BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
|
|
- Hengki Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dinas Kesejahteraan Dan Sosial masih menggunakan Microsoft Word dan juga menggunakan buku besar dalam proses pencatatan dan diagnosa penyakit dan masih disimpan dalam berkas-berkas atau file-file. Tidak adanya database untuk menyimpan data sehingga menyulitkan pihak administrasi dalam mencari data pasien pada Dinas Kesejahteraan Dan Sosial. Hal ini sangat tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mempermudah untuk mendiagnosa suatu penyakit dan mengetahui solusi mengenai penyakit kusta menggunakan metode Perceptron, metode ini digunakan untuk mengetahui bobot dari setiap gejala-gejala yang ada dan berapa persen tingkat kemungkinan terkena penyakit kusta. III.1.1. Analisa Input Pada saat sebelum sistem ini dirancang, secara umum masyarakat tidak pernah mengetahui bagaimana cara untuk diagnosa penyakit Kusta. Hal yang pertama kali dilakukan adalah dengan datang kedokter atau ke pusat kesehatan (Dinas Kesejahteraan Dan Sosial) yang ada dan menyampaikan keluhan atas gejala yang dialami. Hal inilah yang menjadi masukan bagi dokter untuk mengobati si pasien penderita penyakit Kusta tersebut. 31
2 32 Gambar III.1. Form Input Data Pasien (Sumber : Dinas Kesejahteraan Dan Sosial) III.1.2. Proses Proses yang dilakukan oleh dokter dalam menangani pasien adalah dengan menginputkan data-data pasien, kemudian memeriksa kondisi fisik dari pasien itu sendiri agar dapat ditemukan sebenarnya penyakit yang dideritanya. Setelah ditemukannya penyakit tersebut, dokter diagnosis penyakit Kusta pada pasien, apakah si pasien menderita penyakit kusta serta memberikan solusi dari penyakit yang dialami pasien.
3 33 III.1.3. Output Output merupakan hasil dari pengolahan data yang telah diinputkan. Output atau hasil keluaran dari sistem pakar ini adalah apakah seseorang terkena penyakit Kusta atau tidak, serta solusi dari hasil analisa penyakit kusta tersebut. Gambar Output dapat dilihat pada gambar III.2 berikut ini : Gambar III.2. Hasil Analisa Diagnosa Kusta (Sumber : Dinas Kesejahteraan Dan Sosial)
4 34 III.1.4. Evaluasi Sistem Berjalan Sistem yang ada saat ini masih menggunakan Microsoft Word dan terkadang masih menggunakan Buku besar dan belum ada database sehingga berkas-berkas masih tersimpan dalam arsip balai pengobatan yang akan menyulitkan proses pencarian data apabila sedang dibutuhkan.proses pencatatan data pasien memerlukan waktu yang lama karena tidak adanya aplikasi yang menampilkan hasil diagnosis serta penanganannya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan merancang aplikasi sistem pakar yang bertujuan agar dapat memberikan kontribusi positif dalam hal mengetahui bentuk gejala dari penyakit Kusta. Oleh karena itu penulis merancang sistem pakar diagnosa penyakit Kusta dengan menggunakan Visual Basic 2010 dan SQL Server R dan menggunakan metode perceptron. III.2. Penerapan Metode / Algoritma Adapun metode yang dipakai dalam pemecahan masalah dari sistem pakar mendiagnosa penyakit Kusta ini adalah metode Perceptron. Metode Perceptron ini akan digunakan untuk diagnosa penyakit Kusta apakah pasien terkena penyakit Kusta atau tidak. Metode perceptron ini cukup ampuh untuk pengenalan gejalagejala yang terlihat secara fisik pada pasien dengan menggunakan pola khusus dan perhitungan matematis yang akan kita buat untuk proses sample dan testing. Metode ini nantinya yang akan kita pakai untuk mengenali atau diagnosa penyakit Kusta dari gejala fisik yang ditimbulkan oleh pasien itu sendiri.(t. Sutojo) Adapun Rumus Metode Perceptron berikut ini : y_in = Xi.Wi
5 35 Keterangan : input y_in pada neuron Y merupakan penjumlahan dari perkalian neuron-neuron input dengan masing-masing bobot yang bersesuaian.lalu di berikan fungsi aktivasi untuk menghasilkan neuron Y Sj = ai. Wji Keterangan : Wji = bobot sambungan dari unit I ke unit j ai=masukan yang berasal dari unit i Keluaran ini kemudian dibandingkan dengan hasil (target) yang diinginkan. Sehingga dihasilkan keluaran yang sesuai dengan hasil yang diinginkan dengan rumus perubahan bobotnya : Wjibaru = Wjilama + C (tjp. xjp) ai Keterangan : C = Kecepatan belajar t(jp)= nilai keluaran yang diinginkan unit j setelah diberikan pola p pada lapisan masukan. x(jp)= nilai keluaran yang dihasilkan unit j setelah diberikan pola p pada lapisan masukan. a(i)= masukan yang berasal dari unit i.
6 36 Contoh Kasus : Jaringan Saraf tiruan untuk melakukan pembelajaran terhadap fungsi logika OR dengan input biner dan target biner sebagai berikut : X1 X2 OR Gunakan algoritma pelatihan delta rule, bila ditentukan nilai learning rate (a) = 0,2 dan bobot awal yang dipilih w1 = 0,1 dan w2 = 0,3 serta fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi undak biner dengan thershold(θ) = 0,5. Penyelesaian : Epoch ke Data ke-1 (x1 = 0 x2= 0 target t=0) w1 = 0,1 dan w2= 0,3 y_in = Xi. Wi = 0.0, ,3 = 0 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x>= 0,5 Hasil aktivasi y = 0 Eror =( t - y) = (0-0) = 0 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,1 + 0,2.0.0 = 0,1 w2(baru) = w2(lama) + a(t y)*x2 = 0,3 + 0,2.0.0 = 0, Data ke-2 (x1 = 0 x2= 1 target t=1) w1 = 0,1 dan w2= 0,3 y_in = Xi. Wi = 0.0, ,3 = 0 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x>= 0,5 Hasil aktivasi y = 0 Eror =( t - y) = (1-0) = 1 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,1 + 0,2.1.0 = 0,1 w2(baru) = w2(lama) + a(t y)*x2 = 0,3 + 0,2.1.1 = 0,
7 37 Data ke-3 (x1 = 0 x2= 0 target t=1) w1 = 0,1 dan w2= 0,5 y_in = Xi. Wi = 1.0, ,5 = 0,1 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x>= 0,5 Hasil aktivasi y = 0 Eror =( t - y) = (1-0) = 1 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,1 + 0,2.1.1 = 0,3 w2(baru) = w2(lama) + a(t y)*x2 = 0,5 + 0,2.1.0 = 0,5 Data ke-4 (x1 = 1 x2= 1 target t=1) w1 = 0,3 dan w2= 0,5 y_in = Xi. Wi = 1.0, ,5 = 0,8 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x>= 0,5 Hasil aktivasi y = 1 Eror =( t - y) = (1-1) = 0 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,3 + 0,2.0.1 = 0,3 w2(baru) = w2(lama) + a(t y)*x2 = 0,3 + 0,2.0.1 = 0,5 Lakukan terus menerus sampai epoch diperoleh eror = 0 untuk semua data.oleh karena itu proses pembelajaran dihentikan dan diperoleh bobot w1 = 0,5 dan w2 = 0,5. Jika sama maka 100% seluruh data benar. Berikut ini adalah tabel gejala dari penyakitkusta. Tabel gejala Kusta dapatdilihat pada gambar III.3 di bawah ini : Tabel III.1. Tabel Gejala Nama Gejala Gejala Gejala Gejala Gejala Gejala Gejala Gejala Target Pasien A B C D E F G H Nisa Sari Rino Andi Ayu Rio
8 38 Andri Karin Untuk mengetahui hasil konsultasi penyebab penyakit ini, maka dilakukan pengujian proses konsultasi. Proses pengujian sistem berupa sekumpulan ciri-ciri atau gejala yang dapat dilihat oleh mata secara langsung pada pasien yang mengalami masing-masing gejala, dimana diambil berdasarkan hasil pengamatan dan penelusuran. Ciri-ciri atau gejala penyakit kusta dikelompokkan menjadi 8 jenis : - Gejala A : Bercak Tipis/Panu - Gejala B : Bercak-bercak Putih Besar - Gejala C: Perlebaran Syaraf Kulit - Gejala D : Bintil-bintil merah - Gejala E : Alis Rambut Rontok - Gejala F : Wajah Tegang/Kaku - Gejala G: Panah Tinggi - Gejala H : Kelenjar Keringat - Dimana untuk gejala A,B,C,D,E,F = 1 merupakan gejala dari penyakit kusta Stadium Lanjut, dan gejala F,G,dan H = 0 adalah gejala dari penyakit Kusta Stadium. Jika Laki-laki = 0 dan Perempuan = 1.
9 39 Tabel III.2. Tabel Normalisasi Gejala x1 x2 OR Keterangan : Nama Pasien = x1 Gejala = x2 Target = Or Nilai-nilai parameter jaringan yang ditetapkan yaitu : - Learning Rate (a) = 0,2 - Bobot Awal o w1 = 0,1 o w2 = 0,3 - Fungsi Aktivasi Undak biner - Threshold (θ) = 0 Epoch ke Data ke-1 (x1 = 1 x2= 1 target t=1) w1 = 0,1 dan w2= 0,3 y_in = Xi. Wi = 1.0, ,3 = 0,4 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x> 0,5 Hasil aktivasi y = 0 Eror =( t - y) = (1-0) = 1 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,1 + 0,2.1.1 = 0,3 w2(baru) = w2(lama) + a (t y)*x2 = 0,3 + 0,2.1.1 = 0, Data ke-2 (x1 = 1 x2= 1 target t=1) w1 = 0,3 dan w2= 0,5 y_in = Xi. Wi = 1.0, ,5 = 0,8 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x> 0,5 Hasil aktivasi y = 1 Eror =( t - y) = (1-1) = 0 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,3 + 0,2.0.1 = 0,3
10 40 w2(baru) = w2(lama) + a (t y)*x2 = 0,5 + 0,2.0.1 = 0, Data ke-3 (x1 = 0 x2= 1 target t=1) w1 = 0,3 dan w2= 0,5 y_in = Xi. Wi = 0.0, ,3 = 0,3 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x> 0,5 Hasil aktivasi y = 0 Eror =( t - y) = (1-0) = 1 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,3 + 0,2.1.0 = 0,3 w2(baru) = w2(lama) + a (t y)*x2 = 0,5 + 0,2.1.1 = 0, Data ke-4 (x1 = 0 x2= 1 target t=1) w1 = 0,3 dan w2= 0,7 y_in = Xi. Wi = 0.0, ,7 = 0,7 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x> 0,5 Hasil aktivasi y = 1 Eror =( t - y) = (1-1) = 0 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,3 + 0,2.0.0 = 0,3 w2(baru) = w2(lama) + a (t y)*x2 = 0,7 + 0,2.0.1 = 0, Data ke-5 (x1 = 1 x2= 1 target t=1) w1 = 0,3 dan w2= 0,9 y_in = Xi. Wi = 1.0, ,9 = 1 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x> 0,5 Hasil aktivasi y = 1 Eror =( t - y) = (1-1) = 0 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,3 + 0,2.0.1 = 0,3 w2(baru) = w2(lama) + a (t y)*x2 = 0,9 + 0,2.0.1 = 0, Data ke-6 (x1 = 0 x2= 0 target t=0) w1 = 0,3 dan w2= 0,9 y_in = Xi. Wi = 0.0, ,9 = 0 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x> 0,5 Hasil aktivasi y = 0 Eror =( t - y) = (1-0) = 1 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,3 + 0,2.1.0 = 0,3 w2(baru) = w2(lama) + a (t y)*x2 = 0,9 + 0,2.1.0 = 0,
11 41 Data ke-7 (x1 = 0 x2= 0 target t=0) w1 = 0,3 dan w2= 0,9 y_in = Xi. Wi = 0.0, ,9 = 0 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x> 0,5 Hasil aktivasi y = 0 Eror =( t - y) = (0-0) = 0 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,3 + 0,2.0.0 = 0,3 w2(baru) = w2(lama) + a (t y)*x2 = 0,9 + 0,2.0.0 = 0, Data ke-8 (x1 = 1 x2= 0 target t=1) w1 = 0,3 dan w2= 0,9 y_in = Xi. Wi = 1.0, ,9 = 0,3 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x< 0,5 {1, jika x> 0,5 Hasil aktivasi y = 0 Eror =( t - y) = (1-0) = 1 w1(baru) = w1(lama) + a( t y)*x1 = 0,3 + 0,2.1.1 = 0,5 w2(baru) = w2(lama) + a (t y)*x2 = 0,7 + 0,2.1.0 = 0, Lakukan terus menerus sampai epoch diperoleh eror = 0 untuk semua data. proses pembelajaran dihentikan dan diperoleh bobot w1 = 0,5 dan w2 = 0,5. Jika sama Gambar III.3. Grafik Training
12 42 maka 100% seluruh data benar. Pada data ini berhenti pada epoch ke-4 target dan Output harus sama. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar III.4 berikut ini : Gambar III.4. Hasil Training Jika data target sama dengan network output atau w1(lama) dan w2(baru) maka pasien benar-benar terkena penyakit Kusta. untuk menentukan nilai kemungkinan berapa % terkena penyakit Kusta maka hitung persentase dari data yang sudah ditraining adalah :
13 43 Bobot lama Bobot baru x 100% = x 100% = 100% Studi Kasus Perceptron : X1 X2 OR Bila ditentukan nilai learning rate = 0,1 dan bobot awal w1 = 0,2 dan w2 = 0,1 serta fungsi aktivasi dengan thershold = 0,3. Penyelesaian : Epoch ke Data ke-1 (x1= 1 x2= 1 target t=1) w1 = 0,2 dan w2 = 0,1 y_in = Xi. Wi = 1.0, ,1 = 0,3 Fungsi aktivasi : y = {0, jika x<0,3 {1, jika x>=0,3 Hasil aktivasi y = 0,3 Eror =(t y) = (1-0,3) = 0,7 W1(baru) = w1(lama) + a(t y)*x1 = 0,2 + 0,1.0.0 = 0,2 W2(baru) = w2(lama) + a(t y)*x1 = 0,1+ 0,1.0.0 = 0,1 Data ke-2 (x1=1 x2= 0 target t=0) W1= 0,2 dan w2= 0,1 y_in = Xi. Wi =1.0, ,1= 0,2 Fungsi aktivasi : y= {0, jika x<0,3 {1, jika x>=0,3 Hasil aktivasi y = 0,2 Eror =(t y) = (0 0,2) = 0,2 W1(baru) = w1(lama) + a(t y)*x1= 0,2 + 0,1.0,2.0,2 = 0,2 W2(baru) = w2(lama) + a(t y)*x2= 0,1 + 0,1.0,2.0,2 = 0,1 Data ke-3 (x1=0 x2= 1 target t=0) W1= 0,2 dan w2= 0,1 y_in = Xi. Wi =0.0, ,1= 0
14 44 Fungsi aktivasi : y= {0, jika x<0,3 {1, jika x>=0,3 Hasil aktivasi y = 0 Eror =(t y) = (0 0) = 0 W1(baru) = w1(lama) + a(t y)*x1= 0,2 + 0,1.0.0= 0,2 W2(baru) = w2(lama) + a(t y)*x2= 0,1 + 0,1.0.0= 0,1 Data ke-4 (x1=0 x2= 0 target t=0) W1= 0,2 dan w2= 0,1 y_in = Xi. Wi =0.0, ,1= 0 Fungsi aktivasi : y= {0, jika x<0,3 {1, jika x>=0,3 Hasil aktivasi y = 0 Eror =(t y) = (0 0) = 0 W1(baru) = w1(lama) + a(t y)*x1= 0,2 + 0,1.0.0 = 0,2 W2(baru) = w2(lama) + a(t y)*x2= 0,1 + 0,1.0.0 = 0,1
15 45 III.2.1. Flowchart Adapun flowchart metode seperti dibawah ini : Gambar III.5. Flowchart Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kusta Dengan Menggunakan Metode Perceptron Pada Dinas Kesejahteraan Dan Sosial
16 46 III.3. Desain Sistem Pada tahap ini akan dilakukan perancangan terhadap sistem yang diusulkan. Adapun perancangan dari sistem ini dapat digambarkan dengan Unified Modelling Language (UML). III.3.1. Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan actor, use case dan relasinya sebagai suatu urutan tindakan yang memberikan nilai terukur untuk aktor. Gambar III.5. Use Case Diagram Kusta
17 47 III.3.2. Class Diagram Class diagram menggambarkan struktur statis dari kelas dalam sistem dan menggambarkan atribut, operasi dan hubungan antara kelas. TAMBAH PENGGUNA LOGIN 1 + user_id + user_name + password + re-password + user_name + password + New Account () + Login () + Exit () 1 + Save () + Edit () + Delete () + Clear () + Back To Menu () 1..* 0..* KONSULTASI + Pilih Gejala + Nama Gejala + Nilai Bobot 1..* PASIEN + Add Gejala () + Reset Gejala () + Proses () + Menu Utama () + id_pasien + nama pasien + umur_pasien +jenis_kelamin + berat_badan + alamat_pasien + notelp_pasien + Save () + Edit () + Delete () + Clear () + Menu Utama () 1 1..* GEJALA + id_gejala + nama_gejala + nilai bobot + Save () + Edit () + Delete () + Clear () + Menu Utama () 1..* Gambar III.6. Class Diagram Kusta III.3.3. Activity Diagram Activity diagram menggambarkan aktifitas-aktifitas, objek, state, transisi state dan event. Dengan kata lain kegiatan diagram alur kerja menggambarkan perilaku sistem untuk aktivitas.
18 48 Gambar III.7. Activity Diagram Login Gambar III.8. Activity Diagram Data Pasien
19 49 Gambar III.9. Activity Diagram Data Gejala Gambar III.10. Activity DiagramAccount Manager
20 50 Inputkan gejala hasil akan ditampilkan Gambar III.11. Activity Diagram Konsultasi III.3.4. Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Sequence Diagram diagnosa penyakit Kusta dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar III.12. Sequence Diagram Menu Utama
21 51 Admin Main form Form Admin Proses Login Halaman Admin Tampilkan Fom () Menu () click form admin Validasi nama dan password () Koneksi Database () Invalid () Login sukses () Gambar III.13. Sequence Diagram Login Gambar III.14. Sequence Diagram Menu Admin
22 52 Gambar III.15. Sequence Diagram Data Pasien Gambar III.16. SequenceDiagram Data Gejala
23 53 Gambar III.17. Sequence Diagram Konsultasi III.3.5. Desain Database Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk merancangnya diperlukan alat bantu, baik menggambarkan relasinya maupun mengoptimalkan rancangan database. 1. Normalisasi Normalisasi dibuat agar menghasilkan tabel / file yang akan digunakan sebagai penyimpan data. a. Normalisasi 1NF Tabel III.3. Tabel Normalisasi 1NF - user_id - user_name - password
24 54 - id_gejala - nama_gejala - id_pasien - nama_pasien - umur_pasien - jenis_pasien - berat_badan - alamat_pasien - notelp_pasien b. Normalisasi 2NF Tabel III.4. Tabel Login user_id user_name Password Tabel III.5. Tabel Gejala id_gejala nama_gejala Nilai Tabel III.6. Tabel Pasien id_pasien nama_pasien umur_pa sien jenis_kel amin berat_badan alamat_ pasien notelp_pasi en 2. Desain Tabel Berdasarkan data tersebut di atas, maka struktur tabel data yang terbentuk adalah sebagai berikut:
25 55 1. Struktur login, tabel ini memiliki struktur sebagai berikut : Nama Database Nama Tabel Primary Key : Sistem Pakar Kusta.mdf : tabel_user : user_id Tabel tabel_user adalah tabel untuk menyimpan data pengguna dan data login dari si pengguna. Tabel III.7. Struktur Tabel Login Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan user_id Varchar 20 Id pengguna user_name Varchar 20 Nama pengguna Password Nchar 15 Password pengguna 2. Struktur gejala, tabel ini memiliki struktur sebagai berikut: Nama Database Nama Tabel Primary Key : Sistem Pakar Kusta.mdf : tabel_gejala : id_gejala Tabel tabel_gejala adalah tabel untuk menyimpan gejala-gejala yang dialami si pasien. Tabel III.8. Struktur Tabel Gejala Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan Id_gejala Varchar 50 Id gejala nama_gejala Varchar 50 Nama gejala Nilai Varchar 20 Nilai gejala 3. Struktur gejala, tabel ini memiliki struktur sebagai berikut : Nama Database Nama Tabel : Sistem Pakar Kusta.mdf : tabel_pasien
26 56 Primary Key : id_pasien Tabel tabel_pasien adalah tabel untuk menyimpan data-data pasien saat melakukan pemeriksaan atau konsultasi. Tabel III.9. Struktur Tabel Pasien Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan Id_pasien Varchar 10 Id pasien nama_pasien Varchar 50 Nama pasien umur_pasien Nchar 10 Umur pasien jenis_kelamin Varchar 20 Jenis kelamin berat_badan nchar 10 Berat badan alamat_pasien varchar 50 Alamat pasien notelp_pasien varchar 15 No. Telp pasien III.3.6. Desain User Interface Desain sistem yang penulis lakukan pada sistem pakar diagnosa penyakit Kusta dengan menggunakan metode perceptron dan aplikasi program yang lebih akurat dan sederhana agar lebih mudah dalam pengoperasiannya Adapun tampilan aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit Kusta terdiri dari :
27 57 1. Tampilan Form Menu Utama Menu Utama x Gambar Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kusta Dengan Menggunakan Metode Perceptron Konsultasi Informasi Sistem pakar Profil Penulis Admin Exit Gambar Gambar Gambar Gambar 2. Tampilan Form Konsultasi Gambar III.18. Form Menu Utama Konsultasi x Gambar Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kusta Dengan Menggunakan Metode Perceptron Add Gejala Reset Gejala Pilih Gejala Konsultasi Menu Utama Nama Gejala Nilai Bobot Proses Nama Gejala Bobot awal Hasil Nilai Kemungkinan Terkena Penyakit Kusta Nilai Kemungkinan % Solusi
28 3. Tampilan Form Tentang Sistem Pakar 58
29 59 About Sistem Pakar X Gambar Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kusta Dengan Menggunakan Metode Perceptron Sistem Pakar Menu Utama INFORMASI Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar III.20. Form Sistem Pakar 4. Tampilan Form Profil Penulis
30 60 Profil Penulis Gambar Sistem Sistem Pakar Pakar Mendiagnosa Diagnosa Penyakit Kulit Kusta Acne Dengan Vulgaris Dengan Menggunakan Metode Metode Perceptron X Profil Penulis Menu Utama Informasi GAMBAR Nama : Tempat & Tanggal Lahir : Agama : Pekerjaan : Jabatan : Alamat Kantor : Alamat Rumah : Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar III.21. Form Profil Penulis 5. Tampilan Form Menu Admin Menu Admin Gambar Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kusta Dengan Metode Perceptron x
31 61 Gambar III.22. Form Menu Admin 6. Tampilan Input Login Admin Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kusta Dengan Menggunakan Metode Perceptron 7. Tampilan Form Input Data Pasien Gambar Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kusta Dengan Gambar Menggunakan III.23. Form Metode LoginAdmin Perceptron Save ID pasien Alamat Pasien
32 8. Tampilan Form Data Gejala 62
33 63 Gambar Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kulit Acne Vulgaris Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kusta Dengan Dengan Menggunakan Metode Perceptron Menggunakan Metode Perceptron Save Data Gejala Edit Delete Clear Menu Admin ID Gejala Nama Gejala Nilai : : : ID Gejala Nama Gejala Nilai Gambar Gambar Gambar Gambar 9. Tampilan Form Input Tambah Pengguna Gambar III.25. Form Data Gejala Gambar III.26Form Tambah Pengguna
34 64
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
39 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Balai Pengobatan masih menggunakan Microsoft Word dan juga menggunakan buku besar dalam proses pencatatan dan mendiagnosa penyakit dan masih
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Akromegali Dengan Metode
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan
Lebih terperinciBerdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :
37 3. Jenis Kelamin Contoh input data jenis kelamin adalah : Jenis Kelamin : Laki-Laki III.1.2. Analisa Proses Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses deteksi adanya viskositas
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
25 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit amblyopia pada anak dengan menggunakan metode dempster-shafer yang meliputi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap diagnosis penyakit Ovarium Dengan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seseorang yang ingin memeriksa kesehatannya cenderung untuk berkonsultasi ke dokter ahli, namun terkadang hal ini dapat menyulitkan seseorang
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem yang di jelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Penulis akan memaparkan proses
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Kualitas Buah Apel Menggunakan Metode SAW Pada Swalayan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit rheumatic pada manusia dengan menggunakan metode dempster shafer yang meliputi analisa sistem
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan di tempat praktek Drh. Salisah Anggita Ningsih Tandam Hilir masih menggunakan sistem yang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Alzheimer Dengan Metode
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Saat ini pencatatan dan pengelolaan penginventarisan dan penyusutan barang-barang pada PT. Langkat Nusantara Kepong masih dilakukan secara manual
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, banyak orang yang sering menderita penyakit alergi pada kulit seperti gatal-gatal, timbul bintik-bintik merah, atau timbul benjolan pada
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Badan Kepegawaian Negara masih menggunakan Microsoft Word dalam proses pencatatan Persediaan Perlengkapan Kantor dan masih disimpan dalam berkas-berkas.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa sistem yang sedang berjalan Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Adapun sistem
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penyakit Meningitis dapat menyerang siapa saja, namun dalam kenyataannya, kasus terbanyak pada bayi dan anak-anak. Maka diperlukannya seorang
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Jurusan SMK Pada Sekolah Marisi Medan ini merupakan sistem pendukung keputusan untuk membantu siswa siswi dalam memilih jurusan yang sesuai
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
37 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam mendiagnosa penyakit pada tanaman jagung adalah sebagai berikut : III.1.1.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
27 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam saat ini adalah sebagai berikut : III.1.1. Input Adapun yang menjadi analisa
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pengolahan data dalam pembayaran piutang pada PT. Cipta Mebelindo Lestari dilakukan secara manual dalam hal penginputan datanya. Meskipun PT.
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
31 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), belum memiliki sebuah sistem informasi yang terprogram, belum adanya aplikasi khusus yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Kantor SAR Banda Aceh adalah kesulitan dalam mengolah dan mencatat penerimaan dan pengeluaran kas yang
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penjualan cake dan bakery pada Zahara bakery yang selalu laris, membuat karyawan Zahara bakery harus mempersiapkan penjualan sesuai dengan tingkat
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penerapan data mining untuk memprediksi minat pembeli barang elektronik khususnya komputer dan sparepart
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem aplikasi Android pada E-News, dikarenakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Banyaknya jenis beras yang berasal dari varietas padi unggulan membuat konsumen bisa memilih jenis, sifat dan mutu beras sesuai yang di kehendaki
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada proses metode penilitian dengan metode waterfall. Analisa sistem dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pendukung keputusan pemilihan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. terdiri dari analisis perangkat lunak dan analisis perangkat keras serta analisis user
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem adalah uraian keseluruhan bagaimana sistem yang berjalan saat ini baik dilihat dari analisis fungsional dan analaisis
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Progeria Menggunakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam mencari kepastian terjangkitnya sebuah penyakit, masyarakat harus pergi berkonsultasi ke dokter ahli untuk melakukan pemeriksaan dari gejala
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Jumlah Produksi Keramik pada PT. Jui Shin Medan.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bayi adalah anak dari manusia atau hewan yang masih berusia sangat muda. Ketika bayi sudah mulai berjalan, disebut dengan balita. Umumnya istilah
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam Sistem Informasi Geografis Lokasi Rekreasi Waterboom di Kota Medan.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Aplikasi Keamanan Database Menggunakan Algoritma Vigenere dan Algoritma RC4 yang meliputi analisa sistem dan desain sistem. III.1.
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Penyewaan Gaun Pengantin di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Burung termasuk hewan yang pandai menyembunyikan keadaan kesehatannya. Hal ini karena sifat alami burung untuk mempertahankan diri dari serangan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat tidak perduli akan penyakit yang dideritanya.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen Menggunakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut : III.1.1. Analisa Input Input dari sistem yang sedang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah PT. Mandiri Agung Sentosa masih menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel dalam proses pencatatan dan pengelolaan penyusutan aset tetap masih
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah PT. Langkat Nusantara Kepong masih menggunakan Microsoft Excel dalam proses pencatatan dan pengelolaan penyusutan aktiva tetap khususnya kendaraan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Kualitas Ekspor
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Sistem Pakar Menggunakan Metode
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan untuk proses pengadaan alat kerja clening service yang dilakukan pada CV. Sapta Darma Utama Medan ini masih
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di CV. Aribur dalam hal pengolahan laporan laporan laba rugi masih dilakukan secara semi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Mengidentifikasi masalah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisa. Masalah dapat diidentifikasikan sebagai suatu pertanyaan yang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.. Analisis Masalah Analisa masalah untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar diagnosa penyakit yang menyerang telapak kaki dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Management fee adalah merupakan uang jasa yang diterima oleh pihak PT. HRD Mandiri selaku penyedia tenaga kerja dari pihak perusahaan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem evaluasi Prosedur Pembayaran Hutang yang diterapkan pada CV. Heru Computer masih dilakukan secara semi komputerisasi, yaitu setiap pendataan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis masalah Analisis masalah merupakan masalah ng terjadi dalam sistem ng lama baik dalam melakukan pengolahan data dan penmpaian informasi ng ada. Adapun
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Saat ini proses sertifikasi guru SD Negeri wilayah 5 kecamatan Percut Sei Tuan dilakukan tidak transparan, diantaranya guru yang usia muda serta
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Valentine Ponsel dalam melakukan pemilihan perangkat Android masih dilakukan secara manual berdasarkan model dan merk. Cara seperti ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
36 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dari hasil analisa yang dilakukan oleh penulis pada SMP Harapan Mekar Medan khususnya pada bagian Penerimaan dan Pengeluaran Dana Bantuan Operasional
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Apotek Rumah Sakit Islam Malahayati merupakan suatu organisasi bisnis yang berkembang di Indonesia. Apotek Rumah Sakit Islam Malahayati bergerak
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Sistem yang sedang berjalan saat ini dalam membudidayakan ikan lele belum dilakukan secara baik dan benar. Karena para peternak lele sering menebar
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar penentuan kelayakan pembiayaan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Dinas Perhubungan Sumatra Utara adalah kesulitan dalam pencatatan serta menentukan banyak setoran pendapatan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di Rutan Kelas I Medan dalam hal pengolahan remisi tahanan masih dilakukan menggunakan aplikasi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam Perancangan Sistem Informasi Geografis Objek Pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai masih bersifat
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam sistem informasi akuntansi pengaruh biaya pengolahan limbah industri
Lebih terperinciCARA MENGGUNAKAN APLIKASI
CARA MENGGUNAKAN APLIKASI Untuk menjalankan aplikasi sistem pakar untuk melakukan diagnosis penyakit jantung dengan teorema bayes, yaitu : Jalankan aplikasi sistem pakar dengan memilih toolbar start pada
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
40 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh RSUD Lukas Nias Selatan adalah kesulitan dalam mengolah data rekam medis akan pasien dan pelayanan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan pada Politeknik Ganesha dalam pengumpulan data pengguna Smartphone hanya berdasarkan informasi
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
23 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam penyusutan inventaris kantor pada Kantor Distrik Navigasi Kelas 1 Belawan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli peternakan. Dengan kata lain terjadi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS Pada penulisan tugas akhir bertujuan untuk membangun sebuah aplikasi rekam medis berbasis website. Tahapan yang dilalui pertama kali dalam membangun aplikasi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 26 8 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penyakit usus merupakan penyakit yang tidak asing lagi dalam kehidupan, penyakit ini muncul dikarenakan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kebutuhan akan teori dalam dunia pendidikan sangat besar. Teori banyak di tulis ke dalam sebuah buku maupun jurnal. Pada universitas potensi utama,
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah yang Sedang Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Serdang Tanjung Purba Kab. Deli Serdang adalah adanya kesulitan serta kesalahan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses, dan output sistem sehingga
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Seiring pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang saat ini, masyarakat tidak bisa lepas dari kebutuhan jasa layanan suatu bank. Mengingat hal
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dan perancangan sistem informasi akuntansi pembayaran biaya pemeriksaan pasien unit radiologi RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan yang
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN Uji Coba
BAB IV HASIL DAN Uji Coba IV..1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan sistem pakar diagnosa penyakit yang menyerang telapak kaki dengan menggunakan metode Delta
Lebih terperinci