perusahaan, Corporate Identity juga mengandung suatu kepribadian dari suatu Perusahaan. Identitas perusahaan tidak boleh berbeda dari satu konstituen dan yang lainnya. Identitas terdiri atas atribut atribut yang mendefinisikan Perusahaan, seperti Visi dan Nilai, orang-orangnya, produk dan layanannya.

3 3 Desain sebuah Corporate Identity sangatlah penting, khalayak terbiasa menilai suatu brand dari packaging luar terlebih dahulu. Perumpamaanya adalah apabila melihat gaya seseorang berpakaian tentu bisa diperkirakan seperti apa kepribadiannya. Begitu pula apabila publik melihat suatu desain yang menarik dari suatu Corporate Identity kita bisa memperkirakan seperti apa perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan di dalam sektor dunia Penerbangan di Indonesia menjadi suatu hal yang amat sangat menarik untuk diamati. Pertumbuhan maskapai penerbangan di Indonesia amatlah pesat. Dari yang jumlahnya hanya 5 di medio 1990-an menjadi lebih dari 16 penerbangan niaga berjadwal yang memiliki izin operasi di tahun Di tahun 2013 ini saja pemerintah memberi izin baru untuk 4 maskapai baru. Yakni Batik Air, Nam Air, Kartika dan Jatayu. Bahkan Wibowo Kuntjoroadi dalam Jurnal Ilmiahnya Analisis Strategi Bersaing dalam Usaha Penerbangan Komersial mengatakan Jika ditotal, pada tahun 2007 saja sudah terdapat lebih dari 50 maskapai berjadwal maupun Charter yang mempunyai izin beroperasi di Indonesia. Maskapai penerbangan berjadwal terbagi menjadi 3 kategori yakni Full Service, Medium Service dan Low Cost Carrier (LCC) yang masing masing menawarkan keunggulan berbeda. Pertumbuhan pesat maskapai penerbangan di Indonesia ini tidak lepas dari semakin bertumbuhnya jumlah penumpang pesawat di Indonesia. Pertumbuhan penumpang pesawat tahun ini dan tahun depan diprediksi berada pada kisaran 15 s/d 18 persen. Tahun 2012 Kementerian perhubungan seperti dikutip Situs berita Berita satu memperkirakan total penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional berjadwal 2

4 4 sebanyak Dari jumlah tersebut diantaranya merupakan penumpang domestik dan penumpang Internasional Di tengah padatnya Industri Penerbangan ini, Maskapai tentu harus melakukan sesuatu agar menjadi pilihan konsumen. Maskapai harus segera melakukan Brand Positioning dan menunjukan keunggulannya agar konsumen memilihnya. Maskapai ini diberi Identitas (Brand Identity) yang didukung sebuah Kepribadian (Strategic Brand Personality) agar mengena di hati konsumen yang menjadi sasarannya. Konsumen akhirnya mengenal merek itu (Brand Awareness) dan kemudian konsumen mempunyai kesan tertentu terhadapnya (Brand Image). Jika seorang konsumen mengenal sebuah merek dia akan mengasosiasikan dengan serangkaian atribut dan meletakkan dalam jajaran ingatannya. Contoh membangun Identitas Merek yang dilengkapi dengan Strategic Brand Personality adalah yang dilakukan Singapore Airlines dengan Singapore Girl nya yang mempunyai Strategic Personality : Caring, Warm, Professional, Enterprising dan Dedicated. 3 PT. Merpati Nusantara Airlines adalah sebuah Maskapai Penerbangan niaga berjadwal milik Pemerintah yang kebanyakan melayani rute-rute di daerah Indonesia Timur dan rute-rute Perintis. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1962 dan mempunyai slogan Jembatan Udara Nusantara. Slogan Jembatan Udara Nusantara ini merupakan sebuah gambaran dari Merpati yang dianggap sebagai pioneer penerbangan perintis di Indonesia. Merpati dianggap sebagai sebuah Alat Transportasi yang menghubungkan daerah daerah terpencil yang belum tersentuh alat transportasi lainnya di Indonesia. 3 A.B Susanto & Himawan Wijarnako. Power Branding : membangun merek unggul dan organisasi pendukungnya. Jakarta : PT. Mizan Publika hal 98

5 5 Dalam beberapa Tahun Terakhir terdapat beberapa fenomena yang terjadi di dalam tubuh Merpati, perusahaan selalu terdengar merugi dan terjadi berbagai gejolak Internal di dalam tubuh Merpati. Brand Awareness yang menurut Internal Merpati terus menurun sehingga menjadikan sulit bagi Merpati untuk berkembang dan bersaing dengan maskapai lainnya. Namun di tengah situasi sulit tersebut tidak membuat Merpati Nusantara Airlines minim prestasi. Pada tahun 2013 Merpati tercatat mendapatkan penghargaan Contact Center Service Excellent Award. Jumlah penumpang Merpati Nusantara Airlies cenderung stagnan dalam Lima tahun terakhir (kecuali di tahun 2012 dimana terjadi pertumbuhan penumpang hingga 30 persen). 4 Sedangkan Load Factor perusahaan stabil di kisaran persen dimana load Factor tertinggi didapat pada tahun 2010 yakni 79 persen sedangkan sisanya ada di angka 74 persen. Sedangkan On Time Peformance merpati juga dicatat oleh kemeterian perhubungan hanya tercatat pada posisi 70 persen jauh di bawah BUMN lainnya yakni Garuda Indonesia yang memperoleh On Time Peformance lebih dari 80 persen. 5 Dalam masalah keselamatan Penerbangan, maskapai ini tercatat pernah beberapa kali mengalami insiden dan accident (terakhir hard landing di Kupang tahun 2013), terutama disebabkan oleh fokus penerbangan maskapai ini ke Wilayah Indonesia Timur yang fasilitasnya bandaranya masih minim. Seperti beberapa maskapai Indonesia lainnya, Maskapai ini masuk dalam daftar hitam Uni Eropa karena masalah keamanan dan keselamatan. 6 4 Company Profile Merpati Nusantara Airlines hal List of airlines subject to an operating ban or operational restrictions within the European Union by European Comission for Transport

6 6 Selain itu dalam bidang Corporate Identity terdapat beberapa hal yang menurut penulis janggal di dalam salah satu elemen dari Corporate Identity Merpati Nusantara Airlines khususnya Corporate Visual Identity Merpati yakni Logo dan Warna. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terdapat banyak versi dari Logo Merpati Nusantara Airlines yang beredar di Media Massa dan stakeholder Merpati. Logo tersebut memang mempunyai bentuk yang hampir serupa, hanya saja terdapat sebuah perbedaan-perbedaan yang membuat tidak jelasnya Identitas Visual perusahaan tersebut. Perbedaan perbedaan tersebut kebanyakan terdapat pada Corporate Colour atau Warna perusahaan, Warna logo serta bentuk dari Logo yang seperti tidak mempunyai standarisasi. Logo Merpati yang ditemui penulis di media massa mempunyai warna yang berbeda beda satu sama lain. Ada yang hijau, biru, kuning, orange bahkan ungu. Hal ini juga penulis temukan di dalam Travel agent yang memasang Logo Merpati di kantornya. Begitu juga yang penulis dapati di situs resmi dari Pemilik utama Merpati Nusantara Airlines yakni Kementerian BUMN, dimana terdapat perbedaan warna dan komposisi dalam dua versi logo merpati baik yang Vertikal maupun Horisontal. Perbedaan perbedaan ini mengindikasikan adanya suatu manajemen Corporate Identity yang tidak baik di dalam tubuh Merpati Nusantara Airlines. Hal ini berbeda jika penulis membandingkan implementasi Logo maskapai penerbangan lainnya baik di media massa ataupun di travel agent serta website BUMN Yang cenderung konstan dan tidak berubah rubah. Berikut ini penulis sampaikan Beberapa Logo Merpati yang segera muncul di Search engine Google dan di Website Kementerian BUMN :

7 7 Gambar 1.1 Logo PT. Merpati Nusantara Airlines di Google Logo Merpati di situs BUMN Gambar 1.2 Logo Vertikal Merpati di Website Kementerian BUMN

