Hubungan Antara Lingkungan Kerja Fisik (Temperatur, Dekorasi dan Musik) dengan Semangat Kerja Karyawan di MNC Promo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Lingkungan Kerja Fisik (Temperatur, Dekorasi dan Musik) dengan Semangat Kerja Karyawan di MNC Promo"

Transkripsi

1 Hubungan Antara Lingkungan Kerja Fisik (Temperatur, Dekorasi dan Musik) dengan Semangat Kerja Karyawan di MNC Promo Diandry Novrina Universitas Bina Nusantara, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Persaingan yang tinggi di dunia media khususnya membutuhkan karyawan dengan kreativitas dan kinerja yang tinggi. Untuk dapat menghasilkan hal tersebut, diperlukan semangat kerja yang tinggi agar karyawan termotivasi agar dapat bekerja optimal dan memberikan performa yang terbaik. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang dapat memicu semangat kerja tersebut, salah satunya adalah lingkungan kerja fisik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja fisik berupa temperatur, dekorasi dan musik dengan semangat kerja karyawan di MNC Promo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan MNC Promo yang berjumlah 16 orang dan seluruhnya dijadikan sampel penelitian, sehingga tidak menggunakan teknik sampling karena merupakan studi populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diujicobakan terlebih dahulu dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Spearman. Hasil analisis korelasi Spearman didapatkan ρ = 0,461 yang artinya tidak ada hubungan antara lingkungan kerja fisik dengan semangat kerja. Hal ini juga bisa dilihat dari nilai signifikansi 0,072 > taraf signifikansi 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa lingkungan kerja fisik tidak memiliki korelasi dengan semangat kerja karyawan di MNC Promo. Kata Kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Semangat Kerja, Karyawan Kreatif

2 1. Pendahuluan Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya Televisi Republik Indonesia (TVRI). Menurut website resminya (2009), TVRI merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara, mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial. Tonggak kedua dunia pertelevisian adalah pada tahun 1987, yaitu ketika diterbitkannya Keputusan Menteri (Kepmen) Penerangan RI Nomor : 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987 tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Seiring dengan keluarnya Kepmen tersebut, pada tanggal 24 agustus 1989, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia mulai mengudara secara lokal di Jakarta, menayangkan berbagai macam program acara hiburan, informasi dan berita yang dikemas dengan menarik. RCTI tumbuh dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial masyarakat di Indonesia. Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas di Indonesia (RCTI, 2008). Disusul oleh Surya Citra Televisi (SCTV), yaitu stasiun televisi swasta yang berasal dari Surabaya pada tahun 1990 mulai mengudara untuk wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan (Gerbang Kertosusila) dan mulai melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia pada tahun 1993 dan memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta (SCTV, 2008).

3 Selanjutnya hadirlah Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang didirikan pada tahun 1990 di Jakarta oleh Mbak Tutut dan mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 23 Januari TPI pada saat itu hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja, namun perlahan-lahan mereka mengurangi misi edukatif, dengan juga menyiarkan acaraacara lain, termasuk kuis-kuis dan sinetron sebagai selingan dan pada bulan Juli 2006, Media Nusantara Citra (MNC) mengakuisisi 75 % saham TPI dan kini secara resmi TPI bergabung menjadi salah satu televisi yang dikelola MNC yang juga merupakan induk dari RCTI dan Global TV (MNCTV, 2011). Setelah itu munculah berbagai macam stasiun televisi swasta seperti Anteve, Indosiar, Metro TV, Trans TV, lativi (sekarang menjadi TV One), Global TV dan TV 7 (sekarang menjadi Trans 7). Sekarang RCTI, TPI (sekarang MNC TV), dan Global TV berada di dalam satu grup, yaitu MNC. Perusahaan media, terutama perusahaan besar biasanya tidak hanya memiliki satu unit usaha saja. Berdasarkan buku laporan tahunan MNC (2010), MNC adalah salah satu anak perusahaan dari PT Global Mediacom yang merupakan perusahaan media terbesar di Indonesia. MNC didirikan pada tanggal 17 Juni 1997 untuk menaungi dan mengelola berbagai unit usaha media di bawah satu perusahaan induk dan operasional agar dapat terbentuk sebuah grup media yang sinergis, terintegrasi, dinamis dan kreatif dalam menghadapi persaingan bisnis di industri media. MNC memiliki berbagai macam unit usaha seperti penyiaran, media cetak, agensi periklanan, manajemen artis, rumah produksi, situs online, saluran MNC, asuransi dan layanan keuangan. Dalam perkembangan dan persaingan di dunia media massa, tak luput dari pengaruh sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Menurut Darmawan (2008) salah satu sumber daya yang paling menentukan kesuksesan suatu organisasi adalah sumber

4 daya manusia. Organisasi harus terus mengelola dan menjaga sumber daya manusia yang dimiliki dengan baik agar organisasi tersebut dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik. Setiap pekerjaan dalam organisasi selalu dilaksanakan oleh karyawan, agar mereka tetap bersemangat dalam bekerja dan dapat memberikan performa yang terbaik, mereka harus diperlakukan dengan baik. Semangat inilah yang kemudian menjadi motivasi bagi karyawan untuk semakin memberikan kinerja yang optimal dan memberi kontribusi bagi perusahaan. Menurut Hasibuan (2000) organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, namun yang lebih penting adalah mereka bersedia bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Tanpa adanya niat dan kemauan untuk bekerja membuat kemampuan, kecakapan dan ketrampilan tersebut tidak bernilai. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa semangat kerja karyawan sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi. Menurut Nitisemito (2000) semangat dan gairah kerja adalah perwujudan moral kerja yang tinggi, bahkan ada yang mengidentifikasikan secara bebas, moral kerja yang tinggi adalah semangat dan kegairahan kerja. Semangat kerja adalah induk dari segala sukses yang menghubungkan semua potensi unggul untuk menghasilkan kinerja optimal. Tanpa semangat kerja, karyawan akan merasa tidak efektif untuk melangkah ke arah kerja yang harus diselesaikan. Melihat pentingnya manusia dalam pencapaian tujuan perusahaan maka diperlukan adanya penanganan sendiri terhadap sumber daya ini agar mereka dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pimpinan perusahaan dan terus bersemangat. Dengan demikian pemeliharaan tenaga kerja mutlak diperlukan baik moral maupun fisik, dengan adanya lingkungan kerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan karyawan dengan

5 sendirinya karyawan akan menyadari tanggung jawabnya terhadap perusahaan. Hal ini dapat digunakan sebagai faktor untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik dapat berguna untuk mencegah kejenuhan kerja dan kerugian pada perusahaan, sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung dan memenuhi kebutuhan karyawan dapat meningkatkan kegairahan kerja karyawan. Newstrom (2007) mengemukakan bahwa lingkungan kerja mempengaruhi kebosanan dalam pekerjaan, kelelahan dalam bekerja dan pekerjaan yang monoton. Hal ini harus diperhatikan agar karyawan dapat merasa nyaman sehingga tidak merasa bosan dalam bekerja dan pekerjaannya tidak monoton, sehingga dapat meningkatkan semangat dalam bekerja. Menurut Sedarmayati (2009) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Menurut Ahyari (dalam Lewa dan Subowo, 2005) lingkungan kerja terdiri dari lingkungan kerja non fisik yang meliputi lingkungan sosial, status sosial, hubungan kerja dalam kantor, sistem informasi, dan kesempatan; dan lingkungan kerja fisik, namun lingkungan kerja sendiri lebih dititik beratkan pada keadaan fisik tempat kerja. Dengan lingkungan kerja fisik yang baik tanpa adanya gangguan misalnya temperatur yang tidak tepat, kebisingan, penerangan yang kurang, peralatan kerja yang tidak mendukung dan gangguan lainnya, para karyawan akan dapat bekerja dengan baik, aman dan nyaman. Oleh karenanya, perusahaan wajib menyediakan lingkungan kerja fisik yang baik untuk karyawan agar mereka dapat bekerja sesuai dengan keinginan organisasi untuk mencapai tujuannya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Menurut Kussriyanto (dalam Lewa dan Subowo, 2005) jika seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang tidak

6 memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi malas dan cepat lelah, sehingga kinerjanya akan turun. Perusahaan media, terutama perusahaan besar biasanya tidak hanya memiliki satu unit usaha saja. Pada MNC, mereka memiliki berbagai macam unit usaha yang didalamnya terdapat departemen-departemen seperti Human Resources, Account Service, Creative dan lain lain sebagai penggerak utama bisnis tiap unit usaha. Standar fasilitas dan pengupahan yang di dapat tiap pekerja antar departemen juga berbeda-beda. Diluar departemen yang melibatkan kreativitas tersebut, standar upah, kepangkatan dan fasilitas sudah tertata dengan baik. Untuk departemen yang melibatkan kreatifitas seperti di MNC Promo (MNCP), dalam proses kerjanya, pengupahan dan fasilitas sangat bergantung pada portofolio atas hasil kerja meskipun taraf kreatif pada dasarnya sangat subjektif. Agar dapat menghasilkan pekerjaan yang optimal harus didukung dengan peralatan dan keadaan ruangan yang memadai. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan Peneliti di tempat kerja MNC Promo, keadaan lingkungan kerja fisik disana hampir seperti suasana kantoran pada umumnya dimana antar meja karyawan diberi pembatas berupa papan triplek sebatas bahu dalam posisi duduk, sehingga para karyawan masih bisa berinteraksi secara berhadapan. Hal yang membedakan adalah di sudut dinding tertentu terdapat berbagai macam poster baik hasil kerja mereka maupun poster-poster lain yang mereka anggap bagus dan dapat dijadikan sumber inspirasi. Ruangan kerja MNC Promo terkesan sedikit berantakan karena poster-poster tersebut dan terkadang terdapat model contoh (dummy) atas pekerjaan yang akan diproduksi sehingga banyak potongan kertas dimana-mana. Peralatan kerja yang sangat sering mereka gunakan adalah komputer, printer, kertas

7 gambar dan alat tulis. Terdapat televisi dengan volume kecil yang terus dinyalakan walaupun tidak semua karyawan menontonnya. Penelitian yang dilakukan Sinaga (2001) didapatkan bahwa semakin baik fisik lingkungan kerja, semangat kerja dan motivasi kerja ketika terjadi secara bersamaan akan membuahkan hasil yang sangat baik, begitu pula sebaliknya. Penelitian Sanjaya dan Lasmini, (2007) mendapat hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap semangat dan kegairahan kerja. Dan menurut penelitian Lewa dan Subowo (2005) yang menitikberatkan pada kinerja karyawan dengan melihat pengaruh dari kepemimpinan, lingkungan kerja fisik dan kompensasi pada karyawan, didapat hasil bahwa pengaruh lingkungan kerja fisik berada diurutan kedua terhadap kinerja. Kondisi lingkungan kerja mempengaruhi semangat kerja juga dikemukakan oleh Manullang (dalam Sinaga, 2001) yang menyatakan bahwa kondisi-kondisi yang menyenangkan, seperti peralatan kerja yang baik, ruang yang nyaman, perlindungan keamanan, penerangan yang cukup dan kebersihan terjaga terutama dalam waktu jam kerja akan memperbaiki moral pegawai dan kesungguhan kerja. Dengan memperhatikan pemaparan diatas dan mengingat betapa pentingnya masalah lingkungan kerja fisik bagi perusahaan, maka Peneliti tertarik untuk meneliti masalah yang ada hubungannya dengan lingkungan kerja, khususnya pada lingkungan kerja secara fisik di bisnis unit MNC Promo. Tingginya persaingan media membutuhkan karyawan dengan kreativitas dan kinerja yang tinggi. Untuk itu diperlukan lingkungan kerja fisik yang nyaman dan memadai, karena dengan lingkungan kerja fisik yang memenuhi syarat dan memenuhi kebutuhan karyawan, mereka akan sadar dengan pekerjaannya serta akan merasa aman dan nyaman, sehingga dapat meningkatkan kegairahan kerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan yang

8 diharapkan pimpinan perusahaan. Untuk itulah dari uraian di atas maka Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Semangat Kerja Karyawan 2. Metodologi 2.1. Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau sensus (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah MNC Promo yang terdiri dari 16 karyawan. Penelitian ini termasuk studi populasi karena semua karyawan diteliti, sehingga tidak menggunakann teknik sampling Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis studi korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dan hasilnya (Arikunto, 2006). Penelitian Korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006) Penelitian ini menggunakan teknik statistik non-parametrik dikarenakan jumlah sampel yang kurang dari 30 (n = 16) dengan menggunakan teknik analisis data korelasi Spearman. Metode tersebut digunakan untuk menentukan hubungan dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang (Arikunto,

