BAB II LANDASAN TEORI. neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas. Fungsi laporan keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas. Fungsi laporan keuangan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan pada periode tertentu, dan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari: neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas. Fungsi laporan keuangan menurut Mustafa (2013) memiliki persamaan definisi dengan Kegunaan Informasi Akuntansi. Jika kita ingin memilah secara detail dan terperinci maka Fungsi Laporan keuangan atau manfaat informasi akuntansi dapat di bagi menjadi: a. Menyusun perencanaan kegiatan perusahaan b. Mengendalikan perusahaan c. Dasar pembuatan keputusan dalam perusahaan d. Pertimbangan dan pertanggung jawaban pada pihak ekstern. Menurut Hema (2013) pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembagalembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi: 9

2 10 a. Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. b. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok lain yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman,

3 11 kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan. f. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Berikut ini adalah lima prinsip dasar akuntansi (Accounting Pinciple) yang bisa menjadi pedoman saat membuat laporan keuangan:

4 12 a. Prinsip Biaya Historis (Historis Cost Principle) Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal, dan biaya. Data ini diambil dari catatan laporan aktiva, hutang, modal dan biaya. b. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) Prinsip pengakuan pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh peruahaan. c. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) Yang dimaksud prinsip mempertemukan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih perusahaan. d. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) Konsistensi dari tahun ke tahun dalam proses akuntansi, agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. e. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle) Yang dimaksud dengan pengungkapan penuh adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan (Guritno, 2014). Laporan keuangan disusun menggunakan dasar akrual untuk memenuhi tujuannya. Dasar akrual menjelaskan bahwa transaksi dicatat

5 13 saat kejadian (tidak pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan (Hema, 2013). Laporan keuangan memiliki karakteristik kualitatif pokok, yaitu: a. Dapat dipahami Informasi akuntansi harus cukup transparan sehingga masuk akal bagi pemakai informasi. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai bisnis, aktivitas ekonomi dan akuntansi, serta bersedia mempelajari informasi dengan tekun. b. Relevansi Informasi harus mampu menyajikan perbedaan bagi pembuat keputusan, yang memiliki nilai prediktif atau umpan balik. Tingkat relevansi dapat dipengaruhi oleh sifat dan materialitas informasi. Materialitas berarti bahwa informasi harus cukup penting bagi pemakai, sehingga jika diabaikan dinyatakan secara salah, hal tersebut akan membuat keputusan yang diambil pemakai menjadi berbeda. Materialitas tergantung pada ukuran pos atau kesalahan yang dinilai pada situasi tertentu akibat pengabaian atau salah saji. c. Reliabilitas Informasi dianggap dapat diandalkan jika lengkap, bebas dari kesalahan atau bias yang material, terpercaya, dan dapat diharapkan untuk merepresentasikan secara wajar substansi ekonomi dari

6 14 peristiwa atau transaksi yang mendasari (tanpa memandang bentuk hukum peristiwa atau transaksi tersebut). d. Komparabilitas Para pemakai biasanya membandingkan laporan keuangan entitas selama suatu periode waktu untuk mengidentifikasi tren dalam posisi dan kinerja keuangannya. Jadi, sangatlah penting bahwa dasar penyusunan dan penyajian harus tetap dapat dibandingkan sepanjang waktu. Komparabilitas bukan berarti keseragaman, atau terus menggunakan prinsip dan kebijakan akuntansi yang sama apabila tersedia alternatif yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu media pertanggungjawaban perusahaan kepada investor yang berguna untuk memudahkan pengambilan keputusan alokasi sumber daya ke usahausaha yang paling produktif. Menurut Andy (2009) yang dikutip dari Hendrikson dan Brenda (2002) menyatakan bahwa pengungkapan dalam pelaporan keuangan dapat didefinisikan sebagai penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum di pasar modal yang efisien. Hal ini menyiratkan bahwa harus disajikan informasi yang cukup agar memungkinkan diprediksinya kecenderungan (trend) dividen masa depan serta variabilitas dan kovariabilitas imbalan masa depan

7 15 dalam pasar tersebut. Adapun tujuan pengungkapan yaitu sebagai berikut: a. Menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan, b. Menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut, c. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditur dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui, d. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun, e. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang, dan f. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya. Pengungkapan melibatkan keseluruhan proses pelaporan keuangan. Pemilihan metode pengungkapan yang terbaik dalam setiap kasus tergantung pada sifat informasi dan kepentingan relatifnya. Metode-metode pengungkapan dapat diklasifikasikan sebagai berkut:

