PENGARUH SANITASI RUMAH TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS MENGWI I TAHUN 2013
|
|
- Yuliana Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH SANITASI RUMAH TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS MENGWI I TAHUN 2013 I Ketut Sujana¹, I Made Patra², I Made Bulda Mahayana³ Abstract. Tuberculosis is one of the health problems in Indonesia and as one of the causes of death in developing countries including Indonesia. Patient treatment efforts through strategy Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) has been implemented by the government, but the percentage of patients with pulmonary TB in in Badung regency, especially in public health Mengwi I increased from 0,023% to 0,048%. The purpose of this study to determine the effect of sanitation on the incidence of tuberculosis disease in the region of public health Mengwi I, Mengwi sub-district, Badung regency. This study was an observational retrospective casecontrol design. Data analysis of this study include descriptive analysis and statistical analysis to test the correlation with the Chi Square test. The results showed that ventilation, natural lighting and humidity have a significant effect on the incidence of tuberculosis disease with odds ratio values respectively - each ie 9,048 for ventilation, natural lighting and 11,4 to 14,929 for the humidity of the room. The conclusion of this study is the state of the home ventilation, natural lighting and humidity of the room is a risk factor for tuberculosis disease incidence in the region of public health Mengwi I. Keywords: Home Sanitation; Incidence; Tuberculosis. Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan berasal dari dahak penderita dengan BTA positif ke udara dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Apabila droplet yang mengandung kuman tuberkulosis terhisap oleh seseorang dan sudah menetap di dalam parunya, maka kuman tersebut akan berkembang biak dan terjadilah infeksi. Orang yang serumah dengan penderita TB BTA positif besar kemungkinannya terpapar kuman tuberkulosis ( Depkes RI, 1995). Penyakit tuberkulosis di Provinsi Bali merupakan masalah kesehatan, hal ini dikarenakan adanya peningkatan prosentase penderita TB BTA positif yaitu 0,039 % tahun 2010 dan 0,04 % tahun 2011 (Dikes Provinsi Bali, 2010, 2011). Prosentase penderita TB positif kasus baru di Kabupaten Badung juga terjadi peningkatan yaitu 0,026 % di tahun 2010 dan 0,031 % di tahun Apabila dilihat sebaran temuan 1 Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar 2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar penderita TB (kasus baru, lama, Ro. positif) di masing masing Kecamatan dari tahun 2010 sampai dengan 2011, prosentase penderita di Kecamatan Mengwi meningkat dari 0,032 % menjadi 0,045 % dan khususnya di UPT Puskesmas Mengwi I dari 0,023 % menjadi 0,048 % (Dikes Kab. Badung, 2010, 2011). Program pengobatan TB melalui strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) telah diupayakan oleh pemerintah sejak tahun 1995 melalui promosi, penggalangan kerja sama dan kemitraan dengan program terkait dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB/Gerdunas TB (Depkes RI, 2008). Selain upaya pengobatan yang terprogram, diperlukan adanya tindakan pencegahan guna mengurangi penularan bakteri mycobacterium tuberculosis dilihat dari sanitasi rumah. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan pada 6 penderita TB Paru (kasus baru tahun 2013) yang tersebar pada 4 Desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi I menunjukkan 93
2 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : bahwa 83,3 % ventilasi rumahnya tidak memenuhi syarat, 100 % pencahayaan alaminya tidak memenuhi syarat, 100 % kelembaban ruangannya tidak memenuhi syarat, 100 % tidak padat penghuni, 83,3 % lantainya memenuhi syarat dan 100 % dinding rumah memenuhi syarat. Maka dari itu perlu diketahui lebih mendalam mengenai pengaruh sanitasi rumah terhadap kejadian penyakit TB paru sebagai dasar penyusunan program penanggulangan. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh sanitasi rumah terhadap kejadian penyakit TB paru di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi I, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung tahun Penelitian dilakukan selama 1,5 bulan yaitu bulan Agustus sampai dengan Oktober Tujuan yaitu : (1) Untuk mengetahui pengaruh ventilasi rumah terhadap kejadian penyakit TB paru. (2) Untuk mengetahui pengaruh pencahayaan alami terhadap kejadian penyakit TB paru. (3) Untuk mengetahui pengaruh kelembaban ruangan terhadap kejadian penyakit TB paru. Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis ini, biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru (Depkes RI, 1995). Gejala utamanya adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih dan disertai gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan kurang, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. Menurut Hiswani (2004) tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi keparahan penyakit tuberkulosis antara lain : a. Meningkatkan status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit. b. Penyediaan sarana kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan dini bagi penderita. c. Pengobatan preventif, sebagai tindakan keperawatan terhadap penyakit inaktif dengan pemberian Iso Niacid Hydrasida (INH) d. Vaksinasi BCG kepada bayi. e. Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala TB paru. f. Screening dengan tuberculin test pada kelompok berisiko tinggi. Faktor status sosial ekonomi sangat erat kaitannya dengan keadaan rumah, kepadatan penghuni dan lingkungan perumahan. Menurut Winslow dan APHA (dalam Heru Subaris Kasjono, 2011) rumah sehat harus memenuhi persyaratan fisiologis, psychologis, mencegah penularan penyakit dan mencegah terjadinya kecelakaan. Persyaratan secara fisiologis meliputi : (1). Ventilasi minimal 10 % dari luas lantai ruangan untuk menjamin sirkulasi udara yang baik sehingga temperatur ruangan dapat dipertahankan antara 22 C - 30 C dengan kelembaban optimum 60 %. Pernyataan tersebut sesuai dengan Konsep Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) TB (Kemenkes RI, 2012) bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang terinfeksi TB adalah ventilasi udara, disamping faktor lainnya seperti konsentrasi percik renik di udara dan jumlah kuman yang terhirup serta lamanya pajanan. Pada Permenkes RI No. 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruangan Rumah, juga telah ditetapkan persyaratan kelembaban yaitu %. Kelembaban yang tinggi dalam ruangan tidak baik untuk kesehatan penghuninya karena dapat menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya kuman tuberkulosis, (Deni Sri Wahyuni, 2012). (2). Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami atau buatan, secara langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan. Intensitas pencahayaan dalam ruangan minimal 60 lux (Permenkes RI No. 1077, 2011). Kurangnya cahaya matahari masuk ke dalam ruangan rumah, disamping kurang nyaman juga merupakan tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Menurut Hiswani (2004) bahwa pencahayaan alami yang memenuhi syarat dibutuhkan pada setiap ruangan rumah, karena cahaya matahari secara alamiah dapat membunuh 94
3 Pengaruh Sanitasi Rumah Terhadap Kejadian... ( Sujana, Patra, Mahayana ) bakteri patogen dalam rumah terutamanya kuman mycobacterium tuberculosis. Metode Jenis penelitian ini adalah observasional retrospektif dengan rancangan kasus kontrol (case control study) bersifat analitik. Menurut Eko Budiarto (2002), rancangan penelitian kasus kontrol dengan paradigma akibat ke sebab yang diukur dan dibandingkan dengan pengalaman terpajan oleh faktor yang diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit dan bukan insiden seperti pada penelitian prospektif. Penelitian diawali dengan kelompok penderita sebagai kasus dan kelompok bukan penderita sebagai kontrol. Selanjutnya kedua kelompok ditelusuri ke belakang untuk mencari perbedaan dalam pengalaman terpajan oleh faktor yang diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien TB paru dengan BTA positif dan masyarakat di sekitar penderita TB yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi I. Populasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kasus dalam penelitian ini adalah semua pasien tuberkulosis paru dengan BTA positif lama dan baru yang melakukan pemeriksaan dan tercatat pada buku register TB UPT Puskesmas Mengwi I, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung tahun 2012 sampai dengan Juni Sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi I, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung tahun 2013 yang tidak terdiagnose TB paru dan berada di sekitar kelompok kasus. Kesetaraan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol dilakukan dengan memilih kontrol yang setara dengan kasus berdasarkan status sosial ekonominya dan tinggal berdekatan dengan kelompok kasus. Jumlah kasus adalah 26 kasus yang tersebar di tujuh Desa. Jumlah kontrol yang diambil sama dengan jumlah kasus yaitu 26 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer melalui wawancara, observasi dan pengukuran. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data identitas responden dan pendapatan kepala keluarga. Observasi dilakukan untuk memperoleh data keadaan rumah meliputi luas lantai ruangan, luas ventilasi rumah, pencahayaan alami dan kelembaban ruangan. Luas ventilasi diukur dengan menghitung luas penghawaan dibagi luas lantai ruangan dikalikan 100 %. Pencahayaan alami diukur menggunakan lux meter digital model DM 28 pada setiap ruangan, kemudian dirata ratakan. Kelembaban diukur menggunakan Hygrometer digital merk Hisamatzu type : Ex-900 TRH. Analisis data meliputi analisis deskriftif dan analisis statistik menggunakan uji Chi Square, dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil dan Pembahasan 1. Ventilasi rumah Berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh data keadaan ventilasi rumah bahwa dari 27 sampel yang keadaan ventilasinya memenuhi syarat, 7 (25,9 %) pada kelompok kasus dan 20 (74,1 % ) pada kelompok kontrol. Sedangkan dari 25 ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat, 19 (76,0 %) pada kelompok kasus dan 6 (24 %) pada kelompok kontrol. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 dan OR = 9,048. Nilai p < 0,05 artinya Ho ditolak, hal ini berarti ventilasi rumah mempunyai pengaruh terhadap kejadian penyakit TB paru dan orang yang ventilasi rumahnya tidak memenuhi syarat memiliki risiko kejadian tuberkulosis 9,048 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang ventilasi rumahnya memenuhi syarat. Menurut Winslow dan APHA (dalam Heru Subaris Kasjono, 2011) bahwa salah satu syarat fisiologis rumah sehat yaitu ventilasi minimal 10 % dari luas lantai ruangan. Luas minimum lubang ventilasi tersebut sudah cukup digunakan sebagai jalan keluar masuknya udara. Hal ini sesuai juga dengan Konsep Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) TB (Kemenkes RI, 2012) bahwa salah satu faktor yang 95
4 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : dapat mempengaruhi seseorang terinfeksi TB adalah ventilasi udara, disamping faktor probabilitas (p) < 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti pencahayaan lainnya seperti konsentrasi percik renik di alami mempunyai pengaruh terhadap udara dan jumlah kuman yang terhirup serta lamanya pajanan. Makin dekat dengan sumber infeksi dan makin lama waktu terpajan akan meningkatkan faktor risiko kejadian penyakit TB paru dan orang yang tinggal pada rumah dengan pencahayaan alaminya tidak memenuhi syarat memiliki risiko terhadap kejadian TB paru 11,4 kali seseorang terinfeksi. Selain menjamin lebih tinggi dari pada orang yang terjadinya sirkulasi udara yang cukup pada pencahayaan alami rumahnya memenuhi setiap ruangan dengan ventilasi yang syarat. memenuhi syarat, aliran udara secara terus menerus dapat membebaskan udara dalam Pencahayaan alami setiap ruangan dalam rumah merupakan hal yang sangat penting ruangan dari bakteri pathogen seperti dan menunjang kesehatan. Menurut Hiswani mycobacterium tuberculosis. Tidak (2004) bahwa kompoen rumah harus cukupnya ventilasi juga dapat memenuhi persyaratan fisik dan biologis mengakibatkan kelembaban dalam ruangan meningkat. Ruangan yang lembab dapat seperti pencahayaan. Pencahayaan alami yang memenuhi syarat dibutuhkan pada menjadi media yang baik untuk setiap ruangan rumah, karena cahaya berkembangnya bakteri patogen termasuk mycobacterium tuberculosis. Mengingat pentingnya fungsi ventilasi maka setiap ruangan rumah harus dilengkapi ventilasi minimal 10 % dari luas lantai ruangan yaitu 5 % ventilasi tetap dan 5 % matahari secara alamiah dapat membunuh bakteri patogen dalam rumah terutamanya kuman mycobacterium tuberculosis. Untuk itu bagi rumah yang pencahayaan alaminya masih kurang atau tidak memenuhi syarat sebaiknya dilakukan dengan mengganti ventilasi insidentil. Upaya yang dapt sebagian genteng rumah dengan genteng dilakukan untuk mengatasi ventilasi yang kurang atau tidak memenuhi syarat yaitu dengan membuka jendela yang ada secara rutin setiap hari, membersihkan lubang ventilasi secara berkala dan membiarkan kaca atau asbes plastik dan melobangi plafon pada ruangan tepat di bawah genteng kaca atau asbes plastik tersebut agar sinar dari atas dapat masuk dan menyinari ruangan secara langsung. Untuk jangka pintu setiap ruangan tetap terbuka pada panjang dapat juga dilakukan dengan siang hari saat penghuninya berada di rumah. Bila memungkinkan untuk jangka panjang dapat dilakukan dengan menambah lubang penghawaan seperti jendela dengan penempatan di tengah tengah dinding dan penambahan lubang penghawaan seperti jendela yang dapat berfungsi ganda yaitu sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan keluar masuknya udara. 