JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH IAIN WALISONGO SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH IAIN WALISONGO SEMARANG"

Transkripsi

1 ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHÂWI TENTANG TUNAWISMA SEBAGAI PENERIMA ZAKAT DARI KELOMPOK IBNU SABIL DALAM KITAB FIQH AL-ZAKAT Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syari ah Oleh: AKHMAD FAJRIN SHIDIQ NIM: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2011

2 H. Abdul Ghofur, M.Ag NIP Dra. Nur Huda, M.Ag NIP PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks. Kpd Yth. Hal : Naskah Skripsi Dekan Fakultas Syariah A.n. Sdr. Akhmad Fajrin Shidiq IAIN Walisongo Semarang Di Semarang Assalamu'alaikum. Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara : Nama : Akhmad Fajrin Shidiq NIM : Judul Skripsi : Analisis Pendapat Yusuf Qardhâwi Tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu Sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqosyahkan. Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Pembimbing I Semarang, Januari 2012 Pembimbing II H Abdul Ghofur, M.Ag Dra. Nur Huda, M.Ag NIP NIP ii

3 iii

4 Motto Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 1 1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Jakarta : PT Bumi Restu, hlm iv

5 PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan teruntuk: Abah dan Ummi (H. Abu Shobirin Anwar & Hj. Maidah Djadun), karya ini terangkai dari keringat, airmata dan do amu berdua. Setiap keringat dan airmata yang keluar karenaku menjelma dalam setiap huruf, dan setiap do a yang terpanjat untukku menyatu dalam diri menyampuli tiap karya atas hidupku serta memberi cahaya padanya. Al Maghfurllah KH Fachruddin BA (alm.), pertemuan kita (dalam mimpiku) di akhir tahun kemarin (1433 H) adalah kado terindah untukku dan setiap ucapanmu akan selalu ku ingat sebagai bekal dalam hidupku. Semoga aku bisa menjelma menjadi sepertimu. (khairun nas anfa uhum lin nas). Kakak-Kakakku tercinta (A Faisal, Johan Arifin & Husni Mubarok) beserta istri-istrinya terimakasih atas bantuan kalian selama ini, (Nasya Alyda Putri, Revan Alyda Mumtaz & Haykal Iqbal) semoga karya ini menjelma menjadi pelecut untuk menjadikan diri ini sebagai uswatun hasanah yang lebih baik dalam tholabul ilmi wa tholabul ma isyatin hasanah. Keluarga Besar Bani Djadun dan Keluarga Besar Bani H Abdur Rahman, semoga Allah selalu menyatukan kita dalam Ridho-Nya. Amien.. Buat bidadari kecilku (Lutfiana Pratita Dewi) yang selalu setia dan sabar menunggu semua proses rangkaian hidupku, semoga Allah memilih engkau mengisi tulang rusukku yang hilang. Seluruh teman-teman baikku di Kost Tanjung_sari (Mamih IkA, Papih Ofa (Bu Kost & pak Kost), Nurul_Iman at The-Galy, Ajib_Riau, Apip_Demk, Joko_Dempet, Dicky: akan selalu kurindu canda tawa v

6 kalian), Kontrakan R_W; Ringin Wook (Agus To_Ha Muhammad (special thanks 4 you : no body perfect in self), Agus A Dib Mubarok (thanks so much for evrything of holly), mz Yanzent (sukses selalu untuk proyeknya), M Khasan Amrullah (Allah selalu ada dalam diri kita), M Romli (thanks buat kepiting rebusnya), Samsul N Fazri (bertaubatlah untuk hal yang lebih baik), Hendra Mahessaa (thanks to Kue Bandunge), Kiki, saifuddin, saiful, faizah, dll), keraguan kalian akan hatiku telah menuntunku pada jalan kehidupan yang lebih menantang. Seluruh teman-teman sekelasku (MU_A- th 2007); maaf jika selama kita bersama terbesit kata & tingkah laku dariku yang kurang mengena pada hati kalian. Semoga amal ibadah kalian selalu di terima di sisi Allah SWT. Amien.. Teman-teman Terbaikku (Agus Himam Nas Ruddin) setiap apa yang kau lakukan untukku, semoga Allah selalu membalas semua kebaikanmu. Perjuangan kita semoga menjadi bekal kerinduan di masa depan. (Rozikoh); maafkan kakakmu ini, semoga kau mendapatkan apa yang terbaik untuk kehidupanmu. (Ahmad Hidayat); jangan pernah menyerah atas setiap apa yang kamu inginkan, Allah pasti akan memberi yang terbaik untukmu. (Ust. Abdul Hakim; UNISSULA) semoga Allah lekas memberi jodoh untukmu. Ibu Nyai Hj Mu shodah Azizi & KH Abdul Rouf. Terimakasih akan doa dalam setiap kebersamaan kita selama kurang lebih seumur hubunganku dg anak kalian, semoga Allah selalu memberi kebahagian kepada kalian. Terimakasih untuk Lailatus Syarifah; jangan pernah kau mengecewakan orang lain, karena Allah pasti akan membalas setiap hal yang kau lakukan. Jalan Allah itu penuh dengan coba & ujian, hadapilah apa yang akan menjadi tanggung jawabmu. & jangan pernah menyesal akan setiap jalan yang telah kau pilih. vi

7 Fakultas (Syari ah)ku tercinta, semoga karya ini menjadi bukti cintaku kepadamu dan bukan menjadi lambang perpisahan antara engkau dan aku. Seluruh dewan redaksi yang tak bisa beta sebut satu persatu. Semoga Amal ibadah kita diterima disisi Allah SWT. Amien. vii

8 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, Januari 2012 Deklarator, Akhmad Fajrin Shidiq NIM viii

9 ABSTRAK Penelitian ini didasari adanya pendapat Yusuf Qardhâwi yang memasukkan para tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil di masa sekarang. Menurut beliau, tunawisma masuk ke dalam ibnu sabil karena para tunawisma merupakan anak dari jalanan, karena ayah dan ibu mereka adalah jalan. Uniknya, para tunawisma tersebut dapat diberi zakat akibat sifat ibnu sabil dan sifat faqir. Dari pemberian akibat sifat ibnu sabil, tunawisma dapat diberikan sesuatu yang dapat mengeluarkan mereka dari jalanan, semisal memberikan tempat tinggal yang layak. Sedangkan dari akibat sifat faqir, maka mereka dapat diberikan sesuatu yang dapat memenuhi atau mencukupi penghidupannya tanpa berlebihan atau kekurangan. Padahal dalam konteks pendapat ulama, pemberian kepada ibnu sabil hanya sebatas pada kebutuhan yang diperlukan oleh ibnu sabil dalam perjalanan. Oleh sebab itu, perlu kiranya diadakan penelitian terkait dengan pendapat Yusuf Qardhâwi tentang tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengapa Yusuf Qardhâwi menjadikan tunawisma sebagai penerima dari kelompok ibnu sabil dan bagaimana istinbath hukum yang dilakukan oleh beliau dalam pendapatnya tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Sumber bahan primer dalam penelitian ini adalah pendapat Yusuf Qardhâwi yang tertulis dalam Kitab Fiqh al-zakat. Sedangkan data sekundernya meliputi data-data yang berhubungan dengan teori ibnu sabil dan tunawisma. Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskripsi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pendapat Yusuf Qardhâwi mengenai masuknya tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil kurang sesuai dan kurang dapat diterima. Penyebabnya di antaranya adalah sebagai berikut: a) Esensi dan sifat tunawisma tidak memenuhi kriteria ibnu sabil. b) Pemberian zakat yang disarankan Yusuf Qardhâwi lebih cenderung pada penghilangan kefakiran daripada menghilangkan kebutuhan bekal. Meski demikian, pendapat Yusuf Qardhâwi akan dapat dijadikan sebagai pengembangan fiqh terutama terkait dengan tunawisma sebagai penerima zakat. Dari pendapat tersebut dapat dibuat pengembangan klasifikasi tunawisma sebagai penerima zakat sebagai berikut: a) Bagi tunawisma yang terlantar di jalanan dan masih memiliki sanak saudara, maka mereka dapat disebut sebagai ibnu sabil dan berhak menerima zakat berupa biaya kepulangan ke daerah asalnya. b) Bagi tunawisma yang terlantar di jalanan dan tidak memiliki sanak saudara lagi, maka mereka dapat dimasukkan ke dalam penerima zakat dari kelompok fakir dan miskin. Oleh sebab itu dapat diberikan zakat berupa pemberian rumah tinggal dan atau kebutuhan mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Istinbath hukum yang dilakukan oleh Yusuf Qardhâwi hanya mendasarkan pada kesamaan keadaan yang dialami oleh tunawisma dengan makna harfiah ibnu sabil. Sedangkan esensi sifat yang terkandung dalam ibnu sabil dan tunawisma tidak dijadikan sebagai acuan dalam membandingkan penentuan status tunawisma yang berdampak pada masuknya tunawisma ke dalam kelompok ibnu sabil sebagai penerima zakat. ix

10 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada kata yang pantas diucapkan selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul Analisis Pendapat Yusuf Qardhâwi Tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu Sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat. Disusun sebagai kelengkapan guna memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Imam Yahya, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Syari ah, yang telah memberi kebijakan teknis di tingkat fakultas. 2. Drs. H. Abdul Ghofur, M. Ag. dan Dra. Hj. Nur Huda, M. Ag. selaku pembimbing, yang dengan penuh kesabaran dan keteladanan telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan pemikirannya untuk x

11 membimbing dan mengarahkan peneliti dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. 3. Ibu Dra. Hj. Siti Mujibatun, M. Ag. selaku wali studi, yang selalu memberikan pengarahan atas setiap kekurangan diri ini dalam dunia kampus. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan serta staf dan karyawan fakultas syari ah, dengan pelayanannya. 5. Bapak, Ibu, Kakak-kakak atas do a restu dan pengorbanan baik secara moral ataupun material yang tidak mungkin terbalas. 6. Segenap pihak yang tidak mungkin disebutkan, atas bantuannya baik moril maupun materiil secara langsung atau tidak dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga semua amal dan kebaikannya yang telah diperbuat akan mendapat imbalan yang lebih baik lagi dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin Penyusun, Akhmad Fajrin Shidiq NIM xi

12 DAFTAR ISI Halaman Cover... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Deklarasi... Halaman Abstraks... Halaman Kata Pengantar... Halaman Daftar Isi... ii v vi vii ix x xi xiii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6 D. Kajian Pustaka... 6 E. Metodologi Penelitian... 9 F. Sistematika Penulisan IBNU SABIL DAN TUNAWISMA A. Ibnu Sabil 1. Pengertian Ibnu Sabil Dasar Hukum Ibnu Sabil Perkembangan Makna Ibnu Sabil Khilafiyah Ulama tentang Ketentuan-ketentuan terkait Pemberian kepada Ibnu Sabil B. Tunawisma 1. Pengertian dan Keadaan Tunawisma di Indonesia Penyebab Munculnya Tunawisma xii

13 BAB III PENDAPAT YUSUF QARDHÂWI TENTANG TUNAWISMA SEBAGAI PENERIMA ZAKAT DARI KELOMPOK IBNU SABIL DALAM KITAB FIQH AL-ZAKAT A. Biografi, Aktifitas dan Karya-Karya Yusuf Qardhâwi.. 30 B. Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu Sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu Sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat Istinbath Hukum Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu Sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat 39 BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHÂWI TENTANG TUNAWISMA SEBAGAI PENERIMA ZAKAT DARI KELOMPOK IBNU SABIL DALAM KITAB FIQH AL-ZAKAT A. Analisis Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu Sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat B. Analisis Istinbath Hukum Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat Bab V Penutup A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup xiii

14 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat (ashnaf). Hal ini sebagaimana disebutkan Allah dalam salah satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut: Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 1 Secara bahasa, istilah ibnu sabil terdiri dari dua kata, yakni ibnu dan sabil. Kata ibnu memiliki arti anak atau keturunan dari, dan kata sabil memiliki arti jalan. 2 Secara istilah, dari dua akar kata tersebut kemudian diartikan sebagai orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan. 3 Para fuqaha selama ini memberikan arti dasar dari ibnu sabil dengan musafir yang kehabisan bekal. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Jawad 1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Jakarta : PT Bumi Restu, hlm Mengenai arti kata ibnu dan sabil dapat dilihat dalam Ahmad Warson, Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Yogyakarta: Pustaka Progressif, Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Bandung: Al-Ma arif, 1997, hlm

16 2 Mughniyah yang mengartikan Ibnu sabil sebagai orang asing yang menempuh perjalanan ke negeri lain dan sudah tidak punya harta lagi. 4 Juga penjelasan Ahmad Azhar Basyir yang menyatakan bahwa Ibnu sabil adalah orang yang sedang dalam perantauan atau perjalanan dan kekurangan atau kehabisan bekal, untuk melanjutkan perjalanan sehingga ia pulang ke tempat asalnya. Golongan ini di antaranya adalah pengungsi-pengungsi yang meninggalkan kampung halamannya untuk menyelamatkan diri atau agamanya dari tindakan penguasa yang sewenang-wenang. 5 Bahkan orang kaya yang dapat masuk ke dalam kriteria ibnu sabil adalah orang yang benar-benar terputus dari harta bendanya. Artinya, seseorang tersebut tidak mungkin melakukan penerimaan harta bendanya karena faktor keadaan yang tidak memungkinkan. Namun apabila masih memungkinkan untuk menerima harta bendanya, maka orang tersebut tidak dapat disebut sebagai ibnu sabil. 6 Selain faktor kehabisan bekal, dalam perkembangan pendapat di kalangan ulama, ibnu sabil juga dapat dari orang yang membutuhkan bekal untuk melakukan suatu perjalanan. Misalkan saja, seseorang yang akan belajar di daerah yang jauh namun tidak memiliki bekal, 4 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, Cet. ke-2, 2002 hlm Ahmad Azhar Basyir, Hukum Zakat, Yogyakarta: Lukman Offset, Cet. ke-1, 1997, hlm Menurut sebagian ulama mazhab Hanafi, orang kaya yang dapat menerima zakat sebagai ibnu sabil adalah para mujahid. Meskipun mereka kaya di negeri asalnya, karena adanya keterpuutusan dengan harta bendanya, maka mereka berhak menerima zakat sebagai ibnu sabil. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Yusuf Qardhâwi, Hukum Zakat, terj. Salman Harun dkk., Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993, hlm

17 3 maka ia dapat dimasukkan ke dalam penerima zakat dari kelompok ibnu sabil. 7 Dari penjelasan di atas dapat diketahui kriteria penerima zakat dari kelompok ibnu sabil yakni seseorang yang kehabisan atau membutuhkan bekal dan dalam suatu perjalanan atau perantauan. Kedua kriteria tersebut merupakan syarat utama. Implikasinya, siapa saja yang sedang kehabisan bekal dalam perjalanan atau perantauan, baik kaya maupun fakir miskin, tetap berhak menerima zakat sebagai ibnu sabil. Kedua kriteria tersebut di atas harus melekat jadi satu atau terpenuhi. Jika hanya terpenuhi salah satunya, maka belum dapat dikatakan sebagai ibnu sabil. Seseorang yang kehabisan bekal namun tidak dalam perjalanan atau dalam perantauan, maka orang tersebut tidak dapat masuk dalam kelompok ibnu sabil. Misalkan saja, seseorang yang kehabisan bekal makanan di rumahnya, maka orang tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai ibnu sabil namun dapat masuk dalam kriteria fakir atau miskin. Begitu pula seseorang yang sedang dalam perjalanan atau perantauan namun tidak kehabisan bekal, maka orang tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai ibnu sabil. Pada dasarnya, pemberian zakat kepada ibnu sabil adalah untuk memudahkan mereka kembali kepada tempat harta benda mereka. Namun tidak selamanya ibnu sabil hanya disandarkan pada habisnya bekal dan bertujuan untuk memberi bekal menuju tempat harta benda para ibnu sabil. Hal ini sebagaimana pendapat oleh Yusuf Qardhâwi yang 7 Pendapat ini sebagaimana dinyatakan oleh ulama dari mazhab Syafi i sebagaimana dikutip dalam ibid., hlm. 655.

