KAJIAN KRITIK SENI PADA LUKISAN POTRET DIRI RADI ARWINDA DAN AMALIA KARTIKA SARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN KRITIK SENI PADA LUKISAN POTRET DIRI RADI ARWINDA DAN AMALIA KARTIKA SARI"

Transkripsi

1 Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa KAJIAN KRITIK SENI PADA LUKISAN POTRET DIRI RADI ARWINDA DAN AMALIA KARTIKA SARI Astrini Isfandiari Adisoma Nuning Y. Damayanti Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Kata Kunci : Amalia Kartika Sari, Chibi, Kritik Seni, Potret Diri, Radi Arwinda Abstrak Penelitian ini membandingkan lukisan potret diri dua seniman muda Bandung yaitu Radi Arwinda dan Amalia Kartika Sari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu faktor yang mempengaruhi visualisasi karya serta mencari persamaan serta perbedaan dari karya kedua seniman. Metode yang digunakan untuk menganalisa karya adalah kritik seni Terry Barret. Data-data dikumpulkan dengan kaji pustaka, dokumentasi data gambar serta wawancara. Kesimpulan yang didapat adalah karya kedua seniman memiliki persamaan, yaitu gaya dan visualisasi yang terpengaruh budaya pop Jepang yang kuat, yang terlihat dari penggunaan gaya gambar chibi, dan pewarnaan blok yang cerah dan datar. Namun karya kedua seniman juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan pada segi konsep. Radi menggunakan konsep Neo Genre of Pop and Tradition (N. G. P. T) serta melakukan kritik diri, sedangkan karya Amalia lebih merujuk kepada ekspresi diri dengan gaya naratif yang ilustratif. Perbedaan tersebut dimungkinkan karena latar belakang pendidikan dan keluarga kedua seniman yang cukup berbeda. Abstract This research is to compare the self-portrait paintings of Radi Arwinda and Amalia Kartika Sari, two young artists from Bandung. The purpose of this research is to find out the factors that influence the visualization of their artwork, and well as finding the similarities and differences of both artists artworks. The method used to analyze the artworks is Terry Barret s method of art criticism. The data is collected by literature study, image data documentation and interviews. The conclusion is that both artists artworks have a similarity which is from the strong influence of Japanese pop culture. It can be seen from the usage of chibi style in their self-portraits and block coloring that is bright and flat. But both artists artworks have a significant difference in the concept of their artworks; Radi uses the concept of Neo Genre of Pop and Tradition (N. G. P. T) while performing selfcritique, while Amalia s artwork refers more to self-expression with a narrative and illustrative style. The reason behind these differences are their different backgrounds involving family and education. 1. Pendahuluan Seni rupa digunakan sebagai media untuk memenuhi kebutuhan individual yaitu sebagai ekspresi pribadi. (Feldman, 1969: 4) Penting halnya untuk membedakan antara berkomunikasi dan berekspresi karena seni juga melibatkan hal-hal seperti pembentukan unsur-unsur rupa berupa garis, bentuk, warna dan volume, yang dapat memiliki artian spesifik bagi seniman, karena hal tersebut merepresentasikan maksud sang seniman dan membantu proses penciptaan karya seni. Salah satu cara bentuk seorang seniman berekspresi berupa lukisan potret. Potret merupakan representasi visual dari seorang individu yang dapat mencerminkan sifat sang subjek, kedudukan sosial, kekayaan, atau profesinya. Lukisan potret sudah berkembang dari awal abad ke-15. Fungsi dari lukisan potret pada masa itu adalah untuk mengabadikan sosok dari figur-figur penting pada masa tersebut, terutama agar sosoknya tetap diingat bahkan ketika subjek lukisan tersebut sudah tiada. Seniman-seniman pun mengabadikan dirinya sendiri ke dalam karya yang disebut dengan potret diri. Seorang seniman dapat melakukan banyak hal dengan potret diri, antara lain meninggalkan identitasnya sebagai seorang seniman di atas karya, mengeksplorasi teknik berkarya dengan memakai diri sendiri sebagai model, mendalami pemahaman mengenai dirinya sendiri baik secara fisik ataupun psikologis, serta mengekspresikan pemikiran-pemikiran atau masalah serta perasaan yang terjadi dalam dirinya. ( 05/10/what-artists-reveal-with-self-portraits.aspx) Pop Art, yang berkembang pada tahun 1950an mulai menggunakan aspek-aspek dari budaya masal seperti iklan, komik, dan objek sehari-hari. Karakter-karakter ikonik dari manga (komik) dan anime (kartun animasi) Jepang seperti Speed Racer dan Astro Boy juga telah digunakan dalam Pop Art. Manga dan anime Jepang juga mempengaruhi seniman Pop Art Jepang seperti Takashi Murakami. Sejumlah seniman muda seperti Radi Arwinda dan Amalia Kartika Sari memiliki ciri khas pada karya mereka yaitu subjek utama potret diri yang tidak foto realis, namun diekspresikan melalui gaya kartun dengan penyederhanaan bentuk seperti bentuk chibi khas gaya kartun Jepang. Hal ini menarik untuk diteliti karena penulis melihat bahwa kedua seniman tersebut memiliki latar belakang yang sangat berbeda, terutama dari segi latar belakang pendidikan. Namun, mereka memiliki kemiripan ciri khas dalam karya-karya mereka, yaitu membuat potret diri berbentuk chibi dengan unsur dekoratif tradisional khas Indonesia di dalamnya.

2 Berikut alur kerja penelitian. Astrini Isfandiari Adisoma Kajian Kritik Seni Pada Lukisan Portret Diri Radi Arwinda dan Amalia Kartika Sari Rumusan Masalah - Bagaimana visualisasi karya potret diri Radi Arwinda dan Amalia Kartika Sari? - Apa saja perbedaan dan persamaan potret diri kedua seniman? - Bagaimana latar belakang kedua seniman mempengaruhi karya seni mereka? Batasan masalah - Mengkaji potret diri dengan unsur chibi. - Visualisasi potret diri dan unsur-unsur rupa dalam karya kedua seniman. - Karya yang dibuat pada periode Lukisan dengan medium acrylic. - Hanya mengkaji karya yang dipadukan dengan unsur dekoratif Indonesia. Hipotesis Radi Arwinda dan Amalia Kartika Sari memiliki pengaruh animasi dan komik Jepang yang terlihat dari penyederhanaan bentuk potret diri mereka menjadi chibi dan warna yang cerah dan flat. Kedua seniman melakukan ekspresi diri melalui potret diri dengan gaya gambar pop Jepang, namun dipadukan dengan unsur dekoratif lokal untuk merefleksikan identitas mereka sebagai seniman Indonesia. Latar belakang kedua seniman membuat karya mereka memiliki perbedaan dari segi konsep, namun memiliki visualisasi karya yang cukup mirip dikarenakan ketertarikan keduanya terhadap budaya pop Jepang serta DKV. Pengumpulan data visual dan pustaka Wawancara Media cetak Internet Data karya seniman Data biografi seniman Teori: Kritik Seni Barret Analisa Kesimpulan Gambar 1. Alur Kerja Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dangan pendekatan kritik seni dan estetika. Penulis mencari sumber pustaka tentang sejarah perkembangan dan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian, contohnya portrait, potret diri, pop culture, dan kritik seni. Sampel karya yang dipilih akan diurai menggunakan metode kritik seni Terry Barret. Kajian pustaka seperti buku-buku, penelitian, artikel ataupun essay mengenai karya seniman, biografi seniman, dan hasil wawancara akan dijadikan acuan untuk menganalisa pengaruh-pengaruh pada karya. Setelah itu penulis akan Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 2

3 membandingkan karya kedua seniman untuk menemukan persamaan serta perbedaan diantaranya, sehingga ditemukan sebuah kesimpulan yang dapat membuktikan hipotesa yang sudah dibuat. 2. Tinjauan Teori Potret Karya potret adalah penciptaan sebuah representasi visual yang memiliki kemiripan dengan manusia sesungguhnya dalam media yang beragam, termasuk didalamnya lukisan, drawing dan patung. Sejarawan seni rupa dari Barat menganggap masa Renaissans merupakan fase utama yang memiliki perkembangan portraiture dengan pesat. Contoh lukisan potret dalam masyarakat Inggris, Perancis dan Spanyol pada periode abad ke-16 abad ke-18 hampir seluruhnya merupakan sebuah proses penghormatan yang ditujukan untuk mengenang dan merayakan individu-individu yang berkuasa, kaya raya atau penting secara simbolis. Diantaranya adalah raja-raja dan bangsawan, tentara berpangkat tinggi, pegawai negri sipil, politikus, filsuf, paus dan uskup, pedagang, bankir, serta istri mereka. Potret Diri Gambar 2. Self-Portrait, Jean Fouquet, 1450 emas pada enamel Sumber: Potret diri Jean Fouquet (c. 1450), merupakan sebuah gambar kecil yang dibuat dengan emas pada enamel hitam. Karya ini dipandang sebagai potret diri paling awal yang teridentifikasi dengan jelas dan merupakan karya tersendiri, bukan merupakan sebuah bagian dari karya lukis yang lebih besar. Sebuah potret diri sebagai proyeksi diri, mungkin telah dimulai dengan potret Fouquet, tapi seniman seperti Albrecht Dürer dan Parmigianino dikenal untuk eksplorasi rinci pencitraan mereka sendiri. Rembrandt menciptakan sejumlah besar potret diri melalui studi yang intensif tentang dirinya. Salah satu contoh terbesar dari potret diri sebagai studi tentang diri dapat dilihat dalam karya Frida Kahlo. Ia menggunakan medium lukis sebagai semacam terapi karena berbagai peristiwa yang terjadi di kehidupannya, seperti kecelakaan yang dialami semasa muda, perselingkuhan suami, dan ketika keguguran. Seniman menatap cermin dan berusaha untuk memahami identitas mereka. Mereka berusaha untuk menggambarkan citra masing-masing, baik itu untuk menunjukkan representasi fitur mereka yang jelas, sebuah perjalanan melalui masa lalu, atau sebuah alat untuk mengekspresikan emosi. Pop Art adalah gerakan seni yang muncul pada pertengahan 1950-an di Inggris dan di akhir 1950-an di Amerika Serikat. Pop art menyajikan sebuah tantangan untuk tradisi-tradisi seni rupa yaitu dengan menggunakan citra dari budaya populer dan budaya masal, seperti iklan, komik dan benda-benda keseharian. Dengan menciptakan lukisan atau patung dengan objek berupa benda-benda budaya masal dan bintang serta selebriti yang ada di media, gerakan Pop Art bertujuan untuk mengaburkan batas-batas antara seni tinggi dan rendah. Pop Art memberikan pengaruh bagi senimanseniman di dekade-dekade seterusnya, dan budaya populer merupakan materi yang mudah untuk diidentifikasi dan dipahami bagi pengamat dan masyarakat. ( Animasi serta komik Jepang pun merupakan salah satu budaya populer yang telah menjadi konsumsi global yang sangat luas, serta menjadi ikon dari karya-karya seni seniman seperti Takashi Murakami. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 3

4 Gambar 3. Self-Portrait Of The Manifold Worries Of A Manifoldly Distressed Artist karya Takashi Murakami, 2012 Sumber: Chibi Chibi adalah sebuah istilah dalam bahasa slang Jepang yang dapat diartikan sebagai "orang yang pendek", kerdil, atau "anak kecil". Kata chibi telah memperoleh kepopuleran diantara penggemar manga (komik) dan anime (animasi) Jepang. Chibi biasanya digunakan dalam konteks yang lebih menekankan lucu atau imut. Pada berbagai anime dan manga, karakter chibi biasanya digunakan untuk menyampaikan humor, emosi yang ekstrim atau keimutan. Ini adalah gaya gambar di mana karakter menjadi seperti anak kecil, karena proporsi mereka lebih dekat dengan proporsi anakanak. Pada beberapa penggemar anime dan manga berbahasa Inggris, istilah lain yang umum digunakan untuk jenis karakter ini adalah Super Deformed, sebuah bentuk karikatur Jepang dimana proporsi dan fitur karakter didistorsi secara berlebihan. Gambar 4. Gambar Chibi Sumber: cb /fruitsbasket/images/d/dd/bleach-chibi-chibi jpg Kritik Seni Kritik seni adalah proses analisa dan evaluasi karya-karya seni rupa dan seringkali dikaitkan dengan teori. Sifat kritik seni adalah dapat diinterpretasi, menyangkut usaha untuk memahami sebuah karya seni dari perspektif teoritis, dan menetapkan kepentingan karya tersebut dalam sejarah seni. Kritikus seni biasanya mengkritik seni dalam konteks estetika atau teori-teori keindahan. Tujuan dari kritik seni adalah mengincar sebuah dasar yang rasional untuk mengapresiasi seni. Terry Barrett, penulis Criticizing Art: Understanding the Contemporary, mendasarkan pendekatan kepada kritik seni pada beberapa kegiatan, yaitu deskripsi, interpretasi dan penilaian. - Deskripsi Dalam deskripsi, tujuan kritikus adalah untuk menyediakan informasi bagi pembaca mengenai karya seni dengan cara mendeskripsikan karya tersebut. Deskripsi dapat dibilang suatu kegiatan penjabaran secara lisan yang dilakukan oleh seorang kritikus agar fitur-fitur pada suatu karya dapat diperhatikan dan diapresiasi oleh pengamat. Melalui pengamatan yang hati-hati, informasi deskriptif dapat dikumpulkan dari dalam karya. Hal tersebut disebut informasi internal. Untuk tujuan pembelajaran, informasi deskriptif internal dapat dikelompokkan menjadi tiga topik yaitu subject matter, Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 4

5 medium, dan form. Kritikus juga menyediakan informasi deskriptif emengenai aspek-aspek yang tak terlihat dalam karya, yaitu termasuk informasi seperti fakta-fakta mengenai sang seniman atau waktu-waktu ketika karya tersebut dibuat. Hal ini disebut informasi eksternal. Interpretasi Barrett memberi kesan bahwa, meskipun semua saling tumpang tindih, "Interpretasi adalah kegiatan yang paling penting dari kritik, dan mungkin yang paling kompleks." (Barret, 2000: 87) Meskipun terjalin dengan deskripsi dan penilaian, interpretasi terhadap makna karya seni individual menjadi perhatian utama dalam kritik seni rupa kontemporer. Membuat interpretasi dengan penilaian keduanya merupakan kegiatan membuat keputusan, menyediakan alasan dan bukti atas keputusan-keputusan tersebut, dan memforulasikan argumen untuk suatu kesimpulan. Ketika kritikus menginterpretasi karya seni, mereka mencari cara untuk menentukan karya tersebut tentang apa. Penilaian Penilaian dan interpretasi merupakan dua kegiatan yang yang serupa namun membuahkan hasil yang berbeda. Penilaian merupakan argumen kritis mengenai nilai sebuah karya seni, dan selalu dibuat berdasarkan alasan-alasan yang berdasarkan kriteria-kriteria yang dapat diuraikan. Kritikus menilai sebuah karya seni untuk para pengamat dan pembaca, bukan untuk seniman yang menciptakan karya tersebut. Kritikus mencoba untuk membujuk pembaca untuk mengapresiasi, atau bahkan tidak mengapresiasi karya sebagaimana mereka melakukannya, dengan alasan-alasan tertentu. 3. Radi Arwinda, Amalia Kartika Sari dan Karyanya Radi Arwinda Radi Arwinda lahir di Bandung pada tanggal 24 Juli Ayahnya, Haryadi Suadi, adalah seorang seniman asal Cirebon yang juga merupakan staf pengajar di FSRD ITB. Radi menekuni Sekolah Dasar di Priangan, lalu menempuh SMP dan SMA di Taruna Bakti. Selama masa sekolahnya, Radi banyak menggemari budaya visual populer seperti komik-komik Jepang dan Amerika. Radi lalu menempuh pendidikan seni rupa di FSRD ITB pada tahun Radi mengeksplor idiom potret diri ketika belajar tentang simbolisme di jurusan seni lukis. Pada saat itu Radi mengaku sedang tertarik pada karya-karya potret diri Agus Suwage. Sejak saat itu Radi pun melukiskan potret diri sebagai subjek utama dalam sebagian besar karya-karyanya. Dalam karya potret dirinya itu Radi selalu menggabungkan unsur tradisional yang terinspirasi oleh lukisan kaca Cirebon dalam karya-karyanya. Radi sudah banyak mengikuti pameran bersama maupun pameran tunggal di dalam dan di luar negeri. Hal-hal serta tema yang dilukiskan Radi selalu mengenai hal-hal yang dekat dengan kehidupannya, contohnya budaya pop dan budaya tradisional Cirebon. Kedua unsur tersebut digabungkan menjadi karya dengan visualisasi yang menarik; komposisi lukisan yang berdasarkan lukisan kaca Cirebon, motif mega mendung dan wadasan di latar belakang lukisan, warna-warna cerah yang menyerupai baik lukisan kaca maupun visual pop Jepang, gaya yang imut dan bernuansa kartun, seperti bentuk subjek yang sederhana, outline hitam yang tegas, warna yang flat dan cerah, serta ekspresi wajah yang ceria. Latar belakang seni rupa dari keluarganya serta pendidikan formal yang ia tempuh mempengaruhi konsep berkarya Radi secara signifikan. Selain sebagai media untuk berekspresi, Radi menggunakan seni rupa sebagai alat untuk menyampaikan pemikiran kritisnya mengenai budaya. Radi menciptakan sebuah istilah untuk mendeskripsikan karyanya yaitu N. G. P. T., sebuah singkatan dari Neo Genre of Pop and Tradition, dimana budaya Barat dan Timur merupakan satu kesatuan, bukannya dua hal yang bertolak belakang. Salah satu tema yang sering diangkat Radi dalam karya-karyanya adalah mengenai budaya instan. Radi sendiri melakukan kritik diri melalui karya-karyanya dengan mengangkat budaya instan yang ada dalam hidupnya sendiri. Radi lalu mencari idiom budaya instan tersebut dari ranah tradisi dan menggunakan tema ritual pesugihan dalam karya-karyanya. Amalia Kartika Sari Amalia Kartika Sari lahir di Bandung, 17 April Sedari kecil, Amalia mengaku sudah suka menggambar walaupun tidak ada anggota keluarganya yang berkecimpung dalam dunia seni rupa. Sewaktu kecil, Amalia banyak membaca Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 5

6 komik-komik Jepang mulai dari komik Doraemon, Dragon Ball, hingga Miiko. Amalia menempuh Sekolah Dasar di SD Tunas Jaka Sampurna, SMP Al-Azhar Kemang Pratama, SMA 81 Jakarta Timur, dan SMA 22 Bandung. Amalia masuk FSRD ITB pada tahun 2005 dan mengambil jurusan Desain Grafis di Departemen Desain Komunikasi Visual ITB. Menurut dosen-dosennya, Amalia merupakan mahasiswa yang rajin dan memiliki ciri khas yang kuat di bidang layouting dan ilustrasi, terutama dalam character design. Amalia telah menyelenggarakan pameran tunggalnya, Happily (N) ever After pada tahun 2010 yang diadakan di Jakarta, diikuti dengan pameran tunggal selanjutnya yaitu Just Married pada tahun Pameran Just Married diselenggarakan setelah pernikahannya dengan kekasihnya, Yurra Yudhistira. Amalia menggunakan potret dirinya dan kekasihnya di sebagian besar karyanya.s Karya-karya Amalia terlihat seperti lukisan digital berbentuk vector namun sebenarnya merupakan lukisan dengan medium akrilik yang dibingkai dengan pigura ukiran kayu ataupun laser cut detail yang dibuat satu tema dengan lukisannya. Ciri khas karya Amalia adalah warna-warna yang cerah, gaya gambar sederhana yang menyerupai kartun chibi Jepang dengan wajah ekspresif dan detail ornamen yang banyak pada latar belakang. Konsep karya Amalia berkisar pada kehidupan pribadi dan kesehariannya. Sebagai lulusan DKV, Amalia mengaku terbiasa menggambar dengan objek yang lucu, menarik, dan selalu berusaha membuat karya yang komunikatif dengan cara menggunakan gaya gambar yang imut, warna yang cerah, serta atribut-atribut yang menggambarkan tema lukisan tersebut dengan jelas. Hal itu dapat terlihat dari karyakarya Amalia yang sangat ilustratif, naratif, dan gampang dimengerti oleh pengamat melalui subject matter yang dilukiskan serta judul yang menarik dan provokatif yang biasanya menjelaskan secara detail tema yang diangkat dalam karya. 4. Analisa Karya Radi Arwinda dan Amalia Kartika Sari Dalam analisa karya Radi, penulis akan memilih dua set karya dari seri Sugih. Yang pertama adalah 5 karya yaitu Lolo, Lengleng, Ranran, Tektek, dan Juljul. Yang kedua juga terdiri dari 5 buah karya yang identik yaitu Maneki Lolo, Maneki Lengleng, Maneki Ranran, Maneki Tektek, dan Maneki Juljul. Gambar 5. Lengleng, Tektek, Lolo, Ranran, dan Juljul dari seri Sugih oleh Radi Arwinda 170 x 120 cm, akrilik di atas kanvas Sumber: Gambar 6. Maneki Lengleng, Maneki Tektek, Maneki Lolo, Maneki Ranran, dan Maneki Juljul oleh Radi Arwinda 170 x 120 cm, akrilik di atas kanvas Sumber: Seluruh lukisan Radi Arwinda memiliki sebuah kesamaan yaitu pada format dan layout lukisan. Dalam semua lukisannya, latar belakang dihiasi oleh motif mega mendung dan wadasan serta border yang memiliki ornamen. Motif tersebut merupakan unsur dekoratif yang banyak terdapat pada lukisan kaca Cirebon. Selain dari lukisan kaca, border Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 6

7 yang digambarkan Radi juga terinspirasi dari action figure yang digemarinya. Oleh karena itu, untuk menyempunakan dan menambah nilai estetis pada lukisannya, Radi membuat sebuah border di setiap lukisannya yang berhiaskan ornamen serta bunga yang sederhana. Radi sebagai subjek dalam tiap lukisan memegang sebuah koin emas. Koin emas yang ia pegang merupakan simbolisasi dari inti ritual pesugihan, yaitu untuk mendapatkan harta atau uang dengan cara instan. Semua kostum hewan yang dipakai oleh Radi memiliki mata putih yang kosong dikarenakan subjek utama adalah Radi sendiri, dan kostum tersebut hanya merupakan atribut. Kostum yang dipakai oleh Radi menganalogikan budaya instan yang ada dalam hidupnya untuk menunjukkan bahwa hal instan itu menjadi suatu yang sudah mendarah daging dan ia gunakan setiap hari, seperti sudah membaju. Dalam setiap lukisan, Radi tersenyum dan menunjukkan ekspresi yang ceria. Hal itu melambangkan bahwa ia menerima dan merayakan budaya instan tersebut, bukannya menolaknya. Lukisan-lukisan Radi merupakan sebuah contoh yang baik akan karya seni yang mengangkat budaya modern dan tradisi pada saat yang bersamaan. Radi melalui karya-karyanya dapat menarik minat masyarakat modern dan anak muda akan nilai-nilai tradisi yang sudah mulai dilupakan dengan mengambil bentuk budaya pop yang sudah sangat akrab di kehidupan mereka dan mengaitkannya dengan budaya tradisi Indonesia. Karya-karya Radi mengingatkan kita bahwa tidak hanya dirinya saja yang tumbuh dengan dua jenis budaya yang saling terjalin, namun kita semua juga hidup dengan dua kebudayaan atau lebih, baik itu tradisi dari negara sendiri, tradisi dari negara lain, ataupun budaya modern. Dalam analisa karya Amalia, penulis memilih karya Srikandi & Arjuna, Roro Jonggrang, Reog, Tricky Timun Mas, Hanomanohara, dan Handcuff Me, Secure Me (Loro Blonyo). Gambar 7. Srikandi & Arjuna 100 x 150 cm, akrilik di atas kanvas + laser cut acrylic frame Sumber: Gambar 8. Roro Jonggrang 200 x 150 cm, akrilik di atas kanvas + laser cut stainless frame Sumber: Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 7

8 Gambar 9. Reog 200 x 150 cm, akrilik di atas kanvas + carved wooden frame Sumber: Gambar 10. Tricky Timun Mas 200 x 150 cm, akrilik di atas kanvas + carved wooden frame Sumber: Gambar 11. Hanomanohara 130 x 130 cm, akrilik di atas kanvas + carved wooden frame Sumber: Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 8

9 Gambar 12. Handcuff Me, Secure Me (Loro Blonyo) 100 cm x 100 cm, akrilik di atas kanvas Sumber: Pendidikan yang ditempuh oleh Amalia yaitu Desain Komunikasi Visual memberi pengaruh besar terutama pada visualisasi dan konsep karya-karyanya. Lukisan yang diciptakan Amalia sangat naratif dan ilustratif, yang digambarkan dengan visualisasi yang menarik mata seperti bentuk chibi yang imut, unsur dekoratif yang mendetail, serta menggunakan warna-warna yang cerah. Tema yang diangkat oleh Amalia juga direfleksikan oleh judul-judul karyanya yang cukup provokatif dan komunikatif, serta memberikan pemahaman lebih mendalam akan tema karya yang dibuat. Dengan atribut-atribut itu, karya Amalia menarik untuk dilihat serta mudah untuk dimengerti bagi pengamat. Lukisan Amalia memiliki daya tarik yaitu pada detail hiasan yang begitu kompleks dan rapi yang menunjukkan skill melukis Amalia yang cukup mengesankan. Meskipun begitu, banyaknya detail menjadikan visualisasi lukisan Amalia cukup ramai, dan dapat membuat pengamat dapat melewatkan beberapa detail penting. Hal tersebut dikarenakan oleh gaya gambar yang flat serta tidak adanya outline yang membatasi objek sehingga bidang gambar dan warna-warnanya terlihat menyatu. Pada setiap lukisan, Amalia tidak hanya melukiskan dirinya sendiri, namun ia selalu menempatkan sosok Yurra di sampingnya. Ia mengeksplorasi hubungannya dengan Yurra dan mengekspresikan perasaan yang ia alami ketika bersama kekasihnya itu. Namun dengan begitu pengamat belum tentu dapat merenung, berempati atau menghubungkan diri mereka dengan karya-karya Amalia dikarenakan tema-tema karya Amalia yang sangat personal. Meskipun begitu, salah satu daya tarik dari lukisan Amalia adalah tema yang diangkat untuk karya dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh pengamat, seperti folklore. Folklore yang ia pilih untuk dibahas di dalam karyanya merupakan cerita-cerita yang cukup populer dan mainstream, contohnya Legenda Candi Prambanan, Mahabarata, Timun Mas, dan lain sebagainya. Dari visualisasi lukisan serta judul karya yang menarik dan komunikatif, pengamat dapat dengan mudah memahami tema-tema yang dibahas oleh Amalia. Tabel 1. Perbandingan visual karya Radi Arwinda dan Amalia Kartika Sari Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 9

10 Penulis menganalisa perbedaan dan persamaan antara kedua seniman. Pertama adalah persamaan antara ciri khas visual karya kedua seniman. Radi dan Amalia menggunakan bentuk kartun chibi khas Jepang untuk menggambar potret diri mereka. Baik Radi dan Amalia menggunakan cat akrilik untuk membuat warna-warna blok yang cerah, dan tidak menggunakan teknik gradasi pada warna, tekstur, ataupun brushstroke dalam lukisan mereka. Karya kedua seniman memiliki kesan yang flat dan tidak menggunakan shading ataupun pencahayaan yang signifikan dalam lukisannya yang menyebabkan tidak adanya kesan dimensi. Tema karya kedua seniman ini cenderung personal. Tema karya Radi tentang hal-hal mistis dan tema karya Amalia mengenai folklore, keduanya merupakan cerita-cerita yang mereka nikmati sewaktu kecil. Kedua seniman selalu menggambarkan ekspresi yang ceria pada potret diri mereka. Keduanya ingin agar karya mereka komunikatif dan dapat diterima dengan mudah oleh para pengamatnya. Potret diri mereka selalu memakai sebuah kostum. Hal ini merupakan sebuah simbolisasi dimana kostum yang mereka pakai melambangkan hal-hal, sifat-sifat, atau atribut- atribut yang mencerminkan diri mereka masingmasing. Perbedaan-perbedaan yang ada pada karya kedua seniman pun banyak yang ditemukan oleh penulis. Lukisan Radi menggunakan outline hitam yang cukup tegas pada pembentukan objek-objeknya, sedangkan Amalia hampir tidak menggunakan outline sama sekali. Lukisan-lukisan Radi terlihat lebih sederhana, yaitu dengan menggunakan satu warna yang polos untuk latar belakangnya, disertai sedikit motif dan sebuah border yang berwarna polos. Sedangkan dalam lukisan Amalia, latar belakang dipenuhi dengan berbagai ornamen yang penuh dengan detail dan warna-warni. Bingkai lukisan Radi merupakan bingkai sederhana yang tipis dan tidak mempengaruhi visualisasi lukisan secara signifikan. Sedangkan pada karya Amalia, bingkai-bingkai Amalia penuh dengan ornamen dan dibuat secara custom oleh pemahat di sebuah workshop. Ciri khas unsur dekoratif tradisional Indonesia yang terdapat pada karya Radi adalah budaya Cirebon, namun unsur dekoratif tradisional Indonesia yang terdapat pada karya Amalia tidak merepresentasikan daerah tertentu dan bervariasi. Jenis motif yang terdapat pada karya Amalia tergantung pada tema dari karyanya saja. Karya Radi memiliki suatu komposisi yang sama dalam setiap lukisannya. Dalam karya-karya Amalia, setiap karya memiliki komposisi yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan tema karyanya. Radi hanya melukiskan dirinya sendiri, sedangkan Amalia kerap kali melukiskan dirinya dengan kekasihnya, Yurra. Selain aspek visual, Radi dan Amalia juga memiliki beberapa persamaan dan perbedaan aspek dari latar belakang kehidupan mereka. Berikut adalah persamaan latar belakang kedua seniman. Kedua seniman lahir dan tumbuh di Bandung. Keduanya lahir pada era 80an dan banyak mengkonsumsi budaya pop Jepang yang sedang marak sewaktu mereka kecil pada masa 80an dan 90an, khususnya komik Jepang yang disebut dengan manga. Keduanya mengaku dipengaruhi oleh komik Dragon Ball dan juga oleh seniman Jepang Takashi Murakami. Oleh karena itu gaya gambar mereka memiliki ciri khas manga Jepang yang kuat. Keduanya memilih untuk berkarya dengan gaya chibi dikarenakan bagi mereka chibi merupakan gaya gambar yang paling nyaman untuk digunakan serta lebih mudah untuk membantu mengekspresikan pemikiran serta perasaan mereka. Kedua seniman juga memiliki ketertarikan terhadap bidang Desain Komunikasi Visual. Amalia merupakan lulusan DKV sedangkan sebelum masuk seni lukis, pilihan pertama Radi ketika penjurusan kuliah adalah DKV. Agus Suwage, seniman yang karyanya digemari oleh Radi, juga merupakan seniman dengan latar belakang desain grafis. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 10

11 Astrini Isfandiari Adisoma Dalam eksekusi karya, baik Radi maupun Amalia terlebih dulu membuat sketsa dengan bantuan software program komputer yaitu Corel Draw. Sketsa tersebut kemudian dipindahkan ke kanvas untuk eksekusi dengan cat akrilik. Kedua seniman juga memiliki latar belakang yang sangat berbeda. Latar belakang pendidikan serta keluarga menjadi aspek yang membedakan karya Radi dan Amalia secara signifikan. Radi yang berasal dari keluarga yang kuat akan seni rupa dan tradisi Cirebon memberikan pengaruh yaitu pada kepekaan Radi yang cukup tinggi terhadap isu-isu budaya di sekitarnya yang kemudian diangkatnya menjadi karya seni. Namun sebagai anak yang tumbuh di era yang modern, tradisi yang didapatnya dari rumah serta budaya modern yang ada di lingkungannya menjadi sama pentingnya dan melebur menjadi budaya baru yang menjadi identitas bagi Radi dan juga menjadi konsep berkaryanya yaitu Neo Genre of Pop and Tradition (N. G. P. T.). Radi yang memiliki pendidikan seni rupa juga melakukan kritik diri, pencampuran budaya serta penggunaan simbol yang kuat dalam karya-karyanya. Lukisan-lukisan Radi memiliki visualisasi yang lebih sederhana ketimbang Amalia, dikarenakan oleh konsep karya-karyanya yaitu fokus kepada pembahasan mengenai budaya. Amalia di lain pihak, tidak memiliki anggota keluarga yang berkiprah di dunia kesenian. Pendidikannya di Desain Komunikasi Visual memberi pengaruh yaitu karyanya menjadi sangat komunikatif dan memiliki ciri khas ilustrasi yang sangat kuat. Walaupun tidak memiliki konsep karya yang melakukan kritik diri atau kritik sosial seperti karya Radi, namun Amalia dapat mengkomunikasikan maksudnya dengan sangat baik melalui karya-karyanya serta dapat menarik minat pengamat melalui tema-tema yang dekat dengan masyarakat seperti dongeng dan folklore yang dikenal secara luas. Amalia juga memiliki kecenderungan untuk menghias dan memenuhi bidang gambar dengan ornamen yang detail, yang selain berguna untuk memperindah karya, juga berguna untuk menarik pengamat serta menunjukkan ciri khas dari karya-karya Amalia. 5. Penutup / Kesimpulan Radi Arwinda dan Amalia Kartika Sari keduanya memiliki banyak kesamaan dari segi latar belakang kehidupan masing-masing maupun dari segi karya yang dihasilkan. Radi dan Amalia keduanya lahir di Bandung, pada era 80an, dimana budaya pop Jepang sedang marak di Indonesia dan menjadi sesuatu yang banyak dikonsumsi oleh keduanya semasa mereka tumbuh, terutama lewat media cetak seperti komik Jepang atau yang disebut dengan manga. Secara visual, karya mereka menunjukkan pengaruh budaya pop Jepang yang sangat kuat, yaitu dari penggambaran potret diri mereka menggunakan bentuk kartun chibi Jepang, dengan warna-warna cerah yang flat serta detail-detail seperti ekspresi yang ceria, dan bentuk keseluruhan visual yang imut dan juga menarik mata. Meskipun memiliki beberapa kesamaan dari segi latar belakang dan visualisasi karya, kedua seniman juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan paling besar antara kedua seniman adalah keluaga masing-masing dan pendidikan yang ditempuh. Radi merupakan putra dari seniman dan dosen Haryadi Suadi, dan sudah terekspos oleh seni rupa serta budaya tradisional sedari kecil, yang memberikan pengaruh yang kuat dalam visualisasi karya-karyanya. Pendidikannya di program Sarjana dan Magister seni rupa pun mempengaruhi karya-karya Radi terutama pada segi konsep. Radi memiliki konsep meleburkan dua budaya yang ia beri nama N. G. P. T. atau Neo Genre of Pop and Tradition. Selain ekspresi diri, Radi juga melakukan kritik diri dan sosial khususnya mengenai budaya instan dan mass culture. Di lain pihak, Amalia berasal dari keluarga yang tidak berkecimpung dalam bidang seni atau desain. Konsep karya Amalia kebanyakan berkisar antara kesehariannya dan mengekspresikan hubungannya dengan kekasihnya, Yurra. Pendidikan DKV Amalia juga memberikan pengaruh yaitu karya-karya seninya yang sangat ilustratif dan komunikatif. Hal tersebut membeikan kemudahan bagi pengamat untuk mengerti dan menerima karya-karya Amalia. Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Pra TA/Kolokium/Tugas Akhir* Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Pra TA/Kolokium/Tugas Akhir* ini disupervisi oleh pembimbing Nuning Y. Damayanti. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 11

12 Daftar Pustaka Astrini Isfandiari Adisoma Barret, T Criticizing Art Understanding The Contemporary. California: Mayfield Publishing Company. Harris, J Art History The Key Concepts. New York: Routledge. Feldman, E. B Art As Image And Idea. New Jersey Prentice-Hall Incorporation. Schneider, N The Art Of The Portrait. Italy: Taschen. Setiawan, H Kajian Kritik Seni Pada Karya Radi Arwinda. Program Studi Seni Rupa FSRD ITB. Irianto, A. J Katalog Pameran Tunggal Radi Arwinda: Sugih. Jakarta: SIGIarts Gallery. Supangkat, J Katalog Just Married. Jakarta: Artworks Management-Puri Art Gallery. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 12

13 SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan. Nama Mahasiswa NIM Judul Artikel diisi oleh mahasiswa Nama Pembimbing Rekomendasi Lingkari salah satu 1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD 2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi 3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi 4. Dikirim ke Seminar Nasional 5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus 6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus 7. Dikirim ke Seminar Internasional 8. Disimpan dalam bentuk Repositori diisi oleh pembimbing Bandung,.../.../... Tanda Tangan Pembimbing : Nama Jelas Pembimbing : Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 110 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kenyataan seni selalu menyertai manusia sejak dari permulaan, tidak sedikit membangkitkan kesadaran untuk membawa seni ke dalam proporsi sewajarnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sebuah karya seni terlahir dari proses berfikir seorang seniman yang dituangkan ke dalam sebuah media dan menjadi identitas pencipta seni. WPAP (Wedha s

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah lukisan Tetet Cahyati yang bertema Bandung merupakan lukisan ekspresivisme-abstrak yang bersumber gagasan dari

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembagian seni bermacam-macam aliran yang terdapat, mulai dari seni tari, seni musik serta seni rupa, di dalam seni rupa tergolong dua bagian yaitu seni murni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern membuat arus globalisasi menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga mengikuti arus globalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya manusia hidup di dunia harus memenuhi lima kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

Lebih terperinci

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa Kegiatan Pembelajaran 3 Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa A. Apresiasi dalam Pendidikan Seni Rupa Salah satu aspek pembelajaran yang cukup penting dalam pendidikan seni rupa adalah

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

Lirik Lagu Ismail Marzuki Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Pop Art JURNAL

Lirik Lagu Ismail Marzuki Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Pop Art JURNAL Lirik Lagu Ismail Marzuki Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Pop Art JURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya sebelum muncul huruf, peradaban manusia lebih dulu mengenal herogliph (simbol) di dinding goa - goa. Bahkan bangsa Mesir pun yang dikenal sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG

LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Mahasiswa Ahmad Nursalim Nama Pembimbing Agung Hujatnika, M. Sn. Program Studi Sarjana Seni Rupa Studio Intermedia, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penemuan ide berkarya diawali ketika penulis teringat sewaktu masih kecil yang pernah diceritakan oleh ibu, tentang kisah sosok Puteri yang cantik dari negeri

Lebih terperinci

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT.

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT. Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT. Fenomena ~ Wayang adalah wahana untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi

Lebih terperinci

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: KOMSEP KARYA SENI Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: 19750525 200112 1002 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan Saat ini kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan definisi Folklore dari Wikipedia.org, (2012) cerita rakyat merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema mengenai parodi sebagai bentuk sindiran terhadap situasi zaman, banyak ditemukan sepanjang sejarah dunia seni, dalam hal ini khususnya seni lukis, contohnya Richard

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Nama Mahasiswa : Wingki Adhi Pratama Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci : distorsi, double parody, figure, teknologi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci : distorsi, double parody, figure, teknologi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Manusia yang hidup di era globalisasi tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi. Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi membawa dampak buruk terhadap penggunanya itu sendiri. Manusia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosial budaya, ekonomi, letak geografis, pola kegiatan keseharian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan 33 BAB III METODE PENCIPTAAN Setiap orang pasti mempunyai kegelisahan terhadap suatu persoalan yang ada didalam dirinya ataupun dilingkungan sekitar, sehingga menumbuhkan gagasan untuk keluar dari kegelisahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhiasan adalah salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam ritual masyarakat pramoderen Indonesia, sehingga meskipun hingga kini lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki tujuan, kebutuhan, dan keinginan yang beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup seseorang.

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di dapat dari seniman dengan karya instalasi, membaca biografi, cerita fiksi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI

TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI 328 Teknologi Gadget (Deny Wicaksono) TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI GADGET TECHNOLOGY AS THE INSPIRATION OF PAINTING CREATION IN THE FINAL ARTWORK ASSIGNMENT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Judul Perancangan UMK CREW (Buku Graffiti / dokumentasi)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Judul Perancangan UMK CREW (Buku Graffiti / dokumentasi) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan UMK CREW (Buku Graffiti / dokumentasi) 2.Latar Belakang Pemilihan Studi Buku adalah sekumpulan kertas bertulisan yang dijadikan satu. Kertaskertas

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga 漫画 adalah sebutan untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji di Jepang.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah di dalamnya. Kisah Ken Arok dan Ken Dedes adalah salah satunya. Kisah ini cukup populer dengan intrik-intrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM TAHUN 2012 SENI RUPA (KONS. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL) S1

STRUKTUR KURIKULUM TAHUN 2012 SENI RUPA (KONS. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL) S1 SENI RUPA (KONS. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL) S1 SEMESTER 1 22 SEMESTER 5 21 1 U0010010 Bahasa Inggris 2 42 U0010009 Bahasa Indonesia 2 2 B4004002 Sejarah SR Indonesia PraModern 2 43 B4004006 Estetika Barat

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. PERWUJUDAN KARYA Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus dipersiapkan beberapa hal. Poster film tentunya membutuhkan sebuah cerita

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERANCANGAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA EDUKASI TENTANG UNSUR BENTUK KARAKTERISTIK CANDI BOROBUDUR DAN CANDI PRAMBANAN PENCIPTAAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERANCANGAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA EDUKASI TENTANG UNSUR BENTUK KARAKTERISTIK CANDI BOROBUDUR DAN CANDI PRAMBANAN PENCIPTAAN JURNAL TUGAS AKHIR PERANCANGAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA EDUKASI TENTANG UNSUR BENTUK KARAKTERISTIK CANDI BOROBUDUR DAN CANDI PRAMBANAN PENCIPTAAN Gilang Aditya Murti NIM : 1012010024 PROGRAM STUDI S-1

Lebih terperinci

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Keberadaan fitur kamera dan kualitas kamera yang semakin baik pada ponsel memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk mengabadikan setiap momen atau kejadian

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkarya Tuhan, iman, agama, dan kepercayaan pada saat sekarang ini kembali menjadi satu hal yang penting dan menarik untuk diangkat dalam dunia seni rupa, dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA 3.1 Gagasan Karya Setelah melihat fenomena-fenomena pada bab sebelumnya, maka gagasan karya penulis ini muncul sebagai ungkapan mengkritisi fenomena-fenomena tersebut.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Analisis SWOT Strength : Minimnya Komik Edukatif yang bersifat Nasionalis untuk kalangan Remaja Weakness : Rendahnya minat belajar para Remaja Oportunities : Komik berfungsi

Lebih terperinci

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D. Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2

Lebih terperinci

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

V. PENUTUP. A. Kesimpulan V. PENUTUP A. Kesimpulan Menciptakan karya seni memerlukan banyaknya pertimbangan dari berbagai aspek, termasuk keseimbangan antara visualisasi karya yang didukung oleh pemahaman dari aneka referensi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap komunitas Harajuku Style Skoater Akademi, peneliti mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu pada kajian penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Photoshop Photoshop merupakan salah satu software yang paling banyak dipakai dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media

Lebih terperinci

Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material.

Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material. Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material. Pameran yang dilangsungkan di Galeri Hidayat kali ini menitik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN ELEMEN 1. Ikon Logo Ikon logo Candra Buana dibuat menggunakan gaya lettering yang meliuk-liuk agar mendapat kesan luwes dan tidak kaku, ketebalan pada hurufnya dibuat

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Istilah sadō atau chanoyu mengundang banyak pertanyaan seperti apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu secara harafiah yaitu air

Lebih terperinci

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal

Lebih terperinci

Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A)

Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A) Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A) Dikenal sebagai seniman perwakilan Indonesia di Venice Biennale 2013, Albert Yonathan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belakangan ini banyak sekali kejadian di masyarakat ramai membicarakan isu - isu yang terjadi, mulai dari isu teknologi, politik, intertainment, social, budaya dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar desain kemasan toko cemilan Abang None adalah dengan membuat packaging untuk produk makanan khas betawi cemilan Abang None yang terlanjur

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN 13 BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Dalam sebuah artikel dari http://sadidadalila.wordpress.com/ menjelaskan bahwa Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masyarakat, khususnya remaja atau pemuda, hanya mengenal cerita sejarah secara teori saja sehingga seringkali dianggap membosankan (http://edukasi. kompas.com/read/2010/07/09/05473188/jejak.sejarah.masih.membelenggu

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. Proses perancangan dan pembuatan karya ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak di antaranya:

BAB II METODOLOGI. Proses perancangan dan pembuatan karya ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak di antaranya: BAB II METODOLOGI A. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan Adapun yang menjadi tujuan perancangan buku pengetahuan bergambar Mengenal Tokoh & Karakter Wayang Purwa (Dewa) ini adalah: 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam. BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam. Berbagai macam kebudayaan daerah mempunyai cerita rakyat serta penokohan yang mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Pada dasarnya manusia punya dua sifat bahkan multi complex 1 baik sifat atau pemikirannya, walaupun pada dasarnya mampu bersosialisasi tapi cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 41 BAB III METODE PENCIPTAAN Hari ini perkembangan pengetahuan dan pemikiran umat manusia dipengaruhi oleh teknologi yang mampu mempengaruhi semua aspek, terutama terhadap perkembangan seni rupa saat ini.

Lebih terperinci

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia Anusapati SENI PATUNG DALAM WACANA SENI RUPA KONTEMPORER INDONESIA 1* Anusapati Patung dan aspek-aspek utamanya Di dalam ranah seni klasik/tradisi, pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Tato merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang layak untuk dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Perancangan Beberapa tujuan hasil perancangan dari sign system ini, yaitu memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi yang diberikan di

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 STRATEGI KREATIF 4.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi adalah sebuah perencanaan komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari publikasi buku pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV DATABASE KOMIK KOREA

BAB IV DATABASE KOMIK KOREA BAB IV DATABASE KOMIK KOREA 4.1 Keterlibatan Praktekan dalam Proyek Kreatif Praktikan menempati posisi sebagai illustrator dalam team Database PT Manhwa Kita Culture. Tugas yang sering di kerjakan oleh

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian BAB I A. Latar Belakang Penelitian Tingkat apresiasi masyarakat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti rutinitas dari kegiatan Seni Rupa ditengah masyarakat dan pendidikan Seni

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Objek Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet Survei lapangan: melalui wawancara dengan

Lebih terperinci

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet 1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin

Lebih terperinci