8 8 Gambar 1.3 Logo Horisontal Merpati di Situs Kementerian BUMN Kita bandingkan dengan Logo maskapai penerbangan sesama BUMN Garuda Indonesia di Google, maka akan muncul hasil seperti ini : Gambar 1.4 Logo Garuda Indonesia di Search Engine Google Sedangkan berikut Ini adalah Logo-logo maskapai yang terdapat di salah satu Travel Agent di Jakarta, yakni Arayatour di Ciganjur Jakarta Selatan

9 9 Gambar 1.5 Logo Merpati Nusantara Airlines dan Garuda Indonesia di Salah satu Travel Agent di Jakarta Hasil temuan di antara dua logo tersebut amatlah berbeda, ketika khalayak dengan mudah segera mengetahui Logo Garuda Indonesia karena secara serempak muncul logo dengan versi yang sama di dalam Search engine Google (Gambar 1.4) berbanding terbalik dengan Logo Merpati yang mempunyai banyak versi bahkan di Website pemegang saham terbesar Merpati yakni Kementerian BUMN juga ditemukan fenomena seperti itu (Gambar ). Begitu juga yang tampak pada Travel Agent seperti pada gambar di atas (Gambar 1.5). Selain data data yang telah diuraikan sebelumnya, Merpati saat ini tengah berusaha melakukan Restukturisasi dan perbaikan di segala bidang untuk kembali menjadi maskapai yang diperhitungkan, Berdasarkan Uraian di atas Penulis tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai fenomena tersebut, Yakni mengapa terdapat

10 10 banyak Logo Merpati Nusantara Airlines yang beredar, apakah memang ada perubahan di Corporate Identity Merpati Nusantara Airlines yang tidak terkomunikasi dengan baik? dan bagaimana sebenarnya Implementasi Corporate Identity di dalam Internal PT. Merpati Nusantara Airlines tersebut? Hal itulah yang mendasari penulis untuk membuat Skripsi dengan judul IMPLEMENTASI KOMUNIKASI VISUAL PADA CORPORATE IDENTITY DI PT. MERPATI NUSANTARA AIRLINES 1.2 Rumusan Masalah Ditinjau dari Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sebenarnya Logo dan Corporate Colour dari PT. Merpati Nusantara Airlines? 2. Kenapa terdapat begitu banyak Versi logo Merpati Nusantara Airlines yang beredar? 3. Bagaimana Implementasi Corporate Identity di Internal PT. Merpati Nusantara Airlines? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian yang dapat dideskripsikan adalah sebagai berikut 1. Menemukan apa sebenarnya Logo dan Corporate Colour dari PT. Merpati Nusantara Airlines 2. Menemukan suatu sebab kenapa terdapat begitu banyak Versi Logo dan Corporate Colour PT. Merpati Nusantara Airlines yang beredar 3. Mengkaji Implementasi Corporate Identity di Internal PT. Merpati Nusantara Airlines

11 Kegunaan Penelitian Akademis. Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan secara Praktis maupun 1. Secara Praktis Sebagai bentuk sumbangsih dalam Upaya perbaikan perusahaan yang tengah dilakukan manajemen PT. Merpati Nusantara Airlines serta Memberikan sumbangan Ide dan Saran Kepada PT. Merpati Nusantara Airlines akan Hasil dari Kajian yang dilakukan terhadap Penerapan Corporate Identity di Perusahaan. Sehingga nantinya bisa menjadi bahan acuan untuk Perusahaan memperbaiki beberapa kekurangan yang terjadi. 2. Secara Akademis Sebagai acuan untuk Penelitian Selanjutnya, Memperkaya Kajian Ilmu Komunikasi yang menjelaskan konsep-konsep mengenai Corporate Identity. Memberikan suatu perubahan pandangan kepada mahasiswa Visual and Art Communications bahwa Viacom bukan saja mengenai membuat gambar, Poster, Iklan tetapi juga bisa memberi sumbangsih seperti penelitian ini. Mengkaji bentuk dan makna visual juga memahami bentuk Komunikasi yang ada di dalam suatu Perusahaan.