MANFAAT SARAPAN PAGI TERHADAP PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR ABSTRAKSI

Transkripsi

1 MANFAAT SARAPAN PAGI TERHADAP PRESTASI ANAK SEKOLAH DASAR Pipin Sumantrie, SKp., M.Kep. CWCCA . (Dosen Akper Surya Nusantara Pematangsiantar) ABSTRAKSI Banyaknya masyarakat yang beranggapan salah mengenai sarapan pagi, mereka mengetahui hanya mengonsumsi teh, kopi, susu,atau sepotong kue kecil untuk sarapan. Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana gambaran sarapan pagi di Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar. Serta apakah terdapat hubungan manfaat sarapan pagi terhadap prestasi Anak di Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode deskritif korelasi. Sampel dalam penelitian ini responden. Dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner sebanyak 20 pertanyaan dan selanjutnya data di olah dengan menggunakan mikrosof excel dan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden memiliki gambaran kebiasaan sarapan pagi (80,61%), hampir seluruhnya responden memiliki pengetahuan tentang manfaat sarapan pagi (81,15%) dengan kategori baik, dan hubungan manfaat sarapan pagi terhadapan tingkat kecerdasan yang sangat tinggi dengan hasil uji korelasi pearson 0,890. Saran yang diberikan bagi instituti pendidikan Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya sarapan pagi melalui sosialiasai tentang bagaimana pentingnya sarapan pagi. Serta kepada siswa-siswi sekolah dasar Advent Martoba Pematangsiantar agar membiasakan untuk melakukan sarapan pagi dengan rutin setiap hari. Untuk peneliti selanjutnya diharapakan dapat mengembangkan atau sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. Kata kunci : Sarapan pagi, Prestasi 134

2 Pendahuluan Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengonsumsi berbagai bahan makanan. Termasuk dalam memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi. Kenyataan pula bahwa hingga sekarang banyak diantara penduduk Indonesia yang enggan mengonsumsi bahan makanan tertentu, baik karena pantangan yang turun temurun yang salah diwariskan oleh leluhurnya, maupun karena gaya hidup mewah sehari-hari yang dipratekkannya, padahal bahan-bahan makanan tersebut terkenal bergizi yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Dalam pendidikan belajar merupakan salah satu aspek yang penting. Ketika belajar pengetahuan yang dimiliki akan semakin bertambah. Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan diri dari ketidaktahuan menjadi tahu, sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun dalam belajar harus memiliki kecerdasan agar apa yang dipelajari dapat dimengerti. Sebagai contoh seorang siswa yang tidak cerdas dalam belajar, maka sulit untuk menyerap atau mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sebelum memulai aktivitas belajar dipagi hari, diperlukan energi untuk membantu dalam proses belajar. Salah satu cara untuk memperoleh energi tersebut ialah dengan sarapan pagi. Sarapan pagi memang merupakan hal penting untuk dilakukan oleh semua orang dikalangan semua usia pada setiap harinya, mulai dari orang tua, dewasa, remaja, anak-anak dan tidak terkecuali hingga balita (Arlan, 2015). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2010), kebiasaan sarapan juga termasuk kedalam PUGS (Pesan Umum Gizi Seimbang) yang dibuat oleh Departemen Kesehatan (Depkes, 2010), yang disebutkan sarapan menyumbang pemenuhan kalori dari kebutuhan sehari-hari. Sangat disayangkan sebesar 26% anak Indonesia hanya mengonsumsi minuman atau sarapan. Banyak masyarakat Indonesia terutama anakanak, remaja dan dewasa yang beranggapan salah mengenai sarapan, mereka mengetahuai hanya mengonsumsi teh, kopi, susu, atau sepotong kue kecil untuk sarapan. Selain itu makan pada jam 10 pagi atau jam istirahat sekolah dianggap sebagai sarapan pagi (Kemenkes, 2011). 135

3 Menurut penelitian yang dilakukan oleh soedibyo (2009) dari 58 subjek penelitian, 22,4% anak memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi dengan alasan karena anak tidak mau makan. Dari hasil yang diteliti oleh Lentina (2014), dari 58 subjek yang diteliti sebanyak 37 subjek atau 46,25%, subjek yang diteliti memiliki kecerdasan yang rendah akibat tidak sarapan pagi. Walaupun demikian, masih banyak siswa-siswi yang Selalu mengabaikan tentang sarapan pagi dengan alasan yang belum tentu. Siswa-siswi Sekolah Dasar yang kurang meminati makanan yang disediakan diruang makan, padahal makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang memberikan energi agar manusia dapat beraktivitas dengan optimal, otakpun bekerja dengan optimal dan tidak cepat ngantuk. Berdasarkan data diatas maka penulis berkeinginan untuk mengkaji lebih jauh hubungan tentang sarapan pagi terhadap hasil belajar siswa-siswi Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar. Metodologi Penelitian Metodologi adalah pengkajian terhadap langkah-langkah dalam menggunakan metode. Sedangkan yang dimaksud dengan metode penelitian adalah mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian ( Hidayat 2008 ). Metode desain penelitin yang digunakan dalam penalitian ini adalah deskriptif kolerasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional karena penelitian ini bertujuan untuk mangetahui hubungan manfaat sarapan pagi terhadap kecerdasan anak Sekolah Dasar. Studi korelasi merupakan penelitian atau penelahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek, hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010). Dalam pengambilan populasi penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar dengan metode sampel random sampling yang berjumlah orang. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini ditemukan rentan responden menunjukkan bahwa daftar distribusi kelompok jenis kelamin sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, yaitu 30 orang (57,68%), sebagian kecil responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 22 orang (42,31%). Sedangkan distribusi umur responden berdasarkan usia antara 9-12 tahun. Dimana sebagian kecil berusia 9 tahun sebanyak 11 orang (21,17%). Hampir setengah responden 136

4 berusia 10 tahun sebanyak 19 orang (36,53%), hampir setengah responden berusia 11 tahun sebanyak 15 orang (28,84%), sebagian kecil responden berusia 12 tahun sebanyak 7 orang (13,48%). Berdasarkan datan responden tersebut di buatlah daftar persentasi kebiasaan seluruhnya responden memiliki gambaran kebiasaan sarapan pagi. Selanjutnya penelitian ini mencari hubungan sarapan pagi terhadap tingkat kecerdasan siswa-siswi sekolah dasar Advent Martoba Pematangsiantar. Maka data diolah sarapan pagi dengan hasil didapat rata-rata dengan menggunakan software SPSS. Untuk kebiasaan sarapan pagi seluruh responden 80,61%. Interpretasi berdasarkan skala melihat hubungan dengan menggunakan uji korelasi pearson seperti tampil pada Tabel 1. persentase responden Arikunto, (2006), hampir Tabel 1. Hasil Korelasi Pearson Sarapan pagi pearson correlation Sig. (2-tailed) N Prestasi siswa Pearson corretion Sig. (2-tailed) N Sarapan pagi Kecerdasan siswa Pembahasan Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara sarapan pagi dengan prestasi siswa maka dapat kita lihat hasil uji korelasi pearson (nilai sig 2-tailed). Memiliki hubungan jika nilai pvalue (sig 2 tailed) > nilai signifikan (0,05). Hubungan sarapan pagi terhadap prestasi siswa-siswi Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar dapat di lihat pada Tabel 1 maka dapat kita lihat nilai pvalue = 0,890 menyatakan bahwa terdapat hubungan manfaat sarapan pagi terhadap kecerdasan Siswa-siswi sekolah dasar Advent Martoba Pematangsiantar. Jika di interprestasikan berdasarkan tingkat hubungan variabel 137

5 penelitian menurut besarnya koefisien korelasi maka hubungannya adalah sangat kuat. Hal ini di dukung teori yang dilakukan di University of Pennsylvania School of Nursing bahwa anak-anak yang rutin sarapan memiliki nilai yang lebih tinggi dalam tes IQ dibandingkan dengan anak yang tidak sarapan. Penelitian ini dilakukan terhadap anak. Mereka yang tidak sering sarapan 5,58 lebih rendah pada tes IQ verbal dan skor 2,50 lebih rendah dari tes performance. Pada nilai total tes IQ mereka yang tidak sarapan mencapai skor 4,6 lebih rendah dari pada anak-anak yang rutin sarapan setiap hari. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian tentang Manfaat sarapan pagi terhadap Prestasi Siswa-siswi Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar. maka dapat disimpulkan hasil penelitian untuk melihat hubungan manfaat sarapan pagi terhadap prestasi di dapati hasil perhitungan SPSS dengan nilai P-Value = 0,890 yang diinterprestasikan terdapat hubungan korelasi yang sangat kuat, berdasarkan hasil nilai korelasi pearson > 0,05. Saran Penelitian ini memberikan saran yang dapat berguna bagi Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar agar mensosialisikan tentang manfaat sarapan pagi dan bila perlu disediakan sarapan pagi secara gratis (sekali dalam satu minggu). Serta diharapakan kepada siswa-siswi Sekolah Dasar Advent Martoba Pematangsiantar untuk melakukan sarapan pagi dengan rutin setiap hari, dan untuk menambah wawasan siswa-siswi tentang manfaat sarapan pagi untuk meningkatkan prestasi. Daftar Pustaka Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian, Jakarta : Rhineka Cipta Azwar. (2010). Metode Penelitian. Jakarta : Rhineka Cipta Istianah. (2008). Pengaruh Sarapan Pagi Terhadap Konsentrasi, Jakarta :Rhineka Cipta. Hidayat. A. A. (2008). Metodologi Penelitian, Jakarta : Salemba Kartasapoetra, Marsetyo, (2005). Ilmu Gizi, (Korelasi Gizi, Kesehatan, Dan Produktivitas Kerja), Jakarta : Rhineka Cipta. Lentina. B. (2014). Hubungan Kebeiasaan Sarapan Pagi Dan Status Hidrasi Dan Konsentrasi Berpikir Pada Remaja. Praticia & Athur. (2002). Pedoman Penelitian. Jakarta : Rhineka Cipta Machfoedz, Ms. (2009). Metodelogi Penelitian, Yogyakarta : Fitramaya. 138

6 Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta Soedibyo, (2009). Kebiasaan Sarapan Pagi Di Kalangan Usia Sekolah Dasar Dipoliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fkui-Rcsm. White E. (1976). Membina Pola Makan Dan Diet. Indonesia. IPH Almaiter.(2005), Pengerti zat gizi. Diambil pada tanggal 22 April 2017 dari : Arlan. (2015), Pentingnya Sarapan Pagi Bagi Balita. Diambil pada Tanggal 18 April 2017 Dari : www. pengetahuan produk.com//pentingnya sarapanpagi- bagi- balita.html?m=1 Artikel kesehatan, (2012). Alasan anda harus sarapan pagi. Diambil pada Tanggal 14 April 2017 dari Sugiyono, (2006), Pengertian Korelasi, diambil pada tanggal 05 mei 2017 dari : Ciputraceo.net/blog/2016/5/16/peng ertian-korelasi-dan-macam-macamkorelasi. Harper. (2003), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Pagi. Diambil pada tanggal 27 April 2017 dari : hhtp://scholar.google.co.id Kemenkes, (2010), pengertian sarapan pagi. Diambil pada tanggal 22 April Khonso,(2010), pentingnya sarapan pagi. Diambil pada tanggal 05 April 2017 dari : kliniklistiani.blogspot.com RISKESDAS.(2010), Kebiasaan Sarapan Pagi. Diambil pada tanggal 22 April 2017 Dari : Suyoko. (2006), Sarapan Pagi. Diambil pada tanggal 28 April 2017 dari : 139