PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN OPERASI HITUNG SATUAN WAKTU ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN OPERASI HITUNG SATUAN WAKTU ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN OPERASI HITUNG SATUAN WAKTU Herawati 11 dan Noviana Rizky ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan materi di kelas V MIN Sukadamai Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan penelitian pre-eksperimen. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas Va MIN Sukadamai Banda Aceh yang berjumlah 7 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan tes hasil belajar. Sedangkan pengolahan data menggunakan persentase dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi operasi hitung satuan waktu di kelas Va MIN Sukadamai Banda Aceh, hal ini berdasarkan hasil post test di dapat orang siswa dinyatakan tuntas secara klasikal yaitu 81,48%. Selanjutnya data yang dianalisis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 6, maka didapat t hitung = 3,97 dan t tabel = 1,71, sehingga t hitung > t tabel yaitu 3,97 > 1,7. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung satuan waktu mengalami peningkatan peningkatan dan sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di MIN Sukadamai Banda Aceh. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Operasi Hitung Satuan Waktu 1 1 Herawati, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, erawati_ispdi@yahoo.co.id Noviana Rizky, Mahasiswa S1 Program Studi PGMI Universitas Islam Negeri Ar-Raniry ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

2 A. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan dasar yang menjadi pendukung bagi kemajuan teknologi dewasa ini. Matematika perlu dipelajari sebagai bekal peserta didik sejak dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Oleh sebab itu matematika di sekolah dasar sangat penting, karena pembelajaran matematika itu susah dipahami. Hal ini menyebabkan hasil belajar tidak mencapai target yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di sekolah tersebut. Selain dari pada hal tersebut, kebanyakan dari siswa yang bersekolah di MIN Sukadamai adalah anak-anak dari orang tua dengan status ekonomi dari kalangan biasa. disinilah dasar-dasar ilmu matematika yang Anak-anak tersebut hanya mendapatkan diajarkan menjadi sangat bermanfaat untuk pelajaran dari sekolah saja tanpa adanya melanjutkan ke jenjang pendidikan bimbingan belajar dari luar. selanjutnya. Menanggulangi masalah tersebut, Salah satu materi matematika yang harus dikuasai di MIN adalah materi operasi hitung satuan waktu. Diharapkan siswa dapat tidak terlepas dari kinerja seorang guru sebagai pendidik. Joula E. Paimin (1988: 1) berpendapat, Tugas guru yang paling penting menguasai materi operasi hitung satuan waktu adalah bagaimana cara guru untuk dengan baik. Hal ini disebabkan satuan waktu sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari. Zulfinar (008: 3) berpendapat, sering menumbuhkan minat dan daya tarik siswa terhadap matematika sehingga tujuan dari pembelajaran matematika tetap tercapai. Guru dijumpai kesulitan dalam proses belajar sebaiknya menciptakan suasana yang matematika, siswa masih kesulitan dan membuat siswa termotivasi dan aktif dalam mengeluh dalam memahami dan belajar, maka hasil belajar siswa akan menyelesaikan soal-soal pelajaran matematika. Kebanyakan peserta didik kurang tertarik disebabkan adanya kecenderungan bahwa apa yang ditampilkan pada siswa adalah sejumlah meningkat. Bertitik tolak dari hal tersebut, betapa pentingnya seorang guru di sekolah dalam mengajar pelajaran matematika, karena pusat pengajaran matematika adalah pusat rumus yang membosankan. Sehingga pemecahan masalah, dan salah satu faktor pemahaman dari matematika jauh dari yang diharapkan Dari hasil observasi yang peneliti pendukung berhasil atau tidaknya pengajaran matematika adalah dengan menguasai teori mengajar. lakukan di MIN Sukadamai, peneliti Guru merupakan salah satu faktor menemukan beberapa kendala, diantaranya yang terpenting dalam pelaksanaan pendidikan masih ada guru di sekolah tersebut yang pengajaran di sekolah. Seorang guru menggunakan metode konvensional, oleh matematika diharapkan dapat menciptakan sebab itu siswa masih menganggap situasi belajar yang hidup dan menggairahkan ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

3 siswa di dalam atau di luar kelas sehingga Sebelum menyajikan materi dapat menimbulkan motivasi untuk pembelajaran,dibuat lembaran kegiatan yang meningkatkan hasil belajar siswa. akan dikerjakan siswa secara bersama-sama, Seorang guru diharapkan mengetahui saling membantu dan berdiskusi dalam dan memahami tentang teori-teori kelompok untuk menyelesaikan materi atau pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk tugas yang diberikan kepadanya. Siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil mempermudah proses terbentuknya yang terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok ini pengetahuan siswa. Salah satu alternatif model tersebut adalah berdasarkan perkembangan kognitif yang lebih mengacu pada teori konstruktivis. Menurut teori ini siswa harus menemukan sendiri informasi-informasi baru, merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari campuran siswa menurut tingkat kinerja (siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah). Setelah guru menyajikan pelajaran, anggota kelompok bertemu untuk mempelajari kemudian mengecek informasi tersebut lembaran kegiatan atau bahan pembelajaran dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak lagi sesuai lainnya. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD setelah berlangsungnya pembelajaran, dengan informasi yang baru diterimanya. Hal siswa diberi ulangan-ulangan untuk ini dikenal dengan asimilasi konsep. Sistem mengetahui kemampuan akademik individual. pembelajaran ini dapat mengaktifkan siswa Mengingat materi operasi hitung untuk benar-benar dapat memahami dan menerapkan pengetahuan. satuan waktu sangat penting dipelajari oleh siswa maka guru berusaha untuk memikirkan Robert E. Slavin (199: 17) cara yang tepat dalam mengajarkan materi ini, mendefinisikan pembelajaran kooperatif dapat salah satunya yaitu dengan menerapkan meningkatkan semangat belajar siswa. Agar pembelajaran kooperatif tipe STAD. kooperatif dapat terlaksana dengan baik, siswa Penggunaan Pembelajaran kooperatif tipe harus diberi lembaran kegiatan yang berisi STAD merupakan salah satu upaya pertanyaan dan tugas untuk dikerjakan. meningkatkan penguasaan dan prestasi belajar Ada beberapa tipe pembelajaran siswa dalam memahami materi operasi hitung kooperatif yang dikenal saat ini, salah satu satuan waktu dalam pelajaran matematika. diantaranya bentuk yang paling sederhana Untuk memperoleh jawaban dari adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD permasalahan di atas maka penulis (Student Team Achievement Division). Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi menuangkannya dalam sebuah penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran pembelajaran dirancang sedemikian rupa Kooperatif Tipe STAD dalam Upaya untuk pembelajaran secara kelompok. Meningkatkan Penguasaan Operasi Hitung ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

4 Satuan Waktu di Kelas V MIN Sukadamai- Banda Aceh Tahun Ajaran 011/01. beranggapan bahwa pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam B. Rumusan Masalah kontruktivisme peranan guru bukan pemberi Berdasarkan uraian latar belakang di jawaban akhir atas pertanyaan siswa, atas, maka yang menjadi masalah dalam melainkan mengarahkan mereka untuk pembahasan ini adalah : Apakah pembelajaran membentuk (mengkontruksi) pengetahuan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan matematika melalui pengalaman. penguasaan siswa terhadap materi operasi Menurut pandangan konstruktivis, hitung satuan waktu di kelas V MIN belajar merupakan suatu proses pembentukan Sukadamai? pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si pebelajar. Ia harus aktif C. Postulat dan Hipotesis melakukan kegiatan, berfikir, menyusun Sesuai dengan judul dan permasalahan konsep dan memberi makna tentang hal-hal postulat atau anggapan dasar dalam penelitian yang dipelajari. Paradigma konstruktivis ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal yang akan menjadi dasar untuk mengkonstruksi pengetahuan baru. Warsito (1998: 117) mendenifisikan Belajar menurut pandangan kontruktivis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang diuji kebenarannya. adalah suatu proses aktif dari si pebelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan Adapun yang menjadi hipotesis dalam proses pasif yang hanya menerima penelitian ini adalah bahwa model transformasi pengetahuan dari guru melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat ceramah. meningkatkan penguasaan operasi hitung Proses belajar matematika menurut satuan waktu. teori konstruktivis sangat tergantung pada beberapa aspek yaitu aspek siswa, peranan D. KAJIAN TEORITIS 1. Pembelajaran Matematika dalam guru, sarana belajar dan evaluasi belajar. a. Peranan Siswa Pandangan Kontruktivis Menurut pandangan konstruktivis, Konsep pembelajaran kontruktivis belajar merupakan suatu proses pembentukan didasarkan kepada kinerja akademik para ahli psikologi dan peneliti yang peduli dengan kontruktivisme. Kontruktivisme lahir dari pengetahuan. Siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang gagasan Piaget dan Vigotsky yang di pelajari. Namun yang paling menentukan ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

5 prestasi belajar siswa adalah niat belajar siswa sendiri. Seorang siswa diminta memiliki dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara kemampuan awal sebelum mempelajari keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sesuatu. Kemampuan awal tersebut sebagai awal untuk mengkonstruksi pengetahuan baru. b. Peranan Guru Dalam pandangan konstruktivis guru atau pendidik berperan membantu proses pengkonstruksian oleh siswa berjalan dengan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif dimana siswa membangun sendiri makna dari suatu yang mereka pelajari. lancar. Dalam proses ini guru tidak mentransferkan pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membimbing siswa dalam belajar.. Model Pembelajaran Kooperatif Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. (Cooperative Learning) Menurut Slavin (199: 1) (model Menumbuhkan kemandirian dan kemampuan pembelajaran kooperatif merupakan pada diri siswa untuk bisa membentuk pengetahuannya sendiri. Dengan demikian siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang sederajat sendiri, memecahkan masalah yang tapi berkemampuan heterogen. Sederajat yang dihadapinya, kritis, kreatif dan mandiri. c. Sarana Belajar dimaksud disini adalah siswa-siswa yang beasal dari tingkatan sekolah dan kelas yang Pendekatan konstruktivis sama, sedangkan heterogen tidak hanya menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam menunjukkan adanya keragaman kemampuan tetapi juga jenis kelamin dan ras. mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Menurut Rahmah Djohar, dkk (007: Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu proses belajar. d. Evaluasi Belajar Bentuk evaluasi konstruktivis mengarah pada nilai-nilai autentik, mengkonstruksi 18) yang dikemukakan oleh Carrin dan Fenno, ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif sebagai berikut : a. Setiap anggota memiliki peran b. Terjadi hubungan interaksi langsung antara para siswa pengetahuan yang berdasarkan c. Setiap anggota kelompok bertanggung pengalaman siswa. jawab atas belajarnya dan juga temanteman Slameto (1988: 56) menyatakan sekelompoknya. bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

6 d. Peran guru adalah membantu siswa besarnya sesama anggota untuk mengembangkan ketrampilanketrampilan kelompok. interpersonal kelompok d. Para siswa akan diberi satu e. Guru hanya berinteraksi dengan penghargaan yang akan kelompok saat diperlukan berpengaruh terhadap nilai seluruh anggota kelompok. Adapun Kemampuan yang Diperlukan e. Para siswa harus berbagi dalam Model Pembelajaran Kooperatif agar kepeminpinan, sementara mereka pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, memperoleh keterampilan bekerja unsur-unsur dasar yang perlu ditanamkan sama selama belajar. kepada siswa dalah sebagai berikut : f. Para siswa diminta pertanggung a. Para siswa harus mempunyai jawaban secara individual, tentang persepsi bahwa mereka belajar materi yang dipelajari dalam bersama demi satu tujuan. kelompok kooperatif. b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran kelompoknya, disamping Kooperatif tanggung jawab terhadap diri Menurut Arends (1997: 113) sendiri, dalam materi pelajaran terdapat enam tahapan utama dalam pelajaran yang dihadapi. yang menggunakan model pembelajaran c. Para siswa harus membagi tugas kooperatif. Enam langkah tersebut dirangkum dan tanggung jawab sama dalam tabel berikut Tabel.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran Menyampaikan tujuan dan yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan motivasi siswa memotivasi siswa Fase Guru menyajikan informasi kepada siswa Menyajikan informasi dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana Mengorganisasikan siswa dalam caranya membentuk kelompok belajar dan kelompok-kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni 014 6

7 Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar Membimbing kelompok bekerja pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. dan belajar Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Sumber :Richard Arends dalam Classroom Instruction and Management 3. Model Pembelajaran Kooperatif pelajaran, sehingga dipastikan semua anggota Tipe STAD kelompok telah memahami materi tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe Agar pembelajaran kooperatif tipe STAD STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan kawan-kawannya dari universitas John belajar mengajar harus dilaksanakan sesuai Hopkins. Model ini dipandang sebagai model dengan tahap kooperatif. Ada lima tahapan paling sederhana. kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD Menurut Slavin (199), dalam metode yaitu tahap persiapan, presentasi kelas, pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kegiatan kelompok, tes, dan penghargaan ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan kelompok 4-5 yang merupakan siswa campuran menurut a. Tahap - 1 Persiapan tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru Kegiatan yang dilaksanakan pada menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa tahap ini adalah menyampaikan tujuan bekerja dalam tim mereka untuk memastikan pembelajaran yang ingin dicapai, bahwa seluruh anggota tim telah menguasai menyiapkan materi yang akan pelajaran tersebut. Pada pembelajaran diajarkan, alat, dan sarana lainnya, kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran pembagian siswa kedalam kelompok dirancang sedemikian rupa untuk sesuai dengan setting pembelajaran pembelajaran secara kelompok. Dengan kooperatif dan keterampilan menggunakan lembaran kegiatan siswa atau kooperatif, menentukan skor dasar perangkat pembelajaran lain, siswa bekerja individu dan menentukan jadwal secara bersama-sama untuk menuntaskan kegiatan. materi pelajaran. Mereka saling membantu b. Tahap Presentasi Kelas satu sama lain untuk memahami bahan ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

8 Dalam presentasi kelas pembelajaran tinggi dapat berupa sertifikat, laporan kooperatif tipe STAD guru berkala kelas dan lain-lain. menjelaskan materi atau menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan 4. Materi Operasi Hitung Satuan demonstrasi atau lewat bahan bacaan c. Tahap 3 Kegiatan Kelompok Waktu Materi operasi satuan waktu Dalam tahap ini siswa dengan merupakan salah satu materi yang dipelajari di menggunakan lembaran kegiatan SD/MIN kelas V semester 1. Berdasarkan siswa (LKS), secara berkelompok standar isi pembelajaran matematika, adapun memyelesaikan tugas-tugas yang standar kompetensi yang diharapkan adalah menjadi tanggung jawabnya atau menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, mempelajari materi yang telah dan kecepatan dalam pemecahan masalah. dipersiapkan guru. Mereka bekerja Kompetensi dasarnya adalah melakukan bersama-sama, saling membantu, operasi hitung satuan waktu. berdiskusi untuk menyelesaikan Penelitian yang dilaksanakan oleh materi/tugas belajarnya. Guru peneliti ini hanya meliputi operasi hitung mengawasi dan memberikan satuan waktu. Pada materi operasi hitung pengarahan serta bantuan seperlunya. d. Tahap 4 Tes satuan waktu indikator yang harus tercapai, yaitu melakukan operasi hitung satuan waktu. Pada akhir pembelajaran siswa Satuan waktu yang peneliti gunakan adalah diberikan tes individu. Skor yang di peroleh siswa dalam tes ini digunakan jam, menit, dan detik. Hubungan kesetaraan antara jam, menit dan detik sebagai berikut : untuk menentukan nilai perkembangan individu dan yang juga akan 5. Langkah-langkah Pembelajaran disumbangkan terhadap nilai Materi Operasi Hitung Satuan kelompok. Setiap siswa menerima satu Waktu dengan Menggunakan lembar tes, tidak boleh bekerjasama Model Pembelajaran Kooperatif dalam mengerjakan soal tersebut. Tipe STAD Waktu mengerjakan tes ditentukan Adapun langkah-langkah pembelajaran oleh guru. e. Tahap 5 Penghargaan Kelompok Skor akhir dihitung berdasarkan skor materi operasi hitung satuan waktu dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD adalah : peningkatan anggota kelompok. Pemberian penghargaan kepada Tabel. Kegiatan Guru dan Siswa saat kelompok yang behasil mencetak skor Proses Pembelajaran ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

9 Kooperatif Tipe STAD Berlangsung No Langkah-langkah Tingkah Laku Guru Tingkah Laku siswa 1. Tahap persiapan Menyampaikan Guru menyampaikan semua Siswa memperhatikan dan tujuan dan tujuan yang ingin dicapai mendengarkan penjelasan motivasi siswa dalam pembelajaran guru matematika materi operasi hitung satuan waktu dan guru memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam belajar Membentuk Guru membagikan siswa ke Siswa duduk berdasarkan kelompok dalam 5 kelompok, tiap kelompok yang telah kelompok beranggotakan 5-6 ditentukan. siswa, yang terdiri dari siswa yang tingkat prestasinya tinggi, sedang dan rendah. Menyiapkan siswa Guru membimbing kelompok Siswa mempersiapkan diri untuk belajar belajar serta memberikan untuk belajar penjelasan tentang cara kelompok dengan tipe STAD. Tahap Presentasi menjelaskan materi Guru menjelaskan tentang Siswa memperhatikan operasi hitung materi hitung satuan waktu guru menjelaskan materi satuan waktu dengan metode demonstrasi dengan metode demonstrasi 3. Tahap Kegiatan Kelompok Membagikan LKS Guru membagikan LKS dan Perwakilan kelompok dan alat peraga alat peraga jam yang terbuat siswa mengambil alat karton peraga yang ditentukan Diskusi Guru mengontrol kegiatan Siswa menyelesaikan soal siswa dan memberi penjelasan yang tersedia di LKS apabila di butuhkan berdasarkan kelompoknya ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

10 4. Tahap tes Kuis 5. Tahap penghargaan Memberikan penghargaan Pada akhir pembelajaran siswa di beri tes individu. Waktu yang disediakan dibatasi oleh guru. Setiap siswa mengerjakan tes nya masingmasing tidak boleh bekerja sama Guru mencari cara untuk memberikan penghargaan terhadap upaya terhadap hasil kerja individu atau kelompok. Kelompok diberikan penghargaan adalah yang mendapatkan poin tertinggi. masing-masing. Dalam tahap ini siswa yang berkemampuan tinggi mengajari temannya yng berkemampuan sedang dan rendah Setiap siswa menyelesaikan soal kuis yang diberikan oleh guru sesuai batas waktu yang ditentukan. Setiap siswa mengerjakan tes nya masing-masing tidak boleh kerjasama Kelompok yang berhasil memyelesaikan soal dengan benar dalam waktu yang cepat mempersentasikan hasilnya ke depan dan diberi penghargaan. E. METODOLOGI PENELITIAN tidak menggunakan dua kelas, tetapi hanya satu kelas saja yaitu kelas eksperimen yang Menurut Suharsimi Arikunto (010: digambarkan seperti diagram berikut. 1) tujuan penelitian ini yaitu menerapkan X O model pembelajaran kooperatif tipe STAD Keterangan: untuk meningkatkan penguasaan siswa X : Yang mengalami perlakuan terhadap materi operasi hitung satuan waktu, O : Hasil observasi setelah penelitian maka penelitian menggunakan metode preeksperimen (one shot case study). Peneliti (010: 1) menyatakan Dalam penelitian ini Selanjutnya Suharsimi Arikunto menggunakan metode ini karena penelitiannya ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

11 yang menjadi subjek penelitian adalah siswa matematika pada materi operasi hitung satuan pada suatu kelas dengan satu kali proses, waktu (operasi hitung jam) dengan sehingga digolongkan dalam desain metode pre-eksperimen. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa Rencana studi kasus satu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berlangsung. Pengamatan ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung mulai dari pendahuluan sampai tembakan adalah sebuah eksperimen yang penutup, yang dilakukan pada setiap dilaksanakan tanpa adanya kelompok pertemuan (tatap muka) pembanding. b. Tes 1. Populasi dan Sampel Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MIN Sukadamai, yang terdiri dari kelas. Namun peneliti tidak meneliti seluruhnya melainkan hanya meneliti satu kelas sebagai sampel penelitian. Tes yang diberikan berupa tes awal materi prasyarat yang terdiri dari 5 soal essay. Selanjutnya setelah dilakukan tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung satuan waktu diberikan tes akhir berupa soal essay sebanyak 3 soal, hal ini dilakukan peneliti untuk Menurut Suharsimi Arikunto (010: mengetahui kemampuan dan penguasaan 150) Sampel adalah bagian dari populasi siswa terhadap materi tersebut. yang diteliti. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive 3. Teknik Pengolahan Data sampel (sampel pertimbangan). Menurut Peningkatan penguasaan materi peneliti teknik ini dilakukan karena beberapa pembelajaran dilihat dari hasil belajar siswa, pertimbangan yaitu, keterbatasan waktu, siswa yang bertujuan untuk mendeskripsikan yang diteliti masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika, dan karena ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa ditetapkan berdasarkan Kriteria keterbatasan dana. Ketuntasan Minimum (KKM) di MIN Sukadamai-Banda Aceh. Menurut KKM di. Teknik Pengumpulan Data MIN Sukadamai Banda Aceh untuk ketuntasan Teknik pengumpulan data yang belajar secara individual jika mempunyai daya digunakan dalam penelitian ini adalah: serap paling sedikit 60, sedangkan suatu kelas a. Observasi ( pengamatan) dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika Pengamatan yang diamati adalah % dari jumlah siswa yang telah tuntas aktivitas siswa dan guru. Tujuan dari observasi secara individual itu sendiri adalah untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

12 Data yang digunakan untuk menganalisis ketuntasan belajar adalah tes akhir. Nilai yang diperoleh dari hasil tes tersebut sebagai data peneliti yang akan diolah untuk mengetahui peningkatan penguasaan terhadap materi operasi hitung satuan waktu. Setelah data terkumpul maka disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif presentase, maka digunakan rumus : Jumlah siswa yang tuntas P x 100% Jumlah siswa keseluruhan 1. Uji Normalitas Menurut Anas Sudijono (005: 73) Untuk mengetahui normal tidaknya data diuji dengan menggunakan uji chi-kuadrat pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk (k-3) seperti yang telah dikemukakan oleh Sudjana: k (Oi Ei ) E i1 Keterangan: = distribusi chi-kuadrat O i = hasil pengamatan E i = hasil yang diharapkan. i Kriteria pengujian adalah tolak H 0 jika (1 α) (k 1) dengan α = 0,05 (taraf nyata pengujian), dalam hal lain H 0 diterima. Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji-t pihak kanan, dengan taraf signifikan α = 0,05. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: H 0 : 1 = H 1 : 1 > Anas Sudijono (005: 7) Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan oleh Sudjana adalah: t = Dimana: = rata-rata sampel s = simpangan baku sampel = 60, merupakan nilai KKM untuk materi operasi hitung satuan waktu n = banyak data Pengujian dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk (n-1), dimana kriteria pengujian menurut Sudjana adalah tolak H 0 jika t hitung t 1-α, dan terima H 0 dalam hal lainnya. F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diadakan mulai tanggal 1 Desember sampai dengan 15 Desember 011. Adapun jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan 1. Senin 1 Desember menit Tes awal. Selasa 13 Desember menit Mengajar ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

13 3. Kamis 0 Desember menit Mengajar, tes akhir dan angket Sumber: MIN Sukadamai Banda Aceh. 1. Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar Tabel 4.5 Skor Tes Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal No urut Kode Sampel Skor Tes Siswa Keterangan I II III IV 1 S 1 60 Tuntas S 45 Tidak Tuntas 3 S 3 50 Tidak Tuntas 4 S 4 45 Tidak Tuntas 5 S 5 15 Tidak Tuntas 6 S 6 75 Tuntas 7 S 7 65 Tuntas 8 S 8 30 Tidak Tuntas 9 S 9 50 Tidak Tuntas 10 S Tuntas 11 S Tuntas 1 S 1 10 Tidak Tuntas 13 S Tuntas 14 S Tuntas 15 S Tuntas 16 S Tidak Tuntas 17 S Tidak Tuntas 18 S Tuntas 19 S Tuntas 0 S 0 70 Tuntas 1 S 1 60 Tuntas S 45 Tidak Tuntas 3 S 3 75 Tuntas 4 S Tuntas 5 S 5 45 Tidak Tuntas 6 S 6 30 Tidak Tuntas 7 S 7 60 Tuntas Sumber: Hasil Pengolahan Data ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

14 Dari data di atas terlihat bahwa sebanyak 15 orang siswa tuntas mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung satuan waktu, selebihnya yaitu sebanyak 1 orang siswa adalah tidak tuntas. Dalam persentase jumlah ketuntasan siswa dapat dinyatakan sebanyak 55,55%, dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 45,55% maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak tuntas. Karena tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan. Tabel 4.6 Skor Tes Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir No urut Kode Sampel Skor Tes Siswa Keterangan I II III IV 1 S 1 85 Tuntas S 70 Tuntas 3 S 3 70 Tuntas 4 S 4 60 Tuntas 5 S 5 50 Tidak Tuntas 6 S 6 80 Tuntas 7 S 7 80 Tuntas 8 S 8 35 Tidak Tuntas 9 S 9 70 Tuntas 10 S Tuntas 11 S Tuntas 1 S 1 50 Tuntas 13 S Tuntas 14 S Tuntas 15 S Tuntas 16 S Tuntas 17 S Tidak Tuntas 18 S Tuntas 19 S Tuntas 0 S 0 75 Tuntas 1 S 1 70 Tuntas S 50 Tidak Tuntas 3 S 3 85 Tuntas 4 S Tuntas ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

15 5 S 5 60 Tuntas 6 S 6 45 Tidak Tuntas 7 S 7 80 Tuntas Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari data di atas terlihat bahwa daftar distribusi frekuensi dengan langkahlangkah sebanyak orang siswa tuntas mengikuti sebagai berikut: pembelajaran dengan menggunakan model a. Rentang (R) = data terbesar data pembelajaran kooperatif tipe STAD pada terkecil materi operasi hitung satuan waktu, selebihnya R = 90 yaitu sebanyak 5 orang siswa adalah tidak b. Banyak kelas (K) = 1 + (3,3) log n tuntas. Dalam persentase jumlah ketuntasan = 1 + (3,3) log 7 siswa dapat dinyatakan sebanyak 81,48%, dan = 5,71 (diambil k = siswa yang tidak tuntas sebanyak 18,51% 6) maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran c. Panjang kelas (P) = kooperatif tipe STAD tuntas, karena hasil = ketuntasan siswa secara klasikal diperoleh melebihi dari kriteria yang telah ditetapkan = yaitu 80%.. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan = 15 (diambil p = 15) Setelah Diterapkan Model Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Belajar Siswa sebelum a. Menentukan nilai rata-rata dan Diterapkan Model simpangan baku Pembelajaran Kooperatif Tipe Untuk menghitung nilai rata-rata ( x ) STAD pada Materi Operasi dan simpangan baku (s), terlebih dahulu data Hitung Satuan Waktu di Kelas yang terkumpul harus ditabulasikan kedalam Va MIN Sukadamai Banda Aceh Nilai Tes f i x i x i f i x i f i x i ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

16 Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata : S = 1,45 x = Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh x = 59,11 dan S = 1,45 yang x = selanjutnya akan dilakukan uji normalitas. b. Uji Normalitas Sebaran Data Nilai Tes x = 59,11 Awal Dan simpangan baku adalah : Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Uji s n fix i ( fix i ) n(n 1) Normalitas dari Nilai Tes Awal Siswa S = Nilai Tes Batas Batas Luas Z-Score Luas Kelas (x i ) Daerah Derah 10,5 -,6 0, ,5-1,56 0,4406 0, ,5-0,86 0,3051 0, ,5-0,16 0,0636 0, ,5 0,53 0,1985 0, ,5 1,3 0,3888 0, ,5 1,9 0,4719 0,0831 Sumber: Hasil Pengolahan Data Maka nilai chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut: k i1 (Oi Ei ) E i Frekuensi Diharapkan (E i ) 1,1745 3,6585 6,505 3,643 5,1381,437 Frekuensi Pengamatan ( O i ) = ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni 014 7

17 =,5 Pada taraf signifikan α = 0,05 dan dari daftar distribusi frekuensi dapat dilihat bahwa banyak kelas (k = 6), sehingga dk untuk distribusi chi-kuadrat adalah dk (6-3) = 3, maka dari tabel distribusi 0,95(3) diperoleh 7,81. Karena,5 < 7,81 atau hitung < tabel, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data tes siswa kelas Va MIN Sukadamai Banda Aceh berdistribusi normal. c. Menentukan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Untuk menghitung nilai rata-rata ( x ) dan simpangan baku (s), terlebih dahulu data yang terkumpul harus ditabulasikan kedalam daftar distribusi frekuensi dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Rentang (R) = data terbesar data terkecil R = R = 65 b. Banyak kelas (K) = 1 + (3,3) log n = 1 + (3,3) log 7 = 5,71 (diambil k = 6) c..panjang kelas (P) = = = 10,83 (diambil p = 11) Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa setelah Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Operasi Hitung Satuan Waktu di Kelas Va MIN Sukadamai Banda Aceh Nilai Tes f i x i x i f i x i f i x i Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata : x = ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

18 x = x = 73,81 Dan simpangan baku adalah s n fix i ( fix i ) n(n 1) Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh x = 73,81 dan S = 18,0 yang selanjutnya akan dilakukan uji norm alitas. 4. Uji Normalitas Sebaran Data Nilai Tes Akhir Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas dari Nilai Tes Akhir Siswa S = S = 18,0 Nilai Tes Batas Kelas (x i ) Z-Score Batas Luas Derah Luas Daerah Frekuensi Diharapkan (E i ) Frekuensi Pengamatan ( O i ) 34,5 -,18 0, ,5 56,5 67,5 78,5 89,5 100,5-1,57-0,96-0,35 0,6 0,87 1,48 0,4418 0,3315 0,1368 0,106 0,3078 0,4306 0,0436 0,1103 0,1947 0,034 0,05 0,18 Sumber: Hasil Pengolahan Data Maka nilai chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut: k i1 (Oi Ei ) E i 1,177,9781 5,569 0,934 5,5404 3, = = 33,95 Pada taraf signifikan α = 0,05 dan dari daftar distribusi frekuensi dapat dilihat bahwa banyak kelas (k = 6), sehingga dk untuk distribusi chi-kuadrat adalah dk (6-3) = 3, maka dari tabel distribusi 0,95(3) diperoleh 7,81. Karena 33,95 > 7,81 atau hitung < tabel, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data tes siswa kelas Va MIN Sukadamai Banda Aceh berdistribusi normal. 3. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis, statistik yang digunakan adalah uji-t. Adapun rumusan ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

19 hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho : 1 Ha : 1 Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan oleh Sudjana (00) adalah: t = t = t = t = 0,1 uji t untuk tes awal Berdasarkan langkah-langkah yang telah diselesaikan di atas, maka didapat t hitung = 0,1, untuk membandingkan dengan t tabel, maka perlu dicari dahulu derajat kebebasan dengan menggunakan rumus: dk = (n-1) = (7 1) = 6 Dengan dk = 6 dan taraf kepercayaan 0,95 dari daftar distribusi t diperoleh dari tabel distribusi diperoleh t (0,95)(6) = 1,71, karena t hitung < t tabel yaitu 0,1 < 1,71. Dengan demikian H 0 diterima, dengan ini tidak terjadi perbedaan yang signifikan hasil belajar yang dicapai dengan bila dibandingkan dengan KKMnya. uji t untuk tes akhir t = t = t = 3,97 Berdasarkan langkah-langkah yang telah diselesaikan di atas, maka didapat t hitung = 3,97, untuk membandingkan dengan t tabel, maka perlu dicari dahulu derajat kebebasan dengan menggunakan rumus: dk = (n-1) = (7 1) = 6 Dengan dk = 6 dan taraf kepercayaan 0,95 dari daftar distribusi t diperoleh dari tabel distribusi diperoleh t (0,95)(6) = 1,71, karena t hitung > t tabel yaitu 3,97 > 1,71. Dengan demikian H 0 ditolak dan terjadi penerimaan H 1 sehingga diterima kebenaran bahwa Ada peningkatan yang signifikan hasil belajar yang dicapai dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung satuan waktu melebihi nilai tes akhir dan peningkatan tersebut sesuai dengan rata-rata KKM yang telah ditentukan. Ada beberapa hal yang menyebabkan hasil belajar meningkat yaitu karena keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, diketahui bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran adalah sangat aktif. Hal ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

20 80%. Dari data yang diperoleh menunjukkan ini dapat kita lihat dari cara siswa bersamasama mencoba dan menemukan sendiri bahwa sebanyak 4 siswa (18,81%) tidak jawaban dari permasalahan yang diberikan. Berdasarkan data yang terkumpul dan telah diadakan pengolahan data serta uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan = 0,05 dengan derajat kebebasan 6 maka diperoleh hasil t hitung > t tabel yaitu 3,97 > 1,71. Dengan demikian H 0 ditolak dan terjadi penerimaan H 1 sehingga diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan. Pada penelitian ini hasil belajar dilihat dari hasil perbandingan antara tes awal yang diberikan sebelum memulai pembelajaran dan tes akhir yang telah diberikan pada akhir pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes awal berbentuk essay yang berjumlah 5 soal yang tiap soal mempunyai bobot skor yang berbeda dan tes akhir terdiri dari 3 soal dan dengan tuntas, sedangkan siswa (81,48%) tuntas sehingga ketuntasan belajar secara klasikal digolongkan tuntas. Hal yang menyebabkan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes akhir yang mengalami peningkatan dan pernyataan siswa yang merespon sangat positif atau menyatakan bahwa mereka dalam memahami operasi hitung satuan waktu mudah dipahami. Adapun yang menjadi kendala bagi siswa sehingga tidak tuntas dalam pembelajaran yaitu materi prasyarat belum seluruhnya bisa siswa kuasai seperti kemampuan tentang konsep operasi hitung satuan waktu masih lemah. Dan dalam masalah ini juga dua siswa yang tidak tuntas adalah siswa yang prestasi nya belajarnya rendah, hal ini disebabkan kemampuannya dalam memahami pelajaran sangat sulit. Sementara tiga siswa yang lain tidak serius dalam mengikuti pelajaran. bobot skor yang berbeda pula. Untuk melihat hasil belajar siswa dalam memahami materi operasi hitung satuan waktu, maka peneliti mengadakan tes akhir. setelah tes diberikan maka hasil tes tersebut diolah dengan melihat kriteria ketuntasan minimum. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di MIN Sukadamai bahwa siswa dikatakan tuntas belajar apabila memiliki daya serap paling sedikit 60%, sedangkan ketuntasan belajar G. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, penulis dapat menyimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam mengajarkan materi operasi hitung satuan waktu di kelas Va MIN Sukadamai dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi tersebut. Sesuai dengan pengujian hipotesis, secara klasikal tercapai apabila paling sedikit diperoleh t hitung = 3,97 dan harga t tabel = 1,71 ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

21 dan nilai rata-rata yang dicapai adalah 73,81, ini berarti t berada daerah penolakan H 0, sehingga H 1 dapat diterima pada taraf signifikan α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih meningkat. Peningkatan nilai tersebut sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan.. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan diharapkan kepada guru matematika agar dapat menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD karena pembelajaran kooperatif tersebut berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Dan metode pembelajaran ini juga dapat di terapkan pada poko bahsan yang lain sehingga memudahkan siwa dalam memahami dan menemukan konsep-konsep yang akan dikembangkan. H. DAFTAR PUSTAKA Arends,Richard I,Classroom Instruction and Management, New York : Mc Graw :1999 Arikunto Suharmi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 006., Manajemen Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1989 Johar, Rahmah dkk, Pembelajaran Matematika SD/MI, Banda Aceh, 007 Mudjito dkk, Matematika untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah,(Direktorat Jenderal Manajemen Pendididkan Dasar dan Menengah Departemen Pendididkan Nasional, 009) Paimin,Joula.E, Agar Anak Pinter Matematika, Jakarta : Puspa Swara 1988 Poerwadarminta W. J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia,edisi III, cet-4, Jakarta: Balai Pustaka,, 007. Slavin,Robert.E, Cooperative Learning : Theory Research and practice, Boston : Allyn and Bacon Publisher,1995 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 005 Sudjana, Metode Statiska, Bandung: PT Tarsito, 00 Tim MKPBM, Commen Text Book Strategi Belajar Mengajar Matematika Kontemporer, Bandung : JICA,010 ISSN Volume V Nomor 1. Januari Juni

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih

Lebih terperinci

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BOLA VOLI DI KELAS VII SMPN 1 SIMPANG TIGA KABUPATEN ACEH BESAR

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG Fatmawati Ely 1, Ikram Hamid 2, Ariyanti Jalal 3 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki Rahmat No.46 Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

Lebih terperinci

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2 PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2 1,2 Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah ABSTRAK Materi sistem persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH YUSNAWATI Guru SMP Negeri 2 Kuantan Mudik yusnawati445@gmail.com ABSTRAK Dari hasil pengamatan

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research ), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 1

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN p-issn 5-73X e-issn30-765 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN Asneli Lubis Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUIZ TEAM PADA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDA ACEH Muhsinah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 34

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Kegiatan pembelajaran meliputi belajar dan mengajar yang keduanya saling berhubungan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Ajibarang kabupaten Banyumas pada semester genap bulan April tahun ajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS Xl IPS 4 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN

Lebih terperinci

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita** PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 15 PADANG Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi

Lebih terperinci

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi JSEE - Vol. III, No. 1 April 015 ISSN : 35-6719 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TINDAKAN, PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI DI KELAS

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII Oleh: Farida Nurul Ngaini, Bambang Priyo Darminto, Wharyanti Ika P. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan desain terdapat

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement Division) PADA PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM TAHUN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD.

MENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD. ISSN 1412-5455 5 Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 16 No.1, Juni 2016 : 114-186 MENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Lebih terperinci

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SDN 2 Dolonga Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Bruner beranggapan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan (discovery) memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan bagi sebagian siswa. Apalagi matematika sebagai salah satu pelajaran yang diujikan dalam

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA βeta p-issn: 2085-5893 e-issn: 2541-0458 Vol. 7 No. 1 (Mei) 2014, Hal. 1-12 βeta 2014 DOI: http://dx.doi.org/10.20414/betajtm.v9i2.7 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP

Lebih terperinci

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi JSEE - Vol. II, No. November 014 ISSN : 354-6719 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERAIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KETENAGAKERJAAN DI KELAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMAN 1 BANGUN PURBA Pebriani *), Arcat 1), Lusi Eka Afri 2) 1&2) Program

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD). BAB V PEMBAHASAN 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA Oleh: Erny Untari ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN Dwi Setia Rini 1, Siti Maghfirotun Amin 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh siswa dalam dunia pendidikan. Matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan

Lebih terperinci

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Bintang Zaura 1 dan Sulastri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun : PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TEGALGONDO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 10 No 2 (2015) 33-42 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMK YUDHA KARYA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Suci Selvia¹, A. Wahab Abdi 2, M. Yusuf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran di sekolah, siswa didorong untuk lebih aktif agar dapat menghubungkan konsep materi yang telah didapatkan dengan konsep yang baru sehingga

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli Nilwati M. Nur Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen dengan menggunakan pretest dan postest. Pretest dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen dengan menggunakan pretest dan postest. Pretest dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Adapun penelitian ini menggunakan model desain penelitian quasi eksperimen. Penelitian menggunakan dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2013/2014 Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembangunan nasional. Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD Rahayu, Slameto, dan Elvira Hoesein Radia PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas daya manusia di masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pakem dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang padasarnya mengunakan pendekatan

Lebih terperinci

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 PM -157 Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dwi Desmayanasari, Azizah mujahidah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni. Sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen (kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 11 Palembang dimulai dari tanggal 10 Agustus 2015 s/d 1 Oktober 2015. Kegiatan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka Arlin Greys Adji, Amran Rede, dan Mestawaty As.A Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DENGAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DENGAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DENGAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE DALAM PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDA ACEH Supri

Lebih terperinci

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, MINAT DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA III JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA PADA MATA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GIRIWONDO JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2) Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH Nince Patikawa 1, Hasmunir 2, Thamrin

Lebih terperinci