3. Kelembaban ruangan tidak terhalang oleh bangunan lainnya agar Keadaan kelembaban ruangan pada terjadinya sirkulasi udara secara maksimal. 2. Pencahayaan alami penelitian ini yaitu dari 23 sampel yang kelembaban ruangannya memenuhi syarat, 4 Keadaan pencahayaan alami pada (17,4 %) pada kelompok kasus dan 19 (82,6 sampel baik kelompok kasus maupun % ) pada kelompok kontrol. Sedangkan dari kelompok kontrol yaitu dari 24 sampel yang pencahayaan alaminya memenuhi syarat, 5 (20,8 %) pada kelompok kasus dan 19 (79,2 % ) pada kelompok kontrol. Sedangkan dari 28 sampel yang pencahayaan alaminya tidak 29 sampel yang tidak memenuhi syarat, 22 (75,9 %) pada kelompok kasus dan 7 (24,1 %) pada kelompok kontrol. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 dan OR = 14,929. Nilai p < 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha memenuhi syarat 21 (75,0 %) pada diterima. Hal ini berarti kelembaban ruangan kelompok kasus dan 7 (25,0 %) pada memiliki pengaruh terhadap kejadian kelompok kontrol. Uji statistik diperoleh penyakit TB paru dan orang yang nilai p = 0,000 dan OR = 11,4. Nilai kelembaban ruangan rumahnya tidak 96
5 Pengaruh Sanitasi Rumah Terhadap Kejadian... ( Sujana, Patra, Mahayana ) memenuhi syarat memiliki risiko akan mengalami kejadian penyakit TB Paru 14,929 kali lebih tinggi dari pada orang yang kelembaban ruangan rumahnya memenuhi syarat. Menurut Deni Sri Wahyuni (2012), kelembaban yang tinggi dapat menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya kuman tuberkulosis. Pada Permenkes RI No. 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruangan Rumah, persyaratan kelembaban yaitu %. Untuk itu persyaratan secara fisiologis mutlak harus terpenuhi pada setiap rumah agar penghuninya tidak berisiko terhadap kejadian penyakit tuberkulosis yang dapat menyebabkan kematian. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi rumah dengan ruangan yang kelembabannya tidak memenuhi syarat yaitu dengan membuka jendela setiap hari dan membiarkan pintu rumah tetap terbuka pada siang hari selama penghuninya ada di rumah agar terjadi sirkulasi udara secara maksimal. Karena udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur kamar 22 C 30 C dan kelembaban udara dalam ruangan berkisar 60 % optimum. Untuk memperoleh kenyamanan udara dimaksud dengan kelembaban optimum diperlukan adanya ventilasi yang memenuhi syarat pada setiap ruangan rumah (Winslow dan APHA dalam Heru Subaris Kasjono, 2011). Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan : 1. Ventilasi rumah mempunyai pengaruh terhadap kejadian penyakit TB paru di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi I, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung tahun 2013 dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). 2. Pencahayaan alami mempunyai pengaruh terhadap kejadian penyakit TB paru di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi I, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung tahun 2013 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). 3. Kelembaban ruangan mempunyai pengaruh terhadap kejadian penyakit TB paru di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi I, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung tahun 2013 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Disarankan kepada UPT Puskesmas Mengwi I sebaiknya lebih meningkatkan promosi kesehatan di bidang perumahan sehat yang berkaitan dengan penyakit TB paru dan tidak hanya menekankan pada pengobatan terhadap penderita saja, melainkan untuk masyarakat umum lainnya dan terlebih khusus bagi masyarakat yang berisiko terhadap kejadian penyakit TB paru. 2. Terkait dengan program bedah rumah dan peningkatan kualitas rumah diharapkan UPT Puskesmas Mengwi I dapat memberikan masukan pada rapat koordinasi tingkat Kecamatan Mengwi agar sektor terkait dalam program dimaksud memperhatikan persyaratan rumah sehat sehingga membantu masyarakat dan dapat mengurangi risiko terhadap kejadian penyakit TB paru. 3. Disarankan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi I dan khususnya penderita TB paru beserta keluarganya agar membiasakan diri membuka jendela rumah setiap hari agar cahaya dapat masuk ke dalam ruangan, membersihkan lubang ventilasi sehingga terjadi sirkulasi udara secara maksimal. Bila memungkinkan untuk jangka panjang bagi yang ventilasinya tidak memenuhi syarat dapat dilakukan dengan menambah lubang penghawaan seperti jendela dengan penempatan pada dinding sebelah timur. Daftar Pustaka Budiarto, E., 2002, Metodologi Penelitian Kedokteran : Sebuah Pengantar, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 97
6 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : Depkes RI, 1995, Pedoman Penyakit Tuberkulosis Dan Penanggulangannya, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2008, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta : Departeman Kesehatan Republik Indonesia. Dikes Kab.Badung, 2010, Laporan Triwulan Penemuan Pasien TB Per UPK, Mangupura : Dikes Kabupaten Badung., 2011, Laporan Triwulan Penemuan Pasien TB Per UPK, Mangupura : Dikes Kabupaten Badung. Dikes Prov.Bali, 2010, Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Denpasar: Dikes Provinsi Bali., 2011, Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Denpasar: Dikes Provinsi Bali. Hiswani, 2004, Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat, Available : (Acessed September 13,2008) Kasjono, HS., 2011, Penyehatan Pemukiman, Yogyakarta: Gosyen Publishing. Kemenkes RI, 2011, Permenkes RI No. 1077/Menkes/Per/V/2011, Jakarta: Kemenkes RI., 2012, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tuberkulosis, Jakarta: Kemenkes RI. Wahyuni, DS., 2012, Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Karakteristik Individu dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2012, Available : 98
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciS T O P T U B E R K U L O S I S
PERKUMPULAN PELITA INDONESIA helping people to help themselves * D I V I S I K E S E H A T A N * S T O P T U B E R K U L O S I S INGAT 4M : 1. MENGETAHUI 2. MENCEGAH 3. MENGOBATI 4. MEMBERANTAS PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly Observed Treatment Short-course
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Candi Lama Kecamatan Candisari Kota Semarang) Esty Kurniasih, Suhartono, Nurjazuli Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperincimelebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia
Lebih terperinciPENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4
PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS Edwin 102012096 C4 Skenario 1 Bapak M ( 45 tahun ) memiliki seorang istri ( 43 tahun ) dan 5 orang anak. Istri Bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan
Lebih terperinciSKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas
SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan
Lebih terperinciSAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis
Lebih terperinciGAMBARAN KONDISI FISIK RUMAH PASIEN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI
1 GAMBARAN KONDISI FISIK RUMAH PASIEN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya menderita TBC. Diperkirakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Aspek Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Penularan TB tergantung dari lamanya kuman TB berada dalam suatu ruangan, konsentrasi kuman TB di udara serta lamanya menghirup udara,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel bebas
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA Herlina 1, Erris 2* 1 STIKes Prima Jambi 2 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan Lingkungan *Korespondensi penulis
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK Riza Triasfitri *), Sri Andarini Indreswari **) *) ALUMNI FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO May Liani S. Sinaga*, Joy A. M. Rattu*, Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka A. Tuberkulosis paru 1. Definisi TB Paru merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Etiologi Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mycobacterium tuberculosis. Penyakit menular Tuberkulosis masih menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit menular Tuberkulosis masih menjadi perhatian dunia dan hingga
Lebih terperinciANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***
ANALISA FAKT RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka*** * Program Studi Pendidikan Dokter UHO ** Bagian Kimia Bahan Alam Prodi Farmasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan dunia, dimana WHO melaporkan bahwa setengah persen dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama adalah batuk selama dua minggu atau lebih,
Lebih terperinci6. Umur Responden :...Tahun
Lampiran : 1 KUESIONER HUBUNGAN KUALITS LINGKUNGAN FISIK RMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU BTA POSITIF DI KECAMATAN CILANDAK KODYA JAKARTA SELATAN TAHUN 2008 A.IDENTITAS RESPONDEN NOMOR: 1.Tanggal Wawancara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia
Lebih terperinciLampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan
Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 2. Data angka penyebab kematian pada narapidana dan tahanan di Indonesia tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1 HIV/AIDS 105 2
Lebih terperinciTuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang manusia dengan
Lebih terperinciGAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK
GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN 1 Didin Mujahidin ABSTRAK Penularan utama TB Paru adalah bakteri yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI DAERAH PANTAI DAN DAERAH PEGUNUNGAN
STUDI KOMPARASI BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI DAERAH PANTAI DAN DAERAH PEGUNUNGAN COMPARISON STUDY OF SEVERAL RISK FACTORS OF LUNG TUBERCULOSIS INCIDENCE IN COASTAL AREA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman penyebab penyakit Tuberkulosis yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberculosis Pulmonal (TB Paru) 1. Definisi TB Paru Tuberculosis pulmonal atau biasa disebut TB paru adalah penyakit yang disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara - negara berkembang. Setiap tahunnya terdapat 8,6 juta kasus tuberkulosis baru dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun kuman M.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia, setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang TB Paru adalah salah satu masalah kesehatan yang harus dihadapi masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta kematian, dan diperkirakan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis yang menyerang paru disebut tuberkulosis
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI RUMAH SEHAT DENGAN FREKUENSI SESAK PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK
HUBUNGAN KONDISI RUMAH SEHAT DENGAN FREKUENSI SESAK PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK Abdul Muhith Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Stikes
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TB) DI KECAMATAN KUTA
HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TB) DI KECAMATAN KUTA I Made Mudana 1*), Nyoman Adiputra 2), I.B.G. Pujaastawa 3) 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2) Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis Paru 1. Pengenalan penyakit tuberkulosis Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup A.1. Tempat BKPM Semarang. A.2. Waktu 20 September 20 Oktober 2011. A.3. Disiplin ilmu Disiplin ilmu pada penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat. B.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius. 5 Tb paru ini bersifat menahun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tuberculosis Paru 2.1.1.1 Definisi Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius. 5 Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. paru,tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya. Kuman Mycobacterium
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis,yang sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru,tetapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Penyakit Tuberkulosis paru Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut biasanya masuk ke dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberculosis Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan
Lebih terperinciI. PENENTUAN AREA MASALAH
I. PENENTUAN AREA MASALAH Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT
KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan untuk mengenang jasanya bakteri ini diberi nama baksil Koch,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Tuberculosa adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam, makanya dikenal sebagai Batang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Menurut laporan World Health Organitation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis serta Mycobacyerium avium, tetapi lebih sering disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari kelompok mycobacterium tuberculosis (Kemenkes RI, 2014), merupakan kuman aerob yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia pada anak dibedakan menjadi pneumonia
Lebih terperinciPRATIWI ARI HENDRAWATI J
HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) KELUARGA DENGAN SIKAP PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan meraih derajat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan judul Gambaran Praktik Pencegahan Penularan TB Paru di Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis ( mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit TB Paru telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882 menurut (Mansjoer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Mikrobakterium ini
Lebih terperinciKEPADATAN HUNIAN, VENTILASI DAN PENCAHAYAAN TERHADAP KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINANGA KABUPATEN MAMUJU SULAWESI BARAT
KEPADATAN HUNIAN, VENTILASI DAN PENCAHAYAAN TERHADAP KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINANGA KABUPATEN MAMUJU SULAWESI BARAT Dina Mariana 1, Miftah Chairani 2 1 Jurusan Kebidanan Poltekkes
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori TB Paru Pengetahuan Sikap Tindakan 3.2 Kerangka Konsep 3.2.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita TB Paru BAB
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007
ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 Yanuarita Dwi Puspasari, 2009. Pembimbing I : July Ivone, dr., MS Pembimbing II : Caroline Tan Sardjono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang
Lebih terperinciDiponegoro, Semarang. Diponegoro, Semarang. Abstract
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDANGLEGI KECAMATAN GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG Saffira Kusuma Anggraeni 1, Mursid
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER. DATA KHUSUS A. Perilaku Pengetahuan 1. Apakah saudara/saudari tahu penyakit Tuberkulosis Paru? Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME KECAMATAN KUALUH HULU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Konsep Tuberkulosis ( TB Paru ) a. Etiologi Penyakit TB Paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk basil yang dikenal dengan nama
Lebih terperincitujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai derajat kesehatan tersebut dipengaruhi oleh
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA Audy L. Umboh*, Odi R. Pinontoan*, Jimmy Posangi*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012)
Lebih terperinciMaria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERKULOSIS TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS ATAPUPU KABUPATEN BELU RELATIONSHIP BETWEEN PATIENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas sehari-hari. Bila
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru,
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2012
HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 22 Melisah Pitri Siregar 1, Wirsal Hasan 2, Taufik Ashar 3 1 Program Sarjana Fakultas
Lebih terperinciThe Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya
PENGARUH KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKREJO KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Materi / Topik : Penyakit TBC Sasaran : Keluarga Tn. P Tempat : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016 Waktu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas Kabila Bone merupakan salah satu puskesmas yang terletak di. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9 desa yaitu : Desa Bintalahe, Desa Botubarani, Desa
Lebih terperinciPengaruh Faktor Sanitasi Rumah dan Sosial Ekonomi Terhadap Kejadian Penyakit TB Paru BTA Positif Di Kecamatan Genteng Kota Surabaya
Pengaruh Faktor Sanitasi Rumah dan Sosial Ekonomi Terhadap Positif Wahyu Nur Firdiansyah Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, wahyunurf@ymail.com PC. Subyantoro Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak TB Paru
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2015 ABSTRACT
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2015 Annisa Febriana Siregar 1, Nurmaini 2, dan Devi Nuraini 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinci