Peng wasan WARTA PEMERINTAH RI TANGKAP DAN KANDASKAN FV VIKING BURONAN INTERPOL NORWEGIA. Edisi III / Berita Utama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peng wasan WARTA PEMERINTAH RI TANGKAP DAN KANDASKAN FV VIKING BURONAN INTERPOL NORWEGIA. Edisi III / Berita Utama"

Transkripsi

1 WARTA Peng wasan Edisi III / 2016 Berita Utama PEMERINTAH RI TANGKAP DAN KANDASKAN FV VIKING BURONAN INTERPOL humas psdkp humaspsdkp@kkp.go.id

2

3 7 LENSA KEGIATAN Keterangan: 1. Pembukaan Pendidikan Polsus PWP3K tahun anggaran Peninjauan FV Viking Oleh MKP sesaat sebelum di tenggelamkan pada 14 Maret 2016 di Bibir Pantai Pangandaran. 3. Konferensi Pers persiapan penenggelaman FV. Viking buronan Interpol 4. Pemulangan nelayan Indonesia dari negara Australia oleh Ditjen.PSDKP bekerjasama dengan Konjen RI di Australia. 5. Kegiatan peningkatan jiwa korsa melalui fun games 6. Ditjen.PSDKP bersama BKIPM Lepaskan 205 ekor Lobster

4 2 Warta Pengawasan SDKP Edisi III- Tahun 2016 PEMERINTAH RI TANGKAP DAN KANDASKAN FV VIKING BURONAN INTERPOL NORWEGIA Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap dan mengkandaskan Kapal FV Viking di Pangandaran 14/3. 25 Februari FV.Viking di...tangkap TNI AL di perairan...tanjung Berakit, Prov. Kepri Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyatakan sebelum pengkandasannya pihak KKP bersama TNI AL melaksanakan penyidikan dan telah memberitahu Norwegia. Anak Buah Kapal (ABK) WNI juga sedang diproses. Menteri Susi juga menyatakan bahwa penyelidikan Kapal FV Viking dilakukan tanpa melalui proses pengadilan. Namun, pihaknya tetap melaporkan hal ini pada Interpol Norwegia. Tanpa melalui proses pengadilan, langsung kita tarik. Kapal ini dan kita telah proses, tegasnya. Lebih lanjut Menteri Susi menyatakan bahwa menurut International Maritime Organization (IMO), sebuah kapal yang berbendera tidak jelas merupakan stateless vessel. Stateless vessel bisa ditenggelamkan oleh negara yang dimasuki oleh kapal tersebut. Ia menambahkan, walaupun tidak ditemukan bukti melakukan illegal fishing di perairan Indonesia, menurut IMO kapal itu sudah salah dan bisa ditenggelamkan. Terlepas ikannya ada atau tidak, dia sudah melanggar. Setiap negara berhak menenggelamkan kapal stateless vessel, tegas Menteri Susi. Sesuai dengan Purple Notice Kepolisian Norwegia, kapal buronan Interpol Norwegia itu berhasil ditangkap KRI Sultan Thaha Saifudin-376 berkat kerja sama Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dengan tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV/Tanjung Pinang dan Wing Udara-2. Susi menerangkan bahwa kapal ini sering berganti nama dan bendera, terhitung sebanyak 13 kali ganti nama, 12 kali ganti bendera dan delapan kali ganti call sign. Kapal tersebut melanggar hukum nasional, dan peraturan konvensi internasional, serta terlibat dalam penipuan yang berhubungan dengan kejahatan perikanan. Kapal tersebut merupakan jenis kapal ikan dengan membawa alat tangkap jaring pasif. Kapal ditangkap di perairan utara Tanjung Berakit, Kepulauan Riau, pada pukul WIB. Kapal ini ditemukan tidak dalam membawa muatan ikan. "Yang jelas, kapal ini merupakan stateless vessel atau kapal tanpa bendera, setiap negara berhak menenggelamkan kapal seperti ini," tegas Susi. Pengkandasan MV Viking merupakan bukti pemerintah tidak takut menenggelamkan kapal-kapal besar dalam melawan pencurian ikan. Kapal ukuran lebih dari 1000 GT berbendera Nigeria tersebut 14 Maret FV.Viking di...kandaskan di...bibir pantai...pangandaran...untuk dijadikan..."monumen"...perlawananan...iuu Fishing dikandaskan setengah badan dan menjadi monument perlawanan terhadap IUU Fishing dan sekaligus menjadi bukti bahwa pemerintah Indonesia tidak main-main dalam memberantas pelaku IUU Fishing, tutup susi. Direktur Penanganan Pelanggaran Ditjen PSDKP, Fuad Himawan menambahkan, Kapal perikanan FV Viking ini diduga melakukan kegiatan penangkapan ikan di wilayah WPPNRI tanpa disertai dokumen resmi dari pemerintah dan melakukan pelanggaran penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, secara berturut turut tertuang pada Undang-undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan pasal 93 ayat 4 dan Pasal 85. ke 11 ABK (6 WNI dan 5 WNA). untuk sementara ditampung disebuah tempat detensi dan akan segera dilakukan pendeportasian terhadap ke 4 ABK asing tersebut, sedangkan nakhoda atas nama Juan Domingu Nelson Venegas Gonzales (WNA) akan dilakukan proses hukum, tutup Fuad.(hms)

5 Warta Pengawasan SDKP Edisi III- Tahun Jaga Kelestarian Sumber Daya KP KKP Sita Alat Tangkap Ikan Terlarang Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal PSDKP kembali menyita 2 (dua) alat tangkap terlarang berjenis mini Trawl milik nelayan lokal di perairan Belawan. Kepala stasiun PSDKP Belawan Basri A.Pi, M.Si menyampaikan Penyitaan 2 (dua) alat tangkap mini trawl tersebut merupakan hasil dari patroli Speedboat Napoleon Stasiun PSDKP Belawan dalam rangka penegakan peraturan dan pembinaan nelayan tradisional di perairan Belawan. Tindak lanjut dari penyitaan 2 (dua) alat tangkap berjenis mini trawl tersebut telah dilakukan penyitaan untuk dimusnahkan dan bagi pemilik kedua kapal nelayan lokal tersebut diberikan arahan dan pembinaan dan membuat pernyataan untuk mengganti alat tangkap yang ramah terhadap lingkungan serta diberikan surat teguran agar tidak menggunakan alat tangkap yang dilarang. Sampai saat ini Stasiun PSDKP Belawan telah menyita 15 pasang alat tangkap terlarang dan siap untuk dimusnahkan tutup Basri. Penertiban alat tangkap ikan (API) ini merupakan keseriusan pemerintah dalam menjaga kelestarian sumber daya perikanan yang berkelanjutan dan merupakan kesadaran kita bersama bahwa penggunaan alat tangkap ikan pukat hela (trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di WPPNRI telah mengakibatkan menurunnya sumber daya ikan, sehingga perlu dilakukan pelarangan penggunaan alat tangkap ikan tersebut. Penertiban alat penangkapan ikan ini mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 2/PERMEN-KP/2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela (Trawls) dan pukat Tarik (Seine Nets) di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia.(hms) Ditjen PSDKP bersama BKIPM Lepaskan 205 ekor Lobster Lamongan (2/3), Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP Brondong bersama petugas karantina ikan bandara Juanda Surabaya, lepaskan lobster hasil sitaan di perairan lamongan. Sebanyak 205 ekor lobster hidup dengan ukuran panjang karapas kurang dari 8 (delapan) cm dilepaskan pada titik koordinat 06o14 40 LS-112o05 15 di perairan kecamatan Paciran kabupaten lamongan Jawa Timur menggunakan speedboat Pengawasan SDKP Dolphin ekor lobster tersebut merupakan hasil dari pemeriksaan cargo oleh Badan Karantina Ikan di bandara Internasional Juanda. Penyitaan Lobster dengan ukuran dibawah 8 Cm ini merupakan keseriusan pemerintah dalam menjaga kelestarian sumber daya perikanan yang berkelanjutan dan merupakan kesadaran kita bersama bahwa keberadaan dan ketersediaan Lobster (Panulirus spp.) telah mengalami penurunan populasi, sehingga perlu dilakukan pembatasan penangkapan terhadap Lobster (Panulirus spp.). Penyitaan tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 1/PERMEN- KP/2015 tentang Penangkapan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus pelagicus spp.)

6 6 Warta Pengawasan SDKP Edisi III- Tahun 2016 Ditjen.PSDKP Tingkatkan Jiwa Korsa Pegawai BOGOR- Ditjen PSDKP mengadakan kegiatan outbound di Hotel royal safari garden, Cisarua, Bogor pada tanggal maret 2016 dalam rangka pembinaan jiwa korsa yang bertemakan menuju PSDKP Hebat dengan integritas, etos kerja dan gotong royong. Acara ini secara resmi dibuka oleh Sekjen PSDKP, selaku Plt. Dirjen PSDKP dan dihadiri oleh pejabat dan segenap karyawan di lingkup pusat Ditjen PSDKP. Kegiatan yang bertemakan Menuju PSDKP Hebat dengan Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong ini bertujuan untuk menanamkan jiwa dan semangat juang yang tinggi serta menumbuh kembangkan jiwa korsa sebagai pegawai Ditjen.PSDKP. Dalam sambutannya Plt. Dirjen PSDKP, Sjarif Wijaya mengharapkan seluruh karyawan psdkp dapat mengenal satu sama lain sehingga terbentuk satu kesatuan teamwork yang kuat agar kegiatan pengawasan sdkp dapat terlaksana dan terkoodinir dengan baik. Disamping itu kegiatan outbond ini juga sebagai wahana refreshing bagi karyawan psdkp sehingga dapat melupakan sejenak beban pekerjaan agar nantinya dapat lebih semangat dalam menjalan tugas sehari-hari, tutup Sjarif. Outbound dengan kegiatan lapangan yang bertujuan membangun solidaritas dan membentuk kerjasama tim yang kuat bagi pegawai lingkup PSDKP dan kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan oleh seluruh peserta kegiatan untuk berkomitmen membangun Direktorat Jenderal PSDKP lebih baik. Pos Ditjen PSDKP Sebatik Gagalkan penyelundupan ekor kepiting Sebatik- Ditjen Sebatik Hari libur atau tanggal merah bukan berarti pengawasan terhadap tindakan illegal di wilayah kerja Pengawas Perikanan juga libur, para pengawas Perikanan khususnya Pos PSDKP Sebatik memiliki semangat yang tinggi untuk tetap melaksanakan tugas Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Pengawas Perikanan Pos PSDKP Sebatik dibawah Pangkalan Pengawasan PSDKP Bitung bersama instansi terkait berhasil menangkap atau menggagalkan kapal dengan muatan ekor kepiting yang akan diselundupkan ke Tawau Malaysia. Menurut Pung Nugroho Saksono, A.Pi, MM selaku Kepala Pangkalan Bitung, pada jam WITA (26/3) patroli gabungan melaksanakan giat dengan menggunakan speed boat, kemudian pada jam WITA (27/3) terlihat speed boat dengan muatan kepiting melintas dan berhenti di tengah laut untuk proses bongkar muat dengan perahu jongkong asal Malaysia. Kemudian pada saat bongkar muat itulah patroli gabungan melakukan penyergapan. Namun sebelum speed boat patroli mendekat, speed kepiting langsung melarikan diri dan meninggalkan perahu jongkong beserta muatannya. Barang bukti perahu Jongkong dengan muatan berisi 18 kolly kepiting betina, dengan berat ratarata 1 kolly 32kg atau isi ekor kepiting. Setelah itu perahu jongkong dan muatan kepiting ditarik ke pelabuhan PI Sebatik untuk proses lebih lanjut, kata Ipung. (psdkp_lan2)

7 Warta Pengawasan SDKP Edisi III- Tahun KKP PERKUAT PENGAWASAN PWP3K Lido- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia kembali melatih pegawai negeri sipil menjadi Pengawas Pengelolaan Wilayah Pesisir dan pulau-pulau kecil dengan Kewenangan Kepolisian Khusus (Polisi Khusus PWP3K),15/3 Sebagai mana kita ketahui bersama, Negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah kepulauan terbesar dan memiliki sumber daya laut yang berlimpah maka potensi pengrusakan lingkukan serta ekosistem laut juga sangat besar, oleh karena itu pemerintah dan masyarakat wajib menjaga ekosistem dan pengelolaan sumber daya laut secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Pembentukan Pulsus PWP3K ini merupakan tindak lanjut atas permasalahan yang dihadapi terkait pengrusakan dan pengelolaan yang tidak bertanggung jawab serta untuk mengawal Undang-Undang nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Dalam sambutannya Kepala Kepolisian SPN Polda Metro jaya, Kombes Ruslan Efendi menyampaiakan dari seluruh pelatihan dan peningkatan kompetensi yang terlaksana di SPN Polda Metro Jaya baik dari Swasta maupun Instansi pemerintah, hanya Kementerian Kelautan dan Perikanan saja yang pelaksanaan pelatihannya lebih lama yaitu 2 bulan. Ini artinya KKP meberikan dukungan penuh dalan pelatihan tersebut, sehingga diharapkan kedepannya menjadi pengawas yang profesional serta dapat dengan baik menjaga ekosistem dan sumberdaya laut di wilayah pesisir dan pulau-pulai kecil di seluruh nusantara. Tegasnya. Lanjut Ruslan, Pelaksanaan Pelatihan ini digelar selama empat bulan terbagi kedalam dua gelombang dengan jumlah peserta sebanyak 100 personil yang terdiri dari pegawai KKP, Dinas Kelautan dan Perikanan tingkat Provinsi hingga tingkat kabupaten kota. Polsus KKP nantinya diberi tugas dan tanggung jawab mampu menangkal, menangkap, menyelidiki, serta membuat laporan kejadian atas setiap kegiatan yang ditanganinya, yang terpenting harus mempunyai karakter, tutup Ruslan. Seratus personil tersebut akan memperkuat pengawasan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia. (Hms) Pemerintah Selamatkan Mamalia Langka "Dugong" di Pulau Kokoya Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen PSDKP berhasil melepaskan dua ekor dugong atau duyung di perairan Kokoya, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara pada hari senin 14 Maret Penyelamatan dua ekor dugong tersebut merupakan hasil dari laporan masyarakat terkait penemuan dua kerangkeng besar berbentuk jaring berisikan 2 (dua) ekor dugong pada tanggal 11 Maret 2016 di pulau Kokoya dalam kondisi terluka. berdasarkan laporan masyarakat tersebut pengawas Ditjen PSDKP beserta stakeholder turun kelapangan untuk melakukan koordinasi dan negosiasi secara persuasife kepada nelayan yang mengurung hewan laut tersebut agar kedua dugong segera dilepaskan. Kedua ekor dugong tersebut berhasil di selamatkan dan di lepaskan di perairan pulau kokoya pada hari senin 14 maret 2016 dengan disaksikan oleh Bupati Morotai, Pengawas Ditjen. PSDKP, TNI, Polri dan Nelayan yang mengurung kedua mamalia laut itu. Penyelamatan dua ekor dugong ini merupakan keseriusan pemerintah dalam menjaga kelestarian sumberdaya perikanan terutama satwa yang dilindungi. Sebagai informasi mamalia bernama Dugong atau Duyung ini merupakan mamalia laut dari ordo Sirenia dan masuk dalam famili Dugongidae. Biasanya masyarakat memburu untuk mengambil daging dan minyaknya, dan hingga saat ini jumlah populasi dugong semakin berkurang hingga hampir mendekati kepunahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang pengawetan satwa, mamalia Dugong atau Duyung di kategorikan sebagai jenis satwa yang dilindungi. (hms_lan2)

8 4 Warta Pengawasan SDKP Edisi III- Tahun 2016 Konsisten Perangi ILLEGAL FISHING PSDKP Tangkap 3 Kapal Perikanan Asing Kementerian Kelautan dan Perikanan terus menunjukkan konsistensinya dalam memerangi illegal fishing dalam rangka mewujudkan kedaulatan dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan untuk keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan penangkapan 3 (tiga) kapal perikanan asing (KIA) ilegal asal Malaysia di perairan teritorial Selat Malaka oleh Kapal Pengawas (KP) Hiu 14 dan Hiu 15 pada hari Kamis tanggal 3 Maret Berdasarkan informasi yang diterima, kapal yang ditangkap yaitu 1). KM.PKFB 1512 TS (GT 37, ABK 4 org); 2). KM.KHF 1917 TS (GT 47, ABK 4 org) dan 3). KM.SLFA 4625 (GT 37, ABK 5). Ketiga kapal tersebut tertangkap tangan saat sedang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) tanpa dilengkapi dokumen-dokumen perizinan kegiatan penangkapan ikan dari Pemerintah RI dan penggunaan. Kapal-kapal penangkap ikan tersebut sementara diduga melanggar Pasal 93 ayat (2) jo Pasal 27 (2) UU No. 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp. 20 milyar. Selanjutnya, terhadap 13 (tiga belas) ABK dan 3 (tiga) KIA Malaysia tersebut dikawal oleh KP Hiu 15 ke Satuan Kerja PSDKP Batam, untuk menjalani proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan.(Dit. KP) DITJEN PSDKP PULANGKAN 7 NELAYAN DARI MALAYSIA Medan- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui program Advokasi Nelayan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), bekerjasama dengan Konsulat Jenderal RI di Penang, Malaysia dan DPD Sumatera Utara berhasil memulangkan 7 (tujuh) orang nelayan Indonesia pada senin 28 Maret Sebelumnya nelayan-nelayan tersebut ditangkap pihak Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) pada tanggal 29 Januari 2016 dan 31 Januari 2016 dengan tuduhan melanggar Akta Perikanan 1985 (1) yaitu penangkapan ikan oleh Vessel penangkapan ikan asing di perairan perikanan Malaysia. Pejabat Konsuler III KJRI Penang Edi Kahayanto menyampaikan Ke 7 (tujuh) nelayan yang dipulangkan tersebut, yaitu 1). Mohd. Mahiril (25 Th, ABK), 2). Paisal (22 Th, ABK), 3). Mohd. Hidayat (25 Th, ABK) dan 4). Salman (23 Thn, ABK) asal Desa Kelantan, Kec. Brandan, Kabupaten Langkat, Sumut ditangkap pada 36,5 mil laut barat Pulau Kendi, Pulau Pinang. Sedangkan atas nama 1.) Syahrul ( 25 Thn, ABK), 2). Idris (30 Thn, ABK), dan 3). Muslim (28 Thn, ABK) asal Desa Palausibiji, Kec. Pantai Labu, Kab. Deli Serdang, Sumut di tangkap pada 39 mil laut barat Pulau Kendi, Pulau Pinang. Edi melanjutkan, Dalam proses pemulangannya, Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Konsulat Jenderal Kemenlu melaksanakan pendampingan saat persidangan tanggal 19 Februari 2016 hingga proses Pemulangannya pada hari senin, 28 Maret 2016 via Bandara Internasional Pulau Pinang menuju Kualanamu Medan menggunakan maskapai penerbangan Lion Air pukul WIB. KKP melalui program advokasi nelayan bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dari tahun 2011 hingga saat ini telah berhasil memulangkan 786 (tujuh ratus delapan puluh enam) nelayan yang ditangkap oleh aparat negara tetangga, seperti Malaysia, Australia, Republik Palau, Papua Nugini, dan Timor Leste. Kedepan diharapkan jumlah nelayan yang ditangkap oleh aparat negara tetangga dengan tuduhan melakukan illegal fishing atau melanggar batas wilayah dapat terus menurun. Oleh karena itu, KKP dan Pemerintah Daerah secara aktif melaksanakan upaya-upaya pembinaan dan sosialisasi kepada nelayan setempat.(dit.pp)

KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TERTIBKAN RUMPON ILEGAL

KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TERTIBKAN RUMPON ILEGAL WARTA Peng wasan Edisi VI / 2016 Berita Utama KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TERTIBKAN RUMPON ILEGAL @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id 7 LENSA KEGIATAN 1 2 3 4 5 66 Keterangan: 1. Penertiban Empat

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERAN SERTA POKMASWAS DALAM MEMBANTU KEGIATAN PENGAWASAN

MAKSUD DAN TUJUAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERAN SERTA POKMASWAS DALAM MEMBANTU KEGIATAN PENGAWASAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PELAPORAN, PEMANTAUAN, PENGAWASAN DAN PERAN SERTA POKMASWAS TERHADAP TINDAK PIDANA KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TOPAN RENYAAN, S.H. MAKSUD DAN TUJUAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI

Lebih terperinci

WARTA. Peng wasan. Edisi IX/ Berita Utama. KKP Pulangkan 228 ABK Asal Vietnam. humas psdkp.

WARTA. Peng wasan. Edisi IX/ Berita Utama. KKP Pulangkan 228 ABK Asal Vietnam. humas psdkp. WARTA Peng wasan Edisi IX/ 2016 Berita Utama KKP Pulangkan 228 ABK Asal Vietnam @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id 7 LENSA KEGIATAN 1 2 3 4 5 Keterangan: 1 - Penandatanganan berita acara serah

Lebih terperinci

Peng wasan WARTA. KKP Perkuat Lembaga Pengawasan di Daerah Rawan Illegal Fishing. Edisi X/ Berita Utama. humas psdkp.

Peng wasan WARTA. KKP Perkuat Lembaga Pengawasan di Daerah Rawan Illegal Fishing. Edisi X/ Berita Utama. humas psdkp. WARTA Peng wasan Edisi X/ 2016 Berita Utama KKP Perkuat Lembaga Pengawasan di Daerah Rawan Illegal Fishing @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id 7 LENSA KEGIATAN 1 2 3 4 65 Keterangan: 1. Partisipasi

Lebih terperinci

WARTA. Peng wasan. Edisi VII/ Berita Utama PPNS PERIKANAN LELANG BENDA SITAAN SENILAI 21 humas psdkp

WARTA. Peng wasan. Edisi VII/ Berita Utama PPNS PERIKANAN LELANG BENDA SITAAN SENILAI 21 humas psdkp WARTA Peng wasan Edisi VII/ 2016 Berita Utama PPNS PERIKANAN LELANG BENDA SITAAN SENILAI 21 MILYAR @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id 7 LENSA KEGIATAN 1 2 3 4 665 Keterangan: 1 & 2 - Pemulangan

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN Medan, 24 Maret 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan bahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/PERMEN-KP/2016 TENTANG LARANGAN PENANGKAPAN DAN/ATAU PENGELUARAN LOBSTER (Panulirus spp.), KEPITING (Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus

Lebih terperinci

RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP

RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN PENGELOLAAN DITJEN PSDKP SDKP TAHUN TA. 2018 2017 Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP OUTLINE 1. 2. 3. 4. ISU STRATEGIS IUU

Lebih terperinci

DRAFT MARET POS POKMASWAS Page 1 of 20

DRAFT MARET POS POKMASWAS Page 1 of 20 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PELAPORAN, PEMANTAUAN, PENGAWASAN DAN PERAN SERTA POKMASWAS TERHADAP TINDAK PIDANA KEJAHATAN DAN PELANGGARAN DRAFT MARET 2015 POS POKMASWAS Page 1 of 20 PROSEDUR OPERASIONAL

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP Jakarta, 21 April 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING DALAM PASAL 69 AYAT (4) UU NO. 45 TAHUN 2009

PELAKSANAAN TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING DALAM PASAL 69 AYAT (4) UU NO. 45 TAHUN 2009 PELAKSANAAN TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING DALAM PASAL 69 AYAT (4) UU NO. 45 TAHUN 2009 A. UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan 1. Perkembangan UU Perikanan di Indonesia Bangsa

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN [Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Utara] GORONTALO, 9 JUNI 2015 1 FOKUS AREA RENCANA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.5-/217 DS6-9464-235-812 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PERMEN-KP/2015 TENTANG PENANGKAPAN LOBSTER (Panulirus spp.), KEPITING (Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus spp.) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORATJENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.15 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021) 3519070 ext 1524/1526,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan pelampung di sisi atasnya dan pemberat

Lebih terperinci

JAKARTA (4/3/2015)

JAKARTA (4/3/2015) 2015/04/04 11:07 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan KKP DAN LEMBAGA TERKAIT KOMITMEN DALAM PENEGAKAN HUKUM JAKARTA (4/3/2015) www.pusluh.kkp.go.id Dalam rangka menuju kepada cita-cita Indonesia sebagai

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN O L E H Puteri Hikmawati, SH., MH. Novianti, SH., MH. Dian Cahyaningrum, SH., MH. Prianter Jaya Hairi, S.H., L.LM.

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL SEKTOR KELAUTAN PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP

GERAKAN NASIONAL SEKTOR KELAUTAN PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP SEMARANG, 19 MEI 2015 1 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan

Lebih terperinci

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PEMBERANTASAN KEGIATAN PERIKANAN LIAR (IUU FISHING)

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PEMBERANTASAN KEGIATAN PERIKANAN LIAR (IUU FISHING) POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PEMBERANTASAN KEGIATAN PERIKANAN LIAR (IUU FISHING) A. Pendahuluan Wilayah perairan Indonesia yang mencapai 72,5% menjadi tantangan besar bagi TNI

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 338/PID.SUS-PRK/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada pengadilan tingkat banding

Lebih terperinci

WARTA. Peng wasan. Edisi VIII/ Berita Utama Ditjen. PSDKP Gelar Operasi Bersama Dengan humas psdkp

WARTA. Peng wasan. Edisi VIII/ Berita Utama Ditjen. PSDKP Gelar Operasi Bersama Dengan humas psdkp WARTA Peng wasan Edisi VIII/ 2016 Berita Utama Ditjen. PSDKP Gelar Operasi Bersama Dengan Australia @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id 7 LENSA KEGIATAN 1 2 3 4 665 Keterangan: 1 - Menteri

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NASKAH KAPOLRI SEBAGAI KEYNOTE SPEECH PADA RAKORNAS PEMBERANTASAN ILLEGAL, UNREPORTED AND UNREGULATED FISHING TANGGAL 11 JULI 2017 ASSALAMU ALAIKUM Wr. Wb. SALAM

Lebih terperinci

BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) SEBAGAI TINDAK PIDANA INTERNASIONAL DI PERAIRAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA

BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) SEBAGAI TINDAK PIDANA INTERNASIONAL DI PERAIRAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) SEBAGAI TINDAK PIDANA INTERNASIONAL DI PERAIRAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA A. Kasus Pencurian Ikan Di Perairan Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG GUBERNUR LAMPUNG,

GUBERNUR LAMPUNG GUBERNUR LAMPUNG, GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ 7\ /V.19/HK/2017 TENTANG PEMBENTUKAN TIM INISIATIF PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN BERKELANJUTAN PERAIRAN PESISIR TIMUR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG GUBERNUR

Lebih terperinci

KKP-KEMHAN SEPAKAT TINGKATKAN KERJASAMA BERANTAS ILLEGAL FISHING

KKP-KEMHAN SEPAKAT TINGKATKAN KERJASAMA BERANTAS ILLEGAL FISHING WARTA Peng wasan Edisi V / 2016 Berita Utama KKP-KEMHAN SEPAKAT TINGKATKAN KERJASAMA BERANTAS ILLEGAL FISHING @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id 7 LENSA KEGIATAN 1 2 3 4 5 56 Keterangan: 1.

Lebih terperinci

Sejarah Peraturan Perikanan. Indonesia

Sejarah Peraturan Perikanan. Indonesia Sejarah Peraturan Perikanan Indonesia Peranan Hukum Laut dalam Kedaulatan RI Laut Indonesia pada awalnya diatur berdasarkan Ordonansi 1939 tentang Wilayah Laut dan Lingkungan Maritim yg menetapkan laut

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Mengenai Perkembangan Penegakan Hukum Terhadap Kapal. Fishing (IUUF) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia.

BAB V PENUTUP. 1. Mengenai Perkembangan Penegakan Hukum Terhadap Kapal. Fishing (IUUF) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia. 161 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Menjawab rumusan masalah dalam Penulisan Hukum ini, Penulis memiliki kesimpulan sebagi berikut : 1. Mengenai Perkembangan Penegakan Hukum Terhadap Kapal Asing yang Melakukan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1681 K /PID.SUS/ 2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa dan mengadili perkara pidana khsusus pada tingkat

Lebih terperinci

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.177, 2008 WILAYAH NEGARA. NUSANTARA. Kedaulatan. Ruang Lingkup. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pencegahan Illegal Fishing di Provinsi Kepulauan Riau. fishing terdapat pada IPOA-IUU. Dimana dalam ketentuan IPOA-IUU

BAB V PENUTUP. Pencegahan Illegal Fishing di Provinsi Kepulauan Riau. fishing terdapat pada IPOA-IUU. Dimana dalam ketentuan IPOA-IUU 134 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ketentuan Hukum Internasional dan Legislasi Nasional dalam Upaya Pencegahan Illegal Fishing di Provinsi Kepulauan Riau Ketentuan hukum internasional dalam upaya pencegahan

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/KEPMEN-KP/05 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 05 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 10/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

luas. Secara geografis Indonesia memiliki km 2 daratan dan

luas. Secara geografis Indonesia memiliki km 2 daratan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laut sebagai anugerah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, harus senantiasa terjaga sumber daya alam kelautannya. Keberhasilan Indonesia untuk menetapkan identitasnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PENANGANAN TINDAK PIDANA PERIKANAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 560/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 560/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 560/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 101/PID.SUS/2015/PT.PBR

P U T U S A N NOMOR 101/PID.SUS/2015/PT.PBR P U T U S A N NOMOR 101/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PERMEN-KP/2016 TENTANG TATA CARA PEMULANGAN NELAYAN INDONESIA YANG DITANGKAP DI LUAR NEGERI KARENA MELAKUKAN PENANGKAPAN IKAN DI NEGARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR :108/Pid.Sus/2015/PT.PBR DEMI MEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR :108/Pid.Sus/2015/PT.PBR DEMI MEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR :108/Pid.Sus/2015/PT.PBR DEMI MEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara pidana khusus pada peradilan tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2013 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENANGKAPAN IKAN DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Kalimantan Tengah

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Kalimantan Tengah CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Kalimantan Tengah disampaikan oleh : DR. Siun Jarias SH., MH Sekda Kalimantan Tengah Panjang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PERMEN-KP/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 15/PERMEN-KP/2016 TENTANG KAPAL PENGANGKUT IKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH Disampaikan pada Diskusi Publik Analisis dan Evaluasi Hukum Dalam Rangka Penguatan Sistem Pertahanan Negara Medan, 12 Mei 2016 PASAL 1 BUTIR 2 UU NO 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PELARANGAN PENGUNAAN ALAT-ALAT TANGKAP YANG DAPAT MERUSAK HABITAT IKAN DAN BIOTA LAUT DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR : 280/PID.SUS/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------, yang mengadili perkara pidana khusus dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai

Lebih terperinci

MEMPERKUAT MEKANISME KOORDINASI DALAM PENANGANAN ABK DAN KAPAL IKAN ASING

MEMPERKUAT MEKANISME KOORDINASI DALAM PENANGANAN ABK DAN KAPAL IKAN ASING MEMPERKUAT MEKANISME KOORDINASI DALAM PENANGANAN ABK DAN KAPAL IKAN ASING Andri Hadi Plt. Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri Laut Teritorial: KEWENANGAN NEGARA

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 131 /PID/2013/PT-MDN.-

P U T U S A N Nomor : 131 /PID/2013/PT-MDN.- P U T U S A N Nomor : 131 /PID/2013/PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, dalam mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

MAKALAH PENYULUHAN PERIKANAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PELARANGAN ALAT TANGKAP CANTRANG DI JUWANA, PATI

MAKALAH PENYULUHAN PERIKANAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PELARANGAN ALAT TANGKAP CANTRANG DI JUWANA, PATI MAKALAH PENYULUHAN PERIKANAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PELARANGAN ALAT TANGKAP CANTRANG DI JUWANA, PATI Oleh : Patric Erico Rakandika Nugroho 26010112140040 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.30/MEN/2012 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini, kegiatan pengawasan kapal perikanan dilakukan di darat dan di laut. Pengawasan langsung di laut terhadap kapal-kapal yang melakukan kegiatan penangkapan ikan

Lebih terperinci

NAMA TERSANGKA/ KEWARGA NEGARAAN DITANGKAP (TGL, BLN, TAHUN) Mr. Chien Kiek Akson (Nakhoda)/ Thailand. 25 Januari 2015

NAMA TERSANGKA/ KEWARGA NEGARAAN DITANGKAP (TGL, BLN, TAHUN) Mr. Chien Kiek Akson (Nakhoda)/ Thailand. 25 Januari 2015 Lampiran Memorandum Nomor : /PSDKP.5/PD. 500 /XII/ DATA SEMENTARA PENANGANAN KASUS TINDAK PIDANA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN HASIL AD HOCK OLEH KAPAL PENGAWAS DAN PATROLI UPT PENGAWASAN SDKP YANG DITANGANI

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Jawa Tengah

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Jawa Tengah 1 CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Di Provinsi Jawa Tengah disampaikan oleh : Drs. H. Heru Sudjatmiko, M.Si. Wakil Gubernur Jawa Tengah

Lebih terperinci

Kebijakan Pembangunan Kelautan & Perikanan di Indonesia

Kebijakan Pembangunan Kelautan & Perikanan di Indonesia Kebijakan Pembangunan Kelautan & Perikanan di Indonesia Disampaikan oleh : Menteri Kelautan & Perikanan pada RAKORNAS BIDANG KEMARITIMAN Jakarta, 4 Mei 2017 LAUT MASA DEPAN BANGSA Visi : Mewujudkan Sektor

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 283/PID/2013/PT- MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N NOMOR : 283/PID/2013/PT- MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. 1 P U T U S A N NOMOR : 283/PID/2013/PT- MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding menjatuhkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 16 Maret 2018

Revisi ke 02 Tanggal : 16 Maret 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 503/PID.SUS/2016/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 754/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 754/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 754/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara tindak pidana perikanan

Lebih terperinci

PENGAWASAN IKAN TERUBUK DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BARUMUN KABUPATEN LABUHANBATU SUMATERA UTARA

PENGAWASAN IKAN TERUBUK DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BARUMUN KABUPATEN LABUHANBATU SUMATERA UTARA PENGAWASAN IKAN TERUBUK DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BARUMUN KABUPATEN LABUHANBATU SUMATERA UTARA Oleh : Benardo Nababan, S.Pi, M.Si (Pengawas Perikanan pada Stasiun PSDKP Belawan Satwas SDKP Asahan)

Lebih terperinci

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan suatu kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan kolektif

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang: a. bahwa sumber daya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN PROGRESS IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Disampaikan oleh: Ir. H. M. NATSIR THAIB WAKIL GUBERNUR PROVINSI MALUKU UTARA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PENENGGELAMAN KAPAL SEBAGAI USAHA MEMBERANTAS PRAKTIK ILLEGAL FISHING

PENENGGELAMAN KAPAL SEBAGAI USAHA MEMBERANTAS PRAKTIK ILLEGAL FISHING PENENGGELAMAN KAPAL SEBAGAI USAHA MEMBERANTAS PRAKTIK ILLEGAL FISHING Oleh: Zaqiu Rahman * Naskah diterima: 22 Januari 2015; disetujui: 23 Januari 2015 Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

Pembagian Kewenangan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Di Perairan Indonesia

Pembagian Kewenangan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Di Perairan Indonesia Pembagian Kewenangan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Di Perairan Indonesia Abdul Muthalib Tahar dan Widya Krulinasari Dosen Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari beberapa pulau besar antara lain Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Lebih terperinci

2 Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lem

2 Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lem No.1619, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Pembudidayaan. Ikan. Pembinaan. Perizinan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PERMEN-KP/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor 562/Pid.SUS-PRK/2016/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara tindak pidana perikanan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas orang masuk atau ke luar wilayah

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA LINGKUP PUSAT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III Gambar Batas-batas ALKI Lahirnya Konvensi ke-3 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai hukum laut (United Nation Convention on the Law of the Sea/UNCLOS),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena penangkapan ikan tidak sesuai ketentuan (illegal fishing), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. fenomena penangkapan ikan tidak sesuai ketentuan (illegal fishing), yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini mengenai implementasi kebijakan publik. Penelitian implementasi kebijakan dilakukan atas kegiatan pemerintah dalam mengatasi fenomena penangkapan ikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 15 TAHUN 1992 TENTANG PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dan

Lebih terperinci

Laporan Singkat Kementerian Kelautan dan Perikanan. 3 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla

Laporan Singkat Kementerian Kelautan dan Perikanan. 3 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla Laporan Singkat Kementerian Kelautan dan Perikanan 3 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla PROGRAM UNGGULAN A B C Pemberantasan IUU Fishing Pengelolaan sumber daya ikan

Lebih terperinci

WUJUDKAN KEDAULATAN NEGARA KKP PERKUAT ARMADA KAPAL PENGAWAS

WUJUDKAN KEDAULATAN NEGARA KKP PERKUAT ARMADA KAPAL PENGAWAS WARTA Peng wasan Edisi IV / 2016 Berita Utama WUJUDKAN KEDAULATAN NEGARA KKP PERKUAT ARMADA KAPAL PENGAWAS @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id Sumber : www.kkpnews.kkp.go.id 7 LENSA KEGIATAN

Lebih terperinci

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN Voluntary National Review (VNR) untuk Tujuan 14 menyajikan indikator mengenai rencana tata ruang laut nasional, manajemen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Pres

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Pres BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1165, 2016 KEMEN-KP. UPT. Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Klasifikasi. Kriteria. PERATURANMENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2016

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laut Arafura merupakan salah satu bagian dari perairan laut Indonesia yang terletak di wilayah timur Indonesia yang merupakan bagian dari paparan sahul yang dibatasi oleh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Kepulauan Selayar

Lebih terperinci

BITUNG (24/2/2015)

BITUNG (24/2/2015) 2015/02/25 14:04 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan KAPUSLUHKP DAMPINGI KUNKER KOMISI IV DPR RI KE KOTA BITUNG BITUNG (24/2/2015) www.pusluh.kkp.go.id Produksi industri perikanan yang menurun sehingga memicu

Lebih terperinci

Prof. Melda Kamil Ariadno, Ph.D. Fakultas Hukum UI PUSANEV_BPHN

Prof. Melda Kamil Ariadno, Ph.D. Fakultas Hukum UI PUSANEV_BPHN Prof. Melda Kamil Ariadno, Ph.D. Fakultas Hukum UI Apakah sudah berdaulat dalam pangan laut? Berdaulat berarti tidak ketergantungan pada siapapun dan bebas menentukan pilihan Pangan laut sebagai pilihan

Lebih terperinci

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP DIREKTORAT PELABUHAN PERIKANAN PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN SYAHBANDAR DI PELABUHAN PERIKANAN Memiliki kompetensi

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA UTARA

PROVINSI SUMATERA UTARA 2 PROVINSI SUMATERA UTARA VISI Menjadi Provinsi yang Berdaya Saing Menuju Sumatera Utara Sejahtera MISI 1. Membangun sumberdaya manusia yang memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, religius

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa sebagai kekayaan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 282 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 282 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 282 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas

Lebih terperinci