18 4 memasukkan para tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil di masa sekarang. Menurut beliau, tunawisma masuk ke dalam ibnu sabil karena para tunawisma merupakan anak dari jalanan, karena ayah dan ibu mereka adalah jalan. Uniknya, para tunawisma tersebut dapat diberi zakat akibat sifat ibnu sabil dan sifat faqir. Dari pemberian akibat sifat ibnu sabil, tunawisma dapat diberikan sesuatu yang dapat mengeluarkan mereka dari jalanan, semisal memberikan tempat tinggal yang layak. Sedangkan dari akibat sifat faqir, maka mereka dapat diberikan sesuatu yang dapat memenuhi atau mencukupi penghidupannya tanpa berlebihan atau kekurangan. 8 Dari pendapat Yusuf Qardhâwi tentang tunawisma sebagai ibnu sabil dapat diketahui bahwa pemaknaan ibnu sabil tidak lagi disandarkan pada aspek adanya perjalanan yang dilakukan namun lebih disandarkan pada aspek jalanan sebagai tempat tinggal. Pendapat tersebut tentu berbeda dengan hakekat utama dari ibnu sabil yang mendasarkan pada adanya aspek perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lainnya untuk suatu kemashlahatan. Memang ada orang yang berpeluang menjadi tunawisma akibat dari kehabisan bekal dalam perjalanan. Namun tidak sedikit pula orang yang menyengajakan dirinya untuk menjadi tunawisma demi mendapatkan sedekah dari orang lain. Jika hal ini dikembalikan pada pendapat Yusuf Qardhâwi, maka akan banyak orang yang menjadikan dirinya tunawisma di daerah lain agar dapat memperoleh zakat sebagai ibnu sabil. Selain itu, pada hakekat 8 Yusuf Qardhâwi, Fiqh al-zakat, Beirut: Daar al-ma rifat, t.th., hlm

19 5 umumnya, aspek yang melekat pada para tunawisma bukanlah dari akibat perjalanan mereka namun lebih dari keadaan ekonomi mereka yang menyebabkan mereka hidup di jalanan. Kalaupun mereka melakukan perjalanan, hal itu tidak lain untuk mencari sedekah dan bukan merupakan sebuah pekerjaan. Idealnya, keadaan yang dialami oleh para tunawisma tersebut menjadikan mereka sebagai penerima zakat dari kelompok fakir miskin dan bukan ibnu sabil. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendapat Yusuf Qardhâwi yang memasukkan tunawisma ke dalam ashnaf ibnu sabil sebagai penerima zakat merupakan suatu pendapat yang menarik untuk ditelusuri lebih mendalam. Penelusuran tersebut berhubungan dengan proses istinbath hukum Yusuf Qardhâwi serta pandangan Islam terhadap pendapat Yusuf Qardhâwi. Dari proses ini akan dapat diperoleh hasil langkah-langkah penetapan hukum Yusuf Qardhâwi dan tinjauan Islam mengenai pendapat Yusuf Qardhâwi tersebut. Penelitian ini akan diberi judul Analisis Pendapat Yusuf Qardhâwi Tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat B. Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengapa Yusuf Qardhâwi menjadikan tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil dalam Kitab Fiqh Al-Zakat?

20 6 2. Bagaimana istinbath hukum Yusuf Qardhâwi tentang tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil dalam Kitab Fiqh Al-Zakat? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisa alasan Yusuf Qardhâwi menjadikan tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil dalam Kitab Fiqh Al-Zakat? 2. Untuk mengetahui istinbath hukum pendapat Yusuf Qardhâwi tentang tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil dalam Kitab Fiqh Al-Zakat? Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penulis dalam mempraktekkan ilmu-ilmu pengetahuan (teori) yang telah penulis dapatkan selama belajar di institusi tempat penulis belajar. 2. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan dan media pembanding dalam khazanah keilmuan di bidang muamalah, khususnya berkaitan dengan perkembangan pemikiran Islam dalam hal mustahik zakat. D. Kajian Pustaka Sebelum penelitian ini, telah ada penelitian terdahulu yang memusatkan kajian pada pemikiran Yusuf Qardhâwi. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan oleh Puji Astuti dengan judul

21 7 penelitian Analisis Pemikiran Yujsuf Qardhâwi Tentang Zakat Hasil Tanah Pertanian Yang Disewakan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemikiran Yusuf Qardhâwi tentang zakat hasil tanah pertanian yang disewakan adalah lebih berprinsip pada keadilan dan perimbangan penghasilan, karena dalam masalah tersebut ada dua pihak yaitu pemilik dan penyewa yang sama-sama memperoleh hasil. Zakatnya sebesar 5 % atau 10 % sesuai dengan sifat pengairannya. Konsep Riqab Dan Kontekstualisasinya Sebagai Mustahik Zakat (Studi Pemikiran Yusuf Al- Qardhâwi). Skripsi yang ditulis oleh Muhamad Arif, mahasiswa Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan mengenai ijtihad yang dilakukan oleh Yusuf Qardhâwi terkait dengan pengembangan mustahik riqab di masa sekarang. Penelitian ini merupakan penelitian literer yang menggunakan analisis induktif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terkait dengan konsep riqab dan kontektualisasinya di masa kini, al- Qardhâwi berpendapat bahwa konsep riqab sebagai mustahik zakat adalah memerdekakan budak secara umum, baik budak mukatab maupun gairu mukatab, riqab juga tetap memiliki bagian dalam harta zakat, apabila memang dimungkinkan kebutuhannya. Di masa kini, bagian riqab dapat pula digunakan untuk membebaskan tawanan perang. Adapun saat ini perbudakan sudah lenyap dari muka bumi, maka dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang paling peduli untuk mengentaskan perbudakan di muka bumi.

22 8 Studi Analisis Terhadap Pemikiran Yusuf Al- Qardhâwi Tentang Al- Mu'allafah Qulubuhum Sebagai Salah Satu Mustahik Zakat. Skripsi yang ditulis oleh Rifkiati, mahasiswa Fakultas Syari ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mendeskripsikan pendapat hasil ijtihad kontemporer yang dilakukan oleh Yusuf Qardhâwi. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), dan bersifat deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, yang diperoleh melalui sumber data primer dan sekunder. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normative dan pendekatan sosio histories. Adapun metode yang digunakan dalam analisis data ini adalah metode induktif. Konsep Mu allafah Qulubuhum yang ditawarkan oleh al- Qardhâwi jika dipandang dari konteks ke-indonesiaan dapat dijabarkan sebagai berikut, untuk golongan mu allaf yang muslim maka dana zakat dapat dialokasikan untuk kepentingan pembinaan dari orang-orang yang baru memeluk Islam, pembinaan dan peningkatan pengamalan keagamaan demi kemajuan umat Islam sendiri, hal ini senada dengan pendapat Masdar F. Mas udi yang berbicara masalah mu allaf dalam konteks ke- Indonesia-an. Sedangkan untuk golongan mu allaf yang masih kafir dengan segala kriteria yang ditawarkan oleh al- Qardhâwi, di Indonesia belum bisa diterapkan, hal ini untuk memfokuskan pada pembinaan dari umat Islam sendiri, atau jika dana zakat untuk golongan mu allaf dikembalikan untuk kepentingan umat sendiri.

23 9 Penelitian-penelitian di atas sama dengan penelitian yang penulis laksanakan, yakni bertujuan untuk mengetahui pendapat dan ijtihad Yusuf Qardhâwi. Namun demikian, dari penelitian yang telah ada, tidak ada satupun yang memusatkan kajian pada pendapat Yusuf Qardhâwi tentang ibnu sabil. Oleh sebab itulah penulis merasa yakin untuk tetap melaksanakan penelitian ini. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang akan penulis laksanakan merupakan penelitian literer atau kepustakaan (library research). Disebut sebagai penelitian literer atau kepustakaan karena sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data literer atau kepustakaan. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis adalah pendekatan perbandingan hukum. Maksudnya adalah dalam menganalisa data, penulis membandingkan dua teori hukum yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini adalah teori zakat menurut hukum Islam dan pendapat Yusuf Qardhâwi tentang masuknya tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil dalam Kitab Fiqh Al-Zakat. 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua dengan penjelasan sebagai berikut:

24 10 a. Data primer, yakni data yang berkaitan dan diperoleh langsung dari sumber data tersebut. 9 Dalam penelitian ini, data primernya adalah kitab Fiqh al-zakat karya Yusuf Qardhâwi yang memuat pemikiran beliau tentang tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil dalam Kitab Fiqh Al-Zakat. b. Data sekunder, yakni data yang dapat menunjang data primer dan diperoleh tidak dari sumber primer. 10 Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, majalah, maupun arsip yang membahas tentang zakat dan khususnya yang berhubungan dengan ibnu sabil. 3. Metode Pengumpulan Data Karena penelitian ini merupakan penelitian literer, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kepustakaan. Pengertian dari metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data dengan mencari bahan dalam buku-buku atau pustaka-pustaka tertentu. Dalam penelitian ini, obyek kepustakaan meliputi seluruh buku atau jurnal yang membahas tentang ibnu sabil serta kitab Fiqh al-zakat sebagai sumber primer penelitian. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Pengumpulan sumber data yang berkaitan dengan pendapat Yusuf Qardhâwi tentang tunawisma sebagai penerima zakat dari kelompok ibnu sabil. Sumber-sumber data yang dikumpulkan meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder yang meliputi: 9 Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hlm Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 1993, hlm. 11.

25 11 1) Sumber data primer yakni kitab Fiqh al-zakat karya Yusuf Qardhâwi yang didukung dengan terjemahannya yang berjudul Hukum Zakat. 2) Sumber data sekunder yang meliputi kitab-kitab, buku-buku, maupun kamus-kamus yang berkaitan dengan data sekunder yang meliputi biografi Yusuf Qardhâwi, ijtihad Yusuf Qardhâwi, teori tentang ibnu sabil dalam hokum Islam, teori tentang tunawisma. Sumber data sekunder yang dikumpulkan di antaranya adalah: a) Kitab al-mughni, karya Ibnu Qudamah b) Kitab al-inshaf, karya Muhammad Hamid c) Kitab Ta rifat, karya Muhammad al-jurjani d) Kamus Lisan al-arab, karya Jamaluddin Muhammad e) Buku karya Ahmad Azhar Basyir yang berjudul Hukum Zakat f) Buku karya Muhammad Jawad Mughniyah yang berjudul Fiqih Lima Mazhab g) Buku karya Yusuf al-qardhâwi, al-ijtihad al-mu ashir baina al- Indlibaath wa al-infiraatshh, yang telah diterjemahkan oleh Abu Barzani dengan judul Ijtihad Kontemporer Kode Etik dan Berbagai Penyimpangan. Serta buku dan kitab-kitab lainnya yang memiliki relevansi dengan materi penelitian ini. b. Pemilihan data yang disesuaikan dengan kategorisasi data sebagaimana telah disebutkan di atas.

26 12 c. Penyusunan data sesuai dengan sistematika penulisan dalam skripsi ini. 4. Metode Analisis Data Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif dengan pendekatan bahasa. Maksudnya adalah proses analisis yang akan didasarkan pada kaidah deskriptif dan kaidah kualitatif. Kaidah deskriptif adalah bahwasanya proses analisis dilakukan terhadap seluruh data yang telah didapatkan dan diolah dan kemudian hasil analisa tersebut disajikan secara keseluruhan. Sedangkan kaidah kualitatif adalah bahwasanya proses analisis tersebut ditujukan untuk mengembangkan teori dengan jalan membandingkan teori dengan tujuan untuk menemukan teori baru yang dapat berupa penguatan terhadap teori lama, maupun melemahkan teori yang telah ada tanpa menggunakan rumus statistik. 11 Jadi analisis data deskriptif kualitatif adalah analisis data yang dilakukan terhadap seluruh data yang diperoleh untuk mengembangkan dan menemukan teori, kemudian hasil analisis tersebut disajikan secara keseluruhan tanpa menggunakan rumusan statistik. F. Sistematika Penulisan Penyusunan hasil penelitian yang penulis laksanakan terbagi menjadi tiga bagian dengan penjelasan sebagai berikut: Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002, hlm.

27 13 Bagian awal yang isinya meliputi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi. Bagian isi yang merupakan bagian utama dari penulisan ini. Bagian ini terdiri dari lima bab dengan penjelasan sebagai berikut: Bab I, yakni pendahuluan yang isinya meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, yakni Ibnu sabil dan Tunawisma. Bab ini menjelaskan teori tentang ibnu sabil dan tunawisma. Penjelasan mengenai ibnu sabil mencakup pengertian, dasar hukum, dan khilafiyah ulama tentang pemberian kepada ibnu sabil. Sedangkan penjelasan mengenai tunawisma meliputi pengertian dan keadaan tunawisma di Indonesia serta penyebab munculnya tunawisma. Bab III, yakni Pendapat Yusuf Qardhâwi Tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat. Bab ini terdiri dari dua sub bab yakni sub bab pertama adalah biografi, aktifitas dan karya-karya Yusuf Qardhâwi. Sedangkan sub bab kedua pemaparan Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat yang isinya meliputi Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat, dan istinbath hukum Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat.

28 14 Bab IV yakni Analisis Pendapat Yusuf Qardhâwi Tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al- Zakat. Bab ini mencakup Analisis terhadap Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat dan Analisis Istinbath Hukum Pendapat Yusuf Qardhâwi tentang Tunawisma Sebagai Penerima Zakat Dari Kelompok Ibnu sabil Dalam Kitab Fiqh Al-Zakat. Bab V yakni penutup yang isinya meliputi simpulan, saran-saran, dan penutup. Sedangkan bagian yang terakhir adalah bagian akhir yang isinya meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan biografi penulis.

29 BAB II IBNU SABIL DAN TUNAWISMA A. Ibnu sabil 1. Pengertian Ibnu sabil Istilah ibnu sabil terdiri dari dua kata, yakni ibnu dan sabil. Secara bahasa, arti dari kedua kata tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: Artinya: Anak adalah hewan yang dilahirkan dari nutfah (air mani) orang lain dari sejenisnya Artinya: Sabil adalah thariq (jalan) dengan orang-orang yang berjalan di atasnya, baik laki-laki maupun wanita Dua kata di atas, dalam kaidah bahasa Arab merupakan bentuk idlafah. Dalam bentuk idlafah, terkandung makna min, fi, dan li di mana dua kandungan makna yang pertama merupakan prioritas dalam memaknai bentuk idlafah. Apabila kedua makna tersebut tidak dapat digunakan, maka baru dapat dipergunakan makna li. Dari pengertian secara bahasa kedua kata yang membentuk istilah ibnu sabil, dapat diketahui bahwa ibnu sabil secara harfiah berarti anak manusia yang berada di jalan. 1 Imam Ali bin Muhammad al-jurjaniy, Kitab al-ta rifat, Surabaya: Haramain, 2001, hlm Jamaluddin Muhammad bin Mukarram al-anshari, Lisan al-arab Juz XIII, t.kp: tp., 1975, hlm

30 16 Sedangkan secara istilah, ada beberapa arti yang melekat pada istilah ibnu sabil dari beberapa pendapat para ulama. Berikut ini akan dipaparkan beberapa pendapat ulama mengenai pengertian ibnu sabil, Jamaluddin Muhammad bin Mukarram al-anshari memberikan definisi ibnu sabil sebagai berikut: Artinya: Ibnu sabil adalah al-musafir yaitu orang yang putus di tengah jalan, dan ia menghendaki untuk pulang ke negaranya dan tidak menemukan sesuatu yang bisa menyampaikannya, maka dia mendapatkan bagian dari shodaqoh. Imam Syafi i, sebagaimana dikutip oleh Jamaluddin Muhammad, memberikan definisinya sebagai berikut: Artinya: Imam Syafi i berkata: bagian sabilillah -dalam ayat shodaqohitu diberikan kepada orang-orang yang hendak berperang dari ahl shodaqoh baik dia fakir maupun kaya. Imam Syafi i Berkata: sedangkan ibn sabil termasuk ahl al-shodaqot; yaitu orang yang menghendaki negara tapi bukan negaranya karena suatu perkara yang wajib. Imam Syafi i berkata: dan orang yang berperang diberi alat transportasi, senjata, nafaqoh, pakaian, sedangkan ibn sabil diberi kira-kira sesuatu yang bisa menyampaikan pada Negara yang dikehendakinya dalam hal nafaqoh dan alat transportasinya. Menurut Ibnu Qudamah, ibnu sabil adalah sebagai berikut: 3 Ibid., hlm Ibid.

31 17 Artinya: Ibnu sabil adalah seseorang yang melakukan perjalanan (musafir) yang tidak memiliki kemampuan untuk kembali ke negerinya, dan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju negerinya maka diberi kepadanya sesuai kebutuhan yang dapat mengembalikannya ke negerinya Dari berbagai penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa ibnu sabil memiliki substansi seseorang yang kehabisan bekal akibat dari perjalanan yang dilakukannya dari suatu negeri ke negeri lainnya demi kemaslahatan. Makna jalan tidak lantas menjadi rujukan keberadaan yang berarti ibnu sabil berada di jalan melainkan sebagai pertanda dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh ibnu sabil yang memiliki hubungan dengan jalan, yakni kegiatan perjalanan. Esensi yang terkandung dalam pengertian ibnu sabil ini adalah bahwa orang yang dalam perjalanan tidak memiliki batasan kriteria status ekonomi, ibnu sabil dapat berasal dari golongan apapun, tidak harus miskin. Orang kaya yang kehabisan bekal dalam perjalanannya dan terputus dari harta bendanya di negerinya juga dapat dimasukkan ke dalam kelompok ibnu sabil. 6 5 Ibnu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, al-mughni Juz II, Beirut: Daar al-kitab al-arabiy, t.th., hlm Hal ini seperti dijelaskan dalam M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat Mengomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 205; T.M. Hasbi ash-shiddieqy, Pedoman Zakat, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997, hlm. 191; Hikmat Kurnia dan Ade Hidayat, Panduan Pintar Zakat, Jakarta: QultumMedia, 2008, hlm ; Muhammad bin Shalih al-utsaimin, Fatwa-fatwa Zakat, terj. Suharlan dkk., Jakarta: Darus Sunnah, 208, hlm

32 18 2. Dasar Hukum Ibnu sabil Ibnu sabil sebagai salah satu kelompok yang memiliki hak untuk menerima pemberian sedekah telah dijelaskan oleh Allah dalam beberapa firman-nya sebagai berikut: Q.S. al-isra ayat 26 Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Q.S. ar-rum ayat 38 Artinya: Maka berikanlah kepada Kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung. Q.S. al-baqarah ayat 215 Artinya: Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa

33 19 saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya. Q.S. at-taubah ayat 60 Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 3. Perkembangan Makna Ibnu sabil Pada perkembangan pemikiran Islam, pengertian ibnu sabil kemudian berkembang. Oleh Ulama Hanbali, pengemis dimasukkan ke dalam kelompok ibnu sabil. Hal ini didasarkan pada keadaan yang dialami oleh para pengemis ketika berada di jalanan. 7 Di samping pengemis, yang dapat masuk ke dalam kelompok ibnu sabil adalah orang yang mengalami kegagalan dalam mencari rizki di kota. 8 Selain itu, esensi perjalanan dalam istilah ibnu sabil tidak hanya dimaknai sebagai proses kegiatan yang sengaja atau diinginkan oleh seseorang melainkan juga kegiatan perjalanan yang terpaksa dilakukan. Perjalanan yang terpaksa dilakukan tersebut di antaranya adalah perjalanan mencari suaka ke negeri lain maupun mengungsi karena bencana alam 7 Muhammad Hamid al-fiq, al-insyaf Juz 3, Kairo: Maktabah Ibn Taimiyyah, 1956, hlm M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat Mengomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, hlm. 206.

34 20 atau karena peperangan. Selain itu, terdapat juga pengembangan ibnu sabil dalam bentuk pemberian yang dilakukan sebelum orang melakukan perjalanan. Pemberian ini diberikan karena adanya faktor ketidakmampuan bekal dalam perjalanan yang akan dilakukannya. Hal ini salah satunya diwujudkan dalam pemberian beasiswa kepada para pelajar Khilafiyah Ulama tentang Ketentuan-ketentuan terkait Pemberian kepada Ibnu sabil Dalam pemberian zakat kepada ibnu sabil, ada beberapa ketentuan yang terkandung di dalamnya dan telah menjadi pembahasan dalam fiqh. Ketentuan-ketentuan tersebut meliputi ketentuan syarat, bentuk pemberian, dan tata cara pemberian. Berikut ini akan dipaparkan khilafiyah terkait dengan ketentuan-ketentuan tersebut. a. Khilafiyah mengenai syarat ibnu sabil Secara umum, syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang berhak menerima zakat sebagai ibnu sabil mencakup tiga hal, yakni: 10 1) Sedang berada dalam perjalanan di luar lingkungan negeri tempat tinggalnya. 2) Perjalanan yang dilakukan bukan merupakan perjalanan maksiat atau tidak bertentangan dengan syari at Islam. 9 Pendapat tentang pengembangan ibnu sabil untuk beasiswa dinyatakan oleh Imam Syafi i, hal ini dapat dilihat dalam -- Penjelasan terkait dengan penerapan beasiswa sebagai bagian ibnu sabil dapat dilihat dalam Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hlm ; Lihat juga dalam T.M. Hasbi ash-shiddieqy, Pedoman Zakat, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997, hlm Hikmat Karunia dan A. Hidayat, Panduan Pintar Zakat, Jakarta: QultumMedia, 2008, hlm. 150.

35 21 3) Benar-benar dalam keadaan yang membutuhkan untuk sampai kepada negerinya. Terkait dengan syarat pertama, apabila seseorang yang berada dalam atau melakukan perjalanan telah memiliki bekal, maka dia tidak berhak diberi hak zakat sebagai ibnu sabil meskipun dia dalam perjalanan yang dimaksud dalam ibnu sabil. Meski demikian, tidak semua ibnu sabil yang kehabisan bekal dapat diberikan zakat sebagai ibnu sabil. Bagi orang yang tidak memiliki kemampuan ekonomi di negerinya dan belum mencari hutangan, maka dia berhak diberi zakat sebagai ibnu sabil. Tetapi jika dia telah mencari pinjaman, maka dia tidak dapat diberikan zakat sebagai ibnu sabil. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam Syafi i yang menyatakan bahwa apabila ibnu sabil yang kehabisan bekal, khususnya orang yang memiliki kemampuan ekonomi di negerinya, menemukan orang yang dapat memberinya hutang untuk biaya perjalanan, maka orang tersebut tidak dapat diberikan zakat dari kelompok ibnu sabil. Sebaliknya, apabila dia tidak menemukan orang yang dapat memberinya pinjaman, maka dia berhak untuk mendapatkan zakat sebagai ibnu sabil. 11 Pendapat tersebut berlawanan dengan pendapat yang dinyatakan oleh Ibnu Arabi dan Imam Qurtubi. Kedua ulama ini secara tegas menyatakan bahwa 11 Ungkapan Syafi i ini dapat dilihat dalam Ibnu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, loc. cit; Hal ini juga dijelaskan dalam T.M. Hasbi ash-shiddieqy, op. cit., hlm

36 22 ibnu sabil tetap mendapatkan haknya dari zakat meskipun dia telah mendapatkan hutang. 12 Sedangkan pendapat ulama mazhab Hanafi lebih merujuk pada jalan tengah dengan menyatakan bahwa mencari hutang adalah utama namun bukanlah suatu kewajiban bagi ibnu sabil karena dikhawatirkan jika orang tersebut tidak mampu membayar hutangnya. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Imam Nawawi dengan redaksi yang berbeda. Menurut Imam Nawawi, ibnu sabil bisa mencari pinjaman namun tidak mesti ia harus meminjamnya, akan tetapi orang yang akan meminjami dapat memberikannya kepada ibnu sabil sebagai zakat kepadanya. 13 Namun, meskipun syarat pertama telah terpenuhi, belum tentu seorang yang melakukan perjalanan dapat diberikan zakat sebagai ibnu sabil. Syarat yang harus terpenuhi berikutnya adalah menyangkut perjalanan yang dilakukan oleh seseorang. Syarat perjalanan yang harus dilakukan adalah perjalanan yang baik atau untuk kemaslahatan. Maksudnya adalah apabila perjalanan yang dilakukan untuk kemaslahatan, maka seseorang tersebut dapat menerima hak zakat sebagai ibnu sabil. Sedangkan pada perjalanan yang dilakukan bukan untuk kemaslahatan melainkan untuk maksiat, maka orang tersebut 12 Dua pendapat di atas sebagaimana dikutip dalam Yusuf Qardhâwi, Hukum Zakat, terj. Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin, Fiqhuz Zakat, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa, 1993, hlm Sebagaimana dijelaskan dalam Ibid. Kebolehan mencari pinjaman bagi ibnu sabil juga dijelaskan dalam Muhammad bin Shalih al-utsaimin, Fatwa-fatwa Zakat, terj. Suharlan dkk, Jakarta: Darus Sunnah Press, 2008, hlm. 217.

37 23 tidak dapat menerima hak zakat sebagai ibnu sabil kecuali apabila dia telah bertaubat terlebih dahulu. Selain terkait dengan tujuan perjalanan, pemberian zakat kepada seseorang yang melakukan perjalanan sebagai ibnu sabil juga disandarkan pada tingkat kepentingan perjalanannya. Maksudnya adalah bahwa perjalanan yang dilakukan tersebut harus benar-benar perjalanan yang sangat diperlukan. Contoh perjalanan dalam bentuk ini adalah perjalanan untuk berdarmawisata. Mengenai hal ini, terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama, khususnya di kalangan Syafi i dan Hanbali. Sebagian ulama berpendapat bahwa perjalanan berdarmawisata dapat diberikan hak zakat sebagai ibnu sabil karena bukan merupakan perjalanan untuk maksiat. Sedangkan sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa perjalanan untuk berdarmawisata tidak dapat diberikan karena dalam perjalanan tersebut terkandung bentuk adanya kelebihan harta. 14 b. Khilafiyah mengenai bentuk pemberian kepada ibnu sabil Pemberian kepada ibnu sabil dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk, yakni: 1) Diberikan kepada ibnu sabil seluruh biaya yang dibutuhkan selama perjalanan dan tidak lebih dari itu. 2) Diberi biaya dan pakaian hingga mencukupi bagi orang yang tidak memiliki harta sama sekali dalam perjalanannya. Tapi jika dia 14 Yusuf Qardhâwi, op. cit., hlm. 656.

38 24 memiliki harta namun tidak mencukupi, maka hanya diberi harta sesuai dengan kebutuhannya saja. 3) Diberikan kepadanya kendaraan. Pemberian kendaraan ini dilakukan kepada ibnu sabil yang dalam keadaan lemah fisik untuk berjalan maupun lemah fisik untuk mengangkut barang bawaannya. Dalam memenuhi kebutuhan kendaraan bagi ibnu sabil tidak harus dengan jalan membeli. Apabila harta zakat tidak memenuhi harga beli kendaraan, maka kendaraan untuk kepentingan ibnu sabil dapat diperoleh dengan jalan sewa. 4) Diberikan kepadanya kebutuhan selama menetap dalam perjalanannya Terkait dengan pemberian zakat kepada ibnu sabil, ada perbedaan pendapat mengenai waktu pemberian zakat dan kelebihan sisa dari zakat ketika ibnu sabil telah sampai kembali ke negerinya. Sebagian ulama berpendapat bahwa pemberian kepada ibnu sabil dilakukan pada saat ketika akan pulang dan bukan di tengah perjalanannya. Sedangkan sebagian lagi berpendapat bahwa ibnu sabil yang dapat diberikan hak zakat adalah ibnu sabil yang langsung pulang setelah sampai pada tujuannya. Apabila ibnu sabil tersebut terlebih dahulu tinggal, maka dia tidak dapat diberikan hak zakatnya sebagai ibnu sabil. Dari perbedaan pendapat tersebut, ada pendapat tengah yang dinyatakan oleh Imam Syafi i. Beliau menyatakan bahwa ibnu sabil yang tinggal di tempat yang dituju dan tidak langsung pulang

39 25 tetap dapat mendapat haknya sebagai ibnu sabil selama tidak melebihi waktu untuk meng-qashar shalat, yakni kurang dari empat hari. Namun jika melebihi batasan untuk meng-qashar shalat, maka ibnu sabil tidak berhak untuk menerima zakat. 15 Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, pemberian zakat kepada ibnu sabil diwujudkan dengan membangun rumah untuk penginapan ibnu sabil dan pemenuhan kebutuhan selama menginap. Selain itu, Umar juga menyediakan sarana-sarana air minum dan kebutuhan ibnu sabil yang dibangun di sepanjang jalan Mekkah Madinah. 16 Perbedaan pendapat juga terkait dengan sisa biaya yang diperoleh ibnu sabil setelah sampai di tempat tujuan. Menurut Imam Syafi i, sisa biaya tersebut harus dikembalikan karena telah hilangnya kebutuhan sebagai ibnu sabil. Sedangkan menurut ulama Hanafi, tidak ada keharusan bagi ibnu sabil untuk mengembalikan sisa biaya yang diperolehnya. B. Tunawisma 1. Pengertian dan Keadaan Tunawisma di Indonesia Istilah tunawisma terdiri dari dua kata, yakni tuna dan wisma. Kata tuna memiliki arti luka, rusak, kurang atau tidak memiliki. 17 Sedangkan 15 Ibid., hlm Ibid., hlm Tim Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia, 2008, hlm

40 26 kata wisma memiliki arti bangunan untuk tempat tinggal. 18 Penggabungan dua kata tersebut kemudian menghasilkan arti orang yang tidak mempunyai tempat tinggal atau gelandangan. 19 Sedangkan dalam istilah bahasa Arab, tunawisma dikenal dengan istilah mahruman min al-ma wa. Istilah tersebut pada dasarnya juga terdiri dari dua kata, yakni mahruman dan al-ma wa. Kata mahruman berasal dari akar kata haram yang artinya sesuatu yang terhalang atau dilarang. Sedangkan kata al-ma wa berarti tempat tidur. Arti dari pertemuan dua kata tersebut adalah orang yang terhalang untuk memiliki tempat beristirahat. 20 Tunawisma merupakan permasalahan sosial yang hampir menjadi masalah di setiap negara. Di Indonesia, jumlah tunawisma tidak diketahui secara pasti. Masih ada perselisihan di antara para pihak yang berkompeten dalam masalah tuna wisma. Badan Pusat Statistik, berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tahun 2010 menyatakan bahwa jumlah tuna wisma di Indonesia sekitar orang. Hasil ini berbeda dengan survey yang dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) yang menyatakan jumlah tunawisma di Indonesia orang. Sedangkan menurut Iman Sugena, pengamat ekonomi nasional, jumlah tersebut masih kecil. Menurutnya, jumlah tersebut belum seberapa dengan perkiraan beliau mengenai jumlah tunawisma yang ada di Jakarta 18 Ibid., hlm Lihat juga dalam Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, hlm Tim Pusat Bahasa, op. cit., hlm Terkait dengan pemaknaan haraman dapat dilihat dalam Jamaluddin Muhammad bin Mukarram al-anshari, Lisan al-arab Juz XV, t.kp: tp., 1975, hlm. 9.

41 27 yang mencapai ratusan ribu. Lebih lanjut menurutnya, Pemerintah harus segera menyelesaikan masalah tunawisma dan tidak hanya berkutat pada jumlah angka semata. Solusi yang dapat ditempuh oleh Pemerintah menurut beliau adalah dengan membangun rumah-rumah singgah yang berdekatan dengan lokasi para tunawisma. 21 Tunawisma tidak seluruhnya terdiri dari orang yang tidak memiliki pekerjaan. Ada beberapa kelompok tunawisma yang memiliki pekerjaan. Meski demikian, mereka tetap tidak memiliki tempat tinggal dan memilih tinggal di emperan toko, di stasiun, di emperan jalan dan lain sebagainya. Pekerjaan tunawisma di antaranya adalah sebagai berikut: a. Membecak b. Memburuh (kuli) c. Mencari puntung rokok, pecahan kaca d. Melacurkan diri e. Kerja di penampungan f. Mengemis, dan lain-lain 22 Dalam menjalani kehidupannya, tunawisma memiliki dua pola sosial, yakni tunawisma perorangan dan kelompok. Tunawisma yang hidup berkelompok umumnya memiliki ketua (pimpinan) dan mereka taat kepada pimpinan mereka. Meskipun ada yang memiliki pekerjaan, namun 21 diakses tanggal 11 Desember elearning.gunadarma.ac.id/.../bab8_masalah_sosial_dan_manfaat_sosial hlm diakses tanggal 11 Nopember 2011.

42 28 pada kenyataannya, para tunawisma masih belum mampu untuk mencukupi kebutuhan keseharian dan lebih utama kebutuhan akan tempat tinggal Penyebab munculnya tunawisma Kemunculan tunawisma dapat disebabkan oleh beberapa hal yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Sebab-sebab yang berhubungan dengan jasmani dan rohani, seperti: 1) Frustasi (tekanan jiwa) 2) Cacat fisik 3) Cacat mental 4) Malas bekerja b. Sebab-sebab sosial/kemasyarakatan, seperti: 1) Pengaruh-pengaruh buruk dalam masyarakat seperti madat, judi, dan lain-lain 2) Gangguan keamanan dan bencana yang menyebabkan masyarakat mengungsi ke daerah lain 3) Pengaruh konflik sosial c. Sebab-sebab ekonomi, seperti: 1) Kesulitan menanggung biaya hidup, lebih-lebih yang memiliki anggota keluarga banyak 2) Kecilnya pendapatan perkapita 23 Ibid.

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat (ashnaf). Hal ini sebagaimana disebutkan Allah dalam salah satu firman-nya yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Islam. Dalam kajian yang lebih luas dan sistematis, zakat bagian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Islam. Dalam kajian yang lebih luas dan sistematis, zakat bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan rukun Islam yang kental dengan pendayagunaan ekonomi Islam. Dalam kajian yang lebih luas dan sistematis, zakat bagian dari disiplin kajian

Lebih terperinci

الا بن: هو حيوان يتولد من نطفة شخص اخر من نوعه Artinya: Anak adalah hewan yang dilahirkan dari nutfah (air mani) orang lain dari sejenisnya

الا بن: هو حيوان يتولد من نطفة شخص اخر من نوعه Artinya: Anak adalah hewan yang dilahirkan dari nutfah (air mani) orang lain dari sejenisnya BAB II IBNU SABIL DAN TUNAWISMA A. Ibnu sabil 1. Pengertian Ibnu sabil Istilah ibnu sabil terdiri dari dua kata, yakni ibnu dan sabil. Secara bahasa, arti dari kedua kata tersebut dapat dipaparkan sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG KOTA SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG KOTA SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG KOTA SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Skripsi Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I TENTANG HIBAH DAPAT DIPERHITUNGKAN SEBAGAI WARISAN

ANALISIS PENDAPAT MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I TENTANG HIBAH DAPAT DIPERHITUNGKAN SEBAGAI WARISAN ANALISIS PENDAPAT MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I TENTANG HIBAH DAPAT DIPERHITUNGKAN SEBAGAI WARISAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata1

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PERJANJIAN KERJA (STUDI LAPANGAN DI RB. BAITUL HIKMAH GEMUH)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PERJANJIAN KERJA (STUDI LAPANGAN DI RB. BAITUL HIKMAH GEMUH) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PERJANJIAN KERJA (STUDI LAPANGAN DI RB. BAITUL HIKMAH GEMUH) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam

Lebih terperinci

Artinya: Sabil adalah thariq (jalan) dengan orang-orang yang berjalan di atasnya, baik laki-laki maupun wanita 2

Artinya: Sabil adalah thariq (jalan) dengan orang-orang yang berjalan di atasnya, baik laki-laki maupun wanita 2 BAB II DIALEKTIKA IBN AL-SABĪL DAN TUNAWISMA DALAM KAJIAN FIQH KONTEMPORER A. Ibn al-sabīl 1. Pengertian Ibn al-sabīl Dalam perspektif fiqh klasik maupun kajian fiqh kontemporer, Ibn al-sabīl merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN NO. 1002/Pid.B/2008/PN.SMG TENTANG PERKELAHIAN KELOMPOK

ANALISIS PUTUSAN NO. 1002/Pid.B/2008/PN.SMG TENTANG PERKELAHIAN KELOMPOK ANALISIS PUTUSAN NO. 1002/Pid.B/2008/PN.SMG TENTANG PERKELAHIAN KELOMPOK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Syariah Jurusan Siyasah Jinayah Oleh: FARID

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo.

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo. POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo. Pasal 58 KHI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

STUDI ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat STUDI ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Mmperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah Oleh : MOCH

Lebih terperinci

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

ASPEK PIDANA DALAM PASAL 2 UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI

ASPEK PIDANA DALAM PASAL 2 UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI ASPEK PIDANA DALAM PASAL 2 UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

ZAKAT INVESTASI MENURUT YUSUF QARDHAWI

ZAKAT INVESTASI MENURUT YUSUF QARDHAWI ZAKAT INVESTASI MENURUT YUSUF QARDHAWI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syariah Oleh : Nuraini Lutfinnisak ( 102311058 ) JURUSAN

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 STUDI ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH DI BMT ARTHA MANDIRI REMBANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Mu amalah Siti Rokhaniah

Lebih terperinci

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB DAN LANGKAH PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH CABANG PEMALANG

ANALISIS PENYEBAB DAN LANGKAH PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH CABANG PEMALANG ANALISIS PENYEBAB DAN LANGKAH PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH CABANG PEMALANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Studi kasus di Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Studi kasus di Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Studi kasus di Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PEMIKIRAN MAHMUD SYALTUT TENTANG PERSAKSIAN NONMUSLIM DALAM PEMBUKTIAN SKRIPSI. Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Disusun Oleh : Abduloh Muslimin

PEMIKIRAN MAHMUD SYALTUT TENTANG PERSAKSIAN NONMUSLIM DALAM PEMBUKTIAN SKRIPSI. Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Disusun Oleh : Abduloh Muslimin PEMIKIRAN MAHMUD SYALTUT TENTANG PERSAKSIAN NONMUSLIM DALAM PEMBUKTIAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Disusun Oleh : Abduloh Muslimin 122211014

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS FATWA MUI TENTANG DIHARAMKANNYA DOA BERSAMA MUSLIM DAN NON MUSLIM

STUDI ANALISIS FATWA MUI TENTANG DIHARAMKANNYA DOA BERSAMA MUSLIM DAN NON MUSLIM STUDI ANALISIS FATWA MUI TENTANG DIHARAMKANNYA DOA BERSAMA MUSLIM DAN NON MUSLIM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah Oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

ANALISIS KAWIN HAMIL (STUDI PASAL 53 KHI DALAM PERSPEKTIF SADD AL-DZARI AH) SKRIPSI

ANALISIS KAWIN HAMIL (STUDI PASAL 53 KHI DALAM PERSPEKTIF SADD AL-DZARI AH) SKRIPSI ANALISIS KAWIN HAMIL (STUDI PASAL 53 KHI DALAM PERSPEKTIF SADD AL-DZARI AH) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Al-Ahwal al-syakhsiyyah ABTADIUSSHOLIKHIN

Lebih terperinci

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM

ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM (Studi Kasus di KUA Kec. Parakan Kab. Temanggung) Skripsi Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN DEWAN PENGAWAS SYARI AH BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TERHADAP FATWA DSN NO

ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN DEWAN PENGAWAS SYARI AH BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TERHADAP FATWA DSN NO ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN DEWAN PENGAWAS SYARI AH BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TERHADAP FATWA DSN NO. 17/DSN-MUI/IX/2000 TENTANG PEMBERLAKUAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN IJARAH TANPA AGUNAN (Studi Kasus di KJKS BMT AULIA Magelang)

ANALISIS PEMBIAYAAN IJARAH TANPA AGUNAN (Studi Kasus di KJKS BMT AULIA Magelang) ANALISIS PEMBIAYAAN IJARAH TANPA AGUNAN (Studi Kasus di KJKS BMT AULIA Magelang) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Diploma Tiga dalam Ilmu Perbankan

Lebih terperinci

KONSEP HARGA LELANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM

KONSEP HARGA LELANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM KONSEP HARGA LELANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1) Ekonomi Islam Disusun Oleh : ZUMROTUL MALIKAH

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH NAFIDHATUL LAILIYA NIM. 3222113012 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah STUDI ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

SOLUSI AL-QUR AN TERHADAP PENYAKIT DIABETES

SOLUSI AL-QUR AN TERHADAP PENYAKIT DIABETES SOLUSI AL-QUR AN TERHADAP PENYAKIT DIABETES Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits SKRIPSI Oleh: DIAN KRISMAWATI AROFAH NIM:

Lebih terperinci

ZAKIYAH SALSABILA

ZAKIYAH SALSABILA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ANAK BEDA AGAMA YANG MENDAPATKAN HARTA PENINGGALAN BERDASARKAN WASIAT WAJIBAH ( Analisis Penetapan Pengadilan Agama Cikarang Nomor 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr ) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ( Studi Kasus di Desa Jenarsari Gemuh Kendal )

JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ( Studi Kasus di Desa Jenarsari Gemuh Kendal ) JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ( Studi Kasus di Desa Jenarsari Gemuh Kendal ) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN ( Kajian Tafsir Tahlili Surat al-hujurat Ayat 11 dan 12 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PROPOSAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA

ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

MANAJEMEN WISATA RELIGI PADA MAKAM SYEKH HASAN MUNADI DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

MANAJEMEN WISATA RELIGI PADA MAKAM SYEKH HASAN MUNADI DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG MANAJEMEN WISATA RELIGI PADA MAKAM SYEKH HASAN MUNADI DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Strata Sosial Islam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN. (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG)

IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN. (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG) IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN. (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TENTANG PEMBERIAN HADIAH KEPADA PEJABAT MENURUT IMAM ASY-SAFI I SKRIPSI. Dalam Ilmu Muamalah

STUDI ANALISIS TENTANG PEMBERIAN HADIAH KEPADA PEJABAT MENURUT IMAM ASY-SAFI I SKRIPSI. Dalam Ilmu Muamalah STUDI ANALISIS TENTANG PEMBERIAN HADIAH KEPADA PEJABAT MENURUT IMAM ASY-SAFI I SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI. PERAN RUMAH SINGGAH DALAM PEMBINAAN AGAMA ISLAM PADA ANAK JALANAN (Studi Analisis di Rumah Sinngah Putra Mandiri Semarang) Disusun Oleh

SKRIPSI. PERAN RUMAH SINGGAH DALAM PEMBINAAN AGAMA ISLAM PADA ANAK JALANAN (Studi Analisis di Rumah Sinngah Putra Mandiri Semarang) Disusun Oleh SKRIPSI PERAN RUMAH SINGGAH DALAM PEMBINAAN AGAMA ISLAM PADA ANAK JALANAN (Studi Analisis di Rumah Sinngah Putra Mandiri Semarang) Disusun Oleh Sujud Mukhtarom 1197 089 telah dipertahankan di depan dewan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh :

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh : STUDI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG NO.103/Pdt.G/2012/PTA.Smg TENTANG PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KLATEN NO. 1130/Pdt.G/2011/PA.Klt KARENA GUGATAN KABUR (OBSCUUR LIBEL) Skripsi

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENIPUAN DAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENIPUAN DAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENIPUAN DAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL (Studi Atas Pasal 90-93 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP PENDAPAT ZAIM SAIDI TENTANG DINAR DAN DIRHAM

KRITIK TERHADAP PENDAPAT ZAIM SAIDI TENTANG DINAR DAN DIRHAM KRITIK TERHADAP PENDAPAT ZAIM SAIDI TENTANG DINAR DAN DIRHAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah Oleh: ENDANG

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS ( Studi Pada Kelas VII MTs Asy-Syafi iyyah Jatibarang-Brebes ) SKRIPSI

Lebih terperinci

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA

Lebih terperinci

MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABARRU PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTRA 1912 CABANG SYARIAH SEMARANG

MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABARRU PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTRA 1912 CABANG SYARIAH SEMARANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABARRU PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTRA 1912 CABANG SYARIAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syari ah

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syari ah TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP MAIN HAKIM SENDIRI BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN (Studi Kasus di Kelurahan Bendan Ngisor kec. Gajahmungkur Kota Semarang) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Lebih terperinci

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KHIYAR DAN GARANSI PADA PRODUK ELEKTRONIK (STUDI KASUS DI SERVICE CENTER LENOVO, SEMARANG )

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KHIYAR DAN GARANSI PADA PRODUK ELEKTRONIK (STUDI KASUS DI SERVICE CENTER LENOVO, SEMARANG ) PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KHIYAR DAN GARANSI PADA PRODUK ELEKTRONIK (STUDI KASUS DI SERVICE CENTER LENOVO, SEMARANG ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) MASALAH YANG TERKAIT DENGAN ZAKAT DESKRIPSI MASALAH Terjadinya perubahan

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG MASA IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG MASA IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG MASA IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG

STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA

DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA DISSENTING OPINION HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TENTANG PENGANGKATAN ANAK OLEH KAKEK NENEKNYA (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Demak No. 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG

PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN ANALISIS SISTEM REKRUTMEN KARYAWAN DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI SECARA ISLAM PADA KJKS BINAMA SEMARANG

DAFTAR LAMPIRAN ANALISIS SISTEM REKRUTMEN KARYAWAN DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI SECARA ISLAM PADA KJKS BINAMA SEMARANG DAFTAR LAMPIRAN ANALISIS SISTEM REKRUTMEN KARYAWAN DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI SECARA ISLAM PADA KJKS BINAMA SEMARANG Lampiran 1 : Dokumen dari KJKS BINAMA Semarang Lampiran 2 : Hasil

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Sarjana Hukum Islam. Jurusan Muamalah ZAKKI NAUFAL

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Sarjana Hukum Islam. Jurusan Muamalah ZAKKI NAUFAL TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA (STUDI KASUS DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA WIRAUSAHA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MADINAH KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA WIRAUSAHA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MADINAH KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA WIRAUSAHA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MADINAH KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010 ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PASAL 220 AYAT 2 ( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIANDI DESA GETASREJO KEC. GROBOGAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIANDI DESA GETASREJO KEC. GROBOGAN TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIANDI DESA GETASREJO KEC. GROBOGAN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Syari'ah

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waris, dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan yakni: 3

BAB I PENDAHULUAN. waris, dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan yakni: 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waris merupakan salah satu kajian dalam Islam yang dikaji secara khusus dalam lingkup fiqh mawaris. 1 Pengkhususan pengkajian dalam hukum Islam secara tidak langsung

Lebih terperinci

ANALISIS FRANCHISE FEE DAN ROYALTY FEE PADA BISNIS WARALABA

ANALISIS FRANCHISE FEE DAN ROYALTY FEE PADA BISNIS WARALABA ANALISIS FRANCHISE FEE DAN ROYALTY FEE PADA BISNIS WARALABA (STUDI PADA LAUNDRY SYARIAH SEMARANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata

Lebih terperinci

PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN

PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 109 (Studi Analisis Pada Rumah Zakat Cabang Semarang) SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 109 (Studi Analisis Pada Rumah Zakat Cabang Semarang) SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 109 (Studi Analisis Pada Rumah Zakat Cabang Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BNI SYARIAH SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BNI SYARIAH SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BNI SYARIAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak) ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

MEKANISME PEMBIAYAAN RAHN SEBAGAI PRODUK JASA DI BMT MARHAMAH WONOSOBO

MEKANISME PEMBIAYAAN RAHN SEBAGAI PRODUK JASA DI BMT MARHAMAH WONOSOBO MEKANISME PEMBIAYAAN RAHN SEBAGAI PRODUK JASA DI BMT MARHAMAH WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari ah Oleh: SITI

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN TANGGUNG JAWAB ATAS RISIKO PEMBIAYAAN MACET DI KJKS BMT AL-FATH PATI. Dalam Ilmu Syariah dan Hukum.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN TANGGUNG JAWAB ATAS RISIKO PEMBIAYAAN MACET DI KJKS BMT AL-FATH PATI. Dalam Ilmu Syariah dan Hukum. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN TANGGUNG JAWAB ATAS RISIKO PEMBIAYAAN MACET DI KJKS BMT AL-FATH PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi Islam

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi Islam ANALISIS PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (Periode Tahun 2000-2012) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA ANAK DI BAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

ANALISIS TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA ANAK DI BAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN ANALISIS TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA ANAK DI BAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN (Studi Komparasi Antara Hukum Pidana Islam Dengan Hukum Positif) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah Oleh: Uli Nisa Muhibah NIM : 102503093

Lebih terperinci

PERSPEKTIF TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER DALAM FIQIH MAWARIS MADZHAB SYAFI I SKRIPSI

PERSPEKTIF TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER DALAM FIQIH MAWARIS MADZHAB SYAFI I SKRIPSI PERSPEKTIF TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER DALAM FIQIH MAWARIS MADZHAB SYAFI I SKRIPSI Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI.

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI. PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI Oleh A N D R I A N I NIM. 3221103003 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) PENDAPAT M. YUNAN NASUTION TENTANG KEKUATAN DOA TERHADAP PERKEMBANGAN ROHANIAH DALAM BUKU PEGANGAN HIDUP (ANALISIS MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS BAZ DALAM PENGELOLAAN ZAKAT DI KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

EFEKTIFITAS BAZ DALAM PENGELOLAAN ZAKAT DI KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG EFEKTIFITAS BAZ DALAM PENGELOLAAN ZAKAT DI KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari'ah Oleh: KHAERUL

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN.Ung) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI

METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Meperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) SITI ROMELAH

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH (Studi pada Nasabah AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO DAN RETURN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX DAN LQ 45 PERIODE JANUARI FEBRUARI 2013 SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO DAN RETURN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX DAN LQ 45 PERIODE JANUARI FEBRUARI 2013 SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO DAN RETURN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX DAN LQ 45 PERIODE JANUARI 2012 - FEBRUARI 2013 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KUMULASI GUGAT CERAI DENGAN HARTA BERSAMA (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Purwodadi No. 2281/Pdt.G/2008/PA Pwd.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KUMULASI GUGAT CERAI DENGAN HARTA BERSAMA (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Purwodadi No. 2281/Pdt.G/2008/PA Pwd. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KUMULASI GUGAT CERAI DENGAN HARTA BERSAMA (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Purwodadi No. 2281/Pdt.G/2008/PA Pwd.) S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Syari'ah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Syari'ah TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBATALAN SEPIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI BAWANG MERAH DENGAN SISTEM PANJER (Studi Kasus di Desa Bangsalrejo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

7 230 Daftar Bahasan Penerima Zakat Orang-Orang Fakir Orang-Orang Miskin Amil atau Pengurus Zakat Orang-Orang Muallaf Untuk Memerdekakan Budak Orang-Orang yang Berutang Untuk Jalan Allah Orang-Orang Yang

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

URGENSI ETOS KERJA ISLAMI KARYAWAN SEBAGAI PENGENDALI PRAKTEK MORAL HAZARD (STUDI KASUS DI KJKS BMT MARHAMAH WONOSOBO)

URGENSI ETOS KERJA ISLAMI KARYAWAN SEBAGAI PENGENDALI PRAKTEK MORAL HAZARD (STUDI KASUS DI KJKS BMT MARHAMAH WONOSOBO) URGENSI ETOS KERJA ISLAMI KARYAWAN SEBAGAI PENGENDALI PRAKTEK MORAL HAZARD (STUDI KASUS DI KJKS BMT MARHAMAH WONOSOBO) Tugas Akhir Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat. Guna Memperoleh Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat. Guna Memperoleh Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam. ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA (WOM) FINANCE SYARIAH WELERI PASCA SURAT EDARAN BI NO.14/10/DPNP DAN PMK NO.43/PMK.010/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci