Laporan Hasil Penelitian. Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Hasil Penelitian. Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015"

Transkripsi

1 Laporan Hasil Penelitian PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BEBASIS KVISOFT FLIKBOOK MAKER YANG MERUJUK PADA NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PERGURUAN TINGGI NEGERI LAMPUNG Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN 2015 RINGKASAN

2 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS KVISOFT FLIPBOOK MAKER YANG MERUJUK PADA NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PERGURUAN TINGGI NEGERI BANDAR LAMPUNG Oleh Dr. Yuberti, M.Pd Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Hal tersebut dikarenakan mahasiswa pendidikan fisika merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah, mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, dan ditemukan potensi bahwa mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran yang dianggap baru. Jadi, jenis penelitian dan pengembangan yang tepat dengan permasalahan dan potensi di atas adalah penelitian dan pengembangan. Setelah mencari informasi maka peneliti menemukan media pembelajaran kvisoft flipbook maker yang dianggap baru dilingkungan mahasiswa pendidikan fisika Perguruan Tinggi Negeri Lampung. Sementara itu, untuk memenuhi kompetensi mahasiswa serta menjalankan dakwah bagi peneliti maka peneliti mengembangkan materi fisika yang merujuk pada nilainilai keislaman. Pengembangan dengan materi tersebut juga dikarenakan materi fisika dan keagamaan masih nampak terpisah bagi mahasiswa muslim. Sehingga, Penelitian ini menyempurnakan produk yang telah ada yaitu kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman menggunakan model penelitian Borg and Gall. Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dinyatakan layak. Persentase pada masing-masing hasil penelitian yaitu hasil validasi media kvisoft flipbook maker memperoleh persentase 86,67%, validasi materi agama 80,91%, validasi materi fisika 69%, ujicoba produk 89,90%, dan ujicoba pemakaian 88,17%. 2. Media pembelajaran kvisoft flipbook maker dapat menambah variasi media pembelajaran untuk berbagai jenis mata kuliah. 3. Media pembelajaran kvisoft flipbook maker adalah media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

3 1. Bagi dosen a. Sebaiknya untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran. b. Sebaiknya pada proses pembelajaran untuk mengintegrasikan materi fisika dengan materi agama. 2. Bagi Mahasiswa Sebaiknya untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Lain a. Sebaiknya untuk mengembangkan media kvisoft flipbook maker versi terbaru baik untuk laptop maupun smartphone. b. Sebaiknya untuk mengembangkan pada materi fisika yang belum diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman. c. Sebaiknya mengembangkan materi fisika berupa komik elektronik menggunakan media pembelajaran kvisoft flipbook maker.

4 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Atas segala rahmat dan karunia-nya, Akhirnya Peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Kvisoft Flikbook Maker yang merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. Penelitian ini dibiayai berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) IAIN Raden Intan Lampung Tahun Peneliti menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Peneliti berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini. Semogalaporan hasil penelitian ini benar-benar dapat dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Dikarenakan informasi yang diperoleh berdasarkan hasil nanti, kelak akan menambah khazanah ragam jenis penelitian, dan berguna serta bermanfaat bagi insan akademisi yang berbasis iman, ilmu dan akhlak mulia. Bandar Lampung, Oktober 2015 Peneliti DAFTAR ISI

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikaasi Masalah... 6 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat Penelitian Teoritis Praktis... 8 a. Bagi Peneliti... 8 b. Bagi Mahasiswa... 8 c. Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah... 8 G. Ruang Lingkup Penelitian... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran Taksonomi Media Pembelajaran a. Taksonomi Media Berdasarkan Ransangan Belajar b. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran c. Taksonomi Media Berdasarkan Manfaat untuk Pendidikan d. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat B. Kvisoft Flipbook Maker C. Materi Fisika Yang Merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman a. Pengukuran Massa b. Vektor c. Gerak Lurus d. Hukum Newton D. Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Dan Pengembangan B. Prosedur Penelitian Dan Pengembangan Potensi Dan Masalah Mengumpulkan Informasi Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk... 65

6 8. Ujicoba Pemakaian Revisi Produk C. Jenis Data D. Instrumen Pengumpulan Data Kuisioner Pra Penelitian Instrumen Validasi Produk Kuisioner Respon Mahasiswa Dokumentasi E. Tehnik Analisis Data Analisis Hasil Kuisioner Pra Penelitian Analisis Hasil Instrumen Validasi Ahli Analisis Data Respon Mahasiswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Validasi Desain a. Validasi Ahli Media b. Validasi Ahli Agama c. Validasi Ahli Fisika Respon Mahasiswa a. Ujicoba Produk b. Ujicoba Pemakaian B. Pembahasan Hasil Penelitian Validasi Desain a. Validasi Ahli Media b. Validasi Ahli Agama c. Validasi Ahli Fisika d. Perbandingan Ahli Media, Agama dan Fisika Respon Mahasiswa a. Ujicoba Produk b. Ujicoba Pemakaian c. Perbandingan Hasil Ujicoba Produk dan Ujicoba Pemakaian C. Keterbatasan Penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

7 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang pesat dalam dunia kerja tidak hanya menuntut lulusan Perguruan Tinggi memiliki pengetahuan yang luas akan tetapi juga memiliki keterampilan profesional yang siap digunakan di lapangan pekerjaan. Kenyataan ini mengharuskan Perguruan Tinggi secara terus-menerus perlu melakukan peningkatan kualitas lulusan agar memiliki kompetensi seperti yang diinginkan. UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) mengemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh lulusan Perguruan Tinggi yaitu: (1) Pengetahuan yang memadai (to know), (2) Keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do), (3) Kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan bidang 1

8 ilmu/profesi (to be), dan (4) Kemampuan memanfaatkan bidang ilmu untuk kepentingan bersama secara etis (to live together). 1 Untuk dapat menghasilkan lulusan dengan kompetensi tersebut, Perguruan Tinggi perlu melakukan perbaikan yang terusmenerus terhadap fasilitas pembelajaran yang dimiliki. Salah satu bentuk fasilitas pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas kemampuan dan keterampilan mahasiswa adalah ketersediaan serta pemanfaatan media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dan sudah merupakan suatu integrasi terhadap metode belajar yang dipakai. Kedudukan media pembelajaran memiliki peranan yang penting karena dapat mempermudah proses pembelajaran seperti membuat suasana belajar yang tidak menarik menjadi menarik. Media belajar mandiri pada era kemajuan teknologi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Hal ini dibutuhkan 1 Benny A. Pribadi. Ketersediaan dan Pemanfaatan Media dan Teknologi Pembelajaran di Perguruan Tinggi (On-line), tersedia di: Tanggal 16 Februari 2015, Pukul 13:40 WIB. 2

9 untuk menciptakan kualitas manusia yang tidak hanya bergantung melalui transfer ilmu secara verbal di Perguruan Tinggi. Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah media pembelajaran berbasis komputer dengan bantuan program/software. Pada saat ini software komputer berkembang semakin pesat, dunia pendidikan juga telah memanfaatkan software komputer dalam pembuatan berbagai alat bantu pembelajaran yang interaktif dengan konsep multimedia. Teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi mahasiswa, dengan multimedia diharapkan akan mempermudah menentukan dengan apa dan bagaimana untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Oleh karena itu, kehadiran multimedia dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat. 3

10 Berdasarkan hasil pra penelitian tentang penerapan media pembelajaran khususnya media pembelajaran berbasis software pada 55 Mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung yaitu Semester 6 Kelas B dan Semester 4 kelas A Tahun pelajaran 2014/2015 tentang media pembelajaran di Jurusan Pendidikan Fisika. Hasil kuesioner yang diperoleh memberikan informasi bahwa adanya multimedia (software) dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat. Karena waktu belajar lebih efisiensi, mempermudah pemahaman materi yang membutuhkan kejelasan suara, menarik untuk diperhatikan, penggunaannya mudah baik secara operasional maupun persentase di kelas. Namun, mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah, sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul, jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, dan sering mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif. Hal yang perlu diperhatikan yaitu mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran 4

11 software yang dianggap baru. 2 Kemudian peneliti mencari melalui internet ataupun bertanya kepada dosen dari kampus yang berbasis ilmu teknologi untuk mendapatkan media pembelajaran software yang dianggap jarang ditemukan pada proses pembelajaran. Sehingga mendapatkan media pembelajaran berbasis kvisoft flipbook maker. Pada sisi lain, untuk memenuhi kompetensi keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional maka peneliti akan mengembangkan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Hal ini sebagai modal sekaligus pemenuhan kompetensi tersebut sehingga kelak mahasiswa lulusan pendidikan fisika merupakan generasi yang berkualitas, watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan Indonesia. 2 Ibid. 5

12 Penyampaian materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman kepada mahasiswa pendidikan fisika masih jarang ditemukan bahkan pada Jurusan Pendidikan Fisika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung materi fisika dan keagamaan masih nampak terpisah. Belum ada mata kuliah wajib ataupun pilihan yang disajikan dalam bentuk satuan kredit semester (SKS) yang khusus berisikan materi fisika yang merujuk pada nilainilai keislaman. Sekaligus penyampaian materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di IAIN Raden Intan Lampung dan Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang beragama Islam tentang pengetahuan keislaman untuk memenuhi perintah bagi umat Islam untuk berdakwah walau hanya satu ayat. Sebagaimana terdapat pada hadits berikut: أس أ أ لا يه أ أ ال سأسا أا أ الا ا يه أ الس ال أ ا أ أ أ أ أ أ أ الآ أن ال أا ا أ ن أ أ ونأ ئ أ أس أ سأ نل هأن أا أ و أ أعل أه أ أ أ أ ا أ أ أ أ س ي سأسا أا ال ل أ أ أ ا Artinya: Daripada Abdulah bin Amr, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Sampaikan dari ku walaupun satu ayat, ceritakan dari Bani Israel dan tiada dosa, dan barang siapa berbohong atasku dengan sengaja, maka hendaknya dia mempersiapkan diri tempat di neraka. (HR. Bukhari). 3 6

13 3 Abu Abdillah Ismail bin Ibrahim Al Bukhari, Shahih Bukhari, (Maktabah Syamilah), juz 11, h Dikutip oleh Abdul Hakim, Tugas Guru Dalam Perspektif Al-Qur an Surah Ali Imran (On-line), tersedia di: Tanggal 1 Juni 2015, pukul 23:08 WIB. Berdasarkan paparan di atas maka peneliti akan melaksanakan penelitian dengan judul penelitian Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Kvisoft Flipbook Maker yang merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka ada beberapa masalah yang peneliti identifikasi, yaitu: 1. Kebutuhan mahasiswa akan media pembelajaran software baru. 2. Mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah. 7

14 3. Mahasiswa sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul. 4. Mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri. 5. Mahasiswa sering mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dengan menyesuaikan tingkat kesulitan penelitian maka peneliti membatasi permasalahan sebagai fokus penelitian yaitu: 1. Mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah 2. Mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri. 8

15 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. F. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Hasil penelitian dapat mendukung teori sebelumnya bahwa media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, dan mengatasi sifat pasif, dengan demikian kemampuan dalam menyerap ilmu pengetahuan akan lebih efektif dan efisien. 9

16 2. Praktis a. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman langsung akan pengembangan media pembelajaran berbasis kvisoft flipbook maker pada pembelajaran fisika. serta menunaikan sunah yaitu berdakwah. b. Bagi Mahasiswa Dapat mempermudah proses pembelajaran, serta memenuhi kompetensi lulusan yang lebih berkarakter sesuai dengan kompetensi UNESCO dan tujuan pendidikan Indonesia. c. Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah Menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran serta dapat memberikan ketertarikan pada mahasiswa terhadap materi perkuliahan. G. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu sebagai berikut: 10

17 1. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. 2. Subjek penelitian Mahasiswa pendidikan fisika Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran berasal dari dua suku kata yaitu media dan pembelajaran. Berikut akan dijelaskan tentang media, pembelajaran, dan media pembelajaran. Media adalah kata yang tidak asing dalam kehidupan seharihari. Namun, pemahaman media memiliki konsep tersendiri 11

18 pada setiap individu. Berikut adalah pengertian media menurut beberapa ahli. Media diartikan sebagai alat informasi dan komunikasi, sarana prasarana, fasilitas, penunjang, penghubung, penyalur dan lainlain. Dalam kehidupan sehari-hari, kata media sering digunakan untuk beberapa hal yang berbeda-beda pula, misalnya sebagai ukuran (size) pakaian dan tanda pengaturan mesin pendingin (air condisioner) yang biasanya disingkat menjadi M sebagai kepanjangan dari medium ; ada juga yang menjelaskan kata pertengahan seperti dalam kalimat media abad 19 (atau pertengahan abad 19): ada yang memakai kata media dalam istilah mediasi, yakni sebagai kata yang biasa dipakai dalam proses perdamaian dua belah pihak yang sedang bertikai dan lain-lain. 3 Media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang berarti secara harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam Bahasa Arab media disebut wasail bentuk jamak dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada ditengah ia juga bisa disebut 3 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran (Jakarta: Referensi, 2013), h

19 sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya. 4 Media merupakan bentuk jamak dari kata medium, medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. 5 Media adalah segala segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar. 6 Media berasal dari kata medium yang berarti perantara. Oleh karena itu secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan. 7 Pada komponen pembelajaran online, media diartikan sebagai pesan pembelajaran yang dikomunikasikan. E-learning bisa disampaikan melalui media yang berbeda, termasuk internet dan 4 Ibid. h Daryanto, Media Pembelajaran (Bandung: Satu Nusa, 2011), h Arief S Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), h Dewi S Prawiradilaga, Diana Ariani, Hilman Handoko, Mozaik Teknologi Pendidikan e-learning (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013), h

20 teknologi digital lainnya. Dengan kata lain, media seperti buku dan materi cetak bisa dikombinasikan dengan e-learning. 8 Media bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium ( antara ), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. 9 Kata media jika dipahami secara umum adalah manusia, materi, atau cara membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus pengertian media dalam pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal Dewi S Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2007), h.45. Mengutip Dewi S Prawiradilaga, Diana Ariani, Hilman Handoko, Mozaik Teknologi Pendidikan e-learning (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013), h Sharon E. Smaldino, Deborah L.Lowther, James D. Russell. Instructional Technology & Media For Learning Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar Edisi Kesembilan (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Revisi, 2013), h

21 Jadi, berdasarkan paparan di atas media adalah alat-alat yang digunakan sebagai penghubung atau yang menjembatani suatu informasi dari satu sisi ke sisi lain. Pendidikan merupakan himpunan kultural yang sangat kompleks yang dapat digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia. Sedangkan peristiwa atau proses interaksi pendidikannya adalah suatu proses teknis. Didalam proses teknis inilah secara spesifik disebut proses pembelajaran. Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata dari kata instruction (Bahasa Inggris). Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks gurumurid dikelas (ruang) formal, pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang ditekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran. 11 Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam 11 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h

22 pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan. 12 Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 13 Pembelajaran sepadan dengan kata instruction yang berarti mencakup kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh sebab itu yang ditekankan yaitu proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik disebut pembelajaran. 14 Menurut Winkel, Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa. Sementara Gagne, mendefinisikan 12 I Nyoman Sudana Degeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan (Jakarta: Depdikbud RI, Dirjen Dikti, Jakarta, 1993), h Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h Arief S Sadiman, Op.Cit, h

23 pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. 15 Menurut Miarso, Pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali. 16 Pembelajaran adalah proses kerjasama antara pendidik dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu Yuberti, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bandar Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, 2013), h Ibid, h Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h

24 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 18 Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, karena pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang dan dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai orang, baik guru maupun siswa, memiliki keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan pembelajaran yang lain, yaitu untuk mencapai kompetensi bidang studi yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan, serta berlangsung dalam organisasi. 19 Kata pembelajaran berasal dari kata belajar mendapat awalan pem dan akhiran an menunjukkan bahwa ada unsur dari luar (eksternal) yang bersifat intervensi sehingga terjadi proses belajar. Jadi, pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang belajar. 20 Jadi, Pembelajaran adalah proses interaksi bertukar informasi 18 Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h Karwono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), h

25 (pengetahuan) antar manusia atau mencari informasi (pengetahuan) melalui sumber-sumber belajar yang terencana. Setelah memahami tentang media dan pembelajaran selanjutnya akan dijabarkan tentang media pembelajaran. Pendidik tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi dengan posisinya sebagai peran penggiat ia pun harus mampu merencana dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain pendidik inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan secara terencana oleh para pendidik, biasanya dikenal sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, komponen-komponen komunikasi pembelajaran menjadi komunikator, komunikan, pesan dan media. 21 Media Pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh, atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain- lain Yudhi Munadhi. Op.Cit. h Arief S Sadiman. Op. Cit. h

26 Media Pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. 23 Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran. 24 Media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar, atau suatu alat sebagai perantara untuk pemahaman makna dari materi yang disampaikan oleh pendidik atau baik media cetak ataupun media elektronik untuk memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem pembelajaran tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat bertahan lama dan efektif dan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h Daryanto, Op.Cit, h Azhar Arsyad, Op. Cit. h

27 Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. 26 Media dalam konteks pembelajaran, dengan demikian adalah bahasa pendidik. Bahasa pendidik dalam proses pembelajaran tersebut dapat secara verbal maupun non-verbal. Bahasa verbal, adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih, dan bahasa non-verbal adalah semua pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yang digunakan. Dengan demikian proses penyampaian pikiran dan atau perasaan dapat dilakukan secara tatap mata (proses komunikasi primer) dan bisa dilakukan melalui saluran lain (proses komunikasi skunder) Yudhi Munadhi. Op.Cit. h Ibid. h

28 Jadi, media pembelajaran adalah bahasa pendidik menyampaikan dan menyalurkan pengetahuan sehingga peserta didik dapat menerima dengan efektif dan efisien. 2. Taksonomi Media Pembelajaran Pada media pembelajaran agar mempermudah pemahaman pada praktisi pendidikan maka beberapa ahli membagi media pembelajaran berdasarkan jenis dan karakternya yaitu sebagai berikut: a. Taksonomi Media Berdasarkan Rangsangan Belajar Taksonomi berdasarkan rangsangan belajar dikemukakan oleh Edling. Taksonomi berdasarkan Edling beranggapan bahwa peserta didik, rangsangan belajar, dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi untuk objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif 22

29 audio dan kodifikasi subjektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. 28 Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kondifikasi subjektif visual dan kondifikasi objektif audio dan untuk pengalaman visual meliputi kondifikasi subjektif audio dan kondifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 2 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang diperlukan, pengalaman subjektif, objektif, dan langsung tersebut menurut Edling merupakan suatu kesinambungan pengalaman belajar yang dapat disejajarkan dengan kerucut pengalaman Edgar Dale. 29 Jadi, Peneliti menyimpulkan media berdasarkan belajar menurut Edling dibagi menjadi enam yaitu kodifikasi subjektif visual atau audio, kodifikasi objektif audio atau visual, pengalaman langsung dengan benda atau orang. b. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran 28 Arief S Sadiman, Op. Cit. h Yudhi Munadi, Op.Cit. h

30 Taksonomi Media Pembelajaran berdasarkan fungsi pembelajaran yaitu dilakukan oleh Gagne, Gagne membagi taksonomi seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 2.1 Taksonomi Menurut Fungsi Pembelajaran Beberapa Jenis Media (R. M. Gagne. The Condition of Learning, 1965) 30 MEDIA Fungsi Demon -strasi Penyampaian Lisan Media Cetak Gambar Diam Gambar Gerak Fil m Den gan Suar a Mesin Pembelajaran Stimulus Ya Terbatas Terbatas Ya Ya Ya Ya Pengarahan Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Perhatian/Kegiatan Kemampuan Terbat Terbata Terbata Terbatas Yang as Ya Ya s s Ya Ya Diharapkan Isyarat Eksternal Terbat Ya Ya Terbata Terbata Ya Ya as s s Tuntutan Cara Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Berpikir Terbat Terbata Terbata Ter Alih Kemampuan as Ya Terbatas s s bata Terbatas s Penilaian Hasil Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Umpan Balik Terbat as Ya Ya Tidak Terbata s Ya Ya Gagne membuat membuat tujuh macam pengelompokan 30 Ibid. 24

31 media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Dimana ketujuhnya dikaitkan dengan hierarki belajar yang kembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik. 31 Berdasarkan tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa Gagne membuat 7 macam pengelompokan media yang dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkan. c. Taksonomi Media Berdasarkan Manfaat untuk Pendidikan Taksonomi Media lainnya yaitu yang dikemukakan oleh Duncan. 31 Arief S Sadiman, Op. Cit. h

32 Dalam menyusun taksonomi media menurut hierarki pemanfaatan untuk pendidikan, Duncan menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak tingkat kerumitan perangkat media dalam satu hierarki. 32 Duncan menjajarkan biaya investasi, kelangkaan, dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki. Dengan bahasa awam dapat kiranya dijelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaanya, tetapi juga semakin umum penggunaanya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaanya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas 33 Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa pada dasarnya hierarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang dipergunakan. d. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat 32 Ibid, h Yudhi Munadi, Op.Cit. h

33 Pada klasifisinya Rudi Bretz membuat 8 klasifikasi media, yakni media audio visual gerak, audio visual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak seperti tampak pada Tabel berikut: Tabel 2.2 Taksonomi Rudy Bretz 34 MEDIA TRANSMIS I SUAR A AUDIO VISU AL GERA K GAMBA R GARI S SIMBO L GERA K MEDIA REKAMAN Televisi (Tv) Film/Suara Pita Video, Film Tv Gambar/Suar a Holografi AUDIO VISU AL DIAM Slow-Scan Tv Tim e- Shared Tv Tv Diam Film Rangkai/Suara Film Binngkai/Suara Halaman/ Suara Buku Audio Dengan 34 Arief S Sadiman, Op. Cit. h

34 AUDIO SEMI GERAK Rekaman Tulisan Jauh Tullisan Jauh Audio Pointer VISUAL GER AK VISUAL DIA M SEMI GERAK Teleautograp h AUDIO Telepon Radio CETAK Film Bisu Halaman Cetak Film Rangkai Seri Gambar Microform Arsip Video Cakram(Piringan ) Audio Pita Audio Teletip Pia Berlubang Bila dilihat dari intensitasnya, maka indera yang paling banyak membantu manusia dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaran dan dan indera penglihatan. Kedua inderawi ini ada kalanya bekerja sendirisendiri dan ada kalanya bekerja bersama-sama. Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran (telinga) saja kita sebut sebagai media audio; media yang melibatkan indera penglihatan (mata) saja kita sebut sebagai media visual; dan media yang melibatkan keduanya dalam satu proses pembelajaran kita sebut sebagai media audio visual. Kemudian, bila dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam arti tidak hanya telinga dan 28

35 mata saja maka yang demikian itu dinamakan sebagai multimedia. 35 Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, multimedia, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Indera Yang Terlibat Tabel 2.3 Taksonomi Media Berdasarkan Media yang Terlibat 36 Pendengaran Nama Media Media Audio Sifat Pesan Audio Verbal Dan Nonverbal Program (Software) Program Radio - Siaran Langsung - Siaran Tunda (Rekam) Penyalur (Hardware) Radio Peralatan Proyeksi Penglihatan Media Visual Tulisan Verbal Buku Opaque Visual Verbal Sketsa, Lukisan, Project Photo, Grafik, Diagram, Bagan, Peta Visual NonverbalGrafis Visual Nonverbal Tiga Dimensi Model Majalah Koran Poster Modul Komik Atlas Papan Visual Transparansi Komputer Maket (Miniatur) Mock U p (Alat Tiruan) OHP Digital Project 35 Yudhi Munadi, Op.Cit. h Ibid. 29

36 Specimen (Barang Contoh) Diorama Pendengaran Dan Penglihatan Media Audio Visual Verbal Dan Nonverbal, Terdengar Dan Gregetan Program Visual: -Film Documenter - Docudokumenter - Film Drama - Dan Lain - Computer Audio Lain Film Film 8 Mm, 16 Mm, 35 Mm Video: -Pita Magnetic -Video Disc -Chip Memory Televisi Film Projector Digital Project Multiindera Multimedia Pengalaman Langsung Pengalaman Berbuat: Lingkunngan Nyata Dan Karyawisata Pengalaman Terliba:T Permainan Dan Simulasi, Bermain Peran Dan Bermain Teater Berdasarkan taksonomi di atas maka peneliti akan menjabarkan secara dalam masing-masing media. Media audio berasal dari kata media dan audio. Audio berasal dari bahasa audible yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga manusia. 37 Audio mencakup apa yang bisa didengar seperti suara orang, musik, suara mekanis (deru mesin mobil), suara berisik, dan sebagainya Daryanto, Op. Cit. h Sharon E. Smaldino, Deborah L.Lowther, James D. Russell. Op. Cit. h

37 Media audio merupakan media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal, contohnya antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. 39 Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yanng diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain. 40 Jadi, Media Audio adalah segala jenis media yang mengirim informasi khusus hanya melibatkan indera pendengaran saja. Selanjutnya yaitu Media Visual, visual rutin digunakan untuk memicu belajar, visual meliputi diagram pada sebuah poster, gambar pada sebuah papan tulis putih, foto, gambar pada sebuah buku, kartun, dan sebagainya Arief S Sadiman, Op. Cit. h Yudhi Munadhi. Op.Cit. h Sharon E. Smaldino, Deborah L.Lowther, James D. Russell. Op. Cit. h

38 Media visual adalah suatu penyajian secara grafis yang menggunakan titik-titik, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbol grafis yang lain dengan maksud mengikhtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian yang berfungsi khusus untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan/diabaikan jika tidak digrafiskan. 42 Media visual memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat daya ingat. 43 Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama media visual-verbal, adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa simbolsimbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama Daryanto. Op.Cit. h Azhar Arsyad, Op. Cit. h Yudhi Munadhi. Op.Cit. h

39 Jadi, Media visual adalah media yang digunakan untuk memberikan informasi dengan memanfaatkan indera penglihatan saja. Media audio visual yaitu tehnik yang menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual 45 Media audio visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media audio di atas. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain. Semua program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televisi dan dapat disambungkan pada alat proyeksi (projecttable aids). 46 Jadi, media audio visual adalah media yang dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan pesan melalui pendengaran dan penglihatan. 45 Azhar Arsyad, Op. Cit. h Yudhi Munadhi. Op.Cit.. h

40 Selanjutnya yaitu media yang disebut dengan multimedia. Multimedia, yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata; sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater. 47 Multimedia terbagi menjadi multimedia linier dan multimedia interaktif, multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi oleh alat pengontrol atau berjalan secara sekuensial (televisi dan film). Sedangkan multimedia interaktif adalah media yang dilengkapi dengan pengontrol sehingga dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. 48 Manfaat multimedia adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, mengefisiensi waktu belajar, meningkatkan proses belajar siswa, dan proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja Ibid, h Daryanto, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h Ibid. h

41 Jadi, Multimedia adalah media yang melibatkan semua panca indera, secara spesifik dibagi menjadi multimedia linier dan multimedia interaktif. Berdasarkan paparan di atas maka media yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu kvisoft flipbook maker adalah termasuk multimedia berjenis software. Secara khusus yaitu softftware multimedia interaktif. B. Kvisoft Flipbook Maker Kvisoft flipbook maker adalah software untuk membuat file PDF (Portable Document Format) menjadi halaman flash, tiap halaman PDF bisa di flip (bolak-balik) seperti buku sesungguhnya. Software ini akan mengkonversi file PDF seperti majalah online, esurat kabar, katalog online, buku digital, dan publikasi lainnya untuk berbagi online. Penggunaan sangat mudah untuk membuat flash yang realistis membalik halaman buku tanpa keterampilan pemrograman. Cukup dengan 3 langkah mengimpor PDF/gambar/FLV, menyesuaikan gaya dan penerbitan, pengguna dapat mengkonversi PDF ke flash publikasi berbasis digital dengan antarmuka pengguna yang intuitif. 35

42 Fitur impor dengan berbagai pilihan, Impor file PDF untuk mengkonversi ke halaman-balik buku flip. Impor file gambar (*.jpg, *.bmp, jpeg*, *.png) untuk buku foto flip. Impor flash film dan video (*. swf, *. flv). Menambahkan musik latar untuk flipbook, Menambahkan latar belakang dinamis untuk flipbook. Sesuaikan tampilan output yang 20 lebih template membalik buku, termasuk template pernikahan, belajar, atau lainnya sesuai kebutuhan atau minat. Tombol kontrol gaya dikustomisasi. Mengatur warna latar belakang dan gambar. Buku kertas disesuaikan gaya: Tutup halaman dan pengaturan halaman. Navigasi bar gaya disesuaikan: latar belakang pengaturan, Judul nama dan pengaturan font, dan pengaturan halaman teks. Menetapkan ukuran output dari buku flip. Simpan template yang disesuaikan agar dapat digunakan di lain waktu. Format output yang fleksibel, format output PDF/gambar/flash untuk membalik buku ke berbagai format seperti flash, HTML, EXE, , dan Screensaver. Output flash 36

43 membalik buku sebagai format SWF. Output ke dalam format. EXE untuk pengiriman CD. Menerbitkannya sebagai HTML yang memungkinkan untuk mengunggah ke website untuk dilihat online. Paket (hasil) bisa untuk pengiriman cepat untuk berbagi secara luas. Output ke file screensaver yang menakjubkan sebagai pilihan screen saver. Halaman-flipping fitur. Tarik atau klik pada sudut halaman untuk flip ke halaman berikutnya. Lihat dengan pra-loading halaman yang diperlukan untuk membuka cepat, tidak perlu menunggu semua halaman dimuat. Gunakan tombol untuk mengontrol halaman, misalnya: sebelumnya, tutup berikutnya, Backcover dll. Membolakbalikan halaman secara otomatis atau manual. Otomatisasi lingkaran buku kebentuk flip atau tidak. Lihat halaman-flipping e-book dengan layar penuh. Gunakan thumbnail untuk menavigasi. Zoom in/out kedua halaman. Mengaktifkan atau menonaktifkan suara ketika melakukan proses membalikkan halaman. Double klik untuk mengubah ke mode thumbnail. 37

44 Gambar 2.1 Kvisoft Flipbook Maker Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Flipbook maker mendapatkan penilaian positif dikarenakan materi pembelajaran menjadi sangat mudah dipahami, pengoperasian sangat mudah, unsur musik dan animasi dinilai dapat meningkatkan motivasi, minat dan aktivitas belajar peserta didik Wijayanto. Muhammad Saifuddin Zuhri, Pengembangan E-Modul Berbasis FlipBook Maker dengan Model Project Based Learning untuk Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (On-line), tersedia di: 38

45 2. Pada flipbook virtual baik dan layak digunakan, dikarenakan proses pembuatan produk telah melalui tahapan perencanaan pembuatan media yang baku dan telah melalui pengujian para expert. Selain itu, mendapatkan penilaian positif dikarenakan materi pembelajaran menjadi sangat mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, pengoperasian modul ini sangat mudah. Unsur musik dan animasi dinilai dapat meningkatkan motivasi, minat, dan aktivitas belajar para peserta didik Pengembangan berbasis flipbook maker dianggap efektif karena kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas percobaan dengan kelas kontrol berbeda secara signifikan unggul kelas percobaan. Selain itu, penggunaan flipbook maker dapat membentuk karakter pada peserta didik. 52 masif2014/masif2014/paper/viewfile/487/436, Tanggal 17 Juni 2015, pukul 01:46 WIB. 51 Doni Sugianto, Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital (On-line), tersedia di: Tanggal 26 Maret 2015, pukul 14:05 WIB. 52 Rasiman, Agnita Siska Pramasdyahsari, Development of Mathematics Learning Media E- Comic Based on Flip Book Maker to Increase the Critical Thinking Skill and Character of Junior High School Students (On-line), tersedia di: 39

46 4. Hasil penelitian menggunakan kvisoft flipbook dari 30 siswa mendapatkan 27 respon yang sangat baik dan 3 lainnya baik Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Flipbook Memberikan pengaruh yang positif. 54 C. Materi Fisika yang Merujuk pada Nilai-nilai Keislaman Kemajuan pesat pada dunia teknologi tidak terlepas dari andilnya ilmu pengetahuan yang semakin berkembang pada dunia internasional, salah satunya yaitu ilmu pengetahuan alam baik Fisika, Kimia, dan Biologi. Khususnya semakin bertambahnya pengetahuan Fisika maka akan bertambah pula perkembangan akan dunia teknologi pada kehidupan manusia. Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:20 WIB. 53 Alga Nawangsih Fauziah, Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Digital Book Bilingual dengan Memanfaatkan Kvisoft Flipbook untuk Siswa Kelas X Semester 1 Pokok Bahasan Hukum Newton (On-line), tersedia di: Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:22 WIB. 54 Yohanes Andri, Syamswisna, Laili Fitri Yeni. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Flipbook Terhadap Hasil Belajar Siswa Sistem Gerak Manusia di SMP (On-line), tersedia di: Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:47 WIB. 40

47 Fisika adalah ilmu yang mengembangkan konsep dan hukum untuk memahami alam. Hukum-hukum Fisika merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki keterbatasan. Dengan demikian, hukum Fisika tidak tebal terhadap perubahan. 55 Fisika sebagai ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari alam, interaksi yang terjadi diantara bagianbagian tersebut termasuk menerangkan sifat-sifat dan gejala fisis lainnya yang dapat diamati. 56 Fisika seperti halnya Matematika merupakan disiplin ilmu yang banyak melibatkan angka dan perhitungan. Perbedaannya adalah, di dalam Fisika angka dan perhitungan pada umumnya diperoleh dari hasil pengukuran dan percobaan (secara langsung ataupun tidak dan percobaan riil ataupun dalam fikiran), sedangkan dalam Matematika kita tidak harus melakukan pengukuran dan percobaan. Dapatkah kita katakan bahwa matematika merupakan suatu alat yang digunakan Fisika Jadi, fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang berupa disiplin ilmu yang banyak menggunakan angka atau perhitungan Kusminarto, Esensi Fisika Modern (Yogyakarta: Andi, 2011), h Sutejo, Fisika 1 (Jakarta:Balai Pustaka,2007), h Mohamad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 41

48 (matematis) untuk mempelajari bagian-bagian alam, interaksi serta gejala fisis dari alam. Pembelajaran fisika mempunyai karakteristik tersendiri dari pembelajaran pada mata pelajaran lain. Secara garis besar pembelajaran fisika seperti yang diungkapkan oleh Abu Hamid adalah sebagai berikut: 1. Proses belajar fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional. 2. Pada hakikatnya mengajar fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi- kondisi dan situasi belajar fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pada hakikatnya hasil belajar fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari Karakteristik Pembelajaran Fisika (On-line), Tersedia di /16/BAB%20II.pdf, Tanggal 29 Maret 2015, pukul 22:16 WIB. 42

49 Jadi, pembelajaran fisika adalah suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip, dan hukum-hukum fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Nilai-nilai keislaman yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu berpatokan dengan materi pokok mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat dikarenakan: a. Fleksibel terhadap kebutuhan bagi pembaca yang masih mengenyam pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat. b. Bagi Mahasiswa yang mengenyam di Pergurusn Tinggi lebih mudah memahami dikarenakan materi yang disampaikan sudah pernah di pelajari dan khusus mahasiswa yang mengambil program studi pendidikan fisika kelak bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan dalam memotivasi anak didik 43

50 ketika menjadi tenaga didik untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. c. Mempermudah tenaga pendidik yang mengampu pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat menyesuaikan kebutuhan dalam mengajar. Berikut pembahasan sebagian materi fisika yang kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai keislaman: a. Pengukuran Massa Pada kehidupan sehari-hari kehidupan tidak terlepas dari berbagai jenis pengukuran yang bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan konsumen. 59 Pada ilmu fisika, pengukuran dilakukan dengan 59 Pengukuran (On-line), tersedia di Tanggal 24 Mei 2015, pukul 13:20 WIB. 44

51 menggunakan alat-alat ukur yaitu alat-alat ukur panjang, massa, waktu, suhu, bunyi atau cahaya, dan listrik. Materi yang disajikan kali ini akan memfokus sekilas pengetahuan mengenai pengukuran massa. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang masih belum memahami penggunaan kata massa dan berat bahkan seseorang yang sering berinteraksi dengan fisika, akan merasa canggung atau terkesan aneh bila bertanya berapa massa Andi?. Hal tersebut disebabkan dalam bahasa sehari-hari sudah terbiasa mengatakan massa suatu benda disebut sebagai berat. Berikut adalah salah satu contoh kalimat yang menyebutkan kerancuan penggunaan kata massa dan berat. Berapa tinggi dan berat badan Andi? tentu untuk tinggi badan dapat diukur dengan meteran, misalnya 168 cm. kemudian bagaimana dengan berat badan? Di dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud berat badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda. 45

52 Massa adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan satuan. Sedangkan, berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. 60 Untuk keperluan sehari-hari, pencampuradukan pengertian massa dan berat tidak menjadi masalah. Namun, pada fisika atau ilmu pengetahuan eksak maka definisi massa dan berat harus benar-benar dibedakan. Berikut adalah beberapa jenis alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur massa (menimbang): 1. Neraca Ohauss. Neraca ohauss adalah neraca yang digunakan untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktik laboratorium. 60 Syahrul A R, Ahmad Gumrowi, Alat-alat ukur (Bandar Lampung: Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, 2011), h

53 Neraca Ohauss terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 g. Benda yang akan ditimbang diletakkan diatas piringan. Setelah beban geser disetimbangkan dengan benda, massa benda dapat dibaca pada skala neraca. Gambar 2.2 Neraca Ohauss 2. Neraca Sama Lengan Neraca sama lengan bisa ditemukan di toko-toko emas. Bentuknya seperti lambang dewi keadilan atau logo kemenkumham. Ada dua lengan dengan wadah kecil dari 47

54 logam untuk menimbang. Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan ditimbang, lengan dua untuk meletakkann bobot timbangan. Jadi, neraca ini masih memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya. Cara menggunakan neraca ohauss dua lengan sama seperti menggunakan timbangan biasa. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakukan pengukuran massa. Gambar 2.3 Neraca Sama Lengan 3. Neraca Pegas Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skala N (newton) dan g (gram). Untuk menimbang beban (benda), atur terlebih dahulu skala 0 (nol) dengan cara memutar sekrup 48

55 pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda pada pengait neraca. Selanjutnya, baca hasil pengukuran. Kelebihan menimbang beban dengan neraca pegas yaitu dalam sekali menimbang benda dapat diketahui massa dan berat benda sekaligus. Gambar 2.4 Neraca Pegas Pengukuran massa dalam kehidupan sehari-hari secara umum disebut dengan mengukur massa yang selanjutnya disebut menimbang. Pada kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan menimbang terutama dipasar, bahkan menimbang adalah hal yang banyak dilakukan didalam kegiatan jual-beli. Seperti menimbang emas, besi, ataupun bahan pangan lainnya seperti: beras, tepung, bawang, dan lain-lain pasti menggunakan timbangan atau takaran 49

56 Betapa pentingnya mempelajari pokok bahasan pertama ini yaitu pengukuran karena jika tidak memahami dengan baik maka akan mengalami kerugian bagi untuk diri sendiri atau orang lain. Tidak hanya kerugian secara materi akan tetapi akan mengalami celaka juga. Celaka baik karena melakukan kecurangan ataupun ketidaktahuan dalam menimbang. Diriwayatkan bahwa di Madinah ada seseorang laki-laki bernama Abu Juhainah. Ia mempunyai dua macam takaran yang besar dan yang kecil. Bila ia membeli gandum atau kurma dari petani, ia mempergunakan takaran yang besar, akan tetapi jika ia menjual kepada orang lain ia mempergunakan takaran yang kecil. Inilah asbabun nuzul dari turunnya Surah Al- Mutaffifiin. 61 Islam adalah agama yang sempurna, Allah SWT memperingatkan manusia agar berhati-hati serta jujur dalam melakukan pengukuran atau menimbang, sebagaimana Firman Allah SWT pada Surah al-muthaffifiin 83 : 1 yaitu: Artinya: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang". (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 1) 2010), h Alquran dan tafsirnya jilid X juz (Jakarta: Departemen Agama RI, 50

57 Akar kata muthaffifin adalah tbaffafa, yang berarti 'membuat kurang, memberikan takaran kurang, bakhil'. Artinya, sengaja melakukan ketidakadilan dalam suatu transaksi. Tathfif berarti 'kekikiran, hemat', dan thafif berarti 'kurang, sedikit, kecil, tidak berarti'. 62 Hal di atas adalah gambaran tentang kecenderungan alamiah manusia dalam jual-beli dan perdagangan untuk mencoba memanipulasi timbangan demi keuntungannya pribadi dengan sering kali tidak jujur. Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 2) Akar kata yastawfun adalah istawfa yang berarti 'menerima sepenuhnya, lengkap, sampai nilai penuhnya, memenuhi'. Akar 62 Al-Qur an Digital (Surat al-muthaffifiin: 21). 51

58 kata asalnya adalah wafa berarti 'sempurna, memenuhi, ketaatan, kesetiaan'. 63 Takaran yang dimaksud pada ayat di atas yaitu mencakup segala ukuran dan timbangan yang biasa dipakai dalam jual beli dan terkait dengan pengurangan hak orang lain. Banyak sekali dijumpai pada kehidupan sekarang ini penguranganpengurangan yang merugikan orang lain. Seperti menjual tabung gas yang isinya tidak sesuai dengan standar, mengurangi literan bensin yang dijual, penjual kain yang mengurangi ukuran kain yang dijualnya. Termasuk mengurangi takaran yang sangat merugikan dan berbahaya adalah korupsi. Pelaku korupsi mengurangi dana sebuah proyek dari perencanaan semula demi memperoleh keuntungan untuk diri sendiri, atau mengurangi kualitas bahan yang diperlukan dalam proyek tersebut dan menggantinya dengan bahan yang berkualitas rendah. 64 Dalam kisah Nabi Ibrahim yang kadang-kadang disebut Ibrahim wafa' (wafd di sini artinya iman dia), dikatakan bahwa ketika dimasukkan ke dalam api beliau berteriak, 'Hasbi Allah' (cukup Allah bagiku) dan ia tetap tidak terluka oleh api. Itulah arti wafa Ibid. 64 Alquran dan tafsirnya jilid X juz Op.Cit, h Al-Qur an Digital (Surat al-muthaffifiin: 21) 52

59 Artinya: Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (Q.S. almuthaffifiin 83 : 3) Kala artinya 'menakar'. Yukhsirun berasal dari kata kerja khasira, 'membuat rugi, kehilangan, tidak sampai, binasa'. Ketika muthaffifiin (orang yang mengurangi takaran) berada dalam keadaan mampu memberi dan menerima secara adil, yang mereka lakukan dalam transaksi malah merugikan pihak lain dan menguntungkan diri mereka sendiri. 65 Kemudian apa balasan bagi yang melakukan kecurangan, simaklah ulasan ayat keempat dari surah al-muthaffifiin. Artinya: Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. (Q.S. almuthaffifiin 83 : 4) Ayat ini mencela manusia yang mengurangi takaran atau timbangan dengan pertanyaan apakah manusia itu menyangka hari kebangkitan itu tidak akan pernah ada. Sebab, jika manusia menyangka saja belum adanya keyakinan adanya hari kebangkitan, tentu mereka tidak tergugah untuk menghindari kecurangan. Umat manusia akan dibangkitkan untuk dihisab pada hari pembalasan. Allah menerangkan bahwa ketika itu semua umat manusia berdiri menghadap Allah Rabbul Alamin untuk dihisab dan diperiksa segala amal perbuatannya selama hidup didunia. Semua dihisab dengan penuh keadilan karena 65 Surah Al-Muthaffifiin (On-line), tersedia di: shia.org/html/id/ quran/tafsir/juz30/083.htm. Tanggal 25 Januari 2015, Pukul 11:18 WIB. 53

60 Allah Maha Adil. Timbangan itu adalah lambang keadilan yang senantiasa harus ditegakkan dan dipertahankan. 66 Berdasarkan paparan di atas, maka dengan senang hati mari memahami tentang pengukuran khususnya pengukuran massa agar tidak termasuk orang-orang yang merugi serta bersyukur karena Islam telah menjaga penganutnya agar tidak merugikan orang lain, serta juga bisa menyadari betapa pentingnya dan butuhnya kesungguhan dalam belajar pengukuran agar terhindar dari kesalahan yang tidak disengaja. b. Vektor Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah serta dapat memenuhi aturan-aturan operasi matematika vektor. 67 Sebuah besaran vektor dapat dinyatakan oleh huruf di cetak tebal (misal A) atau diberi tanda panah di atas huruf (misal Ā) Alquran dan tafsirnya jilid X juz , Op. Cit. h Douglas C Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 54

61 Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus Pada koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian inilah yang disebut dengan vektor komponen. Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen sumbu y. Besar dari vektor komponen tergantung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya selalu diketahui dan konstan. 1. Penentuan Vektor Resultan Hasil penjumlahan atau hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih disebut resultan vektor. Untuk menentukan vektor resultan yakni dengan metode grafis. Metode grafis dapat dibagi menjadi 3 metode yakni metode segitiga, metode jajar genjang dan metode polygon. a. Metode Jajar Genjang Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 55

62 Metode jajar genjang digunakan untuk menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu lukisan, yang nantinya akan berbentuk seperti jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2 buah vektor Aturan menentukan vektor resultan dengan metode jajar genjang adalah sebagai berikut: 1. Melukis vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O. Gambar 2.5 Metode Jajar Genjang 1 2. Membuat jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2. Gambar 2.6 Metode Jajar Genjang 2 3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F1 dan vektor F2 56

63 Gambar 2.7 Metode Jajar Genjang 3 4. Sudut α arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1. b. Metode Segitiga Metode segitiga yaitu metode dimana vektor dibuat berbentuk segitiga, adapun langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Melukis vektor F1 dengan titik tangkap di titik O. Gambar 2.8 Metode Segitiga 1 2. Melukis vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1. 57

64 Gambar 2.9 Metode Segitiga 2 3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor F1. c. Metode Poligon Jika ada tiga vektor atau lebih, tidak mungkin menjumlahkan vektor-vektor tersebut dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu harus digunakan metode segibanyak (poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut Gambar 2.10 Metode Poligon 1 Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar berikut: 58

65 Gambar 2.11 Metode Poligon 2 Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor menggunakan metode poligon: 1. Melukis vektor F1 dengan titik tangkap di O. 2. Melukis vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1. 3. Melukis vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2. 4. Menghubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F3. 5. Melukis garis penghubung antara titik tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini merupakan resultan vektor F1, F2, dan F3. Perhatikan Vektor PQ berikut: 59

66 P Q Gambar 2.12 Vektor PQ Suatu vektor memiliki titik pangkal dan ujung. Suatu vektor PQ memiliki pangkal P dan ujung vektornya adalah Q. Vektor di atas sangat sederhana namun bila dianalisis dengan sederhana secara islami maka akan mendapatkan pesan dalam bentuk nilai-nilai keislaman. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa: أ ه أ أ ال أه أ يه ه أ ال سأسا أ يأ أ يأ أ يه أ ال أ أن أ أ اليأن ا أ ال أ أ أ ال ال أ أ أا ال ال ي أن س أا أ ي أ ال ال ي أ أ لين أ أس أ أ الن أ الس أ س ا أه أ أ أس أس أ أ يأله ال ر أن أت أ أ ن أ ال أ أ س ا ت س ت الن أ ال أ أ س ا غ أ ا ن ل ين أ ن ون م أ هان -- Artinya : Abi Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW. bersabda setiap anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya, kedua orang tuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi bagaikan binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?. (H.R Bukhori, Muslim, Abu Daud, Turmidzi, Nasaa i, Malik dan lainlain) 71 60

67 Dengan memahami secara benar dan menghayati sepenuhnya asal-usul manusia, maka konsep lahirnya manusia ini dapat dimisalkan sebagai titik awal sebuah vektor di mana seorang bayi yang baru lahir masih suci dan belum mengerti apapun sehingga dilahirkan oleh orang tuanya dalam keadaan rendah hati, mawas diri dan selalu mensyukuri nikmat Allah dikala 71 Muhammad Ibn Ismi'il Abu Abdillah al-bukhari. Safah Bukhari. (Beirut: Dar al-fikr, 1981), h. 104, dikutip oleh Mujahid, Konsep Fitrah dalam Islam dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam (On line), tersedia di: KONSEP%20FITRAH%20DALAM%20ISLAM%20DAN%20IMPLIKASINYA %20TERHADAP%20PENDIDIKAN%20ISLAM.pdf. Tanggal 24 Mei 2015, pukul 14:42 WIB. lapang ataupun sempit, ataukah sebaliknya menjadi orang yang fasik dan tidak mengikuti agama Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam hadits tersebut di atas. Sementara itu, ibarat sebuah vektor yang memiliki suatu terminus atau titik akhir, maka dalam proses hidupnya manusia hendaknya juga memiliki tujuan yang jelas untuk menuju ke titik terminal akhir tersebut. Adapun yang dimaksud dengan titik terminal akhir manusia adalah maut atau kematian. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah, Q.S. ali- imran 3 : 185 berikut: 61

68 Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Q.S. ali- imran 3 : 185) Hal ini ditegaskan juga dalam firman Allah, Q.S. al-jumu ah 62 : 8 berikut: Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan 62

69 dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. al-jum ah 62 : 8) Pada ayat di atas menerangkan bahwa orang-orang Yahudi sangat takut menghadapi kematian dan berusaha menghindarinya. Oleh sebab itu, Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW agar menyampaikan kepada mereka bahwa kematian pasti datang menemui mereka. 70 berfirman yaitu: Selain itu, dalam Q.S. al-mu minun 23 : 15 Allah SWT Artinya: Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Q.S. al-mu minun 23 : 15) Apakah yang menjadi bekal untuk dapat mencapai tujuan akhir dalam proses kehidupan? Apakah yang harus terkonsep dalam 70 Alquran dan tafsirnya jilid X juz 4-5-6, Op. Cit. h

70 pikiran manusia untuk landing dengan tepat pada tujuan akhirnya? Jawabannya adalah satu, yakni amal perbuatannya. Telah dibahas sebelumnya bahwa vektor memiliki nilai dan arah, untuk arah telah dijelaskan diatas kemudian nilai vektor dijelaskan bahwa dalam islam sebuah perjalanan mesti memiliki nilai yang baik. Nilai seperti apa yang islam maksud yaitu nilai ibadah dimata Allah. Sebab manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah kepada Allah sebagaimana tujuan diciptakan manusia juga laksana vektor yang selalu memilki arah (tujuan), sebagaimana dijelaskan pada Q.S. al-zdariyat 51 : 56 berikut: Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (Q.S. az-zdariyat 51 : 56) Jadi, vektor memberikan sebuah makna proses kehidupan manusia, baik dari awal hingga akhir serta tujuan hidup manusia. c. Gerak Lurus 64

71 Pada bagian ini akan disajikan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. 1. Gerak Lurus Beraturan Gerak lurus beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lurus dengan kecepatan yang selalu tetap. Jadi, karena kecepatannya tetap gerak ini disebut gerak lurus beraturan. Berikut persamaan-persamaan yang berlaku pada gerak lurus beraturan: Keterangan: 71 s = Jarak t = Waktu a = Percepatan = Kecepatan 2. Gerak Lurus Berubah Beraturan 71 Bahan Ajar Gerak Lurus (On-line), tersedia di: blogspot.com/2012/06/bahan-ajar-materi-fisika-tentang-gerak.html. Tanggal 15 Juni 2015, pukul 01:49 WIB. 65

72 Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berbentuk garis lurus dengan kecepatan yang selalu berubah secara beraturan. Dengan demikian pada gerak lurus berubah beraturan terjadi perubahan kecepatan tetapi beraturan sehingga disebut gerak lurus berubah beraturan. Persamaan yang berlaku pada persamaan GLBB adalah sebagai berikut: Keterangan: 72 a a = Kecepatan mula-mula = Kecepatan pada waktu tertentu s = Jarak t = Waktu = Percepatan Apabila gerak lurus pada materi fisika dikaitkan dengan nilainilai kehidupan maka tanpa terasa hidup ini selalu berada di suatu posisi tertentu. Keberadaan posisi dapat dinyatakan dalam suatu koordinat relatif terhadap acuan tertentu. Di dunia ini 72 Ibid. 66

73 memiliki dimensi yang tak pernah berhenti. Dimensi ini dinamakan dimensi waktu, Dimensi yang senantiasa berjalan tanpa dipengaruhi apapun. Jika ada waktu maka seperti halnya pada rumus matematis Gerak Lurus Beraturan (GLB) atau Gerak Lurus Berubah Baraturan (GLBB) akan ada pula dimensi kecepatan atau percepatan. Namun, perlu diketahui semua itu terserah diri masing-masing ingin memiliki kecepatan yang konstan atau kecepatan yang berubah yaitu percepatan. Serta mesti diingat bahwa kecepatan dan percepatan dapat bernilai negatif. Apa artinya? Berarti masing-masing individu juga bisa bergerak terhadap waktu dengan perbuatan yang baik maupun yang buruk. Untuk memperjelas pemahaman diatas maka perhatikan gambar di bawah ini: 67

74 Gambar 2.13 Perumpaan Dimensi Kecepatan dan Percepatan Bila ditelaah ilustrasi di atas. Ketika posisi awal setiap manusia berada di sembarang tempat di semesta alam ini yang memenuhi koordinat nyata maka manusia mau tidak mau bergerak terhadap waktu. Namun, perlu diketahui disini bahwa setiap perubahan waktu tidak selalu manusia berubah posisi. Manusia juga tidak selalu berubah sikap maupun pemikiran seiring berjalannya waktu itu. Tetapi hal yang pasti disini adalah waktu yang selalu bergerak. Ketika manusia bergerak dalam hal ini didefinisikan pergerakan secara nyata maka manusia akan juga bergerak dalam 68

75 zona sifat maupun pemikiran pula. Sifat manusia bergerak selalu diikuti dengan perubahan waktu. Sifat merupakan proyeksi dari pergerakan nyata manusia di dunia. Ketika manusia mampu bergerak kearah kebaikan dengan cepat maka manusia akan menjadi hamba yang beruntung. Dan ketika manusia hanya berpindah tempat tetapi kebaikannya tetap maka manusia tersebut termasuk orang yang menyia-nyiakan waktu serta hidupnya akan siasia pula. Dan ketika manusia mampu bergerak terhadap waktu kearah yang buruk maka manusia tersebut akan menjadi orang yang merugi dan celaka, karena ia telah mempergunakan waktu untuk melakukan keburukan. 73 Untuk mempermudah pemahaman mengenai paparan di atas. silahkan perhatikan tabel berikut. Silahkan mengambil kesimpulan dan memilih jalan hidup masing-masing. Tabel 2.4 Pilihan Jalan Hidup Baik dengan cepat Buruk dengan lambat Baik dengan lambat Buruk dengan cepat 73 Hafidh Frian Perdana, Analisa Kecepatan Dalam Islam (On-line), tersedia di: Tanggal 25 Januari 2015, pukul 13:29 WIB. 69

76 Jadi, manusia hanya bisa dipengaruhi oleh keadaan/dimensi tempat saja. setiap hari manusia pasti bergerak terhadap waktu tapi belum tentu bergerak terhadap posisi. Aturlah kehidupan sehingga senantiasa tidak bertambah buruk dari waktu kewaktu karena akan termasuk golongan yang merugi. Jangan sampai dalam waktu ke waktu karena hidup kita akan sia-sia, paling baik adalah ketika hidup dari waktu kewaktu semakin baik. d. Hukum Newton Sir Isaac Newton menemukan III Hukum yang kemudian dikenal dengan Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III Newton. Berikut hukum-hukum Newton dan matematisnya. 1. Hukum I Newton Hukum I Newton berbunyi setiap benda berada pada keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol, secara matematis di tulis sebagai berikut: F = 0 70

77 Keterangan: 74 F = Jumlah gaya (N) 2. Hukum II Newton Hukum II Newton berbunyi: Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja dalam satu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda, arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut: F = m. a Keterangan: 75 F = Jumlah gaya (N) m = Massa benda (kg) a = Percepatan (m/s 2 ) 3. Hukum III Newton Hukum III Newton berbunyi Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama, secara matematis ditulis sebagai 74 Douglas C Giancoli, Op.Cit, h Ibid. 71

78 berikut: Faksi = - Freaksi Keterangan: 76 Faksi Freaksi = Jumlah gaya aksi (N) = Jumlah gaya reaksi (N) Hukum II Newton menyatakan bahwa, Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja dalam suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya. Berarti, semakin besar gaya yang berikan maka pergerakan benda semakin besar. Begitu juga pergerakan hidup, semakin besar gaya yang dilakukan seseorang berikan pada hidupnya, maka pergerakan dan kemajuan hidupnya akan lebih cepat. Sebagai, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-jaatsiyah 45 : 22 yang berbunyi: Artinya: Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan dirugikan. (Q.S. al-jaatsiyah 45 : 22) 76 Ibid, h

79 Allah SWT maha adil dan bijaksana. Benda akan bergerak lebih cepat jika diberi gaya yang lebih. Begitu pula hidup, akan lebih cepat begerak dan maju jika diberikan gaya yang lebih besar. Tidak akan ada yang dirugikan. Dalam melakukan pergerakan dan memperjuangkan hidup, manusia tentu saja tidak akan mulus begitu saja, life is never flat. Dalam melakukan aksi, pasti akan ada reaksi yang berlawanan. Seperti bunyi Hukum III Newton. Hukum ini terbukti benar. Saat seseorang berjalan di atas lantai. Telapak kaki mendorong lantai ke bawah (aksi). Sebagai reaksi, lantai akan mendorong telapak kaki ke atas sebesar dorongan kaki terhadap lantai, sehingga seseorang dapat berjalan dengan normal. Bayangkan jika saat kaki mendorong lantai lalu lantai memberikan reaksi 2 kali lipat. Mungkin kaki akan terpental dan berjalan tidak normal. Reaksi akan diberikan terhadap aksi sebesar kemampuan aksi itu menerima reaksi. Begitu juga dalam hidup. Allah SWT akan memberikan tantangan dan masalah sebesar kemampuan seseorang mengatasi tantangan tersebut. 73

80 Sebagaimana janji Allah dalam Q.S. albaqarah 2 : 286, yang berbunyi: Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orangorang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah 74

81 Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir. (Q.S. al-baqarah 2 : 286) Dalam mencapai tujuan hidup itu, manusia diberi beban oleh Allah SWT sesuai kesanggupannya, manusia diberi pahala lebih dari yang telah diusahakannya dan mendapat siksa seimbang dengan kejahatan yang telah dilakukannya. Amal yang dibebankan kepada seseorang hanyalah yang sesuai dengan kesanggupannya. Agama islam adalah agama yang tidak membebani manusia dengan beban yang berat dan sulit. Mudah, ringan dan tidak sempit adalah asas pokok dari agama islam. 77 Setiap aksi pasti ada reaksi yang berlawanan, reaksi tersebut akan sama besar dengan kemampuan aksi tersebut menerima reaksi, dan reaksi yang datang tidak akan lebih besar dari kemampuan aksi menerima reaksi. Hidup ini memang banyak tantangan dan masalah, tetapi jangan takut. Karena tantangan tidak akan datang, kecuali kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya. Tantangan sering kali membuat banyak orang tidak mau bermimpi. Bermimpilah setinggi mungkin. Karena tidak ada 77 Alquran dan tafsirnya jilid X juz Op. Cit. h

82 mimpi yang terlalu tinggi, hanya yang ada adalah usaha yang tidak setinggi mimpi yang dimiliki. Pada hukum-hukum Newton, Newton menyampaikan agar manusia terus melakukan perubahan pada dirinya apalagi untuk menuju kearah yang lebih baik. Karena tidak akan berubah jalan hidup suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya sebagaimana dalam Q.S. al-ra d 13 : 11 berikut: Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka 76

83 tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S alra d 13 : 11) Allah tidak akan mengubah keadaan suatu bangsa dari kenikmatan dan kesejahteraan yang dinikmatinya menjadi binasa dan sengsara, melainkan mereka sendiri yang mengubahnya. Hal tersebut diakibatkan oleh perbuatan aniaya dan saling bermusuhan, serta berbuat kerusakan dan dosa di muka bumi. 78 Pada ayat di atas Allah SWT sudah Melarang DiriNya merubah kehidupan seseorang apabila ia sendiri enggan untuk berubah. Hal tersebut sama halnya dengan Hukum 2 Newton bahwa tidak akan ada gaya yang dihasilkan lebih besar jika tidak ada perubahan kecepatan yang lebih besar pula. Beberapa penelitian yang relevan dengan materi Fisika merujuk pada nilai-nilai keislaman memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pentingnya pengintegrasian nilai-nilai Islami berdasarkan iman, islam, dan ihsan penjelasan dalam program pembelajaran Alquran dan tafsirnya jilid X juz , Op-Cit, h Chaerul Rochman, Pembelajaran Fisika Berbasis Nilai Agama Islam pada 77

84 2. Mengintegrasikan nilai-nilai ajaran Islam, yakni dengan menerapkan konsep dasar yang islami seperti dimulai dengan bacaan basmallah, pemberian motivasi untuk membantu teman yang belum bisa, mengajak siswa mensyukuri nikmat Allah SWT, dan bersikap jujur, ulet serta tidak cepat putus asa Proses pembelajaran di kelas memberikan informasi bahwa tidak semua sekolah telah menerapkan proses pembelajaran terpadu Aktivitas pembelajaran menjadi lebih tinggi, meningkatkan hasil belajar siswa, serta iman dan taqwa siswa menjadi lebih baik Umat Islam perlu ikut berpartisipasi dalam upaya mengembangkan sains dan matematika, termasuk dalam penyempurnaan kerangka dasarnya seperti yang dilakukan oleh para pemikir terdahulu. 85 Perguruan Tinggi Agama Islam (On-line), tersedia di: pembelajaraan-fisika-berbasisnilai-agama-islam-pada-perguruan-tinggi-agamaislam-.html, Tanggal 5 Mei 2015, pukul 12:23 WIB. 80 Siti Fatonah, Integrasi Nilai-nilai Ajaran Islam Dalam Pembelajaran (Studi Kasus Pembelajaran Kimia di SMA Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta 78

85 D. Kerangka Pemikiran (Online), tersedia di: Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 02:14 WIB. 83 Faiq Makhdum Noor, Integrasi-Interkoneksi Keilmuan Sains Dan Islam Dalam Proses Pembelajaran Fisika (Online), tersedia di: article/view/3761. Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 03:19 WIB. 84 Dini Maielf, Ratnawulan, Usmeldi. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning Berbasis Iman Dan Taqwa (On-line), tersedia di: Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 03:29 WIB. 85 Rizqon Halal Syah Aji, Khazanah Sains dan Matematika Dalam Islam (Online), tersedia di: D ALAM_ISLAM_Rizqon_Halal_Syah_Aji. Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 03:38 WIB. Pada suatu penelitian maka perlu adanya kerangka pemikiran agar pemahaman peneliti terarah dengan baik dan memberikan pemahaman akan alur penelitian pada pembaca. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi 79

86 setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. 81 Kebutuhan akan pendidikan merupakan hal yang sangat disadari pada saat ini. Mempunyai anak-anak yang cerdas adalah harapan dari bangsa Indonesia. Terwujudnya hal tersebut juga akan diharapakan didukung oleh lingkungan, sarana dan prasana, serta masih banyak lagi. Salah satunya yaitu memberikan dukungan terhadap media pembelajaran bagi mahasiswa. Adapun kerangka pemikiran pada pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 81 Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir Dalam Suatu Penelitian, Skripsi, Thesis (On-line), tersedia di: Tanggal 11 Februari 2015, pukul 12:54 WIB. 80

87 Pengembangan Media Masalah Potensi Pemilihan Media dan Materi Rancangan Awal Tidak Valid Revisi Informasi Produk Awal Validasi Ahli Media Materi Fisika Materi Keagamaan Valid Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Gambar 2.14 Bagan Kerangka Pemikiran Selesai BAB III 81

88 METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Jenis penelitian yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkahlangkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll. 82 Pada jenis penelitian Research and Development (R&D) yang telah dipaparkan di atas, istilah proses atau langkah-langkah disebut dengan model prosedural. Model prosedural bisa dijumpai dalam rancangan sistem pembelajaran, beberapa model prosedural penelitian dan pengembangan yang umum pada bidang penelitian 82 Noordyah, Metodologi Penelitian Pendidikan (On-line), tersedia di: noordyah.wordpress.com/tugas-kuliah/langkah-langkah-penelitiandanpengembangan/. Tanggal 23 Januari 2015, pukul 23:49 WIB. 82

89 adalah seperti: Borg & Gall, ADDIE, IDI, Dick & Carey, dan Kaufman. Namun, model yang digunakan pada penelitian ini adalah model prosedural Borg & Gall yaitu model deskriptif yang menggambarkan langkah-langkah prosedur atau alur yang mesti dilakukan untuk menghasilkan produk baru atau mengembangkan produk yang telah ada sehingga semakin meningkat efektifitas dan efisiensi suatu sistem. Hal ini diperkuat oleh Sugiyono bahwa metode-metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. 83 Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan meliputi: 1. Potensi dan masalah. 6. Ujicoba Produk. 2. Pengumpulan data. 7. Revisi Produk. 3. Desain produk. 8. Ujicoba Pemakain 4. Validasi desain. 9. Revisi Produk 5. Revisi desain. 10. Produksi Masal 83 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h

90 Bagan prosedural pada penelitian ini adalah berikut ini: Potensi dan Masalah Pengumpu - lan data Desain Produk Validasi Desain Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Ujicoba Produk Revisi Desain Revisi Produk Produksi Masal Gambar 3.1 Metode Research and Dovelopment (R & D) dari model R & D Borg and Gall. 84 B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Pada penelitian ini sebagaimana telah dipaparkan diatas bahwa peneliti menggunakan metode research and development (R&D) dari model R&D Borg and Gall. Namun, sesuai saran dari team dosen Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung dan dikarenakan terbatasnya waktu, uang, tenaga. Serta media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman bukanlah media pembelajaran yang 84 Syahrul Munir. Penelitian dan Pengembangan (On-line), tersedia di: smoeland.blogspot.com/2013/10/penelitian-dan-pengembangan-r-d.html. Tanggal 9 Maret Pukul 00:14 WIB. 84

91 dikomersilkan. Maka penelitian akan dilakukan sampai tahap kesembilan yaitu revisi produk. Berikut tahap-tahap penelitian yang peneliti laksanakan: 1. Potensi dan Masalah Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan menjadi nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalahpun dapat menjadi potensi apabila kita dapat mendayagunakannya. 85 Research and Development (R&D) sesuai dengan jenis penelitiannya yaitu terlebih dahulu melakukan research maka peneliti pada langkah awal yaitu membagikan kuesioner kepada 55 Mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung yaitu Semester 6 Kelas B dan Semester 4 kelas A tentang media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran di Jurusan Pendidikan Fisika sekaligus melakukan analisis terhadap hasil survei dan observasi oleh kegiatan Teaching Grant dan Hibah Bersaing yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen 85 Sugiyono, Op.Cit. h

92 Dikti Depdiknas) tentang ketersediaan serta pemanfaatan media pembelajaran. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan peneliti menemukan manfaat media pembelajaran berbasis komputer khususnya software sesuai dengan hasil penelitian oleh Dirjen Dikti Depdiknas. Namun, mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah, sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul saja, jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, sering mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif. Hal yang perlu diperhatikan yaitu mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran software yang baru. 2. Mengumpulkan Informasi Berdasarkan paparan di atas maka peneliti berpikir dengan menggunakan media pembelajaran software yang baru akan meningkatkan daya tarik mahasiswa untuk belajar fisika. Setelah masalah dan potensi ditemukan maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi mengenai media pembelajaran 86

93 software baru. Peneliti mencari informasi melalui internet dan komunikasi dengan kampus yang berbasis teknologi. Sehingga peneliti mendapatkan media pembelajaran baru yaitu kvisoft flipbook maker. Berdasarkan hasil pengumpulan informasi dan menanggapi masalah dan potensi di atas maka peneliti akan melakukan pengembangan media pembelajaran baru yaitu kvisoft flipbook maker agar terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta memberikan materi-materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. 3. Desain Produk Penelitian ini akan melakukan pengembangkan media pembelajaran software yaitu kvisoft flipbook maker. Pada tahap ini peneliti mempelajari cara penggunaan dan fungsi kvisoft flipbook maker. Kemudian menyisipkan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman pada kvisoft flipbook maker. 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini media secara rasional 87

94 akan lebih efektif atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. 86 Berdasarkan pemaparan di atas maka akan diadakan validasi desain, dimana yang akan dilakukan validasi yaitu berkaitan dengan media pembelajaran yaitu kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman oleh beberapa validator yang sudah berpengalaman. Pada tahap validasi desain ada langkah-langkah yang peneliti lakukan, yaitu sebagai berikut: 86 Muh Arief Pratama, Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan (Online), tersedia di: langkahlangkah-penelitian-dan-pengembangan. html. Tanggal 5 Mei 2015, Pukul 16:07 WIB. 88

95 M e nda t an g i v a li da t or d en g an m e m bawa m ed i a atau materi M en j e l a s k an m a k sud dan b a g a i m ana pen g e m ban g an m ed i a atau tujuan materi y ang d il a k u k an M e m i n t a jawaban, sa r an, dan k o m en ta r m en g enai m ed i a atau materi melalui kuesioner Gambar 3.2 Validasi Media Kepada Validator (Ahli) Setiap validator diminta untuk memberikan penilaian kemudian akan dilakukan analisis data. Sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validator desain media pembelajaran pada pengembangan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman adalah ahli dalam bidangnya yaitu terdiri dari dua ahli media teknologi, dua ahli materi keagamaan, dan dua ahli materi Fisika. Adapun rincian validator beserta kriterianya adalah sebagai berikut: 89

96 Tabel 3.1 Kriteria Validator Desain No Validator Kriteria Ahli Minimal Lulus S2 Teknologi Medi Pengalaman mengajar menjadi dosen lebih dari 5 1 a tahun Teknologi Ahli Minimal Lulus S2 Fisika Mater Pengalaman mengajar menjadi dosen lebih dari 5 2 i tahun Fisika Minimal Lulus S2 Agama Islam Ahli Materi 3 Pengalaman mengajar menjadi dosen lebih dari 5 Agama Islam tahun 5. Revisi Desain Revisi desain pada tahap ini yaitu berupa media pembelajaran kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilainilai keislaman yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang didapat setelah dilakukan validasi oleh validator pada tahap sebelumnya. 6. Ujicoba Produk Setelah melakukan validasi desain dan melakukan perbaikan desain maka melakukan tahap ujicoba produk sebagai ujicoba terbatas. 90

97 Pada tahap ujicoba produk (ujicoba terbatas) maka terlebih dahulu peneliti melakukan simulasi penggunaan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Setelah disimulasikan, maka penelitan dilanjutkan dengan ujicoba pada kelompok yang terbatas. Kelompok tersebut terdiri dari 10 mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Lampung. Adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: Mendatangi Mahasiswa Menjelaskan maksud dan tujuan peneliti Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan produk media pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker dengan berisi materi Fisika yang merujuk pada nilai - nilai keislaman Menyebar Kuesioner R espon Mahasiswa Gambar 3.3 Langkah Tahapan Ujicoba Produk 7. Revisi Produk 91

98 Setelah peneliti melakukan pengujian media pembelajaran kvisoft flipbook maker dan materi fisika yang merujuk pada nilainilai keislaman pada responden yang terbatas, maka akan didapatkan hasil yang dinilai oleh mahasiswa. apabila masih ada bagian produk yang belum seperti yang diharapkan maka peneliti akan melakukan revisi produk terhadap kelemahan tersebut. 8. Ujicoba Pemakaian Setelah melakukan revisi terhadap media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman, maka akan akan dilakukan ujicoba pemakaian sebagai ujicoba luas. Dalam hal ini pada uji coba pemakaian (ujicoba luas) akan diujikan pada Perguruan Tinggi berbeda dari uji coba produk sebelumnya. Pada uji coba pemakaian diujikan pada 36 mahasiswa pendidikan Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. 9. Revisi Produk Setelah melakukan pengujian terhadap media pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker dengan materi Fisika yang merujuk pada 92

99 nilai-nilai keislaman, maka selanjutnya melakukan analisis produk untuk menemukan kelemahan produk sesuai dengan hasil ujicoba pemakaian penelitian. Setelah melakukan perbaikan maka prosedur penelitian selesai. C. Jenis Data Jenis data yang peneliti ambil pada tahap validasi beberapa validator meliputi ketertarikan, kriteria tampilan, penyajian materi, serta ketertarikan dari seluruh isi media pembelajaran kvisoft flipbook maker. Sedangkan pada materi yaitu meliputi penyajian materi, kebenaran konsep, dan penekanan-penekanan materi. Sedangkan untuk data yang berasal dari mahasiswa yaitu keberadaan, fungsi, tampilan, ketertarikan media ataupun materi. Data yang telah diperoleh dalam validator berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari validator berupa instrumen validasi dan responden (mahasiswa) melalui kuesioner respon mahasiswa, sedangkan untuk data 93

100 kualitatif diperoleh dari hasil kritik dan saran baik dari validator maupun dari mahasiswa serta deskripsi hasil kuesioner. D. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman adalah sebagai berikut. 1. Kuesioner Pra Penelitian Lembar kuesioner diisi oleh Mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung Semester IV kelas A dan Semester VI kelas B Tahun pelajaran 2014/2015 pada tahap awal penelitian untuk menemukan respon mengenai media pembelajaran khususnya media pembelajaran software. Sehingga peneliti memberikan solusi untuk melakukan pengembangan media pembelajaran kvisoft flipbook maker. 2. Instrumen Validasi Produk 94

101 Pada instrumen validasi media pembelajaran kvisoft flipbook maker memuat pertanyaan tertutup dan pernyataan tertulis kepada enam validator yaitu dua ahli media, dua ahli materi agama, dua ahli materi Fisika. Instrumen validasi bertujuan untuk memperoleh penilaian dari validator mengenai media dengan materi yang sedang dikembangkan oleh peneliti. Hasil dari validator akan digunakan sebagai acuan apakah media dengan materi tersebut sudah valid atau belum valid. Instrumen validasi disusun berdasarkan dengan kriteria penilaian kisi-kisi instrumen materi fisika, materi agama, dan media pembelajaran kvisoft flipbook maker. Lembar Instrumen telah dilakukan validasi oleh para validator yang dianggap cukup berkompeten, meliputi pada validator ahli media, agama, dan fisika. 3. Kuesioner Respon Mahasiswa Kuesioner respon mahasiswa digunakan untuk mengumpulkan pendapat mengenai respon mahasiswa terhadap media kvisoft flipbook maker yang sedang dikembangkan. 95

102 Kuesioner diisi mahasiswa pada akhir kegiatan ujicoba. Kuesioner ini juga memuat tentang komentar mahasiswa mengenai media yang sedang dikembangkan. Kuesioner respon mahasiswa mencakup keberadaan, fungsi, tampilan, ketertarikan terhadap media kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Kuesioner telah dilakukan validasi pada mahasiswa Pendidikan Fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Semester 2 Kelas A dan telah dilakukan revisi. 4. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan berupa pengambilan gambar atau foto serta video pada proses ujicoba produk media pembelajaran kvisoft flipbook maker melalui ujicoba produk (ujicoba terbatas) dan ujicoba pemakaian (ujicoba luas). E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Hasil Kuesioner Pra Penelitian 96

103 Data yang diperoleh dari hasil kuesioner pra penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Sehingga ditemukan masalah pembelajaran akan kebutuhan media pembelajaran. Kuesioner yang dibagikan berupa tanggapan mahasiswa tentang penerapan media pembelajaran. Kuesioner pada penelitian ini dianalisis menggunakan skala menurut Likert yaitu menggunakan skala skor 1 sampai dengan 5 dengan pedoman analisa penilaian yang dikembangkan atau disesuaikan menurut kebutuhan. Kuesioner menggunakan pernyataan positf dan negatif, untuk skor pernyataan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor Pernyataan Positif dan Negatif 87 NO Skor Pernyataan Skor Pernyataan Pernyataan Positif Negatif 1 5 Selalu Sering Kadang-kadang 3 87 Thoriqurrofi Faiz Muhammad. Pengembangan Media Monopoli pada Materi Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan (On-line), tersedia di h.54. Tanggal 8 Maret 2015, pukul 22:59 WIB. 97

104 4 2 Jarang Tidak Pernah 5 Kemudian kuesioner dianalisis dan dipersentasekan. Persentase rata-rata tiap pernyataan dihitung menggunakan rumus: 88 x 100% Keterangan : = Jumlah presentase yang dicapai pada setiap alternatif jawaban f = Frekuensi peserta didik yang memilih suatu alternatif jawaban Hasil persentase setiap komponen digunakan untuk melihat pendapat atau tanggapan mahasiswa pada setiap pernyataan. Berikut adalah pedoman interprestasi data yang digunakan: Skor Tabel 3.3 Interprestasi Skor Kuesioner Respon Mahasiswa 89 Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan Respon Mahasiswa Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 5 80 < X 100 Sangat baik Selalu Tidak pernah 4 60 < X 80 Baik Sering Jarang 88 Riduwan, Skala Pengukuran variable-variabel penelitian (Bandung : Alfabeta, 2010),h Thoriqurrofi Faiz Muhammad. Loc.Cit. 98

105 3 40 < X 60 Cukup Bak Kadangkadang Kadang-kadang 2 20 < X 40 Kurang Baik Jarang Sering 1 0 X 20 Tidak Baik Tidak pernah Selalu Berdasarkan hasil kuesioner maka permasalahan pada media pembelajaran antara lain yaitu mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariatif untuk berbagai jenis mata kuliah, sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul, jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, jarang mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif. Hal yang perlu diperhatikan yaitu mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran software yang baru. 2. Analisis Hasil Instrumen Validasi Ahli Instrumen validasi berisi pertanyaan yang pilihan jawaban telah disediakan oleh peneliti. Instrumen validasi dianalisis setiap pertanyaan dengan cara jumlah skor setiap pertanyaan dari validator dibagi dengan jumlah validator. Penentuan teknik analisis skor rata-rata setiap pertanyaan berdasarkan pendapat Arikunto yang menyatakan untuk mengetahui peringkat akhir untuk butir yang bersangkutan 99

106 jumlah nilai tersebut harus dibagi dengan banyaknya responden yang menjawab. 90 Berikut ini tabel yang diadopsi dan dikembangkan oleh peneliti. Skor Validator Media 5 4 Tabel 3.4 Skor Instrumen Validator 91 Sangat Menarik, Sangat Jelas, Sangat Sesuai, Sangat Mudah Dipahami, Sangat Alternatif, Sangat Mudah Digunakan, Sangat Aman, Sangat Fleksibel, Sangat Memotivasi, Sangat Interaktif, Sangat Layak Menarik, Jelas, Sesuai, Mudah Dipahami, Alternatif, Mudah Digunakan, Aman, Fleksibel, Memotivasi, Interaktif, Layak Validator Materi Sangat Sesuai, Sangat Sudah, Sangat Mudah, Sangat Berawal Dari, Sangat Meliputi, Sangat Paham Sesuai, Sudah, Mudah, Berawal Dari, Meliputi, Paham 3 Cukup Menarik, Cukup Jelas, Cukup Sesuai, Cukup Mudah Dipahami, Cukup Alternatif, Cukup Mudah Digunakan, Cukup Aman, Cukup Fleksibel, Cukup Memotivasi, Cukup Interaktif, Cukup layak Cukup Sesuai, Cukup Sudah, Cukup Mudah, Cukup Berawal Dari, Cukup Meliputi, Cukup Paham 90 Nurul Nisa Ul Zahro, pengembangan modul matematika SMP kelas VIII pokok bahasan theorema Pythagoras dengan pendekatan kontekstual yang berorientasi pemahaman konsep (On-line), tersedia di: h, 40. Tanggal 2 Juni 2015, pukul 00:41 WIB. 91 Thoriqurrofi Faiz Muhammad. Op.Cit. h,

107 2 1 Kurang Menarik, Kurang Jelas, Kurang Sesuai, Kurang Mudah Dipahami, Kurang Alternatif, Kurang Mudah Digunakan, Kurang Aman, Kurang Fleksibel, Kurang Memotivasi, Kurang Interaktif, Kurang Layak Tidak Menarik, Tidak Jelas, Tidak Sesuai, Tidak Mudah Dipahami, Tidak Alternatif, Tidak Mudah Digunakan, Tidak Aman, Tidak Fleksibel, Tidak Memotivasi, Tidak Interaktif, Tidak Layak Kurang Sesuai, Kurang Sudah, Kurang Mudah, Kurang Berawal Dari, Kurang Meliputi, Kurang Paham Tidak Sesuai, Tidak Sudah, Tidak Mudah, Tidak Berawal Dari, Tidak Meliputi, Tidak Paham rumus: 92 Kemudian kuesioner dianalisis setiap pertanyaan dengan = Nilai rata-rata setiap pertanyaan V = Jumlah total skor dari responden n = Banyak responden Skala yang digunakan pada validasi ahli yaitu Keterangan: skala dari 1 sampai dengan 5. Dimana 1 sebagai skor terendah dan 5 sebagai skor tertinggi. 92 Nurul Nisa Ul Zahro. Op.Cit, h

108 Adapun kriteria validasi ahli analisis rata-rata yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Validasi Analisis Rata-rata Setiap Pertanyaan Rata-rata Kriteria Validasi 4,21 5,00 Sangat valid 3,41 4,20 Valid/Tidak revisi 2,61 3,40 Cukup valid/tidak revisi 1,80 2,60 Kurang valid/sebagian revisi 1,00 1,80 Tidak valid/revisi total Kemudian setelah melakukan analisis setiap pertanyaan maka akan di cari hasil analisis secara keseluruhan dengan menggunakan rumus skala likert yaitu sebagai berikut: 93 x 100% Keterangan : = Jumlah presentase f = Frekuensi validator Hasil analisis lembar instrumen digunakan untuk mengetahui ketertarikan, kriteria tampilan, penyajian materi dengan media kvisoft 93 Riduwan, Loc.Cit. 102

109 flipbook maker yang dikembangkan dengan menggunakan interpretasi pada tabel berikut: Tabel 3.6 Interprestasi Skor Kuesioner Validasi Desain 94 Skor Tingkat Pencapaian Kualifikasi (%) 5 80 < V 100 Sangat Setuju/Samgat Valid 4 60 < V 80 Setuju/Valid 3 40 < V 60 Ragu-ragu 2 20 < V 40 Kurang Baik/Kurang Valid 1 0 V 20 Tidak Baik/Tidak Valid Jika hasil validasi menunjukkan 61% maka produk tersebut dinyatakan telah valid, maka peneliti tidak merevisi. Jika ada revisi itupun pada bagian yang dianggap perlu. Jika hasil validasi menunjukkan persentase < 61% maka produk tersebut dinyatakan belum valid, maka akan dilakukan revisi terhadap media yang sedang dikembangkan. 3. Analisis Data Respon Mahasiswa Data yang diperoleh dari kuesioner respon mahasiswa baik pada ujicoba produk dan ujicoba pemakaian kemudian dianalisis 94 Thoriqurrofi Faiz Muhammad, Op.Cit. h,

110 untuk menguji kelayakan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Kuesioner respon mahasiswa juga dianalisis dengan skala likert yang menggunakan skala mulai dari skor 1 sampai skor 5 dengan pedoman analisa penilaian seperti pada tabel yang dikembangkan dan disesuaikan menurut kebutuhan pengembangan media dengan materi. Berikut tabel respon mahasiswa yang digunakan: Tabel 3.7 Skor Respon Mahasiswa 95 NO Skor Pernyataan Positif Pernyataan 1 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 Skor Pernyataan Negatif Kemudian kuesioner dianalisis dan dipersentasekan. Persentase setiap indikator dan keseluruhan dihitung menggunakan rumus: Ibid. h, Riduwan, Loc.Cit. 104

111 x 100% Keterangan : = Jumlah presentase yang dicapai f = Frekuensi peserta didik Hasil analisis lembar validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan media kvisoft flipbook maker dengan materi yang dikembangkan menggunakan interpretasi sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.8 Interprestasi Skor Kuesioner Respon Mahasiswa 97 Skor Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan Mahasiswa Pernyataan Positif Respon Pernyataan Negatif 5 80 < X 100 Sangat Setuju/Sangat Sangat Sangat Tidak layak Setuju Setuju 4 60 < X 80 Setuju/Layak Setuju Tidak Setuju 3 40 < X 60 Cukup Setuju/Cukup layak Ragu-ragu Ragu-ragu 2 20 < X 40 Kurang Setuju/Kurang layak Tidak Setuju Setuju 1 0 X 20 Tidak Setuju/Tidak Sangat layak Tidak Setuju Sangat Setuju 97 Thoriqurrofi Faiz Muhammad, Op.Cit. h,

112 Jika hasil validasi menunjukkan persentase < 61% maka akan dilakukan revisi sesuai dengan hasil yang didapatkan. Jika hasil validasi > 61% maka media pembelajaran kvisof flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilainilai keislaman dinyatakan mendapat respon positif dari mahasiswa. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam mendukung proses pembelajaran. 106

113 107

114 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan prosedur yang telah dipaparkan maka hasil validasi desain diperoleh pada beberapa validator yaitu meliputi validator ahli media, materi fisika, dan materi agama. Hasil validasi diperoleh dari validator yaitu dosen-dosen yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada hasil penelitian diperoleh dari mahasiswa pendidikan fisika Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. Ujicoba produk (ujicoba terbatas) diujikan pada mahasiswa pendidikan fisika Universitas Lampung, sedangkan ujicoba pemakaian (uji luas) diujikan pada mahasiswa pendidikan fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. Berikut hasil validasi dan penelitian yang telah dilakukan: 1. Validasi Desain a. Validasi Ahli Media

115 NO Aspek yang dinilai Ketertarikan Media Pembelajaran Kriteria Tampilan Media 102 Indika Ratarata V1 V2 Vtotal tor Keterangan ,5 Sangat Valid ,5 Valid/Tidak Revisi ,5 Sangat Valid ,5 Sangat Valid ,5 Sangat Valid ,0 Valid/Tidak Revisi ,5 Sangat Valid ,0 Sangat Valid Penyajian materi pada ,5 Sangat Valid Media ,5 Sangat Valid Valid/Tidak ,0 Keterlibatan Revisi mahasiswa Valid/Tidak ,0 dalam Revisi menggunakan Valid/Tidak ,0 media Revisi ,5 Sangat Valid ,5 Sangat Valid Jumlah Persentase Akhir 86,67% Keterangan Akhir Sangat Setuju/Sangat Valid Validasi ahli media yaitu melakukan validasi pada media kvisoft flipbook maker dengan validator pertama (V1) dan validator kedua (V2). Berikut hasil yang diperoleh pada validasi media. Tabel 4.1 Data Hasil Validasi Ahli Media 109

116 Adapun saran/komentar validator media adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Saran/Komentar Validator Media NO Validator Komentar/Saran 1 V1 Sangat baik, silahkan kembangkan lagi lebih kreatif agar pembelajaran lebih menarik. 2 V2 - b. Validasi Ahli Agama Tabel 4.3 Validasi yang Akan Dilakukan NO Perbaikan yang Akan Dilakukan 1 Perbaiki penulisan ayat yang disajikan 2 Perhatikan ejaan pada penulisan surat 3 Lengkapi sanad, matan, dan prawi pada hadits yang disajikan 4 Perhatikan asbabun nuzul dari ayat-ayat yang disajikan Sementara itu, setelah melakukan perbaikan diatas selanjutnya melakukan validasi ahli agama. Validasi ahli agama yaitu melakukan validasi khusus materi agama pada materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dengan validator pertama (V1) dan validator kedua (V2). Berikut hasil yang diperoleh pada validasi media. 110

117 Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Ahli Agama No Jumlah Aspek yang dinilai Penyajian Materi Agama Kebenaran Konsep Penekanan Materi Indi kator V 1 V2 Vtotal Ratarata Keterangan Valid/Tidak Revisi ,5 Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi ,5 Valid/Tidak Revisi ,5 Sangat Valid Valid/Tidak Revisi ,5 Sangat Valid ,5 Sangat Valid ,5 Sangat Valid ,5 Sangat Valid Cukup valid/tidak revisi ,5 Persentase Keseluruhan 80,91% Keterangan Akhir Sangat Setuju/Sangat Valid Adapun saran/komentar validator materi agama adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Saran/Komentar Validator Materi Agama NO Validator Komentar/Saran 1 V1 1. Sesuaikan pertanyaan angket validasi dengan subjek 2 V2 1. Untuk Pewarnaan cukup dua saja, hitam dibantu warna lain, penebalan untuk pengertian dan kata-kata penutup, format dianjurkan untuk melihat buku-buku yang sudah ada. 111

118 2. Konsistensi dalam penulisan surat-surat alquran dan tambahkan nomor surat alquran ke berapa. Validasi ahli fisika yaitu melakukan validasi khusus materi fisika pada materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dengan validator pertama (V1) dan validator kedua (V2). Berikut hasil yang diperoleh pada validasi ahli fisika. Tabel 4.6 Data Hasil Validasi Ahli Fisika N o 1 Aspek yang Dinilai Penyajian Materi Fisika Indika tor V 1 V2 Vtotal Ratarata Keterangan Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Kurang valid/sebagian revisi Kurang valid/sebagian revisi Cukup valid/tidak revisi Cukup valid/tidak revisi

119 2 3 Kebenaran Konsep Fisika Penekan materi Fisika Sangat Valid Jumlah Persentase Keseluruhan 69% Keterangan Akhir Setuju/Valid Cukup valid/tidak revisi Valid/Tidak Revisi Valid/Tidak Revisi Adapun saran/komentar validator materi fisika adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Saran/Komentar Validator Materi Fisika NO Validator Komentar/Saran 1 V1 Kedalaman materi sangat kurang, sebaiknya untuk tingkat Perguruan Tinggi materi yang disajikan harus lebih komplek. 2 V2 Substansi materi fisikanya masih kurang dalam, terlalu sederhana, supaya ditambahkan materinya secara substansial, setelah itu baru dikaji/dihadirkan pandangan /kajian alquran di konteks materi tersebut. 2. Respon Mahasiswa a. Uji Coba Produk Ujicoba produk merupakan langkah keenam pada prosedur penelitian dan pengembangan. Subjek ujicoba produk (ujicoba terbatas) yaitu mahasiswa pendidikan fisika Universitas Lampung 113

120 Semester 4 Kelas C sebanyak 10 mahasiswa. Berikut hasil yang diperoleh pada ujicoba produk: Tabel 4.8 Data Hasil Ujicoba Produk NO Indikator Pernyataan Skor Persentase Setiap Indikator Keberadaan Media 1 45 Pembelajaran Kvisoft ,33% Flipbook Maker 3 43 / Fungsi Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker Tampilan Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker Pengaruh materi terhadap Mahasiswa Jumlah % 90,5% 90,66% Keterangan Sangat Setuju Sangat Layak Sangat Setuju / Sangat Layak Sangat Setuju / Sangat Layak Sangat Setuju / Sangat Layak Persentase Total 89,9% Keterangan Sangat Setuju/Sangat Layak 114

121 N O Indikator Pernyataan Skor Keberadaan Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker Fungsi Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker Tampilan Media Pembelajaran Kvisoft Flipbook Maker Pengaruh materi terhadap Mahasiswa Jumlah Persentase Akhir 88.17% Keterangan Akhir Persentase Setiap Indikator 89% 87% 86% 91% Sangat Setuju/Sangat Layak Keterangan Sangat Setuju / Sangat Layak Sangat Setuju / Sangat Layak Sangat Setuju / Sangat Layak Sangat Setuju / Sangat Layak b. Ujicoba Pemakaian Ujicoba pemakaian merupakan langkah kesembilan pada prosedur penelitian dan pengembangan. Subjek ujicoba pemakaian (ujicoba luas) yaitu mahasiswa pendidikan fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Semester 2 115

122 Kelas B sebanyak 36 Mahasiswa. B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian di atas maka akan dilakukan pembahasan pada setiap hasil penelitian. 1. Validasi Desain a. Validasi Ahli Media Terdapat 5 aspek pada lembar validasi media yaitu ketertarikan, kriteria, penyajian materi, dan keterlibatan mahasiswa pada media kvisoft flipbook maker. Terdapat 5 indikator pada aspek ketertarikan media pembelajaran yaitu kvisoft flipbook maker sebagai alternatif media pembelajaran, tampilan media menarik, mudah dipahami, keamanan, tampilan bervariatif. Pada indikator media kvisoft flipbook maker sebagai alternatif media pembelajaran memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), tampilan media menarik memperoleh rata-rata 3,5 (valid/tidak revisi), mudah dipahami memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), aman digunakan memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), tampilan desain bervariatif memperoleh 4,5 (sangat valid). 116

123 Berdasarkan hasil tersebut maka pada aspek ketertarikan media pembelajaran tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata indikator yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Terdapat 3 indikator pada aspek kriteria tampilan media pembelajaran yaitu media kvisoft flipbook maker memiliki kombinasi warna menarik, aman untuk disimpan, dan font menu bar jelas. Pada indikator kombinasi warna menarik memperoleh rata-rata 4,0 (valid/tidak revisi), aman untuk disimpan memperoleh ratarata 4,5 (sangat valid), font menu bar jelas memperoleh rata-rata 5,0 (sangat valid). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek kriteria tampilan media tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian yang harus direvisi. Terdapat 1 indikator pada aspek penyajian materi pada media pembelajaran yaitu kejelasan materi menggunakan media kvisoft flipbook maker yang memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid). Terdapat 6 indikator pada aspek keterlibatan mahasiswa dalam menggunakan media yaitu kesederhanaan, interaktif pada 117

124 mahasiswa, kemudahan penggunaan, interaktif antara dosen dengan mahasiswa, memotivasi persentase dikelas, memotivasi dalam belajar. Pada indikator keterlibatan mahasiswa dalam menggunakan media sebagai: kesederhanaan, memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), interaktif pada mahasiswa memperoleh rata-rata 4,0 (valid/tidak revisi), kemudahan penggunaan, interaktif antara dosen dengan mahasiswa memperoleh rata-rata 4,0 (valid/tidak revisi), memotivasi ketikan persentase dikelas memperoleh ratarata 4,5 (sangat valid), memotivasi dalam belajar memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid), Berdasarkan paparan di atas maka pada aspek keterlibatan mahasiswa dalam menggunakan media tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian yang harus direvisi. Pada persentase keseluruhan diperoleh persentase 86% berarti secara keseluruhan validasi media sangat setuju/sangat valid. Berdasarkan hasil validasi setiap indikator yang telah diperoleh dan hasil persentase keseluruhan maka media kvisoft flipbook 118

125 maker valid dan dinyatakan dapat dilanjutkan pada prosedur penelitian selanjutnya. b. Validasi Ahli Agama Terdapat 4 perbaikan pada validasi yang dilakukan dengan Bapak Dr. Imam Safe I, M.Ag sebagai validator materi agama sebelum melakukan validasi desain khususnya validasi materi agama. Adapun perbaikan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Memperbaiki penulisan ayat yang disajikan. Menurut validator bahwa tulisan ayat yang disajikan kurang rapi dan baik sehingga harus dilakukan perbaikan. Berikut salah satu perbaikan ayat seperti ayat al-muthaffifin yang telah dilakukan: Sebelum validasi 119

126 Gambar 4.1 Penulisan Ayat Sebelum Validasi Setelah validasi Gambar 4.2 Penulisan Ayat Se telah Validasi 2. Memperhatikan ejaan pada penulisan surat. Menurut validator bahwa ejaan pada penulisan surat alquran sudah baik namun tidak benar karena tidak sesuai dengan ejaan yang semestinya. Berikut salah satu ejaan penulisan surat yang telah dilakukan, seperti ejaan Q.S. Ar Ra d diperbaiki Q.S. menjadi al-ra d: Sebelum validasi 120

127 Gambar 4.3 Ejaan Surat Sebelum Validasi Setelah validasi Gambar 4.4 Ejaan Surat Setelah Validasi 3. Melengkapi sanad, matan, dan prawi pada hadits yang disajikan. Menurut validator bahwa hadits yang disajikan mesti dilengkapi karena tidak meliputi sanad, matan, dan prawi. Berikut perbaikan yang telah dilakukan: 121

128 Sebelum validasi Gambar 4.5 Penulisan Hadits Sebelum Validasi Setelah validasi Gambar 4.6 Penulisan Hadits Setelah Validasi 4. Perhatikan asbabun nuzul dari ayat-ayat yang disajikan. Menurut validator bahwa pada setiap ayat 122 yang disajikan mesti

129 memperhatikan asbabun nuzul dari ayat tersebut. Agar mengaitkan materi fisika dan islam tidak keluar dari tujuan ayat tersebut diturunkan ke muka bumi. Sebelum validasi tidak ada asbabun nuzul dari ayat/surat yang disajikan. Setelah validasi Gambar 4.7 Penambahan Asbabun Nuzul Setelah Validasi Setelah melakukan pembahasan hasil validasi Terdapat 3 aspek pada lembar validasi materi agama yaitu penyajian, kebenaran konsep, dan penekanan materi agama. Terdapat 7 indikator pada aspek penyajian materi agama yaitu ejaan yang disempurnakan, pemahaman, kesederhanaan, kebutuhan keadaan mahasiswa, kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa, format penulisan, dan isi yang berkaitan. 123

130 Pada indikator ejaan yang disempurnakan memperoleh ratarata 4 (valid/tidak revisi), pemahaman memperoleh rata-rata 3,5 (valid/tidak revisi), kesederhanaan memperoleh rata-rata 4 (valid/tidak revisi), kebutuhan keadaan mahasiswa memperoleh rata-rata 3,5 (valid/tidak revisi), kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa rata-rata 4,5 (sangat valid), format penulisan memperoleh rata-rata 4 (valid/tidak revisi), isi materi saling berkaitan memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek penyajian materi agama tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Terdapat 2 indikator pada aspek kebenaran konsep materi agama yaitu sesuai tujuan dan subjek penelitian. Pada indikator kesesuaian tujuan penelitian memperoleh ratarata 4,5 (sangat valid/tidak revisi), dan pada kesesuain subjek penelitian memperoleh rata-rata 4,5 (sangat valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada kebenaran konsep agama tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. 124

131 Terdapat 2 indikator pada aspek penekanan materi agama yaitu pewarnaan dan penebalan informasi penting. Pada indikator pewarnaan informasi penting memperoleh ratarata 4,5 (sangat valid/tidak revisi), sedangkan penebalan informasi penting memperoleh rata-rata 3 (cukup valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek kebenaran konsep penekanan materi agama tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Sementara itu, pada persentase keseluruhan diperoleh persentase 80,9% berarti secara keseluruhan validasi materi agama sangat setuju/sangat valid. Setelah melakukan pembahasan dari data yang diperoleh maka selanjutnya yaitu pembahasan pada perbaikan sesuai dengan saran/komentar dari validator. Berikut komentar/saran validator beserta perbaikan yang telah dilakukan: 1. Validator 1 (V1) Komentar/saran: 125

132 a. Sesuaikan pertanyaan instrumen validasi dengan subjek (validator). Validator 1 menyatakan bahwa pada instrumen produk (materi agama) pertanyaan nomor 3 agar pada pilihan jawaban dilakukan perubahan. Saran/komentar tersebut untuk instrumen produk (materi agama) bukan materi agama yang disajikan. 2. Validator 2 (V2) Komentar/saran: a. Untuk pewarnaan huruf cukup dua saja, hitam dibantu warna lain, penebalan untuk pengertian dan kata-kata penutup, format dianjurkan untuk melihat buku-buku yang sudah ada. Berikut salah satu contoh dari beberapa perbaikan yang telah dilakukan: Sebelum validasi: Gambar 4.8 Penebalan dan Pewarnaan Huruf Sebelum Validasi 126

133 Setelah validasi: Gambar 4.9 Penebalan dan Pewarnaan Huruf Setelah Validasi b. Konsistensi dalam penulisan surat-surat alquran dan tambahkan nomor surat alquran ke berapa. Penulisan suratsurat alquran disesuaikan dengan tulisan yang benar dan format yang baik. Berikut contoh salah satu perbaikan dari beberapa perbaikan yang telah dilakukan Sebelum validasi: 127

134 Gambar 4.10 Nomor dan Format Penulisan Surat Sebelum Validasi Setelah validasi: Gambar 4.11 Nomor dan Format Penulisan Surat Setelah Validasi Berdasarkan validasi setiap indikator, persentase keseluruhan, dan perbaikan yang telah dilakukan maka maka materi agama dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan pada prosedur penelitian selanjutnya. c. Validasi Ahli Fisika Terdapat 3 aspek pada lembar validasi materi fisika yaitu penyajian, kebenaran konsep, dan penekanan materi. 128

135 Terdapat 7 indikator pada aspek penyajian materi fisika yaitu ejaan yang disempurnakan, pemahaman, kesederhanaan, kebutuhan keadaan mahasiswa, kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa, format penulisan, dan isi yang berkaitan. Pada indikator ejaan yang disempurnakan memperoleh ratarata 4 (valid/tidak revisi), pemahaman memperoleh rata-rata 3,5 (valid/tidak revisi), kesederhanaan memperoleh rata-rata 4 (valid/tidak revisi), kebutuhan keadaan mahasiswa memperoleh rata-rata 2,5 (kurang valid/sebagian revisi), kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa rata-rata 2,5 (kurang valid/sebagian revisi), format penulisan memperoleh rata-rata 3 (cukup valid/tidak revisi), isi materi saling berkaitan memperoleh rata-rata 3 (cukup valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek penyajian materi fisika perlu dilakukan sebagian revisi yaitu pada indikator kebutuhan keadaan mahasiswa dan kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa yang memperoleh rata-rata 2,5 (kurang valid/revisi sebagian). Untuk lebih rinci revisi seperti apa perbaikan yang diharapkan oleh validator akan dibahas pada komentar/saran dari validator. 129

136 Terdapat 2 indikator pada aspek kebenaran konsep materi fisika yaitu sesuai tujuan dan subjek penelitian. Pada indikator kesesuaian tujuan penelitian memperoleh ratarata 4.5 (sangat valid), dan pada kesesuain subjek penelitan memperoleh rata-rata 3 (cukup valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada kebenaran konsep agama tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Terdapat 2 indikator pada aspek penekanan materi fisika yaitu pewarnaan dan penebalan informasi penting. Pada indikator pewarnaan informasi penting memperoleh ratarata 4 (valid/tidak revisi), sedangkan penebalan informasi penting memperoleh rata-rata 4 (valid/tidak revisi). Berdasarkan data tersebut maka pada aspek kebenaran konsep penekanan materi fisika tidak revisi dikarenakan tidak ada hasil rata-rata yang menunjukkan ada bagian dari indikator yang harus direvisi. Sementara itu, pada persentase keseluruhan diperoleh persentase 69% berarti secara keseluruhan validasi materi agama sangat setuju/sangat valid. 130

137 Setelah melakukan pembahasan dari data yang didapat maka selanjutnya yaitu pembahasan pada perbaikan sesuai dengan saran/komentar dari validator khususnya perincian revisi pada aspek penyajian materi fisika perlu dilakukan sebagian revisi pada indikator kebutuhan keadaan mahasiswa dan kebutuhan kompetensi lulusan mahasiswa. Berikut komentar/saran validator beserta perbaikan yang telah dilakukan: 1. Validator 1 (V1) Komentar/saran: a. Kedalaman materi sangat kurang, sebaiknya untuk tingkat Perguruan Tinggi materi yang disajikan harus lebih komplek. 2. Validator 2 (V2) Komentar/saran: a. Substansi materi fisikanya masih kurang dalam, terlalu sederhana, supaya ditambahkan materinya secara 131

138 substansial, setelah itu baru dikaji/dihadirkan pandangan /kajian alquran di konteks materi tersebut. Dikarenakan komentar/saran dari kedua validator sama yaitu memperdalam materi fisika yang disajikan maka akan dilakukan revisi secara bersamaan pada hal tersebut. Tidak banyak perbaikan yang dilakukan akan tetapi penambahan materi sesuai komentar/saran dari validator, dilakukan oleh peneliti: Berikut perbaikan dan penambahan materi yang telah 1. Perbaikan Materi a. Materi Bagian A yaitu Pengukuran, diperbaiki menjadi Pengukuran Massa sebagai titik fokus bagian A, sehingga materi fisika menjadi materi yang disajikan secara deduktif. Sebelum validasi: 132

139 Gambar 4.12 Materi Bagian A Sebelum Validasi Setelah validasi: Gambar 4.13 Materi Bagian A Setelah Validasi b. Materi bagian C yaitu Gerak Lurus dengan Kecepatan dan Percepatan Konstan, diperbaiki menjadi Gerak Lurus kemudian pada penyajian materi dibahas terpisah antara Gerak Lurus Beraturan dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan. Sebelum validasi: 133

140 Gambar 4.14 Materi Bagian C Sebelum Validasi Setelah validasi: Gambar 4.15 Materi Bagian C Setelah Validasi 2. Berikut penambahan yang telah dilakukan oleh peneliti : a. Menambahakan pendahuluan pada materi bagian A (Pengukuran Massa) yang diakhiri pemahaman antara perbedaan massa dan berat. 134

141 Gambar 4.16 Penjelasan Perbedaan Massa dan Berat b. Menambahkan penentuan vektor resultan pada materi bagian B (Vektor) agar terlebih dahulu memunculkan pengetahuan yang memberikan informasi kepada pembaca. Serta menjelaskan metode-metode penentuan besar vektor. Gambar 4.17 Pendahuluan Penentuan Vektor Resultan 135

142 c. Menambahkan terlebih dahulu bunyi dari hukumhukum Newton beserta rumus matematis terlebih dahulu pada bagian D (Hukum Newton). Gambar 4.18 Pendahuluan Penjelasan Hukum-hukum Newton Berdasarkan validasi setiap indikator, persentase keseluruhan, dan perbaikan yang telah dilakukan pada rata-rata yang kurang valid maka maka materi fisika dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan pada prosedur penelitian selanjutnya. d. Perbandingan Hasil Validasi Media, Materi Agama dan Fisika 136

143 Berikut perbandingan hasil persentase validasi media, materi agama dan fisika yang diperoleh dari validator. Gambar 4.19 Grafik Perbandingan Hasil Validasi Media, Materi Agama dan Fisika Pada grafik di atas dapat diamati bahwa pada setiap persentase keseluruhan pada validasi media, materi agama dan fisika adalah sebagai berikut: Pada validasi media memperoleh persentase keseluruhan 88,67%, validasi materi agama memperoleh persentase keseluruhan 137

144 80,91%, dan validasi materi fisika memperoleh persentase keseluruhan 69%. Terdapat hasil persentase yang memiliki selisih yang cukup signifikan pada hasil persentase media kvisoft flipbook maker, materi agama, dan materi fisika. Media kvisoft flipbook maker memperoleh persentase yang paling tinggi diantara ketiganya hal tersebut disebabkan media kvisoft flipbook maker merupakan media yang dianggap baru oleh validator. Media pembelajaran baru akan memberikan efek yang lebih dalam membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan ketertarikan dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan berpengaruh secara psikologis dalam belajar pada mahasiswa. Sementara itu, pada materi agama persentase memperoleh hasil kedua dari ketiga hasil persentase (media, agama, fisika). Hal tersebut dikarenakan materi agama tidak mengalami banyak perbaikan dikarenakan sebelum melakukan validasi materi agama dengan kedua validator.sedangkan, materi fisika memperoleh persentase terendah daripada persentase media dan materi agama. Hal tersebut disebabkan menurut validator disebabkan oleh rendahnya materi fisika yang disajikan untuk mahasiswa. 138

145 Setelah dilakukan revisi sesuai komentar/saran para validator serta hasil validasi dari validasi media, materi agama, dan materi fisika menunjukkan persentase 61% maka media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman valid dan dapat dilanjutkan pada prosedur selanjutnya. 2. Respon Mahasiswa a. Ujicoba Produk Pada ujicoba produk yang telah dilakukan dengan mahasiswa pendidikan fisika Universitas Lampung Semester 4 Kelas C terdapat 4 indikator yaitu meliputi keberadaan, fungsi, tampilan dari media pembelajaran kvisoft flipbook maker. Serta pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Pada indikator keberadaan media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan media kvisoft flipbook maker menambah variasi media, menyenangkan, mempermudah belajar mandiri, mempercepat proses pemahaman materi, praktis, dan inovatif memperoleh persentase 89,33% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. 139

146 Pada indikator fungsi media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan bahwa media kvisoft flipbook maker memiliki simbol mempermudah pemahaman penggunaan, mengefisiensi waktu belajar, memiliki kejelasan suara, menarik untuk diperhatikan, penggunaan mudah, mudah digunakan persentase dikelas, dan menyenangkan memperoleh persentase 88% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan memiliki font yang baik, komposisi warna bervariatif, tampilan layar nyaman, penggunaan bahasa baik memperoleh persentase 90,5% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator pengaruh materi terhadap mahasiswa meliputi pernyataan memiliki motivasi memperbaiki diri, menambah wawasan, pentingnya ada mata kuliah fisika dan islam memperoleh persentase 90,66% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. 140

147 Berikut grafik hasil ujicoba produk yang telah dilakukan: Gambar 4.20 Grafik Persentase Hasil Ujicoba Produk Pada grafik di atas menunjukkan bahwa untuk indikator keberadaan, fungsi, dan tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman bahwa tidak ada indikator yang menunjukkan hasil persentase > 61% dan tidak ada bagian indikator yang harus dilakukan revisi. Berdasarkan persentase setiap indikator maka ujicoba produk (ujicoba terbatas) media pembelajaran kvisof flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman 141

148 dinyatakan mendapat respon positif dari mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Lampung. Saran/komentar secara keseluruhan yaitu memiliki respon yang bersifat positif sehingga tidak ada perbaikan dari saran/komentar mahasiswa. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam mendukung proses pembelajaran kemudian dapat dilanjutkan pada langkah penelitian selanjutnya. Respon positif di atas didukung pula dengan hasil persentase aspek secara keseluruhan yang diperoleh yaitu 89,90% (sangat setuju/sangat layak). b. Ujicoba Pemakaian Pada ujicoba pemakaian yang telah dilakukan dengan mahasiswa pendidikan fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Semester 2 Kelas B yang dilaksanakan pada 27 Mei 2015 terdapat 4 indikator yaitu keberadaan, fungsi, tampilan dari media pembelajaran kvisoft flipbook maker, Serta pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Pada indikator keberadaan media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan media kvisoft flipbook maker menambah 142

149 variasi media, menyenangkan, mempermudah belajar mandiri, mempercepat proses pemahaman materi, praktis, dan inovatif memperoleh persentase 89,16% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator fungsi media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan bahwa media kvisoft flipbook maker memliki simbol mempermudah pemahaman penggunaan, mengefisiensi waktu belajar, memiliki kejelasan suara, menarik untuk diperhatikan, penggunaan mudah, mudah digunakan persentase dikelas, dan menyenangkan.memperoleh persentase 87,14% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker meliputi pernyataan memiliki font yang baik, komposisi warna bervariatif, tampilan layar nyaman, penggunaan bahasa baik memperoleh persentase 86,11% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Pada indikator pengaruh materi terhadap mahasiswa meliputi pernyataan memiliki motivasi memperbaiki diri, menambah wawasan, penting ada mata kuliah fisika dan islam memperoleh 143

150 persentase 91,29% (sangat setuju/sangat layak) sehingga berarti tidak ada revisi pada indikator tersebut. Berikut grafik hasil ujicoba pemakaian yang telah dilakukan: Gambar 4.21 Grafik Persentase Hasil Ujicoba Pemakaian Pada grafik di atas menunjukkan bahwa untuk indikator keberadaan, fungsi, dan tampilan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dengan pengaruh materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman bahwa tidak ada indikator yang menunjukkan hasil persentase > 61% dan tidak ada bagian indikator yang harus dilakukan revisi. 144

151 Berdasarkan persentase setiap indikator maka ujicoba pemakaian (ujicoba luas) media pembelajaran kvisof flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dinyatakan mendapat respon positif dari mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung. Saran/komentar secara keseluruhan yaitu memiliki respon yang bersifat positif sehingga tidak ada perbaikan dari saran/komentar mahasiswa. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam mendukung proses pembelajaran dan penelitian selesai. Respon positif di atas didukung pula dengan hasil persentase aspek secara keseluruhan yang diperoleh yaitu 88,17% (sangat setuju/sangat layak). c. Perbandingan Hasil Ujicoba Produk dan Ujicoba Pemakaian Berikut perbandingan setiap indikator hasil ujicoba produk dan hasil ujicoba pemakaian. 145

152 Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Ujicoba Produk dan Ujicoba Pemakaian Pada grafik di atas dapat diamati bahwa pada setiap indikator untuk ujicoba produk dan ujicoba pemakaian adalah sebagai berikut: Pada indikator keberadaan media pembelajaran kvisoft flipbook maker untuk ujicoba produk memperoleh persentase 89,16% sedangkan untuk ujicoba pemakaian memperoleh persentase 89,33% sehingga selisih keduanya yaitu 0,17%. 146

Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015

Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015 Laporan Hasil Penelitian PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BEBASIS KVISOFT FLIKBOOK MAKER YANG MERUJUK PADA NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PERGURUAN TINGGI NEGERI LAMPUNG Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd Penelitian

Lebih terperinci

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan KOMUNIKASI YANG BERHASIL F F F MEDIA F Media Kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang Diharapkan 1. Mampu menjelaskan makna peran

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

Taksonomi Media Pembelajaran

Taksonomi Media Pembelajaran Taksonomi Media Pembelajaran Makalah untuk dipresentasikan pada MK. Media Pembelajaran PAI, dengan dosen pembimbing Bapak Saiful Amien, M.Pd DisusunOleh : Rima ReonitaSanti (201210010311042) NadhifatulMukarromah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak siswa yang menganggap., bahwa matematika itu adalah mata pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini, disebabkan kesulitan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Mengapa media pembelajaran diperlukan? PEMBELAJARAN BELAJAR MEMBELAJARKAN Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan komputer telah merambah ke berbagai bidang kehidupan dan dalam berbagai penyelesaian pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa mendatang, melalui pengembangan potensi dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Konsep

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn Mukhamad Murdiono, M. Pd. Jurusan PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Yang saya dengar, saya lupa Yang saya lihat, saya ingat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA A. Definisi Belajar dan Pembelajaran Menurut Arsyad (2007: 1) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (2008: 414)

Lebih terperinci

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradaban

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradaban BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradaban manusia. Pekerjaan yang dilakukan manusia secara manual, kini dapat digantikan dengan mesin. Hal tersebut

Lebih terperinci

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Hasruddin Abstrak Perkembangan biologi sebagai sains murni dan aplikasinya dalam teknologi yang semakin pesat mendorong upaya-upaya inovasi pemanfaatan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan bahan ajar inovatif berbasis multimedia perlu mendapat perhatian dalam memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pendidikan dan mendukung pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan hasil, namun kini pembelajaran sains telah berkembang dan berorietasi pada sikap

Lebih terperinci

KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo)

KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo) KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo) sigitciovi@gmail.com Abstrak One picture is worth a thousand word ( satu gambar sama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

Oleh: Fitta Ummaya Santi

Oleh: Fitta Ummaya Santi Oleh: Fitta Ummaya Santi APA ITU MEDIA Sadiman, dkk 2002:6 Media: segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengiriman pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran,

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan 5 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan

Lebih terperinci

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah JPK 3 (2) (2017): 244-252 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah Isnarto 1), Abdurrahman 2), Sugianto

Lebih terperinci

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi. Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd.

Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi. Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd. Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd. CURRICULUM VITAE Laksmi Dewi, M.Pd, lahir di Cianjur 13 Juni 1977 Saat ini tinggal di Kompleks CGH Jl. Citra VI No. 10 Tanjungsari

Lebih terperinci

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia Multimedia dapat diartikan sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafis, suara dan gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan

Lebih terperinci

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH :

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : Dzati Rohmatika (21401072015) Muliana (21401072020) Laily Angga Miyanti (21401072022) Kunti Farhatana T.S (21401072029)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR 162 PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR M. Ridwan*, Indrati Kusumaningrum**, Risma Apdeni*** Email: mhdridwan33@yahoo.com ABSTRACT Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan diartikan sebagai suatu proses belajar berupa aktivitas yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lepas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu 93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi

Lebih terperinci

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA 2013 Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung Mendengarkan merupakan suatu proses rumit yang melibatkan 4 unsur, yaitu: - Mendengar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BOOK DENGAN KVISOFT FLIPBOOK MAKER

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BOOK DENGAN KVISOFT FLIPBOOK MAKER p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BOOK DENGAN KVISOFT FLIPBOOK MAKER Neng Nenden Mulyaningsih Dandan Luhur Saraswati Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN

SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan metoda atau model pembelajaran yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut partisipasi sekolah sebagai lembaga formal untuk mempersiapkan guru dan siswanya. Hal ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung, atau siswa ditekankan untuk aktif dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP

MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP Selamat datang dalam MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP ) BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP Tujuan Setelah Kegiatan Bimtek Peserta dapat : 1. Menjelaskan konsep media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Perancangan Multimedia Interaktif Mari Belajar Shalat untuk Usia 6 8 Tahun. Tema yang penulis buat adalah mempelajari tentang tata belajar shalat serta menyisipkan pesan tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha sadar, terencana, dan disengaja untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari keberadaan dan penggunaan sumber belajar. Dengan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi beberapa waktu belakangan

Lebih terperinci

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN MEDIA PEMBELAJARAN APA ITU MEDIA? APA ITU MEDIA PEMBELAJARAN? ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU 2. 3. GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang 11 TINJAUAN PUSTAKA A. Media maket Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe IV. HASIL PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe Flash. Materi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, karena melalui pendidikan, manusia dapat berbudaya dan bertanggung jawab serta berkualitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument

BAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut Asosiasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai semenjak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan latar belakang siswa dan diberikan pada semua

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin ABSTRAK Media dalam pengertian umum merupakan sarana komunikasi. Sedangkan dalam pendidikan media dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat saat ini. Beberapa aspek kehidupan mulai dijamah oleh

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI 2 A. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dengan terciptanya berbagai macam produk yang semakin canggih. Pendidikan juga tidak terlepas dari aspek teknologi, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini telah membawa perubahan yang signifikan bagi perkembangan dunia pendidikan. Seorang pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan, perekonomian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi, yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran perlu diciptakan kondisi belajar yang menyenangkan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Proses pembelajaran selama ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

Hakikat Media Pembelajaran

Hakikat Media Pembelajaran Hakikat Media Pembelajaran Pembelajaran sebagai proses komunikasi Gangguan hambatan (noise) Komunikator Pesan (message) Saluran (cannel) Komunikan (Penerima) Feed back Faktor yang berpengaruh komunikasi:

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum dan mata pelajaran.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1 Pengertian IPS Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan merupakan upaya untuk membangun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN Oleh : Annisa Ratna Sari, M.S.Ed FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 DAFTAR ISI Kata Pengantar...2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kalangan masyarakat berlaku pendapat bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik status sosialnya dan penghormatan masyarakat juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang terjadi antara guru dengan murid, agar proses komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat tercapai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam peningkatan daya saing suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45454545 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini mengkaji courseware multimedia pembelajaran interaktif pada sub materi pengaruh suhu terhadap laju reaksi yang dikembangkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Fungsi dan tujuan penddikan

Lebih terperinci