Semoga Tuhan Yang Maha Bijaksana selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Jawa Timur.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Semoga Tuhan Yang Maha Bijaksana selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Jawa Timur."

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan di Jawa Timur sebagai program berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial, selalu mendapatkan prioritas dalam pembangunan daerah Jawa Timur. Mengacu pada RPJMD Jawa Timur serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur, maka pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan arah dan kebijakan pembangunan daerah yang dilakukan oleh semua potensi yang terdiri dari masyarakat, swasta dan pemerintah secara sinergis dan berhasil guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun rencana strategis secara rinci sebagai acuan pembangunan dalam periode 5 tahun. Dengan rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Perencana, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun telah dapat disusun. Selanjutnya diharapkan semua komponen Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan semua pihak yang berkepentingan dalam bidang kesehatan dapat memanfaatkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai acuan dan pedoman dalam merencanakan kegiatan. Semoga Tuhan Yang Maha Bijaksana selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Jawa Timur. Surabaya, April 2014 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr. HARSONO Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur i

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii SK Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur... iv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dantujuan Sistematika... 4 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DAN UPT NYA Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Sumber Daya SKPD Kinerja Pelayanan SKPD Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Provinsi Telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur iii

4 4.2 Tujuan dan Sasaran Strategi dan Kebijakan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP LAMPIRAN Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur iii

5 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS KESEHATAN Jl. Jend. A. Yani No. 118 Telp Fax (031) Surabaya SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR Nomor : 4436/101.1/2014 TENTANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR MENIMBANG : a. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun Rencana Strategis secara rinci sebagai acuan pembangunan dalam periode 5 tahun. b. Bahwa Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada huruf a telah disusun sebagai satu dokumen perencanaan indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan. c. Bahwa sebagai dasar penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur mengacu pada RPJMD , Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, serta peraturan lain yang berlaku. MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah; 7. Permendagri 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah; 8. Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Jawa Timur; 9. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang Sub Bagian dan Seksi Dinas Kesehatan. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur v

6 M E M U T U S K A N MENETAPKAN : PERTAMA : Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tentang Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun KEDUA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun sebagaimana KETIGA terlampir dalam keputusan ini. : Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua digunakan sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan program pembangunan kesehatan di Jawa Timur KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapk an dengan ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : Surabaya Tanggal : 2 Mei 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR Dr. HARSONO Pembina Utama Muda NIP Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur v

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra). Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur adalah dokumen resmi perencanaan yang merupakan arah dan tujuan bagi seluruh komponen Dinas Kesehatan Provinsi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) nya dalam mewujudkan visi, misi, sasaran dan arah kebijakan pembangunan kesehatan selama kurun waktu lima tahun kedepan. Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi didasarkan pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun , Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yaitu (a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; (b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; (c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya dalam rangka mewujudkan Visi Gubernur Jawa Timur Jawa Timur Lebih Sejahtera Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak, dengan Misi Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik. Lebih lanjut Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jatim juga merupakan sinergisme Perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Renstra Kementrian Kesehatan Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dilakukan melalui satu proses membangun komitmen dan kesepakatan para pelaksana tugas di Dinas Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

8 Kesehatan, UPT dan kesepahaman dengan lintas sektor atau pemangku kepentingan lainnya termasuk didalamnya dengan para pelaksana pembangunan kesehatan dari kabupaten/kota melalui sistem koordinasi, sosialisasi dan fasilitasi yang mendalam dan berulang-ulang hingga tersusunnya Renstra Dinas Kesehatan. Renstra ini merupakan komitmen Dinas Kesehatan untuk berusaha mencapai sasaran strategis dan indikator-indikator kinerja yang telah disepakati yang nantinya merupakan laporan pertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan kepada Gubernur Jawa Timur dan Masyarakat Jawa Timur. Disamping itu Renstra merupakan acuan bagi seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan kesehatan yang bersifat koordinatif, integratif, sinergis, dan sinkron satu dengan lainnya didalam satu Visi Pembangunan Kesehatan Jawa Timur yaitu Masyarakat Jawa Timur yang Mandiri untuk Hidup Sehat. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur merupakan hasil analisis isu strategis yang dijabarkan dalam sasaran, program dan kegiatan yang dirinci pertahun selama 5 tahun. Untuk itu Renstra merupakan pedoman yang penting dalam penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan monitoring serta evaluasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-nya Landasan Hukum Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun disusun berdasarkan: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

9 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 11. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2010 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 12. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 14. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 21. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/V/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota; 22. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/V/2008 tentang Juknis SPM; 23. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/SK/V/2008 tentang Juknis Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007; 24. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun ; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

10 25. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur; 26. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Kesehatan; 27. Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2008 menjadi Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2013 tentang UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur Maksud Dan Tujuan Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan agar seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPTnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dapat terarah dan fokus sehingga tujuan pembangunan kesehatan Jawa Timur dapat terlaksana dengan sebaikbaiknya. Adapun tujuan perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-nya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan adalah: a. Sebagai pedoman/acuan perencanaan yang konsisten sesuai dengan kebutuhan daerah dibidang kesehatan. b. Sebagai bahan evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPTnya. c. Sebagai upaya sinergisme dan sinkronisasi segala upaya-upaya pembangunan kesehatan di Dinas Kesehatan dan UPT-nya. d. Sebagai arahan pemangku kebijakan (stakeholder) dan instansi terkait berperan aktif untuk mencapai tujuan dan sasaran Sistematika Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Memuat latar belakang penyusunan Renstra Dinas Kesehatan sebagai penjabaran RPJMD dan Renstra Nasional yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan, landasan hukum yang merupakan dasar penyusunan Renstra, maksud dan tujuan Renstra disusun serta sistematika penyusunan. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

11 BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DAN UPT-NYA Memuat informasi tentang tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi serta menjelaskan capaian-capaian indikator penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan rencana strategis periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas Dinas Kesehatan Provinsi dalam Renstra dan RPJMD sebelumnya. Dan juga mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Rencana Strategis ini. BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi, telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih, telaahan Rencana Strategis Kementerian Lembaga dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan isu-isu strategis. BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas Kesehatan. BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, pendanaan indikatif. BAB VI : INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Jawa Timur BAB VII : PENUTUP Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

12 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DAN UPT-NYA Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu unsur yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan di Jawa Timur yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur Jawa Timur. Menurut Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi, Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan dan menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang kesehatan; 2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum di bidang kesehatan; 3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh: 1. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, hubungan masyarakat dan protokol. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi: a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan perizinan; b. Pengelolaan administrasi kepegawaian; c. Pengelolaan administrasi keuangan; d. Pengelolaan administrasi perlengkapan; e. Pengelolaan urusan rumah tangga, humas dan protokol; f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundangundangan; g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

13 h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas; i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana; j. Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Sekretariat terdiri dari: 1) Sub Bagian Tata Usaha; 2) Sub Bagian Penyusunan Program; 3) Sub Bagian Keuangan. 2. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, kebijakan teknis operasional, standar pelayanan, pedoman teknis, pembinaan, bimbingan dan pengendalian program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang, rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan; b. Pengendalian kesehatan dasar dan penunjang, rujukan dan khusus serta Kesehatan Keluarga; c. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga; d. Penyelenggaraan kebijaksanaan program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga; e. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga; f. Pelaksanaan fasilitasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga; g. Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga; h. Pelaksanaan evaluasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga; i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

14 Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri atas: 1) Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang 2) Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus 3) Seksi Kesehatan Keluarga 3. Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijaksanaan teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan pencegahan masalah kesehatan, surveilans epidemiologi, pemberantasan penyakit, penyehatan air serta penyehatan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan; b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan; c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit dan faktor resiko yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah dan bencana; d. Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Assesment) dan melakukan tindakan darurat di bidang pencegahan pemberantasan penyakit, masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan; e. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan; f. Pelaksanaan fasilitasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

15 g. Pelaksanaan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan; h. Pelaksanaan evaluasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan; i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu: 1) Seksi Pemberantasan Penyakit 2) Seksi P3PMK (Pencegahan, Pengamatan Penyakit dan Penanggulangan Masalah Kesehatan) 3) Seksi Penyehatan Lingkungan 4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang pendayagunaan tenaga kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan perencanaan program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta pembiayaan kesehatan; b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan; c. Penyelenggaraan, pemantauan, pembinaan dan pengendalian program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan; d. Pelaksanaan registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

16 e. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta pembiayaan kesehatan; f. Penyiapan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan; g. Pelaksanaan evaluasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta pembiayaan kesehatan; h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu: 1) Seksi P3SDMK (Perencanaan Pendayagunaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan) 2) Seksi Farkalkes (Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan) 3) Seksi Pembiayaan Kesehatan 5. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijakan teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan promosi kesehatan, Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian promosi kesehatan, Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan; b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap pelayanan promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

17 c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap gizi masyarakat; d. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan; e. Pelaksanaan fasilitasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan; f. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan; g. Pelaksanaan evaluasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu: 1) Seksi Promosi Kesehatan 2) Seksi Gizi 3) Seksi Informasi dan Penelitian Pengembangan Kesehatan 6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2008 yang kemudian di ganti menjadi Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2013 tentang UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur. Bahwa UPT Dinas Kesehatan Provinsi bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan untuk penyakit khusus, pengembangan pengobatan tradisional, pelatihan petugas kesehatan dan pendidikan tertentu. Struktur organisasi UPT terdiri dari Kepala dan KTU. UPT Dinas Kesehatan terdiri dari: 1) Rumah Sakit Kusta Kediri Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Rumah Sakit Kusta Kediri, mempunyai fungsi: a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta; b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta; c. Pelayanan medis penyakit kusta; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

18 d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis; e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat; f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan; g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan program; h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta; i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat; j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program; k. Pelaksanaan ketatausahaan; l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 2) Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Rumah Sakit Sumberglagah, Mojokerto, mempunyai fungsi: a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta; b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta; c. Pelayanan medis penyakit kusta; d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis; e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat; f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan; g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan program; h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta; i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat; j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program; k. Pelaksanaan ketatausahaan; l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 3) Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Dungus Madiun, mempunyai fungsi: a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru; b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

19 c. Pelayanan medis penyakit paru; d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis; e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat; f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan; g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan program; h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru; i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat; j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program; k. Pelaksanaan ketatausahaan; l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 4) Rumah Sakit Paru Jember Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Jember, mempunyai fungsi: a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru; b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru; c. Pelayanan medis penyakit paru; d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis; e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat; f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan; g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan program; h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru; i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat; j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program; k. Pelaksanaan ketatausahaan; l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 5) Rumah Sakit Paru Batu Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Batu, mempunyai fungsi: a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

20 b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru; c. Pelayanan medis penyakit paru; d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis; e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat; f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan; g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan program; h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru; i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat; j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program; k. Pelaksanaan ketatausahaan; l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 6) Rumah Sakit Paru Surabaya Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Surabaya, mempunyai fungsi: a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru; b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru; c. Pelayanan medis penyakit paru; d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis; e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat; f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan; g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan program; h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru; i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat; j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program; k. Pelaksanaan ketatausahaan; l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 7) Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Balai Kesehatan Mata Masyarakat, mempunyai fungsi: Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

21 a. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian operasional program pemerintah berkaitan dengan kesehatan mata masyarakat yang ditugaskan kepada Balai Kesehatan Mata Masyarakat, terutama program Pemberantasan Kebutaan Nasional (PGPK) serta program pendukungnya; b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan mata masyarakat (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) baik peorangan (UKP) maupun masyarakat (UKM) di dalam gedung maupun di luar gedung di wilayah kerjanya yaitu Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur; c. Pelaksanaan pelayanan rawat bedah dan rawat inap kesehatan mata dengan berorientasi pada komunitas dengan mempertimbangkan keterjangkauan biaya oleh masyarakat; d. Pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis di bidang kesehatan mata masyarakat; e. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna di bidang kesehatan mata masyarakat; f. Pelaksanaan kemitraan, sosialisasi, advokasi peningkatan program di bidang kesehatan mata masyarakat dengan segenap komponen masyarakat termasuk LSM dalam dan luar negeri dengan sasaran Kabupaten/Kota se-jawa Timur; g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan termasuk pengelolaan keuangan, kerumahtanggaan dan Kehumasan baik secara mandiri maupun di bawah koordinasi Dinas; h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas. 8) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun a. Penyusunan rencana kegiatan balai pemberantasan dan pencegahan penyakit paru; b. Pengawasan dan pengendalian operasional pemberantasan dan pencegahan penyakit paru; c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi teknis medis tuberculusa paru; d. Menyelenggarakan pelayanan medis masyarakat; e. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

22 f. Penyelenggaan pelayanan dan asuhan keperawatan; g. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis medis tuberculusa paru; h. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan; i. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 9) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Pamekasan Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Balai Pemberantasan Penyakit Paru Pamekasan, mempunyai fungsi: a. Penyusunan rencana kegiatan balai pemberantasan dan pencegahan penyakit paru; b. Pengawasan dan pengendalian operasional pemberantasan dan pencegahan penyakit paru; c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi teknis medis tuberculusa paru; d. Menyelenggarakan pelayanan medis masyarakat; e. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis; f. Penyelenggaan pelayanan dan asuhan keperawatan ; g. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis medis tuberculusa paru; h. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan; i. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 10) UPT Materia Medika Batu Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Materia Medika Batu, mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan pengawasan, pembinaan pengelolaan pemanfaatan tanaman obat tradisional asli Indonesia ; b. Pelaksanaan penyuluhan tentang perkembangan pemanfaatan tanaman obat tradisional asli Indonesia.kepada masyarakat; c. Penyeleksi dan mengoleksi tanaman obat asli Indonesia; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

23 d. Pelaksanaan pengembangan dan penelitian tanaman obat tradisional asli Indonesia menjadi bahan baku obat tradisional terstandarisasi; e. Pelaksanaan pembinaan wilayah bidang perkembangan pemanfaatan tanaman obat asli Indonesia di Jawa Timur; f. Pemantauan dan evaluasi perkembangan pemanfaatan tanaman obat asli Indonesia di Jawa Timur; g. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan; h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 11) UPT Akademi Gizi Surabaya Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Akademi Gizi Surabaya, mempunyai fungsi : a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Akademi Gizi Surabaya; b. Penyusunan rencana dan program UPT; c. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tenaga kesehatan di bidang gizi; d. Pelaksanaan pengembangan dan pengabdian masyarakat; e. Pelaksanaan penelitian di bidang gizi; f. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan ; g. Pembinaan, monitoring dan evaluasi program; h. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan; i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 12) UPT Akademi Keperawatan Madiun Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Akademi Keperawatan Madiun, mempunyai fungsi : a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Akademi Keperawatan Madiun; b. Penyusunan rencana dan program UPT; c. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tenaga keperawatan ; d. Pelaksanaan pengembangan dan pengabdian masyarakat; e. Pelaksanaan penelitian di bidang keperawatan ; f. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan ; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

24 g. Pembinaan, monitoring dan evaluasi program; h. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan; i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. 13) UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang, mempunyai fungsi: a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat ; b. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan pelatihan; c. Penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat; d. Persiapan dan pengembangan daerah binaan dan daerah percontohan; e. Pelaksanaan tugas operasional pelatihan dan pemberian pelayanan dan administrasi dan penyedian sarana pelatihan; f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pengembangan metode dan pelaporan pelatihan; g. Pelaksanaan pelayanan IPTEK kesehatan; h. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan program pelatihan; i. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum, ketatausahaan, kehumasan dan keuangan; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Dengan ditetapkannya 12 UPT (kecuali UPT Balai Materia Medica) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Unit Kerja maka 12 UPT tersebut diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan meliputi: a. pengelolaan pendapatan dan biaya b. pengelolaan kas c. pengelolaan utang d. pengelolaan piutang e. pengelolaan investas f. pengelolaan barang dan/atau jasa Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

25 g. penyusunan akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban h. pengelolaan surplus dan defisit i. kerjasama dengan pihak lain j. memperkerjakan tenaga non Pegawai Negeri Sipil (PNS) k. pengelolaan dana secara langsung l. perumusan standar, kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