9 2006). Untuk pengolahan data akan menggunakan perangkat lunak Statistical Package of Social Science (SPSS) for Windows version Definisi Operasional Variabel Penelitian Lingkungan Kerja Fisik (Independent Variable) Lingkungan kerja fisik yaitu semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dari faktor-faktor lingkungan kerja fisik menurut Sedarmayanti (2001), bedasarkan hasil survey yang dilakukan pada 8 karyawan MNC Promo didapat 3 faktor yang paling dominan, yaitu : Hasil Survey Faktor Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan Kerja Fisik Faktor Jumlah checklist Penerangan/cahaya 5 Temperatur/suhu udara 7 Kelembaban 4 Sirkulasi udara 5 Kebisingan 5 Getaran mekanis 4 Bau tidak sedap 4 Tata warna 5 Dekorasi 7 Musik 7 Keamanan 5

10 Temperatur Suhu di tempat kerja yang berasal dari AC Dekorasi Tata warna yang baik dan juga pengaturan tata letak, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja. Musik Musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja Semangat Kerja (Dependent Variable) Semangat kerja disini adalah rasa kegairahan di dalam melaksanakan pekerjaan dan mendorong mereka untuk bekerja dengan giat dan konsekuen sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Didasarkan pada konsep mengenai dimensi semangat kerja yang dikemukakan Blum (Azwar, 2002) yaitu: Sedikitnya perilaku yang agresif yang menimbulkan frustasi Individu bekerja dengan suatu perasaan bahagia dan perasaan lain yang menyenangkan Individu dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman sekerjanya secara baik Egonya sangat terlibat dalam pekerjaannya

11 2.4. Setting Lokasi Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini terletak di MNC Tower, Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat Instrumen Penelitian dan Pengukuran Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner. Pengertian angket atau kuesioner menurut Arikunto (2006) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skor untuk jawaban dari pernyataan atau pertanyaan positif (favorable) adalah SS=4, S=3, TS=2, STS=1, sedangkan untuk pernyataan atau pertanyaan negatif (unfavorable) adalah skor sebaliknya. Selain menggunakan kuesioner, Peneliti melakukan wawancara dan survey awal kepada sebagian karyawan MNC Promo serta melakukan observasi langsung untuk menentukan faktor-faktor lingkungan kerja fisik apa saja yang mempengaruhi mereka dalam bekerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti melakukan pilot test alat ukur kepada 12 karyawan promo di RCTI yang masih merupakan bagian dari MNC. Kuesioner dengan jumlah 44 item yang terdiri dari 20 item lingkungan kerja dan 24 item semangat kerja disebar. Setelah kuesioner dikumpulkan, Peneliti melakukan uji SPSS untuk menghitung reliabilitas dan validitasnya. Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

12 pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur yang akan diukur. Uji validitas ini dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam pengukuran instrumennya. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan setelah pilot test dan field test. Pada field test, total item yang diberikan kepada sampel penelitian berjumlah 41 item, yaitu 17 item lingkungan kerja dan 24 item semangat kerja. Berikut penjelasan mengenai alat ukur lingkungan kerja dan semangat kerja : Lingkungan Kerja Fisik Alat ukur lingkungan kerja fisik disusun sendiri oleh Peneliti berdasarkan variabel-variabel lingkungan kerja fisik yang digunakan dan sesuai dengan definisi operasionalnya. Terdiri dari 20 item dimana dari item-item tersebut terdiri dari 10 item yang bersifat favorable dan 10 item bersifat unfavorable. Variabel temperatur memiliki 6 item, variabel tata warna dan dekorasi memiliki 7 item, dan variabel musik memiliki 7 item. Setelah diuji cobakan kepada 12 karyawan promo RCTI, dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS. Didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,777. Menurut Kaplan & Sacuzzo (2009), koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0,7 dan 0,8 sudah dikatakan cukup baik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur lingkungan kerja fisik memiliki reliabilitas yang cukup baik. Menurut Azwar (2002) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan atau valid, sehingga nilai koefisien korelasi yang dibawah 0,30 sebaiknya tidak digunakan atau dihapus namun jika

13 mendekati 0,30 item dapat diperbaiki. Berdasarkan pernyataan tersebut, Peneliti menghapus item 5, 7, 11, 12, 14, 17, dan 19 dan didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,848. Item nomor 5, 11, 14, 17, dan 19 merupakan item pada domain tata warna dan dekorasi dimana jika itu semua dihapus, sisa item pada domain tersebut hanya 2. Karena item yang nilainya kecil tersebut semuanya item yang bersifat unfavorable dan yang diterima atau yang tersisa merupakan item yang bersifat favorable, maka Peneliti ingin memperbaiki item tersebut dengan tidak menghapusnya dan mengubahnya menjadi favorable, dan item 17 dihapus karena sama dengan item 2. Sehingga didapat 17 item pada variabel lingkungan kerja yang akan diberikan kepada sampel penelitian. Setelah alat ukur lingkungan kerja disebarkan kepada sampel penelitian, Peneliti kembali melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur lingkungan kerja. Didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0, Semangat Kerja Alat ukur semangat kerja ini disusun oleh Azwar (2002) yang menggunakan konsep dasar semangat kerja menurut Blum. Terdiri dari 24 item dimana terdapat 15 item yang bersifat favourable dan 9 item bersifat unfavorable. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,803 pada variabel semangat kerja. Dan item yang memiliki nilai koefisien korelasi yang dibawah 0,30 yaitu item 4, 5, 14, 15, 17, 22, 23, dan 24. Setelah item tersebut dihapus, didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,872. Walaupun terdapat item yang memiliki nilai koefisien korelasi yang dibawah 0,30, dikarenakan item-item tersebut buatan/milik orang lain, yaitu Azwar (2002), maka tidak ada item yang dibuang. Sejumlah 24 item pada variabel semangat kerja

