JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016"

Transkripsi

1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA I JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA I JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 i

3 ii

4 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA I JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 iii

5 iv

6 v

7 vi

8 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO م ن ى م مى م ى ففى م م فى نا ف ن ف ى م ه مى فى م ف ن فى ف ى Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah (HR.Turmudzi) PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan untuk : 1. Bapak Slamet Wahyudi dan Ibu Siti Marfu ah yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do a restu sehingga penulis bisa seperti sekarang. 2. Untuk adik, Kakak dan Keluarga besar yang telah memberi semangat, motivasi serta dukungan yang tak pernah usai kepadaku. 3. Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd, yang telah membimbingku dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Muh Saerozi, M. Ag, yang telah membimbingku dan memberi motivasi dari awal semester sampai sekarang. 5. Sahabat-sahabatku, Mamah Haikal, Plengeh, Sotib, Kak Dirjo, dan temanteman CyCgu MI 2011 yang telah Memberi warna dalam hari-hari indahku. 6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbingku dalam perkuliahan. vii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan pengetahuan. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga 4. Bapak Dr. Winarno. S,Si., M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M. Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasihat-nasihat serta motivasi setiap bimbingan akademik. 6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan pengetahuan kepada penulis. viii

10 ix

11 ABSTRAK Rifa i, Muhammad Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kenampakan Permukaan Bumi Melalui Metode Make a Match Pada Siswa Kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016, Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd Kata Kunci: Hasil Belajar dan Metode Make a Match Hasil belajar merupakan hasil usaha peserta didik yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh peserta didik, termasuk juga siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh. Siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh masih banyak yang mendapatkan prestasi yang bisa dibilang jauh dari memuaskan, Mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena metode yang digunakan Guru kelas III adalah metode konvensional saja yaitu dengan metode ceramah dan pemberian tugas saja. Untuk itu guru harus dapat membenahi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang lain yaitu dengan memilih metode yang tepat dengan materi yang akan di sampaikan yaitu metode Make a Match. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Apakah metode Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Kenampakan Kermukaan Bumi pada siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 20 terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan. Data yang didapat berupa hasil belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi yang didapat dari test dan hasil pengamatan Berdasarkan hasil temuan dan analisis didapatkan kesimpulan bahwa metode Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi materi Kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Dari jumlah siswa keseluruhan kelas III sejumlah 20 siswa pada siklus I persentase siswa yang mencapai KKM adalah sebanyak 15 siswa atau 75% dan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 25% dengan rata-rata kelasnya adalah 70,15 dan pada siklus ke II mengalami peningkatan yang sangat signifikan siswa yang mencapai KKM adalah 18 siswa atau 90% dan 10% atau 2 siswa yang belum tuntas di karenakan memang benar memiliki kemampuan dibawah rata-rata anak normal lainnya, serta kedua anak tersebut cenderung pasif dalam pembelajaran. Dengan rata-rata kelasya adalah 76,5. x

12 DAFTAR ISI SAMPUL JUDUL... i LEMBAR LOGO... ii JUDUL... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN KELULUSAN... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR viii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR DIAGRAM xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 5 E. Kegunaan Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis... 7 F. Definisi Operasional... 8 G. Metode Penelitian xi

13 1. Jenis Penelitian Subyek Penelitian Langkah-langkah Penelitian Instrument Penelitian Teknik Pengumpulan Data Analisis Data H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPA Pengertian Hasil Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar a. Faktor Internal b. Faktor Eksternal Macam-macam Hasil Belajar a. Pemahaman Konsep b. Ketrampilan Proses c. Sikap B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pengertian IPA Tujuan IPA Ruang Lingkup IPA Materi Kenampakan Permukaan Bumi a. Daratan b. Lautan C. Metode Make a Match Pengertian Metode Make a Match xii

14 2. Langkah-langkah Cooperatif learning type make a match Kelebihan Cooperatif learning type make a match Kekurangan Cooperatif learning type make a match BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus Hasil Sebelum PTK Siklus I Siklus II B. Pembahasan Siklus I Siklus II BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP xiii

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar mengajar guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan diberbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagaimana dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dikemukakan bahwa : pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sangat jelas bahwa pendidikan memiliki tujuan untuk menciptakan dan mengembangkan manusia seutuhnya. Karena dalam Al-Qur an Allah berfirman bahwa Allah akan mengangkat derajat manusia yang menuntut ilmu beberapa derajat. Sehingga jelas bahwa orang yang menuntut ilmu 1

16 maupun orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah. Sebagaimana berfirman Allah SWT: ي ر ف ع الله ال ذ ي ن ا م ن و ا م ن ك م و ال ذ ي ن ا و ت و ا ال ع ل م د ر ج ت ؤ الله ب م ا ت ع م ل و ن خ ب ي ر Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang baerilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yaang kamu kerjakan. (Q.S. Mujadillah/58:11) Orang-orang yang menuntut ilmu dalam hidupnya akan selalu dirahmati oleh Allah SWT, dan akan mendapat atau diberi pahala, yaitu apabila ia mengajarkan apa yang ia punya untuk di berikan kepada anak didiknya, agar anak-anak tahu mana yang benar untuk dikerjakan dan mana yang salah untuk ditinggalkan. Pentingnya ilmu pendidikan memberikan kesempatan kepada lembaga-lembaga pendidikan yang ada untuk menjadi tempat menimba ilmu. Salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah yang mempunyai peran penting dalam membentuk karakter seorang anak, supaya menjadi pribadi yang cerdas dan berakhlak karimah. Pendidikan sekolah dasar terdapat beberapa mata pelajaran yang harus dikuasai siswa. Salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Proses pembelajaran IPA memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memahami alam sekitar secara ilmiah. Tujuan pembelajaran IPA di Madrasah Ibtida iyah (MI) 2

17 adalah agar siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta dapat mengembangkan pengetahuan dan pamahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian siswa menganggap mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang luas. Sehingga aktivitas siswa yang rendah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai hasil belajar siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang masih cenderung kurang menarik, kemudian peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode pembelajaran yang menarik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran yang dapat menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan, sebanyak 13 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang untuk mata pelajaran IPA adalah 6,00. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 35% (7 siswa) dan 65% (13 siswa) belum mencapai KKM khususnya pada materi Kenampakan permukaan bumi pada kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Maka dalam kelas ini dapat dijadikan penelitian agar hasil belajar siswa dapat meningkat. 3

18 Menurut Rusman (2011:202) pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajardan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen, disini penulis akan menerapkan model Cooperative learning type make a match (membuat pasangan), ini diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil pembelajaran di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENEMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016? 4

19 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi melalui metode make a match pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sampai terbukti kebenarannya melalui data yang dikumpulkan untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010:110). Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan masalah yang masih perlu di buktikan di lapangan atau masih perlu di uji melalui penelitian. Dalam penelitian ini di rumuskan hipotesis melalui metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/

20 2. Indikator Keberhasilan Penerapan metode make a match bisa dikatakan efektif apabila yang diharapkan dapat tercapai. Adapun Indikator yang dirumuskan adalah sebagai berikut : a) Penelitian akan dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 85% secara klasikal, sedangkan secara indvidual siswa telah mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 75. b) Aktvitas belajar dan hasil belajar siswa meningkat apabila 80% dari jumlah siswa telah aktif mengikuti pelajaran IPA Materi Kenampakan Permukaan Bumi melalui penggunaan metode make a match sesuai dengan aspek aktvitas belajar dalam kegiatan belajar mengajar yang diamati dan meningkatnya hasil belajar siswa di tiap akhir siklus. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi. Selain itu juga diharapkan dapat menarik minat siswa dalam belajar, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dan 6

21 memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat mengatasi kendala pembelajaran bagi siswa yang akhirnya bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis Penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan suatu desain pembelajaran yang kreatif untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. b. Bagi siswa Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi. Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berpikir kritis, inovatif, dan sistematis. c. Bagi guru Penerapan metode make a match dapat membantu guru mengaitkan konsep mata pelajaran dan memotivasi siswa yang diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru serta dijadikan sarana 7

22 untuk perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran yang sudah pernah dilakukan. d. Bagi sekolah Memberi sumbangan dalam memperbaiki pembelajaran IPA. Sebagai bahan pustaka sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar, mengembangkan kualitas pendidikan dan mutu pembelajaran IPA di MI khususnya siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh. F. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, dan fokus pada aspek kognitif berupa nilai hasil dari belajar IPA. 2. Metode make a macth make a match merupakan salah satu type cooperative learning. Jadi, model coopertive learning type make a match adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa berpartisipasi aktif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat. (Rusman,2011:202) 8

23 3. Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau disebut Ilmu Pengetahuan Alam merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Maslikah dan Susapti, 2009 : 04). 4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi Permukaan bumi tidak rata. Hal ini karena permukaan bumi terdiri dari dataran dan lautan. Wilayah perairan lebih luas di bandingkan wilayah dataran. Sepertiga bagian dari bumi berupa dataran, sedangkan dua per tiganya berupa air yang banyak terdapat di lautan. Hamparan permukaan bumi merupakan suatu bentang alam yang terdiri dari daratan dan perairan. Daratan terdiri dari dataran tinggi, dataran rendah., pegunungan, gunung, bukit, sungai, danau,dan rawa. Jadi permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak rata. 5. Siwa MI Siswa adalah pelajar, atau peserta didik yang ada di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Jadi yang dimaksud dengan judul: peningkatan hasil belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumimelalui metode make a match pada siswa kelas III semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh 9

24 Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 adalah pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual dalam memecahkan masalah IPA tentang materi Kenampakan Permukaan Bumi dengan metode make a match siswa kelas III semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yakni metode make a macth. Menurut Kunandar (2011:47) PTK adalah suatu penelitian yang berbasis kepada kelas. Penelitian dapat dilakukan secara mandiri, tetapi alangkah baiknya kalau dilaksanakan secara kolaboratif, baik dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas, dosen dan pihak lain yang relevan dengan PTK. Hasil PTK dapat digunakan untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar (PBM) sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolah, siswa dan guru. Melalui PTK guru dapat mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi, pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan memadai. Dengan penerapan hasil-hasil PTK secara berkesinambungan diharapkan PBM disekolah (kelas) tidak kering dan tidak membosankan serta menyenangkan siswa. 10

25 2. Subjek penelitian a. Siswa Yang menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 20 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. b. Peneliti Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). c. Tempat dan waktu penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian adalah di MI Muhammadiyah Suruh Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. d. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan oleh penulis selama 2 minggu, mulai dari tanggal 1 sampai 13 februari 2015/ Langkah-langkah penelitian/siklus penelitian Sesuai dengan model penelitian yang dilakukan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) maka penelitian yang dilakukan melalui beberapa siklus. Setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. 11

26 Menurut (Arikunto, 2007:16) dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan? 12

27 a. Perencanaan (Plainning) Dalam perencanaan ini meliputi : 1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi, wawancara dan pencatatan arsip. 2) Observasi wali kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. 3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode make a macth. 4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran. 5) Mempersiapkan soal mengenai materi Kenampakan permukaan bumi. 6) Pembuatan instrument tes tiap akhir siklus sebagai alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran. b. Tindakan (Action) Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun tindakantindakan terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu : 13

28 1) Pelaksanaan tindakan adalah implikasi dari apa yang telah direncanakan dalam seperangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yaitu berdasarkan metode make a match sebagaimana digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup. 2) Memberikan motivasi 3) Menyajikan materi pelajaran 4) Memberi penjelasan tahapan metode make a match 5) Memberikan bimbingan 6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 7) Memberikan penguatan dan kesimpulan 8) Melakukan pengamatan c. Pengamatan (Observation) Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti melakukan pengamatan perhatian siswa, keaktifan, kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses pembelajaran. Pada tahap pengamatan ini merupakan tahapan pengumpulan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pengamatan tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa. 14

29 d. Refleksi (Reflection) Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas, refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi apakah metode make a match yang digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang signifikan. Data yang diperoleh dari tindakan dikumpulkan selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah diadakan tindakan. Apabila dalam siklusi I belum mencapai indikator yang diharapkan, maka perlu siklus II seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan. 4. Instrumen penelitian Berdasarkan metode pengumpulan data diatas diperoleh instrumen penelitian sebagai berikut : a. Lembar Observasi Langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah melakukan observasi, dengan begitu peneliti akan mengetahui permasalahan yang terdapat dilapangan. Lembar observsi yang diperlukan peneliti adalah untuk mengetahui guru pada saat proses pembelajaran berlangsung menggunakan metode make a match pada mata pelajaran IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi. 15

30 b. Soal Tes Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode make a match materi Kenampakan Permukaan Bumi. Soal tes berisi pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan materi Kenampakan permukaan bumi. c. Dokumentasi Dokumentasi untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat penelitian yang berisi tentang profil madrasah dan sarana prasarananya. Instrumen ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, silabus, RPP, dan lain sebagainya yang dianggap penting. 5. Teknik Pengumpulan data Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui : a. Observasi Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian, dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Kusumah dan Dwitagama dalam bukunya mengenal penelitian tindakan kelas, (2010 : 66). Peneliti melakukan pengamatan di MI Muhammadiyah Suruh dengan mengambil nilai dari buku laporan hasil belajar mengajar dikelas III MI Muhammadiyah Suruh yang sudah berlangsung. 16

31 b. Tes Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan guru kepada siswa. Tes ini terdiri dari pilihan ganda dan esay. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain sebagainya yang dianggap perlu dan penting dalam penelitian ini. Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, sarana prasarana, dan nilai siswa sebelum menggunakan metode make a match pada mata pelajaran IPA. 6. Analisis data Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan oleh penulis, maka analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi pada setiap tahapan siklusnya berdasarkan hasil observasi terhadap penggunaan metode make a match dalam pembelajaran IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi kelas III semester II di MI Muhammadiyah Suruh dan berdasarkan format pengamatan lainnya yang terekam dalam catatan lapangan. Analisis refleksi dilakukan peneliti sebagai pijakan 17

32 untuk menentukan progam aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah tercapai tujuannya. Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan rumusan sebagai berikut : a. Penelitian rata-rata Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai ratarata. Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut X = X N X 100 Keterangan : X = jumlah nilai keseluruhan siswa N = jumlah siswa X = nilai rata-rata Aqib, dkk.(2010 : 40) b. Penilaian untuk ketuntasan belajar Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan kriteria B sebagai batas ketuntasan minimum, kemudian menganalisis dengan rumus berikut : P = siswa yang tuntas belajar siswa x 100% 18

33 H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut : Bagian awal berisi halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. Bagian inti skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu : Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini berisi Hasil Belajar IPA, Materi Kenampakan Permukaan Bumi, dan Metode Make A Macth. Bab IV Deskripsi Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini berisi Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus II. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi analisis hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, dan Analisis Hasil Siklus II, dan pembahasan. 19

34 Bab V Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang di teliti. Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar riwayat penulis. 20

35 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPA 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut R. Gagne (1989) dalam buku Susanto. Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar (2013), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. (Hamalik 2003:71) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modificator or strengthening of behaviour through experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan merupakan suatu hasil atau tujuan. Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993:4), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Istilah hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan lagi oleh Nawawi dalam Susanto (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam 21

36 skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Susanto (2013:5), yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Gambar 2.1 Bagan Pola Hubungan Proses Belajar Dengan Hasil Belajar (Dimyati, 2002: 19) Guru Kegiatan belajar mengajar Tujuan Pembelajaran Siswa Bahan Belajar Proses belajar peningkatan kemampuan kognitif, afektif, Psikomotorik Perilaku Hasil Belajar Bagan di atas menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan pertimbangan tertentu. Tujuan pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut pandangan dan rumusan guru, siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan bahan mengajar dari berbagai bidang studi di sekolah. Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh siswa, sebagai wujud respon terhadap pembelajaran yang 22

37 telah direncanakan oleh guru yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar, dan hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Kemajuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi (Susanto, 2013:5-6). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi merupakan hasil belajar yang berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual dalam memecahkan masalah IPA tentang Kenampakan Permukaan Bumi yang dibuktikan dengan prosentase pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yakni nilai ulangan siswa minimal mencapai 6,00 dan siswa yang 23

38 mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedikitnya 80% dari jumlah keseluruhan siswa di kelas. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Wasliman dalam buku Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut : a. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan (Susanto, 2013:12). Sedangkan menurut, Djamarah (2011: ) faktor dalam yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : Kondisi fisiologis, kondisi fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas pengajaran dengan pola klasikal yang perlu memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak didik. Selain itu, menurut Noehi, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan sebagai alat untuk mendengar. Selain kondisi fisiologis dipengaruhi juga kondisi psikologis, kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas 24

39 belajar seorang anak. Minat, bakat, motivasi, dan kemampuankemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. b. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan menurut, Djamarah (2011: ) faktor luar yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : faktor lingkungan, lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungnan alami dan lingkungan sosial budaya. Lingkungan alam adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Dalam lingkungan sosial budaya, sebagai anggota masyarakat siswa tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Kecenderungan untuk hidup bersama dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial. Selain faktor lingkungan faktor instrumental juga mempengaruhi hasil belajar siswa, Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai, tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Kurikulum dapat dipakai oleh guru dalam merencanakan progam pengajaran. Progam sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan 25

40 sebaik-baiknya agar berdaya guna bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah. 3. Macam-macam hasil belajar Menurut Susanto (2013:6-11) hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pemahaman konsep Pemahaman menurut Bloom dalam buku Susanto (2013:6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester, maupun ulangan umum. 26

41 b. Keterampilan Proses Keterampilan proses menurut Usman dan Setiawan dalam buku (Susanto,2013:9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. c. Sikap Menurut Sardiman dalam buku Susanto (2013:11), sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam rangka atau pernyataan serta merubah perilaku secara keseluruhan dalam interaksi antara individu dengan lingkungan dari hasil pengalamannya sendiri. 27

42 (Syah, 2003:88) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu : kebiasaan, ketrampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif. B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA Menurut Lord Bullock (dalam Garnida dan Budiman, 2002:6) IPA merupakan suatu proses terbuka dan IPA dipandang sebagai studi yang banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yaitu suatu studi yang memerlukan imajinasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis. Salirawati dalam bukunya ilmu alamiah dasar (2008:21) mempertegas, Ilmu Pengetahuan Alam merupakansuatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu melakukan eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi, dan demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain. 2. Tujuan IPA Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Konsep Ilmu Pengetahuan Alam disekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika. 28

43 (Susanto,2013:171). Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), yang dimaksudkan adalah: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dalam ciptaan- Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara Ilmu Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. 29

44 3. Ruang Lingkup IPA Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut : a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya. b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : udara, air,tanah dan batuan. c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya. d. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya (Garnida dan Budiman, 2002:254). 4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi Tuhan yang Mahakuasa telah menciptakan sumber daya alam yang melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri atas ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut merupakan daratan. Adapun di antara pulau-pulau terdapat lautan Gambar 2.2 Peta Indonesia 30

45 Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan lautan. Selain Indonesia, beberapa negara lain memiliki wilayah lautan dan daratan. 1. Kamu dapat melakukan pengamatannya di pantai dengan melihat kapal laut. Misalnya, pada sebuah kapal nelayan. Perhatikanlah ketika kapal datang dari tengah laut. Saat datang ke pantai, kamu akan melihat bagian atas terlebih dahulu. Kemudian, lambat laun terlihat bagian- bagian yang ada di bawahnya. Setelah semakin dekat, kamu dapat melihat seluruh bentuk kapal di atas permukaan laut. Kamu pun dapat mengamatinya saat kapal tersebut pergi menuju tengah lautan. Ketika kapal laut bergerak menjauhi daratan, di ke- jauhan hanya bagian atas kapal yang terlihat. Hal ini membuktikan bahwa pada saat kapal di tempat yang jauh, permukaan bumi lebih rendah dibandingkan tempatmu melihatnya. Dengan kata lain, tempat melihatmu dan kapal tersebut kedudukannya melengkung. Mengapa lengkungan ini tidak dapat dirasakan saat kamu mengadakan suatu perjalanan jauh di bumi? 2. Semakin besar lengkungan lingkaran, permukaannya semakin mendatar. Hal ini disebabkan lingkaran merupakan kesatuan titik. Pada lingkaran yang besar, jarak antartitik tersebut hampir lurus. Semakin kecil lengkung lingkaran, permukaannya terlihat semakin me- lengkung. Begitu pula dengan permukaan bumi. Dapatkah kamu membayangkan betapa besarnya lengkung lingkaran bumi ini? Sebagaimana diketahui, jari-jari lingkaran bumi lebih dari 6.000meter. 31

46 a) Daratan Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air. Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran, dan lembah. Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang tergenang air dan ada yang kering. Bagian daratan yang kering adalah padang pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian daratan yang tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai. Gambar 2.3 Bagian-bagian Daratan 1. Gunung Gunung adalah bagian tanah yang paling tinggi, bentuknya menyerupai kerucut. Gunung terdiri atas puncak yang dibatasi oleh lereng. Lereng adalah sisi yang landai atau miring. Gunung- gunung terbentuk dalam waktu jutaan tahun. 32

47 2. Pegunungan Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Daerah yang tinggi tidak selalu berupa pegunungan. Daerah yang lebih rendah daripada gunung disebut bukit. Daerah yang banyak bukitnya disebut perbukitan. 3. Dataran Dataran ialah daratan yang perbedaan keting- gian antara satu daerah dan daerah lainnya hampir tidak ada. Dataran ada dua, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran tinggi adalah dataran yang terdapat di daerah pegunungan. Ketinggiannya dari 500 meter sampai meter di atas permukaan laut. Misalnya, daerah Dieng, Bukit tinggi, dan kota Bandung. Dataran rendah adalah dataran yang terdapat di daerah pantai. Ketinggiannya dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Misalnya, dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran rendah pantai timur Sumatra. Lembah, Jurang, dan Ngarai Lembah adalah daratan yang rendah di antara bukit-bukit. Lembah, biasanya, dialiri sungai. Contohnya, lembah Karmel di Jawa Barat dan lembah Kuyawagi di Papua. Lembah yang dalam, sempit, dan memiliki dinding yang curam disebut jurang. Adapun ngarai adalah lembah yang dalam dan luas di antara dua dindingnya. Contohnya, ngarai Sianok di Sumatra Barat dan ngarai Kalipanur di Jawa Tengah. 33

48 b) Lautan Permukaan bumi banyak mengandung air. Sekitar 2/3 permukaan bumi merupakan lautan. Permukaan dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut terdapat bukit laut dan gunung laut. Jurang yang sangat dalam di dalam laut disebut palung laut. Gambar 2.4 Kenampakan Dasar Laut Wilayah lautan terdiri atas 1. Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air. 2. Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan. 3. Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau. 4. Samudra, merupakan lautan yang sangat luas dan dalam. 34

49 Sejak zaman dahulu, orang-orang bepergian melintasi lautan. Kemudian, perjalanannya mereka gambarkan. Gambaran itu dipakai sebagai dasar pembuatan peta bumi. Sekarang, hal itu cukup dilakukan dengan satelit. Globe memberikan gambaran tentang posisi suatu negara terhadap negara lainnya. Gambar 2.5 Globe Pernahkah kamu melihat benda pada Gambar 2.4? Benda tersebut dinamakan globe. Globe adalah peta dunia yang digambarkan pada benda bulat seperti bola. Bentuk permukaan bumi dapat digambarkan pada sebuah globe dan peta. Peta adalah gambar dua dimensi suatu tempat di permukaan bumi. Peta harus memiliki simbol, arah mata angin, skala, dan penunjuk 35

50 C. Metode Make a Macth 1. Pengertian Make a Macth Menurut Rusman (2011: 202) Cooperative Learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Jadi, model Cooperative learning type make a match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin (Rusman, 2011: 223). Pasangan-pasangannya yang sudah terbentuk wajib menunjukan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas. Model pembelajaran tipe make a match ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). 2. Langkah-langkah Cooperative learning type make a match a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban. b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. 36

51 c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. d. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. e. Setelah satu babak, kartu dicocokan lagi agar setiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. f. Kesimpulan. 3. Kelebihan Cooperative learning type make a match Kelebihan dari Cooperativee learning type make a match adalah : a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan. b. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik perhatian. c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal. d. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis. 37

52 4. Kekurangan Cooperative learning type make a match Sedangkan kekurangan model Cooperative laerning type make a match adalah : a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan. b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa bermainmain dalam pembelajaran. c. Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadahi. d. Pada kelas yang gemuk (lebih dari 30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganu ketenangan belajar di kelas kiri kanannya. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap suara 38

53 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondidsi awal merupakan tindakan awal pembelajaran dilakukan tindakan penelitian. Hasil belajar atau tes prasiklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran IPA di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Hasil prasilkus diperoleh melalui tes tertulis berupa hasil belajar atau nilai sebelum diadakan penelitian pada pelajaran IPA. Berdasrkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 6,00. Sedangkan nilai rata-rata yang di peroleh hanya 5,08 dengan presentase klasikal siswa yang belum tuntas adalah sebesar 65% dan siswa yang tuntas 35%. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh baik oleh guru maupun siswa itu sendiri. Faktor dari guru berupa terlalu monoton pada penerapan pendekatan didalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan kurang tertarik dengan materi pembelajaran yang diajarkan, sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal atau kurang memuaskan. Hasil belajar pada bembelajaran prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut: 39

54 Tabel : 3.1 Perolehan Rata-rata Nilai Pra Siklus No Absen Nilai KKM Ketuntasan 1 3,92 6,00 Tidak Tuntas 2 3,60 6,00 Tidak Tuntas 3 5,30 6,00 Tidak Tuntas 4 4,70 6,00 Tidak Tuntas 5 7,80 6,00 Tuntas 6 7,50 6,00 Tuntas 7 7,74 6,00 Tuntas 8 5,04 6,00 Tidak Tuntas 9 5,60 6,00 Tidak Tuntas 10 4,87 6,00 Tidak Tuntas 11 2,60 6,00 Tidak Tuntas 12 7,34 6,00 Tuntas 13 4,00 6,00 Tidak Tuntas 14 7,34 6,00 Tuntas 15 2,21 6,00 Tidak Tuntas 16 4,29 6,00 Tidak Tuntas 17 2,44 6,00 Tidak Tuntas 18 6,67 6,00 Tuntas 19 7,20 6,00 Tuntas 20 1,60 6,00 Tidak Tuntas Rata-rata 5,08 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal 03 Februari Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Dengan kompetensi dasar Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. 40

55 Pelaksanan tindakan siklus I ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting) : 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Make a Match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema Daratan. Menyiapkan alat yang dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan kenampakan permukaan bumi. b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi daratan sebagai bahan ajar c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make a match. d. Mengajar dengan metode make a acth untuk melaksanakan proses pembelajaran. e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. 41

56 2. Pelaksanaan a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya. b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do a dan sapaan kepada peserta didik. c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa. d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi pembelajaran e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan permukaan bumi daratan. h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 4 orang i. Guru membagikan perangkat metode make a match. j. Guru membacakan peraturan bermain make a match. k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan pendidik. l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan guru m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang telah dipelajari dalam metode make a match. 42

57 3. Observasi Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus pertama dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel : 3.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Keterangan No Absen siklus I Tuntas Belum tuntas Rata-rata 70,15 43

58 4. Refleksi Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan metode make a match. Hasil belajar siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan metode make a match. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator, pusat pembelajaran berada pada siswa. Metode make a match ini membuat siswa aktif karena permainan terpusat pada individu siswa. Siswa-siswa terlihat aktif dalam melakukan pembelajaran make a match dengan kartu yang dibagikan guru. Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalahmasalah, yaitu : a. Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat belajar menggunakan make a match berlangsung. b. Saat bertukar jawaban dan soal kelas menjadi ramai dan kurang terkontrol. c. Beberapa siswa belum paham dan merasa kebingungan tentang aturan make a match. d. Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I belum mencapai standar KKM yang ditentukan yaitu 85% siswa mendapat nilai 6,00. Sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan. 44

59 Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan semester II, pada tanggal 08 Februari Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Dengan kompetensi dasar mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. Pelaksanan tindakan siklus II ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting) : 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode make a match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema lautan. Menyiapkan alat yang dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran 45

60 menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan kenampakan permukaan bumi lautan. b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi Lautan sebagai bahan ajar c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make a match. d. Mengajar dengan metode make a match untuk melaksanakan proses pembelajaran. e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. 2. Pelaksanaan a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya. b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do a dan sapaan kepada peserta didik. c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa. d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi pembelajaran e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 46

61 g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan permukaan bumi lautan. h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 4 orang i. Guru membagikan perangkat metode make a match. j. Guru membacakan peraturan bermain make a match. k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan pendidik. l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan guru m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang telah dipelajari dalam metode make a match. 3. Observasi Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 47

62 Tabel : 3.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai Keterangan No Absen siklus II Tuntas Belum tuntas Rata-rata 76,5 4. Refleksi Hasil belajar siklus II menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat sangat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan metode make a match hingga waktu pembelajaran selesai. Siswa mulai mandiri melakukan proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator, pusat pembelajaran berada pada siswa. Metode make a match ini membuat semua siswa aktif karena dalam pola pembalajaran terpusat pada individu siswa. Selama pengamatan berlangsung, kebingungan siswa dalam 48

63 belajar dengan make a match semakin menurun. Namun hal itu masih bisa diatasi dengan bimbingan guru. Berdasarkan unjuk kerja dan perolehan nilai dapat diketahui bahwa nilai yang didapatkan lebih baik dari pada saat siklus I. Pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai hal yang diharapkan, yakni keterlibatan aktif seluruh siswa. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah mencapai standar minimal KKM, hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah mencapai standar minimal KKM dan siswa telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah seluruh siswa. Untuk itu tidak perlu mengadakan tindak lanjut dengan memberikan perbaikan kepada siswa. 49

64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode make a match. Acuan penilaian pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal 85% dari jumlah seluruh siswa dengan berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu 6,00. Berdasarkan data nilai rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode make a match mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi yang diperoleh kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 6,00. Peneliti menggunakan evaluasi formatif dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu berupa multiple choice dan essay. Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru wali kelas III untuk mengetahui kondisi awal peserta didik yang akan dijadikan objek penelitian. Peneliti meminta rekapan nilai siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan metode make a match, kemudian melakukan post test setiap berakhirnya siklus. Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan nilai pada post test dan hasil pengamatan peneliti untuk menilai aspek afektif dan psikomotor 50

65 siswa. Hal ini diperoleh setelah pelaksanaan tindakan menggunakan metode make a match. Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut : 1. Hasil sebelum PTK Di bawah ini adalah hasil nilai ulangan harian mata pelajaran IPA sebelum menggunakan metode make a match, nilai tes evaluasi siklus I, dan nilai tes evaluasi siklus II. Adapun hasil nilai rata-rata belajar siswa sebelum menggunakan metode make a match dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel : 4.1 Hasil Nilai Rata-Rata Pra Siklus No Absen Nilai KKM Ketuntasan 1 7,20 6,00 Tuntas 2 3,60 6,00 Tidak Tuntas 3 7,50 6,00 Tuntas 4 4,70 6,00 Tidak Tuntas 5 7,80 6,00 Tuntas 6 5,30 6,00 Tidak Tuntas 7 7,74 6,00 Tuntas 8 5,04 6,00 Tidak Tuntas 9 5,60 6,00 Tidak Tuntas 10 4,87 6,00 Tidak Tuntas 11 2,60 6,00 Tidak Tuntas 12 7,34 6,00 Tuntas 13 4,00 6,00 Tidak Tuntas 14 2,21 6,00 Tidak Tuntas 15 7,34 6,00 Tuntas 16 4,29 6,00 Tidak Tuntas 17 2,44 6,00 Tidak Tuntas 18 6,67 6,00 Tuntas 51

66 19 3,92 6,00 Tidak Tuntas 20 1,60 6,00 Tidak Tuntas Rata-rata 5,08 Nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan, sebanyak 13 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di MI Muhammadiyah Suruh untuk mata pelajaran IPA adalah 6,00. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 35% (7 siswa) dan 65% (13 siswa) belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa guru jarang menggunakan media pembelajaran lain. Hal ini menjadi salah satu faktor kurangnya motivasi dan keaktifan siswa. Maka dari itu perlu didesain metode yang bisa meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan dalam siklus I menggunakan metode make a match. 2. Siklus I Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan post-test dan lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran. a. Data Hasil Pengamatan Siswa 1) Nilai Hasil Belajar Siswa Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas dan 5 siswa yang tidak tuntas, dengan demikian 75% dari jumlah seluruh siswa yang 52

67 mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi target yang peneliti tentukan, yaitu 85% dari jumlah siswa mencapai nilai KKM. Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I Nilai Keterangan No Absen siklus I Tuntas Belum tuntas Rata-rata 70,15 53

68 2) Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Tabel: 4.3 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Nomor Aspek yang di nilai Skore absen Partisipasi Keaktifan Ketepatan Kategori : A = Baik sekali 9-12 B = Baik 8 C = Cukup 7 D = Perlu latihan 6 54

69 Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa dari nilai hasil pengamatan aktivitas belajar siswa Siklus I dapat disimpulkan siswa yang mendapat predikat A sebanyak 2 siswa, predikat B sebanyak 11 siswa, predikat C sebanyak 4 siswa dan predikat D sebanyak 3 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 20 siswa yang ada di kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. 3) Performa Guru Dalam Pembelajaran Berikut disajikan pengamatan aktivitas guru selama melaksanakan pembelajaran menggunakan metode make a match pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Sutuh Kabupaten Semarang mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I Skala penilaian No Aspek yang dinilai B C K 1. A. pendahuluan 1. Memotivasi Siswa 2. Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsepkonsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai 55

70 2. B. Pembelajaran 1. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas 2. Memberikan prosedur singkat terkait prosedur kerja dalam pembelajaran dengan make a match 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan 4. Guru mengamati, membimbing dan mengarahkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan make a match 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam mempelajari materi dengan make a match 6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. 3. C. Penutup 1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari. 2. Memberikan tugas/post test. Jumlah Total 18 Kategori Cukup Keterangan penilaian : K : Kurang, (skor 1) C : Cukup, (skor 2) B : Baik, (skor 3) Rentangan nilai : Nilai 0 9 (kurang) Nilai (cukup) Nilai (Baik) Nilai (Sangat Baik) 56

71 Dari hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut : a) Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat pembelajaran dengan metode make a match. b) Beberapa siswa belum paham tentang aturan make a match. c) Nilai Hasil evaluasi siswa belum mencapai batas KKM yang di tentukan yaitu 85% siswa mencapai 6,00. Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I. Aspek yang lebih diperhatikan untuk perbaikan pada siklus II diantaranya: a) Guru memberikan arahan tentang petunjuk teknis peraturan make a match, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahpahaman aturan dalam pembelajaran. b) Penekanan materi yang dirasakan sulit oleh sebagian besar siswa dengan latihan soal saat kerja tim/ tugas kelompok sebelum pembelajaran make a match. 57

72 3. Siklus II a. Data Hasil Pengamatan Siswa 1) Nilai Hasil Belajar Siswa Hasil tes evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup dibandingkan siklus I. Pada siklus II, 90% dari jumlah siswa mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah. Terdapat 18 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang tidak tuntas. Hasil belajar pada siklus II sudah memenuhi target penelitian, yaitu dari 85% seluruh siswa mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi. Tabel 4.5 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II Nilai Keterangan No Absen siklus II Tuntas Belum tuntas

73 Rata-rata 76,5 2) Hasil Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Tabel: 4.6 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Nomor absen Aspek yang di nilai Partisipasi Keaktifan Ketepatan Skore 59

74 Kriteria : A = Baik sekali 9-12 B = Baik 8 C = Cukup 7 D = Perlu latihan 6 Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa dari nilai hasil pengamatan aktivitas belajar siswa Siklus II dapat disimpulkan siswa yang mendapat predikat A sebanyak 9 siswa, mendapat predikat B sebanyak 9 siswa dan siswa yang mendapat predikat C sebanyak 2 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 20 siswa yang ada di kelas III MI Muhammadiyah Suruh kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. 3) Performa Guru Dalam Pembelajaran Berikut disajikan pengamatan aktivitas guru selama melaksanakan pembelajaran menggunakan metode make a match pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi: Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II 60

75 Skala penilaian No Aspek yang dinilai B C K 1. A. pendahuluan 1. Memotivasi Siswa 2. Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsepkonsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai 2. B. Pembelajaran 1. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas 2. Memberikan prosedur singkat terkait prosedur kerja dalam pembelajaran dengan make a match 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan 4. Guru mengamati, membimbing dan mengarahkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan make a match 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam mempelajari materi dengan make a match 6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. 3. C. Penutup 1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari. 2. Memberikan tugas/post test. Jumlah Total 26 Kategori Baik Keterangan penilaian : 61

76 K : Kurang, (skor 1) C : Cukup, (skor 2) B : Baik, (skor 3) Rentangan nilai : Nilai 0 9 (kurang) Nilai (cukup) Nilai (Baik) Nilai (Sangat Baik) a. Refleksi Nilai yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar mencapai 90% dengan kriteria ketuntasan minimal 6,00. Pada siklus II, peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi melalui metode make a match pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai siswa yang cukup baik. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga sangat tinggi. Sehingga jika dipadukan maka dengan menggunakan metode make a match dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar 62

77 siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Hal ini dapat dilihat dari tabel gabungan nilai evaluasi dari siklus ke siklus sebagai berikut : Tabel 4.8 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus No Absen Nilai pra siklus Nilai siklus I Nilai siklus II 1 3, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Rata-rata 5,08 70,15 76,5 Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perolehan ratarata nilai pada siklus I meningkat menjadi 70,15 jika dibandingkan dengan rata-rata nilai pra siklus yang hanya 5,08. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 76,5. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa 63

78 pelaksanaan PTK dengan menggunakan metode make a match berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini memperoleh hasil seperti tabel diatas. Berikut ini penjabaran hasil penelitian dari siklus ke siklus : 1. Siklus I Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan metode make a match. Adapun dalam penelitian mencakup 4 tahap yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan/observasi, dan refleksi. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan observasi ke MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Pada tahap ini hasil tes evaluasi adalah 75% siswa tuntas (15 siswa) dan 25% siswa tidak tuntas (5 siswa). Gambar Diagram 4.1 Persentase Nilai Siklus I Nilai Evaluasi Siklus I Tidak Tuntas 75% Tuntas 25% 64

79 Tabel 4.9 Rekapitulasi Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa I No Predikat Jumlah siswa 1. A - 2. B C 5 Total 20 Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut : a. Kehadiran siswa Pada siklus I yang dilaksanakan pada tangggal 3 Februari 2016, 100% dari jumlah 20 siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dapat hadir dikelas. b. Pemahaman siswa terhadap materi Sesuai dengan hasil yang diperoleh dalam nilai ulangan harian mata pelajaran IPA 35% (7 siswa) tuntas sedangkan 65% (13 siswa) tidak tuntas. Setelah dilakukan penelitian menggunakan metode make a match diperoleh data nilai 75% (15 siswa) tuntas dan 25% siswa (5 siswa) tidak tuntas. Terjadi peningkatan sebesar 40% pemahaman dari jumlah seluruh siswa. Selain dari hasil nilai ulangan harian dan tes evaluasi, pemahaman siswa juga dinilai dari hasil kinerja kelompok dalam proses pembelajaran yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap sub materi kenamapakan pemukaan bumi daratan. 65

80 2. Siklus II Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan kekurangan dan kendala yang muncul pada siklus I. Untuk proses pembelajaran masih sama dengan siklus I yaitu menggunakan metode make a match. Melalui data yang diperoleh pada siklus II, dapat dilihat terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa sebesar 5% dari siklus I. Ada 10% (2 siswa) yang belum tuntas yaitu Daffa Ananda Satya dan Muhammad Hasan Qulub dikarenakan memang benar memiliki kemampuan dibawah anak normal lainnya, serta kedua anak tersebut dikelas cenderung pasif. Hasil tes evaluasi yang diperoleh pada siklus II telah memenuhi target yang telah ditetapkan peneliti yaitu 90% (18 siswa) tuntas, sedangkan 10% (2 siswa) tidak tuntas. Dengan demikian, presentase nilai yang diperoleh pada siklus II telah memenuhi target yang telah ditetapkan peneliti yaitu 85% siswa tuntas atau mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Gambar Diagram 4.2 Prosentase Nilai Evaluasi Siklus II Nilai Evaluasi Siklus II Tidak Tuntas 10% Tuntas 90% 66

81 Tabel 4.2 Rekapitulasi Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa II No Predikat Jumlah siswa 1. A - 2. B C 2 Total 20 Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Kehadiran siswa Pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2016, 100% dari jumlah 20 siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dapat hadir dikelas. b. Pemahaman siswa terhadap materi Pada siklus II 90% (18 siswa) telah memahami materi yang disampaikan oleh guru, sedangkan 10% (2 siswa) kurang memahami materi. Terdapat 2 siswa yang tidak tuntas, nilai yang mereka peroleh belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 6,00. Jadi sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, bahwa 85% dari jumlah seluruh siswa telah mencapai KKM. 67

82 No Kategori Tabel 4.11 Rekapitulasi Antar Siklus Pra Siklus Siklus I Siklus II Siswa % Siswa % Siswa % 1. Tuntas 7 35% 15 75% 18 90% 2. Tidak tuntas 13 65% 5 25% 2 10% Jumlah % % % Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang meningkat. Dari pra siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya 35% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan pada siklus I 75% dan siklus II mencapai 90%. Peningkatan nilai sikap dalam aktifitas belajar siswa dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel: 4.12 Gabungan Nilai Aktifitas Belajar Siswa No Predikat Siklus I Siklus II 1. A B C 5 2 Total

83 c. Performa Guru Saat Pembelajaran Berikut disajikan rekapitulasi data pengamatan aktivitas guru selama melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II menggunakan metode make a match pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan umi: Tabel: 4.13 Gabungan Performa Guru Saat Pembelajaran Antar Siklus No Predikat Siklus I Siklus II 1. B C K 4 - Total Dari hasil pengamatan yang terlihat pada tabel diatas membuktikan bahwa performa guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode make a match pada siklus II semakin baik dibandingkan dengan siklus I. 69

84 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa metode make a macth dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016 dan dapat melampui target pencapaian 85% dari jumlah keseluruhan 20 siswa yang mencapai KKM, yaitu 6,00. Dibuktikan dengan peningkatan prosentase 5% dari siklus I sebanyak 15 siswa atau 75% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 20 siswa dengan nilai rata-rata kelas 70,15. Pada siklus II sebanyak 18 siswa atau 90% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 20 siswa dengan nilai rata-rata kelas 76,5. Hal ini terlihat bahwa setelah menggunakan metode make a macth hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi pada siklus I adalah 75% (15 siswa) tuntas dan 25% (5 siswa) belum tuntas, pada siklus II menjadi 90% (18 siswa) yang tuntas dan 10% (2 siswa) belum tuntas KKM untuk mata pelajaran IPA yang telah ditetapkan yaitu 6,00. 70

85 B. Saran-saran 1. Guru/Wali kelas Guru sebagai fasilitator pendidikan hendaknya mamapu memotivasi siswa dalam pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru juga harus tau karakteristik siswa dan harus pintar memeilih metode pembelajaran agar dapat menarik siswa untuk belajar serta agar dapat terciptanya kondisi kelas yang menyenangkan dan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. 2. Siswa Siswa diharapkan lebih menghargai guru, karena guru merupakan orang tua kedua di sekolah. Serta memiliki sikap positif untuk berpikir kritis, inovatif, dan sistematis. 71

86 DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal, Siti Jaiyaroh, Eko Daniati & Khusnul Khotimah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk guru SD, SLB, TK. Bandung : Yrama Widya Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi Manajemen Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, aswan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Saiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Dwitagama & Kusumah Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata Puri Media. Garnida & Budiman Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Kemenag RI. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta : BumiAksara. Haryanto SAINS untuk SD/MI Kelas3. Jakarta : Erlangga Huda, Miftahul Model-model Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar Rusman Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers Rositawaty, S Senang Belajar Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Salirawati, Das Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta : Kanwa Publisher. Sarjono Rangkuman Pengetahuan Alam. Surakarta : Karisma Sam s, Rosma Hartiny Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Teras 72

87 Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Susilo, Muhammad Joko Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Tim KKG IPA Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Ditjen 73

88 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : MI Muhammadiyah Suruh : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) : III / II : Kenampakan Permukaan Bumi Daratan : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam B. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. Dengan Indikator Menjelaskan bahwa bumi itu bulat. Menjelaskan bentuk-bentuk permukaan bumi yang meliputi daratan Menjelaskan bahwa bumi itu bulat melalui praktik simulasi menggunakan globe. C. Tujuan Pembelajaran Setelah membaca materi siswa dapat menjelaskan bumi itu bulat dengan benar. Dengan metode make a match siswa mampu memahami kenampakan bumi yang berada di daratan dengan baik. Melalui peran aktif siswa dalam pelajaran diharapkan mampu menyerap materi dengan baik. 74

89 D. Materi Pembelajaran Bentuk peermukaan bumi Tuhan yang Mahakuasa telah menciptakan sumber daya alam yang melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri atas ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut merupakan daratan. Adapun di antara pulau-pulau terdapat lautan Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan lautan. Selain Indonesia, beberapa negara lain memiliki wilayah lautan dan daratan. 3. Kamu dapat melakukan pengamatannya di pantai dengan melihat kapal laut. Misalnya, pada sebuah kapal nelayan. Perhatikanlah ketika kapal datang dari tengah laut. Saat datang ke pantai, kamu akan melihat bagian atas terlebih dahulu. Kemudian, lambat laun terlihat bagian- bagian yang ada di bawahnya. Setelah semakin dekat, kamu dapat melihat seluruh bentuk kapal di atas permukaan laut. Kamu pun dapat mengamatinya saat kapal tersebut pergi menuju tengah lautan. Ketika kapal laut bergerak menjauhi daratan, di ke- jauhan hanya bagian atas kapal yang terlihat. Hal ini membuktikan bahwa pada saat kapal di tempat yang jauh, permukaan bumi lebih rendah dibandingkan tempatmu melihatnya. Dengan kata lain, 75

90 tempat melihatmu dan kapal tersebut kedudukannya melengkung. Mengapa lengkungan ini tidak dapat dirasakan saat kamu mengadakan suatu perjalanan jauh di bumi? 4. Semakin besar lengkungan lingkaran, permukaannya semakin mendatar. Hal ini disebabkan lingkaran merupakan kesatuan titik. Pada lingkaran yang besar, jarak antartitik tersebut hampir lurus. Semakin kecil lengkung lingkaran, permukaannya terlihat semakin me- lengkung. Begitu pula dengan permukaan bumi. Dapatkah kamu membayangkan betapa besarnya lengkung lingkaran bumi ini? Sebagaimana diketahui, jari-jari lingkaran bumi lebih dari 6.000meter. A. Daratan Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air. Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran, dan lembah. Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang tergenang air dan ada yang kering. Bagian daratan yang kering adalah padang pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian daratan yang tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai. 76

91 1. Gunung Gunung adalah bagian tanah yang paling tinggi, bentuknya menyerupai kerucut. Gunung terdiri atas puncak yang dibatasi oleh lereng. Lereng adalah sisi yang landai atau miring. Gunung- gunung terbentuk dalam waktu jutaan tahun. 2. Pegunungan Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Daerah yang tinggi tidak selalu berupa pegunungan. Daerah yang lebih rendah daripada gunung disebut bukit. Daerah yang banyak bukitnya disebut perbukitan. 3. Dataran Dataran ialah daratan yang perbedaan keting- gian antara satu daerah dan daerah lainnya hampir tidak ada. Dataran ada dua, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran tinggi adalah dataran yang terdapat di daerah pegunungan. Ketinggiannya dari 500 meter sampai meter di atas permukaan laut. Misalnya, daerah Dieng, Bukit tinggi, dan kota Bandung. 77

92 Dataran rendah adalah dataran yang terdapat di daerah pantai. Ketinggiannya dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Misalnya, dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran rendah pantai timur Sumatra. Lembah, Jurang, dan Ngarai Lembah adalah daratan yang rendah di antara bukit-bukit. Lembah, biasanya, dialiri sungai. Contohnya, lembah Karmel di Jawa Barat dan lembah Kuyawagi di Papua. Lembah yang dalam, sempit, dan memiliki dinding yang curam disebut jurang. Adapun ngarai adalah lembah yang dalam dan luas di antara dua dindingnya. Contohnya, ngarai Sianok di Sumatra Barat dan ngarai Kalipanur di Jawa Tengah. E. Metode Pembelajaran 1. make a macth 2. Tanya jawab 3. Penugasan F. Media Alat dan Sumber belajar 1. Media Gambar 2. Alat/Bahan Kartu yang berisi soal dan jawaban Alat tulis 3. Sumber belajar Buku sekolah yudistira halaman : Bogor, Febuari Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 3. Sumber lain yang menunjang pembelajaran 78

93 No Kegiatan Pembelajaran waktu 1. Kegiatan Awal Apersepsi, guru : Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo a bersama. Guru memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi tempat duduk di sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Guru menghububungkan materi dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya kepada siswa : Siapa yang tahu apa itu bumi? Siapa yang pernah melihat gunung dan laut? Guru menjelaskan tujuan pembelajaran : Setelah pelajaran selesai anak-anak harus bisa menjelaskan apa itu bumi dan bagian dari dataran. Anak-anak harus mampu mejelaskan apa itu dataran rendah dan dataran tinggi. Guru menjelaskan cakupan materi yang akan di pelajari dalam satu pertemuan. 15 menit 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru meminta siswa mengamati gambar permukaan bumi Guru menjelaskan materi contoh bentuk bumi Guru menjelaskan materi bentuk permukaan bumi 50 menit Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru : Guru meminta siswa membuat kelompok yang masingmasing keompok terdiri dari 4 orang Guru memberikan kartu yang berisi jawaban maupun soal kepada setiap siswa pada kelompok Guru menyuruh siswa bagi yang mendapatkan jawaban disuruh membuat soal dan sebaliknya Guru memberikan waktu untuk menukar antara soal dan jawaban yang benar kepada kelompok lain untuk mencocokkannya, yang tercepat sebelum batas waktu yang di tentukan maka akan mendapatkan poin Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang mendapatkan poin terbanyak Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi guru : 79

94 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Guru dengan siswa menyimpulkan materi yang telah di pelajari hari ini. 3. Kegiatan akhir Evaluasi Guru mengomentari hal-hal yang berlangsung saat proses pembelajaran. Guru memberikan tugas berupa soal keapada siswa untuk di kerjakan. 5 menit Penutup Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di pelajari hari ini. Guru menjelaskan materi yang akan datang. Guru menutup pelajaran dengan do a bersama. G. Penilaian 1. Soal pilihan ganda 1. Bukit, lembah, gunung, dan pegunungan termasuk... a. Lautan c. Perairan b. Daratan d. Dataran 2. Tiruan bumi disebut.. a. Peta c. Atlas b. Globe d. Kenampakan 3. Bentuk permukaan bumi adalah... a. Rata c. Tidak rata b. Kasar d. Miring 4. Bagian permukaan bumi yang relatif rata.. a. Dataran c. Perairan b. Dataran rendah d. Dataran tinggi 5. Daerah dengan ketinggian 500 sampai meter di atas permukaan laut disebut... a. Dataran rendah c. Ngarai b. Dataran tinggi d. Lembah 6. Bentuk bumi adalah... a. Bulat pepat c. Persegi b. Segitiga d. Datar 7. Yang bukan termasuk perairan adalah... a. Laut c. Sungai 80

95 b. Danau d. Lembah 8. Dataran pantai utara pulau jawa termasuk... a. Pegungungan c. Perbukitan b. Dataran tinggi d. Dataran rendah 9. Bukti bahwa bumi itu bulat adalah jika kamu melihat bendera perahu yang menujumu semakin... a. Biasa saja c. Kecil dan jelas b. Besar dan jelas d. Kecil dan tidak jelas 10. wilayah daratan terdiri atas... a. Dataran rendah, dataran tinggi, gunung, pegungungan,bukit, lembah b. Sungai, rawa, danau, lautan c. Dataran tinggi, pegunungan, gunung, sungai d. Sungai, rawa, laut, bukit, lembah 2. Soal Subjektif 1. Apakah yang dimaksud lembah? 2. Terbagi atas apakah wilayah daratan? 3. Tuliskan kejadian yang menyatakan bahwa bumi itu bulat? 4. Apa perbedaan dataran rendah dan dataran tinggi? 5. Apakah perbedaan bukit, gunung dan pegunungan? Kunci jawaban Pilihan Objektif 1. D 2. B 3. C 4. B 5. B 6. A 7. D 8. D 9. B 10. A Subjektif 1. Lembah adalah tanah rendah yang terletak di kaki gunung atau sepanjamg sungai. 2. Dataran rendah, dataran tinggi, gunung, pegunungan, bukit, lembah. 81

96 82

97 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : MI Muhammadiyah Suruh : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) : III / II : Kenampakan Permukaan Bumi Lautan : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam B. Kompetensi Dasar Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. Dengan Indikator Menjelaskan pengertian perairan Menjelaskan gambar bentuk-bentuk kenampakan bumi pada lautan C. Tujuan Pembelajaran Setelah membaca materi siswa mampu menjelaskan permukaan bumi yang tertutup air yang terdiri dari sungai,danau,rawa,dan laut. dengan benar. Dengan metode make a match siswa mampu memahami kenampakan bumi yang berada di lautan dengan baik. Melalui peran aktif siswa dalam pelajaran diharapkan mampu menyerap materi dengan baik. 83

98 D. Materi Pembelajaran B. Lautan Permukaan bumi banyak mengandung air. Sekitar 2/3 permukaan bumi merupakan lautan. Permukaan dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut terdapat bukit laut dan gunung laut. Jurang yang sangat dalam di dalam laut disebut palung laut. Wilayah lautan terdiri atas 5. Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air. 6. Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan. 7. Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau. 8. Samudra, merupakan lautan yang sangat luas dan dalam. Sejak zaman dahulu, orang-orang bepergian melintasi lautan. Kemudian, perjalanannya mereka gambarkan. Gambaran itu dipakai sebagai dasar pembuatan peta bumi. Sekarang, hal itu cukup dilakukan dengan satelit. Globe memberikan gambaran tentang posisi suatu negara terhadap negara lainnya 84

99 Pernahkah kamu melihat benda pada Gambar diatas Benda tersebut dinamakan globe. Globe adalah peta dunia yang digambarkan pada benda bulat seperti bola. Bentuk permukaan bumi dapat digambarkan pada sebuah globe dan peta. Peta adalah gambar dua dimensi suatu tempat di permukaan bumi. Peta harus memiliki simbol, arah mata angin, skala, dan penunjuk. Pada globe dan peta bagian-bagian permukaan bumi yang merupakan daratan diberi warna hijau dan kuning. Warna hijau merupakan dataran rendah, sedangkan warna kuning merupakan dataran tinggi. Pegunungan diberi warna kuning kecokelatan. Lautan, danau, dan sungai diwarnai biru. Berdasarkan yang kamu lihat ada globe, permukaan bumi manakah yang paling luas, daratan atau lautan? E. Metode Pembelajaran 1. make a macth 2. Tanya jawab 3. Penugasan 85

100 F. Media Alat dan Sumber belajar 1. Media Globe Gambar 2. Alat/Bahan Kertas yang berisi soal dan jawaban Alat tulis 3. Sumber belajar Buku sekolah yudistira halaman : Bogor, Febuari Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 3. Sumber lain yang menunjang pembelajaran No Kegiatan Pembelajaran waktu 1. Kegiatan Awal Apersepsi, guru : Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo a bersama. Guru memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi tempat duduk di sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Guru menghububungkan materi dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya kepada siswa : Siapa yang tahu apa itu perairan? Siapa yang pernah melihat laut atau rawa? Guru menjelaskan tujuan pembelajaran : Setelah pelajaran selesai anak-anak harus bisa menjelaskan apa itu perairan dan bagian dari lautan. Anak-anak harus mampu mejelaskan apa itu lautan,rawa,sungai,dan danau Guru menjelaskan cakupan materi yang akan di pelajari dalam satu pertemuan. 15 menit 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru meminta siswa mengamati gambar kenampakan dalam laut 50 menit

101 Guru menjelaskan materi Lautan Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru : Guru meminta siswa membuat kelompok yang masingmasing keompok terdiri dari 4 orang Guru memberikan kartu yang berisi jawaban maupun soal kepada setiap siswa pada kelompok Guru menyuruh siswa bagi yang mendapatkan jawaban disuruh membuat soal dan sebaliknya Guru memberikan waktu untuk menukar antara soal dan jawaban yang benar kepada kelompok lain untuk mencocokkannya, yang tercepat sebelum batas waktu yang di tentukan maka akan mendapatkan poin Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang mendapatkan poin terbanyak Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi guru : Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Guru dengan siswa menyimpulkan materi yang telah di belajari hari ini. 3. Kegiatan akhir Evaluasi Guru mengomentari hal-hal yang berlangsung saat proses pembelajaran. Guru memberikan tugas berupa soal keapada siswa untuk di kerjakan. 5 menit Penutup Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di pelajari hari ini. Guru menjelaskan materi yang akan datang. Guru menutup pelajaran dengan do a bersama. G. Penilaian 1. Soal pilihan ganda 1. Daerah yang dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik tenaga air adalah...

102 a. rawa c. sungai b. waduk d. laut 2. Laut yang sangat luas dan dalam disebut.. a. rawa c. sungi b. samudra d. Danau 3. Jurang curam dan dalam pada dasar laut disebut... a. palung c. teluk b. samudra d. ngarai 4. Aliran sungai yang bermuara menuju... a. danau c. pegunungan b. laut d. lembah 5. Laut sempit di antara pulau-pulau disebut... a. samudra c. palung b. teluk d. selat 6. Wilayah lautan terdiri atas... a. palung,teluk,selat dan samudra b. laut,sungai,danau, dan rawa c. ngarai,gunung,lembah dan bukit d. gunung,laut,pantaidan lembah 7. Antara wilayah lautan dan daratan dibatasi... a. Laut c. Sungai b. Danau d. pantai 8. Bagian bumi yang tergenangi air... a. Pegungungan c. Perbukitan b. Laut d. Dataran rendah 9. Lautan yang menjorok masuk ke daratan disebut... a. selat c. teluk b. samudra d. tanjung 10. Sungi yang airnya berasal dari salju yang mencair disebut sungai... a. hujan b. gletser c. oase d. campuran

103 2. Soal Subjektif 1. Apa pengertian danau? 2. Sebutkan 2 contoh nama sungai di Indonesia? 3. Tumbuhan air banyak terdapat dimana? 4. Apa manfaat sungai? 5. Apa pengertian rawa?

104

105 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I Nama Guru Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Materi Pelajaran Pokok Bahasan : Muhammad Rifa i : MI Muhammadiyah Suruh : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : III/II : 2 x 35 menit : Kenampakan permukaan bumi : Perairan Hari / Tanggal : Senin, 3 Februari 2016 Petunjuk Pengisian No : beri tanda ceklis ( ) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk Kerja Aspek yang dinilai 1. A. pendahuluan 1. Memotivasi Siswa 2. Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsepkonsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai 2. B. Pembelajaran 1. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas 2. Memberikan prosedur singkat terkait prosedur kerja dalam pembelajaran dengan Make a Match 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan Skala penilaian B C K

106 4. Guru mengamati, membimbing dan mengarahkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Make a Match 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam mempelajari materi dengan make a match 6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. 3. C. Penutup 1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari. 2. Memberikan tugas/post test. Jumlah Total Kategori 1. Keterangan penilaian : K : Kurang, (skor 1) C : Cukup, (skor 2) B : Baik, (skor 3) 2. Rentangan nilai : Nilai 0 9 (kurang) Nilai (cukup) Nilai (Baik) Nilai (Sangat Baik) Salatiga, 3 Februari 2016

107 Observer Isni Farida. S.Ag. NUPTK: LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II Nama Guru Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Materi Pelajaran Pokok Bahasan : Muhammad Rifa i : MI Muhammadiyah Suruh : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : III/II : 2 x 35 menit : Kenampakan permukaan bumi : Perairan Hari / Tanggal : Senin, 8 Februari 2016 Petunjuk Pengisian No : beri tanda ceklis ( ) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk Kerja Aspek yang dinilai 4. A. pendahuluan 4. Memotivasi Siswa 5. Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsepkonsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa. 6. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai 5. B. Pembelajaran 7. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas Skala penilaian B C K

108 8. Memberikan prosedur singkat terkait prosedur kerja dalam pembelajaran dengan Make a Match 9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan 10. Guru mengamati, membimbing dan mengarahkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Make a Match 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam mempelajari materi dengan make a match 12. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. 6. C. Penutup 3. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari. 4. Memberikan tugas/post test. Jumlah Total Kategori

109 3. Keterangan penilaian : K : Kurang, (skor 1) C : Cukup, (skor 2) B : Baik, (skor 3) 4. Rentangan nilai : Nilai 0 9 (kurang) Nilai (cukup) Nilai (Baik) Nilai (Sangat Baik) Salatiga, 8 Februari 2016 Observer Isni Farida. S.Ag. NUPTK:

110 Tabel : 3.1 Perolehan Rata-rata Nilai Pra Siklus No Absen Nilai KKM Ketuntasan 1 3,92 6,00 Tidak Tuntas 2 3,60 6,00 Tidak Tuntas 3 5,30 6,00 Tidak Tuntas 4 4,70 6,00 Tidak Tuntas 5 7,80 6,00 Tuntas 6 7,50 6,00 Tuntas 7 7,74 6,00 Tuntas 8 5,04 6,00 Tidak Tuntas 9 5,60 6,00 Tidak Tuntas 10 4,87 6,00 Tidak Tuntas 11 2,60 6,00 Tidak Tuntas 12 7,34 6,00 Tuntas 13 4,00 6,00 Tidak Tuntas 14 7,34 6,00 Tuntas 15 2,21 6,00 Tidak Tuntas 16 4,29 6,00 Tidak Tuntas 17 2,44 6,00 Tidak Tuntas 18 6,67 6,00 Tuntas 19 7,20 6,00 Tuntas 20 1,60 6,00 Tidak Tuntas Rata-rata 5,08

111 Tabel : 3.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Keterangan No Absen siklus I Tuntas Belum tuntas Rata-rata 70,15

112 Tabel : 3.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai siklus Keterangan No Absen II Tuntas Belum tuntas Rata-rata 76,5

113 Tabel: 4.3 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Nomor Aspek yang di nilai Skore absen Partisipasi Keaktifan Ketepatan Kriteria :

114 A = Baik sekali 9-12 B = Baik 8 C = Cukup 7 D = Perlu latihan 6 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I Skala penilaian No Aspek yang dinilai B C K 1. A. pendahuluan 4. Memotivasi Siswa 5. Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsepkonsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa. 6. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai 2. B. Pembelajaran 7. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas 8. Memberikan prosedur singkat terkait prosedur kerja dalam pembelajaran dengan Make a match 9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan 10. Guru mengamati, membimbing dan

115 mengarahkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Make a match 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam mempelajari materi dengan Make a match 12. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. 3. C. Penutup 4. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari. 5. Memberikan tugas/post test. Jumlah Total 18 Kategori Cukup Keterangan penilaian : K : Kurang, (skor 1) C : Cukup, (skor 2) B : Baik, (skor 3) Rentangan nilai : Nilai 0 9 (kurang) Nilai (cukup) Nilai (Baik) Nilai (Sangat Baik)

116 Tabel: 4.6 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Nomor absen Aspek yang di nilai Partisipasi Keaktifan Ketepatan Skore

117 Kriteria : A = Baik sekali 9-12 B = Baik 8 C = Cukup 7 D = Perlu latihan 6 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II Skala penilaian No Aspek yang dinilai B C K. 1. A. pendahuluan 4. Memotivasi Siswa 5. Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui konsepkonsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa. 6. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikuasai. 2. B. Pembelajaran

118 7. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas 8. Memberikan prosedur singkat terkait prosedur kerja dalam pembelajaran dengan make a match 9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan 10. Guru mengamati, membimbing dan mengarahkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan make a match 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam mempelajari materi dengan make a match 12. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi.. 3. C. Penutup 3. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari. 4. Memberikan tugas/post test. Jumlah Total 26 Kategori Baik

119 Keterangan penilaian : K : Kurang, (skor 1) C : Cukup, (skor 2) B : Baik, (skor 3) Rentangan nilai : Nilai 0 9 (kurang) Nilai (cukup) Nilai (Baik) Nilai (Sangat Baik)

120 Guru melakukan kegiatan apersepsi Guru mejelaskan materi Bentuk Permukaan Bumi

121 Guru membagikan Kartu yang berisi Jawaban dan soal

122 Suasana belajar dengan menggunakan metode make a macth

123 Suasana siswa saat mencari pasangan kartu yang memiliki jawaban maupun soal yang tepat

124 Antusiasme siswa dalam belajar dengan menggunakan metode makae a macth

125 Suasana siswa saat maju ke depan dengan membacakan soal atau jawaban dari kartu yang di peroleh Guru mendampingi siswa dan mengarahkan saat proses pelajaran berlangsung

126 Guru membimbing dan memberi motivasi keapada siswa yang kurang paham

127 Suasana saat siswa mengerjakan lembar evaluasi

128 Guru membimbing siswa dalam pembelajaran

129 Guru memberi penjelasan cara belajar dengan metode make a macth

130

BAB. Bentuk Permukaan Bumi

BAB. Bentuk Permukaan Bumi BAB 8 Bentuk Permukaan Bumi Ketika sedang belajar IPA, ibu guru bertanya kepada Dimas. "Ayo, sebutkan, terdiri dari apakah permukaan bumi kita?" Dimas menjawab, "Permukaan bumi kita terdiri atas daratan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA SUB-POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII C SMP NEGERI 2 ARJASA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Lebih terperinci

LOGO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

LOGO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO LOGO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO ii PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 PONOROGO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik kelas IV SDI Tanjungsari Sukorejo Kota

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN MELALUI METODE MIND MAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN MELALUI METODE MIND MAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN MELALUI METODE MIND MAP PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II DI MI MA ARIF KUTOWINANGUN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. i UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BRUNER DENGAN ALAT PERAGA JARING-JARING BANGUN RUANG DI KELAS V C SD NEGERI AJIBARANG WETAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DI KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi PENERAPAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA TEGALSAMBI TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN SIKAP MENGHARGAI PRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI JASA PERANAN TOKOH DI SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING MEDIA FILM SOEKARNO DI SDN SOKARAJA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK HUKUM NEWTON MELALUI MODEL INQUIRY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK HUKUM NEWTON MELALUI MODEL INQUIRY LEARNING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK HUKUM NEWTON MELALUI MODEL INQUIRY LEARNING KELAS X DI MAN DEMAK TAHUN AJARAN 2009/ 2010 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK PADA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM GENUK SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B DI KB AL HIDAYAH TANGGALAN SRINGIN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN SIKAP KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA KARTU KATA DI KELAS IVA SD NEGERI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ARI PRAMANA NIM

SKRIPSI. Oleh: ARI PRAMANA NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPENUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKANHASILBELAJAR SAINS SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH PLUS SUWARU BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: ARI PRAMANA NIM.

Lebih terperinci

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Gelar S1 Pada Jurusan Pendidikan Madrasah. Oleh: UTAMI ANGGUN PERTIWI

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Gelar S1 Pada Jurusan Pendidikan Madrasah. Oleh: UTAMI ANGGUN PERTIWI 1 PENERAPAN COLLABORATIVE LEARNING MELALUI PERMAINAN MENCARI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V DI SDN TABANGGELE KECAMATAN ANGGALOMOARE KABUPATEN KONAWE Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD KRISTEN 03 EBEN HAEZER TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD KRISTEN 03 EBEN HAEZER TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD KRISTEN 03 EBEN HAEZER TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan proses pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Siti Nuril Harissiyah NIM

SKRIPSI. Oleh: Siti Nuril Harissiyah NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAKEM DI SDN GEBANG 03 JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI POKOK ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN THE LEARNING CELL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI POKOK ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN THE LEARNING CELL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI POKOK ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN THE LEARNING CELL (STUDI TINDAKAN DI KELAS XI MA NURIL HUDA TARUB TAWANGHARJO GROBOGAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas masalah pendidikan tidak dapat terlepas dari pengertian pendidikan secara umum. Pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Pendidikan pada

Lebih terperinci

SITI GUSLIYANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H

SITI GUSLIYANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN VCD INTERAKTIF DAN TANPA MENGGUNAKAN VCD INTERAKTIF PADA MATERIRELASI DAN FUNGSI SISWAKELAS VIII SMPN 30 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 OLEH SITI GUSLIYANA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN Oleh UTAMI NING TYAS TUTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H PENGGUNAAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL KOLABORASI DAN SCAFFOLDING LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DI KELAS V SD N 1 DUKUHWALUH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses kehidupan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan identitas penting dalam kehidupan manusia. Diakui atau tidak pendidikan telah mengantarkan manusia pada tingkat peradaban yang tinggi. Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H i

Lebih terperinci

OLEH MUNAZZIFAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H

OLEH MUNAZZIFAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MANTEL SANG AHLI DAN EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 9 BANJAR

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dulu sampai sekarang, pendidikan memegang peranan penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok masyarakat. Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU PADA SISWA KELAS III MI DADAPAYAM II KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III DI MIN PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA OLEH SITI KHADIJAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT KELAS V SDN MUNCAR 02 SUSUKAN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENGGUNAKAN VIDEO PEMBELAJARAN DI KELAS V SD NEGERI 3 LESMANA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA NAPIER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS III DI MI ABI MANAP KECAMATAN BATAGUH KABUPATEN KUALA KAPUAS

PENGGUNAAN MEDIA NAPIER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS III DI MI ABI MANAP KECAMATAN BATAGUH KABUPATEN KUALA KAPUAS PENGGUNAAN MEDIA NAPIER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS III DI MI ABI MANAP KECAMATAN BATAGUH KABUPATEN KUALA KAPUAS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI YENI NOVITASARI NIM :

SKRIPSI YENI NOVITASARI NIM : PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V MIN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SALMIAH

METODE PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SALMIAH METODE PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SALMIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1 UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI KELAS IV SD NEGERI 1 KALITINGGAR KIDUL SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT (STUDI TINDAKAN DI KELAS V MI NURUL HUDA PEGUNDAN PETARUKAN PEMALANG

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

Oleh Ruri Wirianto NIM

Oleh Ruri Wirianto NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 01 WONOREJO MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Ruri Wirianto

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BIDANG PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM MELALUI GAMBAR MATI ( Studi Tindakan di RA. Muslimat Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan Kelompok B Tahun Pelajaran 2010/ 2011

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA MATERI MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V DI MI AN NUR DEYANGAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi pengetahuan dari satu orang kepada orang lainnya atau dari generasi satu ke generasi lainnya.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN CEPOKOKUNING KABUPATEN BATANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI TENTANG TATA CARA SALAT DI SDN PEMURUS 2 KABUPATEN BANJAR OLEH ROSIDAH

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI TENTANG TATA CARA SALAT DI SDN PEMURUS 2 KABUPATEN BANJAR OLEH ROSIDAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI TENTANG TATA CARA SALAT DI SDN PEMURUS 2 KABUPATEN BANJAR OLEH ROSIDAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1438 H PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI TENTANG TATA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI

PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1438 H i PENGGUNAAN STRATEGI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh Moh Arwani NIM

SKRIPSI. Disusun Oleh Moh Arwani NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK NILAI PECAHAN DARI SUATU BILANGAN DI MI FALAQIYAH

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM. MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI Oleh: Riza Zain Prastian NIM.11111462 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER GENAP MTs USWATUN HASANAH MANGKANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1 PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DI KELAS IV SD NEGERI 3 PLIKEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DI KELAS V SEKOLAH DASAR

DI KELAS V SEKOLAH DASAR i UPAYA MENINGKATKAN SIKAP RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGALIKAN DAN MEMBAGI BERBAGAI BENTUK PECAHAN MENGGUNAKAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT DI KELAS V SEKOLAH DASAR Skripsi

Lebih terperinci

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN IDENTITAS BENUA DI KELAS VI SDN JARIT 02 CANDIPURO

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FONIK DALAM KEGIATAN REMEDIAL MEMBACA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL ISLAM BANJARMASIN

PENGGUNAAN METODE FONIK DALAM KEGIATAN REMEDIAL MEMBACA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL ISLAM BANJARMASIN PENGGUNAAN METODE FONIK DALAM KEGIATAN REMEDIAL MEMBACA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL ISLAM BANJARMASIN OLEH RABIATUL ADAWIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TERHADAP SIKAP RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KEBANGGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar i UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA DAN PRESTASI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SD N 1 KARANGBAWANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SMART GAME

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SMART GAME PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SMART GAME PADA SISWA KELAS V SD N JATI GUNUNGKIDUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL ANAK NORMAL DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SDN INKLUSIF BENUA ANYAR 4 BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN

INTERAKSI SOSIAL ANAK NORMAL DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SDN INKLUSIF BENUA ANYAR 4 BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN INTERAKSI SOSIAL ANAK NORMAL DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SDN INKLUSIF BENUA ANYAR 4 BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN OLEH RINY SUGIARTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN BAIK DAN BENAR SISWA MELALUI MODEL READING ALOUD PADA MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADIS KELAS IV MI NURUL ISLAM 02 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK N 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1439 H PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Hasil Belajar IPA 2.2.1 Hakekat Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2009:20) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses hasil belajar. Hasil

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI RUSMINAH A

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI RUSMINAH A PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMS (SERIUS MENGERJAKAN SOAL) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MANGGUNG 2 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENJAS ORKES SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PEMURUS DALAM BANJARMASIN OLEH NUR AZIZAH

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENJAS ORKES SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PEMURUS DALAM BANJARMASIN OLEH NUR AZIZAH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENJAS ORKES SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PEMURUS DALAM BANJARMASIN OLEH NUR AZIZAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada: Program Studi pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo

SKRIPSI Diajukan Kepada: Program Studi pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH PADA SISWA KELAS III MI MA ARIF MANGUNSUMAN 2 SIMAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Kepada: Program Studi pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI METODE GROUP GRID BERBANTU MEDIA VIDEO DI KELAS V SD NEGERI 3 KARANGGUDE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA

PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA OLEH YUDI YUSTIADI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD KECANDRAN 01 SALATIGA 2015/2016 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR SISWA DARI KELUARGA BROKEN HOME DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PRESTASI BELAJAR SISWA DARI KELUARGA BROKEN HOME DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DARI KELUARGA BROKEN HOME DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SITI NURBAYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

TRATEGI METAKOGNITIF DITINJAU DARI PEMAH

TRATEGI METAKOGNITIF DITINJAU DARI PEMAH EFEKTIVITAS STRATEGI METAKOGNITIF DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS SISWA KELAS VIII MTsN BANJAR SELATAN 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 OLEH DESI AULIA INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE BERBANTU MEDIA INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGIES (ICT) DI KELAS V SEKOLAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) EFEKTIFITAS KARTU SIMBOL MATEMATIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SOAL CERITA DI MI MASALIKIL HUDA 1 TAHUNAN JEPARA

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA DARUL ULUM PEKAUMAN BANJARMASIN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA DARUL ULUM PEKAUMAN BANJARMASIN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA DARUL ULUM PEKAUMAN BANJARMASIN OLEH AHMAD BAKIR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1438 H iii PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat, yang dimulai sejak lahirnya ke dunia sampai kembali ke liang lahat, baik ilmu agama maupun yang

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV DI MI KHADIJAH BANJARMASIN OLEH MAHDIATI UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

SILABUS. Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa. Materi Pokok dan Uraian Materi. Indikator Pencapaian Kompetensi. KewirauSahaan/ Ekonomi Kreatif

SILABUS. Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa. Materi Pokok dan Uraian Materi. Indikator Pencapaian Kompetensi. KewirauSahaan/ Ekonomi Kreatif SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SD Kristen 1 Metro Pusat : Ilmu Pengetahuan Alam : III/II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa KewirauSahaan/ Ekonomi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN FIKIH DI MIN MODEL TAMBAK SIRANG KEC. GAMBUT

PENGGUNAAN STRATEGI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN FIKIH DI MIN MODEL TAMBAK SIRANG KEC. GAMBUT PENGGUNAAN STRATEGI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN FIKIH DI MIN MODEL TAMBAK SIRANG KEC. GAMBUT OLEH ZAHRATUN NUFUS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H PENGGUNAAN STRATEGI PETA

Lebih terperinci