BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002)."

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) 2.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil (margin/fee) serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002). Obligasi syariah di dunia internasional dikenal dengan nama sukuk. Kata sukuk merupakan bentuk jamak dari sakk merupakan istilah bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai sertifikat. Dalam sejarah Islam, istilah sukuk dikenal sejak abad pertengahan, dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk digunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban financial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya (Abdul Aziz, 2010:121). Menurut Peraturan No. IX.A.13 hasil Keputusan Bapepam-LK Nomor: KEP-130/BL/2006 tentang penerbitan efek syariah, yang dimaksud dengan sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan tau tidak terbagi atas: 1) kepemilikan asset berwujud tertentu; 2) nilai manfaat dan jasa atas asset proyek tertentu atu aktivitas tertentu; atau 3) kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu. 9

2 10 Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa obligasi syariah (sukuk) merupakan surat pengakuan kerjasama yang memiliki ruang lingkup yang lebih beragam dibandingkan hanya sekedar surat pengakuan utang. Keberagaman tersebut dipengaruhi oleh berbagi macam akad yang digunakan sesuai dengan kebutuhan proyek yang akan dijalankan seperti akad mudharabah, murabahah, istisna, dan ijarah Perkembangan Pasar Sukuk di Dunia Aset Industri Keuangan Syariah menutup tahun 2014 dengan sangat baik yaitu mencapai lebih dari USD 2 triliun dan saat ini pasarnya pun meluas termasuk ke berbagai negara-negara di Eropa, Korea, Australia, Brazil, Malta, Argentina, Cina, dan banyak lagi yang lainnya. Bahkan perkembangan tersebut juga cukup baik pada negara-negara yang baru saja menerapkan sistem keuangan syariah di negaranya seperti Maroko, Tunisia, Azerbeijan, Libya, Oman dan beberapa negara non muslim seperti Nigeria, Tanzania dan Afrika Selatan. Muhammad Zubair Mughal, Chief Executif Officer AlHuda Centre of Islamic Banking and Economics (CIBE), mengatakan bahwa di tahun 2015, aset keuangan syariah pun dapat diperkirakan melampaui USD 2,5 triliun. Adapun pangsa pasar perbankan syariah akan sebesar 86 persen, sukuk 6 persen, reksadana syariah 4 persen, asuransi syariah 2 persen dan keuangan mikro syariah satu persen (mysharing, ed. 2015). Sukuk mempermainkan perannya dalam perkembangan industri keuangan syariah di dunia. Sejak hampir dua dekade terakhir penerbitan sukuk sebagai

3 11 alternatif sumber pembiayaan baik oleh korporasi maupun negara terus mengalami perkembangan yang pesat. Berdasarkan data dari Islamic Financial Information Service (IFIS) tahun 2014, per 27 Juni 2014 total penerbitan sukuk di seluruh dunia tercatat telah mencapai kurang lebih USD 683,8 miliar. Dari total penerbitan sukuk tersebut lebih didominasi oleh penerbitan sukuk oleh negara (sovereign sukuk). Jumlah penerbitan sovereign sukuk di seluruh dunia mencapai kurang lebih USD 397,8 miliar atau sebanyak 57% dari total penerbitan sukuk. Sedangkan sukuk korporasi menempati posisi kedua, dengan total penerbitan mencapai USD 198 miliar atau sebesar 29% dari total penerbitan sukuk Perkembangan Sukuk di Indonesia Di Indonesia, sejak Dewan Syariah Nasional mengeluarkan fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, maka sebagai tindak lanjut di atas pada bulan Oktober 2002 obligasi syariah pertama kali diterbitkan di pasar modal Indonesia oleh sektor swasta yaitu PT Indosat, Tbk dengan menggunakan akad mudharabah dan tingkat imbal hasil 16,75%. Kesuksesan obligasi syariah yang diluncurkan oleh PT. Indosat Tbk membuat beberapa emiten menyusul meluncurkan obligasi syariah. Emitenemiten tersebut diantaranya PT. Berlian Laju Tanker Tbk dengan nilai emisi Rp 60 milyar, PT. Bank Bukopin dengan nilai emisi Rp 50 milyar, PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) dengan nilai emisi Rp 200 milyar, PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan nilai emisi Rp 200 milyar, dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) dengan nilai emisi Rp 1,5 triliun.

4 12 Sejak pertama kali diterbitkan tahun 2002, penerbitan obligasi syariah di pasar modal Indonesia terus mengalami perkembangan, sampai saat ini (Desember 2015) secara kumulatif terdapat 87 penerbitan sukuk korporasi oleh emiten dengan total emisi sebesar Rp ,0 miliar. Dari jumlah tersebut, per Desember 2015 ada 47 sukuk korporasi yang masih outstanding dengan nilai Rp ,0 miliar. Adapun trend perkembangan penerbitan sukuk di Indonesia sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Grafik Perkembangan Nilai Emisi Sukuk di Indonesia Tahun 2010 s.d 2015 Sumber : Adapun Perusahaan-Perusahaan yang telah menerbitkan Obligasi Syariah (Sukuk) di Pasar Modal Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2015 antara lain sebagai berikut:

5 13 Tabel 2.1 Daftar Perusahaan Penerbit Sukuk Tahun No. Perusahaan Penerbit Obligasi Perusahaan Penerbit Obligasi No. Syariah Syariah 1. PT Adhi Karya (Persero), Tbk 17. PT Indosat, Tbk 2. PT Adira Dinamika Multifinance, Tbk 18. PT Lotte Chemical Titan Nusantara 3. PT Aneka Gas Industri 19. PT Matahari Putra Prima, Tbk 4. PT Apexindo Pratama Duta, Tbk 20. PT Mayora Indah, Tbk 5. PT Bakrieland Development, 21. PT Metrodata Electronic, Tbk Tbk 6. PT Bank Bukopin, Tbk 22. PT Mitra Adi Perkasa, Tbk 7. PT Bank Pembangunan Daeran Sulawesi Selatan 23. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) 8. PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat 24. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 9. PT Bank Syariah Mandiri 25. PT Pupuk Kalimantan Timur 10. PT Bank Muamalat Indonesia, 26. PT Ricky Putra Globalindo, Tbk Tbk 11. PT Berlian Laju Tanker, Tbk 27. PT Salim Ivomas Pratama 12. PT Berlina, Tbk 28. PT Sona Topas Tourism Industry Tbk 13. PT Ciliandra Perkasa 29. PT Sumberdaya Sewatama 14. PT Citra Marga Nushapala 30. PT Summarecon Agung Tbk Persada, Tbk 15. PT CSM Corporatama (Indorent) 31. PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 16. PT Humpus Intermoda Transportasi, Tbk 32. PT XL Axiata, Tbk Sumber : Tantangan dan Peluang bagi Pelaku Pasar Sukuk di Indonesia Salah satu tantangan utama dan menjadi dasar pertimbangan investor tentang Sukuk adalah belum terdapat konsensus industri mengenai apa yang menjadi dasar suatu produk dinyatakan memenuhi kaidah Syariah. Konsensus dan Standarisasi sangat penting untuk meningkatkan likuiditas pasar modal syariah

6 14 dan pengembangan instrumen keuangan syariah. 4 (empat) tantangan utama dalam pengembangan Sukuk: a) Belum adanya standarisasi, menyebabkan tingginya biaya pembentukan produk syariah maupun biaya transaksi; b) Kurang likuid, sehingga pasar dan pembentukan harga menjadi tidak efisien; c) Masih terbatasnya pengaturan yang terpadu; d) Belum terdapat pemahaman dan kejelasan mengenai apa yang terjadi jika terjadi kasus kegagalan, hak hak para investor perlu lebih jelas. Adapun Peluang-peluang Pasar Sukuk di Indonesia Menurut Hasan F dalam Seminar MES Bulanan tahun 2010, antara lain : a) Secara demographi keuangan syariah sangat potensial; hampir ¼ penduduk dunia dan sekitar 80% penduduk Indonesia beragama Islam, sebagai investor potensial; b) Industri keuangan syariah relatif masih baru dan mengalami pertumbuhan sangat cepat; c) Dukungan dari pemerintah dalam bentuk pengembangan pasar, infrastruktur, dan regulasi d) Penerbit, termasuk pemerintah, melihat Sukuk sebagai sarana pembiayaan yang atraktif untuk berbagai proyek infrastruktur dan sarana publik.

Perkembangan Sukuk Korporasi Okt. 2015

Perkembangan Sukuk Korporasi Okt. 2015 SUKUK Miliar Rp 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 14.483,4 90 80 80 70 60 8.284,0 50 41 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 Okt. 2015 Nilai Outstanding

Lebih terperinci

Perkembangan Penerbitan Sukuk dan Sukuk Korporasi Outstanding per 31 Oktober ,0 7,26

Perkembangan Penerbitan Sukuk dan Sukuk Korporasi Outstanding per 31 Oktober ,0 7,26 SUKUK 14.000,0 Miliar Rp Perkembangan Penerbitan Sukuk dan Sukuk Korporasi Outstanding per 31 Oktober 2014 66 Jumlah 70 12.000,0 12.3 60 10.000,0 50 8.000,0 7,26 40 6.000,0 34 30 4.000,0 20 2.000,0 10-2002

Lebih terperinci

Perkembangan Sukuk Korporasi Jul-15

Perkembangan Sukuk Korporasi Jul-15 SUKUK Miliar Rp 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 14.483,4 90 80 80 70 60 8.284,0 50 41 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 31-Jul-15 Nilai Outstanding

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175.0 1 175.0 1

Lebih terperinci

Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan Sukuk Korporasi Outstanding 14,

Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan Sukuk Korporasi Outstanding 14, SUKUK Miliar Rp Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan Sukuk Korporasi Outstanding Jumlah 14,000.0 64 70 12,000.0 10,000.0 8,000.0 6,000.0 11,994.4 7,260.0 35 60 50 40 30 4,000.0 20 2,000.0 10-2002

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING. Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding. Total Nilai (Rp miliar)

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING. Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding. Total Nilai (Rp miliar) SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175.0 1 175.0 1

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR ( OUTSTANDING)

PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR ( OUTSTANDING) SUKUK PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR ( OUTSTANDING) dalam miliar rupiah 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 50 45 40

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR (OUTSTANDING)

PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR (OUTSTANDING) dalam milyar rupiah SUKUK PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR (OUTSTANDING) 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 50 45 40 35

Lebih terperinci

Perkembangan Sukuk Korporasi. Nilai Outstanding Total Nilai emisi Jumlah Outstanding Total Jumlah Penerbitan

Perkembangan Sukuk Korporasi. Nilai Outstanding Total Nilai emisi Jumlah Outstanding Total Jumlah Penerbitan SUKUK Miliar Rp 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 12.956,480 71 70 60 50 7.105,0 40 35 30 20 10 0 Nilai Outstanding Total Nilai emisi Jumlah Outstanding

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175,0 1 175,0 1

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175,0 1 175,0 1 2003 740,0

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175,0 1 175,0 1

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF CORPORATE SUKUK ISSUANCE AND CORPORATE SUKUK OUTSTANDING

DEVELOPMENT OF CORPORATE SUKUK ISSUANCE AND CORPORATE SUKUK OUTSTANDING SUKUK DEVELOPMENT OF CORPORATE SUKUK ISSUANCE AND CORPORATE SUKUK OUTSTANDING Billion Rp 14.000,0 12.000,0 10.000,0 Number 70 65 12.294,4 60 50 8.000,0 6.000,0 4.000,0 40 33 30 6.958,0 20 2.000,0 10-2002

Lebih terperinci

Perkembangan Sukuk Korporasi sept. 2015

Perkembangan Sukuk Korporasi sept. 2015 SUKUK Miliar Rp 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Perkembangan Sukuk Korporasi 14,483.4 80 8,284.0 41 Jumla 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 sept. 2015 0 Nilai Outstanding

Lebih terperinci

Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding

Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding SUKUK Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding Billion Rp 14.000,0 12.000,0 Number of 70 65 12.594,4 60 10.000,0 50 8.000,0 6.000,0 7.258,0 34 40 30 4.000,0 20 2.000,0 10-2002

Lebih terperinci

Jan Feb Mar Apr May June July Agst Sept

Jan Feb Mar Apr May June July Agst Sept SUKUK Billion Rp 14.000,0 Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding Number of Sukuk 70 12.000,0 65 12.294,4 60 10.000,0 50 8.000,0 6.000,0 40 6.958,0 33 30 4.000,0 20 2.000,0

Lebih terperinci

Jan Feb Mar Apr May June July Ags Sept Oct Nov

Jan Feb Mar Apr May June July Ags Sept Oct Nov SUKUK Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding Billion Rp 14.000,0 Number of 68 70 12.000,0 12.727,4 60 10.000,0 50 8.000,0 40 7.391,0 6.000,0 34 30 4.000,0 20 2.000,0 10-2002

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0 REKSA DANA SYARIAH SUKUK Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 30.000 Jumlah 140 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 125 25.573,40 69 14.289,0 120 100 80 60 40 20 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Juli 0

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0 REKSA DANA SYARIAH SUKUK Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 30.000 Jumlah 140 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 125 25.573,40 71 15.134,0 120 100 80 60 40 20 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Juni 0

Lebih terperinci

Juni

Juni SUKUK Miliar Rp 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 14,483.4 90 80 80 70 8,444.0 60 50 42 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 Juni Nilai Outstanding

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0 REKSA DANA SYARIAH SUKUK Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 30.000 25.000 124 Jumlah 140 120 20.000 15.000 10.000 24.741,40 14.396,0 69 100 80 60 40 5.000 20 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Okt 0 Nilai

Lebih terperinci

Perkembangan Sukuk Korporasi may 15

Perkembangan Sukuk Korporasi may 15 SUKUK Miliar Rp 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi 13.579,0 Jumlah 80 73 70 60 50 7.728,0 40 36 30 20 10 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Lebih terperinci

Perkembangan Sukuk Korporasi. Sukuk Korporasi Yang Masih Beredar 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H

Perkembangan Sukuk Korporasi. Sukuk Korporasi Yang Masih Beredar 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Sukuk Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 18.000 16.000 Jumlah 100 16.114,0 90 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 87 9.802,0 46 Jan 2010 2011 2013 2014 2015 2016 80 70 60 50 40 30 20 10

Lebih terperinci

Sukuk. Sukuk Korporasi Yang Masih Beredar 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H. Perkembangan Sukuk Korporasi

Sukuk. Sukuk Korporasi Yang Masih Beredar 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H. Perkembangan Sukuk Korporasi Sukuk Miliar Rp 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 16.114,0 100 87 90 80 70 9.902,0 60 47 50 40 30 20 10 0 Des 2010 2011 2013 2014 2015 Nilai

Lebih terperinci

Sukuk 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H. Perkembangan Sukuk Korporasi. Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Sukuk 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H. Perkembangan Sukuk Korporasi. Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan Sukuk Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 Jumlah 100 16.114,0 90 87 80 70 9.802,0 60 50 46 40 30 20 10 0 Jan Feb 0 2010 2011 2012 2013 2014

Lebih terperinci

Sukuk 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H. Perkembangan Sukuk Korporasi. Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Sukuk 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H. Perkembangan Sukuk Korporasi. Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan Sukuk Miliar Rp 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 100 16.114,0 90 87 80 70 9.520,0 60 50 40 45,0 30 20 10 0 Jan Feb Mar 2010 2011 2013 2014

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi REKSA DANA SYARIAH SUKUK Miliar Rp 20.000 18.000 16.000 14.000 Perkembangan Sukuk Korporasi 18.551,40 90 Jumlah 100 90 80 70 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 11.111,0 45 Jan Feb Mar Apr Apr May

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi REKSA DANA SYARIAH SUKUK Miliar Rp 20.000 18.000 16.000 Perkembangan Sukuk Korporasi 18.692,40 Jumlah 100 95 90 80 14.000 12.000 10.756,0 70 60 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Jan Feb Mar Apr Apr May

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0

REKSA DANA SYARIAH SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi , ,0 REKSA DANA SYARIAH SUKUK Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 30.000 Jumlah 140 25.000 122 120 20.000 15.000 10.000 24.441,40 14.259,0 68 100 80 60 40 5.000 20 0 Agsts 2012 2013 2014 2015 2016 2017 0

Lebih terperinci

SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan

SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan SUKUK Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 20.000 18.925,00 Jumlah 120 18.000 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 97 11.044,0 51 okt 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 100 80 60 40

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu tempat bagi pihak yang memiliki kelebihan dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan oleh bursa efek.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Konsep keuangan berbasis syariah islam (Islamic Finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh

Lebih terperinci

SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan

SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan SUKUK Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 25.000 Jumlah 120 100 20.000 100 15.000 10.000 20.425,40 11,748 52 80 60 40 5.000 20 0 Desember 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0 Nilai Outstanding Jumlah Sukuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber pembiayaan yang sering digunakan oleh perusahaan ada tiga macam, yaitu saham, obligasi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi berbasis syariah (Islam) yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian suatu negara tidak bisa diabaikan. Melalui pasar modal syariah, masyarakat dapat berpartisipasi dalam

Lebih terperinci

SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan

SUKUK. Perkembangan Sukuk Korporasi. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan SUKUK Perkembangan Sukuk Korporasi Miliar Rp 25.000 Jumlah 120 100 20.000 100 15.000 10.000 20.425,40 11.878,0 53 80 60 40 5.000 20 0 Desember 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0 Nilai Outstanding Jumlah Sukuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pengenaan Pajak di Indonesia Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara Indonesia lebih-lebih dalam beberapa tahun terakhir ini. Dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

Sampel Penelitian. Nama Obligasi Syariah Nama Perusahaan Karakteristik Sampel 2008 a b c Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008

Sampel Penelitian. Nama Obligasi Syariah Nama Perusahaan Karakteristik Sampel 2008 a b c Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008 LAMPIRAN 1 N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Sampel Penelitian Nama Obligasi Syariah Nama Perusahaan Karakteristik Sampel 2008 a b c Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008 PT Indosat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memerlukan dana yang bersumber dari luar perusahaan untuk pengembangan usahanya. Dana luar itu, selain berupa pinjaman dari bank dapat pula dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun meski baru,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun meski baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri keuangan syariah termasuk industri yang baru berkembang di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun meski baru, perkembangan industri syariah termasuk

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pasti akan membutuhkan dana sebagai modal tambahan untuk menjalankan operasinya. Modal yang digunakan oleh perusahaan tersebut dapat berasal dari

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Indomobil Wahana trade Bank DKI Bank Bukopin. Artha Prima Finance Fasfood Indonesia Selamat sempurna Bank Panin Serasi autoraya Lautan Luas. Astra Sedaya Finance Bank

Lebih terperinci

SUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010

SUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010 SUKUK MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010 Pengertian Sukuk ص ك و ك) ) adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak (plural) dari kata Sakk ( ص ك ك ), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian suatu negara biasanya dapat dilihat dari keberadaan suatu pasar modal. Sebuah negara industri maju maupun negara industri baru selalu

Lebih terperinci

Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut: Saldo awal

Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut: Saldo awal b. Bank Umum Konvensional Pihak ketiga Bank BPD Aceh 3.456 1.700 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.034.219 139.850 Dolar Amerika Serikat Union Bank of California -- 55.053.595 Wachovia Bank N.A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di Timur Tengah karena booming minyak bumi dan meningkatnya kesadaran akan investasi yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang. berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi dan praktisi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang. berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi dan praktisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini terjadi kebangkitan kembali Sistem Ekonomi Islam, yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi

Lebih terperinci

Obligasi Korporasi No Nama Terbit Jatuh Tempo Kupon Size Rating

Obligasi Korporasi No Nama Terbit Jatuh Tempo Kupon Size Rating Obligasi Korporasi Donaldson (1961) yang memulai Pecking Order Theory (POC) mengemukakan dari hasil penelitiannya bahwa perusahaan dalam membiayai operasi dan investasinya mempunyai urutan yaitu laba ditahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Menurut Sugiyono (2012) objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu masalah pemenuhan kebutuhan dana. Kondisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu masalah pemenuhan kebutuhan dana. Kondisi tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mengembangkan usahanya atau melakukan ekspansi, perusahaan sering dihadapkan pada berbagai kendala. Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber pembiayaan yang sering digunakan oleh perusahaan ada tiga macam, yaitu saham,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan untuk mencari model ekonomi yang lebih komprehensif.salah satu alternatif pilihan adalah mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam telah diterima secara luas di

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam telah diterima secara luas di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam telah diterima secara luas di dunia dan telah menjadi alternatif baik bagi pasar yang menghendaki kepatuhan syariah (syariah

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

merupakan sinyal bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini

merupakan sinyal bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam mengembangkan dan mencapai tujuan usahanya sering dihadapkan dengan berbagai kendala seperti masalah pemenuhan kebutuhan dana. Sumber-sumber

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.04/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera

Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera Investasi Untuk Pembangunan Bangsa Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH Gedung A.A. Maramis II Lantai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Analisis Regresi

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Analisis Regresi 106 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Analisis Regresi Logistik untuk memperoleh model prediksi peringkat Obligasi Syariah yang terbentuk dari rasio

Lebih terperinci

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-6561 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk (Penelitian Terhadap Perusahaan-Perusahaan yang Menerbitkan Sukuk dan

Lebih terperinci

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH Training of Trainer Modul Regulasi di Pasar Modal Syariah 2 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dalam ekonomi syariah merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan. Karena dengan berinvestasi, harta yang dimiliki menjadi lebih produktif

Lebih terperinci

2016 ANALISIS PERBAND INGAN TINGKAT PROFITABILITASD AN LIKUID ITAS PERUSAHAAN SEBELUM D AN SESUD AH PENERBITAN SUKUK KORPORASI

2016 ANALISIS PERBAND INGAN TINGKAT PROFITABILITASD AN LIKUID ITAS PERUSAHAAN SEBELUM D AN SESUD AH PENERBITAN SUKUK KORPORASI 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pergerakan sektor keuangan yang semakin dinamis menuntut perusahaan untuk mampu menjaga keseimbangan pertumbuhan perusahaannya, salah satu aspek penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas, salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Dengan cara menerbitkan surat

Lebih terperinci

PELUANG DAN TANTANGAN PERKEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) DI INDONESIA

PELUANG DAN TANTANGAN PERKEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) DI INDONESIA 1 PELUANG DAN TANTANGAN PERKEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) DI INDONESIA Putri Armadiyanti Universitas Negeri Surabaya Email: putriarmadiyanti92@gmail.com Abstract Currently the existence of Islamic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih beberapa alternatif sumber dana tambahan yang ada, antara lain

Lebih terperinci

Pasar Modal Syariah Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan 22 May 2015

Pasar Modal Syariah Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan 22 May 2015 Pasar Modal Syariah Indonesia Otoritas Jasa Keuangan 22 May 2015 Market Outlook 2 Aset Industri Keuangan Syariah Triliun Rupiah Jenis 2010 2011 2012 2013 2014 2015 22 May-15 MARKET SHARE (22 May 2015)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan sebagai variable independen, dan Net Profit Margin perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan sebagai variable independen, dan Net Profit Margin perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Waktu yang di perlukan dalam melakukan penelitian ini adalah selama 2 semester yaitu dari September 2014 sampai Agustus 2015. Objek yang akan diteliti

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN OBLIGASI SYARIAH KORPORASI Oleh Iwan Pontjowinoto, 2007 Diambil dari disertasi Program Doktor UNPAD

HASIL PENELITIAN OBLIGASI SYARIAH KORPORASI Oleh Iwan Pontjowinoto, 2007 Diambil dari disertasi Program Doktor UNPAD HASIL PENELITIAN OBLIGASI SYARIAH KORPORASI Oleh Iwan Pontjowinoto, 2007 Diambil dari disertasi Program Doktor UNPAD PENDAHULUAN Tidak dapat disangkal lagi, krisis keuangan tahun 1997-1998 telah membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peran penting sebagai sarana investasi jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal merupakan pasar yang didefinisikan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK I. UMUM Setiap Penawaran Umum wajib mengikuti ketentuan Penawaran

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/5/PBI/2007 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/5/PBI/2007 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/5/PBI/2007 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan perbankan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten

BAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis aset yang bisa dijadikan alternatif investasi selain saham dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam instrumen keuangan seperti hutang (obligasi), saham, instrumen

BAB I PENDAHULUAN. macam instrumen keuangan seperti hutang (obligasi), saham, instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai macam instrumen keuangan seperti hutang (obligasi), saham, instrumen derivatif dan instrumen lainya, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi sebagai salah satu instrumen pasar modal adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh Emiten kepada Pemegang Obligasi dengan kewajiban membayar bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan keuangan syariah yang tumbuh dan berkembang pesat dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan keuangan syariah yang tumbuh dan berkembang pesat dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi besar bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi terbesar adalah Jawa Timur. Sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anjuran atas sistem bagi hasil atau profit sharing, serta larangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. anjuran atas sistem bagi hasil atau profit sharing, serta larangan terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep keuangan Islam berbasis syariah (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negara-negara

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN 2003-2007 Diajukan Oleh : Devi

Lebih terperinci

Siaran Pers Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) Periode I Tahun 2016

Siaran Pers Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) Periode I Tahun 2016 Siaran Pers Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) Periode I Tahun 2016 Jakarta, Mei 2016 DES Periode I Tahun 2016 Ditetapkan sesuai Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor Kep-22/D.04/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dana pada surat berharga (financial asset) yang diharapkan akan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dana pada surat berharga (financial asset) yang diharapkan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu ekonomi adalah ilmu tentang perilaku, etika, dan moral yang tidak bisa dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. internasional. Sukuk berasal dari bentuk jamak sakk dalam Bahasa Arab yang

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. internasional. Sukuk berasal dari bentuk jamak sakk dalam Bahasa Arab yang BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Perkembangan Obligasi syariah Obligasi syariah (sukuk) pertama kali diperkenalkan di daerah Timur Tengah pada abad

Lebih terperinci

Sambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam

Sambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam Sambutan Utama Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Seminar Internasional IFSB Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam Jakarta, 31 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahiim, Yang Terhormat: Tn.

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia 50 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia 4.1.1. Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia Sukuk pertama kali diperkenalkan di daerah Timur Tengah pada abad pertengahan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian baik global maupun regional dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pasang surut, contohnya krisis ekonomi yang terjadi di Eropa

Lebih terperinci

Keberadaan Obligasi Syari ah di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

Keberadaan Obligasi Syari ah di Indonesia: Peluang dan Tantangannya Keberadaan Obligasi Syari ah di Indonesia: Peluang dan Tantangannya Bachruddin Universitas Islam Indonesia bachruddin@fe.uii.ac.id The role of syari ah obligation (sukuk) has been prospective, due to the

Lebih terperinci

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel.

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan www.valburysecurities.co.id 2013 PERKEMBANGAN PASAR KEUANGAN SYARIAH & SUKUK NEGARA

Lebih terperinci

STATISTIK PASAR MODAL

STATISTIK PASAR MODAL 01-05 Juni 2009 STATISTIK PASAR MODAL 2,078.93 IDX 2,396.35 1,916.83 STI 2,329.08 1,075.50 KLSE 1,044.11 604.57 SETI 2,528.68 560.41 PSE 2,389.31 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BAPEPAM-LK, BIRO

Lebih terperinci