14 tetap dibagikan kepada sampel penelitian. Setelah alat ukur semangat kerja disebarkan kepada sampel penelitian, didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0, Prosedur Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survey awal, wawancara, dan observasi kepada sebagian karyawan MNC Promo guna untuk menentukan faktor-faktor lingkungan kerja fisik apa saja yang berpengaruh terhadap semangat kerja di MNC Promo. Survey diberikan kepada 8 karyawan MNC Promo dan didapat hasil bahwa variabel temperatur, tata warna dan dekorasi, serta musik yang paling berpengaruh di lingkungan kerja MNC Promo. Setelah melakukan survey awal, Peneliti membuat alat ukur berupa kuesioner. Untuk variabel lingkungan kerja fisik, item-item disusun sendiri oleh Peneliti dan pada variabel semangat kerja, menggunakan item-item yang telah disusun oleh Azwar (2002). Perusahaan media yang dipilih untuk pengambilan data adalah MNC, yang beralamat di MNC Tower, jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat dan RCTI yang beralamat di jalan Raya Perjuangan No. 1 Kebon Jeruk. Proses pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali, pertama dilakukan di RCTI pada tanggal 2 Desember 2011, tahap pertama ini merupakan pengambilan data uji coba atau pilot test yang diberikan kepada 12 karyawan promo RCTI. Setelah dilakukan pilot study, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 19 untuk mengetahui reliabilitas dan validitas dari alat ukur tersebut dan memperbaiki item-item sehingga bisa digunakan dalam pengambilan data sebenarnya atau field test.

15 Tahap kedua, yaitu field test dilakukan di MNC Promo pada tanggal 20 Desember 2011 dengan jumlah responden sebanyak 16 orang. 3 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a) Pada profil responden, didapat bahwa karyawan MNC Promo didominasi oleh kaum pria dengan persentase 75% atau sebanyak 12 orang. Usia para pekerja MNC Promo yang didominasi oleh tahun, yaitu sebanyak 6 orang atau 37,5%. Dan lama bekerja para karyawan yang sebagian besar baru berusia 0-5 tahun, yaitu sebanyak 14 orang atau 87,5%. b) Berdasarkan hasil penelitian mengenai semangat kerja, dapat digambarkan bahwa secara keseluruhan semangat kerja karyawan MNC Promo berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 68,75%. Hal tersebut didapat dari norma yang telah dibuat berdasarkan total skor semangat kerja yang didapat. c) Pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi Spearman didapat ρ = 0,461 dan α (0,072) > 0,05. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa variabel independen tidak memiliki korelasi dengan variabel dependen (Ho diterima, Ha ditolak). Artinya tinggi/rendahnya skor persepsi seseorang tentang lingkungan kerja fisiknya tidak berkorelasi dengan tinggi/rendahnya semangat kerjanya.

16 Daftar Pustaka [1] Arikunto, S Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. [2] Azwar, S. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [3] Darmawan, D. (2008). Variabel Semangat Kerja dan Indikator Pengukurannya. Jurnal Kewirausahaan, 2(1), [4] Davis, K. (2000). Human Behavior at Work. New Delhi: Graw Hill Publishing Company Ltd. [5] Davis, K. & Newstrom, J. W. (2007). Perilaku Dalam Organisasi. (7 th edition). Erlangga: Jakarta. [6] Hasibuan, M. S. P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar Kunci Keberhasilan. Jakarta : Haji Masagung. [7] Kaplan, R. M. & Saccuzzo, D. P. (2009). Psychological Testing : Principles, Applications, and Issues. (7 th edition). Belmont: Wadsworth. [8] Kariyanto, K. (2011). Hubungan Lingkungan Kerja dan Semagat Kerja Pegawai dengan Produktivitas Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan Kota Probolinggo. Retrieved From [9] Lewa, E.I. & Subowo. (2005). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina (PERSERO) Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon. Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen Edisi Khusus on Human Resources, [10] Maier, N. (1998). Psychology in Industry. Boston: Houghton Mifflin Company. [11] MNC. (2010). Laporan Tahunan 2010 The Beginning of Out Performance Awal Kinerja Luar Biasa yang Berkesinambungan. Jakarta: PT. Media Nusantara Citra Tbk.

17 [12] MNCTV. (2011). Sejarah MNCTV. Retrieved From [13] Nawawi, H. (2003). Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan.(2nd edition). Yogyakarta : Gajah Mada University Press. [14] Nitisemito, A. S. (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia. (3rd edition). Jakarta : Ghalia Indonesia. [15] RCTI. (2008). Profil Perusahaan. Retrieved From [16] Robbins, S. P. (2007). Organizational Behavior. (12 th edition). New Jersey: Prentice Hall. [17] Sanjaya, I. G. N. & Lasmini, N. K. (2007). Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja, Penempatan, dan Kepemimpinan terhadap Semangat dan Kegairahan Kerja Pegawai di Politeknik Negeri Bali. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 3(3), [18] Schultz, D. P. & Schultz, S. E. (2006). Psychology and Work Today. (9 th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc. [19] SCTV. (2008). Sejarah Perusahaan. Retrieved From [20] Sedarmayanti (2009). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja: Suatu Tinjauan dari Aspek Ergonomi atau Kaitan Antara Manusia dengan Lingkungan Kerjanya. Bandung : Mandar Maju. [21] Spector, P. E. (2008). Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice. (5 th edition). USA: John Wiley & Sons, Inc [22] TVRI. (2009). Sejarah. Retrieved From

18 Hubungan Antara Lingkungan Kerja Fisik (Temperatur, Dekorasi dan Musik) dengan Semangat Kerja Karyawan di MNC Promo Diandry Novrina Universitas Bina Nusantara, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Persaingan yang tinggi di dunia media khususnya membutuhkan karyawan dengan kreativitas dan kinerja yang tinggi. Untuk dapat menghasilkan hal tersebut, diperlukan semangat kerja yang tinggi agar karyawan termotivasi agar dapat bekerja optimal dan memberikan performa yang terbaik. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang dapat memicu semangat kerja tersebut, salah satunya adalah lingkungan kerja fisik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja fisik berupa temperatur, dekorasi dan musik dengan semangat kerja karyawan di MNC Promo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan MNC Promo yang berjumlah 16 orang dan seluruhnya dijadikan sampel penelitian, sehingga tidak menggunakan teknik sampling karena merupakan studi populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diujicobakan terlebih dahulu dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Spearman. Hasil analisis korelasi Spearman didapatkan ρ = 0,461 yang artinya tidak ada hubungan antara lingkungan kerja fisik dengan semangat kerja. Hal ini juga bisa dilihat dari nilai signifikansi 0,072 > taraf signifikansi 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa lingkungan kerja fisik tidak memiliki korelasi dengan semangat kerja karyawan di MNC Promo. Kata Kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Semangat Kerja, Karyawan Kreatif

