BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DIAGRAM ALIR ANALISA DAN DESAIN TOWER TRANSMISI
|
|
- Hartanti Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 DIAGRAM ALIR ANALISA DAN DESAIN TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv (SUTT) START ANALISIS. ANALISIS DAN DESAIN AWAL STRUKTUR ATAS TOWER TRANSMISI 150 kv : MODELING INPUT DATA MATERIAL INPUT BEBAN ANALISA GAYA BATANG TIDAK CEK DESAIN OPTIMUM (EFFESIEN) STRUKTUR ATAS. PERBANDINGAN DENGAN PROYEK JARINGAN JAKARTA BANDUNG SELATAN. YA HASIL ANALISIS AKHIR STRUKTUR ATAS TOWER TRANSMISI 150 Kv. DENGAN TYPE TOWER YANG SAMA DAN PEMBEBANAN YANG SAMA MAKA DIDAPAT HASIL III - 1
2 3.2 Penjelasan Diagram Alir Analisa dan Desain Tower Transmisi Listrik 150 kv. A. START ANALISIS Start analisis merupakan langkah awal dari analisa dan desain struktur tower transmisi listrik 150 kv. Dalam langkah awal ini penulis akan menganalisa dan mendesain dengan mempertimbangkan berbagai peraturan yang ada. B. ANALISA DAN DESAIN AWAL DESAIN ALTERNATIF TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv. - Modeling Modeling disini adalah penulis akan mendesain geometri suatu rangka tower sesuai dengan standart dan ketentuan yang diberlakukan pada PT. PLN Persero dan pada modeling ini juga penulis akan dibantu dengan program MSTower V6. dengan program MS-Tower pekerjaan desain akan dapat lebih mudah diselesaikan. - Input Data Material Setelah proses modeling selesai maka langkah selanjutnya adalah input data material, yaitu kita akan menginput dimensi dan mutu baja siku dari setiap bagian rangka tower. - Input Beban Setelah modeling dan input data material selesai maka langkah berikutnya adalah penginputan beban, beban-beban yang akan penulis masukan adalah beban angin, beban konduktor dan beban isolator. III - 2
3 - Analisa Gaya Batang Pada proses ini penulis akan mengecek gaya-gaya yang bekerja pada setiap rangka tower, bagian-bagian mana yang menjadi batang tarik dan batang tekan, proses ini sudah dilakukan oleh program MS-Tower. - Cek Kekuatan Batang Proses ini adalah proses terakhir dari sebuah desain tower transmisi listrik, setelah semua proses dilalui maka proses ini adalah yang paling menentukan. Pada bagian ini kita akan mengetahui apakah desain yang sudah kita buat kuat atau tidak terhadap beban yang bekerja pada tower transmisi yang kita desain. Pengecekan dilakukan secara manual dengan metode LRFD. C. CEK DESAIN (OPTIMUM/EFESIEN) Setelah semua tahap desain kita lakukan dan rangka tower transmisi dianggap kuat, maka langkah selanjutnya adalah Cek dengan desain dengan desain yang sudah pernah ada yaitu proyek Jaringan Jakarta Bandung Selatan. Desain yang dibuat kali ini harus lebih efesien dari segi berat struktur yang sudah ada yang artinya desain ini harus lebih murah dari desain sebelumnya. D. HASIL ANALISA AKHIR STRUKTUR ATAS TOWER TRANSMISI 150 Kv. Dengan tipe tower yang sama (suspension/aa, 2 sirkuit) dan pembebanan yang sama maka didapat hasil yang lebih optimum (efesien). III - 3
4 3.3 DATA EKSISTING PROYEK JARINGAN JAKARTA BANDUNG SELATAN Data data Struktur a. Proyek Jaringan Jakarta Bandung Selatan. b. Tower Transmisi 150 kv (SUTT). c. Tower tipe AA / Suspension 2 Sirkuit. Ekstensi 12M. d. Tinggi tower m SUMMARY BERAT STRUKTUR EKSISTING PROYEK JARINGAN JAKARTA BANDUNG SELATAN Tabel 3.1 Berat Struktur Tower Eksisting (Belum termasuk pelat buhul) III - 4
5 3.3.3 SUMMARY BERAT STRUKTUR DESAIN ALTERNATIF TOWER TRANSMISI 150 kv Tabel 3.2 Berat Struktur Tower Alternatif (Belum termasuk pelat buhul) III - 5
6 3.3.4 GAMBAR STRUKTUR Gambar struktur eksisting jaringan jakarta bandung selatan dan desain alternatif dapat dilihat pada lampiran 1. III - 6
7 3.4 METODOLOGI ANALISA DAN DESAIN TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 Kv Data data Struktur Desain Alternatif a. Proyek Jaringan Jakarta Bandung Selatan. b. Tower Transmisi 150 kv (SUTT). c. Tower tipe AA / Suspension 2 Sirkuit. Ekstensi 12M. d. Tinggi tower m Modeling / Pemodelan Struktur Tower Pada pembahasan ini penulis melakukan pemodelan struktur tower dibantu dengan program komputer yaitu program Ms-tower, dengan program ini pekerjaan pemodelan dapat lebih mudah dikerjakan. Dalam pemodelan ini penulis membagi menjadi beberapa bagian struktur tower sebelum menjadi sebuah struktur tower yang utuh. Adapun bagian-bagian struktur tower tersebut adalah sebagai berikut : III - 7
8 Struktur lengan earthwire Struktur Body Atas Struktur crossarm / lengan isolator & konduktor Phase R Struktur Body Tengah Struktur crossarm / lengan isolator & konduktor Phase S Struktur crossarm / lengan isolator & konduktor Phase T Struktur Body Bawah Gambar 3.1 Struktur (modeling alternative) Tower Transmisi listrik 150kV Tipe Suspension / AA. Ekstensi 12M III - 8
9 Modeling Struktur Eearth Wire Bagian ini berada pada struktur paling atas (lihat gambar 3.1) dan berfungsi sebagai struktur penahan jalur earth wire (kawat grounding) dari satu tower ke tower yang lainnya. Berikut adalah pemodelan alternatif struktur earth wire. Gambar 3.2 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur earthwire Gambar 3.3 Tampak Depan Modeling Alternatif Struktur earthwire Gambar 3.4 Tampak Samping Modeling Alternatif Struktur earthwire III - 9
10 Gambar 3.5 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur earthwire Modeling Struktur crossarm / lengan konduktor & isolator Bagian ini berada pada struktur bagian atas tepatnya dibawah struktur earthwire (lihat gambar 3.1) dan berfungsi sebagai tempat bergantungnya isolator dan bergantungnya kawat konduktor yang menyambungkan antara satu tower dengan tower lainnya. Pada bagian ini crossarm di buat menjadi 3 struktur yaitu untuk Phase R, Phase S, Phase T. Berikut adalah pemodelan alternative struktur crossarm / lengan konduktor & isolator : Gambar 3.6 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Crossarm Phase R, S, T III - 10
11 Gambar 3.7 Tampak Depan Modeling Alternatif Struktur Crossarm Phase R dan S Gambar 3.8 Tampak Samping Modeling Alternatif Struktur Crossarm Phase R dan S Gambar 3.9 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Crossarm Phase R dan S III - 11
12 Gambar 3.10 Tampak Depan Modeling Alternatif Struktur Crossarm Phase T Gambar 3.11 Tampak Samping Modeling Alternatif Struktur Crossarm Phase T Gambar 3.12 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Crossarm Phase T III - 12
13 Modeling Struktur Body Tower Bagian ini merupakan struktur utama didalam sebuah bangunan konstruksi tower karena bagian ini berfungsi sebagai pendukung dari struktur earthwire dan crossarm (konduktor dan isolator). Struktur ini penulis bagi menjadi 3 bagian yaitu struktur body atas, tengah dan bawah. Berikut adalah pemodelan struktur body tower atas, tengah dan bawah. Gambar 3.13 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Atas Gambar 3.14 Tampak Depan Modeling Alternatif Struktur Body Atas III - 13
14 Gambar 3.15 Tampak Samping Modeling Alternatif Struktur Body Atas Gambar 3.16 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Atas III - 14
15 Gambar 3.17 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Tengah Gambar 3.18 Tampak Depan Modeling Alternatif Struktur Body Tengah Gambar 3.19 Tampak Samping Modeling Alternatif Struktur Body Tengah III - 15
16 Gambar 3.20 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Tegah Untuk pemodelan pada body bawah penulis akan membaginya lagi menjadi beberapa bagian, dikarenakan pada struktur body bawah ini lebih kompleks maka penulis membaginya lagi menjadi beberapa bagian agar setiap bagiannya penulis dapat tampilkan menjadi lebih detail. Berikut penulis membaginya menjadi beberapa bagian : A. Body 1 Gambar 3.21 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 1) III - 16
17 Gambar 3.22 Tampak Depan dan Samping Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 1) III - 17
18 Gambar 3.23 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 1) B. Body 2 Gambar 3.24 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 2) III - 18
19 Gambar 3.25 Tampak Depan dan Samping Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 2) Gambar 3.26 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 2) III - 19
20 C. Body 3 Gambar 3.27 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 3) Gambar 3.28 Tampak Depan dan Samping Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 3) III - 20
21 Gambar 3.29 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Body 3) D. Leg 0 Gambar 3.30 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg 0) III - 21
22 Gambar 3.31 Tampak Depan dan Samping Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg 0) Gambar 3.32 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg 0) III - 22
23 E. Leg + 3 Gambar 3.33 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 3) Gambar 3.34 Tampak Depan dan Samping Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 3) III - 23
24 Gambar 3.35 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 3) F. Leg + 6 Gambar 3.36 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 6) III - 24
25 Gambar 3.37 Tampak Depan dan Samping Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 6) Gambar 3.38 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 6) III - 25
26 G. Leg + 9 Gambar 3.39 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 9) Gambar 3.40 Tampak Depan dan Samping Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 9) III - 26
27 Gambar 3.41 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 9) H. Leg + 12 Gambar 3.42 Tampak Atas Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 12) III - 27
28 Gambar 3.43 Tampak Depan dan Samping Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 12) Gambar 3.44 Detail 3D Modeling Alternatif Struktur Body Bawah (Leg + 12) Setelah pemodelan telah selesai dilakukan dimulai dari struktur earthwaire hingga body tower bagian bawah, maka langkah selanjutnya adalah menyatukan seluruh bagian struktur yang sudah didesain sehingga menjadi sebuah struktur tower yang utuh seperti gamar 3.1 Langkah berikutnya didalam mendesain sebuah struktur tower setelah pemodelan (modeling) adalah penginputan material yang akan digunakan. III - 28
29 3.4.3 Input Data Material Input data material yang dimaksud pada pembahasan kali ini adalah memasukan jenis dan dimensi baja siku kedalam program Ms-Tower pada setiap rangka batang yang sudah didesain pada tahap pemodelan (modeling). Jenis (mutu baja) yang telah disetujui oleh PT. PLN Persero adalah baja jenis S235JR (standart) dan S355JR (mutu tinggi H ), Sedangkan untuk dimensi baja yang digunakan dari yang terkecil ukuran L45*45 hingga yang terbesar L100*8H. Penginputan data material yang dilakukan didalam program MS-Tower harus mengacu pada gambar desain alternatif pada lampiran 2. Setelah proses penginputan data material langkah berikutnya adalah penginputan beban beban yang harus diterima oleh tower transmisi. III - 29
30 3.4.4 INPUT BEBAN Berikut adalah perhitungan beban beban yang terjadi pada tower transmisi listrik 150 kv, semua percobaan dilakukan untuk mengetahui kekuatan tower dalam menahan beban yang terjadi PERHITUNGAN BEBAN A. TIPE TOWER 150 kv Tipe Tower Sudut Deviasi Tipe B. AA 0-3 derajat Suspension Tekanan Angin Konduktor dan Kabel Grounding Insulator Besi Tower C Tipe Berat Konduktor Nominal Diameter (1 Konduktor) Jumlah Konduktor Ma. Tegangan Tarik ACSR HAWK Insulator Jumlah Insulator Berat+Aksesoris Tebal Panjang kn/m 2 kn/m 2 kn/m (Spec PLN) (Spec PLN) (Spec PLN) kn/m m (Spec Suplier) (Spec Suplier) kn Satu Phase (Spec Suplier) kn m m (Spec Suplier) (Spec Suplier) (Spec Suplier) Konduktor Beban Angin Pada Insulator Beban Angin Arah Dalam (Longitudinal) Beban Angin Arah Luar (Transversal) Tek. Angin Insulator Tebal Insulator Panjang Insulator Tek. Angin Insulator Tebal Insulator Panjang Insulator kn kn III - 30
31 D. Grounding Tipe Berat Nominal Diameter (1 Konduktor) Berat Aksesoris Ma. Tegangan Tarik E. F. GSW Kondisi Normal Rentangan Dasar Rentangan diterpa Angin Panjang rentangan Kondisi Rusak / Putus Rentangan Dasar Rentangan diterpa Angin Panjang rentangan Faktor Reduksi Konduktor Grounding (Spec Suplier) (Spec Suplier) (Spec Suplier) Satu Phase (Spec Suplier) m m m (Spec PLN) (Spec PLN) m m m (Spec PLN) (Spec PLN) (Spec PLN) % % (Spec PLN) (Spec PLN) Asumsi Rentangan SAFETY FACTOR Kondisi Normal Kondisi Rusak G. kn/m m kn kn (Spec PLN) (Spec PLN) PERHITUNGAN BEBAN YANG TERJADI AKIBAT KONDUKTOR DAN INSOLATOR Tipe Tower Tipe konduktor AA ACSR HAWK G.1 BEBAN VERTICAL KONDISI NORMAL Beban Berat Konduktor Berat Insulator KONDISI RUSAK/PUTUS Beban Berat Konduktor Berat Insulator Jumlah Konduktor Panjang Rentangan Berat Konduktor kn kn Total kn Jumlah Konduktor Panjang Rentangan Berat Konduktor kn kn Total kn III - 31
32 G.2 BEBAN HORISONTAL KONDISI NORMAL Angin pada konduktor Angin pada insulator Angin akibat sudut Deviasi KONDISI RUSAK/PUTUS Angin pada konduktor Angin pada insulator Angin akibat sudut Deviasi Jum. konduktor Rentangan diterpa Angin Tek. Angin Dia. Konduktor kn kn Jumlah Konduktor Sin 1.5 Ma. Tegangan Tarik 2 sin kn Total kn Jum. konduktor Rentangan diterpa Angin Tek. Angin Dia. Konduktor kn kn Jumlah Konduktor Sin 1.5 Ma. Tegangan Tarik 1 sin kn Total kn G.3 Beban Arah Dalam H. Faktor Reduksi Ma. Tegangan Tarik 60 % PERHITUNGAN BEBAN YANG TERJADI AKIBAT KABEL GROUNDING + AKSESORIS Tipe Tower Tipe Grounding AA GSW 55 H.1 BEBAN VERTICAL KONDISI NORMAL Beban Berat grounding Berat Aksesoris KONDISI RUSAK/PUTUS Beban Berat grounding Berat Aksesoris Jumlah Kabel grounding Panj. Rentangan Berat Kabel Grounding kn kn Total kn Jumlah Kabel grounding Panj. Rentangan Berat Kabel Grounding kn kn Total kn III - 32 kn
33 H.2 BEBAN HORISONTAL KONDISI NORMMAL Angin pada grounding Angin pada aksesoris Angin akibat sudut Deviasi KONDISI RUSAK/PUTUS Angin pada grounding Angin pada aksesoris Angin akibat sudut Deviasi H.3 Beban arah dalam Jumlah kabel grounding Rentangan diterpa Angin Tekanan Angin Diameter Kabel Grounding kn kn Jumlah Kabel Grounding Sin 1.5 Ma. Tegangan Tarik 2 sin kn Total kn Jumlah kabel grounding Rentangan diterpa Angin Tekanan Angin Diameter Kabel Grounding kn kn Jumlah Kabel Grounding Sin 1.5 Ma. Tegangan Tarik 1 sin kn Total kn Faktor Reduksi Ma. Tegangan Tarik 100 % PENGGAMBARAN PEMBEBANAN PADA TOWER TRANSMISI 150 kv AA4 (LOADING TREE). Penggambaran ini disebut Loading Tree. III - 33 kn
34 III - 34
35 III - 35
36 III - 36
37 III - 37
38 III - 38
39 III - 39
40 III - 40
41 3.4.5 ANALISA GAYA BATANG Setelah semua proses dimulai dari Modeling, input data material dan input pembebanan yang dilakukan melalui program MS-Tower tahap berikutnya adalah Running Program Ms-Tower yang pada pembahasan ini didapat output gaya-gaya batang yang bekerja dan besarnya gaya. Untuk hasil output gaya batang dengan running Ms-Tower dapat dilihat pada Lampiran CEK KEKUATAN BATANG Pada pembahasan ini penulis akan melakukan cek ulang kekuatan batang secara manual dengan menggunakan metode LRFD. Hasil perhitungan cek ulang akan penulis paparkan didalam BAB IV dengan menggunakan rumus LRFD sebagai berikut : Cek Keuatan Pada Batang Tarik Batang tarik banyak dijumpai dalam banyak struktur baja, seperti strukturstruktur jembatan, rangka atap, menara transmisi, ikatan angin, dan lain sebagainya. Batang tarik ini sangat efektif dalam memikul beban. Batang ini dapat terdiri dari profil tunggal ataupun profil tersusun. Adapun syarat desain batang tarik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: - Periksa kekuatan tarik berdasarkan penampang daerah kotor. III - 41
42 - Periksa kekuatan tarik berdasarkan penampang daerah Bersih. - Cek rasio Kelangsingan / Kestabilan dengan λ L/r Batang Tekan Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris, akibat beban terfaktor Nu, menurut SNI , Pasal 9.1 harus memenuhi: III - 42
43 Komponen struktur tekan harus memenuhi syarat kelangsingan/kestabilan sebagai berikut :... < 1 Komponen strukstur tekan juga harus memenuhi syarat kekakuan yaitu dengan menghitung defleksi (Perpanjangan atau perpendekan). Perpanjangan atau Perpendekan batang akibat beban yang diketahui. S. L A.E III - 43
44 Dimana : S Gaya batang akibat beban yang bekerja. L Panjang Batang A Luas Penampang Batang E Modulus Elastisitas Batang Dimana : actual limit. Berbagai Nilai K : III - 44
TUGAS AKHIR. DESAIN ALTERNATIF TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv (SUTT) PADA PROYEK PT. PLN PERSERO
TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv (SUTT) PADA PROYEK PT. PLN PERSERO Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh: NAMA : ADE SAPUTRA
Lebih terperinciIII. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.
III. BATANG TARIK A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni. Gaya aksial tarik murni terjadi apabila gaya tarik yang bekerja tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN. 1. Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural
BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN 4.1 Desain Menara 4.1.1 Peraturan Perencanaan Menara Didalam analisa struktur tower pemodelan mengacu pada peraturan Perencanaan struktur baja dan konstruksi tower,
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI
PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI Tedy Ferdian 1, Yosafat Aji Pranata 2, Ronald Simatupang 3 1 Alumnus Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha 2, 3 Dosen
Lebih terperinciKomponen Struktur Tarik
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Struktur Tarik Pertemuan 2, 3 Sub Pokok Bahasan : Kegagalan Leleh Kegagalan Fraktur Kegagalan Geser Blok Desain Batang Tarik
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:
BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API 3.1. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir, penulis melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: LATAR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 PENGENALAN SUTT Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (bare conductor) diudara bertegangan di atas 35 kv sampai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan
Lebih terperinci5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul
Sistem Struktur 2ton y Sambungan batang 5ton 5ton 5ton x Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul a Baut Penyambung Profil L.70.70.7 a Potongan a-a DESAIN BATANG TARIK Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciBAHAN KULIAH STRUKTUR BAJA 1. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika Undiknas University
3 BAHAN KULIAH STRUKTUR BAJA 1 4 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika Undiknas University Batang tarik 1 Contoh batang tarik 2 Kekuatan nominal 3 Luas bersih 4 Pengaruh lubang terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap merupakan salah satu bagian paling atas dari bangunan hunian, gudang, dan masih banyak lainnya yang berfungsi sebagai pelindung ruangan yang ada di bawahnya dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rangka batang (truss) adalah struktur yang terdiri dari gabungan batangbatang yang membentuk struktur berbentuk segitiga dan terhubung satu sama lain, serta dibebani
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciPenyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2
II. KONSEP DESAIN Soal 2 : Penelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2 = 0,50 kn/m2 Air hujan = 40 - (0,8*a) dengan a = kemiringan
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER
SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER Widen Lukmantono NRP 2209105033 Dosen Pembimbing Ir.Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng Ir.Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciPT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan
SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran
Lebih terperinciBAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA
BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA 3.1 Diagram Alir Perencanaan Kuda kuda Mulai KUDA KUDA TYPE 1 KUDA KUDA TYPE 2 KUDA KUDA TYPE 3 PRE/DESIGN GORDING PEMBEBANAN PRE/DESIGN GORDING
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan
BAB III METODOLOGI 3.1 Dasar-dasar Perancangan Struktur gedung beton komposit masih jarang digunakan pada gedunggedung bertingkat tinggi terutama di indonesia karena material ini masih tergolong baru bila
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian ini menggunakan metode analisis perancangan yang difokuskan untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22 lantai.
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA
PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE
TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang
BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang terhadap kekakuan dan kekuatan struktur beton bertulang berlantai banyak pada studi ini melalui beberapa
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1
MODUL PERKULIAHAN Struktur Baja 1 Batang Tarik #1 Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Program Studi Teknik Sipil Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 03 MK11052 Abstract Modul ini bertujuan untuk memberikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan MULAI Skematik struktur 1. Penentuan spesifikasi material Input : 1. Beban Mati 2. Beban Hidup 3. Beban Angin 4. Beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciPERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.
TUGAS AKHIR PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 Disusun oleh: IMMANIAR F. SINAGA 11 0404 079 Dosen Pembimbing: Ir. Sanci Barus, M.T. 19520901 198112 1 001 BIDANG STUDI STRUKTUR
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan
BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk satu kesatuan dengan menggunakan berbagai macam teknik penyambungan. Sambungan pada suatu
Lebih terperinciKuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:
Kuliah ke-6 Bar (Batang) digunakan pada struktur rangka atap, struktur jembatan rangka, struktur jembatan gantung, pengikat gording dn pengantung balkon. Pemanfaatan batang juga dikembangkan untuk sistem
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tarik Pertemuan - 2
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Batang Tarik Pertemuan - 2 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur baja beserta alat sambungnya TIK : Mahasiswa mampu
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tekan Pertemuan - 4
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Batang Tekan Pertemuan - 4 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur baja beserta alat sambungnya TIK : Mahasiswa dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota yang meliputi kepadatan penduduk, lahan yang semakin sempit serta perkembangan gaya hidup dan
Lebih terperinciPENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB
PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03-1729-2002) MENGGUNAKAN MATLAB R. Dhinny Nuraeni NRP : 0321072 Pembimbing : Ir. Ginardy
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR M. FAUZAN AZIMA LUBIS
STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil M. FAUZAN AZIMA LUBIS 050404041
Lebih terperinciEVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN
EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN Bataruddin (1). Ir.Sanci Barus, MT (2) Struktur, Departemen Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data primer yang digunakan dalam penyusunan laporan yang baik berupa data objektif berdasarkan kondisi lapangan guna mendukung analisis dan sebagai penjelas
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG
STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya
Lebih terperinciStruktur Baja 2. Kolom
Struktur Baja 2 Kolom Perencanaan Berdasarkan LRFD (Load and Resistance Factor Design) fr n Q i i R n = Kekuatan nominal Q = Beban nominal f = Faktor reduksi kekuatan = Faktor beban Kombinasi pembebanan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA
MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA Mahasiswa: Farid Rozaq Laksono - 3115105056 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Irawan, Ms J U R U S A
Lebih terperinciIntegrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Balok Lentur.
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Balok Lentur Pertemuan 11, 12 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur baja beserta alat sambungnya TIK : Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era maju dan berkembang seperti sekarang ini hampir semua. dari perenovasian dan mendirikan bangunan-bangunan yang baru antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era maju dan berkembang seperti sekarang ini hampir semua kalangan membutuhkan pembangunan yang lebih baik, terutama yang mengarah pada bidang structural.banyak
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Analisis Penopang 3.1.1. Batas Kelangsingan Batas kelangsingan untuk batang yang direncanakan terhadap tekan dan tarik dicari dengan persamaan dari Tata Cara Perencanaan Struktur
Lebih terperinciHenny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc
PERENCANAAN SAMBUNGAN KAKU BALOK KOLOM TIPE END PLATE MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03 1729 2002) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002 Henny Uliani NRP : 0021044 Pembimbing
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Beban Gempa 3.1.1 Klasifikasi Situs Dalam perumusan kriteria desain seismik suatu bangunan di permukaan tanah atau penentuan amplifikasi besaran percepatan gempa
Lebih terperinciMODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member)
STRUKTUR BAJA 1 MODUL 3 S e s i 1 Batang Tarik (Tension Member) Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 1. Elemen Batang Tarik.. 2. Kekuatan Tarik Nominal Metode LRFD. Kondisi Leleh. Kondisi fraktur/putus.
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN
JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Tinjauan Umum
BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu
Lebih terperinciPertemuan IX : SAMBUNGAN BAUT (Bolt Connection)
Pertemuan IX : SAMBUNGAN BAUT (Bolt Connection) Mata Kuliah : Struktur Baja Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Pendahuluan Dalam konstruksi baja, setiap bagian elemen dari strukturnya dihubungkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013
PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN 1961 NI- DAN SNI 7973:213 Eman 1, Budisetyono 2 dan Ruslan 3 ABSTRAK : Seiring perkembangan teknologi, manusia mulai beralih menggunakan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciPENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR
Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciMODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4
MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4 Citra Bahrin Syah 3106100725 Dosen Pembimbing : Bambang Piscesa, ST. MT. Ir. Djoko Irawan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PERHITUNGAN METODE ASD 4.1.1 Perhitungan Gording Data perencanaan: Jenis baja : Bj 41 Jenis atap : genteng Beban atap : 60 kg/m 2 Beban hujan : 20 kg/m 2 Beban hujan : 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Metode evaluasi struktur bangunan gedung, jembatan dan kontruksi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode evaluasi struktur bangunan gedung, jembatan dan kontruksi lainnya telah banyak dikembangkan. Secara umum metode yang dapat dilakukan secara destruksi dan non-dektruksi.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang
III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang dilakukan yaitu metode pengujian langsung lapangan dengan Static Loading Test pada pelat jembatan dan
Lebih terperinciELEMEN STRUKTUR TARIK
ELEMEN STRUKTUR TARIK Desain kekuatan elemen struktur tarik merupakan salah satu masalah sederhana yang dijumpai oleh perencana struktural. Meskipun demikian perencana perlu berhati hati, karena telah
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR
TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR DISUSUN OLEH : HILMY GUGO SEPTIAWAN 3110.106.020 DOSEN KONSULTASI: DJOKO IRAWAN, Ir. MS. PROGRAM STUDI S-1 LINTAS
Lebih terperinciSoal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m
Soal 2 Suatu elemen struktur sebagai balok pelat berdinding penuh (pelat girder) dengan ukuran dan pembebanan seperti tampak pada gambar di bawah. Flens tekan akan diberi kekangan lateral di kedua ujung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Bagan Alir Perencanaan Ulang Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah. MULAI Data struktur atas perencanaan awal, As Plan Drawing Penentuan beban
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Materi Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini untuk analisis dan pembuatan benda uji, dengan uraian sebagai berikut ini. a. Laptop, untuk menjalankan program
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71
DAFTAR LAMPIRAN L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71 62 LAMPIRAN I PENGUMPULAN DATA STRUKTUR BANGUNAN L1.1 Deskripsi
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002 Tania Windariana Gunarto 1 dan
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah suatu negeri yang sangat kaya akan kayu, baik kaya dalam jenisnya maupun kaya dalam kuantitasnya. Kayu sering dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan
Lebih terperincib. Gaya-gaya batang yang terjadi pada struktur rangka
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil komparasi beberapa model struktur rangka batang atap baja, dengan mengabaikan berat pelat buhul dan berat sambungan baut, dapat ditarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan konstruksi selalu terjadi hingga saat ini yang dapat dilihat dengan usaha para ahli yang selalu melalukan inovasi untuk dapat menemukan
Lebih terperinciAndini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 16 STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG BERDASARKAN SNI 3 847 DAN SNI 847 : 13 DENGAN SNI 3 176 1 (Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Metode Desain LRFD dengan Analisis Elastis o Kuat rencana setiap komponen struktur tidak boleh kurang dari kekuatan yang dibutuhkan yang ditentukan berdasarkan kombinasi pembebanan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. basement dan Roof floor. Dimana pelat lantai yang digunakan dalam perencanaan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada tugas akhir kali ini yang bertemakan struktur dengan sistem komposit pada balok dan kolom dengan struktur gedung 9 lantai berikut 1 lantai semi basement dan
Lebih terperinciPERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT
PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT Azhari 1, dan Alfian 2, 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau azhari@unri.ac.id ABSTRAK Batang-batang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih ekonomis, maka minimalisasi balok IWF dapat dilakukan dengan mengurangi luas badan balok melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rumah Kayu dari Norwegia yang Bergaya Klasik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan material yang digunakan untuk banyak keperluan sehari-hari. Digunakan untuk membuat berbagai alat bantu kehidupan di berbagai bidang seperti bidang konstruksi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANGANGAN
BAB III METODOLOGI PERANGANGAN 3.1 Diagram Alir MULAI Data dan informasi struktur Studi Literatur Buku dan peraturan-peraturan yang berlaku Preliminari Desain Pembebanan 1. Beban mati 2. Beban hidup 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangunan bentang panjang merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pelat Pelat beton (concrete slabs) merupakan elemen struktural yang menerima beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke balok dan kolom sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Penyajian Laporan Dalam penyajian bab ini dibuat kerangka agar memudahkan dalam pengerjaan laporan tugas akhir. Berikut adalah diagram alur yang akan diterapkan : Mulai Pengumpulan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu
Lebih terperinciII. KONSEP DESAIN. A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan.
II. KONSEP DESAIN A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan. Beban yang bekerja pada struktur bangunan dapat bersifat permanen (tetap)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konstruksi Tower BTS (Base Transmission Station)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruksi Tower BTS (Base Transmission Station) Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, dan dapat berupa pipa panjang
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER
BAB I EALUASI KINERJA DINDING GESER 4.1 Analisis Elemen Dinding Geser Berdasarkan konsep gaya dalam yang dianut dalam SNI Beton 2847-2002, elemen struktur dinding geser tidak dicek terhadap kegagalan gesernya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam gempa bumi dengan kekuatan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 telah menghancurkan ribuan rumah, jembatan dan gedung-gedung
Lebih terperinciPerancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori
BAB II Dasar Teori 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya beberapa rintangan seperti lembah yang dalam, alur
Lebih terperinciANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)
ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG) Nawir Rasidi, Diana Ningrum, Lalu Gusman S.W Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciharus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan yang kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan
BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Batang-batang struktur baik kolom maupun balok harus memiliki kekuatan, kekakuan dan ketahanan yang cukup sehingga dapat berfungsi selama umur layanan struktur tersebut.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. ur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi : N u. N n... (3-1)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Batang Tarik Menurut SNI 03-1729-2002-2002 pasal 10.1 menyatakan bahwa komponen struktur ur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi : N u. N n... (3-1) Dengan
Lebih terperinciMODUL STRUKTUR BAJA II 4 BATANG TEKAN METODE ASD
MODUL 4 BATANG TEKAN METODE ASD 4.1 MATERI KULIAH Panjang tekuk batang tekan Angka kelangsingan batang tekan Faktor Tekuk dan Tegangan tekuk batang tekan Desain luas penampang batang tekan Syarat kekakuan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java )
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java ) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis Dalam
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Data dan asumsi ang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Dimensi pelat lantai Dimensi pelat lantai ang dianalisa disajikan pada Tabel 4.1 berikut
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)
LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan
Lebih terperinciSTUDI LITERATUR PERANCANGAN DIMENSI RANGKA BATANG BAJA RINGAN BERDASARKAN ANALISIS LENDUTAN DAN KEKUATAN BAHAN
STUDI LITERATUR PERANCANGAN DIMENSI RANGKA BATANG BAJA RINGAN BERDASARKAN ANALISIS LENDUTAN DAN KEKUATAN BAHAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program
Lebih terperinciSTUDY PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING TUNNEL
Dosen Pembimbing: Endah Wahyuni, ST, MT, Ph.D. Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka STUDY PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING TUNNEL Syayhuddin Sholeh 3107100088 Latar Belakang Pendahuluan Submerged Floating
Lebih terperinciCOVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK
COVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Teknik Sipil,Universitas Mercu Buana Disusun
Lebih terperinci