26 Bagan 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur KEPALA DINAS KESEHATAN SEKRETARIS SUBAG TATA USAHA SUBAG PENYUSUNAN PROGRAM SUBAG KEUANGAN BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN MASALAH KESEHATAN BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN SEKSI KESEHATAN KELUARGA SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI GIZI SEKSI FARKALKES SEKSI KESEHATAN DASAR DAN PENUNJANG SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT SEKSI PROMOSI KESEHATAN SEKSI PEMBIAYAAN KESEHATAN SEKSI KESEHATAN RUJUKAN DAN KHUSUS SEKSI PENCEGAHAN, PENGAMATAN PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN SEKSI INFORMASI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SEKSI PERENCANAAN, PENDAYAGUNAAN &PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN UPT Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

27 2.2 Sumber Daya SKPD Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan Provinsi Jumlah SDM di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya sampai tanggal 31 Maret pada tahun 2014 sebanyak 1218 orang, dengan uraian sebagai berikut : Tabel 2.1 Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan No. Jabatan Jumlah 1 Struktural Eselon II 1 2 Struktural Eselon III 5 3 Struktural Eselon IV 15 4 Fungsional : 1) Epidemiolog 2 2) Pranata Labkes 1 5 Staf 342 Jumlah 366 Tabel 2.2 Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Golongan No. Jabatan Jumlah 1 Golongan IV 67 2 Golongan III Golongan II 61 4 Golongan I 3 Jumlah 366 Tabel 2.3 Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 S2 Magister Kesehatan 42 Magister Psikologi 1 Sp.MPK 1 Sp.Ortodontist 1 Sp.Konservasi Gigi 1 Umum 18 Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

28 2 S1 Dokter 20 Dokter Gigi 26 Apoteker 9 Sarjana Kesehatan Masyarakat 41 Sarjana keperawatan 2 Kesehatan Lingkungan 1 Umum 52 3 DIII Auntasi 1 Kebidanan 1 Kesehatan Lingkungan 3 Gizi 3 Umum 13 4 D I 7 5 SLTA SLTP 7 7 SD 5 Jumlah SDM di UPT Dinas Kesehatan Provinsi Jumlah SDM UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2014 menurut data kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 852 orang dengan uraian sebagai berikut : Tabel 2.4 Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan No. UPT Ess III Ess IV Staf JUMLAH 1. RSK Sumberglagah RSP Batu RSP Jember RSP Dungus Madiun RSP Surabaya BP4 Madiun BP4 Pamekasan Latkemas Murnajati BKMM Surabaya RSK Kediri AKZI Surabaya AKPER Madiun Balai Materia Medica Jumlah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

29 Tabel 2.5 Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Golongan No. UPT Gol Gol Gol Gol IV III II I JUMLAH 1. RSK Sumberglagah RSP Batu RSP Jember RSP Dungus Madiun RSP Surabaya BP4 Madiun BP4 Pamekasan Latkemas Murnajati BKMM Surabaya RSK Kediri AKZI Surabaya AKPER Madiun Balai Materia Medica Jumlah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

30 2.2 Sumber Daya SKPD Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan Provinsi Jumlah SDM di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya sampai tanggal 31 Maret pada tahun 2014 sebanyak 1218 orang, dengan uraian sebagai berikut : Tabel 2.1 Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan No. Jabatan Jumlah 1 Struktural Eselon II 1 2 Struktural Eselon III 5 3 Struktural Eselon IV 15 4 Fungsional : 1) Epidemiolog 2 2) Pranata Labkes 1 5 Staf 342 Jumlah 366 Tabel 2.2 Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Golongan No. Jabatan Jumlah 1 Golongan IV 67 2 Golongan III Golongan II 61 4 Golongan I 3 Jumlah 366 Tabel 2.3 Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 S2 Magister Kesehatan 42 Magister Psikologi 1 Sp.MPK 1 Sp.Ortodontist 1 Sp.Konservasi Gigi 1 Umum 18 Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

31 2 S1 Dokter 20 Dokter Gigi 26 Apoteker 9 Sarjana Kesehatan Masyarakat 41 Sarjana keperawatan 2 Kesehatan Lingkungan 1 Umum 52 3 DIII Auntasi 1 Kebidanan 1 Kesehatan Lingkungan 3 Gizi 3 Umum 13 4 D I 7 5 SLTA SLTP 7 7 SD 5 Jumlah SDM di UPT Dinas Kesehatan Provinsi Jumlah SDM UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2014 menurut data kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 852 orang dengan uraian sebagai berikut : Tabel 2.4 Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan No. UPT Ess III Ess IV Staf JUMLAH 1. RSK Sumberglagah RSP Batu RSP Jember RSP Dungus Madiun RSP Surabaya BP4 Madiun BP4 Pamekasan Latkemas Murnajati BKMM Surabaya RSK Kediri AKZI Surabaya AKPER Madiun Balai Materia Medica Jumlah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

32 Tabel 2.5 Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Golongan No. UPT Gol Gol Gol Gol IV III II I JUMLAH 1. RSK Sumberglagah RSP Batu RSP Jember RSP Dungus Madiun RSP Surabaya BP4 Madiun BP4 Pamekasan Latkemas Murnajati BKMM Surabaya RSK Kediri AKZI Surabaya AKPER Madiun Balai Materia Medica Jumlah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

33 Tabel 2.6 Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan tingkat Pendidikan PENDIDIKAN RSK SbR.Gla gah RSP Batu RSP Jember RSP Dungus RSP Suraba ya BP4 Mad iun BP4 Pame kasan Latkes mas BKMM RSK kediri AKZI Surab aya AKPER Madiun S2 MKes MKep 2 2 Mgizi 1 1 Sp. A 1 1 Sp. B 1 1 Sp. M Sp. R 1 1 Sp. P 1 1 Sp. OG Sp. PD Sp. KK Sp. PK Sp. THT 2 2 Sp. Rad 1 1 Umum S1 dr drg Apt SKM Fisio 1 1 S.Kep S. Gz BMM JML Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

34 PENDIDIKAN RSK SbR.Gla gah RSP Batu RSP Jember RSP Dungus RSP Suraba ya BP4 Mad iun BP4 Pame kasan Latkes mas BKMM RSK kediri AKZI Surab aya AKPER Madiun KL AK 1 1 Umu m DIII Kep AK Keb Far 1 1 AMK KL RO 3 3 Rad Gizi Gigi 1 1 Umu m DI SLTA SLTP SD JUMLAH BMM JML Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

35 Sarana dan Prasarana Hingga tahun 2013, jumlah aset tetap Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai berikut : Tabel 2.7 Daftar Aset Tetap Dinkes Provinsi Jawa Timur Kode Bidang Pembidangan Jml Satuan Nilai(Rp) 01 Golongan Tanah 28 Bidang Tanah 28 Bidang Golongan Peralatan Dan Mesin Buah / Set Alat-Alat Besar 40 Buah / Set Alat - Alat Angkutan 139 Buah Alat Bengkel Dan Alat Ukur Buah Alat Pertanian n Buah / Set Alat Kantor Dan Rumah Tangga Buah Alat Studio Dan Alat Komunikasi 449 Buah Alat-Alat Kedokteran 916 Buah Alat Laboratorium Buah Alat-Alat Persenjataan/Keamanan 0 Buah 0 03 Golongan Gedung Dan Bangunan 242 Buah Bangunan Gedung 239 Buah Monumen 3 Buah Golongan Jalan, Irigasi Dan Jaringan 9 Buah Jalan Dan Jembatan 1 Buah Bangunan Air Irigasi 1 Buah Instalasi 6 Buah Jaringan 1 Buah Golongan Asset Tetap Lainnya Buah / Set / Ekor Buku Dan Perpustakaan Buah / Set Barang Bercorak Kebudayaan 11 Buah / Set Hewan Ternak Serta Tanaman 0 Ekor / Buah 0 06 Golongan Konstruksi Dalam Pengerjaan 0 Buah 0 Jumlah Unit Usaha yang Masih Operasional Tabel 2.8 Daftar Unit Usaha Dinkes Provinsi Jawa Timur Yang Masih Operasional Tahun 2013 NO UNIT USAHA JML SATUAN 1 Kantin 2 UNIT 2 Koperasi Karyawan 2 UNIT Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

36 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Dalam mengukur kinerja, Dinas Kesehatan menjelaskan dalam dua indikator yaitu capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu capaian indikator impact dan capaian Indikator Kinerja yaitu capaian indikator outcome dari upaya pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan jajaran kesehatan diseluruh Provinsi Jawa Timur. Capaian tersebut yang dilaporkan Kepala Dinas Kesehatan kepada Gubernur Jatim dan masyarakat. Jatim capaian indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut: Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama Kesehatan merupakan indikator impact dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Indikator tersebut diwakili dengan beberapa indikator yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Prevalensi Gizi Buruk. Tabel 2.9 Capaian IKU Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur NO INDIKATOR KINERJA TARGET IKK TARGET INDIKATOR LAINNYA TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE (1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Angka Harapan Hidup (AHH) 2 Angka Kematian Ibu (AKI) 3 Angka Kematian Bayi (AKB) 4 Prevalensi Balita Gizi Buruk 69,60 69,90 70,20 70,40 70,60 69,15 69,60 69,81 70,09-82,5 82,00 81, ,5 90,7 101,4 104,3 97,43 97, , , ,41 29,29 29,24 25,95-2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 4,33 4,06 3,88 2,30 2,2 Sumber BPS dan Laporan Program Angka Harapan Hidup (AHH) capaian Jawa Timur pertahun meningkat cukup baik, yang menyatakan bahwa semakin tahun umur harapan hidup penduduk Jawa Timur semakin panjang dibandingkan tahun sebelumnya. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

37 Grafik 2.1 Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Jawa Timur Tahun Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Angka Harapan Hidup (AHH) per kabupaten/kota menunjukkan bahwa daerah Madura dan sekitarnya (tapal kuda) lebih rendah dibandingkan dengan daerah kulonan (bagian barat Jatim). Hal tersebut menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat di Jatim terbagi sesuai daerahnya. Banyak pengaruh yang menyebabkan hal tersebut antara lain perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan sarana prasarana yang tersedia, termasuk kebijakan daerah. AHH masing-masing kab/kota dapat dilihat pada tabel Tabel 2.10 Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun Kabupaten/Kota (Tahun) Kabupaten Pacitan 71,04 71,26 71,48 71, Kabupaten Ponorogo 69,62 69,93 70,24 70, Kabupaten Trenggalek 71,36 71,62 71,87 72, Kabupaten Tulungagung 71,23 71,48 71,72 71, Kabupaten Blitar 70,66 70,88 71,09 71, Kabupaten Kediri 69,42 69,66 69,90 70, Kabupaten Malang 68,70 68,96 69,23 69, Kabupaten Lumajang 66,87 67,17 67,46 67, Kabupaten Jember 62,66 62,84 63,03 63,21 Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

38 Kabupaten/Kota (Tahun) Kabupaten Banyuwangi 67,18 67,58 67,98 68, Kabupaten Bondowoso 62,92 63,23 63,54 63, Kabupaten Situbondo 63,02 63,19 63,36 63, Kabupaten Probolinggo 60,85 61,13 61,42 61, Kabupaten Pasuruan 63,70 64,01 64,31 64, Kabupaten Sidoarjo 70,31 70,55 70,79 71, Kabupaten Mojokerto 69,97 70,19 70,42 70, Kabupaten Jombang 69,99 70,09 70,18 70, Kabupaten Nganjuk 68,67 68,89 69,11 69, Kabupaten Madiun 68,72 68,90 69,07 69, Kabupaten Magetan 70,93 71,17 71,41 71, Kabupaten Ngawi 69,58 69,91 70,24 70, Kabupaten Bojonegoro 67,01 67,15 67,28 67, Kabupaten Tuban 67,56 67,78 68,00 68, Kabupaten Lamongan 68,02 68,20 68,37 68, Kabupaten Gresik 70,73 70,98 71,22 71, Kabupaten Bangkalan 63,16 63,32 63,48 63, Kabupaten Sampang 62,34 63,00 63,49 63, Kabupaten Pamekasan 63,59 63,99 64,39 64, Kabupaten Sumenep 64,53 64,71 64,89 65, Kota Kediri 70,18 70,41 70,64 70, Kota Blitar 71,95 72,23 72,51 72, Kota Malang 69,96 70,32 70,68 70, Kota Probolinggo 69,83 70,17 70,52 70, Kota Pasuruan 66,33 66,37 66,41 66, Kota Mojokerto 71,35 71,56 71,78 72, Kota Madiun 70,81 71,01 71,22 71, Kota Surabaya 70,71 71,01 71,27 71, Kota Batu 69,16 69,44 69,72 70,00 Jawa Timur 69,15 69,60 69,81 70,09 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Angka Kematian Ibu juga merupakan perwujudan dari tingkat derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi menunjukan bahwa AKI di Jawa Timur naik di tahun 2011 kemudian menurun ditahun 2012 dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

39 Grafik 2.2 Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Timur Tahun Trend AKI yang cenderung menurun dua tahun terakhir, karena berbagai upaya yang telah dilakukan berupa dukungan provinsi ke kabupaten/kota melalui fasilitasi baik dari segi manajemen Program KIA maupun sistim pencatatan dan pelaporan, peningkatan ketrampilan klinis petugas di lapangan serta melibatkan multi pihak dalam pelaksanaan program KIA. Di lihat dari gambaran kematian ibu di Jawa Timur terlihat jumlah kematian ibu tahun 2013 di bandingkan dengan kematian ibu di tahun 2012, maka dari 9 kabupaten/kota yang menjadi fokus pembinaan provinsi (Kota Surabaya, Jember, Kediri, Sidoarjo, Nganjuk, Tuban, Jombang) mengalami penurunan sementara Kabupaten Malang dan Pasuruan terjadi peningkatan jumlah kematian ibu. Beberapa kabupaten /kota lainnya terjadi peningkatan kematian ibu yang cukup signifikan, hal ini disebabkan berbagai hal yang mempengaruhi upaya penurunan kematian ibu yaitu alokasi anggaran untuk kegiatan kesehatan ibu dan anak di 60% kabupaten/kota sangat minimalis dibawah 300 juta setahun bahkan ada daerah yang hanya mendapat alokasi dana hanya 45 juta per tahun ini menunjukkan belum adanya perhatian dari pemerintah daerah terhadap permasalahan nasional yaitu tingginya AKI. Dari sisi SDM belum semua tenaga kesehatan (dokter dan bidan) kompeten dalam penanganan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sistim rujukan berjenjang Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

40 dan regional belum berjalan optimal, penyebab mendasar adalah terkait dengan ekonomi keluarga dan tingkat pendidikan masyarakat yang belum memadai. Grafik 2.3. Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun Angka Kematian Bayi dapat dilihat ada grafik 2.4 dibawah ini. AKB cenderung menurun, hal ini juga selaras dengan capaian Indikator kinerja Anak yang akan di jelaskan berikut ini. Grafik 2.4 Capaian Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Jawa Timur Tahun Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

41 Trend AKB diatas cenderung menurun, hal ini juga selaras dengan capaian Indikator kinerja Anak yang akan di jelaskan berikut ini. Mengingat AKB tahun 2013 belum dikeluarkan oleh BPS Prov. Jatim, maka jumlah kematian bayi yang bersumber dari LB3-KIA dapat kami sajikan sebagai berikut : Grafik 2.5. Jumlah Kematian Bayi per Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) dapat diketahui bahwa keadaan gizi balita di Jawa Timur semakin membaik. Hal tersebut dapat dilihat dari prevalensi gizi buruk di Jawa Timur mulai tahun menunjukkan adanya kecenderungan menurun. Hasil survey PSG tahun 2013 memberikan informasi bahwa prevalensi balita gizi buruk telah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 2,3 %. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

42 0,7 0,6 0,6 0,6 0,5 1,0 1,0 1,0 0,9 1,3 1,7 1,7 1,7 1,6 1,6 1,5 1,4 1,9 2,3 2,2 3,0 3,0 3,0 3,0 2,9 2,9 2,9 2,8 2,7 2,7 2,6 2,6 2,5 2,5 3,4 4,1 4,6 4,6 5,7 Grafik 2.6 Prevalensi Balita Gizi Buruk Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun ,0 PREVALENSI GIZI BURUK DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ,0 5,0 4,0 Target MDGs ,0 2,0 1,0 0,0 Sumber : Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2013 Meskipun rata-rata prevalensi balita gizi buruk telah mencapai target, tetapi masih dijumpai kabupaten/kota dengan prevalensi gizi buruk di atas target, yaitu Kabupaten : Sampang, Situbondo, Pasuruan, Probolinggo, Bangkalan, Lumajang, Jember, Pamekasan, Ngawi, Lamongan, Sumenep, Bondowoso, Mojokerto, Kediri, Tuban, Nganjuk, serta Kota: Pasuruan, Probolinggo, Malang, dan Surabaya. Penyebab gizi buruk berkaitan dengan faktor asupan gizi yang kurang mencukupi kebutuhan dan adanya penyakit infeksi. Beberapa faktor yang menyebabkan belum tercapainya target penurunan prevalensi gizi buruk di beberapa kabupaten/kota tersebut, antara lain karena faktor : SDM Kesehatan (Ahli Gizi) yang belum mencukupi kebutuhan dan belum terdistribusi dengan merata; fasilitas/sarana prasarana pendukung program gizi yang belum mencukupi kebutuhan; sistem rujukan yang belum berjalan secara optimal; pembiayaan kesehatan yang terbatas, regulasi, dukungan lintas program dan lintas sektor yang belum optimal; pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang yang masih rendah, serta adanya faktor kemiskinan. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

43 Tabel 2.11 Status Gizi Balita Di Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tahun 2013 No Kabupaten/Kota Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Baik (%) Gizi Lebih (%) 1. Kab. Pacitan 1,6 8,6 88,0 1,9 2. Kab. Ponorogo 1,0 5,5 90,7 2,7 3. Kab. Trenggalek 0,6 7,0 89,8 2,6 4. Kab. Tulungagung 0,5 6,3 89,9 3,4 5. Kab. Blitar 1,3 7,1 88,7 2,9 6. Kab. Kediri 2,5 11,0 84,1 2,4 7. Kab. Malang 1,0 7,2 88,8 3,0 8. Kab. Lumajang 3,0 10,3 83,1 3,6 9. Kab. Jember 3,0 15,8 80,1 1,1 10. Kab. Banyuwangi 1,7 10,3 84,3 3,8 11. Kab. Bondowoso 2,6 11,3 83,6 2,5 12. Kab. Situbondo 4,6 14,6 79,4 1,4 13. Kab. Probolinggo 3,4 14,1 80,4 2,1 14. Kab. Pasuruan 4,1 14,9 78,6 2,4 15. Kab. Sidoarjo 1,7 9,9 83,4 4,9 16. Kab. Mojokerto 2,6 7,9 86,6 2,9 17. Kab. Jombang 1,6 10,0 84,9 3,4 18. Kab. Nganjuk 2,3 10,1 84,8 2,7 19. Kab. Madiun 1,0 9,0 87,2 2,8 20. Kab. Magetan 1,4 10,9 84,5 3,2 21. Kab. Ngawi 2,9 10,0 84,8 2,3 22. Kab. Bojonegoro 0,9 8,2 88,3 2,6 23. Kab. Tuban 2,5 14,0 81,6 1,9 24. Kab. Lamongan 2,7 8,3 83,0 5,9 25. Kab. Gresik 1,7 9,5 85,4 3,4 26. Kab. Bangkalan 3,0 13,7 81,8 1,5 27. Kab. Sampang 5,7 17,7 76,1 0,5 28. Kab. Pamekasan 2,9 12,3 83,6 1,2 29. Kab. Sumenep 2,7 11,6 83,8 1,9 30. Kota Kediri 1,9 6,4 89,0 2,7 31. Kota Blitar 0,7 4,2 90,7 4,4 32. Kota Malang 2,9 6,6 86,8 3,9 33. Kota Probolinggo 3,0 11,2 82,3 3,5 34. Kota Pasuruan 4,6 12,8 79,7 2,9 35. Kota Mojokerto 1,5 10,3 83,0 5,2 36. Kota Madiun 0,6 6,9 88,1 4,4 37. Kota Surabaya 2,8 9,5 83,4 4,3 38. Kota Batu 0,6 6,3 91,8 1,3 Provinsi Jawa Timur 2,2 9,9 84,9 2,9 Sumber : Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2013 Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

44 2.3.2.Indikator Kinerja Upaya Kesehatan Indikator kinerja upaya kesehatan Dinas Kesehatan adalah indikator yang merupakan bagian indikator yang tertuang dalam Renstra , indikator LAKIP ataupun LKPJ. Indikator tersebut juga untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Jawa Timur. Indikator ini juga merupakan gambaran capaian outcome yang merupakan capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi, UPT dan jajaran kesehatan lainnya di provinsi/kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur. Kinerja ini merupakan indikator indikator antara untuk mencapai indikator impact. Indikator tersebut dirinci dalam 21 indikator yang target dan pencapaiannya digambarkan selama 5 tahun seperti dilihat pada tabel Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

45 Tabel 2.12 Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Tahun NO INDIKATOR KINERJA TARGET SPM TARGET IKK TARGET INDIKATOR LAINNYA TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) 2 Persentase cakupan kunjungan neonatal lengkap 3 Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas standar 4 Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas rawat inap PLUS 5 Jumlah Pustu yang menjadi Pustu yang layani gawat darurat dan observasi 6 Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes 7 Persentase posyandu dengan strata PURI V V V ,06 V 0 0% V V V 0 0% 0 0% 0 0% 10 3% 10 3% 50 3% % 30 8% 30 8% 130 6% % 60 16% 60 16% 180 8% % 90 24% 90 24% % % V % 0 0% 0 0% 0 0% ,3% 10 3% 8 2,12% 25 1,1% ,88% % % 28 7,41% 105 4,63% ,10% % 59 15,61% 43 11,38% 140 6,17% ,97% % 8 Persentase Desa Siaga aktif V ,97 60,15 80,53 89,77 95,4 9 Rumah Sakit Pemerintah yang sudah terlatih PONEK 10 Persentase Rumah Sakit Pemerintah terakreditasi 5 pelayanan dasar 84 22,22% 48 12,7% 175 7,7% ,79% % V V Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

46 NO INDIKATOR KINERJA TARGET SPM TARGET IKK TARGET INDIKATOR LAINNYA TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 11 Partisipasi balita ditimbang berat badannya (D/S) V 60% 65% 70% 75% 80% 71.90% 75.30% 75.90% 73.40% 74.20% 12 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) V >80% >80% >85% >90% >95% 79.90% 81.20% 87.40% 91.50% 95.80% 13 Angka keberhasilan pengobatan peny.tb V % RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan ODHA V 0% 0% 30% 40% 70% 21% 24% 27% 30% 35% 15 API Malaria V <1 <1 <1 <1 <1 0,33 0,18 0,24 0,034 0, RFT rate Kusta V ,35 91,56 90,25 91,1 88,8 17 Akses Air layak minum V 52 53,20 57, ,92 54,60 62,75 70, Akses Dasar (Jamban sehat) V 51 52,10 54, ,07 53,43 56,76 57,11 71,12 19 Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi V 100% 100% 100% 100% 100% % 100% 96.89% 0 berijin 20 Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di V >95% >95% >95% >95% >95% 65% 70% 87% 92% 95% kab/kota 21 Persentase penduduk memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan V 30% 40% 50% 55% 60% - 45% 46,1% 49,94% 52,51% Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

47 Analisis Capaian Kinerja Upaya Kesehatan 1). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes) Grafik 2.7 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Persalinan disini adala persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Melihat hasil diatas maka bisa disimpulkan bahwa ada kecederungan capaian Linakes meningkat dan telah mencapai target, khusus untuk tahun 2013 capaian turun dan belum mencapai target. Hal ini di karenakan sasaran ibu bersalin menggunakan Sensus Penduduk 2010, sedangkan tahun masih menggunakan Sensus Penduduk Secara absolut ada peningkatan sebesar persalinan dalam melihat capaian PN dari tahun 2010 ke tahun ) Persentase kunjungan neonatal (KN) lengkap Grafik 2.8. Kunjungan Neonatal (KN) lengkap Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

48 Trend meningkat tiap tahunnya dan telah mencapai target. Namun walaupun dapat memenuhi target capaian, beberapa hal yang tidak terkorelasi antara capaian yang memenuhi target dengan tetap tingginya angka kematian bayi (AKB). Walapun upaya yang sudah dilakukan berupa fasilitasi baik dari segi manajemen Programa KIA maupun sistim pencatatan dan Palaporan peningkatan klinis ketrampilan petugas di lapangan serta melibatkan multi pihak dalam pelaksanaan program KIA. 3). Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar adalah salah satu program ICON Gubernur yang dimulai tahun Program Puskesmas Standar adalah penambahan 1 orang tenaga dokter yang dibiayai oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Bantuan Keuangan dan bantuan alat kesehatan untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Rawat Inap dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan. Capaiannya dapat dilihat pada grafik 2.9. Grafik 2.9 Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar Tahun Target 2012 Capaian 2013 Pada tahun 2010 capaian terpenuhi terhadap target, namun untuk tahun capaian tidak terpenuhi, karena tidak ada dokter yang berminat/ mendaftar untuk menjadi tenaga kontrak dengan gaji kecil (Rp ). Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

49 4). Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS Puskesmas yang menjadi Puskesmas PLUS adalah salah satu program ICON Gubernur yang dimulai tahun 2010 s/d Program Puskesmas PLUS adalah penambahan 1 orang tenaga dokter dan kunjungan dr.sp.og dan dr.sp.a yang ada diwilayah Kabupaten terpilih yang dibiayai oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Bantuan Keuangan, serta bantuan alat kesehatan untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Rawat Inap/ Puskesmas PONED dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan dan menurunkan angka kematian ibu dan anak. Fungsi dr.sp.og dan dr.spa di Puskesmas terpilih adalah pembinaan dan transfer pengetahuan tentang penanganan kesehatan ibu dan anak. Grafik 2.10 Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas rawat inap PLUS Tahun Target 2012 Capaian 2013 Capaian program Puskesmas PLUS terhadap target tahun capaian tidak terpenuhi, karena tidak ada dokter yang berminat untuk menjadi tenaga kontrak dengan gaji kecil (Rp ), dan tenaga untuk dr.spog dan dr.spa yang terbatas di Kabupaten/Kota terpilih, sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten terpilih tersebut tidak bisa melakukan MOU dengan RSUD setempat, sehingga Puskesmas PLUS yang sudah dialokasi tidak dapat memenuhi target. 5). Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi Pustu yang layani Gawat Darurat dan Observasi Puskesmas pembantu yang mampu melakukan pelayanan gawat darurat dan Observasi (Pustu gadar) adalah salah satu program ICON Gubernur yang Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

50 dimulai tahun Dengan memberikan bantuan alat kesehatan untuk kegawatdaruratan diwilayah pustu yang rawan bencana atau kecelakaan, melalui dana Bantuan Keuangan. Grafik 2.11 Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi Pustu yang layani Gawat Darurat dan Observasi Tahun Pada tahun 2010 capaian tidak terpenuhi terhadap target, karena dana Bantuan Keuangan yang disediakan oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Timur yang semula alokasi 50 Pustu, hanya bisa dipenuhi 25 Pustu, karena dana yang disediakan hanya untuk 25 Pustu, sehingga mempengaruhi akumulasi target dari tahun 2011 sampai dengan ) Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes Ponkesdes adalah salah satu program ICON Gubernur yang dimulai tahun Ponkesdes merupakan pengembangan dari Polindes, dimana ditempatkan 1 orang tenaga perawat di Polindes yang sudah ada Bidannya serta memberikan bantuan alat kesehatan dan meubelair untuk mendukung pelayanan. Tujuan dibentuknya Ponkesdes adalah untuk mendekatkan akses pelayanan, dan meningkatkan mutu pelayanan dengan adanya tenaga perawat. Bidan bertanggung Jawab terhadap Pelayanan Kesehatan maupun program Ibu dan Anak, sedangkan perawat bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan umum maupun program diluar kesehatan ibu dan anak. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

51 Grafik 2.12 Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes Target 2012 Capaian 2013 Capaian program Ponkesdes terhadap target belum terpenuhi, karena Program tersebut memberikan honor perawat sebesar Rp ,-/bulan, sedangkan pemerintahan kabupaten/kota harus menyediakan honor sharing sebesar 50% dari Rp ,- dari APBD II. Hal ini mengakibatkan pemerintahan kabupaten/kota menyediakan anggaran untuk Honor perawat secara terus menerus, jadi untuk Program ICON Ponkesdes, beberapa pemerintah kabupaten/kota belum mendukung karena akan mengurangi APBD II. Selain hal tersebut diatas, karena honor masih dibawah UMR, sehingga perawat kurang berminat. 7) Persentase posyandu dengan Strata PURI Grafik 2.13 Persentase posyandu dengan strata PURI Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

52 Sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 Posyandu strata Purnama dan Mandiri sudah memenuhi target yang telah ditetapkan. Capaian Posyandu Puri sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya ungkitan dari Taman Posyandu yang merupakan peningkatan layanan Posyandu yang berstrata Purnama atau Mandiri, sehingga Posyandu yang berstrata Pratama dan Madya terpacu untuk meningkatkan stratanya menjadi Purnama dan Mandiri. Selain itu dukungan dana untuk pembentukan Taman Posyandu juga mulai meningkat pada tahun 2012 dan ). Persentase Desa Siaga Aktif Grafik 2.14 Persentase Desa Siaga aktif ,97 60, , , ,44 Target Capaian Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Pencapaian Desa Siaga Aktif mengalami peningkatan sebesar 35,44 % dari tahun 2009 hingga tahun Capaian kuantitas setiap tahunnya sudah melebihi target nasional, namun demikian kualitas Desa Siaga aktifnya masih didominasi aktif pratama sehingga perlu dilakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas Desa Siaga Aktifnya. Untuk meningkatkan kualitas Desa Siaga Aktif ini, perlu dukungan dan peran aktif dari berbagai lintas sektor, ormas, LSM maupun dunia usaha yang dapat berkontribusi dalam peningkatan di 8 indikator Desa Siaga Aktif. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

53 9). Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan PONEK RS Mampu PONEK 24 jam adalah RS yang mampu menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, yang dapat terukur melalui Penilaian Kinerja Manajemen dan Penilaian Kinerja Klinis dan Buku Paket Pelatihan PONEK Protokol bagi Tenaga Pelaksana. Grafik 2.15 Capaian RSU Pemerintah di Jawa Timur yang terlatih PONEK Tahun Pencapaian RS Ponek mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun 2010 hingga tahun 2013 dan masih terdapat 7 RSUD yang masih belum terlatih PONEK yaitu: RSUD Dr R Soedarsono Pasuruan, RSUD RA Basuni Mojokerto, RSUD Kertosono, RSUD Ngimbang, RSUD Lawang, RSUD Dolopo, RSUD Ploso Jombang dan 1 RS baru yaitu RSUD Besuki Situbondo. Keterbatasan SDM spesialistik khususnya dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis anak yang full timer masih menjadi permasalahan RS Pemerintah belum mampu PONEK 24 jam. 10). Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku dan ditetapkan oleh Menteri, sesuai yang diamanatkan pada UU RS No 44 Tahun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

54 2009 pasal 40 dimana dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. Berbagai kegiatan terkait peningkatan pencapaian indikator renstra untuk akreditasi RS antara lain: a. Workshop Pembuatan Dokumen Akreditasi bagi RS, dengan tujuan agar RS dapat membuat dokumen sesuai standar dan parameter penilaian akreditasi RS, sasaran adalah RS Pemerintah yang belum terakreditasi b. Monitoring dan Evaluasi Grafik 2.16 Capaian Akreditasi Rumah Sakit RS di Jawa Timur Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan capaian akreditasi rumah sakit di Jawa Timur sebanyak 66,38% dengan menggunakan instrument penilaian akreditasi versi Hingga tahun 2013 terdapat 33,61% Rumah Sakit yang belum terakreditasi dan terbanyak RS Swasta (89,91%). RSU pemerintah yang belum terakreditasi terdapat 5 RSU Pemerintah (RS Ngimbang RS Besuki Situbondo, RSUD Lawang, RSUD Ploso, RS Universitas Airlangga). Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi RS dimana disebutkan pada pasal 3 bahwa RS wajib mengikuti akreditasi nasional, dan pada pasal 4 untuk dalam upaya meningkatkan daya saing, RS dapat mengikuti akreditasi internasional sesuai kemampuan. Sampai pada Oktober 2013 RS di Jawa Timur yang sudah terakreditasi nasional adalah 2 (dua) RS swasta yaitu RS Panti Nirmala dan RS Khusus Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

55 Mata Undaan dan RS yang terakreditasi internasional adalah RS Premier Surabaya. 11). Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) Capaian D/S pada tahun 2013 adalah : 74,2% yang berarti masih di bawah target sebesar 80%. Grafik 2.17 berikut menggambarkan capaian D/S selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Grafik 2.17 Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) Masih rendahnya cakupan D/S tersebut antara lain berkaitan dengan banyak berdirinya PAUD (pendidikan anak usia dini) yang kegiatnnya belum terintegrasi dengan Posyandu. a. Minimnya dana operasional dan kelengkapan sarana dan prasarana untuk menggerakkan kegiatan Posyandu. b. Tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling masih kurang karena banyaknya kader baru. c. Tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan pentingnya memantau pertumbhhan balita melalui kegiatan penimbangan di Posyandu masih rendah. d. Belum optimalnya pembinaan dari Tim Pokjanal Posyandu kepada kader. e. Kurangnya kegiatan inovatif di Posyandu yang dapat meningkatkan cakupan D/S. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

56 12) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Secara umum terjadi peningkatan pencapaian dalam 5 tahun dan melebihi target, pada tahun I sedikit dibawah target karena ada kendala dalam hal 1) mobilisasi masyarakat untuk menerima program immunisasi misalnya keengganan ibu membawa anaknya ke Posyandu, takut anaknya sakit setelah diberi imunisasi, adanya kelompok masyarakat yang menolak, 2) kegiatan layanan mobile yang belum optimal ( sweeping ). 13). Angka keberhasilan pengobatan penyakit TB Angka keberhasilan TB menunjukkan capaian yang cukup baik dengan melampaui target yang ditetapkan. Keberhasilan pengobatan ini menunjukkan bahwa kualitas pengobatan TB di Jawa Timur telah cukup baik, namun tantangannya adalah bila dikaji lebih teliti, dengan membandingkan hasil pengobatan per fasilitas pelayanan kesehatan, maka akan tampak bahwa rumah sakit masih memiliki hambatan untuk mencapai target yang ditetapkan. Bila analisis berdasarkan kabupaten/kota, belum semua kabupaten/kota mencapai angka keberhasilan pengobatan sesuai target, meskipun jumlahnya tidak banyak. 14). Persentase RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) Dalam 5 tahun persentase RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan ODHA tidak mencapai target. Beberapa rumah sakit pemerintah yang sudah dilatih untuk memberikan layanan HIV, ternyata masih belum bisa melaksanakan kegiatan layanan HIV baik tes maupun pengobatan dan dukungan. Masih ada 4 kabupaten yang belum memiliki RS untuk layanan HIV. 15). API Malaria Kasus malaria dapat ditekan dengan baik sehingga Annual Parasite Index yang dicapai dapat melampaui target yang ditetapkan. Keinginan untuk melakukan sertifikasi bebas malaria dapat menjadi motivasi untuk menekan angka API sehingga angka terjaga selalu di bawah 1% sesuai dengan target. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

57 16). RFT Rate Kusta Angka Release From Treatment yang menjadi indikator keberhasilan pengobatan kusta telah mencapai target yang ditetapkan. Dukungan petugas di tingkat layanan, khususnya yang memiliki permasalahan kusta serta masyarakat (termasuk pasien dan orang yang terdampak kusta) menjadi kunci keberhasilan ini. Pada akhir tahun ke 5 tidak tercapai target karena penderita masih dalam proses pengobatan dan belum semua bisa dievaluasi, setelah selesai. 17). Akses Air Layak Minum Dalam RPJMD Jawa Timur ditargetkan sampai dengan tahun 2013 masyarakat yang sudah dapat mengakes air minum dari sumber yang layak 62%, sedangkan capaian Jawa Timur tahun 2013 sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu sudah mencapai 80,6%. Dengan demikian maka Jawa Timur telah mencapai target akses air minum yang layak. Diantara yang mempercepat peningkatan akses minum air yang layak adalah adanya koordinasi program peningkatan air bersih yang dilakukan oleh SKPD terkait untuk mensinkronkan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan akses dan kualitas. Di samping itu juga adanya pembinaan yang intensif yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui petugas sanitarian puskesmas. Sanitarian melakukan inspeksi sanitasi sarana air bersih, dengan inspeksi tersebut diketahui faktor risiko pencemarannya, selanjutnya masyarakat menindaklanjuti hasil inspeksi tersebut dengan perbaikan sarana air bersih. Dan dari hasil inspeksi tersebut sanitarian bisa menindaklanjuti dengan melakukan uji kualitas di Laboratorium. 18). Akses Jamban sehat Dalam RPJMD Jawa Timur ditargetkan bahwa sampai dengan tahun 2013 jumlah masyarakat yang dapat mengakes sanitasi dasar (jamban sehat) 57,11%. Dari hasil laporan sampai tahun 2013 jumlah masyarakat yang mengakes sanitasi dasar (jamban sehat) sebesar 71,12%. Dengan demikian maka Jawa Timur telah mencapai target sanitasi dasar (jamban sehat). Diantara yang mempercepat peningkatan akses sanitasi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

58 dasar (jamban sehat) adalah keberhasilan Jawa Timur dalam melaksanakan program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang lebih fokus pada metode pemberdayaan masyarakat. Dengan strategi menciptakan lingkungan yang kondusip, peningkatan demand dan peningkatan supply, maka kebutuhan masyarakat akan adanya jamban meningkat, sehingga masyarakat secara swadaya termotivasi untuk memenuhi kebutuhan jamban tersebut. Dan keberhasilan tersebut juga ditunjang adanya wira usaha sanitasi yang memfasilitasi kebutuhan masyarakat terhadap jamban dengan opsi jamban yang murah tetapi sudah memenuhi syarat kesehatan. 19). Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel Pesentase tenaga kesehatan yang lulus kompetensi No. Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta Peserta Lulus Persentase ,5% ,2% ,0% ,0% ,0% Sesuai dengan Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 23 ayat 3, disebutkan bahwa Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah, dan kemudian ditegaskan pula pada pasal 34 ayat 2, yang menyatakan Penyelenggara fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin melakukan pekerjaan profesi. Menyikapi hal tersebut di atas, maka di provinsijawa Timur sejak tahun 2008 telah dilakukan Uji Kompetensi oleh MTKP Jawa Timur. Pelaksanaan Uji Kompetensi oleh MTKP diberlakukan kepada tenaga kesehatan yang telah lulus pendidikan sebagai salah satu syarat mendapatkan Surat Izin Tenaga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

59 Kesehatan (sekarang berganti menjadi Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan). Setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan mengikuti Uji Kompetensi dan dinyatakan lulus, maka kepada yang bersangkutan diberikan Sertifikat Kompetensi sebagai salah satu syarat pengurusan Surat Izin Tenaga Kesehatan/STR Tenaga Kesehatan, yang mana STR tersebut digunakan sebagai salah satu syarat pengurusan Surat Izin Kerja (bagi tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan) dan atau Surat Izin Praktek Tenaga Kesehatan (bagi tenaga kesehatan yang praktek mandiri) di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat bertugas. Permenkes No tahun 2012 tentang Registrasi tenaga kesehatan menyatakan bahwa pelaksanaan Uji Kompetensi adalah Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) di pusat. Tetapi karena sampai akhir 2012 MTKI belum bisa menyelenggarakan uji kompetensi maka MTKP Jawa Timur masih melakukan Uji Kompetensi agar tenaga kesehatan yang ada di Jawa Timur dapat mengurus STR Tenaga Kesehatan yang nantinya diperuntukkan sebagai salah satu syarat pengurusan SIK serta SIP di Kabupaten/Kota. Dilihat dari grafik kelulusan Uji Kompetensi bagi tenaga kesehatan, ternyata masih banyak tenaga kesehatan yang tidak lulus uji kompetensi. Hal ini menyebabkan input tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memiliki kompetensi yang belum optimal. Sehingga kedepannya perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Organisasi Profesi Kesehatan. Sesuai dengan Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Standarisasi Tenaga Dokter Spesialis di Rumah Sakit, dari 21 RS tipe C hanya 5 RS yang memenuhi standar (4 dasar untuk dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis bedah, dan spesialis obgyn masing-masing 2 dokter dan 4 dokter spesialis penunjang yaitu spesialis anestesi, spesialis radiologi, spesialis rehab medik, dan spesialis patologi klini masing-masing 1 dokter). Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

60 Sesuai standar puskesmas, setiap puskesmas harus mempunyai 2 dokter umum, sedangkan saat ini dari 960 puskesmas, yang tidak memiliki dokter umum sebanyak 19 puskesmas dan puskesmas yang hanya mempunyai 1 dokter umum sebanyak 427 puskesmas. Sedangkan untuk tenaga nutrisionis, dari 960 puskesmas ada 827 puskesmas yang memiliki tenaga nutrisionis, dan masih ada 133 puskesmas yang belum memiliki tenaga nutrisionis. Sehingga perlu penambahan jumlah dokter spesialis, dokter umum dan nutrisionis serta penataan kembali penyebaran tenaga kesehatan agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa optimal. 20). Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di kabupaten/kota Mutu pelayanan kesehatan sangat bergantung kepada ketersediaan obat dan alat kesehatan yang berkualitas sebagai penunjang utama dalam pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Oleh karena itu jaminan ketersediaan obat baik secara kualitas maupun kuantitas harus tetap terjaga di fasilitas pelayanan kesehatan. Ketersediaan obat harus dipertahankan agar pelayanan kesehatan tdk terganggu dengan melalui kegiatan meliputi perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaannya yang didukung dengan sarana pendukung, termasuk sistem informasi dan SDM yang kompeten. Permasalahan yang ada adalah : 1. Penggunaan obat bainyak dijumpai tidak rasional sehingga mengganggu perhitungan perencaan kebutuhan obat, menimbulkan penyakit baru dan menyebabkan pemborosan, 2. Tenaga teknis yang kompeten belum memadai jumlahnya, 3. Anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk pemenuhan kebutuhan obat sangat kecil, sehingga hanya menggantungkan anggaran dari DAK, yang bisa menyebabkan terjadinya kekurangan obat, 4. Pelayanan Kefarmasian belum dilaksanakan secara optimal di fasilitas pelayanan kesehatan. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

61 21). Penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat Jawa Timur yang sudah memiliki Jaminan Kesehatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel Jumlah penduduk yang punya jaminan kesehatan No Kepesertaan Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa Jamkesmas ( Maskin Kuota ) 2 Dijamin Prov, Kab/ Kota (Maskin Non Kuota/Jamkesda ) 3 Askes PNS Jamsostek TNI/POLRI Asuransi Komersial Jumlah penduduk yang tercover Belum tercover Jaminan Kesehatan (45%) (55%) (46,1%) (53,89%) (49,94%) (50,06%) (52,51%) (47,48%) Jumlah Total Penduduk Dari data diatas bisa kita lihat bahwa dari tahun 2010 hingga 2013 terjadi peningkatan penduduk yang tercover jaminan kesehatan. Pencapaian tersebut untuk tahun 2011 dan 2013 masih dibawah angka dari Rencana Strategis tahun 2009 s/d 2014, yaitu tahun 2011 sebesar 50%, 2012 sebesar 55% dan 2013 sebesar 60%. Hal tersebut disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya asuransi kesehatan dan perusahaan asuransi komersial belum mau terbuka dengan keanggotaannya, sehingga masih sedikit sekali Perusahaan Asuransi kesehatan swasta yang mau memberikan datanya. Kondisi tersebut masih terjadi di Tahun Meskipun terjadi peningkatan penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan sebesar 9%, dengan bertambahnya sasaran Jamkesmas, Jamsostek, TNI/POLRI dan Asuransi komersial, tetapi kondisi tersebut masih belum bisa memenuhi target Renstra. Dengan adanya program JKN oleh BPJS mulai 1 Januari 2014 target renstra sebesar 70% diharapkan bisa terpenuhi. Oleh karena adanya kebijakan JKN Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

62 oleh Pemerintah Pusat yang bersifat wajib bagi semua masyarakat untuk mempunyai jaminan kesehatan. Sosialisasi program JKN akan lebih banyak diberikan kepada masyarakat baik melaluli media media maupun pertemuan pertemuan. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

63 No Uraian Anggaran pada tahun ke- Tabel Anggaran dan Realisasi APBD Dinas Kesehatan Realisasi Anggaran pada tahun ke Rasio antara realisasi dan anggaran tahun ke- Rata-rata pertumbuhan Anggaran Realisasi 1 Dana Ex Rutin ,46 3,43 4,43 0,52 6,82 ( ) ( ) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran ,78 3,05 3,57 0,34 5,93 ( ) ( ) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur ,69 0,38 0,79 0,18 0,77 ( ) ( ) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah ,07 0,01 0, Dana Ex Pembangunan ,98 73,87 79,7 7 73,42 57, Program Obat dan Perbekalan Kesehatan ,70 1,42 5,51 4,51 8, Program Upaya Kesehatan Masyarakat ,65 6,13 2,75 2,44 3,94 ( ) ( ) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat ,11 1,42 1,08 1,29 3, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

64 Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

65 No Uraian Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke Rasio antara realisasi dan anggaran tahun ke- Rata-rata pertumbuhan Anggaran Realisasi Program Perbaikan Gizi Masyarakat ,01 2,31 1,02 0,98 2,96 ( ) ( ) Program Upaya Kesehatan Perorangan ,64 1,09 0,96 0,90 1,27 ( ) ( ) Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan ,53 53,01 60,0 1 53,78 26, Program Sumber Daya Kesehatan ,56 2,18 2,34 4,16 1,29 ( ) ( ) Program Lingkungan Sehat ,81 1,33 1,64 0,98 1,65 ( ) ( ) Program Pencegahan dan Pemberantasa n Penyakit ,98 4,99 4,47 4,39 8,23 ( ) Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

66 Dinas Kesehatan mendapat APBD tahun antara Rp 121 Rp 279 Milyar. Alokasi tersebut meningkat di Tahun 2010 karena adanya penambahan anggaran pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin (jamkesda) dari tahun sebesar Rp 170 Milyar. Pada tahun 2013 karena sebagian besar peserta jamkesda masuk menjadi peserta jamkesmas (pembiayaan APBN) dan Dinas Kesehatan provinsi tidak lagi membiayai pelayanan kesehatan bagi pemegang surat pernyataan miskin (SPM) seluruhnya dibebankan pada dinas kabupaten/kota yang merujuk ke Rumah Sakit Provinsi dan UPT sehingga anggaran jamkesda dikurangi menjadi Rp 55 Milyar. Alokasi diluar jamkesda juga menurun karena sebagian APBD mulai tahun 2010 sampai tahun 2013 dengan aturan hibah dan bansos harus ditransfer ke kabupaten/kota melalui bantuan keuangan. Utamanya untuk program prioritas seperti ponkesdes dengan rata rata yang ditransfer sebesar Rp 25 Milyar. Grafik APBD Dinas Kesehatan Provinsi dengan atau tanpa anggaran Jamkesda Grafik Anggaran dan Penyerapan APBD Tahun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 118 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Berikut dijelaskan tentang tugas pokok dan fungsi, profil, visi misi, dan keorganisasian Badan Ketahanan Pangan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan pernyataan kehendak rakyat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN DAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA DRG LILI APRILI ANT I KEPAL A SEKS I KESE H ATAN DASAR DAN PENUNJAN G Pertimbangan Penyusunan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Timur Layanan pengadaan secara elektronik adalah unit kerja yang dibentuk di seluruh kementrian, lembaga, satuan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 11 /KPTS/013/2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 11 /KPTS/013/2011 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 11 /KPTS/013/2011 TENTANG NOMOR REKENING BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU DAN REKENING LAINNYA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Daftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

Daftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan Daftar Isi Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan Bab 2 : Gambaran Pelayanan Puskesmas Kabupaten Probolinggo 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun

RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya kondisi

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 159 TAHUN 1980 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA CABANG

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016 3 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG - 2021 i KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG TIM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA INVESTASI NON PMDN / PMA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (6),

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR: 15 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR, KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR 188/296/KPTS/013/2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR, KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR 188/296/KPTS/013/2017 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88/296/KPTS/03/207 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH TAHUN 204-209 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada target hasil dalam kurun waktu lima tahun dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal.

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN TAHUN 2013-2018.. DINAS KESEHATAN TAHUN 2013 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat dan karunia-nya,

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 1 BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PENGOBATAN PADA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XXXII BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 633 Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan:

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 \ PERATURAN NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI PADA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG

WALIKOTA PANGKALPINANG WALIKOTA PANGKALPINANG Menimbang PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci