Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :
|
|
- Shinta Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PEMERIKSAAN GENU PROYEKSI SKYLINE TERHADAP GAMBARAN TERBUKANYA CELAH SENDI LUTUT PADA KASUS OSTEOARTHRITIS Sri Wagiarti 1), Agus Wiyantono 2) 1), 2) Program Studi D3 Radiodiagnostik dan Radioterapi, STIKes Widya Cipta Husada Malang ABSTRACT Osteoarthritis is a disease with a slow progressive development, characterized by changes in metabolic, biochemical, structural joint cartilage and surrounding tissues, causing malfunctioning joints. Osteoarthritis is a joint disease that is most commonly found in the world, including in Indonesia. The knee is the joint most often attacked by osteoarthritis (OA). Osteoarthritis can be diagnosed by radiological examination, radiographic techniques such as genu projection skyline. This study aims to provide an overview of the knee joint opening slit and understand the criteria on the radiograph examination techniques with projection genu skyline inferosuperior case with osteoarthritis. Design research using experimental research. Measured variables of this study is to look at the gap opening the knee joint. Treatment of osteoarthritis cases in this study is projected skyline with projections inferosuperior skyline. By looking at the gap opening the knee joint it is easier to diagnose osteoarthritis. Data in this study were obtained from a sample of radiographs and the respondents' assessment of the interview with technologist and Specialist Radiology. In this study, the percentage of the value of the picture of the knee joint gap dextrin and lateral patellofemoral the left as much as 30% of open lateral and patellofemoral dextrin and the left as much as 70% do not open. Medial patellofemoral dextrin and the left as much as 90% and 10% open is not open. Projection inferosuperior skyline can be used to visualize the patella using 4 criteria: patellofemoral lateral medial patellofemoral, spur, and patellofemoral ireguleritas. Key Words : Knee joints, projections inferosuperior skyline, genu examination, osteoarthritis. ABSTRAK Osteoarthritis merupakan penyakit dengan perkembangan slow progressive, ditandai adanya perubahan metabolik, biokimia, struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan gangguan fungsi sendi. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia. Lutut merupakan sendi yang paling sering dijumpai diserang osteoarthritis (OA). Osteoarthritis dapat didiagnosis dengan pemeriksaan radiologi, yaitu dengan teknik radiografi genu proyeksi skyline. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terbukanya celah sendi lutut dan memahami kriteria radiograf mengenai teknik pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline inferosuperior dengan kasus osteoarthritis. Desain penelitian menggunakan penelitian eksperimental. Variabel yang diukur dari penelitian ini adalah melihat terbukanya celah sendi lutut. Perlakuan pada kasus osteoarthritis pada penelitian ini adalah proyeksi skyline dengan proyeksi skyline inferosuperior. Dengan melihat terbukanya celah sendi lutut maka lebih mudah untuk mendiagnosis osteoarthritis. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil radiograf sampel dan penilaian responden dari wawancara dengan Radiografer dan Dokter Spesialis Radiologi. Dalam penelitian ini didapatkan besarnya prosentase hasil gambaran celah sendi lutut lateral patellofemoral dextra dan sinistra sebanyak 30% terbuka dan lateral patellofemoral dextra dan sinistra sebanyak 70% tidak terbuka. Medial patellofemoral dextra dan sinistra sebanyak 90% terbuka dan 10% tidak terbuka. Proyeksi skyline inferosuperior dapat digunakan untuk memvisualisasikan patella dengan menggunakan 4 kriteria yaitu patellofemoral lateral, patellofemoral medial, spur, dan ireguleritas patellofemoral. Kata Kunci : Sendi Lutut, proyeksi skyline inferosuperior, pemeriksaan genu, osteoarthritis. JURNAL HEALTH CARE MEDIA 20
2 PENDAHULUAN Osteoarthritis (OA) merupakan suatu penyakit dengan perkembangan slow progressive, ditandai adanya perubahan metabolik, biokimia, struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya, sehingga menyebabkan gangguan fungsi sendi. Kelainan utama pada OA adalah kerusakan rawan sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dari sekian banyak sendi yang diserang OA, lutut merupakan sendi yang paling sering dijumpai diserang osteoarthritis (OA) lutut merupakan penyebab utama rasa sakit dan ketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi lainnya [1]. Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya dan sinar ultraviolet tetapi memiliki panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-X bersifat heterogen, panjang gelombangnya bervariasi dan tidak terlihat [2]. Salah satu penerapan sinar-x dalam dunia medis ini adalah pada bidang radiodiagnostik dengan menggunakan pesawat sinar-x untuk mendiagnosis suatu penyakit tanpa melukai pasien. Radiodiagnostik merupakan bagian dari cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion untuk membantu mendiagnosis suatu penyakit tanpa melukai pasien dalam bentuk foto yang bisa didokumentasikan [3]. Prinsip dari radiodiagnostik yaitu sinar-x yang mengenai suatu objek akan menghasilkan gambaran radiograf yang dapat membantu menegakkan diagnosis adanya suatu kelainan penyakit. Salah satu teknik radiografi yang dilakukan untuk menghasilkan radiograf adalah teknik pemeriksaan genu. Teknik radiografi pada genu dapat dilakukan dengan beberapa proyeksi seperti anteroposterior, posterioanterior, lateral, oblique, tangensial, dan axial untuk melihat indikasi patologi knee joint antara lain fraktur, dislokasi, osteoporosis, osteoarthritis, tumor dan lainnya [4]. Teknik pemeriksaan yang sering dilakukan di lapangan pada pemeriksaan genu dilakukan dengan proyeksi AP dan lateral. Pemilihan proyeksi, posisi yang tepat dan terjalinnya kerjasama serta komunikasi antara radiografer dan pasien harus dilakukan untuk memperoleh gambaran radiografi yang optimal. Dari hal tersebut maka pada penelitian ini akan diteliti bagaimanakah pengaruh pemeriksaan genu proyeksi skyline terhadap gambaran terbukanya celah sendi lutut pada kasus Osteoarthritis. METODE PENELITIAN Tempat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Pada penelitian ini akan dilakukan beberapa persiapan untuk menunjang pada kasus osteoartritis. Persiapan alat yang akan digunakan dalam penelitian secara lengkap, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan lancar. Dalam penelitian ini alat yang akan digunakan sebagai penunjang pemeriksaan meliputi : Sinar-X, Kaset ( Computer Radiography Image Plate), Image plate reader, dan Laser printer.sampel pada penelitian ini menggunakan total sampel yaitu sebanyak 10 pasien, dengan kriteria pasien kasus osteoartritis, dan mendapat persetujuan orang tua / wali untuk berpartisipasi sebagai sampel dalam penelitian. JURNAL HEALTH CARE MEDIA 21
3 Pengumpulan data dilakukan dengan membuat radiograf pada sampel dengan teknik pemeriksaan radiografi genu dengan proyeksi skyline pada kasus osteoartritis. Hasil diperoloeh dari wawancara dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada Radiografer dan Dokter Spesialis Radiologi sebagai responden untuk dijawab dengan menganalisis hasil radiograf pada teknik radiografi genu dengan proyeksi skyline pada kasus osteoartritis melalui hasil radiograf pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline inferosuperior kriteria yang dinilai untuk mendiagnosis patellofemoral osteoarthritis. Analisis dilakukan setelah peneliti memperoleh data yang diambil dari dokumen medis pasien seperti lembar permintaan, hasil radiograf dan hasil bacaan radiograf pada pemeriksaan genu pada pasien dengan kasus osteoarthritis. Selanjutnya penulis mengkaji data-data yang ada untuk membahas permasalahan yang ada sehingga dapat diambil kesimpulan dan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan populasi pasien yang datang ke instalasi radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dengan membawa surat permintaan agar dilakukan foto rontgen pada bagian genu dengan kasus osteoarthritis (OA). Dimana obyek yang diteliti merupakan 10 pasien dengan 5 pasien laki-laki dan 5 pasien perempuan dengan umur di atas 40 tahun. Berdasarkan hasil penelitian tentang teknik pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline pada kasus osteoarthritis didapatkan data bahwa jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan genu yang berjenis kelamin laki-laki sama dengan jumlah pasien yang berjenis kelamin perempuan dengan prosentase masing-masing 50% (Tabel 4.1). Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1 Laki-laki 5 50% 2 Perempuan 5 50% Jumlah % Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar, yaitu 6 pasien (60%) yang berumur antara tahun melakukan pemeriksaan genu pada kasus osteoarthritis, sedangkan yang melakukan pemeriksaan genu pada kasus osteoarthritis dari umur tahun dan tahun hanya sebanyak (20%). Gambar 4.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Hasil Radiograf Pemeriksaan Genu dengan Proyeksi Skyline Inferosuperior ditunjukkan pada Tabel 4.2 Proyeksi yang sering dilakukan pada pemeriksaan genu pada kasus osteoarthritis di instalasi radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah Proyeksi AP dan lateral dengan posisi supine (tiduran). Proyeksi AP dan lateral dengan posisi supine sudah dapat untuk menegakkan diagnosis. Dan jika pasien dengan kondisi yang baik maka sebaiknya pasien diperiksa dengan proyeksi AP dan lateral dengan posisi berdiri (weightbearing bilateral knee projection). JURNAL HEALTH CARE MEDIA 22
