ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION
|
|
- Sonny Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION Overview Model nilai sekarang (present value model) menyediakan informasi yang relevan sepenuhnya kepada pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan didefinisikan sebagai informasi mengenai prospek ekonomi perusahaan di masa depan, terutama terkait dengan dividen, arus kas, dan profitabilitas. Dengan kondisi dimana laporan keuangan tersebut relevan maka informasi juga bisa diandalkan, kita dapat menemukan informasi yang dapat diandalkan sebagai informasi yang tepat dan bebas dari bias. Kita juga dapat mengeksplorasi kondisi dimana nilai pasar aset-aset dan kewajiban dapat melayani sebagai ukuran tidak langsung dari nilai. Hal ini hanya terjadi di bawah kondisi yang ideal. Jika kondisi tidak ideal, permasaiahan fundamental akan timbul untuk penilaian aset dan pengukuran pendapatan. Model Nilai Sekarang (Present Value) di bawah Kepastian Model nilai sekarang secara luas digunakan dalam ekonomi dan keuangan, dan memiliki pengaruh yang dipertimbangkan pada akuntansi selama beberapa tahun. Pertama-tama kita mempertimbangkan versi yang sederhana di bawah kondisi yang pasti. Kepastian diartikan bahwa arus kas masa depan perusahaan dan tingkat bunga dalam ekonomi secara luas diketahui dengan pasti. Hal ini disebut sebagai kondisi yang ideal. Dibawah kondisi yang ideal dari arus kas masa depan yang diketahui dengan pasti dan tingkat bunga tetap yang bebas resiko dalam ekonomi, memungkinkan untuk menyiapkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Proses arbritase memastikan bahwa nilai pasar dari sebuah aset setara dengan nilai sekarang dari arus kas masa depannya. Nilai pasar perusahaan kemudian adalah nilai aset keuangannya ditambah nilai aset modalnya (dikurangi kewajiban). Laba bersih untuk periode setara arus kas ditambah atau dikurangi perubahan dalam nilai keuangan ini dan aset modal selama periode atau ekuivalen dengan nilai pasar awal perusahaan dikalikan dengan tingkat bunga. Bagaimanapun juga, meskipun laba bersih dapat dihitung secara sempurna, ia tidak berisi informasi, karena investor dapat dengan mudah menghitungnya sendiri. Seluruh "tindakan" terdapat dalam neraca, yang menunjukkan nilai perusahaan. Karena
2 ketidakrelevansian deviden, keseluruhan kesimpulan ini bebas dari kebijakan deviden perusahaan. Model Nilai Sekarang di bawah Ketidakpastian Ketidakpastian kejadian masa depan seperti keadaan ekonomi yang disebutkeadaan alami (states of nature), atau keadaan untuk jangka pendek (states for short). Karakteristik kondisi yang ideal dibawah ketidakpastian, yaitu: (1) Tingkat bunga yang diberikan tetap pada arus kas perusahaan masa depan yangdidiskontokan, (2) Susunan keadaan alami yang lengkap dan diketahui secara publik, (3) Keadaan probabilitas yang objektif dan diketahui secara publik, dan (4) Realisasi keadaan dapat diobservasi secara publik. Perbedaan antara kondisi yang pasti dan kondisi yang tidak pasti adalah yang laba bersih yang diharapkan dan direalisasi yang diperlukan tidak lagi sama dibawah kondisi yang tidak pasti, dan perbedaan itu disebut laba abnormal (abnormal earning). Bagaimanapun, laporan keuangan berdasarkan pada nilai sekarang yang diharapkan berlanjut relevan dan dapat diandalkan. Laporan keuangan relevan karena didasarkan pada arus kas masa depan yang diharapkan. laporan keuangan dapat diandalkan karena nilai laporan keuangan secara objektif merefleksikan arus kas masa depan yang diharapkan dan, sebagai dalam kasus kepastian dan tidak memungkinkan terjadinya manipulasi oleh manajemen. Keseluruhan dalam kesimpulan ini independen dari kebijakan deviden perusahaan sejak ketidakrelevansian deviden berlanjut untuk dipegang. Reserve Recognition Accounting (RRA) Pada kenyataannya kondisi ideal itu belum tercipta. Oleh sebab itu, praktek akuntansi bergerak secara kuat ke arah peningkatan penggunaan nilai wajar dari kelaskelas besar aset dan kewajiban. Selain pergerakan ke arah nilai wajar, model nilai sekarang menghadapi permasalahan keandalan yang serius ketika kita mencoba untuk menerapkannya tanpa kondisi ideal. Sulit dikatakan bahwa perusahaan minyak dan gas beroperasi dibawah kondisi yang pasti. Konsekuensinya, kita seharusnya mempertimbangkan SFAS 69 dalam
3 hubungannya terhadap model nilai sekarang dibawah ketidakpastian. Akuntansi nilai sekarang diterapkan untuk persediaan minyak dan gas dikenal sebagai reserve recognition accounting (RRA). Kritik atas RRA Reaksi Manajemen: Perlu untuk membuat perubahan dalam estimasi yang kelihatannya menjadi tulang punggung atas RRA. Manajer perusahaan minyak, khususnya, cenderung menganggap RRA dengan menunggu dan penuh kecurigaan. Kegunaan untuk Para Investor: Disamping jelas bahwa manajemen berhati-hati terhadap RRA, hal ini tidak berarti bahwa hal riil tidak menyediakan informasi yang berguna untuk investor. Tentunya RRA lebih relevan dibandingkan informasi biaya historis, sehingga RRA potensial untuk menjadi bermanfaat. Di bawah akuntansi biaya historis, peningkatan dalam nilai cadangan yang terbukti tidak akan tampak dalam laporan laba rugi sampai cadangan yang terbukti itu diproduksi dan dijual. Sedangkan laporan laba rugi berdasarkan nilai sekarang mengakui peningkatan tersebut dengan "segera". Sehingga, informasi nilai sekarang mempunyai potensi untuk kegunaan karena relevansi yang lebih besar. Notes: dengan laporan laba rugi berdasarkan nilai sekarang, investor akan mengetahui berapa potensi pendapatan yang akan mereka peroleh, jika laba rugi berdasarkan biaya historis investor hanya mengetahui berapa pendapatan yang mereka peroleh pada saat minyak dan gas tersebut telah terjual. Akuntansi Biaya Historis yang Diperbaiki Akuntansi biaya historis adalah relatif dapat diandalkan karena biaya atas aset atau kewajiban pada sebuah perusahaan biasanya merupakan sebuah angka objektif, yang kurang menjadi subjek untuk kesalahan dari estimasi dan bias daripada perhitungan nilai sekarang. Bagaimanapun juga, biaya historis mungkin kurang relevan. Sementara biaya historis, nilai pasar, dan nilai sekarang mungkin sama dengan tanggal perolehan/akuisisi, nilai pasar dan nilai sekarang akan berubah selama waktu sebagai perubahan kondisi pasar. Bagaimanapun juga, akuntan melanjutkan untuk menggunakan dasar akuntansi biaya historis untuk jenis aset-aset besar karena mereka bersedia menghilangkan sejumlah nilai yang dipertimbangkan relevan untuk memperoleh keandalan yang masuk
4 akal. Konsekuensinya, akuntansi biaya historis menyajikan trade off antara relevansi dan reliabilitas. Tantangan Akuntansi Biaya Historis Perbedaan yang penting antara akuntansi berdasarkan nilai sekarang seperti RRA dan akuntansi berdasar biaya historis adalah perubahan waktu pengakuan dalam nilai aset. Akuntansi nilai sekarang adalah sebuah pendekatan neraca terhadap akuntansi, juga disebut sebagai perspektif pengukuran (measurement perspective). Hal ini meningkatkan (atau mengurangi) nilai aset dan kewajiban yang diakui (diukur) pada saat mereka terjadi, dengan mendiskontokan arus kas masa depan (inti dari nilai) dan mengkapitalisasi nilai tersebut dalam neraca. Pendapatan kemudian pada dasarnya adalah perubahan bersih dalam nilai sekarang untuk periode yang bersangkutan. Akuntansi biaya historis adalah sebuah pendekatan laba rugi, juga disebut sebagai perspektif informasi (information perspective). Di bawah perspektif ini, peningkatan nilai yang belum direalisasi tidak diakui di neraca, dan laba bersih tertinggal di bawah kinerja ekonomi yang sebenarnya. Sehingga para akuntan menunggu hingga peningkatan dalam nilai tervalidasi melalui realisasi sebagai peningkatan penjualan atau arus kas. Pendapatan kemudian merupakan proses untuk menyesuaikan pendapatan dengan biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut. Laporan laba rugi mengasumsikan sebuah peranan yang lebih penting, sejak ia menyediakan informasi terhadap nilai saat ini yang diciptakan oleh perusahaan. Ketika kondisi tidak ideal, akuntansi biaya historis masih dianggap menyediakan informasi yang lebih baik mengenai prospek ekonomi masa depan perusahaan (kepentingan utama dari para investor) daripada akuntansi berdasarkan nilai sekarang. Argument pertama adalah keandalan relative dari biaya historis sebagaimana disebutkan di atas. Lebih fundamental, akuntansi biaya historis merupakan cara untuk menghaluskan arus kas periode saat ini ke dalam sebuah pengukuran jangka panjang atau kekuatan laba tetap yang diimplikasikan oleh arus kas tersebut. Kekuatan laba tetap ini kemudian menjadi dasar untuk sebuah penilaian dari prospek ekonomi masa depan. Untuk menghaluskan arus kas periode saat ini, akuntan harus menghitungakrual untuk mencocokkan biaya dan pendapatan. Bagaimanapun, pada titik
5 ini biaya historis menghadapi sebuah tantangan besar. Biasanya tidak terdapat cara unik untuk mencocokkan biaya dengan pendapatan. Hal ini mempersulit kemampuan laba berdasarkan biaya historis untuk menunjukkan kekuatan laba tetap. Penyusutan Aset Modal Permasalahan utama dengan penandingan (matching) adalah amortisasi dari asetaset modal. Prinsip penandingan (matching principle) mempertimbangkan perlunya mengurangi penyusutan aset modal dari penerimaan untuk periode yang mendatangkan laba bersih. Namun tidak dinyatakan seberapa banyak penyusutan seharusnya diakrualkan kecuali untuk indikasi yang samar-samar bahwa hal itu seharusnya sistematis dan rasional. Sebagai hasil ketidakjelasan ini, metode penyusutan. yang bermacammacam diterima untuk penggunaan dalam praktek, seperti garis lurus dan metode saldo menurun, dan seterusnya. Hal ini mempersulit perbandingan profitabilitas antar perusahaan karena karena kita harus memastikan metode penyusutan yang digunakan perusahaan sebelum membuat perbandingan. Hal ini juga berarti bahwa manajer perusahaan mempunyai beberapa ruangan untuk mengatur profitabilitas mereka yang dilaporkan melalui pilihan metode penyusutan atau melalui perubahan metode yang-digunakan. Dengan argumen bahwa laporan keuangan biaya historis tersebut mungkin lebih dapat diandalkan daripada laporan keuangan yang disiapkan atas nilai sekarang atau dasar nilai pasar, keandalan ini mungkin dapat terkikis karena manajer dapat memilih sejumlah alternatif kebijakan akuntansi berbasis nilai biaya historis untuk mengatur laba bersih yang dilaporkan untuk tujuan mereka.dengan kata lain, disamping akuntansi biaya hisoris mungkin lebih dapat dipercaya daripada metode berbasis nilai, hal ini bukan berarti dapat dipercaya secara lengkap. Kewajiban Pajak Penghasilan Masa Depan Kontroversi akuntansi yang besar di Kanada timbul pada tahun 1953 ketika Undang-Undang Pajak Penghasilan diamandemen untuk mengijinkan perusahaan memilih metode penyusutan yang mereka inginkan untuk laporan keuangan yang dilaporkan, dengan mengklaim penyisihan biaya modal maksimum terhadap
6 pengembalian pajak mereka. Kontroversinya adalah apakah untuk mencatat kewajiban pajak (dan menghasilkan beban pajak penghasilan yang lebih tinggi) pada laporan keuangan perusahaan. Beberapa berpendapat bahwa kewajiban ini harus dicatat, karena prinsip penandingan dari akuntansi biaya historis mensyaratkan agar beban pajak penghasilan seharusnya ditandingkan dengan jumlah penyusutan yang sebenarnya tercatat di laporan keuangan. Yang lain merasa bahwa pencatatan sebuah kewajiban tidak disyaratkan oleh prinsip penandingan. Dalam kebanyakan kasus, pajak yang dihemat harus dibayarkan kembali dalam tahun-tahun berikutnya secara terpisah. Mereka berpendapat bahwa tidak masuk akal untuk menandingkan biaya yang tidak mungkin dibayar dengan pendapatan. Perhatikan bahwa sumber penting dari pernyataan tentang kewajiban pajak masa depan adalah multi problem yang timbul karena metode yang digunakan perusahaan pada laporan keuangan mereka biasanya berbeda dengan metode yang diijinkan untuk tujuan pajak. Jika hanya terdapat satu metode penyusutan, sebagaimana di bawah akuntansi nilai sekarang dengan kondisi ideal, maka catatan perusahaan dan gambaran pajak akan sama dan permasalahan kewajiban pajak untuk penyusutan tidak akan timbul. Biaya Penuh (Full-Cost) Versus Usaha yang Berhasil (Successful-Efforts) dalam Akuntansi Minyak dan Gas Dibawah akuntansi biaya historis, kita perlu untuk mengetahui biaya aset, sehingga mereka dapat amortisasi (dibandingkan) terhadap pendapatan selama masa manfaat mereka. Biaya aset biasanya dapat ditentukan secara andal. Bagaimanapun juga, dalam beberapa kasus, biaya atas aset adalah tidak jelas. Akuntansi minyak dan gas menyediakan contoh yang menarik dan penting. Terdapat dua metode dasar dalam menentukan biaya cadangan minyak dan gas. Metode biaya penuh (full-cost) mengkapitalisasikan keseluruhan biaya dari penemuan cadangan (subyek untuk pengecualian tertentu), termasuk biaya pengeboran yang tidak berhasil. Anggapannya adalah bahwa biaya dari sumur yang berhasil adalah termasuk biaya dari lubang kering yang dibor dalam rangka mencari yang sukses. Metode usaha yang berhasil (successful-efforts) hanyamengkapitalisasi sumur yang sukes digali dan
7 membebankan lubang yang kering, alasannya adalah bahwa sulit untuk menghargai sebuah lubang yang kering di dalam tanah sebagai sebuah aset. Secara jelas, kedua pendekatan ini dapat menghasilkan perbedaan material dalam biaya yang dicatat untuk cadangan minyak dan gas, yang menghasilkan beban penyusutan yang juga berbeda secara material. Sebaliknya, hal ini mempersulit perbandingan dari laporan laba bersih perusahaan minyak dan gas, karena perusahaan yang berbeda mungkin menggunakan metode yang berbeda untuk menentukan biaya terhadap cadangan mereka. Untuk tujuan kita, secara sederhana perlu dicatat bahwa basis akuntansi biaya historis tidak dapat menempatkan pertanyaan dimana metode mana yang dapat dipilih. Dasar biaya historis yang mensyaratkan hanya bahwa biaya dari cadangan minyak dan gas ditetapkan. Ia tidak mensyaratkan sebuah metode khusus untuk menetapkan biaya apa yang seharusnya dicatat. Kenyataannya, CICA Handbook (paragraf ) mengijinkan kedua metode untuk digunakan di Kanada (menjadi subjek terhadap pengecualian tertentu). Perhatikan bahwa penggunaan RRA dalam akun perusahaan akan mengeliminasi kontroversi biaya penuh versus usaha yang berhasil. RRA menilai cadangan minyak dan gas pada nilai sekarang. Hal ini bukanlah pendekatan berdasarkan biaya, sehingga pertanyaan tentang bagaimana menentukan biaya tidak timbul. Dibawah RRA, beban penyusutan adalah perubahan dalam nilai sekarang dari cadangan minyak dan gas selama periode. Ketiadaan Laba Bersih yang Sebenarnya Untuk mempersiapkan susunan laporan keuangan yang lengkap atas pada sebuah basis nilai sekarang, perlu untuk menilai seluruh aset dan kewajiban perusahaan dalam jalan ini, dengan laba bersih yang berubah dalam nilai sekarang perusahaan selama periode (disesuaikan untuk transaksi modal seperti deviden). Sebelumnya, kita telah melihat dengan RRA beberapa permasalahan timbul ketika kita mencoba menerapkan pendekatan nilai sekarang untuk kejadian satu jenis aset. Beberapa permasalahan ini akan tergabung jika pendekatan diperluas untuk seluruh harta dan kewajiban yang lain. Hal ini membawa kesimpulan yang penting dan menarik, bahwa di bawah kondisi dunia nyata dimana akuntansi beroperasi, laba bersih tidak ada sebagaimana sebuah
8 konstruksi perekonomian yang terdefinisikan dengan baik. Sebuah permasalahan yang fundamental adalah kurangnya probabilitas keadaan objektif. Dengan probabilitas keadaan objektif, nilai sekarang dari aset dan kewajiban secara benar merefleksikan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan, sejak nilai sekarang dimasukkan ke dalam seluruh kemungkinan kejadian masa depan dan probabilitasnya. Dalam kasus ini, informasi akuntansi relevan secara lengkap sebagaimana andal secara lengkap dan pendapatan ekonomi terjadi. Sebuah pendekatan tidak langsung terhadap pendapatan ekonomi yang sebenarnya dari mendasarkan atas perhitungan pendapatan atas perubahan nilai pasar dibandingkan dengan nilai sekarang mengarahkan ke dalam dimana nilai pasar perlu ada untuk seluruh aset dan kewajiban perusahaan, kondisi yang dikenal sebagai pasar yang tidak lengkap (incomplete markets). Jika nilai pasar tidak tersedia untuk seluruh aset dan kewajiban perusahaan, sebuah pengukuran pendapatan yang berdasar atas nilai pasar adalah tidak memungkinkan. Kurangnya probabilitas keadaan objektif membuka pintu untuk estimasi subjektif atas kinerja masa depan perusahaan. Beberapa estimasi ini dapat menjadi subjek untuk kurangnya keakuratan dan bias yang mungkin terjadi. Sebagai hasilnya, estimasi akuntansi yang didasarkan atas nilai sekarang kehilangan keandalan pada saat mereka berjuang untuk mempertahankan relevansi. Kesimpulan kedua adalah bahwa akuntan merasa bahwa akuntansi berdasar biaya historis untuk kelas-kelas besar dari aset dan kewajiban operasi menyajikan sebuah cara yang berguna untuk mencatat, sejak kita melihat akuntansi biaya historis untuk kelas-kelas ini mengakar kuat dalam praktek. Beberapa relevansi hilang, tetapi diharapkan keandalan ditingkatkan.
Chapter 2. ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION (William R. Scott) Bandi,
Chapter 2 ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION (William R. Scott) Bandi, 2007 1 ORGANISASI Bab 2 Kondisi ideal Kondisi non ideal PV di bawah Kepastian Relevansi & keandalan sempurna Akuntansi berbasis nilai
Lebih terperinciACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION
1 ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION Disusun Kelompok Oleh: Ahmad Umar 1062020005 Rusdiyanto 1062020034 Maria Teresa D R 1062020001 Jamilatul Rohkemah 1062020042 ORGANISASI Kondisi ideal Kondisi non ideal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan memegang peranan penting yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan operasional perusahaan bagi bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arus kas (Sulistyawan dan Septiani, 2015). Penilaian ini dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memprediksi arus kas masa depan perusahaan adalah masalah mendasar dalam akuntansi dan keuangan yang mengingatkan bahwa nilai perusahaan sekuritas tergantung
Lebih terperinciBEBERAPA KRITIK ATAS LABA AKUNTANSI DALAM BENTUK TRADISIONAL:
KONSEP LABA PENDAHULUAN: Laba adalah kenaikan asset dalam satu periode akibat kegiatan produktif yang dapat di bagi atau di didistribusi kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Tetapi alangkah lebih baik lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan.
Lebih terperinciIntroduction and Accounting Under Ideal Conditions
Introduction and Accounting Under Ideal Conditions Amandara Nityasewaka F0312008 Annisa Aprilia P F0312016 Daisy Tisnadjaja F0312037 Nur aeni Hidayati F0312089 Chapter 1 Introduction Kondisi Ideal Informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut kamus akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176), laporan keuangan adalah laporan-laporan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS INVESTASI
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PENGENALAN ASET LANCAR aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.
Lebih terperinciCatatan 31 Maret Maret 2010
NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan pasar modal di Indonesia telah dimulai tahun 1952. Membutuhkan sekitar 36 tahun, sejak digalakannya pasar modal oleh pemerintahan Indonesia
Lebih terperinciKieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan
Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan 1. Laporan laba rugi penting karena memberikan investor dan kreditor dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun. Pasar modal memiliki peran yang besar dalam perekonomian suatu negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia sampai sekarang telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung
Lebih terperinciMeasurement of assets and liabilities
Assets, liablilities and owners equity Aset (Aset) Manfaat ekonomi masa depan aset yang dikendalikan oleh perusahaan dan merupakan hasil dari transaksi masa lalu atau peristiwa. Definisi ini dibagi menjadi
Lebih terperinciKEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1
KEWAJIBAN & MODAL Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1 Kewajiban dan Modal PSAK 1 Kewajiban Lancar dan Jangka Panjang PSAK 57 Kewajiban diestimasi, kewajiban kontijensi dan Aktiva kontijensi
Lebih terperinciASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik jika mereka mendapatkan informasi yang
Lebih terperinciBab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
0 Bab Ruang Lingkup.. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Akuntansi Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset atau lebih dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal memperoleh sejumlah keuntungan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.
Lebih terperinciAUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI
Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan yang go public adalah untuk mengembangkan usaha dan mencari suatu alternatif dana selain dari kegiatan operasi, yaitu dengan
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap investor yang membeli sejumlah saham saat ini memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya. Menurut
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN & KAS
PERTEMUAN PERTAMA LAPORAN KEUANGAN & KAS Definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) : Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu mengetahui
Lebih terperinciPernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal
Lebih terperinciAKUNTANSI INVESTASI
-1- - 1 - LAMPIRAN X PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA
Lebih terperinciSPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan
SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan
Lebih terperinciBAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA
BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA A. DEFINISI PSAP 10 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 paragraf 42 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terhadap minyak dan gas bumi yang melebihi jumlah produksinya mendorong industri-industri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi adalah industri yang masih menguntungkan saat ini. Permintaan terhadap minyak dan gas bumi yang melebihi jumlah produksinya mendorong industri-industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki suatu tantangan untuk terus meningkatkan kualitas informasi akuntansi disetiap perusahaan yaitu dengan melakukan penyajian dan pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH...
DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN... 1 8 Tujuan Umum Kebijakan Akuntansi... 1 2 Tujuan Khusus Kebijakan Akuntansi... 3 Ruang Lingkup Kebijakan Akuntansi... 4 5 Basis Akuntansi... 6 8 DEFINISI... 9 LAPORAN
Lebih terperinciTiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan
BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan 1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan berisi informasi keuangan perusahaan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN
ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Lebih terperinciPSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI
Lebih terperinciPSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI
PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Informasi Akuntansi Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk moneter yang menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin
Lebih terperinciPERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 20 BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN
Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 19 (Revisi 2000) - Aktiva Tidak Berwujud PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 20 BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha
Lebih terperinciLaporan Keuangan: Neraca
Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan
Lebih terperinciTipe dan Cara Pembayaran Dividen
KEBIJAKAN DEVIDEN KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Tipe dan Cara Pembayaran Dividen Ada beberapa tipe dividen: dividen kas dan dividen non-kas. Untuk dividen non-kas, ada dividen saham (stock dividend) dan stock splits
Lebih terperinciI. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut
I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai
Lebih terperinciPenyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP
Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sekarang. Penelitian terdahulu meliputi : Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Widya Trisnawati adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitan Terdahulu Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian dengan terlebih dahulu melihat antara persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian
Lebih terperinciPSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI
Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Pusat
Lebih terperinciAsset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan)
Modul ke: Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak
Lebih terperinciMenurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya
8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori ini menjelaskan mengapa suatu perusahaan memiliki dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Informasi Akuntansi dan Keuangan 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi dan Keuangan Menurut Mulyadi (2002) informasi sebagai suatu fakta, data, pengamatan,
Lebih terperinciSAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP
SAK UMUM vs SAK ETAP No Elemen PSAK SAK ETAP 1 Penyajian Laporan Keuangan Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk
Lebih terperinciAUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07
SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan informasi yang relevan dan reliabel merupakan hal yang penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial Reporting Standard
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan
Lebih terperinciBAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi
Lebih terperinciStandar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan
SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI
Lebih terperinciStandar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha
SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk
Lebih terperinciMAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS
MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS Disusun oleh : Danar Nurtyaga Prasanna Danny Ariesta Nur Ardianto Herlin Amahorseya FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak memberikan kontribusi terbesar dalam sumber penerimaan negara, salah satunya berupa APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara). Atas kontribusi
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.
BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam. perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang semakin tajam, tuntunan manajemen untuk memiliki keunggulan daya saing, serta keunggulan lain dalam hal informasi laporan keuangan merupakan
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang mengandung pertanggungjawaban
Lebih terperinciEksplorasi dan Evaluasi. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan
ED PSAK No. 64 1 Februari 2011 exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :
Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA
STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA Agenda 1. 2. 3. 4. Perkembangan Standar ISAK 29 Pengupasan Tanah PSAK Terkait Diskusi PSAK Pertambangan Umum Tidak ada standar akuntansi khusus industri pertambangan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN
Lebih terperinciPERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA
0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf
Lebih terperinciPernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:
0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Arus Kas 2.1.1Pengertian dan Tujuan Arus Kas Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas memiliki jasa yang besar bagi pendapatan negara. Kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas memiliki jasa yang besar bagi pendapatan negara. Kerja keras eksplorasi dan eksploitasinya menghasilkan pendapatan negara yang sangat besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)
Lebih terperinciKOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI. KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 0 DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama bulan Mei ini terjadi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang cukup menarik, sampai berbagai pihak merasa bingung. Bahkan, petinggi pasar pun
Lebih terperinciAKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
Lebih terperinci