8 16 a. Bentuk dan Susunan Laporan Formal Informasi yang paling signifikan dan relevan harus selalu tampil dalam tubuh utama satu atau lebih laporan keuangan jika memang memungkinkan untuk mencantumkannya di sana. Aktiva dan kewajiban serta dampak yang ditimbulkan pada laba bersih, dan ekuitas pemegang saham harus diungkapkan dalam laporan begitu transaksi dan, perubahan lainnya dapat diukur dengan handal dan dengan derajat akurasi yang wajar. Tetapi bentuk dan susunan laporan dapat diubah secara efektif untuk menampilkan jenis informasi tertentu yang tidak dengan mudah diungkapkan dengan laporan tradisional. b. Terminologi dan Penyajian yang Terinci Deskripsi yang digunakan dalam laporan serta jumlah rincian yang diperlihatkan merupakan faktor penting dalam pengungkapan. Karena terbatasnya rentang perhatian dan pemahaman manusia, data akuntansi harus diikhtisarkan agar berarti dan berguna. Pemilihan seberapa banyak informasi yang harus disajikan dan penentuan pospos mana yang harus disajikan secara terpisah tergantung pada tujuan laporan dan materialitas pos tersebut. c. Informasi Parentesis Informasi yang paling signifikan harus disajikan dalam tubuh laporan keuangan, bukan dalam catatan kaki atau daftar pelengkap. Jika judul pos-pos dalam laporan tidak dapat dibuat benar-benar deskriptif tanpa

9 17 menjadi terlalu panjang, penjelasan atau definisi tambahan dapat disajikan sebagai catatan parentesis ( dalam tanda kurung ) setelah judul dalam laporan tersebut. Akan tetapi, catatan ini tidak boleh panjang atau akan mengganggu data utama yang diikhtisarkan di dalam laporan. d. Catatan Kaki Tujuan catatan kaki dalam laporan keuangan haruslah untuk mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalam tubuh suatu laporan tanpa mengurangi kejelasan laporan. Catatan kaki tidak boleh digunakan sebagai pengganti klasifikasi atau penilaian dan deskriptif yang semestinya di dalam laporan, juga tidak boleh berkontradiksi atau mengulang informasi di dalam laporan. e. Laporan dan Daftar Pelengkap Laporan pelengkap menjelaskan fungsi yang berbeda dengan daftar pelengkap. Biasanya laporan pelengkap menyajikan informasi tambahan atau informasi yang disusun dalam gaya yang berbeda, dan bukan informasi yang lebih terinci. Laporan pelengkap ini dapat digunakan sebagai metode untuk mengembangkan dan bereksperimen dengan peraga dan laporan baru. f. Komentar dalam Laporan Auditor Laporan auditor bukanlah tempat untuk mengungkapkan informasi keuangan yang signifikan mengenai perusahaan. Tetapi laporan ini

10 18 memang berfungsi sebagai metode untuk mengungkapkan jenis-jenis informasi. g. Surat Direktur Utama atau Ketua Dewan Komisaris Dalam pembahasan ini laporan keuangan formal dengan catatan kaki serta daftar dan laporan pelengkap dan sertifikat auditor melengkapi laporan keuangan akuntan. Semua data keuangan yang relevan dan signifikan harus tampak dalam laporan ini. Akan tetapi, pengkajian signifikansi informasi ini paling baik disajikan dalam bentuk naratif oleh manajemen sendiri. 2.2 Kecurangan Kecurangan (fraud) adalah tindakan ilegal yang dilakukan satu orang atau sekelompok orang secara sengaja atau terencana yang menyebabkan orang atau kelompok mendapat keuntungan, dan merugikan orang atau kelompok lain. Pengertian kecurangan menurut Taylor dan Glezen (1997) yang dikutip dari Astrid (2013) mengungkapkan teorinya bahwa kecurangan berarti hal yang disengaja yang dapat menyebabkan kerugian bagi para pengguna laporan keuangan dan contoh dari kecurangan tersebut yaitu kecurangan manajemen dan misapropriasi aktiva. Kecurangan pada dasarnya terdiri dari manipulasi, pemalsuan, kelalaian representasi informasi yang signifikan dan penyalahgunaan yang disengaja dari prinsip akuntansi.

11 19 Menurut Albrecth dan Albrecth (dikutip oleh Nguyen, 2008) pada Listiana (2012), fraud diklasifikasikan menjadi 5 (lima) jenis, yaitu: a. Embezzlement employee atau occupational fraud Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan.jenis fraud ini dilakukan bawahan dengan melakukan kecurangan pada atasannya secara langsung maupun tidak langsung. b. Management fraud Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh manajemen puncak kepada pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang mengandalkan laporan keuangan. Jenis fraud ini dilakukan manajemen puncak dengan cara menyediakan penyajian yang keliru, biasanya pada informasi keuangan. c. Invesment scams Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh individu/perorangan kepada investor. Jenis fraud ini dilakukan individu dengan mengelabui atau menipu investor dengan cara menanamkan uangnya dalam investasi yang salah. d. Vendor fraud Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh organisasi atau perorangan yang menjual barang atau jasa kepada organisasi atau perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan organisasi dengan memasang harga terlalu tinggi untuk barang dan

12 20 jasaatau tidak adanya pengiriman barang meskipun pembayaran telah dilakukan. e. Customer fraud Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh pelanggan kepada organisasi atau perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan pelanggan dengan cara membohongi penjual dengan memberikan kepada pelanggan yang tidak seharusnya atau menuduh penjual memberikan lebih sedikit dari yang seharusnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2010) The Association of Certified Fraud Examiner atau ACFE membagi kecurangan kedalam 3 (tiga) tipologi atau cabang utama, yaitu: a. Korupsi (Corruption) Istilah corruption disini serupa tetapi tidak sama dengan istilah korupsi yang ada pada perundang-undangan Indonesia. Conflict of interest atau benturan kepentingan sering kita jumpai dalam berbagai bentuk diantaranya bisnis pelat merah atau bisnis penjabat (penguasa) dan keluarga serta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan lembaga-lembaga pemerintah dan didunia bisnis sekalipun. Tuanakotta (2014) yang dikutip dari Muhammad (2015). b. Penggelapan aset (Asset Missapropriation) Asset misappropristion atau pengambilan aset secara illegal dalam bahasa sehari-hari disebut mencuri, namun dalam istilah

13 21 hukum, mengambil aset secara ilegal (tidak sah, atau melawan hukum) yang dilakukan seseorang yang diberi wewenang untuk mengelola atau mengawasi asset tersebut, disebut menggelapkan. Tuanakotta (2014) yang dikutip dari Muhammad (2015). c. Pernyataan yang salah (Fraudulent Statement) Fraudulent Statement sangat dikenal para auditor dalam melakukan general audit karena berkenaan dengan penyajian laporan keuangan yang sangat menjadi perhatian auditor, masyarakat atau para LSM. Tuanakotta (2014) yang dikutip dari Muhammad (2015). 2.3 Penggolongan Perusahaan Perusahaan Manipulator Perusahaan manipulator adalah perusahaan yang terindikasi melakukan kecurangan pada penyusunan laporan keuangannya. Tidak hanya over statement yang dapat merugikan pihak-pihak terkait, penyajian laporan keuangan yang under statement juga sama meruikannya. Salah satu kerugian untuk pemerintah adalah mengenai pajak. Tapi under statemnet akan berdampak pula pada investor yang akan menanamkan modalnya. Pada umumnya, investor akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang laba nya tinggi, dan merupakan perusahaan nya stabil. Jika kecurangan tidak segera diatasi dan perusahaan yang melakukan manipulasi semakin bertambah banyak, maka hal

14 22 tersebut akan mengakibatkan semakin tingginya Non Performing Loan di perbankan Indonesia. Dengan kata lain, akan semakin banyak dana nasabah yang akan hilang karena perbankan tidak mampu menagih pinjamannya kepada debitur yang melakukan kecurangan Perusahaan Non Manipulator Perusahaan non manipulator adalah perusahaan yang tidak terindikasi melakukan kecurangan dalam penyusunan laporan keuangannya. Dengan kata lain perusahaan non manipulator menyajikan laporan keuangan sesuai dengan keadaan perusahaan pada saat itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak bermaksud untuk menipu para pemakai laporan keuangan Perusahaan Grey Perusahaan grey yaitu perusahaan yang tidak terindikasi non manipulator dan juga manipulator. Perusahaan yang berada dalam kondisi ini masuk kedalam kategori grey atau grey company, kemunkinan terdapat usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangannya namun tidak signifikan. Perusahaan grey munkin saja melakukan kecurangan, namun kecurangan tersebut tidak dapat diprediksi.

15 23 Perusahaan grey tidak dapat digolongkan pada perusahaan non manipulator karena masih terdapat faktor-faktor internal perusahan yang mungkin berasal dari manajemen. Perusahaan yang masuk dalam golongan ini juga tidak dapat dikenai judgement bahwa melakukan manipulasi.

16 24 Gambar 2.1 Fraud Tree Beberapa kategori kecurangan menurut Simanjuntak (2008) dalam Yayuk (2014). Unsur-unsur dari kecurangan adalah sebagai berikut:

17 25 a. Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation) b. Mulai dari masa lampau (past) atau sekarang (present) c. Fakta bersifat material (material fact) d. Dilakukan seraca sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly) e. Bermaksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihk beraksi f. Pihak yang dirugikam harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan tersebut (misrepresentation) g. Pihak yang merugikannya (detriment) Menurut Sri Warni (2016), faktor-faktor yang menyebabkan kecurangan dalam akuntansi meliputi: a. Tekanan: dorongan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dipicu oleh alasan ekonomi, emosional, atau nilai. b. Adanya peluang: kondisi yang memberikan peluang pada seseorang untuk melakukan kecurangan. Misalnya lemahnya internal control atau penyalahgunaan wewenang. c. Rasionalisasi: pelaku mencari pembenaran sebelum melakukan kecurangan. Seseorang melakukan rasionalisasi agar dirinya dapat mencerna tindakannya yang ilegal agar tetap dapat mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya.

18 26 Wolfe dan Hermanson (2004) yang dikutip oleh Astrid (2016) menjelaskan sifat-sifat terkait elemen kemampuan yang sangat penting dalam pribadi pelaku kecurangan, yaitu: a. Posisi Posisi seseorang atau fungsi dalam organisasi dapat memberikan kemampuan untuk membuat atau memanfaatkan kesempatan untuk penipuan. Seseorang dalam posisi otoritas memiliki pengaruh lebih besar atas situasi tertentu atau lingkungan. b. Pemahaman dan Kreativitas Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman yang cukup dan mengeksploitasi kelemahan pengendalian internal dan untuk menggunakan posisi, fungsi, atau akses berwenang untuk keuntungan terbesar. c. Percaya diri/ego Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang besar dirinya tidak akan terdeteksi. Tipe kepribadian umum termasuk seseorang yang didorong untuk berhasil di semua biaya, egois, percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri (narsisme). Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, gangguan kepribadian narsisme meliputi kebutuhan untuk dikagumi dan kurangnya empati untuk orang lain. Individu dengan gangguan ini percaya bahwa mereka lebih unggul dan cenderung ingin memperlihatkan prestasi dan kemampuan mereka.

19 27 d. Paksaan Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau menyembunyikan penipuan. Seorang individu dengan kepribadian yang persuasive dapat lebih berhasil meyakinkan orang lain untuk pergi bersama dengan penipuan atau melihat ke arah lain. e. Penipuan Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan efektif dan konsisten. Untuk menghindari deteksi, individu harus mampu berbohong meyakinkan, dan harus melacak cerita secara keseluruhan. f. Stres Individu harus mampu mengendalikan stres karena melakukan tindakan kecurangan dan menjaganya agar tetap tersembunyi sangat bisa menimbulkan stres. Jadi, pelaku kecurangan perlu memiliki kemampuan yang terdiri dari posisi otoritas, adanya pemahaman menyeluruh dalam melakukan kecurangan, ego dan kepercayaan diri yang kuat agar tidak terdeteksi, memiliki rencana dan pelaksanaan yang efektif dalam melakukan penipuan serta menjaga dan mengendalikan stres agar tidak terdeteksi. 2.4 Kecurangan Laporan Keuangan Praktek bisnis yang dilakukan pada tiap perusahaan tidak terlepas dari penerapan asas Good Corporate Governance. Komite Nasional

20 28 Kebijakan Governance (KNKG) mengeluarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance tahun 2006 yang berisi asas-asas sebagai berikut: a. Transparansi Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, namun juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. b. Akuntabilitas Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Oleh karena itu, perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. c. Responsibilitas Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapatkan pengakuan sebagai good corporate citizen.

21 29 d. Independensi Untuk melancarkan pelaksanaan asas good corporate governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Saat melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. 2.5 Pendeteksian dan Pencegahan Kecurangan Pada dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu suatu entitas apa bila: a. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak efektif. b. Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka. c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang mengarah tindakan kecurangan. d. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak efektif serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

22 30 e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan, biasanya masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan. f. Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi kecurangan. (Hema, 2013) Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai 3 (tiga) tujuan pokok yaitu: keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang berlaku. (COSO: 1992) dikutip oleh Amrizal (2004). 2.6 Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dikutip dari Hema (2013) salah satu risiko yang dihadapi perusahaan adalah integrity risk, yaitu risiko adanya kecurangan oleh manajemen atau pegawai perusahaan, tindakan illegal, atau tindakan penyimpangan lainnya yang dapat mengurangi nama baik/reputasi perusahaan di dunia usaha, atau dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adanya risiko tersebut mengharuskan adanya tindakan pencegahan/prevention untuk menangkal

23 31 terjadinya kecurangan (fraud). Namun pencegahan saja tidaklah memadai, harus dipahami cara mendeteksi secara dini terjadinya kecurangankecurangan yang timbul. Tindakan pendeteksian tersebut tidak dapat digeneralisir terhadap semua kecurangan. Masing-masing jenis kecurangan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga untuk dapat mendeteksi kecurangan perlu kiranya pemahaman yang baik terhadap jenis-jenis kecurangan yang mungkin timbul dalam perusahaan. Sebagian besar bukti-bukti kecurangan merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak langsung. Petunjuk adanya kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala (symptoms) seperti adanya perubahan gaya hidup atau perilaku seseorang, dokumentasi yang mencurigakan, keluhan dari pelanggan ataupun kecurigaan dari rekan sekerja. Pada awalnya, kecurangan ini akan tercermin melalui timbulnya karakteristik tertentu, baik yang merupakan kondisi/keadaan lingkungan, maupun perilaku seseorang. Karakteristik yang bersifat kondisi/situasi tertentu, perilaku/kondisi seseorang personal tersebut dinamakan red flag (fraud indicators). Meskipun timbulnya red flag tersebut tidak selalu merupakan indikasi adanya kecurangan, namun red flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan yang terjadi. Pemahaman dan analisis lebih lanjut terhadap red flag tersebut dapat membantu langkah selanjutnya untuk memperoleh bukti awal atau mendeteksi adanya kecurangan.

24 32 Kecurangan yang dibahas adalah kecurangan laporan keuangan yang umumnya dilakukan dengan teknik analisis yaitu analisis vertikal, analisis horizontal dan analisis rasio yang didasarkan oleh ACFE. Berikut teknik analisisnya: a. Analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus kas, dengan menggambarkannya dalam persentase. b. Analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentasepersentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan. c. Analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan keuangan. Lia Mariana (2013) oleh Astrid (2016) berpendapat bahwa rasio menggambarkan suatu hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain sehingga memberikan gambaran kepada penganalisa tentang posisi keuangan perusahaan. Pada artikel Messod D. Beneish (1999) The Detection of Earnings Manipulation terdapat beberapa prediktor dari manipulasi laporan keuangan yang dapat digunakan dan menyebut Beneish Ratio Index sebagai berikut: a. Days Sales in Receivables Index (DSRI) DSRI = (Accounts Receivable t : Sales t ) (Accounts Receivable t-1 : Sales t-1 )

25 33 Keterangan: Account Receivable = Total Piutang Dagang Sales = Penjualan Bersih t = periode t t-1 = periode t-1 DSRI adalah rasio dari penjualan harian dalam bentuk piutang pada tahun t terhadap tahun t-1. Variabel ini mengukur apakah piutang dan pendapatan seimbang atau tidak (out of balance) dalam dua tahun yang berurutan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan pada piutang secara relatif terhadap penjualan. Peningkatan tersebut dapat mengindikasikan adanya lonjakan pendapatan. Lonjakan pendapatan yang memiliki keterkaitan dengan kemungkinan pencatatan penjualan dan pendapatan yang kebesaran. Jika terjadi peningkatan yang besar, hal tersebut merupakan hasil dari perubahan kebijakan kredit. b. Gross Margin Index (GMI) GMI = Sales t-1 - Cost of Good Sold t-1 Sales t-1 Sales t - Cost of Good Sold t Sales t Sales Cost of Good Sold = Gross Profit Keterangan: Sales = Penjualan Bersih

26 34 Cost of Good Sold = Harga Pokok Penjualan t = periode t t-1 = periode t-1 Ketika GMI lebih dari 1 (satu), ada indikasi penurunan pada margin kotor (grossmargin) dan bukti adanya sinyal buruk pada prospek perusahaan. Hal tersebut memotivasi manajemen saat ini untuk memanipulasi angka untuk terlihat lebih baik. Jadi, jika perusahaan dengan prospek buruk, maka akan lebih banyak terdapat manipulasi. Indikasi bahwa perusahaan menggembungkan laba dengan adanya kenaikan GMI. c. Asset Quality Index (AQI) AQI = (1 CurrentAssets t + NetFixedAssets t )/TotalAssets t (1 CurrentAssets t 1 + NetFixedAssets t 1 )/TotalAssets t 1 Keterangan: Current Assets = Aktiva Lancar Net Fixed Asset = Aktiva Tetap Total Assets = Total Aktiva t = periode t t-1 = periode t-1

27 35 AQI mengukur risiko dari assets berdasar tahun sebelumnya. Ketika AQI lebih besar dari 1 (satu), ini mengindikasikan bahwa perusahaan telah secara potensial meningkatkan penangguhan biaya. d. Sales Growth Index (SGI) SGI = Sales t Sales t-1 Keterangan: Sales = Penjualan Bersih t = periode t t-1 = periode t-1 SGI memberikan informasi perusahaan yang memasukkan penjualan palsu. Peningkatan dalam SGI menunjukkan bahwa perusahaan mempertimbangkan adanya pertumbuhan normal. Pertumbuhan yang disertai dengan penurunan harga saham mendorong perusahaan untuk melakukan manipulasi. Indikator SGI menggunakan data penjualan tahun t dan t-1. Penurunan harga saham merupakan pattern dan bukan sebagai indikator. Pattern penurunan harga saham mendukung prediksi perhitungan SGI bahwa perusahaan melakukan manipulasi laba. e. Depreciation Index (DEPI) DEPI = (Depreciation : (Depreciation+ PPE)) t 1 (Depreciation : (Depreciation+ PPE)) t

28 36 Keterangan: Depreciation = Depresiasi PPE (Plant, Property, Equipment) = Aktiva Tetap t = periode t t-1 = periode t-1 Ketika DEPI lebih besar dari 1, hal tersebut adalah indikasi bahwa asset didepresiasi melambat yang terjadi karena kemungkinan perusahaan menaikkan estimasi assets useful lives untuk meningkatakan income. f. Sales General and Administrative Expenses Index (SGA) SGA = (SGA Expense Sales) t (SGA Expense Sales) t 1 Keterangan: Sales = Penjualan Bersih t = periode t t-1 = periode t-1 SGA yang berarti pengukuran terhadap biaya penjualan administratif menunjukkan terdapat peningkatan penjualan yang tidak proporsional pada perusahaan dan menjadi sinyal negatif untuk perusahaan di masa mendatang.

29 37 g. Leverage Index (LVGI) LVGI= Keterangan: ((LongTermDebt+ CurrentLiabilities) : TotalAssets) t ((LongTermDebt+ CurrentLiabilities: TotalAssets t 1 Long Term Debt = Utang Jangka Panjang Current Liabilities = Utang Lancar Total Assets = Total Aktiva t = periode t t-1 = periode t-1 LVGI yang lebih besar dari 1, memiliki indikasi peningkatan leverage. Variabel ini dapat menemukan adanya insentif pada debt convenant untuk memanipulasi pendapatan. Pearson (1999) menyatakan bahwa leverage yang lebih besar dapat dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kredit dan kemampuan yang lebih rendah untuk memperoleh tambahan modal melalui pinjaman. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Lou dan Wang(2009) yang menyatakan bahwa ketika perusahaan mengalami tekanan eksternal perusahaan, dapat diidentifikasi risiko salah saji material yang lebih besar akibat kecurangan. h. Total Accruals to Total Assets (TATA) TATA = ΔWorkingCapital ΔCash ΔCurrentTaxesPayable ΔDepreciationandAmotisation TotalAssets

30 38 Working Capital = Current Assets Current Liabilities Keterangan: ΔWorking Capital = Perubahan Modal Kerja ΔCash = Perubahan Kas ΔCurrent Taxes Payable = Perubahan Utang pajak ΔDepreciation and Amortization = Perubahan Depresiasi & Amortisasi Total Assets = Total Aktiva Current Assets = Aktiva Lancar Current Liabilities = Utang Lancar Beneish (1999) mengemukakan total accrual dihitung sebagai perubahan pada working capital selain dari pada kas dikurangi depresiasi. TATA untuk memperkirakan sejauh mana kas mendasari pendapatan yang dilaporkan, dan juga memperkirakan accruals positif yang lebih tinggi (lebih sedikit kas). Rasio ini untuk menemukan laba akuntansi yang tidak didukung dengan laba dalam bentuk kas. 2.7 Tinjauan Pustaka a. Penelitian yang dilakukan oleh Hema Christy (2013) dengan judul Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan menggunakan Beneish Ratio Index Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia tahun

31 39 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun yangtergolong manipulator dan mengetahui persentase perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun yang tergolong non manipulator. Variabel dalam penelitian ini adalah Beneish Ratio Index. Hasil pengujian ditemukan bahwa 4,48% perusahaan sampel tergolong manipulator, 65,67% tergolong non manipulator dan 29,85% tergolong grey. Persamaan antara penelitian penulis dengan penelitian ini adalah penggunaan variable Beneish Ratio Index. Perbedaannya adalah periode yang dilakukan pada penelitian dan pada bidang yang diteliti, yaitu di bidang makanan dan minuman. b. Penelitian yang dilakukan oleh Astrid Zulfa Darmawan (2016) dengan judul Analisis Beneish Ratio Index Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Peusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia tahun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah perusahaan manufaktur yanglisting di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun tergolong manipulator atau non manipulator. Analisis yang dilakukan dalam mendeteksi kecuranganlaporan keuangan menggunakan lima rasio signifikan dari Beneish Ratio Index. Sampel diambil dengan cara metode non-probability purposive judgement sampling, yaitu peneliti memiliki suatu criteria dalam menentukan

32 40 sampel dan memiliki keterbatasan generalisasi namun agartidak sangat subjektif peneliti harus punya latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel dimaksud (tentu juga populasinya) agar benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian memperoleh data yang akurat. Jumlah sampel yang didapat ialah 88 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun tergolong manipulator terdapat 4,6%. Jumlah perusahaan tersebutialah 4 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun tergolong non manipulator terdapat 64,8%. Jumlah perusahaan tersebut ialah 57 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun yang tidak tergolong manipulator atau non manipulator terdapat30,7%, jumlah perusahaan tersebut ialah 27 perusahaan. Perbedaannya ada pada tahun analisis dan bidang analisis. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan analisis beneish ratio index. c. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Fabelli (2011) dengan judul Analisis Indexes (Beneish Ratio Index) Untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang listing di BEI per Desember Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia per Desember 2008 yang tergolong Manipulators dan

33 41 yang tergolong non manipulators. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 63 (enam puluh tiga) perusahaan. Variabel dalam penelitian ini adalah Days Sales In Receivables Index (DSRI), Gross Margin Index (GMI), Asset Quality Index (AQI), Sales Growth Index (SGI), dan Total Accruals To Total Assets Index (TATA). Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa 1 atau 1,59% perusahaan sampel tergolong Manipulator, perusahaan yang tergolong perusahaan Manipulator memiliki indikasi melakukan fraud (kecurangan) terhadap penyajian laporan keuangan. 51 atau 80,95% perusahaan sampel tergolong Non Manipulator, perusahaan yang tergolong dalam perusahaan Non Manipulator memiliki indikasi tidak melakukan fraud (kecurangan) terhadap penyajian laporan keuangan. 11 atau 17,46% perusahaan sampel tergolong Grey atau Grey Company, perusahaan yang tergolong dalam perusahaan Grey tidak dapat dikatakan melakukan fraud (kecurangan) ataupun tidak melakukan fraud (kecurangan) terhadap penyajian laporan keuangan. Persamaan antara penelitian penulis dengan penelitian ini adalah metode yang digunakan dalam penelitian. Perbedaannya adalah jumlah sampel, periode sampel, dan bidang sampel yang digunakan dalam penelitian. d. Penelitian yang digunakan oleh Yuvita Avrie Diany (2014) dengan judul Determinan Kecurangan Laporan Keuangan: Pengujian Teori Fraud Triangle. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji faktor-

34 42 faktor yang mempengaruhi (determinan) kecurangan laporan keuangan. Variabel dalam penelitian ini adalah tekanan, kesempatan dan rasionalisasi. Hasil pengujian ditemukan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara tekanan dan kesempatan dengan kecurangan laporan keuangan sedangkan rasionalisasi masih belum bisa dibuktikan keterkaitannya dengan kecurangan laporan keuangan. Persamaan antara penelitian penulis dengan penelitian ini adalah variabel tersebut masuk dalam kajian teori penelitian ini. Perbedaannya adalah tujuan dari penelitian ini untuk memprediksi kecurangan laporan keuangan menggunakan analisis Beneish Ratio Index.

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi BEI yaitu Waktu pelaksanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi BEI yaitu  Waktu pelaksanaan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016. Data diambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan Teori Keagenan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan Teori Keagenan : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agency Penelitian ini menggunakan Teori Keagenan : Teori agensi disini menjelaskan secara ideal, agen dapat di percaya karena dapat melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki kewajiban untuk melaporkan laporan keuangannya secara berkala sebagai wujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penerbitan laporan keuangan secara umum untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan pada periode tersebut. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:201), laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan

Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Mekanisme Corporate Governance Mekanisme corporate governance memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi laba (Boediono,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya, Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemennya. Salah satu parameter kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Lingkup Audit Pelaporan 2.1.1 Audit Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan keuangan bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu: 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN MENGGUNAKAN BENEISH RATIO INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN MENGGUNAKAN BENEISH RATIO INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015 PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN MENGGUNAKAN BENEISH RATIO INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh : Amelia Nur Arieani 13061061 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kepastian dari hasil evaluasi laporan keuangan. terhadap pihak intern dan ekstern perusahaan selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. serta kepastian dari hasil evaluasi laporan keuangan. terhadap pihak intern dan ekstern perusahaan selama periode tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejauh ini laporan keuangan, khususnya laporan posisi keuangan dan laporan laba/rugi komperhensif masih diyakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan memegang peranan penting yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan operasional perusahaan bagi bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara utama dengan format format standar untuk mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Corporate Governance II.1.1 Pengertian Corporate Governance Kata governance berasal dari bahasa Perancis gubernance yang berarti pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin penting di mata internasional. Setelah sempat lumpuh akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, kini perekonomian Indonesia menjelma menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan memperluas kegiatan usahanya. Terdapat banyak cara bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan untuk menunjukkan kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (agen yang mengatur manajemen sebuah usaha) dan principal (pemilik usaha). Pemilik usaha disebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Signal ( Signalling Theory ) Menurut Bringham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Evanny Indri Hapsari (2012) Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI pada

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik dan analitis untuk laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi BAB 1. KONSEP DASAR Hubungan antara Tujuan Laporan Keuangan, Asumsi dan Konsep Dasar, Standar Akuntansi, Metode dan Prosedur dan Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan Asumsi dan Konsep dasar Standar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya. Dengan melihataspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan dan keberhasilan usaha tidak selalu disebabkan oleh kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan dan keberhasilan usaha tidak selalu disebabkan oleh kurangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegagalan dan keberhasilan usaha tidak selalu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan produk atau gagal mengamati pasar dalam jangka panjang, melainkan karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar keuangan dari sebuah organisasi. Laporan keuangan di buat atau diterbitkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat komunikasi informasi antara manajer dengan bawahan serta kepada pihak luar perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan:

BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan: 11 BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Komite Audit Berdasarkan KEP-29/PM/2004 peraturan nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, terdapat beberapa

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - teori 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan merupakan penyajian informasi yang diperlukan untuk berlangsungnya Pasar Modal yang efisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan 1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan berisi informasi keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pengujian saja tetapi juga sebagai dasar

Lebih terperinci