BAB 1 PENDAHULUAN. situs yang memuat komunitas para backpacker dari seluruh penjuru dunia serta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. situs yang memuat komunitas para backpacker dari seluruh penjuru dunia serta"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kegiatan backpacking semakin banyak diminati, terutama oleh kalangan anak muda. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya berbagai situs yang memuat komunitas para backpacker dari seluruh penjuru dunia serta munculnya banyak buku yang memuat berbagai kisah perjalanan para backpacker, baik di media cetak maupun di media online. Backpacker merupakan kata yang diserap dari kata berbahasa Inggris. Backpack dalam bahasa Indonesia berarti tas ransel dan backpacker berarti pembawa tas ransel. Secara harfiah, backpacker yang diserap dari kata berbahasa Inggris tersebut memiliki arti seorang pembawa tas ransel. Namun, sebenarnya backpacking ialah kegiatan berwisata dengan harga yang relatif sangat murah. Istilah backpacker berkaitan erat dengan seseorang yang suka melakukan perjalanan dengan membawa ransel yang mudah dibawa untuk jarak jauh dengan waktu yang relatif lama, menggunakan transportasi umum, menginap di penginapan murah, memiliki minat bertemu penduduk setempat, dan memiliki keinginan yang besar untuk melihat pemandangan. Backpacker melakukan perjalanan dengan menekan biaya semurah mungkin melalui berbagai cara yang bisa dikatakan unik, misalnya dengan menumpang mobil-mobil pribadi pengguna jalan yang arahnya sama dengan 1

2 2 tujuan perjalanannya, mengetuk pintu rumah penduduk sekitar yang tidak dikenal sebelumnya untuk menumpang makan dan tidur, serta banyak hal unik lainnya. Kegiatan backpacking dengan kegiatan pecinta alam hampir mirip, bahkan banyak orang tidak mengetahui perbedaan antara backpacker dan pecinta alam. Pada dasarnya, backpacker berbeda dengan pecinta alam. Backpacker memberi titik fokus kegiataannya pada proses perjalanan, pengalaman bertemu penduduk sekitar, dan pengelolaan anggaran yang murah, sedangkan pecinta alam memberi titik fokus kegiatannya pada petualangan yang cukup ekstrem untuk sekadar menikmati alam. Walaupun memiliki instrumen yang sama, keduanya memiliki fokus yang berbeda, terutama perihal istilah-istilah yang digunakan untuk berinteraksi dalam komunitasnya masing-masing. Backpacker, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, hidup bersama dengan orang lain dalam suatu kelompok sosial yang disebut sebagai komunitas backpacker. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya, mereka saling berinteraksi sehingga terbentuklah komunikasi sosial dan komunikasi bahasa. Komunikasi merupakan langkah awal suatu kelompok masyarakat untuk saling memahami sehingga muncullah masyarakat bahasa, yaitu suatu komunitas yang dibentuk oleh kumpulan orang secara bersama-sama dan yang memiliki aturan-aturan bahasa yang sama (Bloomfield via Ohoiwutun, 2002:37). Seperti kelompok-kelompok sosial yang lain, komunitas backpacker juga menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan konsep, pikiran, gagasan, dan perasaan.

3 3 Bahasa memiliki beragam jenis dan varian. Suwito (2002:20) mengungkapkan bahwa bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau produk budaya. Sebagai produk sosial atau produk budaya, bahasa merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan, dan perilaku masyarakat. Bahasa sebagai hasil budaya mengandung nilai-nilai masyarakat penuturnya. Bahasa sebagai produk sosial tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga faktor-faktor sosial. Keberagaman bahasa dalam komunitas backpacker Indonesia tidak hanya disebabkan oleh penuturnya heterogen, tetapi juga didukung oleh beragam kegiatan yang dilaksanakan sehingga menimbulkan ciri khas dalam berinteraksi sesuai dengan kebutuhan kelompok tersebut. Variasi bahasa seperti dalam komunitas backpacker Indonesia ini muncul dalam berbagai wujud, baik dalam wujud lisan maupun tulisan. Wujud lisan berkembang melalui komunikasi langsung (menggunakan alat wicara) antaranggota dalam komunitas tersebut, sedangkan wujud tulisan berkembang melalui media-media komunikasi tulis, seperti surat kabar yang memuat berita-berita tentang komunitas backpacker, internet yang memuat laman komunitas backpacker seperti buku-buku yang memuat kisah perjalanan para backpacker yang belakangan ini banyak bermunculan, buletin-buletin, majalah-majalah seperti National Geographic Traveller: Indonesia, majalah online seperti Backpackin Wajah Indonesia dalam Sekali Klik, dan lain sebagainya. Dalam kaitannya dengan varian bahasa dan wujud bahasa yang

4 4 digunakan dalam komunitas backpacker Indonesia, majalah online Backpackin Wajah Indonesia dalam Sekali Klik (BWISK) merupakan media bahasa tulis yang menunjukkan adanya ciri khas tersendiri, yang digunakan oleh para backpacker dalam berinteraksi dengan sesamanya. Berikut ini merupakan contoh bentuk variasi bahasa yang digunakan oleh backpacker dalam majalah BWISK. (1) Jaket windbreaker umumnya bagian dalamnya ada yang berjaring, ada juga yang polar. Lebih keren lagi, ada yang jaket polar bagian dalamnya bisa dilepas. (2) Jaket waterproof bahan luarnya polyster. Dalamnya berjaring atau polar. Tahan hujan dan memiliki fungsi windbreaker juga. (3) Jaket Quick Dry biasanya dipakai para pengguna sepeda. Bahannya tipis sehingga mudah menyerap keringat. (4) Penghuni dormitory diisi beberapa orang yang belum saling mengenal sebelumnya. Dormitory diisi 4 sampai 10 orang yang tidur dalam ruangan yang sama. Penghuni dormitory dituntut toleransi yang sangat tinggi, seperti tidak merokok atau berisik di dalam ruangan. (5) Penghuni hostel punya kesempatan lebih besar untuk bersosialisasi dengan tamu yang lain. Selain dormitory, hostel juga menyediakan kamar privat seperti layaknya hotel. (6) Pemilik guesthouse tinggal di bangunan yang sama dan dikelola anggota keluarganya sendiri. (7) Pemilik pension biasanya juga tinggal di bangunan yang sama. (8) Mereka menggunakan motel sebagai tempat beristirahat sebelum kemudian melanjutkan perjalanannya kembali. Istilah seperti windbreaker, waterproof, dan quickdry merupakan istilah untuk membedakan jaket beserta fungsinya dalam komunitas backpacker, sedangkan motel,

5 5 pension, guesthouse, hostel, dan dormitory adalah istilah untuk membedakan tipe penginapan. Pada umumnya, istilah tersebut tidak tidak hanya dikenal oleh komunitas backpacker, namun juga dikenal oleh masyarakat awam (bukan backpacker). Akan tetapi, untuk masyarakat awam, istilah tersebut tidak akrab didengar, bahkan masyarakat awam pada umumnya tidak dapat membedakan antara hostel, motel, guesthouse, dan lain sebagainya; lain halnya dengan komunitas backpacker yang dapat membedakannya secara spesifik. Masyarakat pada umumnya juga kurang memiliki istilah-istilah yang sangat spesifik untuk membedakan penginapan, seperti yang dimiliki oleh komunitas backpacker. Variasi bahasa yang terlihat dalam contoh (1) (8) merupakan contoh variasi bahasa yang digunakan dalam komunitas backpacker, termasuk para backpacker Indonesia, yang timbul karena kebutuhan pemakaiannya. Istilah-istilah dalam komunitas backpacker mayoritas merupakan variasi bahasa yang merupakan istilah serapan atau pinjaman dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Belanda karena sebagian besar belum ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Informasi dan pengetahuan yang sangat minim terhadap kegiatan backpacking serta istilah-istilah khusus dan khas yang digunakan oleh komunitas backpacker Indonesia membuat masyarakat pada umumnya kurang paham terhadap istilah-istilah yang dianggap asing tersebut, padahal belakangan ini bermunculan buku-buku yang memuat kegiatan backpacking oleh komunitas backpacker yang di dalamnya terdapat banyak istilah khusus yang digunakan.

6 6 Hal unik dalam istilah-istilah yang digunakan oleh komunitas backpacker ini adalah banyaknya bahasa asing yang diserap, padahal beberapa istilah dalam bahasa Indonesia sebagian sudah ada padanan katanya, walaupun sebagian besar belum ada. Penggunaan istilah-istilah asing yang diserap tersebut pada umumnya tidak sesuai dengan arti yang sebenarnya. Contohnya, para backpacker Indonesia ini sering menggunakan istilah backpacker-an untuk menyebut kegiatan backpacking atau melakukan kegiatan jelajah alam. Dalam hal itu, terjadi kesalahan konsep dalam penggunaan istilah tersebut. Akan tetapi, istilah backpacker-an tersebut terusmenerus digunakan oleh komunitas backpacker di Indonesia ini karena alasan tertentu. Dalam hal itulah terdapat keunikan pemakaian bahasa pada komunitas ini. Dari hal-hal itu diketahui bahwa dalam pemakaian bahasa (termasuk register di dalamnya) tersebut banyak terjadi campur kode yang dilatarbelakangi oleh berbagai sebab, di antaranya ialah latar belakang daerah penutur, prestise kelompok yang tidak diimbangi dengan kemampuan berbahasa asing, dan terpengaruh bahasa ibu sehingga variasi bahasa yang muncul pun beragam akibat adanya campur kode tersebut. Jika dikaji lebih dalam, pemakaian bahasa komunitas backpacker ini akan menjadi sangat menarik dan membantu masyarakat, khususnya yang belum mengetahui istilah-istilah dalam komunitas backpacker menjadi mengerti kegiatan backpacking. Variasi bahasa dalam pemakaian bahasa dan register backpacker yang dipadupadankan dengan bahasa Inggris serta bahasa asing lainnya sebagai bahasa sumbernya dalam komunitas backpacker menarik perhatian penulis untuk

7 7 menganalisis istilah-istilah dalam bidang tersebut dengan kajian sosiolinguistik, khususnya register backpacker. Peneliti menyadari bahwa keberadaan bahasa ini sangat dinamis dalam perkembangannya. Bahasa dapat muncul dalam berbagai bentuk dan variasi, begitu pula dengan register. Penelitian mengenai pemakaian bahasa dan register backpacker ini merupakan upaya penulis untuk mendata dan memberikan sumbangan pada kajian sosiolinguistik sebagai suatu fenomena kebahasaan yang berkembang dan bersifat dinamis dalam kehidupan masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Apa sajakah istilah-istilah yang memenuhi konsep sebagai register dalam komunitas backpacker Indonesia dan apa sajakah manfaatnya? b. Bagaimana penggunaan istilah asing dan campur kode dalam komunitas backpacker? c. Bagaimanakah fungsi sosial dalam komunitas backpacker? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut. a. Mendeskripsikan istilah-istilah dalam komunitas backpacker Indonesia yang memenuhi konsep sebagai register dan menganalisis manfaatnya dalam masyarakat.

8 8 b. Menganalisis penggunaan istilah asing dan campus kode dalam komunitas backpacker Indonesia di Indonesia. c. Menganalisis fungsi sosial dalam komunitas backpacker Indonesia di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini mencakup dua hal, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat disumbangkan untuk melengkapi kajian sosiolinguistik serta dapat digunakan sebagai sumber data leksikografi, yaitu leksikon backpacker. Penelitian ini juga diharapkan mampu memaparkan perkembangan bahasa, khususnya bahasa yang digunakan sebagai identitas suatu kelompok dan dipergunakan sebagai alat komunikasi intrakelompok. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat mengenalkan kepada khalayak umum berbagai istilah yang digunakan dalam komunitas backpacker. 1.5 Data dan Ruang Lingkup Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tulis dari majalah online BWISK edisi 1 20, National Geographic Traveller Indonesia edisi Januari Maret 2013, dan laman Data berupa istilah-istilah khusus yang digunakan dalam komunitas backpacker. Data diambil dari ketiga sumber tersebut karena dianggap representatif dan sering digunakan oleh para backpacker

9 9 sebagai acuan kegiatan komunitas tersebut. Dari populasi, diambil 81 sampel data berupa istilah. Majalah yang digunakan peneliti sebagai sumber data juga merupakan rekomendasi dari komunitas Backpacker Jogja. Pengambilan data dilakukan secara acak untuk menghindari adanya data ganda. Peneliti membatasi kajiannya pada pemakaian bahasa dalam komunitas backpacker, yaitu pemenuhan konsep register backpacker dan kedudukannya dalam masyarakat, istilah-istilah berbahasa asing dalam komunitas backpacker dan alasan penggunaannya, serta campur kode dalam komunitas backpacker. Penelitian ini pun dibatasi pada kajian eksternal linguistik untuk memeroleh hasil maksimal pada analisis eksternal. 1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai pemakaian bahasa, khususnya register telah banyak dilakukan, baik untuk menempuh jenjang sarjana maupun untuk menempuh jenjang magister. Andriyanti (2005) dalam skripsinya yang berjudul Register Sertifikat menguraikan komponen pembentuk sertifikat yang diklasifikasikan dalam jenis sertifikatnya, misalnya ijazah, seminar, BPKB, sertifikat tanah, dan sertifikat surat izin mengemudi. Selanjutnya, Andriyanti memaparkan fungsi komponen pembentuk sertifikat berdasarkan klasifikasi yang telah dilakukan kemudian menguraikannya dalam struktur wacana. Andriyanti membahas komponen tutur berdasarkan teori Dell Hymes dan satuan lingual register sertifikat dan istilah-istilah khusus pada

10 10 register sertifikat yang diklasifikasi berdasarkan leksikon khas dan makna leksikon khas. Prastinindya (2007) dalam skripsinya yang berjudul Register Pertelevisian sebagai Bentuk Variasi Bahasa mengklasifikasi leksikon-leksikon pertelevisian berdasarkan tahapan-tahapannya, yaitu tahapan praproduksi, tahapan produksi, dan tahapan pascaproduksi. Setelah mengklasifikasi, Prastinindya mendeskripsikan bentuk satuan gramatikal register pertelevisian yang dipaparkan berdasarkan register bentuk tunggal dan kompleks, etimologi register pertelevisian, dan register bentuk abreviasi, serta campur kode dalam register pertelevisian. Nugroho (2008) dalam skripsinya Leksikon dalam Register Tato membahas klasifikasi leksikon pada register tato. Hal tersebut diuraikan berdasarkan tahap produksi tato, yakni tahap praproduksi; produksi; dan pascaproduksi, model tato, dan jenis tato. Selanjutnya, Nugroho menguraikan proses pembentukan istilah leksikon tato berdasarkan register bentuk tunggal dan bentuk kompleks, etimologi register tato, dan register bentuk abreviasi, yakni abreviasi bentuk singkatan dan akronim. Nugroho juga menguraikan campur kode dalam register tersebut. Campur kode diuraikan berdasarkan bentuknya, yaitu bentuk kata dan bentuk frase dan alasan pemakaian campur kode. Suryanti (2009) dalam skripsinya Leksikon Register Fotografi menguraikan proses pembentukan leksikon register fotografi berdasarkan bentuk kata yang berasal dari proses penerjemahan dan kata hasil proses penyerapan. Suryanti juga

11 11 memaparkan campur kode dalam register tersebut. Campur kode tersebut diuraikan berdasarkan bentuk, jenis, dan alasan pemakaiannya. Penelitian mengenai register juga pernah dilakukan oleh Pitaloka (2011) dalam skripsi Register Layanan Café: Studi Kasus di Coklat Café. Pitaloka menguraikan pembahasannya mengenai konteks pemakaian register dan bentuk kebahasaan. Pitaloka membagi konteks pemakaian register menjadi dua bagian, yakni konteks intern (penjual) dan konteks ekstern (pembeli). Konteks tersebut kemudian dianalisis bentuk-bentuk kebahasaannya. Selanjutnya, Pitaloka juga menguraikan campur kode berdasarkan bentuk-bentuk dan faktor-faktor penyebabnya. Penelitian mengenai register selanjutnya dilakukan oleh Ningrum (2011) dalam skripsinya berjudul Register Olahraga Biliar dalam Majalah Berita Biliar. Dalam penelitiannya, Ningrum menguraikan bentuk satuan gramatikal dan bentuk kebahasaan leksikon register olahraga biliar kemudian mengklasifikasi menjadi leksikon bentuk tunggal, leksikon bentuk kompleks, leksikon bentuk reduplikasi, dan leksikon bentuk abreviasi. Ningrum mengklasifikasi leksikon-leksikon tersebut berdasarkan kategorinya, yakni kegiatan, alat, serta perlengkapan yang memuat istilah-istilah dalam olahraga biliar. Selanjutnya, Ningrum menganalisis campur kode dalam register olahraga biliar. Campur kode tersebut dianalisis berdasarkan bentuk, jenis, serta alasan penggunaannya. Dari keenam penelitian di atas, analisis tidak dilakukan secara mendalam. Dalam penelitian ini, penelitian mengenai pemakaian bahasa beserta register diuraikan secara lebih detail dan lebih fokus pada sisi eksternal linguistik, khususnya

12 12 sosiolinguistik. Selain alasan itu, dari tinjauan pustaka yang dilakukan penulis, belum ada peneliti yang membahas pemakaian bahasa, khususnya register dalam komunitas backpacker Indonesia, padahal komunitas backpacker ini sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat Indonesia secara luas, bahkan kegiatan backpacking sedang sangat digemari oleh masyarakat dari berbagai elemen di Indonesia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut. Penulis menggunakan penelitian register backpacker sebagai tinjauan penelitiannya karena penulis menitik fokuskan penelitian sosiolinguistik, khususnya pemakaian bahasa ini pada segi pemakaiannya atau registernya. 1.7 Landasan Teori Penelitian ini memanfaatkan kajian sosiolinguistik sebagai tuntunan kerja. Sosiolinguistik (Wardaugh via Wijana dan Rohmadi, 2006:11) adalah cabang ilmu bahasa yang berusaha menerangkan korelasi antara perwujudan struktur atau elemen bahasa dengan faktor-faktor sosiokultural pertuturannya dan tentu saja mengasumsikan pentingnya pengetahuan dasar-dasar linguistik dengan berbagai cabangnya, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik dalam mengidentifikasi dan menjelaskan fenomena-fenomena yang menjadi objek kajiannya, yakni bahasa dengan berbagai variasi sosial atau regionalnya. Sosiolinguistik sebagai cabang ilmu linguistik memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai bahasa di dalam masyarakat karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu,

13 13 melainkan sebagai masyarakat sosial (Wijana dan Rohmadi, 2006:7). Sosiolinguistik mengkaji bahasa dengan mempertimbangkan hubungan antara bahasa dengan masyarakat, khususnya masyarakat penutur bahasa itu. Jadi, sosiolinguistik mempertimbangkan dua hal, yaitu dengan linguistik untuk segi kebahasaannya dan dengan sosiologi untuk segi kemasyarakatannya (Rahardi, 2001:12 13). Sosiolinguistik sebagai ilmu mempelajari ciri dan pelbagai bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana dalam Chaer, 1995:3) Variasi Bahasa Variasi bahasa sebagai sebuah langue mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami oleh penutur bahasa tersebut. Terjadinya variasi bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh penuturnya yang heterogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial masyarakat yang sangat beragam. Fenomena variasi bahasa dapat terjadi karena berbagai segi. Berikut ini akan dipaparkan bagan mengenai variasi bahasa.

14 14 Bagan 1 Variasi Bahasa Disarikan dari Chaer dan Agustina (1995:62) idiolek: variasi bahasa bersifat perseorangan segi penutur dialek: variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif kronolek: variasi bahasa oleh kelompok masyarakat pada masa tertentu sosiolek: variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial penuturnya (akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken variasi bahasa segi pemakaian/ fungsiolek/ register segi keformalan ragam bahasa berdasarkan bidang jurnalistik, bahasa ilmiah, bahasa militer, bahasa sastra, bahasa pada suatu komunitas tertentu, dll ragam baku, ragam resmi atau formal, ragam usaha atau konsulatif, ragam santai atau kasual, ragam akrab atau intim tingkat keformalan segi sarana telepon, telegram, sms, dll

15 Register Variasi bahasa berdasarkan segi pemakaian atau fungsioleknya sering juga disebut sebagai register. Register merupakan pemakaian istilah khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan dan kelompok sosial tertentu. Adanya variasi bahasa menyebabkan munculnya register. Variasi bahasa menyangkut bahasa yang digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu, misalnya bidang sastra, jurnalistik, militer, pelayaran, perekonomian, perdagangan, dan kegiatan keilmuan (Chaer dalam Suryati 2009:10). Menurut Wardaugh (dalam Suryati 2009:10) register adalah variasi bahasa yang terjadi karena adanya perbedaan bidang pemakaian. Objek kajian register adalah leksikon. Jadi, register merupakan istilah khusus (leksikon) yang digunakan oleh sekelompok masyarakat yang memiliki kesamaan hobi atau pekerjaan atau penggunaan bahasa dalam situasi yang dihubungkan dengan kelompok semacam itu. Halliday (dalam Utomo, 2006:20) menyatakan bahwa register ditentukan oleh situasi yang mendasarkan pada unsur medan (field), sarana (mode), dan partisipan pelibat (tenor). Dalam hal ini, Halliday membedakan register dengan dialek, yaitu bahwa register merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya (the uses), sedangkan dialek merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakainya (the users). Menurut Holmes (dalam Utomo, 2006:20), register dapat dibentuk dengan kebutuhan fungsional untuk situasi tertentu atau pekerjaan. Sementara itu, Poedjosoedarmo (dalam Utomo, 2006:20) menyatakan bahwa register merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam bidang-bidang tertentu, yang memiliki kekhasan.

16 16 Biber dan Conrad (2009:6) menyatakan bahwa register secara umum berkaitan dengan variasi bahasa yang penggunaannya berkaitan dengan kelompok dan situasi tertentu (termasuk tujuan komunikasi dan fungsi sosial tuturannya). Deskripsi mengenai register mencakup tiga hal, yakni konteks situasional, fitur linguistik, dan hubungan fungsional antarkeduanya. Hal yang paling menonjol adalah konteks fungsional karena register bersinggungan langsung dengan fungsi tuturan suatu kelompok dalam kehidupan sosial yang berkaitan dengan segi pemakaiannya. Oleh karena itu, register yang terdapat dalam suatu kelompok pasti memiliki fungsi sosial pemakaian bahasa yang timbul akibat adanya faktor-faktor sosial bahasa. 1.8 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian mengenai pemakaian bahasa pada komunitas bacpacker Indonesia dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap penyediaan atau pengumpulan data, tahap penganalisisan data, dan tahap penyajian data (Sudaryanto, 1993:5). Pada tahap pengumpulan data atau penyediaan data, data dikumpulkan dengan metode simak yaitu menyimak istilah-istilah yang digunakan oleh komunitas backpacker di majalah online BWISK, majalah National Geographic Traveller Indonesia, dan situs Data yang diambil berupa data tulis. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap, yaitu menyadap penggunaan bahasa ragam tulis, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat, yaitu mencatat data yang diperoleh dari majalah atau laman kemudian dicatat ke dalam kartu data.

17 17 Dari data tersebut dipilih bentuk-bentuk register backpacker yang khas dan memenuhi konsep sebagai register serta sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Data yang diperoleh merupakan data yang mayoritas diserap dari bahasa asing karena komunitas backpacker secara historis pertama kali muncul di daratan Eropa sehingga istilah-istilah yang digunakan pun merupakan istilah-istilah berbahasa Eropa, khususnya bahasa Inggris. Oleh karena itu, dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia melalui literatur yang memuat istilah-istilah dalam komunitas backpacker. Setelah itu dilakukan pengecekan terhadap penerjemahan istilah. Setelah dilakukan pengecekan, data kemudian diklasifikasikan. Data yang telah diklasifikasi dan dicatat tersebut diuji dengan metode padan. Metode padan adalah teknik yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Dalam penelitian ini, metode padan dilakukan untuk mengetahui alasan-alasan penggunaan istilah-istilah pada komunitas backpacker karena alat penentunya berupa nonverbal. Selanjutnya, data yang terkumpul dan telah diklasifikasi berdasarkan permasalahan yang ingin diteliti kemudian dianalisis. Pada tahap ketiga, hasil analisis yang telah diperoleh kemudian disajikan dengan metode penyajian formal (perumusan dengan kata-kata biasa) dan informal (perumusan dengan tanda dan lambang-lambang). Hasil analisis disajikan dengan mendeskripsikan pemakaian bahasa dalam komunitas backpacker, sedangkan klasifikasi disajikan dengan tabel.

18 Sistematika Penyajian Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dalam lima bab. Bab I berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode dan teknik penelitian, serta sistematika penyajian. Bab II berisi uraian mengenai konsep dan manfaat register komunitas backpacker dalam masyarakat. Bab III berisi tentang pendeskripsian istilah-istilah asing dalam komunitas backpacker dan campur kode yang terdapat di dalamnya. Bab IV berisi tentang fungsi sosial dalam komunitas backpacker Indonesia. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan uraian yang terdapat pada bab-bab sebelumnya.

19 BAB II Konsep Register maksud Istilah masyarakat umum Istilah komunitas backpacker Manfaat Register Backpacker

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan, manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial karena manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya membutuhkan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemakaian bahasa dalam komunitas backpacker Indonesia memiliki

BAB V PENUTUP. Pemakaian bahasa dalam komunitas backpacker Indonesia memiliki BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pemakaian bahasa dalam komunitas backpacker Indonesia memiliki keunikan. Hal unik dalam istilah-istilah yang digunakan oleh komunitas backpacker ini adalah banyaknya bahasa-bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia, terutama fungsi komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh manusia dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun kelompok. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan sebuah interaksi dengan individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia membutuhkan media bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting untuk berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi sangat penting bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia yang mampu membedakan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa oleh berbagai media, baik itu media cetak maupun media non-cetak.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa oleh berbagai media, baik itu media cetak maupun media non-cetak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Banyak hal yang dapat dikaji dalam masyarakat, antara lain pemakaian bahasa oleh berbagai media, baik itu media cetak maupun media non-cetak. Media cetak yang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

VARIASI BAHASA. oleh. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia

VARIASI BAHASA. oleh. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia VARIASI BAHASA oleh Dra.Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia 1) Pengertian Variasi Bahasa Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, karena bahasa mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:17). Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklan bukanlah sesuatu hal yang asing dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan penjualan dan untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III pada penelitian ini akan dibahas mengenai metode yang berhubungan dengan penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi dari zaman ke zaman mengalami perkembangan pesat sehingga informasi didapat dengan mudah dan cepat. Seiring dengan kemajuan teknologi pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devy Elfayanti Karmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devy Elfayanti Karmana, 2013 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Berikut uraian tiap bagian. A. Latar Belakang Masalah Semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini terkait dengan konteks situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok. Metode

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga setiap individu dapat berinteraksi secara langsung. Bahasa juga merupakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor mulai mendominasi jalan-jalan di kota besar, contohnya kota Bandung. Hal menarik yang dapat dilihat dari sepeda motor adalah kegemaran pengendaranya menempelkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai bahasa yang dituturkannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kesepakatan itu pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya variasi bahasa dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Adanya variasi bahasa dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan saling mengerti dengan sesama, berbagi kebudayaan, dan menolong sesama disekitar mereka. Adanya variasi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa yang digunakan sehari-hari dapat memunculkan adanya variasi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa yang digunakan sehari-hari dapat memunculkan adanya variasi bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa yang digunakan sehari-hari dapat memunculkan adanya variasi bahasa. Variasi bahasa muncul karena adanya kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga 320 BAB VII KESIMPULAN Kosakata bahasa Prancis yang masuk dan diserap ke dalam bahasa Indonesia secara difusi dikenal dan digunakan dari masa kolonial Eropa di Indonesia hingga saat ini. Kosakata bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alih Kode Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Menurut KBBI konsep adalah rancangan dasar, ide, pengertian, dan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa selalu mengalami perkembangan dan perubahan dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan dan perubahan bahasa terjadi karena bahasa yang bersifat produktif dan dinamis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Register salah satu cabang kajian sosiolinguistik yang mempelajari bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas maupun bidang-bidang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya, dan dalam pemakainnya dimungkinkan dapat memakai lebih dari satu bahasa,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersosial atau hidup bermasyarakat tidak pernah meninggalkan bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbahasa kita memahami apa yang orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengarang adalah kegiatan merangkai kata-kata yang disusun berdasarkan tema yang sudah ditentukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.merangkai kata-kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Disadari bahwa penelitian ini bukanlah kajian pertama yang mengangkat masalah ini. Telah banyak penelitian yang relevan sebelumnya. Berikut adalah uraian singkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah salah satu faktor yang menjadi ciri pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Bahasa merupakan alat dalam komunikasi dan interaksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita adalah sajian informasi tentang suatu kejadian yang berlangsung atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui informasi berantai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang cukup dikenal dan menjadi trend para anak remaja, khususnya remaja puteri. Majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahkluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam mengadakan hubungan atau interaksi dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komuniksi.

Lebih terperinci

PENYERAPAN ISTILAH ASING REGISTER KEDOKTERAN PADA RUBRIK KESEHATAN SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI JANUARI MARET 2008 SKRIPSI

PENYERAPAN ISTILAH ASING REGISTER KEDOKTERAN PADA RUBRIK KESEHATAN SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI JANUARI MARET 2008 SKRIPSI PENYERAPAN ISTILAH ASING REGISTER KEDOKTERAN PADA RUBRIK KESEHATAN SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI JANUARI MARET 2008 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dalam kehidupan sosialnya berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Dalam sosiolinguistik, masyarakat tersebut kemudian disebut sebagai masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang atau menempatkan kedudukan bahasa di dalam masyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kodrati manusia sebagai makhluk sosial. Saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. adalah kodrati manusia sebagai makhluk sosial. Saling berinteraksi antara satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari kehidupan atau campur tangan orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbahasa merupakan salah satu kegiatan sehari-hari manusia dalam berkomunikasi, yang artinya dengan berbahasalah manusia saling berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA Oleh: Enung Rukiah ABSTRAK

RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA Oleh: Enung Rukiah ABSTRAK RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA Oleh: Enung Rukiah ABSTRAK Ragam bahasa remaja putri dalam percakapan informal di Kampus UPI Tasikmalaya cukup bervariasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI 1 ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Pengertian Universal dalam Bahasa

Pengertian Universal dalam Bahasa Pengertian Universal dalam Bahasa Istilah bahasa didefinisikan sebagai wujud komunikasi antarmanusia untuk dapat saling mengerti satu sama lain, sebagaimana yang dilansir oleh Edward Sapir tahun 1921.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua bahasa, khusus bahasa Indonesia umumnya memiliki variasi. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasai untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Ada dua cara untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Jurusan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam berkomunikasi. Campur kode dalam masyarakat Indonesia saat ini masih banyak dijumpai. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Peranan bahasa dalam kehidupan manusia sangat besar, karena semua kegiatan manusia memerlukan bahasa misalnya, kegiatan di rumah, di sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I akan dipaparkan latar belakang, masalah penelitian yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai wahana komunikasi digunakan setiap saat. Bahasa merupakan alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PENGAJIAN DI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PENGAJIAN DI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PENGAJIAN DI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bentuk komunikasi masyarakat untuk saling berinteraksi sosial. Berbagai macam kelas sosial memengaruhi perkembangan bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara satu orang dengan orang lainnya (KBBI, 2014:268). Menyatakan cinta berarti

BAB I PENDAHULUAN. antara satu orang dengan orang lainnya (KBBI, 2014:268). Menyatakan cinta berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cinta merupakan rasa suka atau kasih sekali, atau juga rasa keterpikatan antara satu orang dengan orang lainnya (KBBI, 2014:268). Menyatakan cinta berarti mengungkapkan

Lebih terperinci