19 1. Pendahuluan Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya Televisi Republik Indonesia (TVRI). Menurut website resminya (2009), TVRI merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara, mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial. Tonggak kedua dunia pertelevisian adalah pada tahun 1987, yaitu ketika diterbitkannya Keputusan Menteri (Kepmen) Penerangan RI Nomor : 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987 tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Seiring dengan keluarnya Kepmen tersebut, pada tanggal 24 agustus 1989, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia mulai mengudara secara lokal di Jakarta, menayangkan berbagai macam program acara hiburan, informasi dan berita yang dikemas dengan menarik. RCTI tumbuh dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial masyarakat di Indonesia. Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas di Indonesia (RCTI, 2008). Disusul oleh Surya Citra Televisi (SCTV), yaitu stasiun televisi swasta yang berasal dari Surabaya pada tahun 1990 mulai mengudara untuk wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan (Gerbang Kertosusila) dan mulai melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia pada tahun 1993 dan memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta (SCTV, 2008).

20 Selanjutnya hadirlah Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang didirikan pada tahun 1990 di Jakarta oleh Mbak Tutut dan mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 23 Januari TPI pada saat itu hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja, namun perlahan-lahan mereka mengurangi misi edukatif, dengan juga menyiarkan acaraacara lain, termasuk kuis-kuis dan sinetron sebagai selingan dan pada bulan Juli 2006, Media Nusantara Citra (MNC) mengakuisisi 75 % saham TPI dan kini secara resmi TPI bergabung menjadi salah satu televisi yang dikelola MNC yang juga merupakan induk dari RCTI dan Global TV (MNCTV, 2011). Setelah itu munculah berbagai macam stasiun televisi swasta seperti Anteve, Indosiar, Metro TV, Trans TV, lativi (sekarang menjadi TV One), Global TV dan TV 7 (sekarang menjadi Trans 7). Sekarang RCTI, TPI (sekarang MNC TV), dan Global TV berada di dalam satu grup, yaitu MNC. Perusahaan media, terutama perusahaan besar biasanya tidak hanya memiliki satu unit usaha saja. Berdasarkan buku laporan tahunan MNC (2010), MNC adalah salah satu anak perusahaan dari PT Global Mediacom yang merupakan perusahaan media terbesar di Indonesia. MNC didirikan pada tanggal 17 Juni 1997 untuk menaungi dan mengelola berbagai unit usaha media di bawah satu perusahaan induk dan operasional agar dapat terbentuk sebuah grup media yang sinergis, terintegrasi, dinamis dan kreatif dalam menghadapi persaingan bisnis di industri media. MNC memiliki berbagai macam unit usaha seperti penyiaran, media cetak, agensi periklanan, manajemen artis, rumah produksi, situs online, saluran MNC, asuransi dan layanan keuangan. Dalam perkembangan dan persaingan di dunia media massa, tak luput dari pengaruh sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Menurut Darmawan (2008) salah satu sumber daya yang paling menentukan kesuksesan suatu organisasi adalah sumber

21 daya manusia. Organisasi harus terus mengelola dan menjaga sumber daya manusia yang dimiliki dengan baik agar organisasi tersebut dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik. Setiap pekerjaan dalam organisasi selalu dilaksanakan oleh karyawan, agar mereka tetap bersemangat dalam bekerja dan dapat memberikan performa yang terbaik, mereka harus diperlakukan dengan baik. Semangat inilah yang kemudian menjadi motivasi bagi karyawan untuk semakin memberikan kinerja yang optimal dan memberi kontribusi bagi perusahaan. Menurut Hasibuan (2000) organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, namun yang lebih penting adalah mereka bersedia bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Tanpa adanya niat dan kemauan untuk bekerja membuat kemampuan, kecakapan dan ketrampilan tersebut tidak bernilai. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa semangat kerja karyawan sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi. Menurut Nitisemito (2000) semangat dan gairah kerja adalah perwujudan moral kerja yang tinggi, bahkan ada yang mengidentifikasikan secara bebas, moral kerja yang tinggi adalah semangat dan kegairahan kerja. Semangat kerja adalah induk dari segala sukses yang menghubungkan semua potensi unggul untuk menghasilkan kinerja optimal. Tanpa semangat kerja, karyawan akan merasa tidak efektif untuk melangkah ke arah kerja yang harus diselesaikan. Melihat pentingnya manusia dalam pencapaian tujuan perusahaan maka diperlukan adanya penanganan sendiri terhadap sumber daya ini agar mereka dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pimpinan perusahaan dan terus bersemangat. Dengan demikian pemeliharaan tenaga kerja mutlak diperlukan baik moral maupun fisik, dengan adanya lingkungan kerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan karyawan dengan

22 sendirinya karyawan akan menyadari tanggung jawabnya terhadap perusahaan. Hal ini dapat digunakan sebagai faktor untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik dapat berguna untuk mencegah kejenuhan kerja dan kerugian pada perusahaan, sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung dan memenuhi kebutuhan karyawan dapat meningkatkan kegairahan kerja karyawan. Newstrom (2007) mengemukakan bahwa lingkungan kerja mempengaruhi kebosanan dalam pekerjaan, kelelahan dalam bekerja dan pekerjaan yang monoton. Hal ini harus diperhatikan agar karyawan dapat merasa nyaman sehingga tidak merasa bosan dalam bekerja dan pekerjaannya tidak monoton, sehingga dapat meningkatkan semangat dalam bekerja. Menurut Sedarmayati (2009) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Menurut Ahyari (dalam Lewa dan Subowo, 2005) lingkungan kerja terdiri dari lingkungan kerja non fisik yang meliputi lingkungan sosial, status sosial, hubungan kerja dalam kantor, sistem informasi, dan kesempatan; dan lingkungan kerja fisik, namun lingkungan kerja sendiri lebih dititik beratkan pada keadaan fisik tempat kerja. Dengan lingkungan kerja fisik yang baik tanpa adanya gangguan misalnya temperatur yang tidak tepat, kebisingan, penerangan yang kurang, peralatan kerja yang tidak mendukung dan gangguan lainnya, para karyawan akan dapat bekerja dengan baik, aman dan nyaman. Oleh karenanya, perusahaan wajib menyediakan lingkungan kerja fisik yang baik untuk karyawan agar mereka dapat bekerja sesuai dengan keinginan organisasi untuk mencapai tujuannya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Menurut Kussriyanto (dalam Lewa dan Subowo, 2005) jika seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang tidak

23 memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi malas dan cepat lelah, sehingga kinerjanya akan turun. Perusahaan media, terutama perusahaan besar biasanya tidak hanya memiliki satu unit usaha saja. Pada MNC, mereka memiliki berbagai macam unit usaha yang didalamnya terdapat departemen-departemen seperti Human Resources, Account Service, Creative dan lain lain sebagai penggerak utama bisnis tiap unit usaha. Standar fasilitas dan pengupahan yang di dapat tiap pekerja antar departemen juga berbeda-beda. Diluar departemen yang melibatkan kreativitas tersebut, standar upah, kepangkatan dan fasilitas sudah tertata dengan baik. Untuk departemen yang melibatkan kreatifitas seperti di MNC Promo (MNCP), dalam proses kerjanya, pengupahan dan fasilitas sangat bergantung pada portofolio atas hasil kerja meskipun taraf kreatif pada dasarnya sangat subjektif. Agar dapat menghasilkan pekerjaan yang optimal harus didukung dengan peralatan dan keadaan ruangan yang memadai. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan Peneliti di tempat kerja MNC Promo, keadaan lingkungan kerja fisik disana hampir seperti suasana kantoran pada umumnya dimana antar meja karyawan diberi pembatas berupa papan triplek sebatas bahu dalam posisi duduk, sehingga para karyawan masih bisa berinteraksi secara berhadapan. Hal yang membedakan adalah di sudut dinding tertentu terdapat berbagai macam poster baik hasil kerja mereka maupun poster-poster lain yang mereka anggap bagus dan dapat dijadikan sumber inspirasi. Ruangan kerja MNC Promo terkesan sedikit berantakan karena poster-poster tersebut dan terkadang terdapat model contoh (dummy) atas pekerjaan yang akan diproduksi sehingga banyak potongan kertas dimana-mana. Peralatan kerja yang sangat sering mereka gunakan adalah komputer, printer, kertas

24 gambar dan alat tulis. Terdapat televisi dengan volume kecil yang terus dinyalakan walaupun tidak semua karyawan menontonnya. Penelitian yang dilakukan Sinaga (2001) didapatkan bahwa semakin baik fisik lingkungan kerja, semangat kerja dan motivasi kerja ketika terjadi secara bersamaan akan membuahkan hasil yang sangat baik, begitu pula sebaliknya. Penelitian Sanjaya dan Lasmini, (2007) mendapat hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap semangat dan kegairahan kerja. Dan menurut penelitian Lewa dan Subowo (2005) yang menitikberatkan pada kinerja karyawan dengan melihat pengaruh dari kepemimpinan, lingkungan kerja fisik dan kompensasi pada karyawan, didapat hasil bahwa pengaruh lingkungan kerja fisik berada diurutan kedua terhadap kinerja. Kondisi lingkungan kerja mempengaruhi semangat kerja juga dikemukakan oleh Manullang (dalam Sinaga, 2001) yang menyatakan bahwa kondisi-kondisi yang menyenangkan, seperti peralatan kerja yang baik, ruang yang nyaman, perlindungan keamanan, penerangan yang cukup dan kebersihan terjaga terutama dalam waktu jam kerja akan memperbaiki moral pegawai dan kesungguhan kerja. Dengan memperhatikan pemaparan diatas dan mengingat betapa pentingnya masalah lingkungan kerja fisik bagi perusahaan, maka Peneliti tertarik untuk meneliti masalah yang ada hubungannya dengan lingkungan kerja, khususnya pada lingkungan kerja secara fisik di bisnis unit MNC Promo. Tingginya persaingan media membutuhkan karyawan dengan kreativitas dan kinerja yang tinggi. Untuk itu diperlukan lingkungan kerja fisik yang nyaman dan memadai, karena dengan lingkungan kerja fisik yang memenuhi syarat dan memenuhi kebutuhan karyawan, mereka akan sadar dengan pekerjaannya serta akan merasa aman dan nyaman, sehingga dapat meningkatkan kegairahan kerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan yang

25 diharapkan pimpinan perusahaan. Untuk itulah dari uraian di atas maka Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Semangat Kerja Karyawan 2. Metodologi 2.1. Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau sensus (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah MNC Promo yang terdiri dari 16 karyawan. Penelitian ini termasuk studi populasi karena semua karyawan diteliti, sehingga tidak menggunakann teknik sampling Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis studi korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dan hasilnya (Arikunto, 2006). Penelitian Korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006) Penelitian ini menggunakan teknik statistik non-parametrik dikarenakan jumlah sampel yang kurang dari 30 (n = 16) dengan menggunakan teknik analisis data korelasi Spearman. Metode tersebut digunakan untuk menentukan hubungan dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang (Arikunto,

26 2006). Untuk pengolahan data akan menggunakan perangkat lunak Statistical Package of Social Science (SPSS) for Windows version Definisi Operasional Variabel Penelitian Lingkungan Kerja Fisik (Independent Variable) Lingkungan kerja fisik yaitu semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dari faktor-faktor lingkungan kerja fisik menurut Sedarmayanti (2001), bedasarkan hasil survey yang dilakukan pada 8 karyawan MNC Promo didapat 3 faktor yang paling dominan, yaitu : Hasil Survey Faktor Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan Kerja Fisik Faktor Jumlah checklist Penerangan/cahaya 5 Temperatur/suhu udara 7 Kelembaban 4 Sirkulasi udara 5 Kebisingan 5 Getaran mekanis 4 Bau tidak sedap 4 Tata warna 5 Dekorasi 7 Musik 7 Keamanan 5

27 Temperatur Suhu di tempat kerja yang berasal dari AC Dekorasi Tata warna yang baik dan juga pengaturan tata letak, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja. Musik Musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja Semangat Kerja (Dependent Variable) Semangat kerja disini adalah rasa kegairahan di dalam melaksanakan pekerjaan dan mendorong mereka untuk bekerja dengan giat dan konsekuen sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Didasarkan pada konsep mengenai dimensi semangat kerja yang dikemukakan Blum (Azwar, 2002) yaitu: Sedikitnya perilaku yang agresif yang menimbulkan frustasi Individu bekerja dengan suatu perasaan bahagia dan perasaan lain yang menyenangkan Individu dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman sekerjanya secara baik Egonya sangat terlibat dalam pekerjaannya

28 2.4. Setting Lokasi Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini terletak di MNC Tower, Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat Instrumen Penelitian dan Pengukuran Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner. Pengertian angket atau kuesioner menurut Arikunto (2006) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skor untuk jawaban dari pernyataan atau pertanyaan positif (favorable) adalah SS=4, S=3, TS=2, STS=1, sedangkan untuk pernyataan atau pertanyaan negatif (unfavorable) adalah skor sebaliknya. Selain menggunakan kuesioner, Peneliti melakukan wawancara dan survey awal kepada sebagian karyawan MNC Promo serta melakukan observasi langsung untuk menentukan faktor-faktor lingkungan kerja fisik apa saja yang mempengaruhi mereka dalam bekerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti melakukan pilot test alat ukur kepada 12 karyawan promo di RCTI yang masih merupakan bagian dari MNC. Kuesioner dengan jumlah 44 item yang terdiri dari 20 item lingkungan kerja dan 24 item semangat kerja disebar. Setelah kuesioner dikumpulkan, Peneliti melakukan uji SPSS untuk menghitung reliabilitas dan validitasnya. Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

29 pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur yang akan diukur. Uji validitas ini dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam pengukuran instrumennya. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan setelah pilot test dan field test. Pada field test, total item yang diberikan kepada sampel penelitian berjumlah 41 item, yaitu 17 item lingkungan kerja dan 24 item semangat kerja. Berikut penjelasan mengenai alat ukur lingkungan kerja dan semangat kerja : Lingkungan Kerja Fisik Alat ukur lingkungan kerja fisik disusun sendiri oleh Peneliti berdasarkan variabel-variabel lingkungan kerja fisik yang digunakan dan sesuai dengan definisi operasionalnya. Terdiri dari 20 item dimana dari item-item tersebut terdiri dari 10 item yang bersifat favorable dan 10 item bersifat unfavorable. Variabel temperatur memiliki 6 item, variabel tata warna dan dekorasi memiliki 7 item, dan variabel musik memiliki 7 item. Setelah diuji cobakan kepada 12 karyawan promo RCTI, dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS. Didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,777. Menurut Kaplan & Sacuzzo (2009), koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0,7 dan 0,8 sudah dikatakan cukup baik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur lingkungan kerja fisik memiliki reliabilitas yang cukup baik. Menurut Azwar (2002) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan atau valid, sehingga nilai koefisien korelasi yang dibawah 0,30 sebaiknya tidak digunakan atau dihapus namun jika

30 mendekati 0,30 item dapat diperbaiki. Berdasarkan pernyataan tersebut, Peneliti menghapus item 5, 7, 11, 12, 14, 17, dan 19 dan didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,848. Item nomor 5, 11, 14, 17, dan 19 merupakan item pada domain tata warna dan dekorasi dimana jika itu semua dihapus, sisa item pada domain tersebut hanya 2. Karena item yang nilainya kecil tersebut semuanya item yang bersifat unfavorable dan yang diterima atau yang tersisa merupakan item yang bersifat favorable, maka Peneliti ingin memperbaiki item tersebut dengan tidak menghapusnya dan mengubahnya menjadi favorable, dan item 17 dihapus karena sama dengan item 2. Sehingga didapat 17 item pada variabel lingkungan kerja yang akan diberikan kepada sampel penelitian. Setelah alat ukur lingkungan kerja disebarkan kepada sampel penelitian, Peneliti kembali melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur lingkungan kerja. Didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0, Semangat Kerja Alat ukur semangat kerja ini disusun oleh Azwar (2002) yang menggunakan konsep dasar semangat kerja menurut Blum. Terdiri dari 24 item dimana terdapat 15 item yang bersifat favourable dan 9 item bersifat unfavorable. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,803 pada variabel semangat kerja. Dan item yang memiliki nilai koefisien korelasi yang dibawah 0,30 yaitu item 4, 5, 14, 15, 17, 22, 23, dan 24. Setelah item tersebut dihapus, didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,872. Walaupun terdapat item yang memiliki nilai koefisien korelasi yang dibawah 0,30, dikarenakan item-item tersebut buatan/milik orang lain, yaitu Azwar (2002), maka tidak ada item yang dibuang. Sejumlah 24 item pada variabel semangat kerja

31 tetap dibagikan kepada sampel penelitian. Setelah alat ukur semangat kerja disebarkan kepada sampel penelitian, didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0, Prosedur Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survey awal, wawancara, dan observasi kepada sebagian karyawan MNC Promo guna untuk menentukan faktor-faktor lingkungan kerja fisik apa saja yang berpengaruh terhadap semangat kerja di MNC Promo. Survey diberikan kepada 8 karyawan MNC Promo dan didapat hasil bahwa variabel temperatur, tata warna dan dekorasi, serta musik yang paling berpengaruh di lingkungan kerja MNC Promo. Setelah melakukan survey awal, Peneliti membuat alat ukur berupa kuesioner. Untuk variabel lingkungan kerja fisik, item-item disusun sendiri oleh Peneliti dan pada variabel semangat kerja, menggunakan item-item yang telah disusun oleh Azwar (2002). Perusahaan media yang dipilih untuk pengambilan data adalah MNC, yang beralamat di MNC Tower, jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat dan RCTI yang beralamat di jalan Raya Perjuangan No. 1 Kebon Jeruk. Proses pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali, pertama dilakukan di RCTI pada tanggal 2 Desember 2011, tahap pertama ini merupakan pengambilan data uji coba atau pilot test yang diberikan kepada 12 karyawan promo RCTI. Setelah dilakukan pilot study, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 19 untuk mengetahui reliabilitas dan validitas dari alat ukur tersebut dan memperbaiki item-item sehingga bisa digunakan dalam pengambilan data sebenarnya atau field test.

32 Tahap kedua, yaitu field test dilakukan di MNC Promo pada tanggal 20 Desember 2011 dengan jumlah responden sebanyak 16 orang. 3 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a) Pada profil responden, didapat bahwa karyawan MNC Promo didominasi oleh kaum pria dengan persentase 75% atau sebanyak 12 orang. Usia para pekerja MNC Promo yang didominasi oleh tahun, yaitu sebanyak 6 orang atau 37,5%. Dan lama bekerja para karyawan yang sebagian besar baru berusia 0-5 tahun, yaitu sebanyak 14 orang atau 87,5%. b) Berdasarkan hasil penelitian mengenai semangat kerja, dapat digambarkan bahwa secara keseluruhan semangat kerja karyawan MNC Promo berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 68,75%. Hal tersebut didapat dari norma yang telah dibuat berdasarkan total skor semangat kerja yang didapat. c) Pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi Spearman didapat ρ = 0,461 dan α (0,072) > 0,05. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa variabel independen tidak memiliki korelasi dengan variabel dependen (Ho diterima, Ha ditolak). Artinya tinggi/rendahnya skor persepsi seseorang tentang lingkungan kerja fisiknya tidak berkorelasi dengan tinggi/rendahnya semangat kerjanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TVRI). Menurut website resminya (2009), TVRI merupakan lembaga. penyiaran yang menyandang nama negara, mengandung arti bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. (TVRI). Menurut website resminya (2009), TVRI merupakan lembaga. penyiaran yang menyandang nama negara, mengandung arti bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya Televisi Republik Indonesia (TVRI). Menurut website resminya (2009),

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lingkungan Kerja. hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lingkungan Kerja. hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja 2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu Variabel bebas (Independent Variabel) dan Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunkan metode pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuatitatif yaitu penelitian yang sistematis, jelas, terencana sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Pabelan dusun Jembrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Demang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. Menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2007) pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut : 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (Independent Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang berawal dari kemauan atau minat untuk mengetahui permasalahan tertentu dan mencari jawabannya yang selanjutnya berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian korelasional. Menurut Kuncoro (2003) penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Dan Transmigrasi Kabupaten Ponorogo. Ruang lingkup penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka keadaan metode dianggap

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka keadaan metode dianggap BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka keadaan metode dianggap sebagai pedoman atau landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dan lembaga dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat). 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif korelasional dimana penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian non-eksperimental tidak ada treatment/ perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang sifatnya menanyakan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu mengumpulkan data langsung dari lokasi penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Komp ITC Roxy Mas Blok E2/17,

BAB III METODE PENELITIAN. Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Komp ITC Roxy Mas Blok E2/17, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Jakarta tepatnya pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Komp ITC Roxy Mas Blok E2/17, Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sensus, menurut Arikunto (1996: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengendalian variable-variabel oleh peneliti (keterlibatan peneliti),

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengendalian variable-variabel oleh peneliti (keterlibatan peneliti), BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Menurut Mudrajad Kuncoro (2009:69) dalam membuat perencanaan penelitian ada beberapa perspektif yang perlu dipertimbangkan, yaitu: jenis penelitian berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai hubungan self-efficacy terhadap kinerja manajer, penulis melakukan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Dimana penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger.

BAB III. Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger. BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di My Little Kitchen Aussie Steak & Burger. Adapun yang menjadi variabel terikat (dependent) pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka lokasi penelitian akan dilaksanakan pada Kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT Selamat Sempurna Tbk. yang beralamat di Jl. LPPU Curug no.88, Tangerang, Banten 3.1. Gambaran Umum

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PT. SWABINA GATRA GRESIK

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PT. SWABINA GATRA GRESIK Hal 21-27 PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PT. SWABINA GATRA GRESIK Muhammad Cahyani, Andrian Ary Nugroho ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ada dua jenis penelitian yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ada dua jenis penelitian yang 30 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1.1 Jenis Penelitian Untuk mendapatkan data dalam penelitian ada dua jenis penelitian yang digunakan, yaitu: a. Riset Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Data penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan 46 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional variable penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No. 299

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Kuantitatif Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam penelitian, adapun pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui survei, yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada responden. Metode survei dalam penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERBANKAN DI KOTA MEDAN

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERBANKAN DI KOTA MEDAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERBANKAN DI KOTA MEDAN Doni Efriza 1 * & Iswandi Idris 2 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.

Lebih terperinci

Latar Belakang Penelitian

Latar Belakang Penelitian Latar Belakang Penelitian Era globalisasi, persaingan perusahaan semakin tinggi dan semakin kompleks sehingga setiap perusahaan dituntut untuk memperbaiki hal-hal yang terkait dalam setiap perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan pertanyaan yang diajukan peneliti di bab sebelumnya maka penelitian ini termasuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Sementara media televisi merupakan salah satu diantara media massa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan 5 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan pendekatan korelasi, meliputi jenis dan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang meneliti adanya pengaruh pemberian upah pungut terhadap kinerja PNS dengan motivasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian. 39 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, alat maupun bentuk penelitian yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan, mengkaji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri obat-obatan, yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya untuk mengetahui hubungan antar dua variabel penelitian. Penelitian kuantitatif lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan 43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan penelitian. Cara atau tehnik dalam penelitian ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, menyangkut persepsi responden terhadap berbagai variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif korelasional antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif korelasional antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kuantitatif korelasional antara dua

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Sugiyono (2012) menyatakan bahwa variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk korelasional, yang akan melihat kemampuan prediksi dari variabel independent terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan variabel terikat (Y). Menurut Kerlinger (1973) Consuelo dkk

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan variabel terikat (Y). Menurut Kerlinger (1973) Consuelo dkk BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Disiplin kerja yang merupakan variabel bebas (X), dan produktivitas yang merupakan variabel terikat (Y). Menurut Kerlinger (1973) Consuelo dkk (1993:21)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendahuluan Bagian ini membahas jenis dan sumber data, kerangka sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, teknik pengujian dan pengukuran instrument penelitian,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci