(Skripsi) Oleh. Susi Novela

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(Skripsi) Oleh. Susi Novela"

Transkripsi

1 ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI KECAMATAN WAY TUBA KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2016 (Skripsi) Oleh Susi Novela FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

2 ABSTRACT ANALYSIS OF RUBBER FARMERS FAMILY INCOME WHOSE CHILDREN DO NOT CONTINUE THEIR EDUCATION TO THE COLLEGE IN BANDAR SARI VILLAGE WAY TUBA DISTRICT WAY KANAN REGION YEARS 2016 By Susi Novela The purpose of this research is to examine rubber farmers family income in Bandar Sari Village Way Tuba District Way Kanan Region Years This research using descriptive method. The population is 36 respondents so there s no sampling. Data were collected through observation technique, questionnaires, and documentation. Analysis technique used is percentage analysis. The results showed: (1) Land area owned by rubber farmers average 2,04 Ha. (2) Main income per month average Rp (3) Addition income per month average Rp (4) Net income per month average Rp (5) Total expenditure per month average Rp (6) The income balance per month average Rp From the income analysis it is known that there are 33 rubber farmers are able to continue their children education to the college, but the rubber farmers do not invest their income to the education of the children due to their income is invested: (a) buying rubber plantation (b) saved (c) purchasing land (d) buying jewelry (e) adding venture capital. Keywords : education, farmer, income.

3 ABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI KECAMATAN WAY TUBA KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2016 Oleh Susi Novela Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan keluarga petani karet di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Populasinya sebanyak 36 responden sehingga tidak dilakukan penarikan sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukkan: (1) luas lahan petani karet rata-rata 2,04 Ha (2) pendapatan pokok rata-rata per bulan Rp (3) pendapatan tambahan rata-rata per bulan Rp (4) pendapatan total rata-rata per bulan Rp (5) total pengeluaran rata-rata per bulan Rp (6) saldo pendapatan rata-rata per bulan Rp Dari analisis pendapatan diketahui bahwa terdapat 33 petani karet secara ekonomi mampu melanjutkan anaknya ke perguruan tinggi, akan tetapi petani karet tersebut tidak menginvestasikan pendapatannya ke pendidikan anak dikarenakan pendapatannya diinvestasikan: (a) membeli kebun karet (b) ditabung (c) membeli tanah (d) membeli perhiasan (d) menambah modal usaha. Kata kunci: pendapatan, pendidikan, petani.

4 ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI KECAMATAN WAY TUBA KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2016 Oleh Susi Novela Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

5 Judul Skripsi Nama Mahasiswa : ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI KECAMATAN WAY TUBA KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2016 : Susi Novela Nomor Pokok Mahasiswa : Program Studi Jurusan Fakultas : Pendidikan Geografi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu, Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Edy Haryono, M.Si. NIP NIP Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Ketua Program Studi Pendidikan Geografi, Drs. Zulkarnain, M.Si. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. NIP NIP

6 MENGESAHKAN 1. Tim Penguji Ketua : Drs. Buchori Asyik, M.Si. Sekretaris : Drs. Edy Haryono, M.Si. Penguji Bukan Pembimbing : Dra. Nani Suwarni, M.Si. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. NIP Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 14 Juli 2017

7 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Susi Novela NPM : program studi jurusan : Pendidikan Geografi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Bandar Lampung, Agustus 2017 Pemberi pernyataan Susi Novela

8 RIWAYAT HIDUP Susi Novela dilahirkan di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan pada tanggal 10 November 1995, sebagai anak sulung dari dua bersaudara pasangan Bapak Marzuki dan Ibu Mela Wana. Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bandar Sari diselesaikan tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTS Miftahul Ulum Way Tuba pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Martapura OKU Timur pada tahun Pada tahun 2013 diterima sebagai mahasiswi Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

9 MOTO Keberhasilan datang karena adanya ridho dari Allah dan orang tua maka keberhasilan akan sia-sia jika lalai terhadap keduanya. (Susi Novela)

10 PERSEMBAHAN Kedua orang tuaku, Bapak Marzuki dan Ibu Mela Wana Almamater Tercinta Universitas Lampung

11 SANWACANA Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 adalah salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan dan bimbingan dari Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku pembimbing utama. Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku pembimbing pembantu. Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si., selaku Dosen Penguji. Untuk itu, tidak lupa diucapkan terimakasih atas kebaikan dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini pula, disampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

12 4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan. 5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Kepala Desa Bandar Sari yang telah memberikan izin penelitian. 9. Ayahku Marzuki dan Ibuku Mela Wana serta keluarga besarku yang telah memberikan do a, dukungan, dan semangat dalam menyusun skripsi. 10.Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi Angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan dan semangat selama perkuliahan hingga saat ini. Bandar Lampung, Agustus 2017 Penulis Susi Novela

13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xiv xvi xvii 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 8 C. Rumusan Masalah... 8 D. Tujuan Penelitian... 9 E. Kegunaan Penelitian F. Ruang Lingkup Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Pengertian Geografi Pendekatan Geografi Luas Lahan Pendapatan Pengeluaran Petani Tanaman Karet Pendidikan Tinggi B. Penelitian Sejenis C. Kerangka Pikir III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Penelitian Indikator Penelitian a. Luas Lahan b. Pendapatan Pokok c. Pendapatan Tambahan d. Pendapatan Total... 26

14 e. Pengeluaran Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ) Pengeluaran Pangan ) Pengeluaran Nonpangan f. Saldo Pendapatan D. Teknik Pengumpulan Data Observasi Kuesioner Dokumentasi E. Teknik Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Desa Bandar Sari B. Keadaan Geografis Desa Bandar Sari Keadaan Fisik Desa Bandar Sari a. Letak Astronomis b. Letak Administratif c. Keadaan Topografi d. Keadaan Tanah e. Keadaan Hidrologi f. Keadaan Iklim Keadaan Penduduk Desa Bandar Sari a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk b. Komposisi Penduduk ) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin. 42 2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan a) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan b) Jumlah Anak Petani Karet yang Telah Lulus SMA Pada Tahun C. Penyajian Data Penelitian dan Pembahasan Identitas Petani Karet a. Umur b. Tingkat Pendidikan c. Umur Anak Petani Karet d. Jumlah Tanggungan e. Umur Tanaman Karet Hasil Penelitian a. Luas Lahan b. Pendapatan Pokok ) Produksi Getah Karet per Bulan ) Produksi Getah Karet Rata-rata per Ha per Bulan ) Pendapatan Pokok c. Pendapatan Tambahan d. Pendapatan Total e. Pengeluaran Petani Karet Untuk Kebutuhan Keluarga ) Pengeluaran Untuk Kebutuhan Pangan Keluarga ) Pengeluaran Untuk Kebutuhan Nonpangan... 69

15 3) Total Pengeluaran Petani Karet f. Saldo Pendapatan Petani Karet V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

16 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Hasil Pra Survei Luas Lahan dan Pendapatan per Bulan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun Jenis Pengeluaran Nonmakanan Provinsi Lampung Tahun Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Bandar Sari Tahun Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bandar Sari Tahun Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bandar Sari Tahun Jumlah Anak Petani Karet yang Telah Lulus SMA di Desa Bandar Sari Tahun Struktur Umur Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun Tingkat Pendidikan Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Tahun Struktur Umur Anak Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun Jumlah Tanggungan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun Umur Tanaman Karet di Desa Bandar Sari Tahun Luas Lahan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun Produksi Getah Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun Produksi Getah Karet Rata rata Per Ha per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun Pendapatan Pokok Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun

17 4.14 Pendapatan Tambahan Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun Pendapatan Total per Bulan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun Biaya Perawatan Kebun Karet per Bulan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun Total Pengeluaran Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun Saldo Pendapatan Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun Penggunaan Saldo Pendapatan Milik Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun

18 DAFTAR GAMBAR Bagan / Gambar Halaman 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun Peta Lokasi Penelitian Desa Bandar Sari Kebun Karet Milik Salah Satu Petani Karet di Desa Bandar Sari Pohon Karet yang Telah Disadap Usaha Sampingan Berupa Warung Milik Petani Karet Usaha Sampingan Berupa Jasa Angkutan Barang Milik Petani Karet Rumah Petani Karet di Desa Bandar Sari Kendaraan Sepeda Motor Milik Salah Satu Petani Karet Kendaraan Berupa Motor dan Mobil Milik Salah Satu Petani Karet... 72

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian Rekapitulasi Identitas Petani Karet dan Anak Petani Karet yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun Rekapitulasi Umur Karet, Luas Lahan, Hasil Getah per Bulan, Hasil Getah Karet Rata rata per Bulan Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun Rekapitulasi Pendapatan Hasil Karet per Bulan, Pendapatan Tambahan, Pendapatan Total Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun Rekapitulasi Pengeluaran Keperluan Pangan (Beras, Sayuran, Lauk pauk, Minyak Goreng) Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun Rekapitulasi Pengeluaran Keperluan Nonpangan Per Bulan (Perumahan dan Fasilitas, Barang dan Jasa, Biaya Pendidikan, Biaya Kesehatan, Pakaian, Alas Kaki, Penutup Kepala, Barang barang Tahan Lama, Pajak dan Asuransi, Keperluan Pesta dan Upacara, serta Perawatan Kebun Karet) Rekapitulasi Total Pengeluaran Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun Pendapatan Total, Total Pengeluaran, Saldo Pendapatan, dan Penggunaan Saldo Pendapatan Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun

20 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan. Pekerjaan dalam bidang pertanian atau perkebunan tersebut adalah sebuah usaha yang dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bagi mereka. Di Indonesia banyak sekali sektor-sektor perkebunan yang dapat dikembangkan diantaranya adalah kopi, kakao, lada, sawit, karet, dan lain-lain. Masing-masing komoditas tersebut memiliki keunggulan yang berbeda-beda di setiap wilayah. Provinsi Lampung merupakan sebuah daerah yang di dalamnya terdapat banyak sektor-sektor perkebunan yang dikembangkan oleh masyarakatnya. Setiap sektor perkebunan masing-masing mengembangkan komoditas sesuai dengan daerahnya. Komoditas perkebunan yang dikembangkan di Provinsi Lampung misalnya seperti kopi, lada, kakao, sawit, karet, nanas, dan lain sebagainya. Masing-masing perkebunan tersebut berkembang dengan baik di setiap kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Lampung. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang menjadikan perkebun karet sebagai komoditas utama dan banyak dari

21 2 masyarakatnya yang menjadikan pekerjaan petani karet sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kabupaten Way Kanan dibagi menjadi 14 kecamatan yang pada masing-masing kecamatan tentunya menghasilkan produksi karet yang berbeda-beda baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kecamatan Way Tuba merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Way Kanan yang menjadikan perkebunan karet sebagai komoditas utama di daerahnya. Usaha perkebunan yang banyak dilakukan oleh masyarakat biasanya akan memberikan keuntungan yang besar apabila jenis perkebunan yang dipilih sesuai dengan daerah tempat tinggalnya. Desa Bandar Sari merupakan desa yang berada pada daerah dataran rendah. Hal ini sangat mendukung untuk perkembangan tanaman karet karena perkebunan karet akan berkembang dengan baik apabila ditanam di daerah dataran rendah. Hal ini sesuai dengan konsep Geografi yaitu konsep diferensiasi area yang maksudnya adalah setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, memiliki potensi sumber daya alam yang berbeda, serta memiliki keadaan sosial yang berbeda pula. Desa Bandar Sari merupakan desa agraris yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Berdasarkan jenis usaha tani yang dikembangkan meliputi budidaya tanaman pangan, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, dan perkebunan. Akan tetapi, yang paling mendominasi lahan di Desa Bandar Sari adalah jenis tanaman perkebunan yaitu perkebunan karet. Perkebunan karet yang terdapat di Desa Bandar Sari seluas 800 Ha (Data Monografi Desa Bandar Sari 2016). Oleh karena itu perkebunan karet yang ada di Desa Bandar Sari menjadi

22 3 komoditas utama di desa tersebut. Hal ini disebabkan karena lahan di Desa Bandar Sari masih luas untuk dijadikan perkebunan karet, jenis tanah yang ada di Desa Bandar Sari cocok untuk dikembangkannya perkebunan karet, dan penduduk di Desa Bandar Sari belum padat. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pekarangan kosong yang belum digunakan untuk permukiman penduduk. Maka dengan keadaan seperti ini dimanfaatkan oleh para petani karet untuk membuka perkebunan karet di Desa Bandar Sari. Petani karet yang ada di desa ini mayoritas adalah sebagai petani pemilik. Jadi lahan perkebunan karet yang mereka kelola adalah milik mereka sendiri. Di desa ini hanya ada sebagian kecil petani yang tidak memiliki lahan sendiri. Petani yang tidak memiliki kebun karet ini biasanya bekerja sebagai petani penggarap atau buruh tani. Para buruh tani ini biasanya bekerja pada petani karet yang memiliki kebun dengan luas lebih dari dua hektar. Petani karet yang memiliki kebun karet lebih dari luas tersebut biasanya tidak sanggup untuk mengelola kebun karetnya sendiri sehingga memerlukan tenaga buruh untuk mengelolanya. Di Desa Bandar Sari terdapat 934 kepala keluarga. Dari jumlah kepala keluarga tersebut mayoritas bekerja sebagai petani. Ada yang bekerja pada lahan sendiri yaitu petani pemilik, dan ada juga yang bekerja mengelola lahan milik orang lain yaitu sebagai buruh tani. Dari masing-masing petani tersebut terdapat 435 petani karet (66%) merupakan petani pemilik dan ada 107 petani (16,24%) yang merupakan buruh tani yaitu mengelola lahan milik orang lain. Dari jumlah petani yang ada, petani yang jumlahnya paling sedikit adalah petani sayuran yaitu hanya 15 petani (2,28%) dari jumlah petani yang ada di Desa Bandar Sari (Data Monografi Desa Bandar Sari 2016).

23 4 Jumlah petani sayuran yang sedikit dikarenakan peluang untuk penjualan sayuran sangat kecil di Desa Bandar Sari. Peluang penjualan yang kecil disebabkan karena Desa Bandar Sari bersebelahan dengan Desa Bukit Gemuruh yang jenis tanahnya sangat cocok untuk perkembangan tanaman sayuran karena sayuran yang dihasilkan dari desa tersebut memang kualitasnya lebih bagus sehingga para pedagang sayuran yang ada di Desa Bandar Sari lebih memilih untuk memasok sayuran dari Desa Bukit Gemuruh. Berkembangnya perkebunan karet di Desa Bandar Sari ini memberikan peluang yang baik untuk perkembangan perekonomian penduduk Desa Bandar Sari. Menurut dugaan sementara, kepemilikan kebun karet tersebut yang membuat para petani karet memiliki pendapatan yang tinggi setiap bulannya. Pendapatan dari hasil kebun karet yang dimiliki tersebut sudah dapat mencukupi kebutuhan petani karet sampai saat ini dikarenakan mayoritas dari petani karet di Desa Bandar Sari memiliki luas lahan lebih dari satu hektar per orang. Akan tetapi, dalam hal pendidikan masih banyak para petani karet yang belum memenuhi kebutuhan anak hingga jenjang perguruan tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa pada tahun 2016 di Desa Bandar Sari terdapat 66 orang petani karet yang anaknya telah lulus Sekolah Menengah Atas. Dari jumlah tersebut, 30 anak petani karet melanjutkan ke perguruan tinggi dan 36 anak petani karet tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (Data Monografi Desa Bandar Sari Tahun 2016). Berdasarkan hasil pra survei diperoleh data mengenai luas lahan dan pendapatan yang diperoleh setiap bulannya oleh petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun Data tersebut merupakan gambaran umum sementara dari 10 petani karet yang anaknya tidak melanjutkan

24 5 pendidikan ke perguruan tinggi. Menurut pengakuan mereka, pendapatan yang diperoleh tersebut merupakan pendapatan pokok yang belum ditambah dengan pendapatan sampingan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Hasil Pra Survei Luas Lahan dan Pendapatan per Bulan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 No Nama Luas Lahan (Ha) Pendapatan per Bulan(Rupiah) 1. Rohim Sutris Muhono Karim Misno Wahyono Yasin Sugiman Lasam Sadat Jumlah Rata-rata Rata-rata/Ha Sumber: Pra Survei (Tanggal : 5 10 September 2016). Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki oleh petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah 3 Ha dan pendapatan rata-rata yang diperoleh setiap bulannya adalah Rp Pendapatan tersebut diperoleh dari hasil getah karet yang dijual setiap bulannya oleh para petani karet. Menurut pra survei, petani karet di Desa Bandar Sari menjelaskan bahwa biasanya dari setiap satu hektar kebun karet yang mereka miliki dapat menghasilkan 100 kg getah karet setiap minggunya. Pada saat penelitian, harga getah karet di Desa Bandar Sari adalah Rp per kg dan merupakan harga yang stabil. Luas lahan yang dimiliki oleh petani karet mempengaruhi pendapatan yang akan diterimanya. Menurut pengamatan peneliti, dengan luas lahan yang diimiliki oleh

25 6 petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa secara umum pendapatan yang mereka peroleh setiap bulan merupakan pendapatan yang besar. Pendapatan yang diperoleh tersebut dipengaruhi oleh luas lahan yang dimiliki. Semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin banyak pendapatan yang akan diterima, dan semakin sempit lahan yang dimiliki maka pendapatan yang diterima juga akan sedikit. Menurut pra survei, petani karet tersebut menjelaskan bahwa pendapatan yang diperoleh setiap bulannya itu sudah mencukupi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi, dengan keadaan demikian tidak membuat anak-anak petani karet melanjutkan pendidikannya sampai ke perguruan tinggi. Selain pendapatan yang besar, menurut pengamatan peneliti petani karet tersebut memiliki rumah yang bagus, kendaraan sepeda motor lebih dari satu unit dan ada juga beberapa petani karet yang memiliki mobil. Pendapatan dari hasil kebun karet sudah dapat mencukupi kebutuhan hidup petani karet, akan tetapi masih banyak diantara mereka yang memiliki pekerjaan sampingan selain mengelola kebun karet. Dari pekerjaan sampingannya tersebut maka petani karet yang ada di Desa Bandar Sari memperoleh pendapatan tambahan setiap bulannnya dan menyebabkan pendapatan total yang diperoleh setiap bulan semakin tinggi. Pendapatan total yang diperoleh petani karet dipastikan dapat mencukupi kebutuhan petani karet setiap bulannya. Hal ini dikarenakan pemenuhan kebutuhan pokok keluarga saja bisa dipenuhi hanya dari pendapatan pokok petani karet. Selain itu, perkebunan karet yang dikelola oleh petani karet di Desa Bandar Sari masih dalam usia produktif. Hal ini dikarenakan tanaman karet yang ada di

26 7 Desa Bandar Sari ditanam sekitar tahun 2000 yang berarti pada saat ini kebun karet tersebut berusia 17 tahun sehingga perkebunan karet ini tidak akan membutuhkan biaya banyak dalam perawatannya dikarenakan perawatan kebun karet tidak dilakukan setiap bulan, hanya dilakukan setiap tiga bulan sekali yaitu pemupukan dan enam bulan sekali dilakukan pembersihan lahan dengan cara membersihkan rumput-rumput yang berada di sekitar tanaman karet. Perawatan tersebut dilakukan tergantung kondisi tanaman karet. Pengeluaran petani karet pada saat tanaman karet dalam usia produktif hanya untuk pembelian pupuk dan obat-obatan serta untuk membayar upah penyadap apabila petani karet tersebut menggunakan tenaga buruh untuk mengelola kebun karetnya. Namun, di Desa Bandar Sari ini kebanyakan perkebunan karet yang ada dikelola oleh pemiliknya sendiri. Hanya ada beberapa petani yang kebun karetnya sudah melebihi 3 Ha yang menggunakan tenaga buruh untuk membantu pekerjaannya. Seharusnya pada masa produktif ini petani karet dapat memanfaatkan kebun karet tersebut dengan sebaik-baiknya terutama untuk memberikan pendidikan bagi anakanaknya. Menurut pengakuan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mereka masih memiliki saldo pendapatan yang banyak setiap bulannya, akan tetapi saldo pendapatan tersebut malah digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersier seperti digunakan untuk membeli tanah, perhiasan, atau kebun karet lagi untuk tabungan mereka. Seharusnya dengan pendapatan yang tinggi para petani karet ini menyisihkan pendapatannya untuk keperluan pendidikan anaknya karena sangat disayangkan apabila pendapatan yang dimiliki

27 8 tersebut tidak digunakan untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi karena anak merupakan tabungan bagi orang tua juga. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun B. Identifikasi Masalah 1. Tidak semua petani karet memiliki lahan yang luas. 2. Pendapatan pokok petani karet yang besar tidak diprioritaskan untuk melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi. 3. Pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan tidak membuat petani karet melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi. 4. Pendapatan total yang diperoleh tidak diprioritaskan untuk melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi. 5. Pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan keluarga petani karet tidak melebihi pendapatan yang diperoleh setiap bulan. 6. Petani karet masih memiliki saldo pendapatan setiap bulannya, akan tetapi saldo tersebut malah digunakan untuk kebutuhan tersier. C. Rumusan Masalah 1. Berapakah luas lahan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?

28 9 2. Berapakah pendapatan pokok per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016? 3. Berapakah pendapatan tambahan per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016? 4. Berapakah pendapatan total per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016? 5. Berapakah pengeluaran per bulan petani karet dalam memenuhi kebutuhan keluarga di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016? 6. Berapakah saldo pendapatan per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengkaji luas lahan milik petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun Untuk menganalisis pendapatan pokok per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.

29 10 3. Untuk menganalisis pendapatan tambahan per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun Untuk menganalisis pendapatan total per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun Untuk mengkaji pengeluaran petani karet per bulan dalam memenuhi kebutuhan keluarga di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun Untuk menganalisis saldo pendapatan per bulan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016 E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Sebagai salah satu aplikasi pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah, khususnya yang berhubungan dengan kajian Geografi Ekonomi pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian-penelitian yang sejenis.

30 11 F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah keluarga petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 2. Ruang lingkup objek penelitian adalah luas lahan, pendapatan pokok, pendapatan tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo pendapatan. 3. Ruang lingkup tempat adalah Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan. 4. Ruang lingkup waktu adalah tahun Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Ekonomi. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988: 54): Geografi Ekonomi adalah cabang Geografi Manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya. Geografi Ekonomi digunakan sebagai ilmu yang melatarbelakangi penelitian ini karena penelitian ini berkaitan dengan aktivitas manusia dalam bidang pertanian yang berhubungan dengan perekonomian yang di dalamnya mengkaji tingkat pendapatan.

31 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ilmu yang di dalamnya mengkaji tentang fisik muka bumi dan sosial yang di dalamnya terdapat hubungan antar manusia. Selain mengkaji tentang hubungan sosial antar manusia, Geografi juga mengkaji hubungan antara alam dan manusia. Hubungan yang terjadi antara alam dan manusia akan menghasilkan sesuatu yang dapat menunjang kehidupan manusia. Menurut IGI dalam Sumadi (2003:4) menyatakan bahwa Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. 2. Pendekatan Geografi Di dalam Geografi terpadu untuk mendekatkan atau menghampiri masalah dalam Geografi digunakan bermacam-macam pendekatan yaitu: pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:77-78) menyatakan bahwa: Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas Geografi. Pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi Geografi ini, harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Prinsip-prinsip itu

32 13 adalah prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi. Sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain tetapi pada kenyataan praktisnya berhubungan satu sama lain. Dari pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pendekatan Geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan keruangan. Hal ini dikarenakan di dalam pendekatan keruangan terdapat pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional sesuai dengan penelitian yang dilakukan yaitu mengkaji aktivitas manusia dalam suatu daerah. 3. Luas Lahan Untuk membedakan pekerjaan sebagai seorang petani atau bukan, salah satu yang membedakannya adalah kepemilikan lahan. Untuk menentukan golongan petani juga dapat dilihat dari kepemilikan lahan yang mereka miliki. Tidak semua petani memiliki lahan sama. Ada yang memiliki lahan yang sempit dan ada juga yang memiliki lahan luas, dan ada juga yang tidak memiliki lahan. Menurut Rahardjo dan Eva Banowati (2013:27) menyatakan bahwa: Lahan yang dimiliki oleh seorang petani mempunyai masing-masing golongan. Penguasaan penggolongan pertanian yang lebih operasional mengenai struktur penguasaan lahan di pedesaan yaitu: tuan tanah mereka yang memiliki lahan pertanian di atas 5,0 ha, petani kaya yang memiliki lahan pertanian antara 2,0 ha-5,0 ha, petani sedang yang memiliki lahan pertanian antara 0,6 ha-1,9 ha, petani kecil yang memiliki lahan 0,25 ha-0,5 ha dan tuna kisma yaitu petani yang tidak memiliki lahan pertanian. Luas lahan yang dimiliki oleh petani mempengaruhi pendapatan yang akan diterimanya. Menurut Sajogyo dalam Hadi Prayitno (1987:125) menyatakan bahwa besar kecilnya pendapatan petani dari usaha taninya terutama ditentukan oleh luas tanah garapannya.

33 14 Dari teori tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan garapan petani maka pendapatan yang akan diperoleh semakin banyak, dan juga semakin sempit lahan garapan petani maka pendapatan yang diterima semakin sedikit pula. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas kebun karet yang dimiliki petani karet yang ada di Desa Bandar Sari maka semakin besar pula pendapatan yang diterima setiap bulannya. 4. Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari suatu kegiatan ekonomi. Pendapatan atau penghasilan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Pendapatan menentukan kehidupan seseorang, baik kehidupan sosial maupun kehidupan ekonomi. Besar kecil pendapatan akan membawa pengaruh pada tingkat kemakmuran penduduk, terutama pada pemenuhan kebutuhan pokok suatu keluarga. Pendapatan merupakan semua hasil yang diperoleh seseorang dalam suatu kegiatan perekonomian baik dari bidang jasa, industri, pertanian, dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah pendapatan keluarga petani karet. Menurut Sonny Sumarsono (2009:176) menyatakan bahwa pendapatan keluarga adalah penghasilan keluarga yang berbentuk uang maupun dalam bentuk lain yang dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga. Menurut Mulyanto Sumardi (1982:224) menyatakan bahwa: Pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut: a. Pendapatan pokok merupakan pendapatan yang utama atau pokok yaitu hasil yang diperoleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga

34 15 b. Pendapatan tambahan merupakan hasil pendapatan yang tidak tetap namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap bulannya c. Pendapatan keseluruhan merupakan pendapatan pokok ditambah pendapatan yang diperoleh setiap bulannya. Dalam penelitian ini pendapatan pokok yang dimaksud adalah pendapatan dari usaha tani. Usaha tani yang dilakukan adalah usaha perkebunan karet yang dikelola oleh petani. Status petani yang dimaksud adalah petani pemilik. Jadi petani pemilik tersebut mengusahakan pengelolaan lahan perkebunan miliknya untuk memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga petani karet tersebut. untuk menganalisis pendapatan petani karet maka ditentukan terlebih dahulu kelas interval pendapatannya. Menurut Ridwan (2009:92) menyatakan bahwa untuk menentukan kelas interval pada pendapatan maka digunakan cara sebagai berikut: 1. Mencari Jangkauan (J) = Datum terbesar Datum terkecil 2. Mencari banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n, dimana n = banyaknya data 3. Mencari panjang kelas interval (c) c = Jangkauan / Banyaknya kelas interval atau c = j/k. Menurut Sunarpi dalam Eva Banowati (2013:51) menyatakan bahwa: Pendapatan usaha tani merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi pertanian termasuk di dalamnya usaha tani memelihara ternak. Produksi pertanian yang dimaksud adalah berasal dari lahan yang menjadi miliknya maupun lahan usaha tani yang di luar miliknya namun dikuasainya ataupun di bawah penguasaannya. Menurut Hadi Prayitno (1987:103) menyatakan bahwa: Pendapatan petani dari usaha taninya dapat diperhitungkan dari total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil ditambah nilai dari hasil yang dipergunakan sendiri, dikurangi dengan total nilai pengeluaran yang terdiri dari: (a) pengeluaran untuk input (bibit, pupuk, pestisida), (b)

35 16 pengeluaran untuk upah tenaga luar keluarga, (c) pengeluaran untuk pajak, iuran, air, bunga kredit, dan lain-lain). Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan pokok yang diperoleh petani setiap bulannya dikurangi dengan biaya produktif seperti untuk pembelian obat, pembelian pupuk, membayar buruh yang tujuannya untuk pengelolaan kebun karet. Selain dikurangi biaya produktif, pendapatan pokok yang diperoleh tersebut dikurangi dengan biaya konsumtif yaitu kebutuhan pangan keluarga petani karet sehingga pendapatan dikatakan bersih apabila sudah dikurangi biaya produktif dan biaya konsumtif. Selain memperoleh pendapatan dari usaha tani miliknya, biasanya seorang petani memiliki usaha lainnya di bidang non pertanian untuk menambah tingkat pendapatan keluarganya. Selain pendapatan pokok, petani karet ini juga ada yang memiliki pendapatan tambahan yang diperoleh dari usaha nonpertanian. Usaha nonpertanian yang banyak dilakukan oleh petani karet di Desa Bandar Sari adalah usaha berdagang. Pendapatan dari usaha berdagang ini merupakan pendapatan tambahan yang diterima petani karet setiap bulannya. Menurut Kasryno dalam Eva Banowati (2013:51) menyatakan bahwa: Tingkat pendapatan keluarga petani diperoleh juga dari kegiatan nonusahatani dari berbagai kombinasi antara lain buruh industri, jasa angkutan, dan non-pertanian lain. Banyak diantara mereka yang bekerja rangkap, sehingga menunjukkan bahwa kegiatan di luar usaha tani sangat penting bagi mereka, terutama dalam meningkatkan pendapatan. Pendapatan pokok dari usaha kebun karet dan pendapatan tambahan yang dilakukan petani karet setiap bulannya menghasilkan pendapatan berupa pendapatan total. Pendapatan total tersebut merupakan pendapatan keseluruhan yang diterima petani karet setiap bulannya baik dari usaha pengelolaan kebun karet maupun dari usaha sampingan yang dilakukan petani karet.

36 17 5. Pengeluaran Setiap individu yang hidup di muka bumi ini sudah pasti memerlukan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Biaya tersebut biasanya disebut dengan biaya pengeluaran. Pengeluaran yang digunakan seseorang untuk memenuhi kebutuhan keluarga diambil dari pendapatan yang diperoleh. Pengeluaran tersebut meliputi pengeluaran pangan dan nonpangan. Pengeluaran yang paling diutamakan dalam keluarga yaitu kebutuhan pangan. Dalam penelitian ini menggunakan kriteria kebutuhan dasar dan kesejahteraan berdasarkan ukuran beras yang dinyatakan dalam kilogram. Menurut Sajogyo (1997:58) menyatakan bahwa: Kriteria kesejahteraan didasarkan pada pengeluaran per kapita per tahun, miskin apabila pengeluarannya lebih rendah nilai tukar 320 kg beras untuk daerah pedesaan, miskin sekali apabila pengeluarannya lebih rendah dari nilai tukar 240 kg beras untuk daerah pedesaan, dan paling miskin apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 180 kg beras untuk daerah pedesaan. Jadi dapat disimpulkan secara umum bahwa kemiskinan absolut adalah kondisi kemiskinan yang terburuk yang diukur dari tingkat kemampuan suatu keluarga dalam membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk dapat hidup sesuai dengan taraf hidup kemanusiaan yang paling rendah. Selain pemenuhan kebutuhan pangan, maka akan dihitung juga kebutuhan nonpangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 mengenai kebutuhan nonpangan.

37 18 Tabel 2.1 Jenis Pengeluaran Nonmakanan Provinsi Lampung Tahun 2015 No Keperluan Nonmakanan 1 Perumahan dan fasilitas rumah tangga 2 Barang dan jasa 3 Biaya pendidikan 4 Biaya kesehatan 5 Pakaian, alas kaki, penutup kepala 6 Barang-barang tahan lama 7 Pajak dan asuransi 8 Keperluan pesta dan upacara Sumber : BPS Provinsi Lampung, Susenas Petani Petani merupakan seseorang yang bekerja dalam bidang pertanian. Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki variasi lahan pertanian yang sangat beragam, terutama dipengaruhi oleh faktor geografis. Kondisi geografis yang sangat beragam tersebut menentukan jenis pertanian yang diusahakan oleh masyarakat setempat yang ada di Indonesia. Menurut Anwas Adiwilaga (1982:1) menyatakan bahwa petani adalah orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu. Menurut Eva Banowati (2013:43) menyatakan bahwa pertanian merupakan kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam (tanah) dengan cara menanam tanaman-tanaman tertentu untuk memenuhi kebutuhan akan produk pertanian. Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani karet. Petani karet merupakan seseorang yang melakukan usaha di bidang pertanian dengan cara melakukan budidaya karet untuk memperoleh hasil dari tanaman karet. Hasil

38 19 tanaman karet tersebut merupakan getah karet yang dapat dijual guna memenuhi kebutuhan hidupnya. 7. Tanaman Karet Tanaman karet merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki harga jual tinggi dan dapat memberikan keuntungan perekonomian bagi petaninya. Tanaman karet ini baru bisa diambil getahnya apabila sudah berusia lebih dari lima tahun. Cara mengambil getah karet ini melalui proses penyadapan. Biasanya getah karet ini dijual setiap seminggu sekali tergantung petani karetnya masingmasing. Menurut Tim Penulis PS (2009:85) menyatakan bahwa: Tanaman karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia, karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian Negara. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Tanaman karet akan tumbuh dengan baik apabila ditanam di daerah yang sesuai dengan tumbuhan ini. Biasanya daerah yang cocok adalah daerah yang memiliki dataran rendah. Apabila tanaman karet dapat tumbuh dengan baik maka akan menghasilkan getah yang melimpah dan memberikan keuntungan yang banyak bagi para petani karet sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani karet tersebut. Menurut Tim Penulis PS (2009:122) menyatakan bahwa: Tanaman karet akan baik pertumbuhannya jika ditanam di daerah yang memiliki ketinggian antara m di atas permukaan laut, dengan kemiringan maksimum 45 derajat. Jika ditanam di daerah yang memiliki ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut, maka pertumbuhannya menjadi lambat. Apalagi jika tumbuh di ketinggian 600 m dari permukaan

39 20 laut dan tanahnya mulai kritis, hasil yang diperoleh sangat rendah dan mudah terjangkit penyakit meskipun di rawat dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkebunan karet yang ada di Desa Bandar Sari adalah perkebunan yang cocok untuk dikembangkan di Desa Bandar Sari. Hal ini dikarenakan tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada wilayah dataran rendah seperti Desa Bandar Sari. 8. Pendidikan Tinggi Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Keputusan untuk melanjutkan pendidikan anak merupakan hak dan kewajiban dari orang tuanya. Di Desa Bandar Sari terdapat perbedaan pendidikan pada anak petani karet yang memiliki luas lahan dan pendapatan yang sama. Terdapat sebagian anak petani karet melanjutkan pendidikan dan sebagian lagi anak petani karet tidak melanjutkan pendidikannya. Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan anak pada jenjang perguruan tinggi. Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 dalam Undang-undang Sisdiknas (2003:12) menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jalur pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dalam Undang-undang Sisdiknas (2003:14) menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

40 21 Pendidikan tinggi dalam penelitian ini adalah pendidikan pada jenjang Sarjana. Pendidikan tinggi yang ditempuh seseorang tentunya secara khusus akan memberikan banyak manfaat pada dirinya sendiri yaitu dapat memperbaiki keadaan ekonomi dirinya sendiri maupun keluarganya. Hal ini dikarenakan seseorang yang menempuh pendidikan tinggi tentunya akan lebih mudah memperoleh kesempatan kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia sesuai dengan keahliannya. B. Penelitian Sejenis 1. Menurut penelitian sejenis yang dilakukan oleh Nofi Tri Andriyani dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang berjudul Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua yang Memiliki Anak Tidak Melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah Tahun Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 70,78 % jumlah orang tua anak berdasarkan keadaan pendidikan dasar yaitu SD dan SMP dan hanya 1,54 % yang berpendidikan tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan responden disebabkan karena berawal dari ketidakmampuan orang tua untuk menyekolahkan. Hal ini dapat dipahami karena mereka memang berasal dari keluarga miskin, yang hidup serba kekurangan dan tidak mempunyai kemampuan menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Menurut penelitian sejenis yang dilakukan oleh Sarinah dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang berjudul Deskripsi Petani Kebun Karet Rakyat di Desa Tri Darma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun Dari hasil

41 22 penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar petani karet di Desa Tri Darma Wirajaya yaitu 70,00% pemenuhan kebutuhan pokoknya dapat terpenuhi dan 30,00% yang pemenuhan kebutuhan pokoknya tidak terpenuhi. Banyak petani karet yang pemenuhan kebutuhan pokoknya sudah dapat terpenuhi dikarenakan pendapatan dari hasil kebun karet cukup tinggi. C. Kerangka Pikir Desa Bandar Sari merupakan desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani karet. Luas lahan yang dimiliki petani karet mempengaruhi pendapatan yang akan diperoleh. Semakin luas lahan petani karet maka semakin banyak pula pendapatan yang akan diperoleh. Masing-masing petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi memiliki luas lahan, pendapatan pokok, pendapatan tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo pendapatan yang berbeda sehingga anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dalam penelitian ini, menurut gambaran umum petani karet di Desa Bandar Sari yang memiliki anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masingmasing dari mereka rata-rata memiliki luas lahan dan pendapatan yang tinggi. Pendapatan yang tinggi tersebut merupakan pendapatan pokok yang belum ditambah dengan pendapatan tambahan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan sehingga apabila sudah ditambahkan maka pendapatan total yang diperoleh petani karet setiap bulannya semakin tinggi. Akan tetapi, dengan pendapatan yang tinggi tersebut tidak membuat petani karet melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi.

42 23 Pendapatan tinggi yang diperoleh petani karet lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dibandingkan untuk melakukan perawatan kebun karetnya. Hal ini dikarenakan perkebunan karet yang ada di Desa Bandar Sari masih dalam usia produktif sehingga tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kebun karetnya. Pendapatan yang tinggi seharusnya membuat petani karet menyisihkan pendapatannya untuk tabungan bekal masa depannya atau lebih baik digunakan untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang perguruan tinggi karena anak juga merupakan tabungan orang tua. Akan tetapi, di Desa Bandar Sari ini banyak anak petani karet dengan pendapatan tinggi tetapi anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. BAGAN KERANGKA PIKIR Luas lahan petani karet Pendapatan pokok petani karet Pendapatan Tambahan Petani Karet Pendapatan Total Petani Karet Pengeluaran Petani Karet Saldo Petani Karet Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 Anak petani karet tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Bagan 2.1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016.

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh Susi Novela FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Analisis Pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2010 (Skripsi) Oleh DEVI NILASARI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

DAFTAR ISI II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ii iii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 6 E. Kegunaan Penelitian...

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PETANI SAYURAN LAHAN SAWAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN Oleh.

ABSTRAK KARAKTERISTIK PETANI SAYURAN LAHAN SAWAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN Oleh. ABSTRAK KARAKTERISTIK PETANI SAYURAN LAHAN SAWAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2011 Oleh Dwi Ariningsih Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya pendapatan kepala

Lebih terperinci

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 1 KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 Rini Susanti, Buchori Asyik, I Gede Sugiyanta This research aims to know the characteristics

Lebih terperinci

(Skripsi) Oleh NOVI SAGITA

(Skripsi) Oleh NOVI SAGITA STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI PUS SETIAP KELUARGA PRA SEJAHTERA KETURUNAN TRANSMIGRAN KOLONISASI DI DESA BAGELEN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2009 (Skripsi)

Lebih terperinci

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 2 Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 (Jurnal) Oleh: Aditya Murdani 0853034003 Pembimbing 1 Pembimbing 2 Pembahas : Drs. I Gede Sugiyanta,

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA KETURUNAN TRANSMIGRASI UMUM KELURAHAN BANDAR JAYA BARAT KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2010

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA KETURUNAN TRANSMIGRASI UMUM KELURAHAN BANDAR JAYA BARAT KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2010 KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA KETURUNAN TRANSMIGRASI UMUM KELURAHAN BANDAR JAYA BARAT KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2010 Oleh IKA PUSPITA MITRA SANTI Skripsi Sebagai Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi Lampung, sebagai dasar perekonomian dan sumber pemenuh kebutuhan hidup. Selain itu,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO

PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO 1 PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO Yulia Ely Sesari, Sudarmi*, Sugeng Widodo** Abstract The aim of this research was to find

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI TEBU DI DESA NEGARA TULANG BAWANG KECAMATAN BUNGA MAYANG

KARAKTERISTIK PETANI TEBU DI DESA NEGARA TULANG BAWANG KECAMATAN BUNGA MAYANG KARAKTERISTIK PETANI TEBU DI DESA NEGARA TULANG BAWANG KECAMATAN BUNGA MAYANG Dwi Agus Sari (1) I Gede Sugiyanta (2) Rahma Kurnia SU. (3) The research aims to investigate the characteristics of sugarcane

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. konteks keruangan. Kajian geografi terbagi menjadi dua yaitu geografi fisik yang

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. konteks keruangan. Kajian geografi terbagi menjadi dua yaitu geografi fisik yang II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Suharyono dan Moch Amien (1994:15), Geografi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Semarang dalam Suharyono dan Moch. Amien (2013: 19) bahwa geografi adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Semarang dalam Suharyono dan Moch. Amien (2013: 19) bahwa geografi adalah II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Definisi geografi menurut hasil Seminar dan Lokakarya (SEMLOK) 1988 di Semarang dalam Suharyono dan Moch. Amien

Lebih terperinci

(Skripsi) OLEH: RESNAWATI

(Skripsi) OLEH: RESNAWATI HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PESISIR SELATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 (Skripsi)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai ciri-ciri khas dan kemampuan dalam mengolah potensi sumber daya alam yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI PETANI KEBUN KARET DI DESA MENANGA JAYA KECAMATAN BANJIT KABUPATEN WAY KANAN

DESKRIPSI PETANI KEBUN KARET DI DESA MENANGA JAYA KECAMATAN BANJIT KABUPATEN WAY KANAN 1 DESKRIPSI PETANI KEBUN KARET DI DESA MENANGA JAYA KECAMATAN BANJIT KABUPATEN WAY KANAN M.Seftia Rosa Kenamon 1, I Gede Sugiyanta 2, Sudarmi 3 This research aims to describe rubber groves farmers in the

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 Rini Susanti, Buchori Asyik, I Gede Sugiyanta Abstract: This study aimed to investigate the

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan 1 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan memperhatikan tiap-tiap gejala

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG DAN JARINGAN PERDAGANGAN SAYUR PASAR TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG DAN JARINGAN PERDAGANGAN SAYUR PASAR TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG DAN JARINGAN PERDAGANGAN SAYUR PASAR TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

Lebih terperinci

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG. Oleh: Dila Afdila, Sudarmi*, Edy Haryono** ABSTRACT

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG. Oleh: Dila Afdila, Sudarmi*, Edy Haryono** ABSTRACT KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG Oleh: Dila Afdila, Sudarmi*, Edy Haryono** ABSTRACT The aim of this research was to find out the social

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xv xvii xviii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 7 C. Rumusan Masalah... 7 D. Tujuan Penelitian... 8 E. Kegunaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di daerah pedesaan hampir 60% penduduk bekerja di sektor pertanian (Hadi Prayitno, 1987:5). Dalam upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai sektor primer memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga tani.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi di Indonesia dikenal sebagai upaya untuk memindahkan penduduk dari daerah asal yang padat penduduknya ke daerah baru yang jarang penduduknya untuk

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan konsepsional bagi penulis mengenai cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang akan diteliti. Untuk lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari

Lebih terperinci

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN (FARMER CAPITAL POTENCIES FOR REPLANTING RUBBER PLANTATION IN MUSI RAWAS REGENCY SOUTH SUMATERA) Maya Riantini

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh: Ajeng Rizki Nugraheni

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh: Ajeng Rizki Nugraheni PEMBAGIAN KERJA DAN CURAHAN WAKTU KERJA WANITADALAM RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA KARANG AGUNG DAN SUMBER MULYA KECAMATAN LUBAI ULU KABUPATEN MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN TUGAS AKHIR SKRIPSI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN digilib.uns.ac.id ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG PERBANDINGAN DAN HUBUNGAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MAHASISWA YANG DITERIMA MELALUI JALUR PKAB DAN SNMPTN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN IPS FKIP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang bekerja

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Oleh : DETI WULANDARI

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Oleh : DETI WULANDARI SUMBANGAN PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PEKERJA KONVEKSI KELAMBU TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PERANTAU DI DESA SUMAMPIR KECAMATAN REMBANGKABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA GALUHTIMUR KECAMATAN TONJONG KABUPATEN BREBES

PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA GALUHTIMUR KECAMATAN TONJONG KABUPATEN BREBES 1 PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA GALUHTIMUR KECAMATAN TONJONG KABUPATEN BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini berfungsi untuk memberikan arah bagi penelitian atau landasan yang dapat dijadikan bagian dari kerangka penelitian berupa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa pembangunan bertujuan untuk menaikan mutu kehidupan. Azas pembangunan yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR KECAMATAN KOTABUMI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN

ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR KECAMATAN KOTABUMI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR KECAMATAN KOTABUMI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2016 (Skripsi) Oleh Ivory Rizky Dianita FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk menopang perekonomian nasional. Pembangunan pertanian yang baik untuk Negara Indonesia adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia karena berperan dalam pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari peranan

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK

KONDISI EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK KONDISI EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Kasus Pada Buruh Harian Lepas di Sekitar Perkebunan Kopi Dusun Sumber Wadung Desa Harjomulyo Kecamatan Silo

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI OLEH SUCI NOLA ASHARI A14302009 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sangat pesat dan telah membawa perubahan tata kehidupan pada masyarakat di sekitar lokasi industri. Perubahan tata kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Secara umum posisi sektor perkebunan dalam perekonomian nasional

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 (Jurnal) Oleh : Rio Ristayudi 0743034038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014 PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI LADA DI KECAMATAN GUNUNG LABUHAN KABUPATEN WAY KANAN (Analysis of Income and Welfare of Pepper Farmers in Gunung Labuhan District, Way Kanan Regency) Saut M

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam mengembangkan ekspor produk pertanian, khususnya komoditas dari subsektor perkebunan. Besarnya

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA 0 ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 1 ANALISIS KEBUTUHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Lebih terperinci

KAJIAN HUBUNGAN KEMIRINGAN LERENG DENGAN BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS

KAJIAN HUBUNGAN KEMIRINGAN LERENG DENGAN BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS KAJIAN HUBUNGAN KEMIRINGAN LERENG DENGAN BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Disusun Oleh: NETTY

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Penelitian Tindakan Kelas Oleh Zaleha FAKULTAS

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian 31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi adalah ilmu yang membicarakan cara, jalan, atau petunjuk praktis dalam penelitian atau membahas konsep teoritis berbagai metode, dasar-dasar

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11). II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lahan permukiman dan perkembangan penduduk merupakan fenomena yang menarik perhatian pemerintah, dalam penyediaan dan penataan ruang untuk penggunaan lahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan (Hadari Nawawi dalam Pabundu Tika, 2005:2).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: SITI NURHAYATI K JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SKRIPSI OLEH: SITI NURHAYATI K JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PENGARUH ANTARA PENDIDIKAN PENDAPATAN DAN PENGETAHUAN TENTANG KONSERVASI LAHAN TERHADAP PARTISIPASI PETANI DALAM KONSERVASI LAHAN DI KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH: SITI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2014 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2014 SEBESAR 99,90 No. 02/06/53/Th. XVII, 02 Juni 2014 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Mei 2014 didasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis sebagai penyedia

Lebih terperinci

KAJIAN POLA PERGERAKAN PENDUDUK ULANG ALIK DAN PELAYANAN TRANSPORTASI UMUM DI ZONA KOTA PUSAT DAN KOTA PINGGIRAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2008

KAJIAN POLA PERGERAKAN PENDUDUK ULANG ALIK DAN PELAYANAN TRANSPORTASI UMUM DI ZONA KOTA PUSAT DAN KOTA PINGGIRAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 KAJIAN POLA PERGERAKAN PENDUDUK ULANG ALIK DAN PELAYANAN TRANSPORTASI UMUM DI ZONA KOTA PUSAT DAN KOTA PINGGIRAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang. Definisi tersebut menjelaskan bahwa pembangunan tidak hanya

Lebih terperinci

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh HERMARIKA Rendahnya kemampuan menulis deskripsi siswa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI KAKAO DALAM MEMILIH BENTUK PENJUALAN BIJI KAKAO DI DESA BANJAROYA KECAMATAN KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI KAKAO DALAM MEMILIH BENTUK PENJUALAN BIJI KAKAO DI DESA BANJAROYA KECAMATAN KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI KAKAO DALAM MEMILIH BENTUK PENJUALAN BIJI KAKAO DI DESA BANJAROYA KECAMATAN KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Disusun Oleh : ISZAR PRASTOWO 135080030/PAB PROGRAM

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah memberikan kontribusi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN KECIL DI KELURAHAN DONAN KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN KECIL DI KELURAHAN DONAN KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN KECIL DI KELURAHAN DONAN KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Disusun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Disusun oleh : ISNAENI RIZQI SYAHLITA

SKRIPSI. Diajukan untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Disusun oleh : ISNAENI RIZQI SYAHLITA KAJIAN KESEJAHTERAAN DENGAN MINAT MENYEKOLAHKAN ANAK KE JENJANG PERGURUAN TINGGI PADA PETANI BAWANG MERAH DI DESA RENGASBANDUNG KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES SKRIPSI Diajukan untuk melakukan penelitian

Lebih terperinci

(Skripsi) Oleh Dita F Karlinda

(Skripsi) Oleh Dita F Karlinda PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN LABORATORIUM NYATA DAN MAYA TERHADAP KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS (Skripsi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. Upaya pemenuhan kebutuhan ini, pada dasarnya tak pernah berakhir, karena sifat kebutuhan

Lebih terperinci