BAB I PENDAHULUAN. Koperasi KPRI Gotong Royong adalah koperasi yang bergerak dalam
|
|
- Yenny Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya KPRI Gotong Royong Koperasi KPRI Gotong Royong adalah koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam dan pertokoan. Koperasi ini bertempat kedudukan di Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah, dan telah mendapatkan pengesahan Badan Hukum Nomor: 8301.b/BH/PAD/KW/II/X/1996 pada tanggal 31 Oktober 1996 disahkan oleh Pemerintah. Keanggotaan Koperasi KPRI Gotong Royong adalah guru dan staf di SMP NEGERI 6 SURAKARTA. 2. Struktur Organisasi KPRI Gotong Royong Demi kelancaran usaha dalam koperasi, maka dibentuklah struktur organisasi dan kepengurusan. Struktur organisasi ini dibentuk untuk menunjang semua kegiatan yang dijalankan oleh koperasi agar dapat dilaksanakan dengan baik dan kegiatan tersebut bisa lebih maju. Struktur organisasi KPRI Gotong Royong adalah sebagai berikut: a. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi, dan tiap anggota mempunyai satu suara dalam rapat anggota. Rapat anggota diadakan sekurang kurangnya satu kali setahun. Rapat anggota dapat diadakan : 1
2 2 1) Atas kehendak pejabat 2) Atas permintaan tertulis dari 1/10 dari jumlah anggota 3) Atas kehendak pengurus Tanggal dan tempat serta acara rapat anggota harus diberitahukan sekurang kurangnya 7 hari terlebih dahulu kepada anggota dan pejabat. Undangan rapat anggota tahunan disertai laporan laporan neraca dan perhitungan keuangan tahun harus dikirimkan oleh pengurus kepada anggota dan pejabat dalam waktu sekurang kurangnya satu minggu sebelum rapat. b. Pengawas Pemeriksaan pada koperasi dijalankan oleh suatu pengawas yang terdiri atas sekurang kurangnya 2 orang anggota koperasi yang tidak termasuk golongan pengurus dan dipilih oleh rapat angggota untuk masa jabatan 2 tahun. Anggota yang dipilih menjadi pengawas adalah mereka yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1) Memiliki sifat kejujuran 2) Mengetahui seluk-beluk perkoperasian dan pembukuan. Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali mengenai hal uang, surat berharga, persediaan barang, alat perlengkapan, dan mengenai kebenaran pembukuan serta kebijaksanaan pengurus dalam menyelenggarakan organisasi dan perusahaan koperasi.
3 3 Hasil pemeriksaan dan cara melakukannya dibuat sebuah laporan tertulis yang harus disampikan oleh pengurus kepada anggota koperasi dan salinannya dikirim kepada pejabat. Tujuan dari diadakannya pemeriksaan, yaitu: 1. Mengetahui dan mengontrol kebijaksanaan serta usaha Koperasi, 2. Mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan pengurus sesuai dengan ketentuan yang ada, 3. Meneliti kebenaran pembukuan, keuangan, dan usaha koperasi, 4. Mengevaluasi hasil kerja pengurus. c. Pengurus Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota. Anggota yang dipilih sebagai pengurus adalah mereka yang memenuhi syarat syarat sebagai berikut : 1) Mempunyai sifat kejujuran dan ketrampilan kerja 2) Mempunyai pengertian tentang perkoperasian Anggota pengurus dipilah untuk masa jabatan 3 tahun. Rapat anggota dapat menghentikan pengurus setiap waktu bila terbukti bahwa : 1) Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan koperasi 2) Pengurus tidak mentaati Undang Undang koperasi serta peraturan / ketentuan pelaksanaannya 3) Pengurus baik dalam sikap maupun tindakannya menimbulkan pertentangan dalam gerakan koperasi.
4 4 Pengurus atas tanggungan sendiri dapat memberi kuasa kepada seseorang atau beberapa orang lain untuk melakukan pimpinan harian dalam perusahaan koperasi dan bertindak untuk atas nama pengurus mewakilinya dalam hal urusan sehari hari kegiatan perkoperasian. Anggota pengurus tidak menerima gaji, akan tetapi diberikan uang jasa menurut keputusan rapat anggota. Setiap anggota pengurus menanggung terhadap kerugian koperasi yang dideritanya karena kelalaian dalam melaksanakan tugas kewajiban masing-masing. Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa anggota pengurus maka mereka bersama menanggung kerugian tadi untuk keseluruhannya. Akan tetapi, seorang anggota pengurus bebas tanggungannya jika ia dapat membuktikan bahwa kerugian tadi bukan karena kesalahannya serta ia telah berusaha dengan segera dan secukupnya untuk mencegah akibat daripada kelalaian tadi. Tugas tiap anggota pengurus ditetapkan dalam peraturan khusus yang disahkan oleh rapat pengurus. Berikut pembagian tugas pengurus Koperasi, yaitu:
5 5 Tabel 1.1 Pembagian Tugas Pengurus No. Jabatan Tugas 1. Ketua 1. Bertanggung jawab keluar dan kedalam 2. Bersama-sama dengan pengurus lain merencanakan dan menyusun program kegiatan, baik RAT maupun RAK/RAPB 3. Menyiapkan produk-produk hukum 4. Bersama-sama dengan pengurus lain menyiapkan peraturan-peraturan khusus. 5. Melaksana 6. kan pembinaan, memantau dan mengevaluasi tugas pelaksana KPRI Gotong Royong untuk kemajuan 2. Penulis 1. Menyiapkan buku-buku administrasi. 2. Membuat laporan hasil kegiatan 3. Bersama-sama dengan pengurus lain membuat neraca 4. Mengatur jalannya rapat-rapat 5. Bersama-sama dengan pengurus lain melaksanakan dan mengevaluasi hasil kegiatan 6. Bersama-sama dengan pengurus lain merencanakan dan program dan menentukan sikap demi kemajuan Koperasi 7. Mengerjakan potongan kredit, kemudian diberikan pada pemotong Gaji setiap bulan. 3. Bendahara 1. Menerima, membayar dan menyetor Kredit kepada anggota ataupun rekanan 2. Mengerjakan Buku Kas dan buku-buku bantu lainnya 3. Membuat dan menyetor Pajak ke KPP 4. Melaporkan kepada pengurus tentang kemajuan Koprasi 5. Bersama-sama dengan pengurus membuat Neraca, laporan keuangan, RAK/RAPB. 4. Anggota 1. Mengelola barang-barang konsumsi 2. Membuat potongan kredit barang konsumsi dan Pembantu I menyampaikan kepada petugas pemotong Gaji 3. Mengerjakan buku kas dan buku bantu lainnya di bidang usaha konsumsi 4. Melaporkan kepada pengurus tentang kemajuan usaha 5. Anggota Pembantu II 1. Mengerjakan buku Simpanan dan buku tabungan 2. Mendaftar anggota yang memerlukan kredit Uang atau kredit barang bersama dengan Bendahara. 3. Bekerjasama dengan pengelola barang untuk melayani kebutuhan anggota. 4. Membantu sekretaris dalam pembuatan laporan. Sumber : Data Primer dari KPRI Gotong Royong, 2015
6 6 d. Anggota 1) Keanggotaan koperasi melekat pada diri anggota sendiri dan tidak dapat dipindahkan kepada lain orang dengan dialih apapun juga. 2) Setiap anggota harus tunduk pada ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus, dan Keputusan Rapat Anggota. 3) Setiap anggota berhak : a) Berbicara tentang hal-hal yang dirundingkan dalam rapat. b) Untuk dipilih dan memilih. c) Untuk menelaah pembukaan koperasi pada waktu kantor dibuka. d) Untuk memberi saran-saran guna perbaikan koperasi. 3. Bidang Administrasi Tempat kegiatan usaha berada di area sekolah SMP Negeri 6 Surakata. Sarana dan prasarana fisik seperti kantor dan pertokoan belum ada, masih menggunakan fasilitas sekolah. Untuk keperluan administrasi masih meminjam dari sekolah dan /atau milik pengurus pribadi. Semua kegiatan administrasi dilakukan secara sederhana sesuai dengan kebutuhan dan dikerjakan oleh pengurus. 4. Permodalan KPRI Gotong Royong Saat awal berdirinya Koperasi, permodalan hanya berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari PKPRI Surakarta. Permodalan saat ini berasal
7 7 dari modal sendiri, kewajiban lancar, dan kewajiban jangka panjang dimana semua dana modal tersebut pada tahun 2015 dari modal yang ditanamkan anggota koperasi dan tidak ada pinjaman modal dari pihak luar, karena koperasi mampu untuk mendanai semua kegiatan usaha. Tabel 1.2 Daftar Permodalan Tahun 2015 No. PERKIRAAN NOMINAL A MODAL SENDIRI 1 Simpanan Pokok 6,800,000 2 Simpanan Wajib 799,628,125 3 Cadangan Modal 48,565,797 4 Cadangan Resiko Kredit 8,616,559 5 Pemupukan Modal 2,596,455 6 UDW 7,365,633 Jumlah Modal Sendiri 873,572,569 B KEWAJIBAN LANCAR 1 Tabungan Sukarela 141,007,745 2 Tabungan Berjangka 30,760,000 3 Tabungan Infak 1,160,000 4 Tabungan Pihak III 21,880,900 5 Tabungan THR 33,350,000 6 Tabungan Keluarga - 7 Tabungan Keluarga Sakinah 5,334,890 8 Tabungan Khusus Anggota 75,000,000 9 Dana Pengadaan Koperasi 5,659, Dana Pendidikan 8,534, Dana Sosial 2,366, Tabungan PHBI 550, Tab Danoso, Kmt, Kantin - 14 Qurban 4,860,000 Jumlah Kewajiban Lancar 330,464,328 C KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 1 Uang Plafon - 2 Simapan Hari Tua 45,200,000 Jumlah Kew. Jangka Panjang 45,200,000 JUMLAH MODAL 1,249,236,897 Sumber : Data Primer KPRI Gotong Royong
8 8 5. Bidang Usaha KPRI Gotong Royong a. Simpanan 1) Simpanan Pokok Simpanan Pokok merupakan kewajiban yang harus dibayarkan setiap anggota sebesar Rp ,00. Simpanan ini dibayarkan hanya satu kali pada saat masuk menjadi anggota baru, dan saat akan ada anggota yang keluar maka uang Simpanan Pokok anggota yang bersangkutan dapat diambil kembali oleh anggota yang keluar. 2) Simpanan Wajib Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan setiap bulan sebesar seratus tujuh puluh lima ribu rupiah. Anggota dapat mengambil dana simpanan wajib kapan saja dengan syarat tabungan anggota yang bersangkutan masih harus disisakan sesuai kesepakatan. 3) Tabungan Sukarela Tabungan sukarela merupakan pelayanan kepada anggota yang ingin menabung dalam jumah dan waktu simpanan tidak ditentukan. Jasa yang diberikan kepada anggota yang mengikuti program tabungan sukarela mendapatkan bunga sebesar 0,5%.
9 9 4) Tabungan Berjangka Tabungan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut berakhir. 5) Tabungan Anggota Khusus Jasa yang diberikan kepada anggota yang mengikuti program tabungan anggota khusus mendapatkan bunga sebesar 0,5%. 6) Tabungan Lain-Lain a) Tabungan Infaq b) Tabungan Pihak III c) Tabungan THR d) Tabungan Keluarga e) Tabungan Keluarga Sakinah f) Tabungan PHBI g) Tabungan Danoso, Kmt, Kantin h) Simpanan Hari Tua b. Kredit Utang Usaha kredit utang adalah usaha pokok koperasi. Jangka waktu pinjaman paling lama 60 bulan, tergantung besar/kecil jumlah pinjaman dan dimungkinkan dapat dipotong gaji. Bunga kredit yng ditetapkan adalah 12% per tahun. c. Unit Barang Konsumsi
10 10 Usaha ini merupakan usaha yang diperuntukkan hanya untuk seluruh anggota koperasi guna memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari anggota koperasi. Keuntungan dari unit usaha ini tidaklah besar, hanya berkisar antara 1 juta samapai 3 juta per tahun. B. Latar Belakang Definisi Pendapatan Negara berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak dan penerimaan hibah yang digunakan untuk belanja negara. Dilihat dari segi ekonomi, sumber pendapatan Negara yang paling besar adalah bersumber dari pajak. Hal ini berarti pajak memberikan peranan penting dalam meningkatkan kesejsahteraan masyarakat. Oleh sebab itu partisipasi aktif masyarakat untuk membayar pajak sangat berpengaruh. Hal ini tentu harus didukung dengan peningkatan hukum yang mengatur pemungutan pajak kepada masyarakat dengan prinsip adanya keadilan dalam pemungutan pajak. Salah satu objek yang dikenakan pajak adalah pajak penghasilan. Undang-Undang Perpajakan di Indonesia yang mengatur tentang penghasilan sering kali mengalami perubahan peraturan, dan peraturan terakhir yang kini berlaku adalah Undang-Undang Perpajakan nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang ini mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan
11 11 peghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam Undang-Undang ini disebut sebagai Wajib Pajak. Wajib Pajak adalah subjek pajak yang dikenai kewajiban untuk memenuhi kewajiban di bidang perpajakan, sedangkan yang termasuk sebagai subjek pajak adalah orang pribadi, badan dan Badan Usaha Tetap (BUT). Koperasi adalah salah satu subjek pajak badan, maka secara umum dikenakan pajak. Koperasi KPRI Gotong Royong merupakan koperasi yang sudah berbadan hukum bergerak dalam unit bidang simpan pinjam dan pertokoan. Selama kegiatan operasional berlandaskan UU perkoperasian dan Peraturan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku dimana sema laporan keuangan bersifat umum/komersil. Karena koperasi ini sudah berbadan hukum maka koperasi memiliki kewajiban perpajakan. Secara umum kewajiban perpajakan koperasi adalah : a. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan/atau PKP b. Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan Badan c. Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan d. Melakukan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Sesuai dengan peraturan terbaru mengenai peredaran usaha selama satu tahun mulai tahun 2013 diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013, Koperasi Gotong Royong harus mengitung pajak terutangnya tahun 2015 sesuai peraturan terbaru tersebut. Namun dalam praktek Koperasi masih menggunakan peraturan lama yaitu Undang-undang No.36 Tahun 2008.
12 12 Dengan adanya perbedaan perhitungan pajak dengan dasar aturan yang berbeda antara laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak Koperasi dengan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, maka perlu adanya penilaian ulang terhadap besar pajak terutang yang harus dibayar KPRI Gotong Royong ke Kas Negara. Kewajiban koperasi sebagai badan selanjutnya adalah kewajiban untuk memotong pajak penghasilan anggota koperasi orang pribadi atas pendapatan bunga simpanan dan SHU yang diterima oleh anggota koperasi. Dan koperasi kewajiban dalam memungut pajak tidak ada kewajiban memungut pajak karena barang yang diperjual-belikan bukan merupakan barang kena pajak (BKP). Oleh karena adanya kewajiban perpajakan yang harus diperhatikan koperasi, penulis tertarik untuk menganalisa perpajakan atas KPRI Gotong Royong dengan terlebih dahulu melakukan analisa terhadap semua aspek yang berkaitan dengan pajak penghasilan yang terdapat dalam organisasi kegiatan koperasi untuk melihat apakah koperasi sudah melakukan kewajiban perpajakan dengan baik dan benar. Maka dari itu, penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini mengambil judul ANALISIS PERPAJAKAN KPRI GOTONG ROYONG SMP NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2015 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi KPRI Gotong Royong agar dalam pemenuhan kewajiban perpajakan sebagai wajib pajak badan lebih memahami tentang aspek yang dikenai pajak penghasilan.
13 13 C. Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian yng dilakukan, penulis ingin merumuskan beberapa masalah, antara lain: 1. Bagaimana pemenuhan kewajiban perpajakan koperasi sebagai Wajib Pajak Badan menurut perhitungan dari pihak koperasi KPRI Gotong Royong? 2. Bagaimana pemenuhan kewajiban perpajakan koperasi sebagai Wajib Pajak Badan menurut aturan undang-undang pajak? 3. Adakah perbedaan antara perhitungan PPh Badan meurut koperaasi KPRI Gotong Royong dengan aturan ungang-undang pajak yang berlaku? D. Tujuan Penelitian Tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah menemukan pemecahan atas permasalahan yang diuraikan diatas, yaitu: 1. Untuk mengetahui pajak apa saja yang dihitung, dipotong dan dipungut oleh pihak koperasi KPRI Gotong Royong. 2. Untuk mengetahui pajak apa saja yang seharusnya dihitung, dipotong dan dipungut oleh pengurus koperasi berdasarkaan aturan undang-undang pajak yang berlaku. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perhitungan yang dilakukan oleh pengurus koperasi KPRI Gotong Royong dengan aturan perpajakan yang berlaku.
14 14 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berrikut: 1. Bagi Penulis Sebagai sarana dan media untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menmbah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perpajakan, khususnya PPh Badan serta meningkatkan kemampuan berfikir dan daya nalar penulis. Diharapkan penulis mampu mengkaji suatu masalah secara ilmah. 2. Bagi KPRI Gotong Royong (Instansi) Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan bagi KPRI Gotong Royong di Surakarta dalam menentukan laba menurut Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Undang-undang Perpajakan. 3. Bagi Pihak Lain Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan dan menambah pengetahuan tentang perpajakan khusunya di bidang PPh Badan. Sebagai informasi dan referensi bacaan dalam pembuatan tugas akhir di masa yang akan datang. F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan adalah metode survey dengan menggunakan cara observasi dan wawancara untuk membuat deskripsi/analisis yan terbatas pada kasus tertentu untuk menjawab permasalah tersebut.
15 15 a. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin 2011). Penulis melakukan survey dan pengamatan langsung pada kantor koperasi KPRI Gotong Royong di SMP Negeri 6 Surakarta. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi sebagai bahan penyusunan penelitian. b. Wawancara 2. Sumber Data Definisi wawancara menurut Sutrisno Hadi (1989) adalah proses pembekalan verbal, di mana dua orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang dapat melihat mukayang orang lain dan mendengarkan suara telinganya sendiri, ternyata informasi langsung alatpemgumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi atau manifest. Penulis mewawancarai bendaharawan koperasi KPRI Gotong Royong untuk memperoleh data yang dipelukan penulis dalam urusan perpajakan. a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan, sumber data ini biasanya masih bersifat mentah dan belum diolah (Umar 2003). Penulis memperoleh data langsung dengan pengurus pada koperasi KPRI Gotong Royong SMP Negeri 6 Surakarta atau
16 16 dengan pihak-pihak yang terkait dengan pokok masalah yang diteliti. Data primer disini merupaka Laporan Tahunan dalam RAT. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatancatatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet(sugiyono 2005). Selain dari data primer, penulis juga mengambil data sekunder berupa catatan atas tabungan anggota, daftar biaya bunga pinjaman, data dari literatur buku dan data yang diperoleh dari internet guna mendapatkan pemahaman serta dasar penulisan tugas akhir yang dapat dipertanggung jawabkan. 3. Objek Penelitian Arikunto (2001) mendefinisikan objek penelitian merupakan ruang lingkup atau hal-hal yang menjadi pokok persoalan dalam sutu penelitian. Penelitian ini dilakukan di Koperasi KPRI Gotong Royong SMP Negeri 6 Surakarta beralamat di Jl. Kapten Mulyadi 259, Pasar kliwon, Surakarta, Jawa Tengah.
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA K O P E R A S I IKBA (Ikatan Keluarga Besar Alumni) SMP N V Padang Angkatan Tahun 1983 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Alumni SMPN V Padang Angkatan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA
ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh koperasi KPRI Gotong
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh koperasi KPRI Gotong Royong Kewajiban perpajakan yang sudah dipenuhi oleh koperasi sebagai Wajib Pajak
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Pegawai UPN Veteran Yogyakarta yang selanjutnya
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI
ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA
ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1
ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Usaha Bersama Alumni STMN Ciamis dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini
Lebih terperinciKOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI
---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ------ ---- ---- ---- ---PERUBAHAN ANGGARAN DASAR---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -- KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK MANDIRI----
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak memiliki dimensi atau pengertian yang berbeda-beda menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3) menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia usaha yang semakin bersaing saat ini, banyak perusahaan yang berusaha semaksimal mungkin untuk bersaing dengan strategi-strategi tertentu.
Lebih terperinciBAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
---------------------------- BAB I ---------------------------- ------------------ NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ------------------ --------------------------- Pasal 1 --------------------------- (1) Koperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dilihat dari sudut pandang pemerintah merupakan salah satu sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI
ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI Masjid Darussalam Jl. Boulevard Utama No. 1 Kota Wisata Cibubur Gunung Putri - Bogor BAB I NAMA TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Koperasi ini bernama Koperasi
Lebih terperinciBAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI
Anggaran Rumah Tangga Koperasi Agro Kencana 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga memuat peraturan pelaksanaan ketentuanketentuan yang tercantum di dalam Anggaran Dasar (AD. Pasal 45). Pasal
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU. Pasal I
ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU Pasal I 1) Badan Usaha Koperasi ini bernama Koperasi Multi Usaha Pefindo dengan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1 1. Koperasi ini bernama Koperasi Karyawan PT. Bank Central Asia Mitra Sejahtera Jakarta disingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.
BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Badan Usaha ini bernama Kelompok Simpan Pinjam Warga Sejahtera dengan nama singkatan KSPWS KSPWS berkedudukan hukum di Rt 2/11 Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar dan sangat penting bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Kewajiban perpajakan
Lebih terperinciMatraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,
Negara Indonesia, bertempat tinggal di Kota Administrasi Jakarta Timur, Kecamatan-- Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, ------ alamat Jalan Matraman Salemba VIII/9,
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 563/KMK.03/2003 TENTANG PENUNJUKAN BENDAHARAWAN PEMERINTAH DAN KANTOR PERBENDAHARAAN DAN KAS NEGARA UNTUK MEMUNGUT, MENYETOR, DAN MELAPORKAN PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI
7 Lampiran : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 10/Per/M.KUKM/XII/2011 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang. Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koperasi 1. Definisi Koperasi a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi: Koperasi adalah badan usaha
Lebih terperinciJudul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK
Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : 1406043078 ABSTRAK PT ABC merupakan wajib pajak badan yang wajib melaksanakan
Lebih terperinciAD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING
AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 Nama dan Tempat kedudukan 1. Koperasi ini adalah Koperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pajak dan tidak menjalankan kewajibannya sebagai wajib pajak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Judul Permasalahan perpajakan merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka pemerintah perlu
Lebih terperinciPERSYARATAN PENGAJUAN KREDIT SIMPAN PINJAM
PERSYARATAN PENGAJUAN KREDIT SIMPAN PINJAM A. PERSYARATAN KREDIT SAAT DIAJUKAN 1. Telah menjadi anggota PKPRI/GKPRI setempat 2. Telah berbentuk badan hukum koperasi serta beroperasinal minimal 2 tahun
Lebih terperinciKOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).
KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu kumpulan orang orang yang menjadi anggota
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu kumpulan orang orang yang menjadi anggota koperasi, dimana dalam perkumpulan ini terdiri dari orang orang yang mempunyai kepentingan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI. A. Sejarah berdirinya Koperasi Dharma Bhakti Samudra. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang pada
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI A. Sejarah berdirinya Koperasi Dharma Bhakti Samudra Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang pada tanggal 8 juli 1982 telah mendirikan suatu organisasi yang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciPOLA KEBIJAKAN KOPDIT BERCA HARAPAN PERSADA ( CU B H P ) GEDUNG BERCA Jl. Abdul Muis No. 62 Jakarta 10160
POLA KEBIJAKAN KOPDIT BERCA HARAPAN PERSADA ( CU B H P ) GEDUNG BERCA Jl. Abdul Muis No. 62 Jakarta 10160 Berikut ini kami sampaikan Pola Kebijakan Kopdit BHP tahun 2012 untuk panduan operasional manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara, wilayah atau daerah dinilai maju dan berkembang dapat dilihat dari pembangunannya. Maka dari itu pemerintah Indonesia harus berusaha mencapai target
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak terlepas dengan kebijakan di bidang perpajakan baik pajak pusat maupun pajak daerah. Setiap individu
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH OLEH BENDAHARAWAN
Lebih terperinciDefinisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
AD/ART KOPERASI: MENGENAL KOPERASI DI INDONESIA Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok - Pokok Perkoperasian, Koperasi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 20 TAHUN 1968 (20/1968) Tanggal: 18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/73; TLN NO Tentang: BANK TABUNGAN NEGARA
UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 20 TAHUN 1968 (20/1968) Tanggal: 18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/73; TLN NO. 2873 Tentang: BANK TABUNGAN NEGARA Indeks: BANK TABUNGAN NEGARA. PENDIRIAN. DENGAN RAKHMAT
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Secara umum pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 1991 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 5 TAHUN 1989 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PASAR ( PD BANK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber yang pasti dalam memberikan kontribusi dana kepada negara dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan negara yang sangat besar kontribusi dan pengaruhnya terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti
Lebih terperinciAnggaran Dasar Koperasi ikatan Alumni SMP Negeri 1 Purwareja Klampok KOPAMA SATU ANGGARAN DASAR KOPERASI IKATAN ALUMNI SMP NEGERI 1 PURWAREDJA KLAMPOK
Anggaran Dasar Koperasi ikatan Alumni SMP Negeri 1 Purwareja Klampok KOPAMA SATU Akta Nomor : Tanggal : Notaris : ANGGARAN DASAR KOPERASI IKATAN ALUMNI SMP NEGERI 1 PURWAREDJA KLAMPOK KOPAMA SATU BAB I
Lebih terperinciAKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.
AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul ( )Waktu Indonesia Bagian. Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris, dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal dan akan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Karyawan PT Jurnalindo Aksara Grafika, dengan penuh kesadaran, ikhlas serta didorong oleh semangat berkoperasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 111 Undang-undang Nomor 22 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam peningkatan pembangunan,indonesia merupakan salah satu Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Dalam peningkatan pembangunan,indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang dengan giat melakukan pembangunan disegala sektor. Pembangunan tersebut
Lebih terperinciI. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya
Lebih terperinciKeterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan
LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 79/PJ/2010 TENTANG : STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN UNGGULAN BIDANG PERPAJAKAN DAFTAR 16 (ENAM BELAS) JENIS LAYANAN UNGGULAN BIDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, dalam menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya tidak terlepas dari masalah pembiayaan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON
LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 35 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI DI
Lebih terperinciNPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN
Modul ke: NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN Fakultas Ekonomi & Bisnis Disusun Oleh : Yenny Dwi Handayani Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG)
ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI JASA LION GROUP (KKLG) BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Koperasi ini bernama Koperasi Karyawan Lion Group yang disingkat dengan "KKLG.", dan selanjutnya
Lebih terperinciAKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.
AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul - ( )Waktu Indonesia Bagian ------ Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris,--- dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal
Lebih terperinciPEMBAGIAN SHU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENYEJAHTERAKAN ANGGOTA KOPERASI BINTANG SAMUDRA
PEMBAGIAN SHU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENYEJAHTERAKAN ANGGOTA KOPERASI BINTANG SAMUDRA Oleh: RIANTO RITONGA Salah satu hal penting dalam upaya menyejahterakan anggota Koperasi Bintang Samudra, selain memberikan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1968 TENTANG BANK TABUNGAN NEGARA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1968 TENTANG BANK TABUNGAN NEGARA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dengan dikeluarkannya, Undang-undang
Lebih terperinciUU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991
Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)
Lebih terperinciPengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri
Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Rochmat Soemitro, dalam buku Mardiasmo, (2011:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
Lebih terperinciPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL
BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan
Lebih terperinciBAB III BENTUK PENYALAHGUNAAN TUGAS PENGURUS KOPERASI SATUAN BRIMOB POLDA SUMUT YANG TIDAK SESUAI DENGAN ANGGARAN DASAR
46 BAB III BENTUK PENYALAHGUNAAN TUGAS PENGURUS KOPERASI SATUAN BRIMOB POLDA SUMUT YANG TIDAK SESUAI DENGAN ANGGARAN DASAR A. Struktur Organisasi Koperasi Satuan Brimob Polda Sumut Struktur pada Koperasi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS
BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS Semua badan merupakan Wajib Pajak tanpa terkecuali, mulai saat didirikan atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 30 TAHUN 1982 Seri D Nomor 26
LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 30 TAHUN 1982 Seri D Nomor 26 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 1982 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan sosial suatu bangsa diwujudkan karena adanya sumber pendanaan yang tetap. Sampai saat ini sumber pendanaan dan pembiayaan serta
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)
Yogyakarta, 1 Mei 1982. LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 1982 Seri C -------------------------------------------------------------- PERATURAN
Lebih terperinciBAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT
BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani
II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap dengan Penghasilan Bulanan
Judul : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, Dan Pelaporan PPh Pasal 21 Atas Gaji Karyawan Tetap Dengan Penghasilan Secara Bulanan Pada PT. Y Nama : Putu Mita Ary Kusuma Sari Nim : 1406043022 ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan pajak sebagai penerimaan dalam suatu negara sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak sebagai sumber utama
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN YAMAHA INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN YAMAHA INDONESIA Sekretariat : Jl. Rawa Gelam I No. 5 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur 13930 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI
Lebih terperinciMATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1
MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. Ayat 1 Tidak Ada Perubahan Perubahan Pada Ayat 2 menjadi berbunyi Sbb: NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perseroan dapat membuka kantor
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi yang bertujuan mencapai kemakmuran masyarakat diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara khususnya dalam melanjutkan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI SERTA
Lebih terperinciContoh laporan keuangan koperasi
Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG SALINAN PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEGIATAN UNIT USAHA JASA KEUANGAN MIKRO BADAN USAHA MILIK
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Pajak menurut Soemitro (Resmi, 2016:1) merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang Mengingat : : a. bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDIRIAN
------------------------------BAB I----------------------------- ----------------------------PENDIRIAN--------------------------- --------------------------Bagian Kesatu------------------------- --------------------
Lebih terperinciBUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang : a. bahwa untuk pemantapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat peringkat 4 dari seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi
Lebih terperinciAnggaran Dasar Koperasi Swamedia Mitra Bangsa ANGGARAN DASAR
ANGGARAN DASAR 2017 1 ANGGARAN DASAR KOPERASI SWAMEDIA MITRA BANGSA BAB I PENDIRIAN Bagian Kesatu - NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Koperasi ini bernama : KOPERASI SWAMEDIA MITRA BANGSA disingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan. untuk membiayai pembangunan negara dan juga merupakan sumber
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Judul Permasalahan perpajakan merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia ekonomi semakin ketat. Perkembangan bisnis yang semakin pesat membuat semakin banyak dibutuhkan tenaga kerja.
Lebih terperinci