4 Proyeksi skyline jarang dilakukan pada teknik pemeriksaan genu dikarenakan proyeksi AP dan lateral supine atau weight-bearing bilateral sudah dapat untuk mendiagnosis pada pasien dengan kasus osteoarthritis. Teknik pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline inferosuperior dilakukan apabila curiga fraktur patella atau pasien dengan curiga fraktur pada interminentra condylaris. Teknik pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline inferosuperior dapat mendiagnosis osteoarthritis tetapi hanya pada bagian patellofemoral dengan menilai anatomi dari hasil radiograf tersebut seperti patellofemoral lateral, patellofemoral medial, spur, dan iregularitas patellofemoral. Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh responden bahwa proyeksi skyline inferosuperior efektif digunakan untuk mendiagnosis osteoarthritis. Untuk mendapatkan kriteria radiograf yang baik dari teknik pemeriksaan genu skyline adalah harus true skyline, dimana arah sinar benar-benar tegak lurus dengan celah sendi genu sehingga tidak overlapping dengan tulang sehingga dapat memvisualisasikan patellofemoral dengan detail. Menurut responden proyeksi yang tepat dan efektif pada teknik pemeriksaan genu pada kasus osteoarthritis adalah proyeksi AP dan lateral. Sedangkan menurut responden 2 proyeksi yang tepat dan efektif pada kasus osteoarthritis genu adalah proyeksi AP, lateral dan skyline, Proyeksi AP dan lateral untuk lebih ke arah kelainan tibiofemoral. Kelainan pada tibiofemoral lebih baik dilakukan dengan teknik pemeriksaan genu dengan proyeksi AP dan lateral dengan posisi pasien berdiri (proyeksi weigthbearing bilateral) karena dapat melihat penyempitan celah sendi lebih optimal dikarenakan menahan berat tubuh. Tabel 4.2 Kriteria Yang Dinilai Untuk Mendiagnosis Patellofemoral Osteoarthritis No. Pasien Patellofemoral Lateral Medial Spur Ireguleritas 1. X1 Dextra Sinistra X2 Dextra Sinistra X3 Dextra Sinistra X4 Dextra Sinistra X5 Dextra Sinistra X6 Dextra Sinistra X7 Dextra Sinistra X8 Dextra Sinistra X9 Dextra Sinistra X10 Dextra Sinistra Keterangan: (+ +) : Terbuka. (+) : Menyempit, ada osteofit dan adanya aus pada permukaan patella (-) : Tidak ada osteofit dan permukaan patella tidak ada aus. JURNAL HEALTH CARE MEDIA 23
5 Kelebihan dari proyeksi AP dan lateral dengan posisi supine dan proyeksi weight-bearing bilateral yang sering dilakukan di instalasi radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada teknik pemeriksaan genu sudah cukup informatif untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan kasus osteoarthritis. Untuk kelebihan dari teknik pemeriksaan genu proyeksi skyline inferosuperior yaitu dapat memperlihatkan gambaran patella yang terpisah dari fossa intercondylidea dan sebagai proyeksi tambahan apabila proyeksi AP dan lateral supine dirasa kurang informatif sedangkan kekurangan proyeksi skyline yaitu tidak bisa dilakukan pada kondisi tabung pesawat yang tidak bisa disudutkan. Teknik pemeriksaan genu proyeksi skyline inferosuperior mempunyai kelebihan dapat menilai 4 kriteria seperti patellofemoral lateral, patellofemoral medial, spur, dan iregularitas patellofemoral dan kekurangannya, untuk mendapatkan gambaran terbukanya celah sendi patella sulit. Kelebihan proyeksi skyline yang lain yaitu mampu memvisualisasikan patella dengan baik dan kekurangannya tidak dapat memberikan informasi tentang femorotibial joint. Dalam pelaksanaan teknik inferosuperior pada kasus osteoarthritis di instalasi radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, yaitu persiapan peralatannya meliputi pesawat rontgen, panel kontrol/panel operasi, kaset Image Plate atau Fuji Cassette Radiology (IP atau FCR), dan CR (Computer Radiology) seperti scanner kaset IP atau FCR Capsula, komputer, dan print film. Persiapan pasien yang perlu dilakukan terhadap pasien yaitu melepaskan benda-benda logam yang dikenakan pasien di daerah yang akan diperiksa seperti perhiasan-perhiasan logam agar tidak merusak gambar radiograf. Pelaksaanaan teknik pemeriksaan genu proyeksi skyline inferosuperior di instalasi radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pasien supine atau duduk (semi supine) dengan knee joint yang difoto membentuk sudut Kaset diletakkan memanjang di ujung distal os femur dan bayangan os patella ada di tengah-tengah kaset. Central ray sudut caudad, 20 dari horisontal dan central point pada os patella. FFD 100 cm dengan kolimasi diatur secukupnya sehingga obyek yang diperiksa masuk dalam area penyinaran. Contoh hasil radiograf pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline inferosuperior dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 di bawah ini : Gambar 4.2 Hasil Radiograf Pemeriksaan Genu Dengan Proyeksi Skyline Inferosuperior Yang Menunjukkan Bahwa Lateral Patellofemoral Dextra Dan Sinistra Tidak Terbuka. Medial Patellofemoral Dextra Dan Sinistra Terbuka JURNAL HEALTH CARE MEDIA 24
6 Dari hasil observasi oleh radiolog, proyeksi skyline pada teknik pemeriksaan genu harus benar-benar true skyline atau arah sinar benar-benar tegak lurus dengan celah sendi sehingga tidak overlapping dengan tulang, dikarenakan proyeksi skyline pada pemeriksaan genu untuk mendapatkan hasil radiograf terbukanya celah sendi lutut sulit. Gambar 4.3 Hasil Radiograf Pemeriksaan Genu Dengan Proyeksi Skyline Inferosuperior Yang Menunjukkan Bahwa Lateral Patellofemoral Dextra Dan Sinistra Tidak Terbuka. Medial Patellofemoral Dextra Terbuka Dan Sinistra Tidak Terbuka Untuk central ray pada teknik inferosuperior dengan sudut sedangkan pelaksanaannya di lapangan central ray pada proyeksi skyline inferosuperior dengan sudut 20 0 dikarenakan sudut 20 0 sudah dapat memberikan kriteria radiograf yang diinginkan seperti memperlihatkan patellofemoral articulasi terbuka dan femoral condyles [4]. Proyeksi skyline inferosuperior merupakan salah satu teknik pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline. Teknik pemeriksaan genu pada kasus osteoarthritis yang sering digunakan yaitu proyeksi AP dan lateral supine atau berdiri sama skyline. Proyeksi skyline mempunyai kelebihan yaitu memvisualisasikan patella dengan detail dapat menilai 4 kriteria yaitu patellofemoral lateral, patellofemoral medial, spur, dan ireguleritas patellofemoral sehingga proyeksi skyline efektif digunakan untuk mendiagnosis osteoarthritis pada patella. Gambar 4.4 Grafik Hasil Radiograf Terbuka Dan Tidak Terbuka Celah Sendi Lutut Pada Teknik Pemeriksaan Genu Dengan Proyeksi Skyline Inferosuperior Berdasarkan Grafik 4.4 menunjukkan bahwa pada teknik pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline didapatkan hasil gambaran celah sendi lutut Lateral patellofemoral dextra dan sinistra sebanyak 30% terbuka dan Lateral patellofemoral dextra dan sinistra sebanyak 70% tidak terbuka. Medial patellofemoral dextra dan sinistra terbuka sebanyak 90% terbuka dan 10% tidak terbuka. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil radiograf yang didapatkan dalam teknik pemeriksaan genu dengan proyeksi skyline paling banyak menghasilkan gambaran terbukanya celah sendi lutut akibat tidak adanya osteofit dan tidak adanya overlap antar tulang di dalam celah sendi tersebut sedangkan yang paling sedikit adalah hasil radiograf yang menunjukkan tidak terbukanya celah sendi akibat dari adanya osteofit dan adanya overlap antar tulang di dalam celah sendi tersebut. JURNAL HEALTH CARE MEDIA 25
7 Berdasarkan penelitian ini teknik inferosuperior dapat digunakan untuk pemeriksaan genu dengan kasus osteoarthritis pada patellofemoral joint sedangkan osteoarthritis pada tibiofemoral tidak dapat dievaluasi. Proyeksi skyline pada pemeriksaan genu dilakukan apabila AP dan lateral supine atau berdiri di rasa masih kurang informatif mendiagnosis osteoarthritis pada patellofemoral. Pada kasus osteoarthritis genu proyeksi yang dipakai sebaiknya dilakukan dengan proyeksi berdiri (weightbearing bilateral projection) untuk melihat celah sendi lebih optimal karena proyeksi weight-bearing bilateral menahan berat tubuh. Untuk menegakkan diagnosis osteoarthritis yaitu dengan mengetahui lebar celah sendi yang terbuka maka akan lebih mudah untuk mendiagnosis osteoarthritis [5]. Menurut radiolog tujuan dilakukan pada pasien dengan kasus osteoarthritis yaitu untuk melihat gambaran penyempitan dari celah sendi lutut, adanya osteofit yang terbentuk pada celah sendi dan kerusakan kartilago tulang rawan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa teknik inferosuperior dapat diterapkan pada pemeriksaan genu dengan kasus osteoarthritis pada patellofemoral joint saja. Dengan melihat terbukanya celah sendi lutut maka lebih mudah untuk mendiagnosis osteoarthritis. Dalam penelitian ini didapatkan besarnya prosentase hasil gambaran celah sendi lutut lateral patellofemoral dextra dan sinistra sebanyak 30% terbuka dan lateral patellofemoral dextra dan sinistra sebanyak 70% tidak terbuka. Medial patellofemoral dextra dan sinistra sebanyak 90% terbuka dan 10% tidak terbuka. Proyeksi skyline inferosuperior dapat digunakan untuk memvisualisasikan patella dengan menggunakan 4 kriteria yaitu patellofemoral lateral, patellofemoral medial, spur, dan ireguleritas patellofemoral. DAFTAR PUSTAKA [1] Maharani, Eka Pratiwi Faktor Faktor Risiko Osteoartritis lutut. (Online). ( Eka_Pratiwi_Maharani.pdf, diakses 23 Februari 2013). [2]Rasad, Sjahriar Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. FKUI : Jakarta [3] Malueka, Ghazali, Rusdy Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia Press. Yogyakarta. [4] Bontrager, Kenneth L. 2001, Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Fifth Edition. Missouri : Mosby, Inc [5] Frank, J. Etal minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippicott Williams and Wilkins. USA. JURNAL HEALTH CARE MEDIA 26
Volume 2 No. 6 Oktober 2016 ISSN :
PENGARUH CENTRAL RAY TERHADAP HASI RADIOGRAF FORAMEN INTERVERTEBRALIS PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CERVICAL RIGH POSTERIOR OBLIQUE 1) Farida Wahyuni, 2) Surip, 3) Ganis Rizki Agita 1,2,3) Program Studi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Gambaran Penelitian Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada seluruh pasien yang terdiagnosis Osteoatritis lutut di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Penelitian
Lebih terperinciOleh: Siti Rosidah, Intan Andriani, Asih Puji Utami Dosen Program Studi DIII Teknik Rontgen
TEKNIK PEMERIKSAAN STERNOCLAVICULAR JOINT METODE HOBBS VIEW DENGAN INDIKASI DISLOKASI DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAHSAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA RADIOGRAPHIC EXAMINATION TECHNIQUES HOBBS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. osteoarthritis. Usia paling muda terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan usia
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Pada penelitian ini didapatkan 58 pasien osteoarthritis yang akan kami analisis berdasarkan karakteristik usia. Penentuan penyakit pasien
Lebih terperinciVolume 3 No. 1 April 2017 ISSN :
PENGARUH PEMERIKSAAN LUMBOSACRAL DENGAN PROYEKSI LATERAL TERHADAP HASIL RADIOGRAF VERTEBRA PADA KASUS LOW BACK PAIN Agus Wiyantono 1), Sri Wagiarti 2) 1,2) Program Studi D3 Radiodiagnostik dan Radioterapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kerusakan kartilago articulatio serta menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoarthritis (OA) adalah penyakit articulatio degeneratif yang berhubungan dengan kerusakan kartilago articulatio serta menimbulkan disabilitas. Osteoarthritis
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PASIEN OSTEOATRITIS LUTUT DITINJAU DARI PEMERIKSAAN RADIOLOGI
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PASIEN OSTEOATRITIS LUTUT DITINJAU DARI PEMERIKSAAN RADIOLOGI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal. dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit dengan kerusakan sendi diarthrodial (sendi yang dapat bergerak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Pada penelitian ini didapatkan 37 responden dengan diagnosis OA genu yang akan dianalisis berdasarkan belum atau sudah menopause terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan salah satu keluhan muskuloskeletal yang sering ditemui, dengan progresifitas yang lambat, bersifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Patella Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki femoral trochlea. Bentuknya yang oval asimetris dengan puncaknya mengarah ke distal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri leher adalah masalah yang sering dikeluhkan di masyarakat. Prevalensi nyeri leher dalam populasi umum mencapai 23,1% dengan prevalensi tertinggi menyerang
Lebih terperinciDisusun Oleh : Nama : Ariyanto Nim : J
STUDI KORELASI ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TERJADINYA OSTEOARTRITIS (OA) SENDI LUTUT SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas-tugas dan Persyaratan Akhir Dalam Meraih Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciPembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D.
OSTEOARTHRITIS Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad Anggota : Monareza Restantia Shirly D. C 111 11 178 Uswah Hasanuddin C 111 11 206 Citra Lady
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional yang menghubungkan antara perbedaan jenis kelamin dengan derajat
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN KARAKTERISTIK GAMBARAN RADIOLOGIS PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS GENU BERDASARKAN JENIS KELAMIN
KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN KARAKTERISTIK GAMBARAN RADIOLOGIS PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS GENU BERDASARKAN JENIS KELAMIN Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baru pada permukaan sendi (Khairani, 2012). Terjadinya osteoarthritis itu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit osteoarthris (OA) adalah penyakit degeneratif yang bersifat kronis dan berjalan progresif lambat. Penyakit ini hanya menyebabkan inflamasi ringan, biasanya ditandai
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL Oleh: SURATMAN NIM.J.100.050.005 Diajukan guna untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
39 LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Salam sejahtera, Bapak/ibu Yth, Perkenalkan Saya, dr. Antonius Haratua Pakpahan, saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini, ditandai dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya
Lebih terperinciSejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen
PENCITRAAN X-RAY Sejarah X-Ray Wilheim Conrad Roentgen DEFINISI Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet tetapi dengan
Lebih terperinciORELATION BETWEEN CLINICAL SYMPTOMPS OF KNEE OSTEOARTHRITIS WITH THE DEGREE OF OSTEOARTHRITIS ACCORDING TO KELLGREN AND LAWRENCE
ORELATION BETWEEN CLINICAL SYMPTOMPS OF KNEE OSTEOARTHRITIS WITH THE DEGREE OF OSTEOARTHRITIS ACCORDING TO KELLGREN AND LAWRENCE HUBUNGAN ANTARA GEJALA KLINIS OSTEOARTRITIS LUTUT DENGAN DERAJAT OSTEOARTRITIS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional dengan menghubungkan karakteristik gambaran
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan desain cross-sectional dengan menghubungkan karakteristik gambaran radiologi OA genu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan progresif yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang melindungi ujung
Lebih terperinciFRAKTUR TIBIA DAN FIBULA
FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat. Berbagai macam penyakit yang banyak terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan desain cross sectional dan pengukuran variabel juga dilakukan pada saat yang sama (Sastroasmoro
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sendi lutut berada di antara tulang femur dan tibia. a. Permukaan Artikulasi Sendi Lutut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Anatomi lutut Komponen sendi lutut besar karena menanggung tekanan beban yang berat dan mempunyai ROM yang luas. Gerakannya penting untuk memendekkan dan
Lebih terperinciPengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi
Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi Ayu Wita Sari 1* dan Enggel Fransiska 2 Intisari Telah dilakukan penelitian tentang hubungan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
Lebih terperinciOSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu)
OSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu) Definisi Osteoarthritis genu adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi lutut,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Articulatio Genu Definisi umum articulatio genu Persendian pada articulatio genu, merupakan persendian sinovial berdasarkan klasifikasi struktural. Penilaian
Lebih terperinciOSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi
OSTEOARTHRITIS GENU 1. Definisi Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang sendi berupa disintegritas dan perlunakan progesif, diikuti penambahan pertumbuhan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI
PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia tidak akan pernah lepas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usia, Jenis Kelamin, dan Indeks Masa Tubuh dengan Osteoartritis Lutut.
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, dan Indeks Masa Tubuh dengan Osteoartritis
Lebih terperinciBAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah
BAB I.PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah penderitanya kebanyakan pada usia tua (Kurniawati, 2014). Osteoarthritis
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR
PENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR Felda Souisa 1 Ratnawati 2 Balik Sudarsana 3 *Jurusan Fisika Falkutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara gejala klinis OA lutut dengan derajat OA lutut dilakukan pada bulan Oktober November 2016 di RSUD Tidar kota
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan faktor faktor pembentuk dalam radiografi POKOK BAHASAN : Faktor faktor pembentuk radiografi Sub pokok bahasan : 1. Interaksi antara sinar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupannya manusia memiliki banyak aktivitas untuk dilakukan baik itu rutin maupun tidak rutin. Ada berbagai macam aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan fisika radiasi sebagai dasar dalam diagnosa Roentgenografi. POKOK BAHASAN : Fisika radiasi Sub pokok bahasan : 1. Konsep dasar sinar
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI Wahyuni Sirajuddin J 111 08 113 UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
Lebih terperinciTeknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus
Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus INDIKASI PEMERIKSAAN RADIOGRAFI Trauma / cidera Fraktur, fisura, dislokasi, luksasi, ruptur Pathologis Artheritis, Osteoma, dll. Benda asing (corpus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILLATERAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILLATERAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Sari Winda F S J100141131 Diajukan Guna Melengkapi Tugas Dan Memenuhi
Lebih terperinciKontras. Darmini J. Dahjono Asri Indah Aryani
Radiation Dose In Non Conventional Contrast Radiography Examination Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pemeriksaan Radiografi Konvensional Non Kontras Darmini J. Dahjono Asri Indah Aryani Jurusan Teknik Radiodiagnostik
Lebih terperinciANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 4, No., Januari 5, Hal 33-38 ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Aulia Narindra Mukhtar dan Heri Sutanto
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf dan Radiologi Rumah Sakit di Kota Yogyakarta,yaitu Rumah
Lebih terperinciUJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Arnefia Mei Yusnida dan Suryono Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arthritis secara umum diartikan sebagai peradangan pada sendi, sedangkan Osteoarthritis (OA) adalah salah satu tipe arthritis paling sering terjadi. Sebelumnya
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA DI RSO Prof. Dr SOEHARSO SURAKARTA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA DI RSO Prof. Dr SOEHARSO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar Ilustrasi sendi lutut yang sehat (kiri) dan sendi lutut yang telah cedera hingga mengalami osteoarthritis (kanan)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persendian adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat. Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk
Lebih terperinciPerbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR) Normal antara Proyeksi Standar Foto Toraks dengan Proyeksi Anterio- Posterior (AP) Supine Ekspirasi Maksimal
Perbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR) Normal antara Proyeksi Standar Foto Toraks dengan Proyeksi Anterio- Posterior (AP) Supine Ekspirasi Maksimal Prasetyo Budi Dewanto Email : prasdewa@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin
Lebih terperinciPENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY
PNGARUH RADIASI HAMBUR TRHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KTBALAN OBYK DAN LUAS LAPANGAN PNYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY KONSNTRASI FISIKA MDIK, JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN
Lebih terperinciII. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
OSTEOARTHRITIS Osteoartritis adalah gangguan yang terjadi pada satu atau lebih sendi, awalnya oleh adanya gangguan yang bersifat lokal pada kartilago dan bersifat progresif degeneratif dari kartilago,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penemuan sinar-x oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada 8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penemuan sinar-x oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada 8 November 1895 menimbulkan harapan baru di dunia kesehatan. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR
PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2
Lebih terperinciSTUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Nanang Suriansyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. murni dengan nama dagang Suprasoft. Konsep penelitian ini adalah
digilib.uns.ac.id 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kolagen Tipe I yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kolagen murni dengan nama dagang Suprasoft. Konsep penelitian ini adalah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur harapan hidup ini dapat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan progresif yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang melindungi ujung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era yang serba modern seperti sekarang ini maka mudah sekali untuk mendapatkan semua informasi baik dalam bidang teknologi, bisnis, serta bidang kesehatan. Setiap
Lebih terperinciKiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut. Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi OSTEOARTRITIS Penyakit sendi paling banyak Sendi yang menopang berat badan (weight bearing) lutut, panggul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat menghasilkan kualitas gambar intraoral yang dapat dijadikan untuk. sebelumnya (Farman & Kolsom, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan radiografik telah menjadi salah satu alat bantu diagnosis utama di bidang kedokteran gigi untuk menentukan keadaan penyakit dan merencanakan perawatan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA RADIODIAGNOSTIK FAKTOR GEOMETRI (DISTORSI BENTUK)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA RADIODIAGNOSTIK FAKTOR GEOMETRI (DISTORSI BENTUK) Disusun Guna Memenuhi Tugas Laporan Praktek Fisika Radiodiagnostik yang Diampu oleh Sri Mulyati, S.Si, MT Disusun oleh : Alit
Lebih terperinciLAPORAN KASUS OSTEOARTRITIS. Putu Imayati, Gede Kambayana
LAPORAN KASUS OSTEOARTRITIS Putu Imayati, Gede Kambayana Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Osteoartritis merupakan suatu
Lebih terperinciLAPORAN KASUS OSTEOARTRITIS. Putu Imayati, Gede Kambayana
LAPORAN KASUS OSTEOARTRITIS Putu Imayati, Gede Kambayana Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Osteoartritis merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan akan terjadi pada tubuh sejalan dengan semakin meningkatnya usia manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada semua organ dan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA GEJALA KLINIS OSTEOARTRITIS LUTUT DENGAN DERAJAT OSTEOARTRITIS MENURUT KELLGREN DAN LAWRENCE
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA GEJALA KLINIS OSTEOARTRITIS LUTUT DENGAN DERAJAT OSTEOARTRITIS MENURUT KELLGREN DAN LAWRENCE Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengambil desain penelitian cross sectional mengamati hubungan indeks
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitia ini bersifat analitik observasional retrospektif dengan mengambil desain penelitian cross sectional mengamati hubungan indeks masa tubuh dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak dijumpai dibanding dengan penyakit sendi lainnya. Semua sendi dapat terserang, tetapi yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di Balai pertemuan warga villa tangerang elok rw 10 Pasarkemis-Tangerang. 2. Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteoarthritis 1. Definisi Osteoarthritis merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinik ditandai
Lebih terperinciPENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33
PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 Zoucella Andre Afani 1, Ni Nyoman Rupiasih 1* 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah
14 BAB ² PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terwujud dalam derajat kesehatan masyarakat,
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY
PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY Cicillia Artitin, Suryono dan Evi Setiawati Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang E-mail
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi saat ini telah memberi dampak yang sangat baik pada kehidupan manusia, banyak teknologi telah ditemukan yang berfungsi mempermudah manusia dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang berguna untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS) terapi TENS dan IR dengan TENS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Syaikh Al
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Artinya: Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010), menunjukkan bahwa kejadian osteoartritis lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria di antara semua
Lebih terperinciDDH (Developmental Displacement of the Hip)-I
DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH juga diistilahkan sebagai Developmental Displasia of the hip. Dahulu, lebih populer dengan nama CDH (Congenital Dislocation of the Hip) atau yang dalam
Lebih terperinciHubungan Usia Dengan Osteoartritis Lutut Ditinjau Dari Gambaran Radiologi Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Hubungan Usia Dengan Osteoartritis Lutut Ditinjau Dari Gambaran Radiologi Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Rendy Kurniawan, dr. Ahmad Faesol sp. Rad, M. Kes 1 Student of Medical and Health Science Faculty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas adalah berjalan. Untuk dapat menghasilkan mekanisme pola berjalan yang harmonis, maka kita
Lebih terperinciApakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda
Apakah Anda menderita nyeri MAKOplasty pilihan tepat untuk Anda Jangan biarkan radang sendi menghambat aktivitas yang Anda cintai. Tingkatan Radang Sendi Patellofemoral compartment (atas) Medial compartment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoarthritis disebut juga penyakit sendi degeneratif yaitu suatu kelainan pada kartilago (tulang rawan sendi) yang ditandai dengan perubahan klinis, histologist,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan ruang lingkup radiologi sebagai radiodiagnostika serta radioterapi pada hewan. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri sendi merupakan salah satu gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh siapapun karena setiap orang di dalam tubuhnya memiliki persendian (Soeroso, 2006). Sendi
Lebih terperinciOPTIMASI CITRA RADIOGRAFI PADA PEMERIKSAAN PELVIS MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
OPTIMASI CITRA RADIOGRAFI PADA PEMERIKSAAN PELVIS MENGGUNAKAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains Ridho Wahyudi 110821019
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan-perubahan pada tubuh manusia. Semakin meningkatnya usia seseorang, maka
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J
NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA STIFFNESS ELBOW DEXTRA POST FRAKTUR SUPRACONDYLAR HUMERI DENGAN K-WIRE DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J 100 090 02
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Mei 7 bertujuan untuk mengetahui persentase jenis kegagalan radiografi periapikal di RSGM UMY yang diterima
Lebih terperinci