BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Leony Darmadi
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Aroretum PT Arara Aadi Propinsi Riau selama dua ulan, yaitu pada ulan Oktoer Novemer Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tumuhan oat yang tumuh di Aroretum, alkohol 70%, serta peralatan yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ini adalah kamera, tally sheet, kompas, meteran, patok kayu, Koran ekas, gunting dahan/pisau tajam, golok/parang, sprayer, meteran jahit, sasak dari amu atau kayu, kantong plastik esar, spidol permanen dan alat tulis menulis. 3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian erupa data primer dan data sekunder. Adapun data primer yaitu yang langsung dilakukan dan diamati dilapangan terdiri dari spesies-spesies tumuhan yang diperoleh melalui analisis vegetasi dan spesies-spesies tumuhan oat, sedangkan data sekunder terdiri dari kondisi umum lokasi, letak dan luas, topografi, geologi dan tanah, iklim dan hidrologi, flora dan fauna diperoleh dari pengamilan data di kantor PT Arara Aadi. 3.4 Metode Pengamilan Data Metode pengamilan data yang digunakan terdiri dari eerapa tahapan kegiatan, yaitu analisis vegetasi, identifikasi spesies tumuhan secara umum, dan identifikasi tumuhan oat Analisis vegetasi Analisis vegetasi menggunakan metode kominasi jalur dan garis erpetak (transek) dengan ukuran 20 m x 500 m, seanyak 4 jalur. Peletakan jalur secara sistematis, dengan jarak antar jalur 100 m. Selanjutnya petak contoh terseut diagi lagi menjadi petak ukur sesuai tingkat pertumuhan vegetasinya, yaitu :

2 1) Petak ukur semai (2 m x 2 m), yaitu anakan dengan tinggi < 1,5 m dan tumuhan awah/semak/hera, termasuk didalamnya liana, epifit, pandan dan palem. 2) Petak ukur pancang (5 m x 5 m), yaitu anakan dengan tinggi > 1,5 m dan diameter atangnya < 10 cm. 3) Petak ukur tiang (10 m x10 m), yaitu diameter atang antara 10 cm 19,9 cm. 4) Petak ukur pohon (20 m x 20 m), yaitu pohon yang diameter atangnya 20 cm. 20 m 10 m c d a d d Arah a a jalur 10 m c c Keterangan : a) Petak Semai (2 m x 2 m) ) Petak Pancang (5 m x 5 m) c) Petak Tiang (10 m x 10 m) d) Petak Pohon (20 m x 20 m) Dalam kegiatan analisis vegetasi data yang dikumpulkan erupa diameter setinggi dada (1,3 m), nama spesies/lokal, ilmiah. Pengumpulan spesimen untuk pemuatan herarium diamil dari agian-agian tumuhan seperti agian daun, ranting unga, dan uah. Khusus hera, rumput dan epifit akar juga diamil. Untuk spesies pohon dan perdu pengamilan spesimen diamil langsung dari pohon yang telah diidentifikasi dengan mengamil ranting lengkap dengan daun-daunnya kalau ada unganya. Hera dan rumput diamil agian yang lengkap seagaimana seperti pohon dan perdu, sedangkan untuk hera kecil diamil semua agiannya termasuk akar. Untuk spesies anggota Arecaceae diamil pelepah lengkap dengan helai daunnya egitu juga dengan spesies pandan.

3 3.4.2 Identifikasi tumuhan oat Identifikasi spesies tumuhan oat dilakukan melalui 2 tahap kegiatan, yaitu (1) identifikasi nama ilmiah spesies tumuhan secara umum dilakukan dengan menanyakan nama-nama lokal kepada 2 orang pegawai nursery yang mendampingi kegiatan analisis vegetasi yaitu Nasution dan Regar, pegawai terseut telah mengikuti pelatihan pengenalan spesies-spesies tumuhan yang ada di aroretum kemudian dicocokan dengan dokumen erdasarkan hasil Survei Identifikasi Flora dan Fauna di Aroretum PT Arara Aadi yang dilaksakanan oleh Yushan dan Sunaryono (2005) dan (2) Identifikasi spesies tumuhan oat dilakukan dengan melakukan cek silang dengan eragai uku/literatur tentang tumuhan oat yang ada. Literatur yang digunakan adalah : Arisandi dan Andriani (2006), Dalimartha (2003), Heyne (1987), Zuhud dan Haryanto (1994). 3.5 Analisis Data Komposisi Vegetasi Komposisi vegetasi dapat diketahui dengan menggunakan Indeks Nilai Penting (INP). Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan analisis vegetasi adalah (Soerianegara dan Indrawan 1998), seagai erikut: Kerapatan (K) (ind/ha) = Jumlah individu suatu spesies Luas seluruh petak Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu spesies X 100 % Kerapatan seluruh spesies Frekuensi (F) = Jumlah petak terisi suatu spesies Jumlah semua petak Frekuemsi Relatif (FR) = Frekuensi suatu spesies X 100 % Frekuensi seluruh spesies Dominansi (D) (m 2 /ha) = Luas idang dasar suatu spesies Luas seluruh petak Dominansi Relatif (DR) = Dominansi suatu spesies X 100 % Dominansi seluruh spesies Indeks Nilai Penting (INP) Indeks Nilai Penting untuk semai, pancang adalah KR + FR, sedangkan untuk tiang dan pohon adalah KR + FR + DR.

4 3.5.2 Tingkat keanekaragaman spesies Keanekaragaman spesies dihitung dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon (H ) dengan menggunakan rumus (Magurran 2004). H = - Σ [ P i. ln P i ] P i dimana: H n i N n = i N = Indeks Keanekaragaman Shannon = Jumlah INP suatu spesies = Jumlah INP seluruh spesies Indeks kemerataan (Evenness) Indeks kemerataan menunjukkan penyearan individu di dalam spesies. Indeks kemerataan dihitung erdasarkan rumus seagai erikut (Ludwig & Reynold 1988). E = dimana: H ' H ln( s) = Indeks Keanekaragaman Shannon S E = Jumlah spesies = Indeks kemerataan Tingkat persentasi tumuhan oat Tingkat persentasi tumuhan oat dalam areal penelitian dapat digunakan rumus seagai erikut : Persen TO = Σ spesies tumuhan oat X 100 % Σ total spesies tumuhan Analisis Penggunaan Tumuhan Oat Pengolahan dan analisis data tumuhan oat dilakukan dengan cara merekapitulasi data erdasarkan : 1) Spesies dan famili 2) Berdasarkan haitus 3) Bagian yang digunakan 4) Kelompok penyakit/penggunannya.

5 Di dalam menentukan jumlah spesies erdasarkan kelompok penyakit/penggunaannya diklasifikasikan seagaimana disajikan pada Tael 1. Tael 1 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan khasiat/macam penggunaan No Kelompok Khasiat/Macam Penggunaan Penyakit/Penggunaan 1 Gangguan Peredaran Darah Kurang darah, darah kotor, kanker darah, pemersih darah, pemasok darah, kurang darah pada iu hamil, dan yang erhuungan dengan kurang darah 2 Keluarga Berencana (KB) Pencegah kehamilan KB, mematasi kehamilan, mandul, penjarangan kehamilan 3 Pengoatan Luka Luka, luka akar, luka aru dan luka-luka lainnya. 4 Penawar Racun Penawar racun inatang, digigit serangga, dan keracunan makanan. 5 Penyakit Gigi Gusi engkak, gigi erluang, dan infeksi 6 Penyakit Ginjal Ginjal, sakit ginjal, gagal ginjal, atu ginjal, kencing atu. 7 Penyakit Jantung dan Pemuluh Darah Sakit jantung, stroke, jantung erdear-dear, tekanan darah tinggi, dan yang erhuungan dengan jantung. 8 Penyakit Kepala dan Demam Sakit kepala, pusing pening, demam pada anak-anak, demam pada orang dewasa. 9 Penyakit Khusus Wanita Keputihan, terlamat haid, darah haid terlalu anyak, tidak datang haid, dan yang erhuungan dengan penyakit wanita. 10 Penyakit Kelamin Sypilis, raja singa, gonorhoe. 11 Penyakit Kulit Koreng, isul, panu, kadas, kurap, eksim, orok, cacar, campak, gatal, engkak, luka ernanah, kudis, kutu air, dll. 12 Penyakit Kuning Lever, sakit kuning, penyakit hati, hati engkak. 13 Penyakit Malaria Malaria, demam malaria. 14 Penyakit Mata Mata merah, infeksi 15 Penyakit Mulut Sariawan, au mulut, dan mengelupas. 16 Penyakit Otot dan Persendian Kejang, perut kejang-kejang, nyeri otot, rematik, sakit pinggang, sakit otot, keseleo, dan yang erhuungan dengan penyakit otot. 17 Penyakit Saluran Pemuangan Susah kencing, wasir, saluran kemih, susah uang air esar, kencing darah, keringat malam. 18 Penyakit Saluran Pernafasan Batuk, TBC, pilek, asma, tenggorokan sakit. 19 Perawatan Kehamilan dan Keguguran, parawatan seelum/sesudah melahirkan, Persalinan nipas, penyuur kandungan, susu engkak, ASI dll. 20 Perawatan Ramut dan Wajah Cuci ramut, perawatan ramut, edak wajah. 21 Patah Tulang Patah tulang, terkilir. 22 Tonikum Oat kuat, tonik, tonikum, penamah nafsu makan, meningkatkan enzim pencernaan. 23 Lain-lain Limpa, engkak, eri-eri, sakit kuku, oat tidur, oat gosok penenang, dan yang tidak tercantum di atas. Sumer: Direktorat Pengemangan Aneka Usaha Kehutanan dan Fakultas Kehutanan IPB (2000)

dokumen-dokumen yang mirip

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2017.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2